PERUBAHAN IKLIM & PERAN HUTAN Manual Komunitas
i
© Conservation International, Maret 2010 Dokumen ini hanya boleh direproduksi untuk keperluan pelatihan. Hubungi Conservation International untuk mendapatkan izin menggunakan kembali foto dan citra. Conservation International adalah sebuah organisasi nirlaba yang didirikan pada tahun 1987 dengan kantor program dan mitra berada pada lebih dari 30 negara. Misi CI: “Dengan membangun di atas landasan kokoh ilmu pengetahuan, kemitraan, dan aksi di lapangan, CI memberdayakan masyarakat untuk bertanggung jawab sehingga peduli terhadap alam, keanekaragaman hayati global , demi kesejahteraan manusia.” Pada tahun 2003, CI membentuk Indigeneous and Traditional Peoples Program guna memperkuat komitmen kami kepada masyarakat adat dan setempat serta mendukung peran penting mereka dalam mempertahankan ekosistem yang sehat. Untuk informasi lebih lanjut, hubungi: Susan Stone Senior Advisor, Indigenous and Traditional Peoples Program Conservation International 01-703-341-2713
[email protected] ISBN # 978-1-934-151-41-9 Foto sampul oleh John Martin, © John Martin/CI
Pendanaan publikasi ini berasal dari kemurahan hati the Richard and Rhoda Goldman Fund serta seorang donatur pribadi yang tidak ingin disebut namanya. Publikasi ini didanai sebagian oleh the Gordon and Betty Moore Foundation. Publikasi ini didanai sebagian melalui hibah dari the Norwegian Agency for Development Cooperation (NORAD).
Perubahan Iklim & Peran Hutan Manual Pelatih
Susan Stone Mario Chacón León Patricia Fredericks
Dokumen ini merupakan bagian dari satu paket alat yang dibuat untuk mendukung pengembangan pelatih lokal yang terampil mengenai dasar-dasar perubahan iklim dan REDD+. Komponen lainnya mencakup Manual Kursus Pelatihan untuk Pelatih dan Seperangkat Alat Pelatihan Perubahan Iklim & Peran Hutan. Tim penulis dan perancang memberikan sumbangan pada penyusunan produk ini, yang didukung oleh para pereview dan penyunting yang namanya disebutkan dalam ucapan terima kasih. Pengarang utama setiap komponen adalah: Perubahan Iklim & Peran Hutan Manual Komunitas
Susan Stone dan Mario Chacón León
Perubahan Iklim & Peran Hutan Manual Pelatih
Susan Stone, Mario Chacón León, Patricia Fredericks
Perubahan Iklim & Peran Hutan Kit Alat Pelatihan
Susan Stone, Mario Chacón León, Patricia Fredericks, Regina Harlig, Curtis Bernard
Desain grafik dan tata letak semua komponen dilakukan oleh Regina Harlig, yang juga menyumbangkan desain diagram dan gambar serta pengeditan produk secara menyeluruh. Ilustrasi-ilustrasi dalam produk dibuat oleh Olman Bolaños dan Luis Enrique Gutiérrez dari Parábolas, O.L., San José, Kosta Rika. Ilustrasi tambahan atas seizin CEDECO (Corporación Educativa para el Desarrollo Costarricense, Sociedad Civil). Anggota tim: Susan Stone adalah Penasihat Teknis Senior pada Indigeneous and Traditional Peoples Program di Conservation International. Susan memulai karirnya di CI pada tahun 2000 dengan bekerja di Guyana pada bidang pengembangan upaya konservasi, metodologi partisipatif bagi pemetaan penggunaan sumber daya masyarakat, dan integrasi pengetahuan tradisional; untuk membuat area terlindung. Sebagai bagian dari tim ITPP, Susan berfokus pada pelibatan masyarakat dan pengembangan alat dan kursus pelatihan untuk masyarakat setempat. Dia meraihgelar Master dalam bidang Pengelolaan Internasional dan Antarbudaya. Mario Chacón León berasal dari Kosta Rika dan memegang gelar Master dalam Pengelolaan Hutan Tropis dan Konservasi Keanekaragaman Hayati. Dia pernah bekerja sebagai staf peneliti pada CATIE (Pusat Penelitian dan Pendidikan Tinggi Pertanian Tropis) mengenai topik-topik yang terkait dengan hutan, agro-kehutanan, dan layanan ekosistem. Dari tahun 2008 hingga 2009, ia bergabung dengan Prakarsa Perubahan Iklim (the Climate Change Initiative) di Conservation International sebagai pengelola pelatihan. Mario saat ini menjadi konsultan yang bekerja dengan LSM lokal di Amerika Tengah dan Latin untuk pelatihan perubahan iklim dan pengelolaan area terlindung. Patricia Fredericks saat ini adalah Kepala Pusat Pembelajaran Pemuda di the Bina Hill Institute, Rupununi Utara, Region 9, Guyana. Sebelum ini, dia bekerja selama beberapa tahun sebagai Koordinator Pengembangan Kapasitas dan Kesadaran, Conservation International Guyana, dan belakangan sebagai Asisten Teknis di The Guyana Marine Turtle Conservation Society. Curtis Bernard menjadi staf CI Guyana pada tahun 2001 dan sekarang menjabat sebagai Manajer Teknis. Selama tahun-tahunnya bersama organisasi tersebut, Curtis telah menjadi salah satu pemimpin dalam bidang perencanaan dan pelaksanaan kerja CI Guyana yang terkait dengan kawasan konservasidan masyarakat adat. Dia memiliki latar belakang pendidikan biologi dan telah bekerja di bidang Sistem Informasi Geografi selama 14 tahun. Regina Harlig adalah perancang grafik dan mantan relawan Peace Corps yang bertugas di Guyana dari tahun 2008 hingga 2010. Dia menghabiskan sebagian waktunya untuk bekerja dengan CI Guyana. Regina memiliki gelar di bidang Studi Seni Grafika dan Kebijakan.
iv
Daftar Isi
Daftar Gambar Daftar Akronim Ucapan Terima Kasih Kata Pengantar Pendahuluan
vii viii ix x 1
Sesi 1. Memahami Dasar-Dasar Iklim dan Perubahan Iklim Bagian 1. Bagaimana Bumi Terbentuk? Bagian 2. Apakah Iklim dan Cuaca itu? Bagian 3. Apakah Perubahan Iklim itu dan Bagaimana Kita Mengetahui bahwa Perubahan Iklim Tengah Berlangsung? Bagian 4. Bagaimana Perubahan Iklim Memengaruhi Bumi dan Hidup Kita? Hal Penting untuk Diingat Istilah Utama untuk Diingat
4 4 5
Sesi 2. Memahami Penyebab Perubahan Iklim Bagian 1. Bagaimana Alam Mengendalikan Iklim? Bagian 2. Karbon, Karbon Dioksida, dan Daur Karbon Bagian 3. Bagaimana Kegiatan Manusia Membantu Menyebabkan Perubahan Iklim? Bagian 4. Mengapa Hutan Begitu Penting? Hal Penting untuk Diingat Istilah Utama untuk Diingat
13 13 15
Sesi 3. Kebijakan dan Aksi Perubahan Iklim: Bekerja untuk Memecahkan Masalah Perubahan Iklim Bagian 1. Kebijakan Perubahan Iklim: Apakah yang Dilakukan Dunia seputar Perubahan Iklim? Bagian 2. Aksi Penanggulangan: Bagaimana Kebijakan Internasional Dapat Membantu Mengurangi Perubahan Iklim? Bagian 3. Adaptasi Perubahan Iklim: Bagaimana Kita Dapat Menghadapi Perubahan Iklim? Hal Penting untuk Diingat Istilah Utama untuk Diingat
7 10 11 12
17 19 20 21 22 22 26 28 30 30
Sesi 4. Metode-Metode Baru dalam Mengelola dan Menilai Hutan agar Menguntungkan Iklim, Masyarakat, dan Keanekaragaman Hayati: Pembayaran untuk jasa lingkungan Bagian 1. Apakah Ekosistem dan jasa lingkungan itu? Bagian 2. Apakah Pembayaran untuk jasa lingkungan itu? Hal Penting untuk Diingat Istilah Utama untuk Diingat
32 32 34 37 37
Sesi 5. Cara Baru Menilai Peran Hutan untuk Menanggulangi Perubahan Iklim: REDD+ Bagian 1. Ikhtisar REDD+ Bagian 2. Bagaimana Cara Kerja REDD+? Bagian 3. Apakah kegiatan REDD+ yang sedang berlangsung ? Hal Penting untuk Diingat Istilah Utama untuk Diingat
38 38 40 47 49 49
Catatan Akhir, Rujukan, dan Sumber Daya Daftar kata
52 57
v
Daftar Gambar
Sesi 1 Gambar 1. Bagian-Bagian Utama Bumi Gambar 2. Komponen-Komponen Iklim Gambar 3. Suhu Rata-Rata Global Gambar 4. Tinggi Air Laut Rata-Rata Global Gambar 5. Tinggi Air Laut yang Naik Gambar 6. Dampak-Dampak Perubahan Iklim Sesi 2 Gambar 7. Efek Rumah Kaca Gambar 8. Pengaruh Manusia terhadap Efek Rumah Kaca Gambar 9. Daur Karbon Gambar 10. Daur Karbon Alami Gambar 11. Pengaruh Manusia terhadap Daur Karbon Gambar 12. Penyimpanan Karbon Gambar 13. Proses Industri dan Perubahan Penggunaan Lahan Menyebabkan Emisi CO2 dan Mengurangi Penyimpanan Karbon Gambar 14. Pentingnya Hutan bagi Perubahan Iklim
vi
4 6 8 9 9 10 14 14 16 17 17 18 18 19
Sesi 3 Gambar 15. Kerangka Waktu Penting Aksi di UNFCCC Gambar 16. Aksi Penanggulangan di Berbagai Segi Kehidupan Sehari-hari
24 27
Sesi 4 Gambar 17. Ekosistem Bersama Gambar 18. Kesepakatan PES Dasar Gambar 19. Kesepakatan PES antara Sebuah Kota dan Para Pemilik Hutan
33 35 36
Sesi 5 Gambar 20. Gambar 21. Gambar 22. Gambar 23. Gambar 24.
39 40 42 43 45
Kerangka Waktu untuk Pengembangan Gagasan REDD+ Penyimpanan Karbon Bagaimana Cara Kerja Kegiatan REDD+ Mengukur Jumlah Karbon dalam Hutan Contoh Transaksi Kredit Karbon
Daftar Istilah AOSIS
Alliance of Small Island States (Aliansi Negara-Negara Pulau Kecil)
CCBA
Carbon, Community and Biodiversity Alliance (Aliansi Karbon, Masyarakat, dan Keanekaragaman Hayati)
FCPF
Forest Carbon Partnership Facility (Fasilitas Kemitraan Karbon Hutan)
FPIC
Free, Prior, and Informed Consent (PADIATAPA-Persetujuan Awal, Dengan Informasi Awal Tanpa Paksaan)
GHG
Greenhouse Gas (Gas Rumah Kaca)
MRV
Measuring, Reporting and Verification (Pengukuran, Pelaporan, dan Verifikasi)
PES
Payment for Ecosystem Services (Pembayaran untuk jasa lingkungan)
RED
Reducing Emissions from Deforestation (Pengurangan Emisi dari Penggundulan Hutan)
REDD
Reducing Emissions from Deforestation and Degradation (Pengurangan Emisi dari Penggundulan dan Degradasi Hutan)
REDD+
Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation including Carbon Stock Enhancement (Pengurangan Emisi dari Penggundulan dan Degradasi Hutan yang mencakup Peningkatan Simpanan Karbon)
R-PP
Readiness Preparation Proposal (Proposal Penyusunan Kesiapan)
UNDRIP
United Nations Declaration on the Rights of Indigenous Peoples (Deklarasi PBB tentang Hak Masyarakat adat)
UNFCCC
United Nations Framework Convention on Climate Change (Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim)
UNPFII
United Nations Permanent Forum on Indigenous Issues (Forum Tetap PBB tentang Masalah adat)
UN-REDD
United Nations Collaborative Programme on Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation in Developing Countries (Program Kolaboratif PBB tentang Pengurangan Emisi dari Penggundulan dan Degradasi Hutan di Negara Berkembang)
vii
Ucapan Terima Kasih
Penulisan, pengujian, dan penyusunan dokumen ini merupakan hasil upaya kolaborasiantara Conservation International Guyana (CI-Guyana), the Indigenous and Traditional Peoples Program and the Climate Change Initiative pada Conservation Internasional (CI), serta the Iwokrama International Centre for Rain Forest Conservation and Development di Guyana. Selain tim penulis, beberapa orang memberikan sumbangan berharga yang menjadikan dokumen ini dan komponen pelatihan lainnya terwujud. Dr. David Singh dari CI-Guyana dan Vanessa Benn dari Iwokrama memberikan nasihat, umpan balik, dan komentar tentang isi. Olaf Zerbock dari The Climate Change Initiative CI bertugas sebagai penasihat teknis bagi tim, dan Hannah Campbell dari The indigenous and Traditional Peoples Program CI menjadi penasihat kebijakan perubahan iklim. Keduanya menyediakan masukan, komentar, dan ulasan. Yang terpenting, dokumen ini dan alat pelatihan lainnya telah mendorong adanya ulasan dan umpan balik oleh para peserta dalam sebuah lokakarya percontohan yang diadakan di the Bina Hill Institute, Annai, Guyana pada bulan November 2009, yang disponsori oleh Iwokrama sebagai bagian dari sebuah proyek untuk membangun kapasitas guna mendukung prakarsa pengurangan emisi dari penggundulan dan degradasi hutan (REDD+) di Guyana. Lokakarya itu menguji kandungan teknis manual dan Kursus Pelatihan untuk Pelatih yang terkait. Para peserta memberikan umpan balik, komentar, dan anjuran guna memperbaiki kursus dan manual. Bantuan peserta tak terkira nilainya dalam memperbaiki produk akhir sebagai alat untuk digunakan oleh masyarakat. Sumbangsih mereka kami terima dengan rasa syukur yang mendalam. Lokakarya tersebut melibatkan anggota masyarakat Kawasan 8 dan 9; wakil-wakil dewan distrik, organisasi pembela Amerindian, dan badan pemerintah; serta staf lapangan dari lembaga swadaya masyarakat. Nama dan afiliasi peserta tercantum di bawah ini: Kawasan 9 Anthony Shushu Patrick Gomes, Toshao–Maruranau Nicholas Fredericks Anthony Andries Rebecca Xavier Rochelle Dookram Michael Williams, Toshao–Annai
Konashen South Rupununi District Council South Central Rupununi District Council North Rupununi District Development Board - Annai North Rupununi District Development Board - Wowetta North Rupununi District Development Board - Aranaputa North Rupununi District Development Board - Annai
Kawasan 8 Norselyn Banfus Jansy Gomes Deoram Peters, Toshao Paul Samuel
Paramakatoi Kato Itabac Kurukubaru
Pembela Amerindian, Badan Pemerintah dan Lembaga Swadaya Masyarakat National Toshaos’ Council Hildebrand James, Toshao–Aishalton Guyana Organisation of Indigenous Peoples Colin Klautky Earl Thomas Amerindian Peoples’ Association The Amerindian Action Movement of Guyana Pamela English National Amerindian Development Foundation Rommel Simon Ministry of Amerindian Affairs Eishwar Sasenarine Guyana Forestry Commission Jermin Calistro Guyana Forestry Commission Christopher Persaud Iwokrama Samantha James Iwokrama Aisha Fraites CI-Guyana Vitus Antone CI-Guyana Nigel John Bina Hill Institute Ivor Marslow
viii
Kata Pengantar
Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki hutan tropika terluas ketiga. Sangat disayangkan Indonesia juga masuk kategori yang memiliki laju deforestasi yang tinggi, sehingga menjadi prioritas dunia untuk membantu dalam pengelolaan hutannya. Hutan sebagai gudang karbon dan gudang jasa harus dilestarikan. Sebagai gudang jasa, hutan di Indonesia memiliki potensi yang luar biasa karena tingginya keanekaragaman hayati, penyaring air bersih, penghambat erosi dan banjir, penyeimbang iklim dan sumber mata pencaharian penduduk di sekitarnya. Tidaklah mengherankan dunia berkeinginan membantu Indonesia mewujudkan tata pengelolaan hutan yang baik. Skema REDD+ merupakan salah satu kegiatan yang berpotensi untuk mewujudkan dua tujuan dunia sekaligus yaitu mengurangi emisi dan meningkatkan efektivitas pengelolaan hutan tropis. Banyak negara tropis menyambut positif karena selama ini melakukan perlindungan hutan merupakan beban bagi negara atau “cost center”, namun melalui skema ini negara berhutan tropis berpotensi menerima insentif yang dapat digunakan untuk mewujudkan pengelolaan hutan berkelanjutan dengan mempertimbangkan aspek ekologi, ekonomi dan sosialnya. Melaksanakan REDD+ memerlukan waktu persiapanyang tidak pendek. Prinsip yang diutamakan adalah transparansi dan safeguard terhadap keikutsertaan masyarakat adat dan masyarakat lokal, pemerintahan yang baik dan integritas lingkungan. Oleh karena itu prinsip tadi menjadi pertimbangan utama dunia sebagai indikator apakah pelaksanaan REDD+ itu berhasil. Indonesia juga merupakan gudang etnik dunia dengan lebih dari 500an suku, yang sering terpinggirkan jika hutan akan dikembangkan. Pemerintahan yang sarat birokrasi dan pengelolaan lingkungan yang carut marut menjadi tantangan terbesar sebelum melaksanakan skema ini. UNFCCC mensyaratkan adanya masa persiapan (Readiness Phase) sebelum mengimplementasikan REDD+. Salah satu komponen utama dalam persiapan adalah peningkatan kapasitas untuk menjamin partisipasi yang optimal semua pemangku kepentingan termasuk masyarakat adat. Conservation International di berbagai negara telah melakukan ujicoba persiapan REDD+ ini. Hasil pembelajaran itu dibukukan dan didisain untuk disampaikan kepada pemangku kepentingan dimana CI bekerja termasuk di Indonesia. Bahan pembelajaran termasuk “Manual”, poster dan kosakata penting disusun dengan cara yang sederhana dan mudah dipahami sebagai bahan utama serial pelatihan untuk masa mendatang. Banyaknya ilustrasi yang sederhana menjadi keunggulan utama dari dokumen ini untuk disampaikan ke semua tingkatan pemangku kepentingan. Dokumen ini memberikan inforamsi kepada kita tentang iklim, peran hutan, REDD+ dan proses negosiasi dunia dalam upaya menstabilisasi emisi Gas Rumah Kaca. Dokumen pembelajaran ini juga memuat tentang bagaimana melakukan pelatihan, sehingga merupakan dokemen untuk mekanisme “Build and Transfer”. Akhirnya, saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada CI atas upaya mereka dalam menciptakan alat untuk menyebarkan pembelajaran ini kepada khalayak umum. Saya meyakini upaya ini akan memberikan kontribusi besar terhadap upaya dunia mengurangi emisi Gas Rumah Kaca, khususnya di Indonesia. Jakarta, 17 Maret 2011 Jatna Supriatna Advisory Board member CI Indonesia dan Kepala Pusat Perubahan Iklim Universitas Indonesia
ix
x
Pendahuluan Sembari para pembuat kebijakan dan pemerintah terus melangkah maju dalam pengambilan tindakan untuk menghentikan perubahan iklim global dan melakukan penyesuaian terhadap perubahan yang sedang berlangsung, memberi tahu masyarakat setempat tentang masalah-masalah yang sedang dibahas secara global dan nasional merupakan hal yang sangat penting. Membangun landasan pengetahuan yang baik tentang penyebab perubahan iklim, bagaimana pemerintah dunia tengah bekerja untuk mencapai solusi, dan tindakan-tindakan yang diusulkan untuk mengurangi perubahan iklim dan dampaknya merupakan hal yang sangat penting bagi para pemangku kepentingan setempat. Dengan pengetahuan ini, penduduk pribumi dan masyarakat setempat, serta pemangku kepentingan setempat lainnya, akan memiliki alat dan informasi yang diperlukan untuk berperan serta secara penuh dan efektif dalam proses pengambilan keputusan yang terkait dengan perencanaan dan tindakan perubahan iklim, dengan membawa pengetahuan tradisional, pengalaman dan prioritas mereka sendiri ke dalam pembahasan tersebut. Menyampaikan informasi ke masyarakat setempat yang sering kali berada di daerah terpencil merupakan suatu tantangan. Organisasi setempat berada dalam posisi lebih baik untuk mengantarkan informasi dan pelatihan kepada masyarakat setempat, namun mereka juga membutuhkan alat yang tepat bagi khalayak masyarakat dan keterampilan dalam hal desain dan penyampaian pelatihan. Manual ini adalah bagian dari kolaborasi antara Conservation International dan mitra-mitra lokal. Sasarannya adalah membangun suatu sumber daya pelatih dan alat pelatihan lokal yang dapat membantu memperluas pembelajaran kepada masyarakat setempat, dengan membawa informasi utama yang disajikan dengan cara-cara yang mengena bagi masyarakat pembelajar. Pelatih lokal yang terampil dapat membantu menyampaikan informasi esensial tentang perubahan iklim dan REDD+ kepada masyarakat setempat secara lebih cepat dan lebih siap untuk kegiatan pelatihan lanjutan. Langkah pertama adalah kursus Pelatihan untuk Pelatih (ToT), di mana peserta mempelajari cara mengadakan, merancang, dan melaksanakan lokakarya pelatihan yang berhasil serta cara menyajikan informasi tentang dasar-dasar sains, kebijakan, dan tindakan perubahan iklim. Kemudian, para pelatih diberikan seperangkat alat dan bahan, yang mencakup manual peserta ini, untuk membantu mereka menyampaikan pelatihan kepada masyarakat setempat atau pemangku kepentingan setempat lainnya. Manual ini menyajikan informasi dasar tentang proses alami yang memengaruhi iklim; alasan penyebab perubahan iklim; sebagian dampak perubahan iklim yang sudah terjadi; dan cara pemerintahpemerintah dunia bekerja memecahkan masalah yang disebabkan oleh perubahan iklim di masa kini dan masa yang akan datang. Karena ekosistem dan hutan yang sehat sangat penting dalam membantu mempertahankan proses alami yang memengaruhi iklim, manual ini membahas bagaimana hutan, dan cara-cara penggunaan hutan, dapat berdampak pada perubahan iklim. Manual juga membahas bagaimana cara-cara baru dalam penilaian ekosistem hutan dapat mendukung konservasi dan penggunaan berkelanjutan yang oleh karenanya membantu negara-negara dan masyarakat dalam mengembangkan, mengurangi perubahan iklim, serta melakukan penyesuaian terhadap efek-efeknya. Akhirnya, disajikan informasi mengenai REDD+, suatu tindakan penting dalam mengurangi perubahan iklim yang saat ini tengah dibahas pada pertemuan iklim internasional dan diuji di banyak negara berhutan. Informasi ini disajikan pertama kali pada lokakarya Pelatihan untuk Pelatih percontohan di Guyana pada bulan November 2009 yang melakukan pengujian terhadap kursus dan bahan yang dirancang untuk mengajar anggota organisasi, badan dan masyarakat setempat menjadi pelatih komunitas. Lokakarya percontohan tersebut disponsori oleh the Iwokrama International Centre for Rain Forest Conservation and Development serta Conservation International Guyana. Staf program global Conservation International menyediakan kepakaran dalam bidang desain, penyampaian dan pengembangan bahan pelatihan. Kolaborasi ini mengikutsertakan para peserta lokakarya, di mana umpan balik dan peran serta mereka memungkinkan dilakukannya pengujian terhadap kursus dan bahan pada situasi kerja
1
sebenarnya dengan wawasan dari masyarakat, penduduk pribumi, organisasi setempat, dan badan pemerintah. Manual ini dimaksudkan untuk membantu memperluas penyampaian kursus pelatihan kepada masyarakat setempat, dan, bersama Kursus Pelatihan untuk Pelatih dan kit alat, akan menyediakan informasi yang diperlukan bagi penduduk pribumi, masyarakat setempat, serta badan dan organisasi setempat untuk berperan serta sepenuhnya dalam perencanaan dan tindakan perubahan iklim di negara dan masyarakat mereka masing-masing.
CI/John Martin
Sesi 1. Memahami Dasar-Dasar Iklim dan Perubahan Iklim
TUJUAN PEMBELAJARAN Di akhir sesi, peserta diharapkan mampu: • Menjelaskan konsep iklim dan cuaca • Memahami arti perubahan iklim dan penyebab iklim berubah
• Memahami alasan mengapa kita harus mempedulikan perubahan iklim • Menjelaskan tanda-tanda perubahan iklim • Menjelaskan dampak-dampak perubahan iklim
Bagian 1. Bagaimana bumi terbentuk? Bumi adalah planet dengan proses alami yang menyediakan lingkungan yang baik untuk kehidupan manusia, tumbuhan, dan binatang. Sebelum mempelajari iklim dan mengapa iklim berubah, penting bagi kita untuk meninjau beberapa informasi dasar tentang bumi dan proses alami yang memungkinkan adanya kehidupan di bumi.
Bagaimana bagian-bagian bumi bekerja bersama?
Bumi adalah planet yang dibentuk oleh batuan, mineral, tanah, air, gas, dan organisme hidup. Tiga bagian utama bumi adalah bagian dalam atau inti, permukaan bumi, dan atmosfer atau area di atas permukaan bumi. Bagian-bagian bumi semuanya tersusun dari berbagai bahan: • Bagian dalam atau inti bumi sebagian besar tersusun dari batuan dan bahan padat atau tebal lainnya. • Permukaan bumi sebagian besar merupakan air. Samudra, danau, dan sungai meliputi 70% dari permukaan bumi—hampir tiga perempat. Sisanya adalah daratan—sekitar 30% atau sedikit lebih dari seperempatnya. Lebih dari 10% total daratan di bumi tertutup secara permanen oleh es.1
4
• Atmosfer atau udara tersusun dari gas tidak terlihat seperti nitrogen; oksigen, yang dihirup manusia, tumbuhan, dan binatang; karbon dioksida, yang diserap tumbuhan dan pohon sebagai bagian dari proses tumbuh; dan gas-gas lainnya. Atmosfer dimulai dari permukaan bumi sampai ke angkasa luar dengan banyak lapisan. Sebagian besar proses yang memengaruhi iklim bumi terjadi di lapisan atmosfer terendah, yang dimulai pada permukaan bumi sampai sekitar 10 mil atau 16 kilometer ke ruang angkasa. Lapisan atmosfer ini mengandung udara yang kita hirup. Cara bumi tersusun dan cara berbagai macam bagiannya bekerja bersama menjadikan adanya kehidupan di bumi. Kondisi di atmosfer memengaruhi permukaan bumi dan daratan sedangkan air bumi memengaruhi atmosfer. Proses alami seperti fotosintesis—saat tanaman menyerap cahaya dan panas dari matahari serta karbon dioksida dari udara, dan melepaskan oksigen—membuat tanaman tumbuh dan menjaga udara kita tetap bersih. Iklim bumi adalah hasil dari proses alami yaitu—bagaimana daratan, air, dan udara bekerja bersama.
Bagian 2. Apakah Iklim dan Cuaca itu?
Iklim kita menghasilkan suhu dan curah hujan yang memungkinkan tumbuhan, binatang, dan manusia dapat hidup. Tanpa suhu dan curah hujan yang tepat, tumbuh-tumbuhan dan pohon tidak dapat tumbuh, binatang tidak akan memiliki makanan untuk dimakan, dan manusia tidak dapat bertahan hidup.
Cuaca berbicara tentang suhu, curah hujan, atau badai di tempat tertentu pada hari tertentu atau selama masa yang sangat singkat, seperti satu musim. Saat seseorang mengatakan “banyak hujan hari ini,” atau “musim ini sangat sering hujan,” ia membicarakan cuaca. Cuaca mengukur kondisi suhu, curah hujan, angin, dan awan yang berlangsung hari itu atau musim itu. Badai terjadi saat kondisi cuaca ekstrem, seperti hujan lebat dan angin kencang. Iklim digambarkan sebagai “cuaca rata-rata” atau kondisi cuaca yang terjadi selama periode waktu yang panjang. Saat seseorang mengatakan, “dalam setahun di sini selalu hujan selama enam bulan” atau “tidak pernah turun salju di sini”, dia membicarakan iklim. Saat iklim diukur, yang dipertimbangkan adalah suhu rata-rata, curah hujan atau curah salju rata-rata, dan seberapa sering badai terjadi di suatu area atau selama periode waktu yang panjang—beberapa dasawarsa atau bahkan abad. Iklim adalah proses alami yang sangat rumit dan mencakup interaksi antara udara, air, dan permukaan daratan. Cara udara bergerak melalui atmosfer dan cara air bergerak melalui samudra juga dapat memengaruhi suhu dan curah hujan.
Iklim dan cuaca keduanya mengukur: Suhu (Panas atau Dingin)
Curahan (Hujan atau Salju)
Parábolas O.L.
Iklim berbicara tentang kondisi-kondisi ini selama masa yang panjang—beberapa tahun.
Angin dan Awan
5
Gambar di bawah menunjukkan bagaimana komponen-komponen iklim saling mempengaruhi:
Energi Surya
Angin Curahan Penguapan
Letusan Gunung Berapi
Parábolas O.L.
Arus Samudra
Gambar 2. Komponen-Komponen Iklim Sebagian proses yang memengaruhi iklim, seperti letusan gunung berapi dan perubahan dalam jumlah energi matahari yang memasuki bumi merupakan proses alami. Pengaruh lainnya disebabkan oleh kegiatan manusia. Proses alami utama yang memengaruhi iklim adalah:
Energi Matahari
Iklim dapat berubah jika ada perubahan dalam jumlah energi surya yang sampai ke bumi. Hal ini dapat membuat bumi terasa lebih hangat atau lebih dingin.
Gas di Atmosfer
Sebagian gas berpengaruh kuat terhadap iklim. Gas-gas ini menangkap panas di atmosfer bumi. Walaupun menjadi bagian utama atmosfer, jumlah gas-gas ini mengalami kenaikan selama 150 tahun terakhir. Kenaikan jumlah gas-gas di atmosfer inilah yang paling bertanggung jawab atas pemanasan global dan perubahan iklim. Kegiatan manusia bertanggung jawab atas sebagian besar kenaikan jumlah gas ini. Baik proses alami maupun kegiatan manusia yang memengaruhi perubahan iklim dibahas pada sesi berikutnya.
Arus Laut
Air laut selalu bergerak. Pergerakan ini disebut dengan arus laut. Angin menggerakkan air di atas permukaan laut dengan pola teratur. Air juga bergerak naik dari bagian lautan yang lebih dingin dan dalam ke permukaan yang lebih hangat. Pergerakan air laut juga menghantarkan panas ke seluruh dunia sehingga arus laut berdampak besar pada perubahan iklim.
6
Saat pergerakan normal air laut terganggu, curah hujan atau kemarau ekstrem dapat terjadi. El Niño adalah sebuah contoh dampak perubahan cara pergerakan air laut.
El Niño dan La Niña adalah nama-nama yang diberikan kepada perubahan sementara dalam gerakan angin di atmosfer dan pergerakan air samudra. Sekitar setiap 3 hingga 7 tahun, angin di atas Samudra Pasifik tropis melemah. Ini memengaruhi gerakan air samudra dan berakibat pada air yang lebih hangat di Samudra Pasifik bagian timur. Pada La Niña, kebalikannya yang terjadi—angin di atas Samudera Pasifik tropis menguat, membawa air yang lebih dingin ke Samudra Pasifik bagian timur. Perubahan-perubahan ini dapat memengaruhi cuaca di seluruh dunia, termasuk kenaikan curah hujan atau kemarau ekstrem, yang pada akhirnya memengaruhi produksi pangan. Efek-efek ini dapat berlangsung selama setahun. El Niño dan La Niña tidak disebabkan oleh perubahan iklim, namun saat terjadi melakukan penyesuaian terhadap dampak perubahan iklim yang sedang berlangsung akan semakin sulit. Proses-proses lainnya yang memengaruhi iklim adalah:
Letusan Gunung Berapi
Saat meletus, gunung berapi melepaskan partikel-partikel kecil ke dalam atmosfer. Partikel-partikel ini sampai ke bagian atas atmosfer dan dapat memengaruhi suhu bumi—biasanya selama satu atau dua tahun.
Salju dan Es
Karena warna cerahnya, salju dan es berkemampuan memantulkan energi surya kembali keluar atmosfer. Saat salju dan es meleleh karena iklim bumi menghangat, makin sedikit energi yang dipantulkan dan ini menyebabkan pemanasan lebih tinggi.
Bagian 3. Apakah Perubahan Iklim itu dan bagaimanakah kita mengetahui bahwa perubahan iklim sedang berlangsung? Perubahan iklim adalah perubahan pola cuaca normal di seluruh dunia selama periode waktu yang panjang, biasanya berpuluh-puluh tahun atau lebih lama.
Suhu rata-rata bumi secara perlahan mengalami peningkatan selama 100 tahun terakhir. Istilah ‘pemanasan global’ sering digunakan saat membahas perubahan iklim. Hal itu berarti bahwa suhu rata-rata atmosfer bumi semakin tinggi. Ingatlah bahwa dengan ‘rata-rata’ berarti para ilmuwan melihat pada perubahan suhu di seluruh permukaan planet. Di sebagian tempat, suhu makin hangat, sedangkan di tempat lainnya mungkin suhu sebenarnya makin dingin, namun secara keseluruhan, bumi semakin hangat. Penting untuk diingat bahwa perubahan iklim tidak berlangsung dengan cara yang sama di setiap tempat. Kita mengetahui bahwa iklim tengah berubah karena ilmuwan mengamati dan mengukur perubahan dalam pola cuaca dan orang-orang di seluruh dunia merasakan perubahan ini. Perubahan juga berlangsung lebih cepat dari masa lalu. Tanda-tanda utama perubahan iklim global adalah:
7
Meningkatnya suhu global
14.6 14.4 14.2 14.0 13.8 13.6
13.4 • Telah terjadi perubahan curah hujan di seluruh dunia akibat peruba13.2 1865 1885 1905 1925 1945 1965 1985 2005 han suhu permukaan samudra dan Tahun area daratan. Tabel ini dimaksudkan untuk memberi gambaran—suhu telah dirangkum • Secara global, daerah-daerah yang guna menyederhanakan grafik. mengalami kemarau atau masa cuaca teramat kering, telah mengalami kenaikan sejak tahun 1970-an.3 • Sementara sebagian kawasan mengalami lebih sedikit curah hujan dan kemarau lebih lama dan sering sedangkan kawasan dunia lainnya mengalami curah hujan dengan tingkat yang jauh lebih tinggi. • Di banyak tempat, musim atau waktu hujan turun dalam setahun berubah-ubah. Hujan turun di waktu yang berbeda dan masa yang lebih pendek atau lebih panjang daripada di masa lalu.
Data grafik: IPCC 2007/Foto: Mario Chacón León
Perubahan curah hujan
Gambar 3. Suhu Rata-Rata Global Taksiran Aktual Suhu Rata-Rata Global (°C)
• Pemanasan global—suhu global rata-rata telah mengalami kenaikan secara tetap selama 100 tahun terakhir—sekitar 0,74 derajat Celsius (1,3 derajat Fahrenheit).2 • Kenaikan suhu terjadi di semua kawasan di seluruh dunia.
Tutupan Salju dan Mencairnya Lapisan Es di Kutub
• Di kutub bumi, yang berada di bagian paling selatan dan paling utara dunia, iklimnya sangat dingin. Terdapat es yang menutupi permukaan bumi dan beberapa menutupi laut . Area es ini disebut dengan gletser. Akibat pemanasan global makin banyak gletser yang mencair. • Gletser juga ditemukan di pegunungan yang sangat tinggi. Banyak gletser pegunungan yang juga mencair karena suhu yang lebih hangat.
Gunung Kilimanjaro
2000
Tanzania, Afrika
Year
Es gletser pegunungan di Gunung Kilimanjaro ini hampir lenyap. Gletser ini berusia lebih dari 12.000 tahun, namun menurut para ilmuwan dapat hilang pada tahun 2020.4
Kejadian Cuaca Tidak Biasa atau Ekstrem Berlangsung Lebih Sering
• Selama 50 tahun terakhir, siang dan malam yang sangat panas berlangsung makin sering sedangkan siang dan malam yang sangat dingin makin jarang terjadi. • Periode suhu tinggi (gelombang panas) menjadi lebih lama dan lebih panas pada sebagian besar area daratan. • Badai besar dengan angin dan hujan lebat lebih sering terjadi dan menyebabkan lebih banyak kerusakan. 8
NASA/courtesy of nasaimages.org
1993
+20 • Tinggi permukaan lautan disebut dengan ‘tinggi air laut.’ • Dalam 100 tahun terakhir, tinggi +10 air laut global rata-rata telah naik sekitar 15 sentimeter atau 6 inci. • Tinggi permukaan air laut naik, 0 karena semakin hangatnya suhu lautan menyebabkan lautan meluas dan karena kenaikan suhu di -10 atmosfer menyebabkan es di pe1885 1905 1925 1945 1965 1985 2005 gunungan dan di kutub utara dan Tahun selatan mencair. Hal ini menyebabTabel ini dimaksudkan untuk memberi gambaran—suhu telah dirangkum kan semakin banyak air yang diguna menyederhanakan grafik. tambahkan ke lautan dan menyebabkan tinggi permukaan air laut meningkat. • Naiknya tinggi air laut mengancam masyarakat di daerah pantai dan sebagian negara kepulauan yang menyebabkan banjir dan mengikis lahan pantai. • Tinggi air laut yang meningkat juga menyebabkan air asin masuk ke sungai—memengaruhi kualitas pasokan air.
Data grafik: IPCC 2007/Foto: Mario Chacón León
Gambar 5. Tinggi Air Laut yang Naik Taksiran Aktual Tinggi Air Laut Rata-Rata Global (Cm)
Perubahan Tinggi Permukaan Air Laut Dunia
Parábolas O.L.
Gambar 5. Tinggi Air Laut yang Naik
Parábolas O.L.
Ilustrasi tinggi air laut normal
Gletser yang mencair dan suhu air yang lebih hangat menyebabkan tinggi air laut naik.
9
Bagian 4. Bagaimana perubahan iklim memengaruhi bumi dan hidup kita?
i Hayat n a gam a r a ek n a 07 20 CO DE
07
.
20
la s O.L
CE
DE
CO
Paráb o
Per sed iaa nA ir
CE
Hut an da nK e
Perubahan iklim berarti bahwa daratan, hutan, sumber daya air, perilaku binatang, produksi hasil panen, dan hal lainnya di bumi akan berubah. Cara kita menanam tanaman pangan, jenis tumbuhan yang dapat hidup di berbagai area yang berbeda, pola curah hujan serta cuaca panas dan dingin semuanya akan terus berubah jika kita tidak menghentikan proses pemanasan global dan perubahan iklim. Manusia, tumbuhan, dan binatang tidak akan mampu bertahan di daerah yang terlalu panas atau di tempat yang kebanjiran akibat naiknya tinggi air laut. Jika ingin bertahan hidup di bumi ini di masa mendatang, kita harus menghentikan kegiatan yang menyebabkan perubahan iklim dan belajar melakukan penyesuaian dengan cara-cara baru dalam melakukan sesuatu.
anan
n M ak Pe
gu
Parábola s
b an
rse
O.L .
Pe m
diaa
P e ke r j a a n d a n
PERUBAHAN IKLIM MEMPENGARUHI SEMUA BAGIAN KEHIDUPAN
na n
CED
EC O
20 0 7
Kesehatan Gambar 6. Dampak-Dampak Perubahan Iklim
10
HAL-HAL PENTING:
• Bumi adalah planet yang dibentuk oleh batuan, mineral, tanah, air, gas, dan organisme hidup. • Iklim adalah proses rumit yang ditentukan dari cara matahari, atmosfer, daratan, air, dan angin bekerja bersama. • Kegiatan manusia juga dapat memengaruhi iklim. • Perubahan iklim adalah perubahan pola cuaca normal di seluruh dunia selama masa yang panjang. Suhu rata-rata bumi menjadi lebih hangat. • Iklim berubah lebih cepat dari masa lalu. Perubahan iklim tidak berlangsung dengan cara yang sama di setiap tempat. • Ilmuwan sedang mengamati dan mengukur perubahan iklim dan saat ini orangorang sedang mengalami efek perubahan iklim . • Perubahan iklim memengaruhi semua bagian kehidupan.
11
ISTILAH-ISTILAH UTAMA:
Atmosfer: campuran gas yang menyelimuti bumi—atmosfer dimulai dari permukaan bumi sampai ke angkasa luar dengan banyak lapisan. Sebagian besar proses yang memengaruhi hidup di bumi terjadi di lapisan atmosfer terendah—yang terdekat dengan permukaan bumi
Arus laut: gerakan air permukaan laut. Air utamanya digerakkan oleh angin dengan pola teratur yang biasanya tetap sama.
Gletser: Lapisan es pada daratan atau pegunungan di tempat yang sangat dingin. Kadang-kadang gletser meluas ke samudra.
Cuaca: suhu, curah hujan, atau badai di tempat tertentu pada hari tertentu atau selama periode yang sangat singkat, misalnya satu musim
Fotosintesis: proses alami saat tanaman menyerap cahaya dan panas dari matahari serta karbon dioksida dari udara, dan melepaskan oksigen untuk Iklim: digambarkan sebagai “cuaca ra- membuat tanaman tumbuh dan menta-rata” atau kondisi cuaca yang terjadi jaga udara kita tetap bersih. selama periode waktu yang panjang Curahan: hujan, salju, atau butiran (es) Perubahan iklim: perubahan pola yang terbentuk dari kelembaban di atcuaca normal di seluruh dunia selama mosfer dan jatuh ke tanah periode waktu yang panjang Tinggi air laut: tinggi permukaan samuKutub bumi: area di bagian terjauh dra di utara dan selatan bumi. Daerah ini Letusan gunung berapi: gunung berapi juga disebut ‘kawasan kutub’. adalah gunung yang terbentuk di celahPenguapan: proses yang di dalam- celah permukaan bumi oleh batuan cair nya air dipanaskan dan berubah dari yang naik ke permukaan, mengalir kecairan menjadi gas. Matahari me- luar, dan mengeras. Saat gunung berapi manaskan air di danau, sungai, atau meletus, batuan cair yang disebut denlautan,mengubahnya menjadi gas yang gan lava, mengalir keluar gunung bersadisebut dengan uap air. ma abu dan gas yang naik ke atmosfer.
Pemanasan global: kenaikan suhu rata-rata atmosfer bumi
CI/Russ Mittermeier
Sesi 2. MEMAHAMI PENYEBAB PERUBAHAN IKLIM
TUJUAN PEMBELAJARAN Di akhir sesi, peserta diharapkan mampu: • Memahami dan menjelaskan efek gas rumah kaca dan mengenali gas rumah kaca utama • Menjelaskan peran kegiatan manusia yang menyebabkan perubahan iklim
• Memahami daur karbon • Memahami bagaimana cara pemanafaatan daratan dan hutan kita dapat berdampak terhadap perubahan iklim
Session 2
Bagian 1. Bagaimanakah alam mengendalikan iklim?
Sebagian besar meningkatnya suhu rata-rata global disebabkan oleh kenaikan gas tertentu di atmosfer. Atmosfer tersusun dari beraneka macam gas yang terjadi secara alami. Gas juga dihasilkan oleh kegiatan manusia. Jika beberapa gas yang dihasilkan berlebihan, dapat menyebabkan perubahan dalam proses alami yang pada akhirnya menyebabkan perubahan iklim. Untuk lebih memahami penyebab perubahan iklim, mengetahui sesuatu tentang gas di atmosfer dan memahami proses alami yang bekerja untuk menjaga suhu bumi pada tingkat yang tepat menjadi penting. Gas-gas yang membantu mengatur suhu bumi disebut dengan ‘Gas Rumah Kaca’.
Apakah itu Efek Rumah Kaca? Istilah ‘rumah kaca’ berasal dari sejenis bangunan berdinding dan atap kaca jernih atau plastik. Bangunan ini membiarkan cahaya dan panas dari matahari dan menjebaknya di dalam bangunan, dan memungkinkan tanaman untuk tumbuh di dalamnya selama cuaca dingin. Atmosfer bumi berfungsi seperti rumah kaca—menjebak cahaya dan kehangatan dari matahari. Itulah sebabnya mengapa proses pemanasan bumi disebut dengan ‘Efek Rumah Kaca.’
13
Parábolas O.L.
Gambar 7. Efek Rumah Kaca Gas rumah kaca yang menyusun atmosfer memiliki kemampuan menahan energi surya (kehangatan dari matahari) dan menjaga bumi cukup hangat yang memungkinkan kehidupan.
Hal ini sejalan dengan cara kerja selimut saat Anda menggunakannya agar tetap hangat di malam hari. Saat Anda di tempat tidur dan merasa dingin, Anda menutup tubuh dengan selimut. Selimut menahan kehangatan tubuh Anda dan men- Gambar 8. Dampak Manusia terhadap Efek Rumah Kaca jaga udara di sekeliling Anda Namun, saat jumlah gas-gas ini lebih tinggi di atmosfer, atmosfer metetap hangat, sehingga tubuh nahan lebih banyak energi surya sehingga bumi semakin hangat. Anda tetap hangat. Dengan satu selimut, hanya sebagian kehangatan yang tetap bersama Anda, dan sebagian udara hangat terlepas. Jika Anda masih merasa dingin, Anda dapat menambah selimut. Namun, jika menambah terlalu banyak, Anda akan merasa kepanasan karena semua udara hangat terjebak dan tubuh Anda akan semakin hangat. Hal inilah yang sedang berlangsung di bumi saat ini. Karena makin banyak gas yang berada di atmosfer, gas ini bertindak seperti selimut dan menahan panas terlalu banyak di bumi. Hal ini membuat bumi makin hangat.
14
Parábolas O.L.
Efek rumah kaca adalah proses alami bagaimana atmosfer menjaga agar bumi tetap hangat. Atmosfer dibentuk dari lapisan gas tak terlihat. Tanpa gas-gas itu di atmosfer untuk menahan kehangatan matahari, bumi akan menjadi planet beku dan tidak ada kehidupan yang dapat bertahan. Efek rumah kaca adalah sebuah proses alami. Baik gas rumah kaca maupun efek rumah kaca baik untuk bumi. Gas rumah kaca yang dimiliki dalam jumlah yang tepat memungkinkan bumi berada pada suhu yang tepat untuk mendukung kehidupan. Namun, saat kegiatan manusia mengganggu proses alami ini dengan menambahkan gas rumah kaca yang berlebihan ke atmosfer akan menyebabkan lebih banyak panas yang terjebak dan bumi menjadi makin hangat.
Apakah itu Gas Rumah Kaca?
Sebagian gas di atmosfer mampu mengambil atau menyerap panas dari matahari dan bumi serta menjaganya di bagian atmosfer rendah yang terdekat dengan bumi. Ada banyak gas rumah kaca di atmosfer. Sebagian yang penting mencakup: 1. Metana (CH4): Gas ini berasal dari kotoran binatang dan tanah rawa, serta kegiatan manusia seperti bercocok tanam padi 2. Nitrogen oksida (N2O): gas ini berasal dari pupuk dan juga dari tanaman yang terbakar Namun, gas rumah kaca yang terpenting adalah karbon dioksida (CO2). Gas ini dihasilkan saat zat karbon bergabung dengan oksigen di udara. Kenaikan CO2 di atmosfer adalah penyebab terbesar perubahan iklim, sehingga penting bagi kita untuk lebih memahami bagaimana CO2 terbentuk dari karbon; caranya bersenyawa di alam; dan bagaimana kegiatan manusia mempengaruhi proses alami ini.
APAKAH ITU CO2?
CO2 adalah hasil penggabungan karbon (C) dengan oksigen (O). Penggabungan itu mengambil 1 bagian karbon dan 2 bagian oksigen untuk membentuk gas CO2.
C merah merujuk ke karbon yang tersimpan dalam pohon, tumbuhan, binatang, dan bahan bakar. Lambang ini merujuk kepada gas karbon dioksida. Panah merah mewakili CO2 yang dilepaskan. Panah hijau mewakili CO2 yang diserap, dan karbon yang disimpan. Kaca pembesar menunjukkan karbon yang tersimpan.
Bagian 2. Karbon, Karbon Dioksida, dan Daur Karbon
Karbon adalah salah satu unsur terbesar di alam semesta. Karbon ada di udara, di air, di tanah, di hutan, dan bahkan dalam diri manusia. Karbon ada di semua mahluk di bumi. Semua kehidupan di bumi memerlukan karbon untuk tumbuh dan bertahan hidup. Namun, karbon terdapat pula pada benda mati seperti batu, gas, atau bahan bakar fosil.
Benda mati, seperti batu dan mineral
Benda hidup, seperti binatang, tumbuhan, dan bahkan manusia
©Conservation International/ foto dengan John Martin
© Robin Moore
Karbon ditemukan di dalam:
15
Karbon dioksida berasal dari perubahan zat karbon menjadi gas. Misalnya, saat pohon dibakar, karbon di dalam pohon bergabung dengan oksigen di udara saat terbakar dan menjadi gas yang disebut dengan karbon dioksida atau CO2 (Anda dapat melihat asap yang membawa CO2 ke udara) atau saat bensin dibakar untuk menjalankan mesin kendaraan atau kapal, karbon di dalam bensin bergabung dengan oksigen di udara dan menjadi gas CO2 (Anda dapat melihat gas buang yang keluar dari mesin yang membawa CO2 ke udara). • CO2 sangat penting dalam proses alami fotosintesis di bumi—yang menyediakan karbon yang diperlukan bagi tanaman untuk tumbuh dan oksigen bagi udara. • CO2 dihasilkan secara alami saat tumbuhan atau binatang mati dan membusuk, dan juga dihasilkan dari kegiatan manusia seperti membakar kayu dan menjalankan kendaraan. • CO2 yang dihasilkan oleh kegiatan manusia merupakan penyebab utama perubahan iklim.
Apakah itu Daur Karbon?
Karbon selalu dapat ditemukan dengan tiga cara. Karbon itu dapat: 1. diserap dari udara sebagai bagian dari karbon dioksida oleh tumbuhan dan pohon, lalu digunakan sebagai energi dan makanan untuk pertumbuhan; 2. dilepaskan kembali ke udara sebagai bagian dari CO2 oleh tumbuhan, pohon, binatang dan manusia melalui pernapasan; 3. disimpan di dalam batang pohon, badan binatang, tubuh manusia, serta batuan dan benda-benda mati lainnya. Jenis area yang berbeda menyebabkan jumlah penyimpanan karbon berbeda pula. Hutan yang memiliki banyak pohon dapat menyimpan karbon dalam jumlah besar, sedangkan padang rumput atau pertanian menyimpan karbon lebih sedikit.
Gerakan karbon keluarmasuk atmosfer dinamakan arus karbon. arus karbon arus karbon
Gambar 9. Daur Karbon
Parábolas O.L.
Tempat-tempat karbon disimpan dinamakan Penampung karbon.
Proses alami karbon yang bergerak atau mengalir di antara berbagai tempat yang berbeda di mana karbon tersebut digunakan dan disimpan (tampungan) dinamakan daur karbon. 16
Bagaimana cara kerja Daur Karbon?
Bagian 3. Bagaimanakah kegiatan manusia menyebabkan perubahan iklim?
Gambar 10. Daur Karbon Alami Karbon mengalir keluar-masuk atmosfer melalui proses alami dan tersimpan dalam penampungan.
Parábolas O.L.
Tumbuhan menggunakan energi surya dari matahari, air, zat hara dan karbon untuk tumbuh. Saat ditanam, pohon mengambil karbon dari udara agar daun, akar, batang, bunga, dan buahnya dapat tumbuh. Tumbuhan dan pohon menyimpan karbon dan mengembalikan CO2 dan oksigen ke udara melalui respirasi (seperti pernapasan). Saat tumbuhan dan binatang mati, karbon yang disimpan dalam tubuhnya dikembalikan ke tanah dan udara. Jadi, karbon terus-menerus bergerak atau mengalir di dalam daur karbon dengan berbagai cara.
Parábolas O.L.
Karbon terus-menerus diserap dari karbon dioksida di udara, disimpan dalam pohon, tumbuhan atau mahluk hidup lainnya, kemudian digunakan dan dilepaskan kembali sebagai karbon dioksida ke atmosfer di mana ia menjadi bagian dari efek gas rumah kaca.
Gambar 11. Dampak Manusia terhadap Daur Karbon
Alasan utama iklim berubah Kegiatan manusia dapat menghasilkan CO2 lebih banyak di atmosfer adalah bahwa kegiatan ma(industri dan pembakaran) dan juga dapat mengurangi jumlah CO2 nusia mengganggu proses yang diserap dari udara dan disimpan (penanaman pohon ). Ha ini dan siklus bumi yang mendapat mengganggu proses daur karbon alami. gontrol iklim bumi, seperti efek rumah kaca dan daur karbon. Semakin banyak emisi CO2 dari kegiatan manusia yang mengubah keseimbangan proses alami bumi—menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim. Hampir setiap kegiatan kita melepaskan sebagian CO2 ke udara, namun sebagian kegiatan melepaskannya dalam jumlah yang besar, seperti menggunakan bahan bakar fosil melalui industri,
17
penggunaan kendaraan, serta penggundulan dan kebakaran hutan: Membakar bahan bakar fosil (minyak bumi, gas alam) Kendaraan dan industri, seperti pertambangan atau manufaktur, menggunakan bahan bakar fosil. Tenaga listrik sering dihasilkan dengan membakar bahan bakar fosil seperti batubara atau gas alam. Bahan-bahan bakar ini mengandung jumlah karbon yang tinggi. Saat mobil atau mesin menggunakan bensin atau solar, karbon dalam bahan bakar berubah menjadi karbon dioksida yang dilepaskan ke atmosfer.
Bahan bakar fosil adalah istilah untuk bahan bakar yang terbentuk di dalam bumi selama waktu yang panjang dari tumbuhan dan organisme lainnya yang membusuk. Contohnya adalah minyak, batubara, dan gas alam.
Area with trees, high carbon content reservoir
Area with no trees, low carbon content reservoir
Menebang atau membakar pohon untuk mengubah hutan menjadi padang rumput atau lahan pertanian atau untuk produksi kayu komersial dapat melepaskan karbon dioksida ke atmosfer.
Perubahan Pemanfaatan Lahan
Mario Chacón León
Penggundulan dan kebakaran hutan
Gambar 12. Penyimpanan Karbon Jenis area yang berbeda menyimpan karbon dalam jumlah yang berbeda pula. Hutan dengan banyak pohon menyimpan karbon dalam jumlah besar. Padang rumput atau pertanian menyimpan karbon lebih sedikit.
Perubahan pemanfaatan lahan juga memengaruhi daur karbon dengan cara lain. Saat hutan ditebang untuk kayu komersial, pertanian, atau penggembalaan ternak, jumlah hutan yang tersedia untuk menarik CO2 keluar dari udara berkurang sehingga lebih banyak CO2 berada di atmosfer. Konversi ekosistem alami menjadi area untuk kegiatan manusia (pertanian, padang gembala, lahan bangunan dan seterusnya) biasanya menyebabkan perubahan dari area penyimpanan karbon tinggi (sering kali hutan atau lahan berpohon) menjadi penyimpanan karbon lebih rendah (seperti padang rumput).
Gambar 13. Proses Industri dan Perubahan Penggunaan Lahan Menyebabkan Emisi CO2 dan Mengurangi Penyimpanan Karbon
18
CI/John Martin
©CI/Russ Mittermeier
Greenpeace/Daniel Beltra
Perubahan Pemanfaatan Lahan Kebakaran Penggundulan Pertambangan Hutan Peter Van den Bossche via Wikipedia Commons
Mario Chacón León
Proses Industri Membakar Bahan Bakar (Minyak Bumi, Bensin)
Mengurangi jumlah bahan bakar fosil yang digunakan dalam industri dan kendaraan serta menghentikan penggundulan akan mengurangi jumlah karbon yang dilepaskan ke atmosfer. Menanam pohon atau menghutankan kembali area yang telah ditebang atau dibersihkan akan menambahkan pohon baru untuk menyerap karbon dari udara dan menyimpannya selain untuk pertumbuhan, sehingga meningkatkan jumlah karbon yang dikeluarkan dari atmosfer. Maka, kegiatan-kegiatan ini dapat membantu memulihkan keseimbangan proses alami bumi dan menghentikan perubahan iklim.
Revolusi Industri disebut sebagai titik balik dalam sejarah manusia. Revolusi itu dimulai di akhir tahun 1700-an dengan penemuan mesin yang mulai menggantikan tenaga kerja manual manusia. Di pertengahan tahun 1800-an, penggunaan mesin meningkat dengan cepat. Mesin-mesin ini digerakkan oleh batubara dan bahan bakar fosil lainnya. Walau membawa banyak manfaat bagi kehidupan sehari-hari manusia, Revolusi Industri juga menandai perubahan pada dampak kegiatan manusia. Sekarang, produksi massal dengan penggunaan bahan bakar fosil yang meningkat mulai menyebabkan lebih banyak gas rumah kaca terlepas ke atmosfer. Ini makin bertambah saat listrik dan kendaraan diciptakan dan diproduksi serta digunakan secara luas. Teknologi harus digunakan dengan cara yang berkelanjutan guna menghindari meningkatnya efek perubahan iklim.
Bagian 4. Mengapa hutan begitu penting?
Hutan dan area alami memainkan peran sangat penting dalam mempertahankan proses alami. Hutan merupakan salah satu penampung karbon terbesar sehingga membantu menjaga daur karbon dan proses alami lainnya berjalan dengan baik dan membantu mengurangi perubahan iklim. Namun, hutan juga dapat menjadi salah satu sumber emisi CO2 terbesar. Karena hutan dan tumbuhan lainnya juga menyerap CO2 keluar dari atmosfer, peran ganda ini membuat hutan menjadi makin penting. Studi ilmiah mengatakan bahwa antara 12-17% dari semua CO2 yang dikirim ke atmosfer oleh kegiatan manusia berasal dari perusakan hutan.1
Saat pohon ditebang atau dibakar, karbon dioksida dilepas ke udara. Hal ini juga berarti makin sedikit pohon yang tersedia untuk menyimpan karbon dan menyerap CO2 dari udara untuk tumbuh dan berkembang.
CI/John Martin
(c) CI/Russell A. Mittermeier
Gambar 14. Pentingnya Hutan bagi Perubahan Iklim
Namun, jika kita menanam pohon dan melindungi hutan, maka kita dapat mengurangi dampak perubahan iklim dengan menjaga karbon di hutan dan menanam pohon baru yang menyerap CO2 dari atmosfer.
19
Sesi pelatihan berikut membahas lebih jauh cara ekosistem hutan yang sehat dapat membantu memecahkan masalah perubahan iklim. Menggunakan dan mengelola hutan dengan bijak bukan hanya solusi untuk menghentikan perubahan iklim. Di seluruh dunia, khususnya di negara-negara yang banyak industri dan kendaraan, manusia harus menemukan cara-cara baru membuat barang, energi, dan transportasi yang menghasilkan lebih sedikit CO2.
HAL-HAL PENTING:
• Gas rumah kaca dan efek rumah kaca keduanya merupakan bagian proses alami yang mendukung kehidupan di bumi. • Karbon ditemukan di semua benda. Pada saat dilepaskan ke udara melalui pembakaran bahan bakar atau pohon, atau dengan pembusukan tumbuhan, karbon bergabung dengan oksigen mebentuk gas CO2. • CO2 adalah gas rumah kaca terpenting. Pada saat terdapat CO2 yang berlebihan di atmosfer, bumi menjadi makin hangat dan iklim berubah. • Karbon mengalir keluar-masuk atmosfer dan disimpan dalam tampungan seperti hutan dan samudra dalam daur karbon alami. • Kegiatan manusia dapat mengganggu daur karbon alami dan menyebabkan perubahan iklim dengan menambahkan CO2 yang berlebihan ke atmosfer. • Mengelola hutan dengan bijak berperan ganda dalam menjaga daur karbon dan efek rumah kaca untuk bekerja secara alami dengan mengurangi emisi CO2 dan meningkatkan CO2 yang ditarik keluar dari atmosfer dan disimpan sebagai karbon.
20
ISTILAH-ISTILAH UTAMA:
Karbon: salah satu unsur paling umum Bahan bakar fosil: bahan bakar yang di alam semesta, ditemukan di semua dibentuk di dalam bumi selama waktu yang panjang dari tumbuhan dan orgamahluk hidup dan mati nisme lainnya yang membusuk, seperti Daur karbon: proses alami karbon yang minyak bumi atau batubara bergerak atau mengalir di antara berbagai tempat yang berbeda di mana ia Efek rumah kaca: nama untuk proses digunakan dan disimpan (tampungan) cara atmosfer menjaga bumi tetap hangat Karbon dioksida (CO2): hasil penggabungan karbon (C) dengan oksigen (O). Gas rumah kaca: gas yang membantu Penggabungan ini mengambil 1 bagian mengatur suhu bumi karbon dan 2 bagian oksigen untuk Perubahan pemanfaatan lahan: perumembentuk gas CO2. bahan dalam cara pemanfaatan atau Arus karbon: gerakan karbon keluar- pengelolaan suatu area, seperti mengubah hutan menjadi pertanian, permasuk atmosfer tanian menjadi padang gembala, atau Tampungan karbon: tempat karbon di- mengembalikan padang gembala mensimpan jadi hutan melalui penanaman pohon Simpanan karbon: jumlah karbon da- kembali. lam tampungan karbon pada waktu tertentu
21
Piotr Naskrecki
Sesi 3. Kebijakan dan Aksi Perubahan Iklim: Berupaya Memecahkan Masalah Perubahan Iklim
TUJUAN PEMBELAJARAN Di akhir sesi, peserta diharapkan mampu: • Memahami bagaimana negara bekerja bersama untuk membuat kebijakan dan mengambil aksi mengenai perubahan iklim • Memahami beberapa cara kerja organisasi lokal dalam hal perubahan iklim
• Menguraikan makna mitigasi dan sebagian cara untuk dapat memperlambat perubahan iklim • Menguraikan makna adaptasi dan memahami bagaimana sebagian masyarakat melakukan penyesuaian terhadap perubahan iklim
BAGIAN 1. Kebijakan Perubahan Iklim: Apakah yang Dilakukan Dunia seputar Perubahan Iklim?
Kebijakan adalah rencana aksi untuk mengarahkan keputusan dan mencapai hasil. Pemerintah dari negara-negara di seluruh dunia bekerja merancang kebijakan yang akan menghentikan perubahan iklim, membantu orang melakukan penyesuaian terhadap perubahan yang sudah terjadi, dan melakukan persiapan yang lebih baik terhadap perubahan yang cenderung terjadi di masa mendatang. Negaranegara bekerja melalui organisasi internasional yang membantu pemerintah bekerja bersama untuk membuat kebijakan tentang banyak masalah penting yang mencakup perubahan iklim. Organisasi internasional yang memimpin penyusunan kebijakan internasional adalah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang mencakup 192 negara—hampir setiap negara di dunia. Di dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa, satu badan yang dinamakan Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC) bekerja mengatur negara-negara untuk merancang kebijakan perubahan iklim. UNFCCC mengadakan pertemuan penyusunan kebijakan penting setiap tahunnya. Setiap negara yang menjadi bagian UNFCCC mengirim delegasi atau wakil untuk berperan serta dalam pertemuan kebijakan ini untuk merundingkan dan membuat keputusan tentang cara menghadapi perubahan iklim. Lembaga swadaya masyarakat (LSM), pihak swasta, dan kelompok dengan kepentingan khusus, seperti organisasi masyarakat adat, juga menghadiri pertemuan ini untuk mengajukan pendapat mereka dan memengaruhi keputusan. Namun, hanya delegasi pemerintah yang membuat keputusan di UNFCCC. Aksi paling penting yang sedang dilakukan UNFCCC pada saat ini adalah kebijakan membantu negaranegara untuk menghentikan atau mengurangi perubahan iklim dan melakukan penyesuaian terhadap efek perubahan iklim yang sedang berlangsung. Kebijakan ini menciptakan rencana, mendorong penelitian, dan mendukung negara dengan uang dan teknologi untuk mengambil aksi dalam memecahkan masalah yang datang bersama perubahan iklim. 22
UNFCCC menetapkan kerangka kerja keseluruhan bagi upaya antar pemerintah untuk menangani tantangan yang disebabkan oleh perubahan iklim. Konvensi telah diratifikasi (disetujui) oleh 192 negara sehingga hampir memiliki keanggotaan universal. Menurut Konvensi, para pemerintah: • mengumpulkan dan berbagi informasi tentang emisi gas rumah kaca, kebijakan nasional, dan penerapan terbaik • meluncurkan strategi nasional untuk menjawab permasalahan emisi gas rumah kaca dan melakukan penyesuaian terhadap dampak yang diperkirakan, mencakup penyediaan dukungan keuangan dan teknologi untuk negara berkembang • bekerja sama dalam mempersiapkan penyesuaian terhadap dampak perubahan iklim seperti kenaikan tinggi air laut, kemarau, dan banjir.1 Konvensi diberlakukan pada tanggal 21 Maret 1994. Apakah arti kebijakan ini dalam -penerapannya?
Kebijakan-kebijakan ini diciptakan guna membantu negara dan masyarakat dalam mengurangi atau memperbaiki sebagian kegiatan, seperti seberapa banyak jumlah tenaga listrik yang digunakan atau bagaimana pabrik diberi daya, agar dapat mengurangi jumlah gas rumah kaca yang dilepaskan ke atmosfer. Aksi semacam ini yang mencoba menghentikan atau mengurangi perubahan iklim disebut mitigasi. Kebijakan-kebijakan ini juga membantu negara-negara menemukan cara-cara baru untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan yang muncul dari perubahan iklim dan bersiap menghadapi perubahan yang mungkin terjadi di masa mendatang. Ini dinamakan adaptasi. Di dalam UNFCCC, negara-negara bekerja untuk mencapai kesepakatan tentang aksi mitigasi dan adaptasi. Kesepakatan terpenting yang dibuat oleh UNFCCC sejauh ini adalah apa yang disebut dengan Protokol Kyoto. Dalam kesepakatan ini, negara-negara berjanji mengurangi emisi gas rumah kaca dan mencari cara baru menciptakan energi yang menghasilkan emisi CO2 lebih sedikit. Negara maju juga berjanji mengalihkan teknologi dan dana ke negara berkembang untuk membantu mereka menghentikan perubahan iklim dan melakukan penyesuaian terhadap perubahan yang mereka lihat saat ini dan mungkin akan mereka lihat di masa depan. Negara-negara berjanji atau membuat komitmen untuk mengambil aksi ini dalam masa waktu tertentu. Masa ini disebut dengan ‘masa komitmen’. Masa komitmen pertama Protokol Kyoto adalah tahun 2008 hingga 2012. Saat ini, negara-negara di dalam UNFCCC sedang bekerja merancang kebijakan atau kesepakatan baru untuk masa komitmen berikutnya, setelah tahun 2012. Beberapa area penting yang sedang dibahas mencakup: • Pengurangan jumlah CO2 dan gas lainnya yang dilepaskan ke atmosfer • Penghentian deforestasi • Peningkatan pengelolaan dan konservasi hutan • Perlindungan masyarakat dari peningkatan permukaan air laut • Pembuatan rencana adaptasi nasional • Pencarian metode untuk menyediakan ahli, teknologi, dan dana untuk membayar aksi-aksi ini.
23
1992: UNFCCC terbentuk
1990
2008: Masa Komitmen Pertama Kyoto dimulai
1997: Protokol Kyoto diadopsi
1995 1994: UNFCCC diberlakukan
2000
2005
2007: Rencana Aksi Bali (Bali Action Plan)
2012: Masa Komitmen Pertama Kyoto berakhir
2010
2015
2009: Kesepakatan Kopenhagen
Gambar 15. Kerangka Waktu Penting Aksi di UNFCCC Aksi penting lainnya seputar perubahan iklim yang telah dilakukan pada pertemuan tahunan UNFCCC mencakup: 2007: Rencana Aksi Bali (Bali Action Plan)—diadopsi arpertemuan UNFCCC di Bali, Indonesia. Negara-negara menyepakati jalan aksi untuk proses perundingan baru guna menangani perubahan iklim—sasarannya adalah membuat keputusan tentang apakah yang akan tercakup di dalam kesepakatan baru setelah Protokol Kyoto. 2009: Kesepakatan Kopenhagen—sebuah dokumen yang membahas beberapa butir penting untuk kesepakatan mendatang yang mencakup komitmen untuk mengurangi emisi dan rencana pendanaan jangka panjang guna mendukung aksi dalam menghentikan perubahan iklim. Ini bukan perjanjian yang mengikat secara hukum, namun satu langkah ke arah pencapaian kesepakatan pada pertemuan tahunan UNFCCC berikutnya di Meksiko pada tahun 2010.
24
Kelompok-kelompok negara dengan kepentingan bersama yang bekerja pada perubahan iklim:
• Banyak negara pulau kecil bekerja bersama melalui Aliansi Negara-Negara Pulau Kecil (AOSIS). • Empat puluh sembilan negara termiskin dengan pendapatan rendah dan kerentanan tinggi, yang disebut dengan Negara-Negara Paling Terbelakang (Least Developed Countries), bekerja bersama untuk mempromosikan sasaran mitigasi yang lebih tinggi untuk menghentikan atau mengurangi perubahan iklim, dan meningkatkan sumber daya untuk adaptasi. • Banyak negara berkembang membentuk koalisi yang tidak mengikat disebut dengan Grup 77 yang sering bekerja bersama dengan China untuk mempromosikan kepentingan bersama. Indonesia termasuk anggota kelompok ini. • Uni Eropa berunding sebagai satu kelompok, dan beberapa negara maju lainnya, antara lain Amerika Serikat, Kanada, dan Jepang bekerja dalam satu kelompok yang disebut dengan Umbrella Group. • Koalisi Hutan Hujan Tropis, kelompok 33 negara berkembang dengan hutan hujan tropis berupaya menangani dampak emisi karbon dari deforestasi yang terkait dengan perubahan iklim global.
Bagaimanakah para Pemerintah Nasional terlibat dalam kebijakan iklim internasional?
Setiap negara menghadapi situasi lingkungan, sosial, dan ekonominya sendiri yang unik. Saat berunding di UNFCCC mengenai perubahan iklim, para pemerintah harus mempertimbangkan potensi dampaknya terhadap manusia, lingkungan, dan ekonomi. Dengan 192 pemerintah yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan, agar semua negara setujumerupakan sebuah tantangan. Dalam UNFCCC, setiap negara harus setuju agar keputusan dapat disepakati. Walaupun setiap negara memiliki pandangan dan prioritasnya sendiri, ada kelompok-kelompok negara dengan kepentingan yang serupa dan kelompok-kelompok ini sering bekerja bersama guna mencapai kesepakatan akhir yang terbaik bagi kepentingan mereka. Lihat kotak pada halaman 20.) Negara-negara berkembang sering berbagi keprihatinan yang sama tentang dampak dan ancaman perubahan iklim yang meningkat terhadap perekonomian mereka, serta kebutuhan untuk aksi mitigasi nyata oleh negara maju dan dukungan untuk adaptasi terhadap perubahan iklim. Sedangkan negaranegara maju lebih sering mempedulikan dampak aksi mitigasi iklim pada ekonomi dan hubungan dagang antar bangsa dan kemampuan memperoleh dan membagi pendanaan untuk adaptasi. Dalam proses kebijakan iklim PBB, setiap negara berunding berdasarkan kebutuhannya. Agar berdampak lebih besar, negara-negara akan berkerja dengan erat dengan pihak-pihak yang berbagi keprihatinan dan kepentingan bersama. Keprihatinan dan kepentingan itu berubah seiring dengan waktu, sehingga posisi negara dalam negosiasi dapat juga berubah-ubah. Proses UNFCCC adalah dialog berlanjut, baik negara berkembang maupun maju semuanya mengakui bahwa mereka perlu bekerja lebih keras untuk mencapai kesepakatan. Dalam UNFCCC, dunia maju telah sepakat bahwa mereka harus membuat komitmen besar untuk mulai menangani perubahan iklim dan mendukung dunia berkembang. Akan tetapi, proses kebijakan terus berlanjut guna memutuskan dengan tepat cara yang dapat dilakukan.
Bagaimanakah masyarakat adat memberikan sumbangan kepada pengambilan keputusan di tingkat internasional?
Organisasi masyarakat adat dari seluruh dunia mengirim wakil-wakilnya ke UNFCCC dan pertemuan iklim lainnya guna memengaruhi keputusan. Mereka berupaya memastikan bahwa hak-hak masyarakat adat sebagaimana yang tercantum dalam Deklarasi PBB tentang Hak Masyarakat Adat (UNDRIP) dan perjanjian internasional lainnya dihormati sementara para pemerintah membuat keputusan tentang aksi perubahan iklim. Sebagian negara membawa wakil-wakil adat sebagai anggota delegasi resmi negara ke perundingan UNFCCC. Di tingkat internasional, masyarakat adat juga bekerja pada pengembangan kebijakan melalui Forum Tetap PBB tentang Masalah Adat (UNPFII). (Pengertian Forum adalah tempat orang membahas dan membuat keputusan tentang masalah khusus). Forum ini memiliki mandat dari Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk membahas masalahmasalah adat yang terkait dengan pembangunan ekonomi dan sosial, budaya, lingkungan, pendidikan, kesehatan, dan hak asasi manusia. Peran masyarakat adat dan masyarakat lokal dalam memberikan sumbangan kepada kebijakan perubahan iklim di tingkat nasional dan lokal juga sangat penting. Praktik tradisional dan pengetahuan mereka tentang daratan, hutan, dan proses alami merupakan sumbangan penting bagi perencanaan
25
lokal dan nasional untuk mengurangi dampak perubahan iklim. Mereka juga berperan penting sebagai pengelola hutan berkelanjutan.
Organisasi masyarakat adat juga bersatu secara independen untuk membahas masalah-masalah yang terkait dengan perubahan iklim. Inuit Circumpolar Council, berkolaborasi dengan organisasi lainnya, mengadakanPertemuan Puncak Global tentang Perubahan Iklim pada bulan April 2009 di Anchorage, Alaska, yang menghimpun delegasi dan pengamat adati dari semua kawasan dunia untuk bertukar pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan penyesuaian terhadap dampak perubahan iklim, dan mengembangkan pesan dan saran utama untuk disajikan ke dunia pada Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim dalam pertemuan tahunannya di tahun 2009. Apakah yang Dilakukan Pemerintah Nasional?
Para pemerintah nasional sedang bekerja membuat kebijakan dan pendekatan baru yang akan membantu mengurangi perubahan iklim dan masih membolehkan negara mereka tumbuh dan membangun ekonomi yang kuat. Meskipun banyak yang masih harus dikerjakan, negara-negara maju sedang bekerja menurunkan emisi dan mengurangi dampak perubahan iklim. UNFCCC dan organisasi internasional lainnya bekerja membantu negara berkembang dengan pendanaan dan teknologi untuk membantu mereka merancang strategi pembangunan berkelanjutan yang tidak menaikkan jumlah gas rumah kaca. Banyak negara berkembang masih memiliki hutan dan sumber daya lainnya yang dapat memainkan peran penting dalam menyerap CO2 dari atmosfer dan menyimpan karbon untuk mengurangi atau menanggulangi perubahan iklim. Hutan dan ekosistem lainnya menyediakan sumber daya utama (seperti air tawar dan makanan) yang membantu masyarakat untuk menghadapi secara lebih efektif dampak perubahan iklim dan melakukan penyesuaian terhadap hal-hal seperti suhu dan tinggi air laut yang meningkat. Pemerintah nasional, UNFCCC dan organisasi lainnya sedang mencari cara untuk melindungi ekosistem dan sumber daya itu guna melindungi masyarakat dan membantu dunia menanggulangi dan melakukan penyesuaian terhadap perubahan iklim.
Bagian 2. Aksi Mitigasi: Bagaimana kebijakan internasional dapat membantu mengurangi Perubahan Iklim? Apakah mitigasi dan aksi mitigasi itu?
Mitigasi perubahan iklim adalah proses pengurangan emisi gas rumah kaca yang berasal dari kegiatan industri serta kegiatan kehutanan dan pertanian. Mengurangi gas rumah kaca di atmosfer akan mensyaratkan bahwa berbagai bagian ekonomi negara dipertimbangkan saat memikirkan perubahan yang akan mengurangi CO2 yang dihasilkan oleh kegiatan manusia. Industri mengupayakan cara baru untuk mengoperasikan pabrik yang menggunakan lebih sedikit bahan bakar. Pembuat kendaraan mencari cara baru untuk menjalankan mobil dan truk, seperti daya listrik atau bahan bakar hayati (bahan bakar yang dibuat dari tumbuhan seperti jagung). Kota besar dan kecil mencari cara yang lebih baik untuk menghasilkan tenaga listrik, seperti pembangkit tenaga surya dan air.
26
Pengelolaan hutan yang baik dapat memainkan peran sangat penting untuk menanggulangi atau mengurangi perubahan iklim. Ini akan dibahas lebih jauh dalam Sesi 5. Beberapa contoh aksi mitigasi lainnya adalah:
Dari Sektor Transportasi:
www.re-moto.com
Courtesy of Sunlabob Renewable Energy, Ltd
Dari Sektor Energi:
Menggunakan peralatan listrik yang lebih efisien Lebih jarang menggunakan mobil dan lebih seperti panel surya untuk menyediakan tenaga sering memakai angkutan umum listrik bagi masyarakat
Menghindari penggundulan hutan, atau penebangan pohon
Perbaikan pengelolaan sumber daya hutan
Mario Chacón León
Courtesy of Tropical Forest Foundation
Penghutanan kembali—menanam pohon baru
CI/John Martin
Courtesy of UNEP Climate Neutral Network
Dari Sektor Kehutanan dan Pertanian:
Penyempurnaan pengelolaan hasil panen dan padang gembala untuk menaikkan penyimpanan karbon dalam tanah
Gambar 16. Aksi Mitigasi di Berbagai Segi Kehidupan Sehari-hari
27
Bagian 3. Adaptasi perubahan iklim: bagaimana kita dapat menghadapi perubahan iklim? Apakah itu adaptasi?
Bayangkan orang-orang yang tinggal di kota atau desa di pantai, tepat di hadapan samudra. Jika tinggi permukaan air laut naik terlalu banyak, maka rumah dan jalan akan berada di bawah air. Satu cara penyesuaian adalah membangun rumah panggung sehingga air dapat mengalir di bawahnya, atau memindahkan bangunan ke tanah yang lebih tinggi. Inilah cara menyesuaikan diri dengan banjir yang lebih kerap.
Mengapa kita harus berubah?
Bahkan jika semua emisi gas rumah kaca dapat dihentikan sekalipun, perubahan iklim akan berlanjut selama beberapa tahun karena CO2 dan gas lainnya tinggal di atmosfer untuk waktu yang lama. Karena iklim berubah, banyak aspek kehidupan sehari-hari dari orang-orang dan masyarakat yang akan berubah. Di sebagian area, kondisi berubah dengan lambat; sedangkan di area lainnya, perubahan berlangsung dengan lebih cepat. Sebagian area akan lebih berubah daripada area lainnya. Ini bergantung pada bagian dunia dan cara iklim berdampak padanya. Perubahan terjadi dengan lebih cepat di iklim dingin di mana suhu yang lebih hangat mencairkan salju dan es sehingga mengancam cara hidup orangorang. Di masa lalu, perubahan pada iklim terjadi selama masa waktu yang panjang, sehingga manusia, binatang, dan tumbuhan memiliki waktu yang panjang untuk melakukan penyesuaian secara alami. Sekarang, perubahan berlangsung terlalu cepat bagi binatang dan tumbuhan untuk melakukan penyesuaian secara alami. Manusia juga membutuhkan waktu untuk membuat rencana dan berubah sehingga berupaya melakukan cara-cara penyesuaian mulai dari sekarang menjadi hal yang penting.
Apakah yang diperbuat oleh para pemerintah untuk adaptasi?
Perubahan iklim kini memengaruhi manusia dan ada kecenderungan akan dampak yang lebih besar di masa mendatang. Para ilmuwan dan masyarakat setempat sedang mengamati mencairnya salju yang lebih dini di musim semi, tinggi permukaan air laut yang mulai naik, dan perubahan dalam pola curah hujan. Perubahan-perubahan ini memengaruhi cara hidup orang-orang. Para pemerintah dan badan internasional sedang membicarakan tentang aksi yang dapat diambil untuk melindungi manusia dan lingkungan. Dana internasional sedang dibuat guna membantu negara berkembang menyesuaikan diri dan ada pembicaraan untuk meningkatkan dana tersebut. Para pemerintah dari negara yang paling terpengaruh oleh perubahan iklim sedang menyusun rencana yang dinamakan Rencana Aksi Adaptasi Nasional. Sasaran rencana ini adalah mengenali masyarakat, cara hidup, dan ekosistem yang paling terancam dan meningkatkan kemampuan mereka menghadapi perubahan iklim.
Bagaimanakah cara masyarakat menyesuaikan diri dengan perubahan iklim?
Masyarakat yang menjalani hidup di hutan tropis memiliki budaya, sasaran, dan kepentingan sendiri. Masyarakat adat dan masyarakat setempat memiliki pengetahuan, praktik, dan tradisi lokal untuk 28
© CI/Robin Moore
Adaptasi adalah perubahan dalam cara melakukan sesuatu terhadap kondisi baru. Karena iklim berubah, tumbuhan, binatang, dan manusia harus menyesuaikan diri dengan kondisi cuaca dan tinggi air laut yang baru.
mengelola sumber daya alam yang memungkinkan mereka bertahan. Masyarakat adat dan orang lain yang bergantung pada hutan, terampil dalam melakukan penyesuaian terhadap perubahan kondisi alam.
Pengetahuan tradisional: kearifan, pengetahuan, dan praktik masyarakat adat dan masyarakat setempat yang diraih seiring dengan waktu melalui pengalaman dan diwariskan secara lisan dari generasi ke generasi. Selama bertahun-tahun, pengetahuan tradisional telah memainkan peran nyata dalam memecahkan masalah yang terkait dengan pengelolaan sumber daya, dan juga dapat membantu masyarakat menyesuaikan diri dengan masalah-masalah yang terkait dengan perubahan iklim.3
Conservation International
Pengetahuan lokal dan praktik tradisional ini adalah alat yang bermanfaat untuk menyesuaikan diri dengan perubahan iklim.
Pengetahuan dan tradisi lokal yang digabungkan dengan pengetahuan ilmiah dan perencanaan yang baik akan membantu menghadapi perubahan iklim. Masyarakat, ilmuwan, dan pemerintah perlu bekerja bersama, berbagi sumber daya, dan menciptakan gagasan baru untuk merencanakan, mengamati, dan mempelajari perubahan pada iklim dan cara perubahan itu akan memengaruhi masyarakat. Misalnya, ada tiga aksi adaptasi yang sudah diambil masyarakat adat di Amerika Latin dan Afrika: 1. Di kawasan semi arid Brasil, keluarga-keluarga petani menanggapi penurunan produksi makanan dengan memikirkan kembali cara mereka bertani. Di antara strategi-strategi yang digunakan untuk mengurangi risiko adalah konservasi air dan penanaman beberapa hasil panen yang berbeda.4 2. Orang Aymara Bolivia menghadapi masalah memperoleh kecukupan air untuk kebutuhan mereka. Mereka telah mengembangkan cara baru dalam memperoleh air di pegunungan dengan menempatkan bendungan kecil di sepanjang sungai pegunungan. Bendungan-bendungan itu sangat berguna bukan hanya untuk kebutuhan manusia, namun juga untuk binatang ternak mereka, khususnya di masa kemarau.5 3. Di Burkina Faso, negara di Afrika yang kemaraunya telah mengalami peningkatan, petani menggali lubang selama musim kering di mana mereka akan menimbun daun, tumbuhan mati, dan kotoran. Lubang-lubang ini menarik rayap saat dimulainya musim hujan. Rayap menciptakan terowongan yang menyimpan air dan memperbaiki tanah untuk pertanian.6
29
HAL-HAL PENTING:
• Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC) adalah badan internasional yang mengatur negara-negara untuk membuat kebijakan tentang perubahan iklim. • Hanya utusan pemerintah dari negara yang dapat membuat keputusan tentang kebijakan di UNFCCC, namun banyak organisasi lain menghadiri pertemuan untuk mengamati dan memengaruhi pengambilan keputusan. • Kelompok negara dengan kepentingan serupa sering bekerja bersama untuk mempromosikan kebijakan yang merupakan kepentingan mutlak mereka. • Organisasi masyarakat adat berupaya memengaruhi keputusan di UNFCCC. • Menurut Protokol Kyoto, negara maju sepakat untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan membantu negara berkembang untuk menanggulangi perubahan iklim. • Aksi mitigasi membantu menghentikan atau mengurangi perubahan iklim. • Aksi adaptasi membantu negara menyesuaikan diri dengan perubahan yang sedang terjadi atau yang mungkin terjadi di masa mendatang.
ISTILAH-ISTILAH UTAMA:
Adaptasi: adaptasi adalah perubahan dalam cara melakukan sesuatu. Karena iklim berubah, tumbuhan, binatang, dan manusia harus beradaptasi dengan kondisi cuaca yang baru. Delegasi: wakil
menurunkan emisi gas rumah kaca yang berasal dari kegiatan industri serta kegiatan kehutanan dan pertanian Kebijakan: rencana aksi untuk mengarahkan keputusan dan mencapai hasil
Pengetahuan tradisional: kearifan, Emisi: zat yang dilepaskan ke udara. pengetahuan, dan praktik masyarakat Dalam perubahan iklim, istilah ‘emisi’ adat dan masyarakat setempat yang merujuk pada gas rumah kaca yang di- dimiliki seiring dengan waktu melalui kirim ke atmosfer. pengalaman dan diwariskan secara lisan dari generasi ke generasi Mitigasi: proses penghentian atau mengurangi perubahan iklim dengan
30
CI/Russ Mittermeier
Sesi 4. METODE-METODE BARU DALAM MENGELOLA DAN MENILAI HUTAN AGAR MENSTABILKAN IKLIM, MENGUNTUNGKAN MASYARAKAT DAN KEANEKARAGAMAN HAYATI: PEMBAYARAN UNTUK JASA LINGKUNGAN
TUJUAN PEMBELAJARAN Di akhir sesi, peserta diharapkanmampu: • Memahami pentingnya ekosistem • Memahami arti jasa lingkungan
• Memahami arti pembayaran untuk jasa lingkungan dan cara kerjanya
Session 4
Bagian 1. Apakah ekosistem dan jasa lingkungan itu?
Ekosistem adalah kelompok alami tumbuhan, binatang, dan mikroorganisme yang hidup bersama di tempat tertentu yang bergantung pada lingkungan untuk bertahan hidup. Lingkungan adalah karakteristik tempat sekitarnya, misalnya tanah, batu, dan air. Ekosistem paling umum diperlihatkan pada halaman berikut. Ekosistem menyediakan jasa penting bagi manusia di seluruh dunia. Jasa Lingkungan mencakup: • jasa yang menyediakan makanan, air, kayu, dan serat; • jasa yang mengendalikan iklim, banjir, penyakit, limbah, dan mutu air; • jasa budaya yang merupakan sumber keyakinan, tradisi, dan juga kesenangan. Ekosistem menguntungkan setiap orang dengan suatu cara—ekosistem pegunungan dan hutan berisi daerah aliran air bagi sungai-sungai yang menyediakan air bersih untuk minum, pertanian, dan industri. Mereka yang memperoleh manfaat yaitu masyarakat adat dan masyarakat lokal yang hidup di dalam atau di sekitar ekosistem atau mereka yang merupakan penghuni kota yang hidup jauh dari sumber air, namun masih bergantung pada pengelolaan ekosistem yang baik yang menyediakan air tawar.
32
Sebagian ekosistem yang paling umum:
Gurun
Ekosistem Cuaca Dingin
Bakau
Laut
Padang Rumput
© CI/photo by Gina Buchanan
© Brian Skerry, International League of Conservation Photographers
CI/Haroldo Castro
CI/Russell A. Mittermeier
CI/John Martin
CI/Russell A. Mittermeier
Hutan
Gambar 17. Ekosistem Bersama Karena kehidupan manusia bergantung pada jasa lingkungan, sangat penting bagi kita untuk melestarikan dan mengelola secara berkelanjutan ekosistem yang menyediakan jasa ini. Salah satu tantangan terbesar bagi pemerintah nasional dan masyarakat setempat adalah menemukan sumber daya untuk melestarikan dan mengelola secara berkelanjutan ekosistem alami sehingga baik generasi saat ini maupun mendatang akan memperoleh manfaat dari jasa yang disediakan ekosistem. Penduduk
33
dan negara juga bergantung pada sumber daya di dalam ekosistem untuk pembangunan ekonomi. Menebang kayu bulat menyediakan pendapatan tunai dan membangun bendungan menghasilkan tenaga listrik, sehingga harus ada keseimbangan antara mempertahankan ekosistem untuk jasa alami seperti udara dan air bersih, dan jasa ekonomi seperti kayu dan tenaga listrik.
Bagian 2. Apakah Pembayaran untuk Jasa Lingkungan itu?
Para pemerintah dan pembuat kebijakan internasional sedang bekerja mencari metode untuk menyediakan sumber daya dalam membantu negara-negara dan para pengelola hutan menjaga keseimbangan ekosistem. Salah satu pendekatan adalah menyediakan dana dan teknologi untuk membantu negara-negara dan para pengelola hutan menggunakan hutan secara berkelanjutan, menanam kembali hutan, dan memulihkan area yang telah digunakan secara berlebihan. Pendekatan lain adalah menyediakan pembayaran yang mengkompensasi para pemerintah dan pengelola hutan untuk melestarikan ekosistem—membiarkan area dalam keadaan alaminya untuk terus menyediakan jasa lingkungan. Rencana-rencana ini disebut dengan pembayaran untuk jasa lingkungan (singkatan Inggris: PES atau Payment for Ecosystem Services). • Pada tingkat nasional, pembayaran dapat berasal dari berbagai sumber, seperti program nasional yang dibayar dengan pajak atau pendanaan dari negara lain, organisasi internasional, atau investor swasta. • Pada tingkat lokal, pembayaran untuk mempertahankan jasa lingkungan dapat berbentuk uang tunai atau manfaat lainnya yang penting bagi masyarakat setempat, seperti peluang pendapatan baru, pelatihan, atau jasa kesehatan. Pembayaran untuk jasa lingkungan sering dilakukan melalui pengaturan yang mensyaratkan bahwa negara atau masyarakat setuju dengan aksi tertentu, seperti mengelola hutan secara berkelanjutan, sebagai syarat untuk menerima pembayaran. Pembayaran untuk jasa lingkungan menciptakan cara baru dalam menilai ekosistem dan layanan yang disediakannya.
Kesepakatan dalam Pembayaran Jasa Lingkungan dapat bersifat sangat lokal dan kecil, seperti melindungi hutan atau daerah aliran air setempat; atau dapat bersifat sangat besar dan berdampak pada seluruh negara dan dunia, seperti mempertahankan area hutan luas yang menyimpan karbon dan membantu menjaga udara tetap bersih. Bagaimanakah cara kerja pembayaran untuk jasa lingkungan?
Pembayaran untuk jasa lingkungan adalah suatu inisiatif atau kegiatan yang di dalamnya terdapat orang atau pemerintah yang menyetujui untuk melestarikan sumber daya alam dan menerima tunjangan sebagai kompensasinya. Kegiatan pembayaran untuk jasa lingkungan (kadang-kadang disebut dengan skema) bekerja seperti kegiatan perdagangan. Misalnya, suatu kegiatan Pembayaran Jasa Lingkungan akan mencakup: • Satu orang atau kelompok orang (seperti masyarakat atau pemerintah), • Yang menawarkan jasa (seperti konservasi hutan) dan, • Satu orang atau kelompok orang yang memberikan pembayaran atau tunjangan kepada masyarakat atau pemerintah sebagai tukaran jasa yang mereka terima (misalnya air bersih). Dengan kata lain, pembayaran untuk jasa lingkungan adalah skema kerja, di mana masyarakat atau pemerintah melestarikan dan mengelola hutan secara berkelanjutan sekaligus menerima pembayaran dari mereka yang menikmati manfaat layanan ekosistem dari hutan itu.
34
Di bawah ini diperlihatkan dua contoh cara kerja pembayaran untuk jasa lingkungan. Contoh pertama adalah kesepakatan Pembayaran Jasa Lingkungan yang sangat kecil namun penting. Contoh berikutnya menunjukkan sebuah perjanjian pada skala lebih besar di antara pemilik hutan dan pengguna air di daerah hilir: Tetangga Anda memiliki pohon yang memberikan naungan bagi rumah Anda.
Parábolas O.L./Konsep oleh Hannah Campbell
Tetangga itu memerlukan uang, sehingga berencana menebang pohon untuk dijual. Anda mengetahui bahwa hal itu akan membuat rumah Anda sangat panas pada siang hari. Anda dapat menanam sendiri pohon, namun akan memerlukan beberapa tahun untuk menumbuhkannya. Maka pohon tetangga Anda bernilai bagi Anda karena jasa yang disediakannya.
Gambar 18. Kesepakatan PES Dasar
Untuk menghindari kehilangan naungan bagi rumah Anda, Anda dapat menawarkan untuk membayar tetangga tersebut agar setuju membiarkan pohonnya tetap tegak. Tetangga memperoleh uang yang ia butuhkan, dan Anda mempertahankan naungan bagi rumah Anda. Anda telah membuat kesepakatan Pembayaran Jasa Lingkungan dengan tetangga!
35
Hutan itu sedang ditebang oleh pemilik hutan demi memperoleh uang tunai. Penggundulan, atau penghilangan pohon menyebabkan tanah terkikis dan masuk ke dalam sungai, berakibat pada pencemaran air yang digunakan oleh orang-orang di kota.
Penduduk kota dan petani membayar pemilik hutan untuk melestarikan hutan.
Parábolas O.L.
Orang-orang yang tinggal di kota menggunakan air dari sungai yang mengalir dari hutan yang berada di daerah hulu.
Karena mereka menghargai tersedianya air Perlindungan hutan bersih, orang-orang menyediakan air bersih. kota ingin menyelesaikan masalah dengan membuat sebuah perGambar 19. Kesepakatan Pembayaran Jasa Lingkungan antara Sebuah Kota janjian untuk membayar pemilik hutan agar membiarkan hutan tetap utuh selama masa beberapa tahun. Melalui kesepakatan Pembayaran Jasa Lingkungan ini, penduduk kota memperoleh air bersih yang mereka butuhkan; pemilik hutan memperoleh pendapatan yang mereka butuhkan; ekosistem tetap sehat dan menyediakan banyak jasa lainnya, antara lain menyimpan karbon untuk menanggulangi perubahan iklim.
Dari manakah asal uang untuk membayar jasa tersebut?
Pendanaan dapat berasal dari program pemerintah nasional, negara lain, organisasi internasional, atau dari orang-orang yang menikmati manfaat dari jasa. Ada berbagai cara memperoleh uang bagi pembayaran untuk jasa lingkungan: • Dalam contoh di atas, penduduk kota dapat membayar sedikit iuran bulanan untuk terus menerima air bersih. • Pemerintah dapat menyisihkan dana untuk membantu menjaga air bersih sekaligus membantu pemilik hutan agar memiliki nafkah yang memadai. • Pada sebagian kejadian, nilai dari jasa lingkungan, seperti nilai menjaga karbon yang tersimpan dalam pohonditetapkan. Hal itu memungkinkan pemerintah dan pemilik lahan menjual jasa ini melalui pasar. Masalah ini dijelaskan dalam sesi berikutnya. • Mungkin ada dana internasional yang dibentuk untuk membantu pemerintah, masyarakat, dan pemilik atau pengguna hutan untuk membuat perjanjian yang menjaga jasa lingkungan tetap sehat dan tersedia bagi setiap orang.
36
HAL-HAL PENTING:
• Ekosistem alami seperti hutan dan bakau dapat menyediakan banyak jasa lingkungan termasuk manfaat iklim. • Pemerintah nasional dan masyarakat setempat di negara berkembang tidak memiliki cukup sumber daya untuk melindungi dan mengelola ekosistem alami. Pembayaran untuk jasa lingkungan dapat menjadi pilihan yang baik untuk membantu melestarikan dan mengelola ekosistem alami. • Kesepakatan pembayaran untuk jasa lingkungan dapat sangat kecil dan bersifat lokal atau sangat besar dan menguntungkan seluruh negara.
ISTILAH-ISTILAHUTAMA:
Ekosistem: kelompok alami tumbuhan, negara-negara dan masyarakat untuk binatang, dan mikroorganisme yang hid- membantu memelihara ekosistem yang up bersama di tempat tertentu dengan sehat karakteristik atau lingkungan tertentu Kesepakatan pembayaran untuk jasa: Jasa Lingkungan: jasa lingkungan sebuah perjanjian yang dengannya adalah manfaat yang diperoleh orang orang setuju untuk mengambil aksi khudari ekosistem. Ekosistem menyediakan sus guna mengelola dan melestarikan jasa penting bagi manusia di seluruh ekosistem dan menerima manfaat terdunia. Ini mencakup: jasa yang menye- tentu sebagai imbalannya diakan makanan, air, kayu, dan serat; jasa yang mengendalikan iklim, banjir, Pengelolaan hutan berkelanjutan: penyakit, limbah, dan mutu air; jasa mengelola hutan dengan cara hanya budaya yang menjadi sumber manfaat mengambil yang diperlukan dan memspiritual dan juga kesenangan. biarkan ekosistem tetap sehat dengan sumber daya untuk masa depan Lingkungan: karakteristik suatu tempat Pembayaran untuk jasa lingkungan : Daerah aliran air: area daratan yang cara menyediakan sumber daya kepada mengalirkan semua airnya ke tempat yang sama, misalnya sungai
37
© Robin Moore
Sesi 5. Cara baru menilai peran hutan untuk menanggulangi perubahan iklim: REDD+
TUJUAN PEMBELAJARAN Di akhir sesi, peserta diharapkan mampu: • Memahami konsep pengurangan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan, dan peran konservasi, pengelolaan hutan berkelanjutan dan peningkatkan persediaan karbon hutan di
negara berkembang (REDD+) sebagai cara baru dalam menilai peran hutan • Memahami cara REDD+ dalam menanggulangi perubahan iklim dan membawa manfaat bagi iklim, masyarakat, dan keanekaragaman hayati
Bagian 1. Gambaran Umum REDD+
Para pembuat kebijakan internasional mengakui bahwa mengurangi emisi gas rumah kaca dari deforestasi dan degradasi hutan adalah bagian penting rencana internasional dan nasional untuk menanggulangi atau mengurangi perubahan iklim. REDD+ diuraikan sebagai ‘…pendekatan kebijakan dan insentif positif terhadap hal-hal yang berkaitan dengan pengurangan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan di negara berkembang; dan peran konservasi, pengelolaan hutan yang berkelanjutan dan peningkatan persediaan karbon hutan di negara berkembang’. (Keputusan 2 UNFCCC/CP.13-)1 Pada hari-hari awal diskusi kebijakan tentang dampak hutan pada perubahan iklim ini, sebagian besar perhatian diberikan pada penghentian praktik-praktik membahayakan yang berkaitan dengan pemanfaatan dan pengelolaan hutan—seperti penebangan pohon secara cepat. Sekarang, diskusi telah diperluas untuk memperhitungkan jasa lingkungan yang disediakan hutan. Pemerintah juga membahas cara mendukung pengelolaan hutan berkelanjutan, dan peran penyimpanan karbon di hutan negara berkembang sebagai bagian dari proses untuk menanggulangi perubahan iklim. Kini, istilah ini berubah dari sekadar REDD menjadi REDD+ untuk memasukkan jasa hutan ini ke dalam diskusi.
38
RED
Pada pertemuan tahunan UNFCCC, yang diadakan di Montreal, Kanada, di tahun 2005, Papua Nugini dan Kosta Rika, negara dengan hutan tropis yang luas, mengusulkan gagasan untuk membuat cara menyediakan keuntungan kepada negara-negara yang mampu mengurangi jumlah gas rumah kaca yang dilepaskan ke atmosfer dengan mengurangi penebangan hutan—atau “Pengurangan Emisi dari Deforestasi (RED).” Pada waktu itu, negara-negara bersepakat untuk meminta kelompok pakar memikirkan tentang cara menciptakan proses yang dapat membuat gagasan RED berjalan.
2005 REDD
2006
2007
Padai pertemuan tahun 2007 di Bali, Indonesia, negara-negara UNFCCC memutuskan bahwa menanggapi degradasi (degradation) hutan juga penting—menambahkan D kedua sehingga menjadi REDD. Mereka mengusulkan bahwa kegiatan diuji untuk menunjukkan cara REDD dapat berjalan dan cara REDD dapat menjadi bagian perjanjian baru untuk mengurangi gas rumah kaca setelah Protokol Kyoto berakhir di tahun 2012. Ini disebut dengan Rencana Aksi Bali (Bali Action Plan).
Pertemuan UNFCCC di bulan Desember 2009 di Kopenhagen, Denmark, tidak menghasilkan kesepakatan tentang REDD+, sehingga pembicaraan berlanjut tentang bagaimana REDD+ dapat dilakukan untuk membantu menanggulangi perubahan iklim.
2008
2009
REDD+
Setelah pertemuan UNFCCC di Poznan, Polandia, di bulan Desember, 2008, + ditambahkan ke REDD untuk mengakui manfaat iklim yang berasal dari konservasi dan pengelolaan hutan yang berkelanjutan serta persediaan karbon hutan.
Gambar 20. Sejarah Pengembangan Gagasan REDD+
Apa yang harus dicakup dalam Perencanaan REDD+?
REDD+ adalah topik yang sangat rumit dan negosiasi serta diskusi sedang berlangsung dengan sangat lambat. Pada setiap pertemuan UNFCCC selama beberapa tahun terakhir, sedikit kemajuan telah dicapai, namun ingatlah bahwa semua negara harus setuju menciptakan kebijakan baru. Karena setiap negara atau kelompok negara memiliki gagasan, kebutuhan, dan prioritas sendiri, sehingga untuk mencapai kesepakatan tentang bagaimana REDD+ dijalankan menjadi lebih sulit. Ada beberapa bagian diskusi tentang REDD+ yang harus disepakati oleh negara peserta UNFCCC. Hal-hal yang paling penting dan pertanyaan yang harus dipecahkan adalah sebagai berikut:2 1. Bagaimana mengadakan REDD+ a. Dapatkah beberapa unit proyek REDD+ dikoordinasikan pada tingkat lokal? b. Bagaimanakah cara REDD+ dikoordinasikan sebagai rencana nasional? 2. Pembiayaan dan pembagian manfaat a. Dari manakah dana berasal untuk membayar aksi REDD+? b. Bagaimanakah cara keputusan dibuat tentang pembagian dana REDD+ untukmengurangi deforestation? 3. Pemantauan, Pelaporan, dan Verifikasi (MRV) a. Bagaimanakah masyarakat internasional dan masing-masing negara memastikan bahwa kegiatan REDD+ dilakukan dengan benar? b. Siapakah yang harus memantau dan melaporkan bahwa kegiatan memberikan hasil Prinsip-prinsip yang mendasari Perseperti menverifikasi atau memeriksa jusetujuan Awal dengan Informasi Awal mlah karbon tersimpan; atau memantau Tanpa Paksaan dapat dirangkum sebdampak manfaat bagi pembangunan naagai berikut: (i) informasi dan konsultasi sional dan masyarakat? tentang setiap prakarsa yang diusulkan 4. Pelibatan Pemangku Kepentingan dan kemungkinan dampaknya; (ii) pera. Bagaimanakah hak-hak masyarakat adat dan masyarakat lokal, antara lain Persetuan serta yang optimal dari masyarakat juan Awal dengan Informasi Awal Tanpa adat; dan, (iii) lembaga perwakilan.3 Paksaan(FPIC), dihormati dalam kebijakan REDD+? 39
b. Bagaimanakah peran serta masyarakat adat dan masyarakat lokal secara efektif dalam proses pengambilan keputusan dan kegiatan REDD+? 5. REDD+ dan manfaat lainnya a. Bagaimanakah kegiatan REDD+ dapat memberi sumbangan kepada pembangunan berkelanjutan serta perlindungan keanekaragaman hayati dan jasa lingkungan? b. Bagaimanakah REDD+ akan memberi manfaat kepada kaum miskin dan melindungi hak asasi manusia? Ini adalah pertanyaan-pertanyaan penting dan rumit yang sedang dibahas pada pertemuan UNFCCC dan di negara-negara di seluruh dunia. Pertanyaan-pertanyaan itu juga sedang diteliti dan dibahas oleh banyak organisasi dan kelompok untuk menemukan jawabannya—seperti organisasi masyarakat adat, ilmuwan, organisasi konservasi, dan kelompok kepentingan lainnya.
Bagian 2. Bagaimanakah Cara Kerja REDD+?
CI/John Martin
Untuk lebih memahami REDD+, penting bagi kita untuk mengerti tentang deforestasi dan degradasi hutan. Di dalam manual ini,definisi yang diberikan adalah dalam konteks REDD+ dan perubahan iklim, namun deforestasi dan degradasi juga berdampak pada banyak persoalan lain.
Mario Chacón León
REDD+ adalah skema pembayaran internasional untuk jasa lingkungan. Negara maju, dana internasional, atau perusahaan swasta menawarkan keuntungan berupauang atau bentuk kompensasi lainnya kepada negara berkembang, pemilik lahan, atau masyarakat untuk mengambil aksi dalam rangka mengurangi emisi karbon dari deforestasi dan degradasi hutan. Di negara yang masih menjaga utuh kawasan hutannya, keuntungan mungkin datang dari upaya menjaga hutan ini agar tetap lestari dan terus menyimpan karbon. Bagi negara dengan tingkat deforestasi tinggi—menebang banyak pohon setiap tahun—keuntungan dapat dibayarkan untuk menghentikan praktik deforestasi dan memulihkan hutan yang sudah terdegradasi.. Dalam kedua situasi tersebut, dengan mengurangi jumlah CO2 yang dilepaskan ke atmosfer dan melestarikan hutan, REDD+ akan membantu menangguDaratan ini telah mengalami langi perubahan iklim. Cara deforestasi untuk membuat pemantauan aksi ini dan cara padang gembala bagi ternak dan produksi pertanian. Area pembayaran insentif REDD+ ini sekarang hanya memiliki adalah sebagian masalah Hutan ini memiliki 150 ton 10 ton karbon per hektar. karbon per hektar. yang sedang dibahas pada pertemuan UNFCCC.
Hutan ini memiliki 150 ton karbon per hektar.
Hutan ini telah dikurangi dengan menebang kayu, dan saat ini memiliki 100 ton karbon per hektar.
40
CI/Peter Hoke
CI/John Martin
Deforestasi adalah kehilangan hutan dan kehilangan penyimpanan karbon. Semua hutan ditebang dan lahan digunakan untuk keperluan lain, seperti bertani atau Gambar 21. Penampungan Karbon menggembalakan ternak atau konversi hutan untuk sawit dan hutan tanaman industri (banyak kasus di Indonesia). Karbon yang berada dalam pohon tidak
lagi tersimpan dalam hutan. Deforestasi yang sangat luas juga menghilangkan keanekaragaman hayati dan memengaruhi jasa lingkungan lainnya. Degradasi hutan mengurangi jumlah pohon dan simpanan karbon di area hutan tertentu. Banyak pohon dihilangkan serta penyimpanan karbon dan jasa lingkungan lainnya yang disediakan oleh hutan berkurang. Pemulihan hutan adalah istilah penting lainnya. Sebagian area yang mengalami deforestasi selama bertahuntahun dapat dijadikan hutan kembali dengan melakukan kegiatan pemulihan hutan seperti penanaman pohon. Penyimpanan karbon dapat meningkat kembali karena adanya pohon yang baru tumbuh.
Bagaimanakah cara kegiatan REDD+ dapat berjalan?
Semua kegiatan REDD+ di negara berkembang ada yang baru dimulai atau masih dalam proses perencanaan. Hasil-hasil kegiatan REDD+ yang sedang berlangsung akan membantu negara-negara yang tergabung dalam UNFCCC untuk membuat keputusan dan mencapai kesepakatan tentang REDD+ di masa depan. Perlu diingat bahwa kegiatan REDD+ yang berlangsung sekarang adalah uji coba atau demo REDD+ agar dapat membantu menanggulangi atau mengurangi perubahan iklim. Ada 2 jenis utama kegiatan REDD+: Kegiatan Persiapan: aksi ini membantu negara ‘bersiap’ untuk REDD+. Kegiatan ini mencakup peningkatan kapasitas, studi ilmiah, dan pengembangan strategi nasional REDD+. (Pelatihan ini adalah kegiatan persiapan REDD+ karena sasarannya adalah membantu masyarakat memahami perubahan iklim dan cara REDD+ agar dapat membantu menanggulangi perubahan iklim.) Contoh kegiatan persiapan lainnya adalah proses perencanaan yang sedang berlangsung di beberapa negara. Dalam proses ini, negara menerima dukungan dari lembaga internasional seperti Fasilitas Kemitraan Karbon Hutan (FCPF) untuk menyiapkan Readiness Preparation Proposal (R-PP) REDD+ agar dapat berjalan sebagai strategi untuk menanggulangi perubahan iklim. Kegiatan demonstrasi: kegiatan ini bermaksud menunjukkan bagaimana REDD+ dapat mengurangi emisi CO2 dari hutan dan menaikkan penyimpanan karbon dengan mengurangi deforestasi dan degradasi hutan serta bagaimana REDD+ dapat memberikan manfaat untuk negara berkembang dan masyarakat setempat. Contoh di bawah menunjukkan satu bentuk kegiatan demonstrasi REDD+ dapat berjalan.
Langkah-langkah dalam Kegiatan Demonstrasi REDD+:
Kegiatan REDD+ mungkin sangat rumit, namun sebagian langkah dasar bagi kegiatan REDD+ dijelaskan di bawah ini: • Pertama, area hutan tempat mengadakan kegiatan REDD+ dapat mengurangi emisi dari deforestasi atau degradasi, melestarikan atau menaikkan jumlah karbon yang tersimpan, dan menandai tempat dimana kegiatan REDD+ akan dilakukan. • Berikutnya, luas area hutan diukur—biasanya dalam are atau hektar, kemudian hasil pengukuran digunakan untuk penaksiran jumlah, ukuran, dan jenis pohon di area hutan. • Selanjutnyanya, jumlah karbon yang tersimpan dalam hutan harus dihitung untuk menentukan berapa banyak karbon yang tersimpan dan berapa banyak CO2 yang akan terlepas jika hutan ditebang atau dibakar. • Kemudian nilai karbon yang tersimpan dalam hutan dihitung untuk menentukan berapa banyak keuntungan bagi kegiatan REDD+. • Di negara dimana ada ancaman besar terhadap hutan dari pembalakan atau perubahan lahan hutan untuk penggunaan lain, diukur jumlah deforestasi yang dapat dicegah. • Akhirnya, perjanjian dibuat antara pemerintah negara berkembang atau pemilik hutan lainnya dengan organisasi penyandang dana yang sukarela menyediakan dana bagi perjanjian ini—biasanya pemerintah negara maju, lembaga internasional, atau mungkin pihak swasta. 41
Di bawah adalah contoh umum cara kegiatan REDD+ dapat berjalan:
Parábolas O.L.
PENAMPUNGAN KARBON
Kawasan Berhutan
Sekarang
WAKTU
Mendatang
PENAMPUNGAN KARBON
Pilihan A: Tebang Hutan
Sekarang
WAKTU
Mendatang
PENAMPUNGAN KARBON
Pilihan B: Kegiatan REDD+
Sekarang
WAKTU
Mendatang
Gambar 22. Bagaimana Cara Kerja Kegiatan REDD+
42
Inilah hutan alami yang menyimpan jumlah karbon yang tinggi. Hutan ini juga melindungi jasa lingkungan dan keanekaragaman hayati. Hasil: • Karbon tersimpan, emisi tercegah • Ekosistem yang sehat
Ada rencana untuk memberikan konsesi untuk menebang bagian hutan ini. Hasil: • CO2 terlepas, penyimpanan karbon berkurang • Kualitas fungsi ekosistem menurun • Tidak ada manfaat jangka panjang
Sebuah perjanjian dibuat untuk menjaga hutan tetap berfungsi. Hasil: • Karbon tersimpan, emisi tercegah • Ekosistem yang sehat • Deforestasi yang dapat dicegah membawa manfaat dari REDD+
Berapa banyaknya karbon dalam pohon ini?
Setiap ton bobot kering (biomassa) pohon setara dengan setengah ton karbon.
Pengurangan deforestasi dan degradasi hutan menyediakan jasa lingkungan untuk menanggulangi perubahan iklim. Bagaimana mungkin upaya menjaga jasa ini dapat menciptakan manfaat dari segi keuangan dan lainnya? Untuk menciptakan nilai “uang” dari hutan, harus ada nilai ekonomi untuk mencegah emisi CO2 dan mempertahankan karbon yang tersimpan dalam pohon. Hutan sudah memiliki nilai tinggi bagi manusia dan keanekaragaman hayati. Hutan sangat penting bagi sebagian besar budaya tradisional dan memiliki nilai spiritual serta sumber nafkah bagi masyarakat adat dan masyarakat lain yang bergantung pada hutan. Hutan juga memiliki nilai bagi peran yang dimainkannya dalam membantu menjaga iklim bumi tetap sehat. Nilai jasa iklim yang disediakan hutan untuk menyimpan karbon berkaitan dengan jumlah CO2 yang diserap dari atmosfer dengan tidak menebang pohon dan menjaga hutan sehingga dapat menyediakan jasa penyimpanan karbon dan jasa lainnya. Hal ini menentukan jumlah manfaat yang dapat disediakan hutan dalam perjanjian REDD+. Nilai hutan dalam perjanjian REDD+ bergantung pada: • jumlah pohon di area hutan • jumlah karbon yang tersimpan dalam pohon-pohon tersebut • jumlah penyimpanan karbon baru yang akan tercipta jika hutan yang rusak ditanami kembali dan hutan baru mulai ditanam dan tumbuh. • akhirnya, di negara dengan tingkat deforestasi tinggi , jumlah deforestasi dan emisi CO2 dapat dicegah.
Berat pohon ini 10 ton, sehingga 10 ÷ 2 = 5 ton karbon tersimpan di dalamnya.
Citra pohon dengan seizin CEDECO/konsep oleh Regina Harlig
Bagaimana cara menentukan nilai jasa iklim hutan?
Berapa banyaknya karbon dioksida (CO2) yang akan dilepaskan jika pohon ini dibakar? Satu ton karbon menghasilkan 3,67 ton CO2 jika pohon dibakar.
Pohon ini memiliki 5 ton karbon, sehingga 5 x 3,67 = 18,35 ton CO2 dapat dilepaskannya. Bagaimanakah cara menghitung kredit karbon pohon?
Satu ton CO2 yang tidak dilepaskan sama dengan satu kredit karbon.
18 ton CO2
18 kredit karbon
Pohon yang akan menahan 18 ton CO2 dari udara bernilai 18 kredit karbon. Gambar 23. Mengukur Jumlah Karbon dalam Hutan
43
Mengukur jumlah karbon dalam hutan
Saat karbon tinggal dalam pohon dan tidak dilepaskan sebagai CO2 ke udara, hutan berfungsi sebagai gudang besar karbon. Untuk mengetahui berapa banyak karbon yang berada di dalam pohon atau hutan, harus ada cara untuk mengukurnya. Satuan ukur untuk karbon dalam pohon atau hutan disebut dengan ton—sama seperti satuan ukur untuk sekantung gula adalah pon atau kilo. Setiap hutan memiliki berton-ton karbon— bergantung pada ukuran dan umur serta jenis pohon. Dengan mengetahui jumlah pohon di dalam area hutan serta ukuran dan jenis pohonnya, maka mengukur jumlah karbonnya akan menjadi lebih mudah. Karena gas CO2 terbentuk saat karbon dilepaskan dari pohon, kita juga harus mengetahui jumlah CO2 yang dapat dilepaskan ke udara. Jika pohon ditebang dan dibakar, satu ton karbon berubah menjadi lebih dari 3 ½ ton CO2 (1 ton karbon = 3,67 ton CO2). Karena nilai hutan dalam perjanjian REDD+ adalah untuk menyimpan karbon dalam pohon, pemilik hutan dapat memperoleh kredit sejumlah CO2 yang tidak dilepaskan ke udara—untuk mengurangi emisi CO2. Dalam REDD+, satu ton CO2 yang disimpan dalam pohon disebut dengan kredit karbon.
Dari manakah asal uang untuk pembayaran REDD+?
Seperti pembayaran jasa lingkungan lainnya, uang untuk pembayaran REDD+ berasal dari berbagai sumber. Satu contoh adalah dana internasional (uang yang disisihkan untuk maksud khusus) yang diciptakan untuk menyediakan uang yangmembantu negara-negara berkembang menjaga hutan mereka atau menanam kembali hutan yang telah ditebang. Sebagian negara maju telah menjanjikan untuk menyediakan dana bagi negara-negara berkembang demi membantu mereka dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan penanggulangan perubahan iklim. Dalam hal ini, perjanjian atau Nota Kesepahaman (MoU) dapat dibuat di antara negara maju dan negara berkembang yang bertujuan untuk menyediakan dana bagi pemerintahnya dalam menyusun rencana dan melaksanakan kegiatan readiness dan demonstrasi REDD+. Cara baru untuk membantu membayar kegiatan REDD+ sedang dibahas pada pertemuan UNFCCC dan diuji dalam sejumlah kegiatan ‘demonstrasi’ untuk REDD+. Hal ini melibatkan pemerintah atau pihak swasta di negara-negara maju yang membayar pemilik hutan di negara-negara berkembang karena melestarikan hutan mereka melalui pembayaran ‘kredit karbon’ yang mewakili ton emisi CO2 yang dapat dicegah dengan cara melindungi hutan. Ini membantu negara atau pihak swasta memenuhi janji mereka dalammengurangi emisi dan menyediakan dana untuk membantu melestarikan dan mengelola hutan serta menguntungkan pemilik hutan. Ini adalah gagasan yang sangat baru dan masih perlu dilakukan pengujian dan pembahasan yang harus diselesaikan sebelum kesepakatan tentang cara kerjanya tercapai. Berikut adalah uraian dan contoh bagaimana hal ini dapat berjalan: Menurut perjanjian internasional yang telah disepakati bertujuan menanggulangi atau menghentikan perubahan iklim, negara-negara maju telah berjanji untuk mengurangi jumlah gas rumah kaca yang mereka lepaskan atau pancarkan ke udara. (Ingat Protokol Kyoto!). Untuk membantu melakukan hal ini, para pemerintah membuat peraturan baru tentang pembatasan jumlah CO2 atau gas rumah kaca lainnya yang dapat dilepaskan oleh industri. Namun, mengubah cara industri beroperasi dapat memakan waktu lama—membeli mesin yang lebih efisien, menggunakan teknologi baru, dll., sehingga mungkin sulit bagi pebisnis untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dengan cepat—tepat waktu untuk memenuhi aturan yang dibuat oleh pemerintah mereka. Salah satu cara bagi pebisnis mengurangi total jumlah CO2 yang dilepaskan ke udara dengan lebih cepat adalah membuat suatu kesepakatan dengan negara berkembang atau pemilik hutan untuk melestarikan hutan mereka dan menjaga karbon tersimpan dalam pohon. Dalam perjanjian REDD+, pemilik hutan dapat menjual kredit karbon dari hutan kepada perusahaan untuk membantu pebisnis memenuhi sasarannya mengurangi jumlah CO2 yang dilepaskan ke atmosfer.
44
Perusahaan-perusahaan membeli kredit karbon dan membayar pemilik hutan untuk menjaga karbon dalam pohon sehingga mencegah emisi CO2 . Misalnya, pebisnis yang membuat lembaran seng untuk atap diharuskan untuk mengurangi emisi CO2 dari pabriknya sebanyak 1000 ton selama dua tahun. Namun, mereka tidak akan mampu menuntaskan hal itu selama 3 tahun—yang berarti melewati tenggat waktu bagi pengurangan emisi CO2. Pebisnis ini mampu mengurangi emisinya sebesar 800 ton melalui perbaikan sebagian praktik lainnya. Namun, bagaimanakah cara mereka memenuhi kewajiban mengurangi emisi sebesar 200 ton CO2 yang tersisa secara tepat waktu? Pebisnis itu dapat membayar negara atau pemilik hutan lain untuk mengurangi emisi CO2 sebesar 200 ton tersebut dengan membayar pemilik hutan agar menjaga hutannya tetap berfungsi—karbon dalam pohon TIDAK dilepaskan sebagai CO2, sehingga pebisnis dapat menganggap 200 ton CO2 yang tersimpan dalam hutan ini sebagai bagian dari pengurangan emisi yang wajib dilakukannya. Dengan menambahkan 200 ton kredit karbon yang dibeli dari pemilik hutan ke 800 ton yang dikurangi sendiri olehnya, sasaran 1000 ton terpenuhi. Karena atmosfer adalah sumber daya bersama—digunakan oleh seluruh dunia, sasaran mengurangi emisi seluruh dunia juga terpenuhi. Dan akhirnya, manfaat dari menjual kredit karbon membantu negara dan masyarakat. (Ingatlah: 1 kredit karbon = 1 ton emisi CO2 yang dapat dicegah) Namun, pebisnis tidak boleh memenuhi seluruh kewajiban pengurangan emisi dengan membeli kredit karbon. Negara maju dan pebisnis harus mengubah kebiasaan mereka. Sebagian besar pengurangan emisi harus berasal dari mengubah dan meningkatkan cara menjalankan industri, menemukan cara menghasilkan energi yang lebih baik, dan cara-cara lain mengurangi emisi. 1000 ton emisi CO2 yang dicegah: Iklim global, hutan lokal, dan masyarakat, baik di negara berkembang maupun di negara maju diuntungkan
800 ton emisi CO2 yang dikurangi dengan membeli mesin lebih efisien
200 kredit karbon yang dibeli dari kegiatan REDD+
200 ton kredit CO2 800 ton pengurangan emisi CO2
Parábolas O.L./ Concept par Susan Stone
Manfaat dari membeli 200 kredit karbon
Gambar 24. Contoh Transaksi Kredit Karbon Karena ada banyak negara berkembang, pemilik hutan, dan pebisnis, ada banyak kelompok yang ingin menjual dan membeli kredit karbon untuk mengurangi CO2 di udara dan memperoleh keuntungan dari tidak menebang pohon. Guna membantu pembelian dan penjualan kredit karbon, ‘pasar’ karbon telah disiapkan. Pasar ini dapat membantu menguji coba cara pembiayaan kegiatan REDD+ yang dapat berjalan. 45
Pasar adalah tempat atau proses orang bertukar barang dan jasa. Pasar membutuhkan penjual yang menyediakan barang dan jasa dan pembeli yang membayar barang atau jasa itu. Dalam REDD+, penjual adalah pemerintah, masyarakat, atau pemilik hutan yang menawarkan jasa mengurangi emisi karbon dengan melestarikan hutan dan menjual kredit karbon yang terkandung di dalam hutan; sedangkan pembeli adalahmereka yang mendapat manfaat dari jasa iklim, biasanya pemerintah atau perusahaan swasta yang harus memenuhi komitmen, atau donor pribadi dan dana internasional yang ingin membantu menanggulangi perubahan iklim. Pasar karbon menyediakan jasa menghubungkan pembeli dan penjual ini serta menentukan harga bagi kredit karbon.
Bagaimana cara melakukan kegiatan REDD+?
Kesepakatan untuk menerima manfaat dari menghindari deforestasi atau degradasi hutan dapat dibuat pada tingkat nasional saat pemerintah mememasukkan REDD+ sebagai bagian dari salah satu agenda perencanaan dan strategi pengelolaan hutan berkelanjutan, yang mengurangi jumlah deforestasi dan degradasi hutan negara itu. Pemerintah menyiapkan strategi sehingga secara keseluruhan negara dapat menarik manfaat dari hutannya dan membagi-bagi manfaat kepada pemilik dan pengguna hutan, antara lain masyarakat adat dan masyarakat lain yang memperoleh penghasilan dari hutan. Pendanaan REDD+ juga dapat menyediakan lebih banyak sumber daya untuk pengelolaan hutan berkelanjutan dan untuk memerangi pembalakan liar atau ancaman lain terhadap hutan negara. Cara lain mengelola REDD+ adalah melalui proyek demo di berbagai area pada suatu negara. Pada beberapa kejadian, pemilik hutan dapat memulai kegiatan REDD+ dengan dukungan teknis dari pemerintah, LSM, atau lembaga lainnya untuk menciptakan manfaat dari melestarikan hutan di area tertentu. Jika ikut serta dalam kegiatan REDD+, masyarakat atau pemilik hutan lainnya dapat memperoleh manfaat dengan menjual kredit karbon dalam hutan melalui pasar karbon. Cara mengadakan kegiatan REDD+—baik sebagai strategi nasional atau sebagai kegiatan di berbagai area dari suatu negara—masih dibahas pada pertemuan UNFCCC.
Apakah ada risiko dan keprihatinan yang berkaitan dengan REDD+?
REDD+ dapat menjadi peluang bagi masyarakat setempat untuk membantu menanggulangi perubahan iklim sekaligus menerima manfaat sosial dan ekonomi, namun kegiatan harus direncanakan dengan baik dan dilakukan dengan peran serta masyarakat setempat. Sebagian keprihatinan utama yang harus dipertimbangkan adalah: • Kebutuhan akan hak penguasaan lahan yang jelas (Siapakah yang memiliki hutan? Siapakah yang memiliki kredit karbon? dan Siapakah yang menentukan nilai hutan?); • Kebutuhan akan rencana dan proses yang transparan bagi pelibatan dan konsultasi dengan pemangku kepentingan setempat untuk semua kegiatan persiapan dan demonstrasi REDD+; • Penghormatan terhadap hak-hak masyarakat adat dan masyarakat lokal sebagaimana yang ditetapkan dalam instrumen-instrumen dan perjanjian-perjanjian internasional serta hukum nasional saat merancang strategi dan menjalankan kegiatan REDD+; • Peran serta masyarakat adat dan lokal dalam keputusan-keputusan yang berkaitan dengan pengelolaan hutan berkelanjutan dan REDD+; • Kebutuhan akan Persetujuan Awal dengan Informasi Awal Tanpa Paksaan(FPIC) terhadap semua kegiatan yang berdampak pada masyarakat adat dan masyarakat lokal, antara lain pemantauan dan pelaporan; • Kebutuhan akan pengambilan keputusan yang jelas, transparan, dan partisipatif tentang cara memutuskan manfaat dan pembayaran serta cara mendistribusikannya; 46
• Peran serta masyarakat lokal dan masyarakat adat dalam disain, pemantauan, dan evaluasi program REDD+ nasional; • Kebutuhan untuk mencakup pengetahuan tradisional dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan REDD+. Kelompok-kelompok seperti Aliansi Iklim, Masyarakat, dan Keanekaragaman Hayati (CCBA) telah bekerja untuk mengembangkan pedoman dan standar yang membantu pembuat kebijakan dan perancang kegiatan REDD+ untuk merencanakan dan melaksanakan kegiatan ini dengan cara yang: • menyediakan manfaat untuk iklim, masyarakat, dan keanekaragaman hayati, • menghormati hak-hak masyarakat adat dan masyarakat lokal, • mempromosikan peran serta dan penjangkauan pemangku kepentingan • menyokong pembagian manfaat yang adil • memastikan bahwa kegiatan dirancang dan dipantau dengan metode dan teknik sosial serta lingkungan yang benar
Apakah manfaat potensial kegiatan REDD+?
Manfaat Iklim: • Mitigasi perubahan iklim • Adaptasi terhadap perubahan iklim • Cuaca sehat di masyarakat kami
Manfaat Masyarakat: • Layanan ekosistem seperti air, makanan, kayu • Kesempatan baru bagi pembangunan masyarakat
Parábolas O.L.
Parábolas O.L.
CEDECO 2007
REDD+ seharusnya membawa banyak manfaat. Manfaat utama adalah menanggulangi atau mengurangi perubahan iklim karena pengurangan emisi karbon ke udara. Manfaat lainnya mencakup manfaat alamiah atau keanekaragaman hayati yang merupakan hasil konservasi hutan dan manfaat sosial seperti sumber daya keuangan untuk masyarakat dan pemerintah untuk membantu mereka berkembang dan membayar biaya pengelolaan hutan dan melindunginya dari ancaman seperti pembalakan liar. Selain itu, saat hutan dikelola secara berkelanjutan, jasa lingkungan dan sumber daya lainnya, seperti area tangkapan air dan budaya, ikut terlindungi.
Manfaat Keanekaragaman Hayati: • Makanan dan habitat untuk tumbuhan dan binatang • Melestarikan semua jenis tumbuhan dan binatang
Bagian 3. Apakah kegiatan REDD+ sedang berlangsung sekarang? Adakah pengalaman REDD+ dengan peran serta masyarakat setempat?
Di Madagaskar, masyarakat setempat, dengan dukungan pemerintah dan organisasi internasional, sedang mengembangkan kegiatan REDD+ yang disebut dengan Proyek Karbon Hutan Koridor Mantadia. Untuk menghindari deforestasi, proyek ini mempromosikan konservasi hutan, penanaman pohon, dan kegiatan mencari nafkah seperti kebun organik. Proyek ini akan melestarikan 425.000 hektar hutan. Zona Pengelolaan Masyarakat telah terbentuk
yaitu tempat masyarakat mengelola dan memantau sumber daya hutan. Manfaat keuangan diterima melalui penjualan kredit karbon kepada pembeli yang menggunakan pasar karbon.
Adakah pengalaman REDD+ di tingkat nasional?
Ada beberapa negara yang sedang mulai bersiap bagi kegiatan REDD+. Negara-negara yang sedang bersiap untuk REDD+ adalah negara yang telah menerima dana dan bantuan teknis dari lembaga internasional.
Ada juga program konservasi hutan nasional yang sudah berjalan seperti Socio Bosque di Ekuador, sebuah skema Pembayaran Jasa Lingkungan yang akan dikaitkan dengan pendanaan REDD+ internasional. Ini adalah sebuah prakarsa yang dipelopori pemerintah yang bermaksud melindungi sekitar empat juta hektar hutan alami; mengurangi emisi gas rumah kaca yang disebabkan oleh deforestasi dan meningkatkan kondisi kehidupan warga miskin. Socio Bosque menyediakan manfaat ekonomi tahunan per hektar hutan kepada perseorangan atau masyarakat adat, yang memutuskan dengan sukarela untuk melindungi hutan alami yang mereka miliki. Setiap tahun, proyek dipantau untuk verifikasi bahwa perjanjian tetap dipatuhi.4
Apakah yang dilakukan lembaga internasional untuk membantu negaranegara yang mengerjakan REDD+?
Dua lembaga internasional utama yang membantu negara-negara bersiap untuk REDD+ adalah Fasilitas Kemitraan Karbon Hutan (FCPF) Bank Dunia dan Program Kolaboratif PBB tentang Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi Hutan di Negara Berkembang (Program UN REDD). Fasilitas Kemitraan Karbon Hutan (FCPF) Bank Dunia membantu negara-negara dalam upaya mengurangi emisi dari deforestasi dan degradasi hutan dengan memberi nilai bagi hutan yang masih terjaga melalui pengelolaan hutan berkelanjutan, konservasi hutan, dan peningkatan penyimpanan karbon. Bank Dunia adalah sebuah lembaga internasional yang menyediakan bantuan keuangan dan teknis kepada negara-negara di seluruh dunia. FCPF menyertakan masyarakat adat sebagai pengamat bersama lembaga swadaya masyarakat lainnya. Para pakar tentang masyarakat adat juga disertakan dalam Panel Nasihat Teknis FCPF, tempat mereka berperan serta dalam meninjau proposal yang disajikan oleh para pemerintah. FCPF meminta negara-negara agar bersiap untuk REDD+ dengan menyusun rencana. Nama rencana ini adalah Readiness Preparation Proposal (R- PP). R-PP akan membantu negara mengenali dan kemudian membangun kapasitas untuk melaksanakan strategi REDD+. R-PP juga harus mencakup rencana pelibatan pemangku kepentingan dan kegiatan konsultasi. Rencana harus menghormati hakhak masyarakat adat dan pemangku kepentingan lainnya. Lebih dari 30 negara berperan serta bersama FCPF. Sebagian negara itu adalah Bolivia, Kolombia, Kosta Rika, Peru, Kenya, Gabon, Kamboja, Suriname, Guyana dan Indonesia. Program UN REDD membantu negara-negara berkembang untuk bersiap berperan serta dalam kegiatan REDD+ di masa depan. UN REDD mendukung kapasitas pemerintah nasional untuk merencanakan strategi REDD+ dan mewujudkannya dalam aksi pelibatan aktif semua pemangku kepentingan, antara lain masyarakat adat dan masyarakat lainnya yang mencari nafkah dari hutan . Sembilan negara dari Asia, Afrika, dan Amerika Latin menjadi bagian kerja awal Program UN REDD. Masyarakat adat menjadi anggota di dewan pengurus UN REDD .
48
HAL-HAL PENTING:
• REDD+ sedang dibahas oleh para pemerintah melalui UNFCCC. Banyak keputusan masih didiskusikan tentang bagaimana REDD+ dapat berjalan. • Banyak negara sedang menyiapkan REDD+ dan sebagian kegiatan sedang berlangsung untuk menguji coba bagaimana REDD+ dapat mengurangi deforestasi dan menanggulangi perubahan iklim. • Penarikan manfaat dari REDD+ bergantung pada pembuatan perjanjian untuk mencegah emisi CO2 dari deforestasi dan degradasi hutan dan pada pelestarian hutan sebagai tempat penyimpanan untuk karbon. • Pendanaan bagi kegiatan REDD+ dapat berasal dari badan internasional, pemerintah negara maju, atau dari pasar karbon. • Baik risiko potensial maupun manfaat potensial kegiatan REDD+ harus dipahami dan dipertimbangkan dengan seksama. • Proses REDD+ harus transparan sehingga semua pemangku kepentingan memahami bagaimana kerja REDD+, keuntungan dibagikan serta hak-hak dihormati. • Hutan memiliki potensi yang sangat penting untuk menanggulangi perubahan iklim dan menyediakan manfaat kepada negara dan masyarakat.
ISTILAH-ISTILAH UTAMA:
Biomassa: bobot atau massa kering total Pemulihan hutan: area yang yang sudah dalam suatu tumbuhan atau mahluk hi- gundul bertahun-tahun silam dapat dijadup lainnya didikan hutan kembali Perhitungan karbon: cara mengukur ju- Persetujuan Awal dengan Informasi Awal mlah karbon di dalam hutan Tanpa Paksaan (FPIC): Rangkuman prinsip yang mendasari FPIC adalah: (i) informasi Kredit karbon: dalam REDD+, ton CO2 dan konsultasi tentang setiap prakarsa yang tersimpan di pohon (tidak dilepas ke yang diusulkan dan kemungkinan damatmosfer) disebut dengan kredit karbon paknya; (ii) peran serta optimal masayaraDeforestasi: kehilangan hutan dan kehi- kat adat; dan, (iii) lembaga perwakilan langan penyimpanan karbon Kegiatan persiapan: aksi yang memKegiatan demonstrasi: uji coba pelaksanaan REDD+ dapat mengurangi emisi CO2 dari hutan dan menaikkan penyimpanan karbon dengan mengurangi deforestasi dan degradasi hutan, dan cara REDD+ dapat menghasilkan manfaat bagi negara berkembang dan masyarakat setempat
bantu negara ‘bersiap’ untuk REDD+, yang mencakup peningkatan kapasitas, studi ilmiah, dan pengembangan strategi nasional, dengan sasaran menanggulangi perubahan iklim
REDD+: ‘pengurangan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan di negara Degradasi hutan: mengurangi jumlah po- berkembang; dan peran konservasi, penhon dan simpanan karbon di area hutan gelolaan hutan yang berkelanjutan, dan peningkatan persediaan karbon hutan di tertentu negara berkembang’ 49
50
CI/John Martin
CATATAN AKHIR, DAFTAR PUSTAKA, DAN SUMBER LAINNYA
SESI 1 CATATAN AKHIR
1. Situs web Windows to the Universe http://www.windows.ucar.edu/ 2. IPCC 2007. Climate Change 2007: The Physical Science Basis. IPCC Fourth Assessment Report (AR4). Contribution of Working Group I to the Fourth Assessment Report of the Intergovernmental Panel on Climate Change Solomon, S., D. Qin, M. Manning, Z. Chen, M. Marquis, K.B. Averyt, M. Tignor and H.L. Miller (eds.). Cambridge University Press, Cambridge, United Kingdom and New York, NY, USA, 996 pp. http://www.ipcc.ch 3. IPCC 2007. Climate Change 2007: The Physical Science Basis. IPCC Fourth Assessment Report (AR4). 4. Shardul Agrawala, Annett Moehner, Andreas Hemp, Maarten van Aalst, Sam Hitz, Joel Smith, Hubert Meena, Stephen M. Mwakifwamba, Tharsis Hyera and Obeth U. Mwaipopo. 2003. Development And Climate Change In Tanzania: Focus On Mount Kilimanjaro. Environment Directorate Development Co-Operation Directorate Working Party on Global and Structural Policies Working Party on Development Co-operation and Environment. COM/ENV/EPOC/DCD/DAC(2003)5/FINAL. www. oecd.org/dataoecd/47/0/21058838.pdf 5. Church and White 2006 A 20th century acceleration in global sea-level rise. Geophysical Research Letters, 33, L01602. 6. IPCC 2007. Climate Change 2007: The Physical Science Basis. IPCC Fourth Assessment Report (AR4). Contribution of Working Group I to the Fourth Assessment Report of the Intergovernmental Panel on Climate Change Solomon, S., D. Qin, M. Manning, Z. Chen, M. Marquis, K.B. Averyt, M. Tignor and H.L. Miller (eds.). Cambridge University Press, Cambridge, United Kingdom and New York, NY, USA, 996 pp. http://www.ipcc.ch
DAFTAR PUSTAKA
• Church J.A. and White, N.J. (2006). A 20th century acceleration in global sea-level rise. Geophysical Research Letters, 33, L01602 • Harvey C.A., Zerbock O., Philipsborn J., Papageorgiou S., Parra A., Chacón M. 2009. Climate Change Training Materials. Climate Change Initiatives Program, Conservation International, Arlington, VA. • IPCC 2007. Climate Change 2007: The Physical Science Basis. IPCC Fourth Assessment Report (AR4). Contribution of Working Group I to the Fourth Assessment Report of the Intergovernmental Panel on Climate Change Solomon, S., D. Qin, M. Manning, Z. Chen, M. Marquis, K.B. Averyt, M. Tignor and H.L. Miller (eds.). Cambridge University Press, Cambridge, United Kingdom and New York, NY, USA, 996 pp. http://www.ipcc.ch • Scripps Institute of Oceanography: http: www.meteroa.ucsd,edu/~pierce/elnino/ • Shardul Agrawala, Annett Moehner, Andreas Hemp, Maarten van Aalst, Sam Hitz, Joel Smith, Hubert Meena, Stephen M. Mwakifwamba, Tharsis Hyera and Obeth U. Mwaipopo. 2003. Development And Climate Change In Tanzania: Focus On Mount Kilimanjaro. Environment Directorate Development Co-Operation Directorate Working Party on Global and Structural Policies Working Party on Development Co-operation and Environment. COM/ENV/EPOC/DCD/DAC(2003)5/FINAL. www. oecd.org/dataoecd/47/0/21058838.pdf • Tebtebba Foundation 2008. Guide on Climate Change & Indigenous Peoples. de Chavez R.and TauliCorpuz V (eds.).. Tebtebba Foundation No. 1 Roman Ayson Road 2600 Baguio City Philippines. 108p. http://www.tebtebba.org • UNEP/GRID-Arendal 2009. Climate in Peril, A popular guide to the latest IPCC reports. UNEP, GRID-Arendal. 60 p. http://www.grida.no/publications/climate-in-peril/
SUMBER LAIN
• Climate Change—Your Essential Guide: www.metoffice.gov.uk/climatechange/guide/.../quick_guide. pdf • Goddard Institute for Space Studies: http://data.giss.nasa.gov/
52
• McMullen, C.P. and Jabbour, J. (2009).. United Nations Environment Programme, Nairobi, EarthPrint. http://www.unep.org/COMPENDIUM2009/ • Tunza Youth Strategy: http://www.unep.org/tunza/Home/tabid/700/language/en-US/Default.aspx • Windows to the Universe: http://www.windows.ucar.edu/ • Forests and Climate Change Toolbox CIFOR: http://www.cifor.cgiar.org/fctoolbox/
SESI 2 CATATAN AKHIR
1. Laporan IPCC 2007 menampilkan angka sebagai 17%. Studi yang lebih baru, van der Werf, dkk, 2009, memberikan angka 12%. G. R. van der Werf, D. C. Morton, R. S. DeFries, J. G. J. Olivier, P. S. Kasibhatla, R. B. Jackson, G. J. Collatz and J. T. Randerson. 2009. CO2 emissions from forest loss. NATURE GEOSCIENCE | VOL 2 | NOVEMBER 2009
DAFTAR PUSTAKA
• Environmental Science Published for Everybody Round the Earth (ESPERE)www.atmosphere.mpg. de/enid/basics Unit 1. : Man-made Climate Change • Goddard Institute for Space Studies http://data.giss.nasa.gov/ • Harvey C.A., Zerbock O., Phillipsborn J., Papageorgiou S., Parra A., Chacón M. 2009. Climate Change Training Materials. Climate Change Initiatives Program, Conservation International, Arlington, VA. • IPCC 2007. Climate Change 2007: The Physical Science Basis. IPCC Fourth Assessment Report (AR4). Contribution of Working Group I to the Fourth Assessment Report of the Intergovernmental Panel on Climate Change Solomon, S., D. Qin, M. Manning, Z. Chen, M. Marquis, K.B. Averyt, M. Tignor and H.L. Miller (eds.). Cambridge University Press, Cambridge, United Kingdom and New York, NY, USA, 996 pp. http://www.ipcc.ch • Tebtebba Foundation 2008. Guide on Climate Change & Indigenous Peoples. de Chavez R.and TauliCorpuz V (eds.).. Tebtebba Foundation No. 1 Roman Ayson Road 2600 Baguio City Philippines. 108p. http://www.tebtebba.org • UNEP/GRID-Arendal 2009. Climate in Peril, A popular guide to the latest IPCC reports. UNEP, GRID-Arendal. 60 p. http://www.grida.no/publications/climate-in-peril/
SUMBER LAIN
• Climate Change—Your Essential Guide: www.metoffice.gov.uk/climatechange/guide/.../quick_guide. pdf • McMullen, C.P. and Jabbour, J. (2009).. United Nations Environment Programme, Nairobi, EarthPrint. http://www.unep.org/COMPENDIUM2009/ • Tunza Youth Strategy: http://www.unep.org/tunza/Home/tabid/700/language/en-US/Default.aspx • Forests and Climate Change Toolbox CIFOR: http://www.cifor.cgiar.org/fctoolbox/
SESI 3 CATATAN AKHIR
1. Situs UNFCCC http://unfccc.int/ 2. Alaska Summit—http://www.indigenoussummit.com/servlet/content/declaration.html 3. Convention on Biological Diversity-http://www.cbd.int/traditional/intro.shtml 4. ActionAid International. 2008. The time is now. Lesson from farmers adapting to climate change. Johannesburg, South Africa. 36 p 53
5. Tebtebba Foundation 2008. Guide on Climate Change & Indigenous Peoples. de Chavez R.and TauliCorpuz V (eds.).. Tebtebba Foundation No. 1 Roman Ayson Rod 2600 Baguio City Philippines. 108p. http://www.tebtebba.org 6. UNEP & ICRAF 2006. Climate Change and Variability in the Sahel Region: Impacts and Adaptation Strategies in the Agricultural Sector
DAFTAR PUSTAKA
• ActionAid International. 2008. The time is now. Lesson from farmers adapting to climate change. Johannesburg, South Africa. 36 p • FAO. 2009. Adapting to climate change. Unasylva No. 231/232 Vol. 60, 2009/1-2. http://www.fao.org/ docrep/011/i0670e/i0670e00.HTM • IPCC, 2007. Summary for Policymakers. In: Climate Change 2007: Mitigation. Contribution of Working Group III to the Fourth Assessment Report of the Intergovernmental Panel on Climate Change [B. Metz, O.R. Davidson, P.R. Bosch, R. Dave, L.A. Meyer (eds)], Cambridge University Press, Cambridge, United Kingdom and New York, NY, USA. • IPCC, 2007: Climate Change 2007b: Impacts, Adaptation and Vulnerability. Contribution of Working Group II to the Fourth Assessment Report of the Intergovernmental Panel on Climate Change, M.L. Parry, O.F. Canziani, J.P. Palutikof, P.J. van der Linden and C.E. Hanson, Eds., Cambridge University Press, Cambridge, UK, 976pp. • Risto Seppälä, Alexander Buck and Pia Katila. (eds.). 2009. Adaptation of Forests and People to Climate Change. A Global Assessment Report. IUFRO World Series Volume 22. Helsinki. 224 p. • Tebtebba Foundation 2008. Guide on Climate Change & Indigenous Peoples. de Chavez R.and TauliCorpuz V (eds.).. Tebtebba Foundation No. 1 Roman Ayson Road 2600 Baguio City Philippines. 108p. http://www.tebtebba.org • Trumper, K., Bertzky, M., Dickson, B., van der Heijden, G., Jenkins, M., Manning, P. June 2009. The Natural Fix? The role of ecosystems in climate mitigation. A UNEP rapid response assessment. United Nations Environment Programme, UNEPWCMC, Cambridge, UK • UNEP & ICRAF 2006. Climate Change and Variability in the Sahel Region: Impacts and Adaptation Strategies in the Agricultural Sector
SUMBER LAIN
• Climate Change—Your Essential Guide: www.metoffice.gov.uk/climatechange/guide/.../quick_guide. pdf • McMullen, C.P. and Jabbour, J. (2009). Climate Change Science Convention. United Nations Environment Programme, Nairobi, EarthPrint. http://www.unep.org/COMPENDIUM2009/ • IPCC - Intergovernmental Panel on Climate Change: www.ipcc.ch/ • UNFCCC site: http://unfccc.int/ • Forests and Climate Change Toolbox CIFOR: http://www.cifor.cgiar.org/fctoolbox/
SESI 4 DAFTAR PUSTAKA
1. Millennium Ecosystem Assessment, 2005. Ecosystems and Human Well-being: Synthesis. Island Press, Washington, DC. 2. Wunder S. 2005. Payments for environmental services: Some nuts and bolts. CIFOR Occasional Paper No. 42.
54
SUMBER LAIN
• Daily, G. C. (Ed.). 1997. Nature’s services. Societal dependence on natural ecosystems. Island Press, Washington, DC. 392 pp. • Millennium Ecosystem Assessment http://www.millenniumassessment.org/en/index.aspx • UNFCCC site http://unfccc.int/ • Forests and Climate Change Toolbox CIFOR: http://www.cifor.cgiar.org/fctoolbox/
SESI 5 CATATAN AKHIR
1. Situs UNFCCC http://unfccc.int/ 2. Verchot L.V.; Petkova E. (2009). The state of REDD negotiations Consensus points, options for moving forward and research needs to support the process. A background document for the UN-REDD Programme sponsored support to regional groups. Prepared by the Center for International Forestry Research (CIFOR) Bogor, Indonesia. Accesado Marzo 18 de 2010. http://www.iisd.org/pdf/2010/ redd_state_of_negotiations.pdf 3. PFII, 2005. Free Prior Informed Consent And Beyond: The Experience of IFAD. United Nations Department Of Economic And Social Affairs, Division for Social Policy and Development, Secretariat of the Permanent Forum on Indigenous Issues. INTERNATIONAL WORKSHOP ON METHODOLOGIES REGARDING FREE PRIOR AND INFORMED CONSENT AND INDIGENOUS PEOPLES. (New York, 17-19 January 2005). PFII/2005/WS.2/10. Unedited version, pg.2. 4. Situs web Socio Bosque : http://www.ambiente.gov.ec/paginas_espanol/sitio/inicio_es.html
DAFTAR PUSTAKA
• Angelsen, A. (ed.) (2008). Moving ahead with REDD: Issues, options and implications. CIFOR, Bogor, Indonesia. 173, p. Accesado Marzo 18 de 2010. http://www.cifor.cgiar.org/publications/pdf_files/ Books/BAngelsen0801.pdf • Angelsen, A. with Brockhaus, M., Kanninen, M., Sills, E., Sunderlin, W. D. and Wertz-Kanounnikoff, S. (eds) (2009). Realising REDD+: National strategy and policy options. CIFOR, Bogor, Indonesia. Accesado Marzo 18 de 2010. http://www.cifor.cgiar.org/Knowledge/Publications/Detail?pid=2871 • Verchot L.V.; Petkova E. (2009). The state of REDD negotiations Consensus points, options for moving forward and research needs to support the process. A background document for the UN-REDD Programme sponsored support to regional groups. Prepared by the Center for International Forestry Research (CIFOR) Bogor, Indonesia. Accesado Marzo 18 de 2010. http://www.iisd.org/pdf/2010/ redd_state_of_negotiations.pdf
SUMBER LAIN
• Parker, C., Mitchell, A., Trivedi, M., Mardas, N., Sosis, K. 2009. Global Canopy Foundation. http:// www.globalcanopy.org/main.php?m=117&sm=176&t=1 (2009) • Global Canopy Foundation. http://www.globalcanopy.org/main.php?m=117&sm=176&t=1 (2009) • The Forest Carbon Partnership Facility (FCPF): www.forestcarbonpartnership.org/ • United Nations Collaborative Programme on Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation in Developing Countries home page. www.un-redd.org/ • Forests and Climate Change Toolbox CIFOR: http://www.cifor.cgiar.org/fctoolbox/
55
DAFTAR KATA Adaptasi
Adaptasi adalah perubahan dalam cara melakukan sesuatu. Karena iklim berubah, tumbuhan, binatang, dan manusia harus menyesuaikan diri dengan kondisi cuaca yang baru.
Arus karbon
Gerakan karbon keluar-masuk atmosfer.
Arus samudra
Gerakan air permukaan samudra. Air digerakkan utamanya oleh angin dalam pola teratur yang biasanya tetap sama.
Atmosfer
Campuran gas yang mengelilingi bumi—atmosfer mulai di permukaan bumi dan meninggi ke angkasa luar dalam banyak lapisan. Sebagian besar proses yang mempengaruhi hidup di bumi terjadi di lapisan atmosfer terendah—yang terdekat dengan permukaan bumi.
Bahan bakar fosil
Bahan bakar yang dibentuk di dalam bumi selama waktu yang panjang dari tumbuhan dan organisme lain yang membusuk, misalnya minyak bumi atau batubara.
Biomassa
Bobot atau massa kering total suatu tumbuhan atau mahluk hidup lainnya. Kadang-kadang istilah ‘biomassa mati’ digunakan untuk menggambarkan bobot kering bahan tumbuhan mati.
Cuaca
Suhu, curah hujan, atau badai di tempat tertentu pada hari tertentu atau selama masa yang sangat singkat, misalnya satu musim.
Curahan
Hujan, salju, atau butiran (es) yang terbentuk dari kelembaban di atmosfer dan jatuh ke tanah.
Daerah aliran air
Area daratan yang membuang atau menguras semua airnya ke tempat yang sama, misalnya sungai.
Daur karbon
Proses alami karbon bergerak atau mengalir di antara berbagai tempatnya digunakan dan disimpan (tampungan).
Deforestasi
Kehilangan hutan dan kehilangan penyimpanan karbon.
Degradasi hutan
Mengurangi jumlah pohon dan simpanan karbon di area hutan tertentu.
Delegasi
Wakil negara.
Efek rumah kaca
Nama untuk proses cara atmosfer menjaga bumi tetap hangat.
Ekosistem
Kelompok alami tumbuhan, binatang, dan mikroorganisme yang hidup bersama di tempat tertentu dengan karakteristik atau lingkungan tertentu.
57
58
Emisi
Zat yang dilepaskan ke udara.
Fotosintesis
Proses alami saat tumbuhan menyerap cahaya dan panas dari matahari serta karbon dioksida dari udara, dan melepaskan oksigen untuk membuat tumbuhan bertumbuh dan menjaga udara kita bersih.
Gas rumah kaca
Gas yang membantu mengatur suhu bumi.
Gletser
Lapisan es pada daratan atau pegunungan di tempat yang sangat dingin. Kadang-kadang gletser meluas ke samudra.
Iklim
Digambarkan sebagai “cuaca rata-rata” atau kondisi cuaca yang terjadi selama masa waktu yang panjang.
Jasa Lingkungan
Jasa Lingkungan adalah manfaat yang diperoleh orang dari ekosistem. Ekosistem menyediakan jasa penting bagi manusia di seluruh dunia. Ini mencakup: jasa yang menyediakan makanan, air, kayu, dan serat; jasa yang mengendalikan iklim, banjir, penyakit, limbah, dan mutu air; jasa budaya yang menjadi sumber manfaat spiritual dan juga kesenangan.
Karbon
Salah satu unsur paling umum di alam semesta, ditemukan di semua mahluk hidup dan mati.
Karbon dioksida (CO2)
Hasil penggabungan karbon (C) dengan oksigen (O). Penggabungan itu mengambil 1 bagian karbon dan 2 bagian oksigen untuk membentuk CO2.
Kebijakan
Rencana aksi untuk mengarahkan keputusan dan mencapai hasil.
Kegiatan demonstrasi
Kegiatan ini dimaksudkan untuk menunjukkan cara REDD+ dapat mengurangi emisi CO2 dari hutan dan meningkatkan penyimpanan karbon dengan mengurangi deforestasi dan degradasi hutan. Kegiatan ini juga menguji coba cara REDD+ dapat menghasilkan manfaat untuk negara berkembang dan masyarakat setempat.
Kegiatan persiapan
Aksi yang membantu negara ‘bersiap’ untuk REDD+, yang mencakup pembangunan kapasitas, studi ilmiah, dan pengembangan strategi nasional, dengan sasaran menanggulangi perubahan iklim.
Kesepakatan pembayaran untuk jasa lingkungan
Sebuah perjanjian yang dengannya orang setuju untuk mengambil aksi khusus guna mengelola dan melestarikan ekosistem dan menerima manfaat tertentu sebagai imbalannya.
Kredit karbon
Dalam REDD+, satu ton CO2 yang disimpan dalam pohon (tidak dilepas ke atmosfer) disebut dengan kredit karbon.
Kutub bumi
Area di bagian terjauh di utara dan selatan bumi. Daerah itu juga disebut ‘kawasan kutub’.
Letusan gunung berapi
Gunung berapi adalah gunung yang terbentuk di celah pada permukaan bumi oleh batuan leleh yang naik ke permukaan, mengalir keluar, dan mengeras. Saat gunung berapi meletus, batuan leleh, yang disebut dengan lava, mengalir keluar gunung bersama abu dan gas yang naik ke atmosfer.
Lingkungan
Karakteristik suatu tempat.
Mitigasi
Proses menghentikan atau mengurangi perubahan iklim dengan menurunkan emisi gas rumah kaca yang berasal dari kegiatan industri serta kegiatan kehutanan dan pertanian.
Pemanasan global
Kenaikan dalam suhu rata-rata atmosfer bumi.
Pembayaran untuk lingkungan
Cara menyediakan sumber daya kepada negara-negara dan jasa masyarakat-masyarakat untuk membantu memelihara ekosistem yang sehat.
Pemulihan hutan
Area yang sudah gundul bertahun-tahun silam dapat dihutankan kembali.
Penampungkarbon
Tempat karbon disimpan.
Pengelolaan hutan berkelanjutan
Mengelola hutan dengan suatu cara yang mengambil hanya yang diperlukan dan membiarkan ekosistem tetap sehat dengan sumber daya untuk masa depan.
Pengetahuan tradisional
Kearifan, pengetahuan, dan praktik masyarakat adat dan masyarakat setempat yang diraih seiring dengan waktu melalui pengalaman dan diwariskan secara oral dari generasi ke generasi.
Penguapan
Proses yang di dalamnya air dipanaskan dan berubah dari cairan menjadi gas. Matahari memanaskan air di danau, sungai, atau samudra, menyebabkannya menguap atau mengubahnya menjadi gas yang disebut dengan uap air.
Perhitungan karbon
Cara mengukur jumlah karbon di dalam hutan.
Persetujuan Awal dengan Informasi Awal Tanpa Paksaan (PADIATAPA atau dalam Bahasa Inggris Free Prior and Informed Consent)
“Persetujuan awal dengan informasi awal tanpa paksaan mengakui hak-hak melekat dan lebih utama masayrakat dat atas daratan dan sumber daya mereka, serta menghormati otoritas mereka untuk mensyaratkan bahwa pihak ketiga mengikatkan diri dalam suatu hubungan setara dan terhormat dengan mereka, berdasarkan prinsip persetujuan mafhum.”1
Prinsip-prinsip yang mendasari persetujuan awal dengan inforamsi awal tanpa paksaan dapat dirangkum sebagai berikut: (i) informasi dan konsultasi tentang setiap prakarsa yang diusulkan dan kemungkinan dampaknya; (ii) peran serta optimal masayrakat adat; dan, (iii) lembaga perwakilan.2
59
Perubahan iklim
Perubahan pola cuaca normal di seluruh dunia selama masa waktu yang panjang.
Perubahan pemanfaatan lahan
Perubahan dalam cara suatu area dimanfaatkan atau dikelola, seperti mengubah hutan menjadi pertanian, pertanian menjadi padang gembala, atau mengembalikan padang gembala menjadi hutan lewat penanaman kembali pohon.
REDD+
‘Pengurangan emisi darideforestasi dan degradasi hutan di negara berkembang; dan peran konservasi, pengelolaan hutan yang berkelanjutan, dan peningkatan persediaan karbon hutan di negara berkembang.’
Simpanan karbon
Jumlah karbon dalam penampung karbon pada waktu tertentu.
Tinggi muka air laut
Tinggi permukaan samudra.
CATATAN AKHIR
1. Commission on Human Rights, Sub-Commission on the Promotion and Protection of Human Rights, Working Group on Indigenous Populations, Twenty-second session, 19 -13 July 2004, p.5. 2. PFII, 2005. Free Prior Informed Consent And Beyond: The Experience of IFAD. United Nations Department Of Economic And Social Affairs, Division for Social Policy and Development, Secretariat of the Permanent Forum on Indigenous Issues. INTERNATIONAL WORKSHOP ON METHODOLOGIES REGARDING FREE PRIOR AND INFORMED CONSENT AND INDIGENOUS PEOPLES. (New York, 17-19 January 2005). PFII/2005/WS.2/10. Unedited version, pg.2.
DAFTAR PUSTAKA
• IPCC 2007. Climate Change 2007: The Physical Science Basis. IPCC Fourth Assessment Report (AR4). Contribution of Working Group I to the Fourth Assessment Report of the Intergovernmental Panel on Climate Change Solomon, S., D. Qin, M. Manning, Z. Chen, M. Marquis, K.B. Averyt, M. Tignor and H.L. Miller (eds.). Cambridge University Press, Cambridge, United Kingdom and New York, NY, USA, 996 pp. http://www.ipcc.ch • Windows to the Universe: http://www.windows.ucar.edu/ • Wikipedia: http://en.wikipedia.org/wiki/Carbon • Millennium Ecosystem Assessment (MEA). 2005. Ecosystems and Human Well-Being: Synthesis. Island Press, Washington. 155pp. • Secretariat of the Convention on Biological Diversity. 2001. Global Biodiversity Outlook. Montreal, Canada. • FAO 2007. Forests and Climate Change Working Paper 5. Definitional issues related to reducing emissions from deforestation in developing countries. FOOD AND AGRICULTURE ORGANIZATION OF THE UNITED NATIONS Rome. http://www.fao.org/docrep/009/j9345e/ j9345e00.htm#TopOfPage • UNFCCC Draft conclusions proposed by the Chair Addendum Draft decision -/CP.15 • FAO Forestry: http://www.fao.org/forestry/sfm/24447/en/ • B.A. Gyampoh, S. Amisah, M. Idinoba and J. Nkem. 2009. Using traditional knowledge to cope with climate change in rural Ghana. In Adapting to climate change. Unasylva No. 231/232 Vol. 60, 2009/1-2
60
• EPA: http://www.epa.gov/owow/watershed/whatis.html • EPA: http://www.epa.gov/climatechange/kids/climateweather.html • EPA: http://www.epa.gov/owow/wetlands/vital/what.html
61
Conservation International 2011 Crystal Drive, Arlington, VA, USA 22202 (01-703-341-2400) www.conservation.org
Pendanaan untuk publikasi ini diberikan melalui hibah dari Richard dan Rhoda Goldman Fund dan hibah dari donor lainnya. Publikasi ini didanai sebagai bagian hibah Badan Norwegia untuk Kerjasama Pembangunan (NORAD).