Prosiding Seminar NasionalLahan Suboptimal 2014, Palembang 26-27 September 2014 ISBN: 979-587-529-9
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Caisin Dalam Polybag dengan Pemberian Pupuk Daun di Pekarangan Growth and Results Caisin Plant In Polybag by Giving Fertilizer Leaves In The Yard Suparwoto* dan Waluyo ¹ ¹) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan *) Corresponding author:
[email protected]
ABSTRACT One effort to increase the potential of yards can be done by planting vegetables in poly bags neatly stacked in narrow yards. The event was held in the group of women farmers Srikandi in the village Srigading, District Talang Kelapa, Banyuasin Regency, South Sumatra Province, 2014. The purpose of this activity is to get the best information foliar fertilizers in increasing growth and yield caisim in polybag. Caisim seed first planted in plastic trays with soil and manure media ratio (1: 1) that has been sifted. After the 2-3 leaf pieces were transferred to bumbunan made of banana leaves with planting medium soil and manure is placed in a nursery village (Greenhouse). After a 2-week-old seedlings transferred to polybags sized (25 cm x 25 cm) with planting medium soil and manure (1: 1). Then, after a 3-week-old plants caisim given treatment with liquid fertilizer. Treat kind of liquid fertilizer that is (1) Without fertilized (2) Super Flora, (3) Sepirit and (4) Seprint. The fertilizer sprayed on plant caisim with a dose of 2 ml / liter of water. Fertilizer application is done once a week until the age of 40 days in the morning. Pearl NPK fertilizer provided through the soil as a fertilizer base by means reconstituted with a dose of 2 tablespoons per 5 liters of water given 1 week. Observation of field observation method. Each treatment 10 at one polybag polybag where only one crop is grown caisim. Method of random sampling plants as much as 5 plants. Data collected included: plant height, leaf number and fresh weight per polybag and heavy consumption. The analysis used a statistical analysis with t-test. Based on the analysis that foliar fertilizer treatments did not significantly affect the observed parameters, ie plant height, number of leaves, plant fresh weight and heavy consumption. Although thus based on the visual observation that treatment of foliar fertilizers provide additional plant height, leaf number, fresh weight of the plants and heavy consumption compared without giving foliar fertilizer (control), but the leaf fertilizer Sepirit better than fertilizer leaf, where the plant height reaches 36 , 6 cm, number of leaves 15 pieces, plant fresh weight of 100 grams and 74 grams heavier consumption. Key words: caisin, foliar fertilizer, yard
ABSTRAK Salah satu upaya untuk meningkatkan potensi lahan pekarangan dapat dilakukan dengan penanaman sayuran dalam polybag yang disusun rapi dalam lahan pekarangan sempit. Kegiatan ini dilaksanakan di kelompok wanita tani Srikandi di Desa Srigading, Kecamatan Talang Kelapa, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan, tahun 2014. 2-1
Prosiding Seminar NasionalLahan Suboptimal 2014, Palembang 26-27 September 2014 ISBN: 979-587-529-9
Adapun tujuan dari kegiatan ini untuk mendapatkan informasi pupuk daun yang terbaik dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman caisin di polybag. Benih caisin disemaikan terlebih dahulu dalam nampan plastik dengan media tanah dan pupuk kandang perbandingan (1:1) yang telah diayak. Setelah berdaun 2-3 helai dipindahkan ke bumbunan yang terbuat dari daun pisang dengan media tanam tanah dan pupuk kandang diletakkan dalam kebun bibit desa (Greenhouse). Setelah bibit berumur 2 minggu di pindahkan ke polybag yang berukuran (25 cm x 25 cm) dengan media tanam tanah dan pupuk kandang (1:1). Kemudian setelah tanaman caisin berumur 3 minggu diberikan perlakuan dengan pupuk cair. Perlakukan macam pupuk cair yaitu (1) Tanpa dipupuk (2) Super Flora, (3) Sepirit dan (4) Seprint. Pupuk tersebut disemprotkan pada tanaman caisin dengan takaran 2 ml/liter air. Pemberian pupuk dilakukan satu minggu sekali sampai umur 40 hari pada pagi hari. Pupuk NPK mutiara diberikan melalui tanah sebagai pupuk dasar dengan cara dilarutkan dengan takaran 2 sendok makan per 5 liter air diberikan 1 minggu sekali. Metode pengamatan secara observasi lapang. Setiap perlakuan 10 polybag dimana pada satu polybag ditanam hanya satu tanaman caisin. Metode pengambilan contoh tanaman secara acak sebanyak 5 tanaman. Data yang dikumpulkan meliputi : Tinggi tanaman, jumlah daun dan berat segar per polybag dan berat konsumsi. Analisis yang digunakan analisis secara statistik Uji-t dengan bantuan perangkat lunak SPSS. Berdasarkan hasil analisis bahwa perlakuan pupuk daun tidak berpengaruh nyata terhadap parameter yang diamati, yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, berat segar tanaman dan berat konsumsi. Walapun demikian berdasarkan hasil pengamatan secara visual bahwa perlakuan pupuk daun memberikan penambahan tinggi tanaman, jumlah daun, berat segar tanaman dan berat konsumsi dibandingkan tanpa pemberian pupuk daun (kontrol), tetapi pupuk daun Sepirit lebih baik dari pupuk daun lainnya, dimana tinggi tanaman mencapai 36,6 cm, jumlah daun 15 helai, berat segar tanaman 100 gram dan berat konsumsi 74 gram. Kata kunci : caisin, pekarangan, pupuk daun
PENDAHULUAN Pemanfaatan pekarangan pada umumnya belum dimanfaatkan secara optimal, baik dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga maupun sebagai sarana untuk menambah penghasilan keluarga, sehingga sebagian besar fungsi dari pekarangan selama ini hanya berfungsi sebagai sarana estetika saja. Padahal jika dioptimalkan, pemanfaatan pekarangan dapat memberikan banyak keuntungan sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan peningkatan pendapatan keluarga. (Duaja, et.al 2011). Untuk mendukung usaha pemenuhan pangan dan gizi keluarga, pemanfataan pekarangan saat ini lebih dititikberatkan pada usaha budidaya sayuran yang berumur relatif pendek sehingga dapat dengan segera dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan keluarga atau dijual untuk menambah pendapatan keluarga. Rukmana, (2009), mengemukakan bahwa lahan pekarangan dapat dijadikan asset berharga bagi pengembangan usahatani skala rumah tangga, oleh karena itu, pemanfaatan lahan pekarangan dapat dijadikan basis usaha pertanian tanaman sayuran dalam rangka memberdayakan sumberdaya keluarga serta meningkatkan ketahanan pangan dan kecukupan gizi. Salah satu upaya untuk meningkatkan potensi lahan pekarangan dapat dilakukan dengan penanaman sayuran hortikultura dalam polibag yang disusun rapi dalam lahan pekarangan sempit. Beberapa jenis sayuran dapat ditanam dalam polibag, salah satunya adalah caisin. Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi tanaman dapat dilakukan 2-2
Prosiding Seminar NasionalLahan Suboptimal 2014, Palembang 26-27 September 2014 ISBN: 979-587-529-9
dengan penambahan pupuk. Pemupukan berfungsi untuk menambahkan unsur hara yang telah tersedia dalam tanah sesuai dengan kebutuhan tanaman sehingga dapat dipergunakan atau diserap oleh tanaman seoptimal mungkin (Kornelius, 2006). Pemupukan selain diberikan melalui tanah, dapat pula diberikan melalui bagian tanaman lainnya seperti daun. Pemberian pupuk melalui daun dapat dilakukan karena daun merupakan organ tanaman yang mampu menyerap unsur hara. Pemberian pupuk melalui daun memberikan pengaruh yang cepat terhadap pertumbuhan tanaman, penghematan pemakaian pupuk dan tidak menimbulkan kerusakan pada tanah jika aplikasinya dilakukan dengan baik (Novizan, 2005). Pupuk daun dapat berbentuk cairan atau larutan dan ada yang berbentuk butiran kristal seperti tepung. Pupuk daun yang digunakan dalam kajian ini berupa pupuk daun Sepirit, Super Flora dan Sprint yaitu pupuk daun anorganik yang pengaplikasiannya melalui penyemprotan ke daun. Pupuk daun Sepirit merupakan salah satu pupuk daun cair yang diperkaya dengan unsur-unsur hara mikro yang berbentuk senyawa kompleks sehingga dapat merangsang pertumbuhan tanaman. Sepirit mengandung unsur hara makro 10,67% N, 1,56 %P2O5 dan 3,93 % K2O dan unsur hara mikro Fe 0,024%, Mn 6 ppm, Mg 0,016 %, Zn 11 ppm, Ca 0,59%, S 0,09% dan Al 0,01%. Super flora mengandung unsur hara makro yaitu : 6,78% N, 4,44% P2O5, 3,5 % K2O, 0,07 % S, 59% Ca, 0,024% Fe, 6 ppm Mn, 0,016% Mg dan 11 ppm Zn (Anonim, 2014). Seprint merupakan pupuk daun cair organik yang dibuat khusus untuk tanaman sayuran daun. Pupuk ini juga termasuk pupuk daun lengkap yang memiliki unsur hara makro maupun mikro. Seprint mengandung unsur hara makro yaitu, 11% N, 2% K2O, 0,25% Zn dan mikro yaitu, 0,125 B, 0,25 Cu, 0,25 % Mn, 0,001% Mo 0,005% Co (Anonim, 2014). Selanjutnya Super Flora mengadung unsur makro, N 6,78%, K2O 3,5 %, P2O5 4,44% dan S 0,07% dan unsur mikro, Fe 0,024%, Mg 0,016%, Mn 6 ppm, Zn 11 ppm dan Ca 0,59% (Anonim, 2014). Selanjutnya Syahputra et al. (2014) melaporkan pupuk daun Groprint secara nyata meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman selada karena unsur hara yang diaplikasikan melalui daun diserap dengan baik. Tujuan kajian adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan pupuk daun dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman caisin dalam polybag.
BAHAN DAN METODE Kegiatan ini dilaksanakan di kelompok wanita tani Srikandi di Desa Srigading, Kecamatan Talang Kelapa, Kabupaten Banyuasin, tahun 2014. Benih caisin disemaikan terlebih dahulu dalam nampan plastik dengan media tanah dan pupuk kandang perbandingan (1:1) yang telah diayak. Setelah berdaun 2-3 helai dipindahkan ke bumbunan yang terbuat dari daun pisang dengan media tanam tanah dan pupuk kandang diletakkan dalam kebun bibit desa (Greenhouse). Setelah bibit berumur 2 minggu di pindahkan ke polybag yang berukuran (25 cm x 25 cm) dengan media tanam tanah dan pupuk kandang (1:1). Kemudian setelah tanaman caisin berumur 3 minggu diberikan perlakuan dengan pupuk cair. Perlakukan macam pupuk cair yaitu (1) Tanpa dipupuk (2) Super Flora, (3) Sepirit dan (4) Seprint. Pupuk tersebut disemprotkan pada tanaman caisin dengan takaran 2 ml/liter air. Pemberian pupuk dilakukan satu minggu sekali sampai umur 40 hari pada pagi hari. Pupuk NPK mutiara diberikan melalui tanah sebagai pupuk dasar dengan cara dilarutkan dengan takaran 2 sendok makan per 5 liter air diberikan 1 minggu sekali. Metode pengamatan secara observasi lapang. Setiap perlakuan 10 polybag dimana pada satu polybag ditanam hanya satu tanaman caisin. Metode pengambilan contoh tanaman secara acak sebanyak 5 tanaman. Data yang dikumpulkan meliputi : Tinggi tanaman, jumlah daun dan berat segar per polybag dan berat konsumsi.
2-3
Prosiding Seminar NasionalLahan Suboptimal 2014, Palembang 26-27 September 2014 ISBN: 979-587-529-9
Analisis yang digunakan analisis secara statistik dengan Uji-t dengan bantuan perangkat lunak SPSS. HASIL Tinggi Tanaman Perlakuan pupuk cair yang disemprotkan ke tanama caisin melalui daun dalam polibag secara statistik tidak memberikan pengaruh nyata terhadap parameter yang diamati, yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, berat segar tanamam dan berat konsumsi. Bila dilihat secara tabulasi bahwa tanaman yang diberi pupuk daun menunjukkan tanaman caisin bertambah tinggi dibandingkan dengan tanpa pemberian pupuk daun. Tinggi tanaman caisin tertinggi dicapai oleh pemberian pupuk Sepirit, yaitu 36,6 cm, diikuti oleh pupuk seprint 36,2 cm dan super flora 33,6 cm dan terendah tanpa diberi pupuk cair, 32,4 cm (Tabel 1). Tabel 1. Rata-rata tinggi tanaman (cm) caisin pada berbagai pupuk daun Rata-rata tinggi No Pupuk daun Nilai beda tanaman (cm) Tanpa pupuk Super flora 1 2 3
Tanpa pupuk Super flora Sepirit
Sepirit
32,4
-
33,6
1,2 tn
-
36,6
4.2 tn
3,0 tn
-
3,8 tn
2,6 tn
0,4 tn
4
36,2 Seprint Keterangan : tn = berbeda tidak nyata
Jumlah Daun Jumlah daun tanaman caisin secara tabulasi menunjukkan perbedaan jumlah daun dimana pupuk daun yang diberikan kepada tanaman caisin, jumlah daunnya lebih banyak dibanding tanpa dipupuk cair (kontrol). Jumlah daun terbanyak 15 helai dicapai oleh pupuk cair Sepirit dan jumlah daun yang sedikit 11 helai dicapai oleh tanaman yang tidak dipupuk daun (Tabel 2). Tabel 2. Rata-rata jumlah daun (helai) tanaman caisin pada berbagai pupuk daun No Pupuk daun Rata-rata Nilai beda jumlah daun Tanpa pupuk Super flora Sepirit (helai) 1
Tanpa pupuk
11,0
-
2
Super flora
12,6
1,6 tn
-
3
Sepirit
15,0
4,0 tn
2,4 tn
-
4
Seprint
14,2
3,2 tn
1,6 tn
0,8 tn
Keterangan : tn = berbeda tidak nyata
2-4
Prosiding Seminar NasionalLahan Suboptimal 2014, Palembang 26-27 September 2014 ISBN: 979-587-529-9
Berat Segar Tanaman Pemberian pupuk daun dapat berpengaruh terhadap berat segar tanaman caisin, dimana pupuk daun Sepirit memberikan berat segar tanaman tertinggi 100 gr/tanaman dan terendah 82 gr/tanaman pada tanaman caisin tanpa diberi pupuk daun (kontrol). Berat segar tanaman caisin yang diberi pupuk daun Sepirit, yaitu 92 gr/tanaman dan pupuk daun Super flora menunjukkan berat segar tanaman, 86 gr/tanaman lebih baik dari kontrol (Tabel 3). Tabel 3. Rata-rata berat segar tanaman caisin pada berbagai pupuk daun Rata-rata berat No Pupuk daun Nilai beda segar /tanaman Tanpa pupuk Super flora Sepirit (gr) 1
Tanpa pupuk
82
-
2
Super flora
86
4,0 tn
-
3
Sepirit
100
18,0 tn
14,0 tn
-
4
Seprint
92
10,0 tn
6,0 tn
8,0 tn
Keterangan :
tn = berbeda tidak nyata Berat Konsumsi Tanaman
Secara tabulasi berat konsumsi tanaman caisin yang diberi pupuk daun bervariasi rata-rata 68-74 gr/tanaman lebih berat dibanding dengan tanaman yang tidak diberi pupuk daun (54 gr/tanaman). Berat konsumsi tanaman tertinggi dicapai oleh perlakuan pupuk daun sepirit, yaitu 74 gr/tanaman, diikuti pupuk daun Seprint (70 gr/tanaman), setelah itu Super Flora (68 gr/tanaman) (Tabel 4). Tabel 4. Rata-rata berat konsumsi (gr/tanaman) tanaman caisin pada berbagai pupuk daun Rata-rata berat No Pupuk daun Nilai beda konsumsi/tanaman Tanpa pupuk Super flora Sepirit (gr) 1
Tanpa pupuk
54
-
2
Super flora
68
14,0 tn
-
3
Sepirit
74
20,0 tn
6,0 tn
-
4
Seprint
70
16,0 tn
2,0 tn
4,0 tn
Keterangan : tn = berbeda tidak nyata Walaupun secara statistik perlakuan pemupukan daun tidak berbeda nyata terhadap berat segar tanaman dan berat konsumsi, tetapi berdasarkan hasil pengamatan secara visual pemberian pupuk daun pada tanaman caisin menunjukkan penambahan berat segar tanaman dan berat konsumsi dibandingkan dengan kontrol. Perlakuan pupuk daun Sepirit
2-5
Prosiding Seminar NasionalLahan Suboptimal 2014, Palembang 26-27 September 2014 ISBN: 979-587-529-9
memberikan pengaruh terhadap berat segar tanaman, yaitu 100 gr/tanaman dan berat konsumsi 74 gr/tanaman lebih baik dari perlakuan pupuk cair Super Flora dan Sprint. PEMBAHASAN Dari Tabel 1 dan 2 terlihat bahwa perlakuan pupuk daun secara statistik tidak berbeda nyata terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun, tetapi secara tabulasi perlakuan pupuk Sepirit lebih baik dari pupuk yang lain. Hal ini disebabkan kandungan unsur hara makro dari pupuk Sepirit lebih tinggi dari pupuk daun lainnya, dimana kandungannya terdiri dari 10,67% N, 1,56 %P2O5 dan 3,93 % K2O. Pemberian pupuk kalium dapat membantu perkembangan akar, membantu proses pembentukan protein dan karbohidrat. Sarief (1986) dalam Situmorang et al., 2014) mengemukakan bahwa perakaran yang baik dapat mengaktifkan penyerapan unsur hara sehingga metabolisme dapat berlangsung dengan baik dan menyebabkan pertumbuhan tanaman lebih cepat. Menurut Farhad et al., (2010 dalam Natasya et al,. 2014) menyatakan bahwa unsur K memegang peranan penting di dalam metabolisme tanaman antara lain terlibat langsung dalam beberapa proses fisiologis. Dwijosaputra (1985) dalam Situmorang et al., 2014), menyatakan bahwa tanaman akan tumbuh dengan baik dan subur apabila unsur hara yang dibutuhkan tanaman tersedia dalam jumlah cukup, dengan adanya penambahan unsur baik mikro dan makro yang dibutuhkan tanaman maka akan dapat meningkatkan pertumbuhan vegetatif. Tanaman sawi caisin membutuhkan asupan unsur hara N, P dan K yang cukup untuk menunjang pertumbuhannya. Kebutuhan caisin akan unsur hara makro cukup besar, karena pertumbuhan caisin yang menitikberatkan terhadap pertumbuhan daun dan batangnya. Unsur hara N, P, dan K yang diberikan rendah maka sumbangan haranya belum mampu memenuhi kebutuhan hara untuk pertumbuhan tanaman sawi caisin sedangkan pertumbuhaan vegetatif tanaman membutuhkan unsur hara N yang banyak. Bila tanaman kekurangan unsur N akan mengakibatkan pertumbuhan tanaman menjadi lambat, tampak kurus dan kerdil (Suseno, 1979 dalam Situmorang et al., 2014). Unsur P berfungsi memperbaiki kualitas tanaman terutama pada tanaman sayuran (Hardjowigeno, 2003 ). Kekurangan fosfor akan menyebabkan terhambatnya proses metabolisme dalam tanaman termasuk tanaman sayuran. Dengan demikian pertumbuhan tanaman menjadi terhambat dan tanaman menjadi kerdil, daun menjadi hijau tua, dan hasil tanaman rendah. Kemudian Sutejo dan Kartasapoetra (1992) dalam Syahputra et al. (2014), menyatakan bahwa kekurangan unsur hara makro dan mikro pada tanaman dapat mengakibatkan hambatan bagi pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman. Perlakuan pupuk daun Sepirit memberikan pengaruh terhadap berat segar tanaman, yaitu 100 gr/tanaman dan berat konsumsi 74 gr/tanaman lebih baik dari perlakuan pupuk cair Super Flora dan Sprint. Hal ini disebabkan berat segar tanaman dan berat konsumsi didukung oleh pertumbuhan tinggi tanaman 36,6 cm dan penambahan jumlah daun 15 helai per tanaman. Sepirit mengandung unsur hara makro 10,67% N, 1,56 %P2O5 dan 3,93 % K2O dan unsur hara mikro Fe 0,024%, Mn 6 ppm, Mg 0,016 %, Zn 11 ppm, Ca 0,59%, S 0,09% dan Al 0,01% dimana kandungan Nitrogen dan Kalium lebih tinggi dari pupuk yang lain, sehingga dapat menyediakan unsur hara yang lebih banyak dan akan dapat mendorong pertumbuhan tanaman sawi. Seperti dikemukakan oleh Prihmantoro (2004) dalam Manullang et al., 2014) bahwa unsur hara makro (N, P, K, Ca, Mg dan S) dibutuhkan tanaman dalam jumlah banyak oleh tanaman. Dari keenam unsur hara makro tersebut yang sangat penting untuk tanaman adalah unsur hara N, P, dan K. Unsur N berperan untuk merangsang pertumbuhan vegetatif tanaman, unsur P untuk mendorong pertumbuhan perakaran dan unsur K diperlukan untuk memperkuat tubuh tanaman. Hasil 2-6
Prosiding Seminar NasionalLahan Suboptimal 2014, Palembang 26-27 September 2014 ISBN: 979-587-529-9
penelitian Indrasari dan Syukur (2006), menunjukkan juga bahwa pemberian unsur hara mikro meningkatkan konsentrasi unsur tersebut dalam jaringan tanaman sehingga mampu meningkatkan bobot basah tanaman menjadi lebih tinggi.
KESIMPULAN Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perlakuan pupuk daun secara statistik tidak berpengaruh nyata terhadap parameter yang diamati yaitu, tinggi tanaman, jumlah daun, berat segar dan berat konsumsi tanaman. Pengamatan secara visual menunjukkan bahwa perlakuan pupuk daun Sepirit meningkatkan tinggi tanaman, jumlah daun, berat segar dan berat konsumsi tanaman sawi caisin dibandingkan pupuk daun Super Flora, Seprint dan kontrol (tanpa pupuk daun).
DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2014. Pupuk daun Sepirit. PT. Kusuma Dipa Nugraha, Indonesia _______. 2014. Pupuk daun Seprint. PT. Bunga Tani, Indonesia _______. 2014. Pupuk daun Super Flora. CV. Novie Agro Industri, Indonesia. Duaja, M.D., Kartika, E. dan F. Mukhlis. 2011. Peningkatan kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan wanita dalam pemanfaatan pekarangan dengan tanaman obat keluarga (TOGA) Di Kecamatan Geragai. Jurnal Pengabdian pada Masyarakat, No. 52, Tahun 2011, ISSN: 1410-0770, 74 – 79. Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu tanah. Akademika Pressindo, Jakarta. Indrasari, A dan A. Syukur. 2006. Pengaruh pemberian pupuk kandang dan unsur hara mikro terhadap pertumbuhan jagung pada ultisol yang dikapur. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan, Vol 6 (2), p:116-123 Kornelius, D. 2006. Uji efektivitas pupuk daun Growmore 32-10-10 terhadap pertumbuhan, produksi, dan kadar hara tanaman jagung di tanah latosol darmaga (Oxic Dystropept). Skripsi S1. Program Studi Ilmu Tanah Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Manullang, G.S, Abdul Rahmi, dan Puji Astuti. 2014. Pengaruh jenis dan konsentrasi pupuk organik cair terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sawi (Brassica juncea L.) varietas Tosakan. Jurnal AGRIFO Fakultas Pertanian, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda. Volume XIII (1) : 8 hal. Natasya, A.Y, Mintarto Martosudiro, Tutung Hadiastono. 2014. Pengaruh pemberian tingkat dosis pupuk KCl terhadap infeksi TUMV (Turnip Mosaic Virus ) pada tanaman sawi ( Rassica Juncea L.). Jurnal Hama Penyakit Tanaman Program Studi Agroekoteknologi, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan , Universitas Brawijaya. Vol 2 (1) : 6 hal. Novizan. 2005. Petunjuk pemupukan yang efektif. Agromedia Pustaka, Jakarta. 130 hlm Rukmana, R. 2009. Bertanam sayuran di pekarangan, Cetakan 5 tahun 2009. Penerbit Kanisius Yogyakarta. Situmorang, F, Hapsoh and Gulat ME Manurung. 2014. Pengaruh mulsa serbuk gergaji dan pupuk NPK terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq .) pada fase main nursery. Skripsi Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Riau. 12 hal. http://download.portalgaruda.org/article.(akses 17 Agustus 2015)
2-7
Prosiding Seminar NasionalLahan Suboptimal 2014, Palembang 26-27 September 2014 ISBN: 979-587-529-9
Syahputra, E, Marai Rahmawati, dan Said Imran. 2014. Pengaruh komposisi media tanam dan konsentrasi pupuk daun terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman selada (Lactuca sativa L.). Jurnal Floratek 9: 39-45. Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.
2-8