Pertemuan ke-12
METODE MILL
John Stuart Mill (1806-1873) merumuskan lima kaidah (five canons) yang dikenal dengan nama-nama : 1. Metode Kesamaan (Method of Agreement) 2. Metode Perbedaan (Method of Difference) 3. Metode Gabungan Persamaan dan Perbedaan (Joint Method of Agreement and Difference) 4. Metode Residu (Method of Residues) 5. Metode Variasi Keseiringan (Metode of Concomitant Variation)
I.
METODE KESAMAAN
Misalnya beberapa penghuni sebuah asrama menderita sakit perut dan mual. Hendak diketahui peyebab sakit, maka setengah lusin dari penghuni yang sakit ditanya untuk mengetahui apa yang telah mereka makan pada hari ketika penyakit itu mulai terjadi. Penghuni 1 memakan sup, roti mentega, salad, sayur dan apel kalengan. Penghuni 2 makan sup, roti mentega, sayur dan apel kalengan. Penghuni 3 makan sup sandwich daging, salad dan apel kalengan. Penghuni 4 makan roti mentega, salad, sandwich daging, sayur dan apel kalengan. Penghuni 5 makan sup, salad, sayur dan apel kalengan. Penghuni 6 makan roti mentega, sayur dan apel kalengan. Agar makna informasi ini lebih dipahami maka dapat diletakkan di dalam tabel dengan menggunakan huruf besar untuk menunjukkan keadaan-keadaan yang mendahului (antecedent circumstances) yakni sup dilambangkan dengan huruf A, roti mentega dengan huruf B, salad dengan huruf C, sandwich daging dengan huruf D, sayur dengan huruf E dan apel kalengan dengan huruf F. Disamping itu kita juga menggunakan huruf ‘s’ kecil untuk menunjukkan adanya gejala yang berupa menderita sakit. Maka tabel yang di dapat adalah sebagai berikut:
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Fernando Rahadian Srivanto, MSi DSAR-DASAR LOGIKA
Kejadian
Keadaan Yang Mendahului
1
A
B
2
A
B
3
A
4 5 6
B A
C
C
D
C
D
C B
Gejala E
F
s
E
F
s
F
s
E
F
s
E
F
s
E
F
s
Dari data tersebut maka kita menyimpulkan bahwa keadaan F adalah sebab dari gejala s artinya bahwa sakit itu disebabkan oleh memakan apel kalengan. Seperti pada argumen induktif lainnya, pernyataan-pernyataan ini tidak membuktikan kesimpulan melainkan menetapkannya sebagai hal yang mungkin. Secara skematis Metode kesamaan dapat diungkapkan sebagai berikut dunaba huruf besar melambangkan keadaan dan huruf kecil melambangkan gejala
A B C D terjadi bersamaan dengan a b c d A B C D terjadi bersamaan dengan a e f d -------------------------------------------------Karena itu, A adalah sebab (atau akibat) dari a
II.
METODE PERBEDAAN
Metode Perbedaan digunakan sama seperti kasus-kasus yang dipaparkan melalui contoh tentang Metode Kesamaan bahkan bila datanya tidak memungkinkan penggunaan Metode Kesamaan. Jika pada penyelidikan lebih jauh di asrama itu kita menemukan seorang siswa yang pada hari banyak orang menjadi sakit telah makan hanya sup, roti mentega, salad saja dan dia tidak sakit maka akan berguna sekali untuk membandingkankasus ini dengan kasus siswa pertama yang telah dipaparkan di atas. Dengan menunjuk siswa yang terakhir itu sebagai kejadian n maka tabel baru dapat digambarkan sebagai berikut:
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Fernando Rahadian Srivanto, MSi DSAR-DASAR LOGIKA
Kejadian
Keadaan Yang Mendahului
Gejala
1
A
B
C
E
n
A
B
C
E
F
s -
Maka dari data yang baru ini sekali lagi dapat disimpulkan bahwa keadaan F adalah sebab dari gejala s, artinya menjadi sakit karena memakan apel kalengan. Secara skematis, Metode Perbedaan dapat diungkapkan sebagai berikut:
A B C D terjadi bersamaan dengan a b c d B C D terjadi bersamaan dengan
bcd
-------------------------------------------------Karena itu, A adalah sebab (atau akibat) dari a
III.
METODE GABUNGAN
Metode Gabungan Kesamaan dan Perbedaan sering dipandang sebagai penggunaan dari Metode Ksamaan dan Perbedaan sehingga ia dapat diterapkan hanya jika kedua metode yang pertama dapat diterapkan secara terpisah. Secara skematis pola dari Metode Gabungan dapat digambarkan seperti berikut :
ABC–abc
XY–xy
ABE–ade
UV–uv
----------------
-----------
Karena itu A adalah akibat (atau sebab atau bagian tak terpisahkan dari sebab) a
IV.
METODE RESIDU
Metode Residu kadang-kadang dikatakan sebagai pola penarikan inferensi deduktif
dimana metode ini dapat digunakan untuk penelahaan hanya satu kasus.
Meski demikian sebuah kesimpulan yang ditarik berdasarkan Metode Residu hanyalah bersifat mungkin dan tidak dapat secara valid dideduksi dari premis-premisnya. sebuah Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Fernando Rahadian Srivanto, MSi DSAR-DASAR LOGIKA
kesimpulan yang ditarik berdasarkan Metode Residu hanyalah bersifat mungkin dan tidak dapat secara valid dideduksi dari premis-premisnya. Metode ini juga berguna dalam penemuan-penemuan yang sifatnya ilmiah misalnya penemuan planet Neptunus. Contoh yang sederhana adalah penggunaan berbagai jenis muatan (cargo) terutama untuk truk. Truk ditimbang pada waktu kosong dan kemudian ditimbang lagi pada waktu ia sudah diisi muatan. Gejala totalnya adalah gerakan dari penunjuk skala melewati angka-angka yang tercantum pada piringan skalanya. Antesedennya ada dua yakni truk dan muatannya. Bagian dari gejala yang terdiri dari bergeraknya penunjuk skala ke atas menuju pada angka yang sesuai dengan bobot berat dari truk kosong dikenal sebagai disebabkan oleh truk itu sendiri. Dengan demikian residu dari gejala, junlah yang dengannya penunjuk skala bergerak melampaui angka yang menunjukkan bobot beran dari truk kosong disimpulkan sebagai akibat dari muatan dan karena itu adalah sebuah ukurang dari bobot beratnya. Secara skematis dapat digambarkan sebagai berikut :
A
B
C
–
a
b
c
B dikenal sebagai sebab dari b C dikenal sebagai sebab dari c -----------------------------------Karena itu, A adalah sebab dari a
V.
METODE VARIASI KESEIRINGAN
Metode-metode Mill sebelumnya bekerja dengan cara mengeliminasi, namun disadari bahwa terdapat situasi-situasi yang di dalamnya keadaan-keadaan tertentu tidak mungkin dieliminasi sehingga tidak satupun dari keempat metode yang pertama dapat digunakan. Salah satu contoh dari Mill sendiri dalam membahas masalah ini adalah sebab dari gejala air pasang (pasang naik dan pasang surut air laut). Kita tahu bahwa gaya gravitasi bulan menyebabkan air laut pasang atau surut, tetapi tidak bisa dibuktikan dari keempat metode sebelumnya. Letak bulan bukan satu-satunya keadaan dalam semua kasus sebab bintang-bintang oun juga tetap sama dan tidak bisa dieliminasi. Oleh karena itu argumen berlangsung sesuai dengan apa yang Mill sebut dengan metode Variasi Keseiringan. Berbeda dengan keempat metode sebelumnya Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Fernando Rahadian Srivanto, MSi DSAR-DASAR LOGIKA
yang hanya memungkinkan suatu pembuktian yang terbatas, Metode Variasi Keseiringan memanfaatkan kemampuan kita untuk mengamati perubahan-perubahan derajat pada situasi dan gejala serta terbuka untuk suatu jumlah data sebagai pembuktian yang lebih besar. Metode ini juga penting sebagai metode kuantitatif pertama dari inferensi induktif sedangkan metode-metode sebelumnya semuanya bersifat kualitatif. Metode Variasi Keseiringan digambarkan secara skematis yakni :
A
B
C
--
a
b
c
A
+
B
D
--
a
+
b
d
A
-
B
C
--
a
-
b
c
------------------------------------------------------------------------Karena itu A dan a berkaitan secara kausal
LATIHAN I.
Jawablah pertanyaan-pernyataan berikut ini!
1. Sebutkan ciri-ciri argumen induktif dalam argumen analogis! 2. Jelaskan bahwa kebenaran induksi terletak pada prinsip probabilitas! 3. Jelaskan pula bahwa pernyataan semua manusia akan mati merupakan sebuah generalisasi induktif! 4. Apakah arti penting argumen induktif? 5. Sebutkanlah 5 (lima metode) Mill dan berikanlah dua contoh argumen berdasarkan analogi!
II.
Selesaikan kasus-kasus dibawah ini dengan menggunakan metode Mill!
[Kasus 1] Ketika diinterogasi oleh pihak kejaksaan, dari lima tersangka korupsi tersangka pertama mengakui bahwa ia memiliki banyak tanggungan anak, memiliki istri lebih. satu dan ingin hidup mewah. Berikutnya tersangka kedua juga mengakui bahwa ia ingin memiliki materi berlebih, memiliki banyak tanggungan anak dan ingin hidup mewah. Tersangka ketiga mengatakan ia ingin hidup mewah, punya kebiasaan berjudi serta memiliki istri lebih dari satu. Demikian halnya tersangka keempat juga melakukan
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Fernando Rahadian Srivanto, MSi DSAR-DASAR LOGIKA