PERTAHANAN ASIA PASIFIK DALAM PUSARAN GLOBALISASI 01eh Muhamad Haripin Resensi Buku Judul buku
Globalization and Defence in the Asia Pacific Arms across Asia
Penulis
Geoffrey Till Emrys Chew dan Joshua Ho
Penerbit
Routledge New York 2009
Tebal
xiv
270 h1m
Abstract
Globalization has dramatically changed state s threat perception and defence pas tune Furthermore new
players and newforms of interconnectedness between state actors and non state actors shape the contemporary landscape of international security Throughout Asia Pacific nation states have started to realize that it is less
relevant to focus only on traditional military invasion Other challenges e g transnational crime and terrorism are awaitingfor government s swift yet effective response
Pendahuluan
hanya berdimensi vertikal di antara negara Utara
Globalisasi membawa banyak perubahan
AS dan Eropa dengan negara Selatan Asia dan
bagi kehidupan sosial budaya ekonomi dan
Afrika namun juga horizontal yaitu melebarnya
politik masyarakat kontemporer Pengertian dasar
kesenjangan sosio ekonomi di dalam masyarakat
globalisasi yang banyak dipahami dan dis
negara maju atau berkembang itu sendiri
epakati adalah proses integrasi ekonomi domestik
Pandangan ketiga merupakan jalan tengah atau
negara bangsa di hampir seluruh dunia menuju
moderat dari dua pandangan sebelumnya
terbentuknya integrasi pasar global Faktor faktor
Globalisasi merupakan peclang bermata dua glo
yang mendorong terjadinya proses tersebut di
balisasi bisa berdampak positif rnaupun negatif
antaranya adalah kemajuan teknologi informasi
Pandangan terakhir ini dianut oleh banyak pihak
dan komunikasi percepatan akselerasi modal
termasuk para akademisi yang menulis artikel di
serta investasi dan efisiensi ongkos perjalanan
buku berjudul Globalization and Defence in the
lintas negara
Asia Pacific Arms across Asict
Saat ini sedikitnya ada tiga pandangan arus utama yang memaknai globalisasi sebagai suatu
Topik buku Globalization and Defence irr the Asia Pacific adalah pengaruh globalisasi
proses dinamika gerak sej arah wacana kelompok elit ekonomi politik ataupun kondisi yang tak
terhadap pertahanan di Asia Pasifik Pembahasan
terelakkan
mengenai relasi di antara globalisasi dan pertah
Pandangan pertama menyatakan bahwa glo
balisasi merupakan berkah bagi umat manusia Globalisasi berhasil meningkatkan kesejahteraan
banyak masyarakat di negara berkembang melalui transaksi perdagangan global
Namun
terdiri atas tiga bagian Pertunta kajian teoritis
anan terutama dalam perspektif studi Hubungan Internasional Kedua uraian studi kasus pengaruh
globalisasi terhadap persepsi ancaman perception
threat
Berta ketiga postur pertahanan di
kawasan Asia Tenggara i inIur serta Selatan
optimisme ini ditolak oleh pandangan kedua
yang berpendapat bahwa globalisasi justru me
Globalisasi dan Pertahanan
miskinkan serta memarginalkan masyarakat di
Berangkat dari kesepakatan baliwa globalisasi
banyak negara Kini urusan kemiskinan tidak
adalah pedang bennata dua dampak jelas glo
307
balisasi terhadap pertahanan negara belum dapat dirumuskan dalam satu kesimpulan yang lengkap Berta rigid Brian M Pollins di artikel berjudul
besar masyarakat dunia menjadi terintegrasi
Christopher W Hughes dalam artikelnya yang berjudul
Beyond interdependence globaliza
Globalization and armed conflict
tion state transformation and security menulis
among nations prospects through the lens
bahwa integrasi tersebut melingkupi proses
of International Relations Theory menulis
internasionalisasi
bahwa sejauh ini teori teori kontemporer dalam
menurut standar negara maju serta westernisasi
Hubungan Internasional barn berhasil menjelas kan relasi globalisasi serta pertahanan namun
jawaban atas pertanyaan apakah relasi tersebut bersifat konstruktif atau destruktif belumlah jelas
Konstruktif dalam konteks globalisasi
serta pertahanan adalah globalisasi berpengaruh
liberalisasi
universalisasi
Berkaca kepada konteks kedaulatan negara Christopher W Hughes dalam artikelnya berjudul
Beyond interdependence
globalization state
transformation and security
berpendapat
bahwa globalisasi pada dasarnya merupakan
deteritorialisasi ruang sosial atau dalam
positif terhadap keamanan serta pembangunan
frase lain bisa disebut
masyarakat global
interaksi sosial I Pada satu nisi globalisasi telah
globalisasi
liberal
atau dengan kata lain
seperti dipercayai kelompok
membawa perdamaian bagi umat
manusia Sebaliknya sifat destruktif bermakna
suprateritorialisasi
melikuidasi interaksi sosial berbasis kewilayahan tradisional
namun pada sisi lain
globalisasi
merepresentasikan kelahiran ruang baru yang
globalisasi telah melahirkan konflik konflik barn
berkarakter lintas batas serta melampaui teritori
serta ancaman peperangan besar di masa depan
fisik Pendorong terjadinya proses tersebut adalah
major wars
kemajuan teknologi informasi dan kemudahan
Dari aspek teoritis tantangan yang kini mesti
sirkulasi kapital lintas regional
Globalisasi
dihadapi oleh negara bangsa dalam menyikapi
dengan karakter deteritorialnya turut memen
globalisasi adalah terkait dengan kemunculan
garuhi kedaulatan negara state sovereignty Interdependensi ekonomi berpotensi mening
pemain barn interkoneksi
ness
new players
dan
bentuk baru
new forms of interconnected
katkan rivalitas antar negara dalam melindungi
di sektor ekonomi politik internasional
kedaulatan serta kepentingan nasional misalnya
Keterbukaan ekonomi dan kemudahan teknologi
proteksi terhadap pasar domestik serta akses
telah memberi peluang kesempatan besar bagi
energi Rivalitas tersebut menurut Hughes ber
perluasan partisipasi dan aktivitas aktor non
potensi memicu konflik bersenjata inter ataupun
negara Korporasi multinasional
intra negara terutama di negara negara lemah
organisasi
inter pemerintah dan organisasi non pemerintah
NGO adalah beberapa contoh aktor non negara
yang kini memiliki daya jelajah global Seiring
weak states
Dengan kata lain globalisasi pada
derajat tertentu dapat menjadi pemicu instabilitas regional ataupun internasional
dengan kemajuannya tersebut jika dibandingkan dengan waktu dahulu korporasi dan organisasi
Persepsi Ancaman
sipil tersebut memberi warna baru dalam per
caturan politik internasional misalnya perluasan serta percepatan diseminasi ide ide demokrasi
atau pasar bebas dengan Cara cara yang inovatif dan berbasis masyarakat
Globalisasi memiliki dampak yang berbeda beda di setiap kawasan atau negara tergantung kepada konteks historis dan ekonomi politik yang berlaku secara unik spesifik Namun bukan berarti tidak
ada kesamaan sama sekali dan justru kesamaan Selanjutnya tantangan bentuk interkoneksi
barn adalah terciptanya relasi relasi antar negara
bangsa di dunia yang tidak hanya dilandasi ke pentingan militer dan ekonomi yang dijalankan pada level aktor negara melainkan juga oleh
keterhubungan sosial kultural yang dijalankan aktor non negara ataupun masyarakat biasa
inilah yang menarik untuk didiskusikan karena
bisa diambil pelajaran penting dari pengalaman masing masing kawasan ataupun negara Secara umum buku Globalization and Defence in the
Asia Pasific dapat dirangkum sebagai berikut
bahwa dampak globalisasi yang sama lama dialami oleh negara di kawasan Asia Pasifik
Kondisi interkoneksi tersebut membuat sebagian Lihat buku ini hhn 37
002
adalah
i perluasan spektrum ancaman dan
ii tekanan atas perubahan orientasi keamanan nasional
komprehensif dalam arti memahami interkoneksi penyelesaian masalah regional
contohnya
pengamanan di Selat Malaka serta penyelesaian
Rizal Sukma dalam artikel
Globaliza
sengketa perbatasan di Laut Cina Selatan yang
tion s impact on threat perceptions and defence
sulit diselesaikan dengan pendekatan unilateral
postures in Southeast Asia two views menulis
serta inward looking
bahwa bagi Asia Tenggara globalisasi membawa konsekuensi atas timbulnya ancaman ancaman
keamanan yang memang tidak sejatinya baru namun kini mengalami peningkatan intensitas serta kompleksitas
Saat ini isu keamanan
B Raman menulis artikel yang menarik tentang relasi globalisasi dan persepsi anca man di Asia Selatan Dalam artikel berjudul
Globalization s impact on threat perceptions and defence postures in South Asia
Raman
tradisional maupun non tradisional menuntut
berpendapat bahwa globalisasi pada dasarnya
perhatian yang porsinya lama banyak Pem
mendorong negara untuk lebih terhubung dengan
bajakan piracy
negara lain daripada era sebelumnya Namun keterhubungan atau interdependensi tersebut
penyelundupan narkotika
dan senjata teroris kekerasan komunal dan etnis serta kejahatan transnasional dipungkiri
sulit untuk
terjadi karena adanya kemudahan
teknologi dan transfer dana dua kemajuan yang melekat pada globalisasi Lebih jauh lagi Sukma
dapat berlangsung secara konstruktif bagi Para pihak jika ada
persamaan rasa psikologis
psychological sense of parity
Jika tidak ada
persamaan relasi yang terjadi adalah perubahan
menyebutkan kelaparan kemiskinan penyebaran
interkoneksi menuju dependensi
penyakit dan pelanggaran HAM sebagai masalah
Relasi India Cina merupakan contoh di many
yang mengiringi proses globalisasi
satu arah
interdependensi konstruktif bisa berlangsung
Dalam artikel yang sama Nathan menulis
karena kedua negara memiliki persamaan rasa
bahwa kompleksitas permasalahan yang dibawa
psikologis dalam kekuatan ekonomi maupun
oleh proses globalisasi terhadap kehidupan ma
keamanan strategis Dengan kata lain status
syarakat telah menempatkan negara sebagai aktor
India Cina sebagai the rising powers di Asia
yang sekali lagi penting Dalam banyak hal
Pasifik membuat keduanya bisa lebih terlibat
berbeda dengan klaim para ekonom neoliberal
yang berpendapat globalisasi telah meminggirkan
dalam kooperasi Sepintas argumen Raman ini janggal karena berbeda dengan pandangan arcs
peran negara globalisasi pada kenyataannya
utama terutama dalam kerangka teoritis Realis
justru memperbesar peran serta kekuasaan
yang berbicara tentang the endless competition
negara terutama dalam sektor keamanan Namun
kompetisi tak berkesudahan dalam keanarkian
demikian Sukma memberi catatan penting
politik internasional Bagaimanapun artikel
bahwa penguatan negara tersebut bukan tanpa
Raman ini membuka cakrawala bare mengenai
risiko terlebih dalam konteks Asia Tenggara
berbagai kemungkinan konstelasi politik kawasan
Selama era kemajuan ekonomi pertengahan abad
berdasarkan skenario optimis
ke 20 negara negara di kawasan Asia Teng gara dipimpin oleh para despot dengan orientasi
keamanan nasional yang inward looking Ke amanan nasional didefinisikan secara sempit sebagai stabilitas domestik kewaspadaan
atau
paranoid atas intervensi eksternal serta legiti masi rezim berdasarkan kekerasan
Saat ini globalisasi mendorong negara untuk mengubah orientasi atau cara pandang mengenai keamanan nasional dalam konteks
kawasan Negara dituntut untuk berpikir berori
entasi outward looking ke luar
memerhatikan
opini publik internasional atas isu HAM dan
Ekonomi pertahanan Selain persepsi ancaman dan orientasi keamanan nasional globalisasi pun memunculkan kebutu
han atas penyesuaian postur pertahanan di Asia Pasifik Urusan tersebut berkaitan dengan upaya
riil tiap negara untuk melindungi teritori dan ma syarakatnya dari beragam ancaman kontemporer
Kebijakan konkret yang bisa dilakukan negara di antaranya adalah menaikkan anggaran militer military expenditure
pengembangan industri
pertahanan nasional serta modernisasi alat utama
sistem persenjataan Alutsista
309
Ron Matthews dalam artikelnya di buku ini
ini mengalami boom ekonomi Keanggotaan di
ber udul Defence and the economy an introduc
WTO dan ASEAN 3 membuat pertumbuhan
tion
ekonomi Cina semakin ekspansif Seperti lazim
melihat bahwa telah sejak lama negara terutama
dialami oleh negara rising power termasuk AS
pertahanan militer sebagai domain strategis
serta negara kawasan Eropa pada pertengahan
memperlakukan sektor keamanan
yang eksklusif serta tertutup Informasi tentang
abad ke 20 pemerintah Cina memiliki kebutuhan
anggaran pertahanan dan modernisasi Alutsista
untuk turut meningkatkan kapabilitas militernya
sebisa mungkin ditutup rapat dari pihak lain
Secara bertahap sejak awal dekade 90 Cina
Industri pertahanan pun dikembangkan hanya
menaikkan anggaran militer
untuk memenuhi kebutuhan militer nasional
industri pertahanan serta memodernkan Alutsista
self reliance Di AS contohnya pernah dibuat regulasi Buy America yang melindungi industri
Tak pelak tindakan tersebut menimbulkan dilema
pertahanan nasional Uni Eropa Rusia termasuk
terutama Jepang serta AS
dulu Uni Soviet dan negara berkembang seperti
mengembangkan
keamanan security dilemma bagi negara lain Untuk memenuhi kebutuhan militernya
Cina India Pakistan Malaysia dan Singapura
Cina melakukan kerasama joint venture dengan
pun memiliki kebijakan serupa
Uni Eropa meski ada penolakan dari masyarakat
Seiring dengan berlangsungnya proses
sipil di Eropa Barat dan memproduksi komoditas
globalisasi sebagaimana ditulis Ron Matthews
dengan teknologi yang bisa memenuhi kualifi
dalam Defence and the economy an introduc
kasi militer sekaligus sipil komersial dual use
tion
kecenderungan produksi mandiri dan
technology Pilihan joint venture dan produksi
proteksionisme dalam ekonomi pertahanan kini
dual use technology adalah untuk memaksi
mendapat tantangan sekaligus peluang hebat
malkan sumber daya yang terbatas di tengah
yang pada era sebelumnya belum pernah
kebutuhan teknologi militer yang mendesak serta
ada
memberikan ruang kebebasan bagi industri guna
Kondisi kontemporer memperlihatkan
bahwa negara negara yang mendapat berkah dari globalisasi terutama pertumbuhan ekonomi mulai beramai ramai memanfaatkan semaksimal
menghasilkan produk inovatif Hampir serupa dengan Cina negara negara
di Asia Tenggara juga berusaha berselancar
mungkin berbagai kemudahan serta keunggulan
dengan mulus dalam gelombang globalisasi
teknologi militer serta sipil
commercial off
Pascakrisis 1997 empat negara anggota ASEAN
the shelf yang tersedia di pasar global untuk
yaitu Indonesia Singapura Malaysia dan Thai
digunakan bagi industri pertahanan nasional ter
land membuka ekonomi domestik bagi investor
lebih lagi kini muncul kebutuhan atas teknologi
asing sambil meningkatkan kapabilitas militer Secara bertahap Renato Cruz De Castro dalam artikel Exploring Southeast Asia s twenty first century defence economis opportunities and
komunikasi yang bisa mendukung program revolution in military affairs Globalisasi telah membuka kesempatan besar bagi pembentukan kerjasama di antara pemerintah institusi militer
challenges in the era of globalization 1993
dan kelompok industri
2005
the iron triangle
di
berpendapat bahwasanya empat negara
dalam maupun luar negeri namun juga muncul
tersebut juga tidak mengalami dilema guns versus
tantangan atas perlindungan aset ataupun data
butter yang biasanya dialami negara berkembang
rahasia negara
dalam kondisi pemulihan ekonomi pasca krisis
Arthur S Ding dalam artikel berjudul Globalization and defence industry in East
Keuntungan ekonomi dari transaksi perdagangan
Asia seeking self sufficiency and teaming up for dual use technology memperlihatkan
tan kapabilitas militer selain untuk pembiayaan
global digunakan sebagai modal untuk peningka
program pembangunan
kasus menarik tentang Cina yang berusaha
Kondisi yang serupa terjadi di Asia Selatan
memenuhi kebutuhan militernya di tengah
India tulis Vijay Sakhuja dalam artikel Global ization and the defence economy cifSouth Asia
dinamika komersialisasi industri pertahanan
global Cina adalah salah satu negara yang saat
two views
adalah contoh terbaik negara yang
mengalami kemajuan dalam bidang pertahanan 2 Lihat buku ini hlm 138
310
berkat globalisasi Teknologi GDP nasional
sekaligus memahami perkembangan termutakhir
dan belanja pertahanan India mengalami per
mengenai pertahanan Asia Pasifik Dari pemaha
tumbuhan bersamaan dengan menggeliatnya
man tersebut
industri pertahanan nasional
sektor pertahanan
transformasi
para pemangku kepentingan
yang terentang mulai dari
pertahanan serta ekspor alutsista Namun dalam
kementerian pertahanan tentara nasional Indo
konteks kawasan kemajuan India ini memicu
nesia parlemen hingga masyarakat sipil
kekhawatiran di pihak Pakistan yang selama ini
memperkaya materi diskusi perwnusan kebijakan
masih bersengketa dengan India terkait persoalan
pertahanan yang tepat bagi Indonesia terutama
Kashmir
berdasarkan tiga bagian pembahasan dalam buku
Catatan kritis tentang kemajuan Asia Tenggara ditulis oleh Rommel C Banlaoi dalam artikel
Globalization
industry in SoutheastAsia
dapat
Globalization and Defence in the Asia Pasifc Pertama tentang globalisasi Sejauh ini
impact on defence
wacana globalisasi di Indonesia didominasi
Banlaoi berpendapat
oleh perdebatan pada tataran makro mengenai
bahwa pengembangan militer di Asia Tenggara
ekonomi politik misalnya tentang peijanjian
terkecuali Singapura menyimpan persoalan bagi
perdagangan bebas Indonesia dengan negara
industri pertahanan domestik Kecenderungan
lain Kondisi faktual memperlihatkan baliwa
yang ter adi adalah Asia Tenggara hanya berperan
globalisasi ternyata berdampak Pula terhadap
sebagai konsumen senjata bukan produsen
pertahanan negara Melahti buku ini Indonesia dapat belajar bahwa kehadiran new plovers
Kondisi ini menunjukkan bahwa Asia Tenggara atau Asia Pasifik pada umumnya mengalami
dan new forms of interconnectedness
sebagai
ketergantungan dan menurut Geoffrey Till
pendorong sekaligus konsekuensi globalisasi
cenderung memilih bekerjasama dengan AS dan negara negara Eropa daripada melakukan koop
membutuhkan skema kebijakan pertahanan dan
erasi intra kawasan lneski mereka menghadapi
politik luar negeri yang lebih responsif dan fleksibel natnun tetap berpijak pada keutamaan
problem keamanan yang serupa 3
kepentingan nasional Dengan kata lain Indo
Globalisasi menjadi pendorong negara di
nesia mesti cerdik dalam menyikapi fenomena
Asia Pasifik untuk menempatkan keunggulan
globalisasi dengan strategi
teknologi sebagai pertimbangan utama dalam
usaha pengembangan industri pertahanan
banyak karang atas konsepsi M Hotta tentang politik luar negeri
dibandingkan pertimbangan kedekatan geografis
Indonesia
karena dunia saat ini tidak lain adalah dunia
berlayar di antara
sebuah pengembangan faktual
Kedua tentang persepsi ancaman Indonesia pada dasarnya telah menyadari baliwa pada saat
yang menyusut a shrinking world
Secara umum tiga belas artikel dalam buku
ini ancaman tidak lagi bersifat tradisional dalam
Globalization and Defence in the Asia Pasific
bentuk invasi militer inelainkan menjalar kepada
menyuguhkan pandangan yang menarik tentang
ancaman non tradisional seperti teronsme dan
relasi globalisasi dan pertahanan di Asia Pasifik
kejahatan lintasnegara Dalam Buku Putih Per
Uraian teoretis di bagian pertama menyajikan
tahanan Indonesia 2008 Kementerian Pertalianan
kerangka teoritis yang memadai untuk mengantar
telah menjelaskanpokok pokok pemikiran nien
pembaca kepada uraian studi kasus di bagian
genai proyeksi ancaman dan
Tainbaran tunum
selanjutnya Sudut pandang penulis dan data yang
strategi penanglntlangannya 4 Perkembangan ini
ditampilkan pun relatif barn serta relevan dengan
terjadi bersamaan dengan perubahan orientasi
kebutuhan kalangan akademisi mauptin praktisi
Secara inkremental di dalam tubuh kementerian
yang bergelut dengan isu keamanan kontemporer
maupun angkatan bersenjata mengenai keamanan
di Asia Pasifik
nasional dari yang inward looking menuju outward looking Ne ara tidak bisa mengelak
Pelajaran bagi Indonesia Khusus untuk konteks Indonesia
dart perkembangan tersebut karena buku ini
1
tuntutan
atas penghormatan hak asasi manusia sehingga
bisa menjadi referensi penting dalam melihat a Lihat Departemen Pertahanan Republik Indonesia Buku Patih s Lihat buku ini hlm 257
Perlahonan huiunesiu 2008 Oakarta Dephan RI 2005
311
pemerintah ditekan untuk tidak lagi melihat ma
Di Indonesia transisi demokrasi merupakan
syarakat ataupun oposisi sebagai musuh negara
citra di mata masyarakat intemasional sekaligus
proses politik yang gaduh dan belum terkonsoli dasi secara matang Seperti ditulis oleh Michael Malley proses politik yang melibatkan banyak
menutupi kekurangan kapabilitas penegak hukmn
aktor kepentingan dan lemahnya kepemimpinan
dan ii
kebutuhan Indonesia untuk memperbaiki
dan militer nasional dalam menghadapi ancaman
sipil karena tergantung kepada legitimasi militer
melalui pembentukan kerjasama keamanan
ternyata menghambat perkembangan reformasi
dengan beberapa negara sahabat
militer 6 Meski secara materil dan kuantitas In
Ketiga tentang ekonomi pertahanan Topik ini barangkali yang paling penting dan memer
donesia telah memiliki rencana dan kebijakan
lukan perhatian khusus Indonesia Hipotesis
sistematis
yang dibangun dalam buku Globalization and
melalui profesionalisme TNI dan modemisasi
Defence in the Asia Pacific adalah globalisasi
alutsista
ekonomi pertahanan berjangka panjang dan peningkatan postur pertahanan
namun dalam perkembangannya
merupakan peluang bagi pembangunan industri
kualitas reformasi tersebut dilingkupi oleh
pertahanan nasional
dan hipotesis tersebut
sebuah tanda tanya besar adakah jaminan bahwa
kemudian diuji dengan studi kasus pelaksanaan
rencana dan kebijakan tersebut akan berjalan
program pembangunan
dengan konsisten transparan akuntabel efisien
persenjataan Pasifik
Alutsista
alat
utama sistem
negara negara di Asia
misalnya Cina dan India Hasilnya
serta efektif Selain itu perrnasalahan yang menghadang pembangunan Indonesia yang tidak
ternyata mendukung hipotesis meski tentu saja
hanya berlaku pada sektor pertahanan adalah
tidak minus dari catatan kritis
korupsi dan ekonomi rente Kegaduhan transisi
sebagaimana
demokrasi korupsi dan rente bagaimanapun
ditulis oleh Banlaoi
Berbekal pemauukan dari pertumbuhan eko
nomi akibat pembukaan pasar nasional terhadap
pasar global Cina dan India meningkatkan ang
juga berpotensi besar membajak proses pem
bangunan pertahanan Indonesia meski pintu globalisasi terbuka lebar serta Indonesia mem iliki
garan militer membangun industri pertahanan
joint venture dan kapabilitas dual use technology
nasional dan bahkan mulai mengekspor alutsista
yang mumpuni
Strategi
Poin masalah tersebut yang sepertinya
joint venture dan dual use technology ternyata
luput untuk digali secara mendalam oleh buku
ampuh menutupi kesenjangan antara kebutuhan
Globalization and Defence in the Asia Pacific
pertahanan atas meluasnya spektrum ancaman
padahal konteks proses demokratisasi kontpsi
Berta mahalnya biaya pembangunan alutsista
dan ekonomi rente merupakan variabel pent
strategis kepada negara negara lain
dengan kapabilitas riil nasional terutama dari
ing atau bahkan tak terpisahkan dari kondisi
segi penguasaan teknologi
domestik negara negara di kawasan Asia Pasifik
dalam memenuhi
kebutuhan tersebut Namun dalam konteks
seperti misalnya Thailand dan Filipina dalam
Indonesia contoh Cina dan India tersebut tidak
membangun postur pertahanan negara dan
bisa diterapkan mentah mentah Pada level lain
ker asama keamanan dengan negara lain
pada dasarnya para penulis artikel dalam buku ini terkesan terlalu optimis dengan globalisasi dan
Daftar Pustaka
melupakan variabel lain sehingga pembangunan
Bruneau Thomas dan Harold Trikunas 2008 Glob
pertahanan di Cina dan India hanya dilihat
al Politics ofDefense Reform New York Pal
dari aspek materiil dan peningkatan kuantitas
grave Macmillan
Variabel lain yang bisa dimasukkan dan dalam perkembangannya bisa menghasilkan kesimpulan berbeda adalah proses demokratisasi s
James Wirtz
Changing International Threat Perceptions
Departemen Pertahanan Republik Indonesia 2008 Buku Putih Pertahanan Indonesia 2008 Ja karta Dephan R I
Michael Malley
Democratization and the Challenge of
dlm Thomas Bruneau dan Harold Trikunas Global Politics
Defense Reform in Indonesia
of Defense Reform
Harold Trikunas Global Politics of Defense Reform
hlm 76 80
312
New York Palgrave Macmillan 2008
York Palgrave Macmillan 2008
dlm Thomas Bnmeau dan hlm 266 267
New