JURNAL NANGGROE ISSN 2302-6219 Volume 4 Nomor 1 (April 2015) Bagian Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Malikussaleh
HASIL PENELITIAN
Perspektif Restorasi Justice Hakim Terhadap Anak yang Berkonflik dengan Hukum di Pengadilan Negeri Lhokseumawe Sumiadi1 Laila M Rasyid2 Romi Asmara3 Correspondence:
[email protected] 1. 2.
3.
Fakultas Hukum Universitas Malikussaleh Fakultas Hukum Universitas Malikussaleh Fakultas Hukum Universitas Malikussaleh
Abstract Children are part of the younger generation as one of the human resources is a potential successor to the ideals of the struggle of peoples in the future. Violation of law that occurs in the community not only done by adults but also by children, the implementation of the sentence would have been very different from adults. In children should more be rehabilitation rather than punitive. The results showed that a judge who examine and rule on cases of children in conflict with the law in the District Court Lhoksukon still wing positivistic / legalistic where decisions are decided by the judges of the most commonly used approach is based on the criminal justice system alone. Keywords: Judge Perspective, Children, In conflict with Law, District Court
Perspektif Restorasi Justice Hakim… – Sumiadi, dkk. (87-103)| 87
ISSN 2302-6219
Perspektif Restorasi Justice Hakim… – Sumiadi, dkk. (87-103)
LATAR BELAKANG
merupakan potensi dan penerus citacita perjuangan bangsa di masa yang
Anak
merupakan
amanah
akan datang, yang memiliki peran
sekaligus karunia Tuhan Yang Maha
strategis dan mempunyai ciri dan
Esa, bahkan anak dianggap sebagai
sifat
harta kekayaan yang paling berharga
pembinaan dan perlindungan dalam
dibandingkan kekayaan harta benda
rangka menjamin pertumbuhan dan
lainnya. Anak sebagai amanah Tuhan
perkembangan fisik, mental, dan
harus
sosial secara seimbang.3
senantiasa
dijaga
dan
khusus,
memerlukan
dilindungi karena dalam diri anak melekat harkat, martabat, dan hak-
Seiring
perjalanan
hak sebagai manusia yang harus
dalam
dijunjung tinggi. Anak menpunyai
pelanggaran hukum yang terdapat di
kedudukan yang sangat strategis
dalam
dalam kehidupan berbangsa dan
dilakukan oleh orang dewasa, tetapi
bernegara1 dan Hak asasi anak
juga
merupakan bagian dari hak asasi
Pelaksanaan hukuman akibat dari
manusia
tindak pidana yang dilakukan oleh
yang
Undang-Undang Konvensi
termuat Dasar
dalam
1945
Perserikatan
dan
Bangsa-
Bangsa tentang Hak-Hak Anak.2 adalah
bagian
1
2
daya
manusia
dilakukan
anak
oleh
dewasa tidak
ini saja
anak-anak.
tentulah
sangat
berbeda dengan orang yang telah dewasa. Tindakan koreksi terhadap
dari
generasi muda sebagai salah satu sumber
masyarakat
seorang
anak Anak
kenyataannya
waktu
delinkuen
bersifat
haruslah
rehabilitasi
lebih
daripada
bersifat menghukum.4
yang
Romi Asmara, Fauzah Nur Aksa Dan Sumiadi, “Kejahatan Kesusilaan Terhadap Anak (Suatu Tinjauan Perlindungan Hukum Terhadap Anak Perempuan Korban Kejahatan Kesusilaan Di Kota Lhokseumawe)”, Jurnal Pasai, Vol Ii No 2 Nopember 2008, LPPM Universitas Malikussaleh Aceh Utara, hlm. 700. Lukman Hakim Nainggolan, “Masalah Perlindungan Hukum Terhadap Anak”, Jurnal Equality, Vol 10 No 2 Agustus 2005, Fh Universitas Sumatera Utara,
hlm. 90. Lihat Juga Dewi Nurul Musjtari,”Memberikan Hak Memilih Agama Sebagai Upaya Perlindungan Anak”, Jurnal Konstitusi, Vol 3 No 2 Mei 2006, Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, hlm. 25. 3
Lushiana Primasari, “Keadilan Restoratif Dan Pemenuhan Hak Asasi Bagi Anak Yang Berhadapan Dengan Hukum”, Universitas Sebelas Maret, hlm. 1.
4
W.A Gerungan, Psikologi Sosial, Eresco, Bandung, 1996, hlm. 215.
Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 1 (April 2015)| 88
ISSN 2302-6219
Perspektif Restorasi Justice Hakim… – Sumiadi, dkk. (87-103)
Anak sebagai pelaku tindak pidana
sering
dijumpai
dalam
proses pemeriksaan perkara anakanak sebagai pelaku tindak pidana,
kehidupan sehari-hari. Perilaku anak
baik
melakukan
penuntutan,
tindak
pidana
sering
pada
tahap
penyidikan,
maupun
pemeriksaan
pada
saat
dikategorikan sebagai anak nakal
sidang
atau melakukan pelanggaran hukum.
pengadilan7
Anak-anak dalam kondisi demikian
hakim berupa hukuman penjara.8
bahkan
di
muka
100%
vonis
disebut dengan anak yang berkonflik Dalam
dengan hukum (Children in conflict
perkembangannya
with the law).5 Anak yang berkonflik
banyak faktor yang menyebabkan
dengan hukum dapat didefenisikan
seorang
anak yang disangka, dituduh atau
hukum, baik faktor internal anak itu
diakui
sendiri maupun eksternal nya yang
sebagai
telah
melanggar
anak
berkonflik
dengan
antara lain faktor keluarga, sekolah
undang-undang hukum pidana.6
juga faktor lingkungan sekitar yang Pada
dasarnya
anak
tidak selalu menguntungkan bagi
mempunyai hak yang bersifat asasi,
pendidikan
sebagaimana yang dimiliki orang
9
anak.
dan
perkembangan
dewasa, yaitu hak asasi manusia Beberapa
(HAM), namun yang terjadi adalah anak-anak
pelaku
tindak
pidana
menyebabkan
konflik anak
yang
berkonflik
tidak mendapat perlindungan hukum
dengan hukum membawa mereka ke
sebagaimana mestinya dalam suatu
dalam kondisi yang merugikan anak-
proses hukum.
Dan tak jarang
anak, padahal tingginya kasus anak
kekerasan masih mewarnai dalam
yang berakhir di penjara, sepertinya
5
Ika Saimima, Perlindungan Terhadap Anak Yang Berkonflik Dengan Hukum, Jurnal Kajian Ilmiah Lembaga Penelitian Ubhara Jaya Vol. 9 Nomor 3 Tahun 2008.
8
Yanuar Farida Wismayanti, Model Penanganan Anak Berkonflik Hukum, Jurnal Informasi, Vol 12 No 03 Tahun 2007, hlm. 41.
6
Ibid, hlm. 940
9
7
Mahmud Mulyadi, Perlindungan Terhadap Anak Yang Berkonflik Dengan Hukum: Upaya Menggeser Keadilan Retributif Menuju Keadilan Restoratif, Jurnal Equality, Vol. 13 No. 1 Februari Tahun 2008, hlm. 83.
Kasus Para Remaja Yang Dijuluki Anak Punk Yang Dilakukan Pembinaan Oleh Pemko Banda Aceh Dengan Menahan Mereka, Membawa Ke Seulawah, Mencukur Rambut Mereka, Menyeburkan Mereka Ke Kolam, Apakah Termasuk Dalam Tindakan Yang Memiliki Dasar Hukum Yang Kuat Dan Tidak Justru Melanggar Hak Anak.
Perspektif Restorasi Justice Hakim… – Sumiadi, dkk. (87-103)| 89
ISSN 2302-6219
Perspektif Restorasi Justice Hakim… – Sumiadi, dkk. (87-103)
tidak sebanding dengan keberhasilan
bagaimana
model pemenjaraan dalam menekan
hakim
tingkat kriminalitas pada anak10
memutus suatu perkara.
Menurut Putusan
Franc
hakim
itu
mencerminkan hakim,
Loppy, mahkota,
segalanya
tanggung
bagi
jawabnya,
kejujurannya,
kearifannya,
sesungguhnya
memeriksa,
seorang
mengadili,
Putusan bukanlah kesimpulan karena
putusan
didasarkan
pertimbangan-pertimbangan mendalam
atas
Pertimbangan
setiap
ini
yang
perkara.
diperoleh
fakta-fakta
ilmuannya, moralitasnya, ketulusan-
persidangan. Suatu putusan yang
nya,
memuat
sebagainya.
dan
lain
11
sanksi
terungkap
dari
kecerdasannya, kreatifitasnya, kekeshalehannya
yang
atas
didahului
di oleh
pernyataan terbuktinya seseorang secara
Putusan
merupakan
tahap
akhir dan merupakan tujuan akhir
sah
dan
menyakinkan
bersalah melakukan suatu tindak pidana tertentu.
dari setiap pemeriksaan perkara. Penjatuhan
putusan
inilah
yang
Berkaitan dengan sanksi pada
menentukan salah atau tidaknya
anak nakal dapat berupa pidana
terdakwa anak nakal. Dalam hal
maupun
penjatuhan putusan dilakukan hakim
ditentukan dalam UU No. 3 Tahun
tunggal tentulah musyawarah tidak
1997.
diperlukan akan tetapi dalam hal
pertimbangan
susunan hakim majelis musyawarah
dilakukan
merupakan hal yang wajib.
penjatuhan sanksi terhadap anak
tindakan Dasar
sebagaimana pertimbangan-
mendalam
hakim
dalam
yang rangka
nakal dapat dikategorikan dalam Menurut
pernyataan
para
beberapa faktor yaitu:12
hakim di Pengadilan Negeri Pati, putusan merupakan mahkota dari
1. Faktor Yuridis
seorang
2. Faktor Non Yuridis
hakim,
artinya
dari
putusannyalah sebenarnya diketahui
10
Ibid, hlm. 42.
11
Fauzan, Rekonstruksi Teori Pemerataan Keadilan Prof.Z Asikin S.H, Varia
Peradilan Tahun xxiii, 267 Februari, Tahun 2008, hlm. 37. 12
Ibid.
Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 1 (April 2015)| 90
ISSN 2302-6219
Perspektif Restorasi Justice Hakim… – Sumiadi, dkk. (87-103)
a. Faktor Filosofis
terlepas dari persoalan anak yang
b. Faktor Sosiologis
berkonflik dengan hukum dengan
c. Faktor Psikologis
berbagai jenisnya, Pada 4 tahun
d. Faktor Kriminologis
terakhir (2010-2014) terdapat angka yang cukup banyak yang melibatkan
Meskipun faktor yuridis dan
anak sebagai terdakwa, antara lain
faktor non yuridis merupakan dasar
pada perkara pencurian, kecelakaan
penjatuhan sanksi terhadap anak
lalu lintas, narkotika, dan perbuatan
nakal, akan tetapi kenyataannya
cabul.
pidana perampasan kemerdekaan tetap menjadi sentral dalam posisi
Angka di atas menunjukkan
stelsel sanksi pidana, kebanyakan
bahwa
hakim
cenderung
berkonflik
pidana
penjara
daripada
menjatuhkan anak,13
kepada
memilih
terhadap
kebanyakan
anak
yang
dengan
hukum
dijatuhkan
putusan
alternatif
pidana penjara yang tentu saja
hukuman lainnya sebagaimana yang
bertentangan dengan UU Nomor 39
diatur oleh undang-undang. Para
Tahun
hakim
Manusia dimana dirumuskan bahwa
masih
menganut
filosofi
1999
pemidanaan yang bersifat retributif
terhadap
(pembalasan)
kejahatan,
ketimbang
pemidanaan
yang
bersifat
restorative dengan tujuan untuk
Tentang
anak
yang
Hak
Asasi
melakukan
penjatuhan
pidana
berupa perampasan kemerdekaan adalah sebagai upaya terakhir.15
memperbaiki.14 Berdasarkan temuan tahun Lhokseumawe sebagai salah
pertama penelitian ini didapatkan
satu Kotamadya yang ada di Provinsi
bahwa perspektif para hakim yang
Aceh,
berada
karena
Kecamatan
13
terdiri
ternyata
dari
juga
4
di
Pengadilan
Negeri
tidak
Lhoksukon masih bersifat positivistic
Nashriana, Pertimbangan Hakim Dalam Menjatuhkan Putusan Pidana Penjara Terhadap Anak Pelaku Penyalahgunaan Narkoba, FH Unsri, 2009, Lihat Juga Surastini Fiitriasih, Analisa Pertimbangan Hakim Dalam Menjatuhkan Hukuman Bagi Terpidana Anak (Studi Awal Tentang Putusan Hakim Anak), Laporan Penelitian,
Universitas Indonesia, Dapat Diakses Pada http://Lontar.Ui.Ac.Id/Opac/Ui/Detail. Jsp 14
Mahmud Mulyadi, Op Cit, hlm. 83.
15
Nashiana, Op Cit.
Perspektif Restorasi Justice Hakim… – Sumiadi, dkk. (87-103)| 91
ISSN 2302-6219
dan
Perspektif Restorasi Justice Hakim… – Sumiadi, dkk. (87-103)
mengutamakan
kepastian
serta bagaimana perspektif hakim
hukum, belum pada keberpihakan
sendiri dalam membuat putusan
pada
mengenai
kepentingan
anak.
Yang
ditemukan dari sejumlah putusan
anak
yang
sedang
berkonflik dengan hukum.
yang dianalisis yang semua putusan yang dijatuhkan adalah penjatuhan
METODE PENELITIAN
pidana penjara kepada anak. Pada lokasi kedua penelitian ini adalah pengadilan
negeri
di
Kota
Lhokseumawe yang juga terdapat kasus yang sama tentang anak yang berkonflik tetapi
dengan
sejumlah
hukum putusan
Penelitian ini dilakukan di Kota Lhokseumawe karena lokasi ini salah satu tempat yang juga ada anak yang berkonflik dengan hukum.
akan hakim
Data-data yang dikumpulkan dalam
penelitian
ini
menurut
memiliki hal yang berbeda. Ada
jenisnya yaitu data primer dan data
beberapa
yang
sekunder. Dengan jenis pendekatan
memberikan hukuman dikembalikan
secara kualitatif yang dipilih karena
kepada orang tua untuk dibina.
informasi
putusan
hakim
Menarik untuk diteliti lebih lanjut mengenai perspektif hakim di Pengadilan
Negeri
Lhokseumawe
untuk didapat sebuah hasil yang dapat digunakan bagi para hakim anak di daerah lainnya.
dan
data
melalui
penelitian ini banyak dalam bentuk teks dan sejumlah studi kasus. Instrumen yang digunakan adalah studi
dokumentasi
untuk
menemukan kerangka konsepsional, azas
peraturan
perundang-
undangan. Observasi yang dilakukan dalam
PERMASALAHAN
penelitian
ini
dengan
melakukan
pengamatan
dalam
persidangan
anak,
Adapun
atas menjadi menarik untuk diteliti
wawancara
dilakukan
secara
lebih
mendalam
Berdasarkan latar belakang di jauh
mengenai
dasar
hakim
dalam
pengawasan terhadap hakim yang
menjatuhkan putusan pada anak
sudah berjalan selama ini baik oleh
yang berkonflik dengan hukum di
pemerintah.
pertimbangan
Pengadilan
untuk
mengetahui
Negeri Lhokseumawe,
Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 1 (April 2015)| 92
ISSN 2302-6219
Perspektif Restorasi Justice Hakim… – Sumiadi, dkk. (87-103)
Data Sekunder terdiri dari hukum16
bahan
penelitian
ini
yang didapat
dalam dengan
telah didapatkan diolah dengan cara mengkategori antara data yang satu dengan
lainnya
dengan
penelusuran sejumlah literatur yang
pengkategorian data demikian dapat
berhubungan dengan pertimbangan
dikelompokkan
dalam putusan hakim. Juga dengan
masalah penelitian. Data yang sudah
meneliti
terkumpul kemudian diolah melalui
sejumlah
peraturan
perundang-undangan berhubungan
yang
dengan
anak
dan
tahap
data
berdasarkan
pemeriksaan
penandaan
(editing),
(coding),
penyusunan
peradilan anak, dari sistem hukum
(reconstructing), dan sistematisasi
positif Indonesia.
(systematizing) ber-dasarkan urutan pokok
Data primer dalam penelitian ini
diperoleh
melalui
bahasan
dan
sub-pokok
anak
diangkat
bahasan.
penelitian
lapangan untuk mengetahui apakah
PEMBAHASAN
peraturan perundang-undangan yang Hakim
mengatur mengenai peradilan anak dan pengawasan hakim anak yang
berdasarkan
sudah berlaku dengan melakukan
Mahkamah Agung atas usul Ketua
observasi dan wawancara dengan
Pengadilan
Negeri
yang
nara sumber yang telah ditentukan.
bersangkutan
melalui
Ketua
Pengadilan Pengolahan
data
surat
Tinggi.
keputusan
Berdasarkan
dalam
Pasal 10 UU No.3 tahun 1997, hakim
penelitian tidak terpisahkan dari
anak harus mempunyai kualifikasi: a)
pengumpulan data. Data primer yang
telah berpengalaman sebagai hakim
16
3.
Bahan hukum sekunder (secondary law material) yaitu bahan hukum yang memberi penjelasan terhadap bahan hukum primer (buku ilmu hukum, jurnal hukum, laporan hukum, dan media cetak atau elektronik);
4.
Bahan hukum tertier (tertiary law material) yaitu bahan hukum yang memberi penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder (rancangan undang-undang, kamus hukum dan ensiklopedia).
Lihat: Soerjono Soekanto, Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif, Suatu Tinjauan Singkat, Ed. 1, Cet., 6, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2003, hlm.13. Bahan hukum dapat diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) golongan, yaitu: Bahan hukum primer (primary law material) yaitu bahan hukum yang mempunyai kekuatan mengikat secara umum (perundangundangan) atau mempunyai kekuatan mengikat bagi pihak-pihak berkepentingan (kontrak, konvensi, dokumen hukum, dan putusan hakim);
Perspektif Restorasi Justice Hakim… – Sumiadi, dkk. (87-103)| 93
ISSN 2302-6219
di
Perspektif Restorasi Justice Hakim… – Sumiadi, dkk. (87-103)
pengadilan
dalam
lingkungan
berkeluarga,
atau
sudah
yang
peradilan umum. B) mempunyai
berkeluarga yang telah bertugas
minat,
dan
sebagai hakim minimal 15 (lima
memahami masalah anak. Berkaitan
belas) tahun. Hakim tersebut lebih
dengan Pasal 10 UU No.3 Tahun 1997
mempunyai
ini,
yang luas, yang diharapkan lebih arif
perhatian,
perlu
dedikasi,
dibuat
peraturan
pengalaman/wawasan
pelaksanaan yang mengatur tentang
dan
syarat-syarat menjadi hakim anak.
perkara pidana anak. Hakim anak
Seperti tentang pengalaman menjadi
sebaiknya
yang
hakim, perlu ditegaskan disamping
kualifikasi
setingkat
anak-anak
khusus
Dua/Magister (S-2) bahkan Strata
ditempuh.
Hal
yang ini
perlu
didasarkan
bijaksana
Tiga/Doktor
pertimbangan bahwa hakim anak
memiliki
merupakan
diharapkan
memiliki
hakim
keahlian
khusus khusus
yang dalam
Strata
Hakim
kualifikasi dapat
yang
tersebut, menganalisis
segala hal yang berkaitan dengan masalah
anak
memprediksi
berpendidikan
menagani mempunyai
(S-3).
rangka perlindungan anak. Hakim disamping
dalam
anak,
dan serta
dapat mampu
sarjana hukum ditambah dengan
mengambil tindakan yang akurat
pengetahuan
berkaitan dengan perkara pidana
tentang
psikologi,
psikiatri, sosiologi, sosial padogi dan
anak.
andragogi. Mencintai anak, dapat Kemampuan
menyelami jiwa anak, ingin ikut
memprediksi
membina dan membantu, terutama
dan menganalisi dimiliki oleh hakim
anak yang dalam kesulitan.
tersebut dengan pendidikan yang diperoleh,
Sesungguhnya,
disamping
terutama
pengetahuan
atau
Filsafat
atas
Hukum.
syarat-syarat yang ditentukan di
Apabila para penegak hukum telah
atas, perlu ditambah persyaratan
dididik
umur
mengalami perkara pidana anak,
atau
lama
bertugas
di
secara
khusus
perlindungan
Pengadilan untuk diangkat menjadi
maka
Hakim Anak. Yang cocok menjadi
diwujudkan,
hakim anak adalah para hakim yang
dapat
telah berumur 45 (empat puluh lima)
menangani kenakalan anak, yang
tahun ke atas dan yang sudah
paling mendasar adalah memahami
karena
mehamami
anak
untuk dapat
benar-benar anak.
Dalam
Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 1 (April 2015)| 94
ISSN 2302-6219
keadaan
Perspektif Restorasi Justice Hakim… – Sumiadi, dkk. (87-103)
jiwa
anak
sebelum
memahami bahwa atas umur anak
pidana
maupun
adalah 16 (enam belas) tahun yang
keadaan jiwa anak setelah putusan
ke bawah, yang berumur 18 (delapan
dijatuhkan. Dalam hal ini psikologi
belas) tahun ke bawah. Pemahaman
kriminil/psikiatri sebagai salah satu
para hakim tentang perlindungan
cabang dari psikologi mempunyai
anak kurang tepat, dan mereka
peranan yang sangat penting untuk
jarang
memahami
keadaan
anak.
mengikuti lokakarya atau penataran
Psikologi
kriminal/
psikiatri
tentang perlindungan anak. Hal ini
berupaya mencari sebab kejahatan,
mempengaruhi penanganan perkara
cara-cara
pidana anak, hakim tidak mampu
menjatuhkan
jiwa
pencegahannya
baik
bahkan
tidak
preventif maupun represif serta
memprediksi
usaha-usaha
kemungkinan yang terjadi diambil
perbaikan
definitif
perbuatan
menyimpang
(kenakalan)
secara yang
dan
pernah
menganalisis
suatu keputusan tertentu.17
dengan Mahkamah Agung RI sebagai
cara-cara pendekatan psikologi. badan Dalam praktik, pemahaman
tertinggi
pelaksanaan
kekuasan
kehakiman
para hakim tentang peradilana anak
membawahi
4
sebagaimana diatur dalam UU No. 3
peradilan
tahun 1997, masih belum tepat.
peradilan umum, peradilan agama,
Seperti
tentang
peradilan militer, dan peradilan tata
pengertian anak, banyak para Hakim
usaha negara, telah menentukan
masih memahami bahwa pengertian
bahwa
anak
mempertimbangkan
pemahaman
adalah
pengertian
anak
yang
(empat)
badan
dibawahnya,
yaitu
putusan
hakim segala
harus aspek
menurut ketentuan Pasal 45 KUHP,
yang bersifat yuridis, filosofis, dan
pada hal pasal tersebut tidak berlaku
sosiologis, sehingga keadilan yan
lagi dengan berlakunya UU No. 3
ingin dicapai, diwujudkan, dan di-
Tahun
hakim
pertanggungjawabkan
anak,
putusan hakim adalah keadilan yang
kenyataannya belum tepat. Ada yang
berorientasi pada keadilan hukum
tentang
17
1997.
Pemahaman
batasan
umur
dalam
Maidin Gultom, Perlindungan Hukum Terhadap Anak, Refika Aditama, Bandung, 2008, hlm. 114
Perspektif Restorasi Justice Hakim… – Sumiadi, dkk. (87-103)| 95
ISSN 2302-6219
(legal
Perspektif Restorasi Justice Hakim… – Sumiadi, dkk. (87-103)
justice),
(moral
keadilan
justice),
dan
moral
penerapanannya sangat sulit sebab
keadilan
tidak mengikuti asas legalitas dan
masyarakat (social justice).
tidak
terikat
pada
sistem.
Pencantuman ketiga unsur tersebut Aspek
yuridis
merupakan
tidak lain agar putusan dianggap adil
aspek yang pertama dan utama
dan diterima masyarakat. Keadilan
dengan berpatokan kepada undang-
hukum
undang yang berlaku. Hakim sebagai
keadilan berdasarkan hukum dan
aplikator
perundang-undangan.
undang-undang,
harus
(legal
justice),
adalah
Dalam
arti
memahami undang-undang dengan
hakim hanya memutuskan perkara
mencari
undang-undang
yang
hanya berdasarkan hukum positif
berkaitan
dengan
perkara
yang
dan peraturan perundang-undangan.
Hakim
harus
sedang
dihadapi.
menilai
apakah
tersebut
undang-undang
harus
adil,
ada
Keadilan
seperti
ini
keadilan
menurut penganut aliran legalistis positivisme.
Dalam
menegakkan
kemanfaatannya, atau memberikan
keadilan ini hakim atau pengadilan
kepastian hukum jika ditegakkan,
hanya sebagai pelaksana undang-
sebab salah satu tujuan hukum itu
undang belaka, hakim tidak perlu
unsurnya
mencari sumber-sumber hukum di
adalah
menciptakan
keadilan.
luar dari hukum tertulis dan hakim
Mengenai
aspek
filosofis,
merupakan aspek yang berintikan kepada kebenaran dan keadilan, sedangkan
sosiologis,
mempertimbang-kan budaya
yang
masyarakat. sosiologis,
tata
hidup
Aspek
memerlukan
pengalaman
pengetahuan
yang
mengikuti
luas
yang nilai-nilai
dan
sangat
dipandang
undang-undang
menerapkan
pada
perkara-
perkara konkret rasional belaka. Dengan kata lain, hakim sebagai corong atau mulut undang-undang.
dalam
filosofis
penerapannya
kebijaksanaan
nilai
hanya
Dalam perspektif peradilan anak,
sub-sistim
peradilan
anak
dalam
sistim
mempunyai
dan
kekhususan, dimana terhadap anak
serta
sebagai suatu kajian hukum yang
mampu
khusus, membutuhkan aparat-aparat
dalam
yang secara khusus diberi wewenang
masyarakat yang terabaikan. Jelas
untuk
menyelenggarakan
proses
Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 1 (April 2015)| 96
ISSN 2302-6219
Perspektif Restorasi Justice Hakim… – Sumiadi, dkk. (87-103)
peradilan pidana terhadap anak yang
yang pelakunya adalah anak yang
berhadapan dengan hukum. Secara
berkonflik
garis besar, aparat penegak hukum
Tahun 2011 terdapat 14 perkara dan
dalam sistem peradilan pidana bagi
pada
anak yang melakukan kenakalan
perkara. Tahun 2013 terdapat 7
sama
perkara
dengan
Sistem
Peradilan
dengan
tahun
hukum.
2012
dan
Pada
terdapat
tahun2014
16
sampai
Pidana yang berlaku bagi orang
dengan Juni 10 perkara adalah
dewasa (ada Polisi, Jaksa Penuntut
perkara anak. Putusan pengadilan
Umum, Hakim pemutus perkara, dan
terhadap
Lembaga Permasyarakatan), namun
dengan hukum diatas tercantum
bagi
pada tabel di bawah ini.
anak
ada
kekhususan-
anak
yang
berkonflik
kekhususan yang dipersyarakatkan bagi aparat penegak tersebut. Yang paling berbeda bahwa dalam proses peradilan anak diperlukan lembaga khusus
yang
disebut
tugas
pemasyarakatan. Pengadilan Negeri Klas I B Kota Lhokseeumawe adalah salah satu Pengadilan Negeri yang ada di Aceh yang telah memiliki beberapa hakim
yang
masalah
khusus
menangani
yang
berkonflik
anak
Tabel I Data Perkara Anak di Pengadilan Negeri Lhokseumawe No Tahun Jumlah Jenis Perkara Hukuman 1 2010 9 Putusan Penjara 2 2011 14 Putusan 12 Penjara dan 2 Dikembalikan Ke Orang Tua 3 2012 16 Putusan 11 Penjara, 1 Bebas dan 4 Dikembalikan Ke Orang Tua 4 2013 7 Putusan 5 2014 10 Putusan 9 Penjara dan 1 dikembalikan Pada Orang tuan
dengan hukum. Dari 5 tahun terakhir Dari seluruh putusan yang
putusan yang telah dibaca dan dianalisis
kebanyakan
bentuk
dijatuhkan
oleh
Hakim,
penghukuman yang diberikan adalah
menunjukkan bahwa hamper sama
bentuk
septi pada Hakim di Pengadilan
hukuman
pidana
berupa
Negeri
penjara kepada anak.
pemutus Pada Pengadilan
wilayah Negeri
hukum
Lhokseumawe
pada tahun 2010 terdapat 9 perkara
Lhoksukon, perkara
dipengaruhi
oleh
positivis/legalistik. hukum
baru
sikap kental
Hakim atau
alam
fikiran
Artinya
suatu
dinyatakan
sebagai
Perspektif Restorasi Justice Hakim… – Sumiadi, dkk. (87-103)| 97
ISSN 2302-6219
hukum
Perspektif Restorasi Justice Hakim… – Sumiadi, dkk. (87-103)
apabila
terumus
undang-undang,
dalam
itulah
yang
menghambat perkembangan fisik, psikis, dan sosial anak.
diterapkan, tidak terkecuali bagi Berdasarkan data di atas
anak-anak pelaku penyalahgunaan narkoba.
Putusan
hakim
yang
menunjukkan
bahwa
sebagian bersifat kumulaif stelsel
terendah
(dengan
pidana
pengadilan yaitu putusan bebas,
penjara yang dikumulatifkan dengan
dikembalikan pada orang tua dan
pidana
merupakan
putusan tertinggi adalah 3 (tiga)
masalah, Yang menunjukkan bahwa
tahun 3 bulan. Putusan terendah
hakim kurang memiliki rasa keadilan
dijatuhkan
dan kepatutan. Selain juga putusan
perlindungan
pidana penjara yang dijatuhkan,
putusan tertinggi dijatuhkan juga
menunjukkan bahwa hakim yang
pada tindak pidana narkotika. Ada
diminta oleh UU Pengadilan Anak
terdapat
lebih memahami segala hal ikhwal
memutuskan mengembalikan anak
anak, seharusnya tidak begitu saja
pada orangtuanya dan 1 putusan
menjatuhkan pidana penjara yang
bebas.
mengancamkan denda),
juga
didalam aturan positif Indonesia adalah sebagai upaya yang terakhir.
yang
putusan
pada
dijatuhkan
tindak
anak
6
hakim,
dalam
Sedangkan
putusan
Berdasarkan
pidana
yang
responden
waktu
menangani
Menyangkut tentang kasus
perkara menggunakan metode yang
anak nakal, hakim sebaiknya lebih
khusus kepada anak, juga harus lebih
bijak melihat bahwa terhadap anak
dewasa lagi menanganinya tidak
putusan
semata-
seperti perkara lain, kemudian juga
semata memperhatikan kepentingan
sesuai dengan UU No 35 tahun 2014
yang terbaik bagi anak sebagai asas
yang terakhir itu, juga dipanggil
yang mendasar berlaku universal
bimbingan
terhadap
berkonflik
sehingga di dapat kesimpulan kalau
dampak
si anak itu dalam bergaul tidak
dengan negatif
yang
anak
yang
hukum
karena
pidana
kemerdekaan 18
diberikan
perampasan yang
dari
pemasyarakatan
terkontrol.18
dapat
Wawancara Hakim, Rabu 25 Juni 2015
Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 1 (April 2015)| 98
ISSN 2302-6219
Perspektif Restorasi Justice Hakim… – Sumiadi, dkk. (87-103)
Responden Hakim yang lain juga mengungkap hal yang sama
mencerminkan rasa keadilan rakyat Indonesia.20
dimana beliau dalam menangani kasus
yang
pelakunya
Dari seluruh putusan yang
anak
keputusan atau pertimbangan yang
diberikan
oleh
hakim
diambil sudah barang tentu yang
berbentuk
pidana
memperhatikan masa depan anak
denda,
tersebut.19
diberikan lebih ringan dari tuntutan
walaupun
adalah
penjara putusan
dan yang
dalam dakwaan yang diajukan oleh Walaupun Putusan hakim di Pengadilan
Negeri
jaksa penuntut umum.21
Lhoksuemawe Dari seluruh putusan yang
sebagian besar adalah sanksi pidana perampasan kemerdekaan, dari pada
dijatuhkan
sanksi
menunjukkan bahwa sikap Hakim
tindakan,
akan
tetapi
oleh
responden hakim dianggap perlu
pemutus
perkara
oleh hakim dipertimbangkan bahwa
dipengaruhi
Hakim, kental
oleh
alam
22
atau fikiran
sanksi tersebut harus sesuai dengan
positivis/legalistik.
kebutuhan dan masa depan anak.
hukum
baru
Selain itu hakim dalam memeriksa
hukum
apabila
dan memutus perkara anak wajib
undang-undang,
menggali,
dan
diterapkan, tidak terkecuali bagi
memahami nilai-nilai yang hidup
anak-anak pelaku penyalahgunaan
dalam
untuk
narkoba.
mengikuti, masyarakat,
Artinya suatu
dinyatakan terumus itulah
Putusan
hakim
sebagai dalam yang
yang
memberikan
perlindungan
serta
sebagian bersifat kumulaif stelsel
mewujudkan
kesejahteraan
anak
(dengan
mengancamkan
pidana
tetap menjaga objektifitas sehingga
penjara yang dikumulatifkan dengan
putusan
pidana
tersebut
dapat
denda),
juga
merupakan
masalah, Yang menunjukkan bahwa
19
Wawancara Hakim, Rabu 25 Juni 2015
20
Elly Sudarti, Perlindungan Hukum Terhadap Anak Dalam Proses Ajudikasi, Jurnal Ilmu Hukum No 2 Volume 2, FH Unja, 2011, hlm. 14.
21
Terhadap Anak Pelaku Penyalahgunaan Narkoba, Unsri, Palembang. 22
Data sekunder Putusan Anak Yang Berkonflik Dengan Hukum di PN Lhokseumawe 2010 s/d 2014
Nashriana, Pertimbangan Hakim Dalam Menjatuhkan Putusan Pidana Penjara
Perspektif Restorasi Justice Hakim… – Sumiadi, dkk. (87-103)| 99
ISSN 2302-6219
Perspektif Restorasi Justice Hakim… – Sumiadi, dkk. (87-103)
hakim kurang memiliki rasa keadilan
pendekatan
yang
dan kepatutan. Selain juga putusan
mengedepankan
kesejahteraan
pidana penjara yang dijatuhkan,
anak,
kesejahteraan
menunjukkan bahwa hakim yang
dengan
diminta oleh UU Pengadilan Anak
pendekatan
lebih memahami segala hal ikhwal
berpatokan pada sistem peradilan
anak, seharusnya tidak begitu saja
pidana semata, pendekatan edukatif
menjatuhkan pidana penjara yang
dalam
didalam aturan positif Indonesia
pendekatan
pendekatan
intervensi yang
hukum,
menggunakan/
pemberian penghukuman 23
murni
hukum, yang
adalah sebagai upaya yang terakhir.
murni retributif.
Menyangkut
anak
Negeri Lhokseumawe seorang jaksa
nakal, hakim sebaiknya lebih bijak
maupun hakim masih merangkap
melihat
bahwa
urusan yaitu anak dan dewasa. Hal
putusan
yang
tentang
semata
kasus
terhadap
diberikan
anak
semata-
memperhati-kan
ini
dapat
terbawanya
Pada Pengadilan
mengakibatkannya kebiasaan
yang
kepentingan yang terbaik bagi anak
dilakukan terhadap pelaku tindak
sebagai asas yang mendasar berlaku
pidana dewasa ke terdakwa anak.24
universal
terhadap
anak
yang karena
Mengutip pendapat Lawrence
dampak negatif pidana perampasan
Friedman bahwa penegakan hukum
kemerdekaan
dapat
tergantung dari tiga komponen yaitu
menghambat perkembangan fisik,
substansi hukum, struktur hukum,
psikis, dan sosial anak.
dan budaya hukum. Oleh karena itu,
berkonflik dengan hukum yang
perlindungan hukum terhadap anak Mengutip
pendapat
yang paling dominan tergantung
Muhammad Azil Maskur sedikitnya
pada struktur hukumnya (aparat
ada 5 (lima) macam pendekatan
penegak
umum
dalam
hukumnya. Hal ini dapat dikatakan
menangani anak yang melakukan
UU. No. 3 tahun 1997 bisa dikatakan
pelanggaran
yaitu
sebagai undang-undang pelindung
Muhammad Azil Maskur, Perlindungan Hukum Terhadap Anak Nakal (Juvenile Deliquency) Dalam Proses Acara Pidana
Indonesia, Jurnal Pandecta, Volume 7 Nomor 2 Juli 2012, hlm. 179.
23
yang
digunakan hukum,
24
hukum)
dan
budaya
Ibid, hlm. 179
Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 1 (April 2015)| 100
ISSN 2302-6219
Perspektif Restorasi Justice Hakim… – Sumiadi, dkk. (87-103)
tehadap anak yang berhadap dengan
diseluruh
dunia,
hukum di persidangan.
perkembangannya mempersoalkan
Sedangkan penegakan
bagi
hukum
di
apatur
Kabupaten
namun banyak
penggunaan pidana penjara sebagai salah
satu
sarana
menanggulangi
kendala antara lain hakim anak yang
yang
belum
masalah efektivitasnya.
pelatihan
mendapatkan
tentang alasan
belum
dipersoalkan
ialah
masih
PENUTUP Kesimpulan
Begitu juga dengan budaya yang
masalah kejahatan
pernah
dipanggil Mahkamah Agung.25
hukum
sering
untuk
peningkatan
kapasitasnya sebagai hakim anak dengan
yang
kembali manfaat
Aceh Utara masih terdapat beberapa pernah
dalam
1. Hakim anak di Pengadilan Negeri Lhokseumawe
menganggap
sudah
bahwa anak yang melakukan tindak
menerapkan prinsip restorative
pidana harus dihukum berat sebagai
justice
ajaran supaya tidak mengulanginya
memeriksa,
lagi.
proses
memutuskan perkara terhadap
persidangan yang belum dibacakan
anak dapat dilihat selama tahun
putusan,
sudah
2015 ini sudah memberikan 3
menyampaikan pada terdakwa anak
buah penetapan terhadap anak
agar pada sidang lanjutan minggu
yang berkonflik dengan hukum.
depan langsung membawa pakaian
Upaya diversi tersebut adalah
dan alas tidur,26 padahal anak tetap
upaya positif untuk mendorong
anak,
kea rah perubahan terhadap
Bahkan seorang
yang
pada hakim
melakukan
sesuatu
diversi
dalam
mengadili
dan
pemidanaan anak
kadang masih dalam taraf kenakalan artinya masih lumrah dilakukan.
dan
2. Secara
realitas,
selama
ini
pembimbingan anak oleh BAPAS Walau pidana penjara ini dapat
dikatakan
telah
dilaksanakan
menjadi
ketentuan peraturan perundang-
“pidana dunia”, artinya terdapat 25
Wawancara Hakim, 3 Juli 2014.
berdasarkan
undangan 26
sehingga
masih
Catatan Wawancara Orangtua Anak Yang berkonflik dengan hukum, 26 Juni 2014
Perspektif Restorasi Justice Hakim… – Sumiadi, dkk. (87-103)| 101
ISSN 2302-6219
Perspektif Restorasi Justice Hakim… – Sumiadi, dkk. (87-103)
menggunakan
sistem
yang
berbasis pada petunjuk belum pada kebutuhan anak. Saran 4. Pada
Mahkamah
melakukan
Agung
agar
pelatihan-pelatihan
Kejahatan Kesusilaan Di Kota Lhokseumawe), Jurnal Pasai, Vol. II No. 2 September 2008, Lhokseumawe. Nainggolan, Lukman Hakim, 2005, Masalah Perlindungan Hukum Terhadap Anak, Jurnal Equality; Vol. 10 No. 2 Agustus 2006, FH. Universitas Sumatera Utara.
yang dapat meningkatkan kinerja dan keahlian seorang hakim yang mengadili perkara anak, yang diharapkan hakim tersebut lebih memiliki
kepekaan
terhadap
kesejahteraan si anak. 5. Pihak kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia juga perlu selalu meningkatkan kinerja para pembimbing agar
kemasyarakatan
dapat
menopang
pelaksanaan tugas pembinaan anak yang berkonflik dengan hukum, termasuk juga mendidik mereka agar memahami filosopi pembinaan anak nakal.
DAFTAR PUSTAKA Gerungan, WA, 1996, Psikologi Sosial, Eresco, Bandung. Sumiadi, Fauzah, Romi Asmara, 2008, Kejahatan Kesusilaan Terhadap Anak (Suatu Tinjauan Perlindungan Hukum Terhadap Anak Perempuan Korban
Musjtari, Dewi Nurul, 2006, Memberikan Hak Memilih Agama Sebagai Upaya Perlindungan Anak, Jurnal Konstitusi, Vol. 3 No. 2 2006, Jakarta: Mahkamah Konstitusi. Saimima, Ika, Perlindungan Terhadap Anak Yang Berkonflik Dengan Hukum, Jurnal Kajian Ilmiah Lembaga Penelitian Ubhara Jaya, Vol. 9 No. 3. Mulyadi, Mahmud, 2008, Perlindungan Terhadap Anak Yang Berkonflik Dengan Hukum: Upaya Menggeser Keadilan Retributif Menuju Keadilan Restoratif, Jurnal Equality, Vol. 13 No. 1 Wimayanti, Yanuar Farida, 2007, Model Penanganan Anak Berkonflik Hukum, Jurnal Informasi, Vol. 12 No. 03 Fauzan, 2008, Rekonstruksi Teori Pemerataan Keadilan, Prof. Z. Asikin, S.H”, Varia Peradilan, Vol. 12 No. 3. Nashriana, 2009, Pertimbangan Hakim Dalam Menjatuhkan Putusan Pidana Penjara Terhadap Anak Pelaku Penyalahgunaan Narkoba, FH Unsri.
Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 1 (April 2015)| 102
ISSN 2302-6219
Perspektif Restorasi Justice Hakim… – Sumiadi, dkk. (87-103)
Fitriasih, Sulastini, Analisa Pertimbangan Hakim Dalam Menjatuhkan Hukuman Bagi Terpidana Anak (Studi Awal Tentang Putusan Hakim Anak)”, Laporan Penelitian. Sanwani, 1997, Hak Asasi Anak Dan Perlindungan Hukum Menurut Konvensi PBB, FH. USU, Medan Soekanto Soerjono, Sri Mamudji, 2003, Penelitian Hukum Normatif, Suatu Tinjauan Singkat, Raja Grafindo Persada: Jakarta.
Perspektif Restorasi Justice Hakim… – Sumiadi, dkk. (87-103)| 103