PERSPEKTIF PSIKOLOGI ISLAMI TENTANG MANUSIA Suatu Pandangan Dasar
Fuad Nashori Universitas Islam Indonesia
INTISARI
Sa/ah satu rugas terpenting ps1kologi lslami adalah menjelaskan pan dangan dasar Islam tentang manusia.
Tulisan ini bermaksud memben
tangkan pandangan Islam tentang tujuan penciptaan dan refasi manusia,
sifat asal dan kemungkinan-kemungkinan manusia. Tujuan penciptaan manusia adalah agar manus,a mengabdikan hidup kepada Allah SWT. Dua tugas yang diemban manusia agar tutuen penciptaannya berhas/J adalah menjadi abdullah dan menjadi khalifah di bumi.
Relasi-relasi
yang dilakukan manusia dalam upaya menjalankan tugasnya adafah refasl dengan Tuhan, relasi dengan diri sendiri, relasi dengan sesama manusia, dan relasi dengan a/am semesta.
S1fat asal manusia atau yang fitrah
pads diri manusia adalah cenderung kepada kebaikan. Waiau demikian, manusla pads akhirnya memilik1 kemungkinan menjadi baik atau buruk. taqw.i atau fujur.
Kata kuncl:
psikologi
lsfarm,
retasi manusia,
suat asal,
kemungkinan
manusia.
PENGANTAR
Fund
Nashorl,
Desember
1970,
lahir
di
Mojokerto
iapakah,
23
adalah pengkaji senus
wacana psikologi /s/ami. Menu/is dan me
S
apakah.
dan bagaimanakah
manusia adalah pertanyaan klasik ten
tang manusia. Pertanyaan di alas terus-me
nyunting beberapa buku dengan tema psi·
nerus dilontarl
ko/ogi /slami, mempresentasikan makalah
sejarah. Sampai saat ini orang merasa bah·
to
wa jawaban-jawaban terse but belum tuntas.
makalah tentang psikologi lslami dalam
rum ilmiah /okal dan nasional, serla menu/is arlikel pada berbagai jumal, koran.
Saar in(
majalah dan
di Fakultas Ps1ko/og1
U/1,
Tentu
saja pertanyaan itu paling tepat
apabila diarahkan kepada siapa yang men·
c.oteken manusia. Allah SWT adalah tempat
mengampu matakuliah "Pengantar Ps1ko/ogi
bertanya, karena Ota ada!ah Sang Pencipta
/slamr.
manusia.
"Studi
lntensif Ps1kologi
/s/ami",
Apa
yang
ada
da!am
al-Our'an
"Pemikiran dan Peradaban Islam", dan "Psi·
dan al-Hadits adalah jawaban Allah tentang
kologl Sosial".
apa, siapa dan bagaimana sesungguhnya manusia.
D1 samping memberitakan tentang
keberadaan manusia melalui teks, A!lahJuga memberitakan
PSfKOLOGIKA Nomor 4 Tahun U 1997
siapa
manusia
lewat manu-
21
Fuad Nashori
sia itu sendiri. Dalam bahasa yang populer
Nya. Untuk mewujudkan kehendak-Nya ltu.
ma
Allah telah menancapkan dalam diri manusia
diungkapkan
bahwa cara
memahami
untuk
atau
nusia di samping melalui ayat qau/Jyah (apa
kesediaan
yang tertulis dalam teks), juga melalui ayat
rnengesakan-Nya (QS. 7: 172), yang secara berisi
menyembah-Nya
kauniyah (apa yang ada di alam semesta
implisit
dan di dalam diri manusia).
Nya. Oalam dimensi diri manusia yang pa
kesediaan
tunduk
kepada
Tulisan ini mencoba mensistematisasi
ling dalam, dimensi ruh. tertanam keyakinan
ayat-ayat suci al-Qur'an dan al-Hadrte ten·
bahwa Allah-lah pusat kehidupan atau tem
tang siapa sesungguhnya manusia. Usaha
pat berpaling bagi manusra. Agar dasar-da
ini
sar yang terbentuk dalam drr! manusia itu
merupakan
upaya
untuk
merumuskan
terpelihara.
diketahui, sa!ah satu tugas ulama psikologi
bingan dengan teks. dalam hal
lslami adalah merumuskan bagaimana pan
bagaimana dasar-dasar yang dibangun Al
dangan
lah dalam diri manusia tersebut diamankan
Islam
tenlang
manusia.
Secara
umum dapat dikatakan bahwa pembicaraan
atau
tentang
manusia.
manusia
seharusnya
mencakup
maka Allah
blm
dasar·dasar psikologi lslami. Sebagaimana
diwujudkan
memberikan
dalam
Bimbingan
kehidupan
Tuhan
tujuan-tuJuan penciptaan manusia, sltat-sitat
suer
asat manusia, dan kemungkinan-kemung
agar
kinan yang drrniliki manusia.
abdikan hidup kepada-Nya.
adalah
cara
manusia
yang
selalu
a!-Qur'an,
inr
aktual
melalui
kilab
digunakan
Tuhan
posts!
meng
dalam
Bagaimana pengabdian kepada Sang Pencipta itu diwujudkan? Agar manusia se TUJUAN DAN TUGAS MANUSIA lalu berada dalam posis, mengabdikan diri Manusia diciptakan Allah SWT dengan tujuan yang muha. dan sama sekali bukan untuk main-main (OS Ali lmran, 3: 1 9 1 ; OS
kepada Sang Pencipta. maka ada dua tugas hidup yang harus dtlakukan manusia.
Pertama,
manusia
menjadr
abdullah
Shaad, 38: 27). Tujuan A!lah menciptakan
atau manusia beribadah {mengabdi) kepada
manusra, tidak lain .
Nya.
adalah agar rnanusra
mengabdikan hidup kepada-Nya.Tuhan ber
"Dan
tidaklah Aku
cunsksn jin
dan
manusia kecuat, untuk beribadah kepada
firman dalam al-Our'an: �oan tidaklah Aku
KU' (OS. adz-Dzaariyat. 5: 56). lbadah da
ciptakan jin
pat diartikan sebagai bentuk penyerahan to
dan
manusia
kecuali
untuk
mengabdi kepada-Ku�(QS. adz-Dzanyaat.
tal kepada Allah dengan melaksanakan apa
51, 56).
yang
menjadi perintah-Nya dan
menjauhi
Pernyataan di atas dengan tegas meno
apa yang menjad1 !arangan-Nya. Dalam pe
lak pernyataan lain bahwa kehadiran manu
ngertian semprt. beribadah adalah melaku
sia di dunia bersifat a!amiah (bahwa kehadir
kan ibadah-ibadah ritual yang dilakukan de
an manusia ada dengan sendirinya dan. ka
ngan penuh pemahaman, seperti shalat,
renanya. tidak memiliki tuiuan-turuan khu
kat, puasa, haji, dziklr. Dengan melakukan
sus). Pernyataan al-Qur'an di atas juga me
perintah-perintah
nolak pandangan bahwa manusia diciptakan
cenderung kepada
untuk mengeksplottasi alam semesta dan
menqtundari
isinya, termasuk untuk berbuat kerusakan
Shala!,
di muka bumi.
bagai
Allah SWT, Sang Pencipta ( the Creatol}.
Allah
itu,
kasih
kekejran
manusia
za
akan
sayang dan akan
dan
kemungkaran.
mis alny a, dikatakan oleh
Allah
se
dapat mencegah dari kekejian dan ke
mungkaran (OS al-Ankabut, 29:
45 ).
menghendaki agar kehrdupan manusia d1
Kedua, manusia menjadi khalifah di bu·
dunia ini diarahkan untuk mengabdi pada-
mi. �sesungguhnya Aku hendak menjadikan
22
PSIKOLOGIKA Nomor 4 Tahun II
1997
Perspektil
Ps1kologl
!slaml
Tentang
Manus1a
khalifah di muka bumi'' (QS. al-Baqarah, 2:
setengah-setengah (A!-Faruqi, 1988). Apa
khafifah di
bila manusia dapat melakukannya dengan
dan yang dimaksudkan tidak
baik, maka ia mengukuhkan dirinya sebagai
30).
Allah
hendak
muka bumi,
menjadikan
lain. adalah manusia. Menurut Dawam Ra·
makhluk
hardjo (1996), khalitahadalah fungsi manu
antara
sia yang mengemban amanat dari Tuhan
alam semesta mi.
(QS. al-Ahzab, 33: 72). Apakah amanah Tu
contoh-contoh figur manusia yang mampu
yang
berderajat
makhluk-makhtuk Rasul
paling yang
tinggi
di
berada
di
dan Nabi adalah
han kepada manusia? Yaitu, membertkan
membuktikan
pelayanan terhadap sesama makhluk de
Tuhan di bumi dengan metakukan amanah
kualitasnya
sebagai
wakil
ngan cara menyebarkan kasih sayang ter
sebaik-baiknya. Para penentang Nabi dan
hadap sesama (rahmatan lil-'alamin) dan
Rasul atau orang-orang yang perilakunya
ber-amarma'rut nahi munkar.
bersitat antagonistis terhadap ajaran Rasul
Dengan penjelasan di atas. dapat drka
dan Nabi (misatnya Fir'aun, Qarun. dan seba
Tuhan
gainya) adalah figur-figur yang telah tercatat
yang wajib dilakukan manusia terwujud da
sebagai wakil Tuhan di bumi yang gaga! me
fam dua jalur,
menuhi amanat Tuhan.
takan
bahwa
pengabdian
kepada
yaitu Jalur vertikal dan Jalur
horisontal. Secara vertikal, manusia memilik1
Oengan adanya kemungkman manusia
tugas menjadi abdullah (hamba Allah) yang
melakukan
harus menyembah Sang Pencipta dengan
yang diperintah Tuhan, maka amanah yang
ha!
yang
sebaliknya
dari
apa
melakukan praktik-praktik ibadah tertentu.
dibebankan kepada manusia sesungguhnya
Secara horisontal. manusia memilik1 tugas
berisiko. Akan tetapi risiko ini tidaklah sebe
menjadi khantah (wakil) Tuhan di bumi. Oa
rapa besar dibandingkan dengan harapan
tam tugas kekhalifahannya, manusia bertu
besaryang mungkin dapat dipenuhinya jika
gas berbuat segala sesuatu yang rnenghadir
dia
kan
memberi
mantaat bagi drrinya sendiri, sesama
manusia. dan alam semesta
drberi
kemerdekaan.
amanah
kepada
Tentang
risiko
manusia,
para
malaikat pernah mempertanyakannya pada
ini.
Hanya manusra --dan bukan makhluk
Tuhan. "Mengapa Engkau hendak menjadi·
lain- yang bersedia dan memilikc kemam
kan (kha/ifah) di bumi itu orang yang akan
puan mereatisasikan amanah sebagai wakil
membuat kerusakan padanya dan menum
Tuhan itu. Tentang kesediaan manusia me
pahkan darah,
nenma amanah ini digambarkan oleh
al-Our'
padahal kami senantiasa
bertasbih dengan memuji Engkau dan men
an bahwa langit. gunung dan bumi menolak
sucikan Engkau?"(OS. al-Baqarah, 2:
amanah itu, namun manusia menerimanya.
Alas pertanyaan tersebut. Tuhan pun menja
�Sesungguhnya Kami telah mengemukakan
wab: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa
30).
amanat kepada langit, bumi dan gunung-gu
yang tidak kamu ketahuin(QS al- Baqarah,
nung. maka semuanya enggan untuk me
2:
30).
mikuf amanat itu dan mereka khawatir akan
Pandangan di alas adalah pandangan
mengkhianatinya, dan dip1kullan amanat itu
dasar tentang manusia. Berbeda dengan psi
o/ehmanusia"(QS al·Ahzab, 33:
kologi moderen yang memandang manusia
72).
Syarat agar manusia dapat merealisasl
lahir ke dunia untuk memenuhl keinginan
kannya adalah kemerdekaan atau kebebas
keinginannya
an. Dengan kemerdekaan manusia mempu
menyesuaikan diri dengan lingkungannya
semata
nyai kemungkinan melaksanakannya atau
(behaviorisme).
atau
(psikoanalisis)
justru
atau
memandang
tidak melaksanakannya, atau justru mela
manusia adalah center of relatedness (yang
kukan yang sebaliknya. atau melakukannya
akhirnya hak kepada manusia untuk meng·
PSIKOLOGIKA Nomor 4 Tahun
II
1997
23
Fuad
Nashon
eksploitasi alam dan lingkungan) sebagai
baik: dan Allah akan berkenan memberikan
mana pandangan psikologi Humanistik, ma
apa yang menlaoi kebutuhan-kebutuhan ma
ka psikologi lslami memandang bahwa ke
nusia. Bila manusia melakukan relasi ini se
lahiran manusia ke dunia membawa tujuan
cara buruk, maka hubungan manusia de
tertentu, yaitu agar manusia mengabdikan
ngan-Nya semakin iauh: dan .AJlah akan me·
hidup kepada Sang Pencipta. Misi utama
llmpahkan laknat atasnya. Dalam relasi dengan din sendiri (hablum
yang diemban manusia dalam rangka meng abdikan hidup adalah menjadi khalilah (wa
minan-nafs),
kil Tuhan) di bumi dengan memberikan peta
daran tentang diri serta memitih hal-hal yang
manusia
memperoleh kesa
yanan lerhadap sesama.
terbaik untuk diri sendiri atau mengumbar nafsu rendah (OS. 38: 6). Bila manusia se* lalu memperhatikan panggilan-panggilan dari
RELASI-RELASI MANUSIA dalam dirinya, Untuk meneguhkan perannya sebagai
mereka
dan
hati
nuraninya,
negalif melakukan
relasi
maka
secara
abdullah dan sebagai khalifah di bumi. ma
positif dengan dirinya sendtri. Sebaliknya,
nusia melakukan empat macam relasi. Re
bifa manusia mengumbar nalsu rendah, ia
lasi-relasi yang dijalani manusia ini adalah
merrunh relasi intern diri secara negatif.
wujud dart amanah yang harus diembannya.
Oatam relas. dengan sesama manusta
Amanat yang dibebankan kepada manusia
(hablum-minan-nas). manusia dapat mem
tidak mengenal batas. Tanggung jawab itu
bina srlatunehmi (OS an-Nisa', 4 :
meliputi seluruh afam semesta. Dikatakan
beramar makrul nahi munkar (OS Ali lmran,
oleh Ismail al-Faruqi (1988) bahwa seluruh
3: 11 O) atau memutuskan silaturrahmi (OS.
1) dan
umat manusra adalah objek tindakan moral
Yusuf, 12: 100) dan berbuat dzallm terhadap
manusia; seluruh bumi dan langit adalah
orang lain. Bila manusia melakukan retast
panggungnya. Manusia bertanggung jawab
im secara posit if. maka hubungan dengan
alas segala sesuatu yang terjadi di alam
sesama akan menjadi dekat secara hak1k1.
raya,
paling
Sebaliknya, bila manusia melakukan rerasr
jauh sekalipun. Karenanya. tanggung jawab
antar sesama mi secara negatif, maka hu
dalam setiap
sudutnya yang
manusia bersifat universal.
bungan antar manusia akan rremaun secara
Oatam melaksanakan tanggung jawab
hakiki.
itu, manusia memi1iki kemerdekaan atau ke
Oalam relas, dengan alam (hablum-m,
bebasan untuk metakukannya secara posrtlt
nal- 'a/am). manusia memanfaatkan dan me
atau secara negatif. Bila manusia melaku
testarikan atam dengan sebaik-baiknya (OS.
kannya secara positif. maka amanah dila
Huud, 1 1 : 6) atau menimbulkan kerusakan
kukan dengan baik. Apabila manusia mela
alam (OS. ar-Auum, 30: 41 ). Bila manusia
kukannya secara negat,1. maka amanah di
melakukan relasi secara positif dengan alam
lakukan secara buruk atau gagal dilakukan
semesta,
manusia.
terpetihara. Sebaliknya, bila manusia mela
Oalam relasi dengan Tuhan (hablum minaffah),
manusia memenuhi
beribadah kepada-Nya (OS.
kewajiban
al-Dzariyaat.
maka
eksistensi alam semesta
kukan relasi dengan atam semesta itu se cara
negatil,
maka eksistensi alam akan
menjadi terancam rusak dan bahkan punah.
5� ·56) atau menjadi ingkar (kalir) dan syirik
Relasi-relasi tersebut dapat membaik
kepada-Nya (OS. an-Nisa'. 4: 48). Bila ma
dan
nusia melakukan relasi ini secara baik, ma
laktor internal dan eksternal. Secara inter
ka hubungan manusia dengan-Nya menjadi
nal, relasi akan membaik bila manusia dapat
24
memburuk,
disebabkan oleh
faktor
PSIKOLOGIKA Nornor 4 Tahuo 11
1997
Perspekttt
Psikologi
lslam1
Tentang
Manus1a
menghayati tugas-tugas sebagai abdullah
di
dan
juga mempunyai fitrah (sifat asal) untuk me
khalifah
di
bumi
secara
baik.
Relasi
akan memburuk bila penghayatan akan tu gas-tugas di atas kurang. Tidak
kurang
dari
samping
silat asat
kebaikan,
manusia
menuhi dorongan kesenangan (fujuiJ. Tentang sifat asal manusia yang hanya
itu,
kualitas
relasi
cenderung kepada kebaikan, maka kita da
akan meningkat atau menurun karena tak
pat memakai dua dasar. Pertama, ketika ber
tor-faktor ekstetnal. Faktor ekslemal ini an
ada di alam azali
tara lain berupa penghalang-penghalang hu
hembuskan Ruh-Nya kepada manusia (OS.
Tuhan berkenan meng
bungan. Dalam hubungan jenis apapun ada
al-Hijr 15: 29). llu berarti dalam diri manusia
kekuatan eksternal yang menghalangi. baik
ada Ruh Tuhan (At-Faruqi menyebutnya
penghalang
maupun
bagai "natas" Tuhan; yang menjadikan se
penghalang yang berslfat insidental. Peng
bagai makhluk bercitra Tuhan). Ruh Tuhan
yang
bersifat
tetap
se
halang yang bersifat tetap adalah pengha
inilah yang selalu bersarang dalam d1ri ma
lang yang berasal dari kekuatan yang de
nusia. Dengan Ruh Tuhan itu manusia mem
ngan sengaja mengerahkan dan mengarah
punyai keterikatan dengan kebaikan dan ke·
kan hidupnya untuk merusak hubungan-hu
benaran sejati (baca: Tuhan). Karena pusat
bungan positil yang dibangun manusia, yang
keterikatannya adalah dengan Tuhan, maka
notabene dtlakukan iblis dan setan. Semen
AJ-Faruqi (1988) menyebut manusia sebagai
tara penghalang-penghalang yang bersifat
homo religiosus, yaltu makhluk yang kesa
insidental datang dari diri manusia itu sen
darannya terfokus pada kehadiran Tuhan
drrt, manusia yang lain, jin, dan dari kekuatan
yang bersifal sentral. Argumen kedua yang sering dipakai un
alam. menjadi
tuk menunjukkan bahwa manusia dicmtakan
penghalang yang bersilat tetap bagi kesuk
dalam keadaaan mula baik adalah kesak
sesan manusia sebagai abdullah dan kha
sian manusia pada Tuhan pada jaman azali
Bukti
bahwa
setan
dan
iblis
lifah diterangkan al-Our'an. MKarena Engkau
(Ancok & Suroso,
telah menghukum saya tersesat. saya be
kesaksian
nar-benar akan (menghalang-halangi) me
Aku ini Tuhanmu?" Jawab mereka: MBetuf
1995). Allah mengambil
terhadap
manusia:
MBukankah
reka dari jalan Engkau yang /urus, kemudian
(Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksl."
saya akan mendatangi mereka dari muka
(OS. al-A'raf. 7: 172). Ayat ini menegaskan
dan dari belakang mereka, dari kanan dan
bahwa sebelum kelahirannya, manusia ha
dari kiri mereka.
Dan Engkau tidak akan
nya punya satu macam kesaksian. Kesak
mendapati mereka bersyukur (taatr IOS. at
sian .tu adalah pengakuan atau kesaksran
A'raaf. 7: 1 6 - 1 7 ) .
akan eksistensi Tuhan. Dari sini dapat drsimpulkan bahwa yang
utrah. yaitu Mapa yang menjadi bawaannya SIFAT
ASAL
DAN
KEMUNGKlNAN-KE sejak lahir", dalam diri manusia hanyalah
MUNGKINAN MANUSIA kebaikan.
Secara
tekstual
pernyataan
ini
Baik
sesuai dengan firman ,AJfah: Dan kami men
atau baik-buruk? Dalam Simposium Nasio
ciptakan manusia dalam keadaan yang se·
nal Psikologi /s/ami(1994) muncul dua ma
baik·baiknya (OS. at-Tiin, 95: 4).
Bagaimana
sifat
asal
manusia?
cam pendapat. Pendapat pertama mengung
Sementara terhadap pertanyaan adakah
kapkan pada dasarnya sebetum ditarnrkan
manusia mempunyai sifat asal cenderung
manusia hanya
mempunyar sifat asal ke
baikan. Pandangan kedua meyakim bahwa
PSIKOLOGIKA Nomor 4 Tahun JI
1997
kepada syahwat (baca: sifat buruk), muncul perbedaan mterpreteet.
Pihak yang
mem-
25
Fuad Nashori
percayat bahwa manusia lahir dengan po
Sungguh pun manusia hanya memiliki
tensi untuk memuaskan kesenangan me
sifat asal yang baik, ia tetap dapat menjadi
nandaskan bahwa Allah membekali manusia
orang yang buruk. Sebuah hadis yang ter
dengan syahwat yang menjadikannya meng
kenal mengungkapkan:
harapkan hadimya kesenangan hidup di du
hirkan dalam keadaan suci; orangtuanyalah
nia. Tuhan berfirman: "Dijadikan indah pada
yang menjadikannya Yahudi, Nasrani a/au
(pandangan)
Majusi.
manusla
kecintaan
kepada
Setiap anak dila·
Manusia (anak) diciptakan dalam
apa-apa yang diingini, yaitu wanita-wanita,
keadaan baik.
anak-anak,
bang ia dapat menjadi manusia yang sangal
harta yang
banyak
dari jenis
tetapi ketika tumbuh
kem
binatang·bina
buruk. manusia yang salah urus dapat tum
tang temak, dan sawah fadang. ltulah kese
buh menjadi makhluk yang berbahaya dari
nangan hidup di dunia". Secara implis1t dapat
binatang. Dalam al-Qur'an, Allah berfirman:
emas, perak, kuda pilihan,
diketahui bahwa hal-hal yang menjadikan ke
Dan Kami ciptakan manusia dalam keadaan
senangan bagi manusia adalah sesuatu yang
yang sebaik·baiknya: kemudian kami tem
berada di luar diri manusia.
patkan mereka ke tempat yang serendah
Menurut
penulis, manusia sendin se
sungguhnya tidak pernah diberi sifat buruk
rendahnya
(OS at-Tiin. 4·5). Dalam pester
sebagai makhluk yang jatuh, yang akhirnya
oleh Tuhan. Dalam diri manusia memang
menempati tempat yang paling buruk, ma
dihiaskan kebutuhan
nusia dipandang lebih buruk dari binatang:
untuk mendapatkan
kesenangan. Kebutuhan im sendiri sesung
letnh culas, lebih licik, lebih rakus, dan se
guhnya berstfat netral, dalam penqertran ia
bagainya. Terangkanfah kepada-Ku tentang
dapat duakukan dengan cara yang baik dan
orang yang menjadikan hawa nalsunya se
dapat dilakukan dengan cara yang buruk.
bagai Tuhannya. Maka apakah kamu akan
Kecenderungan untuk memenuhi kebutuhan
menjadi pengendali atasnyi3? Apakah kamu
ini
sangat tergantung
kepada
tingkungan
mengira kebanyakan mereka itu mendengar dan memahami? Mereka itu tak lain hanyaJah
yang membentuk manusra. Penjelasan tentang sifat asal ini sangat penting sebagai dasar penanganan persoal an manusia. Kalau kita menggunakan dasar pemikiran bahwa manusia itu baik (mempu nyai kecenderungan kepada kebaikanlke benaran) dan bila suatu saat manusia berad a dalam kesuhtan atau terbelit persoalan be sar. maka ada optimisme ke arah perbaikan
seperti binatang
ternak,
bahkan
mereka
lebih sesat jalannya (dari binatang temak itu) (QS. al-Furqan, 25: 43·44).
Dari smt dapal dlkalakan bahwa
ma
nusta memiliki rentang kemungkinan yang sang at luas. Manusia dapat tumbuh menjadi makhluk yang sebaik-balknya (memiliki ke nnanan,
ilmu pengetahuan, ketrampilan, clan
sebagainya yang berrnanfaat) dan dapat pu
hidup manusia.
la tumbuh menjadi makhluk yang seburuk Pandangan di atas sekafigus merupa buruknya. Da!am ungkapan lain, manusia kan penotakan terhadap pandangan psiko dapat menjadi makhluk yang memilih jalan analisis (bahwa manusia mempunyai kecen takwa dan dapat pula memilih Jatan tujur derungan ke arah pemuasan nafsu, kecen (sesat). la bebas untuk menentukan sendiri derungan
buruk),
behaviorisme
(bahwa apakah ia akan memilih untuk meneruskan
manusia mempunyai sifat asal netral), atau pi1ihan-pi1ihan hidupnya atau tidak. Dalam psikologi humanistik (bahwa manusia ada situasi
seperti
ini,
al-Qur'an
menggam
lah baik; tapi bukan kebaikan dalam bim bingan Tuhan).
barkan bahwa manusia memiliki kebebasan untuk memihh antara kebaikan dan keburuk�
26
PSIKOLOG1KA NomOI'" 4 Tahun II
1997
Perspektil
an.
la bebas memilih menjadi orang yang
Psikolog1
Islam, Tentang Manus,a
Nashori, F. 1996. "Peta Pemikiran Psikologi
bertakwa atau orang fujur (menyimpang).
lstami: Upaya Memahami Problem, Te
Maka Dia mengifhamkan kepada jiwa itu
rna dan Agenda Kerja Pengembangan
jalan keburukan dan jalan kebaikan (OS. al
Psikologi Jslami". Makalah disampaikan
Syam. 91: 8).
dalam Seminar Nasional Psikoterapi /s
lami,
UMM,
Malang,
1-3
November
1997. PENUTUP
-.
1996.
"Selayanq
Istami".
Makalah
Pandang
Psikologi
Penjelasan-penjelasan tentang hal-hal mendasar
lain
tentang
manusia
drsampaikan
dalam
(seperti
Simposium Nasional Psikologi lslami, masalah
potensi
dan
keunikan
manusia) Unpad,
akan disampaikan dalam tulisan
tarn.
Bandung,
14-15
Desember
o
1997.
-. 1997. "Menqapa Kita Perlu Mengem DAFTAR PUSTAKA
bangkan
Psikologi
disampaikan AI-Faruqi,
I.A.
1988.
Tauhid.
dalam
lslamiT
Makalah
kegiatan
Diskusi
Bandung:
Psiko/O{}l lslami, KMP-UGM & Yayasan Pustaka. lnsan Kamil, Yogyakarta. 7 Maret 1997. Ancok.
0.
& Suroso,
F.N.
1995.
Psikologt Rahardjo, M. D. 1996. £nsiklopediA/-Qur'
Islam. Cetakan Kedua. Yogyakarta: Pus an. Jakarta: Penerbit Paramadina. taka Pelajar. Shihab . M.0,
1994. "Manusia dalam Pan
Asy'ari, S & Yusuf. R. 1984. lndeks AJ-Our' dangan al-Qur'an", Makalah disampai
an. Bandung: Penerbit Pustaka. kan dalam Simposium Nasional Psiko Bastaman,
H.D.
1995,
logi lslami, yang diadakan Fakultas Psi
lntegrasi Psikologi
dengan Islam. Editor: Fuad Nashori. Yog
kotogi UMS, Surakarta,
yakarta: Yayasan lnsan Kamil & Pusta
ber 1996
1 1 - 1 3 Novem
ka Pelajar. Tim Perumus. 1994 OepartemenAgama RI. 1982.AI-Our'andan
Terjemahannya. Jakarta: Departemen
lam
Simposium
lslami
Agama RI.
"Bumusan Hasil Sim
posium Nasional Psikolog1 rslami. Da
1994,
Nasional
Fakultas
Ps,kologi
Psikooqr
UMS,
Surakarta, 1 1 - 1 3 November 1994. Hadhiri. C. 1993. Klasitikasi KanaunganAI
Our'an. Jakarta: Gema lnsani Press.
• • •
PSIKOLOGIKA Nomor 4 Tahun
IJ
1997
27