PERSPEKTIF HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGOLAHAN LAHAN PERKEBUNAN JAMBU BIJI (STUDI KASUS DI PUCAKWANGI PAGERUYUNG KENDAL)
SKRIPSI DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN DARI SYARAT-SYARAT MEMPEROLEH GELAR SARJANA STRATA SATU DALAM ILMU HUKUM ISLAM DISUSUN OLEH: IHDA ASYAROH 09380100 DOSEN PEMBIMBING: 1. ABDUL MUGHITS, S. Ag., M. Ag. 2. ZUSIANA ELLY TRIANTINI, SHI., MSI
JURUSAN MUAMALAT FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2014
ABSTRAK Masyarakat Desa Pucakwangi mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani, khususnya sebagai petani jambu biji. Lahan perkebunan yang ada di Desa Pucakwangi merupakan sawah yang semula ditanami padi dengan sekali panen dalam sekali masa tanam. Mengatasi permasalahan tersebut masyarakat mempunyai inisiatif untuk membuat perubahan, sawah yang biasa dianggap sebagai ladang padi, kini diubah menjadi lahan perkebunan jambu biji. Dari sinilah terjalin kerjasama antara pihak pemilik lahan dan pihak penggarap lahan. Praktik ini tidak dianggap sebagai praktik sewa menyewa lahan karena pada praktik pengolahan lahan perkebunan jambu biji di Desa Pucakwangi pemilik lahan menyerahkan sepenuhnya kepada penggarap lahan untuk mengolah perkebunan jambu biji. Pada umumnya kerjasama ini berdasarkan pada kata sepakat atau saling percaya antara kedua belah pihak dengan menggunakan akad secara lisan dan tidak ditentukan kapan batas waktu berakhirnya perjanjian. Dari sinilah penulis mencoba untuk menelusuri dan meneliti bagaimana proses kerjasama dalam praktik pengolahan lahan perkebunan jambu biji di Desa Pucakwangi, apakah telah sesuai dengan hukum Islam atau belum. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan metode penelitian lapangan (field reseach) yaitu dengan terjun langsung ke lapangan untuk memperoleh data yang diinginkan. Tujuan penelitian lapangan adalah untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan praktik penggarapan lahan perkebunan yang terjadi di Desa Pucakwangi Kecamatan Pageruyung Kabupaten Kendal, sedangkan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi digunakan pendekatan normatif dengan teori mukhābarah dan ‘Urf, sehingga dengan pendekatan tersebut diharapkan penulis dapat menilai apakah pelaksanaan kerjasama bagi hasil dalam praktik pengolahan lahan perkebunan jambu biji di Desa Pucakwangi sesuai atau tidak menurut hukum Islam. Data yang diperoleh bersumber dari para pelaku kerjasama bagi hasil dan masyarakat, selain itu juga dari data yang berupa literatur yang relevan. Berdasarkan penelitian, penulis menyimpulkan bahwa kerjasama bagi hasil paron dalam praktik pengolahan lahan ini belum sesuai dengan hukum Islam. Kerjasama tersebut termasuk dalam bidang mukhābarah, karena ada sedikit perbedaan dimana dalam syarat mukhābarah, adanya kesepakatan mengenai batas waktu kerja sama harus ditentukan dengan jelas sedangkan yang ada di Desa Pucakwangi antara pihak pemilik lahan dan penggarap lahan dalam berakad tidak menentukan batas waktu kerja sama. Namun, akad mukhābarah ini tidak akan rusak karena syarat dan rukun yang lain telah terpenuhi.
ii
MOTT0
رع “Barang siapa menanam, maka ia akan menuai”
ت !ا# وا آ#ا ك آ أا “Bekerjalah untuk urusan duniamu seakan-akan kamu akan hidup selamanya # Dan bekerjalah untuk urusan akhiratmu seakan-akan kamu akan mati besok” “Sesungguhnya Allah tidak akan memberi ujian diluar batas kemampuannya” “Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum sebelum ia mengubah dirinya sendiri”
vii
PERSEMBAHAN Setelah berjuang dalam menggapai cita dan kesuksesan dalam belajar, dengan segenap cinta dan ketulusan hati, Kupersembahkan karya kecil-Q untuk: Allah SWT Ibunda terkasih (ananda hanya mampu mempersembahkan melalui do’a pada-Nya) Ayahanda tersayang (yang selalu berjuang untuk ananda) Asa bangga dengan kalian yang selalu mendo’akan, mendukung, memberikan motivasi dan perhatian dengan cinta dan kasih yang selalu mengiringi setiap langkah perjalanan hidup-Q selama ini. Kebahagiaan-Q, ketika melihat kalian bisa tersenyum Kakakku (yang selalu memberikan dukungan) Kekasih hati “E”(yang selalu mengerti dan memberikan motivasi) Saudara-saudara dirumah yang selalu mendukung dan mendo’akan-Q tanpa henti Segenap rekan-rekan satu atap-Q, dan sahabat seperjuanganku ‘MU 09’ yang selalu membantuku selama ini Dosen-dosen yang selama ini telah membimbingku Serta semua pihak yang tidak bisa Asa sebutkan satu persatu, semoga Allah senantiasa membalas semua jasa dengan amal shalih dan menggantinya dengan hal yang lebih baik. ()ا
viii
KATA PENGANTAR
ا ا ا ا " ا رب ا واة وام أ ف ا ء وا & أ. % أ#$ و أ#و أ Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan hidayah, taufiq, serta inayah-Nya kepada penulis sehingga masih bisa menikmati damainya kota Yogyakarta ini, sehingga bisa menyelesaikan tugas belajar dan mengadakan penelitian di Desa Pucakwangi, tempat kelahiran penulis. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada baginda Rasul kita Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang penuh dengan cahaya Islam, semoga kelak mendapat syafaatnya kelak di yaumil Qiyāmah. &أ Skripsi ini disusun berdasarkan pada hasil penelitian di Desa Pucakwangi, Kecamatan Pageruyung, Kabupaten Kendal yang menjadi wilayah penelitian penulis. Data yang diperoleh berdasarkan data hasil observasi, wawancara, dan interaksi secara langsung dengan warga masyarakat petani setempat yang menginformasikan berbagai keterangan dari pertanyaan-pertanyan yang penulis ajukan. Dalam penyusunan skripsi dengan judul “PERSPEKTIF HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGOLAHAN LAHAN PERKEBUNAN JAMBU BIJI (STUDI KASUS DI PUCAKWANGI PAGERUYUNG KENDAL)” ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut berperan
ix
memberikan informasi dan data-data serta membantu dalam mengerjakan skripsi yang telah penulis susun, sehingga pada saat mengerjakan dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan rencana. Ucapan terima, penulis haturkan kepada: 1. Bapak Noorhaidi. M. A., M.Phil., Ph.D., selaku dekan Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. 2. Bapak Abdul Mudjib, M.Ag., dan Bapak Abdul Mughits M.Ag., selaku ketua jurusan Muamalat dan sekretaris jurusan Muamalat, terima kasih atas arahanarahan yang bapak berikan. 3. Bapak Abdul Mughits S.Ag, M.Ag, dan Ibu Zusiana Elly Triantini, SHI, MSI. selaku pembimbing yang telah sudi dan meluangkan waktu di sela kesibukan untuk mengarahkan, membimbing serta memberi saran dalam penyusunan skripsi ini. 4. Bapak, Ibu Dosen Fakultas Syari’ah, terutama Jurusan Muamalat yang telah memberikan bekal ilmu. Serta segenap staff perpustakaan yang banyak membantu penulis untuk menyelesaikan skripsi. 5. Bapak Lutfi A. Wibowo, selaku pengurus TU jurusan Muamalat yang telah membantu semua proses akademik sampai proses penyusunan skripsi ini selesai. 6. Bapak kepala Desa Pucakwangi, dan segenap staff di balai Desa Pucakwangi yang telah sudi memberikan izin dan membantu dalam proses penelitian.
x
7. Kepada segenap responden dari pihak yang telah bersedia diwawancarai dan telah memberikan informasi-informasi yang penulis perlukan sehingga skripsi ini terselesaikan. 8. Rasa hormat dan terima kasih penulis haturkan kepada Ayahanda H. A. Komari yang tak pernah kenal lelah
memberikan dukungan moral dan
materiil, dan Ibunda penulis S. Djuriyah (alm) yang selama ini telah mendidik dan mengasuh dengan segenap cinta kasih yang telah diberikan, sedih yang mendalam ketika toga yang dicitakan penulis tidak mampu penulis persembahkan kepada ibunda tercinta. 9. Kepada kakak penulis, A. Sukria, S. Pd. I., yang telah memberikan motivasi, dan dukungannya, kakak ipar Evita Ektianingsih terimakasih telah membantu meringankan beban keluarga selama ini, serta tak akan terlupa keponakan tercinta Adeva Zaida Ausyafa Danish yang telah memberikan semangat penuh kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat selesai dan berjalan dengan lancar. 10. Kepada saudara-saudara tersayang terutama budhe Sa’adah, Dhiah, Zaemah, mb. Rom yang tak pernah berhenti mendoakan penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 11. Tak kan terlupa for maz Eko St. dan keluarganya terima kasih telah memberikan motivasi, dukungan, perhatian dan selalu sabar menunggu penulis menyelesaikan studi sampai saat ini.
xi
12. Teman-teman satu atap “Mega Indah” Erna, Mb Fiqy, Aniz, Fika, Yani, Mb Mira, Putri, Irma, Lya yang telah menemani dan hidup bersama serta banyak membantu penulis menyelesaikan skripsi sampai saat ini. 13. Terima kasih kepada sahabat-sahabat seperjuangan organisasi korp Gertak ‘09, dan LPM Advokasia yang selalu memberikan motivasi kepada penulis. 14. Teman-teman MU angkatan 2009, terimakasih atas kebersamaannya, perjuangan bersama kalian tidak akan pernah terlupakan. 15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu. Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan pembuatan Skripsi sehingga berjalan dengan lancar. Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi Fakultas Syariah dan Hukum umumnya dan khususnya Prodi Muamalat serta masyarakat Desa Pucakwangi, dan menjadi pengalaman yang berharga bagi penulis hendaknya. Dalam penyusunan skripsi ini penyusun sangat menyadari sepenuhnya masih banyak kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demiperbaikan kedepannya. Semoga segala bantuan yang diberikan kepada penulis kelak akan mendapat balasan yang lebih baik dari Allah SWT.( &))
Yogyakarta,
27 Januari 2014 M ٢٥ Rabi’ul Awal 1435 H Penulis
Ihda Asyaroh
xii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN Transliterasi Arab yang dipakai dalam penyusunan skripsi ini berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor : 158/1987 dan 0543b/U/1987. A. Konsonan tunggal Huruf Arab
Nama
Huruf Latin
Keterangan
ا ﺏ ت ث ج ح خ د ذ ر ز س ش ص ض ط ظ ع غ ف ق ك ل م
Alîf Bâ’
tidak dilambangkan
tidak dilambangkan
b
be
Tâ’
t
te
Sâ’
ṡ
es (dengan titik di atas)
Jîm
j
je
Hâ’
ḥ
ha (dengan titik di bawah)
Khâ’
kh
ka dan ha
Dâl
d
de
Zâl
Ŝ
zet (dengan titik di atas)
Râ’
r
er
zai
z
zet
sin
s
es
syin
sy
es dan ye
sâd
ṣ
es (dengan titik di bawah)
dâd
ḍ
de (dengan titik di bawah)
tâ’
ṭ
te (dengan titik di bawah)
zâ’
ẓ
zet (dengan titik di bawah)
‘ain
‘
koma terbalik di atas
gain
g
ge
fâ’
f
ef
qâf
q
qi
kâf
k
ka
lâm
l
`el
mîm
m
`em
xiii
ن و هـ ء ي
nûn
n
`en
wâwû
w
w
hâ’
h
ha
hamzah
’
apostrof
yâ’
Y
ye
B. Konsonan rangkap karena syaddah ditulis rangkap
ّ دة ّة
ditulis
Muta‘addidah
ditulis
‘iddah
ditulis
Hikmah
ditulis
‘illah
C. Ta’ marbutah di akhir kata 1. Bila dimatikan ditulis h
(ketentuan ini tidak diperlukan bagi kata-kata Arab yang sudah terserap dalam bahasa Indonesia, seperti salat, zakat dan sebagainya, kecuali bila dikehendaki lafal aslinya). 2. Bila diikuti dengan kata sandang ‘al’ serta bacaan kedua itu terpisah, maka ditulis dengan h.
آا اوء
ditulis
Karāmah al-auliyā’
3. Bila ta’ marbutah hidup atau dengan harakat, fathah, kasrah dan dammah ditulis t atau h.
زآة ا
ditulis
xiv
Zakāh al-fiṭri
D. Vokal pendek __َ_
__ِ_
ذآ
ditulis ditulis ditulis ditulis ditulis ditulis
fathah
kasrah
__ُ_
"ه#
dammah
a fa’ala i Ŝukira u yaŜhabu
E. Vokal panjang 1
Fathah + alif
ditulis ditulis ditulis ditulis ditulis ditulis ditulis ditulis
ā jāhiliyyah ā tansā ī karīm ū furūḍ
Fathah + ya’ mati
ditulis
ai
) '.
ditulis
bainakum
fathah + wawu mati
ditulis
au
ل01
ditulis
qaul
ه$
2
fathah + ya’ mati
3
kasrah + ya’ mati
4
dammah + wawu mati
%&'(
)#آـ
وض
F. Vokal rangkap 1 2
G. Vokal pendek yang berurutan dalam satu kata dipisahkan dengan apostrof
)2أأ أ ت )( 5 67
ditulis
A’antum
ditulis
U‘iddat
ditulis
La’in syakartum
xv
H.
Kata sandang alif + lam 1. Bila diikuti huruf Qomariyyah ditulis dengan menggunakan huruf “l”.
ن9:ا س:ا
ditulis
Al-Qur’ān
ditulis
Al-Qiyās
2. Bila diikuti huruf Syamsiyyah ditulis dengan menggunakan huruf Syamsiyyah yang mengikutinya, dengan menghilangkan huruf l (el) nya.
ا& <ء = >ا I.
ditulis
As-Samā’
ditulis
Asy-Syams
Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat Ditulis menurut penulisannya.
ذوي اوض '&أه ا
ditulis
śawī al-furūḍ
ditulis
Ahl as-Sunnah
xvi
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ....................................................................................
i
ABSTRAK ...................................................................................................
ii
SURAT PERNYATAAN .............................................................................
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................
iv
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................
vi
MOTTO ......................................................................................................
vii
PERSEMBAHAN........................................................................................
viii
KATA PENGANTAR..................................................................................
ix
PEDOMAN TRANSLITERASI .................................................................
xiii
DAFTAR ISI .................................................................……………………………
xvii
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah.................................................................
1
B. Pokok Masalah ..............................................................................
6
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian.....................................................
6
D. Telaaah Pustaka .............................................................................
7
E. Kerangka Teoretik..........................................................................
9
F. Metode Penelitian...........................................................................
17
G. Sistematika Pembahasan.................................................................
21
BAB II : GAMBARAN UMUM AKAD MUKHĀBARAH DAN ‘URF DALAM HUKUM ISLAM
xvii
A. Gambaran Umum Tentang Akad 1. Pengertian ...................................................................................... 24 2. Rukun dan Syarat Akad ................................................................... 25 3. Subyek dan Obyek Akad ................................................................. 29 4. Pernyataan Kehendak Para Pihak (Ījāb-Qabūl) ................................. 30 5. Berakhirnya Akad ........................................................................... 31 B. Akad Mukhābarah dalam Islam 1. Pengertian dan Landasan Hukum Mukhābarah ..............................
33
2. Ketentuan Akad Mukhābarah.........................................................
36
3. Rukun dan Syarat Mukhābarah .....................................................
37
a. Subyek Mukhābarah ................................................................. 37 b. Obyek Mukhābarah...................................................................
38
c. Ījāb dan Qabūl..........................................................................
38
4. Bagi Hasil dalam Mukhābarah........................................................
40
5. Berakhirnya Akad Mukhābarah......................................................
42
6. Penanggulangan Risiko.................................................................... 43
C. ‘Urf Sebagai Metode Dalam Islam 1. Pengertian ‘Urf ..............................................................................
44
2. Macam-macam ‘Urf........................................................................
45
3. Kehujjahan ‘Urf..............................................................................
48
4. Syarat-Syarat ‘Urf...........................................................................
49
5. Pertentangan ‘Urf dengan Naṣṣ ...................................................... 50
BAB III: PRAKTIK PENGOLAHAN LAHAN PERKEBUNAN JAMBU BIJI DI DESA PUCAKWANGI, KEC. PAGERUYUNG, KAB. KENDAL
xviii
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Kondisi Geografis ..............................................................
53
2. Keadaan Sosial Ekonomi......................................................
54
3. Keadaan Sosial Budaya........................................................
55
4. Keadaan Sosial Keagamaan..................................................
57
5. Kesejahteraan Sosial Masyarakat.........................................
57
6. Keadaan Pemerintahan Umum. ...........................................
58
7. Keuangan Desa....................................................................
59
B. Gambaran Praktik Pengolahan Lahan Perkebunan Jambu Biji di Desa Pucakwangi , Kec. Pageruyung, Kab. Kendal 1. Latar Belakang Munculnya Praktik Pengolahan Lahan Perkebunan Jambu Biji ................................................................................
59
2. Sistem Pengolahan Lahan ........................................................
63
3. Pelaksanaan Perjanjian Pengolahan Lahan Perkebunan ...............
64
BAB IV: ANALISIS PRAKTIK PENGOLAHAN LAHAN PERKEBUNAN JAMBU BIJI DI DESA PUCAKWANGI KEC. PAGERUYUNG KAB. KENDAL A. Dari Segi Pelaksanaan Perjanjian .............................................
69
a. Ījāb dan Qabūl....................................................................
69
b. Subyek dan Obyek...............................................................
70
xix
c. Berakhirnya Akad ...............................................................
71
B. Dari segi Sistem Bagi Hasil ......................................................
72
C. Dari Segi Hak dan Kewajiban Para Pihak ……………………………....
74
D. Dari Segi Penanggulangan Risiko .............................................. 82 E. Dari Segi Syarat dalam Akad Mukhābarah ..............................
86
BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ...................................................................................
92
B. Saran-Saran ...................................................................................
93
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................
95
LAMPIRAN-LAMPIRAN 1. Terjemahan 2. Biografi Ulama 3. Pedoman Wawancara 4. Daftar Informan 5. Bukti Wawancara 6. Peta Lokasi Penelitian 7. Data Riset 8. Curriculum Vitae
xx
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Sebagai teori pengolahan potensi insan dalam meraih sebanyak mungkin nilai-nilai Illahiyah, yang berkenaan dengan tata aturan hubungan antar manusia yang secara keseluruhan merupakan suatu disiplin ilmu tidak mudah untuk dipahami. Maka, diperlukan suatu kajian mendalam agar dapat memahami tata aturan Islam tentang hubungan manusia yang sesungguhnya. Dalam fikih muamalat dibahas tentang persoalan-persoalan yang berkenaan dengan hubungan antara manusia, hubungan tersebut dapat berupa kebendaan (mādiyyah) maupun tata kesopanan (adābiyyah). Muamalat adabiyah adalah tata aturan Islam yang mengatur hubungan antar manusia dengan obyek kegiatannnya yang bersifat material. Sementara itu fikih adabiyah merupakan tata aturan Islam yang mengatur hubungan antar manusia unsur penegaknya, yang terletak pada hak dan kewajiban dalam penilaian moralitas. Diantaranya hubungan manusia dengan penciptanya, hubungan manusia dengan alam, hubungan manusia dengan sesamanya adalah mengadakan pearjanjian atau dalam hukum Islam disebut akad. Dengan demikian, rasa tolong menolong , saling memperdulikan
2
akan tumbuh dan berkembang dalam masyarakat.1 Sesuai dalam firman Allah SWT: 2
...وون ا واى و ون ا واوان...
Seperti akad jual beli, akad pinjaman (‘āriyah), akad pemindahan hutang (ḥiwālah), akad pinjam dengan jaminan (rahn), akad kerjasama (syirkah), akad bagi hasil (muḥārabah atau qirāḥ) dan akad sewa menyewa dan upah (ijārah).3 Ijārah merupakan salah satu topik yang menjadi pokok kajian dalam muamalat khususnya yang berkenaan dengan transaksi ekonomi. Secara bahasa, ijārah berasal dari kata al-ajru/al-‘iwāḥ yang berarti balasan atau jasa, maksudnya adalah imbalan yang diberikan sebagai upah suatu perbuatan.
4
Secara istilah syara’ (terminologi), ijārah adalah perikatan
pemberian manfaat (jasa) kepada orang lain dengan syarat memakai ‘iwāḥ (pengganti balas jasa) berupa uang atau barang yang ditentukan.5 Secara lebih terperinci lagi, dalam akad sewa menyewa ini diatur pula akad yang berkenaan dengan sewa-menyewa (kerjasama pengolahan) lahan 1
Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Fiqh Muamalat), cet, ke-2 (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), hlm. 271. 2
QS. Al-Maidah (5): 2.
3
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), hlm. 5.
4
Sudarsono, Pokok-Pokok Hukum Islam MKDU (Rineka Cipta : Jakarta, 1992), hlm. 422.
5
Ibid., hlm. 423.
3
pertanian. Dalam muamalat akad semacam ini diistilahkan dengan muzāra’ah dan mukhābarah. Pada hakikatnya pengertian kedua akad ini sama saja yakni perjanjian bagi hasil antara pemilik lahan pertanian dengan penggarap, akan tetapi yang menjadi letak perbedaannya adalah penyedia bibitnya. Jika bibit berasal dari pemilik lahan disebut muzāra’ah , dan jika bibit berasal dari penggarap maka disebut mukhābarah. Praktik
pengolahan lahan dengan mukhābarah berlaku di Desa
Pucakwangi. Namun, kendala dari istilah tersebut tidak dikenal oleh masyarakat, sehingga praktik yang berlaku dikenal dengan praktik sewamenyewa lahan perkebunan jambu biji. Desa Pucakwangi, Kecamatan Pageruyung, Kabupaten Kendal dengan kepadatan penduduk yang berada di daerah dataran tinggi, mayoritas mata pencaharian penduduk sebagai petani, namun tidak semuanya masyarakat mempunyai lahan sendiri untuk dijadikan tempat bercocok tanam. Sebagian dari mereka bermata pencaharian sebagai petani tersebut dengan mengelola lahan milik orang lain yang memiliki lahan seperti sawah, ladang, ataupun kebun yang menjadi sebuah kekayaan dari penduduk setempat. Jadi kepemilikan sementara menjadi solusi bagi mereka yang tidak memiliki lahan sendiri. Desa ini merupakan salah satu dari berbagai daerah yang berada di dataran tinggi Kabupaten Kendal dengan sebagian besar penduduknya sebagai petani jambu biji yang menjadi mata pencaharian penduduk setempat.
4
Masyarakat cenderung lebih memilih bertani jambu biji jika dibandingkan untuk bertani padi pada umumnya, dengan alasan bertani padi menjadi tradisi turun temurun sejak nenek moyang dahulu, dan menurut mereka bertani jambu biji jauh lebih menguntungkan dibanding bertani padi yang hanya dapat menuai dengan sekali panen yang mereka peroleh. Mengenai pengolahan lahan perkebunan ini pada dasarnya bertujuan untuk kemakmuran antara pengolah lahan selaku penggarap sawah dengan pemilik tanah. Namun, sebagian besar dari petani jambu biji yang menyewa lahan untuk dijadikan perkebunan beralasan bahwa lahan yang mereka miliki tidak ada, sedangkan pemilik lahan juga tidak mampu untuk mengolah lahannya secara mandiri. Akad sewa menyewa tanah untuk lahan perkebunan jambu biji ini dalam menentukan dan menetapkan harga dengan sistem pembayaran antara pemilik tanah dengan penyewa tanah menggunakan sistem paron6 dari hasil panen jambu biji. Jika telah memasuki masa panen jambu biji tersebut dari usia 10-12 bulan dari masa tanamnya dengan dua kali pemetikan dalam sepekan, dan hasil pemetikan dibagi setengah dengan pemilik tanah oleh penyewa lahan tersebut. Namun, pemilik tanah tidak memberi batasan waktu yang jelas kepada penyewa, karena menggunakan standar selama penanaman
6
Paron merupakan sistem bagi hasil dari panen yang dibagi secara merata atau tengah menengah antara pemilik tanah dengan penyewa tanah.
5
selesai atau pohon jambu biji berumur tua sehingga hasil produksi terbilang dengan nilai rendah. Tidak adanya kesepakatan tentang berakhirnya akad ini akan menimbulkan beberapa efek yang kurang baik bagi penyewa juga pemilik lahan. Bagi pihak penggarap lahan jika sewaktu-waktu pemilik lahan menarik lahannya maka otomatis si pengolah akan kehilangan lahan garapannya sedangkan ia sangat bergantung pada ada atau tidaknya lahan yang ia garap. Sebaliknya bagi pemilik lahan jika lahannya sewaktu-waktu dikembalikan si penggarap maka lahan yang selama ini digarap akan terancam terlantar jika pemilik tidak sanggup untuk menggarap lahannya sendiri karena belum tentu ia akan menemukan calon penyewa dan penggarap yang baru dalam waktu yang relatif singkat. Selanjutnya dalam transaksi di atas terlihat bahwa alat sewa/upah yang digunakan untuk membayar lahan tersebut menggunakan hasil panen dari lahan yang disewa itu sendiri yakni paron dari panen jambu yang dipanen yang akan disetorkan penggarap setiap waktunya. Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis memandang untuk lebih meneliti sejauh manakah hukum transaksi tersebut menurut Islam sendiri, dengan mencoba mengangkat permasalahan ini menjadi suatu karya skripsi dengan judul “Perspektif Hukum Islam Terhadap Praktik Pengolahan Lahan Perkebunan Jambu Biji (Studi Kasus di Desa Pucakwangi, Pageruyung, Kendal)”
6
B. Pokok Masalah Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: “Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap praktik pengolahan lahan perkebunan jambu biji di Desa Pucakwangi?”
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan penelitian Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan di atas, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: “Untuk mendeskripsikan, menelaah dan menganalisa praktik pengolahan tanah sebagai lahan perkebunan jambu biji dalam pandangan hukum Islam”. 2. Kegunaan Penelitian Adapun harapan kegunaan dari penelitian yang yang akan dilaksanakan: a. Penelitian ini diharapkan bisa berguna untuk memberikan kontribusi dan pencerahan pemikiran bagi khasanah ilmu pengetahuan hukum Islam, terutama mengenai permasalahan pengolahan lahan. b. Dapat menjadi bahan studi komperatif ataupun studi lanjutan bagi pihak-pihak yang ingin mendalami lebih jauh mengenai permasalahan yang berkaitan dengan obyek pembahasan ini.
7
c. Untuk menambah wawasan bagi masyarakat umum dan khususnya bagi masyarakat Desa Pucakwangi serta penyusun tentang penelitian lapangan yang berkaitan dengan hukum Islam.
D. Telaah Pustaka Untuk mengetahui sejauh mana kedudukan penelitian dalam lingkup pembicaraan sewa-menyewa tanah, baik pada dataran hukum (fiqh) Islam maupun dalam pelaksanaannya dengan menerapkan adat istiadat yang telah berlaku dikalangan masyarakat sekitar dan telah berlaku turun temurun sejak dahulu. Dengan demikian maka perlu dilakukan telaah terhadap pustaka yang ada, meskipun singkat namun sekurangnya mendapatkan kejelasan dalam pandangan hukum Islam. Mengenai penulisan skripsi yang berkaitan dengan sewa tanah menurut penelitian penulis terdapat beberapa skripsi yakni, skripsi pertama berjudul “Tinjauan Hukum Islam terhadap Praktik Pengolahan Lahan Pertanian di Jorong Kelabu, Nagari Simpang Tonang, Sumatra Barat” oleh Saudari Lara Hernita yang membahas tentang pengolahan lahan pertanian dalam praktik akad tanpa adanya batas waktu sewa lahan tersebut. Sehingga dalam pelaksanaan akad tersebut hanya bisa berakhir ketika periode wayah tandur (penanaman) padi sampai dengan masa panen. Dalam negosiasi harga sewa tanah itu tidak ada kesepakatan, sehingga dengan demikian pembayaran dari
8
pihak penggarap sawah ataupun pengolah lahan membayarkan sewa tanah menggunakan gabah (padi) dari hasil ketika musim panen tiba.7 Skripsi yang kedua disusun oleh Saudari Siti Maizah dengan judul “Tinjauan Hukum Islam terhadap Sewa Menyewa Tanah untuk Produksi Batu Bata di Desa Botomulyo, Kecamatan Cepiring, Kabupaten Kendal” yang membahas tentang pelaksanaan sewa menyewa antara pemilik tanah dengan penyewa tanah untuk dijadikan tempat produksi batu bata. Dan pekerjaan tersebut sebagian besar menjadi pilihan masyarakat setempat, karena menurut mereka hasil yang didapatkan lebih tinggi jika dibandingkan dengan petani padi pada umumnya. Namun disisi lain sesungguhnya ada ketimpangan yang bersifat merugikan bagi pemilik tanah, dikarenakan tanah yang telah disewakan disaat masa pengembalian tanah tidak seperti semula dengan berkurangnya tanah tersebut yang telah digunakan sebagi produksi batu bata oleh penyewa tanah.8 Skripsi yang ketiga berkaitan dengan pelaksanaan sewa-menyewa tanah yang disusun oleh Ahmad Nur Rohadi dengan judul “Tinjauan Hukum Islam terhadap Praktik Sewa-menyewa Tanah Kas di Desa Bambanglipuro Bantul Yogyakarta” yang membahas tentang pelaksanaan sewa-menyewa 7
Lara Harnita, “Tinjauan Hukum Islam Trerhadap Praktik Pengolahan Lahan Pertanian di Jorong Kelabu Nagari Simpang Tonang”, (Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga: Yogyakarta, 2012) Skripsi tidak diterbitkan. 8
Siti Maizah, “Tinjauan Hukum Islam terhadap Sewa Menyewa Tanah untuk Produksi Batu Bata di Desa Botomulyo, Kecamatan Cepiring, Kabupataen Kendal” (Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga: Yogyakarta, 2005) Skripsi tidak diterbitkan.
9
tanah kas desa sebagai alternatif kepemilikan sementara yang terjadi perbedaan harga sewa pada kelas tanah yang sama, sewa oleh petani lebih rendah dibandingkan harga sewa oleh pabrik.9 Skripsi Ubaidilah tentang “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan Bagi Hasil Pertanian (Studi Kasus Di Desa Wanakaya Kabupaten Cirebon)”. Skripsi ini membahas mengenai pandangan Hukum Islam terhadap konsep bagi hasil dan bagaimana praktik sistem bagi hasil.10 Sedangkan penelitian tentang sewa menyewa tanah sebagai lahan perkebunan jambu biji, sepengetahuan penulis belum ada. Penelitian yang penulis lakukan terfokus pada sewa menyewa tanah atau lebih difokuskan pada praktik pengolahan lahan jambu biji yang pokok masalahnya dengan menggunakan pembayaran sistem paron dari hasil panen jambu biji tersebut dan
dibagi antara pihak pemilik lahan dengan pihak penggarap lahan
perkebunan.
E.
Kerangka Teoretik Islam memperbolehkan semua bentuk kerjasama dan transaksi yang berkembang di masyarakat. Akad sewa menyewa merupakan suatu jenis akad 9
Ahmad Nur Rohadi, “Tinjauan Hukum Islam terhadap Praktik Sewa-menyewa Tanah Kas di Desa yang Bambamlipuro Bantul Yogyakarta”. (Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga: Yogyakarta, 2002) Skripsi tidak diterbitkan. 10
Ubaidilah, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan Bagi Hasil Pertanian (Studi Kasus Di Desa Wanakaya Kabupaten Cirebon)”. (Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga: Yogyakarta, 2003) Skripsi tidak diterbitkan.
10
untuk mengambil manfaat dengan jalan penggantian. Sewa menyewa adalah suatu perjanjian dimana pihak yang menyanggupi akan menyerahkan suatu benda untuk dipakai dalam jangka waktu tertentu, sedangkan pihak lainnya menyanggupi akan membayar harga yang telah ditetapkan untuk pemakai itu pada waktu yang telah ditentukan.11 Dalam fikih Islam perjanjian disebut dengan “al-‘aqd”, yaitu suatu perikatan ijāb dan qabūl dengan cara yang dibenarkan syara’ yang menetapkan adanya akibat-akibat hukum pada obyeknya. Kalangan ulama fikih menyebutkan akad merupakan setiap ucapan yang keluar sebagai penjelas dari kedua keinginan yang ada kecocokan sebagaimana mereka juga menyebutkan arti akad sebagi setiap ucapan yang keluar yang menerangkan keinginan walaupun sendirian. Abu Bakar Al-Jashshah berkata: “Setiap apa yang dikatakan seseorang terhadap satu urusan yang dilaksanakannnya atau diikatkan kepada orang lain untuk dilaksanakan secara wajib, karena makna asal dari akad adalah ikatan lalu dialihkan kepada makna sumpah dan akad adalah ikatan lalu dialihkan kepada makna sumpah dan akad seperti akad jual beli dan yang lainnya, maka maksudnya adalah ilzām (mengharuskan) untuk menunaikan janji dan ini dapat terjadi jika ada harapan-harapan tertentu yang akan didapatkan pada
11
Subekti, Pokok-Pokok Hukum Perdata, (Jakarta:Intermesa, 1994), hlm. 164.
11
waktu-waktu tertentu. 12 Akad disebut dengan suatu ikatan antara dua pihak atau lebih tentang suatu urusan tertentu yang dimulai dengan kehendak salah satu pihak, kemudian disetujui oleh pihak lain sehingga terjadi kesepakatan dari semua pihak yang bersangkutan, sehingga mereka terikat kerenanya.13 Kedudukan akad dalam hukum Islam menempati hal yang prinsip dan mengikat bagi orang-orang yang melakukan, karena akad merupakan janji yang harus dipenuhi, sebagaimana firman Allah SWT: ١٤
..."أ! ا ا أوا د
Sumber hukum ijārah berdasarkan firman Allah SWT: ١٥
...وف1 (,( " أ1 2 إذا+, ح. / وإن أرد أن )('ا أودآ
Dan hadits Nabi SAW: ١٦
<9 ;7 أن89 :. أ,.5ا ا6ا
12
Abdul Aziz Muhammad Azam, Fiqh Muamalat (Sistem Transaksi dalam Fiqh Islam), (Jakarta:AMZAH, 2010), hlm 16. 13
Ahmad Azhar Bashir, Asas-asas Hukum Muamalat (Hukum Perdata Islam), (Yogyakarta: UII Press, 2000), hlm 65. 14
QS. Al- Maidah (5) : 1.
15
QS.Al- Baqarah (2): 233.
16
Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah, (Beirut: Dar al- Fikr, t.t), cet.II: Hadits no. 2443 dari Abdullah Ibn Umar.
12
Muamalat sewa menyewa ini merupakan peranan penting dalam kehidupan sehari-hari sejak zaman dahulu hingga sekarang ini, disamping itu ada prinsip-prinsip yang tidak boleh dilanggar dalam sewa-menyewa, yaitu adanya keadilan dan kemurahan hati. Akad yang berkenaan dengan sewamenyewa (kerjasama pengolahan) lahan pertanian, dalam muamalat akad semacam ini diistilahkan dengan muzāra’ah dan mukhābarah. Bentuk kerjasama praktik muzāra’ah dan praktik mukhābarah adalah bentuk kerja sama antara pemilik lahan dan penggarap dengan perjanjian bahwa hasilnya akan dibagi antara pemilik lahan dan penggarap menurut kesepakatan bersama, sedangkan biaya, dan bibitnya dari pihak penggarap. 17 Persamaan antara muzāra’ah dan mukhābarah terjadi pada peristiwa yang sama, yaitu pemilik lahan menyerahkan lahannya kepada orang lain untuk dikelola. Perbedaannya adalah pada modal, apabila modal berasal dari pengelola atau penggarap maka disebut sebagai mukhābarah, dan bila modal dikeluarkan dari pemilik tanah, disebut muzāra’ah.18 Sebagai salah satu aspek akad dalam muamalat, tentu saja akad muzāra’ah dan mukhābarah dalam pengolahan lahan pertanian ini adalah bagian dari muamalah. Muamalah adalah pergaulan hidup tempat setiap orang
17
18
Abdul Rahman Ghazaly dkk., Fiqh Muamalat, cet. ke-1 (Jakarta: Kencana, 2010), hlm. 117.
Sohari Sahrani dan Ru’fah Abdullah, Fikih Muamalah, cet. ke-1 (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), hlm. 215.
13
melakukan perbuatan dalam hubungannya dengan orang lain. Sedangkan kaidah hukum yang mengatur hak dan kewajiban dalam hidup bermasyarakat itu disebut hukum muamalah19, sehingga untuk memberlakukan hykum tersebut harus sesuai berdasarkan prinsip-prinsip hukum Islam dalam muamalat, seperti:20 1.
Pada dasarnya segala bentuk muamalat adalah mubah, kecuali yang ditentukan lain oleh al-Qur’an dan Sunnah Rasul. Dengan demikian hukum islam memberikan kesempatan yang sangat luas terhadap perkembangan bentuk maupun berbagai macam muamalat sesuai dengan kebutuhan hidup masyarakat. Seperti kaidah fikih yang berbunyi:
رة اض7 ن+ أنA إ8B +, +"أ! ا ا >آ ا أا 21
2.
... +
Muamalat dilakukan atas dasar suka-rela, tanpa adanya unsur-unsur paksaan. Maksudnya adalah kebebasan para pihak untuk berkehendak dalam melakukan transaksi muamalat sangat diperhatikan dan dijunjung tinggi. Jika adanya indikasi pemaksaan dalam akad
19
Ahmad Azhar Bashir, Asas-asas Hukum Muamalat…, hlm.7.
20
Ibid., hlm. 10-11.
21
QS. An-Nisa (4) : 29.
14
muamalat maka akad tersebut dianggap tidak sah.
Sesuai dengan
ayat:
+1"ء واHIJ)ن وإ("ئ ذى ا و! اC > ل واEإن ا 22
3.
آون+ +M KLوا
Muamalat dilaksanakan atas dasar pertimbangan mendatangkan manfaaat dan menghindari maḍarat dalam kehidupan masyarakat. Prinsip ini memperingatkan kepada kita bahwa segala bentuk muamalat yang merusak kehidupan masyarakat tidak dibenarkan.
4.
Muamalat dilaksanakan dengan memelihara nilai keadilan, unsurunsur penganiayaan, unsur-unsur pengambilan kesempatan dalam kesempitan.23 Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT seperti yang telah disebutkan diatas.24 Sesuai pula dengan hadits Nabi SAW : 25
'ار و 'ار
Berdasarkan aturan syari’ah tersebut di atas dapat diketahui bahwa Islam memberikan kebebasan terhadap bentuk dan macam-macam akad, serta dengan cara apapun, baik dengan gerak gerik ataupun dengan isyarat 22
QS. An-Nahl (16) : 90.
23
Abdurrahman, Qaidah-qaidah Fiqh, (Jakarta: Bulan Bintang, 1969), hlm.44.
24
QS. An-Nahl (16) : 90.
25
Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah…, hadits no. 2332.
15
asal sudah menunjukkan adanya ijab kabul, maka sudah disebut akad. Akad tersebut tetap membawa pengaruh selama masa akad itu diselenggarakan oleh yang menjadikannya. Dalam bermuamalat tersebut terdapat kebiasaan dan ketentuan yang berlaku umum dan telah dikenal dikalangan masyarakat yang disebut adat kebiasaan (‘urf). ‘Urf ( )فadalah sesuatu yang telah dikenal oleh masyarakat dan merupakan kebiasaan di kalangan mereka baik berupa perkataan maupun perbuatan. 26 ‘Urf sebagai salah satu metode ijtihad atau penetapan hukum Islam yaitu penetapan hukum berdasarkan sesuatu yang dikerjakan masyarakat secara berulang-ulang tanpa adanya hubungan rasional. 27 Maksudnya adalah suatu penetapan hukum yang didasarkan pada kebiasaan yang telah dilakukan suatu komunitas masyarakat secara berulang-ulang sehingga bisa dijadikan sebagai landasan hukum yang tetap atau bisa pula disebut dengan adat. Adat istiadat (‘urf) digunakan sebagai hukum pelaksanaan dalam sewa menyewa tanah yang dijadikan sebagai lahan perkebunan jambu biji. Akad sewa menyewa yang dilakukan oleh masyarakat Desa Pucakwangi yang terjadi pada masyarakat tersebut telah menjadi
26
Kamal Mukhtar dkk., Ushul Fiqh Jilid 1 (Yogyakarta: Dana Bakti Wakaf, 1995), hlm. 146.
27
Nasrun Haroen, Ushul Fiqh I (Logos: Jakarta, 1996), hlm. 138.
16
kebiasaan (adat). Adapun ‘urf dapat pula dijadikan sebagai sumber hukum Islam apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: 1. ‘Urf tidak bertentangan dengan naḥḥ yang tegas 2. Apabila adat itu telah menjaadi suatu kebiasaan yang terusmenerus berlaku dan berkembang dalam masyarakat 3. ‘Urf itu merupakan ‘urf yang umum, karena hukum yang umum berkembang tidak dapat ditetapkan dengan ‘urf yang khusus.28 Dalam ilmu uḥul fiqh sendiri metode penetapan ‘urf ini didasarkan pada satu kaidah yang berbunyi: 29
O1+I ادة
Kaidah diatas menjelaskan bahwa suatu peristiwa yang telah menjadi kebiasaan turun-temurun dalam suatu komunitas masyarakat dapat dijadikan sebagai sumber hukum yang tetap. Namun, suatu ‘urf hanya akan diakui apabila tidak bertentangan dengan naḥḥ yang sah atau ijma’ yang diyakini akan kebenarannya, dan dibalik itu tidak adanya maḥarat yang didalamnya tanpa ada manfaat yang lebih.30
28
M. Hasbi Ash-Shiddiqy, Falsafah Hukum Islam cet.ke-5 (Bulan Bintang: Jakarta, 1993),
hlm. 477. 29
30
Ajsmuni Rahman, Qa’idah-qa’idah Fiqh, (Jakarta: Bulan Bintang, 1976), hlm. 88.
Yusuf Qarḍawi, Keluasan dan Keluesan Hukum Islam, cet. I (Semarang : Bina Utama, 1993), hlm. 22.
17
F.
Metode Penelitian Dengan mengharapkan akan karya yang mampu memiliki nilai yang bermakna, maka dalam penyusunan skripsi ini diperlukan suatu metode yang berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan agar penelitian ini mempunyai nilai yang lebih relevan pada setiap bab, sehinggaa dengan demikian dapat dipahami oleh para pembaca. Adapun metode penelitian yang digunakan dalam menyusun skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan menggunakan penelitian lapangan (field reseach) yakni dengan terjun secara langsung ke lapangan untuk memperoleh data yang diinginkan. Jenis penelitian ini menyajikan suatu pendekatan yang baru. Data merupakan sumber teori, teori berdasarkan data, dan karena itu dinamakan field. Kategori-kategori dan konsepkonsep dikembangkan oleh penelitian di lapangan.31 Dalam hal ini penulis mengadakan penelitian tentang praktik pengolahan lahan perkebunan jambu biji di Pucakwangi yang terletak di Kecamatan Pageruyung, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. 2. Sifat Penelitian Sifat penelitian yang penulis gunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah perspektif analitik
31
hlm. 9.
yaitu menenrukan apa yang dianggap
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survai, (Jakarta: LP3ES, 1989),
18
fenomena yang relevan bagi penelitian dan metode yang sesuai untuk menemukan hubungan diantara fenomena, yang kelak disebut teori. 32 Metode penelitian ini
menilai permasalahan mengenai proses
pelaksanaan bagi hasil penggarapan lahan perkebunan jambu biji dengan sistem pembayaran bagi hasil dari panen yang diperoleh. Hal tersebut diberlakukan oleh sebagian masyarakat petani yang memiliki perkebunan jambu biji dengan menggunakan lahan milik orang lain. Pada dasarnya sistem ini berlaku di berbagai wilayah Kabupaten Kendal, namun penulis mengambil penelitian di Desa Pucakwangi, Kecamatan Pageruyung setempat, guna lebih mendalam memahami sistem praktik pengolahan lahan yang ada tersebut apakah telah sesuai dalam perspektif hukum Islam. 3. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini ada beberapa metode yang penulis gunakan dalam mengumpulkan data yang diperlukan, antara lain: a. Metode Wawancara (interview) Salah satu metode pengumpulan data dengan cara mendapatkan informasi dengan bertanya langsung kepada responde. 33 Wawancara secara garis besar dibagi dua, yakni wawancara tak terstruktur 32
Dedi Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010),
33
Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi, ed., Metodologi Penelitian…, hlm. 192.
hlm. 19.
19
(wawancara mendalam, wawancara intensif, wawancara kualitatif, dan wawancara terbuka (open-ended interview)), dan wawancara tersruktur sering disebuat wawancara baku (standardized interview).34 Hal ini penulis mewawancarai ±20 dari para pihak yang terlibat dalam akad bagi hasil pengolahan lahan perkebunan jambu biji yaitu 7 orang (pemilik lahan) dan 9 orang (pihak penggarap)35 lahan perkebunan, serta pihak-pihak lain seperti pihak pengepul36 dan pihakpihak yang terkait dalam mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini. b. Metode Observasi Metode yang mengadakan pengamatan langsung terhadap obyek yang akan diteliti37 dan pencatatan secara sistemik terhadap halhal yang berkaitan dengan praktik pengolahan lahan perkebunan jambu biji di Desa Pucakwangi, Kecamatan Pageruyung, Kabupaten Kendal. c. Metode Dokumentasi Metode pengumpulan data melalui peninggalan tertulis, terutama berupa arsip-arsip dan termasuk buku-buku tentang pendapat, 34
Dedi Mulyana, Metodologi Penelitian…, hlm. 180.
35
Penggarap yakni pihak yang mengolah lahan perkebunan jambu biji, namun bukan milik sendiri, melainkan milik pihak pemilik lahan tersebut. 36
Pengepul yakni merupakan tempat dimana pihak petani (penggarap lahan perkebunan) yang menjual jambu biji setiap kali panen (masa pemetikan jambu dua kali dalam seminggu). 37
Goris Keraf, Komposisi, cet. Ke-9, (Flores: Nusa Indah, 1993), hlm. 163.
20
teori, dalil, atau hukum, dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah.38 4. Sumber Data a. Sumber Data Primer Sumber data yang diperoleh dari data-data yang diperoleh langsung dilapangan yaitu selama penulis mengadakan penelitian di Desa Pucakwangi Pageruyung Kendal Jawa Tengah. b. Sumber Data Sekunder Sumber data yang diperoleh dari karya-karya tertulis yang berkaitan dengan kerjasama antara beberapa pihak yang berakad dalam praktik sewa menyewa lahan yang diperoleh penyusun dari buku, jurnal, artikel, skripsi maupun dari berita media yang lain. 5. Pendekatan Masalah Pendekatan masalah yang digunakan dalam penelitian skripsi ini adalah pendekatan normatif dengan meneliti apakah praktik pengolahan lahan perkebunan di Pucakwangi
Pageruyung
Kendal sudah sesuai
dengan syari’at Islam khususnya hal tersebut yang berkenaan dengan transaksi muammalah. Disisi lain dilihat dari tradisi yang ada dalam masyarakat, dalam istilah penetapan hukum Islam sendiri dikenal dengan ‘urf (adat istiadat). 6. Analisis Data 38
Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian, (Bandung: Pustaka setia, 2008), hlm.191.
21
Menganalisis (bukti) data studi kasus adalah suatu hal yang sulit karena
stategi
dan
tekniknya
harus
teridentifikasikan
secara
memadai. 39 Setelah diperoleh data-data dilapangan melalui penelitian yang dilakukan tentu diperlukan suatu analisis (bukti) data yang valid untuk mengambil kesimpulan dari data-data yang diperoleh. Adapun metode analisis yang penulis gunakan adalah deskriptif analitik kualitatif, dengan cara berpikir dedektif yaitu sebuah analisis yang berangkat dari pengetahuan yang bersifat umum dan bertitik tolak dari pengetahuan umum untuk menilai suatu kejadian yang lebih khusus, 40 sedangkan metode analisis yang digunakan oleh penulis bersumber dari data statistik desa/kelurahan Pucakwangi Kecamatan Pageruyung.
G.
Sistematika Pembahasan Pada penulisan ini walaupun dimuka telah dikemukakan materi pembahasan, sistematika pokoknya diatur menurut ketentuan-ketentuan yang bersifat umum, dengan demikian sistematika penyusunan ini terdiri dari tiga bagian, yaitu: pendahuluan, isi, dan penutup. Pada bagian Bab I, Pendahuluan yang merupakan gambaran dari keseluruhan isi skripsi terdiri atas latar belakang masalah untuk menjelaskan faktor-faktor yang menjadi dasar atau mendukung timbulnya masalah yang 39
Robert K. Yin, Studi Kasus Desain dan Metode, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), hlm.
40
Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian…, hlm. 201.
133.
22
diteliti dan memperjelas alasan-alasan yang menjadikan masalah tersebut dipandang penting untuk diteliti. Dari sanalah akan tersusun rumusan masalah, kemudian dilanjutkan tujuan dan kegunaan, telaah pustaka, kerangka teoritik, metode penelitian, dan ditutup dengan sistematika pembahasan. Pada bab isi terdiri dari bab: Bab II, menguraikan akad mukhābarah tentang pengolahan lahan perkebunan. Didalamnya akan dibahas tentang gambaran umum akad, akad mukhābarah, dan ‘urf sebagai metode dalam Islam. Bab ini dimaksud sebagai kerangka pemecahan suatu masalah yang telah diuraikan dalam bab I, juga sebagai bahan rujukan dalam memahami akad mukhābarah penerapan teori ‘urf dalam hukum Islam. Setelah memakai akad mukhābarah menurut hukum Islam sebagaimana telah dijelaskan pada bab II, maka pada bab selanjutnya yaitu bab ke-3, karena penelitian ini penelitian lapangan, maka pertama menjelaskan gambaran umum lokasi penelitian, yang meliputi kondisi geografis, keadaan sosial ekonomi, keadaan social budaya, keadaan sosial keagamaan, kesejahteraan social masyarakat, keadaan pemerintahan umum, dan keuangan desa. Kedua menjelaskan gambaran praktik pengolahan lahan perkebunan jambu biji, yang meliputi latar belakang munculnya praktik pengolahan
lahan, profil, dan
pelaksanaan perjanjian pengolahan lahan perkebunan yang telah berlaku di Desa Pucakwangi.
23
Bab ke-4, merupakan analisis dari penelitian tentang hukum Islam dari segi pelaksanaan perjanjian, sistem bagi hasil, hak dan kewajiban para pihak, penanggungan risiko, dan syarat dalam akad mukhābarah. Pada bagian bab ke-5 dalam bab ini diuraikan mengenai kesimpulan dari hasil penelitian dan juga saran-saran yang diberikan sesuai dengan permasalahan yang ada. Kesimpulan yang dipaparkan yaitu menjawab permasalahan, sedangkan saran-saran bisa dijadikan bahan relevansi dan pertimbangan lebih lanjut di masa mendatang mengenai perjanjian pengelolaan lahan, dan bagi hasil dalam pengolahan lahan perkebunan jambu biji.
92
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang penulis dapatkan pada bab-bab di atas maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Pembahasan mengenai praktik pengolahan lahan perkebunan jambu biji, di Desa Pucakwangi, Kecamatan Pageruyung, Kabupaten Kendal, dipengaruhi dari segi: Pandangan hukum Islam terhadap praktik pengolahan lahan perkebunan jambu biji di Desa Pucakwangi. Pandangan hukum Islam terhadap praktik pengolahan lahan perkebunan jambu biji ini belum sepenuhnya sesuai dengan hukum Islam. Dapat dilihat dari praktik pengolahan lahan perkebunan jambu biji Desa Pucakwangi yang masuk dalam bidang muamalat khususnya dalam bidang mukhābarah. Dalam praktik pelaksanaan syarat belum sepenuhnya terpenuhi, sedangkan dari segi rukun mukhābarah pelaksanaan pengolahan lahan tersebut telah terpenuhi. Mukhābarah yang ada pada praktik pengolahan lahan perkebunan jambu biji antara pihak yang bersangkutan tidak menentukan kesepakatan bersama mengenai batas akhir masa perjanjian, dimana pihak pemilik lahan menyerahkan lahan atau memberikan kepercayaan sepenuhnya kepada pihak penggarap untuk mengolah lahan perkebunan tersebut. Dengan demikian, hal ini akan menjadikan pemberlakuan praktik akad mukhābarah belum sesuai dalam hukum Islam. Walaupun kedua
93
pihak telah saling menyatakan kesepakatan bersama, syarat dan rukun yang lain juga telah terpenuhi. Bagi hasil yang telah disepakati oleh kedua belah pihak telah
jelas,
sehingga dapat dilihat besar proposisi atau prosentase yang sudah diberlakukan oleh kedua belah pihak dengan sistem paron karena telah berlaku di daerah setempat, Sehingga tujuan diadakannya kerjasama praktik pengolahan lahan perkebunan
jambu
biji
dengan
akad
mukhābarah
dalam
mewujudkan
kesejahteraan masyarakat petani di Desa Pucakwangi dapat terpenuhi.
B. Saran-Saran Dari hasil penelitian penulis yang tertuang dalam skripsi ini, penulis mencoba memberikan beberapa saran pada pihak yang melakukan kerjasama praktik pengolahan lahan perkebunan jambu biji di Desa Pucakwangi, dengan harapan bisa dijadikan bahan pertimbangan atau masukan demi tegaknya hukum Islam yang bertujuan untuk mendidik manusia agar memiliki kepribadian dan akhlak yang mulia, menegakkan keadilan dan mensejahterakan masyarakat dan memenuhi kepentingan atau memelihara kemaslahatan yang hakiki. 1. Batas waktu perjanjian hendaknya dibicarakan dengan jelas, hal ini untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan dikemudian hari. Dengan demikian diharapkan salah satu syarat dalam praktik pelaksanaan pengolahan lahan perkebunan jambu biji dapat terpenuhi, sehingga sesuai dengan hukum Islam.
94
2. Dalam perjanjian kerjasama hendaknya pihak penggarap juga diberikan tanda bukti, agar pihak penggarap lahan mempunyai tanda bukti dan kepastian hukum untuk mengantisipasi apabila ada hal-hal yang tidak diinginkan. Jadi, tidak hanya ber-Ījāb-Qabūl secara lisan. 3. Dalam
pembagian
dan
penanggungan
kerugian,
hendaknya
lebih
dimusyawarahkan lagi untuk mengantisipasi jika ada permasalahan mengenai kerugian yang ada, sehingga tidak memberatkan dari salah satu pihak. Hal ini dikarenakan harga jambu yang tidak stabil. 4. Dalam menyelesaikan suatu masalah yang timbul, hendaknya berpegang pada hukum Allah SWT, tidak hanya menerapkan adat istiadat yang telah berlaku didaerah setempat. Demikian hasil dari penyusunan skripsi ini khilaf dan kesalahan merupakan suatu yang melekat pada manusia. Oleh karena itu kewajiban bagi sesama manusia untuk saling mengingatkan dalam memperbaiki diri dalam kebenaran.
95
DAFTAR PUSTAKA Al-Qur’an Al-Qur’an dan Terjemahnya, Bandung: Departement Agama RI , 2000. Kitab Hadīṡ Bukhari, Abu ‘Abdillah Muhammmad bin Ismail al-, 2008 M/1429 H, ṢaṢīṢ Bukhrāri, 5 jilid, Abi Al-Hasan Nuruddin Muhammad bin ‘Abdul Hadi alSindiy, Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah. Ibnu Majah, t,t., Sunan Ibnu Majah, 4 jilid, Beirut: Dar al- Fikri.
Fikih/Uṡūl Fiqh Abdurahman, Asmuni. Qaidah-qaidah Fiqh, Jakarta:Bulan Bintang, 1969. Anwar, Moh., Fiqh Islam, Subang: PT Al-Ma’arif, 1988. Anwar, Syamsul. Hukum Perjanjian Syari’ah Studi Tentang Teori Akad Dalam Fikih Mu’amalah , Jakarta: Rajawali Press, 2007. Ash-Shiddiqy, M. Hasbi. Falsafah Hukum Islam cet.ke-5, Jakarta : Bulan Bintang, 1993. Azhar Basyir, Ahmad. Asas-Asas Hukum Muamalat (Hukum Perdata Islam), Yogyakarta:UII Press, 1993. Azam, Abdul Aziz Muhammad. Fiqh Muamalat (Sistem Transaksi dalam Fiqh Islam), Jakarta: AMZAH, 2010. Azzuhaili, Wahbah. al-Fiqh al-Islāmi Wa Adillatuhu, jilid IV, alih bahasa: Hayyie al-Kattani, dkk. Cet. ke-I, Jakarta: Gema Insani. Bashir, Ahmad Azhar. Asas-asas Hukum Muammalat (Hukum Perdata Islam), Yogyakarta: UII Press, 2000. ___________________ . Hukum Islam Tentang Wakaf, Ijarah, dan Syirkah, Bandung : al-Ma’arif, 1987. Chapra, M. Umar. Islam dan Tantangan Ekonomi, Surabaya : Risalah Gusti, 1999.
96
Dahlan, Abd. Rahman. Ushul Fiqh, cet. Ke-2, Jakarta: AMZAH, 2011. Harnita, Lara. “Tinjauan Hukum Islam Trerhadap Praktik Pengolahan Lahan Pertanian di Jorong Kelabu Nagari Simpang Tonang”. Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga, (2012). Haroen, Nasrun. Ushul Fiqh I, Jakarta: Logos Publishing House, 1996. _____________. Ushul Fiqh I, Cet. ke-3, Jakarta: P.T Logos Wacana, 2001. Husain at-Tariqi, Abdullah Abdul. Ekonomi Islam, Prinsip Dasar dan Tujuan, cet. ke-1, Yogyakarta: Magistra Insani Press, 2004
Ibriy, A. Hufaff. Fathul Qarib Al-Mujib (Studi Ilmu Fiqih Islam Versi Pesantren) jilid 2, cet. ke-1, Surabaya: Tiga Dua, 1994. Khallaf, Abdul Wahab . Ilmu Ushul Fiqh, alih bahasa K.H Masdar Helmy, Bandung: Gema Risalah Press, 1997. Praja, Juhaya S. Filsafat Hukum Islam Cet, ke-1, Bandung: Yayasan Buwana, 1993. ____________. Filsafat Hukum Islam, Bandung: LPPM Umat Islam, 1995. Pasaribu, Chairuman, dkk. Hukum Perjanjian dalam Islam, cet. ke-2, Jakarta: Sinar Grafika,1996. Mardani. Fiqh Ekonomi Syari’ah (Fiqh Muamalat), cet. ke-1, Jakarta: Kencana, 2012. Maizah, Siti. “Tinjauan Hukum Islam terhadap Sewa Menyewa Tanah untuk Produksi Batu Bata di Desa Botomulyo, Kecamatan Cepiring, Kabupataen Kendal”. Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga, (2005). Muhammad. Aspek Hukum Dalam Muammalat. Yogyakarta: Graha Ilmu , 2007. Mu’in, H.A. dkk. Ushul Fiqh II, Qaidah-qaidah Istinbath dan Ijtihad Metode Pengembaliam Hukum Islam, Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departement Agama, 1986. Qardhawi, Yusuf. Keluasan dan Keluesan Hukum Islam, cet. I, Semarang : Bina Utama, 1993.
97
Rahman, Ajsmuni. Qa’idah-Qa’idah Fiqh, Jakarta: Bulan Bintang, 1976. Rahman Ghazaly, Abdul dkk. Fiqh Muamalah, cet. Ke-1, Jakarta:Kencana, 2010.. Rohadi, Ahmad Nur. “Tinjauan Hukum Islam terhadap Praktek Sewa-menyewa Tanah Kas di Desa Bambanglipuro Bantul Yogyakarta”. Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga, (2002). Sabiq, As-Sayyid. Fiqh as-Sunnah, Beirut: Dar al Fikr al I’lam al-Arabi, 1990. Shiddiqy, M. Hasbi Ash. Bintang:1993.
Falsafah Hukum Islam, cet.ke-5,
Jakarta: Bulan
Suhendi, Hendi. Fiqh Muammalah, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002. Syafi’i, Rachmat. Fiqih Muamalah, cet. ke-2, Bandung: Pustaka Setia, 2004. Ubaidilah. “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan Bagi Hasil Pertanian (Studi Kasus Di Desa Wanakaya Kabupaten Cirebon)”. Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Syari’ah dan Hukum IAIN Sunan Kalijaga, (2003). Usman, Muslih. Kaidah-kaidah Ishtinbath Hukum Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996. Wahhab khallaf, Abdul. Ilmu Ushul Fiqh, ahli bahasa K.H Masdar Helmy, Bandung: Gema Risalah Pers, 1997.
Referensi Lain Bustaman-Ahmad, Kamaruzzaman. Islam Historis (Dinamika Studi Islam di Indonesia), Yogyakarta: Galang Press, 2002. Data statistik Desa/Kelurahan Pucakwangi, Kecamatan Pageruyung, Kabupatrn Kendal, pada tahun 2013. Mulyana, Dedy. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010. Nadzir , Moh. Metode Penelitian, cet. Ke-7, Bogor: Ghalia Indonesia, 2009.
98
Keraf, Goris. Komposisi, cet. Ke-9, Flores: Nusa Indah, 1993. K. Yin, Robert. Studi Kasus Desain dan Metode, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005. Singarimbun, Masri dan Effendi, Sofyan ed. Metodologi Penelitian Survei, Jakarta: LP3ES, 1989. Subekti. Pokok-Pokok Hukum Perdata, Jakarta: Intermesa, 1994. ______. Bentuk-bentuk Perjanjian, Bandung: PT. Aditya Bakti, 1989.
Sudarsono. Pokok-Pokok Hukum Islam MKDU, Jakarta : Rineka Cipta, 1992. Soimin, Soedaryo. Kitab Undang-undang Hukum Perdata , Jakarta: Sinar Grafika, 2007. Yakub, Hamzah. Kode Etik Dagang Menurut Islam, Bandung: CV Diponegoro, 1999.
LAMPIRAN I TERJEMAHAN AL-QUR’AN DAN ISTILAH BAHASA ARAB No
Hlm
Fn
TERJEMAHAN BAB I
1.
2
2
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.
2.
11
14
Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu.
3.
11
15
Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh oranglain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut.
4.
11
16
Berikanlah upah pekerja sebelum kering keringatnya.
5.
13
21
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka diantara kamu.
6.
14
22
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.
7.
14
25
Janganlah kamu membahayakan dirimu dan membahayakan oranglain.
8.
16
29
Adat kebiasaan itu dapat menjadi hukum. BAB II
9.
35
17
Menggarap tanah dengan apa yang dikeluarkan dari tanah tersebut.
10.
36
19
Nabi SAW memperkerjakan orang untuk memanfaatkan tanah khaibar dengan ketentuan separuh dari hasilnya berupa buah yang mereka tanam atau sayuran untuk pekerja.
11.
44
29
Sesuatu yang telah mantap didalam jiwa dari segi dapatnya diterima oleh akal yang sehat dan watak yang benar.
12.
49
43
Adat kebiasaan itu bisa menjadi hukum.
13.
49
44
Sesuatu yang dinilai baik oleh kaum muslimin adalah baik disisi Allah, dan sesuatu yang dinilai buruk maka ia buruk di sisi Allah. BAB IV
14.
75
5
Supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu.
15.
76
7
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu.
16.
76
8
Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.
17.
82
13
Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka; dan menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan mereka.
seruan mereka mereka kepada
BIOGRAFI ULAMA DAN SARJANA MUSLIM 1. Nasrun Haroen Beliau lahir di Padang Sidempuan, Tapanuli Selatan, 2 Septmber 1952 M, beliau menamatkan Sekolah Rakyat di kota Tahun 1965, ia melanjutkan ke PGAM (Pendidikan Guru Agama Muhammadiyah) selama 4 tahun, di Kurai Taji, Pariaman, Sumatra Barat (tamat 1969), lalu ke PGAN (Pendidikan Guru Agama Islam Negeri) 6 tahun di Padusuan, pariaman (tamat 1971). Kemudian melanjutkan pendidikannya ke Fakultas Syari’ah Universitas Muhammadiyah Sumatra Barat (UMSB) di Padang (1975), kemudian kuliah ke doctoral di Fakultas Syari’ah IAIN Imam Bonjol Padang. Namun sempat berhenti memasuki semester X, kemudian melanjutkan kuliah di Fakultas Syari’ah Universitas Damaskus, Syiria, sehingga meraih
Licence of
Islamic Law (1982).
Sekembalinya dari Syiria, tahun 1986, beliau berhasil meraih sarjana lengkap. Lulus program S-2 tahun 1991 di IAIN Syarif Hidayatullah, kemudian menyelsaikan S-3 tahun 1998 di bidang Ushul Fiqh. Selama studi di Jakarta, ia aktif sebagai salah seorang penulis Ensiklopedi Islam, Suplemen Ensiklopedi Islam, dan untuk Ensiklopedi Hukum Islam: syari’ah dan Fiqh bertindak sebagai salah seorang penulis merangkap coordinator Penulis Naskah, dan sebagai anggota Dewan Redaksi. Karya Ilmiah yaitu, tematema al-Qur’an dan Ilmu-ilmu al-Qur’an, karya yang terakhir Ushul Fiqh 1 yang diterbitkan oleh Logos, Jakarta.
2. Ahmad Azhar Basyir Beliau lahir pada tanggal 25 November 1928. Beliau adalah alumnus perguruan tinggi IAIN Sunan Klijaga Yogyakarta tahun 1956. Beliau memperdalam bahasa arab di Universitas Baghdad pada tahun 1957-1958. Beliau memperoleh gelar Magister pada tahun 1965 di Universitas Kairo dalam bidang
Dirosah Islamiyah. Beliau juga mengikuti pendidikan purna sarjana Filsafat di Universitas Gajah Mada pada tahun1971-1972. Beliau menjadi dosen luar biasa di UGM, UMY, UII, dan IAIN Sunan KalijagaYogyakarta, dan juga pernah menjabat sebagai anggota tim pengkaji hukum Islam dan pembinaan hukum nasional Departemen Kehakiman. Hasil karyanya antara lain adalah: Falsafah Ibadah dalam Islam, Hukum waris Islam, Hukum perkawinan Islam, Garis besar system ekonomi Islam, Asas-asas mu’amalah dan lain sebagainya.
3. Imam Muslim Nama lengkapnya adalah Imam Abu al-Husain bin al-Hajjaj bin Muslim bin Khussaz al-Qusyairi an-Naisaburi. Beliau seorang ulama terkemuka yang namanya tetap dikenal hingga kini, Beliau dilahirkan di Naisaburi pada tahun 206 H. Beliau melawat ke Hijaz, Irak, Syam dan Mesir untuk belajar kepada beberapa guru, yang antara lain adalah Yahya Ibn Yahya dan Syaitih Ishaq Ibnu Rohawain serta Said Ibnu Mansur dan Abu Mus’ab di Hijaz. Beliau juga pernah belajar kepada Ahmad Ibn Hanbal. Di antara karyanya yang terbesar dalam bidang hadis adalah Sahih Muslim yang merupakan Kitab Hadis urutan kedua diantara 6 bulan kitab hadis yang diakui (kutub as-Sittab) setelah sahih bukhari.
4. Al-Bukhari Nama lengkapnya adalah Abu’Abdillah Muhammad Ibn Muhammad alBukhari. Lahir di kota Bukhara pada tanggal 15 Syawal 194 H. Pada tahun 210 H ia beserta ibu beserta saudaranya menunaikan ibadah haji. Selanjutnya ia tinggal di Hijaz untuk menuntut ilmu melalui para fuqaha dan muhaddisin. Ia bermukim di Madinah dan menyusun kitab “at-Tarikh Al-Kaibir”. Pada masa muda ia berhasil menghafalkan 70.000 hadis dengan seluruh sanadnya. Usaha mencapai
para muhaddisin adalah dengan cara melewat ke Baghdad, Basrah, Kufah, Makkah, Syam, Hunas, Asyqala, dan Mesir.
PEDOMAN WAWANCARA Nama: Umur: Pekerjaan: A. Pertanyaan bagi Petani Penggarap Jambu Biji 1. Sudah berapa lama bapak/ibu menjadi petani penggarap (pengolah lahan jambu biji)? Jawaban: 2. Faktor apa yang membuat bapak/ibu menjadi penggarap lahan perkebunan jambu biji milik orang lain? Jawaban: 3. Bagaimana sistem penyerahan lahan perkebunan dilakukan? Jawaban: 4. Berapa luas sawah yang bapak/ibu garap? Dan berapa banyak bibit jambu biji yang ditanam tersebut? Jawaban: 5. Berapa banyak hasil panen yang didapatkan, dan bagaimana cara pengambilan panen jambu dilakukan? Jawaban: 6. Apakah bapak/ibu selaku pihak penggarap setiap hari merawat pohon jambu biji tersebut? Jawaban: 7. Sistem seperti apa yang digunakan untuk pembagian hasil atas kerjasama ini? Jawaban: 8. Apakah bagian tersebut sudah menjadi kesepakatan bersama/ menurut adat istiadat di Desa Pucakwangi? Jawaban:
9. Apakah ada ketentuan batas waktu untuk mengolah lahan perkebunan jambu biji tersebut? Jawaban: 10. Siapa yang menjadi penanggung atas semua biaya untuk bibit jambu biji dan biaya penggarapan lahan perkebunan? Jawaban: 11. Bagaimana bentuk perjanjiannya? Adakah saksi dalam perjanjian ini? Jawaban: 12. Kapan pembagian hasil panen dilakukan, dan bagaimana cara pembagian hasil panen dibagikan antara pihak penggarap dan pihak pemilik lahan? Jawaban: 13. Kapan kerjasama pengolahan ini berakhir? Jawaban: 14. Adakah kesepakatan bersama mengenai batas akhir waktu pengolahan lahan perkebunan? Jawaban: 15. Apa yang menyebabkan akad (perjanjian) ini berakhir? Jawaban: 16. Apabila penggarapan tidak berhasil, siapakah yang akan menanggung biaya kerugian? Jawaban:
PEDOMAN WAWANCARA Nama: Umur: Pekerjaan: B. Pertanyaan bagi Pemilik Lahan Jambu Biji 1. Sudah berapa lama bapak/ibu menyerahkan lahan untuk digarap menjadi lahan perkebunan jambu biji untuk orang lain? Jawaban: 2. Apa yang membuat bapak/ibu menyerahkan lahan untuk digarap kepada orang lain? Jawaban: 3. Bagaimana sistem pengolahan lahan perkebunan diserahkan? Jawaban: 4. Berapa lama lahan bapak/ibu diolahkan kepada pihak penggarap? Jawaban: 5. Adakah persyaratan untuk dapat menggarap lahan perkebunan jambu biji yang bapak/ibu tawarkan kepada penggarap? Jaawaban: 6. Adakah batas waktu untuk dapat menggarap lahan perkebunan bapak/ibu? Jawaban: 7. Siapa yang menanggung bibit jambu biji dan biaya penggarapan? Jawaban: 8. Sistem apakah yang digunakan pembagian hasil atas kerja sama ini? Jawaban:
9. Apakah bagian tersebut sudah menjadi kesepakatan bersama atau menurut adat istiadat yang ada di Desa Pucakwangi? Jawaban: 10. Bagaimana bentuk akad(perjanjian) atas kerja sama pengolahan lahan ini? Apakah ada saksi disaat perjanjian dilakukan? Jawaban: 11. Kapan pembagian hasil panen dilakukan? Jawaban: 12. Bagaimana cara pembagian hasil panen jambu biji tersebut dibagi antara kedua belah pihak? Jawaban: 13. Apa yang membuat akad (perjanjian) ini berakhir? Jawaban: 14. Jika terjadi kegagalan, siapakah yang akan menanggung biaya kerugian tersebut? Jawaban:
DAFTAR NAMA RESPONDEN No.
Nama
Jabatan
1.
Handoko
Kepala Desa Pucakwangi
2.
Fatoni
Kepala Dusun Pucung
3.
Nur Yasin
Sekertaris Desa
4.
H. Mahrus
Ketua Program Pengolahan Lahan Jambu Biji 5.
Mustaqim
Pengepul Jambu Biji
6.
A. Dzikron
Pengepul Jambu Biji
7.
Ropi’i
Petani Penggarap
8.
Surip
Petani Penggarap
8.
Ahmad Fauzi
Petani Penggarap
9.
Rondiyah
Petani Penggarap
10.
Ahmad
Petani Penggarap
11.
Kadari
Petani Penggarap
12.
Petani Penggarap
Tandatangan
13.
Petani Penggarap
14.
Petani Penggarap
15.
Irwan
Pemilik Lahan
16.
Hani Urrohmah
Pemilik Lahan
17.
Sholeh Handoko S.Ag
Pemilik Lahan
18.
Rofiqoh
Pemilik Lahan
19.
Karsi
Pemilik Lahan
20.
Pemilik Lahan
21.
Pemilik Lahan
22.
Pemilik Lahan
23.
Pemilik Lahan
24. 25.
KEMENTRIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM AlamatJl.MarsdaAdisuciptolelp.(0274)512840 Fax.(0274)545614 Yogyakarta55281
_____________________________________________________________________________ SURAT PENELITIAN SKRIPSI Nomor : UIN.02AdU-Penelitian/PP.00.91 001 /2014 Lamp. : 1 proposal skripsi Hal : Permohonan Izin Penelitian
Yogyakarta, 22 Januari 2014
Kepada Yth Kepala Desa Desa Pucukwangi, Kec. Pageruyung, Kab, Kendal Jawa Tengah di tempat Assalamu’alaikum wr. wb. Dengan hormat disampaikan bahwa dalam rangka menyelesaikan studi Program Sarjana (Sl), mahasiswa kami: Nama NIM Prodi Semester Judul
: Ihda Asyaroh : 09380100 : Muamalat : IX : Perspektif Hukum Islam Terhadap Pengolahan Lahan Perkebunan Jambu Biji ( Studi Kasus di Pucakwangi Pageruyung Kendal)
Untuk kelancaran pelaksanaan penelitian mahasiswa kami tersebut, kami mohon Bapak/Ibu berkenan memberikan izin dan kesempatan penelitian kepada yang bersangkutan. Demikian atas bantuan dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.. Wassalamu’alaikum wr. wb. Mengetahui, 22 Januari 2014 M Kepala Desa Pucakwangi
HANDOKO
Sekretaris Desa
NUR YASIN
KEMENTRIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM AlamatJl.MarsdaAdisuciptolelp.(0274)512840 Fax.(0274)545614 Yogyakarta55281
_____________________________________________________________________________ SURAT PENELITIAN SKRIPSI Nomor : UIN.02AdU-Penelitian/PP.00.91 001 /2014 Lamp. : 1 Proposal Skripsi Hal : Permohonan Izin Penelitian
Yogyakarta, 22 Januari 2014
Kepada Yth Kepala Desa Desa Pucukwangi, Kec. Pageruyung, Kab, Kendal Jawa Tengah di tempat Assalamu’alaikum wr. wb. Dengan hormat disampaikan bahwa dalam rangka menyelesaikan studi Program Sarjana (Sl), mahasiswa kami: Nama NIM Prodi Semester Judul
: Ihda Asyaroh : 09380100 : Muamalat : IX : Perspektif Hukum Islam Terhadap Pengolahan Lahan Perkebunan Jambu Biji ( Studi Kasus di Pucakwangi Pageruyung Kendal)
Untuk kelancaran pelaksanaan penelitian mahasiswa kami tersebut, kami mohon Bapak/Ibu berkenan memberikan izin dan kesempatan penelitian kepada yang bersangkutan. Demikian atas bantuan dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.. Wassalamu’alaikum wr. wb. Mengetahui, 22 Januari 2014 M Sekretaris Desa
Kepala Desa
NUR YASIN
HANDOKO
LAMPIRAN VI
CURRICULUM VITAE Nama
: Ihda Asyaroh
NIM
: 09380100
Tempat, tgl lahir : Kendal, 11 Mei 1991 Nama Orang Tua a. Ayah
: H. A. Komari
b. Ibu
: Siti Djuriyah
Alamat Asal
: Jl. Serma Darsono, Pucung Pucakwangi Rt 01/Rw 03, Pageruyung, Kendal 51361.
Alamat Yogya
: Perum Griya Timoho Estate no 17, Baciro Rt. 85/ Rw. 20, Gondokusuman, Yogya 55225.
Riwayat Pendidikan: TK Raudhatul Athfal Pucakwangi
: 1997
SDN 02 Pucakwangi
: 2003
MTs Assalaam Temanggung
: 2006
MA Darul Amanah Sukorejo
: 2009
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
: 2009-sekarang