PERSONIFlKASI DALAM SURAHAL·BAQARAH (Analisis Terjemahan Alqur'an Prof. Dr. HAMKA)
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Adab dan Humaniora GUlla Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Sastra
orefi:
Muluunad l<'adli NIM: 102024024423
JURUSAN'I'AlUAMAH li'AKUL'I'ASADAD DAN lIUMANIOltA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF lIIDAYATUL1LAH JAKARTA
1428 H/2007M
PERSONIFIKASI DALAM SURAH AL-BAQARAH (Analisis Terjemahan Alqur'an Prof. Dr. HAMKA)
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Adab dan Humaniora Guna Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Smjana Sastra
ofeli : Mulllllmnad Fa(IIi NIM: 102024024423
Dibawah Bimbingan,
/Q
H. Alunad Ismakull I1yas, J.JC, l'1[.i~ NIP: 150274620
JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIJ)AYATULLAH JAKARTA 2007/1427 H
PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi
yang
berjudul
pERSONIFIKASI
DALAM
SURAH
AL-BAQARAH (Analisis Terjemahan Alqur'an Prof. Dr. HAMKA) telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Adab dan Hunlaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 05 Februari 2007. Skripsi telah diterima sebagai salah satu untuk memperoleh gelar smjana Progrmll
Strata I (S I)
pada Jurusan Ta~jalllah. Jakarta, 05 Februari 2007
Sidang Munaqasyah Kerua Mcrangkap Anggota
Sekretaris Merangkap Anggota
Dr. H. Abdul Chair NIP. 150231 354
Ahmad aekhllddin M.A NIP. 150303001 Anggota
Penguji
Drs. Ikhwan Azizi, M A NIP. 150268589
Pembimbing
iii
.1.
Tha
t
te titik di bawah
.1;,
Dza
z
zet titik di bawah
t t
ayn ghain
g
ge
"-Jl
Fa
f
ef
(.j
•
Qaf
q
qi
~
Kaf
k
ka
J
lam
I
el
r-
mim
m
em
LJ
nun
n
waw
w
0
ha
h
;:.
hamzah
J
tJ II.
III.
koma terbalik
ya
y
Konsonan rangkap karena tasydid ditulis rangkap: ditulis
mula 'aqqidiin
ditulis
'iddah
Ta marbuthah di akhir kata: 1. bila dimatikan, ditulis "h" ditulis
hibah
we
ye
atas
iv
ditulis
jizyah
2. bila dihidupkan karena berangkai dengan kata lain, ditulis "t"
IV.
.dl \4..-J
ditulis
ni 'rnatullah
~\ 01£ j
ditulis
zakaatuljitr
Vokal pendek: (fathah) ditulis "a", contoh Y y.<:> ditulis dharaba (kasrah) ditulis "i", contoh ~ ditulisfahirna (dharnmah) ditulis "u", contoh yJS ditulis kutiba
V.
Vokal paI1iang: 1. fathah + alif, ditulis "a" (garis atas) ditulis
jaahiliyyah
2. fathah + alif maqsUf, ditulis "a" (garis atas) ditulis
yas'a
3. kasrah + ya' mati, ditulis "i" (garis atas) ditulis
rnajiid
4. dharnmah + wau mati, ditulis "u" (garis atas) ditulis
furuudh
v
VI.
Vokal rangkap: I. fathah + ya mati, ditulis "ay" ditulis
baynakum
2. fathah + wau mati, ditulis "au" ditulis
qaul
VII. Vokal-vokal pendek yang berurutan dalam satu kata, dipisahkan dengan apostrof. ditulis
a'antum
ditulis
u'iddat
ditulis
la'in syakartum
VIII. Kata sandang + lam I. bila didukung huruf qamariyah ditulis "al-" ditulis
al-qur'an
ditulis
al-qiyas
2. bila diikuti huruf syamsiyyah, ditulis dengan menggandeng huruf syamsiyyah yang mengikutinya serta menghilangkan huruh 1- nya: ditulis
as-sama
VI
~\ IX.
Huruf
ditulis
asy-syams'
besar dalam tulisan latin digunakan sesuai dengan ejaan yang
diperbabarui (EYD). X.
Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat dapat ditulis menurut bunyi atau pengucapannya dan penulisannya. ditulis
zawil-furuudh atau zawi al-furuudh
KATA PENGANTAR
Puji beserta syukur penulis ucapkan kepada Allah yang Maha Kuasa, karena atas rahmat dan karuniaNya hingga terselesaikannya skripsi ini. Shalawat selia salam semoga tercurah atas Nabi Muhammad SAW yang telah dengan sabaI' dan ikhbs menunjukkan kita semua pada kebenaran yang haqiqi. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi syaratgelar strata satu Jurusan Tarjamab Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penu1is sangat menyadari, tanpa bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, penyusunan skripsi ini tidak dapat terselesaikan. Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas partisipasinya, terutama kepada: I. Bapak Dr. H. Abdul Chair. Dekan Fakultas Adab dan Humaniora
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakmia. 2. Bapak Drs. Ikhwan Azizi, MA selaku Ketua Jurusan Tmjamah. 3. Bapak Ahmad Syaekhuddin, M. Ag selaku Sekretaris Jm'usan Tarjarnab. 4. Ibu Karlina Helmanita M. Ag selaku Dosen Seminar Skripsi yang te1ab memberikan kesempatan kepada Penulis untuk meneliti judul ini.
Vlll
5. Bapak H. Ahmad Ismakun I1yas, Lc, MA selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing Penulis menyusun skripsi ini. 6. Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakmla, Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora, Perpustakaan Utama Universitas Indonesia, perpustakaan Sastra UNJ, dan
lembaga-
lembaga lain yang telah membantu meminjamkan berbagai referensi yang Penulis butuhkan demi kelancaran penyllsunan skripsi ini. 7. Mama, Papa, Izah (kakak), Wawan (adik) yang senantiasa mendukllng dan memotivasi Penulis untllk menyelesaikan skripsi ini. "Makasih untuk kedut.l orangtl!ak;;, tanpa do '{{ Mama dan Papa, Fadli mungkin engga bisa menyusun skripsi ini, "
8. Kawan-kawanku. Ajay bin Amsar "tje-bonk" & Muse binti Nahrowi (terima kasih dah banyak bantuin gw), Imad "Hugo" bin Aim. Farid (makasih juga bantuannya!), Arie bin Hariri (c-:ori gw duluan), Cholid
Fumama bin Sadulloh, and Erwin Antonius basyaroh bin
YUl1US
(teruskan
jJerjuangan), Elang bin Sanusi, Windhi "chunk·,ai" bin Wajimin, Kodir (gw ga tau bokap loe!), Mbak Hajjah, Ballrul (makasih bukunya), icha,
shofa, mala, ella, hilda malcasih sem uanya! dan semua kawan-kawan yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu, (Semoga kebersamaan kita kan terulang kembali).
ix
9. Juga tak lupa penulis rnengucapkan terirna kasih kepada ternan-ternan seangkatan,
serta sernua pihak yang telah menyurnbangkan elernen-
elemen pendukung dalam proses penyelesaian skripsi ini, sernoga Allah SWT merldhai semua niat baik rnereka, Arniin. Penulls menyadari, meskipun telah sernaksirnal mungkin berusaha· dalam meneyelesaikan skripsi lni, maslh banyak kekurangan yang harus diperbaiki. Kritik dan saran membangun selalu Penulis harapkan demi penyempumaan skripsi ini.
Jakatla 14 Februari 2007 Penulis
DAFTARISI
Halaman HALAMAN PERSETUJUAN PENGESAHAN PANITIA UJIAN
.
PEDOMAN TRANSLITERASI
ii
KATA PENGANTAR
vii
DAFTAR lSI
BABI
ix
PENDAHULUAN
.
A. Latar Belakang
1
B. Pembatasan dan Pernmusan Masalah
6
C. Tujuan Penelitian
6
D. Metode Penelitian ..
7
E. Sistematika Penelitian
BAB II
;... 7
GAMBARAN UMUM PENERJEMAHAN DAN PERSONIFIKASI
;........ 9
A. Teori Penerjemaban
9
I. Pengertian Penerjemaban 2. Tahap-Tabap Peneljemahan 3. Metode-Metode Penerjemaban
9 ;
12 14
B. Definisi Gaya Bahasa ..
18
C. Definisi Personifikasi dalam Klasifikasi Majas BAB III
BABIV
20
BIOGRAFI PROF DR. HAMKA DAN KARYA-KARYANYA SERTA SEJARAH PENERJEMAHANNYA
24
A. Riwayat Hidup Prof. Dr. HAMKA
24
B. Pendidikan, Karir dan Karya-Karya Prof. Dr. HAMKA
25
C. Gaya Peneljemahan Prof. Dr. HAMKA
32
,
ANALISIS TERJEMAHAN AYAT-AYAT PERSONIFlKASI DALAM SURAT AL-BAQARAH
BABV
,
,
, ,
PENUTUP A. Kesimpulan B. Rekomendasi
DAFTAR PUSTAKA
34
,
48 48 49 50
BABI PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Alqur'an merupakan mukjizat yang diturunkan oleh Allah SWT kepada seluruh manusia melalui perantara rasul-Nya dengan lafadz dan maknanya. Alqur'an l11emiliki nilai bahasa sastra yang tinggi, di dalamnya terdapat gaya dan ungkapanungkapan yang kuat dan sarat makna. Memahami makn.a dan kandungan Alqur'an diperlukan adanya suatu disiplin ill11u. Salah satu disiplin ill11u tersebut
ad~lah
Balaghah. Hal ini dikatakan oleh Ali al Jarim dan Mustafa Amin, bahwa Balaghah
l11erupakan suatu disiplin ill11u yang digunakan untuk l11engungkapkan keindahan dan kejelasan berbagai macam lIngkapan berdasarkan pada kejernihan jiwa dan ketelitian l11enangkap ungkapan-ungkapan tersebut. Ilmu Balaghah meliputi Ilmu Bayan, Ma'ani, Badi'. Ilmu Bayan l11empunyai tiga bagian yaitu Tasybih, majaz, dan kinayah. Personifikasi adalah bagian dari majas (tidak sebenamya), sehingga dapat diketahlli l11aksud dan tujuan dari ungkapan tersebut. I
I Howar. M. Fredespel, Kajian Qur'an Di Indonesia Terjemahan Drs. T. Arifin, (Bandung: Maza, 1996), h. 19
2
Dalam ayat-ayat Alqur'an banyak kata atau kalimat retoris, sehingga dalam menafsirkan tidak cukup dengan hanya mengetahui makna hakiki (makna leksikal) tetapi juga hams dengan makna majazi yaitu makna kiasan atau maknaperluasan. 2 Personijikasi ialah sub bab dari Isti'arah yang mempakan cabang dari majas lughawi. Isti 'arah adalah tasbyih yang dibuang salah satu tarafnya. Oleh karena itu,
hubungan antara makna hakiki dengan makna majazi adalah musyabahah selamanya. 3 Menurut para ulan1a Ilmu Bayan, Isti 'arah ialah kata yang digunakan untuk selain arti yang ditetapkan, karena adanya persesuman kesempaan antara arti yang dimaksudkan dengan arti yang ditetapkan, bersm11a itu pula terdapat kata yang menghalangi makna aslinya. 4 personijikasi merupakan suatu gaya bahasa yang menggan1bm'kan suatu
benda yang tak bernyawa se0!ah-olah dia memiliki sifat kemmmsian. 5Karel1R itulah apabila kita mempergunakan personijikasi, kita memberikan ciri-ciri atau kualitaskualitas pribadi orang kepada benda ym1g tidak berwarna ataupun gagasan-gagasan. Dengan kata lain, personijikasi (penginsanan) ialah jenis gaya bahasa yang melekatkan sifat-sifat insani kepada barang yang tidak bernyawa dan ide yang abstrak. 6 Misalnya: "Gunung bel'selimutkan awan"
Hasyim Abdul Fatah, AI-Bayan Fi Da 'ul Asalibi Alqur 'an, (Kairo Mesir: Damn al·Nahdah) I·!ifni, Bek Dayyab, Kaidah Tata Bahasa Arab, (Jakarta: Nnsa Indah, 1989), h. 485 4 Saad Ahmad al Hasyimi, Mutiara Ilmu Balagah, (Snrabay.: Mutiara !lmu, 1982), h. 85 5 Gmys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, TTH), h. 70 6 Henri Guntur Tarigan, Pengajaran Semantik, (Bandung: Angkasa, 1993), h. 123 Ii 2
3
3
\i
I
,,'d . J,a'':¥1 wL.
(Harapan mati. fafu kami putus asa) Pada contoh di atas kita temui kata berselimutkan, kata tersebut termasuk
personijikasi, di mana gunung seperti manusia, bisa rnemakai seHmut, maksud berselimutkan di atas adalah tertutup.
Pada contoh kedua J..,l (harapan) seperti
makhluk yang bernyawa, bisa mati, dan maksud mati di sini adalah sirna. Yang ditanlpilkan pada contoh di atas adalah musyabbahnya, sedangkan musyabbah bihnya ditiadakan. Dalanl kaitannya dengan Alqur'an. personijikasimemilikiperanal1 penting untuk mengungkapkan makna yang terdapat didalamnya, sehinggadapat dipahami maksud dan tujuan dari ayat-ayat Alqur'an tersebut. Personijikasi merupakan bel1tuk
retorika, yaitu penggunaan kata-kata dalam berbicara atau menulis untuk I11eyakink<m ataupun mempengaruhi para penyimal( atau pembaca.
Person!flkasi merupakan suatu gaya bahasa yang 111empullyai hubul1gan erat dengan kosakata, yaitu hubungan timbal balik, dimana semakin kayakosakata seseorang, semakin mantap pula dia memahami makna kosakata ltu, maka semakin beraganl pula gaya bahasa yang dapat dimanfaatkannya. Selain itu, semaldn mudah pula dia memahami makna gaya bahasa personijikasi yang terkandung dalam Alqur'an. Kaitannya dengan peneJjemahan, adanya
pel1e~jeI11ahan
Alqur'an yang
berbeda mendorong penulis untuk menganalisisgagasan Prof. Dr. Hall1kadalam menerjemahkan ayat-ayat personijikasi agar para pembaca dapat memahaminya.
4
Contoh ayat Alqur'ill1 yang mengandung personifikasi, terjemahan Prof. Dr. HAMKA:
"yang demikian ialah karena mereka berkata: sekali-kali kami tidak akan disentu/z ole/z aei neraka, melainkan beberapa hari saja. Karena mereka telah di tipu dalam hal agama mereka, oleh karangan-karangan (pemimpin-pemimpin) mereka. " (Q.S Ali Imran:24) Pada ayat di atas, terdapat kalimat "disentuh oleh api neraka", kalimat tersebut merupakaJ1 perscnifikasi, di mana sealah-olall api aeraka itu seperti makhluk yang bemyawa bisa menyentuh. Jadi, maksud disentuh di sini adalah masuk ke dalam, dill1 penulis dapat mengartikaJ1nya "masuk ke dalam api neraka. " Dari contoh di atas dapat kita ketahui bahwa Hamka menerjemahkan Alqur'an lebih sesuai sebagaimana aslinya, jadi tidak berbeda dengaJ1 kalimataslinya, dan beliau ingin mencoba memberikan peneIjemahaJ1 yaJ1g terbilaJ1g tekstual, jadi sesuai dan tidak merubah arti dari teks aslinya. PenerjemahaJ1 yang baik adalah upaya menggaJ1ti teks sumber dengan teks yang sepadan dalam bahasa sasaran yaJ1g diteljemahkaJ1 sebagaimana makna yang dimaksudkaJ1 pengarang. 7 SeOl'ang peneIjemah selain mengkomunikasikaJ1ketepataJ1 makna dari suatu naskah, dia juga bisa memberikill1 kesaJ1 akaJ1 rasa (jlavour) bahasa 7
Rochayali Mahali, Pedoman Bagi Penerjemah, (Jakarta: PT Grasindo), h. 5
5
kepada pembacanya. Rasa bahasa hanya akan tercapai lcwat pengungkapan gaya yang dipergunakan penulisnya. 8 Gaya mcrupakan sifat khas yang paling penting dalam setiap penulisan. Dengan kata lain, makna dan gaya teljemahan haruslah serupa. Meskipun pekerjaan ini kelihatan mudah, tetapi kita perlu mer:ilai dan meneliti beberapa unsur yang agak bertentangan. Banyak ahli bahasa yang menerjemahkan Alquran dengan gaya yang berbeda, seperti, Ahmad Hasan yang meneljemahkan Alquran dengan metodc, yakni suatu cara yang teratur untuk mencapai pel11ahal11an yang benar tentang apa yang dimaksudkan Allah swt. Di dalal11 Alqur'an, demikian pula dengan Prof. Dr. Hamka, beliau adalah seorang yang dikenal sebagai salah seorang sastrawan yang mampu mcnerjemahkan Alquran. Meskipun hanya mendapat pendidikan formal kurang dar; 2 (duo.) tahun di Sekolah Rakyat (SR) dan 7 (tujuh) tahun pendidikan agama dari berbagai guru, namun berkat pendidikan pribadi dari ayahnya, dasar bahasa Arabnya dan pengetahuan keislamannya cukup untuk belajar sendiri selanjutnya. Sastra tertulis dan sastra lisan Minangkabau sangat berpengaruh atas jiwa Hamka, demikian pula petatah petitih memberikan bekas mendalam kepada gaya bailasa Hamka, yaitu bahasa melayuY Ragam penerjemahan Hamka adalah ragam pcnerjemahan harfiah. Gaya penerjemahall Hanlka lebih sesuai dan tepat sebagaimana aslinya, jadi sama sekali tidak berbeda dengan kalimat aslinya. beliau juga ingin mencoba memberikan
8
9
Nurachman Hanafi, Teori dan Seni Menteljemahkan, (Jakarta: Nusa Indah, 1986), eel. Ke-I Nasir Tamara, Hamka di Mata Hati Ummat, (Jakarta: Puslaka Sinar Rarapan, 1996), h. 121
6
penerjemahan yang terbilang tekstual, jadi sesuai dan tidak merubah arti dari teks aslinya. Untuk itulah melalui skripsi ini, Penulis ingin mengallalisisdal1 mengetahui lebih jauh tentang personifikasi dalam Alqur'an khususnya dalam teJjel11ahan Prof. Dr. Hamka. Mengacu pada ungkapan di atas, bahwa surat AI-Baqarah adalah surat terpanjang dan kaya akan personifikasi, maka Penulis menganalisa Alqur'an surat AI-Baqarah yang mengandung personifikasi. Judul ini adalah PERSONIFIKASI DALAM SURAT AL-BAQARAH (Analisis terhadap Terjemahan Alqur'an Prof. Dr. HAMKA) B.
Pembatasan dan Perumusan Mllsahh 1. Apa fungsi ayat-ayatpersonifikasi dalam surat AI-Baqarah?
2. Bagaimana Prof. Dr. HAMKA menerjemahkan ayatpersonifikasi dalam surat AI-Baqarah? 3. Apa kelebihan penerj emahan personifikasi terjemahan Prof. Dr.· HAMKA? C.
Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah: I. Untuk mengetahui fungsi ayat-ayat personifikasi dalam surat AlcBaqarah terjemahan Prof. Dr. Hamka! 2. Untuk mengetahui bagaimana Prof. Dr. Hamka rneneljemahkanayat-ayat personifikasi dalam surat AI-Baqarah!
7
3. Untuk mengetahui kelebihan penerjemaJ1anpersonijikasi terjemahan Prof. Dr. Hamka! D.
Metode Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalal1 metode ana/isis
deskriptif dengan berlandaskan penelitian terhadap teks hasil teljemal1an sebagai objek penelitian, yaitu surat AI-Baqaral1. Dengan memfokuskan kepada gaya bahasa personifikasi. Kemudian membedakan dan membandingkan dua konsepberbeda dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran Adapun telmik penulisan yang digunakan dalam penyusunan penelitian ini, berpedoman pada buku Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi yang disusun oleh UIN Sayarif Hidayatullah hkarta. E.
Sistematika Penulisan Adapun sistematika penuisan terdiri dari :
BABI
Pendal1uluan meIiputi; latar belakang, pembatasandan pernmusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian,dan sistematika penulisan.
BAB II
Mengemukakan gambaran umum penerjemahan dan personifikasi yang berisi tentang teori teljemal1an meliputi; definisi pel1eIjell1al1an, tal1ap-tal1ap peneljemal1an, dan metode-metode peneljemal1an; definisi gaya baJ1asa; definisi personifikasi ·dalam k!asifikasi majas.
8
BAB III
Biografi
Prof Dr.
Hamka
dan
karya-ikaryanya
serta
sejarah
penerjemahannya, meliputi; Riwayat hidup Prof. Dr. Hamka, sejarah dan karya-karyanya, gaya peneljemahan Prof Dr. Hamka. BABIV
Analisis terjemahan AI-Qur'an I'rof. Dr. Hamka terhadap ayat-ayat personifikasi dalam surat AI-Baqarah.
BABV
Penutup meliputi; kesimpulan dan rekomendasi serta daftar pustaka yang menjadi rujukan dalam penulisan skripsi.
BABIl GAMBARAN UMUM PENERJEMAHAN DAN PERSONIFIKASI
A. Teori Penerjemahan Apa yang dimaksud dengan teon penerjemahan itu? Teori penerjemahan adalah suatu gagasan yang dapat dipakai sebagai acuan untuk menerjemahkan satu bahaSB. kc baha~a lain. l Dalam hal ini, yang dimaksuJ ialall penerjemahan bahasa Indonesia ke bahasa Arab atau sebaliknya. Dalam metode untuk mencapai tujuan tersebut, bahasa Indonesia dapat disebut bahasa pertama atau bahasa sumber (BSu) dan bahasa Arab disebut bahasa kedua atau bahasa sasaran (BSa). Untuk memperjelas teori peneJjemahan di atas, berikut akan Penulis paparkan mengenai penerjemahan .
1. Pengertian Penerjemahan Penerjemahan (translation) selama ini didefenisikan berbagai cara dengan latar belakang dan pendekatan yang berbeda. Para pakar terjemah mengutarakan I Sefia Rangkuti-Hasibuan. Teori Terjemahan dan Kaitannya dengan Tala Bahasa fnggris" (Jakarta: Dian Ral:ya!) h. 1
10
pengertian teljemahan melalui berbagai macam aspek, baik dalam aspek sebuah proses peneljemahan (proses heatif) atau sebuah keterampilan tersendiri (bakat). dan bahkan, sebuah sarana pemindahan pesan dari teks Bahasa Sumber (BSu) ke dalam Bahasa Sasaran (BSa). Artinya, bahwa sebuah terjemahan harus dapat sesuai dengan apa yang dipesankan oleh penulis, melalui teks-teks yang akan diterjemahkan oleh penerjemah. Baik dalam memilih kata yang sepadan (diksi), ataupun sebuah kata yang l11emiliki keterkaitan makna yang sesuai dari pesan teks yang akan diterjemahkan. Catford mengatakan dalam bukunya A Linguistic Theory of Translation, tentang defenisi penerjemahan, yakni the replacement of textual material in one
longuage (SL) by equivalent teytual lilatNial in unother language (fL). (l11engganti bahasa teks dalam bahasa sumber (BSu) dengan bahan teks yang sepadan dalam bahasa sasaran (BSa).2 Newmark juga mengatakan, rendering the meanlllg of a text into another language in the way that the authof intended the text, (menerjel11ahkan l11akna suatu teks ke dalal11 bahasa lain sesuai dengan yang dimaksudkan pengarang).3 Kemudian, J. Levy, mendefenisikan hal yang sal11a dalam bukunya Translation as A Decision Process, seperti yang dikutip Nurachman Hanafi:
Translation is a creative process which always leaves the translator a freedom ofchoice between several approximately equivalent possibilities ofrealizing 2 J.C Calford, A Linguistic Theory a/Translation, (London: Oxford University Press, 1974), Fourth Impression, p. 20 3 Rochayah Machali, Gp. Cit., h. 5
II
situational meaning. (teljemahan merupakan proses kreatif yang memberikan kebebasan bagi penerjemah buat memilih kemungkinan padanan yang dekat dalam mengungkapkan makna yang sesuai dengan situasinya).4 Adapun Eugene A. Nida dan Charles R. Taber, dalam buku mereka The TheOlY and Practice of Translation, memberikan defenisi penerjemahan sebagai berikut: Translation consist in reproducing in the receptor lang.uage the closest natural equivalent of the source lang.uage massage, first in terms of meaning and secondly in terms of style. s (meneljemahkan merupakan kegiatan menghasilkan kembali di dalam bahasa penerima barang yang secara sedekat-dekatnya dan sewajarnya sepadan dcngan
p~san
dalam bahasa sumber (Bsu), pertama-mma
mengangkul maknanya dan kedua menyangkul gayanya). Itulab lima pendapat lokoh penel:jemah yang masing-masing menyalakan pendapaluya. Walau begitu, kila dapal mengambil kesimpulan di antara pendapat lersebul yailu, lerjell1ah merupakan upaya pemindahan atau pencarian padanan dari leks bahasa sumber (BSu) ke dalam teks bahasa sasaran (8Sa)
dengan
memperhalikan malma yang diinginkan, bam kemudian memperhatikan gaya bahasanya.
.. Nurchman Hanafl, Teori dan Seni Meneljemahkan. (Flores: Nusa Indah, .1986), Cel.l , h.24 5 Eugene A. Nida and Charles R. Taber, The Theory and Practice of Translation. (Leiden: The United Bible Societies, 1974), p. 12
12
2. Tabap-Tabap Penerjemaban Tahap-tahap penerjemahan terdapat tiga tahapan yang harns dilakukan oleh penerjemah, diantaranya: a. Ta/wp Ana/isis
Seorang penulis menuliskan sesuatu tentunya ia ingin menyampaikan sesuatu pesan kepada pembacanya. Hal ini juga berlaku bagi teks ekspresif (perwujudan perasaan) seperti puisi. Mustahil seorang penulis puisi menulis sesuatu tanpa ingin perasaannya diwujudkan dalam puisi, dan juga dirasakan orang lain. Selain itu dapat pula dilakukan seputar gaya bahasa yang digunakan oleh penulis, struktur garamatikal, pemilihan kata (diksi), frasa dan kalimal. Pada tahapan analisis ini, penerjemah dianjurkan untuk memahami teks bahasa sumber (Bsu) yang akan diterjemahkan. Dalam penelusuran sebuah analisis dapat dilakukan berupa pertanyaan seputar teks sepe:1], apa maksud pengarang l11enuliskan teks ini? Apakah untuk l11enjelaskan s"suatu (eksposisi), atau untuk bercerita narasi, atau untuk l11empertahankan pendapat (argumentasi), ataukah untuk mempengaruhi pendapat umum (persuasi), Bagaimana pengarang/penulis menyampaikan maksud tersebut? Bagaimana gaya dalan1 pemilihan kata, frase, dan kalimat? Ketika sudah mempunyai gambaran yang jelas, barulah ia dapat memulai proses selanjutnya.
13
b. Taltap PellgalilulII
Dalam tahapan ini seorang penerjemah berupaya untuk menggantikan unsur teks bahasa sumber (BSu) dengan unsur teks bahasa sasaran (BSa) yang sepadan. Sepadan pada segala unsur dalam teks. Baik bentuk maupun isinya harus disepadankan.
Tapi kesepadanan bukanlah kesal11aan.
6
Sebuah
terjemahan yang ideal adalah yang tidak hanya berupaya mentransfer pesan, namun juga seluruh teks sebagai totalitas, dimulai dari bentuk linguislik sepelti susunan frase, snsunan dan benluk kal irnal hingga sal11pai pada suasana balin leks. 7 Pada lahapan pengalihan ini pun, seorang penerjel11ah l11engajukan beber2pa
p~rlanyaan
sebagai upaya pertimbangan dalam melakuJ
pengalihan. Di anlara pertanyaan lersebut adalah: apakah maksud yang ingin disampaikan pengarang tersebul harus dipeltahankan dalam leks lel:jemahan? Dapalkah penerjemahan mengubah maksud dalam leks? Kalau boleh mengubah, seberapa banyak alan seberapa jauh dan mengapa? Kalau boleh mengubah, seberapa banyak alau seberapa jauh dan mengapa? Jawaban dasar lerhadap pertanyaan ini adalah: penerjemah harus mempertahankan maksud yang ingin disampaikan pengarang. 8
Rochayah Machali, Gp. Cit., h. 35 Ibou Rurdah, Menjadi Penerjemah, (Metode dan waw"san menerjemahkan leks Arab), (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 2004). Cet. I, h.32 6
7
8
Ibid.
14
Sesudah tahap analisis dan tallap pengalihan dilalui dengan baik, tahap terakhir yang harns dijalani adalah tahap penyerasian.
c. Tallap Pel1yerasial1 Pada tahap ini penerjemah dapat menyesuaikan bahasanya yang masih terasa kalm untuk disesuaikan dengan kaidah bahasa sasaran (BSa). Di samping itu, mengkin juga terjadi penyerasian dalam hal peristilahan, apakah sudah menggunakan istilah yang umwn digunakan ataukah yang baku. Pada tahap penyerasian ini, penerjemahdapat melakukanflya. sendiri, atau bisa juga orang lain yang melakukannya. Akan lebihbaik apabila penyerasian itu dilakukan oleh orang lain. Alasannya, penerjemah biasanya merasa sulit untuk mengoreksi hasil teljemahannya sendiri,karena secara psikologis ia akan beranggapan bahwa terjemahannya sudah bagus/tepat, bahasallya sudah cukup alamiah dan wajar, danlaill sabagaillya.
3. Mctodc-Metode Pcncrjcmahan
Newmark, mengajukan dua metode penerjemallan yaitu: 9
a.
Metode yang memberikan penekanan terhadap Bahasa Sllmber (BSu) Pada metode jenis ini, penerjemah bernpaya mewnjudkan kembali dengan
setepat-tepatnya makna kontekstual teks sumber, meskipwldijwnpai hambatan sintaksis dan semantis pada teks sasaran (yakni harnbatan bentuk dan makna). Mctode ini dituangkan dalam beberapa model penetjell1ahan: 9
Rochayah Machali, Op. Cit., h. 49
15
1. Peneljemahan Harfiah Menurut Savory (1986) dalam bukunya yang berjudul "The Art of Tranlation", penerjemahan harfiah disebut sebagai faithfit/ translation. Ia berpendapat bahwa seorang penerjemah itu haruslah berlaku setia kepada naskah aslinya. Oleh karena itu bentuk asIi BSu harus dipeliahankan. 1o Konstruksi gramatikal bahasa sumber (BSu) dicarikan padanannya yang terdekat dalam bahasa sasaran. Tetapi peneljemahkemudian menyesuaikan susunan kata dalam kalimat terjemahan yang sesuai dengan bahasa sasaran dan penerjel11ahan kata-katanya dilakukaan terpisah dari konteksnya. Metode ini dapat digunakan sebagai l11etodepada tahap awal pengalih3n. Contoh:
~#-lf :Jii 0~ i3,'tlJ·fj;]-0}j "Jika
mereka berazam
tala Ie,
maka sesi'lngguhnya Allah Maha
Mendengar, Maha Mengetahui. " (Q.S al-Baqarah: 227) 3. Peneljemahan Setia Peneljemahan setia mencoba mereproduksi makna kontekstual teks sumber dengan masih dibatasi oleh strukturgranlatikalnya. Pada peneljemahan ini penyimpangan darisegi tata bahasa danpilihankata l11asih tetap dibiarkan, penerjemahan ini juga berpegangteguhpada maksud dan tujuan teks sumber, sehinggahasil teIjeniahantersebut
JO
Nurachman Hanafi, Gp. Cit., h. 56
16
kadang-kadang terasa "kaku" dan seringkali aSll1g. Metode ini dapat dimanfaatkan
untuk
membantu pent'rjemahan dalam proses awal
pengalihan. Contoh: ""
~
..... ".';;i.J' -::
~~~.,. C~.u.ll "Jika
mereka
berazam
talak,
...... ..... ~
~ ~
J ........
'"
upzYlWlly f ulJ
maka sesungguhnya Allah Maha
Mendengar, Maha Mengetahui. " (Q.S al-Baqarah: 227) 4. Penerje,nahan Semantis Penerjel11ahan ini lebih mempertimbangkan unsur estetika teks bahasa sumber (BSu) dengan mengkol11prol11ikan makna se1ama masih dlaam batas kewajaran. Dalam perbandingannya dengan teori penerjel11ahan selia. peneljemahan semanlis lebih "luwes", karena lidak lerikat oleh bahasa sumber seperti penezjel11ahan selia. Selain itu, kata yang hanya sedikil bermuatan budaya dileljemahkan dengan kata yang netral atau istilah yang fungsional. TeJjcmahan semantis terfokus pada pencarian padanan pada tataran kata dengan tetap terikat pada budaya BSu. II Contoh: J}
.....
~
"'..--;;J,J';:
............. -;:
'"".
J..-__
."
~&~.WluJ.9~IIYfulJ "Jika mereka telah bertetap hati untuk talak, maka sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. " (Q.S al-Baqarah: 227)
II M. Rudolf Nababan, M, Ed, Teori Menerjemahkan Bahasa lnggris, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999), Cet Ke-I, h. 29
17
b. Metode yang memberikan penekanan terhadap Bahasa Sasm·an (BSa) Pada metode ini, penerjemah harus berupaya menghasilkan dampak yang relatif (tidak l11utlak) sama dengan yang diharapkan oleh penulis asli terhadap pembaca versi bahasa sUl11ber (BSu). Teljemahan ini berbentuk penerjemahan bebas dan penerjemahan komunikatif.
I. Penerjemahan Bebas Dalam peneljemahan in;, penerjemah dalanI l11enerjemahkan bahasa sumber (BSu) ke dalam bahasa sasaran (BSa) tidak terikat pada bentuk l11aupun struktur kalimat dalal11 yang terdapat dalam teks sumber, akan tetapi penerjemah harus l11engutamakan isi pesandan l11engorbankan bentuk tel,s sUl11ber tersebClt. Conto!l :
··.Jika mereka telah benar-benar bertetap hati untuk bertalak, maka sesungguhnya Allah Maha Mendengar juga Maha Mengetahui." (Q.S al-Baqarah: 227)
2. Peneljemahan Komunikatif Penerjema11an komunikatif bermaksud mengupayakan reproduksi makna kontekstual dengan sedel11ikian rupa, dan sehingga dad aspek kebahasaan dan isi dapat langsung di mengerti oleh pembaca atau pendengar. Contoh:
18
"Jika mereka telah bertetap hati untuk bertalak, maka sesungguhnya Allah Maha Mendengarjuga Maha Mengetahui, " (Q,S al-Baqarah: 227) B. Defenisi Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah satu di antara bagian dari ilmu bahasa, Oleh karena itu bahasa sebagai alat bantu untuk memahami beragam karya, baik berbentuk tulisan bebas ataupun :,astra, Sementara gaya bahasa sering dikellal dalam returika dengan istilah "style ", yaitu kemampuan dan keahlian mellulis aLau mengunakan kata-kata rlengan alat bantu lidah, Dalam kaidah bahasa, gaya bahasa adalah suatu ungkapan pikira:J melalui bahasa, yang seCal'a tcrsendiri memperlihatkanjiwa dan kepribadian penulis. lL Menurut HE. Jasill gaya bahasa adalah "perihal memilih dan mempergunakan
kata sesuai
u'~ngan
isi yang ingin disampaikan, menyangkut juga
masalah
bagaimana menyusun kalimat seeara efektif, esteti.\' dan ma,njJu memberikan gambaran kO.'1gla·it kepada benak pembaea,
,,/3
Sedangkan menurut Slamet Mulyalla gaya bahasa "merupakan susunan
perkataan yang tetjadi karena perasaan dari dalam hat! pengarang, dengan sengaja ataupun tidak dapat menimbulkan suatu perasaan tertentu dalam benal pembaea, ,,14
Gorys Keraf, Op, CiI., h. 13 Literatus Tenydoe Tjahyono, Sastra Indonesia Pengantar dan Teori (Flores: Nusa Indah, Gajah Mada University Press, 1997), h. 264 14 Rahmat Djoko Pradopo, Pengkajian Puisi AnaUsis Strukturat dan Semiotik, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press. 1997), h. 264 12
13
19
Jadi, gaya bahasa adalah
"penggunaan bahasa secw'a khusus untuk
mendapatkan nitai seni, yaitu cara yang khas dipakai seseorang untuk mengungkapkan diri atau kepribadian (gaya pribadi). " Secara umum, gaya bahasa adalah ungkapan untuk menunjukkan efek tersendiri, baik berupa estatis ataupun kepuisian, dengan jalan membandingkan satu hal ataupun permasalahan dengan hal yang lain, Pelllakaianbahasadigunabm secara imajinatif bukan dalan1 pengeliian yang benar-benar secm'a illlliah(pembicaraan) saja, tetapi bertujuan untuk meyakinkan danlllempengaruhi penyimak dan pembaca. Setiap peneljemah harus perJu mempertimbangkan gaya bahasa dalam konteks penerjemahannya. Namun dalam penerjemahan buku-buku illl1iah, biasanya para pene!jemah tidak terlalu mengahadapi kesulitan sebab gayabahasa ym1g dipergunakan pengarang sumbernya formal dan informatif yang terkandung dalam buku itu dapat dengan mudah dialihkan. C. Defenisi Personifikasi dalam Klasifikasi Majas
Personifikasi lIlerupakan majas yang lIlenggalllbarkan benda atau ide sebagai sosok nyata (manusia) yang memiliki perasaan dan kehidupan. Lebih luas lagi dalam menjelaskan personifikasi bukan hanya manusia saja akan tetapi yang memiliki sifat makhluk hidup seperti hewan dan tumbuh-tumbuhan. Desalmand etal (1998:35) niengemukakan bahwa personifikasi mendeslaipsikm1 benda atau ide dengan melekatkan ciri atau sifat makhluk hidup.15
15
Desalmand, P. el.al, L'Etl/de Litte'raire, (Paris: Halier, 1999)
20
Personifikasi dalam Dictionnaire Fondamentale du Frant;ais Litteraire didefenisikan sebagai berikut: "Personijikasi adalah majas yang memperkenalkan ide, perasaan, abstraksi atau semua benda mati sebagai makhluk hidup. "
Di bidang retorika, majas adalah alat pengungkapan kebahasan yang penting. Majas tidak hanya terdiri dari satu jenis saja, tetapi terdiri dari beberapa jenis. Moeliono
mengklasifikasikan
maJas
menjadi
maJas
perbandingan,
maJas
pertentangan, dan majas pertautan yang ketiganya memiliki subkalsifikasi tersendiri, dijelaskan sebagai berikut: 16 a) MCljas perbandingan, terdiri dari perumpamaan yang disebut juga sebagai Simile, Metafora, dan penginsanan yang dikenal sebagai Personifikasi. i.
Simile
Simile adalah perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berlainan dan sengaja kita anggap sama, dengan menggunakan kata seperti, sebagai, ibarat, umpama, bak, laksana. Misalnya, seperti gajah masuk kampus, ibarat pasang
masuk muara. ii Metafora
Metafora adalah simile yang dipadatkan tanpa menggunakan kata seperti, atau ibarat. Misalnya, anak emas, buah hati.
16 Moeliono, Diksi atau Pilihan Kala da/am Kembara Bahasa: Kumpulan Karangan Tersebar, (Jakarta: Gramedia, (989)
21
iii. Personifikasi
Personifikasi adalah jenis majas yang melekatkan sifat insa'1i pada benda tak bemyawa dan ide abstrak. Misalnya, angina yang meraung. penelitian menuntut kecermatan, cinta itu huta.
b) Majas pertentangan meliputi Hiperbola, Litotes, dan Irani. i.
Hiperhola
HiperboJa adaJah ungkapan yang melebihkan apa yang sebenarnya dimaksudkan baik dalam jumlah, llkuran, atau sifat. Misalnya, sejuta kenangan indah, terkejut setengah mati. ii. Litotes
Litotes adaJah majas yang daJam pengllngkap'lnnya menyatakan seSllr.tu yang positlf dengan bentuk negatif, atau sebaliknya. Litotes mengurangi atau meJemahkan kekuatan
pen'yataan
yang
sebenrnya.
MisaJnya,
untuk
mengatakan sesuatu yang hasiJnya baik kita menggunakan bentuk hasilnya tidak mengecewakan. iii. Irani
Irani ialah majas menyatakan makna yang bertentangan dengan maksud menyindir, memberikan kritik seeara tidak langsung. Maksud itu dapat dicapai dengan mengemukakan, a) makna yang berlawanan dengan makna yang sebenarnya, b) ketaksesuaian antara harapan dan kenyataan, dan c) ketaksesuaian antara suasana yang diketengahkan dan kenyataan yang
22
mendasarinya. Misalnya, sudah pulang engkau; baru pukul dua malam. (Ayah yang menunggu anak gadisnya pulang). Laporanmu yang terakhir waktu lebaran tahun lalu bukan? Maklum kita sibuk sekali. (Atasan yang menantikan laporan yang tak kunjung dating). c) Majas pertautan terbagi menjadi:
Metonimia.
Sinekdoke,
Kilatan, dan
Eufimisme. i.
Metonimia Metonimia merupakan pemakaian nama ciri atau nama hal yang ditautkan dengan orang, barang atau hal sebagai penggantinya. Kita dapat menyebut pencipta atau pembuatnya jika yang kita maksud adalah ciptaannya atau butannya, ata!.! kita ciapat mcnyebut baha1Juya jika yang; kita maksudkr.n barangnya. Misalnya, (Kwya) Chairil Anwar dapat kita nikmati, Amir hanya dapat (medali) perunggu, (kesebelasan) Jakarta lawan (Kesebelasan) Medan.
ii. Kilatan Kilatan menunjuk secm'a tidak langsung ke suatu peristiwa atau tokoh berdasarkan pranggapan adanya pengetahuan yang dimiliki oleh pengarang dan pembaca dan adanya keman1puan pada pembaca untuk menangkap pengacuan itu. Misalnya, Apakah peristiwa Madiun akan terjadi? (Kilatan yang mengacu ke pemberontakan kaum komunis).
23
iii. E4fimisme Eufimisme adalah ungkapan yang lebih halns sebagai pengganti ungkapan yang dirasakan kasar,yang dianggap merugikan, atan tidak menyenangkan. Misalnya, meninggal, bersenggama, tinja, tunakwya.
BABm BIOGRAFI PROF DR. HAMKA DAN KARYA-KARYANYA SERTA SEJARAH PENE:RJEMAHANNYA
A. Riwayat Hidup Prof. D.o. Hamka
HAMKA (1908-1981), adalah akronim kepada nama sebenar Haji Abdul Malik bin Abdul Karim Amrnllah. Beliau adalah seorang ulama, aktivis politik dan penulis Indonesia yang am'lt terkenal di alanl Nnsaatara. Heliau !ahir di sebuah desa bernama Tanah Simh, Dalam Nagari, Sungai Batang di Tepi danau Maninjau pada tangga! 14 Muharram 1326 H bertepatan dengan tanggal 17 Febrnari 1908 M. I J\.yahnya ialah Syeikh Abdul Karim bin Amrnllah atau dikenal dengan sebutan Haji Rasul, seorang pelopor Gerakan [slab (tajdid) di Minangkabau, sekembalinya dari Makkab pada talllln 1906. BeHan diberikan sebutan Buya, yaitu panggilan buat orang Minangkabau yang berasal dari kata abi, abuya dalam bahasa Arab, yang berarti ayah kanli, atau seseorang yang dihormati.
I Nasir Tamara, Buntaran Sanusi, Vincent Djauhari (ed), Hamka; Di Mala Hati Ummal, (Jakarta: Sinar Harapan, 1984), cet. Ke-2, h. 51
25
Ayahnya adalah Syekh Abdul Karim bin Amrullah, yang dikenal sebagai Haji Rasul,
yang merupakan pelopor Gerakan
Islah (tajdid) di
Minangkabau,
sekembalinya dari Makkah pada tahun 1906. B. Pcndidikan, Karir dan Karya-Karya Prof. Dr. HAMV..A
HAMKA pada waktu kecilnya dikenal dengan sebutan Abdul Malik, memulai pendidikannya dengan membaca Alqur'an di rumah orang tuanya. GUlUnya adalah ayahnya sendiri, bam pada usia tujuh tahun HAMKA disekolahkan di sekolah yang ada di desa dimana HAMKA tinggal. Mereka pindah dari Manit1iau ke Padang Panjang pada tahun 1914 M. HAMKA mendapat pendidikan rendah di Sekolah Dasar Maninjau sehingga DatjalJ Dua. Ketika usia HAMKA mencapai 10 tahl.m, ayclmya
tdahmendjrikat~
Sumatera Thawalib di Padang Pa!1iang. Di situ HAMKA mempelajari agama dan mendalami bahasa Arab. HAMKA juga peruah mengikuti pengajat'an agama di surau dan masjid yang diberikan ulama terkenal seperti Syeikh Ibrahim Musa, Syeikh Ahmad Rasyid, Sutan Mansur, R.M. SUljoparonto dan Ki Bagus Hadikusumo.2 Hatnka mula-mula bekerja sebagai guru agatna pada tahuh 1927 di Perkebunatl Tebing Tinggi, Medatl dan guru agatna di Padangpanjang pada tahun 1929. HAMKA kemudian dilantik sebagai dosen di Universitas Islatn, Jakarta dan Universitas Muhammadiyah, Padangpanjang dat'i tahun 1957 hingga tahUll 1958. Setelah itu, beliau diangkat menjadi rektor Perguruat1 Tinggi Islatn, Jakarta dan
2
1993) h.49
Dewan redaksi Ensklopedi [slam, Ensklopedi Islam, (Jak3l1:a: Ichtiar Baru Van Hoeve:
26
Profesor Universitas Mustopo, Jakalia. Dari tahun 1951 hingga tahun 1960, beliau menjabat sebagai Pegawai Tinggi Agama oleh Menteri Agama Indonesia, tetapi meletakkanjabatan itu ketika Sukarno menyuruhnya l11emilih antara menjadi pegawai negeri atau bergiat dalam politik Majlis Syura Muslil11in Indonesia (Masyumi). Hal11ka adalah seorang otodidak dalal11 berbagai bidang ilmu pengetahuan seperti filsafat, sastra, sejarah, sosiologi dan politik, baik Islam maupun Barat. Dengan kemahiran bahasa Arabnya yang tinggi, beliau dapat menyelidiki karya ulama dan pujangga besar di Timur Tengah seperti Zaki Mubarak, Jmji Zaidan, Ahbas al-Aqqad, Mustafa al-Manfaluti dan Hussain Haikal. Melalui bahasa Arab juga, beliau meneliti karya s31jana Perancis, Inggris dan Jerman seperti Albert Camus, William J3111eS, Sigmund Freud, i\mold Toynbee, Jean Paul Smire, Karl Mmx dan Pierre Loti. Hamka juga rajin membaca dan bertukar-tukar pikiran dengan tokoh-tokoh terkenal Jakarta seperti HOS TjokroaminC'lo, Raden Mas Smjoparonoto, Haji Fachrudin, Ar Sutan Mansur dan Ki Bagus Hadikusumo sambil mengasah bakatnya sehingga menjadi seorang ahli pidato yang handal.
Hamka juga aktif dalam gerakan Islam melalui pertubuhan Muhammadiyah. Behau mengikuti pendirian Muhal11madiyah mu!ai tahun 1925 untuk melaW311 khurafat, bidaah, tarekat dan kebatinan sesat di Padang Panjang. Mulai tahun 1928, beliau mengetuai cabang Muhammadiyah di Padang PaI\jang. Pada tahun 1929, Han1ka mendirikan pusat latihan pendakwah Muhanmmdliyah d3l1 dua tahun kemudian beliau menjadi konsul Muhammadiya11 di Makassar. Kemudian beliau
27
terpilih menjadi ketua Majlis Pimpinan Muhammadiyah di Sumatera Barat oleh Konferensi Muhammadiyah, menggantikan S.Y. Sutan Mangkuto pada tahun 1946. Beliau menyusun kembali pembangunan dalam Kongres Muhanlmadiyah ke-31 di Yogyakarta pada tahun 1950.Pada tahun 1953, Hamka dipilih sebagai penasihat pimpinan Pusat Muhammadiah. Pada 26 Juli 1977, Menteri Agama Indonesia, Prof. Dr. Mukti Ali melantik Hamka sebagai ketua umum Majlis Dlama Indonesia tetapi beliau kemudiannya meletak jawatan pada tahun 1981 karena nasihatnya tidak dipedulikan oleh pemerintah Indonesia.
Kegiatan politIk HAMKA bel111Ula pada tahun 1925 apabila beliau menjadi anggota parti politik Sarekat Islam. Pada tahun 1945, beliau membantu menentang kemaraan kembali penjajah Belanda ke Indonesia melalui pidato dan menyertai kegiatan gerila di dalam hutan di Medan. Pada tahun 1947, HAMKA dilantik sebagai ketua Barisan Pertahanan Nasional, Indonesia. Beliau menjadi anggota Konstituante Masyumi dan
mel~adi
pemidato utama dalam Pilihan Raya Umum 1955. Masyumi
kemudiannya diharamkan oleh pemerintah Indonesia pacla tahun 1960. Dari tahun 1964 hingga tahunl966, HAMKA telah dipenjarakan oleh Presiden Sukarno kerana dituduh pro-Malaysia. Semasa dipenjarakanla11 maka beliau mula menulis Tafsir alAzhar yang merupakan karya ilmiah terbesarnya. Setelah keluar dari penjara, HAMKA dilalltik sebagai ahli Badan Musyawarah Kebajikan Nasional, Indonesia, anggota Majlis Perjalanan Haji Indonesia dan anggota Lembaga Kebudayaan Nasional, Indonesia.
28
Selain aktif dalam soal keagamaan dan politik, HAMKA merupakan seorang wartawan, penulis, editor dan penerbit. Sejak tahun I920-an lagi, HAMKA menjadi wartawan beberapa buah akhbar seperti Pelita Andalas, Seman Islam, Bintang Islam dan Seman Muhammadiyah. Pada tahun 1928, beliau rnenjadi editor majalah Kemajuan Masyarakat. Pada tahun 1932, beliau menjadi editor dan menerbitkan majalah al-Mahdi di Makasar. HAMKA juga pernah menjadi editor majalah Pedoman Masyarakat, Panji Masyarakat dan Gema Islam.
Hamka juga menghasilkan karya iImiah Islanl dan karya kreatif seperti novel dan cerpen. Karya ilmiah terbesarnya ialah Tafsir al-Azhar (5 jilid) dan antara novelnovelnya yang mendapat perhatian umum dan menjadi buku teks sastera di Malaysia dan Singapura termasuklah Tenggelanmya Kapal Van Del' Wijck, Di Bawah Lindungan Kaabah dan Merantau ke Deli.
Untuk
rnengetahui
berap::>
banyaknya baiklah
kita
usahakan
untuk
meghitungnya, berdasarkan judul buku yang pernah ditulisnya. HAMKA menulis dan mengarang sejak ta11un 1982 (Usia 17 tahun), diantara karya.-km·yanya:;
1. Khatibul Ummah, Jilid I. Ini merupakan permulaan mengarang yang dicetak dengan huruf Arab. Khatibul Ummah, artinya Khatib dai Umat.
2. Khatibul Ummah, Jilid 11. 3. Khatibul Ummah, Jilid 111.
3
11.335-339
Rusydi, Pribadi dan Martabat; Buya Prof. Dr. HAMKA (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1983),
29
4. Si Sabariah, cerita roman, huruf Arab, bahasa Minangkabau (1928), dicetak
sampai tiga kali. Dari hasil jualan buku ini, ia gunakan untuk kawin. 5. Pembela Islam (Tarikh Sayidina Abu Bakar Shiddiq), 1929. 6. Adat Minangkabau dan Agama Islam, 1929. 7. Ringkasan Tarikh Ummat Islam; Ringkasan Sejarah Sejak Nabi Muhammad SA W Sampai Khalifah yang Empat, Bani Ummayah, Bani Abbas, 1929. 8. Kepentingan Melakukon Tabligh, 1929. 9. Hikmat Isra' Mi'raj. 10. Arkanul Islam, 1932, di Makassar. 11. Laila Majnun, 1932, Balai Pustaka. 12. Mati Meflgandung Malu. (salinan AI-Manfaluthi), 1934. 13. Di Bawah Lindungan Ka 'bah, 1936, Pedaman Masyaraht, Balai Pustaka. 14. Tenggelamnya Kapal Van Del' Wijck, 1937, Pedaman Ma:;yarakat, Balai Pustaka. 15. Di Dalam Lembah Kehidupan, 1939, Pedaman Masyarakat, Balai Pustaka. 16. Merantau ke Deli, 19-10, Pedoman Masyarakat, Taka Buku Syarkawi. 17. Terusir, 1940, Pedoman Masyarakat, Taka Buku Syarkawi. 18. Margarelta Gauthier (terjemahan), J940. 19. Tuan Direktur, 1939. 20. Dijempul Mamaknya. 1939. 21. Keadilan !lahi, 1939. 22. Cemburu (Ghirah), 1949. 23. TashawwufModern, J939. 24. Falsafah Ridup, 1939. 25. Lembaga Hidup, 1940. 26. Lembaga Budi, 1940.
(Ke-4 karyanya di atas, namar 25-28, dibukukan dengan nama MUTIARA FILSAFAT aleh penerbit Wijaya, Jakarta, Pada tahun 1950). 27. Negara Islam, 1946.
30
28. Islam dan Demokrasi, 1946.
29. Revolusi Fikiran, 1946. 30. Revolusi Agama, 1946. 31. Merdeka, 1946. 32. Dibandingkan Ombak Masyarakat, 1946. 33. Adat Minangkabau Menghadapi Revolusi, 1946. 34. Di Dalam Lembah Cita-eila, 1946. 35. Sesudah Naskah Renville, 1947. 36. Ayahku, 1950, di Jakarta. 37. Mandi Cahaya di Tanah Suei. 38. Mengembara di Lembah Nyl. 39. Di Tepi Sungai Dajlah. (Tiga Karyanya di atas, nomoI' 43-45, ditulis setelah Hamka pulang dari naik haji yang ked1la kalinya).
40. Sejarah UmmatIslam, 1. 41. Sejarah Ummat Islam, 11. 42. Sejarah Ummat
l~lam,
111.
43. Sejarah UmmatIslam, IV. (Ke-4 di atas, nomoI' 50-53, ditulis dari tahun 1938 sampai tahun 1955).
44. Pedoman Mubaligh Islam, (Cet. 1, tahun 1937; Cet. II tahun 1950). 45. PRIBADJ, 1950. 46. Agama dan Perempuan, 1939. 47. Perkembangan Tashawwufdari Abad kea bad, 1952. 48. Muhammadiyah Melalui Tiga Zaman, 1946, di Padang Panjang. 49. Pelajaran Agama Islam, 1956. 50. Empat Bulan Di Amerika, Jilid I. 51. Empat Bulan Di Amerika, Jilid II, 1953. 52. Dari Perbendaharaan Lama, 1963, dicetak aleh M. Arbi Medan.
31
53. Lembaga Hikmat, 1953, oleh Bulan Bintang, Jakarta. 54. Islam dan Kebathinan, 1972, Bulan Bintang. 55. Sayid Jamaluddin AI-Afghani, 1965, Bulan Bintang. 56. Ekspansi Ideologi (al-Gazwul Fikri), 1963, Bulan Bintang. 57. Hak-hakAsasi Manusia Dipandang dari Segi Islam, 196858. Falsafah Ideologi Islam, 1950, sekembali dari Mekkah. 59. Keadilan Sosial dalam Islam, 1950, sekembali dari Mekkah. 60. Fakta dan Khayal Tuanku Rao, 1970. 61. Dilembah Cita-elta, 1952. 62. Studi Islam, 1973, diterbitkan oleh Panji Masyarakat. 63. Himpunan Khotbah-Khotbah. 64. Urat Tunggang Pancasila, 1952. 65. Bohong Di Dunia, 1952. 66. Sejorah Islam di Sumatra. 67. Do 'a-do'a Rasulullah saw, 1974. 68. Pandangan Hidup Muslim, 1960. 69. Mengembalikan Tashawwufke Pongkalnyo. (1973). 70. Tafsir Al-Azhar Juz I-XXX
Hamka pernah menerima beberapa anugerah pada peringkat nasional dan antarabangsa seperti anugerah kehom1atan Doctor Honoris Causa, Universitas alAzhar, 1958; Doktor Honoris Causa. Universitas Kebangsaan Malaysia, 1974; dan gelaran Datuk Indono dan Pengeran Wiroguno daripada peme:rintah Indonesia.
Hamka tela11 pulang ke rahmatullah pada 24 Juli 1981, namun jasa dan pengaruhnya masih terasa sehingga kini dalam memartabatkan agama Islam. BeHau bukan sahaja diterima sebagai seorang tokoh u1ama dan sasterawan di negara
32
kelahirannya, l11alah jasanya di seluruh alam Nusantara, terl11asuk Malaysia dan Singapura, turut dihargai:
C. Gaya Pcncl'jcmahan Prof, Dr. Hamka
Berdasarkan hasil pantauan penulis, Hamka dalam menerjemahkan bukunya yang beljudul "Tafsir al-Azhar" lebih bersifat apa adanya, mtinya teks naskah tersebut diterjel11ahkan sesuai dengan struktur bahasa sumber dan tidak l11enyimpang dari struktur bahasa sasaran, maka digunakanlah l11etode peneljel11ahan harfiyah. Sebaliknya, apabila teks tersebut hams l11engalal11i perubahan struktur bahasa sUl11ber ketika diterjel11ahkan, maka di gunakanlah l11etode peneljel11ahan bebas. Bebas disini bukan berarti penerjel11ah boleh l11enerjel11ahkan sekehendak hatinya sehingga esensi teljel11ah itu sendiri hilang. Bebas disini berarti peneljemah dalal11 l11enjalankan l11isinya tidak terlalu terikat oleh bentuk maupun struktur kalil11at dengan tujuan agar pesan atau l11aksud penulis naskah mudah dil11engelii secara j elas oleh pel11bacanya. Dari hasil analisis penulis bahwa teljel11ahan yang dilakukan oleh I-Iamb tetap mengikuti pada struktur kalimat bahasa sUl11ber, peneljel11ahan ini lebih cenderung ke harfiyah dan motivasi penerjemah lebih memilih model terjemahan tersebut, dan beliau juga ingin l11encoba mel11berikan peneljemahan yang terbilang tekstual, jadi sesuai dan tidak merubah arti dari teks aslinya, l11ungkin akan lebih dipahami dan dil11engelii oleh pembaca tidak hanya itu, tetapi juga dengan hal tersebut akan tetap teIjaga keotentikan bahasa sumber dan pesan atau amanat yang
4
Majalah Amallah, Seandainya HAMKA Masih Ada, (Jakarta: 2(00), h. 45
33
disampaikan kepada pembaca tidak menyimpangatau menghilangkan pesan yang terkandung dalam bahasa sumber. Setiap penerjemah pasti berharap agar terjemahannya dibacaoleh orang lain. Jika demikian halnya, maka pembaca perlu mendapatkarl perhatian. Penerjemah harus tahu kepada siapa teljemahan diperuntukan dan bagaimana tingkat kemampuan khusus para pembaca. Hal ini dianggap perlu karena kemampuan seseorang yang belum ahli dalam memahami teks terjemahan yang ada kaitannya denganbidang ilmu yang mereka geluti. Apabila terjemahan itu ditujukan kepada para pel11baca yang bukan
ahli
dalam
disiplin
ilmu
yang
diteljemahkan,
penerjelllah
perlu
menyederhanakan kalimat terjemahan atau menghilangkan pesan yang terkandung dalam bahasa SUlIib.:;r.
BABIV ANALISIS TERJEMAHAN AYAT-AYAT PERSONIFIKASI DALAM SURAT AL-BAQARAH
Pada Bab II telah dijelaskan tentang teori peneljel11ahan, defenisi gaya bahasa, dan personifikasi dalal11 klasifikasi l11ajas. Telah dijelaskan pula pada Bab III l11engenai gaya peneljel11ahan Prof. Dr. Hal11ka. Dalal11 menerjel11ahkan Alqur'an, Hal11ka lebih sesuai sebagail11ana aslinya, jadi tidak berbeda dengae kalil11at aslinya, dan beliau juda ingin l11encoba l11el11berikan peneljel11ahan yang terbilang tekstual, yang lebih sesuai dan tidak l11erubah arti dari teks aslinya. Pada Bab IV ini penulis akan l11enganalisis surat al-Baqarah tentang ayat-ayat yang l11engandung personitlkasi terjel11ahan Alqur'an Prof. Dr. Hamka, dan penulis akan
menguraikanny~sebagai
berikut:
Q.S AI-Baqarah : 80
;&\.-Q~'¢ uli I¥ ~I ~ ~lif ~ 1C:5J~ c:~f'1j::811~".~~ J l)Lij .:: )J :1:~
_be
'1 L: ~11.lS- 0))5 fl
~~¥
Artinya: "Dan mereka berkata: Sekali-kali tidak kami disentuft aleft api neraka kecuali berbilang hari sqja. Katakanlah: Apakah kamu telah membuat janji di sisi Allah? (lealau demikian). Maka tidaklah Allah memungkiri janjiNya., atau apakah kamu mengatakan terhadap Allah barang yang tidak kamu ketahui?"
35
Interpretasi personifikasi pada ayat 80 surat al-Baqarah, terdapat pada kalimat ~Oll< ~:~ pada kalimat ini, Hamka menerjemahkannya "disentuh oleh api neraka",
api neraka seolah-olah seperti makhluk (manusia) bisa menyentuh terdapat pada kata 1<
~: ~. Dengan demikian, kalimat diatas kata
.J01
diserupakan dengan manusia,
musyabbah bih-nya (manusia) ditiadakan dan diisyarathm oleh salah satu sifat khasnya yaitu kata 1<
"
~ :;
sebagai personifikasi. Karinahnya [<
"
~ :;
.;:
~
kepada )';..11.
Kalimat di atas Hamka menerjemahkannya dengan mempeliahankan bentuk kiasan, yang lazim disebut sebagai bentuk figuratif, menjadi "disentuh oleh api
neraka". Kalimat tersebut dapat juga diterjemahkan dengan menggunakan bentuk bahasa biasa, lazim disebut bentuk non.jiguratif, menjadi "dibakar oleh api neraka". Dalam ayat ini Allah menyebutkan salah satu penyakit kesombongan dan kedurhakaan orang-orang Yahudi yaitu mengenai anggapan mereh! bahwa mereka tidak dibakar oleh api neraka. Prasangka
yang
mereka
karang-karangkan
itu
menyebabkan
agama
diperingan-ringan oleh pengikut mereka. Kebanyakan orang Yahudi be'1Jendapat bahwa mereka dibakar api neraka 40 hari saja, yaitu selama mereka menyembah berhala anak sapi, seketika ditinggalkan oleh Nabi Musa A.S 40 hari, demikian yang diriwayatkan oleh Ibnu Jarir. Menumt kepercayaan orang Yahudi umur dunia kita ini adalah 7000 tahun. Maka mana yang berdosa diantara mereka akan diazab dalam neraka tiap-tiap sehari lamanya 1000 tahun.
36
Q.S AI-Baqarah : 90
Artinya: "Alangkalt buruknl'a Itarga yang dengan itu mereka melljua[ diri mereka, bahwa mere1m kafiri apa apa yang diturunkan Allah karena dengki, bahwa diturunkan Allah dari karuniaNya ke atas barangsiapa yang Dia kehendaki dari hamba-hambaNya. Maka patutlah mereka itu kena murka di atas murka. Dan bagi orang yang kafir adalah azab yang menghinakal1. " Interpretasi personifikasi pada ayat 90 surat al-Baqarah, terdapat pada kalimat
ljjJ.,i I; <J pada
kalimat ini, Hamka menel:jemahkannya "Alangkah buruknya
harga". harga seolah-olah seperti makhluk (manusia) memiliki slfat, terdapat pada kata ~. Pada kalimat tersebut kata
bih-nya (manusi'l) ditiadabm dan
L:. diserupakan dengan manusia, musyabbah
c!ii~yaratkan
I)leh salah satu sifat khasnya yaitu kata
~ sebagaipermnifikasi. Karinahnya I; <J. kepada 1);1,1. Kalimat di atas Hamka meneljemahkannya Jengan mempertahankan bentuk kia3an, yang lazim disebut sebagai bentuk figurat!f, mCl1jadi "Alangkah buruknya
harga". Kalimat tersebut dapat juga diteljemahkan dengan menggunakan bentuk bahasa biasa, lazim disebut bentuk non~figurat!f, merUBdi ''Alangkah buruknya
perbuatal1. " Pada ayat ini menjelaskan suatu penjualan diri dan penggadaian pendirian yang sangat rugi dan hina. Yaitu mempertukarkan kebenaran dengan kebathilan, penyebab utamanya adalah dengki, sehingga kesesatan jadi berlarut-Iarut. Yang mereka dengkikan adalah mengapa Nabi atau Rasul yang ditunggu itn tidak hadir dari kalangan mereka? Mengapa dari orang Arab? Mengapa dari Bani Ismail, tidak dari
37
Bani Israil? Padahal memilih Nabi dan Rasul itu merupakan kehendak Tuhan, dan Tuhan pun tidak pemah meJ1janjikan kepada mereka bahwa Nabi atau Rasul itu hanya akan diangkat Tuhan dari Bani Israil saja. Karena kedengkian itu tidaklah mereka terima lagi syariat yang dibawanya. Lantaran demikian mereka kena murka Allah berlipatganda, karena kekufuran mereka berlipat ganda pula. Dengan memungkiri Muhammad s.a.w mereka sudah dapat satu kemurkaan, dan oleh karena Taurat menyuruh menyambut dan beriman kepadanya mereka ingkari pula, dapatlah meceka murka yang kedua.
Q.S Al-Baqarah : 93
.,. ,
J.
J.
J. .. .-
.-:::::-,",,~y.40) ~) Artinya: "'Dan (ingallah) lalkala Kami ambil perjanjian kamu, dan Kami angkalkan gunung di alas kamu. Lalu Kami .firmankan: Ambillah apa yang Kami dalangkan kepada kamu dengan sungguh-sungguh dan dengarkanlah! Mereka berkala: Telah kami dengarkan dan kami durhakai. Dan menyelusuplah ke dalam hali mereka anaklembu ilu lanlaran kekafiran mereka. Kalakanlah: Alangkah buruknya apa yang disurullkan olell lilian kalllu itu, kalau memang kamu beriman. " Interpretasi personifikasi pada ayat 93 surat al-Baqarah, terdapat pada kalimat
~l~:l:!~~t pada iman
kamu
ilu".
kalimat ini, Hamka menerjemahkannya "disuruhkan oleh
iman
seolah-olah
memerintah/menyuruh terdapatpada kata diserup~kan
seperti
makhluk
(manusia)
bisa
;t. Pada kalimat tersebut kata ~l
dengan manusia, musyabbah bih-nya (manusia) ditiadakan dan
38
diisyaratkan oleh salah satu sifat khasnya yaitu kata Karinahnya ~;
F
J
JJL
yo l~ sebagai personifikasi.
t kepada r--<:' : 2}'
Jika kita lihat dalam terjemahan Alqur'an Departemen Agama kalimat di atas diartikan dengan "diperintahkan imanmu kepadamu",l se:dangkan Hamka dalam menerjemahkan kalimat tersebut dengan "disuruhkan oleh iman kamu" jelas, kedua terjemahan ini mempunyai maksud dan tujuan yang sama. Maka Hamka dalam meneljemahkan kalimat tersebut meggunakan kedekatan makna atau maksud dan ini sama sekali tidak melenceng del1gan maksud yang diinginkan Alqur'an. Kalimat di atas Hamka meneljemahkannya dengan mempertahankan bentuk kiasan, yang lazim disebut sebagai bentuk figura/if, menjadi "disuruhkan oleh iman
kamu itu". Kalimal tersebut dapat juga diteljemahkan dengan i11enggunakan bentuk bahasa biasa, lazim disebut bentuk non-figura/if, menjadi "iman yang mereka
nyatakan itu. " Pada ayat ini Allah menjelaskan tentang orang Yahudi yang melakukan tindakan-til1dakan
menyimpang
dari
ketel1tuan-ketentuan
kitab Taurat.
yaitll
melakukan penyembahan terhadap al1ak sapi, dan membul1uh nabi serta merllsak peljanjian. Berdasarkan bllkti nyata dari perbuatan yang mereka lakukan itu, sllkar mempercayai adanya iman dilubuk hati mereka.
I
Depag, A/qur'an dan Tafsirnya, (Jakarta: Universilas Islam Indonesia, 1995), h. 150, JlIZ I
39
Q.S AI-Baqarah : 95
Arlinya: "Sekali-kali mereka lidak akan meminla mali, lersebab apa yang lelah didalmlukall alell 'allgall mereka. Dan Allah Maha Mengelahui akan orang-orang yang zalim. " Interpretasi personifikasi pada ayat 95 surat AI-Baqarah, terdapat pada t
-"__
t
kalimat tr-~I.;:....:.::u.Pada kalimat ini kata tr-~I diserupakan dengan manusia/hewan, rnusyabbah bih-nya (manusia/hewan) ditiadakan dan diisyaratkan oleh salah satu sifat ",,,
"" '"
t
khasnya yaitu kata e.:-:;.::u sebagai personifikasi. Karinahnya e.:-:;.::u kepada r-r-~1. kalimat tersebut, Han;ka rnenerjemahkannya dengan "didahulukan oleh langan mereka". Sedangkan Departeman Agama meneljemahkan kalimsl
r::'" r-r_:Yk.::...:...u ."f:
'"
dengan "diperbual oleh langan mereka,,2 Kata didahulukan dan diperbual memiliki pengertian yang sama yaitu sarna-sarna memiliki pengertian mengel]'akan.
Kalimat di atas Hamka menerjemahkan dengan rnempeliahankan bentuk kiasan, yang lazim disebut sebagai bentuk figuralif, menjadi "didahulukan oleh langan mereka". Kalimat tersebut dapat juga diterjemahkan dengan menggunakan bentuk bahasa biasa, lazim disebut bentuk non:figural!l menjadi "diperbuat oleh langan mereka. " Maksud dari ayat ini Allah SWT menjelaskan bahwa orang-orang Yahudi tidak akan menginginkan mati, karena mereka telah mengetahui kesalahan dan dosa yang mereka perbuat, dan rnengetahui pula mereka akan mendapatkan hukuman berat lantaran dosa-dosa itu, sepelii mengubah dan memalsukan kitab Taurat dan
2
Depag, Gp. Cit., h, 174
JUL
I
40
mengingkari kerasulan Nabi Muhammad saw, padahal dalam kitab Taural disebutkan tentang kedatangan Nabi Muhammad saw.
Q.S Al-Baqarah : 107
Artinya: "Tidaklah engkau ketahui bahwasanya Allah, KepunyaanNyttiah kera;aan langit dan hilmi, dan tidaklah ada bagi kamu selain Allah, akan pelindung dan perno!ong. " Interpretasi personifikasi pada ayat 107 surat al-Baqarah, terdapat pada ~ ~....
kalimat
__
... J
'" J
uP.J '::Ilj '?'~ I.:U[. pada kalimat ini,
Hamka
menerjemahkannya
"Kerajaan langit dan bumi ", langit dan bumi seolah-olah seperti makhluk (manusia) yang bisa memiliki kerajaan terdapat pada katad. Deugau demikian. kalimat diatas -'....
~ ~....
kala '-:-"~ I <Jo.J '1lj diserupalcan dengan manusia. mu,~yabbah bihcnya (manusia) diliadakan dan diisyaratkan oleh salab satu sifat kbasnya yaitll
personifikasi. Karinabnya d
kepada uP.J \ifj '?)' :
kata,~ sebagai
~,II.
Kalimat di atas Hamka meneIjemabkannya dengan mempertahallkan bentuk kiasan, yang lazim disebut sebagai bentuk figuratif, menjadi "Kerajaan langit dan
bumi", Kalimat tersebut dapat juga diterjemabkan denganmenggunakanbentuk
41
bahasa biasa, lazim disebut bentuk non-figuratif, menjadi "semua yang ada di langil
dan bumi". Pada ayat Allah menjelaskan bahwa Dialah yang memiliki semua apa yang ada di langit dan di bumi, dengan kata lain seluruh isinya, tundak di bawah kekuasaanNya, perintah dan laranganNya. Kalau manusia sudah faham bahwa kekuasaan atas semua langit dan bumi adalah Allah semata-mata, manusia hanyalah sekelompok makhluk yang hidup di dalam bumi, clan bumi hanya satu bintang kecil saja dari tempat berlinclung, dan di mana lagi kekuatan lain yang dapat menolong?
Q.S AI-Baqarah : 164
","''''
~I "
"":.
-:,..,
." ;"""
/11'"
J is? <£'1 ~Ij ~4Jlj
-1i-"
--?
!- ?~~
-'
__
/
""
'" __
.-::
JJL,o>l::""ljif5)/lj y':~Il<-.u.;... l.% oj '
,f.~j t;::~ ~~;-djl ~ G.~ ~t 01 ~T; '" II ~ ~I J)l:j U-- 0l
t
b' J
~
~'SI~5'1lj ~~I0:\-!~ly~\j~?~~j¥:::;j ~b ~\..f=01
Y
....
~I:-"
~.,.,..,
'"
,., .... ."..--
-:::
__
J."'''''
..-
/' ,...
__ .. ,...
--
-;:- __ '" J
j
.
,
•
-
2)~-",~ , ;0'
Artinya: "Sesungguhnya pada kejadian semua langit dan bumi dan perubahan malam dan siang dan kapal yang berlayar di lautan membawa bOl-ang yang bermanfaat, bagi manusia, dan apa yang diturunkan Allah dari langit daripada oil', maka diltidupkallNva dellga/l (air) ilU bumi. sesudalt malillJ!!!., seraya disebarkanNya padanya dari tiap-tiap jenis binatang, dan peredaran angin, dan awan yang diperintah diantara langil dan bumi; adalah semuanya itu tanda-tanda bagi kaum yang berakal. " Interpretasi personifikasi pada ayat 164 surat al-Baqarah, terdapat pada kalimat
-'" \1:3-'-- uP':''}........ I ~~L;>-Ij ~
."
~--
pada kalimat ini, Harnka menerjemahkmillya
"dihidupkanNya dengan (ail) ilu bumi, sesudah matinya ", menyentuh terdapat
42
f-
"oJ
Dengan demikian, kalimat diatas kata uP:):l1 disempakan dengan manusJa, musyabbah bih-nya (manusia) ditiadakan dan diisyaratkan oleh salah satu sifat t--
..,.t"
f.",J
khasnya yaitu kata ":! L;-li sebagai personifikasi. Karinalmya ":! l;>-li kepada uP:) 'il. Kalimat di atas Hamka menerje1l1ahkan dengan mempertahankan bentuk kiasan, yang Iazim disebut sebagai bentukfiguralif, menjadi "dihidupkanNya dengan (air) ilu bumi, sesudah matinya ". Kalimat tersebut dapat juga diterje1l1ahkan dengan 1l1enggunakan bentuk balmsa biasa, Iazim disebut bentuk nonjiguratif, menjadi " dihidupkanNya semua makhluk di bumi, sesudah matinya. " Maksud ayat ini adalah mengajak umat manusia 1l1emperhatikan dan merenungkan rahmat Allah Yang Maha Suci, karena dengan memperhatikan isi semuanya akan bertambah yakinlah kepada ke Esaan dan kekuasaan-Nya, dan dapat pula di1l1anfaatkannya ilmu pengetahuan itu sebagaimarla yang dikehendaki oleh Allah Yang MaIm Mengetahui. Demikian pula, hams dipikirkan dan diperhatikan kebesaran nik1l1at Allah kepada manusia dengan bertumpuk-tu1l1puk awan antara langit dan bumi. Ringkasnya, semua rahmat yang diciptakan Allah termasuk apa yang disebutkan dalam ayat 164 ini patut difikirkan dan direnungkan bahkan dibahas dan diteliti, untuk meresapkan keimanan yang mendalam dalam ka!bu, dan untuk memajukan iI1l1u pengetahuan yang juga membawa kepada pengakuan akan ke Esaan dan kebesaran Allah SWT.
43
Q.S AI-Baqarah : 194
...::t:iJ 'I;.;ij ,<'I;:. < , .. r -,.- r.:.s' 'I;.;T.~ ,
,"j.T01 'j'j.T "~T uP W ' ~.,:J>lT' -r J --tl.~ ~ " r ~ .J'l ,
'-JJ
,~~:: ~ iT t: :&T 0\ ij-~I';Tj :&Ti)flj '-~
(s ~T L:
J. }J
Artinya: "Bulan yang mulia dengan bulan yallg mulia. Dan segala yang mulia Uu ada padanya qishash. Maka barangsiapa yang melrmggar pula atasnya, yang setimpal dengan pelanggarannya alas kamu itu, Dan takwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah adalah serta orang-orang yang bertakwa. " Interpretasi personifikasi pada ayat 194 surat al-Baqarah, terdapat pada ,,"~
-::
~
" '"
-:>~,.
.:;
,J
kalimat .... 1)-\;r:J~r\.J-IJ;,.':JI_pada kalimat ini, Hamka menerjemahkannya "Bulan
yang mulia dengan bulan yang mulia ", menyentuh terdapat Dengan demikian, kalimat diatas kata ~I disempakan dengan manusia, musyabbah bih-nya (manusia) ditiadak811 dan diisyaratk811 oleh salah satu sihlt khasnya yaitu kata rljJ sebagai
personifikasi. KClrimhnya rlj.\ kepada ~1. Kalimat di atas Hamka menerjemahkan dengan mempertahankan bentuk kiasan, yang lazim disebut sebagai bentuk figura/if, menjadi " Bulan yang mulia
dengan bulan yang mulia", Kalimat tersebut dapat juga diterjemahkan dengan menggunakan bentuk bahasa biasa, lazim ctisebut bentuk non-jigura/i[, menjadi
"Bulan yang suci dengan bulan yang suci, " Pada ayat ini dijelask811 diperbolehkannya kaum muslimin menyerang kaum musyrikin pada bul811 h81'8111, apabila kaum muslimin diserang oleh kaum musyrikin pada 'umratul qada' karena ayat ini deng811 tegas telah membolehk811 kaum muslimin untuk membalasnya, meskipun pada bulan haram.
44
Q.S AI-Baqarah : 255
J
__
....
'"'
L..j ,?~I
__
J-'::~
J l. ,JJ
.....
"..,
JJ
,}.J
! ....
v:q:,)1) ~ ,o..lb-l:;
",,12...
, ..
",,-#., . . ?,;.,J
•
~.~;;. ....
~ .... J-:i ....
':L i ~a.l\ CiJI j.Il> )1j:..Jj )1 d.JJ1
~,gblo:. L:j~~f ~ L: r1: 2L~~~J~ ~j ~~~ t}-1~ t$~T \~u·<~pj\lT ...
~
t-',J
'"
""J}
J
....
12.
_ ........
)1j 0Oj)1lj ,?~I~"f~j ;u
L;
-::_
~
.,'"
........... }
J/
)11 ~~~ ,:y :~u~ )1j ,
.:'J;,;IT ~jT;'j '-~!bb;-- ,~~~ Artinya: "Tuhan Allah tidak [Ida Tuhan melainkan Dia, yang hidup, yang herdirinya sendiri, Dia tida" dihampiri oleh kantukdan t~dak. (vula) . {}leh . ·tidur, kepunyaanNyalah apa yang ada di semua langit dan apo yang di bumi, Siapa yang akan memohonkan syqfa 'at disisiNya kalaubukan dengan izinNya? Dia mengetahui apa yang dihadapan mereka dan Jpa yang ada di belakangmereka,sedang mereka tidaklah meliputi sesuatu jUllpun daripada ilmuNya, kecuali apa yang Dia kehendaki. Meliputi pengetahuanNya akan semua langit dan bumi, dan tidaklahmemberatiNya memelibara keduanya; dan Dia adalah Maha Tinggi, lagi MahaAgung." Interpretasi persunifikasi pada ayat 255 surat al-Baqarah, terdapat pada kalimat ff.-""
JJ
).J,Jt-"
(,:> 'lj ~,'..lb-L:;'l pada kalimat ini, Hamka menerjemahkannya "Dia tidak
dihampiri oleh kantuk dan tidak (pula) oleh tidur". Karltuk aan tidurseolah-olah J JE..;
seperti makhluk (manusia) bisa menghampiri terdapat pada kata ,jpL:;.Pada kalil11at tersebut kata f~ 'Jj i-~ disempakan dengan l11anusia, musyabbahbih-nya (manusia) ditiadakan dan diisyaratkan oleh salah satu sifat khasnyayaitu kata J J
!....
J&""
,j,;,.f:;
sebagai
P
personifikasi. Karinahnya ,li,.l:.; kepada i~ 'lj ~ . Kalimat di atas Hamka l11enerjemahkan dengan rhempertahanlcan bentuk kiasan, yang lazim disebut sebagai bentuk figuratif, menjadi"tidak dihampiri oleh
kantuk dan tidak (pula) oleh tidur". Kalil11at tersebut dapat juga· diterjemahkan
45
dengan menggunakan bentuk bahasa biasa, lazim disebut bentuk non-figuratif, menjadi "tidak mengantuk dan tidak tidur. " Dalam ayat ini Allah menjelaskan bahwa Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa, dan tidak ada Tuhan selain Dia, hanya Dia sajalah yang berhak disembah. Selain itu pula Allah juga senantiasa mengetahui apa saja yang terjadi di hadapan dan di bel akang makhl uk-Nya, sedang mereka tidak mengetahui sesuatupun dari ilmu Allah, melainkan hanya sekedar apa yang dikehendaki-Nya untuk mereka ketahui.
Q.S AI-Baqarah : 266
J",."t:~,.,..-'
",,,,t
?'"
'"
-.::
..
.#:/1 ~ ~ 0 ~ yG..P Ij ~ ~ __;:
.::
JJ'01,
J.'"
J..-
:u.:- ,::U ~);;:.:.,
t
j.",tt",t
J
u 1;'...f:=J&..\ 1
.)5::\
- ,4Jj.;<;JT ~L;.h ~,::.>,~JIT J-L.-, ~ \g.. ~,~
JG ~ ~W! ~l€~ ~T b;;" ~...J~
-
'"
-:
<1.;"\ c::...C~I'r-~J ZJT '. ,,' ~J~ r - / ' -~
. --:
'c-~;;
0
.E-
. . . 11'::6',: G / j-.;>p>0
Arlinya: "Adakah suka seseorang dianlara kamu bahwa ada baginya sebuah kebun dari karma dan anggur, yang mengalir padanya sungai-sungai, dan ada pula baginya di kebun itu berbagai macam buah-buahan dan diapun telah dijelang tua dan diapun mempunyai anak-cucu yang lemah-lemah. Maka menveranglah angin pilting-belillllg dan padanya ada api, maka terbakarlah (kebun itu). Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayatNya kepada kamu, supaya kamu berfikir. Interpretasi personifikasi pada ayat 266 surat al-Baqarah, terdapat pada kalimat JJ
--
." - ----
--~....
)''''-''l~L,;,.ij
••
•
•
pada kahmat Illl, Hamka menerJemahkmmya "Maka menyeranglah
angin puting-beliung". angin puting-beliung seolah-olah seperti makhluk (manusia) .
blsa
menyerang
terdapat
pada kata
.-.-
... !.-
~l,oij.
Pada
•
kalnnat
tersebut
kata
46
~Wj diserupakan dengan manUSIa, musyabbah blh-nya (manusia) ditiadakan dan
diisyaratkan oleh salah satu sifat khasnya yaitu kata Lg.;L;,t sebagai personifikasl. ;;
Karinahnya
.,,~;
~ L.,:o li
--
.".
kepada -' L,as. j.
Kalimat di atas Hamka menerjemahkan dengan mempertahankan bentuk kiasan, yang lazim disebut sebagai bentuk figuralif, menjadi "Maka menyeranglah
angln pUllng-beliung".
Kalimat
tersebut dapat juga diterjemahkan
dengan
menggl'nakan bentuk bahasa biasa, lazim disebut belltuk non:figuralij; menjadi
"Maka liba-liba dalanglah angin pUling beliung. " Kata
-,Wj diartikan
Ha~ka dengan
"puling be/lung" sedangkan dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia kata "pUling be/lung" berarti "angin yang berkisar
ccpal ,,) Dalam teIjemahan Depatemen Agama menerjemahkannya clengan '"angin yang k,!ras ", clari kedua terjemahan ini mempunyai maksncl clan tujuan yang sama yakni menggunakan keclekatan maksucl clan tujuan clan sam;} sekali ticlak melenceng clengan maksucl cliinginkan clalam Alqur'an. Ayat ini menjelaskan perumpamaan bagi orang yang menafkahkan hartanya bukan untuk menclapatkan riclha Allah SWT melainkan karena riya, atau seclekahnya disertai clengan ucapall-ucapan yang melukai perasaan, atau ia silica menyebut-nyebut sedekah yang telah cliberikannya. Misalnya, Orang ini cliumpanlakan sebagai seorang yang rnemiliki sebiclang kebun yang clidalamnya berisi berbagai macron tumbuh-
3
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), h I 13
47
tumbuhan, dan kebun tersebut mendapatkan alr yang eukup dari sungal yang mengalir sehingga kebun itu menghasilkan buah yang banyak. Dan orang tersebut sudah lanjut usia, bertambah terasalah kepentingan kebun itu. Orallg itu memiliki anak dan cucu yang masih teramat muda yang belum dapat meneari rezeki sendiri. Dengan tersebut keluarga tersebut sangat memerlukan hasil kebun itu. Tapi tiba-tiba datanglah angin puting beliung yang panas, sehingga tanaman yang ada dikebun itu rusak tidak mendatangkan hasil apapun padahal ia sangat mengharapkannya. Orang yang menafkahkan harta bendanya di jalan Allah karena mgm mendapatkan ridha-Nya, dan karena ingin meneguhkan hatinya dalam berbuat kebaikan, niscaya ia akan memperoleh pahala yang berlipat ganda disisi Allah SWT. Berdasal'kan ar;.alisis di 'ltas terlihat bahwa tcrjemahan Hamka eendenmg bersifat harfiyah. Hal ini mungkin karena tidak mendapatkan padanan yang tepat sehingga kata-kata tersebut te~iemahan
sebenarnya.
dite~jemahkan
apa adanya. Walaupun demikian
Hamka tidak menyimpang dari maksud yang diinginkan Alqur'an yang
BABV
PENUTUP
A. Kcsimpulan
Berdasarkan
analisis
yang telah
dijelaskan
di
atas,
Penulis
dapat
menyimpulkan dari keseluruhan Bab. Di an''lranya sebagai berikut: 1. Fungsi
ayat-ayat personifikasi
adalah
samna
untuk
menginterpretasikan
permasalahan atau peristiwa yang belum dipahami oleh umat manusia. Personifikasi juga dapat melahirkan sesuatu yang dapat dipahami dengal1 akal dalanl bentuk rupa yang dapat dirasakan dengan panca indera, mengungkapkan hakikat-hakikat dan mengemukakan sesuatu yang jauh dari pikiran maupun dekat pikiran ataujuga analogi perbandingan untara yang abstrak dan yang nyata. 2. Teljemahan Hamka cenderullg bersifat harfiyah. Hal ini mungkin karena tidak mendapatkan padanan yang tepat sehingga kata-kata tersebut diterjemahkan apa adanya. Walaupun demikian terjemahal1 Hamka tidak menyimpang dari maksud yang diinginkan Alqur'an yang sebenamyd. 3. Kelebihal1 terjemahan Hanlka dalam menerjemahkan ayat-ayat yang mengandung personifikasi dalam surah Al-Baqarah yaitu ; a. Baik dalam segi bentuk maupun struktur terjemahan Hamka kalimatnya sesuai dengan aslinya
49
b. Gaya penulisan teljemahan lebih sesuai dan tepat sebagaimana aslinya, jadi tidak sama sekali berbeda dengan kalimat aslinya. c. Mencoba memberikan penerjemahan yang tebilang tekstual, jadi sesuai dan tidak merubah mii dad teks aslinya.
B. Rekomendasi
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekllrangan. Namlln penlllis berharap skripsi ini nantinya bisa menjadi pedoman dan bem1anfaat bagi temml-teman khususnya padajurusan tarjamah. Sebagai penutup dari skripsi ini, penulis memberikan beberapa saran untuk semua pihak baik mahasiswa khusus'1ya, dan pembaca pada umumnya, Alqur'an merllpakan pedoman dan petunjuk hidup Ul11at manllsia, perlu kiranya .llntuk digali terus kandungan maknanya dan rahasia-rahasianya dari berbagai sisi atau disiplin ilmu, karena Alqur'an seperti intan yang akan memancarkan keindahan dari berbagai sudut pandang. Di dalam AIqur'an terjemahan Hamka, masih banyak terjemahan yang perIu dikaji lagi dari segi tata bahasa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, Hasyim, Fatah, Al-Bayan Fi Da 'ul Asalibi Alqur 'an, Kairo Mesir: Darun alNahdah Ahmad, Saad al Hasyimi, Mutiara Ilmu Balaghah, Surabaya: Mutiara lImu, 1982 Akhdiati, Ikram, Teori Sastra Terjemahan, Jakarta: Intennasa, 1991 A. Nida, Eugene and R. Taber, Charles, The Theory and Practice
0/ Translation,
Leiden: The United Bible Societies, 1974 Bek Dayyab, Hifni, Kaidah Tata Bahasa Arab, Jakarta: Nusa Indall, 1989 Burdah, Ibnu, menjadi penerjemah (metode dan wawaSQn menerjemah teks Arab), Yogyakarta; Tiara Wacana Yogya, 2004, Cet-I Catfor, J.C, A Linguistic Theory a/Translation, London: Oxford University, 1974 Datuk Tombak Alam, Syeikh H, Metode Menerjemahkan Alquran ai-Karim 100 Kali
Pandai, Jakarta: Rineka Cipta, 1992 Departemen Agama Republik Indonesia, Alqur'an dan
Te~jemalmya,
Jakatia: Daila
Badan Waqaf, 1995 Departemen Pendidikan datl Kebudayaan, Kan1Us Besar Bahasa Indonesia, Jakalia: Balai Pustaka, 1988 Djoko, Rahmat, Pradopo, Pengkajian Puisi Analisis Struktural dan Semiotik, Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1997 Dewan redaksi Ensiklopedi Islatll, Ensiklopedi Islam, Jakarta: Ichtiar Baru Van I-loeve: 1993
51
Guntur, Henri, Tarigan, Pengajaran Semantik, Bandung: Angkasa, 1993 HAMKA, Kenang-Kenangan Hidup, Jakarta: Bulan Bintang, 1991, Jilid I Hanafi, Nurachman, Teori dan Seni meneljemahkan, Ende: Nusa Indah, 1996, eet. Ke-l Keraf, Gorys, Diksi dan Gaya Bahasa, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, TTH Kuswanti Purwo, Bambang, Pertemaan Linguistik Lemhaga Bahasa Atmajaya, Yogyakarta: PT. Kanisus, 1990, CeLl Machali, Roehayah, Pedoman Bagi Peneljemah, Grasindo: Jakarta, 2000 Majalah Amanah, Seandainya HAMKA Masih AdG, Jakarta: 2000 M. Fredespel, Howar, Kajian Qur 'an Di Indonesia Teljemahan Drs. T. Arifin, Bandung' Ma2.d, 1996 Mocliono, Diksi atau Pilihan Kata dalam Kembara Bt:hasa: Kumpulan Karangan
Tersebar, Jakarta: Gramedia, 1989 Nababan, M. Rudolf, Teori Meneljemahkan Bahasa Inggris, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999, Cet Ke-1 Nasir Tamara, HAMKA di Mata Hati Ummat, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1996 Rangkuti-Hasibuan, Sofia, Teori Teljemahan dan KaitannYG dengan Tata Bahasa
Inggris, Jakarta: Dian Rakyat Rusydi, Pribadi dan Martahat; Buya Prof Dr. HAMKA, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1983 Tamara, Nasir, HAMKA di Mata Hati Ummat, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1996
52,
\! Tenydoe, Literatus, Tjahyono, Sastra Indonesia Pengantar dan Teori, Flores: Nusa lndah, Gajah Mada University Press, 1997 Usman, Musthafa, dan al Jarim, Ali, Balaghatul Wadhihah, Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2000 Widyamartaya, A, Seni Menetjemahkan, Yogyakarta: Karlisius, 1994, eeL Ke-4 Yusuf, M, Yunan, Corak Penaftiran Kalam Taftir Al-Azhar, Jakarta: PerlJUs lAIN, 1982