DAFTAR ARAH QIBLAT KOTA-KOTA KABUPATEN DALAM PROVINSI ACEH NO NAMA KOTA 1 Sabang 2 Banda Aceh 3 Jantho 4 Sigli 5 Meureudu 6 Bireuen 7 Lhokseumawe 8 Lhoksukon 9 Idi 10 Langsa 11 Kuala Simpang 12 Kutacane 13 Blang Kejren 14 Takengon 15 Simpang Tiga Redelong 16 Calang 17 Meulaboh 18 Suka Makmue 19 Blang Pidie 20 Tapak Tuan 21 Subulussalam 22 Singkil 23 Sinabang * Arah Qiblat dari Barat ke Utara
LINTANG 5° 54´ 5° 34´ 5° 14´ 5° 24´ 5° 15´ 5° 17´ 5° 15´ 5° 07´ 4° 58´ 4° 31´ 4° 19´ 3° 30´ 4° 02´ 4° 43´ 4° 43´ 4° 41´ 4° 11´ 4° 14´ 3° 42´ 3° 16´ 2° 38´ 2° 18´ 2° 28´
BUJUR 95° 21´ 95° 19´ 95° 44´ 95° 57´ 96° 15´ 96° 41´ 97° 07´ 97° 19´ 97° 46´ 97° 58´ 98° 03´ 97° 51´ 97° 18´ 96° 50´ 96° 49´ 95° 36´ 96° 07´ 96° 18´ 96° 50´ 97° 11´ 98° 01´ 97° 45´ 96° 22´
ARAH QIBLAT* 21° 56´ 22° 09´ 22° 17´ 22° 09´ 22° 12´ 22° 07´ 22° 04´ 22° 07´ 22° 08´ 22° 22´ 22° 28´ 22° 57´ 22° 45´ 22° 26´ 22° 26´ 22° 39´ 22° 52´ 22° 48´ 23° 01´ 23° 12´ 23° 24´ 23° 37´ 23° 49´
AZIMUT QIBLAT 291° 56´ 292° 09´ 292° 17´ 292° 09´ 292° 12´ 292° 07´ 292° 04´ 292° 07´ 292° 08´ 292° 22´ 292° 28´ 292° 57´ 292° 45´ 292° 26´ 292° 26´ 292° 39´ 292° 52´ 292° 48´ 293° 01´ 293° 12´ 293° 24´ 293° 37´ 293° 49´
Kutipaan Lampiran II, Surat Keputusan Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi Aceh Nomor: 01a Tahun 2010 Tentang:
Personalia Pengelola Majalah Santunan Kantor Wilayah Departemen Agama Aceh Periode 2010-2012
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Yusri Karo Kemenag Kota Banda Aceh Said Mahfud Staf Biro Kemenag Banda Aceh Narjun Ikhsan Karo Kemenag Aceh Barat Merahwan Staf Biro Kemenag Aceh Barat Drs. H. Yusman MY Karo Kemenag Simeulu Iskandar Staf Biro Kemenag Simeulu Zubaili Karo Kemenag Aceh Barat Daya Fajrina Staf Biro Kemenag Aceh Barat Daya Muhammad Juned Karo Kemenag Nagan Raya Taufiq Staf Biro Kemenag Nagan Raya M. Ramli, SH Karo Kemenag Aceh Tengah Hasanah Staf Biro Kemenag Aceh Tengah Radiah, S.Sos Karo Kemenag Gayo Lues Munirullah, S.Sos.I Staf Biro Kemeang Gayo Lues Drs. Ilyas Muhammad Karo Kemenag Pidie Syuib, S.Ag Staf Biro Kemenag Pidie T. Helmi, S.Sos Karo Kemenag Kota Lhokseumawe Umar Dani Staf Biro kemenag Kota Lhokseumawe Nasrullah Karo Kemenag Aceh Besar Amirullah Staf Biro Kemenang Aceh Besar H. Khairuddin, S.Ag Karo Kemenag Kota Sabang
22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
Eriadi, ST Staf Biro Kemenag Kota Sabang Taisir, S.TH Karo Kemenag Aceh Jaya Rahmat Staf Biro Kemenag Aceh Jaya Drs. Bukhari Harun Karo Kemenag Aceh Selatan Zulhelmi, S.Pd.I Staf Biro Kemenag Aceh Selatan Syaiful, S.HI Karo Kemenag Aceh Tenggara Razali Staf Biro Kemenag Aceh Tenggara Jakfar, S.Sos.I Karo Kemenag Aceh Timur Hermansyah Staf Biro Kemenag Aceh Timur Muhammad Sofyan Karo Kemenag Aceh Tamiang Jumini Staf Biro Kemenag Aceh Tamiang M. Dahlan Ary Karo Kemenag Kota Langsa Apmilina Sari Staf Biro Kemenag Kota Langsa Drs. Kasmidi Karo Kemenag Aceh Utara A. Hadi Staf Biro Kemenag Aceh Utara Ghazali, S.Ag Karo Kemenag Aceh Singkil Widiastuti Staf Biro Kemenag Aceh Singkil Azhari Ramadhan, M.Ag Karo Kemenag Bener Meriah Irmayati, SE Staf Biro Kemenag Bener Meriah Ismuar, S.Ag Karo Kemenag Bireuen Mursyidah Staf Biro Kemenag Bireuen
DAFTAR ISI
Penyuluh Bukan Pegawai KUA Hal.19 Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd.:
Kursus Catin
sebagai Syarat Pendaftaran Nikah Hal. 9
Pasca Tsunami
Kasus Perceraian Meningkat Hal. 12
Prosedur dan Persyaratan Pendaftaran Jamaah Haji
Hal. 20
Petugas Tajhiz Mayat Mulai Langka Hal.22 Dunia Islam:
Rela Tinggalkan Kampung Halaman Demi Jilbab Hal. 31 Hakan Şükür,
Pencetak Gol Tercepat di Dunia Hal. 46 Tafsir: Sihir Menurut Alquran Hal.35 Opini: Berbusana Muslimah; Sebuah Fenomena... Hal. 38
Hj. Indah Suryadharma:
Dharma Wanita Perlu Tingkatkan Kualitas Pendidikan Perempuan Hal. 55 Sampul belakang: “Khanduri Molod”. Ka. Kanwil Kementerian Agama Prov. Aceh bersama tokoh masyarakat dan Muspida Plus Aceh, pada Maulid Akbar di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh (16/5/2010).
Majalah Santunan diterbitkan oleh Kantor Kementerian Agama Provinsi Aceh Pembina: Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh Penanggungjawab: Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh Dewan Pengarah: Drs. H. Taufiq Abdullah; Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd; H. Abrar Zym, S.Ag; Drs. H. Asy’ari Basyah; Drs. Saifuddin AR; H. Aska Yunan, S.Ag. Pemimpin Umum: Drs. H. Zuardi Zain Pemimpin Redaksi: Juniazi Wakil Pemimpin Redaksi: Muzakkir Sekretaris Redaksi : Khairuddin Aba Wakil Sekretaris Redaksi: Jabbar Sabil Redaktur: Mulyadi Nurdin; Juhaimi; Taharuddin, Wiswadas; Azhar; Khairul Saleh; Abdullah AR; Muhammad Yacob Yahya; Suri Arniansyah; Alfirdaus Putra; Zarkasyi; Amwar CH. Pemimpin Usaha: Imran Wakil Pemimpin Usaha: Zulfahmi Keuangan: Munawar; Elia Fajri Sirkulasi: Darwin; Jatu Rahmi Rahayu Iklan: Hartati; Yenni Yusnita Layout:TimSantunan AlamatRedaksi:Jl.Tgk.AbuLamUNo.9BandaAcehE-mail:
[email protected]/www.majalahsantunan.blogspot.com Hotline-SMS:0852-7775-9339
K
Kursus Calon Pengantin (KCP)
ita menyambut positif keluarnya Peraturan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama RI, Nomor DJ.II/491 Tahun 2009 tentang perlunya dilakukan kursus kepada calon pengantin. Sebagaimana dijelaskan dalam konsideran Perdirjen ini bahwa saat ini terjadi peningkatan angka perselisihan, perceraian dan kekerasan dalam rumah tangga yang salah satunya disebabkan oleh rendahnya pengetahuan dan pemahaman calon pengantin tentang kehidupan rumah tangga dan atau keluarga. Namun di lain pihak, kita patut menelisik apakah dengan dilakukannya kursus bagi calon pengantin ini akan meminimalisir angka perselisihan, perceraian bahkan kekerasan dalam rumah tangga? Persoalan rumah tangga dan munculnya perselisihan, perceraian dan bahkan kekerasan dalam rumah yang terjadi hari ini, diketahui bukanlah semata karena faktor minimnya pengetahuan yang dimiliki oleh pasangan suami isteri dalam sebuah rumah tangga. Dan gambaran umum tentang meningkatnya angka perselisihan, perceraian dan kekerasan dalam rumah tangga, bukan dilihat dari fenomena banyaknya artis, selebritis, dan bahkan publik figur -- seperti yang dipertontonkan di media massa – yang melakukan itu. Makanya, sangat naif jika kehadiran Perdirjen ini semata-mata karena melihat apa yang terjadi dan dialami artis di Jakarta, yakni kawin-cerai, kekerasan dalam rumah tangga, dan sebagainya. Tapi, kehadiran Perdirjen tentang kursus bagi calon pengantin ini, harus dimaknai sebagai upaya pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama untuk meminimalisir angka perselisihan, perceraian, dan kekerasan dalam rumah tangga. Di samping itu pula, fakta banyaknya angka perselisihan, perceraian, dan kekerasan dalam rumah tangga akhirakhir ini harus dicermati secara komprehensif. Bahwa 4
telah terjadi degradasi jikapun tidak disebut kemerosotan pemahaman terhadap nilai-nilai agama, akhlak dan moral dalam kehidupan bermasyarakat, rumah tangga, dan lebih jauh lagi kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini. Rumah tangga adalah potret dan miniatur sebuah masyarakat dan bangsa. Nah, apa yang terjadi pada keluarga dan rumah tangga masyarakat kita saat ini, sesungguhnya itu adalah fakta bahwa masyarakat dan bangsa kita sedang ’sakit’ tidak terkecuali rumah tangga. Sebagian rumah tangga masyarakat modern tidak lagi menjadi syurga di dunia. Malah, tidak berlebihan jika sebagian rumah tangga dan keluarga hari ini adalah ’neraka dunia’. Rumah tangga dan perkawinan tidak lagi menampilkan tujuan dan hakikat dari sebuah perkawinan sebagai ikatan lahir bathin untuk mencapai sakinah, mawaddah warahmah. Pada bagian lain, peran lembaga perkawinan, lembaga keagamaan seperti badan Penasehat, Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) yang tersebar mulai dari Pusat sampai daerah, tidak lagi berjalan dengan baik sebagai pembimbing dan konseling bagi rumah tangga yang mengalami permasalahan. Sesuai dengan surat Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh Nomor Kw.01.2/ PW.01/36/2010, tanggal 13 Januari 2010, bahwa kursus calon pengantin harus sudah berjalan efektif mulai 1 Maret 2010. Kita berharap, sebagaimana juga harapan seluruh keluarga bahwa tujuan hidup keluarga adalah terbinanya ketenangan lahir dan batin. Terwujudnya kehidupan yang rukun, damai dan tersedianya tempat bagi suami isteri untuk mencurahkan isi hatinya, cinta dan kasihnya. Dan sesungguhnya itu tidak di dapat dari lembaga kursus catin yang konon cuma 24 jam pelajaran n Juniazi
Santunan JUNI 2010
TTS Bermasalah Yth. Redaksi Majalah Santunan Assalamualaikum Wr. Wb Setelah meneliti jawab TTS 002 versi redaksi maka terdapat beberap kekeliruan sbb: Kolom 22 mendatar yang 10 kotak terjawab JABARIYAH (9 huruf). No. 3 menurun untuk 8 kotak dijawab DONASI (6 huruf). No. 10 menurun untuk 5 kotak dijawab GAYA (4 huruf). Dan Ibukota Gambia seharusnya BANJUL, bukan BANYUL. Jadi, harapan saya supaya redaksi dapat memeriksa kembali jawabanjawaban yang meragukan tersebut. Terima kasih. Basyaruddin Ali, Mutiara Timur
Untuk Siswa-siswiku… Siswa-siswiku… Baru saja kalian melihat pengumuman kelulusan, berbagai ekspresi muncul setelah tahu diri kalian lulus UN tahun ini. Dari yang sujud syukur di halaman sekolah, berteriak kegirangan, hingga aksi coret baju dengan sejumlah alat yang telah kalian sediakan. Aksi terakhir ini semoga tidak akan ditiru oleh adikadik kalian untuk tahun depan. Euforia kelulusan harus segera diakhiri, karena ini hanyalah baru sebuah langkah awal dari beribu langkah yang akan kalian hadapi ke depan. Mau tidak mau kami harus rela untuk melepaskan kalian pergi untuk merajut cita-cita kalian. Selanjutnya kami hanya bisa berharap dan berdo’a. Banyak orang yang berhasil, tapi dalam kenyataannya belum bisa berkontribusi untuk masyarakatnya. Memang kita tidak munafik kalau kita punya obsesi untuk pribadi dan keluarga, namun tugas sosial dalam masyarakat dan kemashlahatan
ummat kepada siapa kita timpakan tanggung jawab? Dan bukankah rasulullah Saw. telah bersabda: “Khairun naas anfa’uhum linnaas”, Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya. “Try not to become a man of success, but rather try to become a man of value”, berusahalah untuk tidak menjadi manusia berhasil tapi berusahalah menjadi manusia yang berguna. Kata Albert Einstein sang filosof. Anak-anakku… teruslah kejar impian kalian, jangan cepat puas dalam menuntut ilmu dan janganlah sekali-kali kalian lupa kepada orangorang yang telah berjasa dalam hidup kalian siapapun dan bagaimanapun dia nantinya… Tetaplah membumi…. Chairul Amri, Guru Bahasa Arab MAN Rukoh Banda Aceh
Santunan JUNI 2010
Redaksi: Terima kasih atas perhatian Bapak, Insya Allah, mulai edisi Juni 2010, setiap jawaban TTS akan langsung diberikan dalam Tabelnya, shingga kemungkinan kesalahan menjadi kecil.
Nama KUA, Ikut Berubah?
Dengan hormat, saya hendak bertanya terkait perubahan nomenklatur lembaga kita menjadi Kementerian Agama sebagai berikut: 1. Singkatan yang digunakan apakah KEMAG atau KEMENAG? 2. Apakah sebutan Kantor Urusan Agama juga berubah menjadi Kantor Kementerian Agama Kecamatan? Terima kasih. Saifanni Zulkifli, S.Ag, Kepala KUA Kecamatan Kuta Blang Kab. Bireuen. Redaksi: Sesuai kesepakatan dalam Rapat Koordinasi di Sabang pada bulan April 2010 yang lalu, maka disepakati penyingkatan Kementerian Agama sebagai Kemenag. Untuk KUA, perubahan namanya belum ada petunjuk yang resmi, jadi tetap saja sebagai Kantor Urusan Agama. 5
LAPORAN UTAMA
Kurangi Perceraian
Lewat Kursus Calon Pengantin Laporan Mulyadi Nurdin
Keluarga Indonesia semakin menunjukkan fenomena tidak sehat, tiap tahun angka perceraian terus meningkat, pemerintah akhirnya turun tangan, kursus bagi calon pengantin pun digagas.
S
inar matahari masih terik menyengat, usai shalat Jumat (14/5), tim Santunan memasuki gedung baru Mahkamah Syar’iyyah Provinsi Aceh yang terletak di komplek keistimewaan Aceh, kehadiran tim sudah ditunggu oleh wakil ketua mahkamah, Armia Ibrahim. Dalam dialog akrab dan santai itu beliau memperlihatkan grafik perceraian di Aceh. Menurut data yang ada, angka perceraian di Aceh meningkat tajam dari 1.288 kasus pada tahun 2000 menjadi 4.283 pada tahun 2008. Di tingkat nasional juga tak kalah serunya, dari sekitar 20 ribu kasus perceraian pada tahun 2008 meningkat drastis menjadi 200 ribu pada tahun 2009. Berbagai faktor menjadi pemicunya. Menurut wakil ketua Mahkamah Syar’iyyah Provinsi Aceh, Armia Ibrahim, penyebab tertinggi perceraian di Aceh karena tidak adanya tanggung jawab salah satu pihak pasangan, disusul oleh perselisihan yang terus-menerus antara suami isteri, “Untuk penyebab 6
perceraian yang tertinggi, tidak ada tanggung jawab sebanyak 785 kasus, tidak ada keharmonisan, cek-cok, perselisihan terus menerus, dalam hal ini termasuk perselingkuhan, mengabaikan hak pihak lain, dan lainlain”. Katanya. Permasalahan ini mendorong pemerintah untuk mengambil langkah antisipasi. Akhir tahun lalu Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama RI mengeluarkan amaran supaya calon pengantin mengikuti kursus sebelum menuju ke jenjang pernikahan. Kursus tersebut dilaksanakan selama 24 jam pelajaran dan akan diberikan sertifikat kelulusan yang menjadi syarat pendaftaran
Santunan JUNI 2010
nikah di KUA Kecamatan. Dalam menjalankan kursus tersebut Kemenag bermitra dengan BP4 (Badan Penasihatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan) atau lembaga lain sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Bebagai pihak menyambut positif kebijakan tersebut. Anggota komisi G DPRA, Moharriadi Syafari, ST., S.Ag., kepada santunan mengatakan bahwa kursus tersebut sebagai salah satu upaya untuk menyelamatkan perkawinan yang rapuh selama ini. “Bagus. Saya anggap itu satu upaya dari rangkaian upaya yang perlu kita siapkan. Tapi tentunya tidak cukup hanya ini. Tentunya dalam kursus
LAPORAN UTAMA ini akan ditanamkan konsep dasar berumahtangga sebagai sebuah ibadah, dan ini akan memotivasi mereka untuk mempertahankannya” kata Moharriadi Jumat (14/5) lalu. Hal senada juga diutarakan Lailisma Sofyati, mantan kepala Biro pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak Provinsi Aceh. Menurutnya kursus calon pengantin merupakan salah satu langkah untuk mengurangi angka perceraian. “Kita berharap mudah-mudahan dapat mengurangi angka perceraian. Saya berharap kurikulumnya dapat mengadopsi materi-materi yang memuat ajaran-ajaran agama yang dapat membina kehidupan keluarga berjalan dengan baik”. Katanya kepada Santunan (13/5). Sementara itu pengelola program
Harapan itu tidaklah berlebihan, jika menyimak pada pengalaman negara jiran seperti malaysia dan Brunei Darussalam, kursus bagi calon pengantin ternyata berhasil menekan angka perceraian di negara tersebut. Hal itu diungkapkan Kabid Urais Kanwil Kemenag Aceh, Ibnu Sa’dan. “Dengan perbandingan sebelum dilakukan kursus catin ini dan setelah dilakukan kursus, jauh sekali menurun angka perceraiannya” kata Ibnu Sa’dan. Memang diakui kursus itu bukanlah segala-galanya, apalagi materinya hanya 24 jam pelajaran, tentu saja belum cukup untuk membekali calon pengantin yang akan mengarungi kehidupan puluhan tahun ke depan. Lailisma Sofyati berpendapat bahwa pendidikan agama seharusnya sudah diberikan sejak dari kecil bukan
keluarga asmara (as-sakinah, mawaddah wa rahmah) Radio Baiturrahman Banda Aceh, Ustazah Yiyi Hissiyah menyatakan bahwa kursus calon pengantin tersebut sangat penting bagi pasangan catin. “Ya, sangat penting. Karena untuk menjalani kehidupan rumah tangga, perlu ada bekalan ilmu, bagaimana bisa menjalankan hak dan kewajiban yang baik, baik sebagai isteri maupun sebagai suami, jika tidak mempunyai ilmu hal ini tidak bisa dijalankan dengan baik. Sehingga kedangkalan ilmu yang mereka miliki menjadi pemicu masalah yang terjadi dalam rumah tangga. Jadi saya sangat setuju kalau ada lembaga yang khusus menatar calon pengantin yang akan menikah”, ujarnya kepada Santunan (14/5).
38
19 28 53 62 785
2 1 2
7
1
5
1 3 1 1 1
2 6 7
1
4
8 26
4
6
6 26
Santunan JUNI 2010
12 20 2
30 5 1
13
55 6 2
2
48 4
1
2
6
2
4
1
51
1 2
3 147
1 4
14
15 104 14 50 21 88 57 14 68 60 123 2 33 29 41 39 13 17 25 38 836
16 14
35 3 2 9 15 5
3
9 95
17 179 36 182 60 259 154 35 152 185 181 14 33 78 147 39 32 52 78 128 2,024
Keterangan
11 1
JUMLAH
Ekonomi
10 6 1
Kawin di Bawah Umur
Kawin Paksa
9 5
Gangguan Pihak Ketiga
2
20 106
8 3
Tdk Ada Keharmonisan
15
7
Politis
5 1 2 12
6 3
Cemburu
1
5
Poligami Tidak Sehat
Banda Aceh Sabang Sigli Meureudu Bireuen Lhokseumawe Takengon Lhoksukon Idi Langsa Kualasimpang Blangkejeren Kutacane Meulaboh Sinabang Calang Singkil Tapaktuan Jantho JUMLAH
4 23 18 132 39 49 76 10 57 42 39 12
Cacat Biologis
3
Kekejaman Mental
2
Terus Menerus Berselisih
Penganiayaan Berat
1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Kekejaman Di Hukum
BULAN
Tidak Ada Tanggung Jawab
NO
Krisis Moral
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA PERCERAIAN PADA MAHKAMAH SYAR’IYAH SE-WILAYAH ACEH TAHUN 2009
18 7
LAPORAN UTAMA hanya waktu hendak menikah, sehingga kursus calon pengantin tidak menjamin akan menyelesaikan berbagai kasus perceraian. ”Tidak juga. Menurut saya, nilainilai agama sudah harus ditanamkan sedari kecil oleh orangtuanya, dan orang tua pun harus dapat menjadi panutan oleh anak. Ini semua tidak terlepas dari nilai-nilai agama yang ditanamkan orang tua calon pengantin tersebut.” katanya. Hal senada juga diutarakan Kabid Urais Kanwil Kemenag Aceh, Ibnu Sa’dan. Menurutnya kursus itu belum cukup untuk membekali calon pengantin, tetapi harus juga dilengkapi dengan pengajian-pengajian di tempat lain. “Sebenarnya tidak cukup, tapi untuk tahap pertama kita jalankan dulu, barangkali mereka pun sudah mengikuti kegiatan lainnya seperti pengajian-pengajian di majelis taklim”. Kata Ibnu Sa’dan. Sejak dinyatakan berlaku 1 Maret 2010 lalu, kursus calon pengantin harus mulai diterapkan di seluruh Aceh. Berbagai kendala tentu akan dialami dalam pelaksanaannya, termasuk soal dana yang belum dianggarkan dalam DIPA. Seperti diungkapkan Kasi Kepenghuluan Kanwil Kemenag Aceh, Ridwan Qary, dana kursus catin tersebut akan diambil dari biaya nikah yang selama ini disetor ke negara, walaupun sangat minim dana tersebut diharapkan mampu menutupi biaya operasional, sehingga dalam pelaksanaannya lebih banyak melibatkan pegawai internal daripada mengundang pemateri luar. Keikhlasan masih menjadi slogan dari program ini. “Dalam pelaksanaannya lebih diutamakan pegawai kita, di samping dana yang belum cukup juga menjadi angka kredit bagi penghulu dan penyuluh di lapangan” ujar Ridwan Qary kepada Santunan (13/5) di ruang kerjanya. Sementara itu anggota komisi G DPRA menyatakan bahwa tidak tertutup kemungkinan pelaksanaan 8
MATERI KURSUS CALON PENGANTIN NO 1
MATERI
JUMLAH JAM
Tatacara dan prosedur perkawinan
2
2
Pengetahuan agama
5
3
Peraturan perundang-undangan di bidang perkawinan dan keluarga
4
4
Hak dan kewajiban suami istri
5
5
Kesehatan (reproduksi sehat)
3
6
Manajemen keluarga
3
7
Psikologi perkawinan dan keluarga
2
JUMLAH
24
Sumber: Peraturan Dirjen Bimas Islam
kursus ini dibantu oleh pemerintah pemerintah berperan dalam hal ini.” Aceh, karena manfaat dari program Pungkas Moharriadi. akan dirasakan langsung oleh rakyat Hal senada juga dibenarkan Aceh. anggota Komite III DPD RI, Wahidin “Bisa, Saya sangat mendorong ini Ismail, dalam pertemuan di aula untuk menjadi program pemerintah. Kanwil Kemenag Aceh beberapa Kalau sudah ada konsepnya, bisa waktu lalu. Menurutnya pemerintah diajukan kepada pemerintah, kalaudaerah boleh saja membantu lembaga pun belum mendapat perhatian pevertikal selama hal tersebut tidak merintah, DPRA akan menyuarakan mampu dilakukan oleh pemerintah dan mendorong. Semoga nanti kita pusat. berharap pemerintah mengambil alih “Yang sifatnya bantuan program, urusan ini, disediakan dana yang cuhibah, ini masih bisa kita maklumi kup, karena sebuah terobosan yang sepanjang sangat dibutuhkan oleh baik oleh Kementerian Agama”. kamasyarakat dan belum di-handle oleh tanya. pusat dan hal ini boleh-boleh saja” Malah menurutnya isu tidak Ujar pria asal Aceh tersebut. boleh membantu lembaga vertikal Program ini memang masih dalam tidak perlu dibesar-besarkan. Karena tahap uji coba, berbagai kendala dalam manajemen modern yang akan menyertainya, apakah nantinya perlu diperhatikan adalah outcome akan mampu mengurangi angka dari sebuah program. perceraian, kita tunggu saja. n “Saya kira, tidak ada lagi istilah tersebut (vertikal). Dalam TABEL DATA PERCERAIAN DALAM PROVINSI ACEH manajemen kerja moNO TAHUN JUMLAH PERKARA dern ada istilah meli1 1998 3020 hat outcome, jadi yang 2 1999 2029 paling penting hasilnya 3 2000 1288 akan dirasakan oleh 4 2001 1078 rakyat Aceh, rakyat5 2002 1675 nya pemerintah Aceh. 6 2003 1676 Walaupun idenya dari 7 2004 2167 Kementerian Agama, 8 2005 4535 tapi Kementerian Aga9 2006 3919 ma yang merupakan 10 2007 4613 lembaga vertikal, punya 11 2008 4283 aksinya untuk rakyat 12 2009 2024 Aceh. Jadi harusnya juga Sumber: Mahkamah Syar’iyah Provinsi Aceh Santunan JUNI 2010
LAPORAN UTAMA Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd, Kabid Urais Kanwil Kemenag Aceh
Kursus Catin Sebagai Syarat Pendaftaran Nikah
Apa latar belakang lahirnya peraturan dirjen tentang kursus catin ini? Perdirjen nomor TJ/II/PW/0191/2009 lahir pada tanggal 11 Desember 2009 yang berisi pedoman kursus catin. Latar belakang kelahirannya karena melihat angka perceraian meningkat tajam akhir-akhir ini. Dari sini dipikirkan bagaimana mengatasi angka perceraian yang meningkat sangat drastis, dari 20 ribu kasus tahun 2008 menjadi menjadi 200 ribu kasus pada tahun 2009 di seluruh Indonesia. Dirjen berpikir bagaimana mengatasi angka perceraian. Dan ini merupakan isu strategis di bidang Urais, di Bimas Islam. Salah satu sebab barangkali catin itu tidak siap atau tidak disiapkan, mungkin bertemu satu hari langsung menikah, atau ketemu satu bulan
langsung menikah, jadi tidak diberikan bimbingan yang mantap. Maka salah satu cara untuk mengatasi angka perceraian adalah memperkuat calon pengantin sebelum menikah dengan kursus calon pengantin. 200 ribu per tahun itu angka nasional, bagaimana dengan Aceh? Aceh juga, setelah kita konfirmasi dengan mahkamah syar’iyah juga meningkat. Apa penyebab banyaknya kasus perceraian? Mungkin kurangnya ilmu agama, juga faktor ekonomi, tapi yang paling menonjol karena faktor pemahaman yang kurang, faktor campur tangan pihak ketiga juga menonjol. Dengan dikeluarkan perdirjen tentang kursus catin ini seberapa pengaruh nantinya dalam menekan/ meminimalisir angka perceraian? Kita melihat perbandingan dengan beberapa daerah di Malaysia, Singapore dan Brunei Darussalam, ternyata setelah dibuat perbandingan sebelum dan sesudah diterapkan kursus catin itu ada perubahan. Seperti apa kursus catin yang akan dilakukan oleh KUA di lapangan? Pertama kita sosialisasi, Maret 2010 sudah berjalan, tapi ada beberapa daerah belum siap dengan perangkatnya. Kursus ini dilakukan oleh suatu lembaga, bisa jadi BP4 atau lembaga lain yang membidangi tentang bimbingan keluarga ini. Jadi tidak mesti BP4, karena kita dari internal maka berupaya bagaimana mengefektifkan BP4. Ada beberapa materi yang disampaikan nantinya seperti kewajiban suami-istri, memperkenalkan kesehatan reproduksi. Ini bekerjasama dengan Dinas Kesehatan, atau paling tidak Puskesmas, juga mempersiapkan keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah, itu bisa bekerjasama dengan BKKBN. Termasuk masalah ibadah, ilmu tauhid, semuanya 12 materi. Malah ini menjadi syarat untuk pendaftaran ketika hendak menikah. Sebelum catin memperlihatkan sertifikat kursus ini, belum dilayani untuk mendaftar sebagai catin di kantor KUA. Sertifikat sendiri siapa yang keluarkan? Sertifikat dikeluarkan oleh lembaga yang melaksanakan kursus itu, seperti BP4 atau lembaga lain
Santunan JUNI 2010
9
LAPORAN UTAMA yang melaksanakannya. Sekarang ini di daerah ada sepuluh hari masa tenggang, di KUA sepuluh hari sebelum menikah harus diumumkan, siapa catin laki-laki siapa catin perempuan. Setelah dua tahun dia mengikuti kursus catin dan tidak menikah, maka dia harus mengikuti kursus catin lagi. Karena sertifikat itu berlaku 2 tahun. Siapa orang-orang yang sudah siap untuk nikah bisa langsung mengikuti kursus catin ini, tidak mesti waktu dekat perkawinan. Akhir-akhir ini kiprah BP4 sudah menurun, apa penyebabnya? Mungkin menurunnya karena Memang BP4 ini dulu jabatan ex ofisio. Misalnya di provinsi, siapa yang menjadi kepala bidang urais, maka secara ex ofisio ia menjadi ketua BP4, juga di kabupaten, yang menjadi ketua BP4 adalah kasi urais, ini sangat tidak dinamis. Maka dalam mukatamar ke 14 yang dilakukan di akhir 2008 lalu, dicoba untuk merubah, ketua BP4 itu tidak mesti jabatan melekat secara ex ofisio boleh dari luar, seperti di pusat yang dijabat oleh mantan ketua BIN, setahu saya, sehingga bernilai strategis, kita bisa jual, juga diharapkan nantinya di provinsi tidak mesti dari kabid urais, boleh dari lembaga perguruan tinggi, tokoh-tokoh agama, dari lembaga-lembaga yang berkiprah di pembinaan keluarga, atau tokoh yang berpengaruh. Leading sector harus dari Kementerian Agama. Kita bisa buat pendekatan dengan pihak eksekutif dan legislatif. Karena tanpa keterlibatan mereka ini akan sulit bergerak, karena ini terkait dengan dana. Dulu kiprah BP4 terasa sekali, sebelum ke pengadilan BP4 menjadi penengah juga KUA, tidak mesti pasutri bermasalah langsung ke pengadilan? Itu karena kita dengan pengadilan agama (PA) atau sekarang mahkamah syar’iyah masih satu departemen, masih terkait. Dengan terpisahnya PA atau mahkamah syar’iyah dari Kementerian Agama dan tunduk di bawah Mahkamah Agung, hal ini sudah nampak jarang. Kita upayakan supaya ada kedekatan lagi. Boleh 10
berbeda departemen tapi dalam pekerjaan yang sama kita coba lakukan pendekatan-pendekatan seperti melibatkan mereka dalam BP4 provinsi. Dalam perdirjen ada 24 jam belajar, apakah memadai untuk membentuk keluarga sakinah mawaddah wa rahmah atau mengurangi angka perceraian, atau jangan jangan ini dilihat dari fenomena artis, karena banyak nikah siri maka dikeluarkanlah perdirjen ini? Sebenarnya tidak cukup, tapi ini untuk tahap pertama, barangkali mereka pun harus mengikuti kegiatan-kegiatan lainnya, seperti pengajian-pengajian di majelis taklim, di madrasah, atau sekolah harus juga dibekali tentang perkawinan ini. Ini kan paling tidak memperkenalkan, tidak mungkin dalam waktu dekat ini kita bisa mengajarkan mereka, tapi barangkali mereka sudah belajar sebelumnya dengan kita adakan kursus catin ini mengingatkan kembali, ini target minimal. Apa sudah pernah dilakukan semacam penelitian awal bahwa banyaknya kasus perselisihan dalam keluarga akhir akhir ini karena ketidaksamaan visi itu? Inti pemahaman agama, terjadi perbedaan pandangan itu karena pemahaman agama. Jadi kita tidak melakukan penelitian khusus tapi dari kasus kasus yang di tangani oleh KUA dan BP4, itu banyak sekali kasus seperti itu. Kesiapan perangkat kita ke daerah untuk menindaklanjuti perdirjen ini bagaimana? Yang menjadi permasalahan di daerah adalah tenaganya yang masih kurang. Apalagi di daerah perkampungan, di mana hanya KUA yang bisa memberikan materi ini yang bisa menyentuh calon pengantin. Ini sebuah pemetaan yang kami lihat, kalau di daerah perkotaan gak masalah. Apalagi di Banda Aceh, ada lembaga perguruan tinggi seperti IAIN, di Lhokseumawe ada STAIN, di Langsa juga ada STAIN. Tetapi di daerah yang perguruan tingginya sedikit, kondisi ini menjadi masalah, karena kekurangan tenaga untuk Santunan JUNI 2010
memberi bimbingan ini. Dilihat dari jajaran urais termasuk KUA di daerah sudah siap nggak? Ya kalau tidak melibatkan pihak lain belum memadai, harus kita libatkan pihak lain Dalam Perdijen itu boleh siapapun membentuk lembaga akreditasi, lembaga yang mengeluarkan sertifikat, aturan main yang disiapkan dari kita seperti apa? Memang boleh dari lembaga lain yang menyiapkan, tapi kita juga harus memberikan semacam edaran, artinya materi-materi yang disampaikan harus mengacu pada kurikulum yang di keluarkan Kementerian Agama, tidak sembarangan mereka boleh memberikan bimbingan pernikahan seandainya materinya tidak sesuai dengan kurikulum yang kita keluarkan. Nanti siapapun boleh mendirikan lembaga kursus ini? Ya boleh, asal sesuai dengan undang-undang yang berlaku, materi yang disampaikan, keabsahan lembaga, akreditasi, seperti juga KBIH. Untuk sementara ini belum mengarah ke sana, mungkin belum ada masalah, Cuma lembaga-lembaga yang sudah populer yang bergiat dibidang ini. Malah saya khawatir kalau nanti siapapun boleh mengeluarkan sertifikat. Untuk sementara ini belum diatur sampai ke sana. Mungkin ini baru tahap sosialisasi, tapi kalau memang nanti didapatkan adanya lembaga lembaga lain yang bergerak di bidang ini sudah menyimpang itu akan diatur. Termasuk belum diatur berapa biaya yang dikeluarkan. Kursus catin ini ada biaya gak? Ini belum diatur tentang biaya, dikhawatirkan ada keresahan pada masyarakat, sebab sudah ada biaya nikah, lalu ada lagi biaya kursus. Dan ini bisa dimanfaatkan kalau BP4 di kecamatan ada dana PMBP nanti. Dana mitra itu yang di kembalikan ke daerah, ke KUA dan ke tingkat II. Untuk tahap pertama mungkin tidak perlu biaya ini. Dibenarkan di surat ini untuk memanfaatkan dana PMBP ini yang hari ini dikembalikan ke KUA masing masing. n (Juniazi)
LAPORAN UTAMA Ustazah Yiyi Hissiyyah, Pengisi Program Konsultasi Keluarga Asmara di Radio Baiturrahman Banda Aceh
Suami Isteri Harus Membangun Komunikasi yang Baik
S
elama saya menjadi narasumber di radio, memang ada kondisikondisi keluarga yang mengalami sedikit permasalahan. Kalau saya lihat mereka perlu bekalan ilmu dalam menjalani kehidupan rumah tangga, yang Insya Allah permatapermata ini bisa menjalani kehidupan keluarganya. Pengetahuan sangat penting, karena untuk menjalani kehidupan rumah tangga, perlu ada bekalan ilmu. Bagaimana bisa menjalankan hak dan kewajiban yang baik sebagai isteri maupun sebagai suami jika tidak mempunyai ilmu. Sehingga kedangkalan ilmu yang mereka miliki menjadi pemicu masalah yang terjadi dalam rumah tangga. Jadi saya sangat setuju kalau ada lembaga yang khusus menatar calon pengantin yang akan menikah. Bagus sekali sekarang ada kursus catin, karena memang untuk membekali ilmu sebelum nikah. Kemudian setelah nikahnya juga ada bekal-bekalannya, begitu juga setelah mempunyai anak. Isteri sebagai salah satu penentu untuk keluarga sakinah, mawaddah waramah, karena disebutkan dalam hadis, ”Jika engkau melihatnya, maka membuatmu bahagia, dan jika memerintahkannya maka dia akan taat kepadanya”, artinya kesalehan dan ketaatan seorang isteri ini salah satu faktor terwujudnya keluarga sakinah, mawaddah, waramah. Sebenarnya Islam tidak melarang wanita untuk bekerja. Mungkin ketika istri bekerja di luar, itu artinya ada hakhak yang terlalaikan sehingga timbul keretakan rumah tangga. Dan ini juga kembali kepada manajemen waktu yang harus dimiliki wanita tersebut. Karena tugas utama seorang wanita itu ketika dia sudah menikah menjadi ibu rumah tangga dan kalau bekerja
itu sebagai tambahan bukan proyek utamanya, jadi di sini kembali kepada manajemen dirinya lagi Sebenarnya semakin tinggi ilmu seseorang bukan berarti semakin banyak tuntutannya. Seharusnya semakin tinggi ilmu seseorang bagaimana dia bisa menyikapi ketika ada tuntutan- tuntutan dari luar, bukan berarti semakin tinggi pemahaman kemudian semakin dia mengikuti keinginankeinginan pribadinya. Tapi bagaimana dengan itu dia bisa memprioritaskan apa yang penting dan mendesak. KDRT atau kekerasan dalam rumah tangga, banyak pemicunya, jadi ada wanita dengan isu bahwa ingin ada kesetaraan. Sebenarnya sejak 14 abad yang lalu Islam sudah menyetarakan derajat lelaki dan perempuan, tidak ada perbedaan kecuali ketaqwaan mereka. Jadi perempuan dan lelaki di depan Allah adalah sama, yang membedakan hanya ketaqwaan. Kemudian yang membedakan juga ya jenis kelamin. Itu yang membedakannya. Jadi kalau misalkan terjadi KDRT kemudian wanita meminta kesetaraan, itu kesetaraan yang bagaimana yang mereka cari. Yang harus kita atasi sekarang adalah bagaimana caranya mencari penyebab akar masalah KDRT itu, bukan mengangkat isu kesetaraan gender itu. Ketika permasalahan keluarga ini tidak bisa diselesaikan oleh kedua pihak ini, suami dan istri. Dalam Alquran boleh memanggil pihak ketiga yang bisa menyelesaikan permasalahan ini. Sebaiknya bila ada perselisihan suami istri, keduanya harus membangun komunikasi yang baik. Kemudian mereka harus saling terbuka, mencari akar masalah terjadinya perselisihan. Jadi kembali kepada komunikasi, kalau komunikasi baik Santunan JUNI 2010
maka Insya Allah akan baiklah. Keluarga Sakinah itu bahasa di Alquran, kalau bahasa Fikih bagaimana kita membangun keluarga muslim. Ciri keluarga muslim, atau keluarga sakinah mawaddah wa rahmah yaitu bagaimana setiap pribadi yang ada dalam keluarga itu bisa menjalankan nilai Islam yang dilandasi ketaqwaan kepada Allah Swt. Dan dengan terimplementasinya nilai-nilai Islam dalam rumah tangga. Dalam konteks kekinian bagaimana untuk mewujudkan keluarga ASMARA (As-Sakinah Mawaddah wa Rahmah), maka setiap suami dan istri itu harus mendekatkan diri kepada Allah Swt. Kebahagian dalam rumah tangga bukan pada materi. Kebahagian rumah tangga itu adalah bagaimana pasangan suami istri dan anak- anak bahagia secara ruhiyah. n (mulyadi nurdin, jabbar sabil) 11
Drs. H. Armia Ibrahim, SH, Wakil Ketua Mahkamah Syar’iyyah Provinsi Aceh
Pasca Tsunami, Angka Perceraian Meningkat
Apa benar tingkat perceraian di Aceh semakin meningkat? Memang dari tahun ke tahun tingkat perceraian di Aceh semakin meningkat, dan dari semua perkara yang masuk lebih dari 65 % adalah perkara cerai, baik cerai gugat maupun cerai talak, dan ini gejala di seluruh Indonesia, kecuali Mataram, yang mana banyak cerai gugat daripada cerai talak. Tapi hal ini tidak dapat langsung kita salahkan perempuan, karena ternyata sebahagian perempuan, ingin kepastian hukum, sudah dicerai di luar oleh lakilaki (cerai liar), baru kemudian perempuan ke pengadilan untuk kepastian hukum cerainya. Karena tanpa akta cerai perempuan tidak boleh kawin lain, tanpa menunjukkan akta cerainya. Apa penyebab yang dominan terjadinya perceraian di Aceh? Tidak adanya tanggung jawab salah satu pihak, melalaikan pihak yang lain, perselisihan terus-menerus, tidak memberi nafkah baik pada isteri maupun anak. Angka Tahun 2009, cerai 2024 kasus di seluruh Aceh. Wilayah tertinggi kasus perceraian di Bireuen 259 kasus. Untuk penyebab perceraian tertinggi, tidak ada tanggungjawab sebanyak 785 kasus, tidak ada keharmonisan (cek-cok, perselisihan terus menerus) dalam hal ini banyak sebab baik itu perselingkuhan, mengabaikan hak pihak lain, dll. Kalau kekerasan/penganiayaan tidak tinggi, cemburu, kawin paksa 2 kasus, kawin di bawah umur 4 kasus, poligami tidak sehat (pihak suami kawin lagi), cacat biologis (impotensi, dsb.) 6 kasus. Jadi yang tertinggi tidak ada tanggung jawab dan tidak ada keharmonisan dalam rumah tangga. Secara umum, apa penyebab tidak adanya keharmonisan dalam keluarga? Dari bedah kasus dikarenakan oleh faktor ekonomi, faktor tidak merasa dihargai (suami lebih rendah statusnya karena 12
isteri lebih banyak gajinya), faktor gangguan pihak ketiga ; seperti pacaran lagi, main mata dengan orang lain (ini terjadi pada dua sisi, baik pada perempuan maupun pada laki-laki). Apa ini terjadi karena pengaruh isu persamaan gender yang sekarang ini gencar dikampanyekan? Orang perempuan sekarang telah melek hukum, sehingga sudah berani karena adanya persamaanpersamaan hak dengan laki-laki. Dari kasus-kasus yang terjadi selama ini, apakah ada potensi untuk dapat didamaikan kembali? Kami punya prosedur mediasi, berdasarkan Peraturan Mahkamah Agung No. 1 Tahun 2008 menyatakan mediasi wajib hukumnya. Setelah perkara masuk, baik cerai gugat maupun cerai talak, terutama melakukan damai oleh hakim, kemudian wajib mengangkat mediator yang pada umumnya hakim setempat. Memang keberhasilan mediasi ini sangat kecil, yaitu sebanyak 3 % dari kasus tahun 2009. Tapi sebenarnya ada keberhasilan lain yaitu kita bisa mendamaikan permasalahan anak dan pembagian harta walaupun cerai tetap terjadi. Biasanya dampak yang terjadi dari perceraian suatu keluarga? Memang biasanya anak yang menjadi korban dari perceraian orang tuanya. Dalam hal ini termasuk biaya hidup dan hak asuh. Apa ini bisa dikatakan keluarga-keluarga di Aceh tidak harmonis lagi? Memang dibanding dengan negara lain kita masih lebih kecil. Dulu saya pernah melihat di Singapura, angka umat Islamnya sebanyak 250.000 jiwa, sedangkan kasus perceraiannya bisa mencapai 1000 kasus. Berarti hampir semua pasangan sudah pernah datang ke pengadilan. Apa yang dilakukan oleh mediator dalam hal mencegah terjadinya perceraian? Intinya, mediator tugasnya mendamaikan kedua belah pihak agar tidak terjadi cerai. Dalam hal ini memberikan nasehat kepada kedua belah pihak, yang batas waktunya sampai 40 hari, tapi dalam prakteknya apabila 2 atau 3 kali pertemuan, kedua belah pihak masih bersikeras dengan keputusan cerainya, tetap dikatakan mediasi gagal. Ada juga yang berhasil setengah, cerai tidak berhasil, tapi berhasil dalam permasalahan hak asuh anak, pihak lain boleh berkunjung, biaya pengasuhan anak termasuk dalam hal harta bersama. Sekarang di Kementerian Agama ada Instruksi Dirjen Bimas Islam, yang mewajibkan Kursus Catin bagi pasangan yang akan menikah, apakah ini dapat menyelesaikan permasalahan yang ada? Saya kira ini bagus, karena selama ini penasehatan perkawinan pada saat akad nikah saja tidak memadai, waktunya sangat singkat, apa lagi nikahnya di Mesjid Raya Baiturrahman waktunya hanya satu jam, sehingga pihak penghulu tidak dapat memberikan ceramah panjang lebar apa lagi banyak pasangan
Santunan JUNI 2010
LAPORAN UTAMA yang tidak paham dengan dasar-dasar berumah tangga. Saya rasa sangat perlu kursus catin ini, hanya apakah perlu dibarengi dengan sanksi? Apabila tidak mengikuti kursus ini tidak akan dinikahkan. Langkah ini sangat positif. Atau menurut anda ada upayaupaya lain yang dapat ditempuh? Yang paling penting memberdayakan kembali badan penasehat perkawinan. Sekarang, orang datang ke badan penasehatan bila akan cerai, perkawinannya telah hancur. Jadi alangkah baik, BP4 memberi bekal awal bagi pasangan yang mau nikah, bukan setelah perkawinannya hancur kemudian dinasehati. Apakah kasus yang masuk selama ini karena ketidakpahaman pasangan terhadap dasar-dasar berkeluarga? Ada sebahagian, tapi tidak semuanya, karena ada juga cerai yang terjadi pada orang-orang intelektual seperti dosen, dokter, dsb. Ada faktor lain seperti egois, tidak mau kalah, mau menang sendiri. Menurut Badan Pemberdayaan Perempuan banyak sebab perceraian karena kekerasan, bagaimana tanggapan anda? Sebenarnya itu salah satu faktor, apalagi sekarang kekerasan diperluas maknanya. Kekerasan tidak hanya fisik tapi psikologis, merasa seolah-olah isteri tertekan jiwanya, mengekang isteri, tidak memberi kebebasan kepada isteri, maknanya lebih luas bukan hanya pemukulan, penganiayaan. Sebenarnya ini semua berangkat dari nilai Barat, persamaan antara laki-laki dan perempuan, sehingga tidak tahu lagi siapa yang memimpin dan siapa yang dipimpin. Kekerasan itu sebenarnya terjadi selalu dilatar belakangi oleh permasalahan lain. Sekarang KDRT telah dipidanakan, dalam hal ini bagaimana koordinasi Mahkamah Syar’iyah dengan pengadilan negeri? KDRT kalau dilapor ke pihak kepolisian ini sudah masuk ke dalam ranah pidana, hanya saja setelah divonis lebih dari 5 tahun oleh pengadilan terhadap pelaku KDRT maka dapat dijadikan sebagai alasan cerai oleh satu pihak lainnya, bukan karena alasan kekerasannya tapi karena hukuman lebih dari 5 tahunnya. Hanya saja kita dapat mengambil petunjuk dari pengadilan bahwa rumah tangga tersebut memang telah hancur, sehingga dapat mengabulkan perceraiannya. n (mulyadi nurdin, jabbar sabil, darwin)
Moharriadi Syafari, ST., S.Ag., Anggota Komisi G DPRA
Sangat Mendorong Untuk Menjadi Program Pemerintah
K
alau kami di dewan tidak ada aksi, tapi kalau secara kebijakan kami mendorong pemerintah untuk membangun kehidupan masyarakatnya menujukehidupanyangsejahtera,baikitu masyarakat maupun unsur yang terkecil yaitu keluarga. Jadi kita mendukung dan mendorong upaya pemerintah untuk mewujudkan kehidupan setiap warganya yang berkeluarga mencapai kehidupan bahagia, sehingga kita dukung lahirnya biro perempuan dan anak, biro ini terbentuk salah satu bentuk komitmen Dewan juga. Kemudian Tupoksi pemerintah Aceh juga untuk meningkatkan kesejahteraan warga dalam hal ini keluarga. Generasi penerus kita merupakan orang yang sangat merasakan dampak dari kondisi suatu keluarga. Baik buruknya seorang anak sangat ditentukan oleh keluarganya. Maka oleh karena itu kita harus membina dan memberikan bimbingan yang baik pada keluarga di daerah kita ini, sehingga terbentuk generasi-generasi penerus harapan kita. Kita sudah kawal, sekaligus sudah melakukan koordinasi dengan biro Pemberdayaan Perempuan (PP), selama pembinaan perempuan, keluarga, pembinaan anak, diarahkan sesuai dengan konsep Islam yang sebenarnya biar singkron dengan isu internasional dan nasional yang tidak bias gender. Tapi ketika format pembinaan ini keluar dari konsep agama, yang kering dari solusi tarbiyah Islamiyah, bisa dipastikan akan memperuncing masalah. Intinya kalau mereka mengikuti tuntunan Islam, angka perceraian ini tidak akan terjadi. Kalaupun ada isu gender, selama kita laksanakan dengan konsep Islam tidak akan berdampak a p a p u n , metodenya kita sesuaikan Santunan JUNI 2010
dengan metode Islam dan konteks kearifan budaya Aceh. Budaya Aceh sudah memberi tradisi yang baik di masyarakat kita, di mana jarang sekali dulu terjadi perceraian di Aceh, karena dikelola dan diselesaikan dengan baik dalam peran serta keluarga besar dan pimpinan gampong. Pemerintah harus berperan dalam pembinaan keluarga. Konsep membangun Aceh yang harus diperhatikan adalah membangun mental yang basis paling dasar, yaitu membangun masyarakat, membangun keluarga, dan membagun sumber daya manusia masyarakat Aceh. Kongkritnya adalah memperhatikan kehidupan sosial budaya masyarakat Aceh dan turut membina kehidupan keluarga. Termasuk mendorong partisipasi ulama bahkan termasuk lembaga agama untuk membina keluarga masyarakat di Aceh. Kalaupun dianggap telah maksimal, tapi hal ini tidak boleh disepelekan. Kita melihat pada efeknya, upaya luar untuk merusak keluarga berlipat ganda. Jadi dalam hal ini pemerintah haruslah melakukan pembinaan yang berlipat ganda juga. Jangan hanya berpuas diri, menganggap pemerintah sudah memberikan dana yang besar misalnya, tapi upaya yang dilakukan sebaliknya untuk merusak juga berlipat ganda. Jadi kita harus maksimal. Buktinya angka anak-anak yang terjerumus dalam kasus kriminal terus bertambah, tingkat perceraian juga bertambah, ini sebuah indikasi bahwa kita belum maksimal, harus lebih maksimal lagi. Memang harus ada upaya evaluasi, bukan sekadar gonta ganti, bongkar pasang lembaga, tapi evaluasi yang terus menerus memperbaiki dan kembali meningkatkan upaya yang terus menerus, dan harus terpadu. Saya melihat 13
LAPORAN UTAMA salah satu yang sangat kurang oleh pemerintah ini adalah sosialisasi yang terus menerus. Dalam grand design pembangunan mental pembangunan budaya, agama di Aceh ini mutlak diperlukan. Terus melakukan promosi, melalui media iklan yang ada, yang memberikan petuah-petuah bagaimana kehidupan suatu keluarga yang baik dan ceramah-ceramah yang bombastis yang tidak bosan-bosannya memberikan bimbingan agama kepada remaja. Kursus calon pengantin itu sangat bagus. Saya anggap satu upaya dari rangkaian upaya yang perlu kita
siapkan. Tapi tentunya tidak cukup hanya ini. Tentunya dalam kursus ini akan ditanamkan konsep dasar berumah tangga sebagai sebuah ibadah, dan ini akan memotivasi mereka untuk mempertahankannya. Bisa saja DPRA mengalokasikan dana untuk kursus catin. Saya sangat mendorong ini untuk menjadi program pemerintah.Kalausudahadakonsepnya, bisa diajukan kepada pemerintah, kalaupun belum mendapat perhatian pemerintah, DPRA akan menyuarakan dan men-dorong. Semoga nanti kita berharap pemerintah mengambi alih urusan ini, disediakan dana yang cukup,
karena ini sebuah terobosan yang baik oleh Kementerian Agama. Saya kira, tidak ada lagi istilah tidak boleh membantu lembaga vertikal. Dalam manajemen kerja modern ada istilah melihat outcome, jadi yang paling penting hasilnya akan dirasakan oleh rakyat Aceh, rakyatnya pemerintah Aceh, walaupun idenya dari Kementerian Agama, tapi Kementerian Agama yang merupakan lembaga vertikal, punya aksinya untuk rakyat Aceh. Jadi harusnya juga pemerintah berperan dalam hal ini. n (mulyadi nurdin, darwin)
Lailisma Sofyati, mantan Kepala Biro Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Aceh
Minimal Dapat Mengurangi Angka Perceraian
K
alau kita lihat di Pusat Pelayanan Terpadu bagi perempuan dan anak korban kekerasan, yang kita didirikan sejak 28 September tahun 2006 yang dibentuk oleh Biro Pemberdayaan Perempuan bekerjasama dengan pihak Kepolisian, dari berbagai kasus yang kita layani, setiap tahunnya mengalami peningkatan pada kasus KDRT. Ini mungkin terjadi karena masyarakat telah mengetahui di mana tempat mengadu apabila mengalami kasus KDRT. Seperti kita ketahui sekarang di tiap-tiap Polres di Kabupaten telah ada Unit PPA (Perlindungan Perempuan dan Anak), Kalau di Provinsi ditangani oleh PPT bagi perempuan dan anak korban kekerasan yang sekarang koordinatornya Badan Pemberdayaan Perempuan, yang dulunya Biro Pemberdayaan Perempuan. Sekarang pun kita telah membuat, menandatangani Mou bersama antara Dinas Syariat 14
Islam, Baitul Mal, Dinas Sosial, yang isinya akan membantu semua perempuan korban kekerasan. Untuk menghindari konflik dalam rumah tangga, sebelum menikah harus ada komitmen bersama, baik itu dalam pekerjaan maupun lainnya. Komitmen bersama dalam berumah tangga, jadi sama-sama mendidik anak dan bermufakat dalam berbagai hal. Mungkin hal ini lah yang harus di sampaikan dalam pelatihan bagi calon pengantin. Menurut saya, nilai-nilai agama sudah harus ditanamkan sedari kecil oleh orangtuanya, dan orang tua pun harus dapat menjadi panutan oleh anak. Ini semua tidak terlepas dari nilai-nilai agama yang ditanamkan orang tua calon pengantin tersebut. Bagi ibu-ibu yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga, walaupun hanya di rumah dapat menambah wawasannya melalui media-media yang ada, untuk mendidik anak-anaknya. Sosialisasi Undang-Undang KDRT dan Undang-Undang Perlindungan Anak belum maksimal, belum sampai ke pelosok-pelosok daerah, malahan dari sebagian pihak-pihak hukum, juga belum paham benar dengan UndangUndang tersebut, tapi minimal sudah diupayakan. Kita sudah punya qanun tentang perlindungan anak, pemberdayaan dan perlindungan perempuan. Saya kira sudah banyak hal pemerintah daerah kita mau Santunan JUNI 2010
peduli tentang perempuan dan anak di daerah kita ini. Kursus calon pengantin Menurut saya, minimal dapat mengurangi angka perceraian, dan harus dibarengi dengan itikad dan komitmen bersama pasangan pengantin tersebut. Saya berharap kurikulumnya dapat mengadopsi materi-materi yang memuat ajaran-ajaran agama yang dapat membina kehidupan keluarga berjalan dengan baik, baik untuk pihak perempuan, maupun pihak laki-laki yang harus mengetahui hak-hak dan kewajibannya dalam mengimbangi dan mendukung kegiatan isterinya, sesuai tuntutan yang terjadi dalam rumah tangga. Mungkin karena dengan perkembangan ilmu yang dimiliki, perempuan sudah paham dengan hak dan kewajibannya. Akhirnya bila terjadi ketidakcocokkan dalam rumah tangga, setelah bermufakat tidak ada hasilnya, maka pihak perempuan lebih memilih cerai daripada terus terjadi hal-hal yang menyebabkan kedua belah pihak menderita. Maka dalam hal ini, laki-laki harus lebih sadar akan fungsinya sebagai kepala rumah tangga, laki-laki juga harus sadar bahwa perempuan dan anaknya itu bukan hanya sebagai aset, perempuan dan anak harus diayomi dan diberikan kesempatan yang sama dalam kehidupan keluarga. n (mulyadi nurdin, darwin)
LAPORAN UTAMA Drs. Suriadinata, Ketua Forum Kepala KUA Kecamatan Kantor Kementrian Agama Kabupaten Aceh Besar
Ada Calon Pengantin yang Mendadak Menikah
Persiapan calon pengantin Sederhana saja. Pasangan atau yang mewakilinya membawa blangkoblangko N atau berkas yang telah diisi dan beberapa persyaratan administrasi lain yang lengkap. Setelah diadakan pemeriksaan, ditetapkan hari pembimbingan dan hari pelaksanaan pernikahan. Yang paling penting, jangan berurusan untuk urusan nikah di luar kantor. Ini untuk menghindari pungutan liar oleh oknum KUA yang tidak bertanggung jawab. Tapi catin mohon langsung
datang sendiri ke KUA setiap hari kerja. Di Aceh Besar, kendala dalam pelayanan tidak ada yang besar dan serius. Paling untuk Pulau Aceh, jarak jangkau ke KUA yang menjadi kendala. Kita prinsipnya melayani masyarakat, jadi kendala-kendala itu tidak menjadi hambatan serius. Paling kurang, ada dua penyebab perceraian akhir-akhir ini, misalnya di Aceh Besar. Ini hasil analisa kita dalam kapasitas sebagai Ketua BP4. Pertama tidak matangnya persiapan
dari catin untuk membentuk rumah tangga. Pendidikan pernikahan yang belum cukup. Di sini belum adanya kursus perkawinan bagi catin sebagaimana di Malaysia. Apalagi ada catin yang mendadak menikah, tanpa melewati tahapan pembimbingan. Kedua, nasahat yang diberikan kurang mengena bagi catin. Jadi pelaksana nikah mesti membekali khutbah nikah (penasehatan) menurut kebutuhan pasangan. (Muhammad Yakub Yahya)
PENGUMUMAN REDAKSI Sehubungan dengan telah ditetapkannya Biro/Perwakilan Majalah Santunan di setiap Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota, maka perlu kami umumkan sebagai berikut: A. Tugas Umum Biro Santunan 1. Menerima dan mencatat jumlah majalah dari penyalur/ percetakan. 2. Mendistribusikan Majalah Santunan kepada setiap PNS/ Satker di lingkungan kerja Kantor Kementerian Agama Kabupaten/ Kota setempat. 3. Mengutip/memungut dan mencatat/membukukan potongan untuk Majalah Santunan dari setiap bendahara satuan kerja di lingkungan Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota setempat. 4. Membayar/mencatat honor/pengeluaran lainnya yang disetujui oleh Pengelola Majalah Santunan Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh. 5. Memfasilitasi pengiriman tulisan, berita, iklan dan masukan lainnya kepada Tim Redaksi Majalah Santunan. 6. Meneruskan kebijakan dan informasi yang disampaikan oleh Pengelola Majalah Santunan Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh. B. Bendahara/ Kepala Satker 1. Supaya menyampaikan laporan pembayaran/potongan Majalah Santunan selama ini kepada Biro/Perwakilan Santunan yang baru. 2. Tunggakan dan pembayaran potongan Majalah Santunan mulai edisi ini dan seterusnya dibayarkan melalui petugas Biro/Perwakilan Majalah Santunan di masing-
masing Kantor Kementerian Agama Kabupaten/ Kota. C. PNS/Pembaca/Kontributor Majalah Santunan 1. Honorarium para kontributor Majalah Santunan yang belum dibayarkan sejak edisi 2 Tahun 2009 dapat ditagih melalui Biro/Perwakilan Majalah Santunan di Kementerian Agama Kabupaten/Kota masing-masing dengan menunjukkan bukti Majalah Santunan dimana kontribusinya digunakan. 2. Kontribusi yang mendapatkan honorarium tersebut adalah tulisan dalam bentuk artikel, laporan kegiatan (yang dipesan khusus), cerita, puisi, jawaban TTS yang dinyatakan benar, serta kiriman foto yang dimuat dalam majalah santunan. 3. Besarnya honorarium ditentukan oleh Pengelola Majalah Santunan Kementerian Agama Provinsi Aceh. 4. Mulai edisi Juli 2010, Majalah Santunan akan diterima di tempat tugas masing-masing sebelum tanggal 10 bulan berjalan/edisi majalah. 5. Bila ada kekurangan, kelalaian, atau masalah yang dirasa mengganggu dan dapat merusak citra Majalah Santunan, diharapkan kritik, saran dan masukannya melalui hotline sms di 085277759339. Demikian pengumuman ini disampaikan, atas perhatiannya kami haturkan terimakasih.
Santunan JUNI 2010
Pemred 15
Laporan Alfirdaus
Kepala KUA Harus Menjadi “Qadhi” Dalam Masyarakat
K
ilometer nol Sabang menjadi titik pertama perjalanan maraton TIM penilaian KUA Teladan dalam rangka menjaring KUA Kecamatan berprestasi seProvinsi Aceh. Tim penilai yang terdiri dari beberapa kepala bidang, kepala subbagian, dan kepala seksi di linkungan Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh melakukan tugas mulia ini mulai dari tanggal 19 April 2010 sampai dengan 20 Mei 2010 dengan mengambil start di kota wisata Sabang hingga Aceh Tamiang di daerah perbatasan Aceh dengan Sumatera Utara. Pemilihan KUA Kecamatan teladan kali ini diikuti oleh 17 Kabupaten Kota se Provinsi Aceh. Kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan unggulan Kanwil Kementerian Agama Provnsi Aceh dalam rangka meningkatkan pelayanan prima ujung tombak Kementerian Agama di tingkat Kecamatan terhadap masyarakat. Penilaian KUA sebagai unit percontohan/teladan merupakan sebuah program nasional Kementerian Agama dan ajang prestasi yang mampu memicu semangat seluruh unsur yang ada dalam KUA Kecamatan. Dengan adanya penilain ini akan meningkatkan kinerja KUA sebagai pelayan masyarakat terutama pelayanan Nikah dan Rujuk. Untuk pencapaian hasil yang maksimal maka penilaiannya dilaksanakan secara berjenjang mulai dari tingkat Kab/ Kota, provinsi dan nasional. Untuk menjadi KUA sebagai unit percontohan/teladan, tentu ada beberapa konsekwensi dan kriteria yang harus dipenuhi, hal ini tertera dalam lampiran keputusan Dirjen Bimas Islam Nomor : DJ.II/210 tahun 2010 tentang pedoman penilaian KUA teladan 2010. Menjabat KA. KUA minimal 1 tahun, sehat jasmani 16
dan rohani, belum pernah manjadi pemenang di tingkat nasional pada penilaian tahun sebelumnya, merupakan beberapa syarat yang tertera dalam keputusan tersebut. Tentunya ini bukan syarat mutlak untuk bisa menjadi pemenang, Namun ada hal lain yang lebih dprioritaskan, KUA Kecamatan harus bisa memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat baik itu pelayanan tentang pernikahan, bimbingan suscatin, pembinaan keagamaan, bimbingan manasik haji, maupun konsultasi keagamaan lainnya, bahkan KUA Kecamatan harus menjadi tuan qadhi dalam masyarakat.” sebut Drs. H. As’ary Basyah, yang menjadi salah satu Tim Penilai KUA Teladan dalam kata-kata sambutannya. Penilaian KUA Teladan tahun 2010 sangatlah berbeda dengan penilaian KUA Kecamtan teladan pada tahuntahun sebelumnya, karena penilaan
Santunan JUNI 2010
fisik yang meliputi visi-misi, motto, sarana dan prasarana hanya memiliki prosentasi 30% dari total penilaian” demikian ungkap Drs. Ibnu Sa’dan ketika di wawancara oleh Santunan. “Penilaian yang mempunyai prosentase 70% merupakan penilaian performa dan kemampuan Kepala KUA dalam membaca Al Qur’an sempurna dengan tajwidnya, mampu memberikan khutbah nikah sesuai dengan keadaan calon pengantin, mampu membaca kitab sekaligus memahami dan menjelaskan isinya, dan mampu menjawab beberapa soal dalan ujian tulis, itulah penilaian utama tahun 2010 ini” jelas Kabid Urais ini. “Hasil dari pemilihan KUA Teladan ini akan dikukuhkan pada tanggal 17 Juni 2010 sekaligus dengan pemilihan Keluarga sakinah teladan 2010” lanjut beliau yang merupakan Ketua Tim Penilai KUA Teladan 2010. n
Laporan Taharuddin
Nilai 53,83 Menuju Kairo Mesir
“Baru saja mengikuti ujian” katanya, untuk persiapan menuju Universitas AlAzhar, Cairo, Mesir, ketika kami menelpon melalui telpon selulernya untuk diminta penjelasannya. sekitar perolehan nilai UN tertinggi Jurusan Program Keagamaan yang mencapai 53.85 di Provinsi Aceh. Hasil usahanya yang dapat mendongkrak penguatan ciri khas madrasah melalui Jurusan Program Keagamaan tertinggi itu bernama Abu Hasan Makmun. Anak seorang Professor yang tak asing bagi kalangan Mahasiswa Pascasarjana IAIN Ar-Raniry, yaitu Prof Dr. Abdul Qadir Umar. Prestasi yang diraih selama mengecap pendidikan di MAS Ulumul Quran Langsa, antara lain Juara III MTQ Tingkat Provinsi Aceh 2009, juara III debat bahasa Inggris tingkat SMA/MA se-kota Medan tahun 2007, Juara 1 MTQ tingkat Kabupaten Aceh Utara 2008 dan tentu banyak lagi prestasi non-akademik yang telah diraihnya. Dilihat dari riwayat pendidikan, anak bungsu dari sang Dosen Universitas Malaysia ini saat tingkat dasar ia pernah bersekolah di SD Brunei Darussalam (tamat 2003), kemudian pada tingkat menengah bersekolah di MTs Miftahussalam Medan (tamat 2007 dan: MA MUQ Kota Langsa (tamat 2010). Ketika kami menanyakan aina tuwashilu dirasataka (Kemana rencana melanjutkan studi?) Dengan pasti dan meyakinkan dalam Bahasa Arab yang lancar ia menjawab ”ila jami’ah Al-Azhar, bi Qahirah Mishr“ (ke Universitas AlAzhar, Cairo, Mesir). Apa saja kiat sehingga dapat memperoleh nilai tertinggi? Tentunya normalnya siswa sekolah boarding melakukannya dengan belajar intensif dan juga intensifitas bimbingan dari para guru. Ujian Nasional 2010, MA MUQ Langsa meluluskan siswanya 100% baik untuk Jurusan Program Keagamaan maupun Program IPA. Program Keagamaan di Provinsi Aceh
sebagai peserta dalam Ujian Nasional tahun 2010 adalah sebagai tahun kedua keikutsertaannya. Sebelumnya hanya diikuti oleh MAN Meulaboh. Sementara bagi MA MUQ Langsa, tahun 2010 merupakan tahun pertama. Kehadiran Program Keagamaan pada tahun ini bagi MUQ cukup membanggakan, karena disebut sebagai madrasah berangking pertama diantara penyelenggara Ujian Nasional Program Keagamaan. Pada masa Ujian Nasional tahun 2009/2010, Madrasah Aliyah mengikutikan siswanya pada Program Keagamaan antara lain 1) MAN Darussalam Aceh Besar 2) MAN Meulaboh 3) MAN Suak Timah 4) MAS MUQ Langsa dan 5) MAS Ruhul Islam. Madrasah yang telah menjalankan Program Keagamaan mempunyai pola tersendiri dalam perekrutan siswa atas dasar kajian strategic sebuah madrasah (School Based Manajement): 1) Dengan merekrut siswa dari kelas I langsung melalui jalur Test dan 2) Melalui penelusuran minat pada kelas 2. Alasan penerimaan di kelas satu bahwa kemungkinan siswa cendrung tidak akan memilih jurusan ini di kelas dua karena beberapa sebab pertama, terkesan penerimaan alumninya hanya Santunan JUNI 2010
terbatas di Sekolah Tinggi Islam (institut), kedua, tidak begitu fleksibel atau hal-hal lain yang bernuansa tidak berkembang. Pada hal betapa banyak alumninya yang kemudian dapat melanjutkan di Pergurauan Tinggi yang tidak saja berbasis pada kajian-kajian keislaman tetapi ternyata para alamuni ada yang masuk Fakultas Pertanian, Tekhnik, menjadi tentera/polisi dan lain sebagainya bahkan ada yang melanjutkan studi di fakultas kedokteran. Sementara perekrutan di kelas II (pada kenaikan ke kelas 2), dilakukan dengan penelusuran minat dan kebijakan-kebijakan lain dari madrasah dengan upaya persuasif serta bimbinganbimbingan karir. Dalam penentuan jurusan di kelas I beberapa kendala muncul. 1) Bagaimana memberikan pemahaman tentang jurusan ini pada anak yang baru masuk. Persoalan ini ada yang melakukan dengan memberikan leaflet sebelum waktu pendaftaran. 2) Apakah tidak melanggar ketentuan umum sebuah peraturan seperti yang tercantum dalam lampiran permendiknas no 22 tahun 2006 bahwa penjurusan dilakukan pada kenaikan ke kelas Pemahaman tentang klausul ini dilakukan dengan memahami bahwa standar nasional pendidikan murni diikuti hanya pola recruitment saja untuk menstabilkan jumlah siswa yang diterima atau tetap eksis siswa pembelajarnya di sebuah madrasah. Dalam penjurusan di kelas II kendala yang muncul adalah: 1) Apakah ada siswa sangat berminat pada jurusan ini? Karena sosialisasi pada jurusan ini sangat lemah atau kemampuan persuasi yang tidak begitu mengena. 2) Apakah ada guruguru yang sangat siap dengan jurusan ini? Terutama dalam melayani siswa dengan pengantar Bahasa Arab sebagai wujud pengembangan kurikulumnya. Atau metode pembelajarannya sungguhsungguh dapat memotivasi siswa, sehingga kemudian diminati jurusan ini oleh calon-calon siswa sesudahnya. n 17
Laporan Taharuddin
Advokasi Jurusan Program Keagamaan
P
rogram Keagamaan pada Madrasah Aliyah adalah sebuah jurusan pembelajaran di Madrasah Aliyah yang inti pembelajarannya mengkhususkan pembelajaran pada pendalaman materi pelajaran keagamaan Islam meliputi Akhlak, Sejarah Kebudayaan Islam, Tafsir, Fikih, Hadits, dan Ilmu Kalam. Jurusan Program Keagamaan terbentuk sama seperti pola pembagian jurusan untuk jurusan lainnya (IPA, IPS, dan Bahasa) pada tingkat Madrasah Aliyah. Jurusan ini juga dapat disebut sebagai evolusi dari beberapa perubahan sejak terbentuknya pendidikan setingkat aliyah (setingkat Sekolah Menengah Atas) dalam lingkungan Kementerian Agama di Republik Indonesia. Munculnya Program Keagamaan dalam dunia pendidikan madrasah terakhir dipedomani dari Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi. Dalam lampiran Permendiknas tersebut termaktub bahwa “Pengorganisasian kelas-kelas pada SMA/MA dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu kelas X merupakan program umum yang diikuti oleh seluruh peserta didik, dan kelas XI dan XII merupakan program penjurusan yang terdiri atas empat program: (1) Program Ilmu Pengetahuan Alam, (2) Program Ilmu Pengetahuan Sosial, (3) Program Bahasa, dan (4) Program Keagamaan, khusus untuk MA.” Dalam amanat Permendiknas No. 24 Tahun 2006 tentang pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah termaktub pada pasal 3 ayat (3) bahwa Menteri Agama dapat mengatur jadwal pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, untuk satuan pendidikan Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), Madrasah Aliyah (MA), dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), disesuaikan dengan kondisi dan kesiapan satuan pendidikan yang bersangkutan. Terjemahan dari Permendknas No. 24 tersebut, Menteri Agama cq. Dirjen Pendidikan Islam mengeluarkan Surat Edaran No. DJ.II.1/PP.00/ED/681/2006 tanggal 1 Agustus 2006 tentang Pelaksanaan Standar Isi di madrasah. Praktisnya tahun 2006 pelaksanaan standar Isi di madrasah mulai dilaksanakan. Khusus berkaitan dengan Program Keagamaan bedasar Surat Edaran itu antara lain tersebut sebagai berikut: 1) Adanya pelaksanaan di Madrasah Aliyah terbagi kepada empat jurusan yaitu IPA, IPS, IPB dan Keagamaan (Pada point 3). 2) Keluangan untuk pengalihan jurusan bagi madrasah yang menyelenggarakan Program MAK ke Program Keagamaan. 3) Tahun 2007/2008 tidak dibenarkan lagi menerima siswa untuk Program MAK. Plus minus pandangan masyarakat terhadap keluarnya Surat Edaran tersebut setidaknya menyisakan beberapa hal. Pertama bahwa adanya surat edaran ini memberikan kesan bahwa akan 18
tidak ada lagi kemampuan madrasah untuk menelurkan alumni yang mampu memberikan potensi kemampuan baca kitab kuning. Atau dengan kata lain timbul kegundahan karena terkesan dengan tidak adanya MAK maka ruh pendidikan madrasah menjadi menurun yang dapat mengakibatkan mutu pendidikan anak madrasah dalam bidang keagamaan menjadi tidak menentu. Dan yang tidak menggembirakan lagi dalam Surat Edaran Dirjen tersebut adalah seakan menafikan keberadaan MAK dengan upaya keluangan mengalihkan MAK menjadi Program Keagamaan, karena diperkenankan MAK melanjutkan programnya hingga selesai atau mengalihkan ke Program Keagamaan. Informasi kepada madrasah-madrasah di Aceh pun tentang hal ini terkesan beragam. Karena ternyata ada Kepala Madrasah Aliyah (terutama yang menyelenggarakan Program MAK) tidak memahami konsep program keagamaan yang sebenarnya. Kedua, adanya kabar gembira bahwa program keagamaan menjadi luas terakui tidak saja kalangan Departemen Agama tetapi kalangan Departemen Pendidikan Nasional karena program ini kemudian juga diikutkan dalam Ujian Nasional sebagai programprogram lainnya (IPA, IPS dan Bahasa). Sementara, Program Keagamaan lama dalam bentuk MAK (Madrasah Aliyah Keagamaan) atas dasar KMA 371 tahun 1995 terbatasi hanya dalam Ujian Nasional lingkungan Departemen Agama. Pada UN tahun 2007/2008, beberapa Madrasah Aliyah di beberapa provinsi di Indonesia ada yang telah mengikutkan siswanya pada Program Keagamaan dalam Ujian Nasional. Diduga siswa Program Keagamaan tersebut berasal dari pengalihan MAK ke jurusan Program Keagamaan atas dasar Surat Edaran Dirjen Pendidikan Islam No. DJ.II.1/PP.00/ED/ 681/2006 tanggal 1 Agustus 2006 seperti tersebut pada poin 4 “ …., pada tahun 2006/2007 pihak penyelenggara Madrasah Aliyah Keagamaan (MAK) dapat mengalihkan program tersebut menjadi Program Keagamaan sebagai program lainnya pada Madrasah Aliyah”. Di Aceh saat itu belum memprogramkan Program Keagamaan, tetapi hanya mengakui program MAK saja. Seperti terpahami dari edaran Kanwil DEPAG dengan nomor KW. 01.4/PP.09/690/2008 tanggal 21 mei 2008, tentang pembukaan Program Keagamaan pada Madrasah Aliyah yang intinya antara lain: 1) Sampai tahun 2007/2008 di Provinsi NAD belum ada MA yang membuka Program Keagamaan. 2) Menjelang kenaikan kelas tahun ajaran 2008/2009 semua Madrasah Aliyah agar melakukan penelusuran minat pemilihan jurusan agar para siswa memilih jurusan sesuai kemampuan masing-masing setelah memahami pengertian, ciri khas dan prospek masing-masing program/jurusan di maksud. Realitanya, pasca edaran ini, ditambah dengan Surat Edaran Dirjen Pendidikan Islam No DJ.I/PP.00/1206/2009 Tanggal 16 September 2009 tentang penguatan ciri khas madrasah, bahwa sangat sedikit Madrasah Aliyah yang menyelenggarakan program ini. Bahkan ada Madrasah Aliyah yang dahulunya menjalankan Program Keagamaan dalam bentuk MAK tidak dapat berbuat banyak, karena ketiadaan siswa peminat. Solusinya? Perlu dikaji improvisasi, inovasi dan modifikasi sistem penyelenggaran Program Keagamaan yang berbasis madrasah dan kearifan lokal.n
Santunan JUNI 2010
Laporan Abdullah AR
S
Sesama Jamaah Jangan Saling Mendahului
eorang kawan bercerita bahwa beberapa hari yang lalu dalam perjalanannya menggunakan bus penumpang umum L-300 menunju Banda Aceh untuk suatu keperluan dinas, seorang bapak-bapak yang berpenampilan parlente, terkesan “sangat hafal” dengan persoalan haji bercerita dengan penuh semangat. Orang yang diajak bicara merupakan salah seorang penumpang lain yang baru saja dikenalnya. Inti pembicaraan yang jelas sekali didengar oleh semua penumpang “bus cepat” tersebut seputar jumlah waiting list (daftar tunggu) haji yang semakin meningkat drastis. Seolah mencoba berempati dengan jamaah yang baru saja mendapatkan nomor porsi dan berdasarkan perhitungan kasar harus menunggu lebih kurang sepuluh tahun baru dapat berkesempatan menunaikan ibadah haji, maka bapak tersebut mencoba mereka-reka solusi apa yang seharusnya dilakukan untuk keluar dari masalah tersebut. Pembicaraan yang mulanya hanya sekedar upaya bapak tersebut memberitahukan kepada la-wan bicaranya bahwa dia sudah tiga kali menunaikan ibadah haji mulai berubah menjadi pembicaraan yang provokatif yang jelas-jelas ditujukan kepada pejabat di kementerian agama yang mengurus bidang haji. “Sekarang kita baru bisa naik haji lebih cepat bila kita ada kenalan dengan orang Depag, tentu saja dengan menyerahkan sejumlah uang kepada orang tersebut semua jadi lancar.” Miris, marah dan takut, bila lebih banyak lagi informasi menyesatkan yang keluar dari mulut bapak itu,
kawan yang kebetulan juga salah seorang pejabat yang selama ini mengurus perhajian di Kementerian Agama Kabupaten memberanikan diri memotong pembicaraan. “Kalau boleh kami tahu dengan siapa kita harus bertemu bila kita mau pergi haji sistem reguler tanpa harus menunggu urutan sistem waiting list dan berapa dana haram yang harus kita keluarkan?” Tanya kawan saya. “Saya khawatir informasi yang bapak sampaikan tidak dapat dipertanggungjawabkan dan akan
menjurus kepada fitnah sehingga akan lebih banyak lagi orang-orang yang akan berburuk sangka kepada lembaga yang selama ini mencoba memberikan rasa keadilan kepada masyarakat khususnya dalam pelayanan haji.” Lanjutnya. Pertanyaan yang tidak pernah diduga ini, seolah membuat sang bapak terkejut dan seperti pesilat yang kelupaan jurus bahkan ‘lagee lintah keunong bakong’. Bapak tersebut bagai tersadar dari kekhilafannya, tapi masih mencoba mencari pembenaran dengan mengatakan bahwa isu itu didengar dari orang yang dikenalnya. Santunan JUNI 2010
Terlepas dari isu berkembang, yang jelas kabar tentang pejabat di Kementerian Agama yang mampu mengurus percepatan seseorang menunaikan ibadah haji hanyalah isapan jempol belaka. Apalagi Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh di hadapan Komisi G DPRA telah menyatakan tidak benar mampu memberangkatkan Calon Jamaah Haji tanpa melalui sistem urut kacang yang telah baku. Akan tetapi harus diakui adanya kebijakan Pemerintah Pusat memberikan yang jatah kepada Pemerintah Daerah untuk formasi TPHD (Tim Pemandu Haji Daerah) dan TKHD (Tim Kesehatan Haji Daerah) setiap tahun, dan rebutan kuota nasional yang jumlah serta waktu penyiapannya sangat terbatas belum tersosialisasi dengan baik dalam masyarakat. Sesungguhnya, baik TPHD maupun TKHD yang wewenang pengangkatannya diserahkan kepada Gubernur atau Bupati/walikota merupakan unsur tambahan yang dapat digunakan oleh Pemerintah Daerah dalam rangka memberikan pelayanan tambahan dan mem-back up pelayan, bukan sebaliknya “menambah beban” tugas-tugas petugas kloter. Menunaikan ibadah haji adalah kewajiban sekali seumur hidup bagi seorang muslim yang sudah mampu. Dalam konteks ini, adanya kecenderungan Calon Jamaah Haji mendahului jamaah lainnya untuk melaksanakan ibadah haji merupakan sesuatu yang seharusnya dapat dipahami, terutama sekali bila merujuk kepada pasan Rasulullah untuk memberikan kesempatan kepada orang lain terlebih dahulu dalam hal 19
muamalah akan tetapi berkompetisi untuk dapat melaksanakan lebih cepat dalam hal ibadah. Jumlah waiting list (daftar tunggu) calon jamaah haji yang angkanya terus membengkak, membutuhkan lebih kurang sepuluh tahun masa penantian menjadikan alasan tersendiri bagi camaah calon haji lanjut usia. Akan tetapi alasan-alasan tersebut di atas tidaklah melegitimasi upayaupaya mendahului orang lain yang
sudah menunggu sekian lama untuk menunaikan ibadah haji, prinsip first come first served (yang mendaftar pertama akan mendapat pelayanan lebih dahulu) sebagai motonya Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) online yang selama ini diberlakukan jelas memenuhi rasa keadilan masyarakat, sebab bila tidak demikian dapat dibayangkan bila seorang telah mendaftar dan mengetahui tahun berapa akan menunaikan iabadah
haji, lalu tiba-tiba didahului oleh orang lain hanya karena kedekatannya dengan seseorang tentu sangat tidak menyenangkan. Ada beberapa upaya yang sedang dan akan terus dilakukan untuk mengurangi masa penantian yang begitu panjang, sehingga kerinduan umat Islam Aceh terhadap Baitullah dapat segera terealisasi, antara lain sebagaimana gagasan Komisi G DPRA yang sedang menyiapkan Tim Advokasi Haji yang meliputi Gubernur/Wakil Gubernur, DPRA, DPD RI asal Aceh, Forbes ACEH di Jakarta, Kepala Kanwil Kemenag Aceh, Bidang Hazawa, MPU, dan Tokoh Masyarakat untuk menghadap Menteri Agama membawa aspirasi, tentu saja pemerintahpun harus menghargai karena Aceh menyandang kekhasan dan salah satu pilot project pelakasanaaan syariat Islam di Indonesia. Ide lain yang yang layak menjadi pertimbangan Pemerintah Pusat adalah mengupayakan pemberlakuan waiting list nasional, sehingga dengan demikian seluruh masyarakat muslim di nusantara ini akan mendapat keadilan dalam hal penantian untuk menunaikan Ibadah Haji. Wallahu a’lam bisshawab.n
Prosedur dan Persyaratan Pendaftaran Jamaah Haji
P
endaftaran Haji di buka sepanjang Tahun dengan menerapkan prinsip First Come First Served sesuai dengan nomor urut porsi yang telah terdaftar dalam Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (SISKOHAT) Kementerian Agama. Persyaratan Calon Haji 1. Beragama Islam. 2. Sehat Jasmani dan Rohani yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter. 3. Memilikai KTP yang sah dan masih berlaku. 4. Memiliki Kartu Keluarga (KK). 5. Memiliki Akte Kelahiran/Surat Kenal Lahir dari Camat/Buku Nikah/Ijazah. 6. Pasfoto warna ukuran 3 X 4 Cm 20
sebanyak 10 Lembar dengan latarbelakang warna putih, tampak wajah 70% - 80%. Tempat Pendaftaran Pendaftaran Haji Reguler dilakukan di Kantor Kementerian Agama Kab./ Kota tempat domisili JCH dan Nomor dan nomor porsi diberikan oleh Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (SISKOHAT) setelah menyetor uang sebesar Rp. 25.000.000,- melalui Bank Penerima Setoran (BPS) BPIH yang tersambung secara Online dengan Siskohat. Prosedur Pendaftaran • Calon jamaah haji wajib hadir sendiri untuk proses pendaftaran jamaah haji. Santunan JUNI 2010
• Calon jamaah haji membuka Rekening Tabungan Haji pada BPS BPIH. • MemeriksakesehatankePuskesmas domisili untuk memperoleh surat keterangan sehat. • Calon jamaah haji datang ke Kankemenag Kabupaten / Kota untuk mengisi Surat Pendaftaran Pergi Haji (SPPH). •Calon jamaah haji melakukan pendaftaran setoran awal ke BPS BPIH Calon jamaah haji melapor kembali ke Kankemenag Kabupaten /Kota dengan menyerahkan bukti setoran awal lembar ketiga, keempat dan kelima paling lambat 7 (tujuh) hari setelah menerima bukti setoran awal BPIH. n
Laporan Azhar
Pembinaan Mental Spiritual (Melalui Manajemen Qalbu)
Bidang Penamas Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh melaksanakan kegiatan Pembinaan Mental Spritual melalui manajemen qalbu bagi siswa-siswi Madrasah Aliyah Tingkat Provinsi Aceh Tahun 2010. Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari mulai tanggal 10 s.d 12 April 2010 di Hotel Rasamala Banda Aceh. Kegiatan ini dibuka langsung oleh Kakanwil Kementerian
Agama Provinsi Aceh. Dalam sambutannya Bapak Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh menyampaikan, bahwa untuk menjawab persoalan umat akhirakhir ini dibutuhkan penyegaran rohani, sebab aktifitas keseharian disesaki doktrin materialisme yang mereduksi nilai-nilai rohani. Oleh karena itu, salah satu kebutuhan batin individu dapat dipenuni dengan
Santunan JUNI 2010
mengkaji Emotional Spiritual Question (ESQ). ESQ dapat berperan sebagai pusat kontrol jiwa dan hati untuk dapat mengekspresikan masyarakat bermoral dan bermental sehat (mental building). Mengingat betapa pentingnya manajemen qalbu untuk individu dan masyarakat, maka kegiatan seperti ini perlu dikembangkan dan dilanjutkan pada even-even berikutnya. Lebihlebih lagi untuk siswa-siswi Madrasah Aliyah, dengan kegiatan ini diharapkan nantinya akan lahir generasi yang bermoral Qurani dan berakhlak mulia. Bapak Kakanwil juga berharap kepada siswa-siswi Madrasah Aliyah agar dapat mengikuti kegiatan dimaksud dengan penuh khidmat, khusyuk, serta ikhlas agar nantinya akan lahir generasi yang membanggakan dan memenuhi harapan orang tua. Kegiatan ini berjalan sebagaimana diharapkan. Isak tangis peserta yang merasakan dirinya sedang berada pada posisi zero, menjadikan aula dicekam haru. Dalam diri peserta muncul rasa sesal, terbawa larut
21
dalam tangisan, dan akhirnya berakhir bahagia setelah acara usai. Semua rasa itu terekspresi dari wajah polos mereka, bahkan solidaritas baru pun terbangun, sehingga merasa sulit berpisah dengan teman seangkatan program, demikian pula dengan panitia pelaksana. Seorang peserta mengaku sulit untuk meninggalkan teman-teman seangkatan meski di sisi lain ingin segera pulang ke rumah untuk meminta maaf dan mohon do’a kepada orang tua. Akhirnya kegiatan ini ditutup dengan penyampain pesan dan kesan. Mewakili peserta training (Teguh dari MAS Ruhul Islam) menyatakan sangat berterima kasih kepada panitia pelaksana, pemateri, dan khususnya kepada Bapak Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh yang telah memberi kesempatan kepada mereka untuk mengikuti acara ini. Ia mengaku belum pernah mengikuti acara seperti ini sebelumnya. “Acara seperti ini sangat bermanfaat bagi kami. Rasa ingin bertaubat begitu tinggi, semangat untuk hidup juga dapat kami rasakan, dan satu hal lagi yang sangat penting dari acara ini; telah membawa kami pada sebuah perobahan hati, dan kesadaran terhadap apa yang menjadi tanggung jawab kami ke depan sebagai umat Muhammad. Terima kasih Bapak/ Ibu, dan izinkan kami untuk kembali ke bangku sekolah guna mencari ilmu sebagai bekal kami nanti. Semoga Tim Qalbun Salim selalu dirahmati Allah. Amiiiin.” n
22
Laporan Azhar
Petugas Tajhiz Mayat Mulai Langka
M
enjadi petugas Tajhiz Mayit merupakan tugas yang mulia. Saat ini di desa-desa petugas yang mengurus jenazah, mulai dari memandikan sampai dengan mengkafani sudah sulit didapatkan. Malah ada desa yang tidak mempunyai petugas tajhiz mayit sama sekali sehingga harus mendatangkan petugas dari desa yang lain. Hal ini sangat memprihatinkan kita semua. Oleh karena itu Bidang Penamas (Pendidikan Agama Islam Pada Masyarakat dan Pemberdayaan Masjid) Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh ter-inspirasi untuk membuat sebuah kegiatan berupa pelatihan kader yang nantinya akan terjun di dalam masyarakat untuk menjadi Santunan JUNI 2010
petugas tajhiz mayit yang handal. Kegiatan yang diberikan tema “Melalui Pelatihan Pentajhizan Mayit Kita Siapkan Kader Fardhu Kifayah” ini dilaksanakan selama tiga hari (27 s.d 30 April 2010) di Banda Aceh. Kegiatan ini diikuti oleh pemukapemuka agama dari kabupaten/kota dalam Provinsi Aceh. Adapun materi inti dalam pelatihan ini adalah teori dan praktek fardhu kifayah yang disampaikan oleh Drs. Tgk. Bintara Ilham, M.Ag (Dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-Raniry Banda Aceh). Kegiatan ini diikuti dengan sangat antusias oleh semua peserta, terutama pada saat praktek memandikan dan mengkafankan mayit. Pelaksana Tugas Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh pada pembukaan acara ini meminta kepada semua pihak untuk melakukan pengkaderan dan pembinaan tajhiz mayit secara kontinyu, dimulai dari tingkat desa sampai ke tingkat Provinsi. Lebih lanjut beliau juga mengharapkan kepada semua peserta untuk mengikuti pelatihan ini dengan sungguh-sungguh.n
Laporan Zarkasyi Yusuf
Pesantren Dalam Naungan Undang-Undang Tahun 2009, ada tiga kasus yang berkenaan dengan legalisasi Ijazah Pesantren yang terindikasi dipalsukan, kasus ini marak setelah pesta demokrasi pemilihan anggota legislativ, ketiga kasus ini masih menjalani proses hukum di pengadilan dan sampai sekarang belum ada yang selesai.
I
nsan kamil (manusia seutuhnya), adalah target penyelenggaraan pendidikan di Indonesia, termasuk juga penyelenggaraan pendidikan agama. Pesantren sebagai salah satu lembaga penddidikan agama tentu juga memiliki target yang sama dalam penyelenggaraan pendidikannya. Pembentukan manusia seutuhnya merupakan tujuan pendidikan yang diamanahkan Undang-Undang PendidikanNasional,UUSisdiknasNomor 20 Tahun 2003 mengamanahkan bahwa fungsi pendidikan adalah kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan adalah untuk berkembanganya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Fungsi dan tujuan pendidikan sebagaimana amanah UU sisdiknas nomor 20 Tahun 2003 merupakan amanah yang harus dijalankan dan dipenuhi oleh lembaga pendidikan di Indonesia, termasuk juga pesantren di dalamnya. Mau tidak mau, pesantren harus dapat menjalankan fungsi dan tujuan pendidikan yang telah diamanatkan undang-undang pendidikan, sebab pesantren telah menjadi bahagian dari sistem pendidikan Nasional. Pasal 30 UU sisdiknas menyebutkan bahwa “Pendidikan keagamaan berbentuk pendidikan Diniyah, pesantren, pasraman, pabhaja samanera, dan bentuk lainnya yang sejenis”. Pada pasal ini terlihat jelas bahwa adanya pengakuan terhadap institusi pesantren sebagai penyelenggara pendidikan keagamaan. PP Nomor 55 Tahun 2007, merupakan peraturan pemerintah yang lahir untuk memperjelas amaran UU sisdiknas tahun 2003, dalam PP ini juga memperjelas fungsi dan tujuan pesantren sebagai bahagian yang tak terpisahkan dalam sistem pendidikan nasional. Pasal 26 ayat 1, 2 dan 3 PP Nomor 55 Tahun 2007 menjelaskan
secara rinci tentang pesantren, dan memberikan legitimasi yuridis terhadap eksistensi pesantren. Dalam ayat 3 pasal ini disebutkan bahwa “Peserta didik dan/ atau pendidik di pesantren yang diakui keahliaanya di bidang ilmu agama tetapi tidak memiliki ijazah pendidikan formal dapat menjadi pendidik mata pelajaran/ kuliah pendidikan agama di semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan yang memerlukan, setelah uji kompetensi sesuai dengan ketentuan perundangundangan” Ayat ini memberikan pengakuan terhadap alumni pesantren untuk menjadi pendidik dalam mengajarkan ilmu agama pada semua jalur, jenjang dan jenis pendidikan setelah mendapat pengakuan melalui uji kompetensi yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pengakuan terhadap ini tentu melalui pengakuan surat bukti menamatkan pendidikan di pondok pesantren atau ijazah/syahadah, jika ijazah yang dikeluarkan pesantren tidak mendapatkan pengakuan, tentu ayat 3 PP nomor 55 Tahun 2007 hanya ada dalam aturan tetapi tidak aplikatif. Untuk itu, Direktorat Jenderal Kelembagaan Islam mengeluarkan surat edaran tentang legalisasi Ijazah pesantren. Salah satu butir isi surat edaran ini adalah tentang mata pelajaran yang harus dipenuhi Pesantren agar Ijazah yang dikeluarkan lembaga pendidikan ini diakui keabsahannya. Surat edaran ini menjadi juknis bagi Pesantren tentang
tatacara pemberian sertifikat/ijazah bagi para santri yang telah menamatkan pendidikannya di Pesantren. Untuk tercapainya maksud surat Edaran Direktorat Jenderal Kelembagaan Islam ini, Bidang Pekapontren Kanwil Kementerian Agama Provinsi telah mengirimkan surat edaran ke Kantor Kementerian Agama Kabupaten/ kota, edaran ini bernomor Kw.01.5/ PP.00.1/1860/2008 tanggal 12 Agustus 2008. Edaran ini berisi tentang penjelasan kewenangan dan persyaratan legalisasi Ijazah, kewenangan itu meliputi: 1. Untuk legalisasi Ijazah Pesantren setara MI, MTs, wajar dikdas Ula dan Wustha, paket A dan B dapat dilegalisir oleh Kepala Seksi Pendidikan Keagamaan dan Pondok Pesantren An. Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/kota setempat. 2. Untuk Ijazah setara MA, Muadalah dan Paket C dilegalisir oleh kepala Bidang Pekapontren An. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh. 3. Untuk setiap ijazah yang akan dilegalisir oleh Bidang Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota harus melampirkan surat pernyataan pimpinan pesantren, sedangkan ijazah yang akan dilegalisir oleh bidang Pekapontren Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi harus melampirkan surat pernyataan pimpinan Pesantren dan surat keterangan dari Kantor Wilayah Kementerian Agama Kabupaten/Kota. n
Tabel Mata Pelajaran yang Harus Dipenuhi Pesantren untuk Legalisasi Ijazah Tingkat Ibtidaiyah Al-Qur’an Tauhid Fiqih Akhlak Nahwu Sharaf, serta Pelajaran pendukung lain
Tingkat Tsanawiyah Al-Qur’an Tauhid Fiqih Akhlak Nahwu Sharaf Tarikh Tajwid, serta Pelajaran pendukung lain
Tingkat Aliyah Tafsir Ilmu Tafsir Hadist Ilmu Hadist Fiqih Ushul Fiqih Tauhid Nahwu Sharaf Tarikh Balaghah, serta Pelajaran pendukung lain. (sumber : Direktorat Jenderal Kelembagaan Islam
Santunan JUNI 2010
23
Rakor dan Pengukuhan Forum Kerukunan Umat Beragama Provinsi Aceh
S
etelah hampir tiga tahun terbentuk, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Aceh, wadah tempat berkumpulnya para tokoh dari berbagai agama tersebut, akhirnya pada selasa (18/5), dikukuhkan. Pertemuan akbar yang dimotori oleh Badan Kesbangpol Prov. Aceh dan Kanwil Kemenag Prov. Aceh melalui Sub. Bag Hukmas & KUB, dilanjutkan dengan Rapat Koordinasi dan Pembinaan FKUB Kab/Kota yang diselenggarakan di Aula Kantor Badan Kesbangpol dan Linmas Prov. Aceh. Pe n g u ku h a n pengurus FKUB Prov. Aceh, yang disaksikan oleh Ka. Kanwil Kemenag Prov. Aceh, Ka. Badan Kesbangpol Linmas Prov. Aceh serta para Kepala Kesbangpol Linmas dan Kepala Kantor Kementerian Agama se-Aceh merupakan momen penting bagi pelaksanaan tugas dan fungsi forum tersebut dalam memelihara dan memberdayakan kerukunan umat beragama di Provinsi Aceh kedepan. Dalam sambutannya, Wakil Gubernur, yang dibacakan oleh Asisiten II Sekretariat Daerah Provinsi Aceh, Bapak T. Sayed Mustafa, mengharapkan Badan Kesbangpol dan Linmas Aceh serta Kementerian Agama Provinsi Aceh selaku perpanjangan tangan Pemerintah Aceh untuk dapat membimbing dan mendorong FKUB agar dapat bekerja 24
keras secara maksimal, sesuai dengan apa yang diinginkan dalam amanat Peraturan Bersama, bahkan kedepan diharapkan FKUB dapat menjadi mitra dan pusat Kerukunan Umat Beragama di Provinsi Aceh. Selepas acara pengukuhan, Forum yang merupakan produk dari
Peraturan Bersama Menteri (PBM) Nomor 9 dan 8 Tahun 2006 tersebut, melanjutkan agenda penting lainnya, yaitu; Rakor dan Fasilitasi pembinaan FKUB Kab/Kota yang diselenggarakan guna, memberikan gambaran tentang arti pentingnya pembentukan FKUB, sekaligus menyatu padukan persepsi dan interprestasi antara pemerintah provinsi dengan pemerintah Kab/ Kota, dan segenap komponen masyarakat dalam memelihara kerukunan antar, intern, dan antara umat beragama dengan pemerintah. Rakor yang dipimpin oleh pejabat nomor wahid di Kanwil Kemenag Aceh, Badan Kesbangpol Linmas Aceh dan Santunan JUNI 2010
pengurus FKUB Aceh, menghasilkan beberapa catatan penting yang harus segera disikapi bersama, guna tercapainya tujuan dengan maksimal. Kurangnya sosialisasi PBM nomor 9 dan 8 Tahun 2006 dan masih kurangnya koordinasi dan sinergisitas antara pengurus FKUB baik di Provinsi dan Kab/Kota, serta hambatan-hambatan dan kendala terbentuknya FKUB di Kab/kota menjadi topik hangat yang di utarakan peserta rakor kepada narasumber. Forum yang disokong oleh anggaran APBN ini, diharapkan dapat menjawab pro dan kontra, yang berkembang di-tengah masyarakat selama ini, mengenai pembentukan forum yang merupakan perpanjangan tangan pemerintah, khususnya kepala daerah dalam penanganan kerukunan umat beragama, yang terdistribusi kepada tokoh-tokoh agama yang menjadi anggota FKUB, yang tentunya lebih mengetahui kondisi umatnya masingmasing. Semoga dengan adanya pertemuan dan sosialisasi intensif dengan berbagai tokoh masyarakat dan ulama Aceh, bersama pimpinan daerah dapat meredam opini miring yang mengarah terganggunya kerukunan umat beragama, serta mengusi damai Aceh yang lestari. Semoga. n
Sempurnakan Rancangan Pergub Pendidikan Dayah Santunan-Banda Aceh. Rabu, 19 Mei 2010 Bidang Pekapontren Kanwil Kementerian Agama Provinsi Menggelar Silaturrrahmi membahas penyempurnaan Rancangan Peraturan Gubernur tentang Pendidikan Dayah. Hadir dalam silaturrahmi tersebut Tgk. H. Ibrahim Bardan (Abu Panton), Tgk. H. Nuruzzahri (Waled Nu), Waled Tanoh Mirah, Tgk. H. Anwar Kuta Krueng (Ketua Rabithah Thaliban Aceh), dan Tengku Dayah lainnya. Turut hadir dalam silaturrahmi ini pihak Badan Pembinaan dan Pengembangan Dayah Aceh, Dinas Syariat Islam Aceh dan Himpunan Ulama Dayah (HUDA). Agenda utama silaturrahmi adalah membahas penyempurnaan rancangan Pergub tentang Pendidikan Dayah Aceh yangsebelumnya telah dibahasbeberapa kali. Acara dimulai pada pukul 10.00 wib di Aula Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh. Rancangan pergub Pendidikan Dayah terdiri dari lima belas bab dan dua puluh tujuh pasal berisi tentang Jenjang Pendidikan
Dayah, kurikulum, ketenagaan, sarana dan prasarana serta Ijazah/Syahadah. Pembahasan penyempurnaan Pergub berjalan cukup alot, bab dan pasal-pasal tentang kurikulum pendidikan Dayah yang banyak diperdebatkan, Waled Nu menghendaki dimasukkannya Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, Bahasa Arab dan Matematika dalam pelajaran umum yang diajarakan di Dayah, waled Nu juga mengharapkan bahwa pergub ini dapat meningkatkan kualitas Dayah. Beliau mengharapkan hendaknya nanti pergub ini dapat dijalankan dengan semaksimal mungkin. Senada dengan Waled Nu, Kabid Pekapontren Drs. Saifuddin AR juga mengharapkan hal yang sama, beliau mengatakan bahwa selama ini Pesantren terpadu tidak lagi menerapkan kurikulum Dayah selafiyah sebagaimana mestinya, beliau mengharapkan bahwa dengan pergub ini pendidikan Dayah Salafiyah dapat menemukan kembali ruhnya sebagai lembaga pendidikan pencetak kader
Ulama. Drs. Saifuddin mengharapkan ke depan hendaknya kalangan birokrasi Pemerintahan dapat diisi oleh alumni dayah, sehingga kinerja dan pelayanan birokrasi akan lebih baik. Sementara Tgk H. Faisal Aly, Tgk Sayed Mahyiddin (Abah) mengharapkan dengan pergub ini hendaknya memajukan pendidikan Dayah salafiyah, bukan awal dari kemunduran Dayah Salafiyah di Aceh. Abu Panton dalam arahannya yang disampaikan pada akhir acara mengharapkan pergub ini dapat meningkatkan kualitas pendidikan Dayah di Aceh, beliau mengakui untuk menerapkan pergub ini perlu dilaksanakan secara bertahap sehingga pelan-pelan Dayah di Aceh akan maju dan berkembang sebagaimana diharapkan. Dengan penuh humoris, Abu Panton mengatakan bahwa banyak orang yang membahas tentang Dayah, membahas bagaimana memasukkan pelajaran umum ke dalam kurikulum Dayah, namun sedikit yang memikirkan bagaimana memasukkan kurikulum Dayah ke sekolah umum. n
Porseni Tingkat MI di Aceh Utara Santunan-Lhoksukon.KepalaKantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Utara Drs.H. Zulkifli Idris membuka acara perlombaan Pekan Olah Raga dan Seni Se- Kabupaten Aceh Utara di MIN samudera yang di ikuti oleh 43 Madrasah, (sabtu 08 Mei 2010). Ketua Panitia Pelaksana Drs. Hamdani A. Jalil dalam laporannya menyampaikan bahwa acara ini berlangsung di dua titik yaitu Perlombaan bidang seni dipusatkan pada MIN Samudera mulai hari sabtu hingga selasa ( 11 s/d 12 ), yang kegiatannya meliputi bidang MTQ, Azan, Rebana, Pembacaan Puisi, Khattil Qur’an, Cerdas Cermat dan Fashion Show. Sementara untuk bidang Olah Raga yaitu Sepak Bola, dan Atletik yang dipusatkan di MIN Lhoksukon, dengan tema “MELALUI KEGIATAN PERSONI KITA JUNJUNG TINGGI SPORTIfITAS, UKIR PRESTASI DAN JALIN PERSAUDARAAN“ sebut Drs. Hamdani A.Jalil. Ketua Panitia Pelaksana juga menyampaikan bahwa Personi ter-
sebut merupakan ajang penjaringan atlit, sekaligus silaturrahmi antara para Kepala Madrasah dan siswa-siswa yang ada dlingkungan Kementerian Agama Kabupaten Aceh Utara dan untuk mengikuti perlombaan Personi tingkat Provinsi nanti, walaupun Panitia tidak ada honor yang penting semangat kebersamaan yang kita nampakkan. harap Drs. Hamdani A.Jalil ! Ka.kankemenag dalam acara pembukaan tersebut mengharapkan Kepada Panitia Pelaksana yang terlibat langsung ataupun tidak untuk menjujung tinggi nilai-nilai Sportifitas baik dia sebagai Ofisial, Dewan Juri/ Hakim yang menangani cabang –cabang yang diperlombakan dalam kegiatan ini. Karena Dewan Juri/hakim sangat menentukan Kualitas untuk metetapkan sang juara nanti baik ditingkat Kecamatan dan Kabupaten bahkan akan terbukti nantinya di Provinsi . Drs. Zukifli Idris juga mengucapkan Santunan JUNI 2010
Apresiasi dan penghargaan yang tinggi Kepada Panitia Pelaksana Personi ,karena dengan berkat kesungguhan, kesabaran, kebersamaan dan semangat keikhlasan Panitia, para kepala Madrasah Ibtidaiyah yang mengikuti acara perlombaan ini. akan melahirkan duta-duta Kementerian Agama Aceh Utara yang Sportif dan bisa membawa harum nama Aceh Utara ditingkat Provinsi nanti. Di sela-sela Penutupan Acara Personi ke XII Se- Kabupaaten Aceh Utara serektaris Dewan Hakim/Juri Muhammad Yusuf, S.Pd membacakan surat Keputusan tentang pemenang lomba bidang Seni dan Olah Raga yang memperoleh nilai terbanyak yaitu : 1. MIN Lhok Rambideung dengan nilai 18 2. MIN Alue Beunot dengan nilai 17 3. MIN Panton Labu dengan nilai 16 4. MIN Paya Bakong dengan nilai 15 5. MIN Krueng Geukueh 2 dengan nilai 13. n 25
Laporan Darwin, SE
Catatan Kecil
Perjalanan Ke Simeulue Santunan Simeulue – Kementerian Agama Kab. Simeulue mulai berbenah diri. Kurangnya tenaga pengajar dan status madrasah yang masih banyak berlabel swasta menjadi problema utama di Kankemenag Kab. Simeulue. Gempa bumi yang terjadi pada waktu lalu, hari rabu (7/4), semakin menambah sederetan permasalahan yang masih terganjal pada Kantor Kementerian Agama yang dipimpin oleh seorang ”Ibu” yang merupakan wanita pertama dan satu-satunya wanita yang memimpin Kankemenag di Provinsi Aceh. Koordinasi dan kerjasama yang baik dengan pemerintah daerah terus dilakukan Kankemenag Kab. Simeulue guna mendapatkan suntikan dana dari pemerintah daerah setempat. Secara umum, Kakankemenag yang terkenal dengan lobsternya ini, masih dihadapi oleh berbagai permasalahan. Permasalahan tersebut, menuntut mereka untuk bekerja ekstra keras dalam membangun Kementerian Agama, di pulau yang pernah jaya dengan hasil cengkehnya ini. Kurangnya tenaga pengajar (guru), dan masih banyaknya madrasah-madrsah yang masih berstatus swasta (belum dinegerikan), dengan perbandingan madrasah swasta sebanyak 21 madrasah, dan madrasah negeri hanya 8 madrasah, merupakan sederetan permasalahan yang tak kunjung usai. ”Kedepan kita harapkan penegerian madrasah di Kab. Simeulue untuk dapat diutamakan, karena di tempat kita ini terbentuk imej bahwa madrasah swasta kurang mutu pendidikannya, imej ini yang sangat kita sayangkan” ungkap Kasi Mapenda Kan.Kemenag Kab. Simeulue, Yusnan Yusuf, BA. Kepala Kantor Kemenag Kab. Si26
meulue, Dra. Hj. Mirati, yang menemani penulis dalam melakukan perjalanan monitoring UN tingkat MI menuturkan, kekurangan tenaga pengajar di Kemenag Kab. Simeulue telah dikoordinasikan dengan Bupati dan Dinas Pendidikan daerah Simeulue. Bupati melalui Dinas Pendidikan daerahnya, akan mengupayakan sejumlah anggaran yang dibutuhkan Kemenag Kab. Simeulue, untuk honor tenaga kontrak yang akan mengajar di
madrasah Kab. Simeulue. ”Sekarang tugas kita mencari orang yang mempunyai basis pendidikan agama yang belum mempunyai pekerjaan, untuk kita angkat menjadi tenaga pengajar di madrasah kita, sedangkan honornya akan diupayakan melalui kontrak oleh Dinas Pendidikan daerah” ungkap Ibu Mirati. Gempa yang tejadi pada hari rabu tanggal (7/4), seolah-olah semakin menguji kepiawaian kepemimpinan Ibu Mirati. Kabupaten yang terletak pada jalur bertemunya lempengan bumi in dihantam oleh gempa dengan kekuatan 7,2 SR. Fenomena alam tersebut menghancurkan beberapa bangunan madrasah di Kab. Simeulue, diantaranya Kantor KemeSantunan JUNI 2010
nag Kab. Siemeulue, MAN Kuala Makmur dan MIN Kula Umo. Kantor Kemenag Simeulue yang berada di atas pegunungan, dan terpisah/terasing dari pusat pemerintahan daerah, mengalami kerusakan pada bagian atas bangunannya. Kerusakan ini terlihat pada bangunan sayap kanan dan bangunan sayap kiri Kantor Kemenag Kab. Simeulue. Di tempat lain, jauh dari KanKemenag Kab. Simeulue, kerusakan juga terlihat, pada dinding ruang pustaka dan rumah dinas kepala MIN Kuala Umo. Walaupun bangunan tersebut masih bisa di fungsikan, mereka berharap ada bantuan guna rehabilitasi bangunan yang telah retak akibat musibah gempa pada waktu yang lalu. ”Walaupun bangunan kantor dan madrasah kita rusak, aktifitas masih tetap kita lakukan seperti biasanya di ruang tersebut, tapi hal ini haruslah segera mendapat perhatian kita bersama, karena akan berakibat fatal, takut roboh dan memakan korban jika sewaktu-waktu terjadi gempa lagi” ujar Ibu Mirati. Di tempat lain yang berdekatan dengan MIN Kuala Umo, Madrasah Aliyah Kuala Makmur, yang baru saja dinegerikan, dan cocok dijadikan sebagai MAN terpadu, mengalami kerusakan pada ruang laboratorium IPA dan laboratorium komputer, serta beberapa peralatan laboratorium tersebut rusak berat. Bangunan laboratorium yang merupakan bantuan dari ADB tersebut, jatuh seolah-olah sujud. Bangunan yang semula memiliki kaki penyangga (seperti rumah panggung), jatuh utuh ke tanah. Masyarakat setempat menyebut bangunan tersebut ”madrasah sujud”. Selain kaki penyangganya runtuh, bagian belakang bangunannya masuk ke dalam tanah lebih dalam, dibandingkan bagian depan bangunannya. ”Kami telah berkoordinasi dengan pihak pemerintah daerah, mereka akan mengupayakan bantuan untuk rehabilitasi bangunan tersebut” ujar Kepala MAN Kuala Makmur, Mus Mulyadi.n
Kini Santri Menatap Masa Depan, Selamat! Santunan-Banda Aceh. Rabu, 5 Juni 2010 adalah hari bahagia bagi peserta seleksi Penerimaaan Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) Kementerian Agama Tahun 2010 Provinsi Aceh. Betapa tidak, perjuangan berat memperebutkan tempat untuk dapat kuliah di Perguruan Tinggi ternama telah di depan mata. Seleksi ini dilaksanakan pada tanggal 14 Maret 2010 di Banda Aceh setelah sebelumnya diseleksi administrasi. No
Nama Peserta
Jumlah peserta seleksi sebanyak 146 orang dari berbagai Pesantren Modern yang tersebar di seluruh Aceh. Peserta seleksi ini memilih 10 Perguruan Tinggi ternama yang terdapat di Pulau Jawa, seperti UGM Yogyakarta, ITB Bandung, UNAIR Surabaya, ITS Surabaya, UIN Syarif Hidayatullah, UIN Sunan Kalijaga, IAIN Sunan Ampel, IAIN Walisongo Semarang, IPB Bogor, dan dan UPI Bandung. Kelulusan tahun ini mengalami
Asal Pondok Pesantren
peningkatan dibandingkan tahuntahun sebelumnya, ini diakui sendiri oleh Kasi Pengembangan Santri Bidang Pekapontren Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh.Radhiuddin, Plt Kabid Pekepontren mengharapkan agar yang lulus dalam seleksi ini benar-benar memamfaatkan kesempatan emas ini, menjaga nama baik Aceh, serta dapat menjadi agent of Development Pesantren setelah melakukan studi nantinya. n (zarkasyi) Pilihan
Universitas/Perguruan Tinggi
Fakultas
Bidang/Program Studi
1
Reka Yuligawati
Dayah Jeumala Amal Lueng Putu
UIN Syarif Hidayatullah
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Kesehatan Masyarakat
2
Hilma Azmi
Ruhul Islam Anak Bangsa
UIN Syarif Hidayatullah
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Kesehatan Masyarakat
3
Mirza Putra
Dayah Jeumala Amal Lueng Putu
UIN Syarif Hidayatullah
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Farmasi
4
Fitria Ermawita
Darul Aitami Aceh Selatan
UGM Yogyakarta
kedokteran
Ilmu Keperawatan
5
Wali Ramadhani
Madrasah Ulumul Qur’an langsa
UIN Sunan Kalijaga
Ushuluddin
Tafsir Hadist
6
Muhammad Iqbal
Ruhul Islam Anak Bangsa
IAIN Walisongo Semarang
Syari’ah
Konsentrasi Ilmu Falak
7
Mahfuz
Madrasah Ulumul Qur’an langsa
IAIN Walisongo Semarang
Syari’ah
Konsentrasi Ilmu Falak
8
Aznur Johan
Ruhul Islam Anak Bangsa
IAIN Walisongo Semarang
Syari’ah
Konsentrasi Ilmu Falak
9
T. Saifullah
Ihyaussunnah Lhokseumawe
IAIN Walisongo Semarang
Syari’ah
Konsentrasi Ilmu Falak
10
Muhammad Ihsan
Madrasah Ulumul Qur’an langsa
IAIN Sunan Ampel Surabaya
Syari’ah
Al-Ahwal Asy-Syakhsiyyah
11
Teuku Haikal
Dayah Jeumala Amal Lueng Putu
IPB Bogor
12
M. Rizki Aulia
Misbahul Ulum Lhokseumawe
ITS Surabaya
Tehnik Sipil dan Perencanaan
13
Masbar Salim Maula
Babun Najah Banda Aceh
ITS Surabaya
Teknologi Informasi
14
Muhammad Redha
Babun Najah Banda Aceh
ITS Surabaya
Teknologi Informasi
MIPA
Meteorologi Terapan Tehnik Sipil Teknologi Informatika Teknologi Informatika Rekapitulasi Kelulusan 2010/2011
Praktek Penentuan Arah Kiblat Santunan-langsa. Kamis, 22 April 2010. Seksi Urais dan Haji Kantor Kementerian Agama Kota Langsa melaksanakan kegiatan Hisab Ruqyat Praktek Penentuan Arah Kiblat, kegiatan yang berlangsung dalam beberapa jam itu terlaksana dengan sukses sebagaimana yang diharapkan, peserta kegiatan tersebut direkrut dari Kantor Urusan Agama Kecamatan dalam wilayah Kantor Kementerian Agama Kota Langsa dan beberapa tokoh masyarakat. Kegiatan ini berlangsung di
Masjid Istiqamah Gp. Teungoh Kec. Langsa Kota-Kota Langsa. Kegiatan seperti ini sangat diharapkan oleh beberapa kalangan tokoh masyarakat sehubungan dengan banyaknya perubahan arah kiblat yang terjadi dibeberapa masjid dalam wilayah Kota Langsa, tentu hal ini menjadi fenomena dikalangan masyarakat luas khususnya wilayah Kota Langsa yang saat ini sedang marak dengan pembangunan masjid. Pelaksanaan kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman Santunan JUNI 2010
tentang tekhnik menentukan arah kiblat dengan- pemateri Drs. H. Amri, SH dari Kantor Mahkamah Syar’iah Kota Langsa. Dalam Kegiatan tersebut pemateri dalam prakteknya menjelaskan bahawa “bagaimana tekhnik penentuan arah kiblat dengan cara manual dan bagaimana jika menggunakan kompas” dalam kegiatan ini pemateri menggunakan alat-alat sederhana diantaranya, tali, kayu, kompas dan beberapa alat sederhana lainnya yang dianggap perlu. n 27
Rakor Menjelang POSPENAS V Santunan-Banda Aceh. Menghadapi Penyelenggaraan Pekan Olah Raga dan Seni Antar Pesantren (POSPENAS) V di Surabaya, berbagai upaya dilakukan oleh bidang Pekapontren demi mematangkan persiapan POSPENAS V, ini dilakukan demi meningkatkan prestasi Aceh di ajang POSPENAS V yang akan diselenggarakan tanggal 5 s.d 11 juli 2010 di Surabaya. Salah satu upaya itu adalah melakukan rapat koordinasi dengan para kasi Pekapontren di kabupaten/ kota guna menghadapi seleksi POSPEDA dan POSPENAS, rapat koordinasi ini berlangsung tanggal 29 April 2010, pukul 14.00 di aula kantor wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh. Rapat koordinasi ini membahas tentang persiapan seleksi POSPENAS yang akan dilaksanakan pada tanggal 24 s.d 26 Mei 2010, rapat koordinasi ini dihadiri oleh seluruh
kasi Pekapontren Kabupaten/Kota kecuali Simeulue. Rapat koordinasi juga membahas tentang mekanisme seleksi Pospenas. Radhiuddin, Plt Kabid Pekapontren mengatakan bahwa “untuk seleksi Pospenas V kita menggunakan nilai standar dalam menyeleksi para santri, kendati dia juara tetapi tidak memenuhi standar, maka keikutsertaanya ke POSPENAS V akan dipertimbangkan”. untuk prestasi kita diikutsertakan ke Surabaya. Serta diharapkan mendapat kesempatan secara bergiliran untuk ikut serta di event nasional setiap tahunnya. Plt. Kabid Pekapontren mengharapakan bahwa peserta yang diikutkan dalam seleksi adalah benar-banar santri, serta diharapkan tidak ada manipulasi dan rekayasa, mengantisipasi hal ini panitia seleksi POSPENAS V juga telah menyiapkan prosuder keabsahan peserta seleksi. Prosuder keabsahan
ini tidak hanya berlaku untuk seleksi POSPENAS V, tetapi juga diterapkan pada POSPENAS V nantinya di Surabaya. Para kasi Pekapontren kabupaten/ kota juga mengharapkan bahwa Kabupaten/Kota yang banyak meluluskan santri dalam seleksi POSPENAS V maka kasi Pekapontren Kabupaten/ Kota tersebut diikutsertakan pada POSPENAS V di Surabaya, menanggapi permintaan Para kasi ini, Plt Kabid Pekapontren mengatakan akan mempertimbangkan, serta sangat bergantung pada ketersediaan anggaran. Dalam kesempatan ini pula, para kasi juga mengharapkan bahwa hendaknya Para kasi Pekapontren Kabupaten/Kota juga diikutsertakan sebagai peserta penggembira pada even-even nasional, dan dijatahkan untuk setiap tahun sebanyak dua orang kasi. n (Zarkasyi)
Aneka Lomba Meriahkan Maulid di MIN Bambong Pidie Santunan-Sigli. Dalam rangka memeriahkan suasana perayaan Maulid Rasul, MIN Bambong Kab. Pidie menyelenggarakan serangkaian kegiatan lomba pada tanggal 5 s/d 7 Arpril 2010. Kegiatan lomba tiga hari yang dilaksanakan itu adalah: Cerdas Cermat mata pelajaran Agama, azan, Doa Shalat, puisitasi, mewarnai gambar, menggambar dan Busana Muslim. Acara puncak kegiatan Maulid yang diselingi dengan pengumuman para juara dan pembagian hadiah, juga menghadirkan seorang penceramah yaitu Ustaz Musafir, M.Kes. Dalam ceramahnya itu, ustaz Musafir, M.Kes Mengajak anak-anak MIN Bambong untuk selalu tekun belajar dan juga takzim kepada guru. Karena dengan ketakziman kepada guru maka ilmu yang diperoleh akan selalu lengket sampai dewasa. Tapi jika ilmu itu dipelajari dan diabaikan ketakziaman pada guru, ilmu itu hanya akan bertahan sementara saja. 28
Buktinya, ada siswa yang hari ini duduk di kelas 3 SMP/MTs, tapi pelajaran murid-murid tingkat MI/SD tidak dikuasai lagi atau terlupakan. Dan kepada Dewan Guru MIN Bambong, Ustaz Musafir, M.Kes, mengajak mereka untuk mendidik murid dengan keteladanan. Karena, keteladanan seorang guru, akan menjadi motivasi tersendiri bagi anak-anak dalam membentuk jati dirinya. Kepada Wali murid yang hadir, Musafir, M.Kes menganjurkan untuk dapat saling kerja sama dengan guru agar pendidikn anak-anak akan maksimal. Wujud`Kepedulian Wali atau orang tua murid diantaranya adalah dengan selalu membimbing dan membantu anak-anaknya di rumah dalam menyelesaikan Pekerjaan Rumah (PR) dan memotivasi mereka dalam mengulang pelajaran. Pada hari Puncak Pelaksanaan kegiatan maulid di MIN Bambong, Turut juga hadir pada acara itu, Kasie. Santunan JUNI 2010
Mapenda Kan.Kemenag Kab. Pidie (Drs. M.Jakfar M.Nur), Kasie. Zakat dan Wakaf (Abdullah Sa’ad) dan Waspendais (Fauziah), yang ketigatiganya diberikan kehormatan untuk menyerahkan hadiah kepada para Johan (Juara) aneka lomba. Mewakili Kakan. Kemenag Kab. Pidie, Kasie. Mapenda Drs. M. Jakfar M. Nur dalam sambutannya menyampaikan apresiasi Kepada Guru-Guru MIN Bambong yang telah serius menangani dan mempersiapkan segalanya serta membina murid-murid untuk bisa tampil maksimal dalam aneka lomba. Beliau juga menyampaikan bahwa ajang aneka lomba seperti yang dilakukan di MIN Bambong Kec. Delima bisa dijadikan salah satu media untuk menggairahkan anak-anak didik dalam belajar, bahkan beliau juga menyampaikan, aneka lomba tersebut juga bisa dijadikan salah satu daya tarik bagi wali murid untuk memasukkan anak-anak mereka ke MIN Bambong. n
Udara Panas yang Ekstrim, Jeddah Ibarat Kota Mati
Solidaritas Parlemen Eropa untuk Tahanan Palestina
Santunan-Jeddah. Akhir-akhir ini, kota Jeddah, Arab Saudi nampak sepi dan lengang, tak ada orang yang lalu lalang. Warga Jeddah ternyata memilih berdiam diri dalam gedung untuk menghindari udara panas di kota itu. Badan Meteorologi Kerajaan Saudi menyatakan sedang terjadi cuaca panas yang ekstrim di sejumlah wilayah negara itu. Mereka juga mengeluarkan peringatan akan kemungkinan terjadinya badai udara panas di bagian Barat negara itu mulai dari kota Mekkah sampai Madinah dalam beberapa hari kedepan dan temperatur udara akan mencapai lebih dari 46 derajat celcius. “Udara panas yang terjadi hari ini, tak tertahankan panasnya, apalagi jika pendingin udara tidak bekerja seperti AC di kendaraan saya sekarang,” kata Hussain, seorang pemuda berusia 26 tahun, warga kota Jeddah. “Saya akan terlambat datang ke kantor dan memastikan pakaian yang saya kenakan cukup nyaman,” sambungnya mengeluhkan udara panas yang ekstrim di Jeddah. Bukan cuma Hussain yang enggan keluar rumah, sebagian penduduk Jeddah nampaknya lebih memilih di dalam rumah menghindari udara yang sangat panas. Tak heran sejak hari Selasa kemarin, Jeddah ibarat kota mati. Jalan-jalan utama di kota itu tampak kosong dari lalu lalang orang. n (mulyadi/eramuslim)
Santunan-Gaza. Parlemen Eropa, melalui ketua hubungan luar negerinya, Alexander Stotzmann, mengungkapkan solidaritasnya secara penuh kepada tahanan Palestina di penjarapenjara Israel. Parlemen Eropa menyatakan seriusnya penderitaan yang dialami para tahanan dan kondisi tragis yang mereka alami di tengan-tengah pelanggaran hukum internasional yang dilakukan Zionis Israel. Stotzmann berjanji mengaktifkan dan mengangkat isu tahanan ini. Dia mengatakan, “Dengan bersama-sama dan bersama institusi Eropa yang aktif kita akan mengaktifkan isu tahanan Palestina. Untuk menekan otoritas penjajah Israel agar menghentikan pelanggarannya terhadap para tahanan dan menjamin komitmennya terhadap prinsip-prinsip hukum internasional dan hak asasi manusia.” Komisi hubungan di parlemen Eropa, bekerja sama dan berkoordinasi dengan dwan legislatif Palestina, akan menyelenggarakan hari khusus untuk isu tahanan Palestina di penjara Zionis Israel. Untuk menjelaskan kepada tokoh-tokoh resmi Eropa dan masyarakat internasional agar mereka mengatahui kondisi tahanan dan penderitaan mereka. Serta bagaimana mengaktifkan dan mengangkap isu mereka di Eropa, untuk mendapatkan dukungan pada isu kemanusiaan ini, terutama masalah anggota dewan yang ditahanan oleh penjajah Zionis Israel. n (mulyadi/ dakwatuna)
Tanah Palestina Yang Dirampas Yahudi Syabab.com. Palestina merupakan tanah milik kaum Muslim yang telah dibebaskan sejak dulu oleh Umar al-Faruq. Setelah Barat lama menyerang Khilafah hingga akhirnya runtuh, pihak penjajah menjanjikan tanah bagi Israel. Pada tahun 1947, melalui bantuan PBB tanah Palestina dirampas Israel. Perampasan itu terus dilakukan hingga hari ini. Pengusiran, perampasan tanah, hingga pembunuhan dilakukan oleh penjajah Israel itu. Berikut gambaran peta wilayah negeri Islam Palestina, tanah milik kaum Muslim yang diberkahi itu terus digerogoti penjajah Israel, lihat peta berikut:
Santunan JUNI 2010
29
Malaysia Usulkan Pendanaan Proyek Dunia Islam Yang Hijau Santunan-Kuala Lumpur. Sebuah bank baru yang akan membiayai proyek energi bersih di dunia Muslim bisa menjadi bagian dari upaya oleh negara-negara Islam untuk membentuk ikatan ekonomi yang lebih dekat, ujar perdana menteri Malaysia. Najib Abdul Razak mengatakan negaranya siap untuk memimpin inisiatif itu, namun tidak memberikan detail lebih lanjut. Dia mengatakan lembaga semacam itu akan membantu mempercepat pembangunan proyek energi yang dapat diperbarui di dunia Muslim. “Saya ingin mengusulkan agar bank pembangunan energi bersih didirikan untuk mempercepat pembangunan energi hijau dan industri terkait demi kebaikan negara-negara Muslim yang sedang berkembang,” ujarnya. “Malaysia sedang mempersiapkan diri untuk memimpin inisiatif ini.” Usulan itu dilontarkan saat para pemimpin dari Malaysia, Indonesia, Bangladesh, Brunei, Senegal, Kosovo, dan
Maladewa menjelaskan alasan untuk mendekatkan ikatan antara anggota Organisasi Konferensi Islam (OKI) di pembukaan Forum Ekonomi Islam Dunia, salah satu konferensi keuangan paling prestisius dalam dunia Muslim. OKI terdiri atas 57 anggota mayoritas Muslim dari seluruh dunia, mulai Maroko hingga Malaysia. “Timur Tengah punya petrodolar,” ujar Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono. “Indonesia punya sumber daya alam yang berlimpah. Setiap kita memiliki sumber daya alam untuk disumbangkan. Kita bisa melakukannya dan meraih sinergi dan kemakmuran bersama.” Energi bersih dipandang sebagai area yang matang untuk investasi kooperatif antar negara-negara OKI, yang kebanyakan merupakan negara berkembang yang mengandalkan minyak untuk memenuhi kebutuhan energinya. Kerjasama pada energi yang dapat diperbarui sedang berjalan di tingkat antar negara. n (mulyadi/suaramedia)
Finlandia Terapkan Kebijakan Kontroversial Khusus Muslim HELSINKI (Berita SuaraMedia) – Waktu khusus untuk wanita Muslim di kolam renang umum di Helsinki yang kontroversial terbuka untuk orang dengan kewarganegaraan manapun. Teemu Raatikainen, pimpinan kolam renang umum Jakomaki, mengatakan bahwa orang Finlandia juga datang ke kolam renang itu pada jam-jam khusus Muslim. Dia mengatakan tidak mungkin untuk memeriksa agama setiap pelanggan.“Kami belum menanyakannya. Kami percaya para pelanggan tahu pada jam apa mereka datang.” Keputusan untuk memberikan waktu tertentu bagi wanita Muslim adalah keputusan yang kontroversial di Jakomaki. “Pada prinsipnya, tidak ada halangan untuk waktu-waktu umum untuk berenang. Agama wanita itu bukan konsekuensi. Islam mengajarkan bahwa seorang wanita Muslim tidak boleh telanjang di depan orang lain,” ujar Pia Jardi dari Dewan Islam Finlandia. “Orang Finlandia terbiasa dengan berbagai jenis budaya kesopanan yang berbe30
da dan kolam renang bergiliran ini mempermudah kedua belah pihak.” “Mengikuti peraturan atau tidak itu terserah tiap individu. Islam memberikan panduan, yang diikuti oleh beberapa orang, dan beberapa lainnya tidak.” Inisiatif jadwal khusus wanita Muslim itu datang dari sebuah asosiasi yang mengoperasikan pusat perbelanjaan Jakomaki tujuh tahun lalu, dan akhirnya sampai ke meja Departemen Olahraga kota Helsinki. Waktu khusus itu sangat populer, meski beberapa masalah sempat muncul. “Beberapa pertengkaran di antara orang-orang dari berbagai kewarganegaraan dilaporkan telah terjadi di ruang ganti.” Raatikainen mengatakan bahwa segalanya telah berkembang dalam beberapa tahun terakhir. “Responnya cukup bagus. Pelajaran berenang untuk gadis-gadis Muslim sangat populer hingga mereka penuh untuk musim panas.” n (mulyadi/suaramedia) Santunan JUNI 2010
Parlemen AS Desak Obama Tingkatkan Dukungannya Terhadap Israel Santunan-Washington. 37 anggota Partai Demokrat Amerika Serikat (AS) di parlemen meminta Obama memberikan dukungan lebih besar terhadap Rezim Zionis Israel, saat mereka bertemu dengan Presiden Barack Obama. Seperti dilaporkan Press TV, kantor penerangan Gedung Putih dalam statemennya menyatakan, dalam pertemuan yang digelar Selasa (18/5), Obama membicarakan alokasi dana sebesar 205 juta dolar untuk mengoperasikan sistem pertahanan Israel dan mengupayakan sanksi lebih berat terhadap negara Iran. Dalam pertemuan tersebut, senator Demokrat yang mendukung penuh rezim Zionis meminta adanya peningkatan peran Obama dalam menjalin hubungan dengan Zionis Israel. Mereka juga mendesak Obama untuk kembali mengunjungi tanah pendudukan Palestina. Para pendukung fanatik Israel ini menekan Obama untuk tidak menyerahkan keputusan kepada bawahannya. Pertemuan itu juga dihadiri Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton.n (mulyadi/eramuslim)
Kontroversi Kemenangan Rima Fakih Dalam Miss USA Santunan-Washington. Sheila Musaji dari The American Muslim berusaha mengulas tentang kemenangan Rima Fakih, Muslim pertama yang menjadi Miss USA, yang membuktikan keberadaan Islamofobia di negara Paman Sam itu. Berikut petikan tulisannya: “Saya meyakini bahwa kontes kecantikan mengeksploitasi kaum wanita dan saya senang bahwa kontes-kontes itu semakin berkurang kepopulerannya tiap tahun. Meski demikian, wanita memiliki hak untuk mengekspresikan diri mereka sebagaimana yang mereka anggap pantas, dan reaksi beberapa warga Amerika terhadap kemenangan Rima Fakih dalam kontes kecantikan Miss USA seharusnya cukup untuk membuktikan bahwa Islamofobia memang ada dan itu tidak ada hubungannya dengan ‘Islam politik’, ‘ Islam radikal’,’ Islamisme’, atau istilah-istilah lain yang digunakan untuk menyembunyikan kebencian mereka terhadap kaum Muslim.n (mulyadi/suaramedia)
Rela Tinggalkan Kampung Halaman Demi Jilbab Santunan-Jenewa. Jika iman sudah menancap di dalam dada, halangan ataupun ancaman tidak akan membuat seorang muslim menanggalkan keyakinan yang diyakini dan hal inilah yang terjadi terhadap keluarga mualaf di Swiss. Sebuah keluarga Muslim di Swiss harus rela meninggalkan kampung halaman mereka demi mempertahankan jilbab putri mereka yang masih duduk di bangku sekolah. Tina Nasafi, ibu pelajar putri ini mengatakan bahwa anaknya sudah dilarang masuk ke sekolahnya di kota Schaffhausen karena menolak melepas jilbab. Karena tindakan diskriminatif itu, sejak September tahun lalu keluarga Muslim
ini terpaksa meninggalkan kampung halaman mereka dan pindah ke provinsi Biel Swiss, Kantor berita IRNA melaporkan. Keluarga Swiss yang sebelumnya memeluk agama Kristen ini mengatakan bahwa warga di Biel umumnya punya cara berpikir yang lebih bebas dan dapat menghargai perbedaan pendapat dan keyakinan. Karena itu warga Muslim di daerah ini dapat menjalankan ibadah dan mengenakan jilbab dengan leluasa tanpa ada halangan. Populasi warga Muslim di provinsi Biel Swiss sejak tahun 1990 mengalami peningkatan yang cukup signifikan dan ditaksir saat ini mencapai empat ribu jiwa. (fq/irib)
Indonesia Ingin Jadi Pusat Halal Dunia Santunan-Jakarta. Tidak mau kalah langkah dengan negeri tetangga, Malaysia, yang mengklaim sebagai The World Halal Destination, Indonesia dalam Indonesia International Halal Business and Food Expo (IHBF) 2010 akan menunjukkan bahwa Indonesia layak menjadi The World Halal Centre. IHBF 2010 akan diselenggarakan di Jakarta Convention Centre pada 23—25 Juli 2010. Ajang yang sedianya akan diikuti oleh 500 stand dari beragam bidang bisnis dan makanan ini akan menjadi ajang edukasi dan promosi produk dan bisnis halal yang layak dikunjungi. Selama ini, Indonesia masih kalah bersaing dengan Malaysia dalam memasarkan produk halal. Lihat saja, Malaysia telah membuka pusat makanan halal Malaysia di China dan bahkan mempunyai Halmart Inc Sdn Berhad yang telah hadir di Perancis dan Inggris sejak 2007 dengan target 300 outlet di seluruh dunia. Tak heran, jika kita iseng berjalanjalan ke negeri jiran itu, ada billboard besar yang terpampang bertuliskan: “Malaysia, The World Halal Destination.” Lukmanul Hakim, Eksekutif Direktur LPPOM MUI, mengatakan, Malaysia sudah mengklaim sebagai pusat halal yang orientasinya kepada perdagangan, sementara Indonesia dapat menjadi rujukan dari halal tersebut, baik sistemnya, sertifikasinya, dll. “Malaysia lebih orientasi kepada perdagangan, beda, kita kepada rujukannya.
Referensinya. Harapannya, rujukan ini juga akan mendorong perdagangan,” ujar Lukmanul Hakim pada Soft Launching & Press Conference IHBF Expo 2010 di Gedung MUI, Jalan Proklamasi, Jakarta, Selasa (18/5). Lukmanul juga menambahkan, event IHBF ini harus dimanfaatkan oleh pengusaha sebagai ajang promosi bisnis dan produk halal mereka. Menurut situs www.islamicfinance. com, penduduk muslim dunia sudah mencapai lebih dari 1,5 milyar (bahkan Presiden AS, Barack Obama, mengatakan jumlahnya 1,8 milyar) dan tingkat perdagangan produk halal dunia sudah di atas US$ 641 milyar per tahun. Negara-negara di Amerika dan Eropa bahkan sudah menyediakan counter khusus di berbagai supermarket yang menyediakan muslim food. Merespon tuntutan dunia yang menghendaki produk yang higienis dan terjamin mutunya, dan tentunya halal, pelaku bisnis pun mengakomodasi hal tersebut di antaranya dengan mensertifikasi produk mereka melalui LPPOM MUI. Setelah mendapat sertifikasi, produsen tidak sembarang dapat memperpanjang label sertifikasinya karena LPPOM MUI mempunyai sistem jaminan halal yang ketat. Sistem ini digadang-gadang juga dapat menjadi rujukan bagi sistem jaminan halal dunia yang akan diterapkan di seluruh dunia. n (mulyadi/eramuslim) Santunan JUNI 2010
Afrika Selatan Siapkan Fasilitas Buat Tamu Muslim Santunan-Johannesburg. Afrika Selatan ingin mempersiapkan Piala Dunia 2010 dengan matang di segala aspeknya. Tak terkecuali persiapan fasilitas khusus bagi para tamu yang beragama Islam. Sebanyak 32 negara akan berlaga di Piala Dunia di Afrika Selatan pada Juni hingga Juli 2010 mendatang. Sejumlah komunitas Muslim Afrika Selatan pun ikut disibukkan dalam menyambut warga dunia ke negeri mereka. Di antara upaya menyambut saudarasaudara seagamanya itu mereka mendirikan organisasi Halal seperti NIHT, yang akan memandu tamu-tamu yang bergama Islam. NIHT nantinya akan menyediakan para sukarelawan di luar stadion yang akan membantu para penonton muslim untuk mendapati restoran berlabel halal dan fasilitas beribadah (salat). Selain itu NIHT juga fokus terhadap produk non-makanan dan minuman seperti permen, cokelat dan lain-lain, yang kemungkinan mengandung bahan yang dilarang dikonsumsi oleh kaum beragam islam. "Para sukarelawan akan ditempatkan di luar stadion-stadion dan menangani soal restoran yang halal, produk-produk dan tempat-tempat beribadah di kota tersebut. Mereka juga akan menjawab setiap pertanyaan dari penonton Muslim," terang Moulana Abdul Wahab Wookay, kepala NIHT. "Makanan dan minuman adalah satu hal, tapi seperti cokelat, permen dan obat-obatan bisa saja mengandung bahan non-halal seperti babi atau esktrak dari hewan yang dilarang dibunuh dalam Islam. Maka dari itu, detil sungguh penting," sambung dia dikutip dari situs resmi Piala Dunia. Sementara itu, Dewan Ulama Muslim yang dipusatkan di Johannesburg juga tidak mau ketinggalan. Mereka merencanakan membuat brosur panduan yang berguna bagi musafir muslim. "Brosur-brosur tersebut akan dibuat dan disebarkan di semua hotel-hotel besar, penginapan dan bandara di setiap provinsi. Brosur berisi informasi yang membantu para traveller muslim," jelas seorang anggota dewan ulama, Moualana Bilal Vaid. n (mulyadi/dtc) 31
Ensiklopedi Bahasa di Aceh Tema untuk edisi kali ini; “RUMAH”
NO.
BAHASA INDONESIA
BAHASA ACEH
BAHASA GAYO
BAHASA ANEUK JAMEE
BAHASA ALAS
BAHASA SIGULAI/ LAMAMEK
BAHASA DEVAYAN
BAHASA SINGKIL
BAHASA PAK-PAK BOANG
BAHASA TAMIANG HULU
BAHASA KLUET
1
Rumah
Rumoh
Umah
Rumah
khumah
Nohe
Lumah
Sapo
Sapo
Rumah
Rumah
2
Pintu
Pinto
Pintu
Pintu
Pintu
Binti
Bintu
Pintu
Pintu
Pintu
Pintu
3
Jendela
Tingkap
Tingkep
Jendela
Tingkap
Bingkap
Tingkap
Jendela
Jendela
Jendelo
Kebakso
4
Pagar
Pageue
Peger / Jang
Paga
Pagakh
Galu
Alu
Pagakh
Pagakh
Pago
Pagar
5
Pintu Pagar
Ruk
Ruk
Pintu Paga
Pintu Pagakh
Bintu Galu
Bintu Alu
Pintu Pagakh
Pintu Pago
Pintu Pagar
6
Halaman
Leuen
Elem-elemen
Halaman / Muko
Halamen
Ifena
Kesean
Kesean
Laman
Halaman
7
Dapur
Dapu
Dapur
Dapu
Dapukh
Naku
Afu
Bihin
Mbihin
Dapo
Dapur
8
Kamar
Kama
Umah Rinung
Kamar
Kamar
Bilik
Bilik
Wilik
Kamakh
Kemogh
Bilik
9
Sumur
Mon
Telege
Sumu / Talago
Lage
Lembang
Lebang
Sumukh
Sumukh
Telago
Telago
10
Jamban
Kakoh
Begen
Jamban / Kakus
Jamban
Jamban
Jamban
Jamban
Jamban
Kakus
Bagan
11
Jalan
Jalan / Rot
Dene / Jelen
Jalan
Dalan
Lala
Dalan
Dalan
Dalan
Jalan
Dalan
12
Kebun
Lampoh
Empus/ Rebe
Kabun
Empus
Kebun
Kebun
Juma
Kebun
Kebon
Mpus
13
Atap
Bubong
Supu
Atok
Sahung
Bangkawan
Bangkawan
Saong
Saong
Atap
Sahung
14
Tiang
Tiang
Suyen
Tonggak
Tihang
Diang
Tiang
Pancang
Benangun
Tiang
Tihang
15
Luas
Luah
Lues
Laweh
Mbelang
Ebolu
Afelak
Blang
Mbelang
Lueh
Mebelang
16
Sempit
Sempet
Impit / Empet
Sampik
Sempit
Ititik
Sampik
Sesag
Sempit
Sempik
Picik
17
Panjang
Panyang
Naru
Panjang
Gedang
Enalu
Tare
Gedang
Nggedang
Panjang
Mantas
18
Pendek
Paneuk / Et
Konot
Pendek
Pendok
Edava
Afitek
Tekhuk
Tekhuk
Pendek
Penek
19
Kaya
Kaya
Bayak / Kaya
Kayo
Bayak
Kayo
Kayo
Weak
Beak
Kayo
Kayo
20
Miskin
Gasin
Gemade / Papa
Miskin
Miskis
Miskin
Miskin
Tahat
Miskin
Misking
Miskin
Terima kasih atas partisipasi para pembaca sekalian, mohon maaf apabila namanya tidak dapat ditampilkan karena keterbatasan tempat, demikian juga bila ,asih banyak kekurangan di sana-sini. Ditunggu kontribusinya untuk edisi mendatang, dan dengan bahasa-bahasa asli lainnya yang terdapat di Provinsi Aceh yang kita cintai ini dengan menghubungi redaksi di 085277759339. Tema untuk edisi Juli 2010 “Pasar” dengan kata : Pasar; Siang; Malam; Jauh; Dekat; Desa; Kota; Kios; Toko; Lama; Baru; Tua; Muda; Laki-laki; Perempuan; Anak-anak; Remaja Putra; Remaja Putri; Ramai; Sepi
32
Santunan JUNI 2010
S A I N S
Fisika Itu Bukan hantu Yang Harus Ditakuti Erdiwar, S.Ag
Hampir semua fisikawan terkenal adalah orang-orang yang suka berimajinasi dan seringkali dikatakan sebagai pemikir “radikal”
B
erbicara tentang fisika dapat menimbulkan tanggapan yang beragam. Bukan gosip lagi kalau fisika merupakan salah satu “hantu” yang ditakuti oleh banyak pelajar, baik itu di tingkat menengah, umum, dan bahkan di perguruan tinggi. Sebagian orang menghafalkan rumus-rumus fisika layaknya buku sejarah tanpa menyadari maknanya. Ada juga yang pasrah karena menganggap fisika hanyalah milik orang-orang yang serius, cerdas, gila matematika, dan pada umumnya “kurang gaul”. Bahkan, tidak sedikit yang beranggapan bahwa menjadikan fisika sebagai karir hidup adalah pilihan yang salah karena “masuknya” mudah, tapi “keluarnya” susah. Dengan kata lain, menjadi mahasiswa fisika tidaklah sulit tapi lulusnya setengah mati dan kerjanya paling-paling menjadi guru atau kalau beruntung bisa menjadi dosen. Beberapa pelajar mengagumi fisika karena membaca berita mengenai keberhasilan tim olimpiade fisika atau membaca buku tentang kehidupan para ilmuwan besar. Sayang, banyak juga yang hanya sebatas mengagumi tidak sampai menghayati atau mendalami fisika. Seringkali orang yang menguasai fisika dianggap sebagai orang “keren” sekaligus “aneh” karena mau belajar sesuatu yang sulit, padahal kalau jadi pengusaha bisa kaya-raya. Persepsi-persepsi demikian mengakibatkan masyarakat umum cenderung menggemari ilmu lain seperti metafisika. Disaat negara-negara lain berusaha untuk menyadarkan masyarakatnya agar tidak “gatek” alias gagap iptek, negara kita melalui beberapa media massa tampaknya bekerja keras meyakinkan masyarakat agar tidak “gagib” atau gagap gaib. Padahal, penyampaian informasi ini menggunakan aplikasi fisika dan elektronika. Singkatnya, menemukan orang yang menyukai fisika bagaikan mencari jarum pentul didalam tumpukan jerami. Banyak sekali pelajar atau mahasiswa yang sabar menunggu penayangan rumus-rumus fisika di papan tulis, kemudian mengerjakan soal-soal fisika. Dari pengalaman, soal-soal tersebut diselesaikan dengan cara “gotong-royong” karena hanya sedikit orang yang bisa atau mau mengerjakannya. Keberhasilan pengajaran tidak jarang didasarkan atas kemampuan mengerjakan soal-soal ujian akhir, bukan pada penguasaan makna fisis dari rumus tersebut. Sebagai contoh, hampir semua orang di kelas tahu hukum kedua Newton: F = m.a, tetapi mungkin tak pernah terbayangkan bahwa rumus tersebut dapat menceritakan mengapa orang-orang gendut lebih suka main tarik tambang daripada lari 100 meter. Kemudian,
siapa yang tak mengenal persamaan terkenal Einstein: E = mc2 ? Sayang, sedikit sekali orang yang mengetahui bahwa massa sebuah buku fisika dasar mengandung energi yang dapat membawa suatu wahana antariksa ke bulan! Salah satu penyebab persepsi negatif tentang fisika adalah bahwa ilmu tersebut seringkali diajarkan tanpa penghayatan sehingga terasa menyebalkan. Padahal, melalui fisika kita dapat mengetahui banyak hal. Seorang pelajar yang mulai mempelajari ilmu ini tidak perlu jauhjauh mengunjungi laboratorium untuk melihat fenomena fisika. Kapanpun dan dimanapun ia dapat berimajinasi (menghayal) tentang lingkungan sekitarnya. Keindahan warna bunga yang tampak oleh mata, musik yang terdengar nyaman di telinga, air terjun yang memikat, aliran angin yang sejuk, adalah sedikit contoh dari fenomena fisika sehari-hari. Penjelasan bahwa setiap warna memiliki panjang gelombang yang berbeda-beda dan bahwa benda-benda menyerap serta meradiasikan panjang gelombang tertentu sehingga sampai ke mata kita, dapat dibaca dalam buku fisika. Akan tetapi seringkali orang tidak peduli dengan penjelasan itu karena tidak berimajinasi sehingga ia lupa akan keindahan alam dan tidak memiliki rasa ingin tahu. Namun yang terpikir oleh siswa atau mahasiswa bahwasanya fisika itu adalah hantu yang menakutkan akibatnya banyak para siswa dan mahasiswa tidak menyukai fisika sebagai ilmu pengetahuan yang sangat berguna, sehingga sedikit sekali yang menyukainya baik dikalangan siswa maupun mahasiswa. Kenyataannya dapat kita lihat berapa orangkah yang ada di Universitas kuliah di jurusan Fisika, dan berapa orang di kabupaten/ kota yang ada mahasiswa kuliah di jurusan Fisika. Imajinasi lahir dari lingkungan yang mendukung seseorang agar memikirkan berbagai fenomena disekitarnya. Jika masyarakat sekitar atau keluarga di rumah tidak menghargai kebebasan berpikir maka daya imajinasi sulit untuk berkembang. Hampir semua fisikawan terkenal adalah orang-orang yang suka berimajinasi dan seringkali dikatakan sebagai pemikir “radikal” karena dianggap aneh oleh lingkungan yang seringkali bersifat dogmatis. Einstein adalah contoh populer dari orang yang suka berimajinasi dan mengembangkannya. Ia membayangkan bagaimana seandainya ia dapat bergerak dengan kecepatan cahaya. Pemikiran aneh ini menghasilkan teori relativitas khusus yang sampai kini masih digunakan. Hal yang sama dilakukan oleh Newton. Kalau saja ia tidak
Santunan JUNI 2010
33
S A I N S
suka melamun dibawah pohon Memang, fisika tidak mungkin Sungai Gorge di Afrika Selatan apel mungkin hukum gravitasi terlepas dari matematika. Tanpa universalnya tidak ditemukan menyimpan keindahan tiada tara. definisi matematis, fisika sangat sulit sampai berpuluh-puluh tahun Banyak sekali fenomena fisika yang dikembangkan dan dimanfanfaatkemudian. sebagai teknologi. Meskipun membuat pemandangan diatas kan Melalui imajinasi, kesadaran demikian, untuk mempelajari begitu mempesona untuk mengamati fenomena dasar-dasar fisika seseorang tidak alam dan membaca buku-buku perlu menjadi “gila” matematika fisika akan muncul dengan sendirinya. Sebagai contoh, ataupun menjadi serius dan takut tak dapat pacar karena molekul air (H2O) terdiri atas dua buah atom hidrogen “kurang gaul”. Belajar fisika memang tidak mudah, tapi dan sebuah atom oksigen. Kita tentu tidak mungkin dengan melepaskan diri dari pemikiran yang dogmatis dan melihat molekul air dengan mata telanjang. Akan tetapi, keinginan untuk berpikir bebas, imajinasi akan muncul kita bisa berimajinasi bahwa molekul-molekul tersebut dan bisa menjadi petualangan yang menyenangkan bagi berukuran kecil sekali siapapun. sehingga tak tampak. Sungai Gorge di Afrika Oleh karenanya, jumlah Selatan menyimpan keinmolekul yang menyusun dahan tiada tara. Banyak suatu benda haruslah sekali fenomena fisika yang sangat banyak. membuat pemandangan Melalui imajinasi diatas begitu mempesona: kita tergerak untuk Hukum pemantulan dan mempelajari bahwa satu pembiasan menghasilkan mol molekul air (yang gambaran ‘gunung terberatnya sekitar 18 gram) balik’ yang terlihat diatas mengandung sekitar 6 x permukaan sungai. Polar1023 molekul. Jadi, satu isasi cahaya matahari sendok air ternyata terdiri oleh molekul diudara atas sekitar 1022 molekul. memberikan pemandangan Jumlahitusangatlahbesar. biru yang sangat serasi Jika seluruh penduduk dengan warna hijau dan indonesia diberi tugas coklat muda. Tiupan angin untuk menghitung satu akibat adanya perbedaan per satu molekul berbeda tekanan udara menggerakan tiap 5 detik maka itu membutuhkan waktu bermiliardedaunan pohon secara terirama. Tampak seekor miliar tahun! hewan mengkonsumsi makanan dan minuman untuk Fisikawan tidak membuat rumus-rumus untuk mempertahankan kehidupan, suatu proses mengurangi dihafalkan atau ditulis pada telapak tangan. Rumusentropi (ketidakteraturan) dengan cara menambah rumus dibuat untuk memahami fenomena-fenomena energi dalam hewan. Bukankah fisika itu indah? (diambil alam dalam bentuk yang ringkas, indah, universal, dan dari Microsoft Reference Library 2003. Encarta) dan berguna untuk menyelesaikan masalah yang menyangkut menyenangkan. n fenomena tersebut. Penulis adalah guru MTsN Blangpidie Kab. Aceh Barat Daya
NASA Akan Angkut Batuan dari Mars
D
alam misi mencari tanda kehidupan lain di luar angkasa, Badan Antariksa Amerika Serikat atau NASA berencana untuk membawa bebatuan dan sampel tanah dari Planet Mars yang dikirimkan ke bumi. Demikian dikatakan juru bicara NASA di California, Selasa (18/5). Juru bicara menambahkan bebatuan dan sampel tanah Mars akan dianalisa guna mencari jejak fosil bakteri asing ataupun petunjuk adanya unsur kimia maupun biologis sehingga mampu menjabarkan kehidupan di sana. Namun,
34
karena dampak krisis ekonomi, NASA akan menggandeng Badan Antariksa Eropa guna bekerja sama dalam proyek penelitian yang diperkirakan memakan biaya sebanyak US$ 10 miliar atau sekitar Rp 90 triliun. Selama beberapa dekade terakhir, NASA meneliti beberapa unsur air yang ditemukan di bebatuan lapuk, deposit mineral serta dataran Arktik. Penelitian ini bertujuan mendapatkan informasi tanda-tanda kehidupan makhluk asing di luar angkasa. n(mulyadi/surgaku)
Santunan JUNI 2010
Sihir Menurut Alquran Bagian II (habis) Oleh Jabbar Sabil, MA
M
erujuk kepada literatur Islam, ditemukan bahwa para ulama berbeda pendapat tentang hakikat sihir, apakah ia memiliki efek secara nyata atau tidak? Jumhur ulama ahlus sunnah berkeyakinan bahwa sihir memiliki hakikat dan efek. Sementara ulama kalangan Muktazilah dan sebagian ulama ahlus sunnah berpendapat bahwa sihir tidak memiliki hakikat dan tidak mempunyai efek nyata. Menurut ‘Alī al-Sābūnī, dalam tafsirnya Rawāi‘ al-Bayān; Tafsīr Ayāt al-Ahkām, bagi kelompok terakhir ini, sihir hanyalah tipuan, kamuflase, penyesatan, atau trik sulap, (‘Alī al-Sābūnī, 1980: I, 77). Dari akumulasi pendapat para ulama, dapat disimpulkan bahwa sihir dikategorikan dalam banyak jenis. Pengertian dan hakikat sihir Kata sihir digunakan Alquran dalam beberapa ayat, yang terbanyak ditemukan adalah dalam ayat yang mengisahkan tentang Nabi Musa As. dan Fir‘aun. Menurut Rasyīd Ridhā (w. 1935 M), dalam kitabnya Tafsīr alManār, ditinjau dari sisi kebahasaan sihir berarti sesuatu yang tersembunyi sumbernya, (Rasyīd Ridhā, t.th.: I, 400). Demikian pula dalam kamus Lisān al-‘Arab, dinyatakan bahwa sihir juga bermakna citra maya yang ditangkap oleh mata, padahal citra itu bukan sesuatu yang sebenarnya, (Ibn Manzūr, 2003: IV, 509). Variasi lain dinyatakan oleh al-Qurtubī (w. 671 H) dalam kitabnya al-Jāmi‘ li Ahkām al-Qur‘ān, bahwa kata al-sihr diambil = saya telah dari ( menyihir seorang anak, apabila saya berhasil memperdayainya), jadi ia bermakna menipu, (Al-Qurtubī, t.th.: II, 39). Selain itu, dalam Alquran juga ditemukan kata sihir yang digunakan untuk makna khayalan yang menipu pandangan, maka seseorang akan melihat benda mati seolah-olah menjadi hidup sebagaimana dijelaskan dalam ayat berikut ini:
Berkata Musa: “Silakan kamu sekalian melemparkan”. Maka tiba-tiba talitali dan tongkat-tongkat mereka, terbayang kepada Musa seakanakan ia merayap cepat lantaran sihir mereka. (Q.S. Taha: [20] 66)
dalam kamus Lisān al-‘Arab, dinyatakan bahwa sihir juga bermakna citra maya yang ditangkap oleh mata, padahal citra itu bukan sesuatu yang sebenarnya
Musa menjawab: “Lemparkanlah (lebih dahulu)!” Maka tatkala mereka melemparkan, mereka menyulap mata orang dan menjadikan orang banyak itu takut, serta mereka mendatangkan sihir yang besar (menakjubkan). (Q.S. al-A‘raf: [7] 116) Menurut al-Qurtubī kata sihir dalam ayat di atas berarti kamuflase (al-tamwīh) atau khayalan (altakhyīl), si penyihir memfantasikan sesuatu seperti orang yang melihat fatamorgana (al-sarāb). Yaitu suatu citra yang terbangun dalam pandangan, sehingga dari jauh seseorang mengira dirinya melihat genangan air, padahal tidak ada apa pun yang berupa air di sana. Hal ini tidak jauh berbeda dari apa yang dialami oleh seseorang yang melaju dengan perahu, seolah-olah ia melihat pepohonan dan gunung ikut bergerak bersamaan dengan gerakannya, (al-Qurtubī, t.th.: II, 38). Dari perspektif ayat 66 surat Taha dan ayat 116 surat al-A‘raf di atas, Ibn Taymiyyah (w. 728 H/1328 M) dan Rasyīd Ridhā (1865-1935 M) Santunan JUNI 2010
sependapat bahwa sihir tidak memiliki hakikat. Menurut keduanya perbedaan pendapat di kalangan mutakallimin dan fuqaha’ terjadi karena mereka hendak membedakan antara sihir dengan mukjizat. Sayangnya mereka juga memandang sihir sebagai peristiwa luar biasa, tanpa memperjelas bahwa sebenarnya sihir adalah hal yang dapat diupayakan melalui belajar dan praktek secara kontinyu. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa sebenarnya sihir adalah perkara biasa atau bersifat adat (ādī) yang jelas sangat berbeda dengan mukjizat, (Rasyīd Ridhā, t.th.: I, 401). Senada dengan pendapat Ibnu Taymiyyah dan Rasyīd Ridhā yang mewakili ulama dari kalangan modernis, sebagian ulama abad klasik juga tidak menganggap sihir sebagai peristiwa luar biasa. Oleh karena itu, 66 surat Taha dan ayat 116 surat alA‘raf yang dikutip di atas dipahami sebagai pernyataan Alquran bahwa sihir hanyalah tipuan semata, itu pula dasarnya mengapa ulama kalangan Muktazilah berpendirian bahwa sihir tidak memiliki hakikat, (‘Alī al-Sābūnī, 1980: I, 80). Dari sudut pandang lain, menurut al-Qurtubī, apa yang dijelaskan dalam ayat (Taha: 66 dan al-A‘raf: 116) di atas hanyalah salah satu dari berbagai jenis sihir. Bagi al-Qurtubī, ayat ini tidak bisa dijadikan hujah bahwa hakikat sihir hanya tipuan. Logikanya, seandainya sihir tidak memiliki hakikat, tentunya ayat 102 surat al-Baqarah tidak akan berkisah tentang pengajaran sihir, (alQurtubī, t.th.: II, 41). Dengan demikian ayat yang menyatakan adanya pengajaran sihir menjadi dalil bahwa sihir memiliki hakikat. Selain ayat di atas, al-Qurtubī juga mengetengahkan sebuah hadis (Sahih al-Bukhārī) yang bersumber dari ‘Aisyah bahwa Rasulullah saw. pernah terkena sihir. Diriwayatkan bahwa ‘Aisyah berkata: 35
Sesungguhnya Rasulullah saw. pernah terkena sihir, sehingga beliau merasa melakukan sesuatu yang sebenarnya tidak beliau lakukan. Ayat 102 surat al-Baqarah beserta hadis ini menjadi dasar pemikiran jumhur ulama untuk menyatakan bahwa sihir memiliki hakikat, (Ibn Hajar al-‘Asqalānī, 2001: VI, 387). Menurut jumhur ulama, pernyataan Alquran dalam surat al-A‘raf ayat 116 ( ) menunjukkan pernyataan Allah sendiri tentang adanya hakikat bagi sihir. Sedangkan pernyataan ayat 102 surat al-Baqarah ( ) menjadi dasar yang menunjukkan sihir sebagai sesuatu yang hakiki, di mana mereka dapat memisahkan pasangan suami isteri dengan perantaraan sihir, (‘Alī alSābūnī, 1980: I, 80). Dari uraian di atas, tampak bahwa semua ulama, baik ulama kalangan Muktazilah maupun Jumhur, mendasarkan pendapat mereka kepada Alquran. Fakta menunjukkan bahwa perbedaan interpetasi di antara mereka berkisar pada ayat yang sama. Hanya saja kalangan jumhur menambahkan dalil hadis yang diriwayatkan bersumber dari ‘Aisyah. Lalu bagaimana perbedaan pendapat ini seharusnya disikapi? Ulama di masa sekarang ini memiliki beberapa kecenderungan, misalnya Wahbah al-Zuhaylī dalam kitabnya Tafsīr al-Munīr, ia cenderung memilih pendapat Ibn Khaldūn (732-808 H/13321406 M) yang menganggap perbedaan itu hanya sebagai beda sudut pandang saja, (Wahbah al-Zuhaylī, 1991: I, 249). Adapun Alī al-Sābūnī lebih cenderung mentarjih dengan memilih pendapat jumhur ulama, (‘Alī al-Sābūnī, 1980: I, 81). Sampai di sini juga terlihat, bahwa beragamnya perbedaan para ulama menimbulkan kesulitan dalam membuat batasan sihir. Namun dari sekian banyak definisi yang telah dirumuskan, kelihatannya definisi yang dikemukakan oleh Wahbah alZuhaylī cukup memadai untuk tulisan ini. Wahbah al-Zuhayli mendefinisikan sihir sebagai trik (tipu muslihat) yang 36
Sampai di sini juga terlihat, bahwa beragamnya perbedaan para ulama menimbulkan kesulitan dalam membuat batasan sihir dilakukan dengan menyembunyikan tangan, tipuan atau suatu karya/ ilmu yang tersembunyi yang hanya diketahui oleh sebagian kecil orang saja, (Wahbah al-Zuhaylī, 1991: I, 247). Jika diperhatikan, definisi ini sudah cukup memadai dari sisi ketercakupan seluruh jenis sihir di dalamnya. Jenis-jenis sihir Menurut Ibn al-‘Arabī dalam tafsirnya Ahkām al-Qur’an, perbuatan yang berhasil memisahkan suami isteri dalam paparan ayat 102 surat al-Baqarah adalah salah satu dari jenis sihir, (Ibn al-‘Arabī, t.th.: I, 48). Sementara dalam perspektif ayat 66 surat Taha dan ayat 116 surat alA‘raf di atas, sihir berarti kamuflase (al-tamwīh), khayalan (al-takhyīl), atau fatamorgana (al-sarāb). Dengan demikian kata sihir memiliki keluasan makna yang hanya bisa dipahami dengan memahami jenis-jenis perbuatan yang tercakup dalam kategori perbuatan sihir. Jika diperhatikan, definisi Wahbah al-Zuhaylī di atas terasa sangat luas, tapi memang begitulah adanya. Tentunya akan sangat sulit untuk membuat rumusan kriteria pada sesuatu yang terlalu luas cakupan maknanya. Meskipun begitu, di sini akan dicoba hadirkan kategorisasi yang dipandang memadai dalam pembahasan ini. Berikut ini kami kutip penjelasan Alī al-Sābūnī tentang jenis-jenis sihir, (‘Alī al-Sābūnī, 1980: I, 81). 1. Menimbulkan fantasi (al-takhyīl) dan membuat tipuan (al-khidā‘) seumpama yang dilakukan oleh tukang sulap (al-masy‘ūdīn). Seperti trik tukang sulap yang menyembelih seekor merpati lalu merpati itu terbang kembali, ini dilakukan dengan trik gerakan cepat yang mengecohkan pandangan. Merpati yang terbang bukan merpati yang disembelih, karena ia membawa dua merpati. Ada yang mengatakan bahwa sihir Fir’aun termasuk dalam jenis ini, tongkat ahli sihir Fir’aun memiliki rongga yang diisi air raksa, demikian pula tali mereka, Santunan JUNI 2010
terbuat dari kulit yang dilumuri air raksa/merkuri. Tongkat dan tali itu dilempatkan di atas tempat yang dibawahnya tersembunyi wadah berisi api, maka saat tongkat dan tali di lemparkan ke tempat itu, temperatur panas menaikkan volume air raksa sehingga tongkat dan tali menjadi bergerak. 2. Perdukunan dan peramalan secara berkomplot, biasanya dilakukan dengan menyebar anggota komplotan untuk mengintip rahasia seseorang atau hal yang sifatnya pribadi. Saat yang bersangkutan datang, si dukun atau peramal tadi mengemukakan apa yang diketahuinya seolah ia mengetahui hal gaib, lalu orang tadi akan percaya padanya. 3. Sihir dengan jalan adudomba (al-namīmah), fitnah (al-wisyāyah) dan memburukkan orang secara terselubung sehingga berhasil memisahkan suami dari isterinya. 4. Melakukan tipu muslihat (ihtiyāl) dengan memberikan makanan kepada seseorang di mana makanan itu berefek bagi kerusakan akal, atau memberi makan sesuatu yang melemahkan pikiran. Misalnya mengupayakan seseorang agar memakan otak keledai supaya menjadi bodoh atau obat-obatan medis yang dapat melemahkan pikirannya, lalu orang mengatakan bahwa dia telah terkena sihir. Kategori lain menurut Wahbah alZuhaylī, sihir memiliki hakikat yang diciptakan Allah ketika terjadinya sesuatu. Sihir dapat terwujud dalam alam materi baik dengan perantaraan sesuatu seperti ilmu perbintangan atau tanpa perantaraan. Adapun sihir dalam hal ini terbagi tiga, (Wahbah alZuhaylī, 1991: I, 247-248): 1. Sihir yang terwujud dengan kekuatan spiritual saja (al-himmah) tanpa memakai alat. 2. Sihir yang terwujud dengan perantara, misalnya dengan pengetahuan tentang pengaruh peredaran bintang kepada watak manusia, atau pengetahuan tentang unsur-unsur air, tanah dan api, atau ramalan berdasarkan pengetahuan rumus angka di mana setiap angka memiliki nilai tertentu. 3. Sihir yang terwujud dengan kekuatan fantasi (al-mutakhayyalah)
di mana seseorang mampu menguasai fantasi orang lain, lalu memasukkan suatu gambaran atau khayalan yang berangsur manjadi nyata bagi orang itu. Maka fantasi/khayalan itu dikira benar-benar nyata, padahal sama sekali tidak. Ketiga model sihir ini dapat dicapai melalui latihan, mempelajari astrologi (ilmu perbintangan), atau berguru kepada setan dengan imbalan memberi penghormatan padanya, patuh kepada perjanjian dan hal-hal lain yang mengarah pada ketundukan kepada selain Allah. Sisi inilah yang mengantarkan kepada kekufuran, oleh karena itu sihir adalah kufur. Tiga jenis sihir ini berbeda dengan empat jenis sihir yang dikemukakan oleh Alī al-Sābūnī sebelumnya. Keempat jenis sihir itulah yang menjadi dasar bagi kalangan Muktazilah menyatakan bahwa sihir tidak memiliki hakikat. Adapun kalangan ahlus sunnah memahami sihir sebagaimana tiga jenis yang dikemukakan oleh Wahbah al-Zuhaylī. Namun dengan memperhatikan pernyataan nas (Alquran dan Hadis)
ternyata kedua klasifikasi jenis sihir di atas tercakup dalam pengertian sihir yang dapat dipahami melalui pendekatan kebahasaan terhadap teks nas. Sampai di sini dapat disimpulkan bahwa apa yang ditolak oleh ulama kalangan Muktazilah adalah bagian dari sihir juga, demikian pula halnya dengan apa yang dipahami oleh ulama kalangan ahlus sunnah. Maka tepatlah pendefinisian sihir yang dipilih oleh Wahbah al-Zuhaylī. Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa sebagian sihir memiliki hakikat dan sebagian lagi tidak, jadi kedua pendapat di atas masing-masing
bahwa sebagian sihir memiliki hakikat dan sebagian lagi tidak, jadi kedua pendapat di atas masing-masing memiliki sisi kebenaran memiliki sisi kebenaran. Pendapat seperti ini dipilih oleh Ibn Khaldūn dalam kitabnya Muqaddimah, ia cenderung untuk memadukan kedua pendapat ini, bahwa perbedaan mereka hanya diakibatkan oleh perbedaan sudut pandang saja, (Ibn Khaldūn, t.th.: 497). Ketentuan hukum tentang sihir Tentang ketentuan hukum bagi perbuatan sihir, Ibn al-‘Arabī lebih cenderung kepada pendapat Malik bahwa perbuatan sihir adalah kufur. Ia menolak pendapat al-Syāfi‘ī yang mengatakan sihir sebagai maksiat. Menurut Ibn al-‘Arabī, Imam al-Syāfi‘ī tidak memahami hakikat sihir yang sebenarnya merupakan perkataan yang memuja selain Allah. Selain itu, ayat 102 surat al-Baqarah juga sangat jelas menyatakan perbuatan sihir sebagai kufur, yaitu saat menyatakan bahwa Sulaiman tidak kufur, (Ibn ‘Arabī, t.th.: I, 48). Tampak di sini, bahwa sihir yang dinyatakan kufur oleh Ibn al-‘Arabī adalah sihir dalam tiga jenis yang dikategorikan oleh Wahbah al-Zuhaylī di atas. Dari itu, dapat disimpulkan bahwa ketentuan hukum tentang sihir sangat tergantung dari pemahaman pemilik fatwa terhadap hakikat dan jenis sihir yang menjadi dasar ijtihadnya. Jadi sebagian dari praktek sihir termasuk dalam perbuatan kufur, misalnya orang yang menyatakan mampu merubah fisik manusia menjadi seperti binatang, menyatakan dirinya mampu menempuh perjalanan satu bulan dalam tempo satu malam, atau menyatakan dirinya mampu terbang seperti burung. Hal ini dikarenakan si pelaku mendakwa kebenaran dirinya dengan menunjukkan peristiwa luar biasa seperti mukjizat, dengan demikian ia dapat dihukum mati (berdasar pertimbangan siyāsah al-syar‘iyyah, yaitu pertimbangan kemaslahatan umum oleh penguasa). Adapun orang yang melakukan sihir yang berupa gerak tipuan atau sulap Santunan JUNI 2010
saja, maka si tukang sihir tidak boleh dibunuh kecuali kalau perbuatannya itu mengakibatkan terbunuhnya seseorang, (Wahbah al-Zuhaylī, 1991: I, 249). Lalu bagaimana hukum mempelajarinya? Ibn Katsīr dalam kitabnya Tafsīr al-Qur’ān al-‘Azīm menyatakan, bahwa ilmu sihir sebagai ilmu tidak dinilai jelek, dan mempelajarinya tidak dilarang. Alasannya, sebab ilmu sihir dari perspektif keilmuan, pada dasarnya adalah mulia, (yang dimaksud di sini bukan sihir berdasar pemujaan kepada selain Allah). Selain itu ilmu sihir juga termasuk dalam keumuman firman Allah:
Katakanlah: “Adakah sama orangorang yang mengetahui dengan orang-orang yang todak mengetahui?” Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. (Q.S. al-Zumar: 9) Alasan lain bagi Ibn Katsīr, jika sihir tidak boleh dipelajari tentunya akan kesulitan untuk membedakannya dengan mukjizat, padahal mengetahui mukjizat sebagai mukjizat hukumnya wajib. Dari uraiannya Ibn Katsīr menyimpulkan bahwa mempelajari sihir tidak dilarang, yang dilarang adalah mengamalkannya, (Ibn Kathīr, t.th.: I, 201). Pemikiran seperti ini tentunya tidak terlepas dari doktrin bahwa ilmu bebas nilai, seperti penemuan bom atom yang meledakkan Hiroshima dan Nagasaki. Penemuan itu sendiri tidak boleh dikecam, tapi penggunaan hasil temuan itu yang harus dibatasi. Kiranya wilayah manfaat dan mudarat dari sebagian rahasia Allah di alam ini hanya dibatasi oleh sekat moral manusia. Allah menjadikan pengetahuan sebagai anugerah ilmu bagi manusia, lalu menurunkan tuntunan moral agar telihat siapa di antara hambanya yang taat dan yang ingkar. Itulah dasar bagi perolehan imbalan amal. Wallahu a‘lam bishshawab.n Penulis adalah kandidat doktor pada IAIN Ar-Raniry Banda Aceh
37
Berbusana Muslimah
Sebuah Fenomena di Nanggroe Aceh Darussalam Oleh : Mukhsinuddin, MS, S.Ag
Ketika pencanangan Syariat Islam di Nanggrou Aceh Darussalam delapan tahun yang lalu, Ummat Islam di Aceh dengan Daerah bersyariat Islam sangatlah antusias melaksanakan Syariat Islam secara kaffah. Baik dalam bidang Ibadah, Muamalah dan berbusana Islami sesuai dengan UU Pelaksanaan Syariat Islam yang diberikan Oleh pemerintah Pusat untuk Aceh. Kemudian timbulah ide dari berbagai Kabupaten untuk menciptakan suasana yang Islami didaerah masing-masing, dan ini kita melihat jelas sebuah Kabupaten yaitu Aceh Barat, yang menerapkan pegajianpengajian Tauhid Tasauf di berbagai pelosok Kecamatan dan Desa dan anjuran berbusana Islami bagi ummat Islam baik di Pemerintahan, Sekolah/Madrasah maupun dalam rumah tangga sekalipun, ini yang dicanangkan oleh pemerintah Aceh Barat. Jilbab menurut Ajaran Islam Jilbab adalah bahasa Arab. Di dalam “Encyclopedi Islam” tidak kurang dari 100 macam bentuk pakain penutup tubuh, namun yang penting ditelusuri adalah jenis dan pengertian beberapa istilah penutup kepala wanita/perempuan pada masa Nabi Sallallahualaihi Wassallam. Ada istilah pakain wanita/ perempuan burqu’ yaitu kain transnparan atau perhiasan perak yang menutup bagian muka kecualai dua bola mata. Niqah kain halus yang menutupi bagian hidung dan mulut. Miqnaah kerudung mini yang menutupi kepala. Qina kerudung lebih lebar dari pakain wanita. Litsham kerudung yang lebih lebar dan panjang dari pakain perempuan. Khimar istilah generik untuk semua pakain penutup kepala dan leher, serta jilbab pakaian luar yang sering diistilahkan dengan pakaian penutup aurat wanita muslim, (untuk lebih lengkap baca buku Antropologi Jilbab). Sebelum Islam datang ke tanah Arab, penutup jasad (terlepas apakah namanya jilbab, atau khimar) bahkan cadar dipandang sebagai symbol 38
ketundukan perempuan terhadap laki-laki. Jilbab juga sebagai simbol rendahnya posisi perempuan (inferior) di hadapan laki-laki (superior). Tidaklah berlebihan, jika sebagian feminis memandang jilbab sebagai bentuk penindasan perempuan. Lebih parah dari itu, ada yang berpandangan bahwa jilbab identik dengan keterbelakangan dan
ketertinggalan zaman tidak mengikuti moderenisasi. Kehadiran Islam dengan seperangkat ajarannya, termasuk berkaitan dengan penutup aurat adalah dalam upaya mengangkat harkat martabat wanita yang sudah terpuruk tersebut. Wanita dalam perspektif Islam tidak boleh dipandang sebagai materi (properti) melainkan sosok makhluk Tuhan yang kedudukannya sama dengan laki-laki. Oleh sebab itu, salah satu upaya yang ditawarkan Al-Qur’an untuk memuliakan wanita adalah dengan memerintahkan mereka mengenakan jilbabnya. Di dalam Alquran ada dua istilah popular digunakan untuk penutup aurat yaitu: “khimar dan Jilbab“. Santunan JUNI 2010
Dalam surah Al-Ahzab ayat 59, Allah SWT berfirman yang artinya, Hai Nabi, Katakanlah kepada isteriisterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” Jilbab yang dimaksud dalam ayat di atas adalah sejenis baju kurung yang lapang yang dapat menutup kepala, muka dan dada. Dengan demikian jilbab bukan sebatas penutup kepala saja sebagaimana yang banyak dipahami wanita muslimah saat ini. Jika ada orang yang mengenakan penutup kepala lalu aurat yang lain masih terlihat seperti dada dan tangan, maka sesungguhnya orang tersebut belum mengenakan jilbab. Bukankah kita menyaksikan banyak wanita muslimah mengenakan penutup kepala (berukuran kecil sehingga hanya bisa menutup leher saja) dengan baju kaos dan celana ketat yang membentuk lekuk-lekuk tubuhnya bahkan juga berlengan pendek . Mengapa Al-Quran menjelaskan persoalan ini kepada kita semua? Di dalam ayat tersebut dapat kita temukan jawaban bahwasanya pesan dasar ayat Al-Qur’an diatas adalah agar wanita muslimah bisa dikenali dan tidak diganggu. Beberapa riwayat menyebutkan sebelum ada perintah seperti ini, adalah sulit untuk membedakan wanita yang terhormat dengan wanita PSK. Sayangnya semangat AlQuran yang memuliakan wanita ini ternyata masih sering disalahpahami oleh para feminis, aktivis gender dan pemerhati hak-hak perempuan lainnya yang kebablasan. Mereka tetap beranggapan bahwa jilbab atau pakaian muslimah adalah lambang penindasan. Lebih parah dari itu, mereka berpendapat bahwa jilbab adalah pakaian khas Arab yang sangat tidak tepat jika dikenakan wanita non Arab. Jilbabisasi sama dengan
Arabisasi. Dan ini menurut mereka menghilangkan kemajemukan dan keragaman Indonesia, apalagi di Aceh sebagai penerapan Syariat Islam dengan berpakain muslimah. Setelah berlangsung beberapa abad, jilbab bergeser semakin jauh dari porosnya. Jilbab yang sangat bernuansa teologis bergeser menjadi jilbab yang ekonomis. Memakai jilbab bukan sekadar kepatuhan kepada syariat melainkan sebagai trend dan mode. Kita menyaksikan berbagai macam model jilbab khususnya dan pakaian muslimah secara umum. Tidak tanggung- tanggung, pasar pakaian muslimah cukup tinggi di Indonesia juga di Aceh, seiring dengan gerakan Islamisasi atau jilbabisasi. Para perancang mode meraup keuntungan yang tak terhingga dari jilbab (pakaian muslimah) ini. yang paling diuntungkan adalah perancang busana dan pedagang pakaian muslimah. Dalam konteks yang demikian, jilbab semakin bergeser dari sekadar simbol ketaatan terhadap syara’ menjadi simbol kemajuan zaman. Pakaian jilbab yang modis dan trendy semakin diminati. Wanita muslimah berlomba-lomba mengenakan jilbab
untuk kelihatan gaul dan trendy. Pada era ini tidak terdengar lagi adanya larangan mengenakan jilbab. Siapa yang melakukannya akan berhadapan dengan publik. Ironisnya, kebanyakan wanita muslimah yang mengenakan jilbab ternyata tidak lagi berkaitan dengan
Wanita dalam perspektif Islam tidak boleh dipandang sebagai materi (properti) melainkan sosok makhluk Tuhan yang kedudukannya sama dengan laki-laki perintah agama. Tegasnya, tidak ada korelasi postif antara pakaian muslimah dengan perilaku keseharian. Lihatlah di keseharian dan kondisi saat ini, kita melihat banyak wanita muslimah yang mengenakan jilbab namun perilakunya sangat tidak bermoral. Jilbab yang semula sakral (suci) bergeser menjadi sangat profan (sekuler). Jilbab sebagai mode dan trendi ternyata bukan akhir dari pergerakan jilbab. Sekarang ini, jilbab malah
menjadi peneguhan identitas sebagai seorang muslimah yang layak dipercaya untuk memegang jabatan tertentu. Sehingga masyarakat mudah dapat mempercayai dan seakan-akan sebuah kejujuran. Mari kita dakwahkan kepada wanita-wanita muslimah untuk memakai jilbab dan pakaian muslimah sesuai dengan aturan yang dijelaskan dalam Alquran dan Alhadits, dan ini tugas dan tanggung jawab para orang tua, masyarakat, pendidik dan Pemerintah dalam penerapan busana muslimah dikalangan wanita Islam di Indonesia kususnya di Aceh sebagai daerah pelaksanaan Syariat Islam. Kita mendukung dan memberikan apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten Aceh yang telah menerapakan Busana Muslimah secara benar aturan yang baik di kalangan masyarakat Aceh Barat, dengan harapan dapat diikuti di semua kalangan masyarakat Aceh, semoga, Amin.n Penulis adalah Kepala Madrasah Terpadu Samatiga dan Panitia Seminar Nasional dan Muzakarah Ulama se-Asia Tenggara Kab Aceh Barat tahun 2010
Efisiensi Sertifikasi Guru dan Tingkat Kualitasnya Oleh: Aab Syihabuddin, S.Ag
S
uatu hari guru dipanggil menghadap kepala sekolah, untuk berbincang tentang perkembangan siswanya. Perlu diketahui, usia kepala sekolah ini lebih muda dari guru tersebut. Ketika ditanya sejauhmana perkembangan anak-anak didiknya, ia menjawab dengan santai, sejauh ini perkembangan siswa biasa-biasa saja pak, tidak mengalami kemajuan dan tidak mengalami kemunduran. Semua berjalan apa adanya.” Mendengar jawaban itu sang kepala sekolah kembali bertanya, “sudah berapa tahun bapak mengajar disekolah ini ?” “sudah 15 tahun saya mengajar pak, selama ini pula saya tetap setia menjadi guru.” Mungkin kita bisa mengatakan
Bekerja dengan berprofesi sebagai guru merupakan bagian dari aktivitas kehidupan yang tidak saja menghasilkan nafkah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup, tetapi juga untuk menikmati hidup betapa tinggi loyalitas sang guru tersebut, tapi dari sisi kualitas dan produktifitas, sesungguhnya ia baru bekerja satu tahun, yang 14 tahun lagi ia hanya mengulang yang satu tahun tersebut. Artinya ia bekerja 15 tahun tanpa efek, tanpa pengaruh dan tanpa membawa perubahan disekolahnya. Bekerja dengan berprofesi seSantunan JUNI 2010
bagai guru merupakan bagian dari aktivitas kehidupan yang tidak saja menghasilkan nafkah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup, tetapi juga untuk menikmati hidup, membangun relasi dengan guru, staf, karyawan sekolah, dan masyarakat, agar dinamika kehidupan menjadi lebih berwarna, serta agar kualitas pengembangan diri meningkat kearah yang lebih baik. Jika dilihat dari perspektif kualitas dan produktifitas sebagai seorang guru, kita akan melihat beberapa kriteria sekaligus level seorang guru dalam menjalankan aktivitas sehari-hari disekolah. Pertama, kita akan melihat sosok seorang guru yang akan menjalankan tugas dan 39
tanggungjawabnya sebagai guru occupational (jabatan). Profil guru seperti ini ditampilkan oleh mereka yang memaknai profesi guru hanya untuk memperoleh sejumlah uang dan gaji berkala yang cukup. Baginya yang penting gaji berkala tiap bulan lancar, sudah cukup. Metode pembelajarannya tidak mengalami perkembangan kemajuan dari tahun ke tahun, dia enggan untuk mencoba metode-metode baru karena dianggap mempersulit dirinya dalam beraktifitas. Mereka yang berada pada level ini, menjalankan profesi sebagai guru hanya sebagai rutinitas tanpa diimbangi dengan kreatifitas, bahkan ia tidak peduli dengan perkembangan siswa-siswanya di kelas. Baginya menyampaikan materi dikelas sudah cukup, siswa mau mengerti atau tidak, tak jadi masalah, yang penting materi tersampaikan. Guru seperti ini cocok dikatakan sebagai guru yerterday – today and tumorrow podo wae. kedua, guru yang menjalankan aktifitas kerjanya di sekolah sebagai guru profesional. Mereka mengajar tidak hanya menunaikan kewajiban dan rutinitas harian, melainkan juga berfikir bagaimana agar apa yang dilakukannya setiap hari meningkatkan kualitas dirinya dan mengembangkan profesinya. Guru yang masuk dalam tingkatan ini terus menerus menempa
siswa mau mengerti atau tidak, tak jadi masalah, yang penting materi tersampaikan. Guru seperti ini cocok dikatakan sebagai guru yerterday – today and tumorrow podo wae keahliannya dan memiliki prinsif bahwa kinerja hari ini harus lebih baik dari hari kemaren, hari esok harus lebih baik dari hari ini. Baginya tidak ada waktu yang kosong, bahkan ketika tugas mengajarnya selesai, dia bersedia meluangkan waktunya untuk melayani siswanya yang membutuhkan bantuan dan bimbingannya, ia sangat peduli terhadap perkembangan kemajuan belajar siswanya dikelas. Profil guru seperti ini menjadi dambaan dan teladan bagi sekolah. Berkat loyalitas dedikasi dan prestasinya yang tinggi ia menjadi sosok guru yang keberadaannya di sekolah membawa kegembiraan dan kebahagiaan bagi warga sekolah. Panggilan profesinya sebagai guru bukan hanya untuk sekedar mendapatkan gaji berkala dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya, melainkan berusaha secara terus menerus meningkatkan kompetensi diri bahkan hingga diluar disiplin ilmunya. Ketiga, bagi guru vocational yaitu
guru yang masuk dalam level ini tidak lagi mementingkan apa yang akan mereka dapatkan tetapi lebih pada apa yang mereka bisa berikan untuk kemajuan siswa dan perkembangan sekolahnya. Bagi mereka profesi sebagai guru bukan lagi suatu pekerjaan (working), melainkan sudah merupakan panggilan hidup (calling) sehingga mereka dapat merasakan bahwa mengajar bukanlah suatu beban melainkan tanggungjawab yang penuh kenikmatan. Keberadaan mereka disekolah tidak hanya membawa pengaruh positif dan kegembiraan bagi semua warga sekolah, tetapi ketiadaannya pun membawa keriduan tersendiri bagi siswa dan guru-guru lain di sekolah. Dalam menghayati panggilannya sebagai seorang guru, dia juga menampilkan sosok sebagai seorang arsitek, yang bukan hanya mempunyai keahlian, keterampilan dan imajinasi yang diperlukan, tetapi juga berpikir siapa yang mau dilayani dan untuk siapa ia membuat desain itu?. Secara sederhana dia rela mengorbankan apapun, yang melekat dalam dirinya demi untuk kepentingan siswa dan sekolahnya. Profil guru yang ditampilkan dalam tiga karakter yang berbeda tersebut sesungguhnya memberikan gambaran bagi kita sebagai guru, sedang berada dimanakah kita sekarang ?. jika berada pada level occupational, kita harus meningkatkan ke level profesional. Dan barang tentu jika kita terus menerus mengembangkan keahlian profesi kita , tidak menutup kemungkinan bagi kita untuk melaju pada level guru vocational. Seyogyanya dengan adanya sertikasi untuk lebih meningkatkan kemampuan kualitas mendidik, kenikmatan tunjangan yang diberikan hendaknya menjadi kesyukuran dengan berusaha bersungguhsungguh dalam mendidik. Karena setiap langkah yang kita kerjakan akan dimintai pertanggujawbannya dihadapaan Allah Swt. n Penulis adalah Guru MAN Kota Subulussalam sekarang sedang melanjutkan S2 (beasiswa Depag) Konsentrasi Pendidikan Qur’an Hadits UIN Bandung.
40
Santunan JUNI 2010
Nikah, Jangan Ditunda (Khutbah Nikah bagi Jejaka dan Perawan) Oleh M. Nasir, M.Ag Jika harga emas naik terus, fluktuasi angka inflasi di ibukota, seperti Banda Aceh, membuat harga barang sering meninggi, fulus (duit) hari ini boleh banyak, esok sudah ludes, biaya hidup di Aceh kian tinggi, papar ekonom kita, lengkap dengan grafiknya, lowongan kerja di kantor pemerintah kian sempit, formasi CPNS untuk umum, semakin sedikit, honorer yang lama antrian itu, kini lebih diutamakan, ribuan pekerja lokal di NGO sudah di-PHK, atau dengan tingginya angka perceraian di mahkamah. Lantas apakah gara-gara semua itu, Anda ikut menunda nikah? Jangan menunda nikah, jika lahir dan batin relatif sudah siap, wahai saudaraku. Nikah menyelamatkan sebagian agama; nikah akan memelihara kehormatan. Setan menakuti kita dengan kepapaan. Orang beriman, yang rajin shalat dan bangun malam, akan yakin dengan rezeki di tangan Allah. Para pemuda Aceh yang beriman, nikah janganlah ditunda. Jika sudah dua puluhan tahun, wahai pria, jangan tunda nikah. Konon lagi misalnya karena beralasan, kini biaya hidup mahal, atau usai target hidup tercapai duluan. Sebab problem akan terus membesar menurut usia kita. Agan-angan tak kunjung habis. Target akan menikah jika kakak sudah kawin duluan, selesai stara dua, naik gaji, punya rumah sendiri, ganti kereta dengan mobil, atau lewat PNS, kerja tetap dulu misalnya, hanya fatamorgana yang menipukan. Justru yang kita targetkan ini, akan ada sendiri usai menikah, Insya Allah. Dengan nikah, Allah menjamin rezeki akan melimpah ruah. Kalau kita lebih ulet, hemat, sederhana, bangun subuh lebih pagi, dan tidak banyak tidur lagi. Jika kita memang yakin Allah itu Maha Kaya, Kecuali bagi siapa pun yang terlanjur menyempitkan makna rezeki. Rezeki itu anugerah,
kurnia, rahmat, barakah, dan segala pemberian-Nya. Rezeki bukan hanya uang. Bukan sebagaimana yang telah didiktekan oleh segelintir ayah-mama yang materialistis sekarang. Tatkala papa pulang tak membawa uang, dikatakan pada anaknya: hana raseuki uroe nyoe, tak ada rezeki ini hari. Padahal kita sehat walafiat; segar bugar dan masih bisa tersenyum lebar; padahal kita masih bisa melihat matahari pagi; di kulkas masih ada sayur dan ikan; di laci lemari ada buku rekening dan tabungan; masih banyak saudara dan teman; masih ada kesempatan dan
Wanita dalam perspektif Islam tidak boleh dipandang sebagai materi (properti) melainkan sosok makhluk Tuhan yang kedudukannya sama dengan laki-laki kehidupan, kita mudah rezeki! Kita semua kaya. “Orang kaya yang merasa terus kekurangan, itulah si miskin yang sebenarnya,” kata orang bijak. Iman krisis, kurang yakin pada Allah, bahkan menyangkal pada Wujud Tuhan, dan takut papa, itu memang bisikan setan. Mereka menakuti dan menjebak kawula muda, jejaka dan perawan, yang sudah layak nikah, menunda nikah. Setan membelai dan menemani kita pagi dan sore. Seingga terkadang lebih banyak ide lewat bisikan setan ketimbang dari ilham. Sebab kita mungkin kurang mendekat ke jalan-Nya, ke rumah Tuhan: masjid dan mushalla, kecuali sedikit saja dari warga ini. Kita mungkin sedikit mengiba pada Tuhan, dan lebih banyak merintih pada makhluk. Kita mungkin kurang berdoa, komunikasi dengan-Nya. Lisan kita akrab kelu pada-Nya. Warung dan kedai, toko dan pasar, itulah tempat kita sering, kayak i’tikaf saja. Di kursi Santunan JUNI 2010
café itu, pemuda dan ABG, jejaka dan perawan, penuh sesak siang dan malam. Laptop menggantikan AlQur`an. Saat di warung kopi, sebagian kita sering tak bicara iman dan dakwah, bukan bicara masa depan ummat, tapi kita asyik menghitung proyek dan pengganjal perut. Jabatan dan pangkat, di sana pula kita percakapkan. Ironis, selagi muda, jejaka-perawan, nikah kita takuti. Saat berumur lanjut, baru disesali. Jika sudah ‘kecelakaan’ baru cari qadhi (penghulu). Nanti baru sesal: maunya dari dulu nikah. Padahal dengan nikah, terus dua tahun kemudian, akan dianugerahi anak -sang buah hati, si ayeuem mata, qurratu a‘yun, putra dan putri- kita akan kaya. Dengan menikah, kita bertambah sepasang ayah ibu lagi, dan saudara baru (jika ada yang selamat dari gempa dan tsunami). Serta keluarga besar, menjadi lebih besar. Jika orang tua telah tiada, jalur nikah akan menggantikannya. Maka mertua sama dengan orang tua kandung, dan saudara ipar sama dengan saudara kandung. Nikah itu perkerjaan sosial, maka layak kita umumkan. Ia bukan program individual, jadi rahasia berdua saja. Berapa banyak orang sibuk, bergadang hingga malam esok, gara-gara kita nikah dan walimah. Kita kabarkan tanggal dan hari pernikahan pada khalayak, untuk meraup doa dan restu. Syukur-syukur jika kado pun ikut berdatangan. Iman yang tipis, ilmu agama yang krisis, dua alasan yang membuat ribuan dan jutaan pemuda di negeri muslim melajang, menunda nikah. Ironis, nikah itu ditakuti, tapi pintu zina, pacaran dan khalwat dilakoni. Berani pacaran, takut nikah, begitu mental anak sekarang. Mestinya jika kita jantan, maskulin, lakilaki, atau aneuk agam ban saboh, telah berani jatuh hati dengan si dia, berani pula meminang dan menikahi anak orang itu. Kejantanan pria bukan pada 41
membonceng dan membawa ke sana ke mari gadis orang; lalu pulang ke rumah senja atau tengah malam lewat pintu belakang. Namun yang disebut laki-laki Aceh, darah pahlawan itu, adalah yang berani mengetuk pintu depan dan memberi salam. Dengan mengikutsertakan orang tua dan perangkat desa: meminang (khithbah) dan membuat jadwal pernikahan. Namun negara yang terus dicobai Tuhan ini, seakan-akan membiarkan anak bangsa itu bersendagurau di pintu perzinaan; zina dan penzina diperhalus bahasa menjadi hubungan pra-nikah; seks bebas, wanita tunasusila, lelaki hidung belang, dan pekerja seks komersial; melegalisasikan kumpul kebo; lokalisasi WTS; memandang modern pacaran model sekarang; dan memaafkan perselingkuhan. Serta, negeri yang bercita-cita rakyat adil dan makmur ini, seakan-akan kurang menyemangati pemudanya untuk menikah, bahkan seakan mengharamkan poligami. Sebagian calon pengantin (catin) sudah kawin sebelum nikah, ini fakta, ini penelitian. Lantas pemerintah, dan kita orang tua, seakan menutup mata, pura-pura tak tahu. Bahwa sebagian catin yang kita saksikan, kita walikan, kita nikahkan, yang duduk di shaf depan masjid untuk ijab qabul itu, tidak perawan lagi! Wahai pemuda Aceh, jika sudah mampu, nikahlah. Titah ini perintah Allah dan Sunnah Nabi Muhammad SAW. Rasul dan ambiya’ Allah itu, rata-rata menikah di usia muda, dan beranak cucu pula. Ulama juga begitu. Jika ternyata anak kita di kemudian hari kemungkinan durhaka, padahal kita telah memberi teladan, mendidik, dan berdoa, maka jangankan anak kita, putra Nabi sekalipun bisa begitu. Betapa banyak anak orang baik, tetap saja baik. Jangan kita kasih contoh keluarga yang ramai anak, broken home, untuk menakuti pemuda yang akan menikah. Tetapi perlihatkan padanya, rumah tangga besar, yang sukses di mata agama dan masyarakat. Kiblat kita ke sejaa Nabi, sahabat dan tabi‘in, bukan ke pangkuan artsi dan 42
Wanita dalam perspektif Islam tidak boleh dipandang sebagai materi (properti) melainkan sosok makhluk Tuhan yang kedudukannya sama dengan laki-laki selebritis. Institusi pernikahan akan membentengi diri dari lembah kebinatangan dan kekejian (fâhisyah). Zina jalan binatang. Dengan nikah sebagai ibadah, akan menaikkan derajat manusia. Kita ini separuh, setengah saja, dan akan mengutuhkandengannikah.Menghadap
Allah dengan status kawin, lebih terhormat daripada belum pernah kawin, padahal kita mampu. Sehingga Ahmad bin Hambal (Imam Mazhab Hambali), esoknya langsung nikah sepeninggal istri tercintanya hari ini. Masyarakat saat itu juga memang mempertanyakan, menilai aneh sikap ulama besar itu, sebagaimana masyarakat kita hari ini, yang mungkin tatanan nilai dan moral sudah terjungkir balik. Potret sosial kita yang sakit: ketaatan dan agama sang calon suami, sering kalah telak dengan pangkat, jabatan, dan gajinya. Pertanyaan, “Pat keureuja gata, padum gaji?” tapi lupa ditanyakan, “Shalat ada?” ini sama akan menghambat pernikahan dari calon mertua yang materialis, dan sebagian wanita karir yang lupa harkat dan jati dirinya. Penghambat lain adalah adat yang disalahpahami. Nikah sungguh murah saja, dan ekonomis. Mahar yang baik adalah yang sedikit. Mas kawin bukan Santunan JUNI 2010
harga perempuan, tapi hanya syarat ikutan pernikahan, walau satu gram emas, kendatipun hanya cincin besi. Itu hak istri. Semakin paham kita akan agama dan sunnah Rasul, akan semakin sedikit kita mematok mahar dari calon menantu. Bukan berdasarkan padangan masyarakat kita yang sakit hari ini. Agama mengecam mahar yang terlalu tinggi. Harga emas selangit, mahar tinggi di Aceh, akan menghambat pemuda Aceh menikah. Mari kita bergotongroyong membantu mahar nikah itu. Jangan pula tunda nikah gara-gara belum sanggup walimah. Apa lagi buat pesta yang di dalamnya setan ikut menari. Walimah yang melangkahi sunnah yang disenangi setan, adalah yang diiringi musik setan; ada judi, khalwat; dan khamar; yang meja makan dijaga wanita telanjang; yang hanya mengundang orang kenyang; sedangkan anak yatim dilupakan; mubazir; yang masam muka saat undangan datang beramplop tipis; atau kesal dengan hari mendung dan hujan; lupa shalat; serta pesta yang punya target akan pulang modal. Jika ingin untung, mari berdagang saja, bukan lewat walimah. Terakhir, calon mertua yang kurang agama, yang mata duitan, bertemu dengan calon istri yang banyak pilihpilah, standar tinggi, juga penghambat nikah di masyarakat Muslimin selama ini. Sebagian wanita karir sekarang, jika masih berumur dua puluhan, kulit bersih dan body aduhai, lantas ada pemuda biasa yang melirik, untuk meminang baik-baik, dia bergumam, “Siapa saya?” Jika umurnya sudah tiga puluhan, pendidikan tinggi, dan ada jejaka yang melihat, untuk diminta menjadi istri, jawabnya, “Siapa dia? Lalu ketika usianya empat puluhan, perawan tua, kulit mulai keriput, dan ada pria yang memang jodohnya, dia menjawab, “Siapa saja,” duda pun jadilah. Kasihanilah diri sendiri, wahai jejaka dan perawan. Penulis adalah Kepala KUA Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar, tinggal di Darussalam.
Pemimpin Tidak Harus Sebagai Pimpinan Oleh Saifuddin, SE
M
endengar kata pemimpin kita pasti terbayang bahwa seorang yang mendapat tugas sebagai pimpinan atau seseorang mempunyai kedudukan dan mempunyai jabatan tertentu, namun sebenarnya pemimpin adalah orang yang bisa mempengaruhi orang lain untuk mengikuti keinginannya. Jadi pemimpin sebenarnya tidak terbatas pada orang yang mempunyai kedudukan dan jabatan saja. Dalam teori kepemimpinan dijelaskan bahwa semua kita dengan tanpa kita sadari sudah menjadi pemimpin walaupun untuk komunitas yang terbatas sesuai dengan lingkungan masing masing. Untuk menjadi pemimpin tidak harus ada kekuasaan atau jabatan yang melekat pada diri seorang pemimpin, tapi tanpa kekuasaan dan jabatan pun seseorang akan tetap bisa menjadi pemimpin selama seseoarang tersebut bisa mempengaruhi komunitas untuk mengikuti kemauannya. Definisi di atas menjelaskan bahwa walaupun seseorang sudah dipercayakan memegang kekuasaan dan jabatan, selama yang bersangkutan tidak bisa mempengaruhi orang untuk mau mengikuti keinginannya dengan ikhlas dan sukarela maka yang bersangkutan belum bisa disebut sebagai pemimpin tapi lebih kepada seoarang pimpinan karena memangku jabatan tertentu. Karena seorang pimpinan belum layak disebut sebagai pemimpin sebelum bisa membawa pengaruh baik kepada komunitas yang di pimpinnya. Lantas seperti apa pemimpin yang bisa disebut sebagai pimpinan?. Dalam kepemimpinan dapat kita katagorikan beberapa kriteria pimpinan yang bisa mempengaruhi komunitas kearah yang lebih baik dan layak disebut sebagai pimpinan.
tapi tanpa kekuasaan dan jabatan pun seseorang akan tetap bisa menjadi pemimpin selama seseoarang tersebut bisa mempengaruhi komunitas untuk mengikuti kemauannya Pertama pimpinan yang bisa membakar semangat para pengikutnya tanpa mengunakan perintah perintah untuk melakukan keinginannya artinya tanpa perintah pun bawahannya akan melaksanakan kegiatan dengan sukarela dan cendrung sebagai hobi kalau tidak kita sebut sebagai kecanduan untuk memenuhi keinginan pimpinannya. Kedua pimpinan yang bisa memberikan pelyanan kepada bawahannya dan membantu mereka untuk melangkah ke depan, ini sesuai dengan sabda rasulullah saw ”pemimpin sebuah kaum adalah pelayan mereka.” Ketiga pimpinan yang visioner atau pimpinan yang memiliki pandangan jauh ke depan dan mempunyai ide ide yang baik untuk bisa menumbuhkan semangat, menumbuhkan kebanggaan, mengembangkan potensi bawahannya. Keempat pimpinan yang moralis atau pimpinan yang memiliki nurani yang bisa merasakan kepedihan, ketidaksenangan bawahannya dan mempunyai idealisme yang tinggi serta mengambil tindakan tindakan dengan mengunakan nurani sehingga tidak gegabah dalam mengambil suatu kesimpulan, karena nurani mengajarkan manusia bahwa jika hati dibiarkan tanpa muhasabah (instrospeksi) atau muraqabah (supervisi), maka dia akan menjadi pusat bencana dan pusaran kerugian. Jika seorang pimpinan memiliki salah satu saja kriteria maka dapat Santunan JUNI 2010
dipastikan akan bisa mempengaruhi bawahannya untuk mengikuti atau malaksanakan apa yang di inginkan dan sudah layak disebut sebagai pemimpin apalagi jika seorang pimpinan mewarisi kesemua kriteria diatas maka kita akan bisa melihat sosok seorang pimpinan yang benar benar menjadi seorang pemimpin bagi kaumnya dan itu akan sangat membantu kaum atau lembaga manapun untuk bergerak kearah yang lebih baik dan sebaliknya jika seorang pimpinan tidak memiliki satupun kriteria diatas maka kemungkinan besar kaum atau lembaga yang di pimpin akan mengalami kesulitan dalam mengembangan kaum yang dipimpinnya bahkan dikhawatirkan akan terjerumus dalam keadaan krisis kepercayaan kepada pimpinan yang akan membawa pada kemudharatan bagi pimpinan itu sendiri dan kaumnya. Harapan kita semoga semua pimpinan hendaknya mengarah kepada kriteria kriteria kepemimpinan diatas, artinya kepemimpinan yg bisa memberikan semangat dengan program programnya yang rasional selanjutnya berusaha mewujudkannya dengan tetap menjaga nilai nilai moral dalam setiap gerak dan tingkah lakunya. Lebih dari itu sosok yang selalu berusaha menjadi pimpinan yang senang melayani tidak justru minta dilayani. Keikhlasan dalam pengabdiannya dengan mempersembahkan kemampuan optimal yang dimiliki untuk memberikan yg terbaik kepada kaumnya dan berusaha meningkatkan kemampuan bagi para bawahannya atau kaumnya untuk lebih dapat meningkatkan kulaitas hidupnya. Semoga. n Penulis adalah Kasubbag Caninfoka Kanwil Kementrian Agama Prov. Aceh 43
Shalat dan Etos Kerja (Refleksi Isra` Mi’raj 1431 H) Oleh Supiati, S.Ag
A
yat yang menggambarkan perjalanan agung Rasulullah SAW ke langit, sebelumnya singgah di Yerussalem (QS. Al-Isra’: 1), yang salah satu misinya untuk menjemput shalat, memang menunjukkan bahwa shalat resmi diperintahkan untuk ummat saat peristiwa ajaib itu. Namun dalam isyarat sejarah, Khadijah ra (istri pertama Nabi, orang Islam pertama dari kalangan wanita) dan ‘Ali bin Abi Thalib ra (orang Islam pertama dari kalangan pemuda), bersama Nabi telah melakukan shalat, bahkan sebelum dakwah terang-terangan. Peneliti Bibel, seperti Thomas Mc Elwain, malah telah merasa yakin telah menemukan ayat-ayat dalam kiab suci Nasrani, petunjuk gerakan yang mirip dengan tatacara shalat orang Islam. Jadi meski tidak sepenuhnya sama, tampaknya tatacara shalat sudah dikenal sebelum datangnya Islam, atau sebelum perintah Isra` Mi’raj. Posisi utama diberikan Rasulullah untuk ibadah shalat, lewat hadits-haditsnya. Ibadah sebagai tiang agama ini, merupakan amal yang langsung diterima Nabi dari Allah, bukan lewat malaikat-Nya. “Pembeda kafir dan mukmin itu pada shalat,” di antara perbandingan dalam salah satu teks hadits itu. Shalat ibadah tanpa uzur, di saat ibadah lain sudah beruzur (shalat tetap wajib dikerjakan hingga manusia ini siap dishalatkan atau mati). Shalat merupakan tiket masuk selanjutnya ke pintu pemeriksaan (hisab) selanjutnya, di akhirat. “Kerja yang paling awal dihitung di akhirat itulah shalat,” sambung sabda Nabi yang lain. Dalam ayat Allah, salah satu ancaman bagi peninggal shalat itu, “dijebloskan ke Saqar, lembah di ner44
Jadi, shalat juga dapat menjadi terapi kesehatan jiwa, SDM (sumber daya manusia) yang berkualitas dapat dibentuk lewat shalat aka Jahannam,” (QS. Al-Muddattsir: 42-43). Shalat pencegah dari perbuatan buruk dan keji (QS. Al-‘Ankabut: 45). Shalat adalah sumber cahaya (an-nur). Shalat sebagai sarana meminta tolong pada Allah. Ibadah ini berat kecuali bagi pribadi yang khusyu’ (QS. Al-Baqarah: 45).
Shalat sebagai media untuk mengingat Allah, “Dirikanlah shalat untuk mengingat-Ku,” (QS. Thaha: 13-14), firman Allah dalam kaitannya dengan perintah buat Nabi Musa as. “Bukankah dengan mengingat-Ku hati menjadi tenteram?” (QS. Ar-Ra’d: 28), ajak Allah Ta’ala kepada kita yang haus akan kedamaian. “DijadiSantunan JUNI 2010
kan bagiku shalat sebagai penyejuk jiwa,” ujar Nabi pada suatu kali bersama Bilal dan para sahabat, sebelum azan dimulai. Psikologi mutakhir (psikologi positif) menunjukkan pengaruh ketenangan dengan kreativitas. Psikolog, Mihaly Csikszentmihalyi, memperkenalkan satu keadaan dalam diri manusia yang disebut flow. Ini sumber kebahagiaan, sekaligus sumber kreativitas. Shalat yang khusyu’ akan membuahkan flow. Penelitian menunjukkan, banyak penyakit sebenarnya berasal dari jiwa. Kesembuhannya juga dengan ketenangan jiwa. Jadi, shalat juga dapat menjadi terapi kesehatan jiwa, SDM (sumber daya manusia) yang berkualitas dapat dibentuk lewat shalat. Jadi korupsi, pungli, kebiasaan mengenakan ‘jam karet’, dan seterunya yang menjadi penyakit sosial dan birokrasi, dapat dicegah dengan shalat. Ada tujuh -paling tidak- menurut saya, hikmah shalat jika kita kaitkan dengan etos kerja: 1. Filosofi waktu-waktu shalat, “Sungguh shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman” (QS. AnNisa: 103), ini akan membentuk insan yang disiplin, menghargai waktu, atau bukan tipe pembunuh waktu. Shalat yang kontinu dan disiplin, akan memelihara kita pada “kesadaran akan Tuhan” (God conciusness) dalam diri sendiri. Sahabat Ali Ra menjadi gelisah begitu tiba waktu shalat. “Telah tiba waktu shalat, saat Allah menyerahkan amanah ini kepada langit, bumi, dan gunung. Lalu mereka enggan menerimanya dan kuwatir darinya,” jawab ‘Ali --menantu Nabi-- saat
ditanya kenapa wajahnya pucat begitu. 2. Kerja keras, ini isyarat shalat, terutama pada persiapannya, dan terus berdampak bagus seusainya. Berpakaian yang baik dengan menutup aurat, itu membutuhkan daya yang bersahaja. Mempersiapkan busana yang elok dan anggun untuk menghadap Tuhan, bukan hal gratis. Melayani jamaah dengan kebersihan, penerangan, dan sound system di masjid, mushalla, langgar, surau, atau meunasah itu bagian dari etos kerja muslimin dan muslimat. Usai shalat, diperintahkan kita untuk melanjutkan kerja, sebagaimana usaha tadi sebelum shalat. “Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah di muka bumi, dan carilah kurnia serta ingatlah Allah sebanyak-banyaknya supaya kamu beruntung,” (QS. Al-Jumu’ah: 10). 3. Orang shalat akan mencintai kebersihan, misalnya lewat pemenuhan syarat dan rukunnya. Gosok gigi, wudhuk, tayammum, mandi, menyucikan pakaian dan sarana shalat, itu kewajiban untuk sah atau sempurnanya shalat. Orang shalat akan menjaga kebersihan sebelum shalat (misalnya di WC, tempat wudhuk, tangga masjid) dan sesudah shalat (misalnya di jalan, kantor, dan tempat hunian). Orang shalat membuang sampah
Orang shalat akan menjaga kebersihan sebelum shalat (misalnya di WC, tempat wudhuk, tangga masjid) dan sesudah shalat (misalnya di jalan, kantor, dan tempat hunian) (termasuk puntung rokok) dalam tempatnya. Orang shalat akan meninggalkan perbuatan keji (kejahatan yang besar yang mengotori kesucian diri dan kehormatan, umpama zina dan menggosip) dan mungkar (pekerjaan yang bertentangan dengan nilai kemanusiaan dan moralitas). 4. Baik lisan dan mulia tindakan itu nilai shalat. Nilai dan peran lidah kita mestinya sebagaimana gerakan lidah kita di dalam shalat. Jika tidak mampu berkata yang baik, diam adalah pilihan yang baik. Dengan simbolik takbir di awal shalat, bermakna di samping kita menjalin hubungan dengan Khaliq yang ma’bud, juga pertanda perwujuan kekhusyukan dan kesadaran akan kehadiran-Nya yang Maha Besar di sisi kita yang kerdil ini. Isyarat salam, kita menebar keselamatan di bumi sebagai makhluk sosial yang memiliki kekurangan dan kekhilafan dalam kapasitas menjalankan misi
kekhalifahan. 5. Shalat mengajak kita untuk seimbang dan tercerahkan. Balance akan ada dalam keseharian kita, antara dunia dan akhirat, sebagaiman dimensi shalat yang juga mencakup lahiriah dan batiniah. Ibnu Sina, bapak kedokteran dunia, membagi pengalaman, bahwa jika mengalami problem filososis, dia akan menuju masjid untuk shalat dan i’tikaf. Selain dengan itu, dia akan mendapat jawabannya dengan mimpi, jika belum dapat dalam masjidnya. 6. Orang shalat akan saling mencintai dan memupuk kedamaian. Shalat jamaah, di samping bermakna persatuan, juga kebersamaan untuk menggapai kedamaian. Kedamaian dimulai dengan damai batin diri pribadi lewat shalat, lalu keluarga, dan masyarakat. 7. Manusia yang sabar, tenang, dan solutif, itu muara shalat selanjutnya. Sebagai puncak zikir, shalat akan mencetak insan yang penuh ketenangan dan ketenteraman. Orang yang tenang dan sabar akan menampakkan pada dunia jalan keluar atas problem hidup ini. Oleh karena hidup manusia disertai oleh kecemasan dan asa, manusia butuh kesadaran untuk selalu mengharap. Pengharapan sesama manusia sering tidak menghasilkan buah yang diinginkannya. Dalam shalat ada gerakan, di samping secara lahiriah, itu formalitas, juga ada aspek pengakuan, pelaporan, penghormatan, pengagungan, pengharapan, atau doa. Dalam gerakan shalat ada isyarat dengan tangan, kaki, lutut, berdiri tegak, merunduk, melirik ke kiri kanan, ruku’, sujud, muka, atau bersama-sama anggota badan lainnya. Malu rasanya jika kita selalu menikmati anugerah-Nya, tapi malas menghadap-Nya, padahal kita dirancang untuk shalat, walaupun ritual suci itu hanya lima kali dalam sehari semalam. Mari kita jadikan shalat bukan beban dan kewajiban, tapi sebagai kebutuhan, seperti hajat kita misalnya kepada makanan dan minuman.n Penulis adalah Penyuluh Agama Islam Fungsional Kantor Kementerian Agama Kota Banda Aceh.
Santunan JUNI 2010
45
Daftar Pemain Bola Muslim
D
ari semua pemain bola dunia, ternyata tidak sedikit yang beragama Islam. Mereka bermain sebagai pesepakbola professional tanpa meninggalkan ajaran agamanya, bahkan ada yang tetap berpuasa sambil menjalani kompetisi-kompetisi internasional. Berikut adalah daftar pemain bola internasional yang beragama Islam yang diperoleh dari berbagai sumber, khususnya internet. Semoga bisa menjadi inspirasi bagi kita semua.
P
encetak gol tercepat dunia terekam pada piala dunia tahun 2002 diciptakan oleh Hakan Sukur-Turkey.
Hakan Sukur hanya butuh 11 detik untuk mencetak gol pada saat itu. Gol tersebut tercipta saat Turkey (tim Hakan) melawan Korea Selatan dalam memperebutkan juara ketiga Piala Dunia yang diselenggarakan di Korea/Jepang tahun 2002. Turkey menang 3-2 atas Korea Selatan pada pertandingan tersebut.
1.Zinedine Yazid Zidane 2.Kolo Toure 3.Yaya Toure 4.Robin Van Persie (Arsenal) 5.Nicholas Anelka (Bolton & Chelasea) 6.Mohammed “Momo” Sissoko (Liverpool) 7.Ahmed Mido Hossam (Boro) 8.Hossam Ghaly (Totteham Hotspurs) 9.Franck “Bilal” Riberry (Bayern Muenchen) 10.Hamit Antiltop (Bayern Muenchen) 11.Halil Antiltop (Bayern Muenchen) 12.Frederik Kanoute (Sevilla) 13.Mahamaddou Diarra (Real Madrid) 14.Eric Abidal (Barcelona) 15.Nuri Sahin (Feyenoord Rotterdam) 16.Sulley Ali Muntari (Pompey & Inter Milan) 17.Zlatan Ibrahimovic (Inter) 18.Hassan “Brazzo” Salihamidzic (Juventus) 19.Khalid Boulahrouz (Sevilla) 20.Salomon Kalou (Chelsea) 21.El-Hadji Diouf (Bolton) 22.Diomanssy Kamara (Fulham) 23.Mohammed Kallon (Al-Ittihad ext. Inter & Monaco) 24.Emre Belozoglu (Newcastle) 25.Hakan sukur 26.Samir Nasri 27.Karim Benzema 28.Ben Arfa (Perancis) 29.Lilian Thuram (Perancis) 30.Khalid Boulahrouz (Sevilla) 31.Nourredine Naybet 32.Abdelillah Fahmi 33.Philippe Christanval 34.Mutiu Adepoju 35.Thierry Henry (Barcelona/Perancis) (republika/kompas/donnya.wordpress) 46
Pencetak Gol Tercepat di Dunia
Santunan JUNI 2010
Nama Negara Jumlah Gol Tanggal Lahir Posisi Prmainan Nama Klub
:Hakan Şükür :Turkey :51 (sampai 1 Mei 2008) :1 September 1971 :Striker (Penyerang) :Galatasaray
Diasuh oleh Muzakkir,S.Ag
Generasi
=
Penting
=
Mendatang
=
Sempurna
=
Menguasai
=
Benci
=
Perhatian
=
Mempersiapkan diri
=
Kesungguhan
=
Meningkatkan
=
Santunan JUNI 2010
47
By Erfiati Adam, MA, English Teacher at MAN Model Banda Aceh
Prophet Muhammad (Part One)
T
he Prophet Mohammed was born sometime between 570-571 A.D. Mohammed was born to the Quraish tribe. His father Abdulla died before he was born and his mother died sometime around when he was five years old. Mohammed was adopted by his uncle, Abu Talib, and it was on a trade journey to Syria that Mohammed came into contact with Christianity. His uncle arranged a marriage for Mohammed when he was 25 with Khadija a wealthy widow who was 10-15 years older than Mohammed. Mohammed was a contemplative individual and liked to spend his free time in isolation pondering the world in a cave called Hira outside of Mecca. It was while sitting in this cave that Mohammed began his life as a prophet at the age of forty. While sitting in Hira, Mohammed was visited by an angel who taught him a verse and made him recite back the verse. He met with this angel a few more times, he recited more versus praising Allah, God, and was told by the angel to spread this message. Mohammed told Khadija, his wife about these meetings and she believed that he was a messenger of Allah and was the first to believe in Islam. Mohammed’s friend, Abubakr, his cousin Ali, and Mohammed’s slave Zaid also believed in what Mohammed was saying and became followers of Islam. Mohammed grew bolder in spreading his message and spoke from the mount of Safa to the people of Mecca proclaiming that they should give up their old gods for Allah and to follow the ways of Islam. Over the next ten years Mohammed would preach whenever he could in Mecca. Mohammed’s message began to wear on the nerves of the Quraish citizens of Mecca who were polytheists and rejected Mohammed’s idea of monotheism. They began to insult and ridicule Mohammed and his message, his uncle Abu Lahab would lead these assaults and claimed that Mohammed was crazy. After the death of his uncle Abu Talib and his wife Khadija the assaults against Mohammed grew worse. He left Mecca and went to the city of Taif to spread the message of Allah. He was only in Taif for a short time before he was forced to leave for preaching about Allah and had to return to Mecca. When he returned to Mecca, he was again subject to assault and things grew worse. Although many people heard Mohammed’s message and rejected his ideas Mohammed did gain a few converts in Mecca. (Adapted from: http://www.mnsu.edu) Grammar Focus Basically, the construction of simple past tense can be divided into two categories based on its type; Verbal and Nominal sentences. In the verbal sentence, the formula is as follow; S + V2 + O/C + Adverb of Time The following are some examples; 1. His father Abdulla died before he was born. 2. His uncle arranged a marriage for Mohammed when he was two years old. 3. He met with this angel a few more times. 4. He left Mecca and went to the city of Taif to spread the message of Allah. 5. Mohammed came into contact with Christianity. While in the nominal sentence, the pattern is; S + Tobe (Was / Were) + O/C + Adverb of Time. Here are some examples; 1. Mohammed was a contemplative individual 2. He was only in Taif for a short time before he was forced to leave. 3. When he returned to Mecca, he was again subject to assault. 4. Fateema, Ayesha and Alya were in the mosque when the earthquake took place. 5. The two boys were very stubborn when they were in the kindergarten. Just Find another example! 48
Santunan JUNI 2010
Drs. H. Herman, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Jaya
Biarlah Pusat
yang Mengurus Madrasah
P
ertemuan Komite III Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Pusat, dengan seluruh jajaran Kementerian Agama Provinsi Aceh, tanggal 29 April 2010 lalu, memberi arti dan kesan tersendiri bagi sejumlah Kakankemenag. Menurut mereka pertemuan tersebut produktif sekali. Anggota Komite III DPD mendengar langsung ”curhat” sejumlah Kakankemenag. Banyak hal diungkapkan, seperti perbedaan eselon ring jajaran Kementerian Agama yang dirasa tidak adil dibandingkan dengan pejabat di Pemda. Honor penyuluh yang masih rendah juga diungkapkan, termasuk upaya Pemda untuk mengambil alih pengelolaan MI dan MTs. Salah seorang Kakankemenag yang hadir dan berbicara langsung dalam pertemuan itu adalah Drs. H. Herman, Kakankemenag Aceh Jaya. Sosok yang dikenal ’kritis’ dalam setiap pertemuan jajaran Kemenag Aceh ini mengungkapkan kegalauannya, termasuk bagaimana ide dan pemikirannya untuk memajukan pendidikan di daerah ini kepada Juniazi, Pemimpin Redaksi Santunan. Berikut petikannya: Apa komentar Bapak mengenai pertemuan antara Komite III DPD-RI dengan jajaran kementerian agama? Pertemuan ini sangat bermanfaat dan saya pribadi puas. Aspirasi yang terganjal selama ini terutama dalam melaksanakan berbagai kegiatan dan program Kementerian Agama di daerah dapat kami salurkan kepada anggota DPD. Bisa Bapak sebutkan itu? Soal pendidikan, misalnya. UU No. 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh, dalam Bab 39 pasal 263 dicantumkan penyerahan aset dan pengelolaan Madrasah MI dan MTS kepada pemerintah Daerah. Wacana tersebut sangat merugikan bagi dunia pendidikan. Karena dilihat dari sejarahnya, MI dan MTS merupakan hasil karya dan perjuangan ulama dan tokoh masyarakat dan tokoh agama. Nah, jika MI dan MTs
bisa menghilangkan jati diri madrasah. Seterusnya bagaimana? Ditambah lagi, saya rasa hampir seluruh madrasah di Aceh itu dibangun di atas tanah wakaf. UU Wakaf No. 41 Tahun 2004 menjelaskan bahwa harta wakaf itu tidak bisa dijadikan jaminan, tidak bisa disita, tidak bisa dihibah dan tidak bisa dijual, juga tidak bisa diwariskan, ditukar dan
dialihfungsikan. Nah, jika madrasah yang 80 persen dibangun di atas tanah wakaf, kalau dialihfungsikan, ini bertentangan dengan UU Wakaf itu. Belum lagi kemungkinan si wakif akan menarik kembali tanah wakaf itu karena sudah dialihfungsikan dari tujuan utama diwakafkan tanah untuk mendirikan madrasah sudah menjadi sekolah umum. Saya yakin, dari segi otoritas, Diknas tidak mampu mengelola MI dan MTS. Buktinya mengurus SD dan SMP saja mereka kalangkabut. Malahan mutu sekolah umum di bawah madrasah. Buru-buru mengurus MI dan MTS, saya rasa mereka tidak sanggup. Konon lagi jika MI dan MTs dihilangkan, terus terang ini menghilangkan warna sesungguhnya dari syariat Islam di Aceh. Ini kan amanat UU PA Nomor 11 tahun 2006. Artinya ini harus diikuti dan dipatuhi. Solusi yang Bapak tawarkan seperti apa? Menurut saya, UUPA Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh, Bab 39 Pasal 263 itu perlu direvisi. Ini merugikan masyakat Aceh dan merugikan dunia pendidikan.
disatukan dengan SD dan SLTP, ini Santunan JUNI 2010
49
Maksudnya? Masih ada peluang untuk direvisi asalkan stakeholder pendidikan dan juga anggota dewan yang terhormat, DPRA, DPD dan DPR RI, punya komitmen yang sama dan persepsi yang sama untuk mengubah pasal 263 tersebut. Pasal 263 tersebut itu hanya dalam bentuk penyerahan aset. Tapi dalam bentuk pengelolaan dan mekanisme lainnya masih tunduk ke pusat. Sehingga pengelolaan MI dan MTS itu masih seperti sekarang ini. Kembali ke masalah pendidikan, tadi Bapak mengatakan bahwa pendidikan di Madrasah di MI dan MTs lebih bagus ketimbang di SD dan SLTP. Mungkin Bapak punya dasar pertimbangan soal ini? Saya melihatnya dari dua sisi. Pertama, dari segi kuantitas,lebihbanyakmurid di madrasah ketimbang di sekolah umum. Sementara di sisi kualitas, juga masih menonjol madrasah dari sekolah umum. Buktinya UN tahun yang lalu dengan UN tahun sekarang posisi kelulusannya masih tertinggi madrasah, ketimbang sekolah umum. Itu terjadi di Aceh Jaya atau di seluruh Aceh? Saya melihatnya dalam skala Provinsi Aceh. Ya, kalau skala kabupaten atau kota, seperti di Aceh Jaya, tidak beda-beda jauhlah. Kenapa ini bisa terjadi? Kelebihan terletak di guru dan tenaga kependidikan di madrasah. Komitmen dan keikhlasan mereka dalam melaksanakan tugas ini yang sangat tinggi dibandingkan guru yang mengajar di SD dan SMP. Atau boleh jadi karena motto Kementerian Agama itu Ikhlas beramal, itu mungkin yang terpatri dalam jiwa sanubari para guru di madrasah kita. Selama ini ada tidak ketimpangan dalam pengelolaan pendidikan, termasuk anggaran. Termasuk perhatian pemerintah daerah kepada Madrasah. Nah, di Aceh Jaya sendiri seperti apa? Jika dilihat dari sudut anggaran, 50
Kementerian Agama mengelola anggarannya sendiri. Madrasah adalah satker, satuan kerja dan pengguna anggaran. Konon lagi dengan adanya bantuan dari pihak pemda, walaupun sedikit ikut menunjang kelancaran program kegiatan di madrasah. Namun di sisi lain, terjadi diskriminasi pemberian insentif pemda kepada guru di jajaran Kementerian Agama. Guru madrasahmenerima intesif Rp. 250 per bulan, sementara guru sekolah umum Rp. 500 keatas per bulan. Ini menurut saya diskriminatif. Kenapa ini bisa terjadi, padahal kita tahu guru di jajaran Kementerian Agama juga mengajar anak-anak di daerah itu. Kenapa pola pikir ini masih terjadi di pemerintah daerah?
Inilah yang keliru. Pemda masih menganggap MI dan MTs itu instansi vertikal. Biarlah pusat yang mengurus madrasah. Sebagai pengelola pendidikan dan sekaligus pejabat di Kementerian Agama yang juga mengurus pendidikan, hasil UN Aceh tahun ini menurun dan informasinya peringkatnya di bawah Papua. Padahal semua tahu anggaran untuk pendidikan di Aceh milyaran malah triliyunan. Ini bagaimana kita menjelaskannya? Benar. Saya melihat anggaran yang besar belum menjamin mutu dan kualitas pendidikan itu. Tetapi, menurut saya yang sangat penting adalah komitmen guru dan tenaga pendidik dalam melaksanakan tugas ini dengan penuh rasa ikhlas dan Santunan JUNI 2010
tanggungjawab. Itulah yang sangat penting. Saya rasa, Diknas harus belajar pada Kementerian Agama soal komitmen dan keikhlasan ini. Persoalan pada hari ini kan tidak hanya soal komitmen itu. Kenapa carut marut dunia pendidikan kita dari tahun ke tahun persoalannya sama saja? Ya memang, disamping komitmen dan keikhlasan guru dalam melaksanakan tugas, juga sangat dituntut komitmen dari wali murid dan masyarakat terhadap dunia pendidikan. Persoalan hari ini adalah masyarakat kurang peduli terhadap pendidikan anak. Makanya, konsep pendidikan gratis itu menurut saya keliru. Masyarakat awam menerjemahkan sekolah gratis itu adalah lepas tanggung jawab wali murid dan masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan anaknya. Padahal yang dimaksudkan dengan pendidikan gratis adalah pemerintah cuma sekadar membantu kebutuhan minimal yang harus dimiliki oleh anak didik. Kalaupun buku paket yang seharusnya disediakan oleh anak didik sampai 15 paket, yang disediakan pemerintah adalah kebutuhan minimal lima paket. Sedangkan 10 paket lagi harus didanai oleh wali murid atau masyarakat. Kembali soal komitmen guru dan tenaga kependidikan di madrasah. Bagaimana bisa meningkat komitmen proses belajar mengajar, sementara di sisi lain kesejahteraan guru itu belum terpenuhi? Sebenarnya kesejahteraan guru sudah memadai. Apalagi dengan adanya bantuan sertifikasi guru. Ditambah lagi dengan tunjangan, baik dari APBN maupun APBD. Tetapi dana tersebut belum dapat memberikan suatu jaminan kesejahteraan, kalau guru masih memiliki paradigma berpikir mengejar insentif, memikirkan tentang kesejahteraan, tanpa memikirkan pendidikan anaknya. Saat ini, berapa banyak guru yang sudah menerima dana sertifikasi itu, yang
dua kali lipat dari gaji pokok. Namun, berapa persen yang sudah digunakan untuk meningkatkan kualitas diri dan kualitas anak didiknya. Malah guru enggan membeli buku, baik buku paket atau buku tunjangan lainnya yang dapat meningkatkan potensi diri dan juga meningkatkan kualitas anak didiknya. Bapak bisa ceritakan pengalaman mengelola pendidikan di Aceh jaya, khususnya di madrasah? Baik, pertama kita harus memback up guru supaya jangan banyak mengambil kredit di bank. Imbasnya semangat belajar-mengajar jadi menurun. Yang kedua, kita arahkan dana sertifikasi yang dimiliki oleh guru itu minimal 10 atau 15 persen digunakan untuk meningkatkan kemampuan diri dan juga untuk meningkatkan kemampuan anak didiknya. Yang ketiga, bagaimana menciptakan kesadaran guru untuk meningkatkan kualitas diri sehingga dalam mengajar tampil dengan menguasai ilmu yang akan diajar kepada anak didiknya. Selain itu ada ketimpangan antar madrasah swasta dan madrasah
negeri. Informasi terakhir kita dengar ada sejumlah madrasah swasta yang nilai kelulusannya sampai nol persen. Ini bagaimana? Ini disebabkan karena distibusi dan penempatan guru di madrasah swasta kurang dibanding madrasah negeri. Kemudian kurangnya dana untuk membantu dan membina madrasah swasta. Hanya mengharapkan bantuan dari komite madrasah itu sendiri. Tapi alhamdulillah, di Aceh Jaya kedepan madrasah swasta akan dibantu dana operasional dari Pemda. Selama ini hubungan jajaran Kementerian Agama dengan Pemda Aceh Jaya dalam hal pengelolaan pendidikan di madrasah ini seperti apa? Kita sudah berusaha menjalin kerjasama yang baik dengan pihak pemda. Juga bagaimana mengajak Pemda sama-sama membantu madrasah dan lembaga pendidikan keagamaan lainnya. Di Aceh Jaya, sebagian anak-anak pejabat sekolah madrasah, termasuk anak Bupati, anak Wakil Bupati juga sekolah madrasah. Saya pikir ini peluang kita melakukan pendekatanpendekatan.
Namun begitu, diskriminasi tetap muncul. Ya, itu tadi, karena kita instansi vertikal. Tapi tetap dibantu kan? Malah sekarang Pemda ditakutkan dengan adanya temuan BPKP. Membantu Kementerian Agama katanya masuk temuan. Lantas bagaimana? Inilah yang saya tidak mengerti. Dasar mana BPKP menganggap bantuan Pemda kepada Kementerian Agama ini dianggap illegal, sehingga merepotkan pihak Pemda. Mungkin Bapak punya solusi untuk menggenjot pendidikan di Aceh, termasuk madrasah dan sekolah umum? Saya rasa LPMP (Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan,red) sangat berperan dalam rangka penjaminan mutu pendidikan di Aceh. Kalau LPMP bisa bekerja dengan baik dengan Kementerian Agama dan Dinas Pendidikan, konon lagi dibantu pihak donor, insyaallah ke depan pendidikan di Aceh ini akan lebih baik. Selama ini LPMP kan kurang berperan.n(Juniazi)
KELUARGA BESAR KARYAWATI KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI ACEH
Mengucapkan
Selamat dan Sukses atas Terpilihnya Hartati, A.Md Sebagai Ketua Karyawati Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh Masa bakti 2010 – 2012
Semoga selalu sukses dalam menjalankan tugas dan senantiasa mendapat Petunjuk & Perlindungan Allah swt. Dan Terima Kasih Kepada Fajriah, S.Ag
Atas Pengabdiannya Semoga Menjadi Amal Shaleh Santunan JUNI 2010
51
LIFE STYLE
N
Asma dan Alergi Bisa berawal dari Rumah
yaman, hangat dan menyenangkan adalah suasana dalam rumah yang kita inginkan, agar anggota keluarga terutama anak dapat betah bermain di dalamnya. Tapi bagi anak balita yang menderita asma dan alergi, bau karpet/ ambal, atau mainan dan boneka yang menjadi temannya justru akan memperburuk keadaan mereka. Akibatnya hidung berair, iritasi mata bahkan asma kronis yang membahayakan kehidupan dan radang paru-paru. Faktor keturunan merupakan salah satu penentu apakah anak anda menderita alergi atau tidak. Tapi pada umumnya bayi yang baru lahir tidak alergi terhadap apapun. Anda dapat menghindari serangan alergi pada bayi yaitu pada 12 bulan pertama usianya, saat sistem imunisasinya belum matang. Walaupun bayi tersebut lahir dari orang tua yang mempunyai sejarah asma atau alergi. Caranya, dengan selalu menjaga kebersihan rumah anda dari lingkungan yang menyebabkan mereka sakit. KUTU DEBU Orang yang alergi debu biasanya alergi pula pada kutu debu dan kotoran kutu debu. Kutu debu adalah hewan mikroskopik yang sangat kecil, berkaki delapan yang makan dan menyerap air dari udara dan sel kulit yang mati. Makhluk inilah penyebab utama asma. Kutu debu banyak menimbulkan masalah di daerahdaerah lembab, tapi tidak di daerah dataran tinggi. Di rumah kutu debu menyukai tempat-tempat gelap, berdebu, busa dan bahan berserat, kain pakaian dan lain-lain. Karpet dan kasur adalah tempat yang paling disukai oleh kutu debu. Menjaga dan mengontrol kebersihan rumah, terutama kamar tidur anak, adalah cara pencegahan yang paling mudah dan murah. Sebab mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Berikut ada beberapa langkah pencegahannya yakni: • Pindahkan segala jenis barang tempat berkumpulnya debu, misalnya kertas pelapis dinding atau perabot rumah yang difernis terutama di kamar anak. • Sebaiknya jangan menggunakan banyak karpet/ambal, sering-seringlah membersihkannya dengan penyedot debu. • Gunakan kain gorden dari bahan yang berwarna terang dan mudah dicuci atau dibersihkan. • Pindahkan gambar atau hiasan dinding yang berlebihan di dinding kamar anda. • Sebaiknya gunakan bantal dan guling dari bahan sintetik dan seringlah mencucinya. Bantal dan guling yang berisi kapas sangat disukai debu dan sulit dibersihkan. • Ganti selimut dan seprei seminggu sekali dan cuci dengan air hangat. Gunakan bahan poliester atau katun campuran ketimbang katun murni untuk selimut atau seprei. • Pilihlah mainan untuk anak dari bahan yang mudah dicuci atau dibersihkan. • Bersihkan perabot rumah atau koleksi buku-buku anda dengan lap basah untuk mengangkat kutu debu yang mengumpul. JAMUR Ada juga orang yang alergi dan sensitif terhadap jamur 52
atau cendawan. Jamur/ cendawan adalah tumbuhan mikroskopik yang tumbuh didaerah tergenang atau becek. Tempat semacam itu amat disukai jamur. Di lingkungan rumah, jamur biasanya tumbuh dan berkembang di dinding kamar mandi yang lembab, di tempat-tempat sampah, tumpukan koran, kardus, penyejuk ruangan, kulkas, tanaman yang berada dalam rumah, karpet basah, bantal dan guling, kasur atau selimut yang tidak pernah diangin-anginkan atau di jemur. Untuk menghilangkan jamur atau cendawan di tempattempat yang sulit dibersihkan, gunakan satu bagian cairan pemutih yang mengandung klorin dan campur dengan 20 bagian air. Untuk mencegah tumbuhnya jamur perhatikan hal-hal berikut : • Bungkus sepatu-sepatu atau pakaian yang tidak anda gunakan dengan plastik. Jangan menyimpannya dalam kardus, sebab tempat ini disukai oleh jamur. • Jika anda ingin meletakkan tanaman dalam ruangan, carilah tanaman yang sedikit memerlukan air. • Bersihkan dinding kamar mandi atau pojok pojok ruangan yang ditumbuhi jamur dengan cairan yang mengandung klorin. • Jangan menggunakan banyak karpet/ambal, apalagi yang lembab. • Sering-seringlah menjemur bantal dan guling, kasur atau selimut anda. HEWAN PELIHARAAN Dibandingkan dengan anjing, kucing paling sering menjadi penyebab utama alergi dan serangan asma. Sebab, kuku kucing membawa kuman Rochalimae henselae. Bila anak mendapat cakaran kucing, kuman tersebut ikut masuk ke kulitnya dan menyebabkan infeksi. Kuman ini menimbulkan sakit kepala, demam, tidak selera makan dan terdapat pembesaran getah bening didekat cakaran. Carilah benjolan sebesar kelereng diketiak bila ia mendapat cakaran ditangan. Dan di pangkal paha jika ia mendapat cakaran di kaki. Benjolan tersebut menunjukkan adanya infeksi. Segeralah ke dokter bila sampai di tahap ini. Untuk mencegah terjadinya infeksi, bersihkan segera bekas cakaran kucing dengan air hangat dan air sabun. Beberapa orang sensitif terhadap dander kucing. Dander adalah sel kulit kucing yang rontok dan mengambang di udara. Serangan asma dan alergi juga bisa disebabkan dander ini. Anjing juga mempunyai dander, tapi sangat sedikit menimbulkan alergi. Untuk mencegah hal ini, upayakanlah hal berikut; • Jangan biarkan kucing keluar- masuk kamar, terutama kamar anak. Bila anda memelihara kucing, sebaiknya hindari pamakaian karpet/ambal di kamar tidur. • Bila memelihara kucing, bersihkan dander kucing seminggu sekali dengan memandikannya. • Jika anak ingin memelihara binatang alternatifnya bisa memelihara ikan selain tidak berbulu, juga tidak menimbulkan alergi. Selamat mencoba. n (Suri/berbagai sumber).
Santunan JUNI 2010
T T S
TTS 005 2010 Santunan Edisi Juni 2010 MENDATAR: 2.Racun dalam rokok. 5.Kerajaan yang diperintahi oleh Mulawarman. 6.surat Hamim Sajadah. 8.Komisi Pemberantas Korupsi. 12.kawin (English). 14.Pemutusan ikatan perkawinan. 15.Menyerupakan isteri dengan ibunya. 16.segera. 17.Pengganti khalifah Muawiyah bin Abu Sufyan
Jawaban TTS 003 2010 Santunan Edisi April 2010
MENURUN: 1.Alat pengukur curah hujan. 3.wilayah laut yang menjorok ke daratan. 4. Bagian biologi yang mempelajari tentang fungsi kerja organ tubuh. 7.Kerongkongan (Arabic). 9.Tas besar. 10.Pusat pemerintahan Khulafaaurrasyidin. 11.Kenduri perkawinan. 13. piala kejuaraan bulu tangkis putra
Santunan JUNI 2010
53
Catatan Kecil
Tentang Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Piala Dunia, dan Gaji ke-13
A
lhamdulillah, kita masih bisa menghirup udara segar setiap harinya, meskipun kian lama udara terasa semakin panas saja, apa lagi musim yang datang berganti tidak dapat diperkirakan jadwalnya. Akibatnya, bukan hanya petani yang bingung dengan pola tanamnya, tapi juga dokter dan apotik, karena prediksi mereka tentang daftar resep dan obat yang diperlukan tidak sesuai dengan musim penyakit seperti yang dulu-dulu. Nah, dalam catatan ini, yang diusa-hakan seringkas mungkin, namun sepadat mungkin dapat memuat ide-ide pesanan, akan cobalah dibahas sedikit tentang masalah lingkungan itu, ditanmbah pula dengan piala dunia, dan tentunya gaji ke 13. Dimulai dengan masalah lingkungan hidup, pada tanggal 5 Juni 2010 ini, diadakan perayaan yang sangat meriah, bahkan dikalim sebagai yang terbesar dari sebelumnya untuk mengingatkan umat manusia tentang pentingnya menjaga lingkungan hidup, khususnya memelihara keragaman hayati, dan dipusatkan di Kota Kigali, Rwanda, sebuah negara di benua Afrika. Tema yang diangkat untuk World Environtment Day 2010 adalah “Many Species, One Planet, One Future” yang dalam bahasa kita dapat berarti, “banyak makhluk, satu planet, satu masa depan.” Poin pertama, banyak orang mulai menyadari, bahwa kehidupan di bumi ini bukan milik manusia saja, tapi milik seluruh makhluk yang telah diciptakan Allah SWT. dan ternyata, hidup manusia itu sendiri amatlah lemah, bila tidak ditopang dengan keberadaan hutan, sungai, laut, ikan, lembu, kuda, bunga, kupu-kupu, dan juga nyamuk. Yang terakhir adalah satu makhluk yang pernah diolok-olok oleh orang-orang “kafir” sebagai sesuatu yang sia-sia saja. Tentu saja makhluk yang tidak disebut juga penting adanya, namun tidaklah mungkin halaman yang ringkas ini dapat menjadi seluas kapal Nabi Nuh yang memuat semua jenis Makhluk Allah. Yang kedua, sepertinya banyak ilmuwan juga sudah mulai putus asa untuk mencari tempat tinggal lain di luar bumi yang disediakan Allah untuk kita diami. Bukankah dalam semua kitab suci sudah 54
diinformasikan, bahwa selain planet bumi ini manusia cuma bisa hidup layak di dua tempat, yaitu di “planet neraka” dan “planet Syurga”. Maka diusunglah ide untuk memelihara kembali bumi ini, yang terlanjur sudah rusak di sana-sini. Yang ketiga, semua ahli sudah mendekat kepada ijmak, untuk kiamat bersama-sama saja, tidak sebahagiansebahagian, karena yang tertinggal tentu akan cemburu kepada yang terdahulu, atau malah sebaliknya, karena berharap ingin hidup lebih lama. Maka menurut saya, disinilah ketimpanganketimpangan itu mulai kelihatan, karena maksud bersama itu, tampaknya hanya antara “anda dan saya saja”, lebih jauh
yang maknanya akan segera dilupakan hingga satu tahun kedepan. Dan dalam rentang itu, makin banyak saja yang mati kelaparan, atau akibat perang-perangan. Ini, sekali lagi, mirip benar dengan cara kita memperingati hari lahir Nabi yang Mulia, yang seakan berkurang mulianya bila tidak dirayakan dengan meriah dan megah. Anak-anak yatim dikumpulkan, sepuluh, seratus, seribu, untuk diberi makan satu waktu, diberi baju satu stel. Esoknya, dan berhari-hari berikutnya, mereka biar saja lapar lagi, tenjang lagi, sehingga cocok dengan predikat yatim dan fakir miskin. Tanpa mereka, tentu kita tidak lagi disebut orang-orang kaya dan dermawan. Terserahtuan-tuan meneruskannya… ***
adalah orang-orang terdekat kita, atau para pembantu dan budak-budak, yang tampa mereka kita akan sangat kelelahan jadinya, maka mereka harus tetap dijaga kehidupannya. Selebihnya, “mereka-mereka” tidaklah perlu kita perhatikan, bukankah satu spisies bunga jauh lebih indah dari pada mereka. Apalah gunanya mereka, kalo bukan untuk mempercepat habisnya persediaan pangan kita??? Ironinya, ketika manusia tumbuh kesadarannya tentang eksistensi makhluk hidup di muka bumi, mereka malah kehilangan rasa terhadap sesama manusia, yang beda warna kulit, beda orang tua, beda status, beda bahasa, dan beda mata uangnya. Ekonomi dikuras untuk satu hari, Santunan JUNI 2010
Nah, tak lama berselang, berlangsung pula Piala Dunia 2010, juga di Benua ‘Hitam’ Afrika, kali ini giliran Negara Afrika Selatan menjadi tuan rumah. Kabarnya Indonesia juga berniat jadi tuan rumah Piala Dunia, tapi saya khawatir dampaknya tidak akan bagus bagi bangsa ini karena berberapa alasan. Pertama, timnas kita terlalu lemah, kalopun dapat jatah gratis sebagai tuan rumah, pasti hanya menjadi bulanbulanan tim negara lain saja. Apalagi supporter kita tidaklah cukup setia pada ‘produk lokal’ karena dianggap kalah ganteng, kalah gress dibadingkan produk luar. Bisa Jadi Timnas nantinya malah diejek orang sendiri, dan dukungan diberikan kepada tim luar negeri. Kedua, orang kita pada umumnya gila bola, tapi ‘miringnya’ hanya setengah saja, yaitu suka nontonnya, suka judinya, sukasukaanlah. Sebatas itui saja, tidak sampai ‘gila mahir dan berpresatasi’ seperti negara Barazil dan Portugas misalnya. Takutnya, semua orang pada ‘sibuk’ dengan piala dunia ini sehingga pelayanan publik terhenti, kantor, swalayan, bahkan mushallah mungkin harus tutup sementara, padahal kerugiannya sangat besar. Kok bisa….. itu baru prediksi saja. Baru piala dunia di negeri orang sudah banyak jadwal kegiatan ‘dalam negeri’ yang harus di-cancel, atau disesuaikan. Tapi bukan berarti tidak ada yang
positif dari sepak bola, khususnya Piala Dunia ini. Dulu ketika Sinegal masuk piala dunia, dan berhasil menang beberapa kali, turut menaikkan semangat kita sebagai sesama orang Islam dalam “menghadapi orang-orang kafir.” PialaDunia-pun jadi tema khutbah Jum’at, dan pelatihan-pelatihan motivasi. Positif lainnya, ada banyak pelajaran yang bisa diambil dari permainan bola bundar ini. Bola itu tidak dapat berlari atau terbang sendiri ke gawang lawan, harus ada yang menendangnya. Strikerpun, meski Messi sendiri, juga tidak dapat membuat gol tanpa bantuan kawan-kawannya. Nah, dalam keseharian kita, biar lebih kreatif, bolehlah kita bayang-bayangkan pekerjaan kita di kantor, madrasah, bahkan dikampung sebagai ’sepak bola virtual.’ Siapa harus jadi pelatih, siapa strikernya, siapa defendernya, siapa di samping, siapa ditengah, dan siapa juga pemain penggantinya. Tidak ada yang namanya ’one man show’ dalam semua sisi kehidupan, mulai di lapangan sampai ke
ruang rapat tetaplah perlu kerja sama. Kerja samapun bukanlah hanya satu aksi saja, lain orang lain tugasnya. Biarlah masingmasing berkreasi untuk menghasilkan gol yang membahagiakan kita semua. Jadi... jangan gontok-gontokan, dan tentunya jangan pula tawuran hanya karena kita baru kalah beberapa kali, bisa jadi suatu saat kita akan jadi juaranya. *** Mungkin ada banyak energi yang terkuras selama bulan juni ini, bahkan sebelumnya, mungkin sudah banyak kwitansi yang harus dilunasi. Maka kabar tentang gaji ke 13 pun menjadi suatu angin segar yang sedikinya dapat menentramkan hati kita, setidaknya dapat pula meredam amarah dari debt-collector yang datang saban hari meneror kita. Apa boleh buat, kita ini PNS dengan penghasilan ’pas-pasan’, namun masih juga punya gengsi dihadapan calon mertua. Karena di masyarakat kita masih terpelihara anggapan, semiskin-miskin
pegawai negeri, tentunya anak saya tidak akan kelaparan. Apa iya...? Atau kalo PNS itu perawan, sangat pula mengundang pelamar, khususnya dari mereka yang sering hidup dari ’usaha spekulasi.’ Anggapannya juga sangat sederhana, kalopun jatuh bangkrut, masih bisa minta makan sama istri. Ya, kalo SK-nya belum digadaikan di bank sebagai jaminan kredit tentunya. Tapi waspadalah, gaji 13 itu bukanlah hasil jerih payah kita, hanya sekedar hiburan saja bagi kita ’budak negeri ini.’ Jadi janganlah menjadikan gaj 13 itu sebagai jalan keluar atau gantungan harapan yang terakhir, karena kebutuhan kita tidak pernah berakhir, hingga tanah memenuhi rongga mulut kita. Jadi bijak-bijaklah dalam mengatur pengeluaran, rencanakanlah kebutuhan, dan kalo kita termasuk orang kreatif, maka manfaatkanlah waktu luang untuk berusaha dengan cara yang halal, atau anda boleh berpuasa saja sekeluarga.n (Khairuddin)
Hj. Indah Suryadharma:
Dharma Wanita Perlu Tingkatkan Kualitas Pendidikan Perempuan Santunan-Jakarta. Dharma Wanita Persatuan Unit Kementerian Agama Pusat sangat berkepentingan meningkatkan kualitas pendidikan perempuan. Kualitas pendidikan perempuan yang hendak dikejar tidak hanya diupayakan melalui pendidkkan formal, tetapi dapat dilakukan lewat pendidikan informal, termasuk pendidikan yang berbasis keagamaan, seperti majelis taklim dan sebagainya. Penasehat Dharma Wanita Persatuan Unit Kementerian Agama Pusat Hj Indah Suryadharma mengatakan ketika membuka ”Panggung Bazar Dharma Wanita Kementerian Agama” di gedung Sasana Amal Bhakti Kemenag, Rabu (5/5). Panggung Bazar Dharma Wanita Kemenag ini berlangsung dalam rangka Hari Kartini dan Hari Pendidikan Nasional. Menurut Hj Indah, pendidikan yang relevan bagi peningkatan kualitas perempuan bukan hanya mencerdaskan otak dan memberi bekal keterampilan semata, tetapi pendidikan yang memperkaya hati dan naluri keibuan,
mempertinggi akhlak dan budi pekerti serta tetap menjaga kemuliaan martabat perempuan itu sendiri. Pencapaian kualitas pendidikan perempuan, lanjut Hj Indah, jangan dilihat dari sisi kepentingan perempuan semata yang ingin supaya bisa mandiri, melainkan harus dilihat dalam konteks kepentingan untuk menunjang kualitas kehidupan keluarga menuju kondisi yang lebih baik dan kemaslahatan masyarakat. ”Kemajuan pendidikan dan kecemerlangan karier perempuan akan kehilangan nilai dan keberkahan jika hal itu sampai membawa petaka bagi keutuhan keluarga dan rumah tangga, seperti kasus yang banyak terjadi belakangan ini,” ucap Hj Indah. Dia menjelaskan sebagai dampak pengaruh globalisasi tidak sedikit perempuan Indonesia yang melangkah jauh dari prinsip dasar dan nilai-nilai yang diajarkan agama, atau sebaliknya terbelenggu dengan persepsi gender yang konservatif serta menutup diri dari kemajuan. Santunan JUNI 2010
Perempuan Indonesia yang memiliki dan menghormati kayakinan dan pandangan hidup yang diajarkan dalam agama, kata Hj Indah, tidak seyogyanya berada dalam dua kutub yang ekstrem. ”Oleh karena itu, mari kita berikan bekal pendidikan yang terbaik bagi anak-anak perempuan kita dan mari berupaya menjadi teladan di tengah keluarga dan masyarakat.” Hj.Indah mengatakan spirit dan makna peringatan Hari Kartini tidak dapat dilepaskan dari cita-cita pendidikan anak negeri yang mengamanatkan perlunya pemerataan kesempatan untuk memperoleh pendidikan dan kemajuan yang tidak membedakan antara anak laki-laki dan anak perempuan.n(dik/ Pinmas) 55
Merantau Asmi Larasati, S.Pt
“Pergilah, nak! Ini demi masa depanmu.” Mamak berkata lembut sambil merengkuh bahu Amir. Amir hanya mampu terdiam. Tak sepatah kata pun keluar dari bibimya. Kebahagiaan sebenarnya sedang menyeruak dalam hatinya, usai kesedihan melanda dia dan keluarga beberapa minggu yang lalu. Amir bahagia karena harapannya untuk bisa melanjutkan kuliah ke perguruan tinggi di Jawa terkabul. Namun, ia juga sedih karena ayah yang begitu ia cintai kini tiada lagi di sisinya. *** “Indonesia itu luas, Amir. Dari Sabang sampai Merauke.” Kata ayah pada suatu hari saat mereka duduk bersama di teras. “Di manapun kita berada, selama tetap berpegang teguh pada agama. Insya Allah semua akan dimudahkanNya.”
Jeritan Si Durhaka mengapa kau izinkan neraka mengusap punggung imanku... lalu mengapa pula kesegaran tubuh Muhammad tersedak ke sanubari? saat iblis menggenggam nafsu, mengapa pula jibril datang menuntunku, ALLAH.. TUHANKU..... Yakinku kau Maha Pengasih... lalu.... perlahan mereka jauh dan ku merendam diri dalam kesesatan ini salahku??? dosaku??? cobaan??? hukuman??? bosan raga dalam duniamu ,Tuhan syukran katsira, Wassalam... Karya: Raudhah Kamisna Pelajar MAN Lhokseumawe 56
Amir tersenyum mendengar ucapan bijak ayahnya. Saat itu Amir baru saja menyampaikan keinginannya untuk melanjutkan pendidikan tinggi ke Jawa usai menyelesaikan sekolah menengahnya di pesantren. Kebetulan, Pak Ihsan mengumumkan adanya formulir undangan masuk Perguruan Tinggi Negeri dari Jawa tanpa melewati tes. Alhamdulillah, dengan berbekal rangking 5 besar, Amir bisa mendaftarkan diri. Kala itu, besar harapan Amir untuk bisa diterima di PTN tersebut. Bersyukurlah, karena sang ayah sangat mendukungnya. Meski, mamak terlihat berat. “Semoga kamu adalah salah satu yang diterima.” Kata ayah dengan nada yakin. “Tapi, kalau tidak, jangan sampai merasa kecewa yang berlebihan. Perguruan tinggi kan masih banyak. Yang jelas, ayah sangat mendukung apa pun langkah yang kamu ambil sejauh itu baik dan benar.” Amir mengangguk dan tersenyum penuh semangat. “Terima kasih, ayah.” Ucap Amir sambil menggenggam tangan ayahnya. “Kamu harus giat belajar untuk menggapai cita-citamu, Amir. Kamu harus menjadi contoh yang baik bagi adik-adikmu. Ayah berharap kamu bisa menggantikan ayah.” Ayah berkata lembut dengan tatapan mata penuh cahaya. Saat itu, Amir menatap wajah ayahnya tampak lain dari biasanya. Bersih dan jernih. Terlihat lebih muda dari usianya. Siapa sangka, perbincangan yang penuh pesan dan nasihat ini adalah perbincangan yang terakhir antara Amir dengan ayahnya. Karena beberapa hari setelah Amir kembali belajar ke pesantren, Mamak mengabarinya untuk menjumpai ayah yang terakhir kali. Allah menghendaki ayah kembali ke haribaanNya akibat serangan jantung yang telah lama diderita. Diam tanpa kata dengan nafas di dada yang terasa sesak dan air Santunan JUNI 2010
mata yang tak mampu dibendungnya lagi. Amir seperti tidak sanggup mengucapkan dengan kata-kata suasana hati yang dirasakan saat itu. Di depan jasad ayah tercintanya, ia tak hentihentinya melantunkan doa. *** Satu setengah bulan sudah ayah pergi meninggalkan mamak, Amir dan adik-adik yang masih kecil. Melihat mamak yang nantinya seorang diri mengasuh adik-adik, terbersit niat di hati Amir untuk membatalkan niat kuliah di Jawa. Namun, temyata mamak tegar. Mamak berusaha tawakkal dengan tetap merelakan Amir pergi. “Kamu harus kuat Amir. Tunjukkan bahwa kamu mampu sebagaimana harapan ayahmu saat beliau masih hidup.” tutur mamak lembut. Amir menarik nafas dalam-dalam. “Yah! Aku harus kuat, aku harus mampu menjadi contoh bagi adik-adik.” Batin Amir berusaha menyemangati diri. “Mamak hati-hati di rumah, doakan Amir berhasil.” Ucap Amir usai mengemasi barang-barangnya. “Doa mamak menyertaimu, nak.” Mamak berkata lirih. Matanya yang berkacakaca seperti berusaha menahan air mata untuk tidak jatuh. Amir memeluk erat mamak. Begitu juga dengan adik-adiknya. Di depan Ridwan dan Salma, Amir berpesan,”Jaga mamak. Kalian berdua jangan nakal ya!” Bocah-bocah kecil itu pun mengangguk. *** Amir menaiki tangga pesawat satu demi satu. Perlahan namun pasti. Di depan pintu pesawat ia balikkan punggungnya dan mengarahkan pandangan ke areal bandara. Di dalam pesawat, Amir menatap pemandangan di luar lewat jendela. Kota Banda Aceh yang ia cintai, terlihat jauh, semakin jauh dan jauh seiring dengan tingginya pesawat tinggal landas. Sampai akhirnya pemandangan ibukota Provinsi Aceh itu pun menghilang. Amir menyandarkan kepalanya di kursi pesawat, menatap ke depan. Hatinya telah pasrah dengan keputusan yang ia ambil saat ini. Merantau… n Penulis adalah guru Madrasah Ulumul Qur’an, Langsa.
MASJID TEUNGKU DI ANJONG
Setelah tsunami masjid Teungku Di Anjong di bangun permanen dengan tetap mengikuti arsitektur asli. Tahun 90-an sudah direncanakan tapi dihentikan agar terpelihara sebagai situs purbakala.
Masjid Teungku di Anjong dalam sketsa yang dibuat tahun 1882 M. Masjid ini terletak di Gampong Peulanggahan Kec. Kuta Raja, Kota Banda Aceh. Nama “Peulanggahan” berarti “persinggahan”, yaitu persinggahan bagi mereka yang hendak menuntut ilmu. Di masa hidup Teungku Di Anjong, tempat ini menjadi pusat pelatihan manasik haji, pesertanya datang dari seluruh Aceh dan Nusantara
Foto Masjid Teungku Di Anjong th. 1882 M. Semula masjid ini didirikan sebagai “Dayah”, tempat pengajian oleh Tgk. Di Anjong (Sayyid Abu Bakar ibn Husayn Bil-Faqih) sekitar tahun 1769 M. Yaitu semasa kekuasaan Sultan Alaidin Mahmud Syah (1760-1781 M). Teungku Di Anjong wafat pada tahun 1782 M.
Masjid Teungku Di Anjong setelah direbut oleh Belanda, tahun 1874 M. Teungku Di Anjong berasal dari Tarim-Hadralmaut, beliau hijrah ke Aceh pada tahun 1742 M, lalu menikahi anak seorang Uleebalang di Ulee Kareng (Lamgapang). Beliau kembali ke kampung halaman sewaktu isteri beliau meninggal.
Masjid Teungku Di Anjong dalam sketsa yang dibuat tahun 1876. Dayah ini didirikan setelah Teungku Di Anjong kembali ke Aceh bersama isteri kedua beliau, Syarifah Fatimah binti ‘Abdurrahman ‘Aidid, yang menjadi pengajar kaum ibu. Beliau wafat tahun 1820 M dan disapa dengan panggilan Aja Eseuteuri, makam beliau sering diziarahi. Santunan JUNI 2010
57
Petugas sedang membagikan bungkusan Kenduri Molod dari Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh kepada anak-anak yatim di halaman Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh.
Penyerahan cinderamata oleh Plt. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, Drs. H. Asy’ari, kepada Ketua Komis X DPD-RI, Abd. Aziz Qahhar Mudzakkar, pada Kegiatan dengar pendapat di Aula Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh, 29 April 2010.
Briefing oleh Supervisor Inspektorat Jendral Kementerian Agama RI, Burhanuddin BS, di Aula Kementerian Agama Provinsi Aceh, 19 Mei 2010.
Pertemuan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh dengan Komisi G DPR Aceh, guna membahas Kuota Haji dan Waiting List Jamaah Calon Haji Aceh yang mencapai lebih 30.000 orang. 3 Mei 2010.
Kunjungan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh ke Kantor Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Banda Aceh, 11 Mei 2010.
Rapat Evaluasi BP4 Provinsi Aceh yang berlangsung di Mushalla Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh, 13 Mei 2010.
58
Santunan JUNI 2010