PERSETUJUAN PEMBIMBING
ARTIKEL KONKRETISASI NILAI DALAM NASKAH DRAMA BUNGA SEMERAH DARAH KARYA W.S RENDRA DALAM KAJIAN SEMIOTIK
Oleh
SOFIA A.JANI NIM 311 410 073 Telah diperiksa dan disetujui
Pembimbing I
Pembimbing II
Prof. Dr. Hj. Sayama Malabar, M.Pd NIP. 19600729 198603 2 002
Dr. Fatma AR.Umar, M.Pd NIP. 19600104 198803 2 002
KONKRETISASI NILAI DALAM NASKAH DRAMA BUNGA SEMERAH DARAH KARYA W.S RENDRA DALAM KAJIAN SEMIOTIK
Oleh Sofia A. Jani Sayama Malabar Fatmah AR.Umar Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Negeri Gorontalo A JANI, SOFIA. 2014. Konkretisasi Nilai dalam Naskah Drama Bunga Semerah Darah Karya W.S Rendra. Skripsi. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra dan Budaya, Universitas Negeri Gorontalo, Pembimbing I: Prof. Dr. Hj. Sayama Malabar, M.Pd, Pembimbing II: Dr. Fatmah AR. Umar, M.Pd. Masalah yang diteliti dalam penelitin ini yaitu: (1) bagaimanakah konkretisasi nilai humanistis (kemanusiaan) dalam naskah drama 4 (empat) babak bunga semerah darah karya W.S. Rendra)?, (2) bagaimanakah konkretisasi nilai etika dalam naskah drama 4 (empat) babak bunga semerah darah karya W.S. Rendra?, (3) bagaimanakah konkretisasi nilai religius (keagamaan) dalam naskah drama 4 (empat) babak bunga semerah darah karya W.S. Rendra (keagamaan)? Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini adalah isi cerita yang terdapat dalam naskah drama Bunga Semerah Darah. Dalam teknik pengumpulan data ini menggunakan teknik baca, teknik catat. Teknik analisis data yang digunakan yaitu mengidentifikasi, mengklasifikasikan, menguraikan, menyimpulkan, dan melaporkan. Hasil penelitian ini menunjukan konkretisasi nilai (1) humanistis (kemanusiaan) terdiri dari (i) cinta, (ii) tabah mengahadapi cobaan, dan (iii) kekuasaan bukan untuk menindas kemiskinan (2) konkretisasi nilai etika setiap tokoh terdiri dari, (i) sopan santun, (ii) mengendalikan emosi, (iii) hindari berperilaku buruk, (iv) suka menolong, (v) tanggung jawab, dan (vi) kewajiban (3) konkretisasi nilai religius dalam naskah bunga semerah darah yakni (i) kejujuran, (ii) kesabaran dan (iii) berbakti pada ibu. Kata Kunci. Konkretisasi, Nilai, Naskah Drama Bunga Semerah Darah
Pendahuluan Sastra merupakan suatu kreativitas manusia yang dijadikan sebagai sarana berekspresi yang di dalamnya mengandung unsur kehidupan dan keindahan. Selain itu, karya sastra memberikan manfaat kepada pengarang dan pembaca untuk menambah ilmu pengetahuan tentang kosakata dalam suatu bahasa. Sehubungan dengan Tuloli (2000:3), “sastra” adalah hasil kreativitas pengarang yang bersumber dari kehidupan manusia secara langsung atau melalui rekaannya dengan bahasa sebagai medianya. Penelitian ini lebih dititikberatkan pada karya sastra, yakni naskah drama. Naskah drama merupakan salah satu bagian dari karya sastra yang mengandung cerita dalam bentuk dialog atau susunan dialog para tokoh untuk dipentaskan maupun dibaca. Dalam mengkaji naskah drama dibutuhkan sebuah petelitian untuk memahami nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Naskah Drama paling tidak mengandung nilai yang relevan dengan pendidikan karakter, yaitu: (1) literer-estetis (kebudayaan) (2) humanistis (kemanusiaan), (3) etika, dan (4) religius (keagamaan). Untuk memahami nilai-nilai yang terkandung di dalam naskah drama diperlukan konkretisasi yang melibatkan pembaca untuk memaknai nilai-nilai yang terkandung di dalam naskah drama. Dalam penelitian ini agar pembaca dapat memberi makna terhadap tanda-tanda yang berupa bahasa dalam bentuk tulisan dianalisis menggunakan pendekatan semiotik. Naskah
Bunga Semerah Darah Karya W.S Rendra
mengisahkan
banyak hal yang berkaitan dengan kehidupan humanistis (kemanusiaan), Etika, religius dan pelajaran hidup lainnya yang akan membuat pembaca banyak mengambil hikmah dari setiap kejadian yang menimpah tokoh dalam cerita tersebut. Bunga Semerah Darah menceritakan kisah seorang wanita yang berjuang dengan sekuat tenaga untuk menghadapi kerasnya hidup sebagai ibu rumah tangga.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti berharap pada pembaca untuk memahami cerita yang terdapat dalam naskah drama. Selain itu, memahami kegunaan naskah drama yang dijadikan sebagai pedoman hidup bagi pembaca, sedangkan bagi penikmat drama diharapkan dapat mengambil suatu ajaran yang bermanfaat baik dalam masyarakat maupun individual. Masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimanakah konkretisasi nilai humanistis (kemanusiaan) dalam naskah drama 4 (empat) babak Bunga Semerah Darah karya W.S. Rendra? (2) Bagaimanakah konkretisasi nilai etika dalam naskah drama 4 (empat) babak Bunga Semerah Darah karya W.S. Rendra? (3) Bagaimanakah konkretisasi nilai religius (keagamaan) dalam naskah drama 4 (empat) babak Bunga Semerah Darah karya W.S. Rendra? Devinisi Operasional Dalam rangka menghindari kesalahpahaman pada permasalahan di atas, perlu diberikan definisi terhadap beberapa istilah dalam penelitian ini yaitu : (1) Konkretisasi adalah pemberian makna pada karya sastra khususnya naskah drama Bunga Semerah Darah empat (4) babak Karya W.S. Rendra. (2) Nilai yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai humanistis (kemanusiaan), nilai etika, dan nilai religius yang terkandung dalam cerita naskah drama Bunga Semerah Darah. (3) Naskah drama dalam penelitian ini adalah sebuah teks yang berjudul Bunga Semerah Darah terdiri dari 4 babak. Jadi yang dimaksud dengan konkretisasi nilai dalam naskah drama adalah konkretisasi nilai humanistis, etika, dan religius.. Kajian Teoretis Kajian Teori untuk mengkaji masalah dalam penelitian ini, diuraikan beberapa teori yaitu naskah, nilai, konkretisasi, dan pendekatan semiotik. Naskah disebut juga sastra lakon. Sebagai salah satu genre sastra, naskah dibangun oleh struktur fisik (kebahasaan) dan struktur batin (makna). Wujud fisik sebuah naskah adalah dialog atau ragam tutur. Ragam tutur itu adalah
ragam sastra. Oleh sebab itu bahasa dan maknanya tunduk pada konvensi sastra yang menurut Teeuw meliputi hal-hal berikut ( dalam waluyo, 2003:67). Menurut Syam
(1986:130)
segala sesuatu yang ada dalam alam
semesta, langsung atau tak langsung, disadari ataupun tidak disadari manusia, mengandung nilai-nilai tertentu. Menurut Saryono (dalam Wibowo, 2013:131), secara lengkap uraian-uraian nilai-nilai kesastraan dalam genre sastra adalah sebagai berikut: Nilai Humanistis adalah genre sastra yang mengandung nilai kemanusiaan, menjunjung harkat dan martabat manusia, serta mengambarkan situasi dan kondisi manusia dalam menghadapi masalah kehidupan.. Nilai Etika dalam karya sastra, mengacu pada pengalaman manusia dalam bersikap dan bertindak, melaksanakan yang benar dan yang salah, serta bagaimana seharusnya kewajiban dan tanggung jawab manusia dilakukan. Nilai Religius yaitu genre sastra yang menyajikan pengalaman spiritual. Karya sastra adalah artefak, benda mati, yang mempunyai makna dan menjadi objek estetik (Teew, 1984:191). Bila diberi arti oleh manusia pembaca sebagaimana artefak peninggalan manusia purba mempunyai arti bila diberi makna oleh arkeolog. Istilah pemberian makna dalam karya sastra disebut konretisasi. Faktor pembaca menjadi penting sebagai pemberi makna.
Dalam memberi makna karya sastra
diperlukan cara-cara yang sesuai dengan sifat hakikat karya sastra. Semiotik adalah ilmu metode analisis untuk mengkaji tanda. Tanda adalah sesuatu yang mewakili sesuatu yang lain yang dapat berupa pengalaman, pikiran, perasaan, gagasan, dan lain-lain. Teori Peirce mengatakan bahwa sesuatu itu dapat disebut tanda jika dia memiliki sesuatu yang lain. Peirce membedakan antara tanda dan ancuanya kedalam tiga jenis hubungan. Yaitu (1) ikon, jika ia berupa hubungan kemiripan., (2) indeks , jika ia berupa hubungan kedekatan eksistensi, dan (3) simbol, jika ia berupa hubungan yang sudah terbentuk secara konvensi.
Metode Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Deskripsi berarti memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, motivasi, tindakan, dan lain-lain, dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa (Ratna, 2013:15) Penelitian difokuskan pada nilai humanistis, etika dan nilai religius dalam naskah Bunga Semerah Darah Karya W.S Rendra. Dalam pengumpulan data penelitian menggunakan teknik baca yakni membaca berulang-ulang isi cerita naskah drama bunga semerah darah dan teknik catat yakni mencatat kutipan-kutipan dialog yang mengandung konkretisasi nilai humanistis, nilai etika dan religius. Hasil dan Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian naskah drama Bunga Semerah Darah disimpulkan Konkretisasi yang di analisis adalah jenis-jenis nilai dalam karya sastra menurut saryono terdiri dari (i) konkretisasi nilai humanistis, nilai etika dan nilai religius. Namun nilai-nilai di atas ditandai dengan beberapa bagian misalnya konkretisasi nilai humanistis ditandai dengan konkretisasi nilai cinta, tabah menghadapi cobaan dan nilai kekuasaan tidak untuk menindas kemiskinan, (ii) konkretisasi nilai etika ditandai dengan konkretisasi nilai sopan santun, nilai mengendalikan emosi, nilai menghormati wanita, nilai hindari berperilaku buruk, nilai suka menolong, nilai tanggung jawab, dan nilai kewajiban, (iii) konkretisasi nilai religius yang ditandai dengan konkretisasi nilai kejujuran, nilai kesabaran, dan berbakti pada ibu. Nilai-nilai yang telah ditemukan sesuai dengan hasil analisis, dihubungkan dengan kajian semiotik yang berupa indeks. Untuk lebih lengkapnya dapat dijelaskan berikut ini. Indeks dalam nilai humanistis adalah nilai cinta yang dapat dilihat pada tokoh Ali dan Mirah dalam memperlihatkan rasa cinta mereka melalui perhatian dan pengorbanan. Hal ini yang diperlihatkan Ali pada ibunya ketika
Ali berusaha menafkahi ibunya walaupun dia dalam keadaan sakit. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada kutipan berikut ini. Ali: Pergi berseru dari dalam. Mak , aku bawa sedikit uang . Mirah : Dari mana kau dapat Ali : Dari Antri karcil di depan geduang bioskop. Kembali membawa KETELA DAN MENYERAHKAN UANG. Inilah, besok mungkin aku dapat lagi. Indeks dalam nilai humanistis adalalah nilai ketabahan yang dapat dilihat pada tokoh Ali dan Mirah dalam menghadapi ujian yang bertubi-tubi. Hal itu dapat dilihat ketika Ali harus menahan lapar demi ibunya untuk mematuhi perintahnya agar tidak mencuri. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada kutipan di bawah ini. Ali: Bukan begitu saya harus mengurus ibu, ia sakit keras. Tahu kau? Tetangga bilang dia sakit tebese. Anak 1 : peduli apa aku. Lagi pula apa itu bese-bese, tak ada penyakit semacam itu Anak 2 : Sudahlah Bung. Ia cuma akan membohongi kita saja. Memangnya ia mau coba hidup sendiri. Dia pura-pura jadi priyayi, tadi tak mau saya ajak mencopet. Ali : Bukan begitu. Aku tak mau, karena aku bisa cari uang dengan jalan lain. Ibuku kemarin melarang saya mencopet.. Konkretisasi nilai etika yang dimaksud pada Analisis hasil di atas adalah nilai-nilai yang mengandung makna nilai etika dalam kajian semiotik yang ditandai dengan pembahasan berikut ini. Indeks dalam nilai etika adalah nilai sopan santun yang dapat dilihat pada tokoh Ali. Hal itu diperlihatkan Ali pada kelembutannya dalam merawat ibunya yang sakit. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada kutipan di bawah ini. Ali
: TERKEJUT OLEH BATUK IBUNYA.Mak, jangan duduk dulu. Mak , belum lagi kuat berbaring sajalah syukur kalu mak bisa tidur kembali. Mirah : tidak Ali, biarkan saja.batuk.Ali, mengapa kau tadi? Ali : tidak apa- apa , mak. Tidurlah lagi.Mak tadi tidur terlalu nyenyak. Maafkan aku telah membangunkanmu. Indeks dalam nilai etika adalah nilai menghormati wanita. Seseorang yang selalu menghargai wanita muda maupun tua menandai orang itu suka menghormati wanita. Indeks dalam nilai etika adalah nilai suka menolong
yang dapat dilihat pada tokoh ujang yang selalu membantu Ali ketika Ali membuhtukan uang untuk ibunya. untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada kutipan di bawah ini. Ujang :RP 2,50,-boleh? (tertawa sambil mengeluarkan kertas Ringgit) Ali : Baik hati benar kau. Terimah kasih (mengeluarkan kaleng puntung ) Ujang : (Menolak). Ah tidak, seringgit ini uang hadiah saja. Indeks dalam nilai etika adalah nilai tanggung jawab yang dapat dilihat pada tokoh Ali yang selalu bertanggung jawab untuk merawat ibunya. Indeks dalam nilai etika adalah nilai kewajiban yang dapat dilihat pada tokoh Ali yang sangat memenuhi kewajibannya sebagai seorang anak untuk merawat ibunya yang sedang sakit. Dapat dilihat pada kutipan di bawah ini. Ujang : kalau kau tahu pekerjaan menjual punting-puntung rokok iti mendatangkan penyakit,mengapa kau kerjakan juga. Ali : kalu tidak, aku akan mati kelaparan. Atau hidunp dengan jalan yang mencopet. Itu aku tidak mau. Memang kelihatanya kami mempermainkan nyawa, tetapi sebaliknya jug kami sangat menghargai nyawa-nyawa kami, Tahukah kau?He,kau ini seperti bayi saja…eh,siapa namamu? Konkretisasi nilai Religius yang dimaksud pada Analisis hasil di atas adalah nilai-nilai yang mengandung makna nilai etika dalam kajian semiotik yang ditandai pada pembahasan berikut ini. (i) indeks dalam nilai religius adalah nilai kejujuran yang dapat dilihat pada tokoh Ali dan Mirah yang sangat menjunjung tinggi kejujuran. Hal itu dapat dilihat pada tokoh Ali yang sangat jujur dalam bertindak bahkan dia sangat jujur pada ibunya dengan tidak mencuri. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada kutipan di bawah ini. Anak 2 : Sudahlah Bung. Ia cuma akan membohongi kita saja. Memangnya ia mau coba hidup sendiri. Dia pura-pura jadi priyayi, tadi tak mau saya ajak mencopet. Ali : Bukan begitu. Aku tak mau, karena aku bisa cari uang dengan jalan lain. Ibuku kemarin melarang saya mencopet.. Indeks dalam nilai religius adalah nilai kesabaran yang dapat dilihat pada tokoh Ali dan Mirah yang selalu sabar dalam menghadapi ujian hidup mereka baik
itu berupa ujian ekonomi maupun penyakit yang diderita keduanya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada kutipan di bawah ini. Mirah : aku rasa takkan hilang sakitnu itu, meskipun kau memaki-maki begitu rupa. Aku sendiri. Batuk. Aku sendiri sudah setengah mati menahan batukku ini badanya lemah, suaranya dikuat-kuatkan. Penyakit ini seolah-olah sudah menjadi suatu keharusan, kita hanya bisa melawanya dengan mengatupkan rahang kuat-kuat dan berdaya upaya menahannya. Janganlah memaki, nak. Karena makian itu adalah suatu tanda peletusan jiwa yang kecewa dan putus asa, nak. Lihat. Batuk. Paru-parukupun telah retak ditempa batukbatuk, tetapi aku takkan kecewa sampai pada maut. Batuk. Ali : ya, mak. Aku kecewa. Karena uang untuk mak sudah lenyap. Mirah : ali kau terlalu rebut memikirkan mak. Kau tak kan kubiarkan membanting tulang serupa itu. Batuk. Kalau batuk ini bisa sembuh, mak akan bekerja lagi. (55-56) Indeks dalam nilai religius adalah nilai berbakti pada ibu yang dapat dilihat pada tokoh Ali yang sangat berbakti pada ibunya dalam merawatnya dan berusaha mencari obat untuk ibunya walaupun dia harus mengorbankan nyawanya dengan kematian yang sangat murah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada kutipan di bawah ini. ALI : PERLAHAN-LAHAN MEMBUKA MATA. Bapaaak…sayang…ibu? AMAT : MENANGIS TERUS.Jangan kau mati seperti ibumu,Nak! ALI :Pak…ibu…tidak…mati…ia…Cuma…sakit!aku juga…hanya mau…pergi beli…kembang…semerah…darah… AMAT :Ali, kau benar!MENGHIBUR.ibumu tidak mati aku juga tidak, bukan Nak?MENANGIS TERUS.Nanti kubelikan bunga semerah dara untuk kau.AKANMENGANGKAT ALI. ALI :MELARANG. JANGAN! TERENGAH – ENGAH. Kau…jangan menangis Aku…mau…pergi…bersama ibu…beli…beli bunga…semerah…darah!Aduuuh…BATUK-BATUK MULUTNYA KELUAR DARAH. (hal. 94-95) Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
a.
Nilai humanistis (kemanusiaan) terdiri dari beberapa aspek yakni Cinta, ketabahan, kekuasaan tidak untuk menindas kemiskinan yang terdapat dalam Naskah bunga semerah darah.
b.
Nilai etika setiap tokoh. Hal ini dipahami sikap pada tokoh Ali dalam naskah bunga semerah darah dapat digambarkan melalui karakter tokoh ali yang bersikap sopan santun, tanggung Jawab dan memenuhi kewajibannya sebagai seorang anak untuk kesembuhan ibunya.
c.
Nilai religius dalam naskah Bunga Semerah Darah yakni
kejujuran. Nilai
kejujuran terdapat pada tokoh Mirah. Setiap manusia harus berkata jujur baik pada suaminya, anaknya, keluarganya maupun pada sesama manusia. Karena orang yang jujur akan mendapat balasan yang baik dari Tuhan yang Maha Esa. Kesabaran adalah nilai yang dapat diambil dalam naskah Bunga Semerah Darah yang dilihat dari religius yakni kesabaran Mirah menghadapi penyakitnya. Dan tidak pernah mengelu, kecewa maupun memaki-maki apa yang sudah terjadi dalam hidupnya
Daftar Rujukan Aminuddin. 2009. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung. Sinar Baru Algensindo Bandung. Anggoro, Toha. 2008. Metode Penelitian. Jakarta. Universitas Terbuka. Dewojati ,Cahyaningrum. Drama Sejarah, Teori Dan Penerapanya. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Faruk. 2012. Metode Penelitian Sastra. Yogyakarta. Pustaka Pelajar. Hidayat. 2011. Menyusun Skripsi & Tesis. Bandung. Informatika Bandung.
Jalaluddin,.dan Idi Abdullah..2012. Filsafat Pendidikan. Jakarta .PT RajaGrafindo Persada. Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya. Nurgiyantoro, Burhan.2013. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta. Gadjah Mada university Press. Pradopo. 2005. Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, dan Penerapannya. Yogyakarta . Pustaka Pelajar Offset. Rendra W.S. 2009. Drama Bunga Semerah Darah. Jakarta Timur. Fokusahaja Yogyakarta . Satoto, Soediro.2012. Analisis Drama dan Teater (bagian 1I).Yogyakarta: Penerbit Ombak. Stanton, Robert. 2007. Teori Fiksi Robert Stanton. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset.
Syam, Noor. 1986. Filsafat Pendidikan dan Dasar Filsafat Pendidikan Pancasila. Usaha Nasional. Waluyo. 2003. Drama Teori dan Pengajarannya. Yogyakarta. PT. Hanindita Graha Widia Wibowo, Agus. 2013. Pendidikan Karakter Berbasis Sastra. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.