PERSEPSI WISATAWAN TERHADAP ATRAKSI WISATA ANIMAL WATCHING DI TAMAN NASIONAL KOMODO Tourist Perception Toward Animal Watching in Komodo National Park Rina Kurniawati Dosen pada Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid Jakarta Jl. Kemiri No.22 Pondok Cabe Pamulang E-mail:
[email protected] PENDAHULUAN Animal Watching yaitu suatu bentuk atraksi wisata yang memiliki daya tarik keunikan, keindahan dan nilai yang bersumber dari keanekaragaman kekayaan alam atau natural berupa fauna atau satwa langka yang dimanfaatkan sebagai objek. Richard Tapper (2006:10) menjelaskan animal watching pada dasarnya merupakan kegiatan pengamatan, meskipun dalam beberapa kasus dapat melibatkan interaksi dengan hewan yang diawasi, seperti menyentuh atau memberi mereka makan. Adapun tipologi wisatawan animal watching yang mengunjungi kawasan lindung: Penjelajah, Backpacker, Backpacker Plus, High Volume/Group, Minat Umum atau Free Independent Travel-lers (FITs), dan Minat Khusus. UNEP (2006) mencatat perkembangan wisata animal watching di dunia, berkontribusi
terhadap pe-masukan pariwisata. Tercatat bahwa 2040% wisata-wan internasional melaksanakan kegiatan animal watching di perjalanan wisata yang mereka lakukan. Indonesia memiliki atraksi wisata animal watching salah satunya berada di Taman Nasional Komodo.Taman Nasional Komodo berada di antara Pulau Sumbawa dan Pulau Flores di kepulauan Indonesia Timur.Kawasan ini ditetapkan sebagai Taman Nasional Komodo pada tanggal 6 Maret 1980 dan dinyatakan sebagai Cagar Manusia dan Biosfer pada tahun 1977 sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO pada tahun 1991, sebagai Simbol Nasional oleh Presiden RI pada tahun 1992, sebagai Kawasan Perlindungan Laut di tahun 2000 dan juga sebagai salah satu Taman Nasional Model di Indonesia pada tahun 2006. Taman Nasional Komodo berada di antara
Rina Kurniawati: Persepsi Wisatawan Terhadap Atraksi Wisata Animal Watching Di Taman Nasional Komodo. Halaman: 67-82
67
Pulau Sumbawa dan Pulau Flores di kepulauan Indonesia Timur. Secara administrative termasuk dalam Wilayah Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Propinsi Nusa Tenggara Timur. Taman Nasional Komodo memiliki
luas 173.300 Ha meliputi wilayah daratan dan lautan dengan lima pulau utama yakni, Pulau Komodo, Padar, Rinca, Gili Motang, Nusa Kode dan juga pulau-pulau kecil lainnya. Di peroleh data pengunjung tahun 2011-2015, sebagai berikut:
Tabel 1. Jumlah Pengunjung Taman Nasional Komodo Tahun 2011 -2015 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sumber:
Asal Negara 2011 2012 Indonesia 6.177 8.010 Australia 7.108 3.565 AmerikaSerikat 3.720 5.208 Jerman 4.524 4.587 Perancis 3.258 4.831 Belanda 3.527 3.522 Inggris 3.214 3.294 Spanyol 1.123 1.849 Italia 1.136 1.638 Swiss 1.539 1.610 Balai Taman Nasional P. Komodo (2016)
Berdasarkan data yang diperoleh langsung dari Balai Taman Nasional Komodo, bahwa jumlah pengunjung mengalami kenaikan setiap tahunnnya. Total Pengunjung masih didominasi oleh wisatawan mancanegara khususnya Eropa. Dengan banyaknya wisatawan yang masuk menimbulkan persepsi terhadap wisata yang dikunjungi dapat menjadi salah satu input tolak ukur kualitas dari objek wisata tersebut. Buhalis (2000:98) menggolongkan kedalam enam (6) kategori dan dapat disebut sebagai 6A komponen produk 68
2013 9.654 4.331 6.142 5.395 5.533 4.710 5.652 2.574 2.761 1.695
2014 13.537 5.896 6.500 7.556 6.771 5.673 4.764 2.890 3.272 2.458
2015 19.215 9.055 8.557 7.834 6.933 6.249 5.211 3.827 3.404 2.300
pariwisata, berbagai hal yang menjadi elemen dari keenam atribut tersebut merupakan faktor-faktor yang harus dikelola dan dikendalikan dengan baik agar dapat memuaskan wisatawan sekaligus membentuk citra yang positif bagi destinasi tersebut, faktor tersebut: Attractions (Atraksi), Amenities (Fasilitas), Accessibilities (Aksesibilitas), Available Packages (Paket wisata Activities (Aktifitas), Ancillary Services (Layanan tambahan). Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka dapat di rumuskan permasalahannya yaitu:
Jurnal Destinasi Kepariwisataan Indonesia Vol. 1 No. 1 Juni 2016
1. Bagaimanakah profil para wisatawan yang berkunjung ke Taman Nasional Komodo? 2. Bagaimana persepsi wisatawan terhadap atraksi wisata animal watching di Taman Nasional Komodo? Beberapa studi terdahulu yang pernah dilakukan terkait dengan wisata pulau komodo, diantaranya, yaitu: Goodwin (1997) dalam studinya diketahui bahwa pengunjung datang dengan paket charter tur. wisatawan menghabiskan waktu 1-2 hari mengunjungi taman. Masyarakat setempat mem-peroleh manfaat lebih dari akomodasi, guide, dan penjualan barang antik. Dalam penelitian ini disarankan kontribusi lebih dari wisatawan untuk konservasi Komodo. Kornelia, et al (2014) melakukan studi mengenai pengembngan potensi atraksi wisata alam di Taman Nasional Komodo, dimana dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa mayoritas wisatawan yang berkunjung dengan tujuan rekreasi, dan minoritas berkunjung untuk pendidikan dan penelitian. Dari penelitian tersebut diketahui bahwa mayoritas wisatawan merasa puas ketika berkunjung ke Labuan Bajo Taman Nasional Komodo.
METODE Berdasarkan permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei. Penelitian survei merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan pertanyaan terstruktur yang sama pada setiap orang, kemudian semua jawaban yang diperoleh peneliti dicatat, diolah, dan dianalisis. Pertanyaan terstruktur disebut kuesioner. Kuesioner berisi pertanyaan-pertanyaan yang akan diberikan kepada wisatawan untuk mengukur variabel yang ada maupun variabel-variabel yang saling terhubung diantara variabel yang ada, serta dapat berupa pengalaman dan pendapat dari wisatawan. (Sugiyono: 2014). Untuk mengukur setiap jawaban responden, digunakan skala likert yang memiliki bobot dan kategori sebagai berikut : Sangat Tidak Baik (1), Tidak Baik (2), Cukup Baik (3), Baik (4) Sangat Baik (5). Dalam penelitian ini kriteria utamanya adalah wisatawan yang berkunjung ke Taman Nasional Komodo sebanyak 40 responden dipilih menggunakan non probability sampling. Teknik ini digunakan untuk pendekatan populasi,
Rina Kurniawati: Persepsi Wisatawan Terhadap Atraksi Wisata Animal Watching Di Taman Nasional Komodo. Halaman: 67-82
69
pada penelitian dengan menggunakan pendekatan sampling insidental, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data. Dalam penelitian ini, metoda nalisis data yang digunakan penulis yaitu statistik deskriptif dan korelasi. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Profil Responden Profil responden yang berkunjung ke Taman Nasional Komodo ber-dasarkan informasi yang diperoleh dari kuesioner yang telah disebar menjelaskan rata-rata wisatawan yang berkunjung yaitu berasal dari mancanegara yang secara langsung banyak dijumpai oleh peneliti di lokasi penelitian dibandingkan dengan wisatawan domestik. Mayoritas berjenis kelamin laki-laki, wisatawan berjenis kelamin wanita lebih cenderung menyukai perjalanan berpasangan sehingga untuk single traveler lebih didominasikan oleh laki-laki, berusia 26-35 tahun/usia produktif dimana dalam usia ini seseorang sudah siap dalam segi apapun untuk mengatur dan merencanakan 70
kehidupan diri sendiri baik dalam bepergian ke suatu tempat, memiliki pekerjaan rata-rata sebagai pegawai swasta. Latar belakang pendidikan terakhir yaitu D4/S1 dengan latar belakang yang dimiliki seseorang akan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan mendukung seseorang dalam berfikir secara konsepsional untuk melakukan suatu kegiatan perjalanan, dan berstatus belum menikah, berpenghasilan ≥ 26 Juta/ ≥ $ 1900 ≥ € 1.700.Wisata ini tidaklah murah, dari awal untuk mengakses sampai menikmatinya membutuhkan biaya yang tidak dibilang sedikit. Memiliki tujuan utama wisata yaitu bersenang–senang/ berlibur dengan lama tinggal/ kunjungan ≥ 10 hari dilihat. Mayoritas tipe kunjungan yaitu backpacker hal ini dikarenakan mereka akan sering berpindah tempat sehingg lebih mudah dan efisien dalam hal berwisata tidak memerlukan barang bawaan yang banyak atau menyulitkan mereka dalam saat berkunjung, hampr semua jumlah kunjungan wisatawan yaitu 1x/ first timer, banyak wisatwan yang pertama kali berkunjung karena ingin menyaksikan atau melihat langsung wisata yang disajikan dan salah
Jurnal Destinasi Kepariwisataan Indonesia Vol. 1 No. 1 Juni 2016
satu dari mereka ada yang mengatakan setidaknya satu kali seumur hidup untuk melihat hewan langka ini. Wisatawan saat ini lebih memilih untuk membuka jejaring internet untuk mengakases apapun yang mereka butuhkan dari awal hingga akhir perjalanan, pariwisata Indonesia pun telah membuat suatu web yang berisikan informasi tentang pariwisata di Indonesia dimana hal ini sangat bermanfaat dan memudahkan para wisatawan untuk mengetahui lebih dalam pariwisata Indonesia. Tempat menginap di hotel
karena Taman Nasional Komodo tidak menyediakan akomodasi untuk bermalam di sana sehingga wisatawan terlebih dahulu transit di Labuan Bajo, dan moda transportasi yaitu pesawat dengan mayoritas wisatawan mancanegara dari berbagai negara yang cukup jauh dan menghabiskan waktu lama untuk mencapai destinasi Taman Nasional Komodo, mereka lebih memilih pesawat karena mereka ingin transportasi yang cepat dan mudah dibanding harus memakan waktu yang lama lagi.
Tabel 2. Profil Responden No
Kriteria 1
2
3
Asal
JenisKelamin
Usia
Domestik
Pekerjaan
29
72.5%
Pria
21
52.5%
Wanita
19
47.5%
16 – 25
10
25%
26 – 35
15
37.5%
36 – 45
5
12.5%
10
25%
5
12.5%
15
37.5%
Karyawan Swasta Wirausaha
8
20%
5
12.5%
Lain-lain
7
17.5%
10
25%
Pelajar Pegawai Negeri
5
Pendidikan
Presentase (%) 27.5%
Mancanegara
≥ 46 4
Frekuensi (Orang) 11
SMA
Rina Kurniawati: Persepsi Wisatawan Terhadap Atraksi Wisata Animal Watching Di Taman Nasional Komodo. Halaman: 67-82
71
D1 – D3
6
7
7
8
9
Status Pernikahan Penghasilan
Tujuan
Lama Tinggal
Tipe
1
2.5%
D4/S1
20
50%
S2/S3
9
22.5%
Menikah
16
40%
Belum Menik ah
24
60%
3 - 8 Jut a/ $230- $600/ €200- € 500 9 - 15 Juta/ $600- $1.100/ €500- €1000 16 – 25 Juta/ $1.100-$1900/ €1000- €1.700 ≥ 26 Juta/ ≥ $ 1900/ ≥ € 1.700 Bersenangsenang/berlibur StudiWisata/ Inspeksi/ Observasi lain-lain
14
35%
4
10%
7
17.5%
15
37.5%
39
97.5%
0
0%
1
2.5%
1 – 3 Hari
4
10%
4 – 7 Hari
15
37.5%
8 – 10 Hari
4
10%
≥ 10 Hari
17
42.5%
Individual
14
35%
Backpacker
18
45%
1
2.5%
7
17.5%
Minat Umum/ Minat Khusus Berkelompok
2.
Persepsi Wisatawan Terhadap Wisata animal watching di Taman Nasional Komodo Persepsi wisatawan terhadap atraksi wisata animal watching di Taman Nasional Komodo ditinjau dari 72
enam (6) indikator yaitu attractions, amenities, accessbilities, available package, activities, dan ancillary service pada table diatas berada pada kategori Baik dengan nilai keseluruhan ratarata bobot indikator 3.56 dari total 40 responden. Persepsi
Jurnal Destinasi Kepariwisataan Indonesia Vol. 1 No. 1 Juni 2016
wisatawan yang dapat di kategorikan ke dalam kategori baik menunjukan bahwa masih ada indikator-indikator yang perlu di perbaiki untuk mencapai kategori sangat baik. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: Dari jumlah total bobot keseluruhan enam (6) indikator, dapat dijelaskan bahwa indikator activities menempati urutan pertama dengan nilai rata-rata bobot 4.22 pada kategori sangat baik, hal ini menunjukan bahwa wisatawan sudah merasa puas dengan aktifitas yang dilakukan di Taman Nasional Komodo. Aktifitas yang dilakukan di Taman Nasional Komodo terbagi menjadi beberapa aktifitas yang menjadikan indikator ini di nilai sangat baik oleh para wisatawan. Aktifitas atau kegiatan tersebut yaitu pengamatan terhadap hewan komodo itu sendiri yang menjadi salah satu tujuan utama bagi para wisatawan, melihat dan mengamati komodo secara langsung didampingi dengan seorang pemandu merupakan hal yang sangat ditunggu dan tidak terlupakan. Aktifitas penjelahan dan pendakian di dua tempat berbeda yaitu di Taman Nasional Pulau Komodo dan pulau Rinca, menikmati sepanjang perjalanan dengan
bertemu hewan-hewan lainnya serta pemandangan alam yang masih sangat alami. Aktifitas snorkeling, memancing, canoe, dan dive menjadi salah satu aktifitas favorit wisatawan . Di urutan kedua ditempati indikator available packages dengan nilai rata-rata 3.85 pada kategori hampir baik. Available packages merupakan salah satu pelengkap aktifitas dan pertimbangan sebelum melakukan suatu perjalanan wisata, walaupun persepsi wisatawan pada indikator available packages di Taman Nasional Komodo cukup baik namun masih ada hal yang harus di perbaiki untuk menjadikannya ke dalam kategori sangat baik. Ketersedian pemandu menjadi salah satu hal terpenting di Taman Nasional Komodo, hewan komodo merupakan hewan yang liar dan hidup di alam bebas, wisatawan yang mengunjungi kawasan Taman Nasional Komodo tidak bisa berkunjung tanpa ditemani seorang pemandu. Ketersediaan pemandu sangatlah di utamakan, dari segi keterampilan, wawasan, dan penampilan harus dipersiapkan dengan baik, pembekalan ilmu pendidikan mengenai konservasi hewan langka yang diberikan kepada pemandu, sehingga mereka
Rina Kurniawati: Persepsi Wisatawan Terhadap Atraksi Wisata Animal Watching Di Taman Nasional Komodo. Halaman: 67-82
73
dapat memberikan kembali pendidikan kepada para wisatawan dan juga sebagai ahli /pawang apabila terjadi hal buruk yang tidak diinginkan serta membuat para wisatawan yang berkunjung merasa aman dan nyaman ketika melakukan perjalanan wisata di Taman Nasional Komodo. Pada urutan ketiga ditempati indikator accessibilities dengan nilai rata-rata 3.48 pada kategori cukup baik, sama halnya dengan indikator avalaible packages yang masih belum dapat dikategorikan ke dalam sangat baik, faktor aksesbilitas merupakan faktor yang sangat penting dalam mengakses suatu tujuan wisata yang akan dilakukan oleh wisatawan. Akses transportasi menuju kawasan Taman Nasional Komodo dapat diakses melalui jalur udara dan laut, untuk jalur udara hanya dapat diakses melalui penerbangan domestik Bali-Labuan Bajo di Bandara Komodo yang berada di Labuan Bajo, Bandara Komodo hanya melayani rute domestik dan rute penerbangan pendek. Untuk para wisatawan mancanegara bepergian melalui rute udara dan jarak tempuh yang lama sudah menjadi hal yang sangat 74
biasa, hal ini menjadi salah satu faktor yang perlu diperhatikan oleh pemerintah untuk perbaiki seperti menambah fasilitas yang ada di Bandara Komodo, tidak adanya pusat informasi atau papan jadwal penerbangan di Bandara Komodo membuat para wisatawan sedikit kecewa karena mereka harus bertanya kepada orang lain yang dapat berkomunikasi dengan mereka, pengadaan penerbangan langsung dari Bandara Internasional Soekarno Hatta menuju Labuan Bajo. Sedangkan jalur laut dapat ditempuh dengan ferry dari pulau ke pulau, jalur laut biasanya dilakukan oleh wisatawan yang ingin transit ke tempat lainnya terlebih dahulu. Menuju kawasan wisata Taman Nasional Komodo hanya dapat di akses melalui jarak tempuh laut mengunakan perahu dari Labuan Bajo, jika ada wisatawan yang ingin menikmati seluruh keindahan yang berada di kawasan Taman Nasional Komodo tersebut dibutuhkan beberapa hari untuk mencapai destinasi-destinasi itu. Jarak tempuh menuju Taman Nasional Komodo dari Labuan bajo yaitu sekitar 4 jam, hal itu sebanding dengan panaroma yang disajikan selama perjalanan
Jurnal Destinasi Kepariwisataan Indonesia Vol. 1 No. 1 Juni 2016
yang menjadikan lebih terasa singkat karena wisatawan dapat melakukan aktifitas lainnya seperti snorkeling sebelum mencapai destinasi. Kualitas jalan menuju kawasan wisata sudah dapat dikatakan baik, jalan - jalan yang ada sudah di aspal sehingga walaupun wisatawan ingin berjalan kaki dapat diakses tanpa merasa kecewa dengan fasilitas jalan yang disediakan. Indikator attractions menempati urutan keempat dengan nilai rata-rata 3.36 pada kategori cukup baik. Di Taman Nasional Komodo, atraksi wisata animal watching utama yaitu hewan komodo, komodo merupakan hewan langka yang hanya dapat dijumpai dan menjadi ikon pariwisata di Taman Nasional Komodo. Pada saat penelitian beberapa komodo dapat dijumpai secara langsung oleh para wisatawan, di mana wisatawan harus melakukan tracking terlebih dahulu ke alam liar, Komodo yang dijumpai hidup secara bebas di Taman Nasional Komodo. Hewan Komodo merupakan hewan langka yang harus dijaga kelestariannya, hal ini pula yang menjadikan Taman Nasional Komodo sebagai wisata konservasi, wisatawan diwajibkan untuk belajar dan
mengenal hewan komodo melalui pengarahan yang diberikan oleh para pemandu. Selain komodo, terdapat atraksi animal watching lainnya juga dapat dijumpai di Taman Nasional Komodo seperti babi hutan, ular, kerbau, burung, kadal dan lainnya. Hewan-hewan tersebut juga hidup secara bebas sehingga menjadikan sajian atraksi wisata yang lebih bervariasi. Serta atraksi bahari yang mendukung aktiftas snorkeling, fishing, dan diving untuk para wisatawan. Urutan kelima ditempati indikator amenities dengan nilai rata-rata 3.35 pada kategori cukup baik. Amenities salah satu komponen dari objek wisata yang selalu diperhatikan oleh para wisatawan, karena hal menyangkut kenyamanan yang akan didapat pada saat perjalanan wisata. Di Taman Nasional Komodo tidak menyediakan akomodosi untuk bermalam, karena merupakan kawasan Taman Nasional yang hanya dapat diakses beberapa saat atau sementara, akomodasi hanya dapat ditemukan di Labuan bajo, akomodasi yang ditawarkan beragam dari hotel, homestay, dan hostel, fasilitas yang disediakan pun
Rina Kurniawati: Persepsi Wisatawan Terhadap Atraksi Wisata Animal Watching Di Taman Nasional Komodo. Halaman: 67-82
75
mencukupi kebutuhan tamu, tidak hanya akomodasi yang tersedia di Labuan Bajo melainkan amenities lainnya yang menunjang para wisatawan seperti restaurant/ cafeteria, pier, souvenir shop, dan information centre. Dalam hal kualitas, memiliki banyak pilihan yang dapat di sesuaikan dengan budget yang dimiliki. Kualitas jalan yang berada di Taman Nasional Komodo untuk melakukan aktifitas pendakian/penjelajahan dapat dikatakan dengan kondisi baik dan dapat diakses oleh wisatawan, dengan lebar kurang lebih 1 meter masih dapat dilalui oleh wisatawan dan juga tidak merubah kealamian daerah wisata tersebut. Pengelola setempat sebaiknya lebih memperhatikan fasilitas shelter atau tempat berteduh yang masih sangat kurang , dan masih memanfaatkan pepohonan yang besar sebagai tempat berteduh sementara apabila pendakian/penjelajahan yang cukup panunjang dan membutuhkan istirahat, walaupun hal ini untuk menjaga keaslian alam daerah wisata tersebut setidaknya ada beberapa shelter yang tersedia sebagai salah satu pelengkap fasilitas para wisatawan.
76
Urutan terakhir atau keenam ditempati oleh indikator ancillary services dengan nilai rata-rata 3.11 pada kategori cukup baik. Indikator ancillary services atau layanan tambahan menempati urutan terakhir dari indikator lainnya. Ancillary services yang disediakan sebagai penunjang kebutuhan pada saat perjalanan wisata sangat perlu diperhatikan karena untuk para wisatawan beberapa ancillary services merupakan fasilitas pedukung lainnya saat perjalannan wisata. Rasa aman dan nyaman pada saat melakukan suatu perjalanan adalah hal terpenting, keamanan suatu obyek wisata juga sudah menjadi suatu pertimbangan di kalangan pariwisata Internasional, fasilitas keamanan di daerah wisata Taman Nasional Komodo masih sangat kurang, hanya dapat ditemukan satu kantor polisi atau keamanan di Labuan Bajo, pengelola diharapkan dapat membangun fasilitas pos-pos keamanan kecil di beberapa titik pusat wisatawan dan juga menghindari kriminalitas terhadap wisatawan di Taman Nasional Komodo. Pelayanan kesehatan yang disediakan baik di Taman Nasional Komodo atau daerah
Jurnal Destinasi Kepariwisataan Indonesia Vol. 1 No. 1 Juni 2016
wisatawan sementara dan pada saat perjalanan wisata sangat kurang, karena minimnya layanan kesehatan yang ada di daerah tersebut masyarakat atau wisatawan hanya dapat menggunakan fasilitas seadanya atau klinik kecil terdekat. Di kawasan tersebut masih tidak tersedia rumah sakit besar, sehingga apabila terjadi suatu yang tidak dapat ditangani oleh klinik terdekat, masyarakat atau wisatawan harus pergi ke Bali di mana fasilitasfasilitas besar lebih tersedia. Layanan Bank/mesin ATM
dapat dijumpai di Labuan Bajo, hanya beberapa merek Bank Nasional terkenal yang dapat di akses untuk para wisatawan. Layanan penukaran mata uang asing jarang sekali dijumpai, hal ini dikarenakan banyak wisatawan yang lebih memilih untuk mengambil uang mereka langsung melalui mesin ATM. Ancillary Services yang masih dalam rata-rata dan dapat dikatakan perlu diperbaiki dan diperhatikan membuat persepsi wisatawan menjadikannya diurutan paling terakhir.
Tabel 3. Persepsi Wi satawan Terhadap Wisata Animal Watching di Taman Nasional Komodo No
Variabel
1.
Attractions Komodo Mamalia Burung Reptil Bahari Amenities Akomodasi Restoran Jalan Setapak Shelter Dermaga Toko Cinderamata Pusat Informasi Accessibilities Akses Transportasi Jarak Tempuh Kualitas Jalan
2.
3.
Nilai Rata-Rata 3.36 4.63 3.10 2.55 2.48 4.03 3.35 3.58 3.35 3.55 3.15 3.28 3.05 3.48 3.48 3.50 3.50 3.45
Rina Kurniawati: Persepsi Wisatawan Terhadap Atraksi Wisata Animal Watching Di Taman Nasional Komodo. Halaman: 67-82
Standard Deviasi .68 .54 1.01 1.09 1.24 1.07 .77 .87 .80 .88 1.17 1.07 1.06 .93 .73 1.01 .82 .85
77
4.
5.
6.
Available Pack ages Tour Guide Agency P aket Tour Agency Minat Khusus Activities Observasi Hewan Liar Pendakian Pulau Snork eling, Canoe Photo Hunting Video Shooting Pendidikan Kons ervasi Ancillary Services Pelayanan Keamanan Pelayanan Kesehatan Pelayanan Bank Pelayanan Money Changer Total Keseluruhan
3.
Korelasi Antara Atribut 6A (Attractions, Amenities, Accessibilities, Activities, Availabilities, dan Ancillary Services)
Untuk mengukur lebih lanjut diakukan pengukuran korelasi untuk mencari tahu hubungan antara masingmasing atribut untuk mengetahui keterkaitan masing-masing atribut. Secara keseluruhan korelasi dari masing-masing atribut bernilai positif. Dan dari hasil
3.85 4.03 3.83 3.70 4.22 4.00 4.05 4.58 4.48 4.30 3.93 3.11 3.45 2.98 3.18 2.83
.74 .83 .75 .91 .54 .72 .75 .59 .60 .69 1.07 .86 .96 1.19 1.04 1.06
3.56
-
penghitungan korelasi Pearson diketahui bahwa hamper semua atribut memiliki tingkat keterkaitan yang signifikan. Hanya availability of packages yang memiliki keterkaitan yang signifikan dengan atribut yang lain. Sedangkan Amenities, accessibilities, activities, dan ancillary services hanya sebagian. Diasumsikan bahwa keberadaan availability of packages berkontribusi signifykan terhadap pariwisata di Taman Nasional Komodo.
Tabel 4.Korelasi Antar Atribut 6A Amenities Accessib ilities Availabilities Activities Ancillary Services
Attractions
Amenities
78
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N Pearson Correlation
.256
.105
.345 *
.527 **
.420 **
.111
.519
.029
.000
.007
40
40
40
40
40
**
*
.124
.543 **
.620
.336
Jurnal Destinasi Kepariwisataan Indonesia Vol. 1 No. 1 Juni 2016
Sig. (2.000 tailed) N 40 Pearson Correlation Accessib ilities Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Availabilities Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Activities Sig. (2tailed) N *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
SIMPULAN Berdasarkan pembahasan disimpulkan bahwa, aktivitas lainnya selain komodo sebagai obyek utama juga sangat berperan penting dalam memberikan pengalaman bagi wisatawan. Wisatawan dapat melakukan berbagai aktivitas di destinasi tersebut. Ketersediaan paket wisata (availabilities) memudahkan wisatawan untuk melakukan wisata. Pengelola diharapkan untuk memperhatikan dan memperbaiki indikator-indikator yang belum mencapai/ mendekati persepsi sangat baik, yaitu indicator attractions, amenities, accessibilities, dan ancillary services, serta tetap menjaga dan mepertahankan kualitas yang sudah mencapai target seperti pada indicator activities dan available packages.
.034
.446
.000
40
40
40
.535 **
.233
.268
.000
.147
.094
40
40
40
.556 **
.312 *
.000
.050
40
40 .396
*
.011 40
Taman Nasional Komodo merupakan objek wisata yang dikenal didunia internasional, oleh karena itu pemerintah harus memberikan perhatian yang lebih sebagai salah satu pembangunan destinasi prioritas pariwisata di Indonesia yang memberikan nilai positif dan membantu perekonomian negara. DAFTAR PUSTAKA Buku Buhalis, D. (2003). eTourism: Information Technology For Strategic Tourism Management. Prentice Hall Financial Times, London. Goodwin, H.J., Kent, I.J., Parker, K.T. And Walpole, M.J. (1997): Tourism, Conservation And Sustainable
Rina Kurniawati: Persepsi Wisatawan Terhadap Atraksi Wisata Animal Watching Di Taman Nasional Komodo. Halaman: 67-82
79
Development. Report To The Uk Overseas Development Administration. Durrell Institute Of Conservation And Ecology, University Of Kent, Canterbury Sugiyono.(2011). Metodologi Kualitatif dan Kuantitatif, dan R & D. Alfabeta, Bandung.
Species of Wild Animals (CMS), Bonn. UNEP (2006). Wild Life Watching and Tourism.a study on the benefits and risks of a fast gro wing tourism activity and its impacts on species. UNEP/CMS Secretariat, Bonn, Germany Skripsi/Tesis/Disertasi
Artikel Jurnal Kornelia Webliana B And , Siti Nurul Rofiqo Irwan., S.P., M.Agr., Ph.D (2014) Studi Potensi Atraksi Wisata Dalam Pengembangan Pariwisata Alam di Taman Nasional Komodo dan Sekitarnya (Studi Kasus di Pantai Pede dan Desa Komodo, Kabupaten Manggarai Barat). Unspecified Thesis, Unspecified.https://reposit ory.ugm.ac.id/130134/ Putri,N, S.(2014). Persepsi Wisatawan Tentang Destinasi Wisata Taman Marga Satwa dan Budaya Kinantan di Kota Bukittinggi. Universitas Negeri Padang, Padang. Tapper, R.(2006). Wildlife Watching And Tourism,United Nations Environment Programme (UNEP) and the Secretariat of the Convention on the Conservation of Migratory 80
Septiawan, B, B. (2013). Skripsi: Persepsi Wisatawan Tentang Pantai Sebagai Tempat Alternatif Wisata (Studi Kasus Wisatawan Nusantara Yang Mengunjungi Pantai Prangtritis Yogyakarta. Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid, Jakarta. Sumber Online/ Internet M. Ina (2012). ”Konsep Dasar Persepsi”. Diunduh tanggal 10 Maret 2016 pada http://eprints.uny.ac.id/9 686/3/bab2202.pdf.html I Gde Pitana. (2011) “Tipologi Wisatawan”. Diunduh pada 10 Maret 2016 http://www.wisatakandi.c om/2011/01/sosiologipariwisata-tipologiwisatawan.html.
Jurnal Destinasi Kepariwisataan Indonesia Vol. 1 No. 1 Juni 2016
Rina Kurniawati: Persepsi Wisatawan Terhadap Atraksi Wisata Animal Watching Di Taman Nasional Komodo. Halaman: 67-82
81