Nomor 98/Tahun IX
Edisi Pebruari 2008
P
ERSEPSI terhadap kualitas pakan seringkali dihubungkan dengan kandungan protein dalam pakan sehingga menimbulkan asumsi salah bahwa makin tinggi protein akan memberikan performance yang bagus walau peternak akan membayar lebih mahal. Untuk itu dalam kesempatan kali ini akan dibahas lebih jelas bagaimana cara mengukur kualitas pakan yang baik dalam artikel “Mengukur Kualitas Pakan” dengan tidak hanya terpaku pada kandungan protein dalam pakan. Sesaat jika kita mendengar bakteri dan jamur terlintas bahwa organisme tersebut berbahaya bagi kita. Namun keberadaan organisme tersebut ternyata sangat dibutuhkan di dalam saluran pencernaan. Mikroflora usus yang terdiri dari bakteri, protozoa dan jamur memiliki peranan penting dalam kinerja pencernaan serta menahan serangan pathogen. Untuk lebih jelasnya simak pada artikel “Mikroflora dalam Gastro-intestinal dan Pengaruhnya pada Ternak”. Sekarang ini sedang terjadi persaingan biji-bijian, apakah untuk sumber bahan pangan, bahan baku pakan ataupun bahan bakar bio. Hal ini menjadikan pemikiran baru, mana yang harus diprioritaskan untuk mendapatkan bijian ini. Bagaimana hal tersebut dapat terjadi serta solusi apakah yang dapat kita lakukan? baca selanjutnya pada “Krisis Energi Baru : Pangan, Pakan atau Bahan Bakar? Beberapa informasi lain kami suguhkan, diantaranya Perluasan Tanaman Bahan Baku Pakan. Assosiasi pabrik pakan Thailand berusaha mendesak pemerintahnya untuk memperluas areal tanaman jagung hingga ke negeri tetangga. Tidak kalah menarik informasi mengenai “Ekspor Kuda ke Meksiko” yang dikirim dari USA. Di Meksiko ini kuda tersebut dipotong dan diproses untuk dikonsumsi manusia. Serta artikel ” Sistem SES dan Galur Unggul Atasi Krisis Kedelai”. Demikianlah informasi yang dapat kami sajikan, semoga bermanfaat bagi pembaca sekalian. Selamat Bekerja, Selamat Berkarya.
Mengukur Kualitas Pakan
P
ERSPEKTIF peternak terhadap suatu merek pakan bisa saja egoistis, logis ataupun fanatisme tetapi setidaknya itu menggambarkan fenomena permintaan pasar yang ada saat ini. Di luar masalah ketergantungan atas suplai anak ayam (doc) petelur maupun pedaging yang saat ini biasa dijual dalam satu paket khususnya pada ayam pedaging. maka posisi peternak dalam hal pengadaan pakan lebih besar ketimbang feedmill. Akibat persaingan yang super ketat, harga pakan cenderung terbanting-banting, dan peternak menggunakan lebih dari satu merk untuk memperbandingkan kualitas. Beranikah feedmill menurunkan mutu pakan yang dijualnya sedangkan untuk mendapatkan pelanggan begitu sulit? Penurunan kualitas pakan sangat merugikan karena penyimpangan ini berpengaruh terhadap stabilitas produksi ternak, menimbulkan stress yang mempengaruhi performans ternak. Pada dasarnya, proses produksi pakan dalam suatu feedmill merupakan suatu kesatuan dan kualitas pakan yang tidak hanya ditentukan oleh
KUALITAS PAKAN. Bisa dilihat dari tampilan fisiknya.
BULETIN CP. PEBRUARI 2007
1
pengaruhnya terhadap ternak yang bisa diukur. Di dalam feedmill terdapat banyak bagian untu bekerja sama dalam menghasilkan pakan, mulai dari pembelian, proses penyimpanan di gudang bahan baku, proses produksi, proses penyimpanan di gudang pakan, dan pengirimannya sampai ke peternak. Kualitas pakan itu sendiri tidak hanya terbatas pada kandungan protein pakan yang seringkali dihubungkan dengan performans akhir yang bagus sehingga menimbulkan asumsi salah bahwa semakin tinggi protein pakan akan semakin baik meskipun peternak akan membayar lebih mahal untuk itu.
Faktor Kualitas Pakan Pada dasarnya kualitas pakan bisa dibagi atas 3 macam yaitu : (1) kualitas pakan berdasarkan kandungan nutrisinya yang diperkuat dari hasil analisa proksimat di laboratorium pabrik pakan, (2) kualitas pakan berdasarkan tampilan fisik yang bisa cepat dilihat dengan penciuman dan penglihatan biasa, dan (3) kualitas pakan berdasarkan kelengkapan bahan pendukung. Subyek nomor 3 misalnya kondisi berat pakan per karung, kualitas dan kondisi karung kemasan yang digunakan, cara menjahit karung kemasan, penggunaan label pada karung pakan, dan lain-lain. Pada perusahaan tertentu ada yang telah memiliki sertifikat ISO. Apakah ada perbedaan antara feedmill dengan sertifikat ISO dengan yang tidak memperoleh akreditasi tersebut? Sertifikat ISO untuk feedmill mencerminkan kesungguhan segenap komponen dalam perusahaan pabrik pakan mulai dari manajemen puncak sampai kepada bawahan di tingkat produksi, quality control, pemasaran, keuangan, pembelian dan lain-lain untuk sesuai dengan bagian kerjanya masing-masing
mengutamakan stabilitas mutu pakan yang dihasilkannya. Bagian produksi menjaga proses produksi ideal untuk berjalan sesuai yang sudah didokumentasikan, bagian quality control menjalankan fungsi pengendalian mutu bahan baku, in-process dan mutu pakan secara ketat, bagian pembelian membeli barang dengan kualitas yang sudah ditentukan, bagian penjualan menjalankan system penjualan yang aman, mengutamakan pelayanan yang cepat dan baik kepada pelanggan.
Faktor Kandungan Nutrisi Sesuai dengan klaim feedmill yang dicantumkan dalam label kemasan maka masing-masing nutrisi ditetapkan mempunyai batas maksimum atau minimum yang harus terdapat dalam produk pakan tersebut. Peternak sangat berkepentingan terutama dengan nilai protein yang terkandung dalam pakan. Apakah naiknya kandungan protein pakan disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan nutrisi spesies unggas modern sebagai akibat proses rekayasa genetis yang dilakukan di industri pembibitan? Ayam modern lebih efisien dan lebih produktif dibandingkan varietasvarietas sebelumnya. Tetapi perubahan tersebut tidak serta merta diwujudkan dalam peningkatan kebutuhan protein, yang lebih penting adalah profil asam amino yang aman dan seimbang dalam pakan. Peternak semakin tergiur dengan pakan yang berprotein tinggi yang dibelinya, padahal belum tentu setara dengan profil asam amino di dalamnya. Teknis penentuan kadar protein di laboratorium berdasarkan jumlah N yang bisa ditangkap dikalikan faktor tetap 6,25 sedangkan sumber N bisa diperoleh darimana saja termasuk sumber-sumber protein “kosong” (kadar N tinggi atau protein
tinggi tetapi profil asam amino sangat tidak lengkap dan tidak seimbang). Jadi jangan terlalu terkecoh dengan protein ekstra tinggi dalam pakan, karena yang dipergunakan oleh ayam secara harian untuk pemeliharaan tubuh, pertumbuhan dan produksi adalah asam amino tercerna. Secara makro, pada unggas (ayam) petelur unsur protein dan kalsium / fosfor merupakan nutrisi kritis yang paling mudah dilihat dalam kaitannya dengan kualitas pakan sebagai produk dari pabrik pakan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian pakan diantaranya : 1. Apabila menggunakan pakan konsentrat dan dicampur sendiri di farm, periksa ulang komposisi pencampuran, kualitas jagung / katul,. 2. Periksa kualitas jagung dan katul yang dipergunakan. Jagung dan katul masing-masing mengandung 9 dan 11 % protein. Mengingat keduanya dipakai dalam jumlah besar maka penurunan kualitas bahan tersebut akan cukup berpengaruh terhadap perubahan kualitas pakan. 3. Apabila menggunakan pakan komplit maka penurunan kualitas merupakan pengaruh langsung dari fungsi produksi di pabrik seandainya hasil analisa lab bisa diandalkan.
Variasi Kualitas Pakan Penyimpangan kualitas nutrisi pakan bisa dijelaskan sebagai kontribusi dari satu factor atau lebih. Proses kerja di feedmill diawali dari proses pembelian yang menetapkan kondisi mutu barang yang bisa diterima di pabrik. Atas dasar perjanjian yang disanggupi oleh pemasok, maka setelah barang tiba di lokasi pabrik akan menjalani
Pembina : Franciscus Affandi, Hadi Gunawan, Dr. Vinai Rakphongpairoj, Dr. Peraphon Prayooravong, Paulus Setiabudi, Dr. Desianto B. Utomo Pengarah : Jemmy Wijaya, Fiece Kosasih, Christian Tiono, Wayan Sudhiana, Jimmy Joeng, R. Widarko, Josep Hendryjanto, Hartono Ludi, Dian Susanto, Filhasny Junus Penanggung Jawab Askam Sudin Redaktur Pelaksana Mochtar Hasyim, M. Hamam, Syahrir Akil Sekretaris Redaksi Roli Sofwah Hakim Koresponden Daerah Arief Yulianto (Surabaya), Bethman (Medan) Alamat Redaksi Technical Service & Development Departement, Jl. Ancol Barat VIII/1, Ancol Barat, Jakarta Utara, Telepon : 021-6919999, Faksimili : 021-6925012, E-mail :
[email protected].
We serve “A Tradition of Quality Product” Diterbitkan oleh Divisi Agro Feed Business Charoen Pokphand Indonesia.
2
BULETIN CP. PEBRUARI 2008
pemeriksaan mutu oleh quality control. Bagian quality control bekerja atas dasar criteria mutu yang sama dan mempunyai kewenangan / kewajiban untuk menolak barang yang datang. Permasalahan yang mungkin timbul adalah : 1. Bagian quality control kurang teliti atau kurang tegas mempertahankan criteria mutu yang sudah ditetapkan sehingga barang jelek bisa masuk ke dalam gudang 2. Pemasok secara sengaja atau tidak sengaja menempatkan bahan baku berkualitas lebih rendah pada timbunan yang sulit dijangkau pada waktu pemeriksaan pertama. 3. Bahan baku mempunyai fluktuasi kandungan nutrisi yang cukup tinggi khususnya apabila bukan berasal dari limbah industri. Kadangkala nutrisionis atau formulator harus memperhitungkan variasi tersebut dalam kalkulasi formulasinya. 4. Kesalahan proses produksi di pabrik dimana terjadi kontaminasi antara bahan baku yang berbeda akibat penanganan di dalam gudang yang tidak sempurna, maupun penanganan mesin produksi yang tidak benar. Faktor – faktor tersebut menyebabkan nilai aktual pakan tidak sama dengan yang seharusnya diinginkan dari formula. Bahan baku sumber protein antara lain dari kelompok tumbuhan yaitu bungkil kedele, corn gluten meal, bungkil kacang, ddgs; dari kelompok hewani misalnya meat bone meal, fish meal, poultry meat meal, bahkan feather meal yang tinggi protein meskipun rendah koefisien daya cerna. Kontaminasi bahan rendah protein seperti katul atau tepung batu ke dalam bin penyimpanan bahan tinggi protein akan berdampak turunnya protein pakan karena meskipun proses produksi berjalan otomatis tetapi komputer tidak mampu membedakan kesalahan yang terjadi. Meskipun demikian in process QC apabila dijalankan secara ketat dapat menghindari terjadinya kesalahan tersebut, atau minimal menghindari pengiriman pakan salah ke peternak. Sumber kesalahan bisa dimulai di gudang penyimpanan, dimana bahan tercecer di lantai gudang akibat karung bocor / sobek lalu sapuan yang
PERSPEKTIF MEREK PAKAN. Bisa saja egoistis, logis ataupun fanatisme.
dikumpulkan disatukan dengan bahan lain dan masuk ke bin penyimpanan yang salah. Atau cara pemindahan pilihan bin yang terlalu cepat di bagian intake sehingga bahan baku masuk dan bercampur di dalam bin yang salah. Ini adalah kesalahan yang umum terjadi dalam pabrik pakan ternak, sehingga diperlukan kejelian, kehatihatian dan kejujuran dari operator yang bersangkutan. Petugas QC bisa melakukan pemeriksaan isi bin dalam waktu yang teratur untuk memastikan ada tidaknya kontaminasi dalam setiap bin. Kontaminasi bisa terjadi antara pakan tinggi protein misalnya konsentrat 35 % oleh pakan komplit rendah protein dimana sisa pakan secara tidak sengaja tercampur ke dalam bin yang salah. Tetapi kesalahan ini hanya berakibat terbatas pada batch pakan dalam jumlah sedikit. Keraguan atas rendahnya protein dari nilai seharusnya sebaiknya mengambil sampling yang lebih banyak untuk kesimpulan yang lebih akurat. Apabila penyimpangan terjadi secara merata dan meluas, maka bisa jadi ada penurunan kualitas bahan baku dalam jumlah yang besar dan tidak dilakukan koreksi terhadap formulasi yang ada. Sumber mineral makro khususnya kalsium dan fosfor biasa diperoleh dari tepung batu (limestone grit), di calcium phosphate, mono calcium phosphate, tepung tulang dll. Penyimpangan nutrisi kalsium bisa disebabkan oleh kasus yang serupa dengan yang bisa terjadi pada penyimpangan protein. Sumber kalsium mencemari bahan baku di bin atau sisa pakan rendah
kalsium mencemari pakan tinggi kalsium seperti halnya konsentrat petelur. Kalsium dibutuhkan dalam jumlah besar pada fase produksi telur. Warna dan penampilan pakan kadang-kadang menjadi masalah bagi peternak. Ada peternak yang menyukai warna maupun bentuk jagung terlihat mencolok dalam pakan tetapi ada pula yang menyukai bentuk / ukuran yang lebih halus. Untuk pakan butiran / pellet ukuran jagung harus sehalus mungkin. Biasanya menggunakan saringan 3 mm. Kehalusan jagung dan unsur bahan baku lainnya akan sangat membantu kualitas butiran / pellet yang dihasilkan. Untuk pakan tepung ayam petelur dewasa, jagung digiling dengan saringan 4 – 5 mm sehingga butiran jagung masih terlihat di dalam campuran pakan tetapi tidak terlalu besar. Penyimpangan yang terjadi adalah apabila butiran jagung utuh atau bahan lainnya ditemukan di dalam pakan. Kondisi ini disebabkan oleh bocornya saringan yang sedang dipakai biasanya akibat benturan benda logam di dalam ruang grinding yang melubangi saringan. Apabila in process QC dijalankan dengan ketat, seharusnya penyimpangan ini dapat dicegah sedini mungkin. Juga bisa disebabkan kontaminasi bahan baku butiran utuh masuk ke dalam bahan baku tepung dan lolos dari saringan pre cleaner lalu ikut dalam penimbangan (batching) seterusnya masuk ke bin barang jadi.
Kualitas Penunjang Bagi kebanyakan peternak, penyimpangan kualitas
BULETIN CP. PEBRUARI 2008
3
penunjang pada pakan yang dibelinya seringkali menjengkelkan walaupun tidak secara ekstrem mempengaruhi performans produksi ternaknya. Beberapa contoh yang seringkali terjadi antara lain : 1. Berat pakan per karung tidak netto 50 kg seperti tercantum dalam karung kemasan. Sesekali peternak perlu menimbang pakan secara sampling untuk memastikan berat pakan yang diterimanya. Cetakan hasil penimnbangan di jembatan timbang mungkin bisa diminta apabila sejalan dengan kebijakan pabrik. Biasanya pabrik sedikit melebihkan berat pakannya menjadi 50,15 – 50,20 kg per karung dimana berat karung 0,1 kg. Fluktuasi ekstrem bisa terjadi apabila bagian bagging tidak secara rutin melakukan penimbangan sampling misalnya setiap turun 20 karung. Mesin bagging dari yang model manual sampai otomatis bisa saja salah atau pergantian pakan dengan karakteristik berbeda misalnya pakan butiran dengan tepung atau konsentrat. Seandainya pemeriksaan dilakukan secara konsekuen dan ketat, kesalahan tersebut bisa dilokalisir di dalam pabrik. 2. Pakan kadaluwarsa bisa terjadi apabila system FIFO tidak diterapkan secara ketat di gudang pakan. Umur pakan sebaiknya digunakan sebelum 1 minggu, tetapi masih aman digunakan sampai 2 minggu untuk pakan tepung. Sedangkan pakan butiran / pellet bisa lebih tahan sampai 1 bulan. Kecuali untuk lokasi peternakan di luar Pulau Jawa, maka kebanyakan peternakan di pulau Jawa tidak lagi kesulitan mendapatkan pakan segar. Peternak hanya perlu meningkatkan stok pakannya selama menjelang dan sesudah Lebaran. 3. Kualitas karung dan penjahitan yang buruk seringkali menyebabkan pakan tumpah. Kualitas karung diukur dari ketebalan karung dan kerapatan anyaman dimana semakin tebal dan semakin rapat akan semakin kuat. Karung tipis menyebabkan cepat robek terutana di ujung dekat jahitan sewaktu proses penyusunan di pallet di
4
bagging ataupun proses bongkar muat di pabrik dan di peternakan. Kondisi jahitan seringkali benang mudah lepas dan karung terbuka menyebabkan pakan tumpah. Kesalahan ini terutama disebabkan oleh gangguan mesin jahit, beberapa peralatan di dalamnya kemungkinan sudah aus dan perlu diganti atau pelumasan oli yang kurang baik. Beberapa feedmil terlebih dulu melipat bagian ujung karung sebelum dijahit. 4. Merek label etiket kemasan bisa saja salah, tidak sesuai dengan isi pakan yang sesungguhnya. Kesalahan menggunakan label yang tepat merupakan kelalaian di bagian bagging, yang tidak diperhatikan oleh bagian gudang pakan sewaktu menerima mutasi pakan dari bagging ke gudang pakan dan sewaktu proses muat. Seharusnya dilakukan pemeriksaan label.
Kualitas Pelayanan Bagaimana kualitas pelayanan pabrik terhadap peternak pelanggan maupun calon pelanggan ? Apabila menelepon apakah langsung diberikan kepada petugas yang tepat ataukah dilempar kesana kemari yang selain membuang waktu juga mengeluarkan biaya pulsa telepon apabila menelepon interlokal. Apabila sudah tersambung ke petugas yang benar, apakah mendapat jawaban yang sopan, apakah petugas tersebut menguasai persoalan
dan bisa memberikan jawaban yang jelas / akurat ? Apakah keluhan pelanggan ditanggapi dengan cepat ? Itu semua memberikan gambaran kemampuan perusahaan pakan ternak dalam melayani peternak pelanggan. Peternak paling sering mengeluh terhadap masalah kualitas pakan. Bagian marketing yang tanggap akan segera mengirimkan tenaga salesnya atau tenaga khusus ke lokasi peternak untuk menyelesaikan permasalahan. Apabila masalah terlalu rumit dan tidak mampu diselesaikan bisa diserahkan ke tingkat yang lebih tinggi. Paling penting adalah respon yang cepat karena ayam adalah barang hidup, dan penyimpangan yang dibiarkan akan semakin parah. Tingkat produksi yang turun akan sulit mencapai posisi semula atau minimal membutuhkan waktu yang lama. “After sales service” juga termasuk dalam kualitas pakan secara tidak langsung. Apabila semua bagian dalam produksi dan penjualan pakan bekerja tidak hanya sesuai dengan deskripsi pekerjaannya secara benar tetapi juga mengerti betul paham memuaskan pelanggan dengan produk dan pelayanan yang prima, maka setidaknya peternak akan mengacungkan jempol untuk pakan yang berkualitas prima. Pada produk pakan yang terbungkus rapi tercermin kualitas dan pengabdian kerja dari setiap bagian di feedmill. (Suharja Wanasuria, Nopember, 2007, http://feedindonesia. wordpress.com/2007/11/25/ mengukur-kualitaspakan)
Ekspor Kuda ke Meksiko
S
EJAK setahun yang lalu pengoperasian rumah potong kuda di USA dihentikan, jumlah kuda yang diekspor ke Meksiko untuk dipotong bertambah menurut Journal Assosiasi Dokter Hewan USA. Hingga 20 Desember 2007 sebanyak 44.475 ekor kuda dikirim ke Meksiko untuk diproses menjadi konsumsi manusia dibanding dengan 10.783 ekor yang dikirim pada waktu yang sama ditahun 2006 – naik menjadi 312%. Menurut Departemen Pertanian USA, jumlah 138.206 ekor kuda
BULETIN CP. PEBRUARI 2008
dipotong tahun 2006. Dari jumlah tersebut 102.260 ekor dikirim ke fasilitas di USA, 248.666 ekor ke Canada dan 11.080 ekor ke Meksiko. Jumlah 4 kali lipat ekspor kuda ke Meksiko, menandakan tidak menginginkan penyembelihan kuda di USA tetapi permintaan yang tinggi di luar Meksiko. Departemen Pertanian USA memperkirakan 35.000 ekor kuda dikirim ke Canada untuk disembelih tahun 2007, naik 40% dari tahun sebelumnya. Nah, apakah anda mau makan daging kuda? Pergilah ke Meksiko. (www.meatpoultry.com)
Mikroflora dalam Gastro-Intestinal dan Pengaruhnya pada Ternak
K
EBERADAAN mikroflora usus merupakan hal yang penting bagi kesehatan ternak, terutama jika kita mengharapkan performans produksi terbaik. Mikroflora yang normal dan sehat adalah garda depan untuk menahan serangan patogen dan juga penting bagi kinerja pencernaan yang efektif untuk menghasilkan parameter performans pertumbuhan yang baik. Disamping penyerapan zat makanan, usus memegang peranan penting sebagai organ kekebalan dalam tubuh. Sebagai bagian dari sistem pertahanan tubuh dan sebagai benteng penting dalam menahan serangan patogen. Mekanisme pertahanan umum dari sistem immun, dengan reaksi yang spesifik dan tidak spesifik, membantu melindungi dari serangan mikroorganisme patogen dan juga mematikan patogen. Fungsi penting mikroflora usus bagi organisme : - pencernaan dan penyerapan zat makanan - memetabolisme racun xenobiotics (zat kimia yang ditemukan pada organisme secara tidak normal dan tidak diharapkan) dan racun endogenous (racun yang disebabkan oleh sesuatu di dalam orgainisme). - Penghambat langsung bagi patogen - Fungsi sebagai epitelia (pengantar zat makanan) - Kinerja pada sistem kekebalan didalam usus Mikroflora usus terdiri dari semua bakteri, protozoa dan jamur yang berada dalam saluran pencernaan dan biasanya terdiri dari kira-kira 400-500 spesies. Pada hewan monogastrik kirakira 1014 mikroba dapat ditemukan di usus. Pada awalnya saluran pencernaan yang steril dikoloni oleh microorgansme segera setelah dia lahir. Keragaman dan jumlah total mikroorganisme meningkat dari usus kecil ke usus besar (Caecum). Mikroflora terbagi kedalam 3 jenis, yaitu utama, satelit dan residual. Flora
Gambar 1. Jenis-jenis bakteri dan pengaruhnya terhadap Induk semang
Eubiosis
Dysbiosis (Flora tidak seimbanga
(Flora seimbang
Flora Utama ( > 90% )
Flora Satelit Flora Residu ( < 1% )
Patogen
Menguntungkan
Bacteroldaceae E. coli Peptostreptococcus Enterococcus Eubacterium Clostridium Propionicbacterium Staphylococcus Lactobacillus Pseudomonas 5 8 Bifidobacterium 10 - 10 /g 9 10 10 - 10 /g Asam laktat, asam lemak terbang yang dihasilkan bakteri
( < 0.01% )
Racun
utama terdiri dari spesies anaerobik (misalnya Bifidobacteria, Lactobacilae, Bacteroides dan Eubacteria) yang memproduksi asam laktat dan asam lemak rantai pendek lain. Flora Satelit sebanyak ±1% dan terdiri dari Enterococci dan E.coli. Flora residual dibawah 0,01% dan terdiri dari mikrorganisme jahat. Komposisi mikroflora usus bersifat dinamis equilibrium diantara berbagai spesies dan berubah sesuai dengan kondisi dalam saluran pencernaan. Jika mikroflora dalam kondisi equilibrium, proporsi flora utama diatas 90%, flora satelit kira-
E. coli Enteropatogen Proteus, Bacteroides fragilis Spirulina/Brachyspira Salmonella Campylobacter Yersinia, Candida 4 <10 /g Penyakit yang disebabkan karena infeksi, racun & sel-sel yang rusak, dll.
kira 1%, dan flora residual dibawah 0.01%. Hal ini disebut Eubiosis, dimana inang dan mikroflora hidup bersama dalam kondisi simbiosis dan saling menguntungkan. Inang memberikan kondisi hidup yang baik bagi mikroflora, sebaliknya mikroflora memberikan dukungan dengan aktifitas yang esensial. Jika kondisi ini terganggu, disebut kondisi Dysbiosis. Kondisi Dysbiosis ini dapat memberikan pengaruh buruk pada hewan ternak. Pertumbuhan potensial dari patogen yang biasanya dijaga pada tingkat yang sangat rendah, bisa meningkat drastis, dimana bakteri
BULETIN CP. PEBRUARI 2008
5
yang bersifat racun diproduksi dan membahayakan hewan inangnya. Dysbiosis dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh.
Eubiosis bisa berubah menjadi Dysbiosis Nutrisi merupakan faktor paling penting yang mempengaruhi komposisi dan aktifitas metabolisme mikroflora usus. Pemberian pakan yang salah dan adanya perubahan pakan secara mendasar, atau komponen pakan berkualitas rendah dan rendahnya higien pakan, dapat menurunkan kualitas Eubiosis. Contohnya adalah perubahan dari diet rendah protein menjadi diet tinggi protein mendukung pertumbuhan beberapa bakteri seperti Clostridia dan menurunkan kondisi untuk Lactobacili atau Bifidobacteria. Adanya stress dapat memberikan pengaruh langsung pada mikroflora usus karena stress mempengaruhi pelepasan sekresi digestif dan peristalsis (frekuensi pergerakan usus).
Probiotik Pemberian pakan probiotik dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk mengembalikan komunitas microbia dalam usus untuk mencapai atau membangun ulang kondisi eubiosis. Kinerja probiotik secara umum adalah : - berkompetisi terhadap bakteri patogen dalam perebutan tempat hidup dalam usus dan zat makanan - perubahan kondisi lingkungan dalam usus (penurunan pH melalui peningkatan produksi VFA (volatile fatty acid) dan asam laktat - produksi substansi antimikrobia (lactoferrin, lysozyme, bacteriocins..sebagai antibiotik alami) - modulasi respon kekebalan usus Penyerapan probiotik seharusnya dapat memberikan hasil pada pembentukan kondisi ekologi mikroba dalam usus yang akan menekan mikroorganisme jahat dan merupakan kondisi yang nyaman bagi mikroorgnisme baik, dan yang paling penting adalah meningkatkan kesehatan usus. (sumber : Michaela Mohnl
Krisis Energy Baru :
Pangan, Pakan atau Bahan Bakar ?
A
KHIR-akhir ini kita menghadapi persaingan dalam hal biji-bijian. Manakah yang seharusnya diprioritaskan untuk mendapatkan bijian ini? Sebagai bahan pangan, bahan baku pakan atau bahan bakar bio? Dalam industri pakan secara global, dari 700 juta ton pakan yang diproduksi, sebanyak 55% dari total biaya adalah untuk bahan baku sumber energi, sehingga adanya perubahan kecil dari harga bijian sumber energi akan berpengaruh banyak pada harga pakan. Mari kita lihat dunia tempat tinggal kita. Wilayah terpadat di dunia adalah di wilayah Asia Tenggara. Dari total penduduk dunia, sebanyak 20% tinggal di China. Laju pertumbuhan penduduk China sangat cepat. Jika konsumsi daging China meningkat hingga 70 kg/orang /tahun, maka China akan membutuhkan tambahan 600 juta ton pakan. Darimana bahan baku pakan (yang berupa bijian) ini akan didapatkan? Bahkan jika produksi pakan di Brazil, Argentina, Amerika dan Ukraina ditingkatkan sampai dua kali lipatnya, masih belum bisa memberi pakan yang cukup untuk konsumsi daging China. Sementara data produsen pakan adalah (tabel 1). Belanda memproduksi 0.81 juta
- BIOMIN, www.engormix.com)
Grafik 1. Populasi penduduk dunia
6
BULETIN CP. PEBRUARI 2008
ton pakan per sejuta penduduk, sementara India memproduksi hanya 0.01 juta pakan per sejuta penduduk. Jika penduduk India sebanyak 1 milyar jiwa, maka bisa dikatakan bahwa banyak penduduk India yang tidak mendapatkan daging atau produk ternak. Di USA dan Eropa, lebih dari 100 kg daging dikonsumsi per orang dalam setahun, sedangkan di India hanya 10 kg daging pertahunnya. Permasalahannya disini adalah kita mengkonsumsi bijian lebih cepat daripada memproduksinya. Hal ini mendorong semakin melambungnya harga bijian dunia. Ada kesenjangan yang melebar antara konsumsi dan produksi bijian dunia; dan hal ini diperparah oleh adanya permintaan bijian untuk program produksi bahan bakar bio. Adanya kebutuhan akan bahan bakar bio ini didorong juga oleh adanya Kyoto Protocol yang mengharuskan adanya pengurangan gas rumah kaca. Amerika Serikat menargetkan 35 milyar gallon ethanol diproduksi pada tahun 2017. Hal ini mendorong dibangunnya 400 lebih pabrik ethanol yang akan membutuhkan 350 juta ton jagung dan memproduksi 116 juta ton distiller dried grain (DDG). DDG adalah hasil ikutan dari pemrosesan jagung menjadi ethanol. Dari 25 kg jagung, akan menghasilkan 2.72 gallon
ethanol dan kira-kira 17 pound distiller grain dalam berbagai bentuk, antara lain DDG dan distiller dried soluble (DDS). Sellulosa dibagian serat dari tanaman adalah material organik yang berlimpah di alam. Mereka mewakili 97-99% dari kapas, 41-53% dari kayu dan 30-43% dari jerami. Mereka resisten terhadap hidrolisa. Sellulosa tidak dapat dipecah (diuraikan) oleh enzim pencernaan yang terdapat pada manusia dan hewan monogastrik. Serat
dalam DDG atau sellulosa dari sumber yang lain (misalnya jerami, kapas dan kayu) ini bisa diubah menjadi sumber energi dengan teknologi Solid State fermentation (SSF). Pada dasarnya, teknologi SSF ini menggunakan jasa microba yang akan menguraikan serat fiber dalam DDG menjadi energi atau protein. Hasil SSF ini dapat memberikan tambahan energi 200 kcal/kg. Harga kedelai yang meningkat mendorong pencarian alternative sumber protein. Gula dapat diubah menjadi sumber protein. Gula atau saccharose (nama latinnya) dapat diproses dengan bantuan microba saccharomyces (yeast) dengan penambahan nitrogen dapat diubah menjadi protein. 2 Kg gula dapat diubah menjadi 1 kg protein dari yeast. SSF ini sedang dikembangkan di Amerika, dan dikatakan bahwa teknologi SSF dapat menghadirkan
Perluasan Tanaman Bahan Baku Pakan
K
ETUA Assosiasi pabrik pakan Thai menghitung harga bahan baku pakan yang selalu naik menyebabkan harga pakan tahun ini akan bertambah ± 20%. Antara kwartal 1 dan terakhir tahun 2007,
rata-rata harga jagung naik 51% dan 40% bungkil kedelai. Demikian juga ongkos angkutan naik misalnya : untuk mengimport bungkil kedelai dari Amerika Latin biayanya $110 per ton, naik $ 35 per ton dibanding tahun 2006. Assosiasi pabrik pakan Thai mendesak
pakan, pangan dan energi (BBM) dalam waktu bersamaan. Kesimpulannya adalah bagaimana kita memanfaatkan produk buangan/ ikutan menjadi sesuatu yang berguna. DDG bisa dimanfaatkan untuk diproses ulang menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat. Jika hewan monogastrik tidak dapat mencerna serat kasar yang ada dalam pakannya, mengapa kita tidak melakukan pre-digest? Jika lysine terbatas jumlahnya, mengapa tidak melakukan re-fermentasi DDG menjadi lysin? (Riztya Harini, Sumber : T. Pearse Lyons. www.engormix.com)
Tabel 1 Data produsen pakan Negara
Produksi pakan (juta ton per sejuta penduduk)
Belanda Kanada USA Spanyol Brazil Perancis Jerman China
0.81 0.60 0.52 0.47 0.30 0.30 0.20 0.07
pemerintah untuk memperluas areal tanaman jagung ke negeri tetangga. Setiap tahun Thailand import 100.000 ton jagung dari perjanjian regional yang dikenal sebagai Acmecs (Ayeyawady – Chao Phraya = Mekong Economic Cooperation Strategy). Persetujuan ini menawarkan kepada petani Thai suatu peluang untuk menanam jagung dan kedelai dengan biaya lebih rendah dari Laos, Kamnoja dan Myanmar. Program Acmecs ini cukup menguntungkan pabrikan pakan ternak Thai akan tetapi lahannya masih memungkinkan untuk diperluas. Misalnya, hanya sebagian daerah di Myanmar yang telah ditanam jagung dengan hasil yang relative rendah sementara kondisi tanah dan iklimnya masih sangat kompetitif untuk tanaman jagung. Rupanya masalah bahan baku pakan ternak hampir sama disetiap negara karena tidak cukupnya produksi dalam negeri hingga harus import sementara negara produsen pun persediaannya terbatas. Lalu bagaimana jalan keluar untuk pabrik pakan ternak di Indonesia? Baru sebatas rencana. (Sumber : Feed and News, January 2008).
BULETIN CP. PEBRUARI 2008
7
Sistem SES dan Galur Unggul Atasi Krisis Kedelai
A
DANYA krisi kedelai akhirakhir ini, Institut Pertanian Bogor menawarkan tiga alternatif solusi. Adanya galur unggul hasil kultivasi IPB selama 5 tahun, soybean estate system (SES) dan pentingnya penataan ulang tata-niaga kedelai di Indonesia. Disadari pentingnya setiap daerah mengembangkan sentra-sentra penangkaran bibit kedelai untuk menyuplai kebutuhan bibit sesuai dengan kebutuhan konsumen di daerah setempat. Dengan cara ini lahan dapat digunakan secara efektif, biaya transportasi dan distribusi dapat dipotong, sumberdaya untuk mendukung agribisnis kedelai dapat dioptimalkan serta stabilnya harga. Kedelai hasil kultivasi IPB ini berpenampilan menarik, dengan butir yang lebih besar, warna lebih kuning cerah, lebih tahan terhadap cekaman alumunium dan suasana tanah yang asam, serta tahan terhadap naungan. Dalam satu hektar 8
dihasilkan 2,4 ton, dibandingkan dengan kedelai wilis yang hanya mencapai 1,2 ton. IPB juga menawarkan inovasi budidaya kedelai metoda jenuh air. Kedelai ditanam pada genangan air jenuh diakhir musim penghujan. Genangan air tersebut mendorong akar kedelai menyebar luas dan membantu penyuburan tanah. Seiring dengan musim kemarau, air genangan tadi menyusut dan kedelai menghasilkan malai kedelai yang banyak. Soybean estate system adalah reformasi pengelolaan produksi kedelai baik kelembagaan, sosial maupun teknologi yang mengarahkan suatu unit produksi padi menjadi unit bisnis profesional yang dijalankan oleh komunitas petani itu sendiri. Konsep SES memiliki karakteristik yang spesifik yang sesuai dengan sumberdaya lokal. Pemerintah daerah dan pihak yang terkait salah satunya Koperasi Tahu dan Tempe Indonesia memetakan kebutuhan konsumsi kedelai di masing-
BULETIN CP. PEBRUARI 2008
masing daerah. Rekayasa sosial yang ditawarkan SES lebih baik dibanding budidaya kedelai perseorangan, sebab SES merupakan pengelolaan agribisnis kedelai terpadu secara efisien sebagai suatu unit ekonomi. Hal ini diwujudkan dalam bentuk konsolidasi manajemen area (bukan konsolidasi lahan) dari Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) bukan sekedar Kelompok Tani (Kelotan). Dengan menerapkan SES menyebabkan pengelolaan sarana produksi dan alsintan akan lebih efisien, pengelolaan irigasi lebih baik dan pengendalian hama terpadu menjadi lebih efektif. Posisi tawar petani dalam SES ini jauh lebih baik karena adanya pengawalan dan pendampingan dari perguruan tinggi pertanian seluruh Indonesia. Sarjana pertanian berfungsi sebagai manajer farm. Manajer ini mendapat pendampingan oleh perguruan tinggi pertanian, Balai Penelitian dan Teknologi Pertanian (BPTP), dunia bisnis pertanian, pemerintah daerah dan penyuluh. Berhasil tidaknya penerapan SES sangat tergantung pada political will pemerintah, khususnya Departemen Pertanian, serta memerlukan dukungan semua pihak. Keseluruhan hal di atas membutuhkan kerjasama para pihak, terutama pemerintah pusat dan daerah, perguruan tinggi, BUMN (terutama PTPN) atau swasta, serta petani. IPB yang memiliki dana penelitian sangat terbatas, namun mempunyai penelitipeneliti yang kuat dalam perkedelean, perlu dibantu terutama oleh Pemerintah Pusat untuk mengembangkan galurgalur kedelenya sehingga bisa menjadi varitas unggul yang siap disebarkan di masyarakat. Pemda dapat berkontribusi dalam penyediaan areal dan bantuan dana penelitian kepada IPB untuk mengembangkan galur kedelai sehingga dihasilkan varitas unggul kedelai yang cocok dengan daerahnya. Varitas yang saat ini sudah ada, dapat ditanam di berbagai areal PT Perkebunan Nusantara dan Hutan Tanaman Industri (HTI) secara tumpang sari memanfaatkan dana CSR (corporate social responsibility) atau PKBL (program kemitraan dan bina lingkungan), yang mengikutkan IPB dan para petani. Nah, kapan dimulai? Harus kerja semakin keras agar harga tidak semakin membumbung. Suara Merdeka CyberNews,www.suaramerdeka.com/ cybernews/harian/0801/19/nas12.htm