PERSEPSI SISWA TENTANG PELAYANAN DI PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER RUJUKAN INFORMASI DI SMPN 13 KENDARI *Israyanti ** Hasriany Amin***La Tarifu Jurusan Ilmu Komunikasi Konsentrasi Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Halu Oleo
[email protected]
ABSTRAK Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana persepsi siswa tentang pelayanan di perpustakaan sebagai sumber rujukan informasi di smpn 13 kendari. Penelitian ini menggunakan teori Persepsi oleh Deddy Mulyana. Informan dalam penelitian ini berjumlah 10 orang. Data peneltian di kumpulkan melalui hasil observasi, wawancara, dan studi pustaka dengan analisis deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi siswa tentang pelayanan perpustakaan sebagai sumber informasi di SMPN 13 Kendari yaitu pelayanan yang di berikan oleh petugas perpustakaan dalam hal ini informasi sudah baik, karena para siswa merasa puas dengan pelayanan yang di berikan petugas perpustakaan mereka memberikan informasi dengan baik, dan penuh perhatian, ramah, dan sebagianya. Para pengunjung merasa nyaman dan senang dengan pelayanan yang di berikan oleh petugas perpustakaan, namun para siswa juga merasa kurang mendapat pelayanan yang baik, karena terlalu banyak pengunjung yang ke perpustakaan sementara petugasnya yang hanya berjumlah sedikit orang, tetapi tidak membuat para siswa bosan ke perpustakaan, karena hal seperti itu hanya terjadi saat banyak pengunjung ke perpustakaan. Kata kunci : Persepsi, pelayanan perpustakaan, siswa
1
ABSTRACT The problem in this research is how students' perceptions about the service in the library as a reference source of information in SMPN 13 kendari. This study uses the theory of perception by Deddy Mulyana. Informants in this study amounted to 10 people. Peneltian Data collected through observation, interview, and literature study with qualitative descriptive analysis. The results of this study indicate that students' perceptions about library services as a source of information in SMPN 13 Kendari ie service that is provided by the librarian in this case the information is good, because the students were satisfied with the services provided in the library staff they provide information to, and attentive, friendly, and sebagianya. The visitors feel comfortable and happy with the service that is provided by the librarian, but the students also feel less get good service, because too many visitors to the library while officers which amounted to only a few people, but it does not make the students bored into the library, because things like that only happen when many visitors to the library. Keywords: Perception, library services, student
2
PENDAHULUAN Latar Belakang Kemajuan suatu bangsa bergantung pada kualitas sumber daya manusianya. Demikian pula dalam upaya mewujudkan masyarakat Indonesia yang berkualitas tinggi tidak dapat lepas dari pendidikan. Dalam hal ini, untuk meningkatkan kualitas pendidikan juga harus meningkatkan siswa melalui kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan di masing-masing sekolah. Perpustakaan merupakan unit kerja yang menghimpun, mengelola dan menyajikan kekayaan intelektual untuk kepentingan pendidikan, penelitian, pelestarian informasi, dan rekreasi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Perpustakaan sekolah dewasa ini bukan hanya merupakan unit kerja yang menyediakan bacaan guna menambah pengetahuan dan wawasan bagi siswa, tetapi juga merupakan bagian yang integral pembelajaran. Artinya, penyelenggaraan perpustakaan sekolah harus sejalan dengan visi dan misi sekolah dengan mengadakan bahan bacaan bermutu yang sesuai kurikulum. Persepsi merupakan suatu proses dimana seseorang mengorganisasikan dalam pikirannya, menafsirkan, mengalami, dan mengola pertanda gejala sesuatu itu mempengaruhi pola prilaku yang akan diterima. Selain itu persepsi pada hakikatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang didalam memahami
informasi
tentang
lingkungannya,
baik
lewat
penglihatan,
pendengaran, penghayatan, perasaan dan penciuman, pada dasarnya memahami persepsi bukan suatu pencatatan yang benar terhadap situasi yang dihadapi, melainkan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi. 3
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan di perpustakaan SMP N 13 Kendari perlu adanya peningkatan kualitas pelayanan perpustakaan agar menjadi perpustakaan yang diharapkan dan meningkatkan pendidikan para siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah kunjungan pengguna perpustakaan masih rendah. Rendahnya kunjungan pengguna perpustakaan dibuktikan dari hasil laporan pada tahun 2014/2015 yang menyatakan bahwa jumlah kunjungan ratarata empat sampai sepuluh siswa per hari. Pemanfaatan koleksi pustaka yang belum maksimal masih menjadi masalah yang terjadi. Kurang minatnya siswa untuk membaca atau meminjam pustaka yang tersedia di perpustakaan terlihat dari laporan jumlah pustaka yang dipinjam rata-rata lima pustaka. Petugas pelayanan perpustakaan belum memadai, hal tersebut dilihat dari kurangnya jumlah petugas perpustakaan. Di perpustakaan SMP N 13 Kendari hanya memiliki tiga petugas perpustakaan. Sumber daya manusia yang kurang memadai akan menghambat pelayanan yang diberikan. Petugas perpustakaan juga memiliki tugas pokok di bagian Tata Usaha (TU), sehingga terkadang petugas meninggalkan tugas di perpustakaan. Petugas perpustakaan belum sepenuhnya memberikan pelayanan prima, hal tersebut dapat dilihat dari pelaksanaan tugas perpustakaan belum berorientasi pada pengguna. Terkadang, petugas perpustakaan membiarkan kondisi perpustakaan kotor
dan
berantakan.
Bahkan,
apabila
petugas
perpustakaan
sedang
melaksanakan tugas di bagian Tata Usaha maka pengguna perpustakaan harus menunggu atau mencari petugas terlebih dahulu sebelum mendapatkan pelayanan. Pelayanan yang diberikan oleh petugas perpustakaan juga masih belum maksimal.
4
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu Bagaimana persepsi siswa tentang pelayanan di perpustakaan sebagai sumber rujukan informasi di smpn 13 kendari ? Tujuan Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi siswa tentang pelayanan di perpustakaan sebagai sumber rujukan informasi di smpn 13 kendari. METODE PENELITIAN Lokas Penelitian Penelitian ini di laksanakan di SMPN 13 Kendari, dengan pertimbangan bahwa untuk mengetahui persepsi siswa tentang pelayanan perpustakaan sebagai sumber informasi. Informan Penelitian Informan dalam penelitian ini yaitu sebanyak 10 orang, yaitu siswa kelas VII sebanyak 5 orang, dan siswa kelas VIII sebanyak 5 orang, yang dapat mewakili subjek dan memberikan keterangan terhadap masalah yang di teliti.
5
Jenis Dan Sumber Data Jenis data 1. Data Kualitatif Data kualitaif adalah data yang diperoleh berdasarkan bahan informasi atau temuan dari objek yang diteliti. 2. Data Kuantitatif Data kuantitaif adalah data yang berupa angka-angka atau jumlah. Sumber data 1. Data primer Yaitu data yang diperoleh melalui wawancara dengan beberapa informan yang memenuhi criteria dalam penelitian. 2. Data Sekunder Merupakan data yang tidak didapat secara langsung dari subjek penelitian. Peneliti memperoleh dengan melakukan studi kepustakaan buku dan dokumentasi. 1.1. Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara mendalam (Indepth interviews) Wawancara mendalam adalah teknik pengumpulan data yang didasarkan pada percakapan secara intesif dengan tujuan tertentu. Dalam wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan kepada informan yang dianggap menguasai masalah penelitian.
6
2. Dokumentasi Peneliti melakukan pengumpulan data dengan menelaah bukubuku, laporan-laporan, jurnal dan sejumlah dokumen yang relevan dengan focus peneltian ini dalam memperoleh data yang menyagkut permasalah yang diteliti. 3. Observasi Peneliti melakukan pengumpulan data dengan pengamatan secara langsung di lapangan terhadap aspek yang akan diteliti 1.2. Teknik Analisis Data Analisis data berarti menguraikan atau menjelaskan data sehingga berdasarkan data itu pula pada gilirannya dapat ditarik pengertian-pengertian atau kesimpulan-kesimpulan (Abdurrahman,2003:65), sedangkan menurut Sugiyono (2005:89) menyatakan bahwa dalam penelitian kualitatif suatu analisis data dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan dikakukan terhadap data hasil pendahuluan atau data sekunder yang akan digunakan untuk menentukan fokus peneltian. Namun demikian fokus penelitian ini masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah masuk dan selama berada dilapangan. Suprayogo dan Tobroni (2001:191) mengaskan bahwa analisis data disebut juga pengolaan data dan penafsiran data. Analisis data adalah rangkaian kegiatan penelaah, pengelompokkan, sistematisasi, penafsiran, dan verifikasi data agar semua fenomena memiliki nilai sosial, akademik, dan ilmiah. 7
Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisa dengan menggunakan bentuk analisis kualitatif. Analisis ini akan mendeskripsikan hasil penelitian berdasarkan temuan di lapangan dan selanjutnya diberi penafsiran dan kesimpulan. Data secara kualitatif ini diuraikan dengan menggunakan kalimat secara logis dan kemudian merelevansikannya dengan teori yang mendukung. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Dan Penelitian Persepsi Siswa Tentang Pelayanan Di Perpustakaan Sebagai Sumber Rujukan Informasi Di SMPN 13 Kendari. 1. Atensi Atensi adalah perhatian, suatu pemrosesan secara sadar sejumlah kecil informasi yang tersedia. Informasi ini juga didapatkan dari penginderaan, ingatan dan proses kognisi lainnya. Proses atensi membantu efisiensi penggunaan mental kita yang terbatas, yang kemudian akan membantu kecepatan reaksi terhadap ransangan tertentu. Atensi juga merupakan proses sadar atau tidak sadar. Atensi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hal-hal yang berkaitan dengan pelayanan perpustakaan sebagai sumber informasi di perpustakaan SMP N 13 Kendari, sehingga membuat ketertarikan para siswa yang berkunjung ke perpustakaan sehingga timbulnya perhatian terhadap pelayanan yang di berikan oleh petugas perpustakaan di SMP N 13 Kendari.
8
Atensi tentang pelayanan perpustakaan di SMP N 13 kendari adalah hal yang membuat para siswa tertarik untuk selalu berkunjung ke perpustakaankarena sistem pelayanan dalam memberikan informasi sangat di sukai oleh para siswa. Seperti yang dikatakan oleh Al Dwi Sanjaya (14 tahun) siswa kelas VII bahwa : “ Saya sangat suka berkunjung ke pepustakaan sekolahku, karena saya dilayani dengan baik oleh para petugas perpustakaan, kadang-kadang saya merasa kesulitan apabila ada tugas yang di berikan oleh guru-guru, dan saya pun berkunjung ke perpustakaan untuk mencari jawaban dengan meminta bantuan kepada para petugas perpustakaan menunjukka di mana buku yang saya cari, dan petugas pun memberitahu saya terletak di rak ini, nomor kelas sekilan, dan saya sangat seanng dengan pelayanan yang di berikan itu sebabnya saya sangat suka ke perpustakaan (Wawancara 18 Mei 2016).”
Hal senada juga di ungkapkan oleh Aldi Pratama (14 tahun) siswa kelas VIII mengatakan bahwa : “ Sistem pelayanan yang diberikan oleh petugas perpustakaan sudah cukup baik, karena dalam hal pemberian informasi yang kami butuhkan apabila kami mencari buku-buku untuk jawaban tugas kami yang di berikan oleh guru kami, mereka para petugas perpustakaan memberikan informasi dengan baik, dan penuh perhatian, ramah, dan sebagainya, memang dalam perpustakaan ada pelayanan secara tertutup tapi, itu kalau menurut saya tidak masalah, karena itu juga demi menjaga koleksi bahan pustaka yang ada di perpustakaan, agar kami tidak kekurangan buku-buku (Wawancara 18 Mei 2016).” Atensi atau perhatian yang diberikan oleh petugas perpustakaan kepada para siswa berupa informasi-informasi tentang perpustakaan seperti informasi tentang buku-buku yang dibutuhkan oleh para pengunjung atau siswa dan bentuk pelayanan yang baik. Atensi adalah perhatian, suatu pemrosesan secara sadar sejumlah kecil informasi yang tersedia. Informasi ini juga didapatkan dari penginderaan, ingatan dan proses kognisi lainnya.
9
Dari hasil observasi dan wawancara di atas menunjukkan bahwa para siswa, sangat senang ke perpustakaan, karena sistem pelayanan yang di berikan baik dalam bentuk perilaku atau sikap, serta metode pelayanan sudah baik, sehingga para siswa suka berkunjung ke perpustakaan karena mereka bisa menemukan informasi apabila ada tugas yang di berikan oleh guru. Dalam segi atensi sistem pelayanan dalam hal informasi yang diberikan oleh petugas perpustakaan sudah cukup baik, karena para siswa sangat tertarik untuk berkunjung ke perpustakaan itu karena para petugas memberikan perhatian, sikap baik dan ramah dalam pelayanan di perpustakaan. Riska Ayu Pratiwi (13 tahun) siswa kelas VII mengatakan bahwa : “ Dalam pelayanan dalam hal informasi tentang koleksi perpustakaan yang di berikan oleh petugas perpustakaan, menurut sudah baik, karena para petugas selalu memberikan informasi yang kami butuhkan, mereka tidak pernah bosan melayani kami, tidak marah-marah, hanya saja kalau petugasnya hanya satu orang kami kesulitan karena saking banyak pengunjung yang ke perpustakaan untuk mencari buku-buku atau liletarur yang di butuhkan (Wawancara 18 Mei 2016).”
Putri (14 tahun) siswa kelas VIII salah satu informan penelitian menambahkan bahwa : “ Saya sama dengan pendapatnya dengan teman-teman yang lain, sistem pelayanan yang di berikan oleh petugas perpustakaan sebagai sumber informasi sudah cukup baik, bahkan sangat baik karena selama berkunjung ke perpustakaan saya di layani dengan baik, apalagi kalau bertanya tentang buku-buku yang saya tidak tahu letaknya mereka langsung memberitahu saya, petugasya sangat perhatian kepada para pengunjung tanpa ada perbedaan, mereka para petugas jutek atau marah apabila ada siswa yang nakal di perpustakaan, seperti menyobek atau merusak buku-buku, menghambur buku-buku dan sebagainya para petugas langsung menegur siswa tersebut, itu karena perbuatannya yang tidak baik, karena itu bukan hanya merugikan diri sendiri tapi juga orang lain serta membuat koleksi bahan pustaka jadi rusak (Wawancara 18 Mei 2016).”
10
Sedangkan menurut Rian Aprian (14 tahun) siswa kelas VIII mengatakan bahwa : “ Saya sangat tertarik dan suka dengan pelayanan yang ada di perpustakaan, saya bisa menambah informasi dengan mudah dan cepat, karena pelayanan yang di berikan sangat baik, terutama apabila saya meminta bantuan kepada para petugas untuk menunjukkan di mana letak buku yang saya cari, para petugas langsung memberitahu kami dengan jelas (Wawancara 18 Mei 2016).”
Dari hasil observasi wawancara dari beberapa informan maka dapat di simpulkan bahwa, dalam segi atensi sistem pelayanan yang ada di perpuskaaan SMP N 13 Kendari siswa kendari, sangat di senangi oleh para pengunjung dalam hal ini siswa-siswa, karena sistem pelayanan yang di berikan baik dalam bentuk perilaku atau sikap, serta metode pelayanan sudah baik, sehingga para siswa suka berkunjung ke perpustakaan karena mereka bisa menemukan informasi apabila ada tugas yang di berikan oleh guru. Dalam segi atensi sistem pelayanan dalam hal informasi yang diberikan oleh petugas perpustakaan sudah cukup baik, karena para siswa sangat tertarik untuk berkunjung ke perpustakaan itu karena para petugas memberikan perhatian, sikap baik dan ramah dalam pelayanan di perpustakaan.
2. Interpretasi Interpretasi adalah proses terpenting dalam persepsi karena persepsi merupakan suatu komunikasi untuk mengorganisasikan informasi, sehingga
11
mempunyai arti bagi individu. Dalam melakukan interpretasi itu terdapat pengalaman masa lalu serta sistem nilai yang dimilikinya. Sistem nilai disini dapat diartikan sebagai penilaian individu dalam mempersepsi suatu objek. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa persepsi akan timbul bilamana diluar dari manusia atau masyarakat mampu merangsang panca indera sehingga manusia atau masyarakat tersebut memberikan tanggapan tentang sesuatu dengan melalui proses penerimaan, penyelesaian, pengorganisasian, pengertian dan pengujian terlebih dahulu. Interpretasi dalam penelitian ini tentang penilaian para siswa tentang pelayanan sebagai sumber informasi di perpustakaan. Berikut
hasil
wawancara
dengan
beberapa
informan
terhadap
pandangan/penilaian tentang pelayanan perpustakaan sebagai sumber informasi. Menurut Suariani Birwan (13 tahun) siswa kelas VIII mengatakan bahwa : “ Penilaian saya tentang pelayanan di perpustakaan sudah baik, karena para petugas melayani kami dengan baik, ramah, dan sebagainya, hanya saja, apabila banyak para pengunjung ke perpustakaan, pelayanan yang di berikan kurang karena saking banyaknya kami jadi para petugas kewalahan, hal ini di sebabkan karena petugas perpustakaan yang tidak banyak, jumlah petugasnya hanya 4 orang, sedangkan kami para siswa banyak, akan tetapi saya tetap suka dan senang ke perpustakaan karena pelayanannya sudah cukup baik dan saya bisa mendapatkan dan menambah informasi yang saya butuhkan apabila saya di berikan tugas oleh guru saya bisa langsung ke perpustakaan (Wawancara 19 Mei 2016).”
Sedangkan menurut Putri (13 tahun) siswa kelas VII mengatakan bahwa : “ Penilaian saya tentang pelayanan yang diberikan oleh petugas perpustakaan sudah cukup baik, karena dalam hal pemberian informasi yang kami butuhkan apabila kami mencari buku-buku untuk jawaban tugas kami yang di berikan oleh guru kami, mereka para petugas perpustakaan memberikan informasi dengan baik, dan penuh perhatian, ramah, dan sebagainya, memang dalam perpustakaan ada pelayanan secara tertutup tapi, itu kalau menurut saya tidak
12
masalah, karena itu juga demi menjaga koleksi bahan pustaka yang ada di perpustakaan, agar kami tidak kekurangan buku-buku (Wawancara 19 Mei 2016).” Hal senada juga di ungkapkan oleh La Ode Ahmad (14 tahun ) siswa kelas VIII mengatakan bahwa : “ Penilaian saya tentang pelayanan di perpustakaan sekolahku sudah baik, karena para petugas selalu memberikan informasi yang kami butuhkan, mereka tidak pernah bosan melayani kami, tidak marah-marah, hanya saja kalau petugasnya hanya satu orang kami kesulitan karena saking banyak pengunjung yang ke perpustakaan untuk mencari buku-buku atau litetarur yang di butuhkan (Wawancara 19 Mei 2016).” Interpretasi dalam pelayanan perpustakaan yang diberikaln oleh petugas perpustakaan kepada para siswa yang berkunjung ke perpustakaan berupa informasi-informasi yang dibutuhkan oleh para siswa dalam hak ini pengunjung. Dari beberapa hasil observasi dan wawancara yang dilakukan dengan beberapa informan maka dapat di simpulkan bahwa, pelayanan yang di berikan sudah baik, para siswa mendapatkan informasi dengan baik, apabila para siswa mengajukan pertanyaan kepada para petugas perpustakaan dan mencari bku-buku yang di butuhkan. penilaian para siswa tentang pelayanan yang di berikan oleh petugas perpustakaan dalam hal informasi sudah baik, karena para siswa merasa puas dengan pelayanan yang di berikan oleh petugas perpustakaan mereka memberikan informasi dengan baik, dan penuh perhatian, ramah, dan sebagainya. Para pengunjung merasa nyaman dan senang dengan pelayanan yang di berikan oleh petugas perpustakaan, namun para siswa juga merasa kurang
13
mendapat pelayanan yang baik, karena terlalu banyak pengunjung yang ke perpustakaan sementara petugasnya yang hanya berjumlah sedikit orang, tetapi tidak membuat para siswa bosan ke perpustakaan, karena hal seperti itu hanya terjadi saat banyak pengunjung ke perpustakaan. Sistem Pelayanan Perpustakaan SMP N 13 Kendari 1) Terbuka ( Open Access) Sistem pelayanan terbuka membebaskan pengunjung ketempat koleksi perpustakaan dijajakan. Mereka dapat melakukan browsing atau membuka – buka, melihat – lihat buku, mengambil sendiri. Ketika bahan tidak cocok, mereka dapat memilih bahan lain yang hampir sama atau bahkan yang berbeda. Keutungan sistem terbuka : Pemakai dapat melakukan browsing (melihat – lihat koleksi sehingga mendapatkan pengetahuan yang beragam) dan Memberi kepuasan kepada pengguna karena pengguna dapat memilih sendiri koleksi yang sesuai dengan kebutuhannya, tenaga yang dibutuhkan tidak banyak. Sedangkan Kelemahanya : Pemakai banyak yang salah mengembalikan koleksi pada tempat semula sehingga koleksi bercampur aduk. Petugas setiap hari harus mengontrol rak – rak untuk mengetahui buku yang salah letak dan kehilangan koleksi relatip besar. Dari hasil obeservasi penulis selama melakukan penelitian di SMP N 13 Kendari terlihat bahwa : ’’Sistem pelayanan secara terbuka yang diterapkan di SMP N 13 Kendari bertujuan agara para siswa dapat dengan mudah dalam mencari informasi atau lileratur yang dibutuhkan dan dalam pelayanan yang di lakukan oleh para petugas perpustakaan kepada para siswa menunjukkan sikap baik, ramah, selalu memberi informas yang siswa butuhkan apabila para siswa mengajukan pertanyaan kepada para petugas perpustakaani (Observasi, 17 Mei 2016) .”
14
Riska Ayu Pratiwi (13 tahun) siswa kelas VII, mengatakan bahwa : “ Menurut saya dengan diterapkan sistem pelayanan secara terbuka di perpustakaan sekolah, saya sangat senang karena saya bisa dengan leluasa dan bebas mencari buku-buku yang saya inginkan atau mencari jawaban tugas dari ibu guru atau bapak guru, tapi meskipun bebas kami tetap di pantau oleh petugas perpustakaan dengan baik (wawancara, 16 Mei 2016).”
Hal senada juga di ungkapkan oleh Aldi Pratama (14 tahun) siswa kelas VIII yang mengatakan bahwa : “ Menurut saya sistem pelayanan secara terbuka sangat baik, mengapa demikian karena dengan begitu kami siswa-siswa bisa dengan cepat mencari literatur yang kami inginkan. Dan petugas perpustakaan tetap memperhatikan kami, karena ada juga siswa yang nakal suka merusak buku-buku yang ada (wawancara, 16 Mei 2016).”
Sedangkan menurut Al Dwi Sanjaya (14 tahun) siswa kelas VII menagtakan bahwa : “ Menurut saya sistem pelayanan yang diterapkan di perpustakaan, saya sangat senang karena pera petugas melayani kami dengan sangat baik, perhatian, tidak jutek, apalagi kalau kami bertanya para petugas selalu memberikan informasi yang kami butuhkan (wawancara, 16 Mei 2016).”
Sedangkan menurut putri (14 tahun) siswa kelas VIII mengungkapkan bahwa : “ Menurut saya pelayanan secara terbuka sangat baik dan mudah, karena saya bisa menemukan setiap apa yang saya butuhkan tanpa ada tekanan dari petugas perpustakaan akan tetapi saya tetap mematuhi aturan-aturan yang ada di perpustakaan sekolahku, seperti di larang membawa tas, merobek buku dan di larang mengeluarkan suara keras sebagainya (wawancara, 16 Mei 2016).”
Sistem pelayanan terbuka bertujuan untuk membebaskan pengunjung ketempat koleksi perpustakaan dijajakan. Mereka dapat melakukan browsing atau membuka – buka, melihat – lihat buku, mengambil sendiri. Ketika bahan tidak
15
cocok, mereka dapat memilih bahan lain yang hampir sama atau bahkan yang berbeda. Dari beberapa hasil wawancara dan observasi penulis di atas dapat disimpulkan bahwa sistem pelayanan secara terbuka di SMP N 13 Kendari sangat membantu para siswa dalam mencari informasi-informasi yang mereka butuhkan tanpa ada tekanan dari petugas perpustakaan dengan tetap mematuhi aturan-aturan yang berlaku dalam perpustakaan seperti larangan membawa tas dalam perpustakaan, larangan menyobek buku, larangan mengeluarkan suara keras dan sebagainya. 2) Tertutup ( Closed Access) Di dalam sistem pelayanan
tertutup pengunjung tidak diperkenankan
masuk ke rak – rak buku untuk membaca ataupun mengambil sendiri koleksi perpustakaan. Pengunjung hanya dapat membaca atau meminjam melalui petugas yang akan mengembalikan bahan pustaka untuk para pengunjung Kelebihan sistem tertutup : Koleksi akan tetap terjaga kerapianya dan Koleksi yang hilang dapat diminimalkan. Sedangkan kelemahanya :Banyak waktu yang diperlukan untuk memberikan pelayan, banyak waktu yang diperlukan untuk mengisi formulir dan menunggu bagi yang mengembalikan bahan – bahan pustaka dan sejumlah koleksi tidak pernah disentuh atau dipinjam. Dari hasil obeservasi penulis selama melakukan penelitian di SMP N 13 Kendari terlihat bahwa : ’’Sistem pelayanan secara tertutup yang diterapkan di SMP N 13 kendari bertujuan untuk menjaga seluruh koleksi bahan pustaka yang ada di perpustakaan, dimana pengunjung tidak diperkenankan masuk ke rak – rak buku untuk membaca ataupun mengambil sendiri koleksi perpustakaan. Pengunjung hanya dapat
16
membaca atau meminjam melalui petugas yang akan mengembalikan bahan pustaka untuk para pengunjung tetapi perpustakaan kepada para siswa menunjukkan sikap baik, ramah, selalu memberi informas yang siswa butuhkan apabila para siswa mengajukan pertanyaan kepada para petugas perpustakaan. (Observasi, 17 Mei 2016)’’. Menurut La Ode Ahmad (14 tahun) siswa kelas VIII, mengatakan bahwa : “ Sistem pelayanan secara tertutup yang di jalankan di sekolah, kami tidak bebas dalam mencari informasi yang kami butuhkan, karena apabila kami mau mencari buku tidak bisa sendiri, harus dengan petugas perpustakaan baru bisa, (wawancara, 17 Mei 2016).” Sedangkan menurut Suriani Birwan (13 tahun) siswa kelas VIII mengatakan bahwa : “ Dengan sistem pelayanan tertutup di perpustakaan, semua koleksi yang ada di rak tersimpan dengan rapi, karena setiap kali kami masuk di perpustakaan selalu di awasi dengan petugasnya, tapi kami tidak puas dalam mencari buku-buku karena selalu di pantau terus dengan petugasnya (wawancara, 17 Mei 2016).” Lalu menurut Rian Aprian (14 tahun) siswa kelas VIII salah satu informan dalam penelitian juga mengungkapkan bahwa : “ Menurut saya pelayanan secara tertutup yang diterapkan saya sangat setuju, karena dengan begitu koleksi bahan pustaka terjaga dengan baik, rapi , karena dengan begitu apapun yang kita cari tersedia semua (wawancara, 17 Mei 2016).” Selanjutnya menurut Lisa (14 tahun) siswa kelas VIII mengatakan bahwa : “ Kalau menurut saya, dengan pelayanan secara tertutup sangat membantu saya, karena saya bisa minta tolong sama petugas perpustakaan kalau tidak bisa menemukan buku yang saya cari dan yang lebih bagusnya lagi petugas melayani kami dengan baik, tidak marah-marah (wawancara, 17 Mei 2016) .” Sedangkan menurut Riska Ayu Pratiwi (13 tahun) siswa kelas VII mengatakan bahwa :
17
“ Dengan sistem pelayanan secara tertutup saya merasa tidak nyaman karena harus di perhatikan dan di awasi oleh petugas perpustakaan, memang bagus juga di terapkan tapi kalau menurut saya pribadi kurang menyenangkan karena saya merasa tertekan, tetapi para petugas tidak memperhatikan kami dengan muka curiga melainkan dengan muka senyum-senyum, baik dan ramah (wawancara, 17 Mei 2016).” Sistem pelayanan secara tertutup pengunjung tidak diperkenankan masuk ke rak–rak buku untuk membaca ataupun mengambil sendiri koleksi perpustakaan. Pengunjung hanya dapat membaca atau meminjam melalui petugas yang akan mengembalikan bahan pustaka untuk para pengunjung. Berdasarkan hasil observasi dan beberapa wawancara
yang penulis
lakukan selama penelitian dapat disimpulkan bahwa, sistem pelayanan secara tertutup di SMP N 13 Kendari mempunyai dampak positif dan negative, dimana dampak positifnya semua bahan koleksi yang ada di perpustakaan terjaga dengan baik, rapi sesuai rak-rak buku yang ditempatkan, dan bisa membantu para siswa apabila tidak bisa menemukan buku-buku atau informasi yang mereka cari atau butuhkan, sedangkan dampak negatifnya, para siswa tidak bisa mencari sendiri informasi ataupun bahan pustaka, karena harus melalui petugas perpustakaan. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan , dapat di tarik kesimpulan yakni : Bentuk pelayanan yang di berikan oleh petugas perpustakaan dalam melayani para siswa sebagai pengguna informasi sudah cukup baik, dimana para siswa sangat senang bentuk pelayanan yang di berikan baik dalam bentuk sikap, perilaku, seperti tidak jutek, baik, ramah dan selalu memberikan informasi, serta perhatian yang di butuhkan oleh para siswa. Dalam 18
sistem pelayana terbuka para siswa dapat melakukan browsing (melihat – lihat koleksi sehingga mendapatkan pengetahuan yang beragam) dan Memberi kepuasan kepada pengguna karena pengguna dapat memilih sendiri koleksi yang sesuai dengan kebutuhannya,
tenaga yang dibutuhkan tidak banyak. Dalam
sistem pelayanan tertutup para pengunjung (siswa) tidak diperkenankan masuk ke rak – rak buku untuk membaca ataupun mengambil sendiri koleksi perpustakaan. Pengunjung hanya dapat membaca atau meminjam melalui petugas yang akan mengembalikan bahan pustaka untuk para pengunjung Saran Adapun saran-saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :Sebaiknya petugas perpustakaan yang ada di SMP N 13 Kendari di tambah karena seperti yang di ungkapkan oleh para siswa dengan bertambahya petugas perpustakaan maka para siswa bisa mendapatkan pelayanan yang lebih baik lagi, karena apabila banyak pengunjung atau siswa yang ke perpustakaan mereka tidak bisa merasakan pelayanan para petugas.
19
DAFTAR PUSTAKA
_______.1994. Petunjuk praktis pengelolaan perpustakaan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press ________. 2006. Manajemen Perpustakaan: Suatu Pendekatan Praktik. ________. 2007. Ilmu komunikasi suatu pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya ________.2009. Pengelolaan perpustakaan sekolah. Bumi Aksara: Jakarta ________.
2009. Pedoman Jakarta:Kencana
Penyelenggaraan
Perpustakaan
Sekolah.
________. 2010. Ilmu komunikasi suatu pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya ________.1991. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka ________.1991. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka ________.1994. Periodesasi Perpustakaan Indonesia. Bandung : Remaja A.S. Moenir, 1995. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta : Bumi Aksara. Bafadal Ibrahim. 1992. Pengelolaan perpustakaan sekolah. Bumi Aksara: Jakarta Basuki,Sulistyo-. 1991. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Basuki,Sulistyo-. 1993. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Cholid, Narbuko dan Abu Ahmadi. 2007. Metodologi Penelitian. Jakarta : Bumi Indrawijaya, Adam. 2002. Organisasi dan manajemen. Jakarta :Erlangga Istiana, Purwani.2014. Layanan Perpustakaan. Yogyakarta : Penerbit Ombak Jakarta: Saging Seto Utama Lasa. Hs.1993. Petunjuk praktis pengelolaan perpustakaan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press
20
Mulyana, Deddy. 2005. Metode penelitian komunikasi kualitatif. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti NS, Sutarno, Manajemen Perpustakaan : Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta : Samitra Media Utama, April 2004) Pawit M Yusup, 2007. Ilmu Informasi, Komunikasi, Dan Kepustakaan. Jakarta :Bumi Aksara, Peraturan perundang-undangan perpustakaan dan peraturan terkait, (Jakarta : Perpustakaan Nasional RI , 2004) Perguruan Tinggi”, Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: P dan K dan Depdikbud), h. 288. Rahayuningsih. 2007.Pengelolaan Perpustakaan. Yogyakarta: Graha Ilmu Rosdakarya Offset Soekanto,Soerjono. 2002. Pribadi dan Masyarakat. Bandung: PT. Alumni Soetminah.1992. Perpustakaan kepustakaan dan pustakawan. Yogyakarta : Kanisius Sumardji. 1992. Pengelolaan Perpustakaan. Yogyakarta : Kanisus Sutarno. Perpustakaan dan Masyarakat. 2003. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia Suwarno. 2007. Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan: Sebuah Pendekatan Praktis. Tim Penyusun kamus. 1997. Kamus besar bahasa indoensia. Jakarta : Balai Pustaka Yogyakarta : Ar-Ruzz Media
21