TESIS
PERSEPSI PENGELOLA VILA DI KECAMATAN KUTA UTARA TERHADAP PENGGUNAAN ONLINE TRAVEL AGENTS SEBAGAI MEDIA PROMOSI DAN PENJUALAN
LUH SRI ASTUTI
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015
TESIS
PERSEPSI PENGELOLA VILA DI KECAMATAN KUTA UTARA TERHADAP PENGGUNAAN ONLINE TRAVEL AGENTS SEBAGAI MEDIA PROMOSI DAN PENJUALAN
LUH SRI ASTUTI NIM 1391061027
PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI KAJIAN PARIWISATA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015
PERSEPSI PENGELOLA VILA DI KECAMATAN KUTA UTARA TERHADAP PENGGUNAAN ONLINE TRAVEL AGENTS SEBAGAI MEDIA PROMOSI DAN PENJUALAN
Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister Pada Program Magister, Program Studi Kajian Pariwisata, Program Pascasarjana Universitas Udayana
LUH SRI ASTUTI NIM 1391061027
PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI KAJIAN PARIWISATA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015 ii
Lembar Pengesahan
TESIS INI TELAH DISETUJUI TANGGAL 14 APRIL 2015
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Prof. Dr. Ir. Made Antara, MS NIP 195412251981021001
Dr. I Nyoman Madiun,M.Sc NIP 195302111982031001
Mengetahui
Ketua Program Studi Kajian Pariwisata Program Pasca Sarjana Universitas Udayana,
Direktur Program Pasca Sarjana Universitas Udayana,
Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra, M.Litt. NIP 196112051986031004
Prof. Dr. dr. A.A Raka Sudewi, Sp.S(K) NIP 195902151985102001
iii
Penetapan Panitia Penguji Tesis
Tesis Ini Telah Diuji Pada Tanggal 10 April 2015
Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana Nomor : 995/UN14.4/HK/2015, Tanggal 6 April 2015
Ketua
: Prof. Dr. Ir. Made Antara, MS
Sekretaris
: Dr. I Nyoman Madiun,M.Sc
Anggota
: Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra, M.Litt. Dr. I Putu Gde Sukaatmadja, SE., MP Dr. Ida Bagus Ketut Surya, SE.,MM
iv
UCAPAN TERIMAKASIH
Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Sang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang Maha Esa, karena atas asung wara kertha nugraha-Nya, penulis dapat menyelesaiakan tesis yang berjudul “Persepsi Pengelola Vila di Kecamatan Kuta Utara Terhadap Penggunaan Online Travel Agents Sebagai Media Promosi dan Penjualan”. Pada Kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang ditujukan kepada : Prof. Dr. dr. Ketut Suastika SpPD KEMD selaku Rektor Universitas Udayana atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Magister di Universitas Udayana. Prof. Dr. dr. A.A Raka Sudewi, SP (K) selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menjadi karyasiswa Program Magister pada Program Pascasarjana Universitas Udayana. Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra, M.Litt. selaku Ketua Program Studi Magister Kajian Pariwisata atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menjadi karyasiswa pada Program Magister pada Program Pascasarjana Universitas Udayana dan selaku dosen penguji atas saran dan masukan dalam penyempurnaan penyusunan tesis ini. Prof. Dr. Ir. Made Antara, MS sebagai Pembimbing I, atas segala perhatian, dorongan, saran dan kesabaran yang diberikan kepada penulis dalam membimbing penyusunan tesis ini. Dr. I Nyoman Madiun,M.Sc sebagai Pembimbing II, atas segala perhatian, dorongan, saran dan kesabaran yang diberikan kepada penulis dalam membimbing penyusunan tesis ini. Para dosen penguji, yaitu Dr. I Putu Gde Sukaatmadja, SE., MP dan Dr. Ida Bagus Ketut Surya, SE.,MM, yang telah memberikan banyak masukan, saran dan koreksi untuk menyempurnakan tesis ini. Seluruh jajaran Pimpinan di Lingkungan Pemerintah Provinsi Bali, khususnya pada Badan Kepegawaian Provinsi Bali atas ijin, kesempatan dan bantuan finansial yang diberikan kepada penulis sehingga dapat menempuh pendidikan
v
Strata 2. Seluruh dosen pengajar dan staf administrasi pada Program Studi Magister Kajian Pariwisata. Seluruh Pengelola Vila di Kecamatan Kuta Utara yang telah bersedia menjadi responden dan informan atas segala bantuan informasi, ijin dan kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian. Kedua orang tua, mertua, suami dan anak tercinta Gede Bagus Narendra, atas doa, dorongan, perhatian, bantuan dan semangat yang diberikan kepada penulis. Seluruh rekanrekan angkatan tahun 2013 Program Studi Magister Kajian Pariwisata, serta berbagai pihak yang telah membantu penelitian serta penyusunan tesis ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua, dan mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan dan penyusunan tesis ini.
Penulis
vi
ABSTRAK PERSEPSI PENGELOLA VILA DI KECAMATAN KUTA UTARA TERHADAP PENGGUNAAN ONLINE TRAVEL AGENTS SEBAGAI MEDIA PROMOSI DAN PENJUALAN Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengidentifikasi keuntungan dan kerugian promosi dan penjualan melalui online travel agents bagi pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara, (2) untuk menjelaskan motivasi pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara dalam menggunakan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan, serta (3) untuk menjelaskan dan menganalisis faktorfaktor dominan yang memengaruhi persepsi pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara terhadap penggunaan onlinee travel agents sebagai media promosi dan penjualan. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kuta Utara pada bulan Desember 2014 sampai dengan Januari 2015. Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah para pengelola vila yang menjabat sebagai manager, supervisor, dan staf yang menangani promosi dan penjualan vila di Kecamatan Kuta Utara. Adapun vila dengan pengelola di Kecamatan Kuta Utara berjumlah 191 vila. Jumlah total responden adalah 66 dengan menggunakan rumus Slovin. Pengambilan vila berdasarkan teknik cluster proportional sampling dan penentuan responden dan informan dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih banyak keuntungan yang diperoleh jika dibandingkan dengan kerugian pengguna online travel agents sebagai media promosi dan penjualan. Keuntungan penggunaan online travel agents adalah peningkatan occupancy vila, bisa menyesuaikan harga, menerima pembayaran langsung, membuat vila lebih dikenal, dan jika tamu puas atas pelayanan vila maka berimplikasi menjadi repeater guest. Kerugian penggunaan online travel agents antara lain net sale yang diperoleh vila berkurang, bisa terjadi over booking, komentar negatif, dan online travel agents dapat membuat website mandiri vila mendapatkan porsi traffic lebih sedikit di market online. Motivasi pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara terhadap penggunaan online travel agents adalah sangat tinggi. Faktor-faktor dominan yang memengaruhi persepsi pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara terhadap penggunaan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan adalah (1) faktor persepsi dari dalam diri target. (2) faktor persepsi dari dalam diri si pengarti. (3) faktor situasi. Berdasarkan hasil penelitian disarankan kepada pihak pengelola vila untuk merekrut tenaga khusus yang menangani promosi dan penjualan melalui online travel agents, di mana promosi dan penjualan online hendaknya tetap memperhatikan website mandiri guna meningkatkan nett sales. Demikian juga disarankan agar dapat dikembangkan oleh peneliti berikut dari sisi perspektif pengguna online travel agents, ataupun penelitian mengenai media promosi pariwisata online lainya. Kata Kunci : Persepsi, Pengelola vila, Online Travel Agents.
vii
ABSTRACT PERCEPTION OF VILLA MANAGEMENTS OF NORTH KUTA DISTRICT IN USING ONLINEE TRAVEL AGENTS AS PROMOTION AND SALES TOOL
The aim of this reasearch are (1) to identify the advantages and disadvantages of the promotion and sales through online travel agents for manager villa in North Kuta District, (2) to explain the motivation of managers villa in North Kuta District in using online travel agents as promotion and sales tool, (3) to explain and analyze the dominant factors that influence the perception of managers villa in North Kuta District in using online travel agents as promotion and sales tool. Data collection was held in North Kuta start from December 2014 until January 2015. The population in this research is the villa manager, supervisors and staff who handle the villa promotion and sales in North Kuta District. The villa with own managing team in North Kuta District totaled 191 villas. The number of totaled respondents are 66 by using Slovin formula. Villas were choosen based on cluster proportional sampling technique and the informants were choosen based on purposive sampling technique. The result shows that there are more advantages than the disadvantages in using online travel agents as promotion and sales tool. The advantages are rising occupancy, direct payment, as a tool in making villa well known worldwide and if guests are satisfied with the services of the villa, the implications is the guests will become repeater guests. The disadvantages are decrease nett sales, over booking, negative comments could make downgrade the villa’s rank, and online travel agents could make villa’s website got limited traffic in market online. The motivation of villa managements in using online travel agents as promotion and sales tool is highly motivated. The dominant factor of the perception are (1) factors in self-perception of the target. (2) factor in the self-perception. (3) factors perception of situation. Suggestion to the manager of the villa are to recruit special personnel who handle promotion and sales through online travel agents, and online promotion should pay attention to independent websites in order to increase the nett sales. The next research can be developed from the perspective of users, as well as research on other online tourism promotion tool. Keywords : Perception, Villa management, Online Travel Agents.
viii
Ringkasan Sektor akomodasi di Bali berkembang sangat pesat mulai dari hotel, homestay, vila dan jenis akomodasi lainnya. Pertumbuhan vila yang sangat pesat dapat dilihat dari perkembangan jumlah vila yang meningkat dari tahun ke tahun. Pertumbuhan jumlah vila yang sangat pesat ini menyebabkan peningkatan persaingan antara usaha vila. Persaingan antar usaha vila menyebabkan para pengelola vila cenderung untuk melakukan berbagai promosi, di mana promosi yang paling umum digunakan saat ini adalah promosi dan penjualan melalui online travel agents. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi keuntungan dan kerugian promosi dan penjualan melalui online travel agents bagi pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara, untuk menjelaskan motivasi pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara dalam menggunakan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan, serta menganalisis faktor-faktor dominan yang memengaruhi persepsi pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara terhadap penggunaan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan. Pengumpulan data dilakukan pada periode bulan Desember 2014 sampai dengan bulan Januari 2015 di mana penelitian sebagian dilaksanakan saat peak season dan sebagian sudah memasuki low season. Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah para pengelola vila yang menjabat sebagai manager, supervisor, dan staf yang menangani promosi dan penjualan vila di Kecamatan Kuta Utara. Adapun vila dengan pengelola di Kecamatan Kuta Utara berjumlah 191 vila. Pengambilan sampel sebanyak lima orang informan, dilakukan dengan teknik purposive sampling dan untuk pengambilan sampel kuesioner adalah 66
ix
responden yang dilakukan dengan teknik cluster proportional sampling. Teori yang digunakan adalah teori bauran pemasaran pariwisata, teori motivasi psikologis Mc. Guire berdasarkan motivasi internal dan eksternal, serta teori persepsi Robbins dan Judge berdasarkan tiga faktor yang memengaruhi persepsi. Hasil penelitian dari lima informan pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara mengungkapkan
bahwa
lebih
banyak
keuntungan
yang
diperoleh
jika
dibandingkan dengan kerugian menggunakan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan.
Keuntungan penggunaan online travel agents adalah
peningkatan occupancy vila, pengelola vila dapat merubah harga sesuai dengan season, menerima pembayaran langsung, mampu menjangkau seluruh dunia, relatif murah, membuat vila lebih dikenal, dan jika tamu puas atas pelayanan vila, kemungkinan akan menjadi repeater guest. Kerugian penggunaan online travel agents antara lain nett sales yang diperoleh vila berkurang, kemungkinan terjadinya over booking, komentar negatif dan online travel agents pada umumnya menguasai keyword atau kata kunci yang membuat booking engine di website mandiri vila mendapatkan porsi traffic lebih sedikit di market online. Data yang diperoleh dari 66 responden pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara digunakan untuk mengetahui motivasi dan persepsi pengelola vila di Kacamatan Kuta Utara terhadap penggunaan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa motivasi penggunaan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan, secara umum motivasi pengelola vila sangat tinggi dengan nilai rata-rata 4,32. Secara internal dan eksternal pengelola vila termotivasi untuk menggunakan online travel
x
agents sebagai media promosi dan penjualan, di mana motivasi internal lebih besar jika dibandingkan dengan motivasi eksternal. Hasil pengolahan data mengenai persepsi pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara terhadap penggunaan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan adalah sangat setuju dengan nilai rata-rata persepsi 4,37. Rata-rata dari masing-masing faktor persepsi menunjukkan bahwa rata-rata faktor persepsi situasi yang paling tinggi yaitu 4,48. Rata-rata faktor persepsi dari dalam diri si pengarti (pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara) adalah 4,42. Rata-rata faktor persepsi dari dalam diri target (online travel agents) mendapatkan skor paling rendah di antara 3 faktor persepsi yaitu 4,23. Analisis faktor konfirmatori digunakan untuk mengetahui variabel persepsi yang mempunyai hubungan paling kuat terhadap faktor yang dibentuk. Hasil analisis faktor konfirmatori terhadap lima variabel dari faktor persepsi dari dalam diri si pengarti adalah variabel persepsi berdasarkan sikap-sikap mempunyai hubungan yang paling kuat, diikuti variabel persepsi berdasarkan pengalaman, variabel persepsi berdasarkan harapan-harapan, variabel persepsi berdasarkan motif-motif dan variabel persepsi berdasarkan minat-minat. Analisis faktor konfirmatori terhadap faktor persepsi dari dalam diri target menunjukkan bahwa variabel persepsi latar belakang online travel agents, variabel persepsi berdasarkan tampilan depan online travel agents dan variabel persepsi berdasarkan kemiripan tata cara penggunaan antara online travel agents yang satu mempunyai hubungan yang sama kuat terhadap faktor persepsi dari diri target, diikuti oleh variabel persepsi kerjasama, dan terakhir variabel persepsi bahwa xi
online travel agents merupakan terobosan baru dalam usaha promosi dan penjualan
online.
Analisis
faktor
konfirmatori
terhadap
faktor
situasi
menunjukkan bahwa variabel keadaan kerja mempunyai hubungan paling kuat dengan faktor persepsi situasi, diikuti oleh variabel keadaan sosial dan variabel waktu. Analisis faktor gabungan ketiga faktor diperoleh faktor-faktor dominan terhadap persepsi yaitu faktor persepsi dalam diri target yang memiliki pengaruh yang paling besar terhadap persepsi pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara terhadap penggunaan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan, diikuti oleh faktor persepsi dari diri si pengarti, dan faktor situasi yang pengaruhnya paling kecil. Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan : Hasil wawancara mendalam menunjukkan bahwa penggunaan online travel agents oleh pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara merasakan lebih banyak keuntungan jika dibandingkan dengan kerugiannya. Motivasi pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara terhadap penggunaan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan secara umum sangat tinggi. Rata-rata motivasi internal dan eksternal pengelola vila dalam menggunakan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan adalah sangat tinggi dan jika dibandingkan motivasi internal lebih tinggi dari pada motivasi eksternal. Faktor-faktor dominan yang memiliki pengaruh paling besar terhadap persepsi pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara adalah (1) faktor persepsi dari dalam diri target, (2) faktor persepsi dari dalam diri si pengarti, dan (3) faktor situasi. xii
DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM...................................................................................
i
PRASYARAT GELAR .............................................................................
ii
LEMBAR PERSETUJUAN ......................................................................
iii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI ..........................................................
iv
UCAPAN TERIMAKASIH ......................................................................
v
ABSTRAK ...............................................................................................
vii
ABSTRACT .............................................................................................
viii
RINGKASAN ...........................................................................................
ix
DAFTAR ISI ............................................................................................
xiii
DAFTAR TABEL ....................................................................................
xvii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................
xx
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................
xxi
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................
1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................
11
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................
12
1.3.1 Tujuan umum ...................................................................................
12
1.3.2 Tujuan khusus ..................................................................................
12
1.4 Manfaat Penelitian ..............................................................................
13
1.4.1 Manfaat teoritis ................................................................................
13
1.4.2 Manfaat praktis ................................................................................
13
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN ............................................................................
14
2.1 Kajian Pustaka ....................................................................................
14
2.2 Konsep Penelitian ...............................................................................
20
xiii
2.2.1 Pengelola vila ...................................................................................
20
2.2.2 E-marketing .....................................................................................
22
2.2.3 Online travel agents .........................................................................
26
2.2.4 Promosi pariwisata ...........................................................................
27
2.3 Landasan Teori ...................................................................................
29
2.3.1 Teori bauran pemasaran pariwisata ...................................................
29
2.3.1.1 Product ........................................................................................
30
2.3.1.2 Price ............................................................................................
31
2.3.1.3 Place .............................................................................................
33
2.3.1.4 Promotion .....................................................................................
34
2.3.1.5 People ...........................................................................................
37
2.3.1.6 Physical evidence ..........................................................................
38
2.3.1.7 Process..........................................................................................
38
2.3.2 Teori motivasi ..................................................................................
39
2.3.3 Teori persepsi ...................................................................................
42
2.4 Model Penelitian .................................................................................
47
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................
50
3.1 Rancangan Penelitian ..........................................................................
50
3.2 Lokasi Penelitian .................................................................................
52
3.3 Jenis dan Sumber Data ........................................................................
54
3.3.1 Jenis data..........................................................................................
54
3.3.2 Sumber data .....................................................................................
54
3.4 Instrumen Pengumpulan Data..............................................................
55
3.5 Metode Pengumpulan Data .................................................................
57
3.6 Penentuan Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel .........................
58
3.7 Variabel Penelitian ..............................................................................
61
3.7.1 Identifikasi variabel ..........................................................................
61
xiv
3.7.2 Definisi operasional variabel ............................................................
64
3.8 Uji Validitas dan Reliabilitas ...............................................................
67
3.8.1 Uji validitas dan reliabilitas motivasi ................................................
68
3.8.2 Uji validitas dan reliabilitas persepsi ................................................
70
3.9 Teknik Analisis Data ...........................................................................
71
3.9.1 Deskriptif kualitatif ..........................................................................
71
3.9.2 Analisis faktor ..................................................................................
73
3.10 Teknik Penyajian Hasil Analisis Data ................................................
75
BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN .......................
77
4.1 Gambaran Umum Kecamatan Kuta Utara ...........................................
77
4.2 Gambaran Umum Vila .......................................................................
81
4.2.1 The Bali Dream Villa Seminyak .......................................................
83
4.2.2 The One Boutique Villa ....................................................................
85
4.2.3 Villa Harmony Bali ..........................................................................
87
4.2.4 The Bli Bli Villas & Spa ...................................................................
89
4.2.5 Ziva A Boutique Villa .......................................................................
90
4.2.6 De Uma Lokha Villas & Spa ............................................................
91
4.2.7 Grand Avenue Bali ...........................................................................
92
4.2.8 Dewani Villa Resort .........................................................................
93
4.2.9 Dura Villas Bali ...............................................................................
94
4.2.10 Komea Villa ...................................................................................
95
4.2.11 Berawa Villa ..................................................................................
96
4.2.12 Askara Villa ...................................................................................
97
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN.....................................................
99
5.1 Karakteristik Responden .....................................................................
99
5.2 Keuntungan dan Kerugian Promosi melalui Online Travel Agents .................................................................................................
xv
102
5.3 Motivasi Pengelola Vila di Kecamatan Kuta Utara dalam Menggunakan Online Travel Agents..................................................
114
5.4 Faktor-Faktor Dominan yang Memengaruhi Persepsi Pengelola Vila .....................................................................................................
121
5.4.1 Tingkat persepsi pengelola vila terhadap penggunaan online travel agents.....................................................................................
121
5.4.2 Analisis faktor - faktor dominan yang memengaruhi persepsi pengelola vila terhadap penggunaan online travel agents ..................
123
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ........................................................
141
6.1 Simpulan .............................................................................................
141
6.2 Saran...................................................................................................
143
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................
145
LAMPIRAN .............................................................................................
150
xvi
DAFTAR TABEL Tabel
Halaman
2.1
5S Pemasaran Internet ..................................................................
23
3.1
Jumlah dan Sebaran Vila di Kecamatan Kuta Utara......................
59
3.2
Faktor dan Variabel Motivasi Pengelola Vila terhadap Penggunaan Online Travel Agents sebagai Media Promosi dan Penjualan .......
3.3
Faktor dan Variabel Persepsi Pengelola Vila terhadap Penggunaan Online Travel Agents sebagai Media Promosi dan Penjualan ........
3.4
Statistik
Corrected
Item Total
Correlation terhadap
Case
Processing
Summary
Variabel
Statistik
Reliabilitas 13 Variabel Persepsi dengan
Statistik
Corrected
Item Total
Correlation
70
teknik
Cronbach Alpha ........................................................................... 3.9
69
Persepsi terhadap 30
Responden ................................................................................... 3.8
69
10
Variabel Motivasi ........................................................................ 3.7
69
Statistik Reliabilitas 10 Variabel Motivasi dengan teknik Cronbach Alpha ...........................................................................
3.6
63
Case Processing Summary Variabel Motivasi terhadap 30 Responden ...................................................................................
3.5
62
terhadap
70
13
Variabel Persepsi .........................................................................
71
3.10 Skala Likert Pengukuran Motivasi ...............................................
72
4.1
Luas Wilayah per Desa/ Kelurahan di Kecamata Kuta Utara Keadaan Akhir Tahun 2013 .........................................................
4.2
Jumlah Penduduk Menurut Sumber Mata Pencaharian Utama di Kecamatan Kuta Utara Keadaan Akhir Tahun 2013 .....................
4.3
78
80
Jumlah Penduduk di Kecamatan Kuta Utara Keadaan Akhir Tahun 2013 ..................................................................................
xvii
81
5.1
Distribusi
Karakteristik
Responden
Pengelola
Vila
di
Kecamatan Kuta Utara .................................................................
101
5.2
Statistik Rata-rata 10 Variabel Motivasi .......................................
115
5.3
Statistik Rata-rata 13 Variabel Persepsi ........................................
122
5.4
Hasil Uji KMO dan Bartlett’s Faktor-faktor Persepsi dari Diri Si Pengarti .......................................................................................
5.5
Matrik Korelasi Antar Variabel Pembentuk Faktor Persepsi dari Diri Si Pengarti ...........................................................................
5.6
125
Komunalitas Variabel Pembentuk Faktor Persepsi dari Diri Si Pengarti .......................................................................................
5.7
124
126
Nilai Eigenvalues, Persentase Varians, dan Persentase Kumulatif Varians dari Lima Variabel Pembentuk Faktor Persepsi dari Diri Si Pengarti .......................................................................................
127
5.8
Matrik Faktor Persepsi dari Diri Si Pengarti dengan Rotasi Varimax 128
5.9
Hasil Uji KMO dan Bartlett’s Faktor Persepsi dari dalam Diri Target ..........................................................................................
130
5.10 Matrik Korelasi Antar Variabel Pembentuk Faktor Persepsi dari Diri Si Pengarti ...................................................................................
131
5.11 Komunalitas Variabel-Variabel Faktor Persepsi dari Diri Target ..
131
5.12 Nilai Eigenvalues, Persentase Varians, dan Persentase Kumulatif Varians dari lima variabel Pembentuk Persepsi dari Diri Target ...
132
5.13 Matrik Faktor Persepsi dari dalam Diri Target dengan Rotasi Varimax .......................................................................................
133
5.14 Hasil Uji KMO dan Bartlett’s Faktor Pembentuk Persepsi Situasi
134
5.15 Matrik Korelasi Antar Variabel Pembentuk Faktor Situasi ...........
134
5.16 Komunalitas Variabel-Variabel Faktor Situasi .............................
135
xviii
5.17 Nilai Eigenvalue, Persentase Varians, dan Persentase Kumulatif Varians dari Tiga Variabel Pembentuk Faktor Situasi ..................
135
5.18 Matrik Faktor Situasi dengan Rotasi Varimax ..............................
136
5.19 Hasil Uji KMO dan Bartlett’s Faktor Persepsi..............................
137
5.20 Matrik Korelasi Antar Variabel Persepsi ......................................
137
5.21 Komunalitas Variabel-Variabel Faktor Persepsi ...........................
138
5.22 Nilai Eigenvalue, Persentase Varians, dan Persentase Kumulatif Varians dari Tiga Faktor Persepsi.................................................
139
5.23 Matrik Faktor Situasi dengan Rotasi Varimax ..............................
139
xix
DAFTAR GAMBAR Gambar
Halaman
2.1
Perkembangan Praktek Pemasaran ...............................................
24
2.2
Pergeseran Media Tradisional Menuju Digital .............................
25
2.3
Teori Hubungan Sumber ..............................................................
45
2.4
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Persepsi ..................................
46
2.5
Model Penelitian ..........................................................................
49
3.1
Peta Lokasi Penelitian ..................................................................
53
4.1
Peta Kecamatan Kuta Utara .........................................................
77
4.2
The Bali Dream Villa Seminyak ...................................................
84
4.3
Tampilan The Bali Dream Villa Seminyak pada Agoda.com ........
85
4.4
The One Boutique Villa ................................................................
86
4.5
Tampilan The One Boutique Villa pada Booking.com ...................
87
4.6
Vila Harmony Bali .......................................................................
88
4.7
Tampilan Vila Harmony Bali pada Asiarooms.com ......................
89
4.8
The Bli Bli Villas & Spa ...............................................................
90
4.9
Ziva A Boutique Villa ...................................................................
91
4.10 De Uma Lokha Villas & Spa ........................................................
92
4.11 Grand Avenue Bali.......................................................................
93
4.12 Dewani Villa Resort .....................................................................
94
4.13 Dura Villas Bali ...........................................................................
95
4.14 Komea Villa .................................................................................
96
4.15 Berawa Villa ................................................................................
97
4.16 Askara Villa .................................................................................
98
5.1
111
Hasil Pencarian Google ................................................................
xx
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
Halaman
1
Kuisioner .....................................................................................
150
2
Pedoman Wawancara ...................................................................
154
3
Daftar Responden Vila di Kecamatan Kuta Utara.........................
156
xxi
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Sektor akomodasi di Bali berkembang sangat pesat mulai dari hotel,
homestay, vila dan jenis akomodasi lainnya. Menurut Ismoyo (2011) terdapat pergeseran modus pariwisata mass tourism ke individual tourism di mana wisatawan lebih memilih untuk tinggal di vila yang bersifat lebih pribadi. Pergeseran modus pariwisata ini dapat dilihat dari wisatawan yang lebih memilih tinggal di vila yang lebih pribadi, terutama wisatawan berpasangan atau couple dan wisatawan bulan madu atau honey moon. Pergeseran modus pariwisata ini menjadi salah satu penyebab pertumbuhan vila yang semakin pesat. Pertumbuhan vila yang sangat pesat dapat dilihat dari perkembangan jumlah vila yang meningkat dari tahun ke tahun. Jumlah vila di Kabupaten Badung pada tahun 2009 tercatat terdapat 73 vila, meningkat menjadi 158 vila di tahun 2010, 293 vila di tahun 2011, mencapai angka 414 vila di tahun 2012 dan sampai dengan bulan Juli 2013 terdapat 460 vila (Dinas Pariwisata Kabupaten Badung, 2013). Pembangunan vila di Bali sangat pesat terutama di wilayah Kabupaten Badung dengan persebaran jumlah vila dominan di Kecamatan Kuta Utara (Evita, dkk., 2012). Jumlah vila yang memiliki ijin usaha adalah 460 vila dan 41,52 persen diantaranya berlokasi di Kecamatan Kuta Utara (Dinas Pariwisata Kabupaten Badung, 2013). Pertumbuhan jumlah vila yang sangat pesat ini menyebabkan persaingan pada usaha akomodasi juga semakin meningkat.
1
2
Salah satu persaingan antar usaha vila terlihat dari persaingan yang sangat ketat dalam memperebutkan pelanggan potensial. Berbagai usaha promosi dilakukan oleh industri vila. Usaha promosi yang dilakukan antara lain melalui berbagai bauran promosi yang dilakukan mulai dari personal selling, sales promotion, direct marketing, advertising dan online marketing salah satunya melalui online travel agents (OTA). Promosi pesonal selling misalnya dengan melakukan presentasi lisan dan membuat perjanjian melalui telepon. Promosi sales promotion oleh pengelola vila dilakukan dengan memberikan voucher discount maupun memberikan special rate pada saat tertentu. Promosi public relation dilakukan dengan memberikan sponsorship pada acara-acara tertentu maupun melalui siaran pers atau press release yang bertujuan agar vila lebih dikenal. Promosi direct marketing oleh pengelola vila misalnya dengan mengirimkan promosi melalui email maupun faximile. Promosi dengan melakukan advertising atau iklan pada media massa juga kerap digunakan oleh pengelola vila untuk membantu vila lebih dikenal oleh pelanggan potensial. Media promosi lain yang juga digunakan adalah melalui media online marketing, misalnya dengan menggunakan website, blogs dan media sosial. Beberapa pengelola vila juga menggunakan media promosi lain seperti dengan mengikuti berbagai pameran pariwisata baik di dalam maupun di luar negeri dengan bekerja sama dengan asosiasi vila. Wisatawan menggunakan internet untuk mencari berbagai informasi mengenai destinasi yang akan dikunjungi sebelum melakukan pembelian (Gupta
3
dan Gulla, 2010). Wisatawan umumnya menggunakan internet untuk pemesanan produk wisata mulai dari pemesanan tiket pesawat, jasa akomodasi, paket tur bahkan pemesanan untuk makanan dan minuman di restoran tertentu. Penjelasan serupa juga diuraikan oleh pengelola vila yang menyebutkan sebagian besar wisatawan melakukan pemesanan melalui internet. Keuntungan dari pemasaran langsung secara online adalah mengurangi pembiayaan seperti biaya sewa ataup biaya pembelian sebuah toko, dapat melakukan efisiensi dan menjangkau seluruh dunia (Kotler dan Armstrong, 2012: 108). Penggunaan internet yang dapat diakses di mana saja, ditunjang oleh peralatan teknologi informasi yang semakin canggih, lebih portabel, dan multi fungsi.
Ponsel
cerdas,
personal
digital
assistant
(PDA)
tanpa
kabel
memungkinkan pengguna teknologi ini menggunakan berbagai layanan internet, seperti membuka website, email, download musik, dan berbagai layanan internet lainnya. Peningkatan kepemilikan peralatan dan peningkatan keterampilan pengguna memengaruhi perilaku wisatawan dalam menentukan perencanaan perjalanan mereka (MacKay dan Vogt, 2012). Perjalanan bebas telah menjadi tren penting dalam pariwisata moderen. Pengetahuan wisatawan dalam merencanakan perjalanan ditunjang oleh akses internet dan fasilitas wisatawa yang memberikan informasi yang cukup jelas mengenai destinasi (Tsaur dkk., 2010). Perkembangan jumlah pengguna internet yang terus meningkat menyebabkan internet dipandang sebagai media pemasaran dan promosi yang sangat potensial. Data statistik pengguna internet di seluruh dunia yang diperoleh melalui website
4
statista1 mencatat pada akhir tahun 2011, terdapat 2.271 juta pengguna internet, meningkat 11 persen di akhir tahun 2012, dan meningkat 19 persen di tahun 2013. Perkembangan pesat teknologi internet juga telah memberikan dampak besar pada media tradisional serta berfungsi sebagai alat pemasaran dan komunikasi utama dalam industri pariwisata (Wu dkk., 2008). Dilihat dari perkembangan jumlah pengguna internet di seluruh dunia maka internet sangat potensial sebagai media pemasaran. Internet marketing menjadi topik utama dan menjadi alasan kenapa hampir seluruh bangsa di dunia sangat tertarik dengan internet. Internet merupakan media interaktif di mana pengguna internet dapat berkomunikasi tanpa batas jarak dan waktu yang menjangkau seluruh dunia. Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi dan aplikasi internet membentuk kelompok konsumen baru yang mengintegrasikan website ke dalam kehidupan mereka sehari-hari. Website dan media sosial memengaruhi cara orang berkomunikasi, membuat keputusan, bersosialisasi, belajar, menghibur diri, berinteraksi satu sama lain, dan bahkan melakukan belanja hanya dengan mengklik mouse komputer. Ismayanti (2010: 15) menyebutkan bahwa salah satu karakteristik produk pariwisata adalah perpaduan antara sifat tidak berwujud (intangible) dengan sifat berwujud (tangible). Produk pariwisata tidak dapat dibawa dan tidak dapat dicoba sebelum dibeli. Produk pariwisata hanya menawarkan garansi ketepatan waktu penyediaan jasa dan memberikan kenyamanan atas sarana dan prasarana kepada wisatawan yang melakukan perjalanan wisata. Usaha pariwisata menyediakan
1
http://www.statista.com/statistics/273018/number-of-internet-users-worldwide/
5
brosur, iklan, video, termasuk menggunakan media website guna melakukan promosi atas usaha pariwisata untuk menutupi kekurangan dari karakterisitik produk pariwisata tersebut. Setiap wisatawan yang hendak membeli produk wisata memerlukan informasi mengenai pelayanan fasilitas usaha pariwisata. Wisatawan cenderung untuk menerima informasi dari pengalaman orang lain atas layanan suatu usaha pariwisata. Pengalaman wisatawan menjadi media promosi yang sangat ampuh, yang dikenal dengan word of mouth. Media internet sebagai media word of mouth pada era digital saat ini disampaikan, baik melalui komentar-komentar maupun pengalaman wisatawan yang disampaikan pada website komunitas wisatawan seperti tripadvisor®, blog, media sosial seperti facebook atau twitter, dan online travel agents. Online travel agents menayangkan berbagai komentar wisatawan atas layanan usaha wisata yang pernah dialami seperti layanan hotel ataupun vila. Berbagai komentar pada OTA tersebut menjadi sumber informasi penting bagi wisatawan dalam pengambilan keputusan sebelum melakukan pembelian. Perkembangan pariwisata sangat pesat seiring dengan proses globalisasi dunia (Ismayanti, 2010: 161). Industri jasa pariwisata juga dipengaruhi oleh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Kelebihan TIK adalah akses komunikasi dengan biaya relatif murah, mudah, mampu memberikan informasi terkini (up to date) serta memperpendek rantai distribusi (Ismayanti, 2010: 164-165).
6
Perkembangan TIK memberikan kontribusi bagi perkembangan industri pariwisata dalam memberikan informasi mengenai kepariwisataan melalui internet. Penyedia jasa wisata memanfaatkan TIK untuk promosi dan membuka akses pemesanan sesuai dengan kebutuhan wisatawan. Sistem distribusi pasar pariwisata menurut Ismayanti (2010) dimulai dari produsen pariwisata menuju wisatawan melalui sistem akses : (1) website, (2) sistem pelayanan konsumen tradisional, dan (3) sistem distribusi global. Penyedia jasa wisata yang telah menggunakan TIK adalah biro perjalanan wisata, restoran, perusahaan penerbangan, dan usaha jasa akomodasi wisata. Internet membantu wisatawan dalam mengatur perjalanan wisatanya mulai dari reservasi tiket pesawat maupun reservasi akomodasi seperti hotel dan vila. Proses reservasi vila di Kecamatan Kuta Utara saat ini dilakukan, baik secara offline maupun online. Reservasi offline dilakukan oleh wisatawan dengan datang langsung atau direct guest, sedangkan reservasi online merupakan reservasi melalui internet. Online marketing pada industri akomodasi di Bali dimanfaatkan oleh industri hotel pada awalnya. Industri perhotelan kerap memanfaatkan website sebagai media promosi dan penjualan. Semakin meningkatnya pengguna internet di seluruh dunia, maka pemanfaatan online marketing juga semakin meningkat. Seiring dengan semakin pesatnya perkembangan TIK maka pemanfaatan online marketing di sektor akomodasi wisata tidak hanya digunakan oleh industri perhotelan, tetapi juga industri akomodasi vila. Persaingan antar usaha vila menyebabkan para pengelola vila cenderung untuk melakukan berbagai promosi. Industri vila yang berlokasi di Kecamatan
7
Kuta Utara pada umumnya memiliki website yang dikelola oleh perusahaan vila itu sendiri. Website tersebut mempunyai tujuan untuk promosi vila dan menjadi salah satu media bagi calon wisatawan untuk melakukan reservasi. Pemanfaatan fasilitas mesin pencari seperi google, bing, yahoo, aolsearch, ask dan lainnya dimanfaatkan dengan cara memasukkan kata kunci tertentu seperti vila di Bali maka akan ditampilkan berbagai website vila yang berlokasi di Bali. Namun, usaha untuk membuat website mandiri vila untuk lebih dikenal oleh pengguna
internet
maupun
pelanggan
potensial
merupakan
hal
yang
membutuhkan waktu yang cukup lama dan biaya yang cukup tinggi. Diperlukan rata-rata pengunjung ke halaman web yang terus meningkat agar website memeroleh rangking teratas pada mesin pencari. Sehingga pengelola vila memanfaatkan online travel agents agar membantu vila untuk lebih cepat di kenal. Gencarnya persaingan antara usaha vila dapat dilihat dari semakin maraknya pihak pengelola vila melakukan promosi dan penjualan melalui online travel agents. Online travel agents umumnya menjual tiket pesawat dan voucher hotel, hostel, vila dan usaha jasa akomodasi lainnya. Online travel agents internasional seperti agoda.com,
booking.com,
airbnb.com,
expedia.com,
wotif.com,
travelmob.com, asiarooms.com, asiatravel.com, villalet.com, freetobook.com, hostelworld.com, hostelsbed.com, dan bookeasy.com, sedangkan online travel agents yang berbasis operasional di Jakarta seperti nusatrip.com dan traveloka.com dan masih banyak online travel agents lainnya.
8
Setiap online travel agents berperan sebagai media promosi dan penjualan, dan jalur reservasi online dengan kontrak perjanjian yang jelas antara usaha akomodasi dengan pihak online travel agents. Kontrak perjanjian pada umumnya mengatur persentase komisi, allotment yang disediakan usaha akomodasi untuk online travel agents, dan sistem pembayaran, termasuk aturan biaya pembatalan atau cancellation fee yang menjadi kewajiban pelanggan yang mesti dibayar. Aturan besaran biaya pembatalan atau cancellation fee untuk masing-masing hotel atau vila berbeda sesuai dengan aturan yang berlaku pada hotel atau vila yang bersangkutan. Online travel agents merupakan usaha agen perjalanan secara online, yang fokus menangani penjualan berbagai produk pariwisata dari berbagai usaha pariwisata yang menjadi mitra kerjanya. Usaha pariwisata yang bekerja sama dengan online travel agents mulai dari penjualan jasa penerbangan, usaha akomodasi, dan usaha pariwisata lainnya. Terdapat tiga online travel agents besar di Bali yaitu agoda.com, booking.com, dan expedia.com. Agoda.com adalah salah satu flatform hotel atau akomodasi online dengan perkembangan pesat dengan daftar ratusan ribu usaha akomodasi dengan layanan dalam 38 bahasa yang berbeda. Perusahaan ini berdiri tahun 2005, dengan wilayah operasi lebih dari 20 negara, diantaranya Singapura, Thailand, Malaysia, Jepang, Australia, dan negara-negara lain di Asia, Afrika, Timur Tengah, Eropa, dan Amerika Serikat. Pihak agoda.com mewajibkan pelanggan yang melakukan reservasi online untuk melakukan pembayaran di awal, melalui kartu kredit atau melalui rekening bank.
9
Demikian halnya agoda.com, booking.com juga merupakan bagian dari grup perusahaan besar yaitu Priceline Group. Priceline Group merupakan salah satu penyelenggara online travel terbesar di dunia. Booking.com berbasis di Amsterdam, dan di dukung secara internasional oleh 155 kantor yang tersebar di lebih dari 60 negara. Booking.com merupakan flatform online dengan mitra afiliasi mulai dari motel, hostel, hotel, vila dan akomodasi lainnya. Berbeda dengan agoda.com, booking.com memberikan sedikit kelonggaran pada pelanggan untuk melakukan pembayaran saat pelanggan atau wisatawan sampai di destinasi, namun beberapa hotel atau vila mewajibkan pelanggan yang melakukan reservasi untuk membayar deposit. Tentang expedia.com adalah website yang dikelola oleh Expedia, Inc. yang merupakan perusahaan jasa perjalanan online dengan menjual tiket pesawat dan jasa akomodasi. Expedia memberikan kebebasan kepada pelanggan potensial untuk memilih dan memesan berbagai pilihan akomodasi hotel, hostel, motel, vila dan akomodasi lain yang beragam di seluruh dunia. Secara keseluruhan, merek Expedia, Inc. mencakup hampir semua aspek perjalanan mulai dari perencanaan dan pemesanan perjalanan, seperti memilih kursi maskapai yang terbaik, membaca ulasan perjalanan pribadi tentang hotel, sampai dengan apa yang harus dilakukan setelah tiba di tujuan. Secara umum online travel agents memiliki cara kerja yang hampir mirip satu sama lain. Berikut uraian proses booking di antara tiga top online travel agents di Bali. Tata cara booking dan pembayaran pada agoda.com adalah sebagai berikut : proses booking yang dilakukan oleh pelanggan secara langsung melalui
10
internet termasuk proses pembayaran melalui kartu kredit atau kartu debit, setelah proses pembayaran beberapa menit kemudian voucher konfirmasi dikirim melalui email pelanggan. Proses pembayaran pada agoda.com ditagih oleh pihak agoda (agoda collect payment), dan agoda akan membayarkan kepada pihak hotel/vila dengan menggunakan virtual card dan transfer bank. Berbeda halnya dengan booking.com, pelanggan melakukan proses booking dan konfirmasi melalui internet, proses pembayaran dapat dilaksanakan saat pelanggan telah sampai di hotel/vila di mana pelanggan tersebut menginap, namun beberapa hotel/vila mewajibkan untuk melakukan pembayaran deposit. Aturan besaran deposit ditentukan oleh pihak hotel/vila yang bertujuan untuk mecegah kerugian jika pelanggan cancel menginap. Saat booking pelanggan membayar deposit kepada hotel/vila melalui kartu kredit, dan dibayar penuh saat wisatawan sampai di hotel/vila atau on arrival. Hotel/vila kemudian membayarkan komisi untuk booking.com sesuai dengan perjanjian dalam kontrak kerjasama. Terdapat dua jenis pembayaran yang disediakan oleh expedia.com pada proses booking yaitu : expedia yang melakukan penagihan kepada pelanggan atau hotel/vila yang melakukan penagihan kepada pelanggan. Saat pelanggan melakukan booking, pelanggan akan diberikan dua pilihan untuk pembayaran penuh atau pembayaran deposit. Jika yang dipilih adalah sistem pembayaran penuh, maka expedia yang akan melakukan penagihan atau collect payment. Namun jika pelanggan memilih sistem pembayaran deposit, maka deposit ditagih oleh hotel/vila dan sisanya akan ditagihkan saat kedatangan.
11
Observasi awal menunjukkan bahwa jumlah reservasi melalui website yang dikelola oleh vila sendiri masih kurang jika dibandingkan dengan reservasi melalui online travel agents. Rata-rata reservasi melalui online travel agents per tahunnya mencapai 70 persen hingga 80 persen. Wisatawan lebih cenderung untuk melakukan reservasi melalui online travel agents. Oleh sebab itu maka terdapat kecenderungan jika pengelola vila di Kecamata Kuta Utara melakukan promosi dan penjualan melalui media online travel agents. Kecamatan Kuta Utara merupakan lokasi dengan jumlah vila terbanyak di antara kecamatan-kecamatan yang ada di Kabupaten Badung, sehingga diputuskan untuk menentukan lokasi penelitian di kecamatan tersebut. Oleh sebab itu maka perlunya penelitian untuk mengetahui keuntungan dan kerugian promosi dan penjualan melalui online travel agents dan penelitian mengenai motivasi serta persepsi pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara terhadap penggunan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan sangat menarik untuk dilakukan.
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka permasalahan yang
diangkat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1
Bagaimana keuntungan dan kerugian promosi dan penjualan melalui online travel agents bagi pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara?
2
Bagaimanakah motivasi pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara dalam menggunakan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan?
12
3
Bagaimana persepsi dan faktor-faktor dominan yang memengaruhi persepsi pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara terhadap penggunaan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan?
1.3
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang dipaparkan, maka tujuan penelitian ini dibagi menjadi tujuan umum dan tujuan khusus. 1.3.1 Tujuan umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan di sektor pariwisata dari sisi perspektif pengelola. 1.3.2 Tujuan khusus Tujuan khusus penelitian ini adalah :
1.
Untuk mengidentifikasi keuntungan dan kerugian promosi dan penjualan melalui online travel agents bagi pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara.
2.
Untuk menjelaskan motivasi pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara dalam menggunakan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan.
3.
Untuk menganalisis faktor-faktor dominan yang memengaruhi persepsi pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara terhadap penggunaan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan.
13
1.4
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat, baik manfaat teoritis maupun
manfaat praktis yang diuraikan sebagai berikut :
1.4.1 Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan rujukan untuk penelitian lanjutan yang lebih mendalam. Selain itu, dengan hasil penelitian ini diharapkan pihak akademisi bisa memberikan kontribusi bagi Ilmu Manajemen Pemasaran Pariwisata khususnya yang berbasis teknologi informasi.
1.4.2 Manfaat praktis
1.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi pengetahuan dan manfaat kepada praktisi pelaku usaha pariwisata khususnya pengelola vila dalam memahami dan mempraktekkan promosi dan penjualan melalui media online travel agents.
2.
Hasil penelitian ini diharapkan memunculkan penelitian-penelitian berikut yang berkaitan dengan teknologi informasi dalam praktek usaha pariwisata untuk menambah ilmu pengetahuan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Dalam subbab ini dibahas tentang penelitian terdahulu yang relevan dan berhubungan dengan penelitian ini. Penelitian mengenai pemasaran melalui e-marketing sudah banyak dilakukan oleh para peneliti, antara lain oleh Duarte dan Pais (2010), Ismoyo (2011), Jonscher (2011), Dewi (2012), dan Hilma (2013). Namun penelitan yang membahas mengenai pemasaran atau promosi vila secara khusus masih sangat terbatas. Penelitan mengenai pengelolaan vila dengan cara memasarkan melalui e-marketing khususnya mengenai efektifitas website terhadap online booking bagi industri vila di Seminyak dilakukan oleh Ismoyo (2011). Penelitian lainnya memfokuskan perhatian pada media internet secara luas, media sosial dan media website tripadvisor® dari sisi pengelola usaha pariwisata. Berdasarkan penelitian yang ada, belum ada yang meneliti media promosi dan penjualan melalui online travel agents dari perspektif pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara. Berikut uraian beberapa hasil penelitian terdahulu sebagai pembanding dengan penelitian ini: Penelitian Duarte dan Pais (2010) menyajikan persepsi, pengetahuan, dan penggunaan internet sebagai alat pemasaran oleh perusahaan pariwisata pedesaan skala kecil. Penelitian dilakukan di Portugal dan membahas tantangan dalam promosi pariwisata pedesaan di pasar global. Hasil pengumpulan data menunjukkan bahwa responden menyadari manfaat penggunaan internet dalam
14
15
meningkatkan pemasaran, namun mereka kurang memaksimalkan penggunaan internet sebagai alat pemasaran. Hasil
penelitian
juga
menunjukkan
bahwa
responden
mempunyai
pengetahuan mengenai berbagai elemen komunikasi online. Penelitian ini sebagai titik awal guna meningkatkan pemahaman penggunaan internet bagi perusahaan pariwisata. Informasi yang diperoleh dari informan pada penelitian Duarte dan Pais (2010: 12-13) menyatakan : ”The major disadvantages were the impersonality, the uncertainty associated with online transactions and the unfamiliarity of some tourist with the technology”. Hal merugikan utama pemasaran melalui internet adalah karena tidak saling kenal, ketidak pastian transkasi online, dan wisatawan kurang terbiasa menggunakan internet. Tentu saja penilaian seperti ini sudah tidak berlaku lagi saat ini. Perkembangan teknologi infomasi dan telekomunikasi telah merubah gaya hidup hampir semua lapisan masyarakat di seluruh dunia. Hampir semua orang di seluruh dunia sudah terbiasa menggunakan internet dalam kehidupan sehari-hari, dan saat ini wisatawan lebih banyak melakukan reservasi secara online. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Duarte dan Pais (2010) terletak pada aspek persepsi penggunaan internet dari sisi pengelola pariwisata. Perbedaannya terletak pada fokus penelitian. Penelitian Duaerte dan Pais (2010) fokus pada pemasaran melalui website, email, iklan online, dan komunitas sosial, sedangkan fokus penelitian ini terletak pada penggunaan media promosi dan penjualan melalui online travel agents.
16
Ismoyo (2011) melakukan penelitian kuantitatif dan kualitatif, mengambil 60 anggota sampel vila dengan teknik purposive sampling, dan mengajukan empat hipotesis. H1 terdapat efektifitas website dalam meningkatkan online booking pada industri vila di Seminyak. H2 terdapat pengaruh searah dan signifikan pengaruh pelayanan terhadap online booking industri vila di Seminyak. H3 terdapat pengaruh searah dan signifikan pengaruh harga jual terhadap online booking industri vila di Seminyak. H4 terdapat pengaruh searah dan signifikan pengaruh biaya promosi terhadap online booking industri vila di Seminyak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) website vila di Seminyak lebih bagus dan efektif dibandingkan dengan hotel bintang tiga, bintang empat, bintang lima dan bahkan hotel berbasis international yang ada di Bali, (2) Pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap online booking, (3) Harga berpengaruh negatif terhadap online booking, dan (4) biaya promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap online booking. Persamaan antara penelitian ini dengan penelitian Ismoyo adalah terletak pada aspek penggunaan TIK yaitu website vila. Perbedaannya :jika pada penelitian Ismoyo lebih memfokuskan pada efektivitas online booking, sedangkan pada penelitian ini fokus pada berbagai keuntungan dan kerugian, motivasi, dan persepsi pengelola vila terhadap penggunaan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan. Jonscher (2011) melakukan penelitian yang bertujuan untuk memeroleh persepsi yang lebih mendalam mengenai pengalaman pemasaran melalui sosial media bagi pengelola akomodasi berskala kecil dan menengah di Auckland.
17
Merupakan penelitian kualitatif melalui wawancara mendalam terhadap delapan pengelola akomodasi di Auckland. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih kurangnya motivasi, kurangnya sumber daya dan pengetahuan mengenai pemasaran melalui media sosial. Jonscher (2011: 79) menyatakan : “….the deficient understanding of the new „social‟ approach to marketing trough Social Media, by describing the main features of the concept as well as by providing practical recommendation about the utilisation of and engagement in Social Media”. Penelitian ini memberikan saran-saran untuk meningkatkan efektivitas dan pemanfaatan pemasaran melalui media sosial bagi usaha akomodasi skala kecil dan menengah. Rekomendasi untuk meningkatkan pemanfaatan pemasaran melalui media sosial dan perusahaan mengelola media sosial dengan baik. Persamaan antara penelitian ini dengan penelitian Jonscher adalah melakukan penelitian persepsi dari sisi perspektif pengelola usaha akomodasi. Perbedaannya terletak pada media yang diteliti dan pendekatan yang digunakan. Penelitian Jonscher lebih fokus pada media sosial internet, dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini fokus pada penggunaan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan dengan pendekatan kuantitatif yang didukung oleh pendekatan kualitatif. Penelitian Dewi (2012) bertujuan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan di Istana Pagaruyung dan juga dapat memberikan rekomendasi strategi promosi yang tepat bagi destinasi Istana Pagaruyung. Lokasi penelitian dilakukan di Istana Pagaruyung Sumatera Barat dengan metode yang digunakan adalah distributif kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wisatawan nusantara memeroleh promosi melalui media cetak, baik koran, majalah nasional, televisi, internet
18
maupun brosur, sedangkan wisatawan internasional memeroleh promosi dari televisi, internet, dan brosur. Persamaan antara penelitian ini dengan penelitian Dewi (2012) adalah samasama merupakan penelitian mengenai promosi suatu destinasi atau usaha pariwisata. Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada motivasi dan persepsi pengelola vila terhadap penggunaan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan. Perbedaan lainnya terletak pada teknik analisis data, jika pada penelitian Dewi menggunakan teknik deskriptif kualitatif, pada penelitian ini selain menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif juga menggunakan teknik analisis faktor. Hilma (2013) melakukan penelitian terhadap persepsi pengelola hotel baik di Jakarta dan Paris terhadap situs perjalanan tripadvisor®. Situs ini memberikan informasi ulasan mengenai perjalanan, hotel dan restoran yang mereka kunjungi. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah purposive sampling terhadap lima hotel di Indonesia dan lima hotel di Paris. Hasil wawancara terhadap sebagian besar pengelola hotel di Jakarta mengatakan bahwa peran situs ulasan perjalanan tripadvisor® tidak selalu signifikan dalam kinerja hotel tipe MICE. Namun, menurut pengelola hotel di Paris, mereka lebih sensitif terhadap pendapat situs perjalanan seperti tripadvisor® karena sebagain besar pelanggan mereka cenderung untuk menggunakan perjalanan.
website tripadvisor®
sebagai referensi dalam melakukan
19
Persamaan antara penelitian ini dengan penelitian Hilma sama-sama melakukan penelitian mengenai persepsi pengelola akomodasi terhadap website. Penelitian ini selain untuk mengetahui motivasi dan persepsi juga untuk mengetahui keuntungan maupun kerugian promosi dan penjualan melalui online travel agents. Jika dilihat dari pendekatan yang digunakan, pada penelitian Hilma menggunakan pendekatan kualitatif, sedangkan pada penelitian ini menggunakan penelitian gabungan antara kuantitatif dan kualitatif. Berdasarkan uraian berbagai penelitian diatas, persamaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian terdahulu adalah penelitian mengenai promosi melalui media internet bagi usaha pariwisata, baik itu desa wisata, vila, hotel, maupun daya tarik wisata Istana Pagaruyung. Perbedaan pada penelitian ini dibandingkan dengan penelitian-penelitian sebelumnya adalah memberikan deskripsi mengenai berbagai keuntungan dan kerugian promosi dan penjualan melalui online travel agents. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk menjelaskan motivasi dan menganalisis faktor-faktor dominan yang memengaruhi persepsi pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara terhadap penggunaan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan. Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan gabungan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan penyebaran kuesioner kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif dan dengan analisis faktor. Pendekatan kualitatif dilakukan dengan melakukan wawancara mendalam terhadap informan dan penelitian ini belum pernah diteliti sebelumnya.
20
2.2. Konsep Penelitian Konsep penelitian merupakan terminologi teknis yang merupakan komponen dari pengertian judul untuk memberikan batasan pengertian. Agar tidak terjadi salah tafsir dalam penelitian ini, maka dipandang perlu menjelaskan batasan pengertian judul dengan mengedepankan beberapa istilah yang bersifat operasional. Sumber bacaan yang relevan untuk mendukung penelitian ini sangat diperlukan sebagai sumber kritik agar nilai keilmuwan penelitian dapat dipertanggungjawabkan serta dapat diterima dan pantas sebagai karya ilmiah. 2.2.1 Pengelola vila Pengelola vila adalah pihak manajemen yang berperan dalam pengelolaan vila (pondok wisata). Pengelola vila yang disasar sebagai responden dan informan dalam penelitian ini adalah pihak manajemen vila mulai dari tingkat general manager, operational manager, manager pemasaran, supervisor, dan staf penjualan yang bertanggung jawab terhadap kegiatan promosi vila. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan,
usaha pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang
dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata. Rumusan tentang usaha pariwisata diuraikan pada Pasal 14 yang menyebutkan terdapat 13 jenis usaha pariwisata, yaitu : daya tarik wisata, kawasan pariwisata, jasa transportasi wisata, jasa perjalanan wisata, jasa makanan dan minuman, penyediaan akomodasi, penyelenggaraan kegiatan hiburan dan rekreasi, penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan
21
pameran, jasa informasi pariwisata, jasa konsultan pariwisata, jasa pramuwisata, wisata tirta dan Spa. Peraturan
Menteri
Kebudayaan
dan
Pariwisata
Nomor
PM.86/HK.501/MKP/2010 tentang Tata Cara Pendaftaran Usaha Penyediaan Akomodasi, usaha penyediaan akomodasi yang selanjutnya disebut usaha pariwisata adalah usaha penyediaan pelayanan penginapan untuk wisatawan yang dapat dilengkapi dengan pelayanan pariwisata lainnya. Rumusan mengenai jenis bidang usaha penyediaan akomodasi disebutkan pada pasal empat, yaitu : hotel, bumi perkemahan, persinggahan karavan, vila, pondok wisata, dan akomodasi lain. Vila merupakan penyediaan akomodasi berupa keseluruhan bangunan tunggal yang dapat dilengkapi dengan fasilitas, kegiatan hiburan, serta fasilitas lainnya. Kategori vila termasuk dalam perijinan pondok wisata (Dinas Pariwisata Kabupaten Badung, 2013). Pengertian mengenai penyedia akomodasi menurut Muljadi dan Warman (2014) adalah usaha yang menyediakan sarana pelayanan penginapan yang dapat dilengkapi dengan pelayanan makanan dan minuman serta jasa lainnya. Usaha penyediaan akomodasi dapat berupa hotel, vila, pondok wisata, bumi perkemahan, persinggahan karavan, dan akomodasi lainnya yang digunakan untuk tujuan pariwisata (Muljadi dan Warman, 2014: 74) Standarisasi vila yang diajukan oleh Bali Villa Association diklasifikasikan menjadi tiga yaitu : silver, gold, dan diamond. Klasifikasi silver hanya memiliki vila satu unit dengan fasilitas yang sangat minimum yaitu memiliki satu kamar tidur, satu kamar mandi, memiliki kebun. Klasifikasi gold sudah memiliki
22
standarisasi lebih dari silver yaitu ada dapur, kolam renang, memiliki ruang pengelola, dan pelayanan mendekati hotel berbintang. Untuk kalasifikasi diamond jumlah unit 16 ke atas dan memiliki fasilitias kolam renang di setiap vila. Namun, standarisasi vila ini menurut ketua Bali Villa Association, Mangku Wayan Suteja sampai saat ini belum ditetapkan (Kabar Nusa, 18 Mei 2014). 2.2.2 E-marketing Menurut Hasan (2013) e-marketing merupakan salah satu media promosi. Teori pemasaran dan praktik penjulan mengalami berbagai transformasi karena adanya pergeseran pemasaran dari pemasaran siaran dan media cetak menuju pemasaran dengan menggunakan media interaktif. TIK memperkenalkan konsep pemasaran yang lebih responsif yang merupakan media pemasaran masa depan (Vanboskirk dan Riley, 2011). Konteks yang dimaksud adalah penggunaan internet sebagai media interaktif utama. Internet memiliki kapasitas yang besar, cepat, efisien dan memungkinkan pertukaran informasi secara interaktif. Pertukaran informasi melalui beberapa format, yaitu one to one misalnya melalui email, one to many misalnya melalui website dan many to many misalnya melalui website, newsgroup dan mailing list (Avlonitis dan Karayanni, 2000). Berbagai keuntungan pemasaran melalui internet dikenal dengan 5S yaitu sell, serve, speak, save, dan sizzle dengan berbagai manfaat dan tujuan khusus. Manfaat pemasaran internet meliputi tercapainya distribusi yang lebih luas, memberikan informasi bagi pengembangan produk, menciptakan dialog dua arah,
23
mengurangi pembiayaan dan memberikan kesan akrab seperti diuraikan pada pada tabel 2.1 (Chaffey dkk., 2006). Tabel 2.1 5S Pemasaran Internet Manfaat Pemasaran Manfaat Terkirim Internet Sell– Penjualan Tercapainya distribusi yang lebih luas
Serve - Menyajikan nilai tambah
Speak - Lebih dekat dengan pelanggan
Save - Menghemat Pembiayan
Sizzle - Memperluas merek online
Tujuan khusus
mencapai 10% penjualan online di pasaran meningkatkan 20% penjulaan online dalam setahun. Tercapai dengan Meningkatkan interkasi memberikan tambahan dengan berbagai isi situs yang manfaat online terhadap berbeda pelanggan dan Meningkatkan durasi tinggal memberikan informasi pada situes hingga 10%. pengembangan produk Meningkatkan jumlah melalui dialog online dan pelanggan yang umpan balik (feedback). menggunakan layanan online (setidaknya sekali sebulan) hingga 30%. Menciptakan dialog 2 Meningkatkan pencakupan arah melalui web dan email hingga 50% dari email dalam melakukan database pelanggan riset pasar melalui survey Survey 1000 pelanggan formal dan informal online dalam sebulan dengan memonitor chat Meningkatkan konjungan ke room, dan menggapai site 5%. pelanggan melalui humas. Tercapai melalui Membuat peningkatan komunikasi online penjualan lebih dari 10% melalui email, penjualan dengan budget yang sama. dan pelayanan transaksi Mengurangi biaya penjualan online untuk mengurangi langsung 15% melalui email penggunaan karyawan dan biaya pengiriman pos. Tercapai melalui Meningkatkan branding penyediaan saran dan metric seperti : kesadaran pengalaman online baru merk tertentu, menyukai saat bersamaan merk tertentu, keinginan memunculkan kesan membeli merk tertentu. akrab
Sumber : Chaffey dkk. (2006)
24
Berdasarkan berbagai keuntungan e-marketing, maka tanpa diragukan lagi internet telah merubah praktek pemasaran. Perkembangan teknologi informasi menghasilkan transformasi pemasaran dan menyediakan saluran pemasaran modern (Hasan, 2013). Perkembangan praktek pemasaran dimulai dari transaction marketing (TM), database marketing (DM), interaction marketing (IM), network marketing (NM) dan e-marketing (EM). TM fokus pada bauran pemasaran (marketing mix) yang dikenal dengan 4P yaitu product, price, place dan promotion yang bertujuan untuk menarik konsumen pada segmen tertentu. DM merupakan praktek pemasaran
yang
menggunakan data base dalam memilih sasaran untuk menarik konsumen pada segmen tertentu. IM mengembangkan interaksi personal antara karyawan dengan pelanggan
individu,
dikenal
juga
dengan
interkasi
face-to-face.
NM
mengembangkan hubungan antara pelanggan dengan perusahaan melalui jaringan. EM merupakan praktek pemasaran yang menggunakan teknologi interaktif untuk menciptakan dialog antara perusahaan dengan pelanggan.
Online
Relasional EM NM IM DM TM
Offline
Transaksional Gambar 2.1. Perkembangan Praktek Pemasaran (Sumber : Hasan, 2013)
25
Vanboskirk dan Riley (2011) menyatakan telah terjadi pergeseran praktek pemasaran dari media tradisional menuju cara digital. Pergeseran ini dapat dilihat dari kecenderungan penggunaan media dari media cetak menuju media online. Semakin meningkatnya pengguna email dan pengguna ponsel cerdas (smart phone) yang terkoneksi dengan internet telah mendorong pergeseran praktek pemasaran dari media tradisional menuju cara digital. Berikut penjelasan dalam bentuk gambar mengenai pergeseran media :
Gambar 2.2 Pergeseran Media Tradisional Menuju Digital (Sumber : Vanboskirk dan Riley, 2011)
Komunikasi antara perusahaan dengan pelanggan merupakan elemen penting dalam pemasaran. Perkembangan teknologi informasi mendorong perubahan komunikasi konvesional menuju komunikasi digital. Pergeseran media ini, secara langsung akan menggeser praktek pemasaran menuju e-marketing.
26
Berdasarkan perkembangan praktek pemasaran tersebut, diadopsi pula oleh pelaku usaha termasuk yang bergerak dibidang pariwisata. Pemanfaatan emarketing di bidang pariwisata dimulai dari penggunaan email, mailing list, newsgroup, sosial media, dan website. Website merupakan salah satu jenis emarketing. Dalam memperkenalkan produk atau jasa, perusahaan melakukan promosi online. Sejumlah kegiatan dalam promosi online: ritel online, iklan online, search engine optimization, search engine marketing, affiliate marketing, public relations online, email marketing, dan blogger outreach (Hasan, 2013: 670-672). 2.2.3 Online travel agents Online travel agents adalah agen perjalanan yang berperan sebagai media promosi dan penjualan secara online melalui website. Saat ini hampir semua perusahaan memiliki website untuk promosi produk ke konsumen. Jenis website bervariasi sesuai dengan tujuan dan isi atau content. Website dimanfaatkan sebagai “toko” untuk menawarkan produk pariwisata kepada calon wisatawan (Hasan, 2013). Pemanfaatan website sebagai media komersial menyebabkan perusahaan melakukan percobaan dalam melaksanakan bisnis secara inovatif (Wen dkk., 2001). Website dikembangkan oleh perusahaan secara inovatif, baik dari segi desain maupun isi yang digunakan sebagai media pemasaran dan promosi. Desain website dibuat dengan tampilan gambar, warna, logo perusahaan yang menarik dan bertujuan agar semakin banyak pengguna internet mengunjungi halaman website.
27
Website online travel agents adalah website yang dikelola oleh OTA yang mendistribusikan dan memfasilitasi pelanggan dalam melakukan pemesanan ke pihak penyedia usaha pariwisata (Australian Tourism Data Warehouse, 2013). Pengelola vila dalam hal ini melakukan promosi online dalam bentuk affiliate marketing. Affiliate marketing adalah suatu proses bagi hasil yang memungkinkan pedagang untuk meningkatkan penjualan dengan mendaftarkan diri atau bergabung ke situs website lain sebagai tenaga penjualan (Hasan, 2013: 671). Pengelola vila dalam melakukan promosi pada umumnya memanfaatkan online travel agents seperti www.agoda.com dan www.booking.com serta online travel agents lainnya. Pengelola vila melakukan pendaftaran diri sebagai pengguna (user) pada website-website tersebut, kemudian pengelola vila akan memeroleh identitas pengguna (user id). Setelah memeroleh identitas pengguna, maka pihak pengelola dapat melakukan promosi usaha vilanya di website-website tersebut. 2.2.4 Promosi pariwisata Promosi merupakan bagian dari pemasaran. Promosi termasuk salah satu aspek dalam bauran pemasaran (marketing mix). Promosi kepariwisataan merupakan kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh organisasi penyelenggara pariwisata (destinasi) untuk memengaruhi pengambilan keputusan dalam membeli suatu produk atau jasa pariwisata yang ditawarkan oleh suatu destinasi (Sunaryo, 2013: 177). Promosi adalah sarana untuk menjual yang bertujuan untuk memeroleh keuntungan melalui volume penjualan (Pitana dan Diarta, 2009: 154). Promosi
28
juga merupakan variabel kunci dalam rencana strategi pemasaran (Yoeti, 2002). Promosi dinyatakan sebagai variabel kunci karena mendistribusikan informasi atas produk yang ditawarkan ke konsumen. Salah satu media promosi dan penjualan adalah melalui media internet seperti website. Promosi pariwisata berperan sebagai penghubung yang digunakan untuk mempercepat proses keputusan pembelian oleh wisatawan. Kegiatan promosi bertujuan agar produk yang ditawarkan lebih cepat dikenal oleh pelanggan potensial. Promosi juga bertujuan mempercepat pengambilan keputusan untuk menggunakan produk barang atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. Promosi merupakan sebuah sarana dalam upaya peningkatan penjualan dengan menginformasikan barang atau jasa yang ditawarkan pihak perusahaan kepada konsumen potensial. Menurut Hasan (203: 603) inti dari kegiatan promosi adalah “bentuk kegiatan komunikasi pemasaran yang berusaha untuk menyebarkan informasi, memengaruhi, mengingatkan pasar agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan oleh perusahaan”. Promosi pariwisata merupakan komunikasi pemasaran untuk memberikan informasi atas layanan pariwisata yang disediakan oleh perusahaan. Promosi pariwisata bertujuan agar layanan pariwisata lebih dikenal oleh wisatawan, sehingga dapat memengaruhi dalam pembelian layanan. Promosi merupakan bagian komunikasi dalam pemasaran yang menyediakan informasi dan pengetahuan dengan cara yang informatif dan persuasif bagi wisatawan (Budi, 2013).
29
Promosi pariwisata merupakan fungsi pemasaran yang fokus dalam mengkomunikasikan produk layanan jasa wisata. Komunikasi dilakukan secara persuasif yang ditujukan kepada calon wisatawan untuk memberikan informasi mengenai layanan jasa wisata. Tujuan promosi pariwisata adalah mendorong terciptanya transaksi atau pembelian. 2.3
Landasan Teori Penelitian ini menggunakan prinsip relevansi. Prinsip relevansi bertujuan
untuk menghasilkan kajian pustaka yang erat kaitannya dengan masalah yang di teliti (Tanjung dan Ardial, 2005). Penelitian ini menggunakan beberapa teori-teori yang relevan terhadap penelitian penggunaan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan bagi pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara. Teori yang berkaitan dengan kegiatan promosi dalam penelitian ini menggunakan : teori bauran pemasaran pariwisata, teori motivasi internal dan eksternal oleh Mc. Guire, serta teori persepsi (teori faktor pembentuk persepsi oleh Robbins dan Judge). 2.3.1 Teori bauran pemasaran pariwisata Bauran adalah penggabungan berbagai unsur yang bertujuan untuk membuat rencana tindakan yang sesuai untuk pelanggan pada pasar yang di targetkan (Vellas dan Lionel, 2008: 143). Bauran pemasaran (marketing mix) untuk pertama kalinya dipelopori oleh Borden (Yoeti, 2002: 237). Penerapan bauran pemasaran dalam industri pariwisata dilakukan oleh MacCarthy sehingga dikenal sebagai MacCarthy’s Four Ps. Empat P yang dimaksud adalah Product, Price, Place, dan Promotion.
30
Pelayanan atau jasa pariwisata mempunyai sifat-sifat khusus dan untuk menjelaskannya diusulkan tiga P lanjutan, yaitu : People, Physical evidence, dan Process (Vellas dan Lionel, 2008: 143). Hal ini didukung pula oleh Kotler (2000: 212) yang menyatakan bahwa strategi pemasaran jasa meliputi tiga tambahan P. Karena jasa pada umumnya tinggi pengalaman, kepercayaan akan kualitas akan layanan, dan lebih beresiko. Oleh karena itu, organisasi jasa mempunyai tiga tugas dalam pemasaran, yaitu : harus memiliki perbedaan hal yang ditawarkan maupun cara penyampaian jasa, harus mengelola kualitas pelayanan untuk memenuhi harapan pelanggan, dan harus mengelola produktivitas pekerja dengan meningkatkan keterampilan, kuantitas pelayanan, membuat desain pelayanan yang efektif, serta menggunakan teknologi untuk menghemat waktu dan biaya (Kotler, 2000: 212). 2.3.1.1 Product Product adalah sesuatu yang dapat ditawarkan kepada konsumen untuk memenuhi kebutuhan (needs) dan keinginan (wants) konsumen. Dapat berwujud (tangible) atau tidak berwujud (intangible) atau kombinasi keduanya dan di dalamnya juga termasuk pelayanan (services) (Yoeti, 2002: 237). Product dalam hospitality dan perjalanan memiliki bauran produk atau pelayanan yang terdiri atas : tingkah laku, penampilan dan seragam karyawan, eksterior bangunan, peralatan, furnitur, penghargaan atas produk serta komunikasi dengan pelanggan (Budi, 2013: 27-28).
31
2.3.1.2 Price Harga dapat diartikan sebagai suatu jumlah uang yang harus dipersiapkan seseorang untuk membeli atau memesan suatu produk yang diperlukan atau diinginkan (Yoeti, 2006: 249). Price merupakan harga yang dijadikan dasar penawaran kepada konsumen (Yoeti, 2002: 237). Harga ditetapkan sedemikian rupa sehingga menarik konsumen dan bersaing dengan harga yang ditetapkan oleh pesaing terhadap produk yang sama. Kesadaran wisatawan terhadap nilai suatu produk semakin berkembang. Wisatawan menginginkan nilai lebih dari uang yang mereka bayarkan. Value for money adalah cara wisatawan membandingkan jumlah uang yang mereka bayarkan dengan kualitas fasilitas dan pelayanan yang diperoleh. Beberapa pelayanan mempunyai nilai yang cukup tinggi untuk wisatawan tertentu, tetapi tidak untuk wisatawan yang lain. Suatu harga harus memberikan nilai agar tamu merasa puas sesuai dengan apa yang telah mereka bayarkan. Morrison dalam (Budi, 2013: 28) menyebutkan bahwa wisatawan harus diyakinkan bahwa kualitas atas fasilitas yang mereka dapatkan sesuai dengan harga yang dibayarkan. Kebijakan harga atau tarif yang ditetapkan semestinya bersaing dengan harga yang ditetapkan oleh pesaing. Untuk harga pada usaha akomodasi ada dua jenis harga yaitu harga normal dan harga khusus (Budi, 2013: 28). Harga yang diberlakukan pada umumnya memperhatikan high dan low season. Harga normal dikenal juga dengan rack rate atau publish rate merupakan
32
harga tanpa diskon, sedangkan harga khusus adalah harga yang diberlakukan sesuai dengan jenis tamu, fasilitas, dan hari-hari tertentu. Menurut Budi (2013: 28-31) terdapat beberapa jenis harga khusus, yaitu : (1) Walk-in guess rate atau publish rate adalah harga bagi tamu yang datang langsung ke hotel ataupun vila tanpa melakukan pemesanan sebelumnya. (2) Group rate adalah pemesanan jasa akomodasi bagi grup atau kelompok tertentu yang melakukan pemesanan untuk hari tertentu dengan jumlah pemesanan minimal. (3) Travel agent rate adalah harga yang diberikan untuk biro perjalanan. Biro perjalanan berhak mendapat harga lebih rendah, karena mereka adalah salah satu urat nadi suatu usaha akomodasi baik hotel maupun vila yang berperan dalam menyuplai tamu secara terus menerus. (4) Corporate rate adalah harga khusus yang diberikan kepada wisatawan dari perusahaan tertentu. (5) Embassy rate adalah harga khusus yang diberlakukan bagi tamu atau wisatawan yang berasal dari kedutaan suatu negara. (6) Airline crew rate adalah harga khusus bagi tamu yang merupakan awak pesawat seperti pilot, pramugara, pramugari dan awak pesawat lainnya. (7) Airline passenger rate adalah harga khusus atas akomodasi yang diberikan kepada penumpang airline tertentu. Terdapat kontrak harga khusus antara usaha akomodasi dengan perusahaan penerbangan. Umumnya, jadwal penerbangan yang menyebabkan penumpang harus menginap pada suatu jasa akomodasi. (8) Weekend rate adalah harga khusus yang berlaku pada akhir minggu, umumnya mulai dari hari jumat, sabtu dan hari minggu. (9) Membership card rate adalah harga khusus bagi tamu atau wisatawan yang telah memiliki keanggotaan suatu hotel atau vila. (10) Hoteliers rate
33
merupakan harga khusus yang diberikan kepada orang yang bekerja pada hotel atau vila tersebut. (11) Press rate adalah harga khusus yang diberikan kepada wartawan terutama karena kedekatan pihak hotel dalam melakukan promosi. (12) Government rate adalah harga khusus yang diberikan kepada tamu yang berasal dari pemerintahan. (13) Long staying guest rate adalah harga khusus yang diberikan kepada tamu yang menginap dalam jangka waktu yang panjang. (14) Certain packages rate merupakan harga khusus yang ditawarkan secara khusus seperti paket liburan, paket hari raya lebaran, paket natal, paket tahun baru dan lainnya. 2.3.1.3 Place Place yang dimaksud adalah tempat di mana konsumen dapat mencari informasi, memeroleh penjelasan, atau melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan kepada konsumen (Yoeti, 2006: 237). Komponen place menunjuk kepada cara bagaimana produk dan pelayanan disampaikan kepada wisatawan. Komponen ini biasanya disebut sebagai distribusi dan di dalamnya termasuk keputusan yang berhubungan dengan lokasi, fasilitas dan perantara. Place lebih fokus pada penempatan produk dan bekerja dengan kelompokkelompok perantara yang ada pada saluran distribusi (Budi, 2013: 33). Morrison dalam (Budi, 2013: 33) menyebutkan dua konsep distribusi, yaitu distribusi langsung dan distribusi tidak langsung. Distribusi langsung terjadi ketika organisasi atau perusahaan mengambil keseluruhan tanggung jawab untuk promosi, melayani dan menyediakan pelayanan kepada wisatawan. Distribusi tidak langsung terjadi ketika sebagian tanggung jawab dan promosi, pemesanan
34
penyediaan pelayanan diberikan kepada satu atau lebih organisasi atau perusahaan lain. 2.3.1.4 Promotion Promosi merupakan suatu cara menginformasikan atau memberitahukan kepada calon pembeli tentang produk yang ditawarkan dengan memberitahukan tempat-tempat di mana orang dapat melihat atau melakukan pembelian pada saat dan tempat yang tepat (Yoeti, 2006: 237). Promosi mempunya peranan yang penting dalam melakukan penjualan. Langkah ini akan efektif jika sasaran dan komunikasi pada calon pelanggan dinilai tepat. Menurut Budi (2012: 31) terdapat dua macam cara melakukan promosi dalam usaha akomodasi dalam hal ini vila, yaitu : in-house promotion dan outside promotion. Promosi dilakukan dalam menghadapi persaingan saat ini yang semakin tajam sebagai akibat tidak sebandingnya jumlah tamu atau wisatawan dengan jumlah akomodasi yang tersedia. Promosi bertujuan untuk memenangkan persaingan yang dilakukan oleh bagian pemasaran pada suatu usaha vila maupun usaha akomodasi lainnya. Keberhasilan suatu promosi ditentukan oleh bagaimana melakukan antisipasi terhadap kebutuhan dan keinginan wisatawan yang diharapkan dilakukan secara tepat. Morrison, 2002: 374 (dalam Budi, 2013: 32) menyebutkan 5 bauran promosi yang dikenal dengan promotion mix, yaitu : advertising, personal selling, sales promotion, merchandising, dan public relations and publicity.
35
a. Advertising merupakan komunikasi nonpersonal dan berbayar melalui media massa (Pitana dan Diarta, 2009: 178). Contoh advertising seperti iklan pada surat kabar, majalah, radio, televisi termasuk promosi iklan di website. b. Personal selling adalah suatu pembicaraan langsung yang dilakukan baik melalui telepon atau bertatap muka antara penjual dan calon wisatawan (Budi, 2013: 32). c. Sales promotion merupakan bujukan singkat yang ditujukan kepada calon wisatawan yang dapat berupa kupon potongan harga, kontes, undian, premi atau hadiah (Budi, 2013: 32). d. Merchandising adalah material-material yang digunakan pihak usaha pariwisata untuk merangsang penjualan seperti poster, topi, t-shirt, dan bendabenda promosi lainnya (Budi, 2013: 32). e. Public relations and publicity di mana public relations adalah semua aktivitas yang digunakan oleh usaha pariwisata untuk menjaga atau meningkatkan hubungan dengan organisasi-organisasi atau individu-individu lain, sedangkan publicity adalah salah satu teknik dari public relations yang merupakan nonpaid communication dan informasi tentang pelayanan dari sebuah organisasi (Budi, 2013: 32). Bentuk public relations yang banyak dipakai dalam promosi pariwisata adalah press release, press demonstrations, press conference, partisipation on fair, exhibition, inaugration flight or anniversary dan travel documentary film for cinemaor TV (Yoeti, 1996: 197). Seperti disampaikan oleh Hasan (2013), terdapat 6 instrumen bauran promosi yaitu : (1) personal selling merupakan instrumen bauran promosi berbentuk
36
presentasi secara lisan dengan satu atau lebih calon pembeli dengan tujuan terjadi penjualan; (2) sales promotion merupakan kegiatan periklanan non media, contoh kegiatan sales promotion misalnya dengan memberikan sampel gratis, kupon, diskon, atau undian; (3) public relation adalah usaha untuk menstimulasi permintaan terhadap produk atau jasa dengan cara menyampaikan berita yang bersifat komersial dan usaha untuk merancang program-program untuk promosi citra perusahaan atau produk; (4) direct marketing adalah sistem pemasaran interaktif yang menggunakan satu atau lebih media iklan dengan tujuan untuk memeroleh tanggapan dan transaksi yang dapat dikur pada suatu lokasi.; (5) online marketing atau dikenal dengan e-marketing merukapan instrumen bauran promosi yang menggunakan TIK. Online marketing bertujuan untuk mencapai tujuan pemasaran.; (6) advertising atau iklan merupakan upaya perusahaan untuk menyampaikan pesan promosi non-personal untuk memengaruhi konsumen agar membeli produk yang ditawarkan. Pada penelitian ini, lebih fokus pada promosi melalui salah satu media promosi dan penjualan yaitu melalui online marketing khususnya pada penggunaan online travel agents. Website OTA merupakan website yang dikelola oleh OTA yang bertujuan untuk melakukan promosi dan penjualan berbagai akomodasi mulai dari hotel, hostel, bed and breakfast, guest house, dan vila. Online travel agents berperan membantu hotel, hostel, vila dan jasa akomodasi lainnya untuk lebih dikenal ke seluruh dunia, yang bertujuan untuk mempercepat proses pembelian oleh pelanggan potensial. Promosi pariwisata melalui media online travel agents merupakan fungsi pemasaran yang fokus
37
dalam mengkomunikasikan produk layanan jasa wisata, seperti produk layanan akomodasi, transportasi, dan produk wisata lainnya. 2.3.1.5 People People atau manusia, industri pariwisata lebih memusatkan pada mutu sumber daya manusia yang terlibat dengan produk, keterampilan, pengetahuan, motivasi serta kepedulian mereka pada pelanggan atau wisatawan. Sifat-sifat karyawan termasuk keramahan, bagaimana menampilkan diri, kediaan membantu, kemampuan pendekatan, sopan santun, pengetahuan dan kompetensi (Vellas dan Lionel, 2008: 143). People atau manusia juga berkaitan dengan ketepatan kecapakan sumber daya manusia untuk keperluan khusus, serta menerapkan kebijakan mengenai tingkah laku yang tidak pantas (Smith dan Font, 2014) Yang dimaksud people disini adalah karyawan penyedia jasa layanan maupun penjualan, atau orang-orang yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam proses layanan itu sendiri (Sukotjo dan Radix, 2010). Jadi yang dimaksud people atau manusia adalah pengetahuan, kecakapan, perilaku, keramahan maupun keterampilan sumber daya manusia yang bekerja pada usaha jasa layanan pariwisata. Hal ini disebabkan karena industri pariwisata merupakan industri yang memusatkan pada kualitas sumber daya manusia yang menjadi penggeraknya. Jasa umumnya disediakan oleh manusia, di mana seleksi, pelatihan, dan motivasi tenaga kerja mampu membuat perbedaan besar terhadap kepuasan pelanggan (Kotler, 2000: 202).
38
2.3.1.6 Physical evidence Physical evidence atau lingkungan fisik, perhatian dipusatkan pada dekor, lingkungan dan suasana produk atau di mana produk akan dikonsumsi (Vellas dan Lionel, 2008: 143). Bentuk lingkungan fisik termasuk ukuran, gedung, citra perusahan, suasana, kenyamanan, fasilitas, dan kebersihan. Lingkungan fisik adalah keadaan atau kondisi yang di dalamnya juga termasuk suasana tempat beroperasinya jasa layanan (Sukotjo dan Radix, 2010). Menurut Yoeti (2006: 242) yang termasuk physical evidence atau lingkungan fisik adalah lingkungan baik itu pewarnaan, fasilitas, petunjuk arah, dan dekorasi termasuk mebeler, asesoris dekorasi. Lingkungan fisik bagi industri pariwisata merupakan bagian penting dalam memberikan kenyamanan bagi wisatawan. Pariwisata Bali ditentukan oleh keindahan alam dan budaya Bali. Fasilitas infrastruktur yang memadai, kebersihan, kenyamanan dan keamanan menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke destinasi pariwisata. Kotler (2000: 202) menyatakan bahwa industri pariwisata hendaknya menunjukkan kualitas pelayanan, menunjukkan kompetensi, dan perhatian melalui presentasi lingkungan fisik. 2.3.1.7 Process Process atau proses yang dimaksud adalah efisiensi dan kinerja proses akan dinilai (Vellas dan Lionel, 2008: 143). Sifat proses adalah kecepatan, efisiensi, waktu pelayanan, sistem pembuatan janji, dan formulir serta dokumen. Proses adalah kegiatan yang menunjukkan bagaimana pelayanan diberikan kepada konsumen selama melakukan pembelian barang (Sukotjo dan Radix,
39
2010). Menurut Yoeti (2006: 242) yang dimaksud proses pada industri pariwisata adalah kebijakan, prosedur, mekanisme, keterlibatan wisatawan, aliran aktivitas untuk menyampaikan jasa kepada wisatawan, permintaan pelanggan. Setiap usaha jasa pariwisata dapat menentukan berbagai proses dalam menyalurkan atau menyampaikan jasa yang ditujukan kepada wisatawan (Kotler, 2000: 202). Wisatawan akan merasakan bagaimana jasa diberikan oleh industri pariwisata, karena bagaimana jasa disampaikan oleh pihak industri pariwisata ke wisatawan merupakan bagian dari jasa itu sendiri. 2.3.2 Teori motivasi Robbins dkk., 1999:50 (dalam Winardi, 2011: 1-2) merumuskan motivasi sebagai : “kesediaan untuk melaksanakan upaya tinggi untuk mencapai tujuan-tujuan keorganisasian, yang dikondisikan oleh kemampuan upaya, untuk memenuhi kebutuhan individual tertentu”. Rumusan ini digunakan untuk mengetahui berbagai sebab atau alasan mengapa seseorang bersikap entusias dalam melaksanakan tugas. Motivasi sebagai pendorong pihak pengelola vila untuk mencapai tujuan perusahaan (vila) agar wisatawan bersedia membeli layanan akomodasi yang mereka sediakan. Motivasi berawal dari pikiran sehingga menimbulkan rasa untuk bertindak. Motivasi merupakan emosi yang berperan sebagai jembatan antara kesadaran dengan tingkah laku (Weiner, 2006: 66). Shiraev dan Levy (2012: 246) menyebutkan motivasi sebagai “sebuah kondisi--yang biasanya internal-- yang memicu, mengaktifkan, atau mempertahankan perilaku individu yang diarahkan ke suatu tujuan”.
40
Definisi ini menggambarkan bahwa motivasi umumnya dipicu oleh aspek internal yang mendorong seseorang dalam usaha mencapai tujuan perusahaan. Pengelola vila termotivasi untuk melakukan berbagai usaha untuk mencapai tujuan perusahaan. Tujuan perusahaan bagi industri vila adalah meningkatkan hunian wisatawan. Purwanto (2013) menyatakan bahwa motivasi merupakan segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu. Pengertian motivasi tidak dapat dipisahkan dengan kebutuhan (need). Motivasi merupakan suatu usaha yang disadari dan memengaruhi tingkah laku agar tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu. Seseorang melakukan sesuatu karena alasan adanya kebutuhan di dalam dirinya atau ada sesuatu yang hendak dicapai. Teori motivasi psikologis Mc. Guire (Neal dkk., 2004: 300-305) menyebutkan ada dua jenis motivasi berdasarkan dari faktor pembentuknya, yaitu motivasi internal dan motivasi eksternal. Motivasi internal disebabkan karena kebutuhan dalam diri seseorang. Motivasi eksternal disebabkan karena kebutuhan diluar diri seseorang. 1.
Motivasi internal didorong oleh :
a. kebutuhan konsistensi : Suatu keyakinan mendasar bagi pengelola vila bahwa online travel agents merupakan media untuk memperkenalkan perusahaan dan produknya (vila).
41
b. Kebutuhan akan pencapaian prestasi Kebutuhan pengelola vila untuk mencapai prestasi kerja (peningkatan occupancy vila) menjadi pendorong untuk melakukan promosi melalui online travel agents. c. Kebutuhan akan tanggung jawab Adanya rasa tanggung jawab pengelola vila atas posisi atau jabatan tertentu dan tuntutan pekerjaan (job description) menjadi pendorong untuk melakukan promosi dan penjualan melalui online travel agents. d. kebutuhan akan atribut penyebab : Perkembangan TIK sebagai faktor penyebab beralihnya promosi offline menuju promosi online memotivasi pengelola vila untuk menggunakan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan. e. kebutuhan akan kontrol pribadi : Online travel agents menfasilitasi pengelola vila (user) untuk melakukan kontrol terhadap jumlah vila yang dipromosikan dan menentukan harga ditawarkan sesuai dengan low, high atau peak season sehingga memotivasi pengelola vila untuk menggunakan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan. f. kebutuhan akan sesuatu yang baru : Pengelola vila merasa mempunyai kebutuhan untuk menggunakan online travel agents untuk melakukan promosi dan penjualan.
42
2. Motivasi eksternal didorong oleh a. kebutuhan akan afiliasi : Pengelola vila mempunyai kebutuhan untuk bekerjasama dengan pihak online travel agents sebagai upaya untuk meningkatkan penjualan. b. kebutuhan akan upah : Pengelola vila mempunyai kebutuhan untuk memeroleh bonus atau insentif yang lebih tinggi dari peningkatan hasil penjualan sehingga memotivasi untuk melakukan promosi dan penjualan melalui online travel agents. c. kebutuhan akan kemudahan tata cara pendaftaran pengelola vila menjadi mitra kerja online travel agents: Kebutuhan pengelola vila untuk mencapai target perusahaan sehingga memutuskan untuk melakukan pomosi dan penjualan melalui online travel agents karena pendaftaran yang mudah dan pendaftaran gratis tanpa biaya administrasi. d. kebutuhan untuk meniru : Kebutuhan perilaku mendasar manusia untuk bertindak atas dasar perilaku orang lain. Semakin banyak pelaku usaha akomodasi sebagai mitra kerja online travel agents, sehingga menjadi salah satu faktor pendorong industri vila untuk menggunakan online travel agents. 2.3.3 Teori persepsi Persepsi sebagai proses yang mengorganisasikan berbagai sensasi menjadi pola yang bermakna, dimana sensasi yang dimaksud adalah proses di mana sel penerima dibangkitkan dan mentransmisikan informasi ke pusat otak. Pengalaman akan membentuk persepsi melalui penciptaan ekspektasi perseptual. Ekspektasi
43
ini melahirkan interpretasi dan meningkatkan kecepatan serta efisiensi proses persepsi (Shiraev dan Levy, 2013: 128-130). Persepsi didefinisikan sebagai proses pengaturan dan penerjemahan informasi sensorik oleh otak, di mana yang menjadi reseptor adalah indera (Wade dan Tavris, 2008: 194). Stimuli yang diterima oleh reseptor yang kemudian diterima oleh otak inilah yang menimbulkan persepsi yang merupakan suatu proses internal dan bermanfaat sebagai penyaring dan pengorganisasian terhadap stimuli. Winardi (2011:46-47) menyatakan bahwa persepsi merupakan sebuah proses yang bersifat otomatis dan bekerja dengan cara yang hampir serupa pada setiap individu. Persepsi seseorang tentang situasi tertentu atau pesan tertentu menjadi landasan berdasarkan apa ia berprilaku. Kotler (2000: 94-95) menyebutkan bahwa individu yang termotivasi siap untuk bertindak, namun individu benar-benar bertindak dipengaruhi oleh persepsi terhadap situasi. Persepsi adalah proses di mana individu memilih, mengatur dan menafsirkan masukan informasi untuk menciptakan gambaran yang berarti mengenai dunia ini. Persepsi tidak hanya tergantung dari rangsangan fisik, tetapi juga tergantung pada rangsangan terhadap bidang sekitar dan kondisi diri individu. Kata kuncinya adalah individu. Individu dapat memiliki persepsi yang berbeda dari objek yang sama. Hal ini disebabkan karena tiga proses persepsi yaitu perhatian selektif, distorsi selektif dan ingatan selektif. 1. Perhatian selektif : orang-orang yang terkena banyak rangsangan sehari-hari seperti iklan, sebagian besar stimuli disaring keluar, yang dikenal dengan proses perhatian selektif.
44
2. Distorsi selektif : rangasangan yang diperhatikan tidak selalu menemukan hal yang dimaksud oleh pemasar. Distorsi selektif cenderung untuk memutar informasi ke makna pribadi dan menginterpretasikan informasi dengan cara yang sesuai dengan prasangka seseorang. 3. Ingatan selektif : orang lupa bahwa mereka belajar banyak hal tetapi cenderung untuk mempertahankan informasi yang mendukung sikap dan keyakinan mereka. Hal tersebut dikarenakan ingatan selektif. Kita cenderung mengingat hal-hal baik yang disebutkan tentang suatu produk. Ingatan selektif menjelaskan mengapa pemasar menggunakan drama dan pengulangan pesan kepada sasaran yang dituju. Teori persepsi berdasarkan teori hubungan (Robbins dan Judge, 2008: 177179) bahwa benda-benda mati bergantung pada hukum alam, tetapi tidak memiliki keyakinan, motif atau niat, sementara manusia memiliki semua hal tersebut. Hasilnya
adalah
ketika
mengobservasi
individu,
kita
berusaha
untuk
mengembangkan berbagai penjelasan tentang mengapa mereka berperilaku dengan cara-cara tertentu. Oleh karenanya, persepsi dan penilaian kita tentang tindakan seseorang akan dipengaruhi secara signifikan oleh asumsi-asumsi yang kita buat tentang keadaan internal orang itu. Teori
hubungan
(attribution
theory)
telah
dikemukakan
untuk
mengembangkan penjelasan tentang cara-cara kita menilai individu secara berbeda, bergantung pada arti yang kita hubungkan dengan perilaku tertentu. Pada dasarnya teori ini mengemukakan bahwa kita mengobservasi perilaku seorang individu. Kita berupaya untuk menentukan apakah perilaku tersebut disebabkan
45
secara internal atau eksternal. Perilaku yang disebabkan secara internal adalah perilaku yang diyakini dipengaruhi oleh kendali pribali seorang individu. Perilaku yang disebabkan secara eksternal dianggap sebagai akibat sebab-sebab luar, individu tersebut dianggap telah dipaksa berperilaku demikian oleh situasi. Penentuan persepsi tersebut bergantung pada tiga faktor: (1) kekhususan merujuk pada apakah seseorang individu memperlihatkan perilaku yang berbeda pada situasi yang berbeda, (2) konsensus apabila semua individu menghadapi situasi serupa merespon dalam cara yang sama, dan (3) konsistensi dalam tindakan-tindakan seseorang, apakah individu melakukan hal yang sama secara berulang. Teori hubungan ini dapat digambarkan seperti berikut. Observasi
Interpretasi
Hubungan Sebab Tinggi
Kekhususan Rendah Perilaku Individual
Konsensus
Tinggi Rendah
Konsistensi
Tinggi Rendah
Gambar 2.3 Teori Hubungan Sumber (Robbins dan Judge, 2008)
Menurut Robbins dan Judge (2008:175-176) persepsi adalah proses di mana individu
mengatur
dan
menginterpretasikan
kesan-kesan
sensoris
guna
memberikan arti bagi lingkungan. Faktor-faktor yang memengaruhi persepsi
46
terletak pada diri pembentuk persepsi, dalam diri objek atau target yang diartikan, dan dalam konteks situasi di mana persepsi itu dibuat. Karakteristik pribadi yang memengaruhi persepsi meliputi sikap, kepribadian, motif,
minat,
pengalaman
masa
lalu,
dan
harapan-harapan
seseorang.
Karakteristik target yang diobservasi bisa memengaruhi apa yang diartikan seperti sesuatu yang baru, tampilan (suara, ukuran, latar belakang), kedekatan dan kemiripan. Konteks di mana kita melihat berbagai objek atau peristiwa juga penting. Waktu sebuah objek atau peristiwa dilihat dapat memengaruhi perhatian termasuk keadaan kerja dan keadaan sosial. Faktor-faktor dalam diri si pengarti : Sikap-sikap Motif-motif Minat-minat Pengalaman Harapan-harapan Faktor-faktor dalam situasi : Waktu Keadaan kerja Keadaan sosial
Persepsi
Faktor-faktor dalam diri diri target : Sesuatu yang baru Gerakan Suara Ukuran Latar belakang Kedekatan Kemiripan Gambar 2.4 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Persepsi (sumber : Robbins dan Judge, 2008).
47
2.4
Model Penelitian
Untuk menjawab masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini, maka diperlukan suatu kerangka konsep berpikir atau model penelitian. Penelitian ini diawali dari semakin meningkatnya jumlah vila yang ada di Bali sehingga persaingan dalam bisnis akomodasi vila semakin ketat. Persaingan ini mendorong pengelola vila semakin meningkatkan usaha promosinya. Belakangan ini semakin marak pengelola vila menggunakan onlinr travel agents untuk berpromosi dan melakukan penjualan. Online travel agents
merupakan praktek dari konsep
e-marketing di industri vila. Online travel agents yang umum digunakan oleh pengelola akomodasi khususnya industri vila adalah www.agoda.com dan www.booking.com serta online travel agents lainnya. Sehingga dipandang perlu untuk mengetahui motivasi dan persepsi pengelola terhadap penggunaan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan.
Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang diangkat dalam penelitian, maka digunakanlah konsep untuk memberi batasan penelitian. Konsep penelitian yang digunakan adalah konsep pengelola vila, e-marketing, online travel agents dan konsep promosi pariwisata.
Untuk menjawab permasalahan penelitian maka digunakan teori bauran pemasaran pariwisata, teori motivasi dan teori persepsi. Sesuai dengan teori yang memengaruhi persepsi oleh Robbins dan Judge (2008) terdapat tiga faktor dominan yang memengaruhi persepsi yaitu faktor dalam diri si-pengarti
48
(pengelola vila), faktor dalam diri target (online travel agents) dan faktor dalam situasi.
Faktor-faktor ini diuraikan dalam bentuk variabel-variabel. Variabel yang diteliti berjumlah 13 variabel, lima variabel dari faktor satu (F1), lima variabel dari faktor dua (F2), dan tiga variabel dari faktor tiga (F3). Uraian variabelvariabel tersebut adalah : sikap (X1.1), motif (X1.2), minat (X1.3), pengalaman (X1.4), harapan (X1.5), sesuatu yang baru (X2.1), tampilan depan/ user interface online travel agents(X2.2), latar belakang online travel agents(X2.3), kerjasama (X2,4), kemiripan tata cara penggunaan (X2.5) waktu (X3.1), keadaan kerja (X3.2), keadaan sosial (X3.3). Tiga belas variabel ini dianalisis dengan menggunakan analisis faktor. Hasilnya akan diketahui faktor mana yang menjadi faktor dominan dalam persepsi pengelola vila terhadap penggunaan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan.
Penetuan sampel penelitian sebagai responden dilakukan dengan teknik cluster proportional sampling terhadap pengelola-pengeloa vila yang berlokasi di Kecamatan Kuta Utara. Penentuan informan dilakukan dengan teknik purposive sampling yaitu penentuan informan yang benar-benar memiliki kompetensi dalam hal promosi vila untuk diwawancara. Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi dan saran bagi pengelola vila di dalam promosi usaha akomodasi vila (Gambar 2.5).
49
Pengelola Vila
Konsep : 1. Pengelola Vila 2. E-marketing 3. Online travel agents 4. Promosi Pariwisata
Persaingan antar usaha akomodasi khususnya vila
Bagaimana keuntungan dan kerugian promosi dan penjualan melalui online travel agents bagi pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara?
Bagaimana motivasi pengelola viladi Kecamatan Kuta Utara terhadap penggunaan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan?
Teori : 1. Teori Bauran Pemasaran Pariwisata 2. Teori Motivasi 3. Teori Persepsi
Analisis Deksriptif Kualitatif dan Analisis Faktor
Hasil
Rekomendasi dan saran-saran
Gambar 2.5 Model Penelitian
Apa faktor-faktor dominan yang memengaruhi persepsi pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara terhadap penggunaan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan?
BAB III METODE PENELITIAN 3.1
Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang didukung dengan
pendekatan kualitatif. Data kuantitatif dalam bentuk formal yang didukung angka dan
kualitatif bersifat narasi terhadap data kuantitatif yang diperoleh dari
penelitian lapangan. Menurut Silalahi (2012:29) tipe utama penelitian deskriptif kualitatif mencakup penilaian sikap atau pendapat tentang individu, organisasi, peristiwa, atau prosedur demikian juga tentang jajak pendapat. Perolehan data pada penelitian ini dilakukan dengan pengumpulan data menggunakan kuesioner. Pendekatan kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata melalui wawancara terhadap informan pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara. Pengelola vila yang dimaksud adalah pihak manajemen vila mulai dari tingkat general manager, operational manager, manager pemasaran, supervisor, dan staf penjualan yang bertanggung jawab terhadap kegiatan promosi vila. Pendekatan kualitatif diarahkan pada pengelola vila yang memahami kegiatan promosi dan penjualan melalui online travel agents, baik keuntungan dan kerugiannya. Penelitian ini mengidentifikasi keuntungan dan kerugian promosi yang dilakukan oleh industri vila melalui online travel agents di Kecamatan Kuta Utara dengan pendekatan kualitatif, menjelaskan motivasi, menjelaskan persepsi, dan menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi persepsi pengelola vila di
50
51
Kecamatan Kuta Utara terhadap penggunakan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan dengan pendekatan kuantitatif. Pengukuran variabel motivasi dan persepsi menggunakan Skala Likert. Untuk hasil pengisian kuesioner motivasi pengelola vila terhadap penggunakan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan kemudian dilakukan analisis distributif. Identifikasi faktor-faktor dominan yang memengaruhi persepsi pengelola vila terhadap penggunakan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan dianalisis dengan menggunakan analisis faktor dari data hasil pengisian kuesioner. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan empat metode pengumpulan data, yaitu : pengamatan terhadap penggunaan online travel agents oleh industri vila, penyebaran kuesioner, wawancara mendalam dan studi dokumentasi. Data kuantitatif yang didapat dari penyebaran kuesioner, diukur dengan menggunakan skala Likert dengan kontinum lima poin, bobot 5,4,3,2,1. Indikator yang terukur dijadikan titik tolak berupa pernyataan yang perlu dijawab oleh responden. Bobot yang diberikan bagi pernyataan variabel-variabel motivasi adalah : sangat tinggi (ST) = 5; tinggi (T) = 4; sedang (S) = 3; rendah (R) = 2; sangat rendah (SR) = 1. Faktor-faktor dominan persepsi pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara terhadap penggunaan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan dengan menggunakan bobot : sangat setuju (SS) = 5; setuju (S) = 4; netral (N) = 3; tidak setuju (TS) = 2; sangat tidak setuju (STS) = 1. Pernyataanpernyataan tersebut disampaikan melalui kuesioner.
52
Skala Likert adalah teknik penskalaan yang banyak digunakan terutama untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi (Silalahi, 2012). Hasil wawancara yang diperoleh dari pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara diuraikan secara deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang melukiskan secara tepat sifat-sifat suatu individu, kejadian, gejala dan sebagainya yang merupakan objek penelitian. Penyebaran kuesioner, pengumpulan data hasil pengisian kuesioner dan wawancara dilaksanakan mulai bulan Desember 2014 sampai dengan bulan Januari 2015 (Lampiran 1). Peak season di Bali umumnya pada rentang pertengahan bulan Desember sampai dengan awal bulan Januari. High season di Bali umumnya pada rentang waktu antara bulan Juli sampai dengan bulan September. Pada umumnya penelitian ini dilaksanakan pada saat peak season.
3.2
Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung.
Pemilihan kawasan ini sebagai lokasi penelitian dilakukan secara sengaja yang didasarkan atas pertimbangan sebagai berikut; (1). Kecamatan Kuta Utara merupakan kecamatan yang memiliki persentase sebaran vila tertinggi di antara kecamatan-kecamatan lain di Kabupaten Badung; (2). Fenomena semakin meningkatnya pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara menggunaan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan dalam mengahadapi persaingan sebagai usaha dalam merebut pelanggan. Penggunaan online travel agents pada mulanya digunakan untuk promosi dan penjualan tiket penerbangan dan industri
53
perhotelan, namun belakangan ini menjadi kecenderungan bagi
industri vila
menggunakan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan, sehingga dipandang perlu untuk mengidentifikasi keuntungan dan kerugian, menjelaskan
motivasi,
dan
menganalisis
faktor-faktor
dominan
yang
memengaruhi persepsi pengelola vila terhadap penggunaan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan; (3). Belum pernah ada penelitian serupa oleh peneliti sebelumnya.
Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian (Sumber : www.google.com/maps/, 2014)
Kecamatan Kuta Utara terdiri atas 6 kelurahan atau desa yaitu : Kerobokan Klod, Kerobokan, Kerobokan Kaja, Tibubeneng, Canggu, dan Dalung. Dengan sebaran vila di masing-masing kelurahan adalah di Kelurahan Kerobokan Kelod sebanyak 83 vila, Kelurahan Kerobokan sebanyak 47 vila, Desa Tibubeneng sebanyak 33 vila, Desa Canggu sebanyak 26 vila, dan Desa Dalung sebanyak dua vila (Dinas Pariwisata Kabupaten Badung, 2013).
54
3.3
Jenis dan Sumber Data
3.3.1 Jenis data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif : a.
Data kuantitatif, yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk numerik atau angka. Data kuantitatif misalnya data yang didapat langsung dari lapangan melalui kuesioner mengenai usaha promosi, motivasi, faktor-faktor persepsi pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara terhadap penggunaan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan yang disebarkan kepada pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara untuk diisi, dan data perkembangan jumlah vila di Kabupaten Badung tahun (2009-2013) yang didalamnya terdapat data sebaran vila di kecamatan-kecamatan Kabupaten Badung.
b.
Data kualitatif, yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk keteranganketerangan dan uraian-uraian dari pihak pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara yang berperan sebagai informan dalam penelitian ini dan data lainnya.
3.3.2 Sumber data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sekunder, penjelasan mengenai sumber data primer dan sekunder adalah sebagai berikut : a.
Sumber data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari sumber utama yang berperan sebagai responden seperti data hasil kuesioner mengenai usaha promosi, motivasi, persepsi pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara terhadap penggunaan online travel agents, dan wawancara
55
mengenai berbagai keuntungan serta kerugian penggunaan online travel agents. b.
Sumber data sekunder yaitu data yang dikumpulkan dari tangan kedua atau dari sumber-sumber lain yang telah tersedia sebelum penelitian dilakukan (Silalahi, 2012:291). Data sekunder misalnya data yang diperoleh dari dokumen dari berbagai pihak seperti data dari Dinas Pariwisata Kabupaten Badung dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Badung.
3.4
Instrumen Pengumpulan Data Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah dengan
kuesioner yang diisi oleh pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara dan pedoman wawancara terhadap pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara. 1.
Angket Angket adalah daftar pernyataan yang diberikan kepada orang lain (responden) sesuai dengan permintaan pengguna. Tujuan penyebaran angket ialah mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah (Riduwan, 2010). Daftar pernyataan (kuesioner) yang diberikan kepada pihak pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara mengenai berbagai promosi yang dilakukan, motivasi dan persepsi mereka terhadap penggunaan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan yang dapat dilihat pada Lampiran 2. Secara umum isi dari kuesioner terdiri atas : a. Identitas responden atau data demografi responden yang terdiri atas : nama vila, alamat vila, nama responden, status perkawinan, jenis kelamin,
56
jabatan, kelompok umur responden, tahun berdiri vila, jumlah kamar, jumlah karyawan, target pasar. b. Media promosi yang digunakan pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara yang terdiri atas : personal selling yaitu melalui presentasi lisan dan perjanjian via telepon; sales promotion dengan memberikan voucher discount dan special rate, public relations melalui sponsorship dan press release; direct marketing melalui pengiriman brosur melalui email, faximile, termasuk online marketing yaitu promosi yang dilakukan melalui website mandiri dan online travel agents; dan yang terakhir adalah advertising atau iklan baik melalui media televisi, radio, surat kabat atau majalah. c. Motivasi pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara dalam menggunakan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan, di mana kuesioner dibuat dalam pernyataan-pernyatan sesuai dengan variabel atau indikator yang telah dijelaskan pada Tabel 3.2 dengan menggunakan skala Likert d. Faktor-faktor yang memengaruhi persepsi pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara dalam menggunakan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan, di mana kuesioner dibuat dalam pernyataanpernyatan sesuai dengan indikator-indikator yang telah dijelaskan pada Tabel 3.3 dengan menggunakan skala Likert dan dianalisis dengan analisis faktor.
57
2.
Pedoman wawancara (interview guide) Secara garis besar wawancara dibedakan atas wawancara terstruktur atau wawancara tidak terstruktur dan dalam pelaksanaannya dapat dilakukan dalam wawancara tatap muka atau melalui telepon (Silalahi, 2012: 313). Wawancara tidak terstruktur diterapkan pada penelitian ini, karena hanya menggunakan satu daftar tentang topik atau isu yang dibahas dalam penelitian yang kemudian dikenal dengan satu interview guide (Silalahi, 2012: 313). Pedoman wawancara pada penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 3.
3.5
Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut : a.
Metode Observasi, adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan pengamatan melalui internet dan melakukan pengamatan singkat terhadap pihak pengelola vila mengenai aktivitas dan perilaku mereka dalam menggunakan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan.
b.
Metode angket, yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada responden pengelola vila mengenai data identitas responden, promosi yang dilakukan, motivasi dan faktor-faktor persepsi pengelola vila terhadap penggunaan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan.
58
c.
Metode wawancara, yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan melakukan wawancara langsung dengan informan pengelola vila baik operational manager, manager pemasaran atau sales and marketing manager, supervisor, dan sales executive atau staf yang bertanggung jawab terhadap promosi vila, untuk mendapatkan data, keterangan, dan pandangan mereka mengenai keuntungan dan kerugian penggunaan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan.
d.
Studi kepustakaan, yaitu membaca pustaka-pustaka, atau dokumen-dokumen yang berkaitan dengan motivasi dan persepsi dari sisi perspektif pengelola yang tersedia di perpustakaan dan internet.
3.6
Penentuan Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel Populasi yang digunakan pada penelitian ini pengelola vila yang berada di
lokasi penelitian yaitu di Kecamatan Kuta Utara. Sugiyono, 2002 (dalam Riduwan, 2010: 54) menyatakan bahwa “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah pengelola vila yang berlokasi di Kecamatan Kuta Utara. Pengelola vila yang dimaksud adalah general manager, operational manager, manager pemasaran atau sales and marketing manager, supervisor, dan staf penjualan yang bertanggung jawab terhadap kegiatan promosi vila.
59
Populasi vila yang memiliki ijin usaha di Kecamatan Kuta Utara sesuai data pada tahun 2013 sebanyak 191 vila dengan rincian di Kelurahan Kerobokan Kelod sebanyak 83 vila, di Kelurahan Kerobokan sebanyak 47 vila, di Desa Tibubeneng sebanyak 33 vila, di Desa Canggu sebanyak 26 vila, dan di Desa Dalung sebanyak dua vila (Tabel 3.1). Tabel 3.1 Jumlah dan Sebaran Vila di Kecamatan Kuta Utara No Desa/ Keluarahan 1 Kerobokan Kelod 2 Kerobokan 3 Kerobokan Kaja 4 Tibubeneng 5 Canggu 6 Dalung JUMLAH
Jumlah Vila 83 47 33 26 2 191
Persentase 44 25 17 13 1 100
Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten Badung, 2013 Penentuan jumlah sampel dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin (Riduwan, 2010), yaitu :
𝑛=
𝑁 (1+𝑁(𝑒)2 )
n = ukuran sampel N = populasi (jumlah vila di Kecamatan Kuta Utara) e = tingkat presisi yang ditetapkan Dalam penelitian ini digunakan tingkat presisi ketidaktelitian 10 persen sehingga ukuran sampel dalam penelitian ini dapat dihitung sbb. :
𝑛=
191 (1+191(0,1)2 )
𝑛= 65,636 Dibulatkan menjadi 66
60
Untuk keperluan analisis data dengan menggunakan analisis faktor disarankan menggunakan jumlah sampel paling tidak lima kali jumlah parameter yang diestimasi. Dalam penelitian ini analisis faktor dilakukan terhadap 13 variabel persepsi, sehingga diperlukan sampel paling tidak 65 orang responden. Atas pertimbangan waktu, biaya dan kebutuhan data yang sesuai dengan alat analisis faktor, maka jumlah sampel dalam penelitian ini ditetapkan 66 orang. Ukuran sampel sebanyak 66 orang pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara berdasarkan persentase kemudian dihitung jumlah sampel untuk masing-masing keluarahan atau desa sebagai berikut : (1) di kelurahan atau desa kerobokan kelod sebanyak 44 persen dari 66 orang pengelola yaitu 29 pengelola vila; (2) di kelurahan atau desa kerobokan 25 persen dari 66 orang yaitu 17 pengelola vila; (3) di kelurahan atau desa tibubeneng 17 persen dari 66 orang menjadi 11 pengelola vila; (4) di kelurahan atau desa canggu sebanyak 13 persen dari 66 orang yaitu delapan pengelola vila; dan (5) di kelurahan atau desa dalung 1 persen dari 66 orang menjadi satu pengelola vila, yang kemudian disebut sebagai responden. Responden adalah subjek yang dapat memberikan keterangan tentang pribadi, pendirian dan pandangannya. Responden-responden tersebut diberikan kuesioner untuk mendapatkan usaha-usaha promosi yang dilakukan,motivasi dan persepsi mereka terhadap penggunaan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan. Untuk penentuan responden digunakan teknik cluster proportional sampling.
61
Winardi (2011: 92) menyebutkan bahwa informan adalah “aktor kunci dalam penelitian lapangan yang dihubungi peneliti dan yang menjelaskan atau menginformasikan tentang lapangan”. Informan dalam penelitian ini adalah orang-orang yang berkompeten dalam hal promosi vila (pihak manajemen vila mulai dari general manager, operational manager, manager pemasaran atau sales and marketing manager, serta supervisor, dan staf penjualan yang bertanggung jawab terhadap kegiatan promosi vila) untuk memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diberikan pada saat wawancara berlangsung. Wawancara ini bertujuan untuk memeroleh informasi mengenai kekurangan dan kelebihan promosi dan penjualan melalui online travel agents bagi pengelola vila. Penetuan informan menggunakan teknik pengambilan sampel purposive sampling.
3.7
Variabel Penelitian
3.7.1 Identifikasi variabel Variabel motivasi dan persepsi pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara terhadap penggunaan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan diuraikan ke dalam variabel-variabel yang disesuaikan dengan landasan teori pada bab II. Uraian variabel-variabel mengenai motivasi dan persepsi dijelaskan pada Tabel 3.2 dan Tabel 3.3.
62
Tabel 3.2 Faktor dan Variabel Motivasi Pengelola Vila terhadap Penggunaan Online Travel Agents sebagai Media Promosi dan Penjualan No
Faktor
Variabel/ Indikator
Notasi
1
Motivasi Internal
a. kebutuhan akan konsistensi Suatu motivasi mendasar bagi pengelola vila menggunakan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan untuk memperkenalkan perusahaan dan produknya (vila) b. Kebutuhan akan pencapaian prestasi Kebutuhan pengelola vila untuk mencapai prestasi kerja (peningkatan occupancy) menjadi pendorong untuk melakukan promosi dan penjualan melalui online travel agents. c. Kebutuhan akan tanggung jawab Adanya rasa tanggung jawab pengelola vila atas posisi atau jabatan dan tuntutan pekerjaan (job description) menjadi pendorong untuk melakukan promosi dan penjualan melalui online travel agents. d. kebutuhan akan atribut penyebab Perkembangan TIK sebagai faktor penyebab beralihnya promosi offline menuju promosi online memotivasi pengelola vila untuk menggunakan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan. e. kebutuhan akan kontrol pribadi Online travel agents menfasilitasi pengelola vila (user) untuk melakukan kontrol terhadap harga yang ditawarkan sesuai dengan low/ high season sehingga memotivasi pengelola vila untuk menggunakan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan. f. kebutuhan akan sesuatu yang baru Promosi dan penjualan melalui online travel agents merupakan suatu hal baru sehingga memotivasi pengelola vila untuk menggunakannya. a. kebutuhan akan afiliasi Pengelola vila mempunyai kebutuhan untuk bekerjasama dengan pihak online travel agents sebagai upaya untuk meningkatkan penjualan. b. kebutuhan akan upah Pengelola vila mempunyai kebutuhan untuk memeroleh bonus atau insentif yang lebih tinggi dari peningkatan hasil penjualan sehingga melakukan promosi dan penjualan melalui online travel agents. c. kebutuhan akan kemudahan pendaftaran pengelola vila menjadi mitra kerja online travel agents Proses pendaftaran dan tanpa biaya administrasi bagi pengelola vila untuk menjadi mitra kerja OTA. d. kebutuhan untuk meniru Semakin banyak pelaku usaha akomodasi sebagai mitra kerja online travel agents, sehingga menjadi salah satu faktor pendorong industri vila ikut berpromosi melalui online travel agents.
Y1.1
2
Motivasi Eksternal
Sumber : Hasil pengolahan data, 2014
Y1.2
Pengu Sumber kuran Ordinal Teori (Skala motivasi Likert) psikologis Mc. Guire (Neal dkk., Ordinal 2004: 300(Skala 305) Likert)
Y1.3
Ordinal (Skala Likert)
Y1.4
Ordinal (Skala Likert)
Y1.5
Ordinal (Skala Likert)
Y1.6
Ordinal (Skala Likert)
Y2.1
Ordinal Teori (Skala motivasi Likert) psikologis Mc. Guire Ordinal (Neal dkk., (Skala 2004: 300Likert) 305)
Y2.2
Y2.3
Ordinal (Skala Likert)
Y2.4
Ordinal (Skala Likert)
63
Tabel 3.3 Faktor dan Variabel Persepsi Pengelola Vila terhadap Penggunaan Online Travel Agents sebagai Media Promosi dan Penjualan. No
Faktor
1
Faktor-faktor dalam diri si pengarti (pengelola vila)
2
3
Variabel/ Indikator
a. Sikap-sikap Pengelola vila berpendapat bahwa online travel agents merupakan media promosi dan penjualan bagi industri akomodasi khususnya vila. b. Motif-motif Pengelola vila menggunakan online travel agents untuk melakukan usaha promosi dan penjualan dipandang sebagai suatu kebutuhan. c. Minat-minat Pihak pengelola vila berminat untuk melakukan usaha promosi dan penjualan melalui OTA. d. Pengalaman Dari pengalaman, promosi melalui online travel agents berdampak pada peningkatan hunian vila. e. Harapan-harapan Adanya harapan untuk meningkatkan pendapatan perusahaan (naiknya tingkat hunian vila) dengan promosi melalui online travel agents. Faktor-faktor a. Sesuatu yang baru dalam diri Online travel agents merupakan terobosan baru target (online dalam usaha promosi dan penjualan online. travel agents) b. Persepsi tampilan depan/ user interface Persepsi pengelola vila terhadap tampilan online travel agents menarik untuk dikunjungi. c. Latar belakang online travel agents Pengelola vila sepakat jika dengan nama besar online travel agents mampu mendongkrak citra perusahaan untuk lebih dikenal. d. Kerjasama Pengelola vila melakukan kerjasama yang saling menguntungkan dengan pihak online travel agents. e. Kemiripan tata cara penggunaan Penggunaan online travel agents yang satu dengan yang lain pada intinya sama. Faktor-faktor a. Waktu situasi Persepsi pengelola vila memandang sedang trendnya penggunaan online travel agents sebagai jalur pemesanan jasa akomodasi (vila) b. Keadaan Kerja Persepsi pengelola vila mengenai akses internet yang semakin memadai sehingga menyebabkan penggunaan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan. c. Keadaan Sosial Persepsi pengelola vila mengenai akses internet yang mudah menyebabkan pelanggan potensial melakukan pemesanan online melalui OTA.
Sumber : Hasil pengolahan data, 2014
Notasi
X1.1
X1.2
X1.3 X1.4 X1.5
X2.1 X2.2 X2.3
X2.4 X2.5
X3.1
X3.2
X3.3
Penguk uran Ordinal (Skala Likert) Ordinal (Skala Likert) Ordinal (Skala Likert) Ordinal (Skala Likert) Ordinal (Skala Likert) Ordinal (Skala Likert) Ordinal (Skala Likert) Ordinal (Skala Likert) Ordinal (Skala Likert) Ordinal (Skala Likert) Ordinal (Skala Likert) Ordinal (Skala Likert)
Ordinal (Skala Likert)
Sumber Teori Persepsi Robbins dan Judge (Robbins dan Judge, 2008: 175-176)
Teori Persepsi Robbins dan Judge (Robbins dan Judge, 2008: 175-176)
Teori Persepsi Robbins dan Judge (Robbins dan Judge, 2008: 175-176)
64
3.7.2 Definisi operasional variabel Dalam suatu penelitian, konstruk atau variabel atau indikator harus memiliki pengertian yang jelas, sehingga tidak memunculkan pengertian ganda. Oleh karena itu masing-masing konstruk atau variabel atau indikator untuk motivasi pengelola vila terhadap penggunaan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan yang teridentifikasi diberi definisi sebagai berikut : 1. Kebutuhan akan konsistensi yang dimaksud adalah kebutuhan pengelola vila dalam melakukan promosi dan penjualan melalui online travel agents (Y1.1). 2. Kebutuhan akan pencapaian prestasi adalah motivasi pengelola vila dalam meningkatkan
occupancy
vila
dengan
menggunakan
online
travel
agents(Y1.2). 3. Kebutuhan akan tanggung jawab adalah motivasi pengelola vila dengan melakukan promosi dan penjualan melalui online travel agents sebagai wujud tanggung jawab atas jabatan atau uraian pekerjaan (Y1.3). 4. Kebutuhan akan atribut penyebab yang dimaksud adalah perkembangan teknologi (internet) memberikan motivasi bagi pengelola vila dalam menggunakan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan (Y1.4). 5. Kebutuhan akan kontrol pribadi adalah motivasi yang dipicu oleh online travel agents yang memberikan hak bagi pengguna (pengelola vila) untuk menentukan harga sewa sesuai kebijakan vila (Y1.5). 6. Kebutuhan akan sesuatu yang baru adalah online travel agents yang dipandang sebagai instrumen bauran promosi baru sebagai salah satu motivasi
65
pengelola vila dalam menggunakan sebagai media promosi dan penjualan (Y1.6). 7. Kebutuhan akan afiliasi yang dimaksud adalah kebutuhan untuk bekerja sama dengan pihak lain dalam melakukan promosi dan penjualan salah satunya melalui online travel agents (Y2.1). 8. Kebutuhan akan upah adalah kebutuhan bagi pengelola untuk memeroleh tambahan bonus (service) dari peningkatan occupancy vila sebagai salah satu hal yang memotivasi pengelola vila untuk melakukan promosi dan penjualan melalui online travel agents (Y2.2). 9. Kebutuhan akan kemudahan tata cara pendaftaran sebagai pengguna (user) online travel agents di mana OTA memberikan gratis pendaftaran bagi pengelola vila yang ingin melakukan promosi dan penjualan di OTA tersebut (Y2.3). 10. Kebutuhan untuk meniru di mana online travel agents semakin banyak digunakan oleh industri vila sebagai media promosi dan penjualan (Y2.4). Lebih lanjut masing-masing konstruk atau variabel atau indikator persepsi pengelola vila terhadap penggunaan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan yang teridentifikasi diberi definisi sebagai berikut : 1. Variabel sikap adalah sikap pengelola vila terhadap online travel agents sebagai media promosi dan penjualan (X1.1). 2. Variabel motif yang dimaksud adalah penggunaan online travel agents oleh pengelola vila merupakan kebutuhan perusahaan atau vila (X1.2).
66
3. Variabel minat adalah minat pengelola vila (motivasi) untuk melakukan promosi melalui online travel agents (X1.3). 4. Variabel Pengalaman yang dimaksud adalah pengalaman pengelola vila menggunakan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan mampu meningkatkan occupancy vila (X1.4). 5. Variabel harapan adalah harapan pengelola vila menggunakan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan untuk meningkatkan pendapatan perusahaan (X1.5). 6. Persepsi sebagai suatu hal baru adalah online travel agents merupakan terobosan baru dalam usaha promosi online yang murah, mudah, cepat dan jangkauan luas (X2.1). 7. Persepsi tampilan luar adalah isi online travel agents menarik untuk dikunjungi pelanggan potensial (X2.2). 8. Latar belakang online travel agents adalah persepsi penglola vila bahwa perusahaan online travel agents sudah terkenal yang mampu membuat perusahaan (vila) untuk lebih dikenal pelanggan potensial (X 2.3). 9. Kerjasama adalah pengelola vila melakukan kerjasama yang saling menguntungkan dengan pihak online travel agents (X2.4). 10. Kemiripan tata cara penggunaan adalah tata cara penggunaan online travel agents yang mirip atau sama satu dengan yang lain (X2.5). 11. Waktu adalah persepsi pengelola vila memandang sedang trend-nya penggunaan online travel agents sebagai jalur pemesanan jasa akomodasi khususnya vila (X3.1).
67
12. Keadaan kerja yang dimaksud adalah persepsi pengelola vila mengenai akses internet yang semakin memadai sehingga menyebabkan penggunaan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan (X3.2). 13. Keadaan sosial yang dimaksud adalah persepsi pengelola vila mengenai akses internet
yang
mudah
menyebabkan
pelanggan
potensial
melakukan
pemesanan online melalui online travel agents (X3.3).
3.8
Uji Validitas dan Reliabilitas Data mempunyai peranan penting dalam suatu penelitian. Hal ini disebabkan
karena data merupakan gambaran variabel yang diteliti. Data harus valid dan reliable, sehingga data yang terkumpul harus melalui uji validitas dan reliabilitas. Validitas berarti derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan data yang dilaporkan oleh peneliti. Validitas juga berhubungan dengan ketepatan instrumen (kuesioner) yang digunakan oleh peneliti. Reliabilitas berarti derajat konsistensi dan stabilitas instrumen (kuesioner) yang digunakan. Uji validitas merupakan uji instrumen data untuk mengetahui seberapa cermat suatu item dalam mengukur apa yang ingin diukur (Priyatno, 2014: 51). Validitas instrumen diuji kepada responden dengan 10 butir pernyataan untuk motivasi dan 13 butir pernyataan untuk persepsi pengelola vila terhadap penggunaan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan. Uji validitas dilakukan terhadap 30 hasil pengisian kuesioner oleh responden.
68
Teknik uji validitas item menggunakan teknik Corrected Item Total Correlation, yaitu dengan cara mengkorelasikan skor item dengan skor totalnya dan melakukan koreksi terhadap nilai koefisien korelasi yang overestimasi (Priyatno, 2014: 55). Teknik Corrected Item Total Correlation menggunakan sofware SPSS 21. Sebuah item dikategorikan valid apabila nilai r hitung (nilai pada Corrected Item Total Correlation) lebih dari atau sama dengan (≥) 0,3. Jadi item dengan nilai r < 0,3 disebut tidak valid dan harus dibuang atau diperbaiki. Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui keajegan dan konsistensi alat ukur yang biasanya menggunakan kuesioner (Priyatno, 2014: 64). Metode yang umum digunakan dalam penelitian dengan skala rentangan (seperti skala Likert 1-5) adalah Cronbach Alpha. Uji reliabilitas merupakan kelanjutan dari uji validitas, dimana variabel yang masuk pengujian adalah variabel yang valid saja. Untuk menentukan apakah instrumen reliabel atau tidak menggunakan batasan 0,6. Menurut Sekaran, 1992 (dalam Priyatno, 2014: 64) reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan di atas 0,8 adalah baik. Berikut hasil uji validitas dan reliabilitas terhadap variabel-variabel motivasi dan persepsi : 3.8.1 Uji validitas dan reliabilitas motivasi Uji validitas dengan menggunakan teknik Corrected Item Total Correlation terhadap 10 variabel motivasi dari 30 responden adalah sebagai berikut :
69
Tabel 3.4 Case Processing Summary Variabel Motivasi terhadap 30 Responden N % Valid 30 100.0 a Cases Excluded 0 .0 Total 30 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2014
Jika dilihat dari Tabel 3.5 dapat dilihat bahwa uji validitas telah dilakukan terhadap 30 responden (n=30). Tabel 3.5 Statistik Reliabilitas 10 Variabel Motivasi dengan teknik Cronbach Alpha Cronbach's Alpha N of Items .881
10
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2014
Menurut Sekaran, 1992 (dalam Priyatno, 2014: 64) reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan di atas 0,8 adalah baik. Uji reliabilitas Cronbach Alpha menunjukkan nilai 0,881 yang berarti bahwa variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah baik (Tabel 3.5). Tabel 3.6 Statistik Corrected Item Total Correlation terhadap 10 Variabel Motivasi Y1.1 Y1.2 Y1.3 Y1.4 Y1.5 Y1.6 Y2.1 Y2.2 Y2.3 Y2.4
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha Item Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted 39.60 18.248 .628 .868 39.73 17.237 .728 .860 39.93 18.754 .569 .872 39.90 17.128 .693 .862 40.17 18.006 .527 .876 39.87 17.637 .650 .866 39.77 18.254 .587 .871 39.90 17.679 .591 .871 40.00 18.345 .451 .882 39.83 17.661 .709 .862
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2014
70
Nilai derajat ketepatan Corrected Item Total Correlation (kolom 4 pada Tabel 3.6) dari 10 variabel motivasi dari item Y1.1 sampai dengan Y2.4 menunjukkan nilai di atas 0,3 yang berarti bahwa masing-masing masing-masing pernyataan motivasi pada instrumen penelitian adalah valid. 3.8.2 Uji validitas dan reliabilitas persepsi Uji validitas dengan menggunakan teknik Corrected Item Total Correlation terhadap 13 variabel persepsi dari 30 responden adalah sebagai berikut : Tabel 3.7 Case Processing Summary Variabel Persepsi terhadap 30 Responden N % Valid 30 100.0 a Cases Excluded 0 .0 Total 30 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2014
Jika dilihat dari Tabel 3.7 dapat dilihat bahwa uji validitas telah dilakukan terhadap 30 responden (n=30). Tabel 3.8 Statistik Reliabilitas 13 Variabel Persepsi dengan teknik Cronbach Alpha Cronbach's Alpha N of Items .920
13
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2014 Menurut Sekaran, 1992 (dalam Priyatno, 2014: 64) reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan di atas 0,8 adalah baik. Uji reliabilitas Cronbach Alpha terhadap 13 variabel atau faktor persepsi menunjukkan nilai 0,920 (Tabel 3.8). Hal ini menunjukkan bahwa variabelvariabel persepsi yang digunakan pada penelitian ini termasuk kategori baik.
71
Tabel 3.9 Statistik Corrected Item Total Correlation terhadap 13 Variabel Persepsi
X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X3.1 X3.2 X3.3
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha Item Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted 52.73 25.030 .732 .911 53.07 24.547 .579 .919 53.00 25.586 .625 .915 52.73 25.030 .732 .911 52.83 24.833 .747 .911 52.97 24.240 .782 .909 53.00 25.448 .578 .917 52.90 25.128 .691 .913 53.17 26.489 .462 .921 53.33 26.437 .543 .918 52.93 25.375 .649 .914 52.83 24.557 .800 .909 52.90 25.266 .665 .914
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2014 Nilai derajat ketepatan Corrected Item Total Correlation (kolom 4 pada Tabel 3.9) dari 13 variabel motivasi, dari item X1.1 sampai dengan X3.3 menunjukkan nilai di atas 0,3 yang berarti bahwa masing-masing pernyataan persepsi pada instrumen penelitian adalah valid.
3.9
Teknik Analisis Data
3.9.1 Desriptif kualitatif Narasi deskriptif kualitatif akan dibuat berdasarkan hasil wawancara mendalam mengenai keuntungan dan kerugian promosi dan penjualan melalui online travel agents yang dilakukan oleh pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara. Motivasi pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara terhadap penggunaan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan menggunakan teknik analisis desriptif kualitatif. Analisis deskriptif kualitatif dilakukan dengan melakukan
72
konversi data hasil pengisian kuesioner dengan skala Likert dan dipertegas melalui wawancara mendalam. Silalahi (2008: 229-230) menyebutkan bahwa skala Likert digunakan untuk penskalaan persepsi seseorang. Skala Likert melakukan pembobotan terhadap respons seseorang, dengan respons positif seperti : sangat setuju = 5, setuju = 4, netral = 3, tidak setuju = 2, sangat tidak setuju 1. Dengan menggunakan skala Likert maka dari variabel-variabel penelitian dijabarkan kedalam variabel atau indikator yang kemudian dijadikan titik tolak untuk membuat pernyataanpernyataan dalam kuesioner untuk dijawab oleh responden. Dalam membantu mengintepretasikan hasil penelitian, maka digunakan Tabel Skala Likert dengan interval kelas dengan rumus : 𝑖=
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 − 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠
𝑖=
5−1 5
𝑖 = 0,8 Dengan demikian, dapat diketahui bahwa antar tingkat motivasi dengan rentang interval 0,8 seperti dijelaskan pada Tabel 3.10. Tabel 3.10 Skala Likert Pengukuran Motivasi Skala Likert 1 2 3 4 5
Kisaran Skala Likert 1 – <1,8 1.8 - <2,6 2.6 - <3,4 3.4 - < 4,2 4,2 – 5
Sumber : Hasil Modifikasi Skala Likert, 2014
Motivasi Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
73
Bog dan Biklen (dalam Ahmadi, 2014) mengatakan bahwa analisis data kualitatif merupakan suatu proses pengaturan secara sistematis terhadap transkrip wawancara, catatan lapangan, dan material-material lain yang telah dikumpulkan untuk mempresentasikan apa yang telah ditemukan. Analisis data kualitatif meliputi mengerjakan data, mengorganisasikan data, membagi menjadi satuansatuan yang dapat dikelola, mensintesis data, mencari pola, menemukan hal-hal penting yang bisa dipelajari dan memutuskan apa yang dapat dilaporkan dari data tersebut. 3.9.2 Analisis faktor Analisis faktor-faktor yang memengaruhi persepsi pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara terhadap penggunaan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan menggunakan teknik analisis faktor melalui software SPSS 21. Proses utama analisis faktor meliputi hal-hal berikut : 1. Menentukan variabel apa saja yang dianalisis Sesuai dengan tujuan rumusan masalah, maka langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan variabel-variabel yang relevan dengan penelitian yang didasarkan pada teori, penelitian terdahulu dan pendapat sendiri. Dalam penelitian ini telah ditentukan seperti yang telah diuraikan pada Tabel 3.3 faktor dan variabel persepsi pengelola vila terhadap penggunaan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan. Pada Tabel 3.3 diuraikan 13 variabel yang memengaruhi persepsi pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara terhadap penggunaan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan.
74
2. Menguji variabel-variabel yang telah ditentukan Pengujian variabel-variabel dengan metode Bartlett test of sphericity serta pengukuran MSA (Measure of Sampling Adequacy). Tahap awal analisis faktor adalah menyaring sejumlah variabel untuk mendapatkan variabelvariabel yang memenuhi syarat untuk dianalisis (uji validitas). Pengujian ini dilakukan dengan memasukkan semua variabel, kemudian variabel-variabel tersebut dikenakan sejumlah pengujian. Logika pengujian adalah jika sebuah variabel mempunyai kecenderungan untuk mengelompok dan membentuk sebuah faktor, maka variabel tersebut akan mempunyai korelasi yang cukup tinggi dengan variabel lain. Sebaliknya variabel dengan korelasi lemah dengan variabel lain cenderung tidak akan mengelompok dalam faktor tertentu (Santoso, 2014: 59-62). Uji validitas untuk menentukan korelasi digunakan alat uji Kaiser-Meyer-Olkin (KMO)Measure of Sampling Adequacy (MSA) yang merupakan suatu indeks yang digunakan untuk meneliti ketepatan analisis faktor. Kriteria indeks KMO MSA harus lebih besar sama dengan (≥) 0,500 sampai dengan 1,000. 3. Proses inti yaitu analisis faktor konfirmatori Pada tahap awal analisis faktor dilakukan penyaringan terhadap sejumlah variabel, hingga dapat variabel-variabel yang memenuhi syarat untuk dianalisis. Terdapat dua jenis analisis faktor yaitu analisi faktor eksploratori dan analisis faktor konfirmatori. Pada penelitian ini telah ditentukan faktorfaktor pembentuk persepsi berdarakan karakteristik pribadi oleh Robbins dan
75
Judge (2008). Faktor-faktor tersebut ada tiga, antara lain faktor-faktor dari dalam diri si pengarti, faktor-faktor dalam diri targer dan faktor-faktor dalam situasi. Sehingga dari tiga faktor tersebut terbentukalah 13 variabel persepsi. Selanjutnya, dilakukan proses inti analisis faktor konfirmatori yaitu melakukan ekstraksi terhadap sekumpulan variabel yang ada. Metode yang digunakan menggunakan
Principal Component
(PC), analisis yang
digunakan adalah Correlation Matrix dan menggunakan ekstraksi dengan jumlah faktor tiga. Berdasarkan proses dengan metode PC dan Correlation Matrix akan menghasilkan output analisis
berupa tabel Communalities.
Communalities pada dasarnya adalah jumlah varians (bisa dalam bentuk persentase). Output tabel berikutnya adalah tabel Total Variance Explained, yang menampilkan eigenvalues masing-masing faktor. Tabel berikutnya adalah Component Matrix menunjukkan distribusi keseluruhan variabel terhadap tiga faktor yang ada. Hasil dari proses rotasi (Rotation Matrix) menunjukkan distribusi variabel terhadap ketiga faktor yang ada. Hasil pada tabel membuktikan variabel–variabel pembentuk masing-masing faktor
3.10
Teknik Penyajian Hasil Analisis Data
Teknik penyajian analisis data persepsi pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara terhadap penggunaan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan diuraikan dalam enam Bab. Bab I berisi pendahuluan yang menguraikan tentang beberapa alasan kenapa penelitian ini dilaksanakan, permasalahan yang diangkat dan tujuan penelitian.
76
Kajian pustaka, konsep dan landasan teori diuraikan pada Bab II. Uraian pada Bab III terdiri atas rancangan penelitian, lokasi penelitian, jenis dan sumber data, instumen pengumpulan data, metode pengumpulan data, penentuan populasi dan teknik pengambilan sampel, variabel penelitian, uji validitas dan reliabilitas, teknik analisis data dan terakhir menguraikan tentang teknik penyajian analisisdata. Gambaran umum daerah penelitian diuraikan pada bab IV, baik uraian mengenai gambaran umum Kecamatan Kuta Utara dan gambaran umum tentang vila. Hasil dan pembahasan diuraikan pada Bab V, hasil pengisian kuesioner terhadap usaha-usaha promosi dan motivasi pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara terhadap penggunaan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan akan diuraikan dan diinterpretasikan secara deskriptif kualitatif. Faktorfaktor dominan yang memengaruhi persepsi pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara terhadap penggunaan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan diperoleh dengan menggunakan analisis faktor konfirmatori terhadap hasil pengisian kuesioner dengan skala Likert. Tulisan ini akan ditutup dengan Simpulan dan Saran pada Bab VI.
BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Kecamatan Kuta Utara Kecamatan Kuta Utara merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Badung. Luas wilayah Kecamatan Kuta Utara 33,86 Km2 (Badan Pusat Statistik Kabupaten Badung, 2014). Kecamatan Kuta Utara terletak antara 08º38’44.2” LS dan 115º09’42.3” BT dengan ketinggian sekitar 65 meter di atas permukaan laut. Statistik daerah Kecamatan Kuta Utara secara administratif terdiri dari tiga desa dan tiga kelurahan yaitu Desa Tibubeneng, Desa Canggu, Desa Dalung, Kelurahan Kerobokan Kelod, Kelurahan Kerobokan dan Kelurahan Kerobokan Kaja (Badan Pusat Statistik Kabupaten Badung, 2014).
Gambar 4.1 Peta Kecamatan Kuta Utara (sumber : BPS Kabupaten Badung, 2014)
77
78
Masing-masing karakteristik dari tiap desa atau kelurahan tersebut adalah wilayah pantai dan bukan pantai. Kelurahan Kerobokan Kelod, Desa Tibubeneng, dan Desa Canggu merupakan daerah pantai, sedangkan Kelurahan Kerobokan, Kelurahan Kerobokan Kaja, dan Desa Dalung merupakan wilayah bukan pantai. Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Badung pada tahun 2014 mencatat total luas masing-masing Desa dan Kelurahan di Kecamatan Kuta Utara adalah Kelurahan Kerobokan Kelod 5,26 Km2, Kelurahan Kerobokan 5,42 Km2, Kelurahan Kerobokan Kaja 5,30 Km2, Desa Tibubebeng 6,50 Km2, Desa Canggu 5,23 Km2, dan Desa Dalung 6,15 Km2. Data penggunaan tanah untuk tiap desa dan kelurahan di Kecamatan Kuta Utara dijelaskan seperti tabel berikut : Tabel 4.1 Luas Wilayah per Desa/ Kelurahan di Kecamata Kuta Utara Keadaan Akhir Tahun 2013 Desa/ Kelurahan
Luas (Km2)
Penggunaan Tanah (Ha) Sawah
Tegal/
Pekara- Perke- Kubu- Lainnya
2
3
Huma 4
ngan 5
Kerobokan Kelod
5,26
251,49
38,00
196,65
-
0,50
39,36
Kerobokan
5,42
121,00 140,00
248,60
-
0,20
32,20
Kerobokan Kaja
5,30
118,40
68,00
323,63
-
1,50
18,47
Tibubeneng
6,50
346,17
9,00
211,17
-
0,80
82,86
Canggu
5,23
264,00
23,00
151,00
-
0,80
84,00
Dalung
6,15
329,00
75,00
187,05
-
0,40
23,55
1
Sumber : BPS Kabupaten Badung, 2014
bunan 6
ran 7
8
79
Pesatnya perkembangan pariwisata di Kabupaten Badung dan Kecamatan Kuta Utara pada khususnya berdampak pula pada penyebaran tenaga kerja per sektor. Sebagian besar penduduk di Kecamatan Kuta Utara bekerja di sektor tersier yang meliputi kegiatan perdagangan di mana sektor Industri Pariwisata termasuk di dalamnya. Meskipun tidak lagi menjadi primadona, sektor primer yang meliputi kegiatan pertanian tanaman pangan yang masih menjadi sektor handalan di desa Tibubebeng Kecamatan Kuta Utara. Penduduk di Desa Canggu memiliki mata pencaharian utama di sektor perdagangan tertinggi diantara desa-desa dan kelurahan-kelurahan di Kecamatan Kuta Utara yaitu 5.115 jiwa. Penduduk yang bermata pencaharian utama di sektor perdagangan tertinggi berikutnya adalah Kelurahan Kerobokan Kaja yaitu 3.033 jiwa. Selanjutnya diikuti oleh Desa Dalung 3.025 jiwa, Kelurahan Kerobokan Kelod 1.776 jiwa, Kelurahan Kerobokan 1.572 jiwa dan terakhir Desa Tibubeneng 860 jiwa. Berikut adalah Tabel 4.2 yang memberikan gambaran mengenai jumlah penduduk menurut sumber mata pencaharian utama keadaan akhir tahun 2013.
80
Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Menurut Sumber Mata Pencaharian Utama di Kecamatan Kuta Utara Keadaan Akhir Tahun 2013 Desa/Kelurahan 1
Pertanian PeternaBahan kan Manakan
Perika-
Perkebu-
Perdaga- Industri
nan
nan
ngan
2
3
4
5
6
7
Kerobokan Kelod
60
30
7
-
1.776
604
Kerobokan
195
37
6
-
1.572
215
Kerobokan Kaja
361
558
6
-
3.033
258
Tibubeneng
860
120
42
-
830
155
Canggu
928
162
6
-
5.115
24
Dalung
229
147
-
-
3.025
332
Sumber : BPS Kabupaten Badung, 2014
Jumlah penduduk keadaan akhir Tahun 2013 tertinggi tercatat ada di Kelurahan Kerobokan Kaja yaitu 18.770 jiwa, di Desa Dalung 18.745 jiwa, kemudian diikuti oleh Desa Tibubebeng 10.114 jiwa, Kelurahan Kerobokan Kelod 9.899 jiwa, Kelurahan Kerobokan 9.339 jiwa serta Desa Canggu merupakan desa dengan jumlah penduduk paling sedikit yaitu 5.795 jiwa (Badan Pusat Statistik Kabupaten Badung, 2014). Berikut perkembangan jumlah penduduk di Kecamatan Kuta Utara berdasarkan jenis kelamin, kepala keluarha dan kepadatan untuk setiap Km2 keadaan akhit tahun 2013 seperti digambarkan sesuai pada Tabel 4.3.
81
Tabel 4.3 Jumlah Penduduk di Kecamatan Kuta Utara Keadaan Akhir Tahun 2013 Desa/ Kelurahan
Luas (Km2)
Penduduk Laki-
Perem- Jumlah
Kepala Kepadatan Keluarga per Km2
1 Kerobokan Kelod
2 5,26
laki puan 3 4 4.921 4.978
Kerobokan
5,42
4.732
4.607
9.339
2.297
1.723
Kerobokan Kaja
5,30
9.476
9.294
18.770
4.424
3.542
Tibubeneng
6,50
4.873
5.241
10.114
2.705
1.556
Canggu
5,23
2.852
2.943
5.795
1.479
1.108
Dalung
6,15
9.643
9.102
18.745
4.695
3.048
5 9.889
6 2.445
7 1.882
Sumber : BPS Kabupaten Badung, 2014
Berdasarkan Data Ijin Usaha Vila tahun 2013 dari Dinas Pariwisata Kabupaten Badung, vila yang berlokasi di Kecamatan Kuta Utara tercatat mencapai 191 vila. Jumlah vila di Kelurahan Kerobokan Kelod 83 vila, Kelurahan Kerobokan 47 vila, Desa Tibubeneng 33 vila, Desa Canggu 26 vila, dan Desa Dalung dua vila.
4.2 Gambaran Umum Vila Harian Travel Kompas online2 (2014) menyatakan : “Pulau Bali masih tetap menjadi magnet bagi wisatawan dalam dan luar negeri. Berbagai penginapan dengan aneka tipe dan bintang terus dibangun untuk menyasar wisatawan yang hendak dituju” Seiring dengan semakin berkembangnya kepariwisataan di Bali seolah menjadi daya tarik tersendiri bagi investor untuk mengembangkan usahanya di 2
http://travel.kompas.com/read/2014/03/21/1716369/Vila.Bracha.Hadir.di.Seminyak.
82
sektor pariwisata. Hal ini dapat dilihat dari adanya berbagai usaha pariwisata mulai dari restoran, bar, hotel, bed & breakfast,vila, spa, dan lainnya yang berada di kawasan pariwisata khususnya di Kecamatan Kuta Utara dan sekitarnya. Vila pada umumnya memilih lokasi di dataran tinggi, di tengah-tengah suasana pedesaan atau di pinggir pantai. Namun dewasa ini, vila tidak hanya memilih lokasi-lokasi tersebut. Hal ini dapat dilihat dari berkembangnya vila di pusat-pusat keramaian pariwisata seperti di area Seminyak. Manager Bracha Vila menyebutkan bahwa lokasi vila ditentukan sesuai dengan sasaran pasar yang dituju. Sasaran pasar Bracha Vila adalah pasangan muda atau honey moon couple dan wisatawan kelas atas berusia muda. Wisatawan usia muda lebih memilih vila yang berlokasi di wilayah Seminyak karena wilayah Seminyak memiliki berbagai pilihan seperti café, berbagai jenis hiburan malam, bar dan dekat pantai. Terdapat dua jenis vila jika dilihat dari cara pengelolaannya, yaitu vila yang dikelola oleh manajemen secara langsung dan vila yang dikelola oleh perusahaan manajemen vila. Perusahaan manajemen vila adalah perusahaan yang mengelola pemasaran beberapa vila. Berdasarkan hasil pengumpulan data pada penelitian ini diperoleh data dari vila yang kegiatan promosi dikelola langsung oleh manajemen dan data dari vila yang menggunakan jasa manajemen vila yang bertugas melakukan promosi vila secara online. Vila yang dikelola langsung oleh manajemen memiliki kantor yang berlokasi sama dengan vila sehingga lebih mudah untuk memeroleh data kuesioner dan lebih memungkinkan untuk melaksanakan wawancara mendalam secara langsung dengan pihak manajemen.
83
Jumlah total responden pada penelitian ini adalah sebanyak 66 pengelola dari vila yang berbeda. Vila dikategorikan dalam tiga kategori yaitu vila besar dengan jumlah minimal sepuluh unit vila, vila sedang dengan jumlah antara empat sampai dengan sembilan unit vila, dan vila kecil dengan jumlah dua sampai dengan tiga unit vila. Kategori vila dibuat untuk memberi kemudahan dalam analisis pada penelitian ini. Berikut adalah gambaran umum beberapa vila yang menjadi responden pada penelitian ini yang mewakili kategori vila besar, sedang, dan kecil. Gambaran umum vila berikut adalah lima vila berada di kelurahan kerobokan kelod, tiga vila yang berlokasi di kelurahan kerobokan, dua vila berada di desa tibubeneng, satu vila di desa canggu dan satu vila di desa dalung. 4.2.1 The Bali Dream Villa Seminyak The Bali Dream Villa Seminyak merupakan vila yang berlokasi di Jl. Saraswati III No. 108X, Kelurahan Kerobokan Kelod. The Bali Dream Villa Seminyak berdiri pada tahun 2007. Jumlah karyawan yang bekerja untuk vila ini adalah 150 orang. The Bali Dream Villa Seminyak menawarkan akomodasi vila dengan satu kamar tidur, dua kamar tidur, tiga kamar tidur, dan empat kamar tidur untuk setiap unit, dengan total unit yang dikelola sejumlah 30 unit vila. Fasilitas untuk setiap vila yang disediakan adalah dapur beserta perlengkapannya, minibar, kolam renang, kamar mandi dalam dilengkapi bath tub dan shower, serta wi-fi gratis di dalam ruangan.
84
Penawaran bagi wisatawan yang menginap pada vila ini seperti paket penawaran untuk foto prewedding, happy family package, all inclusive package, long stay deal dan extra ordinary offer. The Bali Dream Villa Seminyak mempunyai fasilitas restoran, spa, dan pelayanan transportasi. Restoran The Bali Dream Villa Seminyak menyediakan makan pagi dengan menu Indonesian atau Balinese, Continental dan Western cuisine. Kegiatan yang ditawarkan pihak restoran adalah cooking class dan romantic dinner.
Gambar 4.2 The Bali Dream Villa Seminyak (sumber : www.thebalidreamvilla.com)
Manager pemasaran The Bali Dream Villa Seminyak, Ni Luh Martini menyebutkan media promosi yang digunakan adalah personal selling, sales promotion, public relation, online marketing, advertising/ iklan, dan mengikuti kegiatan pameran atau expo. Pasar utama The Bali Dream Villa Seminyak adalah
85
wisatawan berkebangsaan Australia, India, Singapura, Malaysia, termasuk wisatawan nusantara. Online marketing yang dilakukan oleh pengelola The Bali Dream Villa Seminyak salah satunya melalui OTA agoda.com seperti ditunjukkan pada gambar 4.3.
Gambar 4.3 Tampilan The Bali Dream Villa Seminyak pada Agoda.com (sumber : www.agoda.com) 4.2.2 The One Boutique Villa The One Boutique Villa merupakan salah satu vila mewah yang berlokasi di Jalan Cendrawasih No.99 Petitenget. The One Boutique Villa mengelola enam unit vila. Satu unit vila dengan dua kamar tidur, dan lima unit vila dengan satu kamar tidur dengan pasar utama adalah wisatawan bulan madu atau honeymoon.
86
Gambar 4.4 The One Boutique Villa (sumber : www.theonevilla.com) Setiap unit vila dilengkapi dengan kolam renang, shower dan bath tub, dapur lengkap dengan peralatan dapur, koneksi internet nirkabel atau wi-fi. The One Villa menawarkan beberapa paket untuk wisatawan antara lain paket intimacy in tranquility, early bird deals, weekly long stay, three nights stay, dan best available rate. Bapak Kompiang Oka merupakan operational manager The One Boutique Villa menyebutkan pasar utamanya adalah wisatawan yang berasal dari Taiwan, Australia, dan Eropa. The One Boutique Villa merupakan vila yang berdiri pada tahun 2007 dan sampai saat ini memperkerjakan 26 orang karyawan. Media promosi yang digunakan adalah personal selling, sales promotion, online marketing, dan advertising/ iklan. Berikut tampilan The One Boutique Villa pada booking.com.
87
Gambar 4.5 Tampilan The One Boutique Villa pada Booking.com (sumber : www.booking.com) 4.2.3 Villa Harmony Bali Villa Harmony Bali mempunyai 2 lokasi vila yaitu beralamat di Jalan Batu Belig, Gang Anisa No. 1 dan di Jalan Batu Belig, Gang Merpati, Kelurahan Kerobokan Kelod. Villa Harmony Bali mengelola delapan belas unit vila, dengan jumlah karyawan tiga belas orang. Villa Harmony Bali merupakan vila yang dibangun pada tahun 2009 dengan luas areal kurang lebih 225 m2 untuk setiap unit. Fasilitas di tiap unit terdapat dapur lengkap dengan perlengakapannya, kolam renang, shower outdoor, jaringan internet wi-fi. Menurut Bapak Gustu, sales manager Villa Harmony Bali, pasar utama vila yang dikelolanya adalah wisatawan dari Australia. Media promosi yang digunakan Villa Harmony Bali adalah personal selling, sales promotion, direct
88
marketing melalui online marketing melalui OTA seperti www.agoda.com, booking.com, travelmob.com, airbnb.com serta expedia.com advertising atau media iklan,. Gustu Adi menyatakan : “online travel agents merupakan media yang wajib di gunakan oleh pengelola usaha akomodasi untuk memeroleh pelanggan potensial”.
Online marketing merupakan promosi utama yang dilakukan oleh pihak pengelola Villa Harmony Bali dalam merebut pelanggan potensial atau wisatawan yang berkunjung ke Bali. Hal ini disebabkan karena dewasa ini wisatawan lebih memilih untuk melakukan reservasi online secara langsung.
Gambar 4.6 Vila Harmony Bali (sumber : www.villaharmony.com) Online marketing yang dilakukan oleh pengelola Vila Harmony Bali salah satunya melalui OTA asiarooms.com seperti ditunjukkan pada Gambar 4.7.
89
Gambar 4.7 Tampilan Vila Harmony Bali pada Asiarooms.com (sumber : www.asiarooms.com)
4.2.4 The Bli Bli Villas & Spa The Bli Bli Villas & Spa merupakan vila yang berdiri pada tahun 2006 yang berlokasi di Jl Braban No. 99 Kerobokan Kelod. The Bli Bli Villas & Spa mempunyai dua belas unit vila yang terdiri dari delapan unit vila dengan satu kamar tidur, tiga unit vila dengan dua kamar tidur, dan satu unit vila dengan enam kamar tidur. Pasar utama vila ini adalah wisatawan Australia, Eropa, dan Asia. Jumlah total karyawan saat ini adalah 22 orang. Menurut manager pemasaran The Bli Bli Villas & Spa, Bapak Made Suartana bahwa media promosi yang digunakan adalah melalui personal selling, sales promotion, public relation, direct marketing, salah satunya melalui online marketing.
90
Gambar 4.8 The Bli Bli Villas & Spa (sumber : www.theblibli.com) 4.2.5 Ziva A Boutique Villa Ziva A Boutique Villa merupakan vila yang berlokasi di Jl Beraban no 65 Kerobokan Kelod. Vila ini telah memeroleh sertificate of excellence 2013 winner dari tripadvisor. Ziva A Boutique Villa merupakan salah satu anggota dari Asosiasi Vila Bali. General Manager Ziva A Boutique Villa, Bapak PG Hendrawan menyebutkan bahwa vila ini berdiri pada tahun 2008. Ziva A Boutique Villa mengelola tujuh unit vila, enam unit vila dengan satu kamar tidur, dan satu unit vila dengan tiga kamar tidur. Pasar utama Ziva A Boutique Villa adalah wisatawan asing seperti dari Eropa, Inggris, dan India, dengan jumlah karyawan dua puluh orang. Media promosi yang digunakan adalah melalui personal selling, sales promotion, direct marketing yaitu online marketing dengan menggunakan online travel agents, dan advertising/ iklan.
91
Gambar 4.9 Ziva A Boutique Villa (sumber : www.zivavillas.com) 4.2.6 De Uma Lokha Villas & Spa De Uma Lokha Villas & Spa berada di Jl Bumbak Dauh, Banjar Anyar Kelod Kerobokan. Vila ini merupakan salah satu anggota dari Asosiasi Vila Bali, dan memeroleh sertificate of excellence 2013 winner dan sertificate of excellence 2014 winner dari tripadvisor. Vila ini berdiri pada tahun 2011, saat ini mengelola lima belas kamar dan memperkerjakan 35 orang karyawan. Setiap unit vila dilengkapi dengan kolam renang pribadi, taman, dengan satu atau tiga kamar tidur. Fasilitas vila mulai dengan pendingin ruangan, lemari es, televisi, dan saluran internet wi-fi gratis. Paket wisata yang ditawarkan De Uma Lokha Villas & Spa adalah paket family gateway, all inclusive, pernikahan, bulan madu, dan paket yoga. Menurut manager pemasaran De Uma Lokha Villas & Spa, Lia Martina menyebutkan bahwa pasar utama vila ini adalah wisatawan domestik dan internasional. Media promosi yang digunakan adalah melalui personal selling,
92
sales promotion, direct marketing yaitu online marketing dengan menggunakan online travel agents, dan advertising/ iklan.
Gambar 4.10 De Uma Lokha Villas & Spa (sumber : www.deumalokhabali.com)
4.2.7 Grand Avenue Bali Grand Avenue Bali merupakan vila yang berlokasi di Jl. Bumbak no. 22 Kerobokan. Grand Avenue Bali berdiri pada tahun 2005. Grand Avenue Bali memberikan pelayanan Spa terhadap wisatawan yang ingin menikmati perawatan relaksasi, seperti balinese massage dan pijak refleksi. Bapak Ketut Sutawan merupakan operational manager Grand Avenue Bali memberikan informasi bahwa vila ini mengelola delapan belas kamar. Jumlah karyawan Grand Avenue Bali adalah lima belas orang. Media promosi yang digunakan oleh Grand Avenue Bali adalah personal selling, sales promotion, dan online marketing.
93
Gambar 4.11 Grand Avenue Bali (sumber : www.grandavenuebalivillas.com)
4.2.8 Dewani Villa Resort Dewani Villa Resort berada di Jl Dukuh Indah, Banjar Semer, Kerobokan. Dewani Villa Resort merupakan vila yang didirikan pada tahun 2010 dengan arsitektur Bali. Dewani Villa Resort mengelola tujuh kamar tidur dengan sepuluh orang karyawan. Menurut salah satu staf penjualan atau sales executive Dewani Villa Resort, Ni Nyoman Sudiarti menyebutkan bahwa pasar utama vila ini adalah wisatawan Eropa. Media promosi yang digunakan adalah online marketing melalui website mandiri dan online travel agents.
94
Gambar 4.12 Dewani Villa Resort (sumber : www.dewanivilla.com) 4.2.9 Dura Villas Bali Dura Villas Bali merupakan vila yang berada di Jl Pengubungan no. 88 Banjar Silayukti, Kerobokan. Vila ini berdiri pada tahun 2010, dengan jumlah kamar yang dikelola sebanyak sepuluh kamar. Jumlah karyawan yang dimiliki adalah sepuluh orang. Staf penjulan atau e-commerce officer Dura Villas Bali, Ibu Astri Sulistiari menyebutkan bahwa pasar utama vila ini wisatawan Eropa dan Asia, dengan media promosi yang digunakan adalah sales promotion, direct marketing seperti online marketing dengan menggunakan online travel agents.
95
Gambar 4.13 Dura Villas Bali (sumber : www.duravillasbali.com)
4.2.10 Komea Villa Komea Villa merupakan vila yang berada di Jl Subak Sari no. 7 Banjar Tegal Gundul, Tibubeneng. Vila ini memeroleh sertificate of excellence 2013 winner dan sertificate of excellence 2014 winner dari tripadvisor. Vila yang didirikan pada tahun 2011 ini mengelola sembilan kamar dengan jumlah karyawan sembilan belas orang. Menurut Bapak I Gede Rai Ariana, operational manager Komea Villa, bahwa pasar utama vila ini adalah wisatawan Australia, Eropa, dan Asia. Media Promosi yang digunakan adalah melalui online marketing baik melalui website mandiri dan online travel agents.
96
Gambar 4.14 Komea Villa (sumber : www.komeabalivilla.com) 4.2.11 Berawa Villa Berawa Villa berlokasi di Jl Pantai Berawa Gang Sri Kahyangan, Tibubeneng. Vila ini berdiri pada tahun 2012, saat ini mengelola delapan unit vila dengan jumlah total empat belas kamar. Karyawan yang bekerja di Berawa Villa adalah tiga puluh orang. Manager pemasaran Berawa Villa, Ibu Widya Handayani menyebutkan bahwa pasar utama vila dalah wisatawan domestik dan internasional kelas menengah ke atas, yang umumnya merupakan wisatawan keluarga family travellers dan wisatawan berpasangan couple travellers. Media promosi yang digunakan adalah melalui personal selling, sales promotion, public relation, direct marketing salah satunya dengan memanfaatkan online marketing, dan advertising/ iklan.
97
Gambar 4.15 Berawa Villa (sumber : www.villaberawabali.com) 4.2.12 Askara Villa Askara Villa beralamat di Jalan Betaka Banjar Pengilian, Dalung. Askara Villa mempunyai tiga unit vila masing-masing dengan satu kamar tidur. Fasilitas yang disediakan oleh Askara Villa adalah dapur dengan perlengkapan dapur, kolam renang, sarapan pagi, kamar tidur yang dilengkapi kamar mandi, jaringan internet, dan pendingin ruangan. Beberapa layanan tambahan juga disediakan oleh pihak Askara Villa dengan tambahan biaya seperti jasa laundry, jasa transportasi tur, pelayanan spa, ekstra tempat tidur, dan transfer bandara.
98
Gambar 4.16 Askara Villa (sumber : www.askaravilla.com)
Askara Villa merupakan vila yang didirikan pada tahun 2012 dan saat ini memperkerjakan enam orang karyawan. Pasar utama Askara Villa adalah Korea, Taiwan dan Jepang. Media promosi yang digunakan adalah personal selling, sales promotion, public relation, online marketing, promosi online melalui online travel agents, dan mengikuti pameran wisata dengan bekerjasama dengan usaha pariwisata lainnya.
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1
Karakteristik Responden Penelitian ini menggunakan pendapat pengelola vila yang berada di
Kecamatan Kuta Utara, baik tingkat general manager, operational manager, manager pemasaran, supervisor, dan staf yang menangani promosi vila. Sampel vila yang digunakan berdasarkan teknik cluster proportional sampling. Penentuan responden dan informan dengan teknik purposive sampling, di mana responden sebanyak 66 orang dan informan sebanyak lima orang. Durasi pengumpulan data dilaksanakan selama dua bulan yang dimulai pada bulan Desember 2014 sampai dengan bulan Januari 2015. Jumlah responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 66 responden dari vila yang berbeda. Responden dari pengelola vila yang berlokasi di Kelurahan Kerobokan Kelod sebanyak 29 responden, 17 responden dari pengelola vila yang berlokasi di Kelurahan Kerobokan, 11 responden dari pengelola vila yang berlokasi di Desa Tibubeneng, delapan responden dari pengelola vila yang berlokasi di Desa Canggu dan satu responden dari pengelola vila yang berlokasi di Desa Dalung. Pendistribusian kuesioner dilakukan dengan menyebarkan atau menitipkan kuesioner melalui front office vila. Pengambilan hasil kuesioner dilakukan seminggu berikutnya dengan melakukan perjanjian terlebih dahulu melalui telepon dan email untuk mengetahui apakah pihak manajemen bersedia untuk mengisi kuesioner penelitian atau tidak. Sebagian besar hasil pengisian kuesioner
99
100
diambil ke vila tetapi ada beberapa manajemen vila yang bersedia mengirimkan hasil pengisian kuesioner melalui email. Distribusi karakteristik responden pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara dijelaskan berdasarkan status perkawinan, jenis kelamin, jabatan dan grup umur responden. Berdasarkan status perkawinan, dari 66 responden pengelola vila, teridentifikasi bahwa sebagian besar responden sudah menikah yaitu sebanyak 45 orang atau 68 persen dari total responden, dan 21 orang atau 32 persen yang belum menikah. Berdasarkan jenis kelamin, perbandingan antara laki-laki dan perempuan hampir berimbang, responden dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 36 orang atau 55 persen, dan sisanya responden perempuan sebanyak 30 orang atau 45 persen. Distribusi responden berdasarkan jabatan yaitu sebagai general manager sebanyak satu orang atau 2 persen dari total responden, operational manager sebanyak 27 orang atau 41 persen, manager pemasaran sebanyak 17 orang atau 26 persen, supervisor sebanyak 11 orang atau 17 persen, dan staf penjualan atau sales executive sebanyak 10 orang atau 15 persen. Jika dilihat dari grup umur responden maka grup umur 25-34 tahun sebanyak 38 orang atau 58 persen, grup umur 35-54 tahun sebanyak 24 orang atau 41 persen, dan grup umur 55 tahun ke atas sebanyak satu orang atau 2 persen dari total responden.
Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa responden
terbanyak merupakan responden dengan jabatan sebagai operational manager dan manager pemasaran. Data distribusi responden diuraikan pada Tabel 5.1.
101
Tabel 5.1 Distribusi Karakteristik Responden Pengelola Vila di Kecamatan Kuta Utara Jumlah Identitas Responden Distribusi Responden Persentase Orang Status Perkawinan
Jenis Kelamin
Jabatan
Grup Umur
Menikah
45
68
Belum Menikah
21
32
Jumlah
66
100
Laki-laki
36
55
Perempuan
30
45
Jumlah
66
100
General Manager
1
2
Operational Manager
27
41
Manager Pemasaran
17
26
Supervisor
11
17
Staf Penjualan
10
15
Jumlah
66
100
25-34 tahun
38
58
35-54 tahun
27
41
55+ tahun
1
2
66
100
Jumlah Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2015
Karakteristik vila yang pengelolanya menjadi responden adalah vila dengan jumlah kamar paling sedikit yaitu dua kamar sampai dengan vila dengan jumlah kamar terbanyak 62 kamar. Jika dilihat dari jumlah karyawan, karaketrisitik pengelola vila dengan jumlah karyawan paling sedikit sebanyak tiga orang sampai dengan vila dengan jumlah karyawan paling banyak 150 orang (Lampiran 4). Karakteristik vila yang pengelolanya menjadi responden pada penelitian ini, jika dilihat dari tahun berdiri, vila yang berdiri pada tahun 1996 sampai dengan vila yang berdiri pada tahun 2013 (Lampiran 4). Jika dilihat dari pasar utama,
102
umumnya responden pengelola vila menyebutkan bahwa target pasar mereka adalah Australia, China, Korea, Jepang, Eropa, beberapa menyebutkan Rusia, dan Middle East. Media promosi yang digunakan oleh 66 responden pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara menunjukkan bahwa keseluruhan responden menggunakan media promosi online marketing. Berikut peringkat penggunaan media promosi dari skor tertinggi sampai terendah yaitu direct marketing yaitu pengiriman promosi melalui email, termasuk online marketing, personal selling umumnya dengan melakukan perjanjian melalui telepon, sales promotion, advertising, public relation dan beberapa vila menyebutkan menggunakan media promosi lain seperti mengikuti pameran pariwisata, dan dengan bekerjasama dengan pihak bank.
5.2 Keuntungan dan Kerugian Promosi melalui Online Travel Agents Wawancara mendalam dilakukan dengan beberapa informan pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara mengenai keuntungan dan kerugian promosi dan penjualan melalui online travel agents. Informan dipilih berdasarkan pengetahuan mereka mengenai promosi online pada vila yang dikelolanya. Terdapat lima orang informan yang diperoleh berdasarkan kesediaan dan waktu luang yang dimiliki diantara responden untuk melakukan wawancara mendalam, yang terdiri dari satu orang general manager dari The One Boutique Villa, tiga orang manager pemasaran atau sales and marketing manager dari Villa Harmony Bali, Berawa Villa dan The Bli Bli Villas & Spa, serta satu orang staf yang menangani penjualan
103
atau sales executive dari KoenoKoeni Villa. Wawancara mendalam dilakukan baik melalui pertemuan langsung dan komunikasi melalui email. a. The One Boutique Villa Kompiang Oka, selaku operational manager The One Boutique Villa menyebutkan bahwa vila yang dikelolanya melakukan promosi online dengan menggunakan website yang dikelola sendiri dan delapan online travel agents. The One Boutique Villa mempunyai karyawan yang bertugas khusus untuk mengelola promosi dan penjualan online. 1) Keuntungan promosi dan penjualan melalui online travel agents Kompiang Oka menjelaskan bahwa online travel agents berpengaruh signifikan terhadap tingkat hunian vila. Data tingkat hunian The One Boutique Villa selama tahun 2014 menunjukkan bahwa 36,99 persen dari total wisatawan yang menginap melakukan reservasi melalui online travel agents, 27,79 persen merupakan wisatawan yang melakukan reservasi melalui email atau telepon, 26,03 persen dari offline travel agents, 7,82 persen wisatawan melakukan reservasi melalui website vila dan 1,37 persen merupakan walk in guest. Keuntungan lain penggunaan online travel agents menurut Kompiang Oka adalah bisa menyesuaikan harga. Harga bisa dinaikkan dan diturunkan setiap saat disesuaikan dengan season. Harga pada high season untuk satu unit vila dengan satu kamar tidur adalah USD 375 nett. Saat low season harga bisa diturunkan sebagai usaha menarik pelanggan potensial, yang bertujuan untuk memeroleh tamu melalui harga promo. Harga pada low season untuk satu unit vila dengan satu kamar tidur adalah USD 320 nett.
104
Berdasarkan sistem pembayaran, vila yang menerima booking melalui online travel agents akan memeroleh pembayaran langsung, tidak seperti offline travel agents umumnya melakukan pembayaran satu bulan ke depan. Jika dilihat dari sudut pandang jangkauan online travel agents lebih luas dan hampir tidak terbatas. Jangkauan offline travel agents berkisar pada segmen pasar tertentu, misalnya segmen wisatawan Prancis, Australia, Amerika, Taiwan dan lain-lain. 2) Kerugian promosi dan penjualan melalui online travel agents Kompiang Oka menjelaskan kerugian penggunaan online travel agents adalah dapat menyebabkan over booking. Hal ini disebabkan karena dari masing-masing online travel agents memiliki server yang berbeda-beda, sehingga jika terjadi reservasi pada salah satu online travel agent, maka karyawan vila yang bertugas sebagai operator hendaknya melakukan peremejaan data mengenai ketersediaan vila pada online travel agents lain sesegera mungkin. Keterlambatan peremajaan data ketersediaan vila dapat menyebabkan terjadinya over booking. Karyawan vila yang bertugas sebagai operator online travel agents hendaknya selalu memonitor ketersediaan availability vila dan melakukan update availability pada delapan online travel agents yang digunakan. Solusi yang dilakukan pihak pengelola vila dalam menangani over booking ini adalah bekerja sama dengan vila lain. Atas persetujuan wisatawan, wisatawan tersebut akan ditransfer ke vila lain dengan pelayanan dan harga yang sama. “Itulah gunanya bergabung dalam asosiasi vila, agar bisa saling bekerja sama antar satu vila dengan vila lain” jelas Kompiang Oka.
105
Namun, tidak semua wisatawan dapat menerima vila pengganti. Hal ini berakibat tidak baik, karena jika wisatawan merasa tidak suka atau unhappy, wisatawan ini akan menulis komentar terhadap vila pada online travel agents dan website komunitas wisatawan tripadvisor.com yang selama ini menjadi barometer informasi bagi wisatawan. b. Villa Harmony Bali Perwakilan Villa Harmony Bali adalah Gustu Adi, yang menjabat sebagai sales and marketing manager pada vila tersebut. Menurut informasi dari Gustu Adi, saat ini Villa Harmony Bali menggunakan 14 online travel agents antara lain booking.com,
agoda.com,
airbnb.com,
travelmob.com,
wotif.com,
expedia.com,
asiarooms.com,
asiawebdirect.com,
asiatravel.com,
villalet.com,
freetobook.com, hostelworld.com, hostelsbed.com, bookeasy.com, dan pengelola vila berencana untuk bekerja sama dengan online travel agents lain. Hal ini disebabkan karena semakin banyak bermunculan online travel agents. Menurut Gustu Adi top online travel agents pada Villa Harmony Bali adalah booking.com dengan rata-rata reservasi melalui OTA booking.com adalah 40 persen perbulan dari total reservasi melalui online travel agents. 1) Keuntungan promosi dan penjualan nelalui online travel agents Penjelasan mengenai keuntungan menggunakan online travel agents oleh Gustu Adi adalah “peningkatan revenue dan online travel agents berperan sebagai mesin yang bertugas sebagai media promosi dan penjualan yang lebih praktis”. Gustu Adi juga menjelaskan bahwa “saat ini wisatawan cenderung untuk melakukan reservasi melalui online travel agents dibanding melalui offline travel
106
agents”. Wisatawan lebih memilih untuk melakukan reservasi langsung secara online dan salah satunya melalui online travel agents. Berdasarkan data hunian Villa Harmony Bali tahun 2014, vila menerima reservasi melalui online travel agents hampir 70 persen dari total occupancy dan sisanya dari website sendiri dan offline agents. Online travel agents sangat berpengaruh terhadap tingkat hunian karena wisatawan dewasa ini lebih dominan menggunakan online travel agents. “Online travel agents lebih praktis dan bisa diakses di mana saja jika dibandingkan dengan bekerjasama dengan offline agents”, jelas sales and marketing manager Villa Harmony Bali ini. Sales and marketing manager Villa Harmony Bali menyatakan bahwa Villa Harmony Bali sangat tergantung terhadap penggunaan online travel agents karena online travel agents ini sangat menunjang booking vila. Booking melalui online travel agents meningkat rata-rata 20 persen dari tahun ke tahun khususnya untuk OTA booking.com. 2) Kerugian promosi dan penjualan melalui online travel agents Kerugian yang dihadapi seperti disebutkan oleh Gustu Adi antara lain terjadi over booking : “hanya saja karena ini yang bekerja adalah mesin, jadi terkadang kerugian saat terjadi over booking, akibat terlambat untuk close sale di sistem, maka sistem online travel agents yang lainnya tetap menjual jika ada pengguna atau wisatawan yang melakukan reservasi”. Kerugian penggunaan online travel agents adalah susah memprediksi occupancy untuk periode ke depannya, karena booking melalui online travel agents umumnya dilakukan oleh perorangan atau keluarga. Lain halnya booking
107
melalui offline agents yang bersifat jauh ke depan dan sudah direncanakan, sehingga lebih mudah melakukan prediksi occupancy vila. c. Berawa Villa Berawa Villa menggunakan delapan online travel agents yang dikelola langsung oleh sales & marketing manager, Widya Handayani. Online travel agents yang digunakan oleh Berawa Villa antara lain : expedia.com. agoda.com, wotif.com, booking.com, airbnb.com, travelmob.com, asiarooms.com, dan ctrip.com. Berikut penjelasan mengenai keuntungan dan kerugian menggunakan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan bagi pengelola Berawa Villa. 1) Keuntungan promosi dan penjualan melalui online travel agents Manajemen Berawa Villa yang diwakili oleh Widya Handayani selaku sales & marketing manager menyebutkan bahwa dari total occupancy tahun 2014, mencapai 56,48 persen wisatawan yang melakukan reservasi melalui online travel agents, 22,86 persen melakukan reservasi melalui website mandiri vila, 20,44 persen dari offline travel agents dan 0,22 persen dari referensi rekan bisnis atau referensi wisatawan lain. Data occupancy selama tahun 2014, menunjukkan bahwa booking yang diperoleh dari online travel agents, booking.com memberikan kontribusi occupancy tertinggi dengan persentase 63,82 persen dari total booking melalui delapan online travel agents yang digunakan. Peningkatan reservasi melalui online travel agents di Berawa Villa, pada tahun 2013 sebanyak 10 persen, dan
108
pada tahun 2014 meningkat menjadi 36 persen. Jadi online travel agents sangat berperan signifikan terhadap tingkat hunian Berawa Villa. Lebih lanjut Widya handayani menjelaskan bahwa “so far, tidak ada kesulitan dalam mengelola online travel agents karena kami sangat dibantu oleh accounting manager dari extranet masing-masing online travel agents”. Rencana promosi ke depan, manajemen vila menetapkan untuk tetap menggunakan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan karena merupakan mayoritas booking. Namun Berawa Villa tetap mengoptimalkan direct booking melalui website mandiri vila, karena jika reservasi melalui direct booking melalui website mandiri vila, vila memeroleh revenue yang lebih tinggi. 2) Kerugian promosi dan penjualan melalui online travel agents Menurut Widya Handayani kerugian promosi melalui online travel agents “profit vila agak kurang maksimal dibandingkan mendapatkan reservasi dari website mandiri vila, karena harus memperhitungkan pengeluaran dana untuk membayar komisi kepada pihak online travel agents”. Pengeluaran dana sesuai dengan persentase komisi pada kontrak kerja dengan pihak online travel agents. d. The Bli Bli Villas & Spa Sales manager The Bli Bli Villas & Spa, Made Suartana menyebutkan bahwa online marketing di vila tersebut merupakan tanggung jawabnya. The Bli Bli Villas & Spa saat ini menggunakan lima online travel agents dan saat ini masih dalam proses untuk bekerjasama dengan online travel agents lain.
109
1) Keuntungan promosi dan penjualan melalui online travel agents Data tingkat hunian The Bli Bli Villas & Spa tahun 2014 menunjukkan bahwa 50 persen diantaranya merupakan reservasi melalui online travel agents, 30 persen melalui offline travel agents, dan 20 persen merupakan reservasi langsung melalui email maupun telepon. Hal tersebut menunjukkan bahwa online travel agents merupakan media yang mampu secara signifikan menambah tingkat hunian vila. Made Suartana memberikan keterangan mengenai keuntungan media promosi dan penjualan online travel agents adalah “dari sisi waktu hemat karena tidak diperlukan sales call. Hampir tidak terjadi kerugian bekerja sama OTA karena registrasinya juga gratis, dan membuat promosi juga gratis”. Keuntungan lain yang dialami adalah jika tamu puas atas pelayanan vila, tamu tersebut berpotensi menjadi repeater guest dan berimplikasi pada positif word of mouth. 2) Kerugian promosi dan penjualan melalui online travel agents Sedangkan kerugiannya lebih lanjut dijelaskan oleh Made Suartana “kesulitannya hanya dalam mengontrol komentar-komentar tamu yang mereka tulis pada online travel agents jika tamu sudah check out”. Lebih lanjut dijelaskan oleh sales manager The Bli Bli Villas & Spa : “kita hanya berusaha mencegah komentar negatif dengan memastikan para tamu merasa nyaman dan senang selama menginap di The Bli Bli Villas & Spa, sehingga para tamu tersebut tidak menulis komentar-komentar yang kurang berkenan yang bisa menurunkan rangking vila”.
110
e. KoenoKoeni Villa Sales executive KoenoKoeni Villa, Yanik mengatakan bahwa KoenoKoeni Villa melakukan promosi dan penjualan online melalui website yang dikelola sendiri dan dengan menggunakan 12 online travel agents. Yanik memberikan informasi bahwa sampai saat ini bekerja sama dengan online travel agents tidak ada yang merugikan. Menurut Yanik “online travel agents masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, seperti proses update extranet ada yang gampang dan ada yang sedikit ribet dan perlu waktu lebih untuk updatenya”. Lebih lanjut Yanik menjelaskan jika dari sisi komisi “masing-masing online travel agents kita berikan komisi yang berbeda, pada umumnya pihak online travel agents telah menetapkan persentase komisi yang diperoleh.” 1) Keuntungan promosi dan penjualan melalui online travel agents Keuntungan terhadap penggunaan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan bagi pengelola KoenoKoeni Villa adalah “vila lebih cepat dikenal, dan kita bisa dapat bookingan lebih cepat, karena dari pihak tamu sekarang mereka lebih prefer booking melalui online travel agent dibandingkan offline travel agent.” Yanik, sales executive KoenoKoeni Villa juga menjelaskan bahwa online marketing dapat membantu vila untuk mendapat tamu. 2) Kerugian promosi dan penjualan melalui online travel agents Namun Yanik juga menjelaskan mengenai kekurangan penggunaan online travel agents adalah saat online travel agents menguasai keyword atau kata kunci atas nama vila kita. Ketika pelanggan potensial melakukan pencarain misalnya
111
terhadap kata kunci “KoenoKoeni Villa”, namun hasil pencarian search engine akan mengarah pada online travel agents, di mana online travel agents berada pada posisi atas sedangkan website mandiri vila muncul pada posisi lebih di bawah (Gambar 5.1). Posisi paling atas di search engine selalu ditempati oleh iklan Adwords. Hal ini yang membuat booking engine di website mandiri vila kesulitan untuk mendapatkan porsi traffic di market online.
Gambar 5.1 Hasil Pencarian Google (sumber : www.google.com)
Berdasarkan penjelasan beberapa pengelola vila tersebut, dapat dirangkum beberapa keuntungan penggunaan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan bagi pengelola vila sebagai berikut : a. Online travel agents sangat berperan terhadap tingkat hunian vila. Hal ini dapat dilihat dari data occupancy vila rata-rata dari masing-masing informan
112
menyebutkan bahwa reservasi melalui online travel agents memberikan kontribusi tertinggi jika dibandingkan dengan media promosi dan penjualan lainnya. b. Menggunakan online travel agents bisa menyesuaikan harga. Harga bisa dinaikkan dan diturunkan setiap saat, disesuaikan dengan season. c. Berdasarkan sistem pembayaran, vila yang menerima booking melalui online travel agents akan menerima pembayaran langsung, tidak seperti offline travel agents umumnya melakukan pembayaran satu bulan ke depan. d. Jangkauan online travel agents lebih luas dan hampir tidak terbatas di mana vila lebih cepat dikenal di seluruh dunia, untuk saat ini wisatawan lebih memilih untuk melakukan reservasi langsung secara online, dan keuntungan lain menggunakan media promosi dan penjualan online travel agents adalah hemat dari segi waktu dan biaya. e. Keuntungan lain adalah jika tamu puas atas pelayanan vila, berpotensi menjadi repeater guest, dan berimplikasi pada positif word of mouth. Namun beberapa kerugian penggunaan media promosi dan penjualan online travel agents bagi pengelola vila di Kecamatan Kuta adalah sebagai berikut : a. Nett sales yang diperoleh vila berkurang karena harus membayar komisi ke pihak online travel agents. b. Penggunaan online travel agents oleh pengelola vila rata-rata lebih dari dua, bahkan terdapat vila yang menggunakan media promosi dan penjualan hingga 14 online travel agents. Server masing-masing online travel agents berbeda, sehingga bisa terjadi over booking. Pengelola vila umumnya akan melakukan
113
transfer ke vila lain dengan kelas dan harga yang hampir sama. Namun hal ini dapat menyebabkan wisatawan merasa tidak senang atau kurang puas dan dapat memberikan komentar kurang baik terhadap vila pada online travel agents maupun pada website komunitas wisatawan tripadvisor.com yang menjadi barometer bagi wisatawan dunia. Komentar yang kurang baik juga bisa
disebabkan oleh kurang
puas
wisatawan terhadap
pelayanan,
kenyamanan, dan keamanan yang dirasa wisatawan selama menginap. c. Online travel agents pada umumnya menguasai keyword atau kata kunci atas nama vila. Hal ini menyebabkan saat pelanggan melakukan pencarian terhadap vila, namun hasil pencarian search engine akan mengarah pada online travel agents, di mana online travel agents berada pada posisi atas, sedangkan website mandiri vila muncul pada posisi lebih di bawah. Posisi paling atas di search engine selalu ditempati oleh iklan Adwords. Hal ini yang membuat booking engine di website mandiri vila mendapatkan porsi traffic lebih sedikit di market online.
Informasi yang diperoleh dari para informan menyebutkan bahwa vila yang mereka kelola pada umumnya menggunakan media promosi dan penjualan online travel agents lebih dari dua. The Bli Bli Villas & Spa menggunakan lima online travel agents dan berencana untuk menambah kerja sama dengan online travel agents lain. Berawa Villa dan The One Boutique Villa masing-masing menggunakan delapan online travel agents. Villa Harmony Bali menggunakan 14
114
online travel agents dan KoenoKoeni Villa menggunakan 12 online travel agents sebagai media promosi dan penjualan. Pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara menyadari peran online travel agents dalam peningkatan hunian vila. Semakin banyak bekerja sama dengan online travel agents semakin besar potensi vila untuk mendapat pelanggan. Namun perlu dicermati semakin banyak online travel agents yang digunakan, maka dibutuhkan ketelitian dalam menginformasikan ketersediaan vila pada masing-masing online travel agents tersebut.
5.3 Motivasi Pengelola Vila di Kecamatan Kuta Utara dalam Menggunakan Online Travel Agents
Analisis faktor-faktor internal dan eksternal yang memengaruhi motivasi pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara dalam menggunakan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan dilakukan. Masing-masing variabel dari faktor motivasi internal dan eksternal dihitung nilai rata-rata berdasarkan hasil pengisian kuesioner oleh responden, kemudian dibuatkan interval kelas. Sesuai dengan hasil modifikasi skala Likert yang ditunjukkan pada Tabel 3.10, maka dapat diperoleh tingkat motivasi responden pengelola vila. Secara umum motivasi pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara terhadap penggunaan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan berada pada tingkat motivasi sangat tinggi dengan nilai rata-rata 4,32 (Tabel 5.2). Hal ini menunjukkan bahwa secara internal dan eksternal pengelola vila termotivasi untuk menggunakan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan, di
115
mana motivasi internal lebih besar jika dibandingkan dengan motivasi eksternal (Tabel 5.2). Tabel 5.2 Statistik Rata-rata 10 Variabel Motivasi Faktor Motivasi Internal
Motivasi Eksternal
Variabel
Skor ratarata
1 Kebutuhan akan konsistensi (Y1.1)
4,59
2 Kebutuhan akan pencapaian prestasi (Y1.2)
4,53
3 Kebutuhan akan tanggung jawab (Y1.3)
4,29
4 Kebutuhan akan atribut penyebab (Y1.4)
4,42
5 Kebutuhan akan kontrol pribadi (Y1.5)
4,17
6 Kebutuhan akan sesuatu yang baru (Y1.6)
4,44
Rata-rata
4,41
1 Kebutuhan akan afiliasi (Y2.1)
4,35
2 Kebutuhan akan upah (Y2.2)
4,32
Kebutuhan akan kemudahan pendaftaran 3 pengelola vila menjadi mitra kerja online travel agents (Y2.3)
4,09
4 Kebutuhan untuk meniru (Y2.4)
4,14
Rata-rata
4,23 4,32
Rata-rata Umum Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2015
Terdapat tujuh pernyataan/variabel motivasi pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara terhadap penggunaan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan dengan motivasi sangat tinggi, dan tiga pernyataan/variabel yang merupakan motivasi tinggi. Penjelasan detail terhadap variabel dengan tingkat motivasi sangat tinggi dan tinggi dijelaskan sebagai berikut :
116
a. Motivasi sangat tinggi Terdapat tujuh pernyataan/variabel motivasi pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara terhadap penggunaan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan yang sangat tinggi. Lima diantaranya merupakan variabel dari motivasi internal dan dua variabel eksternal, yaitu variabel kebutuhan akan konsistensi (Y1.1), kebutuhan akan pencapaian prestasi dalam hal ini peningkatan occupancy vila (Y1.2), kebutuhan akan tanggung jawab (Y1.3), kebutuhan akan atribut penyebab (Y1.4), kebutuhan akan sesuatu yang baru dalam hal ini media promosi dan penjualan (Y1.6), kebutuhan akan afiliasi (Y2.1), kebutuhan akan upah (Y2.2). Motivasi pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara terhadap penggunaan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan dengan tingkat yang sangat tinggi adalah berdasarkan variabel/ pernyataan : (1) Variabel kebutuhan akan konsistensi (Y1.1) memeroleh skor rata-rata sebesar 4,59 dan merupakan variabel/ pernyataan dengan skor rata-rata tertinggi. (2) Variabel kebutuhan akan pencapaian prestasi dalam hal ini peningkatan occupancy vila (Y1.2) dengan skor rata-rata tertinggi berikutnya sebesar 4,53. (3) Skor rata-rata variabel kebutuhan akan sesuatu yang baru (Y1.6) sebesar 4,44. (4) Variabel kebutuhan akan atribut penyebab (Y1.4) dengan skor rata-rata 4,42. (5) Skor rata-rata variabel kebutuhan akan afiliasi (Y2.1) adalah 4,35. (6) Variabel kebutuhan akan upah (Y 2.2) skor rataratanya 4,32. (7) Variabel kebutuhan akan tanggung jawab (Y 1.3) dengan skor rata-rata 4,29 (Tabel 5.2). Berdasarkan pengukuran tingkat motivasi pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara terhadap penggunaan online travel agents sebagai media promosi dan
117
penjualan, dapat dikatakan mampu memberikan keuntungan bagi pengelola vila. Beberapa responden yang menyatakan bahwa media yang mereka gunakan untuk promosi vila yang mereka kelola mengandalkan media promosi dan penjualan online travel agents saja adalah Bugan Villa, Dewani Villa, Villa Senyum, dan Komea Villa. Kebutuhan akan pencapaian prestasi dalam hal ini peningkatan occupancy vila (Y1.2) merupakan variabel dengan tingkat motivasi sangat tinggi. Gede Graha Wijaya, supervisor Askara Villa mengungkapkan bawah bekerja sama dengan online travel agents telah membantu meningkatkan hunian vila. Berdasarkan data hunian Askara Villa diketahui bahwa online travel agents menyumbangkan 80 persen dari total occupancy tahunan, dan 20 persen dari media lain seperti melalui website mandiri, email atau telepon, dan walk in guest. Gede Graha Wijaya lebih lanjut menjelaskan bahwa kemajuan teknologi informasi dan telekomunikasi telah memberikan kemudahan bagi pengelola vila untuk melakukan promosi dengan biaya yang lebih murah dan mudah untuk dilakukan. Penjelasan dari beberapa vila kecil, menyebutkan bahwa vila kecil lebih mengandalkan media promosi dan penjualan online travel agents dengan tujuan untuk memperkenalkan vila ke seluruh dunia dan untuk meningkatkan occupancy. Walaupun vila kecil juga mengelola website mandiri, namun masih belum optimal sebagai media promosi dan penjualan vila. Hal ini disebabkan karena website mandiri masih kalah dalam mendapat rangking teratas pada mesin pencarian.
118
Upaya untuk membuat website mandiri mendapat rangking atas pada mesin pencari, diperlukan traffic pengunjung website dalam jumlah yang banyak. Hal ini tentu membutuhkan waktu dan biaya yang cukup tinggi, sehingga untuk saat ini online travel agents dipandang sebagai media promosi dan penjualan yang sangat berperan bagi vila untuk memperoleh tamu. Variabel dengan tingkat motivasi sangat tinggi lainnya adalah kebutuhan akan tanggung jawab (Y1.3). Terdapat 27 responden yang menyatakan motivasi sangat tinggi akan kebutuhan karena tanggung jawab atas tuntutan pekerjaan atau jabatan. Kebutuhan karena tanggung jawab atas tuntutan pekerjaan inilah sebagai salah satu pendorong pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara untuk melakukan promosi dan penjualan melalui online travel agents. Variabel kebutuhan akan atribut penyebab (Y1.4) di mana perkembangan kemajuan teknologi informasi dan telekomunikasi sebagai salah satu penyebab beralihnya promosi offline menuju online. Hal ini di dukung oleh pernyataan Gustu Adi marketing manager pada Villa Harmony Bali bahwa lebih mudah bekerjasama dengan online travel agents dibandingkan dengan offline travel agents. Kebutuhan akan sesuatu yang baru dalam hal ini media promosi dan penjualan (Y1.6) juga termasuk variabel dengan tingkat motivasi sangat tinggi. Walaupun online booking bukan merupakan hal baru bagi dunia pariwisata dan industri vila pada khususnya, namun menggunakan media promosi dan penjualan online travel agents pada awalnya lebih di dominasi oleh industri perhotelan dan untuk
119
penjualan tiket pesawat. Beberapa tahun belakangan ini industri vila juga menggunakan media promosi dan penjualan online travel agents. Variabel motivasi eksternal juga sebagai penyebab tingkat motivasi yang sangat tinggi yaitu karena kebutuhan untuk melakukan kerja sama dengan online travel agents sebagai tenaga penjualan (Y2.1). Pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara menyadari bahwa melakukan promosi sendiri tidaklah cukup. Sehingga pihak pengelola vila memutuskan untuk melakukan promosi dan penjualan melalui media online travel agents. Tingkat motivasi sangat tinggi juga disebabkan karena kebutuhan pengelola vila akan upah (Y2.2), dengan meningkatnya tingkat hunian maka akan memberikan peningkatan upah maupun bonus bagi karyawan vila. b. Motivasi tinggi Motivasi pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara terhadap penggunaan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan dengan tingkat yang tinggi. Terdapat tiga pernyataan/variabel yang merupakan motivasi tinggi, yaitu satu variabel motivasi internal dan dua variabel motivasi eksternal. Masing-masing variabel tersebut adalah sebagai berikut : (1) Variabel kebutuhan akan kontrol pribadi (Y1.5) dengan skor rata-rata sebesar 4,17. (2) Skor rata-rata yang diperoleh variabel kebutuhan untuk meniru promosi vila lain (Y 2.4) sebesar 4,14. (3) Variabel kebutuhan akan kemudahan pendaftaran vila menjadi mitra kerja online travel agents (Y2.3) merupakan variabel dengan skor terendah yaitu 4,09. Variabel kebutuhan akan kontrol pribadi (Y1.5) merupakan variabel yang berasal dari motivasi internal, di mana motivasi terbentuk karena adanya
120
kebutuhan pengelola vila di dalam mengatur sendiri jenis-jenis dan harga yang ditawarkan untuk pelanggan. Fasilitas extranet yang disediakan online travel agents memberikan keleluasaan pihak pengelola vila untuk melakukan update data mengenai ketersediaan vila termasuk harganya. Online travel agents juga akan melakukan kalkulasi secara otomatis komisi dari total reservasi pada online travel agents tersebut. Namun demikian Yanik, sales executive KoenoKoeni Villa berpendapat bahwa walaupun online travel agents membantu tingkat hunia vila, pengelola vila harus tetap mengurus atau memelihara website mandiri mereka karena reservasi yang dilakukan melalui website mandiri tentu akan memberikan nett sales atau penjualan bersih yang lebih tinggi. Hal ini sebagai pengingat bagi pengelola vila selain melakukan promosi dan penjualan melalui mitra kerja online travel agents, penting juga untuk tetap melakukan promosi melalui website mandiri untuk mendapatkan nett sales yang lebih tinggi. Variabel kebutuhan untuk meniru (Y2.4), karena semakin maraknya pengelola vila lain melakukan promosi dan penjualan melalui online travel agents sehingga menjadi salah satu pendorong bagi Gede Graha Wijaya, supervisor Askara Villa untuk ikut bergabung dengan online travel agents. Variabel kebutuhan akan kemudahan pendaftaran sebagai mitra kerja online travel agents (Y2.3), melalui wawancara mendalam dengan manager penjualan The Bli Bli Villas & Spa, Made Suartana terungkap bahwa salah satu motivasi mengapa pihak pengelola vila melakukan promosi melalui media online travel agents karena gratis atau tanpa biaya administrasi.
121
5.4 Faktor-Faktor Dominan yang Memengaruhi Persepsi Pengelola Vila 5.4.1 Tingkat persepsi pengelola vila terhadap penggunaan online travel agents Analisis faktor persepsi dilakukan berdasarkan teori faktor pembentuk persepsi oleh Robbins dan Judge (2008) yaitu faktor persepsi dari dalam diri si pengarti, faktor persepsi dari dalam diri target dan faktor persepsi situasi. Analisis faktor persepsi bertujuan untuk mengetahui tingkat persepsi pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara dalam menggunakan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan. Masing-masing variabel/ pernyataan pembentuk dari tiga faktor persepsi dihitung nilai rata-rata dari hasil pengisian kuesioner oleh responden. Rata-rata yang diperoleh kemudian dibuatkan interval kelas, untuk mengetahui tingkat persepsi pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara terhadap penggunaan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan. Secara umum persepsi pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara terhadap penggunaan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan adalah sangat setuju dengan nilai rata-rata persepsi 4,37 (Tabel 5.3). Peringkat rata-rata tertinggi sampai dengan terendah adalah sebagai berikut : (1) Rata-rata dari masing-masing faktor persepsi menunjukkan bahwa rata-rata faktor persepsi situasi yang paling tinggi yaitu 4,48. (2) Rata-rata faktor persepsi dari dalam diri si pengarti (pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara) adalah 4,42. (3) Rata-rata faktor persepsi dari dalam diri target (online travel agents) mendapatkan skor paling rendah di antara tiga faktor persepsi yaitu 4,23 (Tabel 5.3).
122
Tingkat persepsi pengelola vila tertinggi berdasarkan faktor persepsi situasi, hal ini menunjukkan bahwa tiga variabel/pernyataan pembentuk faktor persepsi situasi memeroleh persepsi sangat setuju dari para responden pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara. Skor tertinggi berikutnya adalah faktor persepsi dari dalam diri si pengarti yang menyatakan sangat setuju terhadap lima pernyataan pembentuk faktor persepsi dari dalam diri si pengarti. Faktor persepsi dari dalam diri target memeroleh skor rata-rata terendah (Tabel 5.3). Tabel 5.3 Statistik Rata-rata 13 Variabel Persepsi
Faktor-faktor dalam
1
Sikap-sikap (X1.1)
Skor ratarata 4,53
diri si pengarti
2
Motif-motif (X1.2)
4,27
(pengelola vila)
3
Minat-minat (X1.3)
4,27
4
Pengalaman (X1.4)
4,55
5
Harapan-harapan (X1.5)
4,47
Faktor
Variabel
Rata-rata Faktor-faktor dalam diri target (online travel agents)
1 2
Sesuatu yang baru (X2.1) Persepsi tampilan depan/ user interface (X2.2)
4,35
3
Latar belakang online travel agents (X2.3)
4,44
4
Kerjasama (X2.4)
4,08
5
Kemiripan tata cara penggunaan (X2.5)
3,85
Rata-rata Faktor-faktor situasi
4,42 4,41
1
Waktu (X3.1)
4,23 4,39
2
Keadaan Kerja (X3.2)
4,55
3
Keadaan Sosial (X3.3)
4,50
Rata-rata Rata-rata Umum Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2015
4,48 4,37
123
5.4.2 Analisis faktor-faktor dominan yang menengaruhi persepsi pengelola vila terhadap penggunaan online travel agents Data yang diperoleh dari 66 responden mengenai persepsi pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara terhadap penggunaan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan diolah menggunakan software SPSS versi 21 dengan teknik analis faktor. Jenis penggunaan analisis faktor ada dua jenis yaitu analisis faktor eksploratori dan anilisi faktor konfirmatori. Analisis faktor yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis faktor konfirmatori, karena variabel-variabel atau pernyataan-pernyataan pada kuesioner berasal dari teori yang sudah ada yaitu tiga faktor yang memengaruhi persepsi oleh Robbins dan Judge (2008), yaitu faktor-faktor dari dalam diri si pengarti, faktor-faktor dari dalam diri target dan faktor-faktor dalam situasi.
Dalam
penelitian ini dilakukan analisis faktor secara parsial. Analisis faktor secara parsial menggunakan analisis faktor konfirmatori dari item-item penyusun setiap faktor yaitu sebanyak tiga faktor. Ketiga faktor tersebut di atas ditentukan oleh komponen-komponen atau variabel-variabel penyusun faktor yang dapat teramati (Xi), sehingga nilai skor faktor ditentukan oleh komponen-komponen penyusun faktor tersebut, yaitu (1) Faktor-faktor dari diri si pengarti disusun oleh variabel X1.1, X1.2, X1.3, X1.4, dan X1.5, (2) Faktor-faktor dari dalam diri target disusun oleh variabel X2.1, X2.2, X2.3, X2.4, dan X2.5, (3) Faktorfaktor dalam situasi disusun oleh variabel X3.1, X3.2, dan X3.3 (Tabel 3.3). Analisis faktor konfirmatori digunakan untuk mengetahui variabel persepsi yang mempunyai hubungan paling kuat terhadap faktor yang dibentuk. Berikut hasil detail analisis konfirmatori terhadap tiga faktor pembentuk persepsi :
124
1. Faktor persepsi dari diri si pengarti Variabel-variabel pembentuk faktor persepsi dari dalam diri si pengarti yaitu : (1) sikap-sikap (X1.1), yaitu sikap dan pendapat pengelola vila mengenai online travel agents sebagai media promosi dan penjualan, (2) motif-motif (X1.2), yaitu adanya kebutuhan yang dirasakan oleh pengelola vila untuk melakukan promosi dan penjualan melalui online travel agents, (3) minat-minat (X1.3), yaitu adanya minat dari pengelola vila untuk melakukan promosi dan penjualan melalui online travel agents, (4) pengalaman (X1.4), yaitu adanya pengalaman dari pengelola vila dengan menggunakan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan te;ah mampu meningkatkan hunian vila, dan (5) harapan-harapan (X1.5), yaitu adanya harapan dari pengelola vila dalam meningkatkan hunian vila sehingga menggunakan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan. Berdasarkan hasil analisis faktor persepsi dari diri si pengarti diperoleh nilai KMO sebesar 0,758 (> 0,5) dan signifikansi 0,000 (nilai sig < dari 0,05) menyatakan bahwa korelasi antar variabel pembentuk faktor bisa diterangkan oleh variabel lainnya dan analisis faktor tepat dilakukan (Tabel 5.4). Hal ini menunjukkan bahwa faktor persepsi dari diri si pengarti memang benar ditentukan dari sikap-sikap, motif-motif, minat-minat, pengalaman dan harapan. Tabel 5.4 Hasil Uji KMO dan Bartlett’s Faktor-faktor Persepsi dari Diri Si Pengarti Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .758 Approx. Chi-Square 146.740 Bartlett's Test of df 10 Sphericity Sig. .000 Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2015
125
Hasil analisis anti image correlation antar variabel pembentuk faktor persepsi dari diri si pengarti dapat dilihat pada Tabel 5.5. Pada bagian anti image correlation, khususnya pada angka korelasi yang bertanda a (arah diagonal dari kiri atas ke kanan bawah) masing-masing variabel X1.1 nilai korelasinya adalah 0,801, variabel X1.2 nilai korelasinya adalah 0,819, variabel X1.3 nilai korelasinya adalah 0,709, variabel X1.4 nilai korelasinya adalah 0,764 dan variabel X1.5 nilai korelasinya adalah 0,705. Masing-masing nilai korelasi variabel X1.1 sampai dengan variabel X1.5 menunjukkan nilai anti image correlation lebih besar dari 0,5. Hal ini berarti 5 variabel pembentuk faktor dari diri si pengarti ini bisa dilakukan proses analisis faktor selanjutnya dan secara statistik mempunyai korelasi yang signifikan (Santoso, 2014 : 78). Tabel 5.5 Matrik Korelasi Antar Variabel Pembentuk Faktor Persepsi dari Diri Si Pengarti X.1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.1 .383 -.068 -.203 -.093 -.113 Anti-image X1.2 -.068 .621 -.179 .048 -.135 Covariance X1.3 -.203 -.179 .534 -.074 .110 X1.4 -.093 .048 -.074 .413 -.221 X1.5 -.113 -.135 .110 -.221 .395 Anti-image X1.1 .801a -.139 -.450 -.235 -.291 Correlation X1.2 -.139 .819a -.311 .095 -.273 a X1.3 -.450 -.311 .709 -.158 .239 a X1.4 -.235 .095 -.158 .764 -.547 -.291 -.273 .239 -.547 .705a X1.5 Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2015
Pengaruh dari setiap variabel terhadap faktor yang terbentuk dapat diketahui dari nilai komunalitasnya seperti terlihat pada Tabel 5.6. Komunalitas pada
126
dasarnya adalah jumlah varians (bisa dalam bentuk persentase) dari satu variabel terhadap faktor yang dibentuk (Santoso, 2014 : 82). Tabel 5.6 Komunalitas Variabel Pembentuk Faktor Persepsi dari Diri Si Pengarti Initial Extraction X1.1 1.000 .765 X1.2 1.000 .517 X1.3 1.000 .515 X1.4 1.000 .666 X1.5 1.000 .648 Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2015
Sesuai dengan Tabel 5.6 diperoleh nilai komunalitas yang menunjukkan persentase pengaruh masing-masing variabel pembentuk faktor persepsi dari diri si pengarti yang dapat diterangkan oleh faktor yang terbentuk. Untuk variabel sikap-sikap (X1.1) nilai komunalitasnya 76,5 persen. Hal ini berarti 76,5 persen varians dari variabel sikap-sikap (X1.1) bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Nilai komunalitas variabel motif-motif (X1.2) adalah 51,7 persen, variabel minatminat (X1.3) adalah 51,5 persen, variabel pengalaman (X1.4) sebesar 66,6 persen, dan variabel harapan-harapan (X1.5) sebesar 64,8 persen. Berikutnya Tabel 5.7 menunjukkan bahwa faktor persepsi dari diri si pengarti dapat mewakili komponen pembentuknya sebesar 62,219 persen dari total varians, yang berarti bahwa terbentuk satu faktor yang mewakili lima variabel yaitu X1.1, X1.2, X1.3, X1.4 dan X1.5 dengan nilai akar ciri (eigenvalues) diperoleh nilai 3,111 (>1,00).
127
Tabel 5.7 Nilai Eigenvalues, Persentase Varians dan Persentase Kumulatif Varians dari Lima Variabel Pembentuk Faktor Persepsi dari Diri Si Pengarti Component Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings Total % of Cumulative Total % of Cumulative Variance % Variance % 1 3.111 62.219 62.219 3.111 62.219 62.219 2 .807 16.146 78.366 3 .553 11.062 89.427 4 .297 5.938 95.365 5 .232 4.635 100.000 Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2015 Hasil analisis komponen matrik ditunjukkan oleh Tabel 5.8 yang menunjukkan hubungan atau korelasi dari setiap variabel terhadap faktor yang terbentuk (faktor persepsi dari diri si pengarti). Semakin tinggi nilai komponen matrik setiap variabel, maka semakin besar pengaruhnya dalam pembentukan faktor fari diri si pengarti, demikian juga sebaliknya. Berdasarkan Tabel 5.8 dapat diketahui bahwa variabel persepsi berdasarkan sikap-sikap (X1.1) mempunyai pengaruh paling besar terhadap faktor persepsi dari diri si pengarti dengan koefisien korelasi 0,874. Kemudian diikuti oleh variabel persepsi berdasarkan pengalaman (X1.4) dengan koefisien korelasi 0,816, variabel persepsi berdasarkan harapan-harapan (X1.5) dengan koefisien korelasi 0,805, variabel persepsi berdasarkan motif-motif (X1.2) dengan koefisien korelasi 0,719, dan yang paling lemah variabel persepsi berdasarkan minat-minat (X1.3) dengan koefisien korelasi 0,718.
128
Tabel 5.8 Matrik Faktor Persepsi dari Diri Si Pengarti dengan Rotasi Varimax Component 1 X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2015
.874 .719 .718 .816 .805
Berdasarkan hasil analisis faktor persepsi dari diri si pengarti di atas dapat diintepretasikan bahwa dari lima variabel persepsi dari diri si pengarti, variabel persepsi berdasarkan sikap-sikap yang paling besar pengaruhnya terhadap faktor persepsi dari diri si pengarti dalam hal ini pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara terhadap penggunaan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan. Variabel berikutnya yang mempunyai pengaruh terhadap faktor persepsi dari diri si pengarti adalah variabel persepsi berdasarkan pengalaman, diikuti oleh variabel persepsi berdasarkan harapan-harapan, variabel persepsi berdasarkan motif-motif, dan variabel persepsi berdasarkan minat-minat. Pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara sangat setuju bahwa online travel agents merupakan salah satu media promosi dan penjualan bagi industri vila. Hal ini didukung oleh pernyataan sikap pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara yang sangat setuju bahwa online travel agents sebagai media promosi dan penjualan. Terbukti berdasarkan kuesioner yang disebarkan, keseluruhan responden pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara menggunakan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan.
129
Selain sikap-sikap, adanya harapan-harapan dan motif-motif (motivasi) pengelola vila untuk meningkatkan occupancy vila yang mendorong penggunaan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan. Walaupun dari segi minat memberikan kontribusi pembentukan faktor persepsi dari dalam diri si pengarti yang paling lemah, namun variabel minat tetap sebagai salah satu pembentuk faktor persepsi dari dalam diri si pengarti. 2. Faktor persepsi dalam diri target Hasil analisis faktor persepsi dari dalam diri target (online travel agents) yaitu : (1) sesuatu yang baru (X2.1) yaitu persepsi pengelola vila terhadap online travel agents yang dipandang sebagai salah satu terobosan dalam usaha promosi dan penjualan online, (2) persepsi tampilan depan atau user interface (X2.2) yaitu persepsi pengelola vila terhadap tampilan depan online travel agents yang menarik untuk dikunjungi, (3) persepsi terhadap latar belakang online travel agents (X2.3) yaitu nama besar online travel agents yang sudah terkenal mampu mendongkrak vila untuk lebih dikenal oleh pelanggan potensial secara online, (4) kerjasama (X2.4) yaitu persepsi pengelola vila bahwa bekerjasama dengan online travel agents merupakan kerjasama yang saling menguntungkan dan (5) kemiripan tata cara penggunaan (X2.5) yaitu persepsi pengelola vila bahwa tata cara penggunaan online travel agents yang satu dengan lain pada intinya sama atau mirip. Berdasarkan hasil analisis faktor persepsi dari dalam diri target diperoleh nilai KMO sebesar 0,695 (> 0,5) dan signifikansi 0,000 (nilai sig < dari 0,05) menyatakan bahwa korelasi antar variabel pembentuk faktor bisa diterangkan oleh
130
variabel lainnya dan analisis faktor tepat dilakukan (Tabel 5.9). Hal ini menunjukkan bahwa faktor persepsi dari dalam diri target memang benar ditentukan dari variabel sesuatu yang baru (X2.1), variabel persepsi tampilan depan atau user interface (X2.2), variabel persepsi terhadap latar belakang online travel agents (X2.3), variabel kerjasama (X2.4), dan variabel kemiripan tata cara penggunaan (X2.5). Tabel 5.9 Hasil Uji KMO dan Bartlett’s Faktor Persepsi dari dalam Diri Target Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .695 Approx. Chi-Square 122.192 Bartlett's Test of df 10 Sphericity Sig. .000 Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2015 Hasil analisis anti image correlation antar variabel pembentuk faktor persepsi dari dalam diri target (online travel agents) dapat dilihat pada Tabel 5.10. Pada bagian anti image correlation, khususnya pada angka korelasi yang bertanda a (arah diagonal dari kiri atas ke kanan bawah). Nilai angka korelasi masing-masing variabel adalah X2.1 = 0,820; X2.2 = 0,632; X2.3 = 0,732; X2.4 = 0,612 dan X2.5 = 0,718 menunjukkan nilai anti image correlation lebih dari 0,5 yang berarti secara statistik mempunyai korelasi yang signifikan (Santoso, 2014 : 78).
131
Tabel 5.10 Matrik Korelasi Antar Variabel Pembentuk Faktor Persepsi dari Diri Si Pengarti X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.1 .651 -.146 -.112 -.108 .065 Anti-image X2.2 -.146 .483 -.219 .162 -.159 Covariance X2.3 -.112 -.219 .394 -.177 -.026 X2.4 -.108 .162 -.177 .495 -.254 X2.5 .065 -.159 -.026 -.254 .549 Anti-image X2.1 .820a -.260 -.222 -.190 .109 a Correlation X2.2 -.260 .632 -.502 .331 -.308 a X2.3 -.222 -.502 .732 -.400 -.055 a X2.4 -.190 .331 -.400 .612 -.486 .109 -.308 -.055 -.486 .718a X2.5 Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2015
Pengaruh dari setiap variabel terhadap faktor yang terbentuk dapat diketahui dari nilai komunalitasnya seperti terlihat pada Tabel 5.11. Tabel 5.11 Komunalitas Variabel-Variabel Faktor Persepsi dari Diri Target Initial Extraction X2.1 1.000 X2.2 1.000 X2.3 1.000 X2.4 1.000 X2.5 1.000 Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2015
.491 .554 .757 .526 .553
Sesuai dengan Tabel 5.11 diperoleh nilai komunalitas yang menunjukkan persentase pengaruh masing-masing variabel pembentuk faktor persepsi dari diri target (online travel agents) yang dapat diterangkan oleh faktor yang terbentuk. Nilai komunalitas variabel persepsi atas latar belakang online travel agents (X2.3) sebesar 75,7 persen, variabel persepsi berdasarkan tampilan depan online travel agents (X2.1) sebesar 55,4 persen, variabel persepsi berdasarkan kemiripan tata cara penggunaan antara online travel agents yang satu dengan lainnya (X2.5)
132
sebesar 55,3 persen, variabel persepsi bahwa bekerjasama dengan online travel agents merupakan kerjasama yang menguntungkan (X2.4) sebesar 52,6 persen dan variabel persepsi bahwa online travel agents merupakan terobosan baru dalam usaha promosi dan penjualan online (X2.1) sebesar 49,1 persen. Tabel 5.12 menunjukkan bahwa persepsi dalam diri target dapat mewakili komponen pembentuknya sebesar 57,633 persen dari total varians, yang berarti bahwa terbentuk satu faktor yang mewakili lima variabel yaitu X2.1, X2.2, X2.3, X2.4 dan X2.5 dengan nilai akar ciri (eigenvalues) diperoleh nilai 2,882 (>1,00). Tabel 5.12 Nilai Eigenvalues, Persentase Varians dan Persentase Kumulatif Varians dari lima variabel Pembentuk Persepsi dari Diri Target Component Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings Total % of Cumulative Total % of Cumulative Variance % Variance % 1 2.882 57.633 57.633 2.882 57.633 57.633 2 .876 17.526 75.159 3 .619 12.385 87.544 4 .392 7.833 95.378 5 .231 4.622 100.000 Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2015 Hasil analisis komponen matrik ditunjukkan oleh Tabel 5.13 yang menunjukkan hubungan atau korelasi dari setiap variabel terhadap faktor yang terbentuk (faktor persepsi dalam diri target). Semakin tinggi nilai komponen matrik setiap variabel, maka semakin besar pengaruhnya dalam pembentukan faktor persepsi dalam diri target, demikian juga sebaliknya. Berdasarkan Tabel 5.13 dapat diketahui bahwa variabel persepsi terhadap latar belakang online travel agents (X2.3) mempunyai pengaruh paling besar terhadap faktor persepsi dalam diri target dengan koefisien korelasi 0,870. Kemudian diikuti oleh variabel
133
persepsi tampilan depan atau user interface (X2.2) dan variabel kemiripan tata cara penggunaan (X2.5) masing-masing dengan koefisien korelasi 0,744, variabel kerjasama (X2.4) dengan koefisien korelasi 0,725, dan yang paling lemah variabel persepsi sesuatu yang baru (X2.1) dengan koefisien korelasi 0,701. Tabel 5.13 Matrik Faktor Persepsi dari dalam Diri Target dengan Rotasi Varimax Component 1 X2.1 .701 X2.2 .744 X2.3 .870 X2.4 .725 X2.5 .744 Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2015 3. Faktor-faktor situasi Hasil analisis faktor situasi merupakan hasil analisis gabungan dari tiga variabel yang teramati : waktu (X3.1) yaitu persepsi pengelola vila memandang promosi melalui online travel agents merupakan jalur pemesanan akomodasi yang sedang trend saat ini, keadaan kerja (X3.2) yaitu akses internet yang semakin memadai sebagai salah satu penyebab penggunaan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan, keadaan sosial (X3.3) yaitu pengelola vila memiliki persepsi bahwa wisatawan lebih memilih reservasi melalui online travel agents. Nilai KMO sebesar 0,708 lebih besar dari 0,5 yang berarti bahwa semua variabel yang diamati tersebut layak untuk difaktorkan. Nilai KMO 0,708 dan nilai Sig 0,000 di mana nilai Sig < 0,05, menyatakan bahwa korelasi antar variabel pembentuk faktor bisa diterangkan oleh variabel lainnya dan analisis faktor tepat untuk dilakukan (Tabel 5.14). Hal ini menunjukkan bahwa faktor situasi memang benar ditentukan oleh variabel waktu, keadaan kerja dan keadaan sosial.
134
Tabel 5.14 Hasil Uji KMO dan Bartlett’s Faktor Pembentuk Persepsi Situasi Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .708 Approx. Chi-Square 63.989 Bartlett's Test of df 3 Sphericity Sig. .000 Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2015 Hasil analisis anti image correlation antar variabel pembentuk faktor pembentuk persepsi situasi dapat dilihat pada Tabel 5.15 di mana tiga variabel penyusun faktor situasi secara statistik mempunyai korelasi yang sangat signifikan dengan nilai anti image correlation yang lebih dari 0,5. Nilai anti image correlation variabel X3.1 adalah 0,752, variabel X3.2 adalah 0,678 dan variabel X3.3 adalah 0,703. Tabel 5.15 Matrik Korelasi Antar Variabel Pembentuk Faktor Situasi X3.1 X3.2 X3.1 .610 -.205 Anti-image Covariance X3.2 -.205 .516 X3.3 -.160 -.249 a X3.1 .752 -.366 Anti-image Correlation X3.2 -.366 .678a X3.3 -.276 -.468 Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2015
X3.3 -.160 -.249 .550 -.276 -.468 .703a
Pengaruh dari setiap variabel terhadap faktor yang terbentuk dapat diketahui dari nilai komunalitasnya yang dapat dilihat pada Tabel 5.16. Pada Tabel 5.16 menunjukkan bahwa persentase pengaruh masing-masing variabel pembentuk faktor situasi. Persentase pengaruh variabel waktu (X3.1) sebesar 68,5 persen , variabel keadaan kerja (X3.2) sebesar 76,1 persen, dan variabel keadaan sosial (X3.3) sebesar 73,0 persen.
135
Tabel 5.16 Komunalitas Variabel-Variabel Faktor Situasi Initial Extraction X3.1 1.000 .685 X3.2 1.000 .761 X3.3 1.000 .730 Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2015
Tabel 5.17 menunjukkan bahwa faktor situasi dapat mewakili komponen pembentuknya sebesar 72,534 persen dari total varians, yang berarti bahwa terbentuk satu faktor yang mewakili tiga variabel yaitu X 3.1, X3.2, dan X3.3. dengan nilai akar ciri (eigenvalues) diperoleh nilai 2,176 (>1,00). Tabel 5.17 Nilai Eigenvalue, Persentase Varians dan Persentase Kumulatif Varians dari Tiga Variabel Pembentuk Faktor Situasi Component Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings Total % of Cumulati Total % of Cumulati Variance ve % Variance ve % 1 2.176 72.534 72.534 2.176 72.534 72.534 2 .466 15.517 88.051 3 .358 11.949 100.000 Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2015
Hasil analisis komponen matrik ditunjukkan oleh Tabel 5.18 yang menunjukkan hubungan atau korelasi dari setiap variabel terhadap faktor yang terbentuk (faktor situasi). Semakin tinggi nilai komponen matrik setiap variabel, maka semakin besar pengaruhnya dalam pembentukan faktor situasi, demikian juga sebaliknya. Berdasarkan Tabel 5.18 dapat diketahui bahwa variabel persepsi keadaan kerja (X3.2) mempunyai pengaruh paling besar terhadap faktor situasi dengan koefisien korelasi 0,872, diikuti oleh variabel keadaan sosial (X 3.3) dengan
136
koefisien korelasi 0,855 dan variabel waktu (X3.1) dengan koefisien korelasi terlemah 0,827. Tabel 5.18 Matrik Faktor Situasi dengan Rotasi Varimax Component 1 X3.1 .827 X3.2 .872 X3.3 .855 Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2015 Pengelola vila menyadari berbagai keuntungan yang diperoleh dalam menggunakan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan. Hal ini ditunjukkan dengan keseriusan vila yang memiliki bagian atau staf khusus yang menangani promosi online yang umum disebut dengan e-commerce officer. Wawancara langsung dengan pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara mengenai variabel keadaan sosial dapat diperoleh informasi bahwa pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara bekerjasama dengan online travel agents dapat dijalankan lebih mudah, murah dan hemat waktu, walaupun demikian pihak pengelola tetap bekerjasama dengan offline travel agents. Sedangkan untuk variabel waktu diperoleh informasi bahwa dewasa ini wisatawan lebih cenderung untuk melakukan reservasi sendiri secara online baik melalui online travel agents maupun melalui website mandiri vila. 4. Analisis Faktor Gabung Hasil analisis faktor persepsi pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara terhadap penggunaan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan merupakan gabungan skor faktor dari tiga buah faktor yang terdiri atas : faktor persepsi dari diri si pengarti, faktor persepsi dalam diri target, dan faktor situasi. Nilai KMO
137
sebesar 0,708 lebih besar dari 0,5 yang berarti bahwa semua variabel yang diamati tersebut layak untuk difaktorkan. Nilai KMO 0,718 dan nilai Sig 0,000 di mana nilai Sig < 0,05, menunjukkan bahwa korelasi antar faktor pembentuk faktor gabung bisa diterangkan oleh faktor lainnya dan analisis faktor tepat dilakukan. (Tabel 5.19). Hal ini menunjukkan bahwa faktor persepsi pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara terhadap penggunaan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan memang benar ditentukan oleh tiga faktor yaitu faktor persepsi dari diri si pengarti (F1), faktor persepsi dalam diri target (F2), dan faktor situasi (F3) seperti terlihat pada Tabel 5.19. Tabel 5.19 Hasil Uji KMO dan Bartlett’s Faktor Persepsi Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Approx. Chi-Square Bartlett's Test of df Sphericity Sig. Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2015
.718 107.376 3 .000
Hasil analisis anti image correlation antar faktor F1, F2, dan F3 pada Tabel 5.20, menunjukkan bahwa faktor F1, F2, dan F3 secara statistik mempunyai korelasi sangat signifikan dengan nilai anti image correlation lebih dari 0,5. Tabel 5.20 Matrik Korelasi Antar Variabel Pembentuk Faktor Persepsi Faktor F1 F2 F3 .352 -.209 F1 -.088 Anti-image -.209 .311 Covariance F2 -.154 -.088 -.154 F3 .496 a .702 -.633 F1 -.210 Anti-image a -.633 .668 Correlation F2 -.392 -.210 -.392 F3 .819a Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2015
138
Pengaruh setiap faktor terhadap faktor gabung yang terbentuk dapat diketahui dari nilai komunalitas pada Tabel 5.21 Komunalitas menyatakan persentase pengaruh masing-masing faktor F1, F2, dan F3 terhadap faktor persepsi pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara terhadap penggunaan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan yang dapat diterangkan oleh faktor yang terbentuk, seperti faktor persepsi dari diri si pengarti (F1) sebesar 82,3 persen, faktor persepsi dalam diri target (F2) sebesar 85,8 persen, dan faktor situasi (F3) sebesar 74,2 persen (Tabel 5.21). Tabel 5.21 Komunalitas Variabel-Variabel Faktor Persepsi Initial Extraction 1.000 F1 .823 1.000 F2 .858 1.000 F3 .742 Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2015 Tabel 5.22 menunjukkan bahwa faktor persepsi pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara terhadap penggunaan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan dapat mewakili komponen pembentuknya sebesar 80,759 persen dari total varians, yang berarti bahwa terbentuk satu faktor yang mewakili tiga faktor F1, F2, dan F3 dengan nilai akar ciri (eigenvalues) sebesar 2,423 (>1,00).
139
Tabel 5.22 Nilai Eigenvalue, Persentase Varians dan Persentase Kumulatif Varians dari Tiga Variabel Pembentuk Faktor Persepsi Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Compone Loadings nt Total % of Cumulative Total % of Cumulative Variance % Variance % 2.423 80.759 80.759 2.423 1 80.759 80.759 .377 12.582 93.340 2 .200 6.660 100.000 3 Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2015
Hasil analisis komponen matrik seperti pada Tabel 5.23 menunjukkan hubungan atau korelasi setiap faktor F1, F2, dan F3 terhadap faktor yang terbentuk (faktor gabung). Semakin tinggi nilai komponen matrik setiap faktor, maka semakin kuat hubungannya atau semakin besar pengaruhnya dalam pembentukan faktor persepsi pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara terhadap penggunaan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan, demikian juga sebaliknya. Mengacu pada Tabel 5.23 dapat diketahui bahwa faktor persepsi dalam diri target (F2) mempunyai hubungan yang paling kuat terhadap faktor persepsi dengan koefisien korelasi 0,926, diikuti oleh faktor persepsi dari diri si pengarti (F1) dengan koefisien korelasi 0,907, dan yang paling lemah hubungannya adalah faktor situasi (F3) dengan koefisien korelasi 0,861. Tabel 5.23 Matrik Faktor Persepsi dengan Rotasi Varimax Faktor F1 F2 F3 Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2015
Component 1 .907 .926 .861
140
Berdasarkan hasil analisis faktor persepsi pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara terhadap penggunaan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan, menunjukkan bahwa masing-masing faktor memiliki pengaruh tersendiri. Berdasarkan tiga faktor yang memengaruhi persepsi, faktor persepsi dalam diri target yang memiliki pengaruh yang paling besar terhadap persepsi pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara terhadap penggunaan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan, diikuti oleh faktor persepsi dari diri si pengarti, dan yang pengaruhnya paling kecil adalah faktor situasi. Interpretasi dari analisis faktor persepsi pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara terhadap penggunaan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan adalah pengelola vila mengutamakan target dalam hal ini online travel agents dibandingkan dengan faktor situasi seperti waktu, keadaan kerja dan keadaan sosial.
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN
6.1
Simpulan Dari keseluruhan tahapan penelitian maka dapat ditarik simpulan sebagai
berikut : Pertama, penggunaan online travel agents oleh pengelola vila di Kecamatan Kuta
Utara
dirasakan
lebih
banyak
keuntungan
dibandingkan dengan
kerugiannya. Keuntungan yang diperoleh antara lain membantu pihak pengelola dalam meningkatkan occupancy vila, harga bisa disesuaikan menurun season, pengelola vila mendapatkan pembayaran secara langsung, merupakan media promosi dan penjualan yang hemat dan menjangkau seluruh dunia, dan jika tamu merasa puas atas pelayanan vila, tamu tersebut berpotensi menjadi repeater guest, dan berimplikasi pada positif word of mouth. Sedangkan mengenai kerugiannya adalah nett sales yang diperoleh akan berkurang, over booking yang memberikan efek atas kekurang senangan wisatawan sehingga menimbulkan komentar negatif yang diunggah pada online travel agents maupun pada website komunitas wisatawan tripadvisor.com yang menjadi barometer bagi wisatawan dunia,
online travel agents menguasai
keyword atau kata kunci atas nama vila sehingga menyebabkan website mandiri vila sulit mendapat porsi traffic di market online. Terlepas dari keuntungan dan kerugian penggunaan online travel agents bagi pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara, reservasi tertinggi yang diperoleh pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara adalah melalui online travel agents.
141
142
Berdasarkaan data resevasi yang diperoleh dari pengelola vila menunjukkan bahwa rata-rata reservasi melalui online travel agents mencapai 46,068 persen. Kedua, motivasi pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara terhadap penggunaan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan secara umum sangat tinggi, di mana sebanyak tujuh variabel berada pada level sangat tinggi (lima variabel dari motivasi internal dan dua variabel dari motivasi eksternal) dan tiga variabel (satu variabel dari motivasi internal dan dua variabel dari motivasi eksternal) pada level tinggi. Rata-rata motivasi internal dan eksternal pengelola vila dalam menggunakan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan adalah sangat tinggi dan jika dibandingkan motivasi internal lebih tinggi dari pada motivasi eksternal. Variabel motivasi dengan rata-rata sangat tinggi adalah variabel kebutuhan akan konsistensi, kebutuhan akan pencapaian prestasi dan kebutuhan sesuatu yang baru, kebutuhan akan atribut penyebab (perkembangan TIK), kebutuhan akan afiliasi, kebutuhan akan upah dan kebutuhan akan tanggung jawab. Sedangkan variabel motivasi dengan motivasi tinggi adalah kebutuhan akan kontrol pribadi, kebutuhan untuk meniru dan kebutuhan akan kemudahan dan gratis pendaftaran merupakan variabel dengan rata-rata motivasi paling rendah diantara 10 variabel motivasi. Ketiga, persepsi pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara terhadap penggunaan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan secara umum adalah sangat setuju. Faktor yang memiliki pengaruh yang paling besar terhadap persepsi pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara mengenai penggunaan online travel
143
agents sebagai media promosi dan penjualan adalah (1) faktor persepsi dari dalam diri target di mana latar belakang online travel agent memegang peranan yang sangat penting dalam penggunaannya sebagai media promosi dan penjualan, (2) faktor persepsi dari dalam diri si pengarti, di mana sikap-sikap pengelola vila terhadap online travel agents memegang peranan yang sangat penting. (3) faktor situasi, di mana keadaan kerja mempunyai pengaruh paling kecil terhadap penggunaan online travel agent sebagai media promosi dan penjualan. 6.2
Saran Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dan simpulan yang diperoleh
maka berikut ini saran yang diberikan kepada pihak pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara antar lain : Pertama, pengelola vila sebaiknya merekrut tenaga khusus menangani pengelolaan online travel agents terhadap data availability atau ketersediaan vila, terlebih jika vila menggunakan online travel agents lebih dari dua untuk menghindari terjadinya over booking. Pengelola vila hendaknya menjaga dan senantiasa meningkatkan pelayanan, menjamin kenyamanan dan keamanan wisatawan yang menginap untuk menghindari komentar-komentar negatif yang ditulis oleh wisatawan pada online travel agents. Komentar negatif cenderung akan menurunkan rangking vila, dan sebaliknya jika wisatawan merasa puas dan memberikan komentar positif, tentu akan meningkatkan nilai jual vila. Online travel agents mampu membantu peningkatan occupancy vila, mampu untuk membuat vila lebih dikenal oleh pelanggan potensial dan kemudahan akses internet yang mampu membantu pengelola vila melakukan promosi melalui online
144
travel agents. Oleh karena itu pengelola vila disarankan untuk meningkatkan kerjasama dengan pihak online travel agents. Kedua, promosi online hendaknya tidak hanya fokus dengan menggunakan online travel agents saja, tetapi tetap memelihara website mandiri vila. Karena wisatawan yang melakukan reservasi melalui website mandiri vila tentu akan memberikan nett sales yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan reservasi melalui online travel agents. Ketiga, penelitian ini merupakan penelitian awal berkaitan dengan faktorfaktor persepsi pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara terhadap penggunaan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan, tentunya masih banyak memiliki kekurangan dan memerlukan penyempurnaan. Kepada peneliti lainnya dimasa mendatang agar dapat mengembangkan penelitian dari sisi perspektif wisatawan dan penelitian lain mengenai media promosi pariwisata online lainnya.
DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Rulam. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Australian Tourism Data Warehouse. 2013. Tutorial 39A Online Travel Agents 101. Australia: Australian Tourism Data Warehouse Avlonitis, George J, dan Karayanni, Despina A. 2000. The Impact of Internet Use on Business to Business Marketing. New York: North Holland Badan Pusat Statistik Kabupaten Badung. 2014. Kecamatan Kuta Utara dalam Angka 2014. [cited 2015 January. 22]. Available from : URL : http://badungkab.bps.go.id/index.php?hal=publikasi_detil&id=156 Budi, Permana Agung. 2013. Manajemen Marketing Perhotelan. Yogyakarta: Andi Offset Chaffey, Dave, dkk. 2006. Internet Marketing Strategi, Implementation and Practice. Spain: Prentice Hall Inc China Internet Network Information Centre (CNNIC). Statistical Report on Internet Development in China, 2011-2013., [cited 2014 August. 20]. Available from : URL : http://www1.cnnic.cn/IDR/ Dewi, Ranti Komala. 2012. Strategi Media Promosi Pada Destinasi Pariwisata Istana Pagaruyung. Denpasar: Sampurna Printing Dinas Pariwisata Kabupaten Badung, Ijin Usaha Diterbitkan tanggal terbit 1 Januari 2009 s/d 8 Juli 2013 Jenis usaha : Pondok Wisata. Duarte, Paulo Alexandre de Oliveira, dan Pais, Ana Rita. 2010. Use and Perception of the Internet as Marketing Tool to Promote Rural Tourism. (tesis) Portugal: Universidade de Beira Interior Evita, Rossi, Sirtha, I Nyoman, dan Sunarta, I Nyoman. 2012. Dampak Perkembangan Pembangunan Sarana Akomodasi Wisata Terhadap Pariwisata Berkelanjutan di Bali. Denpasar: Universitas Udayana Gupta, Kanika, dan Gulla, Anju. 2010. Internet Deployment in the spiritual tourism industry : the case of Vaishno Devi Shrine. Worldwide Hospitality and Tourism Themes Vol. 2 No. 5. 2010. Gurgaon India: Emerald p 507519
145
146
Hasan, Ali. 2013. Marketing dan Kasus-Kasus Pilihan. Yogyakarta: CAPS (Center for Academic Publishing Service) Hilma, Rila. 2013. Persepsi Pengelola Hotel di Jakarta, Indonesia dan Paris, Prancis Terhadap Situs Perjalanan www.tripadvisor.com. (tesis) Denpasar: Universitas Udayana Ismayanti, 2010. Pengantar Pariwisata. Jakarta: Grasindo Ismoyo, Sugiarto Sumarlan. 2011. Pengaruh Pelayanan, Harga dan Biaya Promosi Terhadap Online Booking. (tesis) Denpasar: Universitas Udayana Jonscher, Christine. 2011. Social Media Potential Perception and Usage as Marketing Tool : The Case of Small and Medium Sized Accomodation Providers in Auckland. (Disertasi). New Zealand: Auckland University Kabar Nusa. 2014. Standarisasi Vila Jelang Masyarakat Ekonomi ASEAN (serial online), 18 Mei 2014., [cited 2014 Sept. 1]. Available from : URL : http://www.kabarnusa.com/2014/05/standarisasi-vila-jelangmasyarakat.html Kotler, Philip. 2000. Marketing Management Millenium Edition. New Jersey: Prentice Hall Inc Kotler, Philip dan Armstrong. 2012. Principles of Marketing. New Jersey: Prentice Hall Inc MacKay, Kelly, dan Vogt, Christine. 2012. Information Technology in Everyday and Vacation Contexts. Annals of Tourism Research Vol. 39 No. 3. 2012. Britain: Elsevier p 1380-1401 Muljadi, A.J., dan Warman, Andri. 2014. Kepariwisataan dan Perjalanan. Jakarta: Raja Grafindo Persada Neal, Cathy, Quester, Pascale, dan Hawkins, Delbert I. 2004. Consumer Behaviour: Implication for Marketing Strategy. Australia: Mc Graw Hill Australia Pty Ltd Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor PM.86/HK.501/MKP/2010 tentang Tata Cara Pendaftaran Usaha Penyediaan Akomodasi Pitana, I Gde, dan Diarta, I Ketut Surya. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta: CV Andi Offset Purwanto, Ngalim. 2013. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya
147
Riduwan. 2010. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta Robbins, Stephen P, dan Judge, Timothy A. 2008. Perilaku Organisasi Organizational Behaviour. (Diana Angelica, Ria Cahyani dan Abdul Rosyid,Pentj). Jakarta: Salemba Empat. (google book), [cited 2014 Oct. 11]. Available from : URL : http://books.google.co.id/books?id=IwrWupB1rC4C&pg=PR2&dq=perila ku+organisasi+organizational+behaviour+edisi+12&hl=en&sa=X&ei=VR dUVMS8JpG5uASUs4DgAQ&ved=0CBwQ6AEwAA#v=onepage&q=pe rilaku%20organisasi%20organizational%20behaviour%20edisi%2012&f= false Priyatno, Duwi. 2014. SPSS 22 Pengolah Data Terpraktis. Yogyakarta: Andi Offset Santoso, Singgih. 2014. Statistik Multivariat Edisi Revisi Konsep Dan Aplikasi Dengan SPSS. Jakarta: Alex Media Komputindo Shiraev, Eric B, dan Levy, David A. 2012. Psikologi Lintas Kultural. (Triwibowo B.S., Pentj). Jakarta: Kencana Prenada Media Group Silalahi, Ulber. 2012. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama Smith, Victoria Louise, dan Font, Xavier. Volunteer Tourism, Greenwashin and Understanding Responsible Marketing Using Market Signalling Theory. Journal of Sustainable Tourism Vol. 22 No. 6. 2014. Routledge: London p.942-963 Sukotjo, Hendri, dan Radix, Sumanto A. Analisa Marketing Mix-7P (Produk, Price, Promotion, Place, Partisipant, Process, dan Physical Evidence) terhadap Keputusan Pembelian Produk Klinik Kecantikan Teta di Surabaya. Jurnal Mitra Ekonomi dan Manajemen Bisnis Vol.1 No. 2. 2010. Surabaya: Universitas 17 Agustus 1945 p 216-228 ISSN 2087-1090 Sunaryo, Bambang. 2013. Kebijakan Pembangunan Destinasi Pariwisata Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Yogyakarta: Gava Media Tanjung, H. Bahdin Nur, dan Ardial. 2005. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Medan: Kencana Prenada Media Group Tsaur, Sheng Hshiung, Yen, Chang Hua, dan Chen, Chia Li. 2010. Independent Tourist Knowledge and Skill. Annals of Tourism Research Vol. 37 No. 4. 2010. Britain: Elsevier p 1035-1054
148
Undang-Undang Republik Kepariwisataan
Indonesia
Nomor
10
Tahun
2009
tentang
Vanboskirk, Shar, dan Riley, Emily. 2011. The Future of Interactive Marketing for Interactive Marketing Professionals. United States: Forrester Reasearch Inc. Vellas,
François, dan Lionel, Bécherel. 2008. Pemasaran Pariwisata Internasional. (Indriati, Pentj). Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. (google book), [cited 2015 March. 14]. Available from : URL : https://books.google.co.id/books?id=qqbMQCupjvQC&printsec=frontcov er#v=onepage&q&f=false
Wade, Carole, dan Tavris, Carol. 2008. Psikologi Edisi Kesembilan Jilid I. Edisi Bahasa Indonesia (Benedictine Widyasinta dan Ign Darma Juwono, pentj). Jakarta: Erlangga Weiner, Bernard. 2006. Social Motivation, Justice, and The Moral Emotions An Attributional Approach. Los Angeles: Lawrence Erlbaum Associates Publishers Wen, H. Joseph, Chen, Houn-Gee, dan Hwang, Hsin-Ginn. 2001. E-commerce Web Site Design : Strategies and Models. United States: MCB University Press ISSN 0968-5227 p 5-12 Winardi, J. 2011. Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen. Jakarta: Rajawali Pers Wu, Shwu Ing, Wei, Pao-Lien, dan Chen, Jui-Ho. 2008. Influential factors and relational structure of Internet banner advertising in the tourism industry. Taiwan: Elsevier (Tourism Management Article) p 221–236 Yoeti, Oka A. 1996. Pemasaran Parwisata. Bandung: Angkasa Yoeti, Oka A. 2002. Perencanaan Strategi Pemasaran Daerah Tujuan Wisata. Jakarta: Pradnya Paramita Yoeti, Oka A. 2006. Tours and Travel Marketing. Jakarta: Pradnya Paramita www.agoda.com www.asiarooms.com www.askaravilla.com www.booking.com
149
www.deumalokhabali.com www.dewanivilla.com www.duravillasbali.com www.google.com www.grandavenuebalivillas.com www.komeabalivilla.com www.thebalidreamvilla.com www.theblibli.com www.theonevilla.com www.villaberawabali.com www.villaharmony.com www.zivavillas.com
LAMPIRAN
150
LAMPIRAN 1 PROGRAM STUDI KAJIAN PARIWISATA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA Bapak/ Ibu yang terhormat, “Om Swastyastu” Sehubungan dengan penelitian untuk tesis yang berjudul “Persepsi Pengelola Vila di Kecamatan Kuta Utara terhadap Penggunaan Online Travel Agents sebagai Media Promosi dan Penjualan”, pada kesempatan ini saya mohon kesediaan Bapak/ Ibu untuk membantu mengisi jawaban pada kuisioner yang telah saya siapkan. Atas kesediaan dan kerjasama Bapak/ terimakasih.“Om Shantih, Shantih, Shantih, Om”
Ibu,
saya
Denpasar, Peneliti,
mengucapkan 2014
Luh Sri Astuti
KUISIONER A. IdentitasResponden 1. Nama vila
: ……………………………………………
2. Alamat vila
: ……………………………………………
3. Nama responden
: ……………………………………………
4. Status
: Menikah
5. Jenis kelamin
Belum Menikah :
Laki-laki 6. Jabatan
Perempuan :
Operasional Manajer
Supervisor
Manajer Pemasaran
Staf penjualan/ sales
151
7. Grup umur responden : 25 – 34 tahun 35 – 54 tahun 55+ tahun
8. Tahun berdiri vila
: ……………………………………………
9. Jumlah kamar
: ……………………………………………
10. Jumlah karyawan
: ………………………………………orang
11. Target pasar
: ……………………………………………
B. Promosi Yang DilakukanPengelola Vila di KecamatanKuta Utara Media promosi yang digunakan(boleh memilih lebih dari satu) : Personal Selling, seperti : presentasi lisan, membuat perjanjian via telepon Sales Promotion, seperti :voucher discount, special rate Public Relation, seperti : sponsorship, press release Direct Marketing, seperti : pengiriman promosi melalui email atau fax Online Marketing, seperti : website mandiri, online travel agents (contoh : www.agoda.com, www.booking.com dan online travel agents lainnya) Advertising/ Iklan, seperti :televisi, radio, suratkabar, majalah Media Promosi lainnya, sebutkan : ……………………………….
152
C. Motivasi Pengelola Vila di Kecamatan Kuta Utara terhadap Penggunaan Online Travel Agents sebagai Media Promosi Berilah jawaban pernyataan dengan tanda (V) pada kolom yang tersedia sesuai dengan pendapat saudara (ST: sangat tinggi; T :tinggi; S : sedang; R : rendah; dan SR : sangat rendah).
NO 1
PERNYATAAN
Tingkat motivasi saudara dalam mempromosikan vila melalui online travel agents.
2
Tingkat motivasi saudara untuk meningkatkan occupancy vila dengan menggunakan online travel agents.
3
Tingkat motivasi saudara menggunakan online travel agents karena tuntutan pekerjaan (jabatan) saat ini.
4
Tingkat motivasi saudara menggunakan online travel agents karena alasan perkembangan teknologi (internet) yang pesat.
5
Tingkat motivasi saudara menggunakan online travel agents karena adanya keleluasaan untuk menentukan harga sewa oleh pihak vila.
6
Tingkat motivasi saudara menggunakan online travel agents karena dipandang sebagai media promosi yang sedang trend.
7
Tingkat motivasi saudara terhadap affiliate marketing (bekerjasama dengan online travel agents) sebagai tenaga penjualan.
8
Tingkat motivasi saudara menggunakan online travel agent suntuk meningkatkan bonus (service) bagi karyawan vila.
9
Tingkat motivasi saudara menggunakan online travel agents karena pendaftaran sebagai pengguna (user) pada online travel agents gratis.
10
Tingkat motivasi saudara menggunakan online travel agents akibat semakin banyak digunakan oleh vila-vila lain.
ALTERNATIF JAWABAN 5 4 3 2 1 ST T S R SR
153
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi Pengelola Vila di Kecamatan Kuta Utara terhadap Penggunaan Online Travels Agents sebagai Media Promosi Berilah jawaban pernyataan dengan tanda (V) pada kolom yang tersedia sesuai dengan pendapat saudara (SS: sangat setuju; S :setuju; N : netral; TS : tidak setuju; dan STS : sangat tidak setuju).
NO
PERNYATAAN
1
Online travel agents merupakan media promosi dan penjualan bagi vila saudara. Menurut saudara, promosi melalui online travel agents merupakan kebutuhan perusahaan (vila). Saudara termotivasi untuk promosi dan penjualan melalui online travel agents. Saudara mempunyai harapan bahwa promosi dan penjualan melalui online travel agents berdampak pada peningkatan hunian (occupancy) vila. Saudara mempunyai harapan bahwa promosi melalui online travel agents akan meningkatkan pendapatan perusahaan. Online travel agents merupakan usaha promosi dan penjualan online yang murah, mudah, cepat, jangkauan luas. Jika dilihat dari isi website, online travel agents mampu menarik pelanggan potensial.
2 3 4
5 6 7 8
9 10 11 12 13
Jika dilihat dari perusahaan online travel agents yang sudah terkenal, online travel agents mampu membuat vila saudara lebih dikenal. Bekerjasama dengan pihak online travel agents merupakan kerjasama yang saling menguntungkan. Menurut saudara,tatacara penggunaan online travel agents yang satu dengan yang lain pada intinya sama (mirip). Menurut saudara,online travel agents merupakan jalur pemesanan yang sedang trend saat ini. Menurut saudara, kemudahan akses internet mendukung penggunaan online travel agents sebagai media promosi. Menurut saudara, kemudahan akses internet mendukung pelanggan potensial untuk melakukan reservasi melalui online travel agents.
ALTERNATIF JAWABAN 5 4 3 2 1 SS S N TS STS
154
LAMPIRAN 2 PROGRAM STUDI KAJIAN PARIWISATA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA Bapak/ Ibu yang terhormat, “Om Swastyastu” Sehubungan dengan penelitian untuk tesis yang berjudul “Persepsi Pengelola Vila di Kecamatan Kuta Utara terhadap Penggunaan Online Travel Agents sebagai Media Promosi dan Penjualan”, pada kesempatan ini saya mohon kesediaan Bapak/ Ibu untuk membantu memberikan data sesuai pedoman wawancara yang telah saya siapkan. Atas kesediaan dan kerjasama Bapak/ terimakasih.“Om Shantih, Shantih, Shantih, Om”
Ibu,
saya
Denpasar, Peneliti,
mengucapkan 2014
Luh Sri Astuti
PEDOMAN WAWANCARA (Pengelola Vila) A. IdentitasInforman 1. Nama Informan
: ……………………………………………………..
2. Umur
: ……………………………………………………..
3. Jenis Kelamin
: ……………………………………………………..
4. Nama Vila
: ……………………………………………………..
5. Alamat Vila
: ……………………………………………………..
6. Jabatan
: ……………………………………………………..
155
B. DaftarPertanyaan 1. Promosi apa saja yang dilakukan pengelola vila melalui internet? Dan apakah promosi internet menggunakan online travel agents? 2. Bagaimanakah keuntungan dan kerugian promosi dan penjualan melalui online travel agents? 3. Berapa online travel agents yang digunakan sebagai media promosi dan penjualan ? 4. Berapa persen kontribusi online travel agents terhadap occupancy vila? 5. Apakah terdapat orang atau staf yang bertugas dalam kegiatan promosi melalui online travel agents (update data)? 6. Apakah menurut saudara menggunakan online travel agents sebagai media promosi dan penjualan berpengaruh signifikan terhadap tingkat hunian? 7. Bagaimana cara menyiasati kerugian promosi dan penjualan melalui online travel agents?
Lampiran 3. Daftar Responden Vila di Kecamatan Kuta Utara
NO NAMA VILA
1 Ziva a Boutique Villa 2 The One Boutique Villa
3 The Bali Dream Villa Seminyak 4 Villa Harmony Bali
DESA/ KELURAHAN
Kerobokan Kelod Kerobokan Kelod
TAHUN BERDIRI VILA
2008 2011
JUMLAH KAMAR
9 kamar 7 kamar
Kerobokan Kelod Kerobokan Kelod
2007 30 kamar 2009 18 kamar
JUMLAH PASAR UTAMA KARYAWAN
20 Eropa, Inggris, India 26 Taiwan, Australia, Eropa
Australia, India, Singapura, Malaysia, 150 Domestik 13 Australia
5 6 7 8 9 10
The Light Exclusive Villas & Spa The Bli Bli Villa The Awan Villa Villa Bali Bunga Samaja Villas D' Alang-Alang Villas
Kerobokan Kelod Kerobokan Kelod Kerobokan Kelod Kerobokan Kelod Kerobokan Kelod Kerobokan Kelod
2013 2006 2012 2001 2013 2006
29 20 18 6 10 17
kamar kamar kamar kamar kamar kamar
53 22 35 3 25 18
Jepang, Korea Australia, Eropa, Asia Korea, Australia Domestik, Intl All Market Wisman, Wisnus
11 12 13 14 15
Bracha Villas Bali Mutiara Bali La Cabana Bali Royal Heritage Villas Bali Ayu Villa
Kerobokan Kelod Kerobokan Kelod Kerobokan Kelod Kerobokan Kelod Kerobokan Kelod
2013 2001 2010 2009 2008
21 62 9 10 35
kamar kamar kamar kamar kamar
30 80 10 5 40
Aus, Dom, Middle East, Korean Australia Internasional Mix Mix
156
NO NAMA VILA
16 17 18 19 20 21
Javana Royal Villas KoenoKoeni Villa The Dusun Villas De Lu Villas Lima Puri Villas Sandi Agung Villa
DESA/ KELURAHAN
TAHUN BERDIRI VILA
JUMLAH KAMAR
Kerobokan Kelod Kerobokan Kelod Kerobokan Kelod Kerobokan Kelod Kerobokan Kelod Kerobokan Kelod
2008 2011 2008 2012 2012 2012
The Khayangan Dreams Villa 22 Seminyak
Kerobokan Kelod
2010
23 24 25 26 27 28 29 30
Kerobokan Kelod Kerobokan Kelod Kerobokan Kelod Kerobokan Kelod Kerobokan Kelod Kerobokan Kelod Kerobokan Kelod Kerobokan
2011 2011 2006 2007 2010 2010 2006 2000
Kerobokan
2013 56 kamar
Macca Villas & Spa Villa Kayu Raja The Kunja Villa Bhavana Private Villas Casa Bidadari Bugan Villa Villa Air Bali Villa Mathis
31 Uppala Villa & Spa Umalas
16 17 14 18 5 10
kamar kamar kamar kamar kamar kamar
9 kamar 25 58 18 16 10 12 21 18
kamar kamar kamar kamar kamar kamar kamar kamar
JUMLAH PASAR UTAMA KARYAWAN
32 40 25 10 3 17
Lokal dan mancanegara Mix Domestik, Intl Domestik, Intl Mix All Market
25 Mix 35 90 50 25 8 13 70 50
Jepang, Korea, Amerika Australia Eropa, Amerika Eropa Jepang, China Australia Eropa Eropa, Asia
63 Mix
157
NO NAMA VILA
DESA/ KELURAHAN
TAHUN BERDIRI VILA
JUMLAH KAMAR
JUMLAH PASAR UTAMA KARYAWAN
32 Grand Avenue Bali
Kerobokan
2005 18 kamar
15 mix
33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
De Uma Lokha Villas & Spa The Bidadari Villas Dewani Villa Jay's Villas Bali Merita Villa Bali Nyuh Gading Villa Villa Victoria Dura Villas Bali Villa Besar Pulau Villas Bali
Kerobokan Kerobokan Kerobokan Kerobokan Kerobokan Kerobokan Kerobokan Kerobokan Kerobokan Kerobokan
2011 2010 2010 2012 2012 2006 2008 2010 2010 2013
19 19 7 17 15 13 25 10 11 13
kamar kamar kamar kamar kamar kamar kamar kamar kamar kamar
35 40 10 25 25 22 40 14 10 8
Domestik, Intl China, Korea Eropa Taiwan, Jepang, Korea Jepang, China China, Spanyol Australia, Asia Eropa, Asia Australia Rusia, Eropa, Jepang
43 44 45 46 47
Grand Akhyati Villas & Spa Kampoeng Villa Cemara Umalas Aqua Bali Villa Villa Dea
Kerobokan Kerobokan Kerobokan Kerobokan Tibubeneng
2003 2011 2010 2012 2008
10 20 4 11 16
kamar kamar kamar kamar kamar
25 40 4 10 28
China, Jepang, Korea Domestik dan Intl Eropa Internasional Australia
158
NO NAMA VILA
DESA/ KELURAHAN
TAHUN BERDIRI VILA
JUMLAH KAMAR
JUMLAH PASAR UTAMA KARYAWAN
48 49 50 51 52 53
Komea Villa Villa Berawa Villa Senyum Zoe Villa Aberu Villas Amore Villas
Tibubeneng Tibubeneng Tibubeneng Tibubeneng Tibubeneng Tibubeneng
2011 9 kamar 2012 14 kamar 2004 7 kamar 2013 10 kamar 2009 2 kamar 2010 4 kamar
19 30 4 15 5 8
Australia, Eropa, Asia Domestik, Intl Internasional Mancanegara dan Lokal Australia, Korea, Jepang Eropa, Asia, Mix
54 55 56 57 58 59 60 61 62
The Adnyana Villas & Spa Kintamani Villa Villa Avalon Bali Villa Flamboyant Taman Dayu Villa The Chill House Ayanna Villa Kubu Rama Aksata Villa
Tibubeneng Tibubeneng Tibubeneng Tibubeneng Canggu Canggu Canggu Canggu Canggu
2010 2009 2012 2009 2001 1996 2004 2006 2008
6 10 14 10 5 30 18 8 10
Domestik dan Intl Eropa, Amerika Autralia dan Eropa Australia, Eropa Eropa dan Domestik Eropa Oceania Domestik & Mancanegara Australia
4 4 7 7 10 10 25 13 7
kamar kamar kamar kamar kamar kamar kamar kamar kamar
159
NO NAMA VILA
63 64 65 66
Villa La-Tra Villa Kubu Pratiwi Villa Echo Canggu Askara Villa
DESA/ KELURAHAN
Canggu Canggu Canggu Dalung
TAHUN BERDIRI VILA
2007 2008 2012 2012
JUMLAH KAMAR
4 4 4 3
kamar kamar kamar kamar
JUMLAH PASAR UTAMA KARYAWAN
6 5 6 6
Domestik dan Intl Mix Market Intl dan domestik Korea, Taiwan, Jepang
….
160