Persepsi Karyawan Terhadap Keselamatan Kerja Di CV. Retro Kreasi Machinery Banyumanik – Semarang Menurut Undang -Undang Keselamatan Kerja Masyudi (09320021) Mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Persepsi merupakan aktifitas jiwa atau peristiwa jiwa untuk mengadakan hubungan dengan rangsangan atau lingkungan sekitar melalui proses penginderaan. Rangsangan ini tidak hanya terdiri dari bentuk – bentuk kongkrit (gedung, meja, manusia), tetapi juga terdiri dari benda abstrak (ide, budaya, pengetahuan, poloitik, fakta, konsep). Berdasarkan kajian teoritis mengenai konsep suatu persepsi dalam kaitannya dengan keselamatan kerja dalam kaitannya pada suatu program tertentu dapat digunakan sebagai landasan teoritis atas rancangan studi penelitian. Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang sangat perlu dan penting untuk dilaksanakan pada saat karyawan / tenaga kerja bekerja, perlu mendapatkan perhatian dari masyarakat, pekerja, penyelenggara usaha maupun pemerintah. Hal ini menarik perhatian penulis untuk mengungkap lebih jauh tentang peranan karyawan dan pimpinan perusahaan dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan keselamatan kerja. Program keselamatan kerja pada dasarnya adalah untuk menjamin rasa aman dan keselamatan baik jiwa maupun raga para pekerja pada khususnya. Lokasi penelitian yang diambil adalah CV. Retro Kreasi Machinery Banyumanik – Semarang. Informan yang dipilih meliputi kepala divisi bengkel dan karyawan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Dengan mengumpulkan data yang menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Keabsahan data dalam menganalisa menggunakan metode analisis interaktif. Begitu besar manfaat dan keuntungan yang didapat dari penerapan Undang-Undang keselamatan kerja No 1 tahun 1970 pasal 3 tentang syaratsyarat keselamatan kerja. Hal ini membuktikan begitu pentingnya keselamatan kerja dalam suatu perusahaan. Program keselamatan kerja pada suatu perusahaan jika dilaksanakan dengan maksimal ternyata mempunyai manfaat yang sangat besar diantaranya adalah dapat Mencegah dan mengurangi kecelakaan. Mencegah dan mengendalikan timbul, atau menyebarluasnya suhu, kelembapan, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca sinar atau radiasi, suara dan getaran. Mencegah dan mengendalikan, timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik maupun psikis, keracunan akibat infeksi dan penularannya. Di CV. Retro Kreasi Machinery Banyumanik - Semarang dinilai sudah menyelenggarakan dan melaksanakan program keselamatan kerja dengan baik hal ini terbukti selama kurang lebih 5 tahun sejak berdirinya tahun 2008 sampai 2013 ini belum pernah terjadi kecelakaan kerja yang mengakibatkan cacat fisik maupun hilangnya nyawa karyawannya. Namun dalam penyelenggaraan dan pelaksanaan program keselamatan kerja belum maksimal sesuai undang-undang tentang keselamatan kerja No 1 tahun 1970 pasal 3 tentang syarat-syarat keselamatan kerja. Setelah dikaji dan mengingat pentingnya keselamtan kerja sebagai suatu usaha mencegah timbulnya kecelakaan kerja sesuai undang-undang tentang keselamatan kerja No 1 tahun 1970 pasal 3 tentang syarat-syarat keselamatan kerja. , maka penulis memberikan saran sebagai berikut (CV. Retro Kreasi Machinery Banyumanik-Semarang merupakan kunci berhasil atau tidaknya dalam penyelenggaraan dan pelaksanaan program keselamatan kerja, maka demi ketaatan para karyawan harus dibuat suatu peraturan dan sanksi keselamatan kerja yang jelas dan tertulis. Pengarahan, Penyuluhan, dan Pelatihan mengenai keselamatan kerja hendaknya diberikan secara berkala terutama bagi karyawan yang masih baru). Kata Kunci : persepsi, keselamatan kerja, perusahaan PENDAHULUAN Sikap dan tindakan dalam suatu keselamatan kerja dalam upaya mencegah terjadinya suatu kecelakaan kerja dalam bekerja merupakan tindakan utama yang harus dilakukan oleh semua pihak,
Gardan. Vol. 3. No. 2, November 2013
114
baik karyawan maupun pengelola suatu usaha. Keselamatan kerja adalah dari, oleh, dan untuk setiap tenaga kerja serta orang lainnya, dan juga masyarakat pada umumnya. Hal ini disebabkan tidak seorangpun yang mau dan menginginkan diri atau keluarganya cidera maupun terenggut jiwanya. Kecelakaan merupakan kerugian diseluruh pihak yang terkait dalam produksi dan distribusi, karena hal itu sangat mengganggu, menghambat, dan merugikan kinerja perusahaan serta pekerja yang mengalami kecelakaan kerja. Sekarang ini sudah banyak perusahaan memperhatikan pentingnya keselamatan kerja dalam upaya mencegah kecelakaan pada waktu bekerja. Para pengusaha berupaya mewujudkan dalam bentuk mendirikan kesatuan keselamatan kerja dalam perusahaannya. Selain itu pengusaha mewajibkan pekerjanya untuk mentaati sarat-sarat dan petunjuk keselamatan kerja serta memakai alat-alat pelindung diri. Di samping mewajibkan memakai alat-alat pelindung diri kepada para pekerjanya. Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah penyediaan sarana penunjang keselamatan kerja lainnya yang sifatnya melengkapi,seperti alat pemadam kebakaran, alarm tanda bahaya, dan juga menunjang halhal lainnya yang dapat mendukung keselamatan pekerja, lingkungan tempat kerja, maupun materi bahan. Sistim pencegahan kecelakaan masing-masing perusahaan tentulah berbeda-beda menurut jenisnya ditinjau dari alat dan produksinya maupun lingkungan tempat bekerja, yaitu dengan menerapkan undang-undang, penerapan standarisasi, pengawasan, penelitian teknik, riset medis, penelitian psikologis, pendidikan, organisasi K3, dan lain-lain. Namun pada hakekatnya setiap program mempunyai unsur-unsur yang harus dilaksanakan. Tak dapat disangkal bahwa program-program keselamatan kerja sangat bermanfaat. Secara finansial sudah banyak memberikan keuntungan. Biaya produksi bisa ditekan karena tanpa kecelakaan, dapat membantu peningktan produksi dan produktivitas, tidak banyak kerusakan materi, peralatan, perkakas, serta jalannya produksi dapat berjalan lancar. Produksi dapat meningkat karena pekerjanya dapat bekerja dengan baik, tentram, dan aman. Perusahaan dengan kecelakaan yang tinggi tidak akan menarik pekerja-pekerja yang baik, sebaliknya perasahaan yang rapi dan aman selalu menarik pekerja yang baik yang akan dimiliki terus dengan keterampilan dan kemahiran yang menunjukkan peningkatan. Dan pada akhirnya akan mendapat nama dihati masyarakat. Atas dasar itulah maka keselamatan kerja pada CV. Retro Kreasi Machinery tidak bisa diabaikan begitu saja, karena akan menyangkut berbagai aspek kepentingan yang antara lain kepentingan keselamatan karyawan, kepentingan produksi, kepentingan investasi dan juga kepentingan kenyamanan dalam bekerja. Karyawan yang baik akan selalu memperhatikan keselamatan dirinya dan juga keselamatan dan keutuhan apa yang menjadi tanggung jawabnya. Ia tidak bisa lepas begitu saja dari peraturanperaturan yang mengikat, dirinya tentang keselamatan kerja yang telah diprogram oleh perusahaan
Gardan. Vol. 3. No. 2, November 2013
115
tempat ia bekerja.Karyawan harus mempunyai dan menguasai pengetahuan tentang keselamatan kerja, baik secara teori maupun praktek sehingga bila terjadi kemungkinan-kemungkinan yang dapat membahayakan dirinya, orang lain atau disaat terjadi kecelakaan kerja, ia dapat mengatasi secara tepat dan cepat sehingga tidak akan mengganggu jalannya produksi. CV. Retro Kreasi Machinery ini adalah bengkel yang bergerak di bidang retrofit mesin CNC dan mesin konvensional berdiri pada bulan November 2008 didirikan oleh Bapak Teguh Pribadi. Bengkel yang pertama kali didirikan bertempat di Griya Waru Permai jl. Waru Timur III No. 11 Tembalang semarang mendapatkan order pertamanya dari SMK N 6 Pekanbaru yaitu retrofit mesin CNC milling.Kemudian dengan kemajuan dan grafik order yang meningkat pada tanggal 22 januari 2009 bengkel dipindahkan di jalan Mulawarman Raya No.1 Kramas Tembalang - Semarang. Dari sinilah CV. Retro Kreasi Machinery mulai menunjukkan kemajuan yang signifikan. Salama 2 tahun berjalan CV. Retro Kreasi Machinery telah menjual 27 unit mesin yang sudah di retrofit yang persentasinya sejumlah 30% order ke industri dan 70% dari sekolah-sekolah teknik. Semakin hari banyaknya pesanan dan meningkatnya job produksi barang secara continue didapat, area bengkel tidak lagi memungkinkan untuk kegiatan produksi maka tanggal 11 november 2011 CV. Retro Kreasi Machinery pindah alamat bengkel yaitu di jalan Banjarsari No.51A yang tidak jauh dari tempat semula dengan jarak + 1km dengan area kerja yang cukup luas dan mampu mencangkup area kerja yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan produksi. Dan dikampus IKIP Veteran Semarang adalah tempat peneliti menempuh pendidikan, yang mana kampus tersebut adalah salah satu kampus swasta yang bergerak dalam bidang pendidikan keguruan yang memiliki tiga fakultas dan memiliki tujuh jurusan, Pendidikan Teknik Mesin Otomotif adalah salah satu jurusannya dan yang peneliti tempuh, dimana setelah selesai nanti peneliti akan menjadi tenaga pendidik atau guru disekolah SMK, yang mana akan mendidik siswa-siswi menjadi calon mekanik otomotif yang nantinya juga akan menjadi pekerja atau karyawan di suatu industri atau perusahaan. Dimana menurut peneliti seorang karyawan itu mempunyai kewajiban bekerja dan mempunyai hak mendapat upah selain itu juga mempunyai hak untuk mendapat keselamatan dalam bekerja. Oleh karena itu penulis mengangkat judul penelitian “Persepsi Karyawan Terhadap Keselamatan Kerja di CV. Retro Kreasi Machinery Banyumanik – Semarang Menurut UndangUndang Keselamatan Kerja No 1 tahun 1970” yang akan diteliti.
TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Persepsi Persepsi merupakan aktifitas jiwa atau peristiwa jiwa untuk mengadakan hubungan dengan rangsangan atau lingkungan sekitar melalui proses penginderaan. Rangsangan ini tidak hanya terdiri dari bentuk – bentuk kongkrit (gedung, meja, manusia), tetapi juga terdiri dari benda abstrak (ide, budaya, pengetahuan, poloitik, fakta, konsep).
Gardan. Vol. 3. No. 2, November 2013
116
Berdasarkan kajian teoritis mengenai konsep suatu persepsi dalam kaitannya dengan keselamatan kerja dalam kaitannya pada suatu program tertentu dapat digunakan sebagai landasan teoritis atas rancangan studi ini. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan bagian penting yang harus dipahami dan diterapkan dalam dunia kerja , utamanya didunia industri modern. Di dalam industri modern terdapat berbagai mesin, peralatan, dan proses produksi yang menuntut prosedur tertentu supaya terhindar dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Secanggih apapun mesin yang digunakan atau sebesar apapun produksi yang dihasilkan,semua itu tidak ada artinya apabila merugikan manusia atau pekerja. Hal ini didasari pertimbangan bahwa apabila terjadi kecelakaan kerja, terdapat dua kerugian, yaitu kerugian materi dan nonmateri. Kerugian yang bersifatmateri dapat dicari gantinya serta dapat dinilai dengan uang, tetapi kerugian nonmateri, misalnya cacat, sakit, atau bahkan meninggal dunia, tidak dapat dinilai dengan uang.
METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian Berdasarkan rumusan yang diambil sebagai masalah dan telah disahkan pula oleh pembimbing, dalam penelitian ini menekankan pada penyelenggaraan dan pelaksanaan program keselamatan kerja, maka penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu metode atau penelitian yang menerangkan suatu proses yang dianalisa berdasarkan persepsi subyek pelaksana. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian diambil di wilayah banyumanik – semarang. Dengan alasan tertarik dengan permasalahan tersebut. Disamping itu semarang merupakan kota yang tergolong besar, dimana banyak tumbuh indutri – industri besar maupun kecil sehingga penulis merasa mudah dalam mencari lokasi penelitian ini. Selain itu juga untuk memudahkan peneliti yang bertempat tinggal sementara di semarang, sehingga akan menghemat waktu, tenaga dan biaya. Adapun lokasi penelitian yaitu di CV. Retro Kreasi Machinery. Jl. Banjarsari. No.51A. Banyumanik – Semarang. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan hari-hari efektif masuk kerja (Senin s/d Sabtu) di CV. Retro Kreasi Machinery, yaitu selama 3 bulan dari tanggal 17 Juni s/d 17 September 2013. Sumber Data Sumber data adalah sumber informasi yang dipakai penulis dalam pembuatan skripsi ini. Untuk mendapatkan informasi mengenai Persepsi Karyawan terhadap Keselamatan Kerja, maka penulis menentukan sumber data untuk menyusun skripsi ini. Sebab dengan menentukan sumber data penulis akan mendapatkan informasi yang aktual dan dapat dipertanggungjawabkan.
Gardan. Vol. 3. No. 2, November 2013
117
Adapun sumber penelitian ini adalah : a. Informasi dari pemilik perusahaan. b. Informasi dari kepala bagian dan karyawan bagian produksi perusahaan. c. Arsip-arsip dan dokumen perusahaan. d. Tempat (sarana dan prasarana) serta keselamatan kerja perusahaan. Dari sekian informasi data di atas merupakan kunci dari formalnya. Dalam teknik ini penulis mengambil informan yang dipandang paling mengerti atau bisa mewakili populasi. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah langkah yang dilakukan penulis dalam mendapatkan informasi mengenai persepsi karyawan terhadap keselamatan kerja di CV. Retro Kreasi Machinery Banyumanik – Semarang Menurut Undang-Undang Keselamatan Kerja No 1 tahun 1970. Adapun pengumpulan data ini dilakukan dengan teknik sebagai berikut : a. Teknik Observasi Langsung Teknik observasi langsung adalah cara pengumpulan data yang dilakukan melalui pengamatan terhadap obyek penelitian yang dilakukan terhadap beberapa keadaan atau peristiwa tertentu seperti pelaksanaan kegiatan dalam bekerja, sarana keselamatan kerja (dengan menggunakan cheek list) yang berkaitan dengan masalah keselamatan kerja. Observasi dilakukan secara formal dan informal untuk mengamati dilokasipenelitian ini. Ini disebut dengan observasi partisipasi pasif atau pengamatan tanpa berperan serta. b. Teknik Dokumenter Yaitu suatu metode pengumpulan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip dan juga buku-buku tentang pendapat, dalil atau hukum-hukum dan lain-lain yang berhubungan atau masalah penelitian. c. Teknik Wawancara Yaitu pengumpulan informasi dengan mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula. Dalam penelitian ini pertanyaan diajukan kepada sejumlah karyawan bengkel dan juga kepada pimpinan perusahaan.Pertanyaan diajukan secara pribadi terpimpin, artinya melakukan Tanya jawab langsung kepada responden, dimana pertanyaan diajukan berdasar kerangka yang ditentukan, kemudian dilakukan pencatatan terhadap Tanya jawab tersebut.
HASIL PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di CV. Retro Kreasi Machinery. Tepatnya dijalan Banjarsari No. 51A Banyumanik-Semarang. Penelitian ini menggunakan observasi dan wawancara, dilaksanakan dalam kurun waktu 3 (tiga) bulan terhitung sejak tanggal 17 Juni 2013 sampai dengan tanggal 17 September 2013. Sedangkan wawancara dilaksanakan mulai tanggal 25 juni sampai dengan 15 juli 2013 yang terdiri dari (1 orang pemilik perusahaan, 1 orang bagian pengawas, 2 orang bagian mesin bubut, 2
Gardan. Vol. 3. No. 2, November 2013
118
orang bagian mesin bor, 1 orang bagian mesin gerinda, 1 orang bagian las, 2 orang bagian elektronik, 1 orang bagian cnc). Adapun secara terperinci hasil observasi di CV. Retro Kreasi Machinery dan Wawancara dengan karyawan maupun pemilik CV. Retro Kreasi Machinery, sesuai dengan isi Undang-Undang keselamatan kerja No 1 tahun 1970 pasal 3 tentang syarat-syarat keselamatan kerja adalah sebagai berikut : Hasil Observasi Dalam observasi di CV. Retro Kreasi Machinery Banyumanik-Semarang ini peneliti melihat penyelenggaraan dan pelaksanaan program keselamatan kerja yang ada dan menyocokannya dengan Undang-Undang keselamatan kerja No 1 tahun 1970 pasal 3. Adapun hasilnya adalah sebagai berikut: Keselamatan kerja Menurut UU No 1 tahun 1970 pasal 3. Yang ada di CV. Retro Kreasi Machinery Banyumanik Semarang Di perusahaan terlihat menyediakan alat Point (b) Mencegah, mengurangi dan pemadam kebakaran, (APAR atau alat memadamkan kebakaran.. pemadam api ringan). Diperusahaan terlihat adanya Point (d) Memberi kesempatan atau jalan pengawas yang selalu mengawasi menyelamatkan diri pada waktu dan memberikan informasi pada kebakaran atau kejadian lain yang karyawan jika ada bahaya, serta berbahaya. adanya pintu darurat untuk menyelamatkan diri. Di perusahaan ini belum ada Point (g) Mencegah dan mengendalikan pembagian ruang kerja masih dalam timbul, atau menyebarluasnya satu lingkup kerja, untuk mencegah suhu, kelembaban, debu, kotoran, menyebarluasnya debu pekerja asap, uap, gas, hembusan angin, memakai masker. cuaca, sinar atau radiasi, suara dan getaran. Di perusahaan terlihat ada tiga Point (i) Memperoleh penerangan yang sumber penerangan ( penerangan cukup dan sesuai. alam/ matahari, lampu neon, dan lampu tambahan pada bagian mesin yang membutuhkan penerangan lebih ). Pada dinding bangunan perusahaan Point (j) Menyelenggarakan udara yang cukup terlihat dibuat rongga semacam jendela bertralis dimaksudkan untuk sirkulasi udara dariluar. Di beberapa bagian atap perusahaan Point (k) Menyelenggarakan suhu dan terlihat dipasang genting kaca dan di lembab udara yang baik dalam ruang dipasang kipas angin
Gardan. Vol. 3. No. 2, November 2013
119
Point (l) Memelihara kebersihan, keselamatan dan ketertiban
Point (n) Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atau barang. Point (p) Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan penyimpanan barang.
Point (q) Mencegah aliran listrik yang berbahaya.
Hasil
observasi
menunjukkan
di
CV.
dimaksudkan agar sinar matahari dapat masuk sehingga di ruang kerja tidak terlalu lembab dan tidak terlalu panas. Di perusahaan terlihat setiap karyawan berangkat 10 menit lebih awal sebelum jam kerja dimulai, dan terlihat setiap karyawan membersihkan lingkup dan bagian mesin masing-masing sebelum pulang. Penyediaan alat pengangkut barang terlihat masih kurang, tata letak alat dan bahan terlihat juga kurang teratur sehingga menyulitkan keluar – masuknya barang. Penyediaan alat pengangkut barang masih kurang, tata letak alat dan bahan kurang teratur sehingga menyulitkan keluar – masuknya barang. Untuk gudang penyimpanan barang belum ada sementara barang diletakkan di tempat kosong ruang kerja dan sebagian diletakkan di rumah pribadi pemilik perusahaan. Instalasi listrik yang ada diperusahaan terlihat dipasang di dalam pipa khusus dimaksudkan untuk mencegah bahaya arus listrik. Retro
Kreasi
Machinery
sudah
berupaya
menyelenggarakan dan melaksanakan program keselamatan kerja untuk karyawannya. Meskipun dalam penyelenggaraan dan pelaksanaannya masih kurang maksimal sesuaiUndang-Undang keselamatan kerja No 1 tahun 1970 pasal 3 tentang syarat-syarat keselamatan kerja. Hasil Wawancara Dalam wawancara peneliti dengan karyawan maupun pemilik CV. Retro Kreasi Machinery mengenai program keselamatan kerja yang diselenggarakan dan dilaksanakan oleh karyawan maupun perusahaan yaitu berpedomanpada Undang-Undang keselamatan kerja No 1 tahun 1970 pasal 3. Adapun hasilnya adalah sebagai berikut :
Gardan. Vol. 3. No. 2, November 2013
120
Keselamatan kerja Menurut UU No 1 tahun 1970 Hasil Wawancara Sesuai Persepsi pasal 3. point (a) Pak TP yaitu Pemilik perusahaan mencegah dan mengurangi mengutarakan bahwa : kecelakaan. “tidak ada perusahaan yang menginginkan kerugian karena rusaknya bahan maupun hilangnya nyawa karyawannya akibat kecelakaan kerja, namun di dalam usaha menyelenggarakan keselamatan kerja dan alat-alat penunjang keselamatan kerja guna mencegah dan mengurangi kecelakaan di perusahaan ini belum bisa terpenuhi dengan baik, karena mengingat biayanya yang sangat besar untuk itu semua dan perusahaan ini tergolong perusahaan kecil”. Dan perusahaan ini baru mampu menyediakan alat-alat penunjang keselamatan kerja yang sifatnya ringan dan murah seperti masker kain, sarung tangan kain, kaca mata las kesemua itu wajib dipakai karyawan di bengkel. Kalaupun sampai terjadi kecelakaan kerja yang berat ataupun fatal pada karyawan dari pihak perusahaan tidak bisa membantu sepenuhnya dalam pembiayaan pengobatan, hanya memberikan semampu perusahaan. Disamping itu untuk menyukseskan program kerja di perusahaan ini dilakukan pengawasan kerja terhadap karyawan jadi ketika ada bahaya terhadap karyawan, bagian pengawas mengingatkan, menolong atau membantu karyawan. Menurut pak TTK yaitu bagian pengawas bengkel kerja, mengatakan bahwa : “menjaga komunikasi yang baik pada karyawan sangat diperlukan agar karyawan bekerja tidak merasa tertekan, karena yang diawasi ini adalah manusia, kalau bekerja penuh tekanan dan paksaan maka hasilnya tidak bagus. Selain itu bukan hanya mengawasi kinerjanya yang bagus tapi juga mengawasi keselamatan kerja karyawan dalam rangka mencegah kecelakaan kerja”. Waktu itu peneliti melihat sendiri pak TTK melakukan peneguran pada karyawan bagian las listrik yang tidak memakai sarung tangan saat bekerja, waktu itu pak TTK meminta pada bagian las untuk menghentikan pekerjaan kemudian
Gardan. Vol. 3. No. 2, November 2013
121
memerintahkan untuk memakai sarung tangan dahulu baru melanjutkan pekerjaan, pada waktu istirahat bagian las dipanggil kepala divisi bengkel, ketika dikonfirmasi kepala divisi bengkel membenarkan hal tersebut dan mengatakan kepada bagian las bahwa jangan sampe mengulangi kesalahan lagi karena hal itu bisa membuat celaka diri sendiri, orang lain dan juga bisa merugikan perusahaan dan sampai mengulangi lagi maka dilakukan pemotongan gaji. Menurut Pak WN yaitu karyawan bagian mesin bubut 1 mengatakan bahwa : keselamatan kerja bagi dirinya adalah yang penting selalu hati-hati dalam setiap melakukan pekerjaan, bekerja dengan senang hati, tenang tidak tertekan sangat dibutuhkan, agar bisa konsentrasi dalam bekerja sehingga tidak terjadi kecelakaan ringan maupun kecelakaan berat. Menurut pak MN yaitu karyawan bagian bur mengatakan : Bekerja harus ingat, waspada dan jangan terlena biar tidak membawa bencana, karena dengan ingat tidak kosong dan waspada dari bahaya kemudian tidak keasikan sehingga tidak tau ada bahaya. Maka dengan memegang prinsip itulah bekerja bisa selamat tetapi juga tidak lupa bagaimana usaha yang kita lakukan yaitu tetap bekerja dengan aturan yang ada. Ya meskipun perusahaan ini masih kurang dalam penyediaan alat-alat penunjang keselamatan namun yang penting tetap bisa bekerja demi kehidupan anak-anak dan keluarga, kalaupun lagi sakit ya ijin pada pimpinan untuk tidak masuk kerja. Mas SG yaitu karyawan bagian las mengatakan bahwa : Pernahmendapat teguran dari pak TTK (bagian pengawas) karena waktu itu lupa tidak memakai sarung tangan ketika bekerja, waktu itu mas SG diminta pak TTK untuk menghentikan pekerjaan kemudian diperintahkan untuk memakai sarung tangan dahulu baru melanjutkan pekerjaan, pada waktu istirahat mas SG juga membenarkan bahwa dipanggil oleh kepala divisi bengkel, dan ia diperingatkan untuk tidak mengulangi
Gardan. Vol. 3. No. 2, November 2013
122
Point (e) Memberi pertolongan pada kecelakaan.
kesalahannya lagi kalau sampai mengulanginya maka dilakukan pemotongan gaji oleh perusahaan, dan mas SG pun berjanji kepada kepala divisi bengkel bahwa tidak akan mengulangi kesalahannya lagi. Akhirnya tidak sampai dilakukan pemotongan gaji dan mas SG hanya mendapat teguran keras untuk tidak mengulangi kesalahan. Pak WN yaitu karyawan bagian mesin bubut 1 mengatakan bahwa : Pernah ada kejadian kecelakaan kerja sekitar bulan juni 2011 pada rekan kerja di sebelahnya yaitu pak YT karyawan bagian mesin bubut 2, waktu itu pak YT bekerja pada mesin bubut 2 dan ketika melihat benda berputar merasa ikut berputar-putar terasa mual dan muntah-muntah dan terjatuh, untungnya tidak terjatuh kemesin bubut yang berputar tapi terjatuh kesamping, dan waktu itu pak WN memberikan pertolongan bersama pak TTK (bagian pengawas). Ketika dikonfirmasi pak YT (karyawan bagian mesin bubut 2) membenarkan kejadian itu dan mengatakan waktu itu kurang istirahat karena malamnya begadang diacara pernikahan tetangganya sehingga ketika paginya berangkat bekerja merasa capek, ngantuk dan rasanya pusing ketika berdiri bekerja di bagian mesin bubut, dan pak YT mengatakan bahwa waktu itu dibawa kepuskesmas, biaya ditanggung perusahaan, dan dua hari kemudian pak YT dipanggil untuk menghadap direktur operasional bersama bagian pengawas dan kepala divisi bengkel. Pak YT juga mengatakan bahwa waktu itu bagian pengawas dan kepala divisi bengkel juga ikut ditegur oleh direktur operasional karena dianggap kurang peka terhadap keadaan karyawan, kemudian pak YT mengaku bahwa itu adalah salahnya karena waktu itu tidak memberitahukan kepada bagian pengawas dan kepala divisi bengkel bahwa dirinya kurang sehat. Dan akhirnya gaji pak YT untuk bulan itu dipotong, karena telah memaksakan diri untuk bekerja ketika kurang sehat dan pak YT membenarkan hal tersebut.
Gardan. Vol. 3. No. 2, November 2013
123
Point (f) Memberikan alat perlindungan diri kepada para pekerja.
Pak TP yaitu Pemilik perusahaan mengutarakan bahwa : Perusahaan ini baru mampu menyediakan alat-alat penunjang keselamatan kerja yang sifatnya ringan dan murah seperti masker kain, sarung tangan kain yang diwajibkan untuk dipakai karyawan waktu bekerja, dan kaca mata las kesemua itu wajib dipakai karyawan di bengkel. Menurut pak WN yaitu karyawan bagian mesin bubut 1 mangatakan bahwa : Faktor terpenting dalam melindungi diri pada waktu bekerja adalah kewaspadaan dan kehati-hatian, serta selalu menjaga kondisi tubuh selalu fit agar dapat bekerja dengan maksimal, kemudian juga ditunjang dengan perlengkapan lain, seperti pakaian kerja yang tidak terlalu ketat agar gerakan dari pekerja terasa bebas dan juga pakaian kerja yang tidak kedodoran untuk menghindari pakaian yang terbelit oleh bidang putar mesin bubut, memakai alas kaki, sarung tangan dan rambut yang tidak panjang.
Hasil wawancara menunjukkan di CV. Retro Kreasi Machinery dari pihak perusahaan sudah berupaya menyelenggarakan program keselamatan kerja untuk karyawannya dan pihak karyawan telah melakukan program keselamatan kerja. Meskipun dalam penyelenggaraan dan pelaksanaannya masih kurang maksimal, namun di CV. Retro Kreasi Machinery sudah dilaksanakan tindakantindakan yang mengacu padaUndang-Undang keselamatan kerja No 1 tahun 1970 pasal 3 tentang syarat-syarat keselamatan kerja. Pembahasan Pada dasarnya program keselamatan kerja pada suatu perusahaan jika dilaksanakan secara maksimal sesuai Undang-Undang keselamatan kerja No 1 tahun 1970 pasal 3 tentang syarat-syarat keselamatan kerja. Maka akan sangat menunjang tujuan perusahaan yang hendak dicapai. Perusahaan sebagai pembuat program keselamatan kerja hendaknya memperhatikan faktor-faktor pengiringnya, yang meliputi profesionalisme pekerjanya, lingkungan kerja, dan kepedulian perusahaan dalam memasyarakatkan keselamatan kerja serta menyediakan perlengkapan perlindungan diri bagi karyawan. Jika kita perhatikan dari berbagai pelaksanaan dan persepsi karyawan terhadap keselamatan kerja melalui wawancara ternyata mereka telah memahami dan menyadari akan pentingnya
Gardan. Vol. 3. No. 2, November 2013
124
keselamatan kerja pada suatu perusahaan dimana pekerjaan tersebut mempunyai tingkat resiko yang cukup tinggi. Pelaksanaan dan persepsi keselamatan kerja pada karyawan tidaklah sama antara karyawan yang satu dengan karyawan yang lainnya hal ini dikarenakan bidang pekerjaan yang berbeda dan latar belakang status social, ekonomi, budaya, pendidikan yang berbeda juga yang ternyata sangat mempengaruhi pelaksanaan dan persepsi dalam mempersiapkan keselamatan kerja secara menyeluruh. Sedangkan penyelenggaraan dan pelaksanaan keselamatan kerja pada CV. Retro Kreasi Machinery Banyumanik-Semarang yang didapat dari observasi, wawancara dan setelah dikonfirmasi tentang keselamatan kerja ternyata CV. Retro Kreasi Machinery Banyumanik-Semarang dianggap kurang baik karena tidak memenuhi syarat-syarat keselamatan kerja yang sesuai dalam undangundang keselamatan kerja No 1 tahun 1970 pasal 3. Bila dikaji secara mendalam maka keselamatan kerja akan memberikan keuntungan baik bagi pekerja maupun bagi perusahaan yang mempekerjakannya. Keuntungan yang didapat oleh pekerja adalah selain melindungi raga pekerja juga melindungi jiwa pekerja dari kecelakaan kerja dan kenyamanan saat bekerja. Sedangkan pihak perusahaan dengan tidak adanya kecelakaan akan menghemat biaya produksi akibat dari barang-barang rusak, efisiensi waktu tercapai bahkan dapat meningkatkan keuntungan untuk perusahaan karena pekerjanya rajin bekerja. Pekerja yang menggunakan pelindung diri sewaktu kerja apalagi pekerjaan itu beresiko tinggi perlu untuk dicontoh. Hal ini menunjukkan bahwa pekerja itu menunjukkan pekerja yang profesional yang peduli akan keselamatan dirinya maupun keselamatan rekan-rekannya yang bekerja bersamanya dalam satu ruangan yang sama, karena keselamatan satu orang akan memberikan ketenangan kerja pada pekerja yang lainnya sebaliknya kecelakaan kerja yang menimpa pada satu orang akan memberikan rasa was-was pada pekerja lainnya sehingga akan memberikan rasa tidak aman saat bekerja. Profesionalisme ini tidaklah didapat dengan begitu saja tetapi ditunjang dengan pengalaman dan pengetahuan. Oleh karena itu perusahaan perlu memberikan pengarahan–pengarahan kepada para pekerjanya agar para pekerja mengerti akan prinsip-prinsip keselamatan kerja secara umum untuk kemudian diterapkan dilapangan saat mereka kerja. Tata tertib keselamatan kerja sebagai perlindungan bagi karyawannya dan pembinaan karyawan terhadap keselamatan kerja juga harus mendapatkan perhatian yang serius. Tata tertib harus secara tertulis dan dipasang pada tempat-tempat yang mudah dilihat agar para pekerja selalu ingat akan pentingnya keselamatan kerja pada saat bekerja.
KESIMPULAN Begitu besar manfaat dan keuntungan yang didapat dari penerapan Undang-Undang keselamatan kerja No 1 tahun 1970 pasal 3 tentang syarat-syarat keselamatan kerja. Hal ini membuktikan begitu pentingnya keselamatan kerja dalam suatu perusahaan. Program keselamatan
Gardan. Vol. 3. No. 2, November 2013
125
kerja pada suatu perusahaan jika dilaksanakan dengan maksimal ternyata mempunyai manfaat yang sangat besar diantaranya adalah dapat Mencegah dan mengurangi kecelakaan.Mencegah dan mengendalikan timbul, atau menyebarluasnya suhu, kelembapan, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca sinar atau radiasi, suara dan getaran.Mencegah dan mengendalikan, timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik maupun psikis, keracunan akibat infeksi dan penularannya. Mencegah dan mengurangi bahaya kebakaran. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran Pekerja sebagai pelaksana program keselamatan kerja dengan berbagai keterbatasannya dan beragamnya status pendidikan formalnya maka pekerja perlu mendapatkan pengarahan-pengarahan tentang keselamatan kerja pada suatu perusahaan. Dengan pengalamannya dan perlu ditambah penyuluhan dan pengarahan-pengarahan mengenai keselamatan kerja dari berbagai pihak khususnya CV. Retro Kreasi Machinery Banyumanik-Semarang. Sedangkan pihak CV. Retro Kreasi Machinery Banyumanik-Semarang terlihat selalu berusaha untuk menyempurnakan program keselamatan kerjanya agar mencapai efektif dan efisiensi yang tinggi dengan cara selalu berusaha melengkapi sarana prasarana keselamatan kerja yang belum dipunyai. Di CV. Retro Kreasi Machinery Banyumanik-Semarang dinilai sudah menyelenggarakan dan melaksanakan program keselamatan kerja dengan baikhal ini terbukti selama kurang lebih 5 tahun sejak berdirinya tahun 2008 sampai 2013 ini belum pernah terjadi kecelakaan kerja yang mengakibatkan cacat fisik maupun hilangnya nyawa karyawannya.Namun dalam penyelenggaraan dan pelaksanaan program keselamatan kerja belum maksimal sesuai undang-undang tentang keselamatan kerja No 1 tahun 1970 pasal 3 tentang syarat-syarat keselamatan kerja.
DAFTAR PUSTAKA
Alex Sobur, 2003, Psikologi Umum, Bandung: CV Pustaka Setia. Anonymus, 2009, Buku Paduan Pendidikan IKIP Veteran Semarang, Semarang: IKIP Veteran Semarang. Anonymus, http://jurnalk3.com/category/info-k3/k3-industri Anonymus, http://jurnalk3.com/category/kecelakaan-kerja Anonymus, http://www.asiatour.com/lawarchives/indonesia/uu_keselamatan_kerja/uu keselamatan kerja index.htm Anonymus, http://id.wikipedia.org/wiki/Persepsi Anonymus,http:// uharsputra.files.wordpress.com/.../kuliah-1-penelitian kualitatif.doc Aulia Ishak, http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1458/1/industri-aulia3.pdf Bimo Walgito, 2010, Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarta: CV Andi Offset. Halim Malik, http://edukasi.kompasiana.com/2011/02/11/penelitian-kualitatif-339265.html
Gardan. Vol. 3. No. 2, November 2013
126
Iman Rosidi, http://nasional.sindonews.com/read/2012/10/16/34/680309/kerugian-kecelakaan-kerjacapai-rp280-t-tahun Lexy J. Moleong, 2010, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta. Sunyoto, Dkk, 2008, Teknik Mesin Industri, Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Sutrisno, Kusmawan Ruswandi, 2007, Prosedur Keamanan,Keselamatan dan kesehatan Kerja, Jakarta: Galia Indonesia Printing.
Gardan. Vol. 3. No. 2, November 2013
127