Vol: 4 No: 1 Tahun: 2014
Persediaan Kas Pada Koperasi KUAT (Kelompok Usaha Agribisnis Terpadu) Subak Guama Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan Ni Luh Putu Lilik Nuriani Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail:
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) tingkat perputaran kas dan (2) persediaan minimum kas pada Koperasi KUAT Subak Guama. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kuantitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah Koperasi KUAT Subak Guama dan objek dalam penelitian ini adalah persediaan minimal kas yang tepat. Data dikumpulkan dengan metode wawancara tidak terstruktur dan dokumentasi, kemudian dianalisis dengan analisis kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) tingkat perputaran kas pada tahun 2009 sebesar 23,81611 kali, tahun 2010 sebesar 6,2148 kali, tahun 2011 sebesar 53,60421 kali, tahun 2012 sebesar 52,94071 kali, dan tahun 2013 sebesar 33,17553 kali. Sehingga rata-rata tingkat perputaran kas dalam satu tahun adalah 33,17553 kali atau 34 kali yang menunjukkan bahwa penggunaan kas cukup efisien dan (2) Persediaan minimum kas yang harus disediakan oleh koperasi pada tahun 2009 sebesar Rp.5.352.840,00, tahun 2010 sebesar Rp.59.296.518,00, tahun 2011 sebesar Rp.8.267.085,00, tahun 2012 sebesar Rp.10.504.235,00, tahun 2013 sebesar Rp.17.238.580,00. Rata-rata persediaan minimum kas dalam satu tahun adalah Rp.20.131.852,00. Kata kunci: tingkat perputaran, persediaan kas dan koperasi Abstract This research aim to knows (1) the rate of turnover cash and (2) the minimum supply of cash at “Koperasi KUAT Subak Guama”. This research includes a quantitative descriptive study. The subjects of this research is “Koperasi KUAT Subak Guama” and the objects of this research is the accurate minimum supply of cash. Data were collected with unstructured interviews method and documentation, then analyzed by quantitative analysis. The results showed that (1) the rate of turnover cash in 2009 amounted to 23,81611 times; in 2010 amounted to 6,2148 times; in 2011 amounted to 53,60421 times; in 2012 amounted to 52,94071 times; and in 2013 amounted to 33,17553 times. So that, the average rate of turnover cash in one year amounted 33,17553 times or 34 times show that employing cash is enough effective and (2) minimum supply of cash should be provided by “koperasi” in 2009 amounted Rp.5.352.840,00; in 2010 amounted to Rp.59.296.518,00; in 2011 amounted to Rp.8.267.085; in 2012 amounted to Rp.10.504.235,00; and in 2013 amounted to Rp.17.238.580,00. The average minimum supply of cash in one year amounted Rp.20.131.852,00. Keywords: The rate of turnover, Supply of Cash and Koperasi
Vol: 4 No: 1 Tahun: 2014
PENDAHULUAN KUAT (Kelompok Usaha Agribisnis Terpadu) adalah suatu bentuk kelembagaan yang dibentuk oleh Badan Litbang Pertanian. Pada tanggal 1 April 2002 KUAT di Tabanan tepatnya di Desa Selanbawak, Kabupaten Marga membentuk koperasi yang bernama Koperasi KUAT Subak Guama. Koperasi KUAT Subak Guama merupakan suatu badan usaha yang bergerak di bidang agribisnis. Secara administratif koperasi ini memiliki tiga wilayah yaitu Desa Batannyuh, Desa Selanbawak dan Desa Peken Belayu, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan. Tujuan dibentuknya koperasi ini sesuai dengan ketentuan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan para petani dan keluarganya sesuai dengan program yang dicanangkan pemerintah, yaitu mendukung P3T (Program Pengembangan Padi Terpadu) yang berbasis kerakyatan yang mandiri dan berkelanjutan. Koperasi ini juga berfungsi untuk melayani kebutuhan masyarakat petani dalam mengembangkan setiap kegiatan usaha dalam bidang agribisnis, dan dapat memenuhi kebutuhan saprodi (sarana produksi padi) secara tepat waktu dan tepat jumlah. Dengan program ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan serta pendapatan para petani. Dalam melakukan kegiatannya, koperasi memperoleh modal awal dari BPLM (Bantuan Pinjaman Langsung Masyarakat) yang merupakan bagian dari P3T. Modal awal yang diperoleh sebesar Rp.843.200.000,00. Dana tersebut dimanfaatkan oleh koperasi untuk menjalankan tiga jenis kegiatan. Kegiatan koperasi yang pertama adalah Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) atau Integreted Corps Management (ICM). Untuk kegiatan ini koperasi mengalokasikan dana sebesar Rp.98.000.000,00. Dana tersebut direalisasikan dalam bentuk penyaluran saprodi berupa penyaluran benih, pupuk, dan pestisida yang diterima oleh anggota kelompok tani dalam bentuk saprodi berupa benih, pupuk dan pestisida dengan sistem pembayaran panen (4 bulan) dan bunga 1% / bulan. Kegiatan kedua adalah Sistem
Integrasi Padi Ternak (SIPT) atau Corps Livestock System (CLS). Untuk kegiatan ini koperasi mengalokasikan dana sebesar Rp.663.500.000,00. Dana tersebut direalisasikan dalam bentuk kredit ternak sapi kepada anggota kelompok tani Subak Guama dengan jumlah maksimal pinjaman kredit sebesar Rp.3.000.000,00/ekor dengan bunga 1 % menetap perbulan dengan jangka waktu pengembalian selama 2 tahun. Kegiatan yang terakhir adalah penguatan modal usaha rumah tangga atau Kredit Usaha Mandiri (KUM). Untuk kegiatan ini, koperasi mengalokasikan dana sebesar Rp.81.700.000,00 yaitu bantuan penguatan modal usaha untuk para wanita tani, seperti usaha minyak kelapa, usaha ternak babi, usaha jajan bali, usaha tenun, usaha ukir, usaha dagang, dan lain-lain. Dana tersebut direalisasikan dalam bentuk pinjaman bulanan dengan jumlah maksimal pinjaman kredit sebesar Rp.900.000,00 tanpa agunan, dan Rp.1.000.000,00 keatas dengan agunan. Cara pengembalian diangsur setiap bulan dengan bunga 2% menurun setiap bulan dan jangka waktu pengembalian 10 bulan untuk nasabah yang tanpa agunan dan maksimal 24 bulan untuk nasabah yang memakai agunan. Dalam rangka memperlancar kegiatan koperasi tersebut keberadaan kas sangatlah penting. Kas diperlukan baik untuk membiayai operasi usaha sehari-hari, juga untuk mengadakan investasi dalam aktiva tetap atau disebut sebagai aliran kas keluar, di samping itu ada juga aliran kas masuk (Kanisius, 2000). Kas merupakan komponen keuangan koperasi yang paling likuid. Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya yang sudah jatuh tempo. Dengan mengetahui angka likuiditas maka kreditor atau pihak berkepentingan lainnya dapat menganalisa dan menginterprestasikan posisi keuangan jangka pendek suatu perusahaan (Munawir, 2007). Menurut Baridwan (2000) untuk dapat digolongkan sebagai kas terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu sebagai berikut. 1) Diterima sebagai setoran oleh bank dengan nilai nominal, sehingga elemen-
Vol: 4 No: 1 Tahun: 2014
elemen yang tidak diterima sebagai setoran oleh bank dengan nilai nominal tidak dikelompokkan dalam kas. Jika terdapat wesel tagih yang diserahkan ke bank untuk ditagihkan, maka wesel tagih ini tetap dicatat sebagai piutang wesel sampai dilunasi oleh yang membuat wesel. 2) Terkadang perangko digunakan untuk pembayaran yang jumlahnya kecil, tetapi perangko tidak akan diterima sebagai setoran oleh bank, sehingga perangko bukan kas. 3) Cek mundur akan tetap dicatat sebagai piutang sampai tanggal dimana cek dapat diuangkan. 4) Surat-surat berharga seperti sahamsaham dan obligasi mungkin dapat segera dijual dan menjadi uang tunai, tetapi sebelum dijual surat-surat berharga tersebut tidak termasuk kelompok kas, sebelum dijual surat berharga tetap dilaporkan sebagai incestasi jangka pendek. 5) Simpanan dalam bank-bank diluar negeri menimbulkan suatu masalah khusus karena mata uang yang berbeda. Oleh karena itu, simpanan di bank luar negeri harus dikurskan dalam rupiah. Seringkali simpanan-simpanan di bank luar negeri tidak dapat diambil sewaktu-waktu sehingga simpanan tersebut dalam neraca dilaporkan secara terpisah. 6) Uang kas yang dibatasi penggunaannya, biasanya dalam bentuk dana, tidak termasuk dalam kas dan akan dilaporkan secara terpisah sebagai dana. Jika penggunaaannya kurang dari satu tahun, maka termasuk pada aktiva lancar, tetapi jika dapat digunakan untuk pengeluaranpengeluaran dalam waktu satu tahun, maka dilaporkan dalam kelompokkelompok aktiva tidak lancar. Untuk itu kas meliputi koin, uang kertas, cek, wesel (kiriman uang melalui pos yang lazim berbentuk draft bank atau cek bank) dan uang yang disimpan di bank yang dapat ditarik tanpa pembatasan dari bank yang bersangkutan (Herawati, 2010). Kas diartikan sebagai uang tunai yang dimiliki oleh suatu perusahaan dan tercatat dalam neraca pada posisi aktiva lancar.
Secara umum, kas juga dapat diartikan sebagai uang yang disimpan di bank, yang dapat diuangkan setiap saat Kasmir (2010). Persediaan kas yang cukup sangat penting, sebab ketersediaan kas yang cukup maka koperasi dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Untuk itu jumlah kas yang ada pada koperasi harus diperhatikan karena apabila kas terlalu kecil akan berbahaya bagi perusahaan, karena akan mengakibatkan hambatan bagi pengeluaran untuk berbagai pembayaran koperasi. Dampak dari kekurangan kas adalah koperasi tidak mampu menutupi biayabiaya yang sudah menjadi beban koperasi, menghambat operasi koperasi karena tidak mampu membeli bahan baku atau membayar gaji karyawan bahkan dapat mengecewakan pihak-pihak terkait karena tidak mampu membayar kewajiban koperasi. Penanaman uang kas untuk tujuan operasional harus diperhitungkan atas dasar kebutuhan dana setiap harinya dan kebutuhan uang tunai yang fluktuatif pada hari-hari tertentu dapat disediakan dari persediaan dalam rekening penempatan dana pada bank-bank lain (Kuswandi, 2000). Namun bukan berarti koperasi harus mempertahankan kas dalam jumlah yang besar. “Dengan mempertahankan persediaan kas yang sangat besar akan berdampak makin banyak uang yang mengganggur sehingga akan memperkecil profitabilitasnya” (Sulindawati, 2011:31). Apabila kas terlalu besar dibandingkan pengeluaran kas yang dibutuhkan atau jumlah kas lebih kecil dibandingkan jumlah pengeluaran koperasi, keadaan tersebut juga kurang baik bagi koperasi ”Dengan demikian besarnya jumlah persediaan kas harus dilakukan dengan memperhitungkan tingkat perputaran kas dan menentukan besarnya persediaan minimum kas” (Asri, 1987:255). Menurut Kuswandi (2000: 143) “tujuan menjaga persediaan kas adalah selain untuk mempertahankan likuiditas juga untuk menghindari terjadinya over atau under liquid, memanfaatkan kelebihan dana untuk disalurkan kepada aktiva yang dapat menciptakan pendapatan”. Terdapat keuntungan bagi koperasi yang memiliki kas memadai. Menurut Kamaludin dan Rini
Vol: 4 No: 1 Tahun: 2014
Indriani (2012) terdapat beberapa keuntungan dalam memiliki kas antara lain Perusahaan dapat memanfaatkan potongan tunai yang diberikan oleh rekanan, dapat menjaga likuiditas perusahaan, dapat memenuhi beberapa kondisi yang tidak diinginkan dan tidak diperkirakan, dapat memanfaatkan kesempatan bisnis. Menurut Weston dan Thomas E. Copeland (2002) manfaat pokok dari jumlah kas yang memadai antara lain dapat dimanfaatkan untuk melakukan analisa kredit, dapat mengambil peluang bisnis, mencapai tingkat likuditas yang cukup, perusahaan dapat memanfaatkan potongan harga dalam pembelian barang. Namun dalam mengelola kas Koperasi KUAT sering menemukan masalah dalam jumlah persediaan kas yang tidak tepat. Persediaan kas setiap harinya diatur oleh pengurus keuangan koperasi dengan jumlah yang dibatasi sebesar Rp.5.000.000,00. Padahal jumlah tersebut terkadang tidak cukup untuk menjalankan transaksi yang dilakukan. Permasalahan tersebut menyebabkan koperasi seringkali mengalami kekurangan kas dalam memenuhi kebutuhan anggota koperasi. Kekurangan jumlah kas sangat mengganggu transaksi yang berlangsung dan dapat mengurangi kepercayaan para anggota koperasi dalam melakukan kredit maupun penyimpanan uang tunai. Berdasarkan permasalahan yang ada pada koperasi maka peneliti ingin mengetahui bagaimana persediaan kas yang tepat pada Koperasi KUAT Subak Guama. Sehingga peneliti membuat judul “Analisis Persediaan Kas Pada Koperasi Kuat (Kelompok Usaha Agribisnis Terpadu) Subak Guama Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan”. Adapun tujuan dari peneltian ini adalah untuk mengetahui tingkat perputaran kas dalam pada Koperasi KUAT (Kelompok Usaha Agribisnis Terpadu) Subak Guama dan persediaan minimum kas pada Koperasi Kuat (Kelompok Usaha Agribisnis Terpadu) Subak Guama. METODE Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah Koperasi KUAT Subak
Guama. Objek dalam penelitian ini adalah persediaan kas yang tepat ditinjau dari jangka waktu perputaran kas, tingkat perputaran kas dan persediaan minimal kas. Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kas pada Koperasi KUAT Subak Guama dan data sekunder diperoleh dari dokumen koperasi berupa catatan keuangan Koperasi KUAT Subak Guama yang terdiri dari laporan neraca dan laporan sisa hasil usaha komulatif yang dimiliki pengurus koperasi. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data kuantitatif dalam penelitian ini berupa data keuangan Koperasi KUAT Subak Guama yang terdiri dari laporan sisa hasil usaha komulatif dan neraca. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara tidak terstruktur dan dokumentasi. Wawancara tidak terstruktur dilakukan kepada pengurus koperasi KUAT Subak Guama untuk memperoleh data mengenai beberapa hal yang berkaitan dengan kas terutama yang menyangkut persediaan kas pada Koperasi KUAT Subak Guama. Dokumentasi dipergunakan untuk mencari data yang berkaitan dengan persediaan kas yang berupa catatan penjualan, pengeluaran koperasi serta jumlah kas, laporan sisa hasil usaha komulatif dan neraca Koperasi KUAT Subak Guama. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif. Data yang diperoleh oleh peneliti diolah dan dianalisis dengan rumus sebagai berikut (Asri, 1987). 1) Menentukan tingkat perputaran kas kemudian membandingkan jumlah hari tersebut dengan jangka waktu perputaran kas. sebelum menghitung tingkat perputaran kas terlebih dahulu memperhitungkan jangka waktu perputaran kas. Jangka waktu perputaran kas dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut. ୣ୬୨୳ୟ୪ୟ୬ ୮ୣ୰୲ୟ୦୳୬ ୳୫ ୪ୟ୦ ୩ୟୱ
(1)
Vol: 4 No: 1 Tahun: 2014
Setelah diketahui tingkat perputaran kas, kemudian memberikan penilaian terhadap tingkat perputaran kas. Penilaian terhadap tingkat perputaran kas diukur menggunakan standar rasio historis yaitu dengan menghitung rata-rata kas dan mencari standar deviasi rasio tingkat perputaran kas. Rata-rata kas (χ) dihitung menggunakan rumus sebagai berikut. ଵ
χ = ∑ୀଵ Xi
(2)
untuk mencari standar deviasi rasio perputaran kas (S) dapat menggunakan rumus sebagai berikut. ܵ=
ଵ ∑ (Xi ට ୬ିଵ ୀଵ
+ X)
(3)
Standar deviasi merupakan suatu ukuran yang menunjukkan data terhadap rataratanya. Keterangan: X = rata-rata tingkat perputaran kas Xi = tingkat perputaran kas setiap periode S = standar deviasi n = banyaknya periode Setelah standar penyimpangan diperoleh, kemudian ditunjukkan dengan memberikan penilaian terhadap hasil rasio tingkat perputaran kas yaitu sebagai berikut. Efisien = bila hasil perhitungan diatas (X + s) Cukup efisien = bila hasil analisis berada diantara (X + s) dan (X s)
Tidak efisien = bila hasil perhitungan dibawah (X - s) Selanjutnya untuk menghitung tingkat perputaran kas menggunakan rumus sebagai berikut. ଷ ୦ୟ୰୧ ୟ୬୩ୟ ୵ ୟ୩୲୳ ୮ୣ୰୮୳୲ୟ୰ୟ୬ ୩ୟୱ
2)
Menentukan besarnya persediaan minimum kas yang merupakan hasil pembagian total pengeluaran kas dalam satu tahun dengan tingkat perputaran kas. Persediaan minimum kas dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut. ୲୭୲ୟ୪୮ୣ୬ୣ୪୳ୟ୰ୟ୬ ୩ୟୱ୮ୣ୰୲ୟ୦୳୬ ୲୧୬୩ୟ୲୮ୣ୰୮୳୲ୟ୰ୟ୬ ୩ୟୱ
(5)
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Dalam menentukan tingkat perputaran kas pada Koperasi KUAT Subak Guama dibutuhkan data mengenai jumlah penjualan dan jumlah kas. Penjualan pada Koperasi KUAT Subak Guama berasal dari tiga kegiatan yang terdiri dari a) Sistem Integrasi Padi Ternak (SIPT) atau Corps Livestock System (CLS), b) Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) atau Integreted Corps Management (ICM), dan c) Kredit Usaha Mandiri (KUM). Data mengenai penjualan koperasi dan jumlah kas disajikan dalam bentuk tabel 4.1. a. Penjualan CLS/SIPT, PTT/ICM, dan KUM
Tabel 4.1 Penjualan dari Kegiatan CLS/SIPT, PTT/ICM, Guama Tahun 2009-2013 Penjualan Penjualan No. Tahun CLS/SIPT PTT/ICM (Rp.) (Rp.00) 1 2009 92.000.000 1.267.822.050 2 2010 33.000.000 2.586.303.460 3 2011 30.000.000 3.465.164.505 4 2012 26.000.000 2.793.270.375 5 2013 12.000.000 2.682.324.025 Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa pada tahun 2009 total penjualan mencapai Rp.1.797.223.922,00, pada tahun 2010 total penjualan mengalami
(4)
dan KUM pada Koperasi KUAT Subak Total Penjualan (Rp.00) 437.401.872 1.797.223.922 700,863,101 3.320.166.561 1,045,306,559 4.540.471.064 1,159,076,461 3.978.346.836 1,494,097,114 4.188.421.139 Penjualan KUM (Rp.00)
peningkatan dari Rp.1.797.223.922,00 menjadi Rp.3.320.166.561,00, pada tahun 2011 total penjualan kembali mengalami peningkatan dari Rp.3.320.166.561,00
Vol: 4 No: 1 Tahun: 2014
menjadi Rp.4.540.471.064,00, pada tahun 2012 total penjualan mengalami penurunan dari Rp.4.540.471.064,00 menjadi Rp.3.978.346.836,00, dan pada tahun 2013
total penjualan kembali mengalami peningkatan dari Rp.3.978.346.836,00 menjadi Rp.4.188.421.139,00. b. Jumlah kas
Tabel 4.2 Jumlah Kas pada Koperasi KUAT Subak Guama Tahun 2009-2013 Tahun Keterangan Kas (Rp.00) ICM/PTT 3,096,082 CLS/SIPT 15,410,629 KUM 11.443.920 2009 Cash on hand 5.000.000 Kas di Bank 83.946.265 Total Kas 118.896.896 ICM/PTT 7.692.900 2010 CLS/SIPT KUM 6.075792 Cash on hand 5.000.000 2010 Kas di Bank 43.548.453 Total Kas 57.317.145 ICM/PTT 39.712.224 CLS/SIPT 2.639.535 KUM 823.230 2011 Cash on hand 5.000.000 Kas di Bank 632.903.453 Total Kas 676.078.442 ICM/PTT 4.823.871 CLS/SIPT 1.988.633 KUM 58.959.234 2012 Cash on hand 5.000.000 Kas di Bank 508.222.892 Total Kas 573.994.630 ICM/PTT CLS/SIPT 1.575.000 KUM 31.705.737 2013 Cash on hand 10.000.000 Kas di Bank 360.961.397 Total Kas 385.980.861 Dari tabel 4.2 diketahui kas pada koperasi selalu berfluktuasi dari tahun ke tahun. Pada tahun 2009 jumlah kas pada koperasi mencapai Rp.118.896.896,00, pada tahun 2010 jumlah kas mengalami penurunan yang cukup besar dari Rp.118.896.896,00 menjadi Rp.57.317.145,00 hal ini disebabkan karena tidak adanya pemasukan dari kegiatan CLS/SIPT, pada tahun 2011 jumlah kas mengalami peningkatan dari Rp.57.317.145,00 menjadi Rp.676.078.442,00, dan pada tahun 2012 jumlah kas kembali mengalami penurunan
dari Rp.676.078.442,00 menjadi Rp.573.994.630,00, serta pada tahun 2013 jumlah kas juga mengalami penurunan dari Rp.573.994.630,00 menjadi Rp.385.980.861,00. Berdasarkan tabel 4.1 dan 4.2 dipergunakan untuk menentukan jangka waktu perputaran kas. Adapun perhitungan jangka waktu perputaran kas pada Koperasi KUAT Subak Guama dihitung dengan rumus sebagai berikut. Jangka waktu perputaran kas
Vol: 4 No: 1 Tahun: 2014
=
ୣ୬୨୳ୟ୪ୟ୬ ୮ୣ୰୲ୟ୦୳୬ ୳୫ ୪ୟ୦ ୩ୟୱ
(4)
Hasil perhitungan jangka waktu perputaran kas pada Koperasi KUAT Subak Guama disajikan dalam tabel 4.3.
Tabel 4.3 Jangka Waktu Perputaran Kas Koperasi KUAT Subak Guama Jangka Waktu Total Penjualan No. Tahun Kas (Rp.00) Perputaran Kas (Rp.00) (kali) 1 2009 1.797.223.922 118.896.896 15,11582 2 2010 3.320.166.561 57.317.145 57,92624 3 2011 4.540.471.064 676.078.442 6,71589 4 2012 3.978.346.836 573.994.630 6,93098 5 2013 4.188.421.139 385.980.861 10,85137 Dari hasil pengolahan data tentang jangka waktu perputaran kas pada Koperasi KUAT Subak Guama dapat disimpulkan bahwa jangka waktu perputaran kas dari tahun 2009-2013 selalu berfluktuasi. Jangka waktu perputaran kas pada tahun 2009 15,11582 kali, pada tahun 2010 jangka waktu perputaran kas sebesar 57,92624 kali, pada tahun 2011 jangka waktu perputaran kas sebesar 6,71589 kali, untuk tahun 2012 jangka waktu perputaran kas sebesar 6,93098 kali, dan untuk tahun
2013 jangka waktu perputaran kas sebesar 10,85137 kali. Tingkat perputaran kas dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut. Tingkat perputaran kas =
ଷ ୦ୟ୰୧ ୟ୬୩ୟ ୵ ୟ୩୲୳ ୮ୣ୰୮୳୲ୟ୰ୟ୬ ୩ୟୱ
(5)
Hasil perhitungan tingkat perputaran kas pada Koperasi KUAT Subak Guama disajikan dalam tabel 4.4.
Tabel 4.4 Tingkat Perputaran Kas pada Koperasi KUAT Subak Guama Jangka Waktu Perputaran Tingkat Perputaran Kas No. Tahun Kas (kali) (kali) 1 2009 15,11582 23,81611 2 2010 57,92624 6,2148 3 2011 6,71589 53,60421 4 2012 6,93098 52,94071 5 2013 10,85137 33,17553 Dari tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi jangka waktu perputaran kas, maka semakin rendah tingkat perputaran kas dan begitu juga sebaliknya semakin rendah jangka waktu perputaran kas, maka semakin tinggi tingkat perputaran kas. Hal tersebut dapat diketahui pada tahun 2010 jangka waktu perputaran kas sebesar 57,92624 kali dengan tingkat perputaran kas pada tahun 2010 sebesar 6.2148 kali. Sedangkan untuk tahun 2011 dengan jangka waktu perputaran kas paling rendah yaitu sebesar 6,71589 kali dengan tingkat perputaran kas paling tinggi yaitu sebesar 53,60421 kali. Dari data tersebut juga terlihat bahwa
tingkat perputaran kas pada Koperasi KUAT Subak Guama cenderung berfluktuasi dari tahun 2009-2013. Untuk mengetahui tingkat perputaran kas pada Koperasi KUAT Subak Guama sudah efisien atau tidak efisien, maka perlu melakukan perhitungan rata-rata tingkat perputaran kas dan standar deviasinya yaitu sebagai berikut. Perhitungan rata-rata tingkat perputaran kas: ଵ χ = ∑ୀଵ Xi = 33,95027 Perhitungan standar deviasi tingkat perputaran kas:
Vol: 4 No: 1 Tahun: 2014
ܵ= ට
ଵ ∑ (Xi ୬ିଵ ୀଵ
+ X)
= 20,12123 Dari perhitungan tersebut dapat ditentukan rasio penilaian efisiensi penggunaan kas yaitu sebagai berikut. Efisien = bila hasil perhitungan diatas (X + s) = 33,95027 + 20,12123 = 54,0715 kali Cukup efisien = bila hasil analisis berada diantara (X + s) dan (X s) = 13,82905 kali sampai 54,0716 kali Tidak efisien = bila hasil perhitungan dibawah (X - s)
= 33,95027 - 20,12123 = 13,82904 kali Berdasarkan hasil perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa tingkat perputaran kas dikatakan efisien bila berada diatas 54,0715 kali, dan tingkat perputaran kas dikatakan cukup efisien jika berada diantara 54,0715 kali dan 13,82905 kali, serta tingkat perputaran kas dikatakan tidak efisien bila berada dibawah 13,82905 kali. Perhitungan persediaan minimal kas pada Koperasi KUAT Subak Guama membutuhkan data mengenai jumlah pengeluaran dan tingkat perputaran kas pada Koperasi KUAT Subak Guama. Data tersebut disajikan dalam tabel 4.5.
Tabel 4.5 Data Pengeluaran pada Koperasi KUAT Subak Guama Tahun 2009-2013 No. Tahun Total Pengeluaran (Rp.00) 1 2009 127.483832 2 2010 368.516.000 3 2011 443.150.581 4 2012 556.101.649 5 2013 571.899.025 Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui total pengeluaran selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2009 total pengeluaran berjumlah Rp.127.483832,00, pada tahun 2010 total pengeluaran berjumlah Rp.368.516.000,00, pada tahun 2011 total pengeluaran berjumlah Rp.443.150.581,00, pada tahun 2012 total pengeluaran berjumlah Rp.556.101.649,00, dan pada tahun 2013 total pengeluaran berjumlah Rp.571.899.025,00.
Data pada tabel 4.4 dan 4.5 digunakan untuk menentukan persediaan kas minimal yang harus disediakan oleh Koperasi KUAT Subak Guama yang dihitung dengan rumus sebagai berikut. Persediaan minimal kas =
୲୭୲ୟ୪୮ୣ୬ୣ୪୳ୟ୰ୟ୬ ୩ୟୱ୮ୣ୰୲ୟ୦୳୬ ୲୧୬୩ୟ୲୮ୣ୰୮୳୲ୟ୰ୟ୬ ୩ୟୱ
(6)
Hasil perhitungan tersebut tertera pada tabel 4.6.
Tabel 4.6 Persediaan Kas Minimal pada Koperasi KUAT Subak Guama Total Pengeluaran Tingkat Perputaran Persediaan Kas No. Tahun (Rp.00) Kas (kali) Minimal (Rp.00) 1 2009 127.483.832 23,81611 5.352.840 2 2010 368.516.000 6.2148 59.296.518 3 2011 443.150.581 53,60421 8.267.085 4 2012 556.101.649 52,94071 10.504.235 5 2013 571.899.025 33,17553 17.238.580 Berdasarkan hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2009 tingkat perputaran kas sebesar 23,81611 kali dengan perhitungan persediaan kas minimal sebesar
Rp.5.352.840,00. Untuk tahun 2010 dengan tingkat perputaran kas paling rendah sebesar 6.2148 kali memiliki perhitungan persediaan kas minimal paling banyak jumlahnya yaitu sebesar Rp.59.296.518,00.
Vol: 4 No: 1 Tahun: 2014
Selanjutnya untuk tahun 2011 dengan tingkat perputaran kas sebesar 53,60421 kali dengan perhitungan persediaan kas minimal sebesar Rp.8.267.085,00. Pada tahun 2012 tingkat perputaran kas sebesar 52,94071 kali dengan perhitungan persediaan kas minimal sebesar Rp.10.504.235,00. Tahun 2013 tingkat perputaran kas sebesar 33,17553 kali dengan jumlah persediaan minimal kas sebesar Rp.17.238.580,00. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pada tahun 2009 jangka waktu perputaran kas sebesar 15,11582 kali dengan jumlah tingkat perputaran kas sebesar 23,81611 kali, hal ini menunjukkan penggunaan kas pada tahun 2009 cukup efisien. Untuk tahun 2010 jangka waktu perputaran kas sebesar 57,92624 kali dengan jumlah tingkat perputaran kas sebesar 6,2148 kali, untuk tahun 2010 penggunaan kas tidak efisien hal ini disebabkan karena tidak adanya pemasukan dari kegiatan CLS/SIPT. Tahun 2011 jangka waktu perputaran kas sebesar 6,71589 kali dengan jumlah tingkat perputaran kas sebesar 53,60421 kali, hal ini menunjukkan penggunaan kas cukup efisien. Selanjutnya tahun 2012 jangka waktu perputaran kas sebesar 6,93098 kali dengan jumlah tingkat perputaran kas sebesar 52,94071 kali, untuk tahun 2012 penggunan kas juga cukup efisien. Tahun 2013 jangka waktu perputaran kas sebesar 10,85137 kali dengan jumlah tingkat perputaran kas sebesar 33,17553 kali, hal ini menunjukkan bahwa tahun 2013 penggunaan kas juga masih cukup efisien. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jangka waktu dan tingkat perputaran kas pada Koperasi KUAT Subak Guama selalu berfluktuasi dari tahun ke tahun. Pada tahun 2009-2013 rata-rata kas berputar 33,95027 kali atau 34 kali dalam satu tahun berarti penggunaan kas pada koperasi selama lima tahun cukup efisien. Sesuai dengan pendapat yang dikemukan oleh Bambang (1994:53) yang menyatakan bahwa “apabila tingkat perputaran kas tinggi berarti tidak ada kas yang menganggur dan kas sudah digunakan secara efisien, begitu juga sebaliknya
apabila tingkat perputaran kas rendah, ini berarti kas belum digunakan secara efisien”. Berdasarkan hasil wawancara dengan pengurus koperasi diketahui bahwa dalam menjalankan kegiatannya, Koperasi KUAT Subak Guama menyediakan kas sebesar Rp.5.000.000,00 per hari. Untuk kegiatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) atau Integreted Corps Management (ICM), kegiatan Sistem Integrasi Padi Ternak (SIPT) atau Corps Livestock System (CLS) dan Kredit Usaha Mandiri (KUM) masingmasing kegiatan disediakan kas sebesar Rp.5.000.000,00 per hari, maka jumlah total kas yang disediakan koperasi sebesar Rp.15.000.000,00 per hari. Adapun hasil penelitian persediaan minimum kas selama lima tahun (2009-2013) diketahui bahwa untuk tahun 2009 persediaan minimum kas sebesar Rp.5.352.840,00 per hari, tahun 2010 persediaan minimum kas sebesar Rp.59.296.518,00 per hari, tahun 2011 persediaan minimum kas sebesar Rp.8.267.085,00 per hari, tahun 2012 persediaan minimum kas sebesar Rp.10.504.235,00 per hari, dan tahun 2013 jumlah persediaan minimum kas sebesar Rp.17.238.580,00 per hari. Jika hasil penelitian tersebut dibandingkan dengan jumlah kas yang disediakan oleh pengurus koperasi dapat diketahui bahwa pada tahun 2009, 2011, dan 2012 terjadi kelebihan persediaan minimum kas yaitu untuk tahun 2009 terjadi kelebihan sebesar Rp.9.647.160,00, tahun 2011 sebesar Rp.6.732.915,00, dan tahun 2012 sebesar Rp.4.495.765. Hal ini menunjukkan adanya kas yang menganggur (idle cash) pada koperasi. Kas yang menganggur pada koperasi mempengaruhi tingkat profitabilitas pada koperasi. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukan oleh Sulindawati (2011:24) yang menyatakan “dengan mempertahankan persediaan kas yang sangat besar akan berdampak makin banyak uang yang mengganggur sehingga akan memperkecil profitabilitasnya”. Untuk tahun 2010 dan 2013 terjadi kekurangan jumlah persediaan minimum kas. Pada tahun 2010 terjadi kekurangan kas dalam jumlah yang besar yaitu Rp.44.296.518,00 dan tahun 2013 terjadi kekurangan kas sebesar
Vol: 4 No: 1 Tahun: 2014
Rp.2.238.580,00. Jika terjadi kekurangan persediaan kas dapat menyebabkan berkurangnya kepercayaan anggota koperasi. Hal ini juga sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Kasmir (2010:79) yang menyatakan “bila terjadi kekurangan kas dapat menyebabkan kekecewaan dari pihak-pihak terkait karena koperasi tidak mampu membayar kewajibannya”. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada Koperasi KUAT Subak Guama pada tahun 2009-2013, maka dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Tingkat perputaran kas tahun 2009 sebesar 23,81611 kali , tahun 2010 tingkat perputaran kas sebesar 6,2148 kali, tahun 2011 tingkat perputaran kas sebesar 53,60421 kali, tahun 2012 tingkat perputaran kas sebesar 52,94071 kali, dan tahun 2013 tingkat perputaran kas sebesar 33,17553 kali.
Jadi, rata-rata tingkat perputaran kas dalam satu tahun adalah 33,95027 kali atau 34 kali kas yang berarti penggunaan kas pada koperasi cukup efisien. 2. Persediaan minimum kas yang harus disediakan oleh koperasi KUAT Subak Guama tahun 2009 sebesar Rp.5.352.840,00, tahun 2010 persediaan minimum kas sebesar Rp.59.296.518,00, tahun 2011 persediaan minimum kas sebesar Rp.8.267.085,00, untuk tahun 2012 persediaan minimum kas sebesar Rp.10.504.235,00, dan untuk tahun 2013 persediaan kas minimum sebesar Rp.17.238.580,00. Jadi, rata-rata persediaan minimum kas pada koperasi sebesar Rp.20.131.851,6 atau Rp.20.131.852,00 dalam satu tahun. Persediaan minimum kas pada koperasi selalu berfluktuasi yang disebabkan karena kegiatan koperasi KUAT Subak Guama tergantung pada kebutuhan petani dan permintaan untuk kegiatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) atau Integreted Corps Management (ICM) sangat tergantung pada musim.
Saran Berdasarkan simpulan di atas, maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut. 1. Bagi Koperasi KUAT Subak Guama Koperasi KUAT Subak Guama hendaknya melakukan perhitungan pada tingkat perputaran kas setiap tahunnya agar koperasi dapat melakukan perkiraan untuk jumlah persediaan kas minimum yang tepat. Sehingga koperasi tidak mengalami kekurangan maupun kelebihan persediaan kas yang dapat menyebabkan terganggunya pelaksanaan kegiatan koperasi. Misalnya, dapat dilihat pada perhitungan persediaan kas minimum pada tahun 2011 dan 2012. Tingkat perputaran kas tahun 2011 sebesar 53,60421 kali dengan jumlah persediaan kas minimum koperasi sebesar Rp.8.267.085,00 dan tahun 2012 dengan tingkat perputaran kas sebesar 52,94071 kali dengan jumlah persediaan kas minimum koperasi sebesar Rp.10.504.235,00. Berdasarkan tingkat perputaran kas dengan kisaran 52-54 kali koperasi dapat menyediakan jumlah persediaan kas minimum sebesar Rp.8.000.000,00Rp.11.000.000,00. 2. Bagi Akademik Bagi peneliti lain yang hendak meneliti mengenai persediaan kas minimum diharapkan mampu mengembangkan lagi penelitian tentang persediaan minimum kas dengan menambah unsur-unsur lainnya seperti ukuran tingkat perputaran kas yang efisien dan kendala yang dihadapi untuk menyediakan persediaan minimum kas yang tepat. DAFTAR PUSTAKA Arifin, Johar. 2002. Manajemen Koperasi Berbasis Komputer. Jakarta: PT Elex Media Komputindo Asri, Suryawijaya Marwan. 1987. Dasardasar Ilmu Pembelanjaan. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta. Bambang, Riyanto. 1994. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan.
Vol: 4 No: 1 Tahun: 2014
Yogyakarta: Yayasan Penerbit Gadjah Mada
Badan
“Sanjiwani” Periode 2011-2012. Universitas Pendidikan Ganesha
Zaki. 2000. Intermediate Accounting edisi 7. Yogyakarta: BPFE
Silalahi, Ulber. 2012. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama
Hanel, Alfred. 2005. Organisasi Koperasi Pokok-Pokok Pemikiran mengenai Organisasi Koperasi dan Kebijakan Pengembangannya di Negara-Negara Berkembang. Yogyakarta: Graha Ilmu
Sitio, Arifin. 2001. Koperasi Teori dan Praktik. Jakarta: Erlangga
Baridwan,
Hendrojogi. 2000. Koperasi Azas-Azas, Teori, dan Praktek Edisi Revisi 2000. Jakarta: PT. Raja Grafindo Herawati, Nyoman Trisna. 2010. Pengantar Akutansi II. Singaraja: Undiksha Kamaludin dan Rini Indriani. 2012. Manajemen Keuangan “Konsep Dasar dan Penerapannya” Edisi Revisi. Bandung: Mandar Maju Kanisius.
2000. Permodalan dan Perkreditan Koperasi. Yogyakarta: IKAPI
Kasmir.
2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Khoirunnisak, Intan Kurnia. 2012. Analisis Manajemen Kas dan Piutang KUD Mintogoro Karanganyar Demak. http://eprints.umk.ac.id/859/1/Hala man_Judul.pdf (diakses pada 5 Juni 2014) Kuswandi, Daniel S. 2000. Akuntansi Bank dan Perbankan. Jakarta: Institut Bankir Indonesia Mardani. 2005. Analisis Manajemen Kas pada Radio Republik Indonesia. http: // repository .usu. ac.id/bitstream/123456789/29958/ 5/Chapter%20I.pdf (diakses pada 5 Juni 2014) Munawir, S. 2007. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty Ngurah Krisna Arya Wibawa, Made. 2013. Analisis Laporan Arus Kas Pada Koperasi Simpan Pinjam
Soetama, I Ketut Widiyazid. 2002. Laporan Keragaman Kelembagaan Usaha Agribisnis Terpadu (KUAT) Pada Proyek Peningkatan Produksi Padi Terpadu (P3T) Bali. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Sudarsono dan Edilius. 2002. Koperasi Dalam Teori Dan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta Sulindawati, Ni Luh Gede Erni. 2011. Manajemen Keuangan. Singaraja: Undiksha Syamsuddin, Lukman. Manajemen Keuangan Perusahaan Konsep Aplikasi dalam Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan Keputusan (Edisi Terbaru). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Undang-Undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. http://yogyakarta.kemenag.go.id/fil e/effi/gwae1394682340.pdf (diakses pada 26 September 2014) Weston, Fred J dan Thomas E. Copeland. 2002. Manajemen Keuangan Edisi Delapan. Jakarta: Erlangga