BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi yang pesat, maka
penerapannya juga telah merambah di berbagai bidang termasuk di bidang pendidikan dan pelatihan (diklat). Penerapan teknologi informasi di bidang pendidikan dan pelatihan sangat dibutuhkan dalam rangka meningkatkan dan memeratakan mutu pendidikan, terutama di Indonesia yang wilayahnya tersebar di berbagai daerah yang sangat berjauhan. Penyelenggaraan pendidikan nasional yang bersifat konvensional, mengalami banyak kendala ketika dituntut untuk memberikan pelayanannya bagi masyarakat luas yang tersebar di seluruh Nusantara. Kendala tersebut antara lain keterbatasan finansial, jauhnya lokasi, dan keterbatasan jumlah institusi (Tafiardi, 2005). Oleh karena itu, diperlukan solusi yang tepat dan cepat dalam mengatasi berbagai masalah yang berkaitan dengan mutu pendidikan sekarang. Dengan adanya aplikasi pendidikan jarak jauh yang berbasiskan internet, maka ketergantungan akan jarak dan waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan diklat akan dapat diatasi, karena kegiatan akademik akan dapat disediakan secara online dan dapat diakses kapan saja. Sehubungan dengan hal tersebut, kebutuhan akan suatu konsep dan mekanisme belajar mengajar (pendidikan) berbasis teknologi informasi menjadi tidak terelakkan lagi. Konsep yang kemudian terkenal dengan sebutan e-learning ini membawa pengaruh terjadinya proses transformasi pendidikan konvensional kedalam bentuk digital, baik isi maupun sistemnya. Saat ini konsep e-learning sudah banyak diterima oleh masyarakat dunia, terbukti dengan maraknya implementasi e-learning di lembaga pendidikan (sekolah, training centre, dan universitas) maupun industri dan perusahaan (Effendy & Zhuang, 2005). Pusat Pendidikan dan Pelatihan Perpustakaan Nasional RI sesuai dengan visinya “Menjadi Pusat Pendidikan dan Pelatihan Terdepan di Bidang Diklat Tenaga Perpustakaan” saat ini sedang merintis usaha ke arah pengembangan e-learning bagi Diklat Tenaga Perpustakaan.
Diklat Teknis Pengelolaan
2
Perpustakaan adalah diklat pertama yang saat ini sedang disiapkan untuk dijadikan e-learning. Banyaknya perpustakaan yang tersebar di seluruh Indonesia, baik itu merupakan
badan-badan
kabupaten/kota,
perpustakaan
perpustakaan
sekolah,
dari
tingkat
perpustakaan
provinsi
sampai
khusus,
maupun
perpustakaan perguruan tinggi menuntut adanya SDM pengelola perpustakaan yang mempunyai pengetahuan dasar-dasar mengelola perpustakaan yang baik sesuai dengan kaidah ilmu perpustakaan serta berkompeten dibidangnya. Hal ini sesuai dengan UU No. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan pasal 1 ayat 8 yang berbunyi: pustakawan adalah seseorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan dan/atau pelatihan kepustakawanan serta mempunyai tugas dan
tanggung
perpustakaan.
jawab
untuk
melaksanakan
pengelolaan
dan
pelayanan
Selanjutnya, pendidikan tenaga perpustakaan dilakukan oleh
penyelenggara perpustakaan sesuai dengan pasal 33 ayat 1 – 3 yang berbunyi: (1) Pendidikan untuk pembinaan dan pengembangan tenaga perpustakaan merupakan tanggung jawab penyelenggara perpustakaan; (2) Pendidikan untuk pembinaan dan pengembangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui pendidikan formal dan/atau nonformal; (3) Pendidikan untuk pembinaan dan pengembangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan melalui kerja sama Perpustakaan Nasional, perpustakaan umum provinsi, dan/atau perpustakaan umum kabupaten/kota dengan organisasi profesi, atau dengan lembaga pendidikan dan pelatihan. Namun demikian, untuk memenuhi sumber daya manusia (SDM) pengelola perpustakaan yang memenuhi kriteria tersebut tidaklah dapat dicapai jika hanya mengandalkan lulusan Pendidikan dan Pelatihan yang terbatas jumlahnya. Dalam hal ini Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Teknis Pengelolaan Perpustakaan diselenggarakan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan, Perpustakaan Nasional RI. Menurut data statistik yang dikumpulkan oleh Pusat Pengembangan Perpustakaan dan Pengkajian Minat Baca Perpustakaan Nasional RI pada tahun 2011, jumlah berbagai jenis perpustakaan yang tersebar di seluruh Indonesia adalah 24.080 perpustakaan, yang terdiri dari 20.920 perpustakaan sekolah, 922 perpustakaan perguruan tinggi, 1.074 perpustakaan umum dan 1.164 perpustakaan
3
khusus.
Jika 24.080 perpustakaan tersebut dikelola oleh satu orang tenaga
pengelola perpustakaan saja, maka jumlah tenaga pengelola perpustakaan yang dibutuhkan adalah sesuai dengan jumlah perpustakaan yang ada tersebut yaitu 24.080 orang. Setiap tahunnya jumlah lulusan peserta Pendidikan dan Pelatihan Teknis Pengelolaan Perpustakaan yang dibiayai oleh APBN tidak lebih dari 30 orang, sedangkan jumlah tenaga teknis pengelola perpustakaan, dengan asumsi seperti tersebut di atas, yang masih perlu mengikuti diklat tersebut adalah sejumlah 24.080 orang. Melihat kenyataan tersebut maka Pusat Pendidikan dan Pelatihan Perpustakaan Nasional RI merintis pengembangan e-learning diklat tenaga perpustakaan yang akan dimulai dengan Diklat Teknis Pengelolaan Perpustakaan. Manfaat e-learning bagi tersedianya SDM pengelola perpustakaan sangat besar.
Peserta pelatihan yang tersebar di seluruh Indonesia dapat mengikuti
pelatihan tanpa harus datang ke pusat, sehingga mereka dapat menghemat biaya perjalanan dan waktu.
Jika e-learning dapat berjalan dengan baik maka
pemenuhan kebutuhan akan SDM pengelola perpustakaan tidak sulit untuk dilakukan. Pengembangan e-learning di Pusdiklat Perpustakaan Nasional RI telah dirintis sejak tahun 2007, namun sampai sekarang belum juga dapat digunakan karena menghadapi beberapa kendala.
Pada tahun 2010, pengembangan e-
learning di Pusdiklat sudah sampai pada tahap pembuatan learning management system (LMS) yang nantinya akan diletakkan di situs Pusdiklat. Namun demikian, LMS ini belum teruji apakah sudah benar-benar memenuhi kriteria penyelenggaraan e-learning untuk Diklat Teknis Pengelolaan Perpustakaan karena belum pernah dilakukan simulasi mulai dari pendaftaran peserta, kegiatan belajar mengajar hingga peserta lulus dan mendapatkan sertifikat kelulusan. Learning management system untuk penyelenggaraan e-learning khusus untuk Diklat Teknis Pengelolaan Perpustakaan diperlukan karena diharapkan dapat memfasilitasi kegiatan belajar mengajar dengan baik. Selain itu, dengan learning management system ini diharapkan dapat mengakomodasi target peserta yang begitu banyak dan luas cakupannya yaitu meliputi seluruh wilayah Indonesia bahkan jika dimungkinkan pesertanya dari luar negeri juga.
4
Terkait dengan kendala belum adanya learning management system yang sudah teruji dan sesuai standar untuk penyelenggaraan e-learning bagi diklat tersebut, maka penelitian ini akan mencoba untuk menganalisa dan mendesain e-learning Diklat Teknis Pengelolaan Perpustakaan. Analisis dan desain dilakukan dengan menggunakan suatu standar yang diakui secara internasional. Learning Technology System Architecture (LTSA) merupakan suatu standar untuk sistem teknologi pembelajaran yang menyediakan suatu kerangka kerja untuk mengetahui sistem yang ada dan yang akan dibangun. LTSA adalah sebuah arsitektur yang berbasis kepada komponen-komponen abstrak. Implementasi sistem teknologi pembelajaran dapat dipetakan dari/ke LTSA. Dokumen LTSA yang akan digunakan sebagai standar pada penelitian ini adalah IEEE P1484.1/D11, 2002-11-28.
1.2
Perumusan Masalah Pada penelitian ini dirumuskan permasalahan yang harus diselesaikan untuk
mencapai tujuan yaitu: “Bagaimana hasil analisis e-learning yang menggunakan standar Learning Technology System Architecture dapat menghasilkan desain e-learning yang sesuai standar bagi penyelenggaraan e-learning Diklat Teknis Pengelolaan Perpustakaan?”
1.3
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah melakukan analisis dan desain e-learning bagi
penyelenggaraan Diklat Teknis Pengelolaan Perpustakaan menggunakan Standar Learning Technology System Architecture (IEEE P1484.1/D11, 2002-11-28).
1.4
Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
(1)
Jangka pendek: memberikan rekomendasi kepada Pusat Pendidikan dan Pelatihan Perpustakaan Nasional RI dalam menyelenggarakan e-learning Diklat Teknis Pengelolaan Perpustakaan.
5
(2)
Jangka
menengah:
menjadi
acuan/pedoman
bagi
penyelenggaraan
e-learning diklat tenaga perpustakaan lainnya. (3)
Jangka panjang:
memberikan kontribusi terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan khususnya Ilmu Perpustakaan dengan semakin banyaknya orang yang dapat mempelajari Ilmu Perpustakaan melalui e-learning.
1.5
Ruang Lingkup Penelitian Dalam tesis ini penelitian dibatasi dengan cakupan sebagai berikut:
(1)
Melakukan analisis
terhadap
standar Learning
Technology System
Architecture (IEEE P1484.1/D11, 2002-11-28). (2)
Analisis Learning Technology System Architecture (LTSA) dibatasi hanya pada layer 1 s.d. layer 4 dari 5 layer yang ada pada dokumen LTSA tersebut.
(3)
Komponen-komponen yang dianalisis berdasarkan standar dari LTSA diantaranya adalah: learner entity, coach, evaluation dan delivery.
(4)
Mendesain e-learning Diklat Teknis Pengelolaan Perpustakaan sesuai dengan hasil analisis layer 1 s.d. 4 dari standar LTSA.