i
ii
iii
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama
: Rofi’ah
Nim
: 11107059
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 07 Februari 2012 Yang menyatakan,
Rofi’ah
v
MOTTO
Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan,
sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.
Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain),
dan hanya kepada Tuhan-mulah engkau berharap.
(QS. Al-Insyirah: 5-8)
vi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada: 1. Orang tuaku tercinta (Ibu Kobtiyah dan Bapak Pasmin) atas perjuangannya dengan cucuran keringat, banting tulang serta untuk setiap doa dan kasih sayang yang dengan tulus diberikan untukku, jazakumullah bi akhsanil jaza’, semoga Allah senantiasa meridhoi. 2. Semua keluargaku (nenek, pakdhe, budhe, paklik, bulik dan adik-adik sepupu) terima kasih atas bantuan dan dorongan motivasi dalam menuntut ilmu selama di STAIN Salatiga sampai akhirnya selesai dalam menyusun skripsi ini. 3. Teman-teman seprofesi Bapak/Ibu Guru MTs Plus Al Madinah Salatiga yang telah membantu terselesainya skripsi ini. 4. Seluruh anggota dan pengurus KAMMI Komisariat Salatiga dan Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Darul Amal STAIN Salatiga, jazakumullah khairan katsir telah menjadi sarana tarbiyah bagiku. 5. Ukhtifillah di majelis Cinta Allah; Ukhti Hamidah, Ukhti Anis, Ukhti Endah, Ukhti Tiwi, Ukhti Aida, dan Ukhti Ulfa, jazakumullah telah banyak mengorbankan waktu, tenaga dan pikiran anti dalam membantu menulis skripsi. 6. Ukhti Sri Lestari, Ukhti Sani, Ukhti Muawanah dan seluruh akhwatifillah di barisan dakwah 7. Teman-teman mahasiswa STAIN Salatiga terutama PAI kelas B tahun 2007 8. Teman-teman seperjuangan KKN Dsn. Banjaran Desa Trenten Kec. Candimulyo Kab. Magelang, semoga perjuangan kita selama KKN bermanfaat. 9. Keluarga besar MTs NU Salatiga 10. Semua pihak yang telah membantu terselesainya skripsi ini 11. Pembaca yang budiman vii
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya bagi Allah SWT yang Maha Pengasih dan Penyayang. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai sang revolusioner sejati serta sahabat dan pengikutnya yang tetap istiqomah menegakkan dakwah agama Islam. Skripsi ini disusun guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga. Dengan terselesaikannya skripsi ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag, selaku Ketua STAIN Salatiga yang telah banyak berjasa dan berkenan memberikan persetujuan/pengesahan terhadap skripsi ini. 2. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si, selaku Ketua Program Studi PAI yang telah memberikan bimbingan dalam pengambilan judul skripsi ini. 3. Ibu Dra. Nur Hasanah, M.Pd, sebagai dosen pembimbing yang tulus ikhlas mencurahkan pikiran, tenaga, dan meluangkan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan tugas skripsi ini. 4. Semua bapak dan ibu dosen serta karyawan yang telah banyak memberi bekal pengetahuan dan pelayanan kepada penulis.
viii
5. Bapak dan ibu tercinta yang telah mendoakan, memotivasi dan membantu dalam bentuk materi untuk membiayai penulis dalam penyelesaikan studi di STAIN Salatiga dengan penuh kesabaran dan kasih sayang. 6. Seluruh rekan Bapak/Ibu guru MTs dan SMK Plus Al Madinah Salatiga. 7. Seluruh keluarga besar KAMMI Komisariat Salatiga, ikhwan dan akhwat yang selalu memberikan motivasi untuk selalu semangat menyelesaikan skripsi. 8. Teman-teman seperjuangan PAI 2007 kelas B 9. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Teriring do’a semoga amal baik yang telah diberikan mendapatkan balasan kebaikan yang berlipat ganda di sisi Allah SWT. Harapan penulis dengan tulisan skripsi ini semoga dapat bermanfaat bagi pembaca dalam menambah ilmu pengetahuannya serta dapat mengambil hikmahnya dalam kehidupan sehari-hari. Amin.
Salatiga, Februari 2012 Penulis
ix
ABSTRAK
Rofi’ah. 2012. Pengaruh Aktivitas Keberagamaan Siswa di Rumah terhadap Pengembangan Kompetensi Sosial di MTs NU Salatiga Tahun 2011. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Nur Hasanah, M.Pd Kata Kunci : Keberagamaan, Kompetensi Sosial Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui adanya pengaruh aktivitas keberagamaan siswa di rumah terhadap pengembangan kompetensi sosial di MTs NU Salatiga. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah: (1) Bagaimana aktivitas keberagamaan siswa MTs NU Salatiga tahun 2011 di rumah? (2) Bagaimana pengembangan kompetensi sosial di MTs NU Salatiga tahun 2011? (3) Apakah ada pengaruh antara aktivitas keberagamaan siswa di rumah terhadap pengembangan kompetensi sosial di MTs NU Salatiga tahun 2011? Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, instumen penelitian berupa angket. Adapun analisis datanya menggunakan rumus koefisien kontingensi. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas keberagamaan siswa di rumah berpengaruh meyakinkan terhadap pengembangan kompetensi sosial di MTs NU Salatiga. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa aktivitas keberagamaan di rumah dalam kategori tinggi sebanyak 6 siswa (15%), kategori sedang sebanyak 19 siswa (47,5%), kategori rendah sebanyak 15 siswa (37,5%). Sedangkan hasil penelitian tentang pengembangan kompetensi sosial yang tergolong dalam kategori tinggi sebanyak 17 siswa (42,5%), kategori sedang sebanyak 15 siswa (37,5%), kategori rendah sebanyak 8 siswa (20%). Harga chi kuadrat hitung (10,845) lebih besar dari harga chi kaudrat tabel dengan db: 4 dan taraf signifikansi 5% (9,488). Hal ini menunjukkan bahwa Ha diterima.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................... ii PENGESAHAN KELULUSAN......................................................................... iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN........................................................... iv MOTTO............................................................................................................. v PERSEMBAHAN .............................................................................................. vi KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii ABSTRAK ........................................................................................................ ix DAFTAR ISI ..................................................................................................... x DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1 B. Rumusan Masalah ....................................................................... 4 C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5 D. Hipotesis Penelitian ..................................................................... 5 E. Manfaat Penelitian ...................................................................... 6 F. Definisi Opersional ..................................................................... 7 G. Metode Penelitian ....................................................................... 10 H. Sistematika Penulisan Skripsi ...................................................... 18
BAB II
KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Keberagamaan Remaja ................................................. 20 xi
1.
Pengertian aktivitas keberagamaan ....................................... 20
2.
Macam-macam aktivitas keberagamaan dalam kehidupan … 21
3.
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
aktivitas
keberagamaan ...................................................................... 26 4.
Keberagamaan remaja .......................................................... 32
5.
Aktivitas keberagamaan remaja di rumah ............................. 37
B. Pengembangan Kompetensi Sosial Siswa .................................... 39 1.
Pengertian kompetensi sosial ................................................ 39
2.
Komponen atau unsur kompetensi sosial .............................. 41
3.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kompetensi sosial remaja .................................................................................. 42
C. Aktivitas Keberagamaan Siswa di Rumah serta Pengaruhnya terhadap Pengembangan Kompetensi Sosial ................................ 45 BAB III HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul Ulama Salatiga ........................................................................................ 47 1.
Sejarah singkat berdiri dan perkembangannya ...................... 47
2.
Letak geografis MTs NU Salatiga ......................................... 48
3.
Identitas Madrasah ............................................................... 49
4.
Visi dan misi MTs NU Salatiga ............................................ 50
5.
Keadaan siswa, guru dan karyawan ...................................... 52
6.
Sarana prasarana MTs NU Salatiga ...................................... 56
7.
Kegiatan ekstrakurikuler MTs NU Salatiga .......................... 57 xii
B. Penyajian Data ............................................................................ 58 BAB IV ANALISIS DATA A. Analisa Pendahuluan ................................................................... 67 B. Analisa Uji Hipotesis .................................................................. 81 C. Analisa Lanjutan ......................................................................... 89 BAB V
PENUTUP A.
Kesimpulan ................................................................................. 90
B.
Saran ........................................................................................... 91
C.
Penutup ....................................................................................... 92
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
3.1
Daftar Jumlah Siswa MTs NU Salatiga Tahun Pelajaran 2011/2012 .......... 57
3.2
Daftar Guru dan Tugasnya di MTs NU Salatiga Tahun Pelajaran 2011/2012 ................................................................................................. 57
3.3
Daftar Karyawan MTs NU Salatiga Tahun Pelajaran 2011/2012 ............... 59
3.4
Data Sarana Prasarana MTs NU Salatiga Tahun Pelajaran 2011/2012 ....... 59
3.5
Data Kegiatan Ekstrakurikuler MTs NU Salatiga Tahun Pelajaran 2011/2012 ................................................................................................. 61
3.6
Daftar Nama-Nama Responden Siswa MTs NU Salatiga Tahun Pelajaran 2011/2012 ................................................................................. 61
3.7
Data Hasil Jawaban Angket Aktivitas Keberagamaan Siswa di Rumah ..... 63
3.8
Data Hasil Jawaban Angket Pengembangan Kompetensi Sosial di MTs NU Salatiga Tahun Pelajaran 2011/2012 ................................................... 65
4.1
Data Jumlah Skor Angket Aktivitas Keberagamaan Siswa di Rumah ........ 68
4.2
Interval Aktivitas Keberagamaan Siswa di Rumah .................................... 70
4.3
Nilai Nominasi Aktivitas Keberagamaan Siswa di Rumah ........................ 71
4.4
Distribusi Frekuensi Variabel X ................................................................ 74
4.5
Data Jumlah Skor Angket Pengembangan Kompetensi Sosial di MTs NU Salatiga Tahun Pelajaran 2011/2012 ................................................... 74
4.6
Interval Pengembangan Kompetensi Sosial Siswa di MTs NU Salatiga Tahun Pelajaran 2011/2012 ....................................................................... 76
4.7
Tabel Nominasi Pengembangan Kompetensi Sosial .................................. 77 xiv
4.8
Distribusi Frekuensi Variabel Y ................................................................ 80
4.9
Tabel Aktivitas Keberagamaan Siswa di Rumah dan Pengembangan Kompetensi Sosial .................................................................................... 81
4.10 Tabel Fekruensi Yang Diperoleh ............................................................... 83 4.11 Aktivitas Keberagamaan Siswa di Rumah dan Pengembangan Kompetensi Sosial .................................................................................... 85 4.12 Tabel Kerja Penghitungan Chi Kuadrat ..................................................... 85
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I
Angket aktivitas keberagamaan siswa di rumah terhadap pengembangan kompetensi sosial di MTs NU Salatiga
Lampiran II
Data jawaban angket
Lampiran III
Struktur organisasi MTs NU Salatiga
Lampiran IV
Foto penyebaran angket
Lampiran V
Tabel harga kritik Chi Kuadrat
Lampiran VI
Daftar Riwayat Hidup
Lampiran VII
Surat Pembimbing Skripsi
Lampiran VIII
Surat Permohonan Ijin Penelitian
Lampiran IX
Surat Jawaban Izin Penelitian
Lampiran X
Lembar Konsultasi Skripsi
Lampiran XI
Surat Keterangan Penelitian
Lampiran XII
Surat Keterangan Kegiatan (SKK)
xvi
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Menghadapi komunitas manusia yang diarahkan pada sebuah tujuan belajar adalah tugas yang tidak mudah. Setiap anak mempunyai karakter yang berbeda dan cara mengatasi masalah juga berbeda satu sama lain. Manusia secara alamiah diciptakan oleh Allah memiliki hasrat yang besar untuk belajar tentang apapun di dunia ini. Hasil pembelajaran manusia di dunia menyebabkan adanya perbedaan. Seperti perbedaan suku, perbedaan status sosial, perbedaan tingkat ekonomi maupun perbedaan tingkat pendidikan. Dari hal-hal itulah dapat menimbulkan masalah dalam kehidupan di masyarakat. Sebenarnya hakekat penciptaan manusia adalah berbeda-beda. Sebagaimana tercantum dalam Al Quran Surat Al Hujuraat ayat 13 :
Artinya : “Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenalmengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. 1
2 Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal (Q.S Al Hujuraat: 13)
Suprayoga dan Tobroni mengatakan bahwa : Fakta membuktikan bahwa agama merupakan kebutuhan asasi manusia. Karena itu masalah keagamaan adalah masalah yang senantiasa menyertai kehidupan umat manusia sepanjang sejarahnya sebagaimana masalah sosial lainnya, seperti masalah ekonomi dan politik. Keberagamaan menjadi bagian dari kebudayaan manusia yang telah dikembangkan sedemikian rupa, baik berupa ritus, pranata sosial, maupun perilaku dalam berbagai dimensinya. (Suprayogo dan Tobroni, 2003: 17) Dari
pernyataan
di
atas
dapat
diambil
kesimpulan
bahwa
keberagamaan merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan. Ketika manusia hidup tanpa mempunyai ideologi maka hubungan secara sosial di masyarakat tidak akan terbina. Kehidupan manusia tidak lepas dari interaksi sosial. Seperti halnya aktivitas remaja dalam mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan bukan sematamata ditentukan oleh kemampuan individu secara utuh, melainkan perolehan belajar di rumah yang dilakukan secara istiqamah dalam kegiatan keagamaan dapat menghasilkan kemampuan berinteraksi dalam lingkungan masyarakat secara bertanggung jawab. Suasana belajar di masyarakat yang berlangsung dalam interaksi secara terbuka, rileks, dan saling percaya dapat memberikan kesempatan bagi remaja untuk memperoleh dan memberi masukan diantara mereka untuk mengembangkan permasalahan agama yang ingin mereka ketahui secara lebih mendalam.
3 Secara umum pola interaksi yang bersifat terbuka dan langsung diantara anggota organisasi di rumah sangat penting bagi remaja untuk memperoleh keberhasilan dalam kompetensi sosial mereka. Hal ini dikarenakan setiap saat mereka akan melakukan diskusi, saling berbagi pengetahuan, pamahaman dan kemampuan, serta saling mengoreksi antar sesama dalam belajar diorganisasi. RH. Thouless (1971: 11) dalam buku Jurnal Attarbiyah mengatakan tiga faktor penting yang harus disebut bagi pemahaman agama, yaitu a made of behavior, a system of belief dan a system of feelings. Lebih lanjut Thouless mengatakan bahwa terdapat empat faktor yang disebut sebagai the psychological roots of religion, yaitu faktor sosial, faktor pengalaman, faktor kebutuhan manusia,dan faktor proses berpikir. Adapun faktor sosial mencakup semua pengaruh sosial dalam perkembangan sikap keagamaan, seperti ajaranajaran orang tua, tradisi, dan opini lingkungan sekitar. (Islamiyah, 2006: 1516) Alfred Binet, seorang psikolog Prancis yang hidup pada tahun 18571911, yang terkenal dalam usahanya untuk menetukan kecerdasan anak-anak dengan tesnya yang terkenal dengan “Tes Binet/Simon”. Yang buat pertama kali diperkenalkannya Intelligence Quotient (IQ) pada tahun 1905. Binet berpendapat, bahwa kemampuan untuk mengerti masalah-masalah yang abstrak, tidak sempurna perkembangannya sebelum mencapai usia 12 tahun. Kemampuan untuk mengambil kesimpulan yang abstrak dan fakta-fakta yang ada, baru tampak pada umur 14 tahun (Daradjat, 1970: 86). Karena itu tidak
4 jarang jika ide-ide dan pokok-pokok ajaran agama ditolak dan dikritik oleh siswa yang telah meningkat usia remaja sebagaimana usia siswa di MTs NU Salatiga. Sekumpulan problema yang menjadi perhatian orang tua terhadap usia remaja adalah kecenderungan pada kebebasan dalam menjalankan amalanamalan ibadah sebagaimana remaja yang bersekolah di Madrasah Tsanawiyah NU. Sebagian besar usia sekolah dasar mereka mengalami pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah, yang mana setiap hari dididik dengan agama Islam. Akan tetapi, setelah lulus dari Madrasah Ibtidaiyyah melanjutkan ke Madrasah Tsanawiyah dalam menjalankan amalan ibadah tanpa ada perkembangan. Pendidikan dari orang tua dan seorang guru agama di sekolah harus memahami betul-betul perkembangan jiwa peserta didik agar dapat mendidiknya sesuai dengan umur mareka. Bertitik tolak dari uraian di atas penulis beranggapan bahwa aktivitas keberagamaan siswa usia remaja yang merupakan hasil dari interaksi siswa dengan lingkungannya di rumah dapat memberikan pengaruh positif terhadap pengembangan kompetensi sosial yang terjadi di sekolah. Untuk itu penulis terdorong untuk meneliti seberapa jauh pengaruh aktivitas keberagamaan siswa di rumah terhadap pengembangan kompetensi sosial dengan melakukan penelitian di MTs NU Salatiga dengan judul : “PENGARUH AKTIVITAS KEBERAGAMAAN SISWA DI RUMAH TERHADAP PENGEMBANGAN KOMPETENSI SOSIAL SISWA DI MTs NU SALATIGA TAHUN 2011”.
5 B. Rumusan Masalah Berdasarkan judul di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana aktivitas keberagamaan siswa MTs NU Salatiga tahun 2011 di rumah? 2. Bagaimana pengembangan kompetensi sosial siswa di MTs NU Salatiga tahun 2011? 3. Apakah ada pengaruh antara aktivitas keberagamaan siswa di rumah terhadap pengembangan kompetensi sosial siswa di MTs NU Salatiga tahun 2011?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui aktivitas keberagamaan siswa MTs NU Salatiga tahun 2011 di rumah. 2. Untuk mengetahui pengembangan kompetensi sosial siswa di MTs NU Salatiga tahun 2011. 3. Untuk mengetahui adanya pengaruh aktivitas kabaragamaan siswa di rumah terhadap pengembangan kompetensi sosial siswa di MTs NU Salatiga tahun 2011.
D. Hipotesis Penelitian
6 Hipotesis berasal dari dua kata yaitu “hypo” yang artinya “ di bawah” dan “thesa” yang artinya “kebenaran”. Jadi, “hipotesis diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul” (Arikunto, 2006: 71) Hipotesis adalah kesimpulan awalatau sementara yang berisi jawaban dari rumusan masalah dan kebenarannya dibuktikan melalui penelitian di lapangan. 1. Hipotesis kerja (Ha) “Ada pengaruh signifikan antara aktivitas keberagamaan siswa di rumah terhadap pengembangan kompetensi sosial siswa di MTs NU Salatiga Tahun 2011” 2. Hipotesis Nol (Ho) “Tidak ada pengaruh signifikan antara aktivitas keberagamaan siswa di rumah terhadap pengembangan kompetensi sosial siswa di MTs. Adapun hipotesis yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah : “ada pengaruh yang signifikan antara aktivitas keberagamaan siswa di rumah terhadap pengembangan kompetensi sosial siswa di MTs NU Salatiga Tahun 2011”.
E. Manfaat Penelitian 1. Secara Praktis a. Hasil penelitian ini akan berarti bagi penulis untuk mendapatkan ilmu yang lebih bermanfaat.
7 b. Bagi kepala sekolah dan guru dapat bermanfaat untuk mengetahui tingkat aktivitas keberagamaan siswa dirumah, pengembangan kompetensi sosial di madrasah dan dapat meningkatkan pengawasan serta pengontrolan kepada siswa-siswanya selama di lingkungan sekolah. c. Bagi orang tua dapat memberikan pengaruh positif dalam mendidik agama kepada anak dan selalu memotivasinya untuk ikut aktif dalan kegiatan-kagiatan keagamaan di rumah. d. Bagi sekolah dapat menjadi wacana untuk mengembangkan kualitas dan mutu pendidikan keberagamaan. 2. Secara Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan pendidikan agama Islam pada umumnya, khususnya dapat memperkaya khasanah dunia pendidikan yang diperoleh dari penelitian di lapangan.
F. Definisi Operasional Dalam setiap uraian dapat menimbulkan penafsiran yang berbedabeda. Maka penulis menjelaskan beberapa definisi atau istilah yang digunakan dalam penelitian ini. Hal ini untuk memudahkan pembaca dalam memahami judul penelitian di atas dan menghindari terjadinya kesalah pahaman dalam penafsiran terhadap definisi atau istilah-istilah yang digunakan. Istilah-istilah yang perlu dijelaskan adalah sebagai berikut :
8
1. Aktivitas keberagamaan siswa di rumah Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:23), aktivitas berarti kegiatan. Maksud aktivitas di sini adalah perintah agama yang berkaitan dengan syari‟at. Keberagamaan adalah perihal agama, sedangkan agama itu ialah suatu sistem kepercayaan, sikap-sikap emosional dan praktek-praktek yang dipakai oleh sekelompok manusia untuk mencoba memecahkan soal-soal yang sangat penting dalam kehidupan manusia (Abdullah, 1981: 11). Maksud dari aktivitas keberagamaan siswa adalah suatu kegiatan yang dilakukan siswa tentang agama yang dianutnya berkaitan dengan amalan-amalan ibadah dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini adalah sejauh mana aktivitas keberagamaan siswa di rumah. Indikatornya yaitu : a. Mengucapkan salam kepada Bapak Ibu di rumah ketika berangkat dan pulang dari sekolah b. Rajin melakukan puasa sunnah c. Rajin melaksanakan sholat sunnah d. Melaksanakan sholat lima waktu secara berjamaah e. Membaca Al Quran setiap hari f. Rajin bershodaqoh dan infaq g. Menolong sesama manusia
9 h. Rajin membaca doa sehari-hari i.
Membiasakan diri mengucapkan terimakasih apabila mendapat bantuan atau jasa dari orang lain
2. Pengembangan Kompetensi Sosial Siswa di MTs NU Salatiga Pengertian pengembangan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah proses, cara, perbuatan mengembangkan (Alwi, 2007: 538) Kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak (Susana, 2006: 55). Sosial adalah berkenaan dengan hubungan antara orang-orang atau kelompok-kelompok antara satu sama lain (Dali, 1987: 271). Maksud
pengembangan
kompetensi
sosial
adalah
proses
mengembangkan kemampuan sosial yang dibutuhkan untuk beradaptasi dengan situasi sosial di lingkungan sekolah secara sungguh-sungguh dalam berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien kepada sesama siswa, guru serta karyawan. Adapun indikator-indikator pengembangan kompetensi sosial siswa adalah: a. Senantiasa menerapkan perilaku 3S (senyum, sapa, salam) b. Saling menyayangi kepada siswa lain dalam keadaan perbedaan tingkat ekonomi keluarga c. Menghormati guru dan karyawan tanpa memandang kedudukan mereka di rumah d. Dapat menjalankan peran siswa secara maksimal di dalam kelas
10 e. Meningkatkan pengetahuan agama yang dimiliki dengan sering berkonsultasi atau berkomunikasi dengan guru maupun kepala sekolah f. Sering membantu teman yang sedang membutuhkan pertolongan dalam bidang non akademik g. Dapat bekerjasama dengan baik dalam suatu kelompok belajar di madrasah h. Menjaga tali silaturohim antara sesama teman dan guru dengan berkunjung ke rumah i.
Sering berkomunikasi atau menyapa dengan guru ketika bertemu di lingkungan luar sekolah
j.
Tawadhu‟ terhadap guru serta karyawan di madrasah
G. Metode Penelitian Metode adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang dimaksud. Dalam penelitian ini penulis menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah definisi, pengukuran data kuantitatif dan statistik objektif melalui perhitungan ilmiah berasal dari sampel orang atau penduduk yang diminta menjawab atas sejumlah pertanyaan tentang survei untuk menentukan frekuensi dan prosentase tanggapan mereka. Adapun rancangan penelitiannya adalah sebagai berikut:
11 a. Melakukan observasi awal terhadap kondisi riil obyek penelitian. b. Menyiapkan fasilitas pendukung berupa angket. c. Melaksanakan penelitian. d. Melakukan analisa dan membuat laporan hasil penelitian. 2.
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini bertempat di MTs NU Salatiga dan diagendakan membutuhkan waktu 3 (tiga) bulan, dimulai tanggal 14 November 2011 – 07 Februari 2012 yang terbagi menjadi beberapa teknis, dari proses pengumpulan data sampai proses penulisan laporan.
3.
Populasi dan Sampel a. Populasi Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciricirinya akan diduga (Singarimbun, 1983: 108). Berdasarkan pengertian tersebut, maka yang disebut populasi adalah seluruh individu dalam wilayah penelitian yang menjadi subjek penelitian. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa MTs NU Salatiga yang berjumlah 268 siswa. b. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006: 131). Pengambilan sampel jika subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya lebih besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih (Arikunto, 2006:
12 134). Berdasarkan petunjuk tersebut dalam penelitian ini penulis mengambil sampel 15% dari 268 siswa kelas VIII, sehingga besarnya sampel adalah 40 siswa dari jumlah seluruhnya. Jadi penelitian ini dinamakan penelitian sampel. 4.
Metode Pengumpulan Data Metode
pengumpulan
data
adalah
alat
dan
cara
untuk
mengumpulkan data. Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode yaitu: a.
Metode Angket Metode angket merupakan suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan tentang suatu hal atau suatu bidang. Angket adalah suatu penyelidikan mengenai suatu masalah yang umumnya banyak menyangkut kepentingan umum (Kartono,1986: 20). Metode angket digunakan untuk mendapatkan data atau fakta mengenai aktivitas keberagamaan siswa di rumah dan pengembangan kompetensi sosial. Dari hasil penelitian lapangan, maka angket yang penulis gunakan adalah angket tertutup. Jawabannya diberikan dengan membubuhkan tanda tertentu atau jawabannya sudah disediakan sehingga responden tinggal menyilang sesuai dengan pilihannya.
b.
Metode Dokumentasi Metode dokumentasi adalah suatu cara untuk mendapatkan data mengenai hal-hal atau variabel dengan membuka kembali catatan, daftar riwayat hidup, transkip dan lain-lain (Prayogo,2003: 164).
13 Metode dokumentasi disini digunakan untuk mendapatkan data yang berkenaan dengan data-data jumlah guru dan siswa MTs NU, sejarah berdirinya MTs NU Salatiga, letek geografis serta sarana prasarana. 5.
Instrumen Penelitian Arikunto mendefinisikan instrumen penelitian sebagai berikut: Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2006: 160). Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan pemeriksaan. Setiap pemeriksaan tentu didasarkan atas kriteria tertentu. Pada dasarnya uji keabsahan data dapat ditempuh melalui dua utama, yakni validitas dan reabilitas. Dalam penelitian kuantitatif, kriteria pokok yang digunakan dalam mengukur data hasil penelitian adalah valid, reliabel, dan objektif. Validitas merupakan derajat ketepatan antara fenomena yang terjadi pada objek penelitian dengan apa yang dilaporkan oleh peneliti. Reabilitas adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif akan tetap konsisten apabila dilakukan pengukuran ulang. Objektivitas mengandung makna adanya derajat kesepakatan diantara beberapa orang atau responden terhadap data yang dihasilkan (Damsid, 2010: 96-97). Adapun prosedur yang ditempuh dalam pengadaannya adalah: a. Perencanaan
14 b. Penulisan butir soal c. Penyuntingan d. Uji coba instrumen e. Penganalisaan hasil f. Mengadakan revisi terhadap item-item yang dirasa kurang baik, dengan mendasarkan diri pada data yang diperoleh sewaktu uji coba. Dalam hal ini penulis perlu menyusun sebuah rancangan penyusunan instrumen yang dikenal dengan istilah kisi-kisi. “Kisi-kisi adalah sebuah tabel yang menunjukkan hubungan antara hal-hal yang disebutkan dalam baris dengan hal-hal yang disebutkan dalam kolom” (Arikunto, 2006: 162). Adapun kisi-kisi khusus untuk setiap instrumen dalam penelitian ini yaitu: Variabel Penelitian Aktifitas
Indikator
No. Item Soal
a. Mengucapkan salam kepada bapak ibu di
keberagamaan
rumah ketika berangkat dan pulang dari
siswa di rumah
sekolah.
1
b. Rajin melakukan puasa sunnah
2,3
c. Rajin melaksanakan sholat sunnah
4,5
d. Melaksanakan shalat lima waktu secara
6,7,8
berjamaah e. Membaca Al Quran setiap hari f.
Rajin bershodaqah dan infaq
9,10,11 12,13
15 g. Menolong sesama manusia
14,15
h. Rajin membaca do‟a sehari-hari i.
16,17,18
Membiasakan diri mengucapkan terima kasih apabila mendapat bantuan atau jasa
19,20
dari orang lain Pengembangan a. Senantiasa Kompetensi Sosial
menerapkan
perilaku
3S
(Senyum,Salam,Sapa)
1,2,3
b. Saling menyayangi kepada siswa lain dalam
keadaan
perbedaan
tingkat
ekonomi keluarga
4
c. Menghormati guru dan karyawan tanpa memandang kedudukan mereka di rumah
5,12
d. Dapat menjalankan peran siswa secara maksimal di dalam kelas
6,7
e. Meningkatkan pengetahuan agama yang dimiliki dengan sering berkonsultasi atau berkomunikasi dengan guru maupun kepala sekolah f.
8,9
Sering membantu teman yang sedang membutuhkan pertologan dalam bidang non akademik
10,11
g. Dapat bekerjasama dengan baik dalam suatu kelompok belajar di madrasah
13,14
16 h. Menjaga tali silaturihim antara sesama teman dan guru dengan berkunjung ke rumah i.
15,16
Sering berkomunikasi atau menyapa dengan
guru
ketika
bertemu
di
lingkungan luar sekolah j.
17,18
Tawadhu‟ terhadap guru serta karyawan di madrasah
6.
19,20
Analisis Data Untuk menganalisis data akan digunakan metode analisis kuantitatif
yaitu
untuk
mengetahui
adakah
pengaruh
aktivitas
kaberagamaan siswa di rumah terhadap pengembangan kompetensi sosial di MTs NU Salatiga Tahun 2011. Adapun rumus statistik yang digunakan adalah rumus sebagai berikut : Teknik analisis data ini bersifat kuantitatif dalam arti data kualitatif terlebih
dahulu
dikuantitatifkan
atau
diangkakan
sekedar
untuk
mempermudah penggabungan dua variabal atau indikator kemudian sesudah terdapat data akhir, dilakukan analisis data secara kualitatif. Adapun langkah analisis data adalah sebagai berikut: a. Pengecekan kelengkapan data b. Tabulasi data ke dalam tabel c. Mencari prosentase dari distribusi angka di setiap sel-sel tabel dengan rumus:
17
P=
X 100 %
Keterangan: P = Prosentase F = Frekuensi N = Jumlah total sampel d. Dalam rangka pengujian hipotesis, atau untuk mencari hubungan antar variabel digunakan rumus koefisien kontingensi, yakni rumus yang digunakan apabila variabel yang dikorelasikan berbentuk kategori atau gejala ordinal (Arikunto, 1986: 281). Data ordinal adalah menunjuk pada tingkatan sesuatu (Arikunto, 2005: 274). Adapun rumusnya adalah sebagai berikut:
KK = Keterangan: KK : Koefisien Kontingensi : Chi Kuadrat n
: Jumlah Sampel
H. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan pemahaman dalam skripsi ini, maka akan dikemukakan sistematika hasil penelitian yang secara garis besar dapat dilihat sebagai berikut :
18 BAB I
: PENDAHULUAN Meliputi: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian, sisitematika penulisan.
BAB II
: KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini berisi tentang aktivitas keberagamaan remaja yang meliputi: pengertian aktivitas keberagamaan, macammacam aktivitas keberagamaan dalam kehidupan, faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas keberagamaan, keberagamaan remaja, aktivitas keberagamaan remaja di rumah. Pengembangan
kompetensi
sosial
yang
meliputi:
pengertian kompetensi sosial, komponen atau unsur kompetensi sosial, faktor-faktor yang mempengaruhi kompetensi sosial remaja.
Aktivitas
keberagamaan
siswa
di
rumah
serta
pengaruhnya terhadap kompetensi sosial di MTs NU Salatiga. BAB III : HASIL PENELITIAN Pada bab ini dilaporkan tentang gambaran umum MTs NU Salatiga yang meliputi sejarah singkat berdiri dan perkembangannya, letak geografis MTs NU Salatiga, identitas madrasah, visi misi, keadaan siswa, guru, dan karyawan, sarana prasarana, kegiatan ekstra kurikuler, struktur organisasi MTs NU Salatiga dan penyajian data penelitian. BAB IV : ANALISIS DATA
19 Bab ini mengemukakan tentang analisis data penelitian meliputi analisis pendahuluan, analisis lanjutan, dan analisis uji hipotesis. BAB V
: PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan dan saran
Bagian akhir terdiri dari daftar pustaka, daftar riwayat hidup, dan lampiran-lampiran.
20 BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Aktivitas Keberagamaan Remaja 1. Pengertian Aktivitas Keberagamaan Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2006: 20) aktivitas berarti kegiatan, kesibukan, hal-hal yang dilakukan manusia. Keberagamaan berasal dari kata agama, secara etimologi kata agama menjadi beragam, yaitu:agama (bahasa Indonesia), religion (bahasa Inggris), religi (bahasa Belanda), diin (bahasa Arab). Secara terminologi ada banyak definisi tentang agama yang dikemukakan oleh beberapa ahli, diantaranya : Menurut E.F Bozman dalam bukunya Everymen’s Encyclopedia mendefinisikan yang artinya “Agama dalam arti luas dapat didefinisikan sebagai penerimaan atas tata aturan dari pada kekuatan-kekuatan yang lebih tinggi dari pada manusia itu sendiri”(Abdullah, 1981:10) Menurut W.J.S Purwadarminta (2007: 21) dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia mengatakan agama adalah segenap kepercayaan (kepada Tuhan) serta dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan itu. Agama mengandung arti ikatan-ikatan suci yang harus dipegang dan dipatuhi manusia yang sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia sehari - hari. Ikatan-ikatan itu berasal dari sesuatu kekuatan yang lebih tinggi daripada manusia atau kekuatan yang tidak bisa dilacak dengan
20
21 empirik menggunakan panca indera. Agama merupakan panutan kehidupan seseorang yang akan mengantarkan dari dunia sampai alam akherat. Seseorang yang kokoh dalam beragama maka akan baik moralnya. Sikap dan tindakan seseorang dalam hidupnya merupakan pantulan dari pribadinya sejak lahir. Dari istilah agama dan religi muncul istilah keberagamaan dan religiusitas religiousity. Pengertian religiusitas adalah seberapa jauh pengetahuan, seberapa kokoh keyakinan, seberapa pelaksanaan ibadah, dan kaidah dari beberapa dalam penghayatan atas agama yang dianutnya. Bagi seorang muslim keberagamaan dapat diketahui dari seberapa jauh pengetahuan, keyakinan, pelaksanaan, dan penghayatan atas agama Islam. Yang penulis maksud dengan aktivitas keberagamaan dalam kondisi teks ini adalah pemahaman individu secara mendalam tentang apa yang diamalkan dari ajaran agama yang dianutnya dan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan siswa yang penulis maksud siswa MTs NU Salatiga. 2. Macam-Macam Aktivitas Keberagamaan dalam Kehidupan Aktivitas keberagamaan remaja adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh remaja tentang agama yang dianutnya dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Murtadha Murthari dalam bukunya yang berjudul Perspektif Manusia dan Agama yang dikutip oleh Muhammad Fauzi mengatakan bahwa dalam hidup dan kehidupan manusia, agama berfungsi
22 sebagai suatu sistem nilai dan norma-norma yang mempunyai daya ubah bagi komunitas pemeluknya (Fauzi, 2007:61) Agama dibentuk melalui proses belajar dan proses sosialisasi. Perangkat sistem nilai dalam fungsi agama dipengaruhi oleh keluarga, teman, lingkungan sekolah dan masyarakat luas. Secara umum normanorma dalam agama menjadi kerangka acuan dalam bersikap dan bertingkah laku sejalan dengan tuntunan agamanya. Dengan demikian, seseorang dapat dikatakan sebagai orang yang beragama, apabila dalam dirinya mempunyai keyakinan terhadap doktrin-doktrin agama, etika hidup, tata krama peribadatan, yang semuanya dapat menunjukkan ketaatan dan komitmen terhadap agama. Oleh karena itu secara empirik, untuk mengetahui seseorang beragama atau tidak, dapat dibuktikan dari perilaku aktivitas agama yang diperankannya. Sejauh mana cara pandang hidup seseorang sesuai dengan apa yang dipahami dapat direalisasikan dalam hidup dan kehidupannya. Menurut Glock dan R. Stark (2007: 53) dalam sebuah bukunya America Piety: The Nature of Religion Comitment yang dikutip Dadang Kahmad, mengatakan bahwa macam-macam perilaku keberagamaan seseorang terdiri dari lima dimensi, yaitu: ideologikal, ritual, mistikal, intelektual, dan sosial. a. Dimensi ideologis atau popular dikenal sebagai keyakinan beragama religious belief. Dimensi ini berkaitan dengan pengakuan dan penerimaan terhadap sesuatu Zat yang sakral, yang Maha Besar,
23 sebagai suatu kebenaran. Keyakinan beragama meliputi dua aspek, yaitu religious dan kosmologi. Nilai religious berkaitan dengan konsepsi tentang apa yang dipersepsikan sebagai sesuatu yang baik atau buruk. Sesuatu yang dianggap pantas atau tidak pantas, yang benar atau tidak benar, yang tepat atau tidak tepat dalam sebuah agama. Kemudian kosmologi berkaitan dengan penerimaan atau pengakuan tentang penjelasan mengenai alam ghaib, termasuk kehidupan di akherat, kematian, surga, neraka, dan lain-lain yang sifatnya dogmatik. b. Dimensi ritual ritual involvement setiap pemeluk agama harus menjalankan ritual yang dianjurkan sebagai bentuk ketaatan kepada agama yang dia yakini. Perilaku ini sebetulnya bersifat aktif dan dapat diamati, misalnya sejauhmana orang mengerjakan kewajiban ritual dalam agama mereka. Misalnya, seorang Muslim diharuskan melaksanakan ritual shalat, melakukan ibadah puasa, membayar zakat, derdo‟a, mengucapkan ucapan-ucapan formal tertentu, membaca kitab suci, pergi ke masjid, atau umat Kristiani diharuskan pergi ke gereja, dan lain sebagainya. Sebagaimana Allah berfirman yang tercantum dalam Al Qur‟an surat Al Baqarah ayat 110
24
Artinya :
dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya pada sisi Allah. Sesungguhnya Alah Maha melihat apa-apa yang kamu kerjakan (QS. Al Baqarah: 110)
Fenomena ini dapat menjelaskan atau sebagai indikasi bahwa manusiahidup
sebagai
orang
beragama
yang
senantiasa
taat
menjalankan segala perintah Tuhan Yang Maha Esa. c. Dimensi mistikal atau keterlibatan pengalaman, yang meliputi perasaan dan persepsi tentang proses kontaknya dengan apa yang diyakininya sebagai The Ultimate Realityatau Allah, serta penghayatan terhadap hal-hal yang religius. Ketika mendengar ayat-ayat Alquran, suara azan, atau dalam agama Kristen kur atau Halleluya,maka terjadi prosesinternalisasi sehingga membentuk struktur psikis tertentu. Pengalaman keagamaan meliputi paling sedikit tiga aspek, yaitu kesadaran akan kehadiran Yang Maha Kuasa, keinginan untuk mencari makna hidup, serta tawakal dan takwa. Dimensi
pengalaman,
berisi
juga
tentang
pengalaman
seseorang yang unik dan spektakuler yang datang dari Tuhan. Misalnya, ketika seseorang pernah merasakan bahwa do‟anya dikabulkan Tuhan, ketika dia pernah mendapat rezeki yang tak terduga sebagai anugrah Tuhan untuknya, atau ketika dia pernah merasakan
25 bahwa jiwanya selamat dari bahaya karena pertolongan Tuhan, dan lain sebagainya. d. Dimensi intelektual atau disebut juga keterlibatan intelektual. Dimensi ini menunjukkan tingkat pemahaman seseorang terhadap doktrin dan dogma agama yang dipeluknya. Artinya orang beragama memiliki pengetahuan tentang keyakinan ritus, kitab suci, dan tradisi yang berkaitan dengan agamanya, seberapa jauh aktivitasnya dalam menambah pengetahuan agamanya. Apakah dia mengikuti pengajian, membaca buku-buku untuk menambah wawasan dan pengetahuan agamanya. e. Dimensi
keterlibatan
konsekuensial.
Dimensi
ini
merupakan
manifestasi ajaran agama dan kemudian sikap itu tercermin dalam kehidupan sehari-hari. Apakah dia menerapkan ajaran agamanya di dalam
kehidupan
sosial.
Misalnya,
apakah
dia
mengunjungi
tetangganya yang sakit, mendermakan sebagian kekayaannya untuk kepentingan
fakir
miskin,
menyumbangkan
uangnya
untuk
membangun tempat ibadah, membantu fakir miskin dan membantu anak yatim, dan lain sebagainya (Fauzi, 2007:65-68) Dimensi-dimensi di atas merupakan macam-macam tingkat aktivitas keberagamaan seseorang. Dimensi-dimensi ini diantaranya konsep ideal perilaku keberagamaan secara integral, jika salah satu tidak dipenuhi berarti mengindikasikan masih rendahnya tingkat keberagamaan seseorang.
26 Setiap manusia tidak diperintahkan untuk beraktivitas secara bebas dalam hal beragama. Melainkan aktivitas yang dilakukan semata-mata sebagai bentuk penghambaan kepada Allah SWT dengan tulus ikhlas dalam menjalankan agama-Nya. Sebagaimana firman Allah SWT mengenai keikhlasan dalam beribadah yaitu :
Artinya : Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus (QS. Al Bayyinah: 5)
Artinya
: Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam (QS.Al an‟am: 162).
Ayat di atas mengandung perintah bahwa setiap manusia sebagai hamba Allah SWT dalam beraktivitas kehidupan apapun harus senantiasa dengan niat yang suci di dalam nafas. 3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Keberagamaan a. Faktor intern
27 Perkembangan jiwa keagamaan selain ditentukan oleh faktor ekstern juga ditentukan oleh faktor intern seseorang. Seperti halnya aspek
kejiwaan
lainnya,
maka
para
ahli
psikologi
agama
mengemukakan berbagai teori berdasarkan pendekatan masingmasing. Tetapi secara garis besarnya faktor-faktor yang ikut berpengaruh terhadap perkembangan jiwa keagamaan antara lain: 1) Faktor Hareditas Jiwa keagaman memang bukan secara langsung sebagai faktor bawaan yang diwariskan secara turun-temurun, melainkan terbentuk melalui berbagai unsur kejiwaan lainnya yang mencakup kognitif, afektif dan konatif. Tetapi dalam penelitian terhadap janin terungkap bahwa makanan dan perasaan ibu berpengaruh terhadap kondisi janin yang dikandungnya. Perbuatan yang buruk dan tercela jika dilakukan, menurut Sigmund Frued akan menimbulkan rasa bersalah dalam diri pelakunya. Bila pelanggaran yang dilakukan terhadap larangan agama, maka pada diri pelakunya akan timbul rasa berdosa. Dan perasaan
seperti
ini
barangkali
yang
ikut
mempengaruhi
perkembangan jiwa keagamaan seseorang sebagai unsur hereditas. 2) Tingkat Usia Hubungan antara perkembangan usia dengan perkembangan jiwa keagamaan tampaknya tak dapat dihilangkan begitu saja. Bila konversi lebih dipengaruhi oleh sugesti, maka tentunya konversi
28 akan lebih banyak terjadi pada anak-anak, mengingat ditingkat usia tersebut
mereka
lebih
mudah
menerima
sugesti.
Namun
kenyataannya hingga usia baya pun masih terjadi konversi agama. Terlepas dari ada tidaknya hubungan konversi dengan tingkat usia seseorang, namun hubungan antara tingkat usia dengan perkembangan jiwa keagamaan barangkali tak dapat diabaikan begitu saja. Berbaga penelitian psikologi agama menunjukkan adanya hubungan tersebut, meskipun tingkat usia bukan
merpakan
satu-satunya
faktor
penentu
dalam
perkembangan jiwa keagamaan seseorang. Yang jelas kenyataan ini dapat dilihat dari adanya perbedaan pemahaman agama pada tingkat usia yang berbeda. 3) Kepribadian Kepribadian menurut pandangan psikologi terdiri dari dua unsur, yaitu: unsur hereditas dan pengaruh lingkungan. Adanya keda unsur yang membentuk kepribadian itu menyebabkan munculnya
konsep tipologi dan karakter. Tipologi lebih
ditekankan kepada unsur bawaan, sedangkan karakter lebih ditekankan oleh adanya pengaruh lingkungan. Berangkat dari pendekatan tipologis dan karakterologis, maka terlihat ada unsurunsur yang bersifat tetap dan unsur-unsur yang dapat berubah membentuk struktur kepribadian manusia. Unsur-unsur yang
29 bersifat tetap berasal dari unsur bawaan, sedangkan yang dapat berubah adalah karakter. Unsur pertama (bawaan) merupakan faktor intern yang memberi ciri khas pada diri seseorang. Dalam kaitan ini, kepribadian sering disebut sebagai identitas seseorang yang sedikit banyaknya menampilkan ciri-ciri pembeda dari individu lain di luar dirinya. Dalam kondisi normal, memang secara individu manusia memiliki perbedaan dalam kepribadian. Dan perbedaan ini diperkirakan berpengaruh terhadap perkembangan aspek-aspek kejiwaan termasuk jiwa keagamaan. Di luar itu dijumpai pula kondisi kepribadian yang menyimpang seperti kepribadian ganda dan sebagainya. Dan kondisi seperti ini bagaimanapun ikut mempengaruhi perkembangan berbagai aspek kejiwaan pula. 4) Kondisi Kejiwaan Kondisi kejiwaan ini terkait dengan kepribadian sebagai faktor intern. Barangkali ada banyak jenis perilaku abnormal yang bersumber dari kondisi kejiwaan yang tak wajar. Akan tetapi yang penting dicermati adalah hubungannya dengan perkembangan jiwa keagamaan. b. Faktor Ekstern
30 Faktor ekstern yang dinilai berpengaruh dalam perkembangan jiwa keagamaan dapat dilihat dari lingkungan di mana seseorang itu hidup. Umumnya lingkungan tersebut dibagi menjadi tiga, yaitu:
1)
Lingkungan Keluarga Keluarga merupakan satuan sosial yang paling sederhana dalam kehidupan manusia. Anggota-anggotanya terdiri atas ayah, ibu dan anak. Bagi anak-anak keluarga merupakan lingkungan sosial pertama yang dikenalnya. Dengan demikian kehidupan keluarga menjadi fase sosialisasi awal bagi pembentukan jiwa keagamaan anak. Pengaruh kedua orang tua terhadap perkembangan jiwa keagaman anak dalam pandangan Islam sudah lama disadari. Oleh karena itu sebagai intevensi terhadap perkembangan jiwa keagamaan tersebut, kedua orang tua diberikan beban tanggung jawab. Ada semacam rangkaian ketentuan yang dianjurkan kepada orangtua, yaitu mengadzankan ke telinga bayi yang baru lahir, mengakiqah, memberi nama yang baik, mengajarkan membaca al Qur‟an, membiasakan sholat serta bimbingan lainnya yang sejalan dengan perintah agama. Keluarga dinilai sebagai faktor yang paling dominan dalam meletakkan dasar bagi perkembangan jiwa keagamaan.
2)
Lingkungan Institusional
31 Lingkungan
institusional
ikut
mempengaruhi
perkembangan jiwa keagamaan dapat berupa institusi formal seperti sekolah ataupun nonformal seperti berbagai perkumpulan dan organisasi. Sekolah sebagai institusi pendidikan formal ikut memberi pengaruh dalam membantu perkembangan kepribadian anak. Menurut Singgih D. Gunarsa (1981: 96) pengaruh itu dapat dibagi tiga kelompok, yatu: kurikulum dan anak, hubungan guru dan murid, hubungan antar anak. Dilihat dari kaitannya dengan perkembangan jiwa keagamaan, tampaknya ketiga kelompok tersebut ikut berpengaruh. Sebab pada prinsipnya perkembangan jiwa
keagamaantak
dapat
dilepaskan
dari
upaya
untuk
membentuk kepribadian yang luhur. 3)
Lingkungan Masyarakat Sepintas
lingkungan
masyarakat
bukan merupakan
lingkungan yang mengandung unsur tanggung jawab, melainkan hanya merupakan unsur pengaruh belaka, tetapi noma dan tata nilai yang ada terkadang lebih mengikat sifatnya. Bahkan terkadang pengarunya lebih besar dalam perkembangan jiwa keagamaan baik dalam bentuk positif maupun negatif. Misalnya lingkungan masyarakat yang memiliki tradisi keagamaan yang kuat akan berpengaruh positif bagi perkembangan jiwa keagamaan anak, sebab kehidupan keagamaan tekondisi dalam tatanan nilai maupun institusi keagamaan. Keadaan seperti ini
32 bagaimanapun akan berpengaruh dalam pembentukan jiwa keagamaan warganya. Sebaliknya di lingkungan masyarakat yang lebih cair atau bahkan cenderung sekuler, kondisi seperti ini jarang dijumpai. Kehidupan warganya lebih longgar, sehingga diperkirakan terut mempengaruhi
kodisi
kehidupan
keagamaan
warganya
(Jalaluddin,1996: 213-222) 4. Keberagamaan Remaja Segala persoalan dan problema yang terjadi pada remaja sebenarnya berkaitan dengan usia mereka dan tidak dapat lepas dari pengaruh lingkungan dimana mereka tinggal. Dalam hal ini suatu faktor penting yang memegang peranan dalam menentukan kehidupan remaja adalah agama. Menurut Zakiah Daradjat masa remaja adalah masa yang penuh kegoncangan jiwa, masa berada dalam peralihan atau masa diatas jembatan goyang yang menghubungkan masa kanak-kanak yang penuh kebergantungan dengan masa dewasa yang matang dan berdiri sendiri (Daradjat, 1980: 85). Masa remaja digolongkan menjadi dua yaitu masa remaja awal 13-16 tahun dan masa remaja akhir 17-21 tahun. Seorang remaja telah bisa bertanggung jawab untuk dirinya sendiri dan mampu mempertanggungjawabkan setiap tindakannya. Ketika hidup di masyarakat remaja sudah dapat menerima falsafah hidupnya dan menyesuaikan aktivitas keberagamaan di dalam masyarakat. Adapun
33 faktor-faktor yang mempengaruhi keberagamaan remaja (Darajdat,1980: 85-97) yaitu: a. Pertumbuhan mental remaja Ide-ide dan pokok ajaran- ajaran agama pada dasarnya diterima oleh seseorang pada masa kecilnya, kemudian berkembang dan bertambah subur, apabila anak atau remaja dalam menganut kepercayaan itu tidak mendapat kritikan-kritikan dalam hal agama. Pertumbuhan pengertian tentang ide-ide agama sejalan dengan pertumbuhan kecerdasan. Setelah perkembangan mental remaja sampai kepada menerima atau menolak ide-ide atau pengertian-pengertian yang abstrak, maka pandangannya terhadap alam dengan segala isi dan peristiwanya berubah, dari mau menerima tanpa pengertian menjadi menerima dengan penganalisaan. Perkembangan mental remaja ke arah berpikir logis juga mempengaruhi pandangan dan kepercayaannya kepada Tuhan. Apabila remaja yang telah percaya kepada Tuhan itu melihat keindahan alam dan keharmonisan segala sesuatu, akan bertumbuhlah kekaguman dan rasa keindahan alam kemudian diserahkannya pula sifat tersebut kepada Tuhan. Jadi agama remaja adalah hasil interaksi antara dia dan lingkungannya.Sedangkan gambarannya tentang Tuhan dan sifat-sifatNya dipengaruhi oleh kondisi perasaan dan sifat remaja itu sendiri. b. Masalah Mati dan Kekekalan
34 Pada masa remaja telah dapat dipahami bahwa mati itu adalah suatu hal yang tidak dapat dihindari oleh setiap orang, bahkan mati itu adalah fenomena alamiah yang harus terjadi. Pemikiran remaja tentang mati dalam hal ini adalah terdorong oleh kepentingan emosi yang dirasakannya. Masalah mati adalah salah satu unsur filsafat alam, maka remaja tidak ingin mengkhayalkan bahwa ia terlepas dari bencana mati itu, akan tetapi ia mencari keyakinan logis yang lebih mendalam. Diantaranya ialah percaya akan adanya akhirat, keyakinan akan adanya balasan-balasan manusia atan perilaku kehidupan di dunia dengan adanya neraka yang apinya menyala dan surga dengan kenikmnatannya. Rasa takut akan neraka dan harap akan surga dalam ajaran agama dapat memberikan peranan penting dalam mengurangkan kecemasan akan mati. Setelah mati diakui dan diterima oleh remaja, maka ada diantaranya yang ingin mati, mungkin hal ini sebenarnya gambaran negatif dari takut mati, atau karena ingin lari dari kesukaran-kesukaran hidup yang dihadapinya. Bahkan ada orang yang seolah olah menghadang mati, sebenarnya ia ingin kekal dalam bentuk apapun. c. Emosi dan pengaruhnya terhadap kepercayaan agama Masa remaja adalah masa bergejolaknya bermacam perasaan yang kadang-kadang bertentangan satu sama lain. Sesungguhnya emosi memegang peranan penting dalam sikap dan tindak agama. Diantara sebab-sebab atau sumber-sunber kegoncangan emosi pada
35 masa remaja adalah konflik atau pertentangan-pertentanngan yang terjadi pada remaja dalam kehidupan, baik yang terjadi pada dirinya sendiri, didalam mayarakat umum maupun di sekolah. Diantara sebabsebab kegoncangan emosi pada remaja adalah jika mereka merasa atau mengetahui adanya pertentangan antara ajaran agama dan ilmu pengetahuan. Diantara sumber kegelisahan remaja yang penting pula adalah tampak adanya perbedaan antara nilai-nilai moral dan kelakuan orang-orang
dalam
kenyataan
hidup.
Diantara
konflik
atau
pertentangan yang terjadi dalam diri remaja adalah dorongan-dorongan seks . Kegoncangan-kegoncagan jiwa yang disebabkan oleh faktorfaktor diatas biasanya tidak tampak dari luar secara langsung. Tetapi terlihat diri dalam bidang kehidupan lainnya. Sesungguhnya pengaruh perasaan terhadap agama jauh lebih besar dari pada rasio. Beberapa banyak orang yang mengerti agama dan agama itu dapat diterima oleh pikirannya tetapi dalam pelaksanaannya sangat lemah. Kadang-kadang tidak sanggup mengendalikan dirinya sesuai dengan pengertiannya itu. Jadi masa remaja adalah masa tidak stabilnya emosi dimana perasaan tidak tentram, keyakinannyapun akan terlihat maju mundur dan pandangannya terhadap sifat-sifat Tuhan akan berubah- ubah sesuai dengan kondisi emosinya pada waktu tertentu. d. Perkembangan moral dan hubungannya dengan agama
36 Pertumbuhan moral terjadi dari pengalaman-pengalaman yang dilalui oleh anak-anak sejak ia lahir. Pertumbuhannya baru dapat dikatakan mencapai kematangan pada masa usia remaja, ketika kecerdasannya telah selesai tumbuh. Pembinaan moral terjadi melalui pengalaman-pengalaman dan kebiasaan-kebiasaan yang ditanamkan sejak kecil oleh orang tua. Dalam pembinaan moral agama mempunyai peranan yang sangat penting karena nilai-nilai moral yang datang dari agama itu tetap tidak berubah-ubah oleh waktu dan tempat. Perasaan moral lebih pada kesadaran akan hal-hal yang baik dan tidak baik. Perasaan mencintai kebaikan dan sikap empati terhadap orang lain merupakan ekspresi dari perasaan moral. Jadi perasaan moral ini sangat mempengaruhi seseorang untuk berbuat baik. Lingkungan sosial yang kondusif yang dapat menciptakan kemampuan perasaan moral ini dengan melakukan keputusan dan menjalankannya dalam perilaku-perilaku yang nyata. 5. Aktivitas Keberagamaan Remaja di Rumah Dijelaskan oleh Quraish Shihab bahwa dalam hidup, manusia mudah terombang ambing oleh perbenturan dan arus zaman yang cenderung melanggar aturan Tuhan.Perbenturan dan arus zaman itu adalah sebauh metafora dari daya tarik harta, wanita dan tahta yang dalam bahasa agama disebut dengan tipu daya duniayang membuat orang lupa dengan tujuan hidupnya. Tipu daya dunia inilah yang menyebabkan orang mabuk harta dan kedudukan, rakus, individualistis, tanpa memperhatikan aturan
37 moral dan etika yang dijunjung tingggi oleh manusia beradab (Fauzi, 2007:20) Ketika seseorang melanggar aturan agama dianggap tidak melakukan kesalahan. Pemahaman yang seperti ini adalah bagi orangorang yang tertipu dengan kenikmatan hidup di dunia. Padahal dalam tujuan manusia diciptakan oleh Allah SWT adalah untuk beribadah sebagaimana tercantum dalam Al Quran:
Artinya : dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku (QS. Adz Dzariyat:56)
Allah juga telah berjanji berkaitan dengan aktivitas kehidupan manusia ketika berada di dunia, setiap manusia akan dimintai pertanggungjawaban atas perbuatannya. Allah SWT telah mengingatkan dalam Al Quran:
Artinya : dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah. kemudian masing-masing diri diberi Balasan yang sempurna terhadap apa yang telah dikerjakannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan)(QS. Al Baqarah: 281)
Menurut Dzakiah Daradjat (1980: 102-110)
pertumbuhan jiwa
sosial seseorang terjadi sejak lahir sampai dewasa. Dari pengalaman-
38 pengalaman bergaul sejak kecil berkembanglah kesadaran sosial anakanak yang memuncak pada umur remaja.
Para remaja sangat
memperhatikan penerimaan sosial dari teman-teman sebayanya dalam menjalankan aktivitas-aktivitas agama, beribadah dan sebagainya remaja sangat dipengaruhi oleh teman-temannya. Mereka sangat sedih apabila dalam pergaulan tidak mendapat tempat atau kurang dipedulikan oleh teman-temannya. Remaja-remaja seringkali menarik diri dari masyarakat, acuh tak acuh terhadap aktivitas agama bahkan kadang-kadang tampak tindakan mereka menentang adat kebiasaan dan nilai-nilai yang dianut oleh orangorang dewasa. Hal itu biasanya disebabkan karena mereka tidak mendapat kedudukan yang jelas dalam masyarakat. Sikap atau perlakuan masyarakat yang kurang memberikan kedudukan yang jelas bagi remaja seringkali mempertajam rasa konflik yang sebenarnya telah ada pada diri remaja. Mereka mengharapkan bimbingan dan kepercayaan orang dewasa, terutama keluarganya, tetapi dilain pihak mereka ingin bebas terlepas dari kekuasaan dan kritikankritikan keluarga. Mereka akan mencari orang-orang lain yang dapat mereka jadikan teladan atau pahlawan sebagai pengganti orang tua atau orang-orang yang bisa menasihati mereka. Kecenderungan remaja untuk ikut aktif dalam kegiatan-kegiatan agama seperti mengikuti organisasi keagamaan di desa, melaksanakan sholat berjama‟ah di masjid, mengikuti acara-acara ceramah agama dan
39 ikut dalam aktivitas agama di masyarakat pada dasarnya dapat dikembangkan oleh lembaga-lembaga keagamaan setempat. Dari lembagalembaga keagamaan itu diharapkan mengikutsertakan acara agama dan memberi kedudukan yang pasti kepada mereka. Maka remaja-remaja itu akan mempunyai dorongan-dorongan dan kebutuhan-kebutuhan sosial yang mereka penuhi dan dapat menggerakkan remaja-remaja untuk ikut aktif dalam kegiatan agama di masyarakat.
B. Pengembangan Kompetensi Sosial Siswa 1. Pengertian Kompetensi Sosial Kompetensi adalah pengetahuan ketrampilan dan nilai-nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Suatu kompetensi dapat berupa pernyataan tentang apa yang dilakukan siswa secara terus menerus atau menetap dalam suatu rumpun mata pelajaran pada suatu tingkat tertentu (Susana, 2006:55) Ross-Krasnor (Denham dkk, 2003) mendefinisikan kompetensi sosial sebagai keefektifan dalam berinteraksi, hasil dari perilaku-perilaku teratur yang memenuhi kebutuhan- kebutuhan pada masa perkembangan dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam pandangan teoritis kompetensi sosial terdapat dua fokus pengukuran, yaitu diri sendiri dan orang lain. Beberapa pakar dibidang psikologi dan pendidikan berasumsi bahwa kompetensi sosial merupakan dasar bagi kualitas hubungan antar
40 teman sebaya yang akan terbentuk. Keberhasilan untuk masuk dan menjadi bagian dari kelompok teman sebaya bukanlah hal yang mudah. Hal ini tidak diukur dengan menghitung banyaknya jumlah hubungan yang dilakukan seorang anak dengan anak-anak lainnya akan tetapi bagaimana hubungan seorang anak sebagain besar dalam bentuk asimetri (bersama anak yang selalu menjadi pengikut). Menurut Adam (dalam Martani dan Adiyanti, 1991) kompetensi sosial mempunyai hubungan yang erat dengan penyesuaian sosial dengan kualitas interaksi antar pribadi. Bagi usia remaja, perilaku yang menunjukkan kompetensi sosial yaitu perilaku yang dapat menjalin ikatan positif selama berinteraksi dengan orang lain. Jadi seseorang yang memiliki kompetensi sosial tinggi mampu mengekspresikan perhatian sosial lebih banyak, lebih simpatik, lebih suka menolong dan lebih dapat mencintai orang lain. Dalam konteks penelitian ini pengembangan kompetensi sosial berpusat pada kemampuan aktivitas secara sungguh-sungguh dalam berkomunikasi dan berinteraksi secar efektif dan efisien pada sesama siswa, guru serta karyawan di sekolah.
2. Komponen atau Unsur Kompetensi Sosial Kompetensi
sosial
adalah
kemampuan
seseorang
untuk
berkomunikasi, bergaul, bekerjasama, dan memberi kepada orang lain. Dalam mengembangkan kompetensi sosial seseorang perlu ada target atau unsur-unsur kompetensi ini. Beberapa unsur dapat disaring dari konsep life skills (www.lifeskills4kids.com, 19 November 2008). Dari limapuluh lima
41 life skills atau kecerdasan hidup itu, ada lima belas yang dapat dimasukkan kedalam dimensi kompetensi sosial, yaitu: a. Kerja tim b. Melihat peluang c. Peran dalam kegiatan kelompok d. Tanggung jawab sebagai warga e. Kepemimpinan f. Relawan sosial g. Kedewasaan dalam berelasi h. Berempati i. Kepedulian kepada sesama j. Toleransi k. Solusi konflik l. Menerima perbedaan m. Kerjasama n. Komunikasi o. Berbagi Menurut Adam (1983) menyimpulkan tiga komponen yang memungkinkan seseorang membangun dan menjalani hubungan yang positif dengan teman sebaya, yaitu pengetahuan tentang keadaan emosi yang tepat untuk situasi sosial tertentu (pengetahuan sosial), kemampuan untuk berempati kepada orang lain (empati), percaya pada kekuatan diri sendiri locus of control.
42 3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kompetensi Sosial Remaja Perkembangan sosial remaja sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya, baik orangtua, sanak keluarga, orang dewasa lainnya atau teman sebayanya. Apabila lingkungan sosial tersebut memfasilitasi atau memberikan peluang terhadap perkembangan sosial remaja secara positif, maka akan dapat mencapai perkembangan sosialnya secara matang. Namun, apabila lingkungan sosial itu kurang kondusif remaja cenderung menampilkan perilaku maladjustment, seperti: bersifat minder, senang mendominasi orang lain, bersifat egois, senang menyendiri, kurang memiliki perasaan tenggang rasa dan kurang mempedulikan norma dalam berperilaku (Syamsu,2001: 125). Masa remaja adalah mereka yang secara kronologis usia dibatasi antara 13-21 tahun. Masa ini, seorang remaja berupaya untuk mencari dan membentuk persahabatan dengan teman kelompok sebayanya. Karena dengan
persahabatan
ini,
remaja
belajar
dan
mengembangkan
keterampilan sosial. Dalam hal ini, seorang remaja melakukan sosialisasi dalam rangka untuk menyerap nilai-nilai sosial yang berasal dari luar lingkungan keluarga. Untuk sementara, seorang remaja cenderung menghabiskan waktunya untuk bergaul dengan orang-orang di luar keluarganya. Hal ini sebenarnya bertujuan untuk menyatukan antara nilainilai keluarga dengan nilai-nilai sosial masyarakat umum (Agoes Dariyo,2004: 114).
43 Dalam buku organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas sebagai Lembaga Pendidikan ( Nawawi, 1985: 34) kebergantungan lingkungan sekolah dengan masyarakat sejalan dengan peranan dan fungsi sekolah. Salah satu tanggungjawab sekolah adalah mendidik siswa memahami cara hidup bermasyarakat yang bersifat nyata disekitarnya. Dalam realisasinya berarti sekolah harus menyelenggarakan programprogam kependidikan yang dapat mendorong siswa untuk mempergunakan pengetahuan, ketrampilan dan energi yang dimilikinya secara efektif dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang kreatif dalam kehidupan bersama guna menciptakan generasi yang mampu mencapai sukses dalam menghadapi masa depan. Dalam keadaan seperti itu berarti sekolah bukan sekedar lembaga pendidikan, akan tetapi juga merupakan lembaga sosial, yaitu lembaga yang hanya diselenggarakan oleh masyarakat manusia dan diselenggarakan untuk kepentingan kehidupan manusia di dalam masyarakatnya. Perwujudan peranan sekolah sebagai lembaga sosial harus ada salah satu dari program sekolah yang dapat dikembangkan untuk mewujudkan hubungan manusiawi yang erat diantara siswa, baik dalam kehidupan di kelas dan di dalam lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. Setiap sekolah harus peka terhadap perubahan, perkembangan dan kemajuan masyarakat. Kemampuan hidup bersama harus dibina dan dikembangkan sejak di bangku sekolah. Kecenderungan bekerja sama dan bersaing secara jujur dan sportif harus terus menerus dibina dengan
44 memanfaatkan berbagai kegiatan atau program di sekolah, baik yang bersifat
kurikuler
maupun
ekstra
kurikuler.
Guru
berkewajiban
memelihara dan membina hubungan manusiawi atau hubungan sosial yang efektif dikalangan siswa-siswanya. Untuk itu dalam perencanaan kegiatan di sekolah dari para guru, konselor, walikelas dan kepala sekolah sebagai administrator dan pemimpin pendidikan harus berisikan juga dengan kegiatan-kegiatan yang dapat mengembangkan sikap sensitif siswa terhadap orang lain dan bahkan terhadap jenis hewan dan benda-benda sebagai persiapan memasuki kehidupan bersama yang lebih luas diluar sekolah sebelum dan setelah mencapai kedewasaan masing-masing. (Nawawi, 1995:34-35) Mengingat akan pentingnya lembaga sekolah bagi masyarakat, maka sekolah harus mampu memproses siswa-siswanya untuk memiliki bermacam-macam kompetensi yang salah satunya kompetensi sosial. Dengan memiliki kompetensi sosial di sekolah diharapkan siswa secara aktif dapat berpartisipasi dalam memajukan kehidupan dimana mereka tinggal baik di rumah maupun di sekolah.
C. Aktivitas Keberagamaan Siswa di Rumah serta Pengaruhnya Terhadap Pengembangan Kompetensi Sosial Rumah dan sekolah merupakan dua tempat yang mempunyai satu tujuan dalam pendidikan seorang siswa. Banyak hal yang telah dipelajari siswa di rumah, sebelum dan selama belajar bertahun-tahun di sekolah.
45 Belajar yang dilakukan berlangsung melalui bahasa yang didenganya, tingkah laku yang dilihat dan ditirunya serta nilai-nilai yang diharuskan dimengerti atau diterimanya. Semua itu mewarnai tingkah laku dan kegiatannya disekolah. Setiap siswa membawa kebiasaan-kebiasaan yang diperolehnya di lingkungan keluarga sebagai hasil dari proses sosialisasi yang dilakukannya dalam bentuk meniru, mengadaptasi dan menyeleksi tingkah laku dan sikap anggota keluarga terutama dari kedua orangtuanya sesuai dengan kepentingan dan kemampuannnya. Kebiasaan-kebiasaan itu mempengaruhi setiap siswa dalam menciptakan dan membina pergaulan dengan siswa yang lain di sekolah. Di sekolah, siswa agar dapat bergaul secara efektif harus belajar memahami dan menghargai kebiasaan-kebiasaan didalam tingkah laku temantemannya dan sebaliknya setiap siswa harus belajar mengarungi kebiasaankebiasaan yang dibawanya dari rumah masing-masing. Apabila kebiasaan itu tidak serasi dengan tuntutan pergaulan di sekolah, mereka harus saling menyesuaikan diri dengan kebiasaan siswa yang mungkin berbeda dengan kebiasaan-kebiasaan yang telah dibawanya di lingkungan keluarga. Setiap
guru
berkewajiban
membantu
siswa-siswanya
untuk
mewujudkan hubungan manusiawi yang efektif, terutama bagi siswa-siswa yang mengalami kesulitan bergaul karena membawa kebiasaan-kebiasaan dari lingkungan keluarga yang sulit diterima oleh siswa-siswa yang lain di sekolah (Nawawi, 1985: 36-37). Sehubungan dengan itu aktivitas keberagamaan agama di rumah mempengaruhi sikap dalam menetapkan seberapa jauh
46 tingkah laku yang baik untuk dilakukan di sekolah. Apabila keberagamaan siswa di rumah baik maka kompetensi sosial mereka di sekolah tinggi dan apabila keberagamaan siswa di rumah jelek maka kompetemsi sosial mereka di sekolah rendah.
47 BAB III HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul Ulama Salatiga 1.
Sejarah Singkat Berdiri dan Perkembangannya MTs NU Salatiga merupakan sekolah yang berada di bawah naungan Yayasan Imaratul Wal Madaris (YAIMAM). MTs NU Salatiga berdiri pada tahun 1959 dengan NSS 212337301001 dan berdiri pada tanah hak milik seluas 4697 m2. MTs NU Salatiga didirikan oleh tokoh agama yaitu K.H. Khumaidi yang dibantu oleh tokoh-tokoh Islam pada waktu itu antara lain : a. K.H. Zubair b. K.H. Badrudin Honggowongso c. K.H. Ghufron d. K.H. Kasmuni e. K.H. Zainudin Hingga tahun 1964 MTs NU Salatiga belum memiliki gedung sendiri, sehingga pelaksanaan belajar mengajar dilaksanakan di rumah bapak K.H. Badruddin Honggowongso yaitu di jalan Taman Makam Pahlawan No.02 Salatiga. Melalui usaha beberapa tokoh dan pengurus YAIMAM selama 8 tahun, MTs NU Salatiga berhasil membangun gedung dan dari Kanwil Departemen Agama Jawa Tengah memberikan ijin pendirian sekolah
46
48 dengan S.K.No.K/2035/111/75, tanggal 01 Januari 1975 di jalan Kartini No.02 Salatiga. Mula-mula MTs NU Salatiga kurang bisa berjalan dengan baik disebabkan oleh kurangnya tenaga pengajar, sarana dan prasarana. Namun perlahan-lahan kebutuhan kebutuhan MTs NU Salatiga mulai terpenuhi berkat bantuan dari para tokoh agama dan masyarakat. Selain itu MTs NU Salatiga juga mendapatkan bantuan dari Departemen Agama Kota Madya Salatiga sehingga perkembangan lembaga pendidikan ini mulai membaik dari segi kualitas tenaga pengajar dan jumlah input siswanya. Pada tanggal 30 Juni 1993 Kanwil Depag Propinsi Jawa Tengah memberikan pengakuan akreditasi dari sekedar terdaftar menjadi diakui dengan
S.K.No.WK/5C/PP.CO.5/1390/1993.
Sejak
itulah
lembaga
pendidikan ini mengalami kemajuan pesat. Sesuai penerapan kurikulum baru tingkat satuan pendidikan, MTs NU
Salatiga
sebagai
lembaga
pendidikan
formal
berkomitmen
menyelenggarakan pendidikan serta latihan sebagai pemenuhan kebutuhan pasar kerja dengan membentuk sumber manusia yang unggul, berdaya sekaligus mandiri dan berwawasan kedepan. 2. Letak Gografis MTs NU Salatiga MTs NU Salatiga berada di bawah naungan Departemen Agama yang berada di tengah-tengah Kota Salatiga, tepatnya di jalan Kartini No.02 Salatiga, Kelurahan Sidorejo Lor, Kecamatan Sidorejo. Madrasah ini berdiri di atas tanah seluas 4697 m2, dengan luas gedung sebesar 1214
49 m2, halaman/taman186 m2, lapangan olah raga 400 m2, kebun 600 m2dan untuk lain-lain 2297 m2. Sedangkan batas wilayahnya sebagai berikut : a. Sebelah utara berbatasan dengan jalan Kartini. b. Sebelah timur berbatasan dengan toko besi Maju Jaya. c. Sebelah selatan berbatasan dengan parit. d. Sebelah barat berbatasan dengan jalan Osamaliki. Jika dilihat dari letaknya yang srategis, MTs NU Salatiga memiliki banyak kelebihan. Keuntungan tersebut yaitu dapat dijangkau dari arah mana saja. Di samping kelebihan, tentunya juga memiliki kekurangan yaitu proses belajar mengajar kurang kondusif
karena dekat dengan
keramaian dan suara bising jalan raya. 3. Identitas Madrasah 1. Nama Madrasah
: Madrasah Tsanawiyah Nahdlotul Ulama (MTs NU) Salatiga
2. Nama Yayasan
: Yayasan Imaratul Madaris (YAIMAM)
3. Alamat
: Jln. Kartini No.02 Salatiga
4. Kode pos
: 50714
5. No Telepon
: (0298)324255
6. Status Madrasah
: Swasta (diakui)
7. Tahun Didirikan
: 1956
8. Kepala Madrasah
: Drs. Muh Syamsul, M.PdI.
9. Kepala urusan tata usaha : Iin Indah Kurniawati, Amd
50 4. Visi dan Misi MTs NU Salatiga a. Visi Raih prestasi melalui pembelajaran yang Edukatif, Kreatif, Selektif, Inovatif, dan Santun (EKSIS). b. Misi 1) Melaksanakan pendidikan yang berpegang pada tuntunan agama. 2) Membentuk pribadi yang berpendidikan. 3) Menyiapkan siswa ke jenjang yang lebih tinggi. 4) Membina dan megembangkan minat dan bakat siswa dalam bidang olah raga, keterampilan, seni dan teknologi. c. Dasar pengembangan 1) Meningkatkan mutu hasil pembelajaran minimal belajar dengan SMP di Salatiga. 2) Penataan bangunan yang kurang teratur. 3) Salatiga sebagai pusat pengembangan agama Kristen di Asia Tenggara dengan lembaga-lembaga pendidikannya yang sudah sangat maju apabila dibandingkan dengan lembaga pendidikan Islam termasuk madrasah. d. Arah pengembangan 1) Mempersiapkan anak didik untuk mampu bersaing masuk ke sekolah-sekolah favorit. Hal ini secara umum masih dipandang sebagai ukuran bermutu atau tidaknya madrasah atau sekolah.
51 2) Mempersiapkan siswa: a) Melanjutkan ke SMU atau MAN favorit . b) Mengantarkan siswa bisa hidup mandiri. c) Membekali anak didik dengan peenguasaan IPTEK yang hasilnya sejajar dengan SMP serta penguasaannya ilmu-ilmu keagamaan, terampil dan praktek pengalaman ibadahnya sebagai ciri khusus madrasahnya. d) Memberdayakan serta meningkatkan kemampuan guru dalam terampil
melaksanakan kegiatan belajar
mengajar
serta
penguasaan materi pelajaran dengan wawasan yang luas. e) Melengkapi sarana prasarana pendidikan secara optimal mungkin (buku-buku/perpustakaan,
laborat
torium/praktek
sarana ibadah, seni budaya, komputer, sarana olah raga, pramuka, dan sebagainya). f) Menanamkan minat baca pada siswa sejak dini untuk menambah wawasan siswa. e. Tujuan penyelenggaraan pendidikan MTs NU Salatiga 1) Menghimpun peserta didik yang memiliki bakat khusus dan kemampuan luar biasa untuk dapat dikembangkan secara optimal. 2) Menempatkan MTs NU Salatiga untuk dijadikan pusat keunggulan sehingga tercapai persaingan yang sehat dan mandiri. 3) Mengupayakan peserta didik yang mempunyai tingkat keberhasilan ilmiah yang tinggi baik di tingkat nasional maupun internasional.
52 4) Mengupayakan peserta didik yang memiliki kemampuan dan keterampilan berbahasa arab yang memadai. 5) Hasil yang diharapkan dari kegiatan KBM : a) Keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa secara mantab. b) Nasionalisme dan Patriotisme dan berkepribadian pancasila. c) Motivasi adan komitmen yang tinggi untuk mencapai prestasi dan keunggulan. d) Wawasan IPTEK yang mendalam. e) Kepekaan sosial sifat kepemimpinan yang baik. f) Disiplin yang tinggi. g) Kondisi fisik yang prima. h) Gemar membaca dan menulis. i) Mampu berbahasa Indonesian yang baik dan benar. 5. Keadaan Siswa, Guru, dan Karyawan a. Keadaan Siswa MTs NU Salatiga
Jumlah siswa MTs NU Salatiga tahun ajaran 2011/2012 secara keseluruhan adalah 268siswa dengan rincian sebagai berikut:
53
Tabel 3.1 Daftar Jumlah Siswa MTs NU Salatiga Tahun Pelajaran 2011/2012
No
Kelas
Jumlah Ruang Kelas
L
P
Jumlah
1
VII
3
50
43
93
2
VIII
3
47
49
96
3
IX
3
50
29
79
Jumlah
9
147
121
268
b. Keadaan Guru MTs NU Salatiga
Guru-guru MTs NU Salatiga merupakan guru profesional, mereka mengajar sesuai bidangnya dan sebagian besar adalah lulusan S1. Semua tenaga pengajar di MTs NU Salatiga sebanyak 19 guru, yang terdiri dari 17 guru tetap dan 2 guru tidak tetap (GTT). Untuk mengetahui lebih rinci keadaan guru di MTs NU Salatiga perhatikan tabel berikut: Tabel 3.2 Daftar Guru dan Tugasnyadi MTs NU Salatiga Tahun 2011/2012 No
Nama
Pendidikan
Jabatan
1.
Drs. Muh Syamsul, M.Pd.I
S2
Kepala sekolah
2.
K.H.Nur Abdul Majid, Lc
S1
Guru ke NU-an
3.
Zahrah Lukluah, S.Pd
S1
Guru Matematika
54 No
Nama
Pendidikan
Jabatan
4.
Siti Fatimah, S.Pd
S1
Guru Fisika
5.
Khurotul Aini, S.Pd.
S1
Guru TIK
6.
Buesery
SMA
Gurru SKI
7.
Kartini, SS
S1
8.
Sunarto Sri Subowo, S.Pd.
S1
9.
Uswatun Hasanah, S.PdI
S1
10. Arzuqoh, S.Ag.
S1
Guru Bahasa Indonesia Guru Penjaskes Guru Bahasa Inggris Guru Aqidah Akhlak
11. Sri Urip Supadmi
SMA
12. Kadarwati, S.Pd.
S1
Guru Biologi
13. Roudhoh
S1
Guru Matematika
14. Su‟udi
SMA
Guru SBK
Guru Bahasa Indonesia
15. Muhtadi, S.Pd.
S1
Guru IPS
16. Ali Munabah, S.Pd. I
S1
Guru Bhs. Arab
17. Tasdiqul Choiri, S.Pd. I
S1
Guru SKI
18. Muhammad Nur F., S.Pd.I
S1
19. Fuat Ariyadi,A.Md.
D3
Guru Akidah Akhlak Guru TIK
55
c. Keadaan Karyawan MTs NU Salatiga Untuk membantu kelancaran segala kegiatan di MTs NU Salatiga dibantu oleh tenaga non-akademik atau karyawan yang berjumlah 7 orang. Karyawan-kayawan tersebut mempunyai tugas membantu semua kegiatan yang ada sesuai dengan bidangnya masingmasing, sehingga tujuan yang dicapai bisa terlaksana dengan baik. Berikut adalah tabel daftar karyawan dan jabatannya di MTs NU Salatiga.
Tabel 3.3 Daftar Karyawan MTs NU Salatiga Tahun Pelajaran 2011/2012 No
Nama
Pendidikan
Jabatan
1.
Iin Indah Kurniawati, Amd
D3
Ketua TU
2.
Rio Abinowo
SMA
Staf TU
3.
Hj. Luluk Mudhiati
SMA
Penjaga perpustakaan
4.
Paini
SMA
Penjaga perpustakaan
5.
Lamidi
SMA
Satpam
6.
Ngatman
SMP
Penjaga
7.
Mugiono
SD
Tukang kebun
56 6. Sarana Prasarana MTs NU Salatiga Dalam proses belajar mengajar MTs NU Salatiga didukung dengan adanya sarana prasarana yang cukup memadai. Sarana prasarana adalah segala apa saja yang ada disekolah tersebut serta berupa fisik, baik berupa benda bergerak maupun tidak bergerak dan berfungsi membantu semua aktivitas kegiatan belajar mengajar. Berikut ini adalah data sarana prasarana MTs NU Salatiga. Tabel 3.4 Data Sarana Prasarana MTs NU Salatiga Tahun 2010/2011 No
Ruang/Sarana
Jumlah
Kondisi
1.
Ruang kelas belajar
7
Baik
2.
Ruang TU
1
Baik
3.
Ruang kepala
1
Baik
4.
Ruang guru
1
Baik
5.
Perpustakaan
1
Baik
6.
Ruang BK
1
Baik
7.
Lab. Komputer
2
Baik
8.
Lab.Bahasa
1
Baik
9.
Lab. IPA
1
Baik
10.
Aula
1
Baik
11.
Koperasi sekolah
1
Baik
57 No
Ruang/Sarana
Jumlah
Kondisi
12.
Mushola
1
Baik
13.
Ruang UKS
1
Baik
14.
Ruang keterampilan
1
Baik
15.
Kamar mandi
2
Baik
16.
Gudang
1
Baik
17.
Lapangan upacara
1
Baik
7. Kegiatan Ekstrakurikuler MTs NU Salatiga Adapun kegiatan ekstrakulikuler adalah kegiatan yang tidak wajib untuk
diikuti,
karena
hanya
merupakan
tambahan
dan
waktu
pelaksanaanya di luar jam belajar, sehingga tidak menganggu kegiatan belajar mengajar intrakulikuler. Kegiatan ekstrakulikuler di MTsNU Salatiga
bertujuan untuk menambah wawasan para siswa serta
mengembangkan bakat sesuai dengan minatnya masing-masing. Kegiatan ekstrakulikuler Pramuka wajib diikuti oleh seluruh siswa kelas VIII MTs NU Salatiga, karena melalui ekstrakulikuler tersebut pihak sekolah berharap agar siswa bisa belajar hidup mandiri dan bermasyarakat dengan baik. Berikut ini adalah tabel kegiatan ekstrakulikuler di MTs NU Salatiga. Tabel 3.5 Kegiatan Ekstrakulikuler MTs NU Salatiga Tahun 20111/2012 No
Ektrakulikuler
Guru Pengampu
58 1.
Olah raga (sepak bola, volly,
Ali Munabah, S.Pdi
basket, dan catur) 2.
Pramuka
Kartini, SS.
3.
Pencak silat
Hanafi
4.
PMR
Sri Supatmi
5.
Qiro‟ah,
Busyaeri
6.
Komputer
Kurutul Aini, S.Pd
B. Penyajian Data Dalam mengumpulkan data penulis menggunakan angket yang dijawab oleh siswa MTs NU Salatiga. Adapun yang penulis teliti adalah seluruh siswa sebagai informannya. Jumlah seluruh siswa adalah 268 siswa, dari penulis mengambil sampel sebanyak 40 siswa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel nama-nama responden sebagai berikut: Tabel 3.6 Daftar Nama-Nama Responden Siswa MTs NU Salatiga No
Nama
Kelas
01
Afif Iwan Maulana
VIII. A
02
Ahmad Afrida
VIII. A
03
Dina Wahyu Safitri
VIII. A
04
Eka Ramadhani Fitriyani
VIII. A
05
Fitri Adelia
VIII. A
59 No
Nama
Kelas
06
Hanggelis Palenta
VIII. A
07
Hoyianda Rissa
VIII. A
08
Imelda Agustina Tiara Kusuma
VIII. A
09
Indah Setyawati
VIII. A
10
Mazida Wardati
VIII. A
11
Melly Twitasari
VIII. A
12
Mohammad Rasyid Ridla
VIII. A
13
Nila Afifah
VIII. A
14
Nonik Mei Agustina
VIII. A
15
Nur Muhammad Arwani
VIII. A
16
Nurul Hidayati
VIII. A
17
Putri Kharisma
VIII. A
18
Riska Setyowati
VIII. A
19
Risma Windi Oktavia
VIII. A
20
Syaiful Ardhyansah
VIII. A
21
Siti Maryanah
VIII. A
22
Sugiyarto Sasono Setiyawan
VIII. A
23
Violita Destiani
VIII. A
24
Wiwin Prihatiningsih
VIII. A
60 No
Nama
Kelas
25
Randi Rustandi
VIII. A
26
Delah Lutfi Julius
VIII. A
27
Ahmad Sanil Ma‟arif
VIII. B
28
Ali Kurniawan
VIII. B
29
Bustanul Arifin
VIII. B
30
Diky Artanto
VIII. B
31
Eri Kusmanto
VIII. B
32
Irawan Bagus Srinoto
VIII. B
33
Miftachul Falach
VIII. B
34
Muhamad Izza Arfani
VIII. B
35
Nur Choliq
VIII. B
36
Putri Sapna Sari
VIII. B
37
Thediana Rahmawati
VIII. B
38
Ulfathus Sofiyati
VIII. B
39
Wahyu Prihati
VIII. B
40
Rizky Ajipradana
VIII. B
Untuk mendapatkan data tentang pengaruh aktivitas keberagamaan siswa di rumah terhadap pengembangan kompetensi sosial di MTs NU Salatiga, penulis membuat angket yang disebarkan kepada responden. Angket tersebut terdiri dari 40 item soal yang sesuai dengan indikator aktivitas
61 keberagamaan siswa di rumah dan indikator pengembangan kompetensi sosial di sekolah. Tabel 3.7 Data Hasil JawabanAngket Aktivitas Keberagamaan Siswa di Rumah Nilai No
Nama Responden A
B
C
01
Afif Iwan Maulana
14
4
2
02
Ahmad Afrida
11
8
1
03
Dina Wahyu Safitri
7
8
5
04
Eka Ramandhani Fitriyani
9
5
6
05
Fitri Adelia
15
4
1
06
Hanggelis Palenta
12
8
0
07
Hoyianda Rissa
14
5
1
08
Imelda Agustina Tiara
14
6
0
09
Indah Setyawati
10
6
4
10
Mazida Wardati
8
10
2
11
Melly Twitasari
11
6
3
12
M. Rasyid Ridla
10
10
0
13
Nila Afifah
19
1
0
14
Nonik Mei Agustina
11
8
1
15
Nur Muhammad Arwani
14
4
2
62 Nilai No
Nama Responden A
B
C
16
Nurul Hidayati
14
6
0
17
Putri Kharisma
6
11
3
18
Riska Setyowati
14
5
1
19
Risma Windi Oktavia
13
7
0
20
Syaiful Ardhyansah
11
6
3
21
Siti Maryanah
7
10
3
22
Sugiyarto Sasono
15
3
2
23
Violita Destiani
10
7
3
24
Wiwin Prihatiningsih
7
9
4
25
Randi Rustandi
5
13
2
26
Delah Lutfi Julius
6
14
0
27
Ahmat Sanif Ma‟arif
16
3
1
28
Ali Kurniawan
12
7
1
29
Bustanul Arifin
10
10
0
30
Diky Artanto
4
15
1
31
Eri Kusmanto
6
12
2
32
Irawan Bagus Srinoto
10
9
1
33
Miftachul Falach
8
6
6
63 Nilai No
Nama Responden A
B
C
34
Muhamad Izza Arfani
14
4
2
35
Nur Choliq
12
6
2
36
Putri Sapna Sari
8
6
6
37
Thadiana Rahmawati
16
4
0
38
Ulfathus Sofiyati
9
8
3
39
Wahyu Prihati
15
3
2
40
Rizky Ajipradana
10
8
2
Tabel 3.8 Data Hasil Jawaban Angket Pengembangan Kompetensi Sosial di MTs NU Salatiga
Nilai No
Nama Responden A
B
C
01
Afif Iwan Maulana
16
4
0
02
Ahmad Afrida
11
7
2
03
Dina Wahyu Safitri
14
6
0
04
Eka Ramandhani Fitriyani
15
5
0
05
Fitri Adelia
17
2
1
06
Hanggelis Palenta
14
6
0
64 Nilai No
Nama Responden A
B
C
07
Hoyianda Rissa
15
5
0
08
Imelda Agustina Tiara
14
5
1
09
Indah Setyawati
17
1
2
10
Mazida Wardati
9
10
1
11
Melly Twitasari
17
1
2
12
M. Rasyid Ridla
7
11
2
13
Nila Afifah
16
4
0
14
Nonik Mei Agustina
16
3
1
15
Nur Muhammad Arwani
16
4
0
16
Nurul Hidayati
13
6
1
17
Putri Kharisma
11
7
2
18
Riska Setyowati
20
0
0
19
Risma Windi Oktavia
17
3
0
20
Syaiful Ardhyansah
14
6
0
21
Siti Maryanah
8
10
2
22
Sugiyarto Sasono
17
3
0
23
Violita Destiani
15
5
0
24
Wiwin Prihatiningsih
10
9
1
65 Nilai No
Nama Responden A
B
C
25
Randi Rustandi
6
10
4
26
Delah Lutfi Julius
5
13
2
27
Ahmat Sanif Ma‟arif
11
7
2
28
Ali Kurniawan
18
2
0
29
Bustanul Arifin
11
8
1
30
Diky Artanto
10
8
2
31
Eri Kusmanto
16
4
0
32
Irawan Bagus Srinoto
13
7
0
33
Miftachul Falach
13
6
1
34
Muhamad Izza Arfani
12
8
0
35
Nur Choliq
12
7
1
36
Putri Sapna Sari
9
8
3
37
Thadiana Rahmawati
17
2
1
38
Ulfathus Sofiyati
7
9
4
39
Wahyu Prihati
18
1
1
40
Rizky Ajipradana
14
6
0
66
67
BAB IV ANALISIS DATA
Setelah data terkumpul lengkap, maka langkah selanjutnya adalah menganalisa data. Dalam menganalisa data ini penulis menggunakan statistik dengan
maksud
untuk
memperoleh
jawaban
dari
permasalahan
yang
dipertanyakan. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam analisa ini disusun berdasarkan data hasil penelitian yang telah terkumpul. Berikut ini adalah uraian tentang analisis terhadap kumpulan data. A. Analisis Pendahuluan 1.
Analisis data tentang aktivitas keberagamaan siswa di rumah berdasarkan skor atau nilai. Untuk mengetahui aktivitas keberagamaan siswa di rumah penulis menggunakan instrumen berupa angket yang terdiri
dari
20
item
pertanyaan.
Sedangkan
untuk
mengetahui
pengembangan kompetensi sosial di MTs NU Salatiga, penulis juga menggunakan angket yang terdiri dari 20 item pertanyaan. Dari masingmasing pertanyaan dalam angket, tersedia 3 alternatif jawaban dengan ketentuan sebagai berikut: a.
Siswa yang menjawab A diberi nilai 3
b.
Siswa yang menjawab B diberi nilai 2
c.
Siswa yang menjawab C diberi nilai 1
68 Nilai angket aktivitas keberagamaan siswa di rumah dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.1 Data Jumlah Skor Angket Aktivitas Keberagamaan Siswa di Rumah Skor Angket No
Nama Responden
Jumlah A
B
C
01
Afif Iwan Maulana
42
8
2
52
02
Ahmad Afrida
33
16
1
50
03
Dina Wahyu Safitri
21
16
5
42
04
Eka Ramandhani Fitriyani
27
10
6
43
05
Fitri Adelia
45
8
1
54
06
Hanggelis Palenta
36
16
0
52
07
Hoyianda Rissa
42
10
1
53
08
Imelda Agustina Tiara
42
12
0
54
09
Indah Setyawati
30
12
4
46
10
Mazida Wardati
24
20
2
46
11
Melly Twitasari
33
12
3
48
12
M. Rasyid Ridla
30
20
0
50
13
Nila Afifah
57
2
0
59
14
Nonik Mei Agustina
33
16
1
50
15
Nur Muhammad Arwani
42
8
2
52
69 Skor Angket No
Nama Responden
Jumlah A
B
C
16
Nurul Hidayati
42
12
0
54
17
Putri Kharisma
18
22
3
43
18
Riska Setyowati
42
8
1
51
19
Risma Windi Oktavia
39
14
0
53
20
Syaiful Ardhyansah
33
12
3
48
21
Siti Maryanah
21
20
3
44
22
Sugiyarto Sasono
45
6
2
53
23
Violita Destiani
30
14
3
47
24
Wiwin Prihatiningsih
21
18
4
43
25
Randi Rustandi
15
26
2
43
26
Delah Lutfi Julius
18
28
0
46
27
Ahmat Sanif Ma‟arif
48
6
1
55
28
Ali Kurniawan
36
14
1
51
29
Bustanul Arifin
30
20
0
50
30
Diky Artanto
12
30
1
43
31
Eri Kusmanto
18
24
2
44
32
Irawan Bagus Srinoto
30
18
1
49
33
Miftachul Falach
24
12
6
42
70 Skor Angket No
Nama Responden
Jumlah A
B
C
34
Muhamad Izza Arfani
42
8
2
52
35
Nur Choliq
36
12
2
50
36
Putri Sapna Sari
24
12
6
42
37
Thadiana Rahmawati
48
8
0
56
38
Ulfathus Sofiyati
27
16
3
46
39
Wahyu Prihati
45
6
2
53
40
Rizky Ajipradana
30
16
2
48
Dalam menentukan intervalnya, penulis menggunakan rumus: I= Keterangan: i : interval R : Range atau batas nilai tertinggi dikurangi nilai terendah K : Jumlah kelas Dari data terlihat nilai tertinggi adalah 59 dan nilai terendah adalah 42. Dengan memasukkan angka tersebut dalam rumus, maka dapat dicari lebar interval sebagai berikut:
i=
=6
71 Tabel 4.2 Interval aktivitas keberagamaan siswa di rumah No
Nilai interval
Jumlah Siswa
Nominasi
1
54-59
6
A
2
48-53
19
B
3
42-47
15
C
Jumlah
40
Dengan demikian maka: a. Nominasi antara 54-59 berarti nilai aktivitas keberagamaan siswa di rumah dikatakan tinggi (A) sebanyak 6 siswa. b. Nominasi antara 48-53 berarti nilai aktivitas keberagamaan siswa di rumah dikatakan sedang (B) sebanyak 19 siswa c.
Nominasi antara 42-47 berarti nilai aktivitas keberagamaan siswa di rumah dikatakan rendah (C) sebanyak 15 siswa Kemudian dibuat tabel nominasi A (tinggi), B (sedang), dan C (rendah),
untuk
mengetahui
masing-masing
nominasi
aktivitas
keberagamaan siswa di rumah. Tabel 4.3
Nilai Nominasi Aktivitas Keberagamaan Siswa di Rumah No Responden
Skor
Nilai Nominasi
Keterangan
1
52
B
Sedang
2
50
B
Sedang
3
42
C
Rendah
4
43
C
Rendah
5
54
A
Tinggi
72
No Responden
Skor
Nilai Nominasi
Keterangan
6
52
B
Sedang
7
53
B
Sedang
8
54
A
Tinggi
9
46
C
Rendah
10
46
C
Rendah
11
48
B
Sedang
12
50
B
Sedang
13
59
A
Tinggi
14
50
B
Sedang
15
52
B
Sedang
16
54
A
Tinggi
17
43
C
Rendah
18
51
B
Sedang
19
53
B
Sedang
20
48
B
Sedang
21
44
C
Rendah
22
53
B
Sedang
23
47
C
Rendah
24
43
C
Rendah
25
43
C
Rendah
26
46
C
Rendah
27
55
A
Tinggi
28
51
B
Sedang
29
50
B
Sedang
30
43
C
Rendah
31
44
C
Rendah
32
49
B
Sedang
33
42
C
Rendah
34
52
B
Sedang
73
No Responden
Skor
Nilai Nominasi
Keterangan
35
50
B
Sedang
36
42
C
Rendah
37
56
A
Tinggi
38
46
C
Rendah
39
53
B
Sedang
40
48
B
Sedang
Setelah diketahui berapa banyak siswa yang berada pada kategori sangat tinggi, tinggi, sedang dan rendah, kemudian dicari prosentase masing-masing kategori dengan rumus sebagai berikut: P=
x 100 %
Keterangan: P = Prosentase F = Frekuensi N = Jumlah total sampel Sehingga diketahui hasilnya sebagai berikut: a. Prosentase siswa yang memiliki aktivitas keberagamaan di rumah tinggi dan mendapat nilai A yaitu sebanyak 6 siswa adalah: P=
x 100 %
= 15% Artinya, ada sebanyak 15 % aktivitas keberagamaan siswa di rumah b. Prosentase siswa yang memiliki aktivitas keberagamaan di rumah sedang dan mendapat nilai B yaitu sebanyak 19 siswa adalah:
74
P=
x 100 %
= 47,5 % Artinya, ada sebanyak 47,5 % aktivitas keberagamaan siswa di rumah c. Prosentase siswa yang memiliki aktivitas keberagamaan di rumah rendah dan mendapat nilai C yaitu sebanyak 15 siswa adalah: P=
x 100 %
= 37,5 % Artinya, ada sebanyak 37,5 % aktivitas keberagamaan siswa di rumah
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Variabel X No 1
Nominasi Variabel X Tinggi
Interval 54-59
6
Prosentase (%) 15
2
Sedang
48-53
19
47,5
3
Rendah
42-47
15
37,5
40
100%
Jumlah
Frekuensi
2. Analisis Data Tentang Pengembangan Kompetensi Sosial di MTs. NU Salatiga Tabel 4.5 Data Jumlah Skor Angket Pengembangan Kompetensi Sosial di MTs. NU Salatiga Skor Angket No
01
Nama Responden
Afif Iwan Maulana
Jumlah A
B
C
48
8
0
56
75 Skor Angket No
Nama Responden
Jumlah A
B
C
02
Ahmad Afrida
33
14
2
49
03
Dina Wahyu Safitri
42
12
0
54
04
Eka Ramandhani Fitriyani
45
10
0
55
05
Fitri Adelia
51
4
1
56
06
Hanggelis Palenta
42
12
0
54
07
Hoyianda Rissa
45
10
0
55
08
Imelda Agustina Tiara
42
10
1
53
09
Indah Setyawati
51
2
2
55
10
Mazida Wardati
27
20
1
48
11
Melly Twitasari
51
2
2
55
12
M. Rasyid Ridla
21
22
2
45
13
Nila Afifah
48
8
0
56
14
Nonik Mei Agustina
48
6
1
55
15
Nur Muhammad Arwani
48
8
0
56
16
Nurul Hidayati
39
12
1
52
17
Putri Kharisma
33
14
2
49
18
Riska Setyowati
60
0
0
60
19
Risma Windi Oktavia
51
6
0
57
76 Skor Angket No
Nama Responden
Jumlah A
B
C
20
Syaiful Ardhyansah
42
12
0
54
21
Siti Maryanah
24
20
2
46
22
Sugiyarto Sasono
51
6
0
57
23
Violita Destiani
45
10
0
55
24
Wiwin Prihatiningsih
30
18
1
49
25
Randi Rustandi
18
20
4
44
26
Delah Lutfi Julius
15
26
2
43
27
Ahmat Sanif Ma‟arif
33
14
2
49
28
Ali Kurniawan
54
4
0
58
29
Bustanul Arifin
33
16
1
50
30
Diky Artanto
30
16
2
48
31
Eri Kusmanto
48
8
0
56
32
Irawan Bagus Srinoto
39
14
0
54
33
Miftachul Falach
39
12
1
52
34
Muhamad Izza Arfani
36
16
0
52
35
Nur Choliq
36
14
1
51
36
Putri Sapna Sari
27
16
3
46
37
Thadiana Rahmawati
51
4
1
56
77 Skor Angket No
Nama Responden
Jumlah A
B
C
38
Ulfathus Sofiyati
21
18
4
43
39
Wahyu Prihati
54
2
1
57
40
Rizky Ajipradana
42
12
0
54
Dalam menentukan intervalnya, penulis menggunakan rumus: i= Keterangan: i = interval R = Range atau batas nilai tertinggi dikurangi nilai terendah K = Jumlah kelas Dari data terlihat nilai tertinggi adalah 60 dan nilai terendah adalah 43. Dengan memasukkan angka tersebut dalam rumus, maka dapat dicari lebar interval sebagai berikut: I= =6 Tabel 4.6 Interval pengembangan kompetensi sosial siswa di MTs NU Salatiga No
Nilai Interval
Jumlah Siswa
Nominasi
1
55-60
17
A
2
49-54
15
B
78 3
43-48
8
Jumlah
C
40
Dengan demikian maka: a. Nominasi antara 55-60 berarti nilai pengembangan kompetensi sosial dikatakan tinggi (A) sebanyak 17 siswa b. Nominasi antara 49-54 berarti nilai pengembangan kompetensi sosial dikatakan sedang (B) sebanyak 15 siswa c. Nominasi antara 43-48 berarti nilai pengembangan komptensi sosial dikatakan rendah (C) sebanyak 8 siswa. Kemudian dibuat tabel nominasi A ( tinggi), B (sedang), dan C (rendah) untuk mengetahui masing-masing nominasi pengembangan kompetensi sosial siswa di MTs NU Salatiga. Tabel. 4.7 Tabel Nominasi Pengembangan Kompetensi Sosial Nomor Responden 1
Skor
Nominasi
Keterangan
56
A
Tinggi
2
49
B
Sedang
3
54
B
Sedang
4
55
A
Tinggi
5
56
A
Tinggi
6
54
B
Sedang
7
55
A
Tinggi
8
53
B
Sedang
9
55
A
Tinggi
10
48
C
Rendah
11
55
A
Tinggi
79
Nomor Responden 12
Skor
Nominasi
Keterangan
45
C
Rendah
13
56
A
Tinggi
14
55
A
Tinggi
15
56
A
Tinggi
16
52
B
Sedang
17
49
B
Sedang
18
60
A
Tinggi
19
57
A
Tinggi
20
54
B
Sedang
21
46
C
Rendah
22
57
A
Tinggi
23
55
A
Tinggi
24
49
B
Sedang
25
44
C
Rendah
26
43
C
Rendah
27
49
B
Sedang
28
58
A
29
50
B
Sedang
30
48
C
Rendah
31
56
A
Tinggi
32
54
B
Sedang
33
52
B
Sedang
34
52
B
Sedang
35
51
B
Sedang
36
46
C
Rendah
37
56
A
Tinggi
38
43
C
Rendah
39
57
A
Tinggi
Tinggi
80
Nomor Responden 40
Skor
Nominasi
Keterangan
54
B
Sedang
Setelah diketahui berapa banyak siswa yang berada pada kategori tinggi, sedang dan rendah, kemudian dicari prosentase masing-masing kategori dengan rumus sebagai berikut: P=
Keterangan: P = Prosentase F = Frekuensi N = Jumlah total sampel Sehingga diketahui hasilnya sebagai berikut: a. Prosentasesiswa yang memiliki pengembangan kompetensi sosial tinggi dan mendapat nilai A yaitu sebanyak 17 siswa adalah P= = 42,5 % Artinya, ada sebanyak 42,5% pengembangan kompetensi sosial di MTs NU Salatiga tinggi. b. Prosentase siswa yang memiliki pengembangan kompetensi sosial sedang dan mendapat nilai B yaitu sebanyak 15 siswa adalah: P= = 37,5 %
81 Artinya, ada sebanyak 37,5 % pengembangan kompetensi sosial di MTs NU Salatiga sedang. c. Prosentase siswa yang memiliki pengembangan kompetensi sosial rendah dan mendapat nilai C yaitu sebanyak 8 siswa adalah: P= = 20 % Artinya, ada sebanyak 20 % pengembangan kompetensi sosial di MTs NU Salatiga rendah. Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Variabel Y No
Nominasi variable Y
Interval
Frekuensi
Prosentase %
1
Tinggi
55-60
17
42,5
2
Sedang
49-54
15
37,5
3
Rendah
43-48
8
Jumlah
40
20 100%
B. Analisa Uji Hipotesis Setelah dilakukan analisis terhadap kedua variabel berdasarkan nilai atau skor dan berdasarkan item-item pertanyaan angket, langkah berikutnya adalah melakukan uji hipotesis untuk menguji kebenarannya. Adapun untuk mengetahui hubungan aktivitas keberagamaan siswa di rumah terhadap pengembangan kompetensi sosial di MTs NU Salatiga Tahun 2011 ditempuh dengan analisa data yang menggunakan rumus koefisien kontingensi sebagai berikut:
82
KK =
Keterangan: KK = Koefisien Kontingensi X2 = Chi Kuadrat n = Jumlah Sampel Langkah-langkah yang penulis tempuh adalah: 1. Menyusun tabel persiapan Tabel persiapan dibuat dengan memberikan kategori pada masing-masing skor responden. Adapun datanya adalah sebagai berikut: Tabel 4.9 Tabel Aktivitas Keberagamaan Siswa di Rumah dan Pengembangan Kompetensi Sosial No 1
Variabel X Skor Nominasi 52 B
Variabel Y Skor Nominasi 56 A
2
50
B
49
B
3
42
C
54
B
4
43
C
55
A
5
54
A
56
A
6
52
B
54
B
7
53
B
55
A
8
54
A
53
B
9
46
C
55
A
10
46
C
48
C
11
48
B
55
A
83
No 12
Variabel X Skor Nominasi 50 B
Variabel Y Skor Nominasi 45 C
13
59
A
56
A
14
50
B
55
A
15
52
B
56
A
16
54
A
52
B
17
43
C
49
B
18
51
B
60
A
19
53
B
57
A
20
48
B
54
B
21
44
C
46
C
22
53
B
57
A
23
47
C
55
A
24
43
C
49
B
25
43
C
44
C
26
46
C
43
C
27
55
A
49
B
28
51
B
58
A
29
50
B
50
B
30
43
C
48
C
31
44
C
56
A
32
49
B
54
B
33
42
C
52
B
34
52
B
52
B
35
50
B
51
B
36
42
C
46
C
37
56
A
56
A
38
46
C
43
C
39
53
B
57
A
84
Variabel X Skor Nominasi 48 B
No 40
Variabel Y Skor Nominasi 54 B
2. Membuat tabel frekuensi yang diperoleh (fo) Berdasarkan tabel di atas dan klasifikasinya, maka dapat dibuat tabel frekuensi yang diperoleh sebagai berikut: Tabel 4.10 Tabel Frekuensi yang Diperoleh
No
Aktivitas Keberagamaan Siswa
Pengembangan Kompetensi Sosial Tinggi Sedang Rendah Jumlah
1
Tinggi
3
3
0
6
2
Sedang
10
8
1
19
3
Rendah
4
4
7
15
Jumlah
17
15
8
40
3. Membuat tabel frekuensi yang diharapkan (fh) Untuk menghitung frekuensi yang diharapkan (fh) pertama-tama dihitung berapa persen dari masing-masing sampel yang memiliki tingkat aktivitas keberagamaan sangat tinggi, tinggi, sedang, dan rendah dalam, dari sini dapat dihitung persentase sebagai berikut: a. Sampel yang memiliki tingkat aktivitas keberagamaan tinggi adalah: P
= = 15 % = 0,15
b. Sampel yang memiliki tingkat aktivitas keberagamaan sedang adalah:
85
P
= = 47,5 % = 0,475
c. Sampel yang memiliki tingkat aktivitas keberagamaan rendah adalah: P = = 37,5% = 0,375 Selanjutnya masing-masing fh (frekuensi yang diharapkan) kelompok yang mempunyai tingkat aktivitas keberagamaan siswa di rumah dan pengembangan kompetensi sosial di MTs NU Salatiga dapat dihitung: a. Yang memiliki tingkat aktivitas keberagamaan siswa di rumah tinggi: 1) Pengembangan kompetensi sosial tinggi = 0,15 x 17 = 2,55 2) Pengembangan kompetensi sosial sedang = 0,15 x 15= 2,25 3) Pengembangan kompetensi sosial rendah = 0,15 x 8 = 1,2 + = 6 b. Yang memiliki tingkat aktivitas keberagamaan siswa di rumah sedang: 1) Pengembangan kompetensi sosial tinggi = 0,475 x17= 8,075 2) Pengembangan kompetensi sosial sedang = 0,475 x 15= 7,125 3) Pengembangan kompetensi sosial rendah = 0,475 x 8= 3,8 + = 19 c. Yang memiliki tingkat aktivitas keberagamaan rendah: 1) Pengembangan kompetensi sosial tinggi =0,375 x 17=6,375 2) Pengembangan kompetensi sosial sedang= 0,375 x 15 = 5,625
86 3) Pengembangan kompetensi sosial rendah= 0,375 x 8 =3
+ = 15
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, selanjutnya dimasukkan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 4.11 Aktivitas keberagamaan siswa di rumah dan pengembangan kompetensi sosial
No
Aktivitas keberagamaan siswa di rumah
1
Tinggi
Pengembangan kompetensi sosial Tinggi Sedang Rendah fo Fh fo fh fo Fh 3 2,55 3 2,25 0 1,2
2
Sedang
10
8,075
8
7,125
1
3,8
3
Rendah
4
6,375
4
5,625
7
3
4. Membuat tabel kerja chi kuadrat Berdasarkan kedua tabel di atas maka penulis dapat menghitung chi kuadratnya dengan rumus : x²= Keterangan: x2 = chi kuadrat fo = frekuensi yang diperoleh fh = frekuensi yang diharapkan Hasil perhitungannya dapat disajikan dalam tabel berikut: Tabel 4.12 Tabel Kerja Penghitungan Chi Kuadrat
87 Aktivitas Keberagamaan Siswa di Rumah Tinggi
Pengembangan Kompetensi Sosial Tinggi
Fo
Fh
fo-fh
3
2, 55
0,45
Sedang
3
2,25
Rendah
0
1,2
0,75 -1,2
(fo-fh )² 0,2025
0,079
0,5625
0,25
1,44
1,2
Jumlah Sedang
1,529
Tinggi
10
8,075
1,925
3,7056
0,459
Sedang
8
7,125
0,875
0,766
0,107
Rendah
1
3,8
-2,8
7,84
2,063
Jumlah Rendah
(fo-fh )² fh
2,629
Tinggi
4
6,375
-2,375
5,641
0,885
Sedang
4
5,625
-1,625
2,641
0, 469
Rendah
7
3
16
5,333
4
Jumlah
6,687
Total
10,845
x²= x² =
+
+ +
x² =
+
+
+
+
+
+ +
+
+
+
+
+
+
x² = 0,079 + 0,25 + 1,2 + 0,459 + 0,107 + 2,063 + 0,885 + 0,469 + 5,333 x² = 10,845 Setelah mengetahui harga chi kuadratnya, langkah selanjutnya adalah menentukan derajat kebebasan dengan rumus: db = (b – 1) x (k – 1)
88 Keterangan: db : derajat kebebasan b : banyaknya baris K : banyaknya kolom Sehingga diperoleh hasil: db
= (b – 1)x (k – 1) = (3-1)x (3– 1) =4 Setelah mengetahui db- nya penulis mengadakan tes signifikansi
terhadap nilai kritik chi kuadrat dengan cara mengkonsultasikan pada nilai chi kuadrat dengan taraf signifikansi 5 % dan db sebesar 4 adalah 9,488. Dalam perhitungan ditemukan chi kuadrat hitung = 10,845. Selanjutnya harga ini dibandingkan dengan harga chi kuadrat tabel dengan db 4. Karena harga chi kuadrat hitung 10,845 lebih besar dari chi kuadrat tabel (9,488) maka distribusi data nilai statistik 40 siswa tersebut dapat disimpulkan ada pengaruh yang signifikan antara fo dengan fh. 5. Menghitung koefisien kontingensi Langkah ini merupakan tahap pemasukan harga chi kuadrat dalam rumus koefisien kontingensi: KK =
KK =
89
KK = KK = KK = 0, 8637
C.
Analisa Lanjutan Untuk membuktikan signifikansi penelitian, berdasarkan db = 4 dan kesalahan 5%, diperoleh harga chi kuadrat tabel = 9,49. Ternyata harga chi kuadrat hitung lebih besar dari harga chi kuadrat tabel, maka Ho ditolak. Ini berarti aktivitas keberagamaan siswa di rumah berpengaruh terhadap pengembangan kompetensi sosial di MTs NU Salatiga pada tahun 2012. Hal tersebut mengindikasikan bahwa hasil uji dinyatakan sangat signifikan bila dihubungkan dengan hipotesis. Artinya, ada pengaruh yang signifikan antara aktivitas keberagamaan siswa di rumah terhadap pengembangan kompetensi sosial di MTs NU Salatiga tahun 2012. Selanjutnya, dengan nilai KK sebesar 0,8637 memberikan arti bahwa antara variabel X dan variabel Y terdapat pengaruh yang pasti dan berarti, dimana semakin baik aktivitas keberagamaan siswa di rumah semakin baik pula pengembangan kompetensi sosial di MTs NU Salatiga.
90
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan data-data yang telah diperoleh penulis dari penelitian di lapangan setelah itu dilakukan analisis, maka terdapat kesimpulan sebagai berikut: 1. Aktivitas keberagamaan siswa di rumah yaitu: a. Tergolong dalam kategori tinggi sebanyak 6 siswa dengan interval skor antara 54-59 sebesar 15 % b. Tergolong dalam kategori sedang sebanyak 19 siswa dengan interval skor antara 48-53 sebesar 47,5 % c. Tergolong dalam kategori rendah sebanyak 15 siswa dengan interval skor antara 38-42 sebesar 37,5 % Dengan
demikian
dapat
disimpulkan
bahwa
aktivitas
keberagamaan siswa tergolong sedang, terbukti dengan sejumlah 47,5 % dari 40 responden masuk dalam kategori B. 2. Pengembangan kompetensi sosial siswa di MTs NU Salatiga tahun 2012 yaitu: a. Tergolong dalam kategori tinggi sebanyak 17 siswa dengan interval skor antara 565– 60 sebesar 42,5% b.
Tergolong dalam kategori sedang sebanyak 15 siswa dengan interval skor antara 49-54 sebesar 37,5 %
89
91 c. Tergolong dalam kategori rendah sebanyak 8 siswa dengan interval skor antara 43-48 sebesar 20 % Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengembangan kompetensi sosial di MTs NU Salatiga tinggi terbukti dengan sejumlah 42,5 % dari 40 responden masuk dalam kategori A. 3. Terdapat pengaruh positif dan signifikan pada aktivitas keberagamaan siswa di rumah terhadap pengembangan kompetensi sosial di MTs NU Salatiga pada tahun 2011 melalui melalui hasil analisis dengan menggunakan rumus koefisien kontingensi. Hal ini terbukti setelah harga kritik chi kuadrat dengan db = 4 dan taraf signifikansi 5 % yaitu diperoleh angka 9,488, sedangkan hasil chi kuadrat hitung sebesar 10,845 yang berarti chi kuadrat hitung lebih besar dari chi kuadrat tabel, sehingga hipotesis kerja yang penulis ajukan dapat diterima, yaitu: Ada pengaruh antara aktivitas keberagamaan siswa di rumah terhadap pengembangan kompetensi sosial di MTs NU Salatiga tahun 2011.”
B. Saran-Saran Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian,
penulis
memberikan
beberapa saran sebagai berikut: 1. Bagi siswa a. Siswa dapat meningkatkan aktivitas keberagamaan di rumah dan memiliki kompetensi sosial ketika berinteraksi di lingkungan sekolah, sehingga di lingkungan sekolah dapat terwujud hubungan yang harmonis antara siswa, guru, maupun karyawan.
92 b. Senantiasa menerapkan perilaku 3S (Senyum,Salam,Sapa), saling menyayangi kepada siswa lain dalan keadaan perbedaan keluarga, menghormati guru dan karyawan tanpa memandang kedudukan mereka di rumah. c. Dapat menjalankan peran siswa secara maksimal di dalam kelas, meningkatkan pengetahuan agama yang dimiliki dengan sering berkonsultasi atau berkomunikasi dengan guru maupun kepala sekolah, sering membantu teman yang sedang membutuhkan pertologan dalam bidang non akademik. d. Dapat bekerjasama dengan baik dalam suatu kelompok belajar di madrasah, menjaga tali silaturihim antara sesama teman dan guru dengan berkunjung ke rumah, sering berkomunikasi atau menyapa dengan guru ketika bertemu di lingkungan luar sekolah, tawadhu‟ terhadap guru serta karyawan di madrasah. 2. Bagi MTs NU Salatiga a. Bagi sekolah dapat menjadi wacana untuk mengembangkan kualitas dan mutu pendidikan keberagamaan. b. Sebagai sarana untuk meningkatkan aspek-aspek pengembangan kompetensi sosial siswa.
C. Penutup Alhamdulillah, penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan
banyak
kenikmatan,
sehingga
penulis
dapat
93 menyelesaikan skripsi ini. Penulis sadari bahwa tulisan ini masih banyak kekurangan dan kelemahan, maka untuk kesempurnaan skripsi ini penulis menerima masukan kritik dan saran. Penulis juga menyadari bahwa tanpa adanya bimbingan dari dosen pembimbing tentu penulis akan mengalami kesulitan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih semoga amal beliau senantiasa diterima oleh Allah SWT. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini menjadi sumbangan pikiran, menambah wawasan, bermanfat bagi penulis khususnya dan pembaca yang budiman pada umumnya serta bagi dunia pendidikan. Amin.
94 DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Samudi. 1981, Mencari Pedoman Hidup. Semarang: CV Toha Putra Arikunto, Suharsimi. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT ASdi Mahasatya ________________. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakrta: PT Asdi Mahasatya Azwar, Saifudin. 2007. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Damsid, Upe. Ambo. 2010. Asas-asas Multiple Researches. Yogyakarta: Penerbit Tiara Wacana Dariyo. Agoes. 2004. Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia Darodjat, Zakiyah. 1970. Ilmu Jiwa Agama. Jakrta: PT Bulan Bintang Departemen Agama RI. 2008. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Bandung: CV Penerbit Diponegoro Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Fauzi, Muhammad. 2007. Agama dan Realitas Sosial. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Gulo, Dadi. 1982. Kamus Psychology. Bandung: Penerbit Tonis Islamiyah, Djami‟atul. 2006. Studi Psikologis Tentang Kematangan Beragama. At-Tarbiyah I th. XVII: 15-16 Jalaludin. 1996. Psikologi Agama. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Jalaludin, Ramayulis. 1987. Pengantar Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Kalam Mulia Kartono, Kartini. 1986. Pengantar Metodologi Research. Bandung: Alumni ketiga Jakarta: Balai Pustaka Nawawi, Hadawi. 1985. Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas Sebagai Lembaga Pendidikan. Jakarta: PT. Gunung Agung Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta
95 Suprayono, Imam Tobroni. 2003. Metodologi Penelitian Sosial Agama. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Susana, Tjipto. 2006. PR dan Pelajaran Sulit Bisa Menyenangkan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius Singarimbun, Masri. Efendi, Sofiyan. 1983. Metode Penelitian Survai. Jakarta: CV Rasma Agung Yusuf, Syamsu. 2001. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Dunia Psikologi. dagdigdug.com. 06/12/2011
96 KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706 Fax 323706 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected] NOTA PEMBIMBING
Lampiran Hal
: 4 Eksemplar : Naskah Skripsi Sdri. Rofi‟ah
Salatiga, 08 Februari 2012
Kepada Ketua STAIN Salatiga Di Salatiga
Assalamu’alaikum warohmatullah wabarokatuh. Setelah meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi saudari : Nama
: ROFI‟AH
NIM
:
Judul
: PENGARUH AKTIVITAS KEBERAGAMAAN SISWA DI
11107059
RUMAH
TERHADAP
PENGEMBANGAN
KOMPETENSI
SOSIAL DI MTs NU SALATIGA TAHUN 2011. Dengan ini kami mohon kepada Bapak ketua STAIN Salatiga agar skripsi saudari tersebut diatas segera dimunaqosahkan. Demikian nota pembimbing ini kami sampaikan, kemudian atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih. Wassalamualaikum warohmatullah wabarokatuh.
Pembimbing,
Dra. Nur Hasanah, M.Pd NIP. 19690110 199403 2 002
97
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Rofi‟ah
TTL
: Salatiga, 14 Februari 1990
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Alamat Rumah
: Dusun Slumut RT 02 RW 03 Desa Kumpulrejo Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga Jawa Tengah Indonesia
Pendidikan
: 1. TK Raudhatul Athfal Al Amin
(Lulus Tahun 1995)
2. SDN 02 Kumpulrejo
(Lulus Tahun 2001)
3. SLTP N 6 Salatiga
(Lulus Tahun 2004)
4. MAN 1 Salatiga
(Lulus Tahun 2007)
5. STAIN Salatiga
(Lulus Tahun 2012)
98 ANGKET TENTANG PENGARUH AKTIVITAS KEBERAGAMAAN SISWA DI RUMAH TERHADAP PENGEMBANGAN KOMPETENSI SOSIAL DI MTs NU SALATIGA Nama
:
Nomor Absen
:
Kelas
:
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang tepat menurut Anda ! A. PERTANYAAN TENTANG AKTIVITAS KEBERAGAMAAN SISWA DI RUMAH 1. Apakah Anda selalu berpamitan kepada Bapak Ibu dirumah jika akan berangkat dan pulang dari sekolah dengan mengucapkan salam? a. Berpamitan sambil berjabat tangan dan mengucapkan salam b. Berpamitan tanpa mengucapkan salam c. Tidak berpamitan 2. Puasa Arafah merupakan puasa sunnah yang dilakukan pada bulan Dzulhijjah. Apakah anda membenarkan pernyataan di atas? a. Iya b. Ragu-ragu c. Tidak 3. Apakah dalam satu bulan Anda pernah melaksanakan amalan ibadah puasa sunah? a. Ya, saya melaksanakan puasa sunah seperti puasa senin kamis b. Kadang-kadang jika diingatkan orang tua atau teman c. Tidak pernah melaksanakan puasa sunah 4. Sholat tahiyatul masjid adalah shalat dua rekaat yang dilakukan ketika masuk masjid. Apakah anda menjalankannya? a. Iya, saya selalu menjalankannya b. Kadang-kadang menjalankan
99 c. Tidak pernah menjalankan 5. Apakah dalam satu hari Anda pernah melaksanakan sholat sunah, seperti sholat rawatib, sholat tahajud, sholat hajat, sholat dhuha dan sholat witir? a. Ya, saya sering melaksanakan sholat sunah b. Kadang-kadang jika diingatkan orang tua atau teman c. Tidak pernah melaksanakan sholat sunah 6. Dalam satu hari berapa kali Anda mengikuti sholat lima waktu secara berjama‟ah di masjid? a. 4-5 kali b. 2-3 kali c. 0-1 kali 7. Apakah Anda selalu melakukan sholat berjamaah walaupun tidak dilakukan di masjid? a.
Ya, karena sholat berjamaah dapat meningkatkan persaudaraan sesama muslim dan mendapatkan pahala berlipat ganda
b.
Kadang-kadang
karena
sholat
berjamaah
dapat
menghambat
pekerjaan yang lain c.
Tidak pernah karena membuang waktu saja
8. Apakah Anda selalu melaksanakan shalat wajib tepat waktu (awal waktu sholat)? a. Selalu melaksanakan sholat pada waktunya b. Kadang-kadang tepat waktu c. Tidak pernah tepat waktu 9. Apakah yang menjadi alasan Anda untuk rajin membaca Al Quran? a. Pentingnya mempelajari Al Quran b. Memanfaatkan waktu luang c. Ingin bertemu dengan teman-teman 10. Kapan Anda meluangkan waktu di rumah untuk membaca Al Quran? a. Setiap selesai sholat fardhu b. Setelah sholat maghrib dan shubuh c. Setelah sholat shubuh
100
11. Membaca Al Qur‟an disertai mengerti maknanya adalah perilaku terpuji untuk setiap muslim yang mengamalkannya. Apakah Anda mengetahui dan mengamalkannya? a. Saya mengetahui dan mengamalkannya b. Saya mengetahui dengan membaca tanpa mengerti maknanya c. Saya tidak mengetahuinya 12. Amir memberikan satu set alat sekolah kepada tetangganya yang kurang mampu. Apakah betul pemberian Amir di atas merupakan sedekah? a. Betul b. Ragu-ragu c. Salah 13. Dalam agama Islam kita diperintahkan untuk bershodaqah dan berinfaq, apakah Anda menjalankannya? a. Selalu menjalankannya setiap hari b. Kadang-kadang melaksanakan jika terpaksa c. Tidak pernah melaksanakannya 14. Salah satu kewajiban seorang muslim terhadap sesama muslim adalah menyumbang tali silaturrahmi. Apakah anda melakukannya? a. Saya melakukannya terutama kepada saudara dan tetangga dekat b. Saya kadang-kadang melakukannya kepada saudara c. Saya tidak melakukannya sama sekali 15. Apakah yang Anda lakukan ketika bertemu dengan orang yang lebih tua daripada Anda? a. Tersenyum kemudian menyapa dangan sopan b. Tersenyum saja c. Pura-pura tidak melihat 16. Sebagai seorang muslim untuk mendukung keberhasilan belajar, disamping belajar apa yang akan Anda lakukan? a. Mengerjakan sholat malam dan berdoa kepada Allah SWT b. Berdoa kadang-kadang saja jika ingat
101 c. Berdoa jika akan ujian saja 17. Apakah Anda berdoa di saat memulai dan mengakhiri suatu kegiatan? a. Ya, karena mengucapkan doa dapat menghindarkan godaan syetan b. Kadang-kadang jika ingat berdoa c. Tidak pernah berdoa 18. Dalam satu minggu berapa kali anda berdoa di waktu istijabah pada sepertiga malam terakhir? a. 6 – 7 kali b. 3 – 5 kali c. 0 – 2 kali 19. Apabila uang saku Anda ketinggalan, tiba-tiba Ibu datang ke sekolah memberikan uang saku. Bagaimana sikap Anda? a. Langsung menemui Ibu dan mengucapkan terima kasih b. Menemui Ibu setelah menyelesaikan tugas yang baru dikerjakan c. Meminta Ibu mencari saya di dalam kelas 20. Mengucapkan terima kasih kepada sesama merupakan perilaku orang yang berilmu. Apakah anda mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari? a. Iya b. Kadang-kadang c. Tidak pernah B. PERTANYAAN
TENTANG
PENGEMBANGAN
KOMPETENSI
SOSIAL DI MADRASAH 1. Apakah Anda ketika bertemu dengan Bapak atau Ibu guru selalu tersenyum kemudian mengucapkan salam ? a.Ya, karena merupakan kesadaran dalam diri b. Kadang-kadang ikut-ikutan teman c. Tidak pernah tersenyum sambil mengucapkan salam 2. Apakah ketika Anda bertemu dengan teman-teman di lingkungan madrasah tersenyum, sambil mengucapkan salam kemudian menyapa ? a. Ya, karena adanya kesadaran dalam diri b. Kadang-kadang tersenyum saja
102 c. Tidak pernah mengucapkan salam 3. Apakah ketika Anda bertemu dengan karyawan di lingkungan madrasah tersenyum, sambil mengucapkan salam? a. Ya, karena adanya kesadaran dalam diri b. Kadang-kadang tersenyum saja c. Tidak pernah mengucapkan salam 4. Pada saat teman Anda tidak mempunyai uang saku, padahal teman-teman saat jam istirahat membeli makanan di kantin, apa yang akan Anda lakukan ? a. Saya akan memberikan sebagian uang saku saya kepadanya b. Meminta teman yang lain untuk memberikan sebagian uang sakunya c. Masa bodoh saja 5. Ketika mengikuti pelajaran tertentu Anda tidak suka kepada guru yang sedang mengajar, bagaimana sikap Anda ? a. Selalu masuk jam pelajaran beliau dan mengikuti dangan serius b. Kadang-kadang masuk jam pelajaran beliau c. Tidak pernah mengikuti jam pelajaran beliau 6. Ketika jam pelajaran sudah mulai akan tetapi guru yang mengajar belum segera masuk kelas. Apa yang Anda lakukan ? a. Mengingatkan beliau dengan memanggil di ruang guru b. Pura-pura tidak tahu karena asyik membaca komik di kelas c. Bercanda dengan teman 7. Apabila Anda kurang paham dengan materi yang disampaikan. Apakah Anda menanyakan kepada Bapak atau Ibu guru agar paham ? a. Ya, saya menanyakan b. Diam saja c. Pura-pura paham dengan materi 8. Jika Anda menemukan hukum dalam Agama Islam yang belum Anda ketahui, apakah Anda segera menanyakannya kepada Bapak atau Ibuguru PAI Anda ? a. Ya saya segera menanyakannya b. Menunggu bertanya jika ada teman yang diajak c. Tidak saya tanyakan
103 9. Di luar jam pelajaran PAI, apakah Anda sering menanyakan masalah Pendidikan Agama Islam kepada Bapak atau Ibu guru Anda ? a. Ya, saya sering bertanya masalah Pendidikan Agama Islam b. Kadang-kadang bertanya jika bertemu di kelas c. Saya tidak pernah bertanya 10. Teman Anda baru saja mengalami kecelakaan dan dirawat di Rumah Sakit. Bagaimana sikap Anda ? a. Segera menjenguk ke Rumah Sakit dan mendoakannya agar segera sembuh b. Mendoakan saja di rumah c. Masa bodoh dengan keadaan teman yang sedang sakit 11. Pada saat hujan turun deras Anda menunggu Ibu pulang kerja, tiba-tiba melihat teman sekelas Anda sedang menunggu bus di pinggir jalan dan tidak membawa payung. Bagaimana sikap Anda? a. Dengan senang hati menemani teman saya sampai dapat bus b. Pura-pura tidak tahu c. Membiarkan teman hujan-hujan 12. Apabila Anda tahu ada seorang guru selain mengajar di madrasah mempunyai pekerjaan lain setelah mengajar. Bagaimana sikap Anda jika bertemu dengan guru tersebut di madrasah? a. Selalu menghormati beliau b. Member tahukan kepada teman-teman tentang pekerjaan itu c. Mengejek beliau di madrasah 13. Apabila Anda mendapatkan tugas kelompok dari Bapak atau Ibu guru, bagaimana cara Anda mengerjakannya? a. Saya mengerjakan secara kelompok dengan berdiskusi b. Saya akan mengerjakan sendiri di dalam kelompok c. Saya ikut-ikutan teman yang bisa mengaerjakan di dalam kelompok
104 14. Apabila dalam mengerjakan tugas kelompok, ada salah satu dari teman Anda yang berbeda pendapat dan sangat memaksa agar pendapatnya diterima dalam kelompok. Bagaimana sikap Anda? a. Meminta
alasan
dari
teman
tentang
pendapatnya
kemudian
didiskusikan dalam kelompok b. Pendapat langsung diterima dalam kelompok tanpa didiskusikan terlebih dahulu c. Pendapat diabaikan sama sekali dalam kelompok 15. Apakah Anda pernah berkunjung ke rumah teman untuk silaturohim? a. Pernah untuk mempererat tali persaudaraan b. Kadang-kadang jika mengerjakan tugas kelompok c. Tidak pernah silaturohim ke rumah teman 16. Apakah Anda pernah bersilaturohim ke rumah Bapak atau Ibu guru? a. Pernah ketika hari raya Idul Fitri dan hari-hari ketika ada kepentingan tertentu b. Pernah ketika hari raya Idul Fitri saja c. Tidak pernah silaturohmi ke rumah Bapak atau Ibu guru 17. Bagaimana sikap Anda apabila bertemu dengan Bapak atau Ibu guru di lingkungan luar madrasah? a. Tersenyum sambil menundukkan kepala kemudian mengucapkan salam dan berjabat tangan b. Menundukkan kepala saja c. Pura-pura tidak melihat Bapak atau Ibu guru 18. Apabila Anda kesulitan mengerjakan PR, apakah Anda bertanya kepada Bapak atau Ibu guru saat di rumah? a. Ya, saya bertanya kepada beliau dengan datang ke rumah b. Mengirim sms kepada beliau tentang kesulitan PR c. PR tidak saya kerjakan
105 19. Apabila diberi nasihat oleh Bapak atau Ibu guru wali kelas, apakah Anda mendengarkan dan menjalankan perintahnya? a. Ya, saya mendengarkannya kemudian melaksanakan perintahnya b. Saya hanya mendengar nasihatnya c. Saya tidak mendengarkan nasihatnya 20. Bagaimana Anda bersikap tawadhu‟ kepada karyawan di madrasah? a. Tersenyum, mengucapkan salam kemudian menyapa dengan sopan b. Tersenyum tanpa menyapa c. Diam saja tanpa ekspresi
106
Lampiran II Jawaban Angket Aktivitas Keberagamaan Siswa di Rumah No
Nama
No Item 1 2 3
Jawaban 4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
A
B
C
1
AF
A C A B A A B A A B
A
A
A
A
B
C
A
A
A
A
14
4
2
2
AH
A B B A A A B B B A
A
A
A
A
C
B
A
A
B
B
11
8
1
3
DN
B C B A B A B A B C
B
B
B
C
C
C
A
A
A
A
7
8
5
4
EK
A B A B C A C A B C
C
B
B
A
C
C
A
A
A
A
9
5
6
5
FT
A B A B A A A A A A
A
B
A
A
C
A
A
B
A
A
15
4
1
6
HG
B B A B B A B A A B
A
A
A
A
B
A
A
A
B
A
12
8
0
7
HY
B B A A A A B A A A
C
A
A
A
B
A
B
A
A
A
14
5
1
8
IM
B B A A A A B A A B
A
A
A
A
B
A
A
A
B
A
14
6
0
9
IN
A B A B C A B B B C
C
A
A
C
A
A
A
A
A
B
10
6
4
10
MZ
B C A B A A B B B B
B
B
B
A
C
A
A
A
B
A
8
10
2
11
ML
A B A B B A B A B C
C
A
A
C
A
A
A
A
A
B
11
6
3
12
RS
B A A A B A B A B B
B
B
A
B
B
B
A
A
A
A
10
10
0
107 13
NL
A A A A A A B A A A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
19
1
0
14
NN
B C A B A A B B A A
A
B
B
A
B
B
A
A
A
A
11
8
1
15
NR
A C A B A A B A A B
A
A
A
A
B
C
A
A
A
A
14
4
2
16
NL
B B A A A A B A A B
A
A
A
A
B
A
A
A
B
A
14
6
0
17
PR
B B A B A A B B B B
B
C
B
A
C
C
B
A
A
B
6
11
3
18
RS
A B A B A A A A A B
B
A
A
A
C
B
A
A
A
A
14
5
1
19
RM
A B A B A A B A A B
B
A
B
A
A
B
A
A
A
A
13
7
0
20
SY
B B B B A A B B A C
C
A
A
A
C
A
A
A
A
A
11
6
3
21
SM
B C A B A A A B B B
B
C
B
A
C
B
B
A
A
B
7
10
3
22
SG
A A A B A A B A A C
B
A
A
A
B
A
A
A
A
A
15
3
2
23
VL
B B B A A A B A A C
B
A
A
C
C
B
A
B
A
A
10
7
3
24
WN
B C A B B A B B B B
C
B
B
A
C
C
A
A
A
A
7
9
4
25
RD
A B B B A B B B B C
B
A
B
C
B
B
A
A
B
B
5
13
2
26
DL
B B B B A A B A B B
B
B
B
B
B
B
A
A
A
B
6
14
0
27
AH
B A A A A B C A A A
A
A
A
A
B
A
A
A
A
A
16
3
1
28
AK
A A A B A B B A A B
B
A
B
A
C
A
A
A
B
A
12
7
1
108 29
BT
A B A B B A B A B B
A
A
A
B
B
A
A
A
B
B
10
10
0
30
DK
B B B B B A B A B B
B
B
B
A
C
B
B
A
B
B
4
15
1
31
ER
B C A B B A B A B B
C
B
B
A
B
A
B
A
B
B
6
12
2
32
IR
B B B B B A B A A B
C
A
B
A
B
A
A
A
A
A
10
9
1
33
MF
B C A A A A A B B C
B
B
B
C
C
C
A
A
A
C
8
6
6
34
MZ
B A A A A A C A A A
B
A
B
B
C
A
A
A
A
A
14
4
2
35
NC
A C A B B A B A A B
C
B
A
A
B
A
A
A
A
A
12
6
2
36
PU
A C A B C B A B B C
C
B
A
C
C
A
A
A
B
A
8
6
6
37
TH
A A A B A A B A A B
A
A
A
A
B
A
A
A
A
A
16
4
0
38
UL
A C B B A A B A A B
B
C
B
C
B
B
A
A
A
A
9
8
3
39
WH
A A A B A A B A A C
C
A
A
A
B
A
A
A
A
A
15
3
2
40
RZ
B C A B B A B A A C
A
B
B
A
B
A
A
B
A
A
10
8
2
109 Jawaban Angket Tentang Pengembangan Kompetensi Sosial di MTs NU Salatiga Tahun Pelajaran 2011/2012
No
Nama
No Item 1 2 3
Jawaban 4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
A
B
C
1
AF
A B B A A A A B B A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
16
4
0
2
AH
A A C A A C B B B A
A
A
A
A
A
B
A
B
B
B
11
7
2
3
DN
A A B A A A B B B A
A
A
A
A
A
B
A
B
A
A
14
6
0
4
EK
A B A A A A B A B A
A
A
A
A
A
B
A
B
A
A
15
5
0
5
FT
A C A A A A A A B A
A
A
A
A
A
A
A
B
A
A
17
2
1
6
HG
B B B A A A B A B A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
B
14
6
0
7
HY
A A A A A A B A B A
A
A
A
A
A
B
A
B
A
B
15
5
0
8
IM
B B B A A A B A A A
A
A
A
A
A
C
A
B
A
A
14
5
1
9
IN
A C A A A A A A A A
A
A
A
A
B
C
A
A
A
A
17
1
2
10
MZ
A B B A A C B B B B
A
B
A
A
B
B
A
A
A
B
9
10
1
11
ML
A C A A A A A A A A
A
A
A
A
B
C
A
A
A
A
17
1
2
12
RS
B B B A A C B B C B
B
A
A
A
B
B
B
A
A
B
7
11
2
13
NL
A B B A A A A A A A
A
A
A
A
A
B
A
B
A
A
16
4
0
110 14
NN
A A A A A A B A B A
A
A
A
A
A
C
A
B
A
A
16
3
1
15
NR
A B B A A A B A B A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
16
4
0
16
NL
B B B A A A B A B A
A
A
A
A
A
C
A
B
A
A
13
6
1
17
PR
A B B A A C B B C B
A
A
A
B
A
A
A
A
A
B
11
7
2
18
RS
A A A A A A A A A A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
20
0
0
19
RM
A B A A A A B A A A
A
A
A
A
A
B
A
A
A
A
17
3
0
20
SY
B A B A A A B A B A
A
A
A
A
A
B
A
B
A
A
14
6
0
21
SM
A B B B A C B B C B
A
A
A
A
A
B
A
B
B
B
8
10
2
22
SG
A A A A A A B A B A
A
A
A
A
A
B
A
A
A
A
17
3
0
23
VL
A A B A A A B B A B
A
A
A
A
A
B
A
B
A
A
15
5
0
24
WN
A B B A A C B B B B
A
A
A
B
A
A
A
A
B
B
10
9
1
25
RD
B B B A A C B C C B
B
A
A
A
C
B
A
B
B
B
6
10
4
26
DL
B B B A A C B B C B
B
A
B
A
A
B
B
B
B
B
5
13
2
27
AH
A B B B B C A A A A
B
A
A
A
A
C
A
B
B
A
11
7
2
28
AK
A B A A A A B A A A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
18
2
0
29
BT
A A A A B B C A A A
B
A
B
B
B
A
A
A
B
B
11
8
1
111 30
DK
A B B A A A B B A B
A
B
A
C
C
B
A
A
B
A
10
8
2
31
ER
A A A A A A B B A A
A
B
A
B
A
A
A
A
A
A
16
4
0
32
IR
A B B A B A B B B A
A
A
A
A
A
B
A
A
A
A
13
7
0
33
MF
B B B A A A B A A A
A
A
A
A
B
C
A
B
A
A
13
6
1
34
MZ
A B B A A B A B A A
A
A
B
B
B
A
A
B
A
A
12
8
0
35
NC
B B B A A A B B A A
A
A
A
A
A
C
B
B
A
A
12
7
1
36
PU
B A B A B C C B B A
A
A
A
A
A
C
A
B
B
B
9
8
3
37
TH
A A A A A A B A A A
A
A
A
A
A
C
A
B
A
A
17
2
1
38
UL
A B B A A C B C C B
B
C
A
A
B
B
A
B
A
B
7
9
4
39
WH
A A A A A A A A A A
A
A
A
A
A
C
A
B
A
A
18
1
1
40
RZ
A B A A A A B A B A
A
A
A
A
A
B
A
B
A
B
14
6
0
112 Lampiran III STRUKTUR ORGANISASI MTs NU SALATIGA
DEPAG
YAYASAN
DIKNAS
KEPALA SEKOLAH
STAF TU
STAF TU
KOMITE
WAKA KESISWAAN GURU/WALI KELAS
DATA & ADM KBM
PEMBINA OSIS
BP/BK PENGAWAS KBM SUPERVISI PMR PERPUSTAKAAN
SISWA
PRAMUKA
113 Lampiran IV
PENYEBARAN ANGKET DI KELAS VIII A
PENYEBARAN ANGKET DI KELAS VIIIA
114
PENYEBARAN ANGKET DI KELAS VIII B
PENYEBARAN ANGKET DI KELAS VIII C
115
116
117
118
119
120
121
DAFTAR NILAI SKK
NO.
Nama
: ROFI‟AH
Jurusan/ Prodi : Tarbiyah/PAI
NIM
: 11107059
Dosen PA
JENIS KEGIATAN
: Yedi Efriadi, M. Ag
PELAKSANAAN
JABATAN
NILAI
1
OPSPEK 2007 STAIN SALATIGA
28-31 Agustus 2007
Peserta
3
2
Bedah buku” Deadline Your Life” LDK
14 April 2009
Peserta
2
19 Desember 2008
Peserta
2
26 September 2007
Peserta
2
25 September 2007
Peserta
2
Diskusi Ramadhan”Meraih Kesempurnaan 21 September 2007
Peserta
2
Peserta
3
Darul Amal STAIN Salatiga 3
Kajian Rutin Muslimah (KARIMAH) “Ibuku Inspirasiku” LDK Darul Amal STAIN Salatiga
4
Diskusi Ramadhan dan Buka Bersama”Islamisasi ilmu pengetahuan” oleh HMJ Tarbiyah
5
Breaking The Fast And Bioskop Ramadhan oleh CEC
6
Diri di Bulan Yang Suci” oleh HMI cabang Salatiga 7
Daurah Marhalah I (DM I) KAMMI
09-11 November
Komisariat Salatiga
2007
8
Training Kader (TEKAD I) LDK
19 Januari 2008
Peserta
3
9
Bedah Buku “Buktikan Cintamu” LDK
22 Maret 2008
Peserta
2
10
Training Kesekretariatan oleh KAMMI
27 Juli 2008
Panitia
3
Peserta
6
Komisariat Salatiga 11
Seminar Nasional “ Menggagas Penguatan 28 Febuari 2008 Peran Sarjana Syari‟ah Dalam Upaya Penegakan Hukum di Indonesia” oleh HMJ Syari‟ah
122 12
Seminar Nasional dan Sarasehan
17 Oktober 2008
Peserta
6
Daurah Ijtima‟i “Melahirkan Kader
15-16 November
Panitia
3
KAMMI Berbasis Sosial, Wujudkan
2008
Gubernur Jateng dengan Tema “Memberdayakan Ekonomi Syari‟ah di Jawa Tengah” oleh KSEI 13
Kader Peradaban” 14
Daurah Marhalah I (DM I) KAMMI
04 September 2008
Panitia
4
15
Musyawarah Daerah (MUSDA VII)
31 Oktober- 01
Panitia
3
KAMDA Semarang
November 2008
Training Kader (TEKAD II) LDK Darul
08-09 Mei 2009
Panitia
4
10 Febuari 2009
Peserta
2
04 April 2009
Peserta
2
28 November 2009
Peserta
7
11-26 Febuari 2011
Peserta
3
16
Amal STAIN Salatiga 17
Kuliah Umum dan Dialog “Perkembangan Kerjasama ASEAN Bersama Direktorat Jenderal Kerjasama ASEAN Departemen Luar Negeri Republik Indonesia” STAIN Salatiga
18
Bedah Film “ Laskar Pelangi dan Penggalangan Dana Untuk Korban Situ Gintung” oleh DEMA STAIN Salatiga
19
Seminar Internasional “ The Strategic and Method of curriculum Toward the Quality of Intenasional Education” by Oxford Course Indonesia the newest international system and Solo Teacher Development Institute
20
Praktikum Pelatihan Ikhtibar al- Lughah al- Arabiyah ka Lughah Ajnabiyah (ILAIK) Bagi Mahasiswa Jurusan Tarbiyah dan Syari‟ah Angkatan 2007
123 21
Daurah Marhalah (DM I) KAMMI
22
Workshop ESIQ LDK Darul Amal STAIN 16-18 November
23
14 September 2009
Panitia
4
Peserta
3
Salatiga
2009
IBTIDA‟ “Ikat dan Bingkai Hati dalam
10-11 Oktober 2009
Peserta
2
Dakwah “ oleh LDK Drul Amal STAIN Salatiga 24
Tasqif Spesial Ramadhan KAMMI
11 September 2009
Peserta
2
25
Daurah Qur‟an “Jadikan Al Qur‟an
14 November 2009
Peserta
2
Sumber Kekuatan Qalbu” KAMMI Komisariat Salatiga 26
Debat Politik KAMMI Komisaria Salatiga
14 Juni 2009
Panitia
3
27
Workshop Pengembangan Silabus dan
21 Desember 2009
Peserta
3
November 2009
Pemateri
4
01-02 Mei 2010
Panitia
4
RPP Semester Genap Bagi Guru MTs SeKota Salatiga 28
Pesantren Kilat Ramadhan 1430 H LDK Darul Amal STAIN Salatiga
29
Daurah Ijtima‟i “Bekali Diri Layani Masyarakat Menuju Kesholihan Ummat” KAMMI Komisariat Salatiga
30
Daurah Marhalah I (DM I) KAMMI
24 Oktober 2010
Panitia
4
31
Silaturrahim dan Diskusi Kelas
08 Maret 2011
Peserta
2
02 Januari 2011
Peserta
3
09-14 Febuari 2009
Peserta
3
GTT
4
“Menyongsong Penyusunan Skripsi” 32
Training Ustadz-Ustazdah TPQ oleh Pesantren Mahasiswa Walisongo dan LDK Darul Amal STAIN Salatiga
33
Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar (KMD) Kwarir CabangKota Salatiga Tahun 2009
34
Surat Keterangan (SK) Guru Tidak Tetap (GTT) di MTs Plus Al Madinah Salatiga
03 Januari 2010
124 35
Surat Keterangan (SK) Guru Tidak Tetap
16 Juli 2011
GTT
4
22 Juli 2010
Peserta
3
24 Januari 2010
Peserta
2
18 November 2008
Peserta
2
20 Agustus 2010
Peserta
2
(GTT) di MTs Plus Al Madinah Salatiga 36
Madrasah KAMMI (MK I) Komisariat Salatiga
37
Studi Banding ke Balai Penelitian dan Pengembangan LPTQ Nasional Yayasan Team Tadarus Al Qur‟an “AMM” Yogyakarta “ Relevansi Antara Pengajaran TPA Dengan Pendidikan Agama Di Sekolah” oleh Forum Silaturrahim dan Diskusi Kelas PAI „B‟07
37
Surat Keterangan Lulus dalam Mengikuti Bmbingan Baca Tulis Al Qur‟an
38
Surat Keterangan Lulus dalam mengikuti Praktikum Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Jumlah
120
Salatiga, 26 Januari 2012 Mengesahkan Pembantu Ketua Bidang Kemahasiswaan
H. Agus Waluyo, M. Ag NIP. 19750211 200003 1 001