KERANGKA BERPKXR DAN DEHNISI OPERASIQNAL
Pernbanpnan pertanian pada dasmnya mewpalan upaya sadar yang sengaja direncanak-an untuk melaktlIran penibahan-peubahm yang dikehendaki, dengm rnenggunakan inovasi dan teknologi tertentu yang sesuai dengan patensi agraekosistem
setempat agar dapat meningkath pendapatan dm kesejahterrtan hidup ptani. Sdah satu prestasi pembangunan pertmian Indonesia adalah keberhasilan meningkatkan
produksi clan produktivitas tanaman pangan, yang telah mampu menpbah status dari xlegara pngimpor b a s terbesm di dunia menjadi negara swasembrtda baas pa& tahun 1984. Kebwhasilan tersebut didufnrng of eh genyuluhan d e w pendekatan Sistem B r ' m
jsejak 1963/196rl), Sisfem LuL (1 9761, Sisfm Insus (2979) dm Sistem Supra lam (1 9861, melalui inavasi sapta usaha prtanian secara Ien&p
(Abbas, 19951, serk
dibangunnya p r w a n a (transportrrsi), sarma prudulrsi, tehologi, p a w hrtsil usahatmi, dm insentif usahatmi yang disebut lima faktor pokok (Mosher, 1966). Sejak d i l a n d a n nya program penyuluhm S i s t m Bimas, prafil petmi Indonesia
telah berubah semra positif, eingkat pendidikmnya Iebih meningkat, febih mengenal
kemajuan, kebutuh dan hapan-frarapannya juga Xebih baik serta telah mampu berkomunikasi secarrt impersonal, bahkan tetafr berorientasi kepada p a w (Slamet, 1995). Menurut J m i e (1 9951, perilaku petmi telah berubah menjadi petani kokersial,
yakni petani yang m e r e n h a n usahatani dan berani mengambil risiko dalam rnenerima dan rnenerapkan ide baru perbaikrtn usatxatani dengan berarientasi kepada kebutuhm paw. Namun dernikian, penrbahan peril&
pami ternyata Mum diikuti oleh
perubahan sikap rasianal sebzlgai manajer usaha pertanian yang mandiri dan tmgguh (Padmanagam, 1995; Saebiyanta, 1998; dm Sumarjo, 19991, petmi masih tetap hidup
&lam ketergantungan, kepribadiannya masih tetap mtai (relaxed d unburied)
(Smwardi, 1997). Kesejahterm petani juga belum meningkat, padaha1 salah satu
tujuan pernbanpnan pertanian adalah untuk meningwkan pendapatan dm kesejahteraan hidup petmi.
Sumarjo dalam penelitiannya di Jawa Barat (1999)
rnenemukan, bahwa kinerja petani masih rendah (tenttama dwi aspek daya saing, tpemsahatani secara modem, dan efisien), dm relatif h a n g c u h p siap menkghadapi era
globafisasi.
Hal ini terjadi karma =lama ini petmi hanya dijadikan sebagai obyek ysang bernuansa politi k untuk rnencapai swasembada beras. Perencanan penyuluhan lop down, setzingga sangat kwif peluang petmi untuk kreatif dan berinisiatif ddam
mengambil keputusan, s e h s n y a petani dan usaha gertaninnya rnenjadi %nerd d a m perribangunan pertmian. Menurut Soewardi (Abbas, 19951, kondisi ini dianggap telwh melanggw etika dm metode penyuluhan, atau rnenyimpmg dcKi asas-asas penyuluhan ($lamet, 1995 dm Saewardi, 1997). Kandisi seperti ini tentu ti&
berlangsung lama, penyuluhan pertmian h
bXeh dibiarkan
s dikernbdikan keprrda m a s dm prinsip
dasmya, jika perlu harus dapat dirancang lebih bermutu agar dapat: memuaskan p&ni
(pelanggannya) .
Berbagai kebijakan yang pernah dibuat ppemerintah &lam pengembangan
agribisnis ayam ras pedaging, secara tidak langsung telah mendorong meningkatnya populasi, yakni dari 28.110.000 ekor (talrun 1982) menjadi 745.717.000 ekar (tatrun 1995) atau rneningkat dengan Iaju pertumbuhan 18,59 persen pertahurn, sdangkan
produksi daging rneningkat dari 55.070 ton (tahun 1982) menjadi 560.338 ton ftahun 1995) atau meningkat dengan laju pertumbuhan 16,lO persen pmahun (Direktorat
Jenderal Petemakan, 1996). Usaha petemaka #yam ras pedaging t e l h menjadi lapangan kerja dm surnber pendapatan bagi para petem&, karena rnelibatkan banyak
nrmafr tankgga petem& yakni 39.000 rumah m g g a petem& pada tahun 1993.
Temak ayam rnernpunyai peranan sangat besar dalam rnenghasilkan daging untuk memenuhi kebutuhan masyardcat. Berdaswh statistik p~ernakan(1 995) peran a y m ras pedaging sebagai penghasil daging telah rnencapai 62 persen dari total
pruduksi daging nasional, dm b u b tidak mungkin suatu k & i h nanti jurnlahnya akan
lebib meningkat lagi mengingat t i n e t pemrnbuhan pruduksi temak lainnya tidak wepat ayam ras pedaging.
Agnbisnis ayam ras pedaging telah berhasif melakukan pendataman stmkhlr ke
hulu yang menghasilkan sapronak mzlupun hilir yang mengolah &n memasarkan hasil hingga siap rnasak d m sirtg santap untuk kunsurnen.
Temak ayam ras padaging
dipelihara dengan manajcmen profesionat, input teknalogi maju dm efisien, sehinga mampu merighasilkan praduk yang kuantitas dan Irualitasnya tejamin s w a i dengan tuntutan kansurnen, ukurannya swagam, kuntinuitasnya terjarnin, dan tepat waktu,
sehingga dapat dikatagorikan sebagai industri (industri peternairanhio1agis). Kegiatan
usah peternakin yang ditakukan deixkgan cara maju, rneqgpnakan input teknologi, produk berkualitas, dikelala secara efisien, Ban rndibatkan petemakm rakyat rnelalui
pob kernitram disebut "'Industri Peternakm W y a t " (ENAYAT). Kacalceristik dasar ayam ras @aging yang sangat spesifik, menyebabkan bisnis ayam ras pedaging mempunyai ketergantungan yang sangat tinggi dmgan kegiatan
ekonomi yang rnempraduksi wrana pruduksi, mengolah huil dan memasadcan hasil . Tanpa kegiatrur produksi &n distribusi sapranak maka usrrha ayam ras pedaging tidak dapat berbuat apa-#pa, dmiician pub tanpa penanganan pasca pmen dm pernwsarm hasil yang mmat &an sangat berisiko. b e n a itu, bisnis ayam ras psdaging hams
dilihat secara keseluruh sebagai suatu sistem yang disebut sistem agribisnis ayam rsls pedaging.
Sebagian besar pternakan ayam ras pedaging masih mmpakrtn peterndm rakyat aatu peternaka kwil yang umurnnya rnerniliki ketecbatasan seperti skala usaha
masih kwil, permodalan muih lemah, teknolugi sederhma, praduksi berhalitas rendah,
sehingga peka terhadap guncangan, yang umurnnya mengalami kesulitan di dalam rnenghdapi berbagai tantangan, s e w : lingkungan sosial ekuorni dan global yang
dinamis, persingan y m g sernakin tajam, tuntutm kualitas produk yang semakin beragam, dm kontinuitm pasokan. KeberhasiIan agribisnis ayam ras pedaging tergmtung kepada keseriusan d m profesiodisrne yang tin& dari para pelakunya, kebwsarnaan dm sling keterkaitan
serta tingkat efisiensi seluruh proses produksi dari, hulu sampai ke hilir. Peternak
sebagai salah satu komponen pel&
sistem agribisnis juga h a s rnemiliki peril&
industri sesuai dengm tuntutan ki~aktaistikayam ras itu sendiri .
Pendekatan pembangunan pertmian berwawasan agibisnis tersebut diharifpkan
akan &pat menjadi wetham atau proses unkrk meningkatkan pendapatsan dm nifai tambafr, yang dilalrukm mddui transfacmasi pertmian tradisioml menuju kepada perhian modem.
Modemisasi pertanian Etkan mampu menghasifkan petani y m g
krsifat dinamis, produkif, ekonomis, d m inavatif, m a mmpu rnemmfattkan sumber daya swara Iebih praduktif dm efxsien. S m a prinsip pendekatan k o m p sistem agribisnis pad# usaha petemakan ayam ras pedeng telah mufai diperkenalkm dm dilaksanakan pada tafrun 398411985, ketika
diterapkmnya pula P I R - P m g g s m yang kemudian disempuxanakn menjadi pola kernitraan melalui Keppres Nu, 22/1990, yakni sistern kerjasama tautup yang =ling
mengunhqkrtn antma perusahan penyaluran sarma produksi petemidan, pengolahan
dm pewsaran basil (sbagai inti) dengan peter& #yam (sebagai plasma). Subsistem usahatmi ddam sistem agribisnis rnenrpakan bagian yang paling lernah dan paling banyak menerima telranan baik daci, subsistem agribisnis hulu mmaupun
subsistem agribisnis hilir, padahd justnr dalam subsistem usahatmi tersebut pehrtqra adalab para petmi yang jumlahnya sangat besar. Pendapatan petani pada taraf usahatani hanya 30 persen, Sf:mexxtaradiluar usahataninya mencapai 70 persen (Dawney, 1992 dm
Saragih, 1998a). Rekitif rendahnya lajtju pertumbuhan pendapatan peternak rakyat,
disebabkan karma pete&
rakyat hanya rnenguasai kegiatan usahatani sebagai
subsistem agribisnis yang memberikan nilai tambah terendah.
P r o m pembangunan pertmian pada intinya dilalrsanakan melalui upaya pemtterdaym masyardat petani dalam ha1 teknologi budidaya ( t h i s pmduksi),
kemampuan rnanajmial (manajemen agribisnis), dan keterhitannya dengan subsistern
agribisnis lainnya (hubungan sistem agribisnis).
Untuk itu d a , berbagai upaya
penyuluhan dm pembinaan usaha petemakan ayam ras telah dilakukan oleh penyuluh dinas maupun penyuluh swasta untuk meningkatb kemampuan p e t d ayam ras
pedaging, baik meldui mekanisme program pembinaan langsung seperti penyuluhm Sistem Bimas, pembinaan melalui pola PIR perunggasan, dan pola kemitraan, m p u n
rnddui kebijakan-kebijdcanmaXuo ymg scwa nyata tefah diiespon deh para petem&. Xnfarmasi diatas memberikan gmbaran bahwa peternak &yamras pdaging telah
jauh lebih maju dibandingkm petani tanaman pangan, sudah Iebih komersid, sudah rneneraph sistern agribisnis rnefalui pula P R dm Remitran, dm sudah dikatagorikan sebagai industri peternakan ayam ras. Di duga pwilaku petem& cenderung sudah lebih
bapwilaku akgribisnis (industri). Peril&
adalah pula tindak yang dipakai sseseararrg
&am melaksarrakan kegatan-kekgiatannya (&st
dm Rosnzweig, 19951,
refleksi
fungsi sifat individu dengan linghngannya ymg dapat difihat dari ucapan, gerakan atau tindakannya (Rogers, 1969, Morse, 1970,Nadler dalam Thoha, 1988).
Perilah peternak yang diharapkan terbentuk dalam pengembangan ag'ibisnis adalah peril&
agribisnis berkebudaymn industri, yakni: (a) tekun, ulet, kerja keras,
hemat, cermat, disiplin dan menghargai waktu, fb) mampu merencanakan dan mengelola
u d a , (c) selrtlu mengm kepada efisiensi dan produktivitas, fd) menwnalran teknolokgi terutama tehologi tepat p n a dm dmb lingkungan, (e) mempunyai motivasi yang kuat untuk berhasil, ( f ) berorientasi pada permintam paw,
&) ber-arientasi kepada
halitas dm nilai tmbah, (h) mampu memanfmtkan dan mengendalikan alam, (i) tmggap terhstciap inovasi, Cj) berani menghdqi risiko usaha, jk) m e l h k a n akgribisnis
yang twintegmi secara vatikal maupun fxahntd, (1) rndakukan rekayasa teknologj. dm manajemen sehingga setiap prduk yang dihasi lkan senantiasa memenuhi
gwsymtan yang telah ditetapkm, dm (m) profesianal dan mmdiri Balm rnenentukan
keputusan @artasasmi% f 996; Suprapto, 1997; Swagih, 1998% Solahuddin, f 998; dm
Saefuddin, 1998,). Pertanian berkebudaymn industri dimasa depan memiliki ciri-ciri antara lain: senantiasa berorientasi kepada kebuhthrsn p a w , mutlak menerapktin iptek
yang berwawrtsan lingkungan, memiliki SDM tangguh dan trandaf, menghasilkan produk
yang berdaya wing dan bernifai t a d a h ti@,
efisien, pruduktivitas tinggi, berkalittts
tinggi, bemkuran wragam, berkesinambungan dan berkecukupan, tepat waktu, dan
ramah lingkungan (Solahuddin, 1998:Z-9 dan Saptono, 1998:9). Atas dasar berbagai pendapat tentang perifstIru agribisnis berkebudayaan ixrdustri,
maka daiam penelitiarr ini perilah agribisnis berkebudayaan industri yang dirnaksud
adniah: ( I ) Peril& teknis produksi, terdiri atas: (a) penggunaan bibit yang baik, (b) pemberian
pakan dm minurn, (c) penyedim kmdang, (d) pemeliharaan ayam, dm
(e)pengmdalian penyakit. (2) Perilah rnanajemen agribisnis, terdiri atas: (a) perencanan agribisnis ayam ras
pedaging, (b)
memanfaatkan sumberdaya agribisnis &yam ras pdaging,
(c) rneningkatkm efisiensi dan produktivitas, (d) selalu berorientasi kepada
keunwlan mutu untuk memenuhi kebutuhan dan harapan konsumen, (e) selalu berorientasi kepada permintan pasar, f f ) melakukan perekayasaan teknu10gi
produksi, (g) membentuk kelembagaan agribisnis yang b a t , dan (h) seIalu mengutmakan keepatan mutu, waXrty jumf ah Ban harga. (3) Pefilah hubungan sistem agribisnis, terdiri atas: (a) &if melalnrkan hubungan
kwrdinasi vertikd dengan penjpsaha tngribisnis hulu dan hilir, (b) melakukan kerjasama tim secara harmonis ddam sistem agribisnis, dm (cj &if rnelakukan komunikasi (trztxlsformasi infarmasi) tentang perrnintmn pasar, kebutuhan dan
harapan konsurnen, hwga input dan uuaput, teknologi praduksi, dm permodalan us&a dalam struktur integrasi vertid sistem Mbisnis
Kompteknya
permasafahan
pembangunan
pertanian
(peternakm) dm
beragamnya asarm penyuluhan ymg h a s dicapai d a l m pmbmgman pertanian sisiem @bisnis,
srta diperlukannya halitas pedak-u industri para p d h sistem
agribisnis, mendorong perlunya diupayakan strata pendebtan penyufuhan yang dagat rneningkath perilaku agribisnis berkebuday
industri (Saragih, 2 998a), sehingga
s t w h sistem agribisnis y q terkoocdinasi secara vertikd dapat melakukm sinergi
dengan baik dm mampu rneningkatlrsan kinmjanya untuk menghasitkm protfuk sesuai dmgan kebutuhan dsn harapan konsumen. Setpelurn menentuh strated pmdekatan penyuluhan yang paling efektif, msk:~terlebih &huh fianrs dipelajasi batitxi p4laXnr
Mbisnis p%m&kebutuhan dm permasa3ahan yang diMapi petem*
f&or-faktor
penerrtu yang mernpengamhi pmb&an p e r i l h agiblsnis petern& mrta keterkaitan antar f&or penentu tersebut.
Banyak fakeor yang dapat menyebabh orang berperilalru, nmun &lam
penelitian ini akm dilihat dari sexanghian f&or internal dm faktor ekst-1.
F&ur
internal terdiri atas: pengetahan, pewpsi, s i b dm ketecampilan, serta rnotivasi
intrinsik, motivrrsi ektrinsik, sifat kewirausahaan, dan lcaraktwistik pribadi petemak. F&or
e k s t e d terdiri atas: penyelenggaman pnyuluhm dinas, penyelenggwmn
pyulufranswasta, penyebaran infarmasi agribisnis, penydiaan sapronak, pemasarm hasil, kebijakm pemerintah, dan sistem nilai wsyarakat lam. Berubahnya p e r i I h petmi karena bembahnqra pengetahuan, sdangkan
pngetrshuan banyak dipenganrfii aleh fngsi informmi (melafui radio, tdevisi, k o p dm tehitm fainnya sma interaksi sosisal M a langsung). Proses setdar k w h
mendapatkan pewetahum disebut kopiti.f, yakni b&an dari jiwa rnanusia yang mengolah irrfomasi, pengetahan, pengdaman, dorongm, p e m n , baik yang datang
dari bar maupun dari daXam dirj, sendiri mhingga terjadi sirnpulan-simpulan yang
selanjutrrya menghasilkan pefilaku. Kognitif rnenghasifkan emosi, membentuk ketwmpilan, sikap, persepsi, rnemberi motivasi, dan membentuk peril&
(Thoha,
f 988).
KeterampiXan mempatan salah satu unsur perildm yang dapat diubah melahi penyuluhan, dapat diamati s e m a langsung maupun tidak fangsung dengan indra
manusia. Petmi dikatakan mempunyai kernampurn jikrt mempunyai keterampilm yang meliputi: kwakapan atau tempi1 dalam rnefaksanak-an pekerjaan badaniah dm
kecalcapan berpikir untuk menyelesaikan persoalm-persualan sehari-hari (Wiria~madja, 1983; dan Samsudin, 1987).
S h p mental (attitude) adalab kecendenrqm or-
untuk brtindak, menerima
atau meolak suatu abyek b e r d a w h p i l a i a n terhadap obyek itu. Sikap rnempunyai
obyek tertentu dm mengandung genifaian (Sarwono, 1997). Sikap identik dengan
kondisi kejiwaan sewrang yang mendctsari tin&&
Xahnya, sehingga r n e n r p h
variabel mtara yang akm tampit dalam tin&& lsku nyata. Sik-ap dipenganr'tri oleh faktor internal (pengetahan, keterampilan, motivasi, persepsi, dm sikap yang sudah ada dalam dirinya), dm f&or ekstemd (media komunikasi dan interaksi langsung). Sikap
dapat mempengaruhi prilaku nampak (overt behavior), prsepsi, proses befajar, dm sikap kainnya. Penganrh-pengaruh potensial tmhadap peril&
disaring oleh sikap
mddui persepsi, kognisi dan rnotivasi. Effek berbagai rangsangan terhadap peril& bergantung pada bagaimma pandmgm dm sikap individu itu terhcrdap rangsangan
tersebut. Persepsi addah proses kognisi yang terdiri atm: stimulus, registmi, intapremi, dm urnpan balik pada diri seswrang diddam memahami infumsi tentang
lingkungannya melalui panca indranya (Thoba, 1988). Persepsi pada dasarnya adalafi
proses kognitif yang dialmi oleh setiap orang di dalarn memahami informasi tentang lingkungannya rnelalui penglihatan, pendenlyaran, penghayatan, perasaan dm penciuman (Thoha, 1998 dm Kast dm Rozensweig, 1995). Fuxlgsi persepsi dipengmhi oleh tiga
variabel, yaitu: abyek atau sasasan pempsi yang dipahmi, sitwsi atau Iingkungan terjltdinya persepasi, dm ormg-urmg ymg melakukan pexsepsi.
dipen-hi
Persepsi juga
ofeh: ketegangan situasi, sistern imbdan, intensitas inforrnasi (ekstemal),
d a n g k m f&or
internal, &lab
pengduan, sikap, pemafiaman, motivasi,
kepribadian, dm pengalaman masa fampau. Menurut teori Madow ada lima Grarki kebutuhan (hierarchy of need), tetapi
&lam penelitian ini digunakm twri ERG dari Aldefm yaw meringkasnya menjadi t i e indikatar hirarki kebutuhan, yaitu: (a) kebutuhan &an keberadw (existence), (b)
kebutubn berhubungan (relafe&ss), dm (c) kebutuhan, urrtuk bekernbang (growth need), serta ditambah satu indik-atar kebutuhm untuk bqrestasi (11-Ach) dari
McClelfand. Berbagai kebutuhm, keingimn, trarapan, yang terdapat ddam diri seworang dapat membenhrk motivwi i&ik,
sedmgkm insentif, perbandingan h a r e
ywng m e n p n pembagian ~ ~ h i l , tersedianya hrmg dm jasa yang hgin di beli, dm pengllargaan masyarak& t e r w p prestwsi dapat menjadi domngan bagi petani
urrtuk meningkatkan produksi dm pruduMvitasnya, (Mosher, 1991), atau motif m e n d
laba (McClelland, 1987). Menurut Pmadarminta (Sukardi, 19911, sifat merupakan mtu kmdaan yang menurut kodratnya a& padst =searang, yang selalu m p i l Barn menjsdi pendamn8 tingkah l
h tertentu, dm eid& terkait secara spesiftk dmgan obyek tertentu. Menunjuk
pada pengertirtn sifat tersebut, m&a yang dimaksud sifat kewirwusafiaan addah: jiwa,
kacakter atau kundisi mental kewir~tumhmnyang ada pada diri peternak ayam ras pedaging ymg selalu tmpil menjtidi pendorung tingkah Ihnya, tetapi tidak terkait
busus dengan agribisnis ayam rrts @aging. Mmurut teori §chumpeter, f&ur terpenting untuk perkembangan ekunomi adalah wirausaXr8 (entepreneur), y a h i inowtor untuk berkembangnya pruduksi nasiand secara tidak p&I,
menghasilkan bmng lain atsur bwang yang sama dmgan metude yang lain.
yyag mampu
Perkembangan kavirausahltzln dipngmhi akh: individu (kepribadian) pdaku
agribisnis, tingkat pendidikan, lingkungan, pe@amm d m k e m p u a n memperafeh umg,sistem nilai sasid budaya, dan peluang yang d&ent&m oleh Iingkungan ekonomi
dm sosid budaya (May-rowani, 1998), sistem nilai (dika k a g a m w ) rnenrpak-an sumber utama tumbulmya kewimusafiaan pada swtu m a s y k t (Johnson, f 9881, rangsangan ekonomi sqerti pefuang pasar, keuntungan ymg diprokh, permintam yang brsifat elastik (Mayrowani, 19981, mativwtsi dalsm meagejar keberhasilan (McClellsnd,
X 987), Mim usafxa dm p e r a m pemerintah (Mayrowmi, f 998). Arah sistem penyuluhan pertmian adalah menuju pertmian mudern, tmgguh dm
efisien yaw berorientasi sistem Wbisnis (Depxtemen P&a%
19941, dm atau
pertanim m u d m (klosher, 1966) yaitu petmi %bag& pengumha yang diduicung oleh
f&or kummid dm rron komersiaf srta lingkungan (iklim) @an,
Faktor
pendukuxyy ymg bersifat komersial, addah sruaxla prod&&, kredit modal, dm tehuIogi, serta pngolahan dan p e m a m n h i l , h g k m yang bersifat nun komersial adalah
penyu1uhan dan penditian. Faktor Iin&ngmya
addah kebijakm pengembrtngan
mbisnis, h& atas tanah, kebijakan hug%sarana prasarana urnurn, msportasi dm sasial budaya loid. Penyebaran informasi agibisnis diarahkm untuk mmpercepat terjadinya proses
tmwformasi informasi gada para pel& sistem agibisnis. Sumber infwmwi bberfUngsi mengemas infomrasi agar d q p n mudah dapat diterima p e t d yang membutuhn.
Xnfomsi agribisnis (teknis produksi, manajemen agibisnis, hubungtm sistem agribisnis, permintam pasar, kebutuhwn konmmen, dm hqa-harga pa=) yang dishtlurkan meldui berbagai media Wi:radio, tefevisi, k o r q mjdah, penrsafraan sapromk, pedagang
ayaddaging ayam, dm sesama pternak, sangat bermanfaat ddam rnembenhtk peril&
agribisnis berkebudayaan industri. Fungsi penyediaan dan penydurm sapronak berpe~mdalam menyediakan dm
rneydurfcan sarm produksi yang dib-n
peter&
untuk mendukung k e a t a n
Wbisnis ayam ras @aging, &in=
memun&nkm bagi p e t d untuk menerrapkan
tehololgi produksi dm manajemen agribisnis aygm ras @aging dengan baik. Fungsi pmasaran hasil beperm menampung h i 1 praduksi ayam, mengolah dm selanjutnya rnendisribusikmnya kepada konsumen, kuem pemasaran menurut
fisik dm ekonomi d&
Downey (1992) addah telaah terhadap dim produk
produsen kepada konsumen melalui psdagmg permtam.
P m tainnya adalah
menyampaifran informmi pasar kep& p e t d atau penrsahaan inti. Perm kebijerkan
pemerintah diperlukm untuk menumbuhkan iklim agribisnis yang baik ddam pengembangan agribisrris. Sistem nihi sosial budaya yang rnetupakm ra.@man konsepsi-konsepsi abstrak yang hidup dab dam pikiroln sebagipm b a r wmga ~
y
~ berfirngsi t , sebagaj.
pedoman dan pendorung kelakwn rnwsia, akan mcmpenpmhi s i b dm pah-pah bwpikir dalm rnasyaraErat, selmjutnya pola bapkir itulah yang meqngaruhi
kelakuan, baik &am
kehidupran sehari-hwi
m8tXptU1
ddam membuat Ireputurn-
kcputusan pentin8 M a m kehidupan (Sayogyo, X 999))). Kualitas perilah agribisnis diasurnsih dapat meningkatkan keberfrwifan petem& d d m wgribisnis ayam ras pdging. Namun atxi d w keterbatam w&u dttn
biaya penelitian, maka pada kesempatan ini penelitian hanya dil-
terbenhrknya peril&
agibisnis petem&.
hingga
P d a kesempatm mendatang, penelititian
sewpa sebaiknya dilakukan hingga dapait diiethui wdanya hubungan antara perilah
agribisnis d q m keberhasilan petem& dalam a b i s n i s ayam ras pdaging. Keterkaitan, antar variabel yang b q e n g m h twhadap perilah agribisnis pet&
d&m sistem agibisnis ayam ras pedaging, digambarkan dalam mud&
penelitian (Gambar 3.1)
Cambar 3. I . Mudel Penelitian: Perilah Agribisnis dm Kebutuhan Penyuluhan Petern& Ayam Ras Pedaging
Hipotesis
Hipotesis addah pernyamn tenmg hubungan antara dua variabl atau lebih yang dapat diuhr dan dimmuskan secara ekplisit rnsaupun implisit PEendi, 1989 d a
Kerlinger, 200Q), atau jawaban sementars terhadap masalah penelitian yang
kdenarannya masih perlu diuji s m a ernpiris @lack dan Champion, 1992 d m Nazir, 1988). Eputesis mwpakan instrumen kwja dari tmri yang lebih siag untuk diuji secara
empiris (Effendi, 1989 dan Kerlinger, 20001, rnaka hipotasis selalu rnengambil kntuk
kaIimat pernyatm (dsctarative), dm menghubungkan secara umum mtwpun khusus
pmbah ymg satu dengan peubah lainnya (Kerlinger, 2000). Menurut Nazir (19881, hipotesis dibagi menjadi tiga jenis, yab;ni: (a) kpotesis tentang p e w a m vs hutwigan, (b) hipotesis
kajw vs hipot&s nul, dm (c) hipotesis
common sense dm i d d . Hiputesis y a q menyatakm hubungan antw vsariabel sews
jelas disebut "hipotsis relasionat," sedangkan hipotesis yang tujuannya untuk memberikan gambaran atau menerangh fenomma yang terkait disebut "hiputesis deskptif" (Effendi, 1989 dm Black d m Champion, 1992). ZXiputesis relasioml, perbedam, maupun deshiptif disebut hipotesis kerja.
Nipatesis statistik adalah
hiputesis yang diamhkan prrda suatu bntuk pengujian empiris yang pada gilirannya
rnemun&nkan peneliti untuk menerima atau menolak (Black dan Champion, 1992). Hipotesis statist& &lam penelititin ini menggunakan hipotesis relasional, hipotesis
perbedam dan hipotesis deslrriptif. Hipotesls Umum:
Hipatesis umum penelitian ini adalah perildm agribisnis berkebudayaan industri petemak ayam ras peclaging mas& rendwb walaupun peternah ayam ras pedaging
sudah bersifat komersial dwn industri, dm perilah agribisnis tersebut ditmmkan aleh
bebefapa f&ur internal Ban faktar ebemal peternak.
Eipotesis Kerja: (1)
Perilah agribisnis petern&
ayam ras pedaging belum kondusif kearah perilaku
agribisnis berkebudayaatl, industri (2)
Pengetafxuan, p r q s i , sikap, ket~mpilm,motivasi intrinsik, mativasi ektrinsik,
dan sifat kewirwusafiaan petemak beqmgaruh wcara nyata terhadap p i f h agribisnis p & e d . (3)
Penyeleqgaraan penyufuhan dinas, pyelenggrnaan penpluhwn swasta, penyebasan informasi agibisnis, penyediaan sapronak, permsaran hsil, p e r m
kebijdm pemdntah, dm sistern nilai masy~akatlam berpeqBXUh smra nyata dengan pait& agribisnis p e e d . (4)
Pailaku agribisnis dm sifat kewimsahmn p & d b&a pet&
(5)
secara nyata antm
kemitraan dm non kernitman
bak-teristik petemak (umur, jumIah tanggungm ketuuga, tingkat pmdidihn,
pengalaman usaha t
d ayam, peqdaman usaha lainnya, jumfah pemiiikan
temak, dm pnguasattn luas Iahan) hrhubungan secara nyata dengan peril&
agribisnis p & e d (6) Masih ada jar& kumunikasi dimtara p e t d dengan pelaku koordimi v W a I
sistern agribisnis, sehinggw lrinerja agcibisnis ayam ras @aging belum berhasil
bik. (7)
Strategi pendebtan pmyuluhn "Sistem
Bimu" tidak efektif untuk. meqybah
prilaku agibisnis petemak kearah perildm agribisnis be~icebudayaanindustri.
DefinLi Operasional Penyuluhan PeHanian
Penyuluhan pertmian addah sistem pendidikan diluar sekofah untulr. p e d dm keluwganya smka anggota masyafakaff pertmian agar dinamika dm kemampuannya
Balm memperbaiki kehidupan dan gmghidupmnya dengm kekuatan sendiri @at berkembang sehingga &gat
meningkatkan peranan dan peran m y a dahm
panbangunan pertmian. UsahrtEaai Usahatani adalah bentuk organisasi pruduksi (on farm) dibidang pertmian baik
dalam bent& usaha tamman pangan, getmdm, perikam atau kombinasinytt. Ddam ha1 ini addah bntuk orgmisasi pruduksi
ayam ras @aging dmgan maksud
untuk meningkatkm produktivitasnya (onfmm)
Peternahn Rakyat Ayam h a PetmaXr:m m a t a&
usah ptemkm ayam ras yang jumlalznya tidak
mdebihi 15.000 ekor ayam ms pdagixrg pa siklus. Usaha KmiX Peternaha Ayam Ras Usha kecil petemak-an ayam adafah usafia petmmkan ayam ras ymg yang dilakukan oleh perormgm a m b a h h u h y m g jumlahya tidak lebih dari 65.000
ekor ayam ras pedaging per sifrlus. Agribisnis Ayam Ras Pedaging
Agibisnis ayam ras pedaging aaalah kesatuan sistem yang menggabuilgkan
keseluruhan kegiatan bisnis dibidang p e t e r d m yang saling terkait wtu stma lain, mulai dari: (a) industri pembibitan, p
h tern& obat-obatan dm p d a t a n petwmkm;
@) petern& ayam (onfnrm), (c) industri pengaldm dan pemtswm $Eiging ayam, dm
(d) jasa penunjang, septi: lembaga k.euangm, transportasi, gmyuluhan dm fayman
informasi agribisnis, penelkian dm pengembangan, k e b i j a h pmerintah).
Agribisnis Berkebudaymn Industrl
Apibisnis brkebudayaan industri (agribisnis industrial) adalah sistem terpadu
industri biologis petemah (rafcyat) ymg mem-tkan petemdm beserta ekosistemnya, berorientssi k@a
dan mengelola sumber daya
efisiensi, pradWvitw, kuditw,
kontwtyuitas serta nilai tambah secsra bdelanjutan, melalui penerapan iptek dm
manajemen agribisnis searti terpadu dm dinitmis, Bikerjakan oleh pel&
yang
profmiand dm memiliki etas kerja industri, sehingga hakteristik ayam rnaupun daging ayam yang dipasarkan &pat dijamin $an disesuaih d e n p prefwensi konsumen f i r .
Integrasi Vertikai Siatem Agribisnb
Integrasi vwtiktal sistem agribisnis adaleth pengelofam @bisnis
&yam ras
pedaging mulai dari huh sampai ke hikir bemda ddam atrr kqutusain mmajemen,
difakuksln oleh s t u pmsahaan yang twmasuk di d d m satu induk usaha (huldiing C
O
~
~
)
.
Kwrctinmi Vertihi Sistcm Agribisnb Koordinasi v d d sistem agibisnis addah pngelolaan agibisnis aym ras @aging muld dari hulu sampaj. ke hilir, dimma fingsi-Eungsi cabang usaha yang
terdapat d d m satu unit agribisnis industrid dilttlrukan oleh bebrapa pmsahaan ymg pmiliknya dan manajemenya terpisah sentu m a lain, tetapi strategi &n implmentui usahanya terkmrdinsasi swam harmonis atau menymipai kuasi orgmisasi internal.
Kernitman (Pola FIR) Kemitraan adalah bentuk pmbinaan usaha p e t e d n ayam ras p&ging
mddui sistem k a j a m a tertuhtp yam d i n g menpntwgkan antma perusaham payalumn saprun& pengulahan dwn p e m a s m hasil pruduksi ayam sebagai inti
dmgm petem& ayam sebagai plasma. Perusahaan Inti P e w d m inti adalah perusaham ymg mengadakan kernitraan dengm pofa P3R
yang kkewajiban melaksanalrrtn fungsi birnbingan teknis dm manajernen, playanan
sarana produksi, kreclit, pengolahan dm pemasaran h i 1 produksi m b i f mengusahakan
usahatmi sendiri .
Peternak Kernitrain P e t e d kernitram dollah p e t e d ayam ras pdagin.14;yang terdaffar dm tadcat
sebligai plasma pada pwszlfiEaan inti tertentu.
Petemak non Kernitrrran Peter& nun kemitmn add& petemalr: ayam rw pedaging yaw tidak terdaftar
dm &&at
sebagai plasma, tetagi berhubungan bisnis dengan perurnhaan s a p r o d
rnaupun pedsagmg a y m tertentu. Penyelenggaraan PenyuXuhin Dinas
Penyelengguaan penyuluhm Dinas trdalrth keselurufian aktivitas penyufubn yaw dilzbkm uleh para penyuluh dinas dalam pd&sanaan sistem agribisnis ayam ras p-,in&
yang dapat dilihat
dari: (1) kondisi penyuluh, (2) kompetensi penyuluh, (3)
materi penyuluhaq (4) metode penyuluhm, ( 5 ) perencaman pnyuluhan, dm (6)
peI.aJcsanaanpnyufufxan. PenyeIenpman Penyulubaa Swersta Penyelenggztraan pnyuluhm S w a b adalafi kwelunthan ralrtivitas penyuluhan yang dilakukm aleh para penyuluh swasta dalam pe1aXcsanam sistern agribisnis ayam ms
pedaging, yang dapat dilihat dari: (1) kondisi penyuluh, ( 2 ) kampetensi penyuluh, (3)
materi penyuluhm, (4) metude penyuluhan, (5) perencanam pnyuluhan, dm (6) plakslinaan penyuluhan.
seeam langsung maupun meldui berbagai media. Penyebaran Xnform4tsi Agribisnt Penyebaran informasi apibisnis addah proses kornunikasi infarmasi s a p r o d
dan informsi pasar yang difakukan oleh behagai m b e r informagi (langsung maupun tidak langsung) berkaitan, dengan pelaksmaan sistem qribisnis ayam ras pdaging.
Aktivitas yang berkaitan dengan penyebaran infumasi agribisnis a y m ras pdaging
dapat dilihat dari: (1) sumber informmi, (2) materi infomsi, dan (3) penyebaran
infumsi . Peenygdirlrtn Sapronlik
Penydiaan dm pnyaluran s a r w pruduksi petemdm addah aktivitas pelayman p n g dilahkm produsen bibit, palran, obat-obatan, dm peralatan petemhn
(subsistem agiibisnis hulu), pedagang sarm praduksi petmakm ipoarlbry shop),
fernbaga keuaxrgan @&ankwn) berkaitan dengan gelaksamn sistem agribisnis ayam ras pedaging, Aktivitas yang hk-aitan dengan penyediaan dm pnyafum sarma produksi dapat dilihat dark I) penytxliaan sarma puduksi, (2) p y d u r a n swam pruduksi, (3)
penyedim heditlmodd alusahq (4) penyafmn Mit/moat, ursztha, (5) penyedim alatl teknoXogi produksi, dm (6)penyaluran a1WteknoXogi pruduksi.
Pernawran Easil Pengalah dm pmasartur h i 1 addah &ivitas tugas ymg dilakukan oleh para pengutaha indumi peng~lsfianhail @P&'TPA, hdustri pngolahan dalging, restaran,
w m g m-1,
pedagmg ayam hidup maupun pedttgmg daging ayam ddam
plakzramm sistsm wgribisnis ayam ras pedqing. Ddam penelitiaxt ixri aktivitas yang berkaitzm dengm pemasaran h a i l addA: (I) p h n a a n pasar, (2) standarisasi mutw, (3) kebijakan harga, (4) pengangkutan, dm (5) komunikasi infurmas pwsar. Peranan Kebijakan Pemerintmih tentang Agrlbisnb
Paan kebijakan pemerintah tentang agibisnis Adah bidang tugas yang
dilakukan apuat pemerintah daXam pelaksanawn kegiatan sistem agibisnis styarn ras psdaging.
Dabm penelitian ini peran k q s i pengatwan antara lain adafak: (1)
stimulator, mendorong masing-masing fungsi agar dslpat mengmbangkan sistem
agribisnis, (2) Gsifitator, menyedidan m
a p m m m untuk terjadinya pehaikan
sistem agribisnjs, (3) kwrdinatar, untuk: mqgkoordinasikan fungsi-fungsi agar
melakukm pecannya febih baik, (4) st&ilisrator, untuk mencipthn iklim usafia yang
memun@&kan ba& pelah sistem a ~ b i s n i sm e m p l e h kepastian u s e dan ( 5 ) piindungan, unhk membdkan rasa aman &am m e l h k a n aktivitas agribisnis. Sistem Niiai Masyamkt Lohl Sistem nilai masyardcat lakd addah suatu rangkain kunsepsi-kansepsi abstrak
yang hidup dalam a l m pikiran sebagian b e a r warga masyamkt mengenai apa yang dianggap penting d m berhxga didalam kehidupan rnasyaralrat, yang &an dapat
memengmhi pola pikir dan tindakrtn-tindakan petemak rayam ras pedsaging. Nilai-nilai yaw a& diddam masyardat dilihat dari nilai-nil4 trrtdisi atau norma adat yang ber1a.h secara univwml.
Karalrteristlk Peternr k
Kardcteristik pribadi dm sosial ekonomi p e t d adalah cki-ciri pribadi, status, sosial dan ekonomi petem& (&a
petedannya) dalm made w&u tertentu.
Dalam penelitim ini ciri pribadi dan sasid ekorn~mipeter& yang dipmhatih antarst
lain Eadalah: (1) umur, (2) tingkat pendidikan, (3) j d & pengalaman uwha t
tanggungan keluarga, (4)
d #yam, ( 5 ) pengalaman usaha lainnya, (6) skda u h t a n i , dm
(8) jmpslian lahm.
Umur Umur addah Inmanya usia petern& ayam ras padaging (responden) pada saat
s w a i atau interviu dilahkan oleh pewawancstra, ddam hal ini dib@ atas tiga btagori, yaitu: umur <- 20 tabun, 2040 tahun, dm >40-60t&un, dan >60 tahun.
Pendidikan Formal
Pendidikan formal adalah larnanya pendidikm formal ymg p m h dicapai oleh
Memak ayam ras pedaging, ddam hal ini dibagi atas: pdid&m 0-6 taIurn,>6-9 d u n , 3 - 1 2 tahun, >12-15 tatXun, >15 tafiun.
Jumlah Tanwngan Kduarga Jumlah tanggungin ketuarga adalah banyaknya ormg baik keluarga maupun tidak yang tifiggal serumah dm menjstdi tangpng jawsabnya.
Pengalaman Usaha Ternair
Pengalman usaha ternair. &I&lamanya peternak melak-ukm kegiatan usaha
dibidang p e t e d a n ayam ms pedaging dalam hd ini dibagi rnenjadi: pmgalmn usaha 0-5 tahun, >5-10 tahtfn, >lo-f 5 tafiun, dm >X5 tahun. Pengalaman Umha Ljlinnysr Pengalaman usaha fainnya adalah lamanyw petemak melakukan kegi~i~an uda
seltlin u s a h petern&an ayam ras pedaging, dalarn ha1 ini dibagi menjadi: pengalaman usaha 0 tahun, 3 - 5 Eahun, >5-10 tahun, 310-15 tahun, dm >15 tsfrtln. S b f a usrmhatorni SicaXa usafratani dalah banyaknya tern& ayam ras @aging yang dipdihara deh
p e t d ayam pada periode tertentu (satu tahun terW), dalam ha1 itli twdifi atas:
skala 0-5000 &or, >5060- 10000 ekor, >10000-15000 ekor, > 15000-20000ekur, dm ~ 2 0 . 0 0 ekur. 0
Pengurmsrmaa Lahan Pmgwasaan Itthan, adalah banyaknya tanah sawah aaupun tegalwn mifik peternak
sendiri, ataupun rniiik arm%lain yang dapat dikeIala atau dimanf~tkanuntuk usahw perkmidpeternalreux oteh petmak ayam ras pedaging, dalarn hal ini terdiri atas: pengmsaan 0-5000 M.2, r5000-10000M.2, > X 0000-15000 M2, >15000-20000 M2,dm
>ZOO00 M2. Pengetahuan Tentang Sistem Agri bisnis Pengetafiuan adalah berbagai infomasi yang berhasil diketahui atau dipahami
dm dapat dikuasai oleh p e t d d
h mdakukan kegiatm agribisnis ayam ras
pedaging, terdiri atas: (1) pemafietman, tentang teknologi p r o d h i (panca uaaha petemdcm), (2) pemahaman tentang manrnjemen qgibisniq dan (3) panahman tentang
manajemen sistem agribisnis integmsi vertikd.
P m p s i addah simpulan dari proses k o e s i yang terjadi pada diri p d m &
dalam memahami informasi tentang sistern Mbisnis ayam m pedaghg melalui panca
S i h p adalah kecendemngan p e t d untuk mmerima atau menof& swim obyek
berdasukan penilakn atas obyek tersebut, yaw terdiri atas (1) s h p tentang tekmlogi
Mativasi intrinsik adalah t e k dtui ddam diri p & d yang menimbulh
dorungan bagi p&e&
untuk m1aIrukan kegiatan aabisnis ayam ras pedaging, ymg
terdiri atas: (a) kebutuXran &an keberahn (existence), @) kebutdm berhubungm
(reiafednem),(c) kebutufian untuk b d m b a n g (growthneed), dan k e b u t h n berprwsi
Motivasi Ektrinsik C
Mutivasi ekrinsik adalah kelnratan penekm yang berasal dari luar diri petmak
dabm petaksanam kegiatan sistern agribisnis ayam ras pedaging, yang twdiri atas:
(a)
perbandingan tingkat Xlarga yang menguntungkan, (b) pembagianz hasil yang menyenangkan, (c) ketersediaan baran8 yang ingin dibeli, Ban (d) anjuran pihak lain.
Sifat Kewimussihrran Sifat kewirausaham addah jiwa, karakter atau kondisi mental kewixaudaan ystng ada pada diri petern* ayam ras @aging yang selalu tampit menjadi pndorong
tingkafr taku tertentu, t-pi
ti&
terkait dengan obyek twtentu.
Sifat: atau jiwa
kewirausahaan yang berfiubungan dengan agribisnis ayam ras pedaging antara lain
addah:(I) sifat instrumental, (2) sifat prestatif, (3) sifat keluesm dafam bergaul,
(4)
sifai pngambil raiko, ( 5 ) sifat swakendali, ( 6 ) sifat kerja k m , (7) &fat key&nan diri, (8) sifat inovatif, (9)sifat beatif, dan (1 0)sifat,kepemimpinan. Perilaku Agribisnh Berkebudayaan Pndustri
PerilaXcu Wbisnis bekebudayam industri adalah tindakm rttm tin&& laku petemak sefitiri-hari dafam melakukan kegiatan sistem qpibisnis integmi v w t W slyam
ras pedaging, y q terdiri a m : (1) Peril&
teknis prudulrsi terdiri atas: (a) penggunaan bibit ayamyang baik, (b)
pemberian pztkan Ban minum, (c) penyediaan kandang, fd) pemelihwaan aymn, dm (e) p
(2)Peril&
q a b dm peqenddian penyakit. maxrajemen mbisnis, terdki
(b) p a n f a a t a n sumber &ya
atas:
(a)
perencaman agibisnis,
lingkugan, (c) efisiensi dan produktivitaq
(d) berdentasi kepada keunggulan mutu, (e) berorientasi kqada pemtintaan pasar, ( f ) rnehkukm perekayasaan tholo@, (5)membentuk ke.embqaan petemak, dm
Ctr) mengutamhn ketepatan (mutu, jumlah, w&u, dm harga). (3) Perildm hubunlgan sistem agribisnis, terdiri atas: (a)
&if m e l h k a n hubungm
koordinasi vertikal d e q m penguswha subsistem ajyibisnis hulu dm hifir, (b) sefalu melakukan kmjasama tim &ern
soam hzarmoniq dm (d) &if mefakukm
komunikasi (transfomsi infarmasi), tentang permintan p a w , kebutuhan dm harapan konsumen, h g a input dan output, teknotogi, rfan modal dalam s t m k w
sistem Wbisnis.