PERKEMBANGAN UKURAN BAGIAN-BAGIAN TUBUH MONYET EKOR PANJANG (Macaca fascicularis) YANG DIBERI PAKAN OBES
SKRIPSI H. ALFA CARAKA I
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
RINGKASAN H. ALFA CARAKA I. D14103038. 2008. Perkembangan Ukuran Bagian-bagian Tubuh Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) yang Diberi Pakan Obes. Skripsi. Program Studi Teknologi Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Pembimbing Utama : Prof. Dr. Ir. Sri Supraptini Mansjoer. Pembimbing Anggota : Dr. Ir. Dewi A. Astuti MS. Obesitas adalah kelebihan bobot badan akibat dari terdeposisinya lemak secara berlebih di dalam tubuh. Seseorang dikatakan mengalami obesitas, jika memiliki bobot badan 20% lebih tinggi dari nilai tengah kisaran bobot badannya yang normal. Obesitas dapat menimbulkan berbagai penyakit, antara lain diabetes melitus, hipertensi, dan jantung. Semua penyakit tersebut memiliki resiko kematian yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan karakteristik perkembangan tubuh monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) yang mengalami proses kegemukan (obesitas). Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan (Februari 2008Juni 2008) di PT IndoAnilab di Taman Kencana, Bogor. Hewan yang digunakan dalam penelitian ini monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) sebanyak 15 ekor monyet jantan dewasa. Monyet ekor panjang dipelihara dalam kandang individu sistem terbuka, sedemikian sehingga satu sama lain masih dapat saling melihat dan mendengar. Selama penelitian monyet ekor panjang yang mendapat perlakuan diberikan pakan buatan yang telah diformulasi. Pakan A mengandung energi 4,48 Kal/kg yang berbahan dasar lemak sapi. Pakan B mengandung energi 4,20 Kal/kg yang berbahan dasar lemak sapi dan kuning telur, sedangkan pakan C sebagai perlakuan kontrol menggunakan pakan komersil monkey chow dengan energi 4,33 Kal/kg. Selain pakan di atas monyet ekor panjang juga mendapat pakan tambahan berupa buah pisang. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap pola tersarang dengan faktor perlakuan adalah pemberian pakan (pakan A, B, C) dan periode pengambilan data tersarang pada perlakuan. Analisis Komponen Utama (AKU) juga digunakan untuk melihat penciri ukuran dan bentuk, dan uji t-student digunakan sebagai uji lanjut. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan pakan B yang mengandung energi 4,20 Kal/kg dengan bahan dasar lemak sapi dan kuning telur nyata lebih cepat dalam meningkatkan lingkar paha, lingkar pinggul, lingkar pinggang, lingkar dada, tebal telapak tangan, tebal telapak kaki, tebal lipatan kulit perut, tebal lipatan kulit lengan belakang, tebal lipatan kulit punggung, bobot badan, dan Body Mass Index. Obesitas ditandai oleh adanya perkembangan bagian lingkar paha, lingkar pinggul, lingkar pinggang, lingkar dada, tebal telapak tangan, tebal telapak kaki, tebal lipatan kulit perut, tebal lipatan kulit lengan belakang, tebal lipatan kulit punggung, bobot badan, dan Body Mass Index. Lingkar pinggang, lingkar pinggul, dan lingkar dada merupakan bagian tubuh yang memiliki kaitan paling erat dengan bobot badan. Kata-Kata Kunci : Macaca fascicularis, obesitas, morfometri, dan pakan obes.
ii
ABSTRACT Body Mass Development of Long Tail Monkey (Macaca fascicularis) fed With Obese Diet Caraka I, H. A., S. S. Mansjoer, and D. A. Astuti
This research was aimed to determine morfometric of Cynomolgus monkey (Macaca fascicularis) fed with obese diet compare to monkey chow as control diet. The ingredients of obese diets come from local feed stuff such as sugar, wheat flour, beef tallow, vegetable oil, fish meal, soybean meal, some mineral and fiber source from agar-agar. Two groups of five adult males (av. body weight 4-6 kg) were treated with two types of obese diets, and another five adult males were given control diet. Body measurement observed were body length, the circumferences of thigh, tibia, arm, cest, hip, waist, and cranial; thicks of meta tarsale and meta carpale; skinfold thickness of arm, back, and stomach; and body weight. The data were analyzed with ANOVA, using nested CRD (Completly Randomized Design) and PCA (Primary Component Analysis). Result showed that treatment B significantly higher than other treatments for circumferences of hip (P = 0,000), cest (P = 0,000), thigh (P = 0,019), waist (P = 0,000); thicks of meta tarsale (P = 0,001) and meta carpale (P = 0,009); skinfold thickness of beck side arm (P = 0,006), back (P = 0,000), and stomach (P = 0,001); body weight (P = 0,002) and body mass index (P = 0,001). It was concluded that Obesity was showed by increasing circumferences of cest, thigh, waist; thicks of meta tarsale and meta carpale; skinfold thickness of beck side arm, back, and stomach; body weight and body mass index. circumferences of hip, cest, and waist were high corelation with body weight. Keywords : Macaca fascicularis, obese, morfometri, and obese diet.
ii
PERKEMBANGAN UKURAN BAGIAN-BAGIAN TUBUH MONYET EKOR PANJANG (Macaca fascicularis) YANG DIBERI PAKAN OBES
H. ALFA CARAKA I D14103038
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
iii
PERKEMBANGAN UKURAN BAGIAN-BAGIAN TUBUH MONYET EKOR PANJANG (Macaca fascicularis) YANG DIBERI PAKAN OBES
Oleh H. ALFA CARAKA I D14103038
Skripsi ini telah disetujui dan disidangkan di hadapan Komisi Ujian Lisan pada tanggal 16 Desember 2008
Pembimbing Utama
Pembimbing Anggota
Prof. Dr. Ir. Sri Supraptini Mansjoer NIP. 130 354 159
Dr. Ir. Dewi A. Astuti MS. NIP. 131 474 289
Dekan Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor
Dr. Ir. Luki Abdullah, M.Sc.Agr. NIP. 131 955 531
iv
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan pada tanggal 16 Januari 1985 di Blitar, Jawa Timur. Penulis merupakan anak Sulung dari Sophan Tjaraka dan Gunarti. Penulis memiliki satu Adik bernama Laga Yuda Caraka II. Pendidikan sekolah dasar diselesaikan mulai tahun 1990 sampai 1997 di SDN Pakunden VI kemudian melanjutkan pendidikan sekolah lanjut tingkat pertama pada tahun 1997 sampai 2000 di SLTPN 9 Blitar. Penulis berkesempatan melanjutkan ke tingkat sekolah menengah umum mulai dari 2000 sampai 2003 di SMUN 1 Srengat, Blitar. Pada tahun 2003 sampai 2008, dengan restu orang tua penulis melanjutkan ke jenjang lebih tinggi yaitu kuliah di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dengan Program Studi Teknologi Produksi Ternak, Departemen Ilmu Produksi Ternak (IPT) atau lebih dikenal saat ini Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan (IPTP) Fakultas Peternakan IPB. Penulis aktif di beberapa organisasi, yaitu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) pada tahun 2003-2004 sebagai wakil ketua UKM bulu tangkis dan pada tahun 20032005 sebagai anggota UKM bola voli, panitia rapat kerja BEM-D pada tahun 2003, panitia Hari Pelepasan Wisuda Fakultas Peternakan IPB pada tahun 2003, Organisasi Mahasiswa Daerah Blitar di IPB pada tahun 2003-2008. Penulis juga aktif diberbagai kejuaran IPB dibidang olah raga.
v
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas besarnya limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan studi, penelitian, seminar dan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Skripsi yang berjudul Perkembangan Ukuran Bagian-bagian Tubuh Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) yang Diberi Pakan Obes ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Peternakan di Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Selain itu, penyusunan skripsi ini merupakan wujud peran aktif dan kontribusi dalam dunia peternakan. Skripsi ini disusun dengan harapan dapat diketahui Perkembangan ukuran bagian-bagian tubuh monyet ekor panjang yang diberi pakan obes. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang turut membantu penyusunan skripsi ini, hanya Allah SWT yang akan membalas semua kebaikan pihak yang membantu penulisan skripsi ini. Semoga secercah karya ini bermanfaat dalam bidang pendidikan umumnya dan peternakan khususnya. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran, sehingga skripsi ini menjadi lebih baik. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya. Bogor, Desember 2008
Penulis
vi
DAFTAR ISI Halaman RINGKASAN .....................................................................................
i
ABSTRACT ........................................................................................
ii
RIWAYAT HIDUP .............................................................................
v
KATA PENGANTAR .........................................................................
vi
DAFTAR ISI .......................................................................................
vii
DAFTAR TABEL ...............................................................................
x
DAFTAR GAMBAR ...........................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................
xiv
PENDAHULUAN.................................................................................
1
Latar Belakang ......................................................................... Perumusan Masalah .................................................................. Tujuan ....................................................................................... Manfaat .....................................................................................
1 2 2 2
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................
3
Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis).............................. Manfaat Monyet Ekor Panjang ....................................... Klasifikasi ...................................................................... Morfologi ....................................................................... Habitat dan Kandang ...................................................... Tingkah Laku ................................................................. Karakteristik Reproduksi ................................................ Monyet Ekor Panjang sebagai Hewan Model ............................ Obesitas ..................................................................................... Pakan ......................................................................................... Morfometri ................................................................................
3 3 3 3 5 6 7 8 8 10 14
METODE .............................................................................................
17
Lokasi dan Waktu ...................................................................... Materi ........................................................................................ Hewan Percobaan........................................................... Alat ................................................................................ Rancangan Percobaan ................................................................ Peubah ........................................................................... Prosedur .................................................................................... Perlakuan ....................................................................... Pengukuran Peubah ........................................................ Panjang Badan ............................................................... Lingkar Betis.................................................................. Lingkar Paha ..................................................................
17 17 17 17 17 18 18 18 19 19 19 20 vii
Lingkar Lengan .............................................................. Lingkar Pinggul ............................................................. Lingkar Pinggang ........................................................... Lingkar Dada ................................................................. Lingkar Kepala............................................................... Tebal Telapak Tangan .................................................... Tebal Telapak Kaki ........................................................ Tebal Lipatan Kulit Perut ............................................... Tebal Lipatan Kulit Lengan Depan ................................. Tebal Lipatan Kulit Lengan Belakang ............................ Tebal Lipatan Kulit Punggung ........................................ Body Mass Index ........................................................... Bobot Badan .................................................................. Analisis Data ..................................................................
20 20 20 20 20 20 20 20 21 21 21 21 21 22
HASIL DAN PEMBAHASAN ..............................................................
23
Kondisi Umum Lokasi ............................................................... Pakan ......................................................................................... Perkembangan Ukuran-ukuran Tubuh Monyet Ekor Panjang selama Penelitian ....................................................................... Bobot Badan .................................................................. Ukuran Lingkar Betis ..................................................... Ukuran Lingkar Paha...................................................... Ukuran Lingkar Lengan ................................................. Ukuran Lingkar Pinggul ................................................. Ukuran Lingkar Pinggang .............................................. Ukuran Lingkar Dada ..................................................... Ukuran Lingkar Kepala .................................................. Ukuran Tebal Telapak Tangan........................................ Ukuran Tebal Telapak Kaki............................................ Ukuran Tebal Lipatan Kulit Perut ................................... Ukuran Tebal Lipatan Kulit Lengan Depan .................... Ukuran Tebal Lipatan Kulit Lengan Belakang ................ Ukuran Tebal Lipatan Kulit Punggung ........................... Body Mass Index ........................................................... Analisis Korelasi dan Regresi Parameter Tubuh Monyet Ekor Panjang ...................................................................................... Hasil Analisis Komponen Utama (AKU) ................................... Penciri Ukuran dan Bentuk Monyet Ekor Panjang Periode Nol .................................................................. Penciri Ukuran dan Bentuk Monyet Ekor Panjang Periode Satu ................................................................... Penciri Ukuran dan Bentuk Monyet Ekor Panjang Periode Dua.................................................................... Penciri Ukuran dan Bentuk Monyet Ekor Panjang Periode Tiga .................................................................. Penciri Ukuran dan Bentuk Monyet Ekorpanjang Periode Empat. ..............................................................
23 24 25 25 27 30 31 33 35 37 38 40 41 43 45 46 48 50 52 57 57 59 60 62 63 viii
SIMPULAN DAN SARAN .................................................................. Simpulan ................................................................................... Saran .........................................................................................
66 66 66
UCAPAN TERIMA KASIH ................................................................
67
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................
68
LAMPIRAN ........................................................................................
72
ix
DAFTAR TABEL Nomor
Halaman
1. Lingkar Pinggang dan Resiko Koplikasi pada Orang Asia .............
9
2. Kebutuhan Nutrisi Monyet Ekor Panjang Dewasa .........................
12
3. Komposisi Zat Makanan Ransum Impor (monkey chow) dan Ransum Berbahan Baku Lokal ......................................................
13
4. Komposisi Formula Pakan A dan B ...............................................
19
5. Hasil Proksimat Kandungan Nutrisi Pakan A, Pakan B, dan Pakan C ...................................................................................................
24
6. Rataan Bobot Badan, Simpangan Baku, dan Koefisien Keragaman Bobot Badan selama Penelitian......................................................
26
7. Rataan Lingkar Betis, Simpangan Baku, dan Koefisien Keragaman Lingkar Betis selama Penelitian ..................................
28
8. Rataan Lingkar Paha, Simpangan Baku, dan Koefisien Keragaman Lingkar Paha selama Penelitian ....................................................
30
9. Rataan Lingkar Lengan, Simpangan Baku, dan Koefisien Keragaman Lingkar Lengan selama Penelitian ..............................
32
10. Rataan Lingkar Pinggul, Simpangan Baku, dan Koefisien Keragaman Lingkar Pinggul selama Penelitian ..............................
34
11. Rataan Lingkar Pinggang, Simpangan Baku, dan Koefisien Keragaman Lingkar Pinggang selama Penelitian ...........................
35
12. Rataan Lingkar Dada, Simpangan Baku, dan Koefisien Keragaman Lingkar Dada selama Penelitian ..................................
37
13. Rataan Lingkar Kepala, Simpangan Baku, dan Koefisien Keragaman Lingkar Kepala selama Penelitian ...............................
39
14. Rataan Tebal Telapak Tangan, Simpangan Baku, dan Koefisien Keragaman Tebal Telapak Tangan selama Penelitian.....................
40
15. Rataan Tebal Telapak Kaki, Simpangan Baku, dan Koefisien Keragaman Tebal Telapak Kaki selama Penelitian.........................
42
16. Rataan Tebal Lipatan Kulit Perut, Simpangan Baku, dan Koefisien Keragaman Tebal Lipatan Kulit Perut selama Penelitian ................
43
17. Rataan Tebal Lipatan Kulit Lengan Depan, Simpangan Baku, dan Koefisien Keragaman Tebal Lipatan Kulit Lengan Depan selama Penelitian ......................................................................................
45
18. Rataan Tebal Lipatan Kulit Lengan Belakang, Simpangan Baku, dan Koefisien Keragaman Tebal Lipatan Kulit Lengan Belakang selama Penelitian ...........................................................................
47
19. Rataan, Simpangan Baku, dan Koefisien Keragaman Tebal Lipatan Kulit Punggug selama Penelitian.......................................
49 x
20. Rataan Body Mass Index, Simpangan Baku, dan Koefisien Keragaman Body Mass Index selama Penelitian ............................
50
21. Nilai Korelasi dan P-Value Parameter-parameter Monyet Ekor Panjang Hasil Analisis Komponen Utama yang Diberi Perlakuan Pakan ............................................................................................
53
22. Penciri Ukuran dan Bentuk Tubuh Monyet Ekor Panjang Hasil Analisis Komponen Utama pada Periode Nol ................................
58
23. Penciri Ukuran dan Bentuk Tubuh Monyet Ekor Panjang Hasil Analisis Komponen Utama pada Periode Satu ...............................
59
24. Penciri Ukuran dan Bentuk Tubuh Monyet Ekor Panjang Hasil Analisis Komponen Utama pada Periode Dua................................
61
25. Penciri Ukuran dan Bentuk Tubuh Monyet Ekor Panjang Hasil Analisis Komponen Utama pada Periode Tiga ...............................
62
26. Penciri Ukuran dan Bentuk Tubuh Monyet Ekor Panjang Hasil Analisis Komponen Utama pada Periode Empat ............................
64
xi
DAFTAR GAMBAR Nomor
Halaman
1. Kerangka Macaca fascicularis .....................................................
15
2. Bagian-bagian Tubuh yang Diukur...............................................
21
3. Kandang Individu Monyet Ekor Panjang Beserta Fasilitas Ruang Masuk (3a, 3b) dan Kegiatan Manajemen Kesehatan (3c) serta Penimbangan Bobot Badan (3d) .................................
23
4. Bentuk Pakan Obes A dengan Energi 4,48 Kal/kg (A), Pakan Obes B dengan Energi 4,21 Kal/kg (B), dan Pakan Monkey Chow (C) ...................................................................................
25
5. Grafik Perkembangan Bobot Badan selama Penelitian. ................
27
6. Grafik Perkembangan Lingkar Betis selama Penelitian.. ..............
29
7. Grafik Perkembangan Lingkar Paha selama Penelitian.. ...............
31
8. Grafik Perkembangan Lingkar Lengan selama Penelitian ..............
33
9. Grafik Perkembangan Lingkar Pinggul selama Penelitian ............
34
10. Grafik Perkembangan Lingkar Pinggang selama Penelitian ..........
36
11. Grafik Perkembangan Lingkar Dada selama Penelitian ................
38
12. Grafik Perkembangan Lingkar Kepala selama Penelitian .............
39
13. Grafik Perkembangan Tebal Telapak Tangan selama Penelitian ...
41
14. Grafik Perkembangan Tebal Telapak Kaki selama Penelitian .......
42
15. Grafik Perkembangan Tebal Lipatan Kulit Perut selama Penelitian .....................................................................................
44
16. Grafik Perkembangan Tebal Lipatan Kulit Lengan Depan selama Penelitian. ........................................................................
46
17. Grafik Perkembangan Tebal Lipatan Kulit Lengan Belakang selama Penelitian .........................................................................
48
18. Grafik Perkembangan Tebal Lipatan Kulit Punggung selama Penelitian .....................................................................................
49
19. Grafik Perkembangan Body Mass Index selama Penelitian ...........
51
20. Diagram Ukuran dan Bentuk Tubuh Monyet Ekor Panjang pada Periode Nol .........................................................................
58
21. Diagram Ukuran dan Bentuk Tubuh Monyet Ekor Panjang pada Periode Satu ........................................................................
60
22. Diagram Ukuran dan Bentuk Tubuh Monyet Ekor Panjang pada Periode Dua .........................................................................
61
23. Diagram dan Bentuk Tubuh Monyet Ekor Panjang pada Periode Tiga ................................................................................
63 xii
24. Diagram Ukuran dan Bentuk Tubuh Monyet Ekor Panjang pada Periode Empat .....................................................................
64
xiii
DAFTAR LAMPIRAN Nomor
Halaman
1. Hasil Olahan Anova Tersarang ...................................................
73
2. Hasil Analisis Komponen Utama periode Nol.............................
76
3. Hasil Analisis Komponen Utama periode Satu............................
77
4. Hasil Analisis Komponen Utama periode Dua ............................
78
5. Hasil Analisis Komponen Utama periode Tiga ...........................
79
6. Hasil Analisis Komponen Utama periode Empat ........................
80
7. Kisaran Bobot Badan selama Penelitian ......................................
81
8. Kisaran Lingkar Betis selama Penelitian .....................................
81
9. Kisaran Lingkar Paha selama Penelitian .....................................
82
10. Kisaran Lingkar Lengan selama Penelitian .................................
82
11. Kisaran Lingkar Pinggul selama Penelitian .................................
83
12. Kisaran Lingkar Pinggang selama Penelitian ..............................
83
13. Kisaran Lingkar Dada selama Penelitian.....................................
84
14. Kisaran Lingkar Kepala selama Penelitian ..................................
84
15. Kisaran Tebal Telapak Tangan selama Penelitian .......................
85
16. Kisaran Tebal Telapak Kaki selama Penelitian ...........................
85
17. Kisaran Tebal Lipatan Kulit Perut selama Penelitian ..................
86
18. Kisaran Tebal Lipatan Kulit Lengan Depan selama Penelitian ....
86
19. Kisaran Tebal lipatan Kulit Lengan Belakang selama Penelitian .
87
20. Kisaran Tebal Lipatan Kulit Punggung selama Penelitian ...........
87
21. Kisaran Body Mass Index selama Penelitian ...............................
88
xii
PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki banyak keragaman flora dan fauna juga terdapat beragam jenis satwa primata yang ditemukan di Indonesia, sehingga hal ini merupakan salah satu modal utama dalam melakukan pengembangan dan penelitian. Satwa primata memiliki banyak kemiripan dengan manusia dalam hal anatomi dan fisiologi. Kemiripan ini menjadikan satwa primata sebagai hewan model atau hewan percobaan dalam penelitian yang berhubungan dengan manusia. Jenis satwa primata yang sering digunakan dalam penelitiaan adalah monyet Asia, terutama monyet ekor panjang (Macaca fascicularis). Obesitas adalah kelebihan bobot badan akibat dari terdeposisinya lemak secara berlebih di dalam tubuh. Seseorang dinyatakan mengalami obesitas jika memiliki bobot badan 20% lebih tinggi dari nilai tengah kisaran bobot badannya yang normal. Adapun beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya obesitas antara lain: faktor genetik, faktor lingkungan, dan faktor psikis. Resiko dari obesitas adalah risiko psikososial dan risiko medis, pada saat ini resiko psikososial sudah banyak disadari oleh masyarakat, namun risiko medis masih kurang diyakini oleh masyarakat. Orang gemuk cendrung sering sakit, semakin gemuk, maka akan semakin sering sakit hal ini disebabkan adanya kelainan metabolik (Sukanto et al. 1996). Obesitas dapat menimbulkan berbagai penyakit, antara lain diabetes melitus, hipertensi, dan jantung. Semua penyakit tersebut memiliki resiko kematian yang tinggi, sehingga perlu adanya pengetahuan tentang pengaruh obesitas terhadap tubuh. Pemeriksaan baku obesitas sentral
pada manusia adalah dengan cara
pencitraan yaitu CT-scan, MRI maupun densitometri (DXA). Cara ini praktis membutuhkan biaya yang mahal. Adapun cara yang lain yang lebih murah yaitu dengan cara anthropometris sederhana. Terdapat dua cara anthropometris yaitu dengan cara menghitung indeks rasio lingkar pinggang terhadap pinggul (RPP) dan cara mengukur lingkar pinggang (Adam, 2006). Selama ini bobot badan menjadi kriteria penentu obesitas, sedangkan ukuran tubuh tidak diperhatikan dan bukan penentu obesitas sehingga perlu adanya penelitian tentang ukuran tubuh sebagai penentu terjadinya obesitas.
1
Perumusan Masalah Penyakit yang timbul akibat obesitas semakin meningkat dengan semakin meningkatnya pandapatan dan gaya hidup masyarakat. Selama ini bobot badan menjadi kriteria penentu obesitas, sedangkan ukuran tubuh tidak diperhatikan dan bukan penentu terjadinya obesitas. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi karakteristik perkembangan tubuh monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) yang mengalami proses kegemukan (obes) yang meliputi, panjang badan, lingkar betis, lingkar paha, lingkar lengan, lingkar pinggul, lingkar pinggang, lingkar dada, lingkar kepala, tebal telapak tangan, tebal telapak kaki, tebal lipatan kulit perut, tebal lipatan kulit lengan depan, tebal lipatan kulit lengan belakang, tebal lipatan kulit punggung, Body Mass Index (BMI) dan bobot badan. Manfaat Manfaat penelitian ini mendapatkan informasi karakteristik perkembangan ukuran tubuh hewan model monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) yang mengalami proses obesitas.
2
TINJAUAN PUSTAKA Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) Pemanfaatan Monyet Ekor Panjang Pengelolaan satwa primata tidak hanya ditunjukkan untuk perlindungan tetapi juga untuk usaha pemanfaatan yang tetap mempertahankan kelestariannya. Pemanfaatan tersebut meliputi bidang pendidikan, penelitian, pariwisata dan rekreasi. Sesuai dengan
prinsip-prinsip
kelestarian,
maka
untuk mencapai
sasaran
pemanfaatan tersebut diperlukan usaha penangkaran (Alikodra, 1990). Menurut Smith dan Mangkoewidjojo (1988), jenis satwa primata yang sangat sering digunakan dalam penelitian adalah monyet asia, terutama Monyet Rhesus (Macaca mulata) dan monyet ekor panjang (Macaca fascicularis). Klasifikasi Menurut Napier dan Napier (1967), taksonomi monyet ekor panjang (Macaca fascicularis): Kelas
: Mamalia,
Ordo
: Primata,
Sub Ordo
: Anthropoidea,
Infra Ordo
: Catarrhini,
Super Famli
: Cercopithecoidea,
Famili
: Cercopithecidae,
Genus
: Macaca, dan
Spesies
: Macaca fascicularis
Monyet ekor panjang sering disebut juga long-tailed macaque, crab eating monkey, dan cinomolgus monkey. Nama lokal monyet ekor panjang di berbagai daerah di Indonesia adalah cigaq (Minangkabau),
karau (Sumatra), warik
(Kalimantan), warek (Dusun), bedes (Tengger), ketek (Jawa), kunyuk (Sunda), motak (Madura) dan belo (Timor) (Supriatna dan Wahyono, 2000). Morfologi Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) adalah satwa primata yang menggunakan kaki depan dan belakang dalam berbagai variasi untuk berjalan dan berlari (quandrapedalisme), memiliki ekor yang lebih panjang dari panjang kepala 3
dan badan. Disamping itu memiliki bantalan duduk (ischial sallosity) yang melekat pada tulang duduk (ischial) dan memiliki kantong makanan di pipi (cheek pouches) (Napier dan Napier, 1985). Lekagul dan McNeely (1977) juga menjelaskan Macaca fascicularis dinamakan monyet ekor panjang karena memilki ekor yang panjang, berkisar antara 80-110% dari total panjang kepala dan tubuh. Supriatna dan Wahono (2000) menyatakan bahwa monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) memiliki panjang tubuh berkisar antara 385-668 mm. Bobot tubuh jantan dewasa berkisar antara 3,5-8,0 kg, sedangkan bobot tubuh rata-rata betina 3 kg. Smith dan Mangkoewidjojo (1988) menyatakan bahwa monyet jantan dewasa mempunyai bobot badan berkisar antara 5,5-10,9 kg dan betina antara 4,310,6 kg, lama hidup antar 25-30 tahun, umur kawin 36-48 bulan, umur sapih 5-6 bulan dan umur dewasa 4,5-6,5 tahun. Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) mempunyai dua warna utama yaitu coklat keabu-abuan dan kemerah-merahan dengan berbagai variasi warna menurut musim, umur dan lokasi (Lekagul dan McNeely, 1977). Menurut Medway (1969) menyatakan, bahwa monyet yang menghuni kawasan hutan umumnya lebih gelap dan mengkilap, sedangkan monyet yang menghuni kawasan pantai pada umumnya berwarna lebih terang. Hal ini dipengaruhi oleh udara lembab yang mengandung garam dan sinar matahari. Napier dan Napier (1967) secara umum menyatakan warna bulu monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) agak kecoklatan sampai abu-abu, pada bagian punggung lebih gelap dibanding dengan bagian perut dan dada, rambut kepalanya pendek tertarik kebelakang dahi, rambut-rambut sekeliling wajahnya berbentuk jambang yang lebat, ekornya tertutup bulu halus. Krisnawan (2000) menyatakan bahwa rambut pada bagian pipi monyet jantan lebih lebat dibandingkan dengan monyet betina. Menurut Khobkhet (1978), gigi monyet ekor panjang berjumlah 32 dengan susunan gigi I1I2CP1P2M1M2M3 / I1I2CP1P2M1M2M3. Bonadio (2000) menyatakan bahwa monyet ekor panjang memiliki gigi seri berbentuk shovel-shaped, taring conspicuous, dan geraham bilophodont. Individu jantan mempunyai taring yang lebih besar dibanding betina (Lang, 2006).
4
Habitat dan Kandang Habitat monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) tersebar mulai dari hutan hujan tropika, hutan musim sampai hutan rawa-mangrove. Disamping itu juga terdapat di hutan iklim sedang (Cina dan Jepang) (Napier dan Napier, 1967). Supriatna dan Wahyono (2000) menyatakan bahwa monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) hidup pada habitat hutan primer dan sekunder mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi sekitar 1.000 m di atas permukaan laut. Pada dataran tinggi, jenis monyet ini biasanya dijumpai di daerah pertumbuhan sekunder atau pada lahanlahan perkebunan penduduk. Sering kali juga ditemukan di hutan bakau sampai ke hutan di dekat perkampungan. Hasil pengamatan Widiyanti (2001) menunjukkan bahwa selain di hutan rakyat monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) hidup pada berbagai habitat seperti tepian sungai, ladang penduduk atau perkebunan, kawasan pemukiman, semak belukar hingga tebing curam. Menurut Napier (1972), habitat dan penyebarannya ditentukan oleh beberapa hal yang dibutuhkan untuk bertahan hidup yaitu sumber makanan, sungai atau mata air dan pohon untuk tidur dan beristirahat. Keterbatasan sumber makanan dan minuman menyebabkan kemungkinan adanya daerah tertentu yang merupakan daerah jelajah dari dua kelompok atau lebih. Perkelahian kelompok sering terjadi untuk memperebutkan wilayah jelajah tersebut. Kandang monyet harus mempertimbangkan keperluan tingkah laku, emosi dan sosial. Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) tidak boleh dikandangkan sendirian dan terpencil, karena akan menimbulkan suatu bentuk cekaman yang mengganggu proses tingkah laku dan fisiologi normal. Satwa primata harus dikandangkan di ruang atau daerah sejauh mungkin dari kandang hewan lain. Syarat ini untuk mengurangi resiko penularan penyakit dan keamana dalam memelihara (Smith dan Mangkoewidjojo, 1988). Sajuthi (1984) menyatakan, kandang monyet harus dibuat dengan konstruksi yang kuat. Hal ini untuk mencegah terjadinya kerusakan yang disebabkan dari monyet itu sendiri. Jenis kandang kelompok yang terbuat dari ram kawat perlu dilengkapi tempat peristirahatan yang agak tinggi dan bentuknya harus memadai. Kandang individu harus dilengkapi dinding belakang geser (kandang jepit), sehingga monyet dapat didorong kebagian depan kandang. Fungsi kandang tersebut untuk
5
mempermudah dalam melakukan pemeriksaan, pemberian obat atau penyuntikan dan penanganan lain yang harus dilakukan terhadap monyet tersebut. Setiap jenis kandang baik kandang kelompok maupun kandang individu harus dilengkapi dengan tempat makan dan minum yang memadai dan cukup kuat. Tingkah Laku Tingkah laku dapat mempengaruhi obesitas. Individu yang bermalas-malasan atau sedikit melakukan aktifitas cederung lebih mudah terjadinya obesitas tetapi individu yang banyak melakuakan aktifitas cenderung tidak terjadi obesitas (Racette et al., 2003). Napier dan Napier (1985) menyatakan bahwa monyet ekor panjang bersifat diurnal (aktivitas harian pada siang hari), teresterial (banyak melakukan aktivitas di atas tanah) dan tidur di atas pohon untuk menghindari pemangsa. Aktivitas satwa primata meliputi hal-hal sebagai berikut: (1) diam; hewan duduk, berbaring dan berdiri, (2) bergerak; hewan berjalan, melompat, berlari dan memanjat, (3) mencari makan; menghampiri, mengambil dan memasukkan pakan ke dalam mulut, (4) makan; mengunyah dan menelan makanan, (5) menelisik (grooming), (6) aktivitas sosial, (7) bermain dan (8) berkelahi (Sukabudhi, 1993). Aldrich-Blake (1976) menyatakan bahwa pambagian waktu aktivitas harian monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di alam terdiri dari 35% untuk makan, 20% untuk menjelajah, 34% untuk istirahat, 12% untuk grooming dan 0,05% untuk aktivitas lainnya. Monyet ekor panjang (Macaca Fascicularis) hidup dalam grup dengan sistem multimale atau multifemale yang terdiri dari 6-58 individu. Sistem herarkhi di dalam grup berdasarkan sistem matrilineal. Ketika sudah mencapai dewasa kelamin, monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) akan meninggalkan natal grupnya dan bergabung dengan kelompok jantan muda atau grup sosial baru, sedangkan betina akan tetap tinggal bersama grupnya (Napier dan Napier, 1985). Menurut Davies dan Krebs (1978), tingkah laku atau aktivitas hewan dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor luar dan faktor dalam individu. Faktor dari dalam antara lain hormon dan sistim syaraf, sedangkan faktor luar yang berpengaruh terhadap aktivitas hewan adalah cahaya, suhu, suara dan kelembaban.
6
Interaksi yang terjadi dalam grup pada monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) dipengaruhi oleh posisi individu dalam kelompok, baik pada jantan maupun betina. Pada jantan terjadi dominasi herarki yang ketat. Untuk menduduki posisi tertentu dalam kelompok, jantan harus melalui perkelahian. Jantan rangking tertinggi atau alpha male mempunyai kesempatan paling besar untuk mengawini betina. Jantan posisi kedua (beta male) mengasuh 20% bayi di dalam kelompoknya (Lang, 2006) Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) dalam mencari makanan berjalan berdasarkan herarkhi sosial. Jantan muda berjalan didepan dan disamping luar kelompok. Jantan dominan berada ditengah-tengah bersama betina dan anaknya. Monyet dominan akan makan terlebih dahulu, kemudian diikuti monyet yang lain berdasarkan herarkhi (Kartono, 1999). Saat istirahat monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) sering melakukan pencarian kutu (grooming). Perilaku ini tidak hanya untuk membersihkan badan tetapi juga sebagai sarana untuk menjalin hubungan sosial antar individu dalam satu kelompok (Lekagul dan McNeely, 1977). Karakteristik Reproduksi Smith dan Mangkoewidjojo (1988) menyatakan, bahwa genus Macaca sp. memiliki lama hidup 25-30 tahun, lama bunting 167 hari, umur disapih lima sampai enam bulan, umur dewasa 4,5-5,5 tahun, umur dikawinkan 36-48 bulan, siklus estrus 31 hari, periode estrus tiga sampai empat hari. Perkawinan terjadi sewaktu-waktu, ovulasi spontan pada hari kedua belas atau ketiga belas pada siklus estrus, implantasi 15-21 hari sesudah fertilisasi, jumlah anak satu ekor, jarang terjadi beranak dua ekor. Secara umum siklus menstruasi pada Macaca fascicularis berkisar antara 2731 hari sebanyak 63,0%, bersiklus panjang (32-38 hari) sebanyak 20,3% dan bersiklus pendek (24-26 hari) sebanyak 16,7%. Lama menstruasi terhitung sejak terlihat darah pada usap vagina, sebagian besar (66,6%) berlangsung 3-4 hari, 16,7% berlangsung 5-7 hari dan 16,7% berlangsung 1-2 hari (Yusuf, 1998). Gejala estrus berupa timbulnya lendir, sebagian besar terjadi 3-4 hari menjelang pertengahan siklus menstruasi dan konsistensinya akan sedikit meningkat pada pertengahan siklus. Meskipun sebagian besar konsistensi lendir terlihat sedang,
7
namun peningkat konsistensinya tidak jelas, sehingga keberadaan lendir tersebut tidak dapat dijadikan sebagai penentu fase estrus yang tepat (Yusuf, 1998). Monyet Ekor Panjang Sebagai Hewan Model Satwa primata adalah salah satu sumber daya alam yang memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Hal ini disebabkan karena secara anatomis dan fisiologis satwa primata memiliki kemiripan dengan manusia dibandingkan dengan hewan model lainnya (Sajuthi et al., 1993). Menurut Smith dan Mangkoewidjojo (1988), jenis satwa primata yang sering digunakan dalam penelitian adalah monyet Asia, terutama monyet ekor panjang (Macaca fascicularis). Primata sangat sesuai sebagai hewan model obesitas, karena monyet ekor panjang memiliki kemiripan pola obesitas dengan manusia yang ditunjukkan dengan adanya penimbunan lemak disekitar perut (Putra et al., 2006). Putra et al. (2006) juga menyatakan bahwa banyak MEP di kawasan wisata di Bali menunjukan tanda-tanda obesitas dengan Body Mass Index (BMI) sampai 67,57 kg/m2 pada jantan dan 60,07 kg/m2 pada betina. Bennett et al. (1995) menyatakan bahwa nilai ilmiah satwa primata untuk penelitian biomedis diperoleh dari persamaan ciri anatomi dan fisiologis karena kedekatan hubungan filogenetik dan perbedaan evolusi yang pendek. Menurut Sulaksono (2002), bahwa variasi nilai rujukan parameter faal Macaca fascicularis menurut sentra hewan dan jenis kelamin, masih dalam batas yang dapat ditolerir untuk hewan percobaan yang dipelihara dengan kondisi pemeliharaan konvensional, sehingga dengan demikian para peneliti Indonesia yang menggunakan kera sebagai model penelitiannya dapat menggunakan nilai rujukan tersebut sebagai salah satu referensinya. Obesitas Obesitas sebagai kelebihan bobot badan akibat penimbunan lemak tubuh yang berlebihan. Lemak, dalam tubuh berfungsi sebagai penyimpan energi, sebagai penyekat panas, penyerap guncangan dan fungsi lain. Obesitas merupakan akibat dari kalori yang masuk secara berlebihan dari yang diperlukan oleh tubuh. Obesitas disebabkan oleh bebarapa faktor yaitu faktor genetik, tingkah laku, lingkungan, fisiologi, sosial dan budaya. Resiko obesitas adalah risiko psikososial dan risiko medis. Obesitas dapat menimbulkan berbagai penyakit, antara lain diabetes melitus, 8
hipertensi, dan jantung. Semua penyakit tersebut memiliki resiko kematian yang tinggi ( Racette et al., 2003). Maes et al. (1997) dalam Racette et al. (2003) mengestimasikan bahwa faktor genetik memberikan kontribusi 50 - 90% dalam perubahan BMI (body mass index). Menurut WHO (1997) bahwa standar BMI untuk orang Eropa yang overweigh adalah lebih dari sama dengan 25 dan BMI untuk obesitas adalah lebih dari sama dengan 30, Sedangkan standar BMI untuk orang Asia overweigh adalah lebih dari sama dengan 23, preobesitas adalah antara 23 sampai dengan 24,9, dan BMI untuk obesitas adalah lebih dari sama dengan 25. Obesitas juga dapat disebabkan oleh virus. Virus penginfeksi lemak ini berasal dari golongan adenovirus-36. Adenovirus biasanya ditularkan melalui udara, kontak langsung, bahkan lewat air. Virus lemak ini cara penularanya sama seperti flu biasa dari seorang yang terinfeksi ke pada orang yang tidak terinfeksi (Atkinson dalam Kurnianingsih, 2005). Menurut Adam (2006), banyak cara untuk menentukan apakah seseorang obes atau tidak, tetapi cara yang paling mudah secara medis adalah dengan mengukur body mass index (BMI). Selain dengan menggunakan body mass index (BMI), obesitas juga dapat diukur dengan menentukan distribusi jaringan lemak yaitu obesitas sentral atau perifer. Obesitas sentral merupakan penimbunan lemak yang terdapat di abdomen baik subkutan maupun intraabdominal (visceral abdomen). Jaringan intra abdominal terdiri atas lemak intraperitoneal (omentum dan mesenteric) dan retroperitoneal. Lemak didalam tubuh kita didistribusikan (ditimbun) terutama pada dua tempat yang berbeda yaitu pada bagian perut (abdomen) dan bagian bokong (gluteus). Pada pria, lemak tubuh banyak didistribusikan di bagian atas tubuh yaitu bagian perut (Adam, 2006). Tabel 1. Lingkar Pinggang dan Resiko Komplikasi Obesitas pada Orang Asia Risiko komplikasi metabolik
Resiko morbiditas Pria (cm)
Rendah Meningkat
Wanita (cm)
< 90
< 80
90
80
Menurut : WHO dalam Adam (2006)
9
Sampai saat ini, terdapat 7 gen penyebab obesitas pada manusia: leptin receptor, melanocortin receptor-4 (MC4R), alpha melanocyte stimulating hormone (alfa MSH), prohormone convertase-1 (PC-1), leptin, Barder5t-Biedl, dan Dunnigan partial lypo-dystrophy (Merdikoputro, 2006). Obesitas terjadi pada monyet ekor panjang jantan dan betina, baik dewasa atau remaja. Monyet ekor panjang memiliki kemiripan pola obesitas dengan manusia yang ditunjukkan dengan adanya penimbunan lemak disekitar perut. Monyet ekor panjang yang hidup di kawasan wisata Bali menunjukkan tanda-tanda obesitas dengan body mass index (BMI) sampai 61, 57 kg/m2 pada jantan dan 60,07 kg/ m2 pada betina (Putra et al., 2006). Pakan Ransum adalah campuran beberapa jenis bahan pakan yang diberikan kepada hewan untuk sehari semalam selama seumur hidupnya untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bagi tubuhnya (Ensminger et al., 1990). Ransum harus dapat memenuhi nutrisi yang dibutuhkan hewan untuk berbagai fungsi tubuhnya (Siregar, 1994). Hewan mengkonsumsi pakan bertujuan untuk mendapatkan zat-zat makanan yang berguna dalam berbagai proses dan fungsi dalam tubuhnya, seperti kebutuhan hidup pokok, pertumbuhan dan reproduksi. Monyet akan menghentikan konsumsinya jika kebutuhan energinya sudah terpenuhi (Ensminger et al., 1990) Pakan satwa primata tidak selalu memerlukan komposisi unsur pakan yang sama untuk setiap spesiesnya, karena tergantung apakah satwa tersebut insektivorus, karnivorus atau omnivorus (Bismarsk, 1984), tetapi kebanyakan primata adalah omnivorus (Napier dan Napier, 1985). Monyet ekor panjang termasuk hewan omnivora atau pemakan segala macam makanan. Beberapa jenis primata vegetarian, tetapi disamping memakan buahbuahan dan daunan, beberapa jenis serangga juga dimakan (Napier, 1972). Napier dan Napier (1967) menyatakan, bahwa jenis makanan yang dimakan oleh monyet ekor panjang antara lain buah-buahan, akar-akaran, daun-daunan, serangga, hasil pertanian dan moluska. Smith dan Mangkoewidjojo (1988), menyatakan bahwa dalam keadaan liar, monyet mencari berbagai makanan seperti buah-buahan, akar, daun muda, serangga, tempayah, biji-bijian, keong, bangsa udang dan telur burung.
10
Masing-masing jenis makanan mempunyai proporsi yang tersendiri bagi monyet (Junaedi, 2001). Iwamoto (1980) menyatakan, bahwa komposisi nutrisi pakan alami pada umumnya terdiri atas daun-daunan yang banyak mengandung selulosa struktural dan buah-buahan serta biji-bijian yang banyak mengandung lipida. Pakan yang sengaja dibuat pada umumnya memiliki kandungan sedikit serat kasar, karbohidrat yang mudah tersedia (seperti ubu jalar, apel, gandum dan padi), protein kasar (seperti kacang kedelai) atau lipid (seperti kacang tanah), yang ketiga zat makanan tersebut proporsinya dalam ransum cukup tinggi. Inglis (1980) menyatakan, bahwa kandungan zat makanan monyet terdiri 4555% karbohidrat, 15-20% protein kasar, 3-5% lemak kasar, 2,5-5,5% serat kasar, 0,86% kalsium dan 0,47 fosfor. Makanan yang diberikan setiap hari sejumlah 4% dari bobot badan satwa (Sajuthi, 1984). Menurut Junaedi (2001), pakan yang diberikan untuk monyet jantan dewasa 160 g/ekor/hari dan untuk monyet muda 80 g/ekor/hari. Astuti et al. (2007), menyatakan pakan obes dengan kandungan energi sebesar 2,42 Kal/kg bobot badan yang disusun dari bahan berasal dari dalam negeri dan diberikan terhadap monyet ekor panjang berumur 3-6 tahun selama empat bulan menunjukkan
adanya
peningkatan
konsumsi
dan
kecernaan
nutrien
jika
dibandingkan dengan monkey chow. Bennett et al. (1995) mendefinisikan pakan obes adalah pakan yang di dalamnya terkandung energi sebesar 4,20 Kal/kg, terdiri dari 21-31% lemak dan 50-70% soluble carbohidrate (sukrosa dan dextrin). Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) dapat tumbuh baik di dalam kandang dengan makanan yang terdiri dari buah-buahan, nasi, roti, dedaunan hijau yang ditambah daging, susu, telur dan lain-lain (Junaedi, 2001). Monyet yang dikandangkan dapat diberi makanan dalam bentuk pelet yang mengandung protein kasar 24,0%, lemak 7,5% dan serat kasar 2,5%. Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) mengkonsumsi buah-buahan 86%, rumput 7%, daun 2% dan tanah 1% (Ismanto,1999).
11
Menurut Rohman (1993) ransum lokal yang layak untuk menggantikan ransum impor (monkey chow) adalah ransum yang mempunyai kandungan protein 15%. Mustaqimatin (1998) menyatakan, bahwa ransum berbahan baku lokal dapat menggantikan ransum impor (monkey chow) dengan kandungan protein sebasar 19,97%. Tabel 2 menyajikan kebutuhan nutrisi monyet ekor panjang (MEP) dewasa . Tabel 2. Kebutuhan Nutrisi Monyet Ekor Panjang Dewasa Zat makanan
Kadar
Protein kasar (%)
8
Serat kasar (%)
2-8
Lemak (%)
5-9
Essential n-3 fatty acids (%)
0,5
Essential n-6 fatty acids (%)
2
Ca (%)
0,55
P (%)
0,33
Mg (%)
0,04 -1
Fe (mg·kg )
100
Mn (mg·kg-1)
44
Cu (mg·kg-1)
15
Vitamin A (IU·kg-1)
10.000 - 15.000
Vitamin D (IU·kg-1)
2000 - 9000
-1
Vitamin K (IU·kg )
68
-1
Thiamin (mg·kg )
15 - 30
-1
Riboflavin (mg·kg )
25 - 30 -1
Asam pantotenik (mg·kg )
20
Niasin (mg·kg-1)
50 - 110
Vitamin B6 (mg·kg-1)
4,4
Biotin (mg·kg-1)
100
Folasin (mg·kg-1)
1,5 1
Vitamin B12 (mg·kg ) -1
0,011
Vitamin C (mg·kg )
1
25
Energi (Kal/kg/hari)
72 - 120
Sumber : NRC, 2003
12
North (1984) menyatakan, bahwa jumlah ransum yang dikonsumsi tergantung pada bobot badan, galur, tingkat produksi, tingkat cekaman, aktifitas ternak, mortalitas, kandungan energi dalam ransum dan suhu lingkungan. Wiseman (1990) menyatakan, bahwa konsumsi ransum dipengaruhi oleh palatabilitas ransum yang tergantung pada cita rasa (flavour), suhu, ukuran, tekstur dan konsistensi pakan. Mustaqimatin (1998) menyatakan, ransum dengan bahan baku lokal kurang disukai oleh monyet dibanding dengan ransum impor. Hal ini disebabkan oleh kecenderungan untuk mengkonsumsi pakan yang sudah terbiasa diberikan kepada monyet. Astuti et al. (2007) menyatakan, dengan pembiasaan pakan terlebih dahulu, konsumsi pakan lokal lebih tinggi dari pada pakan impor (monkey chow). Tabel 3. Komposisi Zat Makanan Ransum Impor (monkey chow) dan Ransum Berbahan Baku Pakan Lokal Zat Makanan
Ransum Impor
Ransum Lokal*
Ransum Lokal**
Serat kasar (%)
5,18
2,63
2,81
Protein kasar (%)
27,20
19,97
15,00
Lemak (%)
4,90
4,63
4,51
Kalsium (%)
1,31
0,89
0,67
Fhosfor (%)
1,09
0,62
0,48
Energi bruto (Kal/kg)
4.38
3.72
4.15
Keterangan : * Mustaqimatin (1998) ** Rohman (1993)
Monyet-monyet yang diberi ransum buatan ternyata akan mengkonsumsi pakan lebih rendah daripada yang diberi ransum alami. Hal ini diduga karena adanya serat kasar yang rendah atau kandungan energi yang tinggi pada ransum buatan (Iwamoto, 1980). Mustaqimatin (1998) juga menyatakan, bahwa ransum yang mempunyai kandungan protein dan energi tinggi mempunyai tingkat konsumsi yang rendah. North (1984) berpendapat, bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi konversi ransum antara lain kesehatan ternak, keaktifan, jenis kelamin, jumlah konsumsi ransum dan temperatur. Esminger et al. (1990) menyatakan, bahwa pertambahan bobot badan dipengaruhi oleh umur, individu, jenis kelamin dan kesehatan. Cekaman dapat menurunkan bobot badan dan ketahanan terhadap penyakit. Cekaman menyebabkan meningkatnya kebutuhan nutrisi karena meningkatnya kebutuhan 13
energi metabolisme, sehingga zat makanan lebih banyak digunakan untuk melawan cekaman tersebut. Cekaman terhadap hewan disebabkan oleh temperatur, umur, pemberian pakan yang berbeda, pengelolaan, dan kehadiran orang lain. Menurut Anggorodi (1979), pertambahan bobot badan tidak hanya dipengaruhi konsumsi ransum tetapi juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti konversi ransum, aktivitas fisik dan genetik. Menurut McDonald (2002), pakan sumber energi adalah semua bahan pakan ternak yang kandungan protein kasarnya kurang dari 20%, dengan konsentrasi serat kasar di bawah 18%. Berdasarkan jenisnya, bahan pakan sumber energi dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu 1) kelompok serealia/biji-bijian (jagung, gandum, sorgum), 2) kelompok hasil sampingan serealia (limbah penggilingan), 3) kelompok umbi (ketela rambat, ketela pohon dan hasil sampingannya), dan 4) kelompok hijauan yang terdiri dari beberapa macam rumput (rumput gajah, rumput benggala dan rumput setaria. Morfometri Wahono (1999) menyatakan, bahwa analisis morfometri pada ukuran tubuh dan kepala Macaca fascicularis secara umum tidak memperlihatkan perbedaan ukuran tubuh dan kepala yang jelas. Perbedaan untuk tubuh secara umum dipengaruhi oleh perbedaan komponen tambahan (panjang ekor, telapak kaki, jari kaki, telapak tangan dan jari tangan). Krisnawan (2000) juga menyatakan, bahwa perbedaan yang nyata hanya di bobot badan dan panjang ekor. Geissmann (2000) menyatakan, bahwa data yang diukur meliputi tubuh dan kepala yang terdiri atas panjang lengan, panjang badan depan, lebar dada, dalam dada, lebar tulang pinggang, lebar pangkal tulang paha, lingkar dada, lingkar pergelangan kaki, panjang kepala, lebar kepala, dan tinggi kepala. Panjang lengan diukur dari ujung atas tulang humerus sampai ujung bawah tulang radius. Panjang badan depan diukur dari lekukan tulang dada di bawah leher sampai dengan tonjolan tulang di atas alat kelamin. Lebar dada diukur dari sisi kiri dan kanan dada sejajar puting susu. Dalam dada diukur dari titik tengah dada (antara dua puting) sampai dengan tulang punggung. Lebar tulang pinggang diukur dari sisi kiri dan kanan 14
tulang pinggang (diraba di pinggir tulang perut). Lebar pangkal tulang paha dari sisi kiri dan kanan pangkal tulang paha. Lingkar dada diukur sejajar puting susu. Lingkar pergelangan kaki diukur pada pergelangan kaki di atas mata kaki. Panjang kepala diukur dari ujung mulut sampai dengan bagian belakang kepala.
Gambar 1. Kerangka Macaca fascicularis ( Lab Anatomi, 2007) Menurut Hayashi et al. (1980), komplek dan variasinya organisme-organisme hidup menyebabkan metode statistik multivariat dijadikan sebagai alat penting untuk mempelajari variasi dan evolusi. Salah satu metode yang digunakan adalah Analisis Komponen Utama (AKU). AKU bertujuan untuk mengurangi jumlah data yang dapat menerangkan keragaman total sistem dari seluruh data dan menyajikannya dalam bentuk matrik dengan ukuran yang lebih kecil, dalam hal ini AKU dipakai untuk membedakan bentuk dan ukuran monyet kontrol dan monyet obes. Lebih lanjut dinyatakan dalam AKU, dari p buah komponen utama, hanya dipilih k buah komponen utama (k
15
Dunn (1998) juga menyatakan, bahwa AKU dapat digunakan untuk meneliti terhadap keragaman ukuran-ukuran tubuh hewan. Dalam aplikasi AKU terdapat dua cara untuk memperoleh komponenkomponen utama. Cara yang pertama adalah memperoleh komponen utama dari matrik kovarian dan cara kedua adalah memperoleh komponen utamanya dari matrik korelasi. Komponen utama yang diturunkan dari matrik kovarian lebih efektif dalam menjelaskan diskriminasi konformasi tubuh dalam populasi dibandingkan dengan matrik korelasi (Hayasi at al., 1982). Pada penelitian tentang konformasi tubuh, komponen utama pertama adalah sebagai ukuran dan komponen utama yang kedua adalah sebagai bentuk. Dijelaskan bahwa untuk penelitian konformasi tubuh, komponen utama kedua lebih penting dibanding dengan komponen utama pertama (Everitt dan Dunn, 1998) AKU memberikan persamaan ukuran linier yang baru. Pengurangan jumlah data mungkin dapat dibatasi hanya pada komponen pertama, kedua ataupun ketiga karena tidak ada keuntungan yang didapat dengan membuat gambar dalam banyak dimensi. Penggunaan statistik sangat terbatas pada pengelompokan dua dimensi (Morrison, 1976).
16
METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di PT IndoAnilab, Taman Kencana, Bogor selama 4 bulan (Februari 2008 sampai dengan Juni 2008). Materi Hewan Percobaan Hewan percobaan yang digunakan adalah monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) sebanyak 15 ekor monyet jantan dewasa dengan bobot antara 4 sampai 5 kilogram dan umur antara 6 sampai 8 tahun digunakan sebagai hewan percobaan. Monyet ekor panjang dipelihara dalam kandang individu sistem terbuka sehingga satu sama lain masih dapat saling melihat dan mendengar. Selama penelitian monyet ekor panjang (MEP) yang mendapat perlakuan pakan buatan yang telah di formulasi berupa pakan A yang berbahan dasar lemak sapi dengan energi 4,48 Kal/kg, pakan B yang berbahan dasar lemak sapi dan kuning telur dengan energi 4,21 Kal/kg, dan pakan C sebagai perlakuan kontrol menggunakan pakan buatan yang berbentuk biskuit padat, kering dan agak keras (monkey chow) yang mengandung energi 4,33 Kal/kg. Selain pakan diatas MEP juga mendapat pakan tambahan berupa buahbuahan segar berupa pisang. Pakan dan air minum diberikan dua kali sehari yaitu pagi dan sore dan diberikan ad libitum. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah obat bius (ketamin), dan alkohol. Alat alat yang digunakan dalam penelitian ini, timbangan merk tanita, tongkat ukur (skala terkecil 1mm) merk FHK, pita ukur (skala terkecil 1 mm) merk butterfly, kaliper (skala terkecil 1mm), alat suntik dan alat sumpit (tulup) atau jarum suntik. Rancangan Percobaan Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap pola tersarang dengan faktor perlakuan pemberian pakan (pakan A, B, C) dan periode pengambilan data tersarang pada perlakuan. Model matematis yang digunakan adalah sebagai berikut: Yijk =
+
i
+ β ij +
ijk
17
Keterangan : Yijk = data pengamatan, = nilai tengah populasi, i
= pengaruh pakan ke-i, = pengaruh periode ke-j tersarang pada perlakuan pakan ke-i,
β ji ijk
= galat percobaan dari pengaruh periode ke-j tersarang pada perlakuan pakan ke-i ulangan ke-k,
i
= perlakuan pakan,
j
= pengaruh periode, dan
k = ulangan (1,2,3,....,5) (Montgomery, 2001). Peubah Peubah yang diamati adalah panjang badan, lingkar betis, lingkar paha, lingkar lengan, lingkar pinggul, lingkar pinggang, lingkar dada, lingkar kepala, tebal telapak tangan, tebal telapak kaki, tebal lipatan kulit perut, tebal lipatan kulit lengan depan, tebal lipatan kulit lengan belakang, tebal lipatan kulit punggung, dan bobot badan. Prosedur Perlakuan Pakan diberikan dua kali sehari yaitu pagi dan sore. Air minum diberikan ad libitum. Selama penelitian monyet ekor panjang yang mendapat perlakuan diberikan pakan buatan yang telah diformulasi. Pakan A mengandung energi 4,48 Kal/kg yang berbahan dasar lemak sapi. Pakan B mengandung energi 4,21 Kal/kg yang berbahan dasar lemak sapi dan kuning telur. Monyet ekor panjang dengan perlakuan kontrol menggunakan pakan komersil yang berbentuk biskuit (padat, kering dan agak keras) dengan kandungan energi 4,33 Kal/kg (monkey chow). Selain pakan di atas monyet ekor panjang juga mendapat pakan tambahan berupa buah pisang. Komposisi formula perlakuan pakan obes A dan B tersaji pada tabel 4.
18
Tabel 4. Komposisi fomula pakan A dan B Bahan Pakan
Pakan A
Pakan B
Gandum (%)
42
42
Gula (%)
10
9
Tallow (lemak hewan) (%)
10
6
Minyak goreng (%)
10
9
Tepung ikan (%)
6,5
5
Tepung maizena (%)
8
8
Bungkil kedelai (%)
5
4
Dedak padi (%)
4
3
1,5
1
CMC (carboxymethyl cellulose) (%)
1
1
Mineral mix (premix) (%)
1
1
Mineral (%)
1
1
Kuning telur (%)
-
10
Agar
agar (%)
Pengukuran Peubah Pengukuran morfometri dilakukan pada bulan ke- 0, 1, 2, 3, 4 setelah perlakuan pakan. Sebelum diukur, monyet yang akan di ukur tersebut dibius terlebih dahulu untuk memudahkan pengukuran. Peubah-peubah yang diamati meliputi: Tinggi Dudu (TD) : tinggi duduk diukur dari anterior os atlas sampai posterior tuber ischii dengan menggunakan alat tongkat ukur. Satuan menggunakan centimeter (cm). Lingkar Betis (LB) : lingkar betis diukur melingkar pada bagian tengah os tibia dengan menggunakan pita ukur. Satuan menggunakan centimeter (cm).
19
Lingkar Paha (LPh) : lingkar paha diukur melingkar pada bagian tengah os femur dengan menggunakan pita ukur. Satuan menggunakan centimeter (cm). Lingkar Lengan (LL) : lingkar lengan diukur melingkar pada bagian tengah os humerus dengan menggunakan pita ukur. Satuan menggunakan centimeter (cm). Lingkar Pinggul (LPgl) : lingkar pinggul diukur melingkar berpadanan dengan os coxae kanan dengan os coxae kiri menggunakan pita ukur. Satuan menggunakan centimeter (cm) Lingkar Pinggang (LPng) : lingkar pinggang diukur melingkar pada bagian antara os costae terakhir dengan os tuber coxae dengan menggunakan pita ukur. Satuan menggunakan centimeter (cm). Lingkar Dada (LD) : lingkar dada diukur melingkar berpadanan dengan procecus xiphoidea os sternum dengan menggunakan pita ukur. Satuan menggunakan centimeter (cm). Lingkar Kepala (LK) : lingkar kepala diukur melingkar berpadanan dengan os occipitalis dengan anterior orbital mata menggunakan pita ukur. Satuan menggunakan centimeter (cm). Tebal Telapak Tangan (TTT) : tebal telapak tangan diukur pada bagian tepi meta carpale dengan menggunakan kaliper. Satuan menggunakan centimeter (cm). Tebal Telapak Kaki (TTK) : tebal telapak kaki diukur pada bagian tepi os meta tarsale dengan menggunakan kaliper. Satuan menggunakan centimeter (cm). Tebal Lipatan Kulit Perut (TLKP) : tebal lipatan kulit perut diukur persis diatas os iliac dengan menggunakan alat jangka sorong. Satuan menggunakan centimeter (cm).
20
Tebal Lipatan Kulit Lengan Depan (TLKLD) : tebal lipatan kulit lengan depan diukur pada bagian kulit bicep dengan meggunakan alat jangka sorong. Satuan menggunakan centimeter (cm). Tebal Lipatan Kulit Lengan Belakang (TLKLB) : tebal lipatan kulit lengan belakang diukur pada bagian kulit tricep dengan meggunakan alat jangka sorong. Satuan menggunakan centimeter (cm). Tebal Lipatan Kulit Punggung (TLKPng) : tebal lipatan kulit punggung diukur pada bagian subscapular dengan menggunakan jangka sorong. Satuan menggunakan centimeter (cm). Body Mass Index (BMI) : BMI didapat dari perhitungan bobot badan (kg) dibagi dengan tinggi duduk di kuadratkan (m). Bobot Badan (BB) : bobot badan diukur menggunakan penimbang berat badan. Satuan menggunakan kilogram (kg).
Gambar 2. Bagian-bagian tubuh yang diukur
21
Keterangan: TD
= tinggi duduk
TTT
= tebal telapak tangan
LB
= lingkar betis
TTK
= tebal telapak kaki
LPh = lingkar paha
TLKP
= tebal lipatan kulit perut
LL
TLKLD = tebal lipatan kulit lengan depan
= lingkar lengan
LPgl = lingkar pinggul
TLKLB = tebal lipatan kulit lengan belakang
LPng = lingkar pinggang
TLKPng = tebal lipatan kulit punggung
LD
= lingkar dada
BMI
= body mass index
LK
= lingkar kepala
BB
= bobot badan
TD
= tinggi duduk
Analisis Data Penelitian ini diharapkan terjadinya pengaruh pakan terhadap morfometri. Pada penelitian ini data juga dianalisis menggunakan Analisis Komponen Utama (AKU). Analisis Komponen Utama (AKU) yang digunakan berdasarkan Gaspersz (1992) dengan model persamaan untuk bagian tubuh sebagai berikut : Yp = a1pX1 + a2pX2 + ........ + appXp Keterangan: Yp
= komponen utama ke-p,
A1p-app = vektor ciri (kofisien pembobot komponen utama), dan Xp
= peubah ke-p untuk p= 1,2,3,.......,18.
22
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Lokasi penelitian terletak di suatu laboratorium perusahaan penangkaran satwa di Taman Kencana, Bogor. Hewan penelitian dikandangkan pada kandang individu dan diletakkan pada suatu ruangan tertutup yang dilengkapi berbagai fasilitas antara lain house fan, kran air, lampu, termometer, dan alat-alat kebersihan. Ruang kandang terletak terpisah dari kandang hewan lainnya dengan kondisi yang teduh karena terdapat pohon besar disampingnya.
Suhu pada ruangan kandang
o
berkisar antara 25-29 C dengan kelembaban berkisar antara 40-70%. kondisi suhu pada ruangan kandang cenderung stabil tetapi karena pergantian cuaca, kelembaban kandang dapat mengalami peningkatan sampai 90% pada pagi hari. Monyet ekor panjang mendapatkan pelakuan perawatan kesehatan. Monyet ekor panjang dikarantina terlebih dahulu sebelum dikandangkan dan dilakukan pemeriksaan setiap bulannya meliputi penimbangan bobot badan, penyuntikan indikator tuberkolosis (TB), dan pembersihan kandang setiap paginya. Pemberian anti serangga di sekitar kandang juga dilakukan untuk mencegah serangga masuk yang dapat menyebarkan atau menularkan penyakit.
3a
3b
3c
3d
Gambar 3. Kandang Individu Monyet Ekor Panjang Beserta Fasilitas Ruang Masuk (3a, 3b) dan Kegiatan Penyuntikan Indikator TB (3c) serta Penimbangan Bobot Badan (3d)
23
Pakan Monyet ekor panjang diberi tiga perlakuan yaitu pakan A, B dan C. Pakan dan air minum diberikan ad libitum sebanyak dua kali sehari pagi dan sore dengan makanan tambahan berupa pisang dan dilaksanakan bergantian menurut jadwal piket. Hasil proksimat pakan yang diberikan kepada monyet ekor panjang sebagai perlakuan tersaji pada Tabel 5. Table 5. Hasil Proksimat Kandungan Nutrisi Pakan A, Pakan B dan Pakan C No
Nutrisi
Pakan A (tallow)
Pakan B (tallow dan kuning telor)
Pakan C (monkey chow)
1
Bahan kering (%)
68,09
70,18
92,75
2
Kadar abu (%)
4,73
3,89
7,65
3 4
Protein kasar (%) Serat kasar (%)
14,42 1,81
15,01 1,14
29,39 6,02
5 6
Lemak kasar (%) BETN (%)
19,62 59,62
19,62 60,34
5,55 51,38
7 8 9
Ca (%) P (%) Gross energi (Kal/kg)
1,41 0,65 4,48
1,25 0,58 4,21
1,66 1,55 4,33
Keterangan: Hasil proksimat Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor
Pakan obes A dengan kandungan energi 4,48 Kal/kg berasal dari ransum yang mengandung BETN tinggi dan lemak tinggi yang berbahan dasar lemak sapi, sedangkan pakan obes B dengan kandungan energi 4,21 Kal/kg sama dengan ransum A namun berbahan dasar lemak sapi dan kuning telur. Pakan kontrol (monkey chow) mengandung energi 4,33 Kal/kg yang berasal dari ransum dengan persentase protein kasar tinggi. Konsumsi pakan B (130 g/ekor/hari) lebih banyak jika dibandingkan pakan A (90 g/ekor/hari) dan pakan kontrol (80 g/ekor/hari). Hal ini dikarenakan pada pakan B terdapat kuning telur yang dapat meningkatkan palatabilitas.
24
A
B
C
Gambar 4. Bentuk Pakan Obes dengan Energi 4,48 Kal/kg (A), Pakan Obes B dengan Energi 4,21 Kal/kg (B) dan Pakan monkey chow dengan Energi 4,33 Kal,kg (C) Terdapat perbedaan bentuk fisik pakan yaitu pakan A dan B berwarna merah dengan bentuk bulat lonjong dengan konsetrasi lembek (BK 70%), sedangkan pakan C berwarna coklat kekuningan dan berbentuk lebih pipih, lonjong dan keras (BK 90%). Pakan tersebut semua disukai, namun yang paling tinggi dikonsumsi adalah pakan B. Hal ini disebabkan adanya rasa gurih yang berasal dari kuning telur. Perkembangan Ukuran-ukuran Tubuh Monyet Ekor Panjang Selama Penelitian Bobot Badan Bobot badan dipengaruhi oleh perlakuan pakan B. Tabel 6 menyajikan rataan perkembangan ukuran lingkar bobot badan monyet ekor panjang yang diberi perlakuan pakan. Hasil analisis statistik menunjukkan peningkatan bobot badan monyet ekor panjang yang diberi perlakuan pakan memiliki perbedaan yang nyata (P<0,01). Perlakuan pakan B nyata (P<0,05) lebih tinggi bila dibandingkan dengan perlakuan pakan C, sedangkan perlakuan A tidak berbada nyata dengan perlakuan B dan C. Perlakuan pemberian pakan B meningkatkan bobot badan yang lebih baik 25
daripada perlakuan pakan yang lainnya. Hal ini karena pakan B terkandung kuning telor yang dapat meningkatkan rasa gurih pada pakan sehingga monyet yang diberi pakan B lebih banyak mengkonsumsi pakan. Sedangkan pada pakan yang lainnya tidak.
Tabel 6. Rataan Bobot Badan, Simpangan Baku, dan Koefisien Keragaman Bobot Badan selama Penelitian Periode
(bulan ke)
A
Perlakuan B
C
X ± SB
X ± SB
X ± SB
---------------------------------- (kg) -----------------------------------
0
4,76 ± 0,50 (10,95)
4,64 ± 0,50 (10,84)
4,66 ± 0, 50 (10,69)
1
4,56 ± 0,68 (15,00)
4,90 ± 0,52 (10,51)
4,51 ± 0,37 (8,09)
2
4,54 ± 0,54 (12,97)
5,01 ± 0,83 (16,56)
4,45 ± 0,30 (6,71)
3
4,58 ± 0,60 (13,16)
5,05 ± 0,83 (16,43)
4,58 ± 0, 23 (4,98)
4
4,82 ± 0,92 18,87
5,09 ± 0,88 (17,22)
4,60 ± 0,26 (5,54)
Keterangan : Angka dalam tanda kurung menunjukkan koefisien keragaman (%)
Pada Tabel 6 juga dapat dilihat bahwa semakin lama pakan diberikan koefisien keragaman pada pakan A dan B mengalami peningkatan sehingga respon individu monyet yang diberi perlakuan pakan A dan B semakin lama semakin beragam. Berbeda dengan pakan C, semakin lama pakan C diberikan maka semakin kecil nilai keragamannya. Respon individu terhadap pakan C semakin lama semakin seragam. Dapat dilihat pada Gambar 5 bahwa monyet ekor panjang yang diberi perlakuan A dan C mengalami penurunan bobot badan pada bulan pertama. Hal ini karena keadaan monyet yang stres akibat sulitnya beradaptasi dengan perubahan lingkungan tempat tinggal dan pakan yang baru. 26
Pada Gambar 5 juga dapat dilihat bahwa monyet ekor panjang yang diberi perlakuan pakan A dan B selama empat bulan terjadi peningkatan bobot badan. Peningkatan bobot badan terbaik pada perlakuan A terjadi pada bulan ke-4, peningkatan bobot badan terbaik pada perlakuan B pada bulan ke-1, sedangkan pada perlakuan C tidak terjadi peningkatan yang nyata.
Bobot Badan (kg)
6
A
5
B C
4 0
1
2
3
4
Periode (bln) Gambar 5. Grafik Perkembangan Bobot Badan selama Penelitian Terjadinya peningkatan bobot badan karena pada pakan A dan B terkandung lemak 19,66 %, BETN sekitar 50-70%, dan mengandung energi lebih dari 4,2 Kal/kg. Sesuai dengan pernyataan Bennett et al. (2006) mendefinisikan pakan obese atau yang dapat menyebabkan obes adalah pakan yang di dalamnya terkandung energi sebesar 4,2 Kal/kg, terdiri dari 21-31% lemak dan 50-70% soluble carbohidrate (sukrosa dan dextrin). Pemberian perlakuan pakan A dan B memungkinkan terjadinya obesitas pada monyet ekor panjang jika diberikan perlakuan pakan A dan B dalam jangka waktu yang lebih lama. Ukuran Lingkar Betis Lingkar betis tidak dipengaruhi oleh pakan. Tabel 7 menyajikan rataan perkembangan ukuran lingkar betis monyet ekor panjang yang diberi perlakuan pakan. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa peningkatan ukuran lingkar betis
27
monyet ekor panjang yang diberi perlakuan tidak memiliki perbedaan yang nyata. Pemberian perlakuan pakan tidak mempengaruhi lingkar betis secara nyata. Nilai rataan ukuran lingkar betis cenderung seragam. Hal ini diartikan bahwa deposisi lemak sedikit terjadi pada bagian betis. Hal ini sesuai pernyataan Adam (2006) yang menyatakan pada pria, lemak tubuh banyak didistribusikan di bagian atas tubuh yaitu bagian perut. Tabel 7. Rataan Lingkar Betis, Simpangan Baku, dan Koefisisen Keragaman Lingkar Betis selama Penelitian Perlakuan A B C Periode
X ± SB (bulan ke)
X ± SB
X ± SB
---------------------------------- (cm)-----------------------------------
0
10,80 ± 0,84 (7,75)
10,6 ± 0,55 (5,17)
10,54 ± 0,75 (7,09)
1
10,82 ± 1,55 (14,32)
11,16 ± 0,83 (7,43)
11,00 ± 0,38 (3,46)
2
10,82 ± 1,22 (11,29)
11,28 ± 1,20 (10,63)
10,92 ± 0,43 (3,91)
3
11,08 ± 0,88 (7,90)
11,28 ± 1,23 (10,88)
11,10 ± 0,26 (2,30)
4
11,04 ± 0,95 (8,63)
11,3 ± 1,27 (11,26)
11,24 ± 0,31 (2,71)
Keterangan : Angka dalam tanda kurung menunjukkan koefisien keragaman (%)
Pada Tabel 7 dapat dilihat juga bahwa nilai keragaman dari masing-masing perlakuan cenderung berbeda. Pada perlakuan pakan A, semakin lama pemberian perlakuan pakan maka semakin kecil nilai keragamannya. Hal ini dapat diartikan bahwa respon perkembangan ukuran lingkar betis setiap individu pada monyet ekor panjang
yang diberi perlakuan pakan A semakin lama semakin seragam. Pada
perlakuan pakan B, semakin lamanya pemberian perlakuan pakan B maka semakin besar nilai keragamannya. Hal ini diartikan bahwa respon perkembangan ukuran lingkar betis setiap individu monyet ekor panjang yang diberi perlakuan pakan B, semakin lama semakin beragam. Pada perlakuan pakan C, semakin lama pemberian perlakuan maka semakin kecil nilai keragamannya, dapat diartikan bahwa respon
28
perkembangan ukuran lingkar betis setiap individu pada monyet ekor panjang yang diberi perlakuan pakan C semakin lama semakin seragam.
Lingkar Betis (cm) .
12
A
11
B C
10 0
1
2
3
4
Periode (bln) Gambar 6. Grafik Perkembangan Lingkar Betis selama Penelitian Pada Gambar 6 dapat dilihat bahwa terjadi kecenderungan peningkatan pada rataan ukuran lingkar betis monyet ekor panjang yang diberi perlakuan pakan A, B dan C meskipun terjadi kesetabilan pada bulan ke-4. Peningkatan ukuran lingkar betis monyet ekor panjang yang diberi perlakuan A terjadi pada bulan ke-3, peningkatan ukuran lingkar betis monyet ekor panjang yang diberi perlakuan pakan B terjadi pada bulan ke-1, dan peningkatan ukuran lingkar betis monyet ekor panjang yang diberi perlakuan pakan C terjadi pada bulan ke-1. Terjadi penurunan ukuran lingkar betis yang diberi perlakuan pakan B pada bulan ke-2 tetapi tidak signifikan. Hal ini dikarenakan terjadinya stres sehingga terjadi gerakan-gerakan yang menyebabkan penyusutan ukuran pada bagian lingkar betis. Monyet ekor panjang yang diberi perlakuan pakan A dan B mengalami peningkatan ukuran lingkar betis sangat baik pada bulan pertama sedangkan yang diberi perlakuan C mengalami peningkatan ukuran lingkar betis terbaik pada bulan ke-3.
29
Ukuran Lingkar Paha Lingkar paha dipengaruhi oleh pakan. Tabel 8 menyajikan rataan perkembangan ukuran lingkar paha monyet ekor panjang yang diberi perlakuan pakan. Tabel 8. Rataan Linkar Paha, Simpangan Baku, dan Koefisisen Keragaman Lingkar Paha selama Penelitian Perlakuan Periode
(bulan ke) 0 1 2 3 4
A
B
C
X ± SB
X ± SB
X ± SB
----------------------------------- (cm) ---------------------------------16,9 ± 1,08 (6,41) 16,66 ± 1,87 (11,23) 17,12 ± 0,90 (5,25)
16,7 ± 1,23 (7,38) 17,54 ± 1,45 (8,29) 17,48 ± 1,13 (6,44)
17,04 ± 1,54 (9,06) 16,80 ± 1,37 (8,13) 16,78 ± 0,84 (4,99)
16,7 ± 1,27 (7,57) 16,72 ± 1,29 (7,73)
18,30 ± 1,77 (9,68) 18,36 ± 1,74 (9,45)
15,46 ± 2,25 (14,55) 16,76 ± 0,74 (4,44)
Keterangan : Angka dalam tanda kurung menunjukkan koefisien keragaman (%)
Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa perlakuan pakan A nyata (P<0,05) lebih kecil bila dibandingkan dengan perlakuan pakan B, perlakuan C juga nyata (P<0,05) lebih kecil bila dibandingkan dengan perlakuan pakan B, sedangkan perlakuan A dan C tidak berbeda nyata. Pada perkembangan ukuran lingkar paha, perkembangan terbaik terjadi pada monyet okor panjang yang diberi perlakuan pakan B. Hal ini diartikan bahwa pakan B dengan kandungan berbahan dasar lemak sapi, kuning telur dan disukai mempengaruhi deposisi lemak-otot pada paha.Nilai keragaman dari setiap perlakuan cenderung sama dan stabil. Nilai keragaman yang terdapat pada Tabel 8 cenderung kecil. Hal ini diartikan bahwa respon setiap individu monyet ekor yang diberi perlakuan pakan cenderung seragam.
30
Lingkar Paha (cm) .
19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9
A B C
0
1
2
3
4
Periode (bln) Gambar 7. Grafik Perkembangan Lingkar Paha selama Penelitian Pada Gambar 7 memperlihatkan bahwa peningkatan ukuran lingkar paha sangat fluktuatif. Terjadi peningkatan dan penurunan ukuran di periode yang berbeda. Peningkatan terbaik ukuran lingkar paha monyet ekor panjang yang diberi perlakuan pakan A terjadi pada bulan ke-2. Peningkatan ukuran lingkar paha yang diberi perlakuan B terjadi pada bulan ke-1 dan ke-3. Sedangkan peningkatan terbaik lingkar paha yang diberi perlakuan C terjadi pada bulan ke-2. Pada bulan ke-3 terjadi penurunan pada perlakuan pakan A dan C. Hal ini dikarenakan aktifitas gerakan berloncat-loncat yang terjadi pada monyet ekor panjang dan tidak diimbangi dengan peningkatan jumlah konsumsi sehingga terjadi penurunan ukuran pada lingkar paha. Ukuran Lingkar Lengan Lingkar lengan tidak dipengaruhi oleh pakan. Tabel 9 menyajikan rataan perkembangan ukuran lingkar lengan monyet ekor panjang yang diberi perlakuan pakan. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa perkembangan ukuran lingkar lengan yang diberi perlakuan pakan tidak berbeda nyata.
31
Tabel 9. Rataan Lingkar Lengan, Simpangan Baku, dan Koefisisen Keragaman Lingkar Lengan selama Penelitian Perlakuan Periode
(bulan ke)
A
B
C
X ± SB
X ± SB
X ± SB
---------------------------------- (cm)----------------------------------
0
13,60 ± 1,08 (7,79)
12,88 ± 1,56 (12,15)
14,2 ± 1,64 (9,36)
1
13,38 ± 0,91 (6,82)
14,04 ± 0,95 (6,77)
13,78 ± 1,29 (9,36)
2
13,52 ± 0,70 (5,19)
14,06 ± 1,27 (9,02)
13,48 ± 0,64 (4,73)
3
13, 58 ± 0,68 (4,98)
13,76 ± 0,64 (4,67)
13,46 ± 0,77 (5,72)
4
13,54 ± 0,77 (5,69)
13,58 ± 0,96 (7,05)
13,54 ± 0,73 (5,39)
Keterangan : Angka dalam tanda kurung menunjukkan koefisien keragaman (%)
Dari hasil analisis dapat diartikan bahwa
perlakuan pakan tidak
mempengaruhi perkembangan ukuran lingkar lengan monyet ekor panjang secara nyata. Dapat dikatakan juga bahwa deposisi lemak-otot sedikit terjadi pada bagian lengan. Sesuai dengan pernyataan Adam (2006) yang menyatakan pada pria, lemak tubuh banyak didistribusikan di bagian atas tubuh yaitu bagian perut. Pada Tabel 9 juga dapat dilihat bahwa semakin lama pemberian perlakuan pakan semakin kecil nilai keragamannya, meskipun terjadi sedikit kenaikan pada bulan ke-4 tetapi tidak signifikan. Hal ini dapat diartikan bahwa respon peningkatan ukuran lingkar lengan setiap individu monyet ekor panjang yang diberi perlakuan pakan semakin lama semakin seragam. Gambar 8 menegaskan bahwa terjadi kestabilan ukuran dari bulan ke-1 sampai bulan ke-4 pada semua perlakuan meskipun terjadi peningkatan ukuran lingkar lengan pada bulan ke-1 tetapi tidak nyata.
32
Lingkar Lengan (cm) .
15 14 13 A
12
B
11
C
10 9 8 0
1
2
3
4
Periode (bln) Gambar 8. Grafik Perkembangan Lingkar Lengan selama Penelitian Pada Gambar 8 dapat dilihat peningkatan ukuran lingkar lengan pada setiap bulannya cenderung setabil. Pada bulan ke-1 terjadi peningkatan ukuran lingkar lengan monyet ekor panjang yang diberi perlakuan pakan B tetapi tidak berbeda nyata. Ukuran Lingkar Pinggul Lingkar pinggul dipengaruhi oleh pakan. Tabel 10 menyajikan rataan perkembangan ukuran lingkar pinggul monyet ekor panjang yang diberi perlakuan pakan. Terlihat pada hasil analisis statistik, perkembangan ukuran lingkar pinggul berbeda sangat nyata (P<0,01) pada setiap perlakuan. Perlakuan pakan B sangat nyata (P<0,01) lebih tinggi bila dibandingkan dengan perlakuan pakan A dan C, hal ini dikarenakan kandungan nutrisi dan rasa pakan pada ransum B mempengaruhi tingkat konsumsi dan berdampak pada deposisi lemak-otot di pinggul. Pakan C sangat nyata lebih rendah (P<0,01) bila dibandingkan dengan perlakuan pakan B dan tidak berbeda nyata dengan perlakuan pakan A.
33
Tabel 10. Rataan Lingkar Pinggul, Simpangan Baku, dan Koefisisen Keragaman Lingkar Pinggul selama Penelitian
Periode (bulan ke)
A
Perlakuan B
C
X ± SB
X ± SB
X ± SB
---------------------------------- (cm) -----------------------------------
0
26,00 ± 1,58 (6,08)
25,6 ± 2,61 (10,19)
25,50 ± 1,12 (4,38)
1
24,76 ± 1,80 (7,27)
27,96 ± 2,56 (9,16)
24,66 ± 1,31 (5,29)
2
25,54 ± 1,90 (7,77)
28,06 ± 4,51 (16,06)
24,26 ± 1,25 (5,24)
3
25,08 ± 1,85 (7,39)
29,14 ± 6,00 (20,59)
25,08 ± 1,11 (4,43)
4
25,24 ± 2,12 (8,40)
29,54 ± 6,24 (21,12)
25,08 ± 1,09 (4,33)
Keterangan : Angka dalam tanda kurung menunjukkan koefisien keragaman (%)
Tabel 10 juga menyatakan bahwa nilai keragaman pada perlakuan pakan A dan C lebih kecil dari pada nilai keragaman perlakuan pakan B. Hal ini diartikan bahwa respon perkembangan ukuran lingkar pinggul setiap individu monyet ekor panjang yang diberi perlakuan pakan A dan C lebih seragam bila dibandingkan dengan respon individu monyet ekor panjang yang diberi perlakuan pakan B.
Lingkar Pinggul (cm) .
35 30 25 A
20
B
15
C
10 5 0 0
1
2
3
4
Periode (bln) Gambar 9. Grafik Perkembangan Lingkar Pinggul selama Penelitian
34
Pada Gambar 9 terlihat jelas bahwa monyet ekor panjang yang diberi perlakuan pakan B mengalami peningkatan ukuran lingkar pinggul yang lebih baik bila dibandingkan dengan monyet ekor panjang yang diberi perlakuan pakan A dan C. Pada monyet ekor panjang yang diberi perlakuan pakan A dan C tidak mengalami peningkatan, bahkan cenderung stabil. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pakan B yang mengandung lemak sapi, kuning telur dan disukai dapat mempengaruhi deposisi lemak-otot pada lingkar pinggul monyet ekor panjang sedangkan pemberian perlakuan pakan A dan C tidak. Ukuran Lingkar Pinggang Lingkar pinggang dipengaruhi oleh pakan. Tabel 11 yang menyajikan rataan perkembangan ukuran lingkar pinggang monyet ekor panjang yang diberi perlakuan pakan. Tabel 11. Rataan Lingkar Pinggang, Simpangan Baku, dan Koefisisen Keragaman Lingkar Pinggang selama Penelitian
Periode
(bulan ke)
A
Perlakuan B
C
X ± SB
X ± SB
X ± SB
---------------------------------- (cm) -----------------------------------
0
28,80 ± 2,49 (8,65)
28,70 ± 3,82 (13,30)
29,00 ± 1,84 (6,35)
1
28,34 ± 3,30 (11,65)
31,48 ± 4,11 (13,05)
27,66 ± 2,81 (10,17)
2
28,08 ± 3,42 (12,17)
32,74 ± 6,46 (19,74)
27,36 ± 2,07 (7,57)
3
28,3 ± 2,21 (7,81)
32,42 ± 6,94 (21,41)
28,18 ± 1,72 (6,12)
4
28,46 ± 2,50 (8,79)
32,96 ± 7,07 (21,45)
28,24 ± 1,85 (6,56)
Keterangan : Angka dalam tanda kurung menunjukkan koefisien keragaman (%)
Hasil analisis
statistik memperlihatkan pemberian perlakuan pakan
mempengaruhi perkembangan ukuran lingkar pinggang yang sangat nyata (P<0,01). Perlakuan pakan B nyata (P<0,05) lebihb tinggi bila dibandingkan dengan perlakuan pakan A dan sangat nyata (P<0,01) lebih tinggi bila dibandingkan dengan perlakuan
35
pakan C, sedangkan perlakuan pakan A tidak berbeda nyata dengan perlakuan pakan C. Tabel 11 memperlihatkan nilai keragaman perlakuan pakan A dan C lebih kecil bila dibanding dengan perlakuan pakan B. Hal ini diartikan bahwa respon setiap individu monyet ekor panjang yang diberi perlakuan C dan A lebih seragam bila dibandingkan dengan respon setiap individu yang diberi perlakuan pakan B. Respon induvidu yang diberi perlakuan B sangat beragam, hal ini dikarenakan jumlah komsumsi yang berbeda pada setiap individu monyet ekor panjang tersebut.
Lingkar Pinggang (cm) .
35 30 25 A
20
B
15
C
10 5 0 0
1
2
3
4
Periode (bln) Gambar 10. Grafik Perkembangan Lingkar Pinggang selama Penelitian Pada Gambar 10 dapat dilihat bahwa ukuran lingkar pinggang monyet ekor panjang yang diberi perlakuan B mengalami peningkatan yang nyata dari bulan ke bulan. Peningkatan terbaik terjadi pada bulan ke-1. pada pemberian perlakuan pakan A dan C terjadi kesetabilan ukuran lingkar pinggang, sehingga diartikan bahwa perlakuan pakan B memberikan pengaruh terbaik dalam hal meningkatkan ukuran lingkar pinggang monyet ekor panjang. Hal ini dikarenakan dalam pakan B terkandung nutrisi yang dapat menyebabkan obes dan memiliki rasa gurih yang disukai oleh monyet ekor panjang sehingga konsumsi pakan menjadi tinggi dan terjadi deposisi lemak pada lingkar pinggang.
36
Ukuran Lingkar Dada Lingkar dada tidak dipengaruhi oleh pakan. Tabel 12 menyajikan rataan perkembangan ukuran lingkar dada monyet ekor panjang yang diberi perlakuan pakan. Tabel 12. Rataan Lingkar Dada, Simpangan Baku, dan Koefisisen Keragaman Lingkar Dada selama Penelitian Periode (bulan ke) 0
Perlakuan A B C X ± SD X ± SD X ± SD ---------------------------------- (cm)----------------------------------32,52 ± 1,86 32,20 ± 2,51 31,94 ± 1,38 (5,71) (7,81) (4,31)
1
32,22 ± 2,63 (8,15)
33,18 ± 2,31 (6,95)
31,62 ± 1,35 (4,27)
2
32,50 ± 2,22 (6,82)
33,58 ± 3,08 (9,19)
31,54 ± 1,04 (3,28)
3
32,20 ± 2,53 (7,85)
33,24 ± 3,67 (11,03)
31,54 ± 1,04
4
32,22 ± 2,46 (7,63)
33,28 ± 3,70 (11,13)
31,46 ± 1,09 (3,46)
Keterangan : Angka dalam tanda kurung menunjukkan koefisien keragaman (%)
Hasil analisis statistik memperlihatkan perlakuan pakan B tidak berbeda nyata dengan perlakuan A tetapi nyata (P<0,05) lebih tinggi bila dibandingkan dengan perlakuan C, sedangkan perlakuan A tidak berbeda nyata dengan perlakuan C. Perlakuan pakan B memberikan pengaruh terbaik dalam meningkatkan perkembangan lingkar dada. Hal ini diartikan bahwa perlakuan pakan B yang mengandung bahan dasar lemak sapi, kuning telur dan disukai menyebabkan terjadinya deposisi lemak-otot pada lingkar dada, sehingga mempengaruhi perkembangan ukuran lingkar dada. Nilai keragaman pada perlakuan B lebih tinggi bila dibandingkan dengan nilai keragaman perlakuan pakan A dan C. Hal ini diartikan bahwa respon setiap individu monyet ekor panjang yang diberi perlakuan pakan B lebih beragam bila dibandingkan dengan respon individu monyet ekor panjang yang diberi pakan A dan C.
37
Lingkar D ada (cm).
34 33 32
A
31
B
30
C
29 28 0
1
2
3
4
Periode (bln) Gambar 11. Grafik Perkembangan Lingkar Dada selama Penelitian Pada Gambar 11 terlihat jelas bahwa perlakuan pakan B terjadi peningkatan yang nyata pada bulan ke-1 dan ke-2. Perkembangan ukuran lingkar dada yang diberi perlakuan A cenderung stabil. Terjadi peningkatan ukuran pada bulan ke-2 tetapi tidak nyata. Perkembangan ukuran lingkar dada pada perlakuan pakan C juga cenderung stabil. Terjadi penurunan ukuran pada bulan pertama tetapi tidak nyata. Ukuran Lingkar Kepala Tabel 13 menyajikan rataan perkembangan ukuran lingkar kepala monyet ekor panjang yang diberi perlakuan pakan. Pemberian perlakuan pakan tidak bempengaruhi perkembangan ukuran lingkar kepala. Perlakuan pakan A tidak berbeda nyata dengan perlakuan pakan B dan C. Perlakuan B juga tidak berbeda nyata dengan perlakuan C. Hal ini diartikan bahwa lemak sedikit terdeposisi pada lingkar kepala karena lemak tidak terdeposisi pada tulang melainkan pada lapisan subkutan dan intra muscular daging. Pada tulang kepala tidak terdapat daging sebagai tempat deposisi lemak sehingga tidak terjadi perkembangan ukuran.
38
Tabel 13. Rataan Lingkar Kepala, Simpangan Baku, dan Koefisisen Keragaman Lingkar Kepala selama Penelitian Periode (bulan ke)
A
Perlakuan B
C
X ± SB
X ± SB
X ± SB
---------------------------------- (cm) -----------------------------------
0
27,36 ± 0,42 (1,52)
27,4 ± 0,42 (1,53)
27,62 ± 0,55 (1,97)
1
27,72 ± 0,55 (1,98)
27,52 ± 0,44 (1,61)
27,34 ± 0,59 (2,17)
2
27,62 ± 0,50 (1,80)
27,54 ± 0,39 (1,4)
27,4 ± 0,27 (0,97)
3
27,60 ± 0,52 (1,87)
27,66 ± 0,37 (1,34)
27,56 ± 0,42 (1,51)
4
27,62 ± 0,51 (1,85)
27,68 ± 0,38 (1,39)
27,60 ± 0,42 (1,54)
Keterangan : Angka dalam tanda kurung menunjukkan koefisien keragaman (%)
Pada Tabel 13 juga dapat dilihat bahwa nilai keragaman semua perlakuan pakan sangat kecil. Hal ini diartikan bahwa respon setiap individu monyet ekor panjang terhadap perlakuan pakan seragam, sehingga menegaskan bahwa lemak memang sedikit terdeposisi pada bagian kepala.
Lingkar Kepala (cm).
28 27 A
26
B C
25 24 0
1
2
3
4
Peride (bln) Gambar 12. Grafik Perkembangan Lingkar Kepala selama Penelitian 39
Gambar 12 memperlihatkan bahwa terjadi kestabilan perkembangan ukuran ukuran lingkar kepala pada semua perlakuan. Terjadi sedikit peningkatan ukuran lingkar kepala pada perlakuan pakan A di periode bulan ke-1 tetapi tidak nyata. Hal ini menegaskan bahwa deposisi lemak sedikit terjadi pada lingkar kepala. Ukuran Tebal Telapak Tangan Perlakuan pakan mempengaruhi perkembangan ukuran tebal telapak tangan. Tabel 14 menyajikan rataan perkembangan ukuran tebal telapak tangan monyet ekor panjang yang diberi perlakuan pakan. Tabel 14. Rataan Tebal Telapak Tangan, Simpangan Baku, dan Koefisisen Keragaman Tebal Telapak Tangan selama Penelitian Periode (bulan ke) 0
Perlakuan A B C X ± SB X ± SB X ± SB ---------------------------------- (cm) ----------------------------------0,59 ± 0,05 0,62 ± 0,03 0,56 ± 0,06 (8,95) (4,56) (10,18)
1
0,58 ± 0,07 (12,43)
0,67 ± 0,06 (8,94)
0,59 ± 0,03 (5,12)
2
0,53 ± 0,03 (5,85)
0,62 ± 0,08 (12,11)
0,57 ± 0,04 (8,39)
3
0,53 ± 0,06 (10,64)
0,58 ± 0,07 (11,14)
0,57 ± 0,04 (7,25)
4
0,53 ± 0,05 (9,04)
0,58 ± 0,06 (10,27)
0,57 ± 0,05 (8,78)
Keterangan : Angka dalam tanda kurung menunjukkan koefisien keragaman (%)
Hasil analisis statistik memperlihatkan perlakuan pakan mempengaruhi perkembangan ukuran tebal telapak tangan sangat nyata (P<0,01). Perlakuan pakan B sangat nyata (P<0,01) lebih besar bila dibandingkan dengan perlakuan pakan A dan C, sedangkan perlakuan pakan A tidak berbeda nyata dengan perlakuan pakan C. Perlakuan pakan B lebih baik dalam meningkatkan ukuran tebal telapak tangan. Hal ini dikarenakan pakan B yang mengandung bahan dasar lemak sapi dan kuning telur memiliki rasa pakan yang lebih gurih dan menjadikan pakan lebih disukai, sehingga mempengaruhi deposisi lemak pada telapak tangan
40
Nilai keragaman dari ketiga perlakuan cenderung sama. Dapat diartikan bahwa setiap individu monyet ekor panjang yang diberi perlakuan pakan memiliki
Tebal Telapak Tangan (cm) .
respon yang sama terhadap perkembangan ukuran tebal telapak tangan.
0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0
A B C
0
1
2
3
4
Periode (bln) Gambar 13. Grafik Perkembangan Tebal Telapak Tangan selama Penelitian Gambar 13 memperlihatkan bahwa pada perlakuan pakan B terjadi kenaikan yang nyata di bulan ke-2 dan ke-4 dan terjadi penurunan pada bulan ke-3. Terjadinya penurunan ini mungkin dikarenakan terjadinya setres sehingga terjadi peningkatan aktivitas gerakan meloncat-loncat yang mengakibatkan menurunnya ukuran tebal telapak tangan. Ukuran Tebal Telapak Kaki Tebal telapak kaki dipengaruhi oleh pakan. Hasil analisis statistik memperlihatkan bahwa perlakuan pakan B tidak berbeda nyata dengan perlakuan pakan A dan nyata (P<0,01) lebih tinggi bila dibandingkan dengan perlakuan pakan C. Tabel 15 menyajikan rataan perkembangan ukuran tebal telapak kaki monyet ekor panjang yang diberi perlakuan pakan. Perlakuan pakan A juga nyata (P<0,01) lebih inggi bila dibandingkan dengan perlakuan pakan C. Perlakuan pakan A dan B memberikan pengaruh yang lebih baik bila dibandingkan dengan perlakuan pakan C. Hal ini diartikan bahwa pakan A dan B dapat mempengaruhi deposisi lemak pada tebal telapak kaki sehingga menyebabkan perkembangan ukuran tebal telapak kaki lebih cepat. 41
Tabel 15. Rataan Tebal Telapak Kaki, Simpangan Baku, dan Koefisisen Keragaman Tebal Telapak Kaki selama Penelitian Perlakuan A B C X ± SB X ± SB X ± SB -------------------------------- (cm) -------------------------------------
Periode (bulan ke) 0
0,718 ± 0,05 (6,49)
0,73 ± 0,02 (2,69)
0,65 ± 0,05 (8,14)
1
0,66 ± 0,10 (15,23)
0,76 ± 0,16 (29,29)
0,60 ± 0,04 (7,46)
2
0,68 ± 0,06 (8,64)
0,75 ± 0,16 (21,19)
0,64 ± 0,05 (7,75)
3
0,72 ± 0,05 (6,45)
0,70 ± 0,05 (6,56)
0,67 ± 0,03 (4,27)
4
0,71 ± 0,04 (5,39)
0,71 ± 0,05 (6,88)
0,67 ± 0,03 (4,51)
Keterangan : Angka dalam tanda kurung menunjukkan koefisien keragaman (%)
Tabel 15 juga memperlihatkan bahwa semakin lamanya pemberian perlakuan pakan maka semakin kecil nilai keragaman pada semua perlakuan. Hal ini diartikan bahwa semakin lama pemberian perlakuan pakan maka respon setiap individu
Tebal Telapak Kaki (cm).
monyet ekor panjang terhadap pakan semakin seragam.
0.9 0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0
A B C
0
1
2
3
4
Periode (bln) Gambar 14. Grafik Perkembangan Tebal Telapak Kaki selama Penelitian 42
Pada Gambar 14 dapat dilihat bahwa perlakuan pakan B memiliki pola perkembangan ukuran tebal telapak kaki yang berbeda dengan pakan A dan C sedangkan perlakuan A memilki pola gambar yang sama dengan perlakuan C. Pada perlakuan pakan A dan C terjadi penurunan pada bulan ke-1 dan kenaikan pada bulan ke-3. pada perlakuan B terjadi kenaikan pada bulan ke-1 dan penurunan pada bulan ke-3. Ukuran Tebal Lipatan Kulit Perut Tebal lipatan kulit perut dipengaruhi oleh pakan. Tabel 16 menyajikan rataan perkembangan ukuran tebal lipatan kulit perut monyet ekor panjang yang diberi perlakuan pakan. Tabel 16. Rataan Tebal Lipatan Kulit Perut, Simpangan Baku, dan Koefisisen Keragaman Tebal Lipatan Kulit Perut selama Penelitian Periode (bulan ke)
A
Perlakuan B
C
X ± SB
X ± SB
X ± SB
---------------------------------- (cm) -----------------------------------
0
0,35 ± 0,06 (17,71)
0,39 ± 0,13 (33,96)
0,39 ± 0,36 (22,2)
1
0,36 ± 0,07 (19,93)
0,52 ± 0,14 (27,6)
0,40 ± 0,04 (9,03)
2
0,39 ± 0,04 (13,43)
0,55 ± 0,19 (35,53)
0,41 ± 0,02 (5,01)
3
0,39 ± 0,04 (9,27)
0,56 ± 0,17 (31,37)
0,43 ± 0,07 (16,64)
4
0,40 ± 0,04 (10,04)
0,58 ± 0,19 (33,53)
0,43 ± 0,06 (14,07)
Keterangan : Angka dalam tanda kurung menunjukkan koefisien keragaman (%)
Hasil analisis statistik memperlihat perlakuan pakan sangat nyata (P<0,01) mempengaruhi perkembangan ukuran tebal lipatan kulit perut. Perlakuan pakan A sangat nyata (P<0,01) lebih kecil bila dibandingkan dengan perlakuan pakan B dan nyata (P<0,05) lebih kecil bila dibandingkan dengan perlakuan C, sedangkan perlakuan pakan B sangat nyata (P<0,01) lebih tinggi bila dibandingkan dengan perlakuan pakan C. Perlakuan B lebih baik dalam meningkatkan ukuran tebal lipatan
43
kulit perut bila dibandingkan dengan perlakuan pakan A dan C, sedangkan perlakuan C lebih baik bila dibandingkan dengan perlakuan pakan A. Nilai keragaman pada perlakuan pakan B sangat tinggi. Hal ini diartikan bahwa respon setiap individu monyet ekor panjang yang diberi perlakuan B sangat beragam. Nilai keragaman pada perlakuan A dan C cenderung kecil. Pada perlakuan pakan A, semakin lama pemberian pakan semakin kecil nilai keragamannya. Hal ini diartikan bahwa respon individu monyet ekor panjang yang diberi perlakuan pakan A lebih seragam bila dibandingkan dengan perlakuan pakan B sedangkan pada perlakuan pakan C tidak stabil nilai keragamannya tetapi nilai keragaman pakan C
Tebal Lipatan Kulit Perut (cm) .
lebih seragam bila dibandingkan dengan perlakuan pakan B.
0.8 0.6 A
0.4
B C
0.2 0 0
1
2
3
4
Periode (bln) Gambar 15. Grafik Perkembangan Tebal Lipatan Kulit Perut selama Penelitian Gambar 15 memperlihatkan perlakuan pakan B meningkatkan ukuran tebal lipatan kulit perut secara nyata. Peningkatan terbaik ukuran tebal lipatan kulit perut yang diberi perlakuan pakan B terjadi pada bulan ke-1. Pada perlakuan pakan A dan C tidak terjadi peningkatan secara nyata. Hal ini diartikan bahwa perlakuan pakan B yang mengandung bahan lemak sapi, kuning telur dan disukai dapat mempengaruhi deposisi lemak pada kulit perut.
44
Ukuran Tebal Lipatan Kulit Lengan Depan Tebal lipatan kulit lengan depan tidak dipengaruhi oleh pakan. Tabel 17 menyajikan rataan perkembangan ukuran tebal lipatan kulit lengan belakang monyet ekor panjang yang diberi perlakuan pakan. Tabel 17. Rataan Tebal Lipatan Kulit Lengan Depan, Simpangan Baku, dan Koefisisen Keragaman Tebal Lipatan Kulit Lengan Depan selama Penelitian Perlakuan A X ± SB
Periode (bulan ke)
B X ± SB
C X ± SB
---------------------------------- (cm) -----------------------------------
0
0,16 ± 0,05 (28,42)
0,20 ± 0,05 (24,09)
0,20 ± 0,02 (8,20)
1
0,20 ± 0,05 (25,66)
0,22 ± 0,03 (13,64)
0,20 ± 0,02 (8,13)
2
0,2 ± 0,02 (10,61)
0,21 ± 0,04 (19,71)
0,19 ± 0,03 (13,77)
3
0,18 ± 0,04 (25,28)
0,18 ± 0,04 (22,45)
0,19 ± 0,03 (14,76)
4
0,17 ± 0,02 (13,84)
0,18 ± 0,04 (22,57)
0,20 ± 0,02 (12,81)
Keterangan : Angka dalam tanda kurung menunjukkan koefisien keragaman (%)
Hasil analisis statistik memperlihatkan bahwa perkembangan tebal lipatan kulit lengan depan monyet ekor panjang tidak dipengaruhi perlakuan pakan. Perlakuan pakan A tidak berbeda nyata dengan pakan B dan C. Begitu juga perlakuan pakan B tidak berbeda nyata dengan perlakuan pakan C. Hal ini diartikan bahwa sedikit lemak yang terdeposisi pada bagian lengan khususnya pada lapisan kulit lengan depan. Lemak didalam tubuh kita didistribusikan (ditimbun) terutama pada dua tempat yang berbeda yaitu pada bagian perut (abdomen) dan bagian bokong (gluteus) (Adam, 2006). Nilai keragaman pada perlakuan pakan B sangat tinggi. Hal ini dirtikan bahwa respon setiap individu monyet ekor panjang yang diberi perlakuan pakan B sangatlah beragam, sedangkan respon setiap individu yang diberi perlakuan pakan A dan C lebih seragam.
45
Tebal Lipatan K ulit L engan D epan (cm) .
0.3
0.2
A B C
0.1
0 0
1
2
3
4
Periode (bln) Gambar 16. Grafik Perkembangan Tebal Lipatan Kulit Lengan Depan selama Penelitian Pada Gambar 16 dapat dilihat bahwa perlakuan pakan A dan B memiliki pola grafik yang sama, sedangkan perlakuan pakan C memiliki pola grafik yang berbeda. pada perlakuan pakan A terjadi perkembangan ukuran pada bulan ke-1 dan terjadi penurunan pada bulan ke-3, begitu juga pada perlakuan B, terjadi kenaikan pada bulan ke-1 dan penurunan pada bulan ke-3. Pada perlakuan C terjadi kestabilan ukuran mulai dari bulan ke-1 sampai ke-3. terjadi sedikit kenaikan tapi tidak nyata pada bulan ke-4. Ukuran Tebal Lipatan Kulit Lengan Belakang Tebal lipatan kulit lengan belakang dipengaruhi oleh pakan. Tabel 18 menyajikan rataan perkembangan ukuran tebal lipatan kulit lengan belakang monyet ekor panjang yang diberi perlakuan pakan. Hasil analisis statistik menunjukan bahwa perlakuan pakan berpengaruh sangat nyata (P<0,01) pada perkembangan ukuran tebal lipatan kulit lengan belakang. Perlakuan pakan B nyata (P<0,01) lebih tinggi bila dibandingkan dengan perlakuan pakan A dan C, sedangkan perlakuan pakan A tidak berbeda nyata dengan perlakuan pakan C.
46
Perlakuan pakan B lebih baik dalam meningkatkan ukuran tebal lipatan kulit lengan belakang. Hal ini diartikan bahwa perlakuan pakan B yang mengandung bahan dasar lemak sapi, kuning telur dan disukai dapat mempengaruhi deposisi lemak pada kulit lengan belakang. Tabel 18. Rataan Tebal Lipatan Kulit Lengan Belakang, Simpangan Baku, dan Koefisisen Keragaman Tebal Lipatan Kulit Lengan Belakang selama Penelitian Periode (bulan ke)
Perlakuan A B C X ± SD X ± SD X ± SD ---------------------------------- (cm) -----------------------------------
0
0,17 ± 0,02 (23,18)
0,19 ± 0,04 (18,56)
0,18 ± 0,04 (22,58)
1
0,20 ± 0,02 (10,16)
0,21 ± 0,05 (24,51)
0,20 ± 0,03 (16,48)
2
0,18 ± 0,02 (12,51)
0,23 ± 0,03 (11,35)
0,19 ± 0,02 (8,32)
3
0,19 ± 0,02 (11,78)
0,24 ± 0,06 (24,18)
0,20 ± 0,01 (7,74)
4
0,18 ± 0,03 (15,59)
0,23 ± 0,04 (17,66)
0,20 ± 0,01 (6,59)
Keterangan : Angka dalam tanda kurung menunjukkan koefisien keragaman (%)
Pada perlakuan pakan A dan C, semakin lamanya pemberian perlakuan pakan maka semakin kecil koefisien keragamannya. Hal ini diartikan bahwa semakin lama pemberian pakan A dan C maka semakin seragam respon setiap individu monyet ekor panjang. Berbeda dengan perlakuan pakan B, semakin lama perlakuan pakan diberikan makan semakin besar koefisien keragamannya. Hal ini diartikan juga bahwa semakin lama pemberian perlakuan pakan maka semakin tidak seragam respon setiap individu moneyt ekor panjang.
47
Tebal Lipatan Kulit Lengan Belakang (cm) .
0.3
0.2
A B C
0.1
0 0
1
2
3
4
Periode (bln)
Gambar 17. Grafik Perkembangan Tebal Lipatan Kulit Lengan Belakang selama Penelitian Pola grafik pada Gambar 17 menunjuk perbedaan antara perlakuan pakan B dengan perlakuan pakanA dan C. perlakuan pakan A dan C menunjukkan pola gambar yang cenderung sama meskipun terdapat sedikit perbedaan pada bulan ke-4 tetapi tidak nyata. Perlakuan pakan B menunjukkan kenaikan yang nyata pada bulan ke-1 sampai ke-3, sedangkan perlakuan pakan A dan C menujukkan kenaikan ukuran hanya pada bulan ke-1. Ukuran Tebal Lipatan Kulit Punggung Tabel 19 menyajikan rataan perkembangan ukuran tebal lipatan kulit punggung monyet ekor panjang yang diberi perlakuan pakan. Hasil analisis statistik menunjukan tebal lipatan kulit punggung dipengaruhi sangat nyata (P<0,01) oleh perlakuan pakan. Perlakuan pakan B nyata (P<0,01) lebih besar bila dibandingkan dengan perlakuan pakan A dan C, sedangkan perlakuan pakan A tidak berbeda nyata dengan perlakuan pakan C. Pada perlakuan pakan B memiliki nilai rata-rata yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan perlakuan pakan A dan C. Hal ini diartikan bahwa perlakuan pakan B lebih baik dalam meningkatkan perkembangan ukuran tebal lipatan kulit punggung karena pada pakan B mengandung bahan dasar lemak sapi, kuning telur dan disukai sehingga terjadi deposisi lemak pada kulit punggung.
48
Tabel 19. Rataan Tebal Lipatan Kulit Punggung, Simpangan Baku, dan Koefisisen Keragaman Tebal Lipatan Kulit Punggung selama Penelitian
Periode (bulan ke)
A
Perlakuan B
C
X ± SD
X ± SD
X ± SD
---------------------------------- (cm) -----------------------------------
0
0,40 ± 0,07 (16,89)
0,47 ± 0,09 (19,31)
0,44 ± 0,08 (19,02)
1
0,41 ± 0,05 (11,44)
0,53 ± 0,12 (23,45)
0,42 ± 0,06 (14,08)
2
0,39 ± 0,06 (14,50)
0,55 ± 0,16 (29,24)
0,42 ± 0,04 (9,63)
3
0,39 ± 0,05 (11,89)
0,53 ± 0,18 (34,24)
0,40 ± 0,04 (10,73)
4
0,41 ± 0,04 (10,88)
0,57 ± 0,19 (32,89)
0,40 ± 0,04 (10,72)
Keterangan : Angka dalam tanda kurung menunjukkan koefisien keragaman (%)
Koefisien keragaman pada perlakuan pakan B lebih tinggi bila dibandingkan dengan koefisien keragam perlakuan pakan A dan C. Hal ini diartikan bahwa setiap individu monyet ekor panjang yang diberi perlakuan pakan B lebih memberikan respon yang beragam bila dibandingkan dengan respon setiap individu monyet ekor panjang yang diberi perlakuan pakan A dan C.
Tebal Lipatan Kulit Punggung (cm) .
0.6 0.5 0.4 A
0.3
B
0.2
C
0.1 0 0
1
2
3
4
Periode (bln)
Gambar 18. Grafik Perkembangan Tebal Lipatan Kulit Punggung selama Penelitian 49
Pada Gambar 18 memperlihatkan perlakuan pakan B memiliki pola gambar yang berbeda bila dibandingkan dengan pola gambar perlakuan pakan A dan C, sedangkan pola gambar perlakuan pakan A cerderung sama dengan pola gambar perlakuan pakan C. Pada perlakuan pakan B terjadi kenaikan ukuran tebal lipatan kulit punggung di setiap bulannya, sedangkan pada perlakuan pakan A dan C tidak terjadi peningkatan yang nyata, sehingga dari gambar di atas dapat dikatakan bahwa perlakuan pakan B dapat meningkatkan tebal lipatan kulit punggung lebih baik dibandingkan dengan perlakuan pakan A dan C. Body Mass Index (BMI) Body Mass Index adalah suatu nilai yang digunakan untuk menentukan tingkat kegemukan. Nilai BodyMass Index didapatkan dari prhitungan bobot badan dibagi tinggi duduk kuadrat. Tabel 20 merupakan hasil Body Mass Index monyet ekor panjang yang diberi perlakuan pakan. Tabel 20. Rataan Body Mass Index, Simpangan Baku, dan Koefisisen Keragaman Body Mass Index selama Penelitian
Periode (bulan ke)
A
Perlakuan B
C
X ± SD
X ± SD
X ± SD
2
--------------------------------- (kg/m ) --------------------------------
0
24,34 ± 2,42 (9,96)
24,19 ± 1,51 (6,24)
23,94 ± 2,42 (10,09)
1
23,60 ± 2,19 (9,29)
25,53 ± 1,54 (6,03)
23,18 ± 2,16 (9,33)
2
23,50 ± 1,74 (7,38)
26,02 ± 3,03 (11,64)
22,87 ± 1,97 (8,60)
3
23,71 ± 1,82 (7,67)
26,24 ± 3,05 (11,62)
23,52 ± 1,72 (7,31)
4
24,8 ± 3,37 (13,59)
27,02 ± 4,58 (16,97)
23,56 ± 1,74 (7,38)
Keterangan : Angka dalam tanda kurung menunjukkan koefisien keragaman (%)
Dari hasil analisis statistik dapat dilihat bahwa perlakuan pakan mempengaruhi perkembangan Body Mass Index monyet ekor panjang. Perlakuan pakan B nyata (P<0,05) lebih tinggi bila dabandingkan dengan perlakuan A dan sangat nyata (P<0,01) lebih tinggi bila dibandingkan dengan perlakuan pakan C. 50
Monyet ekor panjang yang mendapatkan perlakuan pakan B memiliki nilai rata-rata Body Mass Index yang lebih tinggi dari pada monyet ekor panjang yang diberi perlakuan pakan A dan C. Hal ini dapat diartikan bahwa perlakuan pakan B lebih baik dalam meningkatkan Body Mass Index. Menurut WHO (2006) bahwa standart BMI untuk overweigh adalah lebih dari sama dengan 25 dan BMI untuk obesitas adalah lebih dari sama dengan 30. Dari rata-rata Body Mass Index yang tercantum pada Tabel 20, pemberian perlakuan pakan selama empat bulan tidak menyebabkan terjadinya obes pada monyet ekor panjang, namun hanya terjadi over wight pada perlakuan pakan B. Pada semua pelakuan terjadi kecenderungan peningkatan rata-rata Body Mass Index selama empat bulan tetapi perlakuan pakan B yang memiliki kencenderungan meningkat lebih cepat bila dibandingkan dengan perlakuan pakan A dan C.
Body Mass Index
28 26 A
24
B C
22 20 0
1
2
3
4
Periode (bln) Gambar 19. Grafik Perkembangan Body Mass Index selama Penelitian Dari Gambar 19 dapat dilihat jelas bahwa perlakuan pakan B memiliki pola gambar yang terus meningkat pada setiap bulannya. Pada pakan A memilki pola gambar yang cenderung sama dengan perlakuan pakan C tetapi berbeda pada bulan ke-4. Pada bulan ke-4, pola gambar perlakuan pakan A lebih meningkat bila dibandingkan dengan perlakuan pakan C. Dari Gambar 19 juga dapat dikatakan bahwa pakan B lebih baik dalam meningkatkan Body Mass Index monyet ekor panjang. Dapat dilihat juga bahwa pada 51
perlakuan B, semakin lama perlakuan pakan diberikan maka semakin tinggi nilai Body Mass Index monyet ekor panjang tersebut sehingga terdapat kecenderungan terjadinya obesitas. Hal ini menegaskan bahwa monyet ekor panjang dapat mengalami obesesitas jika diberikan perlakuan pakan B dalam waktu yang lebih lama,
namun
bila
perlakuan ini dilanjutkan,
dikhawatirkan akan terjadi
atherosklerosis yang disebabkan oleh tingginya kadar kolesterol darah. Trigliserida (TG) dan kolesterol dari pakan B menunjuk semakin lama perlakuan pakan B diberikan maka nilai TG dan kolesterol dalam darah monyet ekor panjang semakin tinggi (data belum dipublikasikan) Analisis Korelasi dan Regresi Parameter Tubuh Monyet Ekor Panjang Korelasi adalah suatu ukuran derajat bervareasinya kedua peubah secara bersama-sama atau ukuran keeratan hunbungan antara kedua peubah tersebut. Tabel 21 merupakan hasil korelasi perkembangan bagian-bagian tubuh monyet ekor panjang yang diberi perlakuan pakan. Pada Tabel 21 dapat dilihat bahwa setiap parameter memiliki korelasi yang berbeda-beda. Bobot badan memiliki korelasi yang positif (P<0,01) dengan parameter lingkar betis, lingkar paha, lingkar lengan, lingkar pinggul, lingkar pinggang, lingkar dada, tebal telapak tangan, tebal telapak kaki, tebal lipatan kulit perut, tebal lipatan kulit lengan belakang, tebal lipatan kulit punggung, dan Body Mass Index dan tidak berkorelasi nyata dengan lingkar kepala dan tebal lipatan kulit lengan depan. Bobot badan memiliki nilai korelasi tertinggi dengan lingkar dada dengan nilai korelasi 0,919 (P<0,01). Hal ini diartikan meningkatnya lingkar dada maka meningkatkan pula bobot badan monyet ekor panjang tersebut. Pada lingkar betis juga memiliki korelasi nyata yang positif (P<0,01) dengan parameter Bobot badan, lingkar paha, lingkar lengan, lingkar pinggul, lingkar pinggang, lingkar dada, tebal telapak tangan, tebal telapak kaki, tebal lipatan kulit perut, tebal lipatan kulit lengan belakang, tebal lipatan kulit punggung, dan body mass index dan tidak berkorelasi nyata dengan lingkar kepala dan tebal lipatan kulit lengan depan. Lingkar betis memiliki nilai korelasi tertinggi dengan lingkar dada dengan nilai korelasi 0,799 (P<0,01). Hal ini diartikan bahwa lingkar betis sangat berkorelasi dengan lingkar dada. Semakin meningkatnya lingkar dada maka semakin meningkat pula lingkar betis. 52
Tabel 21. Nilai Korelasi dan P-Value Parameter-parameter Monyet Ekor Panjang yang Diberi Perlakuan Pakan Peubah BB LB LPh LL LPgl LPng LD LB 0,765 0,000 LPh
0,694 0,000
0,591 0,000
LL
0,622 0,000
0,464 0,000
0,489 0,000
LPgl
0,878 0,000
0,675 0,000
0,679 0,000
0,545 0,000
LPng
0,875 0,000
0,687 0,000
0,624 0,000
0,600 0,000
0,957 0,000
LD
0,919 0,000
0,799 0,000
0,698 0,000
0,705 0,000
0,870 0,000
0,886 0,000
LK
0,132 0,260
0,141 0,227
0,003 0,978
0,002 0,984
0,003 0,977
0,078 0,505
0,027 0,818
TTT
0,523 0,000
0,481 0,000
0,413 0,000
0,465 0,000
0,488 0,000
0,479 0,000
0,578 0,000
TTK
0,539 0,002
0,299 0,009
0,141 0,229
0,020 0,863
0,398 0,000
0,358 0,002
0,347 0,002
TLKP
0,654 0,000
0,581 0,000
0,504 0,000
0,505 0,000
0,755 0,000
0,744 0,000
0,637 0,000
TLKLD
0,196 0,091
0,162 0,165
0,156 0,180
0,254 0,028
0,078 0,505
0,073 0,531
0,205 0,078
TLKLB
0,610 0,000
0,558 0,000
0,562 0,000
0,408 0,000
0,644 0,000
0,655 0,000
0,602 0,000
TLKPng
0,776 0,000
0,582 0,000
0,642 0,000
0,566 0,000
0,873 0,000
0,870 0,000
0,776 0,000
BMI
0,908 0,000
0,684 0,000
0,633 0,000
0,617 0,000
0,898 0,000
0,908 0,000
0,855 0,000
53
Tabel 21. Nilai Korelasi dan P-Value Parameter-parameter Monyet Ekor Panjang yang Diberi Perlakuan Pakan (lanjutan) Peubah LK TTT TTK TLKP TLKLD TLKLB TLKPng TTT -0,003 0,777 TTK -0,042 0,196 0,719 0,092 TLKP
0,113 0,334
0,452 0,000
0,166 0,156
TLKLD
0,063 0,590
0,305 0,008
0,019 0,873
0,149 0,201
TLKLB
0,008 0,945
0,324 0,005
0,162 0,165
0,696 0,000
0,260 0,024
TLKPng
0,051 0,662
0,524 0,000
0,162 0,166
0,873 0,000
0,137 0,241
0,724 0,000
BMI
0,161 0,168
0,432 0,000
0,372 0,001
0,699 0,000
0,102 0,382
0,691 0,000
0,807 0,000
Pada lingkar paha memiliki nilai korelasi nyata positif (P<0,01) dengan parameter bobot badan, lingkar betis, lingkar lengan, lingkar pinggul, lingkar pinggang, tebal talapak tangan, tebal lipatan kulit perut, tebal lipatan kulit lengan belakang, tebal lipatan kulit punggung, dan body mass index dan tidak berkorelasi nyata dengan lingkar kepala, tebal telapak tangan, tebal lipatan kulit lengan depan. Lingkar paha memiliki nilai korelasi tertinggi dengan lingkar dada dengan nilai korelasi 0,698 (P<0,01). Hal ini diartikan bahwa lingkar paha sangat berkorelasi dengan lingkar dada. Semakin meningkatnya lingkar dada maka semakin meningkat pula lingkar betis. Pada Tabel 21 dapat dilihat lingkar lengan tidak berkorelasi dengan lingkar kepala dan tebal telapak kaki dan berkorelasi dengan parameter lainnya. Lingkar lengan memiliki nilai korelasi tertinggi dengan lingkar dada dengan nilai 0,705 (P<0,01). Hal ini diartikan bahwa lingkar lengan sangat berkorelasi dengan lingkar dada. Semakin meningkatnya lingkar dada maka semakin meningkat pula lingkar lengan. Pada Tabel 21 juga dapat dilihat bahwa lingkar pinggul tidak berkorelasi nyata dengan lingkar kepala dan tebal lipatan kulit lengan depan tetapi berkorelasi
54
dengan parameter lainnya. Lingkar pinggul memiliki nilai korelasi tertinggi dengan lingkar pinggang dengan nilai korelasi 0,957 (P<0,01). Hal ini diartikan bahwa lingkar pinggul sangat berkorelasi dengan lingkar pinggang. Semakin meningkatnya lingkar pinggang maka semakin meningkat pula lingkar pinggul. Pada lingkar pinggang juga tidak berkorelasi nyata dengan lingkar kepala dan tebal lipatan kulit lengan depan. Lingkar pinggang memiliki nilai korelasi tertinggi dengan lingkar pinggul dengan nilai korelasi 0,957 (P<0,01). Pada lingkar dada juga tidak memiliki korelasi nyata dengan lingkar kepala dan tebal lipatan kulit lengan depan dan berkorelasi positif dengan parameter lainnya. Lingkar dada memiliki nilai korelasi tertinggi dengan bobot badan dengan nilai korelasi 0,919 (P<0,01). Hal ini diartikan bahwa lingkar dada sangat berkorelasi dengan bobot badan. Semakin meningkatnya lingkar dada maka semakin meningkat pula bobot badan. Lingkar kepala tidak berkorelasi nyata dengan parameter-parameter lainya. Hal ini diartikan bahwa peningkatan ukuran lingkar kepala tidak meningkatkan ukuran peubah-peubah lainnya. Tebal telapak tangan tidak berkorelasi nyata dengan lingkar kepala dan tebal telapak kaki tetapi berkorelasi dengan peubah lainnya. Tebal telapak kaki memiliki niali korelasi tertinggi dengan lingkar dada dengan nilai korelasi 0,578 (P<0,01). Hal ini diartikan bahwa tebal telapak tangan sangat berkorelasi dengan lingkar dada. Semakin meningkatnya lingkar dada maka semakin meningkat pula tebal telapak tangan. Tebal telapak kaki tidak berkorelasi nyata dengan lingkar paha, lingkar lengan, lingkar kepala, tebal telapak tangan, tebal lipatan kulit perut, tebal lipatan kulit lengan depan, tebal lipatan kulit lengan belakang, dan tebal lipatan kulit punggung tetapi berkorelasi dengan parameter lainnya. Tebal telapak tangan memiliki nilai korelasi tertinggi (P<0,01) dengan bobot badan dengan nilai 0,539. Hal ini diartikan bahwa tebal telapak kaki sangat berkorelasi (P<0,01) dengan bobot badan. Semakin meningkatnya bobot badan monyet ekor panjang maka semakin meningkat pula tebal telapak kaki monyet ekor panjang tersebut. Tebal lipatan kulit perut tidak berkorelasi nyata dengan lingkar kepala, tebal telapak kaki, dan tebal lipatan kulit lengan depan dan berkorelasi nyata (P<0,01)
55
dengan lainnya. Tebal lipatan kulit perut memiliki nilai korelasi tertinggi dengan tebal lipatan kulit punggung dengan nilai 0,873 (P<0,01). Dapat diartikan bahwa tebal lipatan kulit perut sangat berkorelasi (P<0,01) dengan tebal lipatan kulit punggung. Semakin meningkatnya tebal lipatan kulit punggung monyet ekor panjang maka semakin meningkat pula tebal lipatan kulit perut monyet ekor panjang tersebut. Tebal lipatan kulit lengan depan berkorelasi positif (P<0,05) dengan parameter lingkar lengan dan tebal lipatan kulit lengan belakang dan tidak berkorelasi dengan peubah lainnya. Tebal lipatan kulit lengan depan memiliki nilai korelasi tertinggi dengan tebal lipatan kulit lengan belakang dengan nilai korelasi 0,260 (P<0,05). Hal ini diartikan bahwa tebal lipatan kulit lengan depan sangat berkorelasi (P<0,05) dengan tebal lipatan kulit lengan belakang. Semakin meningkatnya tebal lipatan kulit lengan belakang monyet ekor panjang maka semakin meningkat pula tebal lipatan kulit lengan depan monyet ekor panjang tersebut. Tebal lipatan kulit lengan belakang tidak berkorelasi nyata dengan lingkar kepala dan tebal telapak kaki dan berkorelasi positif (P<0,01) dengan peubah-peubah lainnya. Tebal lipatan kulit lengan belakang memiliki nilai korelasi tertinggi dengan tebal lipatan kulit perut dengan nilai korelasi 0,724 (P<0,01). Hal ini diartikan bahwa tebal lipatan kulit lengan belakang berkorelasi (P<0,05) dengan tebal lipatan kulit perut. Semakin meningkatnya tebal lipatan kulit perut monyet ekor panjang maka semakin meningkat pula tebal lipatan kulit lengan belakang monyet ekor panjang tersebut. Tebal lipatan kulit punggung tidak berkorelasi dengan lingkar kepala, tebal telapak kaki, dan tebal lipatan kulit lengan depan dan berkorelasi positif (P<0,01) dengan peubah lainnya. Tebal lipatan kulit punggung memiliki nilai korelasi tertinggi dengan lingkar pinggul dan tebal lipatan kulit perut dengan nilai korelasi 0,873 (P<0,01). Hal ini diartikan bahwa tebal lipatan kulit punggung sangat berkorelasi (P<0,05) dengan tebal lipatan kulit perut dan lingkar pinggul. Semakin meningkatnya tebal lipatan kulit perut dan lingkar pinggul monyet ekor panjang maka semakin meningkat pula tebal lipatan kulit punggung monyet ekor panjang tersebut. Pada Tabel 21 juga dapat dilihat bahwa Body Mass Index tidak berkorelasi lingkar kepala dan tebal lipatan kulit lengan depan dan berkorelasi positif dengan
56
peubah lainnya. Body mass index memiliki nilai korelasi tertinggi dengan bobot badan dan lingkar pinggang dengan nilai korelasi 0,908 (P<0,01). Hal ini diartikan bahwa body mass index sangat berkorelasi (P<0,01) dengan bobot badan dan lingkar pinggang . Semakin meningkatnya bobot badan dan lingkar pinggang monyet ekor panjang maka semakin meningkat pula body mass index monyet ekor panjang tersebut. Dari analisis regresi didapatkan bahwa pendugaan bobot badan monyet ekor panjang dapat dicari dengan rumus : Y = - 7.23 + 0.0853 X1 + 0.0145 X2 + 0.0872 X3 + 0.0852 X4 - 0.0143 X5 + 0.0939 X6 - 0.145 X7 + 0.337 X8 - 0.582 X9 + 0.46 X10 + 0.402 X11 Keterangan : X1 = lingkar betis
X7
= tebal telapak tangan
X2 = lingkar paha
X8
= tebal telapak kaki
X3 = lingkar lengan
X9
= tebal lipatan kulit perut
X4 = lingkar pinggul
X10 = tebal lipatankulit lengan belakang
X5 = lingkar pinggang
X11 = tebal lipatan kulit lengan punggung
X6 = lingkar dada
Y
= bobot badan
Rumus dari hasil analisis regresi tersebut nyata (P<0,01) dapat digunakan sebagai penduga bobot badan monyet ekor panjang. Dari hasil korelasi dan regresi peubah lingkar pinggul, lingkar pinggang, dan lingkar dada memberikan pengaruh yang besar terhadap bobot badan. Hasil Analisis Komponen Utama (AKU) Penciri Ukuran dan Bentuk Monyet Ekor Panjang pada Periode Nol Tabel 22 menyajikan ringkasan penciri ukuran dan bentuk tubuh hasil AKU. Penciri ukuran monyet ekor panjang yang diberi perlakuan pakan pada periode nol berbeda. Penciri ukuran tubuh monyet ekor panjang yang diberi perlakuan pakan A adalah lingkar pinggul, sedangkan penciri ukuran monyet ekor panjang yang diberi perlakuan pakan B dan C adalah tebal lipatan kulit pungggung.
57
Table 22. Penciri Ukuran dan Bentuk Tubuh Monyet Ekor Panjang Hasil Analisis Komponen Utama pada Periode Nol Pakan
Penciri Ukuran
Penciri Bentuk
A
Lingkar Pinggul
Lingkar Lengan
B
Tebal Lipatan Kulit Punggung
Lingkar Kepala
C
Tebal Lipatan Kulit Punggung
Tebal Telapak Tangan
Sesuai hasil AKU yang tersaji pada Tabel 22 Penciri bentuk pakan A pada periode nol berbeda bila dibandingkan dengan penciri bentuk pada perlakuan pakan B dan C. penciri bentuk pada perlakuan pakan B juga berbeda dengan perlakuan pakan C. penciri bentuk monyet ekor panjang yang diberi perlakuan pakan A adalah lingkar lengan, penciri bentuk monyet ekor panjang yang diberi perlakuan pakan B adalah lingkar kepala, dan penciri bentuk monyet ekor panjang yang diberi perlakuan
Komponen Utama 2 (vektor bentuk)
C adalah tebal telapak tangan.
3
Keterangan : Pakan A Pakan B
2
Pakan C
1 0 -1 -2 -4
-3
-2
-1
0
1
2
3
4
Komponen Utama 1 (vektor ukuran)
Gambar 20. Diagram Ukuran dan Bentuk Tubuh Monyet Ekor Panjang pada Periode Nol
58
Hasil AKU yang tersaji pada Gambar 22 menggambargan pola penyeberan yang sama pada semua perlakuan. Hal ini dikarenakan pada grafik terlihat jelas bahwa secor komponen tersebar merata sehingga membuat gambar berhimpitan yang dapat diartikan setiap perlakuan memberikan pengaruh yang sama kuat terhadap sekor komponen utama dan sekor komponen kedua. Penciri Ukuran dan Bentuk Monyet Ekor Panjang pada Periode Satu Tabel 23 menyajikan ringkasan penciri ukuran dan bentuk tubuh hasil AKU. Penciri ukuran monyet ekor panjang yang diberi perlakuan pakan pada periode satu berbeda. Penciri ukuran tubuh monyet ekor panjang yang diberi perlakuan pakan A adalah bobot badan, penciri ukuran monyet ekor panjang yang diberi perlakuan pakan B adalah tebal telapak tangan, dan penciri ukuran tubuh monyet ekor panjang yang diberi perlakuan C adalah lingkar pinggul. Table 23. Ringkasan Penciri Ukuran dan Bentuk Tubuh Monyet Ekor Panjang Hasil Analisis Komponen Utama pada Periode Satu Pakan
Penciri Ukuran
Penciri Bentuk
A
Bobot Badan
Tebal Lipatan Kulit Lengan Depan
B C
Tebal Telapak Tangan Lingkar Pinggul
Lingkar Kepala Tebal Lipatan Kulit Lengan Depan
Sesuai hasil AKU pada Tabel 23 bahwa penciri bentuk monyet ekor panjang yang diberi perlakuan pakan juga terjadi perbedaan. Penciri bentuk monyet ekor panjang yang diberi perlakuan pakan A adalah tebal lipatan kulit lengan depan, penciri bentuk monyet ekor panjang yang diberi perlakuan pakan B adalah lingkar kepala, dan penciri bentuk monyet ekor panjang yang diberi perlakuan pakan C adalah tebal lipatan kulit lengan depan
59
Komponen Utama 2 (vektor bentuk)
Keterangan : 2 Pakan A Pakan B
1
Pakan C 0 -1 -2 -3 -5
-4
-3
-2
-1
0
1
2
3
4
5
Komponen Utama 1 (vektor ukuran)
Gambar 21. Diagram Ukuran dan Bentuk Tubuh Monyet Ekor Panjang pada Periode Satu Hasil AKU yang tersaji pada Gambar 21 perlakuan pakan A, B, dan C memiliki pola diagram yang sama. Hal ini dikarenakan bentuk gambar dari sebaran skor komponen berhimpitan yang dapat diartikan bahwa setiap perlakuan memberikan pengaruh yang sama kuat terhadap sekor komponen utama dan sekor komponen kedua. Penciri Ukuran dan Bentuk Monyet Ekor Panjang pada Periode Dua Sesuai hasil AKU yang tersaji pada Tabel 24 Penciri ukuran pakan A pada periode nol berbeda bila dibandingkan dengan penciri bentuk pada perlakuan pakan B dan sama bila dibandingkan dengan penciri ukuran pada perlakuan pakan C. penciri bentuk pada perlakuan pakan B juga berbeda dengan perlakuan pakan C. Penciri ukuran tubuh monyet ekor panjang yang diberi perlakuan pakan A dan C adalah lingkar dada, sedangkan penciri ukuran monyet ekor panjang yang diberi perlakuan pakan B adalah tebal telapak tangan. Tabel 24 menyajikan ringkasan penciri ukuran dan bentuk tubuh hasil AKU.
60
Tabel 24. Ringkasan Penciri Ukuran dan Bentuk Tubuh Monyet Ekor Panjang Hasil Analisis Komponen Utama pada Periode Dua Pakan Penciri Ukuran Penciri Bentuk A Lingkar Dada Lingkar Kepala B
Lingkar Pinggang
Tebal Telapak Kaki
C
Lingkar Dada
Lingkar Betis
Sesuai hasil AKU yang tersaji pada Tabel 24 Penciri bentuk pakan A pada periode nol berbeda bila dibandingkan dengan penciri bentuk pada perlakuan pakan B dan C. penciri bentuk pada perlakuan pakan B juga berbeda dengan perlakuan pakan C. Penciri bentuk monyet ekor panjang yang diberi perlakuan pakan A adalah Lingkar kepala, penciri bentuk monyet ekor panjang yang diberi perlakuan pakan B adalah tebal telapak kaki, dan penciri bentuk monyet ekor panjang yang diberi
Komponen Utama 2 (vektor bentuk)
perlakuan pakan C adalah lingkar betis.
3
Keterangan : Pakan A
2
Pakan B Pakan C
1 0 -1 -2 -6
-5
-4
-3
-2
-1
0
1
2
3
4
Komponen Utama 1 (vektor ukuran)
Gambar 22. Diagram Ukuran dan Bentuk Tubuh Monyet Ekor Panjang pada Periode Dua Hasil AKU yang tersaji pada Gambar 22 tidak terdapat perbedaan pola diagram pada monyet ekor panjang yang diberi perlakuan pakan. Hal ini dikarenakan pada grafik terlihat jelas bahwa skor komponen tersebar merata sehingga membuat gambar berhimpitan. Hal ini dapat diartikan bahwa setiap perlakuan memberikan
61
pengaruh yang sama kuat terhadap sekor komponen utama dan sekor komponen kedua. Penciri Ukuran dan Bentuk Monyet Ekor Panjang pada Periode Tiga Tabel 25 menyajikan ringkasan penciri ukuran dan bentuk tubuh hasil AKU. Sesuai hasil AKU yang tersaji pada Tabel 25 Penciri ukuran pakan A pada periode nol berbeda bila dibandingkan dengan penciri bentuk pada perlakuan pakan B dan C. penciri bentuk pada perlakuan pakan B juga berbeda dengan perlakuan pakan C. Penciri ukuran tubuh monyet ekor panjang yang diberi perlakuan pakan A adalah lingkar pinggul dan lingkar dada, penciri ukuran monyet ekor panjang yang diberi perlakuan pakan B adalah tebal lipatan kulit punggung, dan penciri ukuran tubuh monyet ekor panjang yang diberi perlakuan C adalah bobot badan. Table 25. Ringkasan Penciri Ukuran dan Bentuk Tubuh Monyet Ekor Panjang Hasil Analisis Komponen Utama pada Periode Tiga Pakan
Penciri Ukuran
Penciri Bentuk
A
Lingkar Pinggul Lingkar Dada
Lingkar Kepala
B
Tebal Lipatan Kulit Punggung
Lingkar Kepala
C
Bobot Badan
Tebal Telapak Kaki
Sesuai hasil AKU yang tersaji pada Tabel 25 Penciri bentuk pakan A pada periode nol berbeda bila dibandingkan dengan penciri bentuk pada perlakuan pakan C dan sama bila dibandingkan dengan penciri ukuran pada perlakuan pakan B. penciri bentuk pada perlakuan pakan B juga berbeda dengan perlakuan pakan C. Penciri bentuk monyet ekor panjang yang diberi perlakuan pakan A dan B adalah lingkar kepala, sedangkan penciri bentuk monyet ekor panjang yang diberi perlakuan pakan C adalah tebal telapak kaki.
62
Komponen Utama 2 (vektor bentuk)
2
Keterangan :
1
Pakan B
Pakan A Pakan C 0 -1 -2 -3 -5
0
5
Komponen Utama 1 (vektor ukuran)
Gambar 23. Diagram Ukuran dan Bentuk Tubuh Monyet Ekor Panjang pada Periode Tiga Hasil AKU yang tersaji pada gambar 23 Tidak terdapat perbedaan pola diagram pada monyet ekor panjang yang diberi perlakuan pakan. Hal ini dikarenakan pada grafik terlihat jelas bahwa skor komponen tersebar merata sehingga membuat gambar berhimpitan. Hal ini dapat diartikan bahwa setiap perlakuan memberikan pengaruh yang sama kuat terhadap sekor komponen utama dan sekor komponen kedua. Penciri Ukuran dan Bentuk Monyet Ekor Panjang pada Periode Empat Tabel 26 menyajikan ringkasan penciri ukuran dan bentuk tubuh hasil AKU. Sesuai hasil AKU yang tersaji pada Tabel 26 Penciri ukuran pakan A pada periode nol berbeda bila dibandingkan dengan penciri bentuk pada perlakuan pakan B dan C. penciri bentuk pada perlakuan pakan B juga berbeda dengan perlakuan pakan C. Penciri ukuran tubuh monyet ekor panjang yang diberi perlakuan pakan A adalah lingkar lengan, penciri ukuran monyet ekor panjang yang diberi perlakuan pakan B adalah tebal lipatan kulit pungung, dan penciri ukuran tubuh monyet ekor panjang yang diberi perlakuan C adalah lingkar dada.
63
Table 26. Ringkasan Penciri Ukuran dan Bentuk Tubuh Monyet Ekor Panjang Hasil Analisis Komponen Utama pada Periode Empat Pakan
Penciri Ukuran
Penciri Bentuk
A
Lingkar Lengan
Tebal Telapak Kaki
B
Tebal Lipatan Kulit Punggung
Lingkar Kepala
C
Lingkar Dada
Lingkar Paha
Sesuai hasil AKU yang tersaji pada Tabel 26 Penciri bentuk pakan A pada periode nol berbeda bila dibandingkan dengan penciri bentuk pada perlakuan pakan B dan C. penciri bentuk pada perlakuan pakan B juga berbeda dengan perlakuan pakan C. Penciri bentuk monyet ekor panjang yang diberi perlakuan pakan A adalah tebal telapak kaki, penciri bentuk monyet ekor panjang yang diberi perlakuan pakan B adalah lingkar kepala, dan penciri bentuk monyet ekor panjang yang diberi
Komponen Utama 2 (vektor bentuk)
perlakuan pakan C adalah lingkar paha.
4
Keterangan : Pakan A
3
Pakan B Pakan C
2 1 0 -1 -2 -6
-5
-4
-3
-2
-1
0
1
2
3
4
Komponen Utama 1 (vektor ukuran)
Gambar 24. Diagram Ukuran dan Bentuk Tubuh Monyet Ekor Panjang pada Periode Empat Hasil AKU yang tersaji pada Gambar 24 tidak terdapat perbedaan pola diagram pada monyet ekor panjang yang diberi perlakuan pakan. Hal ini dikarenakan pada grafik terlihat jelas bahwa skor komponen tersebar merata sehingga membuat
64
gambar berhimpitan. Hal ini dapat diartikan bahwa setiap perlakuan memberikan pengaruh yang sama kuat terhadap sekor komponen utama dan sekor komponen kedua.
65
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Perkembangan ukuran bagian lingkar paha, lingkar pinggul, lingkar pinggang, lingkar dada, tebal telapak tangan, tebal telapak kaki, tebal lipatan kulit perut, tebal lipatan kulit lengan belakang, tebal lipatan kulit punggung, bobot badan, dan Body Mass Index, menandai terjadinya proses obesitas tipe 1 untuk monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) jantan. 2. Lingkar pinggang, lingkar pinggul, dan lingkar dada merupakan bagian tubuh yang memiliki kaitan paling erat dengan bobot badan. Saran Penelitian pemberian perlakuan pakan pada monyet ekor panjang jantan dewasa selama 4 bulan belum menyebabkan terjadinya obesitas untuk versi Eropa dan sudah menyebabkan terjadinya obesitas tipe 1 untuk versi Asia pada monyet tersebut. Penulis menyarankan penelitian perkembangan ukuran-ukuran monyet ekor panjang yang diberi perlakuan pakan tersebut dilakukan lebih dari 4 bulan. Peneliti juga menyarankan penelitian tentang pakan obes berbahan dasar lokal semakin diperbanyak.
66
UCAPAN TERIMAKASIH Alhamdulillah, Segala puji hanya bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat, karunia, serta hidayah-Nya. Tidak lupa shalawat dan salam dicurahkan kepada Nabi besar Nabi Muhammad SAW. Ucapan terima kasih untuk kedua orang tua saya Sophan Tjaraka dan Gunarti yang selalu memberikan kasih sayang dan cintanya serta motivasi, doa, materi, kerja keras dan ketegarannya. Terima kasih untuk kakak dan adik Ria Rosigit, Mukharom dan Laga Yuda Caraka II atas motivasi dan doa. Terima kasih untuk keluarga besar Gatot subodro dan keluarga soegandi yang telah melindungi dan merawat selama di Bogor. Terima kasih juga teruntuk Iva Rachmawati dan keluarga besar Bapak Ruslan yang banyak memberi semangat dan doa. Ucapan terima kasih kepada Prof. Dr. Ir. Sri Supraptini Mansjoer dan Dr. Ir. Dewi A. Astuti MS. selaku pembimbing skripsi yang sudah memberikan waktu luangnya untuk konsultasi dan bertukar pikiran dalam pembuatan karya tulis ini, sehingga memberikan pengetahuan dalam menyelesaikan skripsi ini. Kepada Dr. Ir. Cece Sumantri MAgr. Sc. dan Dr. Ir. Asep sudarman MRur. Sc. selaku penguji sidang yang telah memberikan saran dan masukan yang membangun. Kepada ibu Ir. Rini H. Mulyono Msi. sebagai pembimbing akademik yang sudah memberikan pengarahan akademik. Ucapan terima kasih kepada Pusat Studi Satwa Primata, PT. IndoAnilab, dan PT. Wanara Satwa Lokal yang telah mendukung dalam penelitian ini. Kepada seluruh staf PT. IndoAnilab, PSSP, dan Lab. Anatomi FKH yang sudah memberiakan bantuan. Ucapan terima kasih kepada Ria Oktarina dan Meri Afiza atas kerja samanya. kepada keluarga besar Ramalita, TPT 40, TPT 41, TPT 42 dalam bermain dan belajar. Kepada civitas akademika Fakultas Peternakan maupun IPB secara keseluruhan, sehingga penulis mendapatkan pengalaman organisasi. Dan terakhir terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat disebutkan satu per satu namanya. Bogor, Desember 2008 Penulis
67
DAFTAR PUSTAKA Adam JMF. 2006. Obesitas dan Sindroma Metabolik. Bandung Alikodra, H. S. 1990. Pengelolaan Satwa Liar Jilid I. Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Alderich-Blake, F.P.G. 1976. Long Tailed Macaques. Dalam: D.J. Chivers (Ed.). 1980. Malayan Forest Primates. Plenum Press. New York. Anggorodi, R. 1979. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT. Gramedia. Jakarta. Astuti D.A. Suparto, I.H., D. Sajuthi, I.N. Budiarsa. 2007. Nutrient intake and digestibility of Cynomolgus Monkey (Macaca fascicularis) fed with obese diet compared to monkey chow. International Symposium on Food Security Agricultural Development and Environmental Concervation in Southeast and East Asi. Bogor 4-6 2007, Bogor. Bennett BT, Abee CR, Henrickson R. 1995. Nonhuman Primates in Biomedical Research. Academic Press. Bismark, M. 1984. Biologi dan Konservasi Primata di Indonesia. Fakultas Pascasarjana IPB, Bogor. Bonadio, C. 2000. Macaca fascicularis (On-line), Animal Diversity Web. Http:/animaldiversity.ummz.umich.edu/site/accounts/information/Macaca_f ascicularis.html. [10 Juli 2007]. Davies, N.B and J. R. Krebs. 1978. Behavioural Ecology. An Evolutionary Approach. Blackwell Scientific Publication. London. Ensminger, M. E, J. E. Oldfield and W. W. Heinemann. 1990. Feed and Nutrition Digest. 2 nd Edition. Ensminger Publishing Company. California. Everitt, B. S. and G. Dunn. 1998. Applied Multivariate Date Analysis. Edward Arnold, london. Gasperz, V 1992. Teknik Analisis Dalam Penelitian. Jilid 2. Penebit Tarsito, Bandung. Geissmann, T. 2000. Gibbon Research Lab. (http://www.tihohanover.De/gibbons/ main/) [24/8/2007]. Hayashi, Y. T. Nishida, J. Otsuka, and I. K. Abdulgani. 1980. Measurement of the Skull of Native Cattle and Banteng in Indonesia. In: The Origin and Phylogeny of Indonesia Native Livestock. 3: 19-27. Hayashi, Y., J. Otsuka, T. Nishida and H. Martojo. 1982. Multivariate Craniometrics of Wild Banteng, Bos anteng and Five Types of Native Cattle in Eastern Asia. In: The Origin and Philogeny of Indonesia Native Livestock. Investigation on the Catle, Fowl and Their Wild Forms. III:19-30. Inglis, J. K. 1980. Introduction to Laboratory Animal Science and Technology. Pergamon Press. New York and London.
68
Ismanto, A. 1999. Tiga macam ransum monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) dan pengaruhnya terhadap performa. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Iwamoto, T. 1980. Food and Energetics of Provisioned Wild Japanese Macaques (Macaca fuscata). Ecology and Behavior of Food-Enhanced Primate Groups. Junaedi. 2001. Pertumbuhan monyet ekor panjang di unit penangkaran Pusat Studi Satwa Primata LP-IPB di pulau Tinjil dan Darmaga, Bogor. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Kartono, A. P. 1999. Analisis pertumbuhan populasi monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di hutan konservasi hutan tanaman industri PT. Musi Hutan Persada, Sumatra Selatan. Skripsi. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor Khobkhet, A. 1978. Wild Mammals of Thailand. Oxford University Press, London. Krisnawan, F.F.D. 2000. Studi banding beberapa karakteristik biologis monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) dan hasil silangannya di Pusat Studi Satwa Primata Lembaga Penelitian IPB, Bogor. Tesis. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Kurnianingsih N. 2005. Waspadai infeksi virus penyebab obesitas. http://www.pikiranrakyat.com/article/20070908/EDITORIAL /109080002 /1013. [ 30 Juli 2007]. Lang C.K.A. 2006. Primate Factsheets: Long-tailed macaque (Macaca fascicularis) Taxonomy, Morphology, & Ecology. http: // pin.primate. wisc.edu/ factsheets /entry/ long-tailed_macaque. [10 Juli 2007]. Lekagul, B dan Mc Neely. 1977. Mamals of Thailand. Kurusapha Ladprao Press. Bangkok. McDonald, P., RA Edwards, Greenhalgh J.F.D, and CA Morgan. 2002. Animal Nutrition. 6th Ed. Prentice Hall. London. Medway, L. 1969. The Wild Mammals of Malaya. Oxford University Press and Offshore Island Incluiding Singapore. London. Merdikoputro, J. 2006. Mampu menurunkan 100 kg. http.//www.suaramerdeka. com/harian /0602/ragam01.htm. [13 November 2007] Montgomery, D. C. 2001. Design and Analysis of Experiments. 5 th Ed. John Wiley and Sons, Inc., New York. Morrison, F. D. 1976. Multivariate Statistical Method. 2 nd Edit. Mc-Graw Hill Book Company, Inc., New York. Mustaqimatin. 1998. Formulasi ransum berbahan dasar utama pakan lokal untuk monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di Unit Penangkaran Pusat Studi Satwa Primata LP-IPB. Karya Ilmiah. Fakultas Peternakan IPB, Bogor. Napier, P. and J. H. Napier. 1967. A Hand Book of Living Primates. Academic Press. New York. 69
Napier, J. R. And P. H. Napier. 1985. The Natural History of the Primates. The MIT Press, Cambridge, Massachusetts. Napier, P. 1972. Monkeys and Apes. Grosset and Dunlap, inc, New York. National Reseacrh Council. 2003. Nutrient Requirement Consumtion of Nonhuman Primate. Ed 2nd Rev. Washington DC. The National Academic Press. North, M. O. 1984. Commercial Chicken Production on Manual. 3th ed. The Avi Publishing Company, Inc. Westport, Connecticut. Putra, I.G.A.A., Wandia I.N., Soma I.G. Sajuthi, D. 2006. Indeks massa tubuh dan morfometri monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di Bali. J. Vet 7:119-124. Racette, S.B., Deusinger S.S., Deusinger R.H. 2003. Obesity: overview of prevalence, ethiology, and treatment. Phys Ther. 83: 276-288. Rohman, N. 1993. Pengaruh kadar protein ransum terhadap penampilan kera ekor panjang (Macac fascicularis). Karya Ilmiah. Fakultas Peternakan IPB. Bogor. Sajuthi, D. 1983. Satwa Primata Sebagai Hewan Laboratorium. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Sajuthi, D. 1984. Satwa Primata Sebagai Hewan Laboratorium. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Sajuthi D, Lelana FPA, Iskandriati D, Joeniman B. 1993. Karakteristik satwa primata sebagai hewan model untuk penelitian biomedis. Bogor: Makalah Seminar Sehari Satwa Primata Sebagai Hewan Model dalam Bidang Kedokteran dan Farmasi. Siregar, S. B. 1994. RansumTernak Ruminansia. Penebar Swadaya. Jakarta. Smith J. B. And S. Mangkoewidjojo. 1997. The Care, Breeding and Management of Experimental Animals for Research in the Tropics. International Development Program of Australian Universities and Colleges Limited (IDP). Canberra. Smith J. B. And S. Mangkoewidjojo. 1988. Pemeliharaan, Pembiaakan dan Penggunaan Hewan Percobaan di Daerah Tropis. Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta. Sukabudhi, G. 1993. Studi penampilan monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di Unit Penengkaran Pusat Studi Satwa Primata Institut Pertanian Bogor. Skripsi. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Sulaksono ME. 2002. Penentuan nilai rujukan parameter faal hewan percobaan sebagai model penyakit manusia dan hewan. http://digilib.litbang. depkes.go.id/go.php?id=jkpkbppk-gdl-res-1996-medhie-446animals2c&node=153&start=51. [10 September 2007]. Supriatna, J. dan E. H. Wahyono. 2000. Panduan Lapangan Primata Indonesia. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.
70
The
World Health Organization. 1997. Obesity and overweight. http:// www.who.int/mediacentre/factsheets/fs311/en/index.html. [ 10 September 2007].
Wahono, P.E 1999. Studi pengaruh lingkungan terhadap performa monyet ekor panjang melalui analisis morfometri. Skripsi. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Widiyanti, D.R. 2001. Aktifitas harian monyet ekor panjang (Macac fascicularis) dan pengaruhnya terhadap pengelolaan lahan hutan rakyat. Skripsi. Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Wikipedia. 2007. Hematologi. http://id.wikipedia.org/wiki/Hematologi. [27 Juli 2007]. Wiseman, J. and P. J. A. Cole. 1990. Feedstuff Evaluation. University Press, Cambridg. Yusuf, T.L. 1998. Penentuan Waktu Kawin dan Hubungannya Dengan Gejala Estrus pada Macaca fascicularis. Jurnal Primatologi Indonesia 2(1):1-4.
71
LAMPIRAN
72
Lampiran 1. Hasil Olahan Anova Pola Faktorial Tersarang Anova Bobot Badan Monyet Ekor Panjang Sumber Keragaman Perlakuan Periode Galat Total
Db JK 2 1,9667 12 1,0798 60 22,0881 74 25,1346
JKT 0,9834 0,0900 0,3681
F tabel F hitung 10,928 0,002 0,244 0,995
Anova Lingkar Betis Monyet Ekor Panjang Sumber Keragaman Perlakuan Periode Galat Total
Db JK 2 0,6179 12 3,5360 60 51,4560 74 55,6099
JKT F tabel F hitung 0,3089 1,048 0,381 0,2947 0,344 0,977 0,8576
Anova Lingkar Paha Monyet Ekor Panjang Sumber Keragaman Perlakuan Periode Galat Total
Db JK JKT F tabel F hitung 2 16,8659 8,4329 5,623 0,019 12 17,9960 1,4997 0,741 0,706 60 121,4840 2,0247 74 156,3459
Anova Lingkar Lengan Monyet Ekor Panjang Sumber Keragaman Perlakuan Periode Galat Total
Db JK 2 0,4051 12 6,7336 60 62,9280 74 70,0667
JKT 0,2025 0,5611 1,0488
F tabel F hitung 0,361 0,704 0,535 0,883
Anova Lingkar Pinggul Monyet Ekor Panjang Sumber Keragaman Perlakuan Periode Galat Total
Db 2 12 60 74
JK JKT 154,5675 77,2837 57,8272 4,8189 531,3120 8,8552 743,7067
F tabel F hitung 16,038 0,000 0,544 0,877
Anova Lingkar Pinggang Monyet Ekor Panjang Sumber Keragaman Perlakuan Periode Galat Total
Db JK 2 195,8979 12 70,4200 60 933,2560 74 1199,5739
JKT F tabel F hitung 97,9489 16,691 0,000 5,8683 0,377 0,967 15,5543
73
Anova Lingkar Dada Monyet Ekor Panjang Sumber Keragaman Perlakuan Periode Galat Total
Db JK JKT F tabel F hitung 2 27,2435 13,6217 24,296 0,000 12 6,7280 0,5607 0,101 1,000 60 332,3560 5,5393 74 366,3275
Anova Lingkar Kepala Monyet Ekor Panjang Sumber Keragaman Perlakuan Periode Galat Total
Db 2 12 60 74
JK JKT 0,0843 0,0421 0,9352 0,0779 12,5080 0,2085 13,5275
F tabel F hitung 0,541 0,596 0,374 0,968
Anova Tebal Telapak Tangan Monyet Ekor Panjang Sumber Keragaman Perlakuan Periode Galat Total
Db JK 2 0,0522 12 0,0442 60 0,1714 74 0,2678
JKT 0,0261 0,0037 0,0029
F tabel F hitung 7,076 0,009 1,290 0,248
Anova Tebal Telapak Kaki Monyet Ekor Panjang Sumber Keragaman Perlakuan Periode Galat Total
Db 2 12 60 74
JK JKT 0,0857 0,0428 0,0428 0,0036 0,4342 0,0072 0,5627
F tabel F hitung 11,994 0,001 0,493 0,911
Anova Tebal Lipatan Kulit Perut Monyet Ekor Panjang Sumber Keragaman Perlakuan Periode Galat Total
Db 2 12 60 74
JK JKT 0,2666 0,1333 0,1242 0,0103 0,7083 0,0118 1,0990
F tabel F hitung 12,884 0,001 0,876 0,575
Anova Tebal Lipatan Kulit Lengan Depan Monyet Ekor Panjang Sumber Keragaman Perlakuan Periode Galat Total
Db 2 12 60 74
JK JKT F tabel F hitung 0,0041 0,0020 1,892 0,193 0,0128 0,0011 0,868 0,583 0,0740 0,0012 0,0909
74
Anova Tebal Lipatan Kulit Lengan Belakang Monyet Ekor Panjang Sumber Keragaman Perlakuan Periode Galat Total
Db 2 12 60 74
JK JKT F tabel F hitung 0,0188 0,0094 7,940 0,006 0,0142 0,0012 1,057 0,411 0,0671 0,0011 0,1000
Anova Tebal Lipatan Kulit Punggung Monyet Ekor Panjang Sumber Keragaman Perlakuan Periode Galat Total
Db 2 12 60 74
JK JKT 0,2559 0,1279 0,0347 0,0029 0,5899 0,0098 0,8805
F tabel F hitung 44,215 0,000 0,294 0,988
Anova Body Mass Index Monyet Ekor Panjang Sumber Keragaman Perlakuan Periode Galat Total
Db JK JKT F tabel F hitung 2 77,5588 38,7794 14,779 0,001 12 31,4865 2,6239 0,424 0,948 60 371,3937 6,1899 74 480,4390
75
Lampiran 2. Hasil Analisis Koponen Utama Periode Nol Persamaan ukuran dan bentuk tubuh monyet ekor panjang pada pakan A Ukuran =
0,222 X1 0,097 X7
0,313 X2
0,366 X4
0,357 X5
0,169 X8 0,229 X9 0,233 X10 + 0,060 X11
0,268 X13 Bentuk =
0,200 X3
0,359 X6 0,277 X12
0,354X14
0,445 X1 + 0,214 X2 + 0,448 X3 0,314 X7
0,040 X8
0,279 X9
0,055 X4 + 0,018 X5 + 0,104 X6 0,380 X10 + 0,380 X11 + 0,099 X12
+ 0,227 X13 + 0.118 X14 Persamaan ukuran dan bentuk tubuh monyet ekor panjang pada pakan B Ukuran =
0,351 X1 0,029 X7
0,304 X2
0,211 X3
0,081 X8 0,181 X9
0,380 X13
0,264 X5
0,253 X10 + 0,141 X11
0,358 X6 + 0,281 X12
0,313 X14
Bentuk = 0,203 X1 + 0,262 X2 0,480 X7
0,312 X4
0,260 X3
0,147 X4 + 0,250 X5
0,310 X8 + 0,362 X9 + 0,063 X10
+ 0,056 X13
0,168 X6 +
0,447 X11 + 0,051 X12
0,208 X14
Persamaan ukuran dan bentuk tubuh monyet ekor panjang pada pakan C Ukuran =
0,213 X1
0,308 X2
0,066 X7 + 0,000 X8 0,352 X13 Bentuk = + 0,212 X1
0,263 X3 0,025 X9
0,344 X10
0,315 X5
0,336 X6
0,144 X11
0,267 X12
0,347 X14 0,116 X2
0,334 X3
0,388 X7 0,551 X8 + 0,185 X9 0,054 X13
0,345 X4
0,062 X4+ 0,137 X5
0,075 X6+
0,150 X10 + 0,385 X11 + 0,364 X12
0,089 X14
Keterangan : X1 = lingkar betis, X2 = lingkar paha, X3 = lingkar lengan, X4 = lingkar pinggul, X5 = lingkar pinggang, X6 = lingkar dada, X7 = lingkar kepala, X8 = tebal telapak tangan, X9 = tebal telapak kaki, X10 = tebal lipatan kulit perut, X11 = tebal lipatan kulit lengan depan, X12 = tebal lipatan kulit lengan belakang, X13 = tebal lipatan kulit punggung, dan X14 = bobot badan.
76
Lampiran 3. Hasil Analisis Koponen Utama Periode Satu Persamaan ukuran dan bentuk tubuh monyet ekor panjang pada pakan A Ukuran =
0,296 X1
0,274 X2
0,135 X7 0,294 X8
0,298 X3
0,283 X9
0,284 X4
0,214 X10
0,280 X5 0,101 X11
0,303 X6 0,306 X12
0,261 X13 0,308 X14 Bentuk = + 0,109 X1+ 0,277 X2 + 0,058 X3 0,533 X7 + 0,071 X8 + 0,198 X9
0,020 X4
0,288 X5 + 0,034 X6
0,348 X10 + 0,569 X11
0,085 X12
0,174 X13 + 0.118 X14 Persamaan ukuran dan bentuk tubuh monyet ekor panjang pada pakan B Ukuran =
0,240 X1
0,232 X2
0,109 X7
0,329 X8 + 0,071 X9
0,313 X13 Bentuk =
0,279 X3
0,314 X5
0,281 X10 + 0,209 X11
0,320 X6 + 0,254 X12
0,317 X14
0,404X1 + 0,189 X2 + 0,366 X3 0,501 X7
0,314 X4
0,108 X4
0,129 X8 0,351 X9 + 0,041 X10
0,048 X13
0,081 X5 0,396 X11
0,057 X6 0,260 X12 +
0,165 X14
Persamaan ukuran dan bentuk tubuh monyet ekor panjang pada pakan C Ukuran =
0,276 X1 0,127 X7
0,122 X2
0,267 X3
0,351 X8 + 0,104 X9
0,342 X13 Bentuk = + 0,079 X1
0,353 X4
0,310 X5
0,198 X10 + 0,086 X11
0,345 X6 0,263 X12
0,340 X14 0,346 X2
0,356 X7 + 0,095 X8
0,234 X3
0,077 X4
0,413 X9 + 0,381 X10
0,143 X5
0,154 X6 +
0,437 X11
0,317 X12
+ 0,165 X13 + 0,002 X14 Keterangan : X1 = lingkar betis, X2 = lingkar paha, X3 = lingkar lengan, X4 = lingkar pinggul, X5 = lingkar pinggang, X6 = lingkar dada, X7 = lingkar kepala, X8 = tebal telapak tangan, X9 = tebal telapak kaki, X10 = tebal lipatan kulit perut, X11 = tebal lipatan kulit lengan depan, X12 = tebal lipatan kulit lengan belakang, X13 = tebal lipatan kulit punggung, dan X14 = bobot badan.
77
Lampiran 4. Hasil Analisis Koponen Utama Periode Dua Persamaan ukuran dan bentuk tubuh monyet ekor panjang pada pakan A Ukuran =
0,334 X1 0,118 X7
0,311 X2 0,049 X8
0,238 X13 Bentuk =
0,269 X9
0,333 X4
0,157 X10
0,324 X5 0,193 X11
0,335 X6 0,229 X12
0,323 X14
0,027 X1 0,518 X7
0,316 X3
0,052 X2 + 0,093 X3 + 0,012 X4 + 0,155 X5
0,404 X8 0,246 X9 + 0,094 X10
0,435 X11
0,034 X6 + 0,324 X12 +
0,402 X13 + 0,079 X14 Persamaan ukuran dan bentuk tubuh monyet ekor panjang pada pakan B Ukuran =
0,271 X1
0,252 X2
0,251 X7
0,286 X3
0,268 X8
0,301 X13
0,307 X14
Bentuk = + 0,131X1
0,149 X2
0,075X9
0,305 X4
0,310 X5
0,271 X10 + 0,281 X11
0,300 X6 + 0,158 X12
0,291 X3 + 0,097 X4 + 0,010 X5 + 0,101 X6 +
0,000 X7 + 0,160 X8 + 0,652 X9
0,187 X10
0,213 X11
0,562 X12
0,052 X13 + 0,084 X14 Persamaan ukuran dan bentuk tubuh monyet ekor panjang pada pakan C Ukuran =
0,083 X1 0,340 X7
0,044 X2 0,237 X8
0,063 X13
0,330 X3 0,064 X9
0,298 X4
0,358 X10
0,326 X5
0,375 X6
0,308 X11 + 0,058 X12
0,374 X14
Bentuk = 0,470 X1 + 0,419 X2
0,227 X3
0,130 X4
0,255 X5
0,026 X7 + 0,221 X8 + 0,287 X9 + 0,038 X10 + 0,249 X11
0,078 X6 0,245 X12
0,450 X13 + 0,079 X14 Keterangan : X1 = lingkar betis, X2 = lingkar paha, X3 = lingkar lengan, X4 = lingkar pinggul, X5 = lingkar pinggang, X6 = lingkar dada, X7 = lingkar kepala, X8 = tebal telapak tangan, X9 = tebal telapak kaki, X10 = tebal lipatan kulit perut, X11 = tebal lipatan kulit lengan depan, X12 = tebal lipatan kulit lengan belakang, X13 = tebal lipatan kulit punggung, dan X14 = bobot badan.
78
Lampiran 5. Hasil Analisis Koponen Utama Periode tiga Persamaan ukuran dan bentuk tubuh monyet ekor panjang pada pakan A Ukuran =
0,290 X1 0,112 X7
0,302 X2 0,215 X8
0,286 X13 Bentuk =
0,314 X3 0,124 X9
0,315 X4
0,256 X10
0,261 X5 0,303 X11
0,315 X6 0,220 X12
0,313 X14
+ 0,078 X1 + 0,054 X2
0,088 X3
0,063 X4
0,625 X7 + 0,328 X8 + 0,500 X9 + 0,170 X10 0,202 X13
0,301 X5
0,055 X6
0,069 X11 + 0,247 X12
0,037 X14
Persamaan ukuran dan bentuk tubuh monyet ekor panjang pada pakan B Ukuran =
0,278 X1 0,043 X7
0,301 X2 0,201 X8
0,303 X13 Bentuk =
0,296 X4
0,211 X9
0,302 X5
0,287 X10 + 0,198 X11
0,300 X6 + 0,295 X12
0,301 X14
0,114X1 + 0,109 X2 0,650 X7
0,293 X3
0,019 X3 + 0,169 X4 + 0,092 X5 + 0,028 X6
0,369 X8 + 0,464 X9
0,207 X10
0,322 X11
0,075 X12
0,050 X13 + 0,090 X14 Persamaan ukuran dan bentuk tubuh monyet ekor panjang pada pakan C Ukuran = + 0,039 X1 + 0,113 X2 0,217 X7
0,346 X3
0,161 X8 + 0,086 X9
0,378 X4
0,275 X10
0,354 X5 0,271 X11
0,374 X6 0,055 X12
0,261 X13 0,397 X14 Bentuk =
0,226 X1 + 0,025 X2 + 0,163 X3 0,360 X7 + 0,092 X8 0,488 X9 0,270 X13
0,072 X4 + 0,045 X5 + 0,182 X6
0,348 X10 0,268 X11 + 0,486 X12
0,067 X14
Keterangan : X1 = lingkar betis, X2 = lingkar paha, X3 = lingkar lengan, X4 = lingkar pinggul, X5 = lingkar pinggang, X6 = lingkar dada, X7 = lingkar kepala, X8 = tebal telapak tangan, X9 = tebal telapak kaki, X10 = tebal lipatan kulit perut, X11 = tebal lipatan kulit lengan depan, X12 = tebal lipatan kulit lengan belakang, X13 = tebal lipatan kulit punggung, dan X14 = bobot badan.
79
Lampiran 6. Hasil Analisis Koponen Utama periode Empat Persamaan ukuran dan bentuk tubuh monyet ekor panjang pada pakan A Ukuran =
0,297 X1 0,157 X7
0,292 X2 0,205 X8
0,293 X13 Bentuk =
0,086 X9
0,308 X4
0,199 X10
0,282 X5 0,306 X11
0,305 X6 0,297 X12
0,284 X14
0,135 X1 0,491 X7
0,312 X3
0,004 X2 + 0,013 X3 + 0,022 X4 + 0,049 X5
0,125 X6 +
0,258 X8 0,599 X9 0,422 X10 + 0,111 X11 + 0,193 X12
0,001 X13 + 0,263 X14 Persamaan ukuran dan bentuk tubuh monyet ekor panjang pada pakan B Ukuran =
0,295 X1
0,300 X2
0,047 X7
0,198 X8
0,294 X3 0,253 X9
0,300 X4 0,288 X10
0,303 X5
0,304 X6 +
0,207 X11
0,216 X12
0,105 X5
0,051 X6
0,306 X13 0,301 X14 Bentuk = + 0,100 X1
0,085 X2 + 0,167 X3
+ 0,649 X7 + 0,380 X8 X12
0,025 X13
0,143 X4
0,367 X9 + 0,187 X10 + 0,413 X11
0,072
0,100 X14
Persamaan ukuran dan bentuk tubuh monyet ekor panjang pada pakan C Ukuran =
0,348 X1 + 0,018 X2 0,082 X7
0,229 X8 + 0,158 X9
0,301 X13 Bentuk =
0,366 X3
0,176 X1 0,424 X7
0,364 X4
0,272 X5
0,168 X10 + 0,031 X11
0,378 X6 0,260 X12
0,351 X14 0,445 X2
0,047 X3 + 0,159 X4 + 0,258 X5
0,178 X8 + 0,377 X9 + 0,429 X10
0,141 X11
0,099 X6 + 0,308 X12
+ 0,025 X13 + 0,120 X14 Keterangan : X1 = lingkar betis, X2 = lingkar paha, X3 = lingkar lengan, X4 = lingkar pinggul, X5 = lingkar pinggang, X6 = lingkar dada, X7 = lingkar kepala, X8 = tebal telapak tangan, X9 = tebal telapak kaki, X10 = tebal lipatan kulit perut, X11 = tebal lipatan kulit lengan depan, X12 = tebal lipatan kulit lengan belakang, X13 = tebal lipatan kulit punggung, dan X14 = bobot badan.
80
Lampiran 7. Kisaran Bobot Badan Selama Penelitian Perlakuan Periode A (Bulan ke)
B
C
--------------------------------(kg)--------------------------------
0
4,20-5,40
4,20-5,50
4,20-5,50
1
3,60-5,40
4,50-5,80
4,00-5,00
2
3,80-5,25
4,45-6,45
4,05-4,80
3
3,85-5,35
4,45-6,50
4,20-4,80
4
3,80-6,10
4,50-6,60
4,20-4,90
Lampiran 8. Kisaran Lingkar Betis Selama Penelitian Perlakuan Periode A (Bulan ke)
B
C
--------------------------------(cm)--------------------------------
0
10,00-12,00
10,00-11,00
10,00-11,50
1
8,60-12,60
10,20-12,20
10,50-11,50
2
9,50-12,60
10,00-13,20
10,50-11,50
3
10,40-12,50
10,00-13,10
10,70-11,40
4
10,20-12,50
9,90-13,20
10,90-11,60
81
Lampiran 9. Kisaran Lingkar Paha Selama Penelitian Perlakuan Periode A (Bulan ke)
B
C
--------------------------------(cm)--------------------------------
0
15,50-18,00
15,00-18,00
16,0019,70
1
13,50-18,20
15,50-18,70
15,30-18,80
2
16,00-18,20
16,40-18,70
15,80-17,60
3
15,00-18,40
17,10-21,40
11,60-17,30
4
14,90-18,30
17,30-21,40
15,60-17,50
Lampiran 10. Kisaran Lingkar Lengan Selama Penelitian Perlakuan Periode A (Bulan ke)
B
C
--------------------------------(cm)--------------------------------
0
13,00-15,50
11,00-14,90
13,00-16,00
1
12,00-14,20
12,80-15,20
12,40-15,80
2
12,60-14,30
12,80-16,00
12,50-14,20
3
13,00-14,50
13,40-14,90
12,50-14,30
4
12,70-14,50
12,30-15,00
12,60-14,50
82
Lampiran 11. Kisaran Lingkar Pinggul Selama Penelitian Perlakuan Periode A (Bulan ke)
B
C
--------------------------------(cm)--------------------------------
0
24,00-28,00
23,00-30,00
24,00-27,00
1
23,00-27,50
25,30-32,20
23,30-31,00
2
23,00-27,40
24,00-35,50
23,00-26,00
3
23,40-27,60
25,10-39,10
23,30-26-20
4
23,30-27,70
25,10-40,00
23,40-26,30
Lampiran 12. Kisaran Lingkar Pinggang Selama Penelitian Perlakuan Periode A (Bulan ke)
B
C
--------------------------------(cm)--------------------------------
0
25,00-31,00
26,50-36,50
26,00-30,80
1
25,50-32,60
27,70-38,40
23,30-31,00
2
25,30-32,30
27,50-43,70
24,50-30,30
3
25,90-30,80
27,60-44,10
25,60-30,40
4
25,60-31,10
27,50-44,50
25,50-30,50
83
Lampiran 13. Kisaran Lingkar Dada Selama Penelitian Perlakuan Periode A (Bulan ke)
B
C
--------------------------------(cm)--------------------------------
0
31,00-35,00
30,00-36,00
30,00-33,00
1
29,00-35,90
30,60-36,80
29,80-33,00
2
30,20-35,80
30,40-38,70
30,00-32,50
3
29,10-35,80
30,30-39,30
30,10-32,50
4
29,20-35,70
30,30-39,40
30,10-32,50
Lampiran 14. Kisaran Lingkar Kepala Selama Penelitian Perlakuan Periode A (Bulan ke)
B
C
--------------------------------(cm)--------------------------------
0
27,00-28,00
27,00-28,00
27,00-28,50
1
27,40-28,70
27,00-28,20
26,50-28,00
2
27,30-28,50
27,10-28,10
27,00-27,70
3
27,20-28,50
27,20-28,20
27,10-28,10
4
27,20-28,50
27,20-28,20
27,20-28,20
84
Lampiran 15. Kisaran Tebal Telapak Tangan Selama Penelitian Perlakuan Periode A (Bulan ke)
B
C
--------------------------------(cm)--------------------------------
0
0,50-0,64
0,59-0,65
0,50-0,61
1
0,46-0,64
0,62-0,77
0,57-0,63
2
0,50-0,57
0,52-0,73
0,51-0,64
3
0,44-0,59
0,53-0,66
0,54-0,64
4
0,46-0,59
0,53-0,65
0,53-0,65
Lampiran 16. Kisaran Tebal Telapak Kaki Selama Penelitian Perlakuan Periode A (Bulan ke)
B
C
--------------------------------(cm)--------------------------------
0
0,69-0,80
0,70-0,75
0,59-0,71
1
0,54-0,82
0,63-1,15
0,54-0,66
2
0,63-0,78
0,63-1,00
0,55-0,67
3
0,67-0,77
0,65-0,76
0,64-0,72
4
0,67-0,76
0,66-0,78
0,64-0,72
85
Lampiran 17. Kisaran Tebal Lipatan Kulit Perut Selama Penelitian Perlakuan Periode A (Bulan ke)
B
C
--------------------------------(cm)--------------------------------
0
0,29-0,44
0,22-0,59
0,30-0,52
1
0,25-0,42
0,35-0,73
0,35-0,45
2
0,31-0,44
0,40-0,88
0,39-0,44
3
0,35-0,45
0,37-0,84
0,32-0,52
4
0,34-0,45
0,35-0,88
0,34-0,51
Lampiran 18. Kisaran Tebal Lipatan Kulit Lengan Depan Selama Penelitian Perlakuan Periode A (Bulan ke)
B
C
--------------------------------(cm)--------------------------------
0
0,10-0,22
0,12-0,25
0,19-0,23
1
0,13-0,27
0,19-0,26
0,19-0,13
2
0,18-0,23
0,15-0,26
0,16-0,23
3
0,12-0,23
0,14-0,23
0,15-0,22
4
0,15-0,20
0,12-0,22
0,16-0,23
86
Lampiran 19. Kisaran Tebal Lipatan Kulit Lengan Belakang Selama Penelitian Perlakuan Periode A (Bulan ke)
B
C
--------------------------------(cm)--------------------------------
0
0,12-0,20
0,13-0,22
0,12-0,21
1
0,18-0,23
0,15-0,29
0,16-0,24
2
0,16-0,22
0,20-0,25
0,17-0,21
3
0,16-0,22
0,18-0,34
0,17-0,21
4
0,14-0,21
0,17-0,27
0,18-0,21
Lampiran 20. Kisaran Tebal Lipatan Kulit Punggung Selama Penelitian Perlakuan Periode A (Bulan ke)
B
C
--------------------------------(cm)--------------------------------
0
0,30-0,49
0,35-0,57
0,35-0,37
1
0,36-0,46
0,37-0,72
0,36-0,50
2
0,34-0,48
0,46-0,83
0,37-0,46
3
0,33-0,44
0,38-0,85
0,36-0,46
4
0,34-0,45
0,37-0,87
0,34-0,44
87
Lampiran 21. Kisaran Body Mass Index Selama Penelitian Perlakuan Periode A (Bulan ke)
B
C
------------------------------(kg/m2)-----------------------------
0
20,23-26,67
22,40-26,56
20,74-27,16
1
21,42-26,67
23,78-28,02
19,75-25,15
2
21,78-25,93
23,52-31,16
20,00-24,88
3
22,03-26,42
23,52-31,40
20,74-25,42
4
22,20-30,12
23,78-34,88
20,65-25,18
88