Perkembangan Alat Rekam & Media Penyimpan pada Industri Televisi saat ini Oleh : Andi Fachrudin ABSTRACT Broadcasting business relates to the fast-growing development of technology which requires big amount of money. Private televisions with liberal-capitalism base put it interest in how to grab as profit much as possible. Television station results in broadcasting output program that comforts the audience, which is in competition level target the number of audience. It leads to the competition of dynamic, efficient and effective product. The competition of the commercial television in country will trigger the technology development of the hardware and software in the world. One of the merits of the broadcasting organization is about the storage and the recording media. One attention of this issue is how the television station could benefit an effective low-cost storage media without diminishing the quality of the program itself. This includes not only the availability of the content for a very long term of duration but also for others who necessitate the content with short, accurate and easy way. This matter concerns the prestige of one’s intellectual and professional masterpiece links up to the need of knowledge Effective and efficient storage media system would also affect to the concern upon the environment preservation. Since the campaign of the environment friendly is often brought about constantly by scientists. Therefore, the product of the television broadcasting system should be piled up in certain kind of container that is not plastic or in a form of recycled thing. Keywords : Media Perekaman, Media Penyimpanan, Ramah Lingkungan PENDAHULUAN Media penyimpan adalah suatu jenis media atau material yang memungkinkan semua data (informasi audiovisual) yang ada direkam. Pada perkembangannya, media penyimpan tertentu dapat bertahan dalam beberapa masa seperti pita magnetik yang hingga saat ini masih digunakan dalam format kaset. Hal ini sangat berkaitan erat dengan teknologi perekaman. Teknologi rekam saat ini sudah demikian maju dengan melibatkan teknologi komputer, yaitu melibatkan, baik software maupun hardware sistem komputasi. Sebagai contoh adalah sistem penyimpan berkapasitas besar (mass storage) yang masih Fakultas Ilmu Komunikasi – Universitas Mercu Buana Jl. Meruya Selatan Kembangan Jakarta Barat 11650 www.mercubuana.ac.id
_____________________________________________________________________________ 2
menggunakan media magnetik (hardisk) yang dapat menyimpan program audiovisual dengan kapasitas sampai order ratusan gigabyte yang setara dengan program beberapa minggu siaran. Mass storage tersebut berada pada pusat sistem penyimpanan yang dikenal juga sebagai server seperti istilah layaknya sistem komputer. Sistem mass storage ini digunakan dalam sistem otomasi penyiaran, baik radio maupun televisi sebagai alat rekam yang efisien. Dengan perkembangan pesat teknologi komputasi, maka media rekam yang semula berbentuk materi magnetik, sekarang meningkat atau bertambah dengan media optikal. Media penyimpanpun juga banyak variasi bentuknya, dari semula pita magnetik open reel, kaset, disket, memory card, sampai berbentuk CD. Tentu saja berbicara tentang media penyimpan, otomatis harus diikuti dengan pembahasan alat perekamnya. Dari masa ke masa, alat perekam tersebut (alat rekam video) juga berkembang, dari berdimensi segiempat (cubicle) dalam ukuran di atas 1 meter kubik sampai berdimensi cubicle dengan ukuran sisi kurang dari 30-an cm kubik. Bahkan sudah lebih dari satu dekade yang lalu (1990-an), alat rekam (recoder) tersebut dirancang menyatu (built-in) dalam satu kamera yang disebut sebagai camcorder (camera recorder). Begitu juga dengan teknologinya, yang berkembang dari format analog menuju format digital sampai dengan saat ini. Pembuatan rekaman video diilhami dari konsep film gambar bergerak (motion pictures film) yang sudah ada sebelumnya (sejak Tahun 1889). Bahan rekaman film tersebut dinamakan sebagai film seluloid. Di atas permukaan film seluloid itu dilapisi bahan peka cahaya, yaitu bahan yang akan berubah struktur lapisannya karena terkena sinar (terdiri dari beberapa lapis untuk film berwarna). Bahan peka cahaya ini akan dapat merekam bayangan optik sesuai intensitas cahaya yang mengenainya. Bayangan atau gambar optik tertempel atau nampak pada bahan seluloid setelah melalui proses kimiawi. Sementara video juga memiliki konsep yang sama, dimana gambar dilekatkan ke dalam pita magnetik penyimpanan video. Hanya saja, gambar yang dihasilkan oleh kamera video melalui alur yang berbeda dengan gambar yang dihasilkan oleh kamera film. Perbedaannya adalah, pada kamera film, bayangan optik langsung menerpa film setelah melalui sistem lensa. Sementara pada kamera televisi, bayangan tersebut harus melalui sistem prisma untuk mendapatkan berkas sinar komponen merah, hijau, dan biru (kamera warna), dan mengalami konversi besaran dari besaran optik ke besaran
3
_____________________________________________________________________________________
elektronik (perhatian uraian pada Bab-8). Perlu diingat, bahwa sinyal video ini memang dibutuhkan sesuai keperluan untuk siaran televisi (television broadcasting) yang telah ditemukan pada Tahun 1936. PEMBAHASAN
1. Mengapa Sinyal Video Terekam Pertanyaan lengkapnya adalah, mengapa sinyal video tersebut dapat terekam pada material magnetik, baik pada pita polyester (bahan plastik), hardisk, maupun memory card, ataupun pada sistem optik CD (compact disc). Jawabannya adalah akan diuraikan berikut ini. 1-1. Bahan magnetik Bahan magnetik tersebut dapat terbuat dari beberapa macam lapisan oksida logam (awalnya berbentuk serbuk), seperti, chromium-dioxide (CrO2), atau ferric-oxide (Fe2O3, Fe3O4) yang dilapiskan diatas bahan polyester (base material) seperti ditunjukkan pada Gbr-1. Pada Gbr-1(b) ditunjukkan satu contoh pita rekam audio dengan lebar ¼ inci dengan reel ukuran 7 inci, yang digunakan pada tape-to-tape recorder atau biasa disebut juga sebagai open reel tape recorder (OTR). Proses perekaman pada pita magnetik ini dilakukan dengan jalan memagnetisasi (mempengaruhi dengan variasi medan magnet) lapisan magnetik tersebut oleh satu kepala rekam (record head). Sebelumnya bahan magnetik tersebut mempunyai sifat magnet yang merata intensitasnya (homogen). Dengan adanya magnetisasi yang intensitasnya bergantung dari kuat lemahnya sinyal audiovisual, maka sifat magnet yang homogen itu diubah oleh kuat lemahnya sinyal audiovisual tersebut, sehingga mempunyai pola magnet tertentu. Dengan jalan itu, sinyal audiovisual sudah terekam pada bahan magnetik dimaksud.
(b)
_____________________________________________________________________________ 4
(a) Gbr-1
Pita magnetik (a) penampang samping lapisan material, (b) pita audio dengan lebar ¼ inci.
Pada saat memutar ulang, variasi pola magnet yang telah terbentuk itu dibaca oleh kepala baca (playback head), melalui induksi pada playback head sehingga diperoleh hasil rekaman sebelumnya. Sifat magnetisasi sebelumnya masih dapat dimagnetisasi kembali oleh sinyal yang lain yang dikenal dengan proses overwrite atau ditimpa oleh rekaman yang lain. Tetapi sebelum dilakukan rekam ulang, maka pada pola magnetisasi sebelumnya harus dihomogenkan kembali dengan kepala-hapus (erase head) yang terletak posisinya sebelum kepala-rekam terhadap arah tarikan atau transport pita. Sehingga bila arah transport pita dari kanan ke kiri, maka kepala-hapus terletak di sebelah kanan kepala-rekam. Tentang tebal pita dan tebal lapisan magnetik seperti ditunjukkan pada Gbr-11, bervariasi nilainya yang bergantung kepada keperluannya. Parameter penentu ketebalan itu (base material) adalah, kecepatan tape berjalan (tape transport), dan jenis sinyal yang direkam (analog atau digital). Sehingga ketebalan material dasar (base material) itu berkisar antara nilai, lebih kecil dari 13 ~ 35 mikro meter (μm). Nilai ketebalan bahan polyester sebesar 35 μm tersebut adalah nilai pada saat awal sekali pita magnetik itu dirancang. Pita magnetik untuk keperluan penyimpanan sinyal digital atau data, ukuran ketebalan umumnya dua kali lebih tebal dari pita magnetik untuk sinyal analog. Sedang ketebalan lapisan material magnetik adalah berkisar antara 9 μm ~ 12,5 μm (open reel tape). Satu contoh jenis pita rekam magnetik adalah pita kaset audio (compact cassette) seperti ditunjukkan bentuk fisiknya pada Gbr-2. Pada pita rekam jenis ini mempunyai data sebagai berikut,
1]
Lebar pita
:
⅛ inch (3.81 mm)
Tebal total pita
:
12 μm
Tebal polyester
:
16 μm (C60)
Tebal lapisan oksida
:
4 μm
Permukaan pita sisi base material (polyester) nampak licin dan mengkilat, sedang permukaan yang berlapis bahan magnetik nampak agak kasar (doft). Permukaan yang menyentuh kepala rekam adalah permukaan polyester.
5
_____________________________________________________________________________________
Gbr-3 menunjukkan bentuk kaset kompak mini (microcassette) yang digunakan untuk mesin audio yang memerlukan kebeningan level audio seperti misalnya mesin penjawab (answering machines).
(a) Gbr-2
(b)
Bentuk fisik pita kaset untuk audio (a) bentuk luar, (b) konstruksi dalam.
Bentuk yang lain dari kemasan pita rekam audio adalah tape cartridge yang bentuk fisiknya ditunjukkan pada Gbr-4 (konstruksi dalamnya). Sebetulnya tape cartridge atau disebut cartridge ini, awalnya didesain untuk media penyimpan data komputer, tetapi kemudian berkembang penggunaannya untuk media rekam audio dengan durasi relatif pendek seperti jingle atau alunan lagu untuk station ID satu stasiun penyiaran.
Gbr-3
Bentuk fisik pita kaset kompak ukuran mini dibanding dgn kaset biasa.
Cartridge menggunakan pita ukuran ¼ inci dan dengan ujung tanpa akhir atau kedua ujungnya bersambung seperti terlihat pada Gbr-4.
_____________________________________________________________________________ 6
Gbr-4
Bentuk fisik pita cartridge
1-2. Bahan CD Compact Disc yang dikenal sebagai CD adalah bentuk media penyimpan optik yang digunakan untuk menyimpan data digital. Data digital ini disamping merupakan data komputasi, dapat juga merupakan rekaman sinyal audio maupun video digital. Pertama kali diperkenalkan pada Tahun 1982 sebagai audio CD yang dapat menyimpan puluhan lagu pada media penyimpannya. Sampai sekarangpun (2010) media CD ini masih tetap digunakan. CD standar mempunyai diameter 120 mm yang dapat menyimpan lagu selama 80 menit untuk data yang tidak dikompresi (700 MB). Diantara perioda Tahun 1982 sampai 2006, lebih dari 90 milyard keping CD yang telah digunakan di dunia sebagai media penyimpan optikal untuk musik, data gambar, video, software games, dan software komputer (operating-system dan aplikasi). Sampai 25 tahun sejak pertama kali diperkenalkan, material penyimpan pada CD adalah, makrolon polycarbonate yang dibuat oleh Bayer bersama-sama Philips dan PolyGram. Walaupun sekarang sudah ditemukan material lain, bahan makrolon polycarbonate masih banyak digunakan. Bagaimana lapisan atau layer makrolon polycarbonate tersebut tersusun dalam sebuah CD, Gbr-5 menunjukkan struktur lapisan tersebut. A, adalah layer makrolon polycarbonate. B, adalah layer pemantul berkas sinar laser terbuat dari lapisan tipis aluminum atau emas. C, adalah lapisan yang membantu sifat pantul lapisan B. Sedang D, lapisan label atau merek CD yang mencegah sinar laser tersebut tembus ke arah luar.
7
_____________________________________________________________________________________
Gbr-5
Susunan lapisan material satu CD E, adalah sumber berkas sinar laser yang terfokus.
Dalam proses perekaman, sinar laser yang merupakan representasi data yang akan disimpan, akan padam dan bersinar tergantung sinyal data yang masuk. Laser bersinar menandakan data-1, sedang laser padam menunjukkan data-0. Data-1 dan 0, adalah bentuk sinyal digital. Apabila sinar laser menerpa dengan terfokus pada lapisan polycarbonate, maka dia akan membakarnya sehingga menimbulkan cekungan sedalam kurang lebih 100 nm (nanometer = 10-3 mm) yang disebut sebagai ‘pit’. Sementara untuk sinyal data-0, maka sinar laser padam dan tidak membakar material polycarbonate. Pada perioda waktu data-0 ini permukaan polycarbonate tetap datar yang dikenal sebagai ‘land’. Melalui proses tersebut, maka data digital sudah dapat terekam pada media optik , yaitu merupakan kombinasi pit dan land pada track yang terbentuk, dan merupakan representasi sinyal data digital yang direkam. Sekali permukaan polycarbonate terbakar, maka pit yang terbentuk tidak dapat kembali lagi atau tidak dapat untuk merekam kembali (rewrite) seperti dapat terjadi pada material magnetik. Ilustrasi yang menggambarkan terpaan sinar laser pada permukaan CD ditunjukkan oleh Gbr-6, sedang Gbr-7 menunjukkan diagram proses perekaman yang berlangsung.
pit
Berkas sinar laser Gbr-6
Terpaan berkas sinar laser pada permukaan CD.
_____________________________________________________________________________ 8
Dalam proses perekaman seperti ditunjukkan pada Gbr-7, suatu deretan sinyal informasi digital dikonversi atau diubah oleh satu encoder (pengubah kode) menjadi satu sinyal terkode yang langsung ditumpangkan pada sinyal laser melalui satu proses modulasi. Disini terjadi transisi dari besaran listrik ke besaran optik. Akibat dari proses di atas, sumber sinar laser memancarkan berkas sinar dengan satu intensitas tertentu pada saat on (on-off karena sinyal data) yang diarahkan dan difokuskan oleh sistem lensa (illumination optics) ke media penyimpan (CD). Pada titik di media penyimpan yang terkena sinar laser menjadi panas (burned) dan membentuk cekungan (pit). Karena media penyimpan bergerak konsentris (sesuai arah panah), maka terbentuk alur melingkar (circular) yang berisi kombinasi pits dan lands seperti diuraikan di atas. Dengan berputarnya terus cakram media rekam tersebut, maka terbentuk alur kontinyu dengan radius yang berubah sedikit secara gradasi sehingga membentuk alur yang berbentuk spiral (mirip obat nyamuk bakar). Pada saat membaca rekaman yang sudah ada, terjadi proses konversi dari optik ke elektrik, tetapi mempunyai proses di segmen optisnya yang berbeda. Perbedaan tersebut adalah, dipancarkan sinar laser dengan intensitas tetap ke alur media rekam mengikuti alur yang sama sesuai rekaman. Sinar laser yang terpantul kembali oleh media rekam (karena terdapat layer pemantul pada CD) yang kemudian ditangkap sebagai representasi sinyal data terekam. Diagram proses putar ulang (playback) ditunjukkan pada Gbr-8.
Gbr-7
Proses perekaman pada CD
9
_____________________________________________________________________________________
Gbr-8
Proses putar ulang rekaman dari CD
2. Peralatan Rekam Peralatan rekam tentunya dipergunakan untuk merekam sinyal audio dan audiovisual yang selalu dioperasionalkan dalam satu stasiun penyiaran. Untuk sinyal audio, peralatan rekamnya disebut sebagai audio recorder atau sound recorder. Sedang untuk sinyal audiovisual, peralatan rekamnya disebut sebagai video recorder. Terdapat dua tipe alat rekam itu, yaitu, tipe open reel dan cassette recorder. Dalam perkembangannya, alat rekam tersebut dimulai dari format analognya dalam berbagai tipe atau serial produknya, sampai ke versi digitalnya yang digunakan untuk peralatan penyiaran atau rumah produksi (PH, production house) sampai saat ini. 2-1. Peralatan Rekam Audio Uraian tentang peralatan rekam audio ini dimulai pada era 1980-an yang dioperasionalkan di satu stasiun penyiaran, terutama di Indonesia. Stasiun penyiaran radio saat itu hanya RRI (Radio Republik Indonesia), sedang untuk stasiun penyiaran televisi hanya TVRI (Televisi Republik Indonesia).
_____________________________________________________________________________ 10
RRI dan TVRI banyak menggunakan peralatan yang diadakan melalui proyek pinjaman lunak (softloan) antar pemerintah (inter-government agreement) dari beberapa negara penyandang dana. Karena itu peralatan penyiarannya selalu mengikuti produk negara bersangkutan. Untuk stasiun RRI, negara yang memberikan loan adalah, Austria, Perancis, dan Jepang, sehingga peralatannya rekam audio banyak bermerek, StuderRevox, Schlamberger, atau Sony/Denon/Toshiba. Peralatan rekam yang populer di era tersebut adalah dari Studer-Revox yang salah satu tipenya adalah PR-99. Peralatan tersebut ditunjukkan pada Gbr-9. Peralatan ini menggunakan pita ukuran ¼ inci (6,35 mm) tipe open-reel dengan diameter sampai 10,5 inci (26,67 cm), dan dengan format stereo. Mempunyai standar kecepatan pita sebesar 3,75 dan 7,5 inch/sec (19 dan 38 cm/s). Peralatan ini masih dapat kita lihat di beberapa stasiun penyiaran. Peralatan rekam tipe Studer-Revox ini banyak digunakan oleh Stasiun Penyiaran RRI. Disamping tipe yang tergolong portable, terdapat juga tipe stasioner yang dibuat oleh pabrik Sony dari Jepang. Peralatan rekam ini juga menggunakan pita ukuran ¼ inci (memang ukuran ini adalah standar penyiaran di dunia). Bentuk alat rekam stasioner tersebut ditunjukkan pada Gbr-10.
Gbr-9
Audio tape recorder tipe PR-99 dari Studer-Revox.
11
_____________________________________________________________________________________
Gbr-10
Audio tape recorder tipe stasioner dari Sony.
Menginjak era akhir Tahun 1980-an, isu digitalisasi peralatan penyiaran mulai digulirkan. Satu persatu secara terpisah, peralatan tertentu mulai diproduksi dalam versi digitalnya seperti kamera, video-mixer, mass-storage, dsb. Termasuk juga di bidang peralatan audio yang sampai kemudian pada alat perekam digitalnya yang dikenal dengan nama DAT (digital audio tape recorder) atau R-DAT (rotating-head digital audio tape recorder). R-DAT adalah alat rekam audio yang dirancang oleh Sony dan diperkenalkan dalam Tahun 1987. Sepintas, peralatan rekam dan pita kasetnya mirip dengan audio kaset biasa seperti ditunjukkan pada Gbr-11. Pada Gbr-11(b) terlihat jelas dimensi kasetnya karena dibandingkan dengan batere ukuran AAA. R-DAT menggunakan pita magnetik berukuran 4 mm dengan kemasan berukuran 73 mm x 54 mm x 10,5 mm. Alat perekam DAT ini dapat merekam seperti rekaman pada CD dengan sampling-rate2 sebesar (48), (44,1) atau (32) kHz pada 16 bit per sample kuantisasi (tahapan proses dalam digitalisasi sinyal analog). Penggandaan rekaman pada sistem DAT akan menghasilkan gandaan yang persis sama kualitasnya dengan aslinya semacam proses kloning.
(a) (b) Gbr-11 2]
Alat rekam R-DAT dari Sony
Sampling-rate adalah frekuensi pencuplikan sample level sinyal analog pada proses digitalisasi sinyal analog. Menurut Nyquist-law, nilai sampling-rate minimal sebesar dua kali frekuensi tertinggi sinyal analog. Terdapat tiga proses yang berurutan pada digitalisasi sinyal, yaitu, sampling→quantizing →coding.
_____________________________________________________________________________ 12 (a) mesin rekam, (b) pita kaset
Pada alat rekam DAT ini, kepala rekam tidak statis lagi melainkan berputar seperti konsep mesin video tape recoder. Sementara pada mesin DCC (digital compact cassette) yang sudah dalam versi digital juga, kepala rekamnya statis (stationary-head). Sistem DAT ini sekarang telah luas digunakan, baik di bidang produksi rekaman maupun di bidang penyiaran, walaupun kemudian tersaingi oleh rekaman materi CD. Mesin DAT sendiri ditunjukkan pada Gbr-11(a). 2-2. Peralatan Rekam Video Alat rekam video pada hakekatnya adalah merekam juga sinyal audionya, atau dapat dikatakan sebagai alat rekam audiovisual. Di depan dikatakan bahwa, munculnya ide alat rekam video untuk penyiaran diilhami oleh produksi film bergerak yang ditemukan Tahun 1889. Dari mesin generasi yang pertama (Tahun 1956) sampai mesin generasi digital (Tahun 1990-an ~ sekarang), alat rekam video menggunakan materi rekam pita magnetik. Generasi pertama masih mempunyai versi monochrom dan analog dengan pita magnetik open reel ukuran 2 inci, sedangkan generasi yang terakhir sudah merupakan generasi versi color dan digital dengan menggunakan pita magnetik berbentuk kaset berukuran sampai ¼ inci. Ampex, satu perusahaan Amerika yang berkedudukan di Redwood City, California, adalah salah satu pioner desain ‘videotape’ (istilah yang digunakan pertama kali oleh Ampex) recorder. Rancangan jadi (bukan prototype) yang pertama kali diluncurkan Ampex adalah tipe VR-1000 pada Tahun 1956. Tipe VR-1000 ini disebut tipe 2” quadruplex karena menggunakan empat kepala rekam dengan pita ukuran 2 inci. Tipe quadruplex ini dikenal sebagai tipe alat rekam video linier, karena gerakan pitanya lurus melintasi kepala rekam (yang juga bergerak atau berputar vertikal). Setelah kesuksesan Ampex tersebut, maka beberapa perusahaan yang lain di Amerika seperti RCA, dan beberapa perusahaan di Eropa seperti Bosch Fernseh, ikut meramaikan pasar peralatan rekam video di dunia dengan mengeluarkan videotape recorder tipe quadruplexnya, namun populasinya hanya di kawasan Eropa.
13
_____________________________________________________________________________________
(a) Gbr-12
(b)
Unit VTR dengan pita ukuran 1 inci (a) jenis format-B, BCN-51 (b) jenis format-C, BVH-2000.
Melalui beberapa tipe yang dikembangkan Ampex, pada Tahun 1966 dikeluarkan tipe VR-1200 yang sudah versi color dan komponennya menggunakan solid state3. Selanjutnya pada Tahun 1974, Ampex mengeluarkan tipe AVR-2 dari seri AVR. Hampir seluruh stasiun penyiaran TVRI di Indonesia ketika itu menggunakan AVR-2 ini, seperti TVRI Jakarta, Medan, Palembang, Yogya, Surabaya, Ujung Pandang, dan Manado. Setelah generasi mesin rekam video 2 inci quadruplex, pada Tahun 1976 diluncurkan oleh Ampex tipe VPR-2, yaitu satu tipe helical4 yang menggunakan pita magnetik ukuran 1 inci. Tipe ini dikenal dengan sebutan format-C. Dari kawasan Eropa pada tahun yang sama, diluncurkan juga oleh Bosch videotape recorder (VTR) 1 inci dengan format yang berbeda yang disebut sebagai format-B (distandarkan oleh SMPTE). Kedua mesin VTR 1 inci tersebut ditunjukkan pada Gbr-12 yang mempunyai dimensi cubicle rata-rata dalam centimeter berukuran 75 x 75 x 200 (p x l x t).
3]
4]
Solid state, adalah komponen elektronika yang dibuat dari bahan semikonduktor seperti transistor, dioda, dsb. Tipe helical VTR, sebutan itu karena pita magnetiknya bergerak melilit atau melingkari kepala rekam (head-drum).
_____________________________________________________________________________ 14
Melintasi masa perkembangannya sampai sekarang, beberapa generasi mesin rekam video tersebut ditunjukkan pada Tabel-1. Tabel-1 Tipe Alat Rekam Video Generasi
Format
Ukuran Pita (inci)
Tahun
Tipe
Pabrikan
I
Quadruplex
2
1956
VR-series
Ampex/Bosch
II
Quadruplex
2
1966
VR-series
Ampex/Bosch
III
Quadruplex
2
1974
AVR-series
Ampex
Helical Format-C
1
1976
VPR/BVHseries Ampex/Sony
Helical Format-B
1
1976
BCN-series
Bosch
Umatic-LB
¾
1979
VO-series
Sony
Umatic-HB
¾
1980
BVU-series
Sony
Betacam
½
1982
BVW-series
Sony
Betacam SP
½
1986
BVW-series
Sony
VHS
½
1976
S-VHS
½
1987
BRS-series
JVC
D1
¾
1986
DVR/DCR
Sony/BTS
D2
¾
1988
VPR-series
Ampex/BTS/Sony
D3
½
1991
AJ-Dseries
Panasonic
D5
½
1994
AJ-HDseries
Panasonic
D7 (DVCPro-25)
¼
1995
AJ-Dseries
Panasonic, Philips
Betacam-SX
½
1996
DNW-series
Sony
Digital Betacam
½
1993
DVM-series
Sony
8 mm
1999
TRV-series
Sony
Digital-S (D9)
½
1995
BR-Dseries
JVC
DVCPro-50
¼
1997
AJ-Dseries
Panasonic
IV
V
Digital8
JVC
Versi digital
Perbandingan pita antara VTR 1 inci format-B (format-C) dengan pita kaset VCR (video cassette recorder) versi UmaticHB (high band) ¾ inci, ditunjukkan pada Gbr-13.
15
_____________________________________________________________________________________
Pita kaset Umatic-HB ¾ inci
Gbr-13
Pita rekam open reel 1-inci format-B (format-C), dibandingkan dengan kaset ¾ inci Umatic-HB.
Pada Tabel-1 di bagian mesin rekam versi digital, disebutkan format D1 dan D2. Pada format D1, sinyal analog didigitalisasi langsung dari sinyal analognya yang disebut dengan composite digital melalui proses A/D (analog to digital) conversion, yaitu, proses sampling, quantizing, dan coding seperti dijelaskan pada catatan kaki 2. Sedang untuk format D2, digitalisasi dilakukan pada komponen sinyal analognya, yaitu, sinyal luminance (komponen sinyal hitam putih), sinyal chrominance biru (Y-B), dan sinyal chrominance merah (Y-R). Ketiga komponen itu dipisahkan lebih dahulu dari sinyal analognya, CCVS (colour composite video signal). Kemudian masing-masing komponen sinyal tersebut didigitalisasi dengan frekuensi sampling sebesar, (13,5 MHz), (6,75 MHz), dan (6,75 MHz), sehingga menghasilkan perbandingan (4:2:2). Sinyal digital yang dihasilkan disebut sebagai component digital. 3. Peralatan Camcorder Masing-masing jenis camcorder yang pernah dirancang mempunyai kelebihan tersendiri pada masanya. Perkembangan terakhir (2010), camcorder dirancang mempunyai alat rekam berbentuk media hard disk (bukan pita magnetik, tapeless recorder) yang mempunyai kapasitas penyimpanan terbesar, yaitu mencapai 80 gigabyte5 atau setara 20 jam untuk high quality video. Sementara untuk video kualitas rendah, kapasitas tersebut dapat menyimpan sampai 61 jam.
5]
Gigabytes disingkat GB (byte ditulis dengan huruf besar B) adalah ukuran kapasitas penyimpanan unit memory seperti disket, hard disk, flash disk, atau memory card. 1 GB = 109 byte. Byte bukan bit per second (bps).
_____________________________________________________________________________ 16
Camcorder paling umum digunakan untuk liputan berita yang memerlukan mobilitas tinggi dan oleh karena itu harus mempunyai ukuran berat yang relatif sangat lebih kecil dari kamera ENG (electronic news gathering) biasa. Untuk proses pascaproduksi, pemindahan data dari hard disk alat rekam tersebut ke komputer dapat dilakukan dengan mudah, baik melalui kabel data atau fasilitas card reader bila jenis memorynya adalah memory card. Satu camcorder yang menggunakan lebih dari satu jenis media rekam, seperti built-in hard disk, kaset, dan memory card, sering kali disebut sebagai hybrid camcorder.
(a) Gbr-18
(b)
Camcorder dengan memory card (a) memory card 8 GB, (b) Panasonic AG-HMC73
Sedangkan camcorder dengan media memory card mempunyai kapasitas penyimpanan maksimum sesuai dengan kapasitas memory card yang terpasang (dipilih atau digunakan). Kapasitas maksimum memory card saat ini adalah 16 gigabyte atau setara dengan 3,5 jam video kualitas prima. Penggunaan camcorder dengan media memory card ini biasa digunakan untuk materi yang memerlukan kecepatan untuk paket siap siar. Disamping itu, pada jenis memory card ini yang bentuk fisiknya kecil dan tipis, akan diperoleh fleksibelitas sistem dengan mengganti memory card-nya bila diperlukan kapasitas data yang lebih besar dari sebelumnya. Nilai kapasitas memory yang tersedia adalah, 4 GB, 8 GB atau 16 GB. Sedangkan untuk pemindahan data ke komputer dapat dilakukan dengan mudah, karena banyak fasilitas piranti port yang dapat membaca memory card tersebut. Bentuk fisik camcorder dengan memory card sebagai media rekamnya ditunjukkan pada Gbr-18. Sementara camcorder dengan media memori DVD, menggunakan keping DVD ukuran 8 cm. Sinyal video direkam pada keping DVD dengan kapasitas 1,4 gigabyte
17
_____________________________________________________________________________________
untuk single sided. Sedangkan waktu rekam maksimum sebesar 20 menit untuk video kualitas tinggi, atau 60 menit untuk video kualitas rendah. Untuk DVD kapasitas 2,6 gigabyte, digunakan double sided, sehingga waktu rekam dapat mencapai 40 menit untuk video kualitas tinggi, atau 120 menit video kualitas rendah. Karena kapasitasnya rendah, maka camcorder tipe ini memerlukan banyak persediaan DVD 8 cm agar pemakaiannya dapat berlanjut cukup lama. Bentuk fisik camcorder dengan DVD sebagai media rekamnya ditunjukkan pada Gbr-19.
Gbr-19
Camcorder dengan memory DVD dari Sony.
Gbr-20
Camcorder dimana kamera dan VTR masih terpisah.
Sebelum camcorder pada era tapeless recorder, beberapa camcorder telah mulai didesain pada era awal 1980-an karena kebutuhan di lapangan menghendaki sistem tersebut. Semula sistem kamera dan recorder terpisah dengan menggunakan kabel kamera seperti ditunjukkan pada Gbr-20, dan tentu saja ketika itu semua peralatan masih versi analog. Sehingga pada operasionalnya dibutuhkan dua orang crew, cameraman dan VTR operator.
_____________________________________________________________________________ 18
Dari inovasi yang dilakukan para desainer camcorder, maka recorder dapat ditempelkan pada belakang kamera, yaitu fungsi kabel koneksi ke recorder dihilangkan pada sistem sebelumnya. Koneksi antara kamera dan recorder dilakukan melalui konektor multi-pin yang khusus di desain untuk itu. Sistem ini dikenal dengan istilah ‘docking’. Terdapat istilah lain untuk itu, yaitu, ‘add-on unit’. Artinya, pada bagian belakang kamera dirancang sistem konektor tersebut agar unit recorder dapat disambungkan. Salah satu dockable recorder tersebut adalah format Betacam SP dari Sony. Karena begitu praktis operasionalnya dan kualitasnya sudah memadai untuk broadcast, maka standar Betacam SP secara tidak langsung sudah menjadi standar dan diakui di dunia. Akibat dari itu, pabrikan beberapa kamera membuat rancangan konektor yang sesuai dengan standar Betacam SP tersebut pada kamera ENG-nya. Sehingga terdapat camcorder format Betacam SP dengan kamera BTS, atau kamera Ikegami. Sistem kamera docking Batacam SP ditunjukkan pada Gbr-21.
recorder Batacam SP
Gbr-21
Camcorder dimana recorder (Betacam SP) di ’dock’ ke kamera.
Selanjutnya pada akhir 1990-an telah berhasil didesain satu camcorder yang kompak dimana kamera dan recorder berada dalam satu ujud (compact one-piece design), seperti ditunjukkan pada Gbr-22, dan ketika itu juga masih dalam versi analog.
Gbr-22
Camcorder dimana recorder
19
_____________________________________________________________________________________
dan kamera dalam satu bentuk. (Betacam SP).
Perkembangan berikutnya adalah, camcorder tersebut telah dirancang dalam versi digital. Beberapa pabrikan yang merancang camcorder tersebut diantaranya adalah, Panasonic, Sony, JVC, Hitachi, Ikegami, dsb. Gbr-23 menunjukkan camcorder dari Panasonic, yaitu, tipe DVCPro50 yang menggunakan media rekam pita magnetik ukuran ¼ inci, dengan digitalisasi (4:2:2) dan menerapkan teknik kompresi pada pengolahan sinyal videonya. Dengan kamera versi digital ini, maka kualitas gambar yang dihasilkan jauh lebih bagus dari versi analognya.
Gbr-23
Camcorder ‘compact one-piece design’ versi digital dari Panasonic, DVCPro50.
Bentuk lain dari versi DVCPro50 adalah camcorder dengan media penyimpanan Mini DV tape adalah jenis yang paling lama dijual di pasaran. Kapasitas perekaman video sesuai dengan kapasitas Mini DV tape yang tersedia, yaitu 60 menit, 90 menit atau 120 menit. Pemindahan data dari tape ke komputer memerlukan cara video streaming dari kamera portable ini ke komputer. Camcorder ini sebetulnya termasuk kategori kamera home-use. Bentuk fisik camcorder Mini DV ditunjukkan pada Gbr-24. Pada operasional stasiun penyiaran televisi, camcorder jenis mini DV termasuk yang sering digunakan, karena fleksibel karena bentuknya yang kompak dan ringan. Untuk playback rekaman Mini DV, dapat digunakan unit playback DVCPro50 dengan menggunakan adaptor kaset Mini DV seperti ditunjukkan pada Gbr-25.
_____________________________________________________________________________ 20
Gbr-24 Camcorder format Mini DV
Cassette adaptor
Kaset Mini DV
Gbr-25 Mini DV-tape
5. Linear Tape Open (LTO) Media penyimpanan saat ini akhirnya harus disesuaikan dengan kemajuan teknologi dan kebutuhan operasional penyiaran pada umumnya, khususnya penyiaran televisi. Penyesuaian tersebut sangat terkait dengan kapasitas ruang penyimpanan (archive) serta frekuensi penggunaan materi tersebut dalam operasional stasiun penyiaran, yaitu sering diperlukan atau tidak begitu sering diperlukan (accessabiliy). Ruangan dokumentasi stasiun penyiaran televisi sebelum dikembangkannya media penyimpanan optic digital dan LTO, selalu dipenuhi dengan pita magnetik yang harus memiliki standar penyimpanan agar dapat mempertahankan kualitas materi rekam, baik pita magnetik maupun film. Musuh utamanya adalah jamur. Ruang archive tersebut harus terkontrol, baik suhu maupun kelembaban ruangan (humidity), sehingga jamur
21
_____________________________________________________________________________________
tersebut tidak muncul di permukaan pita magnetik atau film. Tabel-2 menunjukkan syarat teknis ruang archive. Tabel-2 Kondisi ruang archive Kondisi Lingkungan Media Penyimpan
Suhu Ruangan, oC
% Relative Humidity
Bahan dasar kertas
20 ± 1
45 ± 5
Pita magnetik
18 ± 1
40 ± 5
Foto plat bahan gelas
15 ± 1
35 ± 5
Film monochrom
15 ± 1
35 ± 5
Film warna
-1 ± 1
35 ± 5
Jenis media penyimpan baru ini berbasis pada media penyimpanan optic digital dan memory card yang efisien, efektif dan ramah lingkungan. Para ahli telah mengembangkan media penyimpanan yang bukan saja terjaga kualitasnya, tapi nyaman mendokumentasikan, serta memberi kemudahan dalam mengakses berbagai bentuk data. Saat ini telah dikembangkan satu media, yaitu yang dikenal dengan istilah Linear Tape Open (LTO). Beberapa stasiun televisi di negara-negara maju menggunakannya. LTO merupakan fasilitas penyimpanan data audiovisual yang mengubah data tersebut ke dalam bahasa verbal. LTO merupakan jaringan penyimpanan data yang telah terintegrasi secara menyeluruh ke unit-unit kerja yang berhubungan pada penyediaan bahan siaran. Sehingga data dari unit kerja manapun yang akan menunjang program siaran secara otomatis tersimpan pada LTO, dengan kapasistas relatif besar. Program siaran berita yang sangat cepat perputarannya, iklan dengan kapasitas besar, ataupun program siap siar, telah memiliki jalur masing-masing yang terhubung langsung pada LTO di MCR (master control room) televisi. Seluruh materi tersebut diprogram secara otomatis dan akan terjadwal sesuai rundown acara program atau iklan per hari. Saat ini di Indonesia belum ada satu pun stasiun televisi yang memiliki fasilitas LTO secara sempurna dari setiap unit kerja yang ada, untuk langsung otomatis tersimpan dan dapat diprogram untuk dijadwalkan dalam rundown. Sementara stasiun
_____________________________________________________________________________ 22
televisi NHK di Jepang telah menerapkan fasilitas LTO ini pada suatu sistem yang mereka sebut sebagai Technical Operation Center (TOC). TOC di NHK mampu memberikan data pada siapapun yang membutuhkan materi siaran sesuai dengan kebutuhannya. Sebagai contoh di setiap kota yang memiliki fasilitas library NHK, maka pihak tersebut dapat mengajukan permohonan untuk mengcopy data materi siaran sejak tahun 1950-an hingga saat ini. Seluruh data materi siaran beberapa tahun sebelumnya dapat diakses dalam bahasa verbal di komputer yang terhubung dengan server di TOC. Cara menyalinnya (copy) dibatasi pada VCD, DVD ataupun VHS saja. Tentunya bukan untuk disiarkan pada stasiun televisi lain, yang prosedurnya memerlukan MOU atas royaltinya. TOC yang memiliki LTO dikantor pusatnya di Tokyo dapat mengirimkan data ke setiap kota dengan fasilitas internet dengan kemampuan transfer data besar. Sehingga setiap produser yang membutuhkan materi siaran apapun, hanya berkomunikasi melalui internet yang terhubung ke TOC dengan dilengkapi kode passwordnya untuk masuk ke sistem. Perangkat LTO terdiri dari hardware dan software yang merupakan satu kesatuan yang berjalan secara sistematis. Perangkat tersebut dibuat oleh beberapa pabrikan dengan merek ternama seperti Dalet (LTO program), Omreon dan Etere (LTO iklan). Software LTO merupakan pemograman yang memudahkan proses penyimpanan data, pemanggilan data, penggabungan data dan terjaminnya keamanan data. Hardware LTO berupa
seperangkat
komputer
untuk
menjalankan
program/transfer
yang
menghubungkan player kaset dengan seperangkat alat yang berupa storage berbentuk cubicle. Selanjutnya, proses pemograman dilakukan dari terminal yang terhubung dengan MCR, yang akan memanggil data atau mengkombinasikan dengan VCR yang telah disiapkan. Setiap stasiun televisi biasanya memiliki dua sistem LTO dalam menjalankan operasional siarannya, yang pertama sebagai LTO siaran dan yang satu lagi sebagai backup apabila terjadi kegagalan komputer (hang) atau permasalahan lainnya, karena kedua LTO tersebut telah menyimpan data secara otomatis pada setiap transfer data. Sistem manajemen LTO membagi jenis data menjadi dua kategori materi, yaitu, Materi Program Pada file data program on-air telah diatur dan siap sampai beberapa hari sebelum on-air, sehingga batas waktu siar H-3 dipenuhi. Kondisi manual sebelumnya, para petugas siaran harus menyiapkan kaset program (yang diambil dari archive) pada mesin
23
_____________________________________________________________________________________
VCR player yang disiapkan untuk itu. Tetapi pada sistem LTO, petugas beberapa hari sebelum program di on-air-kan, mentransfer program dari kaset magnetic ke sistem LTO yang membutuhkan waktu dan ketelitian karena berhubungan dengan software dan bersama dengan beberapa program iklan dan promo lainnya. Merekam program ke dalam sistem LTO harus per segmen dengan pemberian kode-kode yang telah diatur sesuai kesepakatan unit kerja yang bertugas. Sehingga ketika pemanggilan kode-kode yang telah tercatat dengan baik, hasilnya akan sesuai dengan rundown siaran program, materi iklan dan promo yang telah direncanakan departemen marketing dan program stasiun televisi yang bersangkutan. Materi Promo On Air/Iklan Program promo merupakan program yang memperkenalkan program on-air yang disiapkan atau diproduksi oleh departemen program/marketing, atau production house. Proses kerja transfer ke dalam sistem LTO tidak berbeda dengan iklan, karena memiliki durasi yang relative singkat dan telah dipersiapkan dengan matang sebelum disiarkan. Promo program juga dapat leluasa disiarkan walaupun materi program yang sebenarnya belum siap untuk on-air karena berbagai hal. Seperti promosi ‘Akan segara hadir’, ‘Pertama di layar televisi’, ‘Jangan lewatkan’, dan jenis slogan yang lain. Langkah pengembangan (roadmap) enam generasi LTO yang didesain oleh Hewlett Packard, IBM dan Quantum, ditunjukkan pada Tabel-3. Tabel-3 Roadmap pengembangan LTO Item Kapasitas Compressed Transfer Rate
Gen-I
Gen-II
Gen-III
Gen-IV
Gen-V
Gen-VI
200 GB
400 GB
800 GB
1,6 TB
3 TB
6,4 TB
40 MB/s
80 MB/s
160 MB/s
240 MB/s
280 MB/s
540 MB/s
Satu diantara faktor yang dapat membuat stasiun penyiaran dapat bersaing dengan stasiun penyiaran yang lain adalah, keandalan sistem mass storage yang dimilikinya. Keandalan mass storage diantaranya adalah, kapasitas besar, kemudahan penelusuran (retrieval), dan luasnya sistem jaringan aksesnya. LTO memberikan persyaratan itu semua. Dengan sistem mass storage yang andal, maka jadual siaran akan tepat waktu, promo dan iklan akan tepat durasinya, penyajian berita akan mudah
_____________________________________________________________________________ 24
dilengkapi kepustakaannya, dsb. Sistem penyimpanan yang handal itu, akan memberikan kecepatan akses file yang dibutuhkan pihak lain, sehingga dapat menjadi sumber dana baru bagi stasiun penyiaran bersangkutan. Disamping itu, dengan sistem LTO, maka biaya pengelolaan file siaran akan ditekan dibandingkan dengan sistem penyimpanan yang konvensional. Demikian juga, dengan sistem LTO akan mengurangi penambahan limbah berupa plastik dari materi pita magnetik atau materi logam berat yang lain dari materi penyimpan konvensional, sehingga dapat ikut serta menjaga kelestarian lingkungan hidup. KESIMPULAN Bisnis penyiaran merupakan industri yang padat modal dan berkaitan erat dengan perkembangan teknologi yang sangat cepat perubahannya. Industri penyiaran televisi swasta yang berbasis kapitalis liberal sangat berorientasi pada keuntungan atau pelipatgandaan modal sebesar-besarnya. Stasiun televisi menghasilkan output program siaran yang dinikmati oleh audien sebanyak-banyaknya, sedangkan pada tingkat persaingan yang ketat akan menjadikan fokus audien yang khusus menjadi realistis. Sehingga segala sesuatu yang menimbulkan persaingan keras akan menuntut produk yang efisien dan efektif. Persaingan televisi komersial di Indonesia juga akan mengacu pada perkembangan teknologi perangkat keras dan perangkat lunak televisi yang beredar didunia. Salah satu produk jasa penyiaran televisi adalah mengenai media penyimpanan dan perekaman produk itu sendiri. Hal ini berkaitan dengan bagaimanakah suatu stasiun televisi memanfaatkan media penyimpanannya yang efektif agar biaya yang dibutuhkan dapat ditekan, namun tidak mengurangi kualitas dari hasil tayangan didalamnya baik secara audio maupun video. Sekaligus juga kelanggengan data/dokumentasi tersebut dapat terjamin keutuhannya dalam waktu yang cukup lama, termasuk efektifitas bagi siapapun yang membutuhkannya dalam waktu yang sangat singkat, akurat dan mudah digandakan pada media lainnya. Hal ini tentu tetap mengacu pada penghargaan akan kekayaan intelektual karya seorang profesionalisme yang berkaitan dengan kebutuhan ilmu pengetahuan. Media penyimpanan yang efektif dan effisien juga berdampak pada kepedulian akan pelestarian lingkungan hidup manusia yang harus dijaga. Sampai saat ini para ahli dalam berbagai ilmu, terus mengkampanyekan akan pentingnya produk apapun yang memperhitungkan kesadaran ramah lingkungan. Sehingga produk jasa penyiaran televisi
25
_____________________________________________________________________________________
yang begitu besar, harus dipertimbangkan akan disimpan dalam bentuk yang sedemikian rupa, sehingga tidak lagi mengunakan bahan-bahan plastik yang banyak atau bahkan dapat didaur ulang kembali pengunaannya.
DAFTAR PUSTAKA 1. Albert Abramson, The History of Television, 1942 to 2000, McFarland, 2003, p. 7–8. ISBN 0786412208. 2. LabGuy’s World – Video Tape & Camera Recorder (VTR) Photo’s Museum. Last Updated : 5 Januari 2008. 3. Remington Rand Inc., v. U.S., 120 F.Supp. 912, 913 (1944). 4. Shawn Barnett, Dave Etchells, and Siegfried Weidelich (2007), Imaging Resource (29 – 2 – 2008), Canon EOS 1Ds Mark III Overview 5. Bugin Burhan, Sosiologi Komunikasi, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2008. 6. Wikipedia.org