PERENCANAAN KREATIF TELEVISI MODUL 1 Pokok Bahasan: CREATIVE THINKING (Berpikir Kreatif dan Bekerja Keras)
Oleh: Drs. Andi Fachrudin M,MSi STANDAR KOMPETENSI : Memahami ruang lingkup kerja kreatif, memahami ruang lingkup produksi kreatif, memahami proses penciptaan dan realisasi ide kreatif. . 1. Pendahuluan Pada hakekatnya manusia adalah mahluk kreatif. Pada zaman prasejarah, manusia hidup nomaden, berpindah ke tempat yang memberikan sumber penghidupan. Ketika suatu daerah kehabisan sumber penghidupan, manusia kembali berpindah ke tempat yang masih menyediakan kebutuhan mereka. Namun semakin lama, mereka mulai merasakan lelah. Timbullah dorongan untuk mencari solusi yang lebih baik dan lebih nyaman. Lantas mereka memutuskan untuk tidak lagi mencari sumber penghidupan ditempat sumber tersebut tersedia, tetapi memproduksinya sendiri. Mereka bercocok tanam, bahkan bisa mendapatkan sumber air dari dalam kubangan tanah yang mereka gali. Manusia berkembang kehidupannya dari waktu kewaktu. Hasil produksi mereka konsumsi. Namun jumlah produksi yang terbatas pada beberapa produk tidak lagi memuaskan dalam jangka panjang. Mulailah mereka melakukan barter, maka proses penemuan baru kembali terjadi dan barter merupakan salah satu bagian dari sistem perekonomian tradisional. Para nelayan yang menangkap hasil lautnya melakukan pertukaran dengan para petani yang menanam ubi-ubian dan sayur mayur. Kondisi ini selanjutnya terbentur dengan sifat manusia yang egois, serakah, ingin menguasai. Mereka mulai berpikir untung rugi terhadap barang-barang yang dipertukarkan. Karena barang tersebut didapatkan dan dibuat tidak dengan proses yang sama, faktor kesulitan, kelelahan dan lain sebagainya. Mereka mulai menyadari suatu produk ada nilai yang tidak bisa diukur dengan pertukaran barang dengan barang yang
‘12
1
Perencanaan Kreatif Televisi Drs. Andi Fachrudin, M.MSi.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana
lain, maka dibutuhkan nilai tukar yang berlaku umum dimasyarakat yaitu mata uang sebagai penyelaras nilai suatu produk. Selanjutnya perkembangan zaman, kita melakukan transaksi dengan alat tukar yang bernama uang. Alat tukar yang memberikan standar pada nilai. Apabila saya membeli mie ayam yang lewat toko saya, dan penjual mie ayam membeli sepatu yang saya jual contohnya. Kami sama-sama dapat barang yang diinginkan, tapi dengan harga yang berbeda. Kami barter secara tidak langsung, tapi dengan nilai transaksi yang berbeda. Inilah hakikat dari Ilmu ekonomi. Manusia memiliki naluri untuk selalu hidup dan memenuhi kebutuhan hidupnya, gregariousness. Konsep transaksi dengan uang ditemukan lagi dengan perkembangan yang beragam dan memungkinkan pelaku ekonomi untuk melakukan spesialisasi, yakni setiap orang tidak lagi menghasilkan semua barang atau jasa yang diperlukan tapi mengkhususkan diri untuk menghasilkan barang atau jasa yang dapat disediakannya secara lebih efisien. Menetapkan satu harga untuk semua pembeli adalah terobosan ide menggantikan pola lama berupa barter. Saat ini perekonomian telah demikian komplek, beragam dan penuh dengan jargon-jargon. Manusia mengalami perubahan dan dinamika yang membuat sebuah system tidak pernah bertahan dengan baik secara absolute dalam jangka panjang karena manusia harus menjadi kompetitif. Faktor yang mempenggaruhi kebutuhan manusia sehingga menjadi tidak terbatas adalah sifat manusia yang tidak pernah puas dan pertambahan penduduk, khususnya di negara-negara dunia ketiga. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan juga mempengaruhi kebutuhan manusia, sehingga taraf hidup masyarakat semakin tinggi, kebudayaan menjadi maju, dan transportasi kian modern. Namun, tidak semua orang atau masyarakat memiliki klasifikasi kebutuhan yang sama terhadap kebutuhan-kebutuhan tersebut. Setiap manusia memiliki latar belakang yang berbeda, dari tingkat pendapatan, pendidikan, status sosial, pergaulan, hingga lingkungan tempat mereka tinggal. Perubahan tengah membawa teknologi kian berkembang, perangkat berevolusi dan kian modern, transportasi dan komunikasi menjadi mudah dan murah, sehingga hilanglah sekat dan batas dunia. Disini, teknologi informasilah yang mengambil peran. Hanya mereka yang menguasai informasilah yang mengambil peran dan menjadi pemenang. Diera baru ini dikenal dengan era informasi atau masyarakat informasi. Perjalanan sejarah mencatat begitu banyak keinginan manusia, yang kian hari setelah terpenuhi akan bertambah pada kebutuhan yang lebih tinggi. Agar kebutuhan tersebut tercapai, manusia mencari
‘12
2
dan mengeksplorasi pikirannya. Proses pencarian tersebut berhasil
Perencanaan Kreatif Televisi Drs. Andi Fachrudin, M.MSi.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana
menemukan, discovery-discovery baru, alat teknologi baru. Seperti ketika manusia menemukan konsep transaksi dengan mata uang yang dinilai paling repsentatif. Usaha manusia menemukan pembaharuan adalah untuk memberikan rasa kenyamanan baru bagi mereka. Maka ditemukanlah mesin dan listrik yang melahirkan revolusi industri. Hal tersebut merupakan pikiran dan ide-ide terus bermunculan serta tak pernah berhenti. Pola-pola baru dan bentuk-bentuk baru terus berlangsung, imajinasi terus dikembangkan karena dunia terus berubah. Peradaban tercipta di antaranya dan karena kreativitas adalah muara terjadinya proses tersebut. Pada abad ke 19 David Ricardo dan Adam Smith memperkenalkan keuntungan komperatif (yaitu dukungan terhadap adanya pasar bebas). Dimana saat ini menjadi sesuatu yang sangat sederhana dan terlihat dimana-mana. Pada masa itu, Inggris mampu memproduksi wol lebih murah dan lebih baik, sementara Inggris tidak berhasil mendirikan perkebunan anggur sebaik Italia tetangganya, yang sukses menghasilkan minuman anggur yang lebih efisien, murah dan berkualitas. Maka kedua negara mengambil spesialisasinya sendiri. Inggris hanya memproduksi wol lalu menjualnya ke Italia dan mengimpor minuman anggur dari Italia yang mendatangkan wol dari Inggris. Indonesia unggul pada spesialisasi sejumlah tenaga kerja dan bahan mentah. Sebaliknya, Jepang yang tidak memiliki sumber daya alam, tapi memiliki kemampuan memproduksi barang modal berteknologi tinggi, cukup membeli bahan mentah dan tenaga kerja dari Indonesia. Dengan demikian kedua negara sanggup menjual produk dengan harga terbaik dan memperoleh produk terbaik dengan harga terbaik pula. Namun setelah 100 tahun kemudian, ketika era agraris mulai ditinggalkan, teori David Ricardo dan Adam Smith tidak lagi relevan. Saat ini tidak ada lagi tapal batas nasional, McDonald menjual humburger di Moskow, Exxon Mobile Oil (USA Company) menerima 75% pemasukannya dari penjualan di luar Amerika Serikat. Toyota membuat mobil di Kentucky, General Motor membuat mobil di Brasil dan Ford mentransfer eksekutifnya dari Detroit ke Jepang untuk membantu operasional pabrik mazda. Tenaga kerja juga beragam, berasal dari berbagai negara. Raksasa elektronik Jepang Matsushita Electric Company mengoperasikan lebih dari 150 pabrik di 38 negara di Asia Tenggara, America Utara, Eropa, Timur Tengah, America Latin, dan Africa. Mereka memperkerjakan ratusan ribu pekerja. Sementara pabrik Digital Corp di Boston memiliki karyawan yang berasal dari 44 negara dalam 19 bahasa. Bila manajemen pabrik membuat
‘12
3
Perencanaan Kreatif Televisi Drs. Andi Fachrudin, M.MSi.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana
pengumuman tertulis, mereka mencetaknya dalam bahasa Inggris, Cina, Prancis, Spanyol, Portugis, Vietnam dan lain sebagainya. Inilah desa global. Desa global menyebabkan negara asal dari sebuah perusahaan dan produknya menjadi semakin samar. Honda yang merupakan perusahan Jepang memproduksi Accordnya di Ohio, Ford yang markas besarnya di Detroit memproduksi Mercury Tracernya di Meksiko. Perusahaan serba Amerika seperti IBM, Motorola, Gilette, dan Coca Cola memperoleh laba lebih dari separuh penghasilannya dari operasi di luar Amerika. Bahkan perusahaan seperti CBS records, General Tire, Pillsbury di Amerika Serikat pemiliknya orang asing, seperti halnya Chelsea, Manchaster United, Manchaster City dan banyak lagi tidak dimiliki oleh perusahaan Inggris. Inilah perusahaan mulitnasional. Perkembangan juga terjadi dengan terbentuknya Asosiasi Dagang Uni Eropa dibentuk pada tahun 1993 yang terhimpun 300 juta orang dari 15 bangsa, mereka bersatu untuk menghadapi hegemoni USA. Amerika Serikat dengan regionalnya juga membentuk NAFTA (North American Free Trade Agreement) Bebas bea masuk barang untuk USA, Meksiko dan Kanada. China juga mengajak kekuatan asia membentuk AFTA (Asean Free Trade Area) Bebas bea masuk barang untuk seluruh kawasan negara-negara Asia. Pasar bebas berdasarkan kebebasan inisiatif partikelir akan melahirkan efisiensi ekonomi maksimal melalui pengaturan tangan tidak tampak (invisible hand), yakni melalui mekanisme permintaan dan penawaran atau pasar bebas berdasar free private enterprise. Pasar bebas pada dasarnya adalah bentuk yang sama dengan liberalisasi, dan sejujurnya sangat bertentangan dengan demokrasi ekonomi. Free entry artinya bebas masuk kedalam kegiatan usaha apa pun, bebas menyaingi dan menggusur kegiatan dengan daya saing yang lebih lemah. Namun kenyataan dalam prakteknya negara-negara maju tetap melakukan perlindungan/proteksi terhadap industri dalam negerinya terhadap negara yang secara ekonomi lemah. Kebalikannya negara-negara yang sedang berkembang dengan problem korupsi yang mengakar, mudah diintervensi oleh kekuatan kapitalis untuk free entry dengan tujuan keuntungan pribadi, tapi menghancurkan ekonomi rakyat/kecil. Contoh impor garam dalam jumlah yang besar. Ketika perang dingin berakir dengan tidak ada lagi pertentangan antar blok liberal dan sosialis, bahkan borjuis dan proletar, seluruh dunia mengakui bahwa kapitalis modern merupakan system yang saat ini dirasa paling kokoh dan adil, bahkan untuk kaum buruh sekalipun. Globalisasi seolah mendapat angin segar ketika pasar bebas dicanangkan oleh setiap regional didunia. Segalanya berubah dengan cepat, secepat kemajuan teknologi yang juga berevolusi dengan hebat.
‘12
4
Perencanaan Kreatif Televisi Drs. Andi Fachrudin, M.MSi.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana
Di desa global, semuanya menjadi terbuka, demikian pula dengan cara hidup. Selama dekade terakhir, semuanya bergeser. Persaingan telah mengubah peta bisnis dari yang dulunya one man show ke group performance show, family business ke modern professional business, public service business ke profit making business dan domestic player ke global player. Globalisasi telah mengubah sistem nilai lama menjadi sistem nilai baru. Sistem nilai yang baru ternyata bersifat dangkal dan tidak mempunyai akar moral yang kuat. Hanya kegiatan dengan sistem nilai yang marketable, yang laku dipasar. Saat ini Pertamina menghadapi pemain luar; Total (USA), Shell (Belanda), Petronas (Malaysia), Garuda menghadapi Air Asia dan Lion Air pada bisnis penerbangan dalam maupun luar negeri. Kenyataannya persaingan yang adil apapun bentuknya akan selalu membawa kedewasaan, kebaikan dan kemajuan. Persaingan antar individu, persaingan antar program, persaingan antar perusahaan ataupun stasiun televisi merupakan vitamin yang akan mendongkrak kinerja dan menghasilkan prestasi yang brillian. Pada era transisi ini, perubahan terjadi dengan cepat, merayap tanpa suara tapi terlihat telah menghegemoni banyak hal. Di era persaingan yang sangat ketat, keunggulan komperatif tidak lagi berlaku. Kita tidak lagi dapat unggul hanya mengirim bahan mentah dan menerima barang jadi yang harganya jauh tinggi. Tidak lagi melahirkan tenaga kasar dan mengimpor tenaga ahli. Sudah saatnya kita mengubah semua itu dengan memberikan nilai tambah pada segenap produk kita, apapun bentuknya. Barang dan komoditas, nilai tambahnya bisa berupa pengolahan bahan mentah menjadi barang setengah jadi dan pada sumber daya manusia, kreatifitas manusia adalah nilai tambahnya. Faktor yang membedakan menjadi penentu untuk menang di dalam persaingan yang ketat ini. Indonesia lebih banyak mengimpor dari pada mengekpor. Padahal kalau dihitung dari varian barang yang diekspor sangat beragam, mulai dari hasil tambang, perkebunan, kayu, perikanan hingga hasil laut. Sayangnya semua itu bahan baku atau barang setengah jadi yang harganya rendah. Pada sisi lain ekspor tenaga kerja kasar diupah sangat rendah dibandingkan tenaga kerja lokal pada posisi yang sama. Itulah keunggulan komperatif Indonesia. Kita kalah oleh
negara-negara
yang
sudah
unggul
secara
kompetitif.
Maka
Indonesia
harus
bertransformasi dari comperative advantage menjadi competitive advantage. Indonesia menjadi negara kapitalis (dependent capitalist) yang tergantung pada negara kapitalis kaya. Mereka memaksa pembagian kerja internasional
dan membangun industri
berteknologi tinggi yang memberikan nilai tambah. Pemerintah harus menggalakkan agar tidak lagi mengutamakan ekspor bahan mentah, tetapi para pengusaha Indonesia sendiri harus
‘12
5
Perencanaan Kreatif Televisi Drs. Andi Fachrudin, M.MSi.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana
mengolahnya di Indonesia menjadi competitive advantage. Ada 4 kriteria untuk menjadikan sesuatu berbeda dengan yang lainnya; 1. Bernilai (valuable) 2. Langka (rare) 3. Mahal untuk meniru (costly to imitate) 4. Tak dapat digantikan (non substitutable) Mengapa 4 kriteria tersebut menjadi penting, produk barang dan jasa dari luar boleh datang, tetapi tidak akan berarti jika hal tersebut tidak memiliki nilai. Konsumen akan sangat selektif, mereka akan mencari produk yang bernilai, apalagi langka, dan hanya dimiliki oleh sebagian orang. Langka maksudnya sesuatu yang tidak mudah ditiru orang lain. Baju batik dan kerajinan tangan Indonesia merupakan produk unggulan karena memiliki nilai dan produknya lebih berharga. Seorang individu akan memiliki posisi tawar yang tinggi ketika keahlian yang dikuasai tidak dimiliki oleh tenaga kerja yang lain. Hal itu membuat manusia bernilai dan non substitutable, pada saat ini itulah 4 kriteria yang harus dimiliki setiap orang agar menjadi kompetitif. Pada era reformasi, globalisasi sangat dominan dan agresif. Ada peluang besar yang terbuka, sebesar tantangan yang menghadang. Generasi muda merupakan agen perubahan, mereka membutuhkan mediasi tempat untuk dapat menyampaikan aspirasi dan ide yang memberikan kesempatan untuk benar-benar didengar. Generasi muda identik dengan tindakan progresif. Penuh gagasan, ide dan kreatifitas. Potensi positif ini merupakan aset penting untuk kemajuan bangsa. Berpikir kreatif harus diikuti dengan kemauan yang tulus untuk bekerja keras agar berhasil. Menurut Creative Education Foundation pengertian kreatif adalah: Suatu kemampuan yang dimiliki seseorang (atau sekelompok orang) yang memungkinkan mereka menemukan pendekatan-pendekatan atau terobosan baru dalam menghadapi situasi atau masalah tertentu– yang biasanya tercermin dalam pemecahan masalah–dengan cara yang baru atau unik yang berbeda dan lebih baik dari sebelumnya. Menurut Rogers II Theasaurus creative adalah kemampuan yang bisa merubah sesuatu idea baru, inovatif dan inventive (berdaya cipta). Seseorang yang sukses adalah tidak jemujemunya mempelajari sesuatu yang belum dikuasai diantaranya memiliki kemampuan sebagai berikut; 1. Living Skill (keterampilan beradaptasi dengan kehidupan sehari-hari), 2. Learning Skill (mengembangkan diri melalui belajar berkelanjutan) 3. Thinking Skill (kemampuan berpikir yang inovatif)
‘12
6
Perencanaan Kreatif Televisi Drs. Andi Fachrudin, M.MSi.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana
Ciri khas seseorang yang berpikir kreatif adalah; jujur, cerdas, berwawasan kepemimpinan, berorientasi jangka panjang (power of dream), peduli, berbudaya, dan berjiwa kewirausahaan. Maka seseorang yang ingin kreatif akan selalu bertingkah laku yang berbeda yaitu keluar dari lingkungan rutinitas dan realitas umum. Berpikir kreatif berarti berpikir melebar tanpa ada yang membatasinya. Bagaimana menimbulkan dan mengasah pikiran yang kreatif? Caranya dengan selalu mengamati fenomena alam disekitar kita. Fenomena alam yang dimaksud segala sesuatu yang berada dan terjadi apapun didunia ini. Apabila kita mengamatinya hal tersebut penuh dengan misteri yang sangat potensial untuk digali tanpa batas. Pada suatu mahluk saja seperti kucing, beragam kucing terhampar dipenjuru dunia ini. Mengapa kucing Persia mahal padahal kucingnya pesek? Kucing yang kupingnya pendek, kucing tanpa bulu, kucing bermata hijau, coklat dan lain sebagainya. Mengapa kodok yang berwarna-warni dengan corak yang menarik justru sangat beracun? Seperti tulang ayam yang berkalsium tinggi, ular yang beragam bentuknya, serangga yang menyimpan keunggulan yang belum banyak diketahui. Termasuk budaya bangsa yang perlu diekplorer lebih jauh lagi sebagai pelestarian nilai leluhur nenek moyang bangsa Indonesia. Hukum adat yang memiliki kekuatan perekat hubungan sosial serta menjaga etika nurani setiap masyarakat adat yang mengakuinya. Masih banyak lagi cara mengasah dan mengolah otak untuk berpikir kreatif dengan mengamati fenomena alam yang penuh misteri dan tanpa ada batasnya. Proses lahirnya suatu ide inovatif atau inspiratif memerlukan beragam bentuk, tergantung manusianya. Secara umum kreativitas muncul dalam proses 4 tahap yang secara berkelanjutan mengalir perlahan-lahan dari diri manusia. Adapun tahapan tersebut adalah sebagai berikut; 1. Tahap Persiapan Pada tahap persiapan, otak mengumpulkan informasi dan data yang berfungsi sebagai dasar atau riset untuk karya kreatif yang sedang terjadi. Tahap persiapan ini merupakan suatu tahap berorientasi-tugas ketika seseorang melakukan riset khusus dengan membaca, mewawancarai orang, bertualang, atau kegiatan lain-yang berfungsi mengumpulkan fakta, ide dan opini. 2. Tahap Inkubasi Masa inkubasi dikenal luas sebagai tahap istirahat, masa menyimpan informasi yang sudah dikumpulkan, lalu berhenti dan tidak lagi memusatkan diri atau merenungkannya. Fungsi utama pikiran bawah sadar selama tahap ini adalah mengaitkan berbagai ide. Kreativitas
‘12
7
Perencanaan Kreatif Televisi Drs. Andi Fachrudin, M.MSi.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana
merupakan hasil kemampuan pikiran dalam mengaitkan berbagai gagasan, menghasilkan sesuatu yang baru dan unik. 3. Tahap Pencerahan Tahap pencerahan dikenal sebagai pengalaman eureka atau “Aha!”, yaitu saat inspirasi ketika sebuah gagasan-baru muncul dalam pikiran, seakan-akan dari ketiadaan, untuk menjawab tantangan kreatif yang sedang dihadapi. Tahap pencerahan ini sering terjadi saat seseorang mengerjakan sesuatu yang tidak berkaitan dengan upaya kreatif, seperti ketika sedang mandi, mengemudi, rileks. Tahap pencerahan merupakan titik tolak ketika gagasanbaru pindah dari alam pikiran tidak sadar ke alam pikiran sadar, dan hal ini paling mudah dicapai dalam keadaan santai dan bebas tekanan. 4. Tahap Pelaksanaan/Pembuktian Disebut sebagai tahap pelaksanaan/pembuktian karena disinilah titik tolak seseorang memberi bentuk pada ide atau gagasan baru, untuk meyakinkan bahwa gagasan tersebut bisa diterapkan. Disinilah kemampuan dan keterampilan berpikir harus memainkan peran, demikian juga hasrat dan rasa gembira. Dalam tahap pelaksanaan/pembuktian, ada gagasan berhasil dengan amat cepat, sedang yang lain perlu waktu berbulan-bulan atau bahkan tahunan. Jadi pada dasarnya kreativitas adalah pengelolaan suatu ide, menghubungkan beberapa elemen ide-ide yang terpisah, selanjutnya ide atau gagasan tersebut dikembangkan dan diolah menjadi suatu isian program siaran televisi yang menarik, unik, dan inovatif
‘12
8
Perencanaan Kreatif Televisi Drs. Andi Fachrudin, M.MSi.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana