PERKELAHIAN ANTAR WARGA DESA PAMULIHAN DAN SEKARDOJA DAN DI PERLUNYA PERSATUAN INDONESIA
KELOMPOK : A Dwiaty Fauziah
11.02.8156
PROGRAM STUDI D3 JURUSAN MANAJEMEN INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
AMIKOM YOGYAKARTA 2011
PERKELAHIAN ANTAR WARGA DESA PAMULIHAN DAN SEKARDOJA DAN DI PERLUNYA PERSATUAN INDONESIA
ABSTRAK Dijaman era reformasi ini, di dalam Negara Indonesia kita, sering sekali terjadi konflikkonflik antar waga satu ke warga yang lain, mereka membabi buta dengan warga yang satu dan warga yang lain, yang menyebabkan korban yang luka-luka, warga-warga yang trauma karna terjadinya perkelahian antar desa, pihak-pihak yang berwajib pun lalai dalam tugasnya dan terlambat dalam menghentikan pertikaian antar warga sehingga sudah ada korban yang telah meninggal dunia, akibat pertikaian itu. Perkelahian antar warga desa ini sebenarnya disebabkan oleh beberapa faktor, faktor amarah, faktor biologis, kesengajaan generasi, lingkungan, peran model kekerasan, frustasi, proses pendisiplinan yang keliru, salah satunya faktor amarah yang menjadikan dendam antar warga desa tersebut, Ternyata amarah yang menyebabkan dendam dari kedua dukuh tersebut, ketika ada pertunjukan dan organ tunggal. Dampak dari perkelahian antar warga desa adanya kerugian fisik,korban dan psikis.Korban fisik yaitu pemukulan atas perkelahian yaitu warga dukuh Pamulihan sampaimasuk ke Puskesmas. Dan kerugian psikis dialami oleh warga dukuh Sekardoja darikaum ibu-ibu dan anak-anak kecil. Hubungan antar warga setelah kasus ini tidak begitu baik karena setiap warga dukuh saling curiga. dapat disimpulkan bahwa perkelahian antara warga desaantara warga dukuh Pamulihan dan dukuh sekardoja faktor yang berpengaruh adalahamarah dari warga dukuh Pamulihan dan minuman keras yang menjadi pemicu ketikaada pertunjukan organ tunggal. Dan secara tidak langsung faktorfaktor lainmempengaruhi terjadinya perkelahian, maka perlu sekali di Negara kita tentang persatuan dan damai, perlu sekali warga-warga mempunyai rasa persatuan dengan warga desa dan warga desa yang lain.
BAB I LATAR BELAKANG MASALAH Dijaman era reformasi ini, Di Dalam Negara kesatuan republic Indonesia diperlukan persatuan dan kesatuan untuk membangun bangsa dan Negara agar mampu hidup sejajar dengan bangsa dan Negara lain. Karena dengan kukuhnya Negara Kesatuan Republik Indonesia sejak proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus yang merupakan berkat dan rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa, bagi rakyat Indonesia dan keseluruhan menjadi dasar dilaksanakannya pembangunan disegala bidang. Persatuan dan kesatuan pada hakekatnya adalah suatu keadaan yang menunjukan adanya kebutuhan dan berbagai corak ragam atau unsur yang menjadi suatu kebulatan yang utuh. Hasrat untuk bersatu tercermin pada sila ketiga Pancasila yaitu Persatuan Indonesia.
Negara Indonesia memili wilayah yang luas, jumlah penduduk yang banyak, kebinekaan rakyat serta hubungan dengan bangsa, lain harus dibina untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan silih berganti. Kalau rasa persatuan dan kesatuan kita pudar, maka besar kemungkinan muncul konflik seperti adanya perkelahian antara pelajar, warga desa/suku, ras, agama, hal ini akan mengancan intergrasi bangsa Indonesia. Semestinya persatuan dan kesatuan bangsa dikembangkan dan dibiasakan sejak dini bisa dari lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat.
Disetiap masyarakat atau dinegara kita, akan hidup dengan tentram apabila hubunganhubungan social diantara anggotanya berlangsung secara teratur, menurut nilai dan norma yang berlaku artinya, setiap hubungan sosial didalam masyarakat tidak tergangu, melainkan semuanya berjalan dengan harmonis dan tertib, sebaliknya, bila interaksi atau hubungan itu menyimpang dari nilai, norma dan tata kelakuan yang berlaku, maka hubungan social akan terganggu dan akibatnya kehidupan socialpun akan kacau. Hubungan social yang tidak teratur akan mengakibatkan konflik, konflik adalah : suatu keadaan dimana proses interaksi social berlangsung tanpa memperhatikan nilai, norma dan aturan yang berlaku.
Orang bertindak
“semau gue” akan menimbulkan pertikaian, pertentangan, kekacauan dan ketidak selarasan, di dalam masyarakat. Orang dapat hidup bersama-sama dengan kelompok atau orang-orang secara akrab.
Peristiwa konflik perkelahian antar warga desa terjadi berulang – ulang dan terus berlanjut. Tetapi penanggulangnya belum juga tuntas, terutama masalah perdamaian diantara pihak – pihak yang bertikai, banyak terjadi korban – korban yang terluka di dalam pertikaian ini, dan menyebabkan trauma pada warga tersebut. perkelahian ini dipicu dari dua kejadian yaitu: perkelahian antar dua kelompok pemuda dari dua dukuh pada sebuah pertunjukan organ tunggal. dipicu dua dendam antara kedua warga tersebut selama ini. Perkelahian antar warga dua desa tersebut mengakibatkan kerusakan rumah – rumah dan korban luka – luka dan suasana di kedua dukuh tersebut pun tegang.
Tawuran ini ditangani oleh pihak kepolisian sektor larangan dan kepolisian resot brebes, dengan mengendalikan massa serta bertemu dengan berbagai pihak yang bertikai untuk mencari solusi perdamaian dengan berunding dan musyawarah. Tokoh masyarakat ikut andil untuk mendamaikan aksi tawuran antara dua warga tersebut untuk menyelesaikan persengketaan tersebut dan wargapun di bantu oleh pihak yang berwenang dan pihak – pihak netral.
BAB II RUMUSAN MASALAH Agar suatu penelitian lebih terfokus, tidak kabur dan sesuai mengarah sesuai dengan tujuan penelitian, maka perlu dirumuskan masalah – masalah yang perlu diteliti. Permasalahan dapat diartikan sebagai pernyataan mengenai populasi yang menunjukan adanya jarak antara rencana dan pelaksanaan, antara aspirasi dan kenyataan, antara harapan dan tujuan/capaian. Untuk mengetahui timbulnya salah pengertian atau salah penafsiran terhadap istilah – istilah dalam judul. Sehingga terjadi persepsi dan pemahaman yang jelas. Oleh karena itu menggunakan penegasan istilah agar ruang lingkupnya tidak terlalu luas sehingga dapat dilakukan penegasan yang lebih mendalam sebagai berikut: 1. Perkelahian Perkelahian berasal dari kata kelahi
yang berarti pertengkarn adu kata – kata dan
pertengkaran adu tenaga, (Depdikbud 1996). Jadi perkelahian adalah : Perihal berkelahi atau pertengkaran yang dilakuka dua orang atau lebih dengan kata – kata atau adu tenaga.
2. Warga Desa Dalam kamus besar Indonesia (depdikbud, 1996), pengertian warga adalah anggota ( keluarga, perkumpula,dsb) atau tingkatan dalam masyarakat. Pada mulanya istilah desa dipakai di derah jawa, Madura dan bali. Secara etimologis kata desa berasal dari bahasa sangsekerta yaitu : swa desi yang artinya tanah asal, negeri asal, atau tanah leluhur, desa diartikan sebagai persekutuan hidup bersama, yang mempunyai kesatuan hukum organisasi,serta batas geografis tertentu. suatu persekutuan hidup yang setingkat dengan desa di setiap daerah yang berbeda – beda, misalnya di Sumatra selatan disebut dusun, di Maluku disebut dati, dsb. Menurut sutarjo kartohadikusuma (1953:2 ) Desa adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal masyarakat yang berkuasa dan mengadakan pemerintahan sendiri.
3. Studi Kasus Studi kasus adalah pendekatan untuk meneliti masalah social dengan menganalisa satu kasus secara mendalam dan utuh. Dalam hal ini studi kasus, diartikan sebagai kegiatan penelitian keadaan yang sebenarnya suatu perkara, keadaan khusus yang berhubungan seseorang atau suatu hal, jadi maksud dari study kasus dalam penelitian ini adalah faktor yang
menyebabkan
perkelahian antar warga desa. Dampak dari perkelahian antara warga desa dan masyarakat . Upaya-upaya yang dilakukan pemerintah desa dan kepolisian dalam prnanganan untuk mengatasi perkelahian antara warga desa pamulihan yaitu dukuh pamulihan dan dukuh sekardoja kecamatan larangan kabupaten brebs.
BAB III
Yuridis Pemantapan nilai‐nilai kebangsaan bagi setiap warga negara Indonesia, merupakan sesuatu yang sangat strategis dalam menghadapi perkembangan saat ini dan kedepan serta kenyataan empirik di lapangan yang mengindikasikan cukup kuat akan melunturnya implementasi nilai‐nilai kebangsaan dalam kehidupan bernegara bermasyarakat dan berbangsa. Implementasi nilai‐nilai kebangsaan dalam kehidupan sehari‐hari pada dasarnya merupakan jiwa, semangat dan tekad untuk senantiasa membela, mempertahankan dan mengisi kemerdekaan. Landasan yuridisnya mengacu pada :
a. Undang‐Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Pembukaan Undang‐Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam alenia empat menyuratkan bahwa tujuan nasional adalah segenap daya upaya untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial
b. Undang‐undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasioanal
Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai‐nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Pendidikan nasional mempunyai visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat, berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas, sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Dengan visi tersebut, pendidikan nasional memiliki misi yang antara lain mengandung upaya pengembangan kepribadian yang bermoral dan dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia.
c. Undang‐Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
yang menegaskan bahwa setiap warga negara wajib menghormati hak asasi manusia orang lain, moral, etika dan tata tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Hak Asasi Manusia adalah hak‐hak dasar yang melekat pada diri manusia secara kodrati, universal dan abadi sebagai anugerah Tuhan yang Maha Esa meliputi : untuk hidup, hak berkeluarga, hak mengembangkan diri, hak keadilan, hak kemerdekaan, hak kesejahteraan, oleh karena itu tidak boleh diabaikan atau dirampas
oleh siapapun.
d. Undang‐ Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara
menyatakan, bahwa setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan negara. Keikutsertaan setiap warga negara dalam upaya bela negara, diselenggarakan melalui: 1) Pendidikan kewarganegaraan; 2) Pelatihan dasar kemiliteran secara wajib; 3) Pengabdian sebagai prajurit Tentara Nasional Indonesia secara sukarela wajib 4) Pengabdian sesuai dengan profesi. e. Undang‐Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
e. Undang‐Undang Republik Indonesia No. 17 tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005 ‐ 2025. RPJP Nasional merupakan penjabaran dari tujuan dibentuknya Pemerintahan Negara Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan Undang‐Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan
kesejahteraan
umum,
mencerdaskan
kehidupan
bangsa,
dan
ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, misi dan arah Pembangunan Nasional, Perdamaian abadi dan keadilan sosial.
f. Undang‐Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah
Negara. Pengaturan wilayah negara dilaksanakan berdasarkan asas: 1). Kedaulatan 2). Kebangsaan 3). Kenusantaraan 4). Keadilan
5). Keamanan 6). Ketertiban dan kepastian hukum 7). Kerjasama 8). Pemanfaatan dan, 9). Pengayoman
g. Sesuai dengan Peraturan Presiden tersebut di atas, menetapkan bahwa
Deputi Pemantapan Nilai‐Nilai Kebangsaan mempunyai tugas menyelenggarakan fungsi memantapkan nilai‐nilai kebangsaan yang terkandung di dalam pembukaan Undang‐Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta nilai‐nilai Pancasila sebagai ideologi bangsa, semangat bela negara, transformasi nilai‐nilai universal, sistem nasional serta pembudayaan nilai‐nilai kebangsaan dan tidak ada perselisihan antar warga Indonesia.
BAB IV Pembahasan Disini saya akan membahas bagaimana penting dan diperlukannya persatuan Indonesia agar di Negara kita tidak ada perkelahian antar sesame manusia. Persatuan berasal dari kata satu yang berarti utuh atau tidak terpecah – belah. Persatuan mengandung arti “ bersatunya macammacam corak yang beragam, menjadi satu kebulatan yang utuh dan serasi”. Indonesia dalam arti luas adalah: seluruh rakyat yang merasa senasib dan sepenaggungan yang bermukim di dalam wilayah itu. Persatuan Indonesia berarti persatuan bangsa yang mendiami wolayah Indonesia. Persatuan itu di dorong untuk mencapai kehidupan yang bebas dalam wadah Negara yang merdeka dan berdaluat. Faktor penyebab perkelahian warga desa Yang menyebakan terjadinya konflik perkelahian antar warga desa adalah suatu peristiwa yang merupakan dorongan , dimana dorongan tersebut dapat mempengaruhi dan menyebabka konfli perkelahian antar warga desa.
Dahrendof ( 1988: 79 ) mengemukakan cirri-ciri konflik dalam organisasi social sebagai berikut:
a. Sistem sosial senantiasa berada dalam keadaan konflik b. Konflik-konflik tersebut karena adnya kepentingan-kepentingan yang bertentangan yang tidak dapa dicegah dalam struktur sosisl masyarakat. c. Kepentingan-kepentingan tersebut cenderung berporalisasi dalam dua kelompok yang saling bertentangan. d. Penjelasan suatu konflik akan menimbulkan perangkat kepentingan baru yang saling bertentangan, yang dalam kondisi tertentu akan menimbulkan konflik. e. perubahan sosial merupakan akibat-akibat konflik yang tidak dapat dicegah pada berbagai tipetipe pola yang telah melembaga. Seperti rumusan masalah di atas, di Negara kita terlalu banyak konflik terjadinya perselisian antar warga, banyak terjadi penyebabnya diantaranya, adanya faktor amarah yang menjadikan adanya dendam dari desa A ke desa B, adanya persengketaan tanah, adanya oknum yang tidak bertanggung jawab agar warga tersebut mempunyai konflik dengan warga tersebut. Maka perlu sekali di persatuan antar sesama warga Indonesia, agar di Negara kita tidak terjadi konflik sesama warga, yang bisa menyebabkan banyaknya korban yang lukaluka, meninggal, dan meninggalkan trauma bagi warga tersebut. Pihak-pihak yang berwajib dan yang bertanggung jawab di kabupaten pun sampai lalai dalam tugasnya. berikanlah harapan-harapan yang benar dan tidak menjadi omong kosong belaka, agar warga desapun merasa tentram karna pihak-pihak yang berwajib tidak lalai dalam tugasnya, masyarakat pun tidak trauma terus-menerus. Berikanlah antara harapan dan kenyataan untuk warga pamulihan dan sekardoja.
PENUTUP BAB V Kesimpulan Atas dasar uraian hasil dan pembahasan diatas mengenai faktor-faktor yang melatarbelakangi perkelahian antar warga desa dan dampak serta upaya-upaya yang dilakukan untuk meredam atau menanggulangi perkelahian antar warga desa. Maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. 1 . Perkelahian antar warga desa di pamulihan yaitu antara warga dukuh pamulihan dan dukuh sekardoja dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain: faktor amarah ., hal tersebut terbukti karna adanya amarah bila salah satu warga dukuh yang dianiaya dan emosi yang menjadikan dendam dan dipastikan ada pembalsan. faktor lingkungan yaitu lingkungan kemiskinan mempengaruhi karena dalam masyarakat desa pamulihan yang ikut sebagai pelakunya rata-rata berada didalam kemiskinan, Saran Menilai dari hasil simpulan tersebut maka penulis memberikan saransebagi berikut:.
1) Masyarakat dari kedua dukuh ini sebagai satu Desa perlu adanya kebersamaandan pengendalian amarah sehingga tidak terjadi salah paham antar kelompok pemuda sekitarnya. Kelompok pemuda ini harus komunikatif dan kerjasamadengan melakukan kegiatan pertandingan olahraga. Perlu adanya pembauran seperti perbaikan jalan dengan baik antara kelompok pemuda yang berbeda bahasa yaitu bahasa sunda dan bahasa jawa.
BAB VI Referensi
http://www.scribd.com/doc/37574458/1/A-Latar-Belakang-Masalah
http://www.facebook.com/topic.php?uid=469744850692&topic=12380