Ni Made Savitri P.
Periode awal; Sastra terjemahan, aliran realisme, romantisme, naturalisme
Periode Akhir: 1. Pasca WW1 =>Sastra Proletar, aliran sosialisme 2. Pasca WWII=> Minshusugi Bungaku (sastra demokrasi), sengoha bungaku (sastra pasca perang)
Periode Awal (1868-1918) Gesaku Bungaku (sastra rakyat zmn Edo) Sastra Zaman Pencerahan
Sastra Terjemahan
Novel Politik
Aliran Realisme
Aliran Pseudoklasik Kenyuusha
Sastra Romantisme
Novel “Aku” Aliran Naturalisme
Anti Naturalisme Estetika Idealisme
Periode Akhir (1919-
Kesusastraan Tradisional Sastra Proletar Aliran Pembaharuan Neo Sensualisme
Shirakaba
Aliran Seni Baru
Neo Realis
Neo Psikologisme
Tenkoo Bungaku
Sastra Demokrasi
Sengoha Bungaku (pasca perang) Eksistensialisme
Novel & Kritik Sastra Periode Zaman Pencerahan Kesusastraan Tradisional • Kesusastraan peralihan dari Zaman Edo diisi oleh Kanagaki Robun, Takabatake Ransen, Somezaki Nobufusa Kesusastraan Zaman Pencerahan • Cendekiawan yang membawa pemikiran baru dari luar, melancarkan Bunmei Kaika (revolusi kebudayaan) ; Fukuzawa Yukichi (bapak pendidikan), Nishi Amane (bapak ensiklopedi ) Kesusastraan Terjemahan • Sastra terjemahan membuka pemikiran baru dalam sastra, juga memperkenalkan aliran romantisme & naturalisme
Seiring dengan sastra terjemahan masuk ke Jepang maka muncul Novel Politik Novel politik juga muncul akibat timbul gerakan yang menuntut hak dan kebebasan untuk membentuk masyarakat baru Novel politik = novel yang memasukkan gagasan dan pendapat politik Pengarangnya antara lain Yano Ryuukei dengan Keikoku Bidan, Tookai Sanshi dengan Kajin no Kiguu, Suehiro Tetchoo dengan Setchuubai
Aliran Realisme adalah : aliran yang memiliki metode menggambarkan bentuk fiksi yang menceritakan “potongan kehidupan” dan reprentasi akurat dari kenyataan, berfokus pada tokoh orang biasa dan kesehariannya. Asal mulanya adalah kritik dan penolakan terhadap pemikiran Kanzen Choaku (kebenaran akan mengalahkan kejahatan)
Argumen tsb dicetuskan oleh Tsubochi Shooyoo dalam buku Shousetsu Shinzui, menurutnya “novel harus menggambarkan kehidupan duniawi, perasaan & gerak hati manusia dan harus memerlihatkan apa adanya Futabatei Shimei melengkapi teori yang ditulis Shouyoo dalam buku Shoosetsu Sooron (kesimpulan teori novel), ia membuat Genbun Itchi (penyatuan bahasa lisan dan bahasa tulisan )
Karena Zaman Meiji, westernisasi masuk secara tergesa-gesa, muncul kelompok yang mengkritik dan ingin mengembalikan kesusastraan klasik, menelaah karya Ihara Saikaku & Chikamatsu Monzaemon Kelompok Kenyuusha dipelopori Ozaki Kooyoo cenderung menggunakan kembali metode klasik dlm sastra Ozaki Kooyo menerbitkan majalah Garakuta Bunko, masa ini disebut dalam sastra Jepang sbg masa Kooro (Ozaki Kooyo-Koda Rohan (penulis novel idealisme –risoo Shousetsu )
Setelah sekian lama bungkam, akhirnya di zaman Meiji muncul penulis perempuan bernama Higuchi Ichiyo (satu-satunya perempuan yang menjadi icon di uang jepang) Ia menulis tentang penderitaan yang dialami wanita yang hidup dalam alam feodal Beberapa karyanya antara lain Nigorie dan Takekurabe
Mori Ogai, seorang dokter tentara dikirim pemerintah ke Jepang untuk memperdalam ilmu, tapi ia kembali sebagai penulis dengan gaya romantis. Karyanya Maihime, Utakata no Ki, Fumizukai Tahun 1893, muncul majalah sastra “Bungakukai” yang gaya bahasanya romantis, dengan tokoh antara lain Shimazaki Toson, Kitamura Tookoku Higuchi Ichiyo dll Takayama Chogyuu adalah pengarang roman sejarah, terpengaruh Nietszhe dan Mori Oogai dia menulis novel romantis, Takiguchi Nyuudoo
Mori Ogai
Takayama Chogyuu
Izumi Kyooka dan aliran mistik romantik Izumi Kyooka adalah murid Ozaki Kooyo menganut aliran mistik romantik. Karyanya ttg roh/hantu sbg sumber inspirasi kecantikan wanita. Karyanya Teriha Kyoogen, Kooya Hijiri Tokutomi Rooka, seorang beraliran liberal menulis novel tentang keindahan alam dengan gaya romantis dalam buku Shizen to Jinsei Kunikida Doppo, melukiskan keindahan alam dataran tinggi musashi dalam novelnya Musashino, Doppo banyak terinspirasi sastrawan Inggris
Aliran Naturalisme adalah aliran fiksi yang menggambarkan segala sesuatunya secara natural (apa adanya) Aliran ini berkembang di Jepang akibat pengaruh Emile Zola, pengarang Prancis Beberapa sastrawan aliran naturalisme:
Kosugi Tengai
Shimazaki Tooson
• Hatsu sugata (wajah pertama) • Hayari Uta (lagu populer)
• Hakai (melanggar petuah) • Ie (rumah) • Shinsei (hidup baru)
Tayama Katai • Futon • Inaka Kyooshi (Guru Sekolah Desa)
Agak berbeda dgn naturalisme, aliran Kiseki adalah gaya melukiskan sesuatu yang tersembunyi yg berhubungan dengan psikologi seseorang Penulis aliran kiseki bernaung dalam wadah yg disebut Waseda Bungaku Pengarangnya antara lain ; Hirotsu Kazuo, Tanizaki Seiji, Kasai Zenzoo dll
Dari aliran naturalisme muncul aliran shishousetsu atau shinkyousetsu Shisousetsu : pengutaraan pengalaman pribadi pengarang (novel Aku) Shinkyousetsu : pergulatan pengarang untuk mencapai kehidupan yang lebih baik (novel psikologis) Karyanya antara lain Kura no naka karya Uno Kooji, Kanashiki Chichi karya Kasai Zenzoo Shisousetsu atau I novel menjadi ciri khas novel ala Jepang
Shi shousetsu
Shinkyou shousetsu
Aku
Psikologis
Buruk
Sempurna
Tragedi
Baik
1. 2. 3.
Karena naturalisme menggambarkan semua apa-adanya hingga bagian paling buruk dari kehidupan, ada yang mengkritik dan muncul jenis sastra yang melukiskan keindahan, meneropong manusia baik kehidupan atau cita-citanya Kelompok ini antara lain; Sastra estetisme, intelektualisme – Akutagawa Ryunosuke Aliran Shirakaba Mori Ogai dan Natsume Sooseki
Nagai Kafu ; membangkitkan kembali Jepang zaman dulu, tema dunia Geisha dalam novel Sumidagawa, Ude Kurabe dll Tanizaki Junichiro, melukiskan ttg keindahan yang aneh/sensitif dari wanita, wanita sbg mahluk tak berdaya tapi menyembunyikan kekuatan dan keindahan misterius spt novel Shisei (tatto), Chijin no Ai Sato Haruo, menulis keengganan disertai intelektualitas dan romantik dalam novel Denen no Yuutsu (Kebosanan di desa) dan Tokai no yuutsu (kebosanan di kota)
Mori Oogai adalah seorang sastrawan yang memulai dengan sastra terjemahan dan punya pengetahuan luas . Melakukan kritik sastra bersifat ilmiah dan etik. Karyanya antara lain Vita Sexualis, Seinen dan Gan yang dimuat di majalah Subaru. Novel sejarah Abe Ichizoku, Sanshoo Dayuu, Takasebune, Kanzan Jittoku. Juga menulis Rekishi sono mama to Rekishi Banare (karya sastra yang menggunakan materi sejarah, bukan data sejarah, yang menerangkan ttg teori mencipta bentuk novel sejarah)
Penulis yang banyak berkarya ttg moral, kefanaan hidup, dan gaya sastra Sokuten Kyoshi (meninggalkan ego, menghadapkan diri pada yang lebih tinggi) adalah Natsume Sooseki. Sooseki dijuluki Yoyuuha (grup santai krn berkecukupan), Kootoha (trancendetalis), haikaiha (pengarang puitis) Karyanya antara lain wagahai wa neko de aru (I am a cat), Sanshiiro, Botchan, Sorekara, Kokoro dll
Penulis sastra anak terkenal zaman Meiji adalah Suzuki Miekichi yang menulis novel Chidori, Kuwa no Mi. Tahun 1918 ia menerbitkan majalah anak Akai Tori, dlm Akai Tori juga diajarkan cara menulis puisi modern oleh Kitawara Hakushu sehingga terkenal Salah satu penulis dalam majalah Akai Tori adalah Akutagawa Ryunosuke, menulis Kumo no Ito, Majutsu dll.
Shirakaba adalah grup penganut paham humanisme berdasarkan paham idealisme dan menentang naturalisme. Menjunjung tinggi individu seseorang dan mencoba membentuk kembali keluhuran budi manusia Pengarangnya antara lain Mushanokoji Saneatsu, Shiga Naoya, Arishima Takeo, Nagayo Yoshio, Satomi Ten.
Kabuki masih berkembang di zaman Meiji. Salah satu penulis terkenal adalah Kawatake Mokuami, yang menceritakan realitas masyarakat zaman Edo, perubahan yang terjadi di zaman Meiji, pada lakon Shimachidori Tsukino Shiranami pemainnya sudah berpotongan rambut modern. Lakon ini disebut Sangirimono yakni bertemakan keadilan tapi tidak melanggar tradisi Lakon lainnya, Katsuremono yaitu lakon bersemangat realisme, kejadian yang sungguh terjadi dalam sejarah, sehingga sifat dramanya hampir hilang
Tsubochi Shooyoo mengenalkan metode dan bentuk drama di Barat, menerjemahkan drama Shakespeare yang berjudul Julius Caesar, Shooyoo menjadi pelopor drama gaya baru di Jepang Pada Meiji 20, muncul aliran baru drama, yang mengambil tema dari kenyataan sejarah, umumnya tema ttg pemuda yang cenderung kepada politik dan keadaan orang terpelajar. Anggota aliran ini Kawakami Otojiro, Ii Yoohoo, Kawai Takeo, Kitamura Rokuroo
Berkat rangsangan dari drama terjemahan, maka timbul banyak penulis drama yang berasal juga dari penulis novel. Penulisnya antara lain Musanokoji Saneatsu dengan sono imooto (adik perempuan), Yamamoto Yuuzo dengan Eiji Goroshi (pembunuh bayi), Kikuchi Hiroshi dengan Chichi Kaeru (ayahku pulang), Kubo Mantaroo dengan Amazora (langit hujan) Pada zaman Taisho, drama mencapai puncak kepopulerannya
Pada Zaman Meiji, timbul keinginan untuk membuat puisi yang berbeda dengan sebelumnya. Hasilnya adalah kumpulan puisi Shintaishisho 新 体詩書 (buku puisi baru) oleh Toyama Masakazu, Inoue Tetsujiro, Yatabe Ryokichi. Bentuknya masih bersuku kata 7-5 seperti puisi klasik Kumpulan puisi terjemahan berjudul Omokage oleh aliran romantisme bernilai sastra tinggi, diterbitkan grup Shinseisha dgn Mori Ogai. Yang diterjemahkan adalah puisi Goethe, Byron dsbnya Penyair lain pada masa ini ada Shimazaki Toson, Doi Bansui, Yosano Tekkan, Susukida Kyuukin
Suara ombak Banyaknya air yang mengalir seolah-olah keluar dari mata air, mondar-mandir di sana, kecapi samudra, nada pun lambat laun meninggi, muncul dari banyak sungai, dengan suara yang bermacam-macam, berkumpul menjadi satu, Jikalau air laut pasang, hati menjadi lega dan santai, itulah suara ombak di musim smei, terdengar sampai jauh
Penyair aliran ini tidak terlalu terkenal, tapi karya mereka rapi dan berkualitas tinggi, penulisnya Kawai Suimei dan Iroha Seihaku, menerbitkan kumpulan puisi KUJAKUBUNE (perahu merak) di majalah Bunko tahun 1895
Ueda Bin dalam novel Uzumaki banyak menekankan nilai estetika dan menggunakan bentuk simbolis yang diambil dr Prancis, begitu pula puisinya. Hasilnya adalah Kaichoon (Suara gelombang laut) yang bernilai tinggi Penyair lainnya adalah Kanbara Ariake yang menulis Shunchoshuu (kumpulan puisi burung musim semi) dan Ariakeshuu (kumpulan puisi Ariake)
Lama kelamaan gaya penulisan puisi berubah bebas, mulai menggunakan bahasa lisan dan tidak terikat suku-kata lagi Kitahara Hakushuu adalah penyair terkenal zaman Meiji-Taishoo, hasil karyanya Jashuumon (agama menyesatkan) melukiskan keadaan di luar negeri dan kegembiraan yang aneh dan asing bagi orang Jepang Kinoshita Mokutaroo, menulis puisi intelektual ttg keadaan kota dan kesukaan orang di luar negeri Miki Rofuu, Nagai Kafuu, Takamura Kootaro (aliran romantisme humanisme (shirakaba))
Dootei Boku no mae ni michi wa nai Boku no ushiro ni michi wa dekiru AA, Shizen yo Chichi yo Boku wo hitoridachi ni saseta koodai-na chichi yo Boku kara me wo hanasanaide mamoru koto wo seyo Tsune ni chichi no kihaku wo boku ni mitaseyo Kono tooi dootei no tame
Di depan tak ada jalan Dibelakangku ada jalan Oh, Sang alam Oh, sang bapa Oh, sang bapa yang luas, janganlah membiarkanku sendiri, Janganlah meninggalkanku dan lindungilah aku Untuk perjalanan yang jauh ini
Sebetulnya yang mengawali puisi berbahasa lisan adalah Kawaji Ryukoo tapi yang mempopulerkannya adalah Takamura Kotaro Penyair lain adalah Hagiwara Sakutaro yang berhasil mengekspresikan perasaannya dengan penuturan yang bebas, karyanya antara lain aoneko (kucing biru), Hyootoo (gunung es), Tsuki ni Hoeru (meraung kepada bulan) Penyair lainnya ada Hinatsu koonosuke, Saijoo Yaso, Noguchi Yonejiroo, Sato haruo dll
Tanka arti harfiahnya adalah pantun pendek, bentuk modern dari Waka Penyairnya antara lain Ochiai Naobumi, Yosano Tekkan, Yosano Akiko, Sasaki Nobutsuna, Onoe Saishuu, Kaneko Kunen, Masaoka Shiki, Itoo Sachio, dan Nagatsuka takashi Cth Tanka : Matsu no ha no higoto ni musubu shiratsuyu no okite wa kobore koborete wa oku Jika aku melihat keluar setelah hujan turun di musim semi, embun yang melekat di daun satu demi satu berjatuhan ke tanah
Meiji 40 (1907) paham naturalisme masuk ke puisi juga, aliran ini menolak cara pelukisan sesuatu secara berlebihan dan cenderung pelukisan keadaan pribadi seseorang atau kehidupan nyata secara jelas. Aliran ini mempengaruhi Wakayama Bokusi (menulis ttg sake), Maeda Yugure (pantun sentimentil), Ishikawa Takuboku (keadaan masyarakat), Toki Aika (Nakiwarai), Kubota Utsubo dll
Ishikawa Takuboku Hatarakedo hatarakedo nao wagakurashi raku ni narazari Jitto te wo miru Aku bekerja, aku bekerja terus tapi hidupku tak pernah menjadi bahagia, aku hanya terus menatap tanganku Toki Aika Waga gotoki yonotsunebito wa, modae sezu, metorite, umite, oite, shinubeshi!! Orang-orang biasa seperti aku , tidak usah pusingpusing, Kawin, beranak, menjadi tua, kemudian mati !!
Aliran Tanbi disebut juga aliran taitoo. Paham Tanbi menghayati keindahan muncul setelah masa jaya naturalisme. Penyairnya adalah Kitahara Hakushuu dan Yoshii Isamu yang berpangkalan pada majalah Subaru Cth Puisi Hakushuu Te-ni toreba kiri no hansha no usu aoki shinbunshi koso nakama hoshikere Cahaya matahari yang berwarna hijau muda terpantul dari pohon Kiri pada surat kabar yang ada di tanganku, melihat itu aku ingin menangis
Pada Taishoo 5 (1916) penyair aliran Araragi yang menguasai, bersifat realisme tapi bergaya Manyoshuu. Aliran Araragi melukiskan kenyataan yang ada di dalam masyarakat secara mendalam dan obyektif. Penyairnya antara lain Shimagi Akahiko, Saito Shigekichi, Tsuchiya Bunmei, Kinoshita Rigen, oota Mizuo dll Cth puisi; malam hari, sinar lampu yang sejuk bersinar, dalam kegelapan sunyi, terus menerus membangunkan anak yang terkapar diliputi kesusahan berselimutkan kedinginan
Pada awal Meiji, Haiku hanya meniru Masaoka Shiki haiku sebelumnya, tapi kemudian dikembangkan oleh Masaoka Shiki Shiki ber-aliran realisme, dan mengambil ciri Haiku ala Yosa Buson yang bersifat lukisan alam Ia menerbitkan majalah Hototogisu sbg pusat Haiku zaman itu いくたびも 雪の深さを 尋ねけり Setiap kali berkelana selalu mencari tahu ketebalan salju Setelah Shiki meninggal, diteruskan oleh Kawahigashi Hekigoto (aliran Hekigoto=realisme), dan Takahama Kyooshi (aliran kyooshi = penerus majalah Hototogisu)