PERILAKU PEMELIHARAAN KESEHATAN LINGKUNGAN DALAM MENCEGAH KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI DESA KRAKITAN KECAMATAN BAYAT KABUPATEN KLATEN Setianingsih; Mawardi & Agus Murtana Demam berdarah dengue (DBD) adalah salah satu penyakit menular yang dipengaruhi lingkungan dan perilaku masyarakat. DBD masih merupakan masalah kesehatan yang penting karena sifat penyebaran wabah pada saat-saat tertentu, patofisiologi renjatan masih belum jelas, belum ditemukan vaksin yang ampuh, belum diketahui faktor-faktor risiko yang mempengaruhi suatu daerah terhadap terjadinya suatu ledakan wabah dan masih kurangnya partisipasi masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk Aedes aegypti. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan diskusi kelompok terarah (DKT) dan wawancara. Analisa data dengan mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema suatu hipotesa kerja. Berdasarkan hasil diskusi kelompok terarah dan wawancara diperoleh tematema pengertian DBD adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti, ditandai dengan demam lebih dari 7 hari, tanda - tanda pendaraharan dan kelemahan, karakteristik nyamuk berwarna hitam putih, loreng loreng, tempat perindukan di air yang tergenang, dan bersarang di tempat yang lembab. Pencegahan DBD melalui PSN, yaitu dengan melaksanakan 3M, dengan ikan pemakan jentik, insektisida pembasmi jentik, dan dengan pengelolaan lingkungan. Kesehatan lingkungan adalah lingkungan yang tidak menimbulkan pengaruh yang merugikan terhadap kesehatan, pelaksanaan pemeliharaan lingkungan dalam mencegah DBD di Desa Krakitan adalah dengan melaksanakan 3M, melibatkan peran serta masyarakat, mengelola lingkunan, ikan pemakan jentik dan insektisida pembasmi jentik. Sikap ibu terhadap tindakan tidak memelihara kesehatan lingkungan adalah tidak setuju. Untuk itu perlu lebih meningkatkan kewaspadaan terhadap tanda dan gejala penyakit DBD, sehingga jika ada kasus DBD dapat dideteksi dini dan segera ditindaklanjuti oleh petugas kesehatan. Kata kunci : pengetahuan, sikap, praktek, pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue
1. PENDAHULUAN Kesehatan penduduk di negara berkembang seperti Indonesia masih banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan perilaku. Hal tersebut sesuai dengan konsep Blum (1985), yang menyatakan bahwa perilaku dan lingkungan merupakan faktor terbesar dalam mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat (Notoatmojo, 1985). Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah salah satu penyakit menular yang dipengaruhi oleh lingkungan dan perilaku masyarakat. DBD masih merupakan masalah kesehatan
penting karena mempunyai sifat menyebabkan wabah pada saat-saat tertentu, patofisiologi renjatan masih belum jelas, belum ditemukan vaksin yang ampuh, belum diketahui faktorfaktor risiko yang mempengaruhi suatu daerah terhadap terjadinya suatu ledakan wabah dan masih kurangnya partisipasi masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk Aedes aegypti. Angka kejadian (Incidence rate) penyakit ini di Indonesia pada tahun 1990 sebesar 12,7 per 100.000 penduduk, pada tahun 1994 angka ini menurun menjadi 9,72 per 100.000 penduduk, tetapi pada tahun 1995 dan 1996 angka ini meningkat menjadi 18,5 dan 23,22 per 100.000 penduduk. Peningkatan angka insidensi ini kemungkinan besar terjadi karena semakin luasnya wilayah terjangkitnya penyakit. Jumlah kasus di Indonesia pada tahun 1990 sebesar 22.807 dengan CFR sebesar 3,6%, pada tahun 1994 angka ini menurun menjadi 18.783 dengan CFR 2,5%, angka ini meningkat lagi pada tahun 1995 dan 1996 sebesar 35,102 dan 45,548 orang tetapi dengan CFR yang hampir sama yaitu masing-masing 2,5% dan 2,7%. Propinsi dengan kasus terbanyak dalam Kejadian Luar Biasa berturut - turut adalah Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Selatan, Jambi dan Kalimantan Timur (Depkes, 1997). Metode pemberantasan penyakit ini adalah dengan membasmi vektornya, baik masih dalam stadium jentik maupun nyamuk dewasa. Kegiatan ini dikenal dengan pemberantasana sarang nyamuk demam berdarah dengue atau PSN-DBD (Depkes, 1996). Mengingat nyamuk Aedes aegyti tersebar diseluruh tanah air maka pemberantasannya diperlukan peran serta seluruh masyarakat (Depkes, 1999). Menurut data mentah Puskesmas Bayat, Desa Krakitan Kecamatan Bayat adalaha daerah edemi DBD. Akan tetapi sejak tahun 2000 - 2002 menjadArah bebas DBD. Perilaku masyarakat Desa Krakitan sebagai host mitY44f berinteraksi dengan lingkungan dan memelihara lingkungan lebih sehat sehingga posisi virus Dengue sebagai agent penyakit DBD menjadi lebih minimal yang pada akhirnya membawa Desa Krakitan Kecamatan Bayat keluar dari daerah endemik DBD. Untuk memperoleh gambaran perilaku masyarakat Desa Krakitan Kecamatan Bayat dalam mencegah penyakit DBD, maka perlu diteliti bagaimana perilaku yang dilaksanakan tersebut, sehingga berhasil mensukseskan pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue di seluruh Indonesia.
2. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan dimulai dari pengumpulan data kemudian diambil kesimpulan secara umum. Metode penelitian dipilih karena lebih sensitive dan adaptif terhadap peran dan berbagai pengaruh yang timbul
(Muhadhir, 2000). Di samping itu karena peneliti akan mencoba menggali atau mengesplorasi, menggambarkan atau mengembangkan pengetahuan bagaimana kenyataan dialam (Maleong, 2000). Sampel dalam penelitian ini diambil secara purposif yaitu penelitian memilih dari populasi secara tidak acak yang memenuhi kriteria sampel yang telah ditetapkan peneliti (Brockopp, 1999). Jumlah sampel yang dibutuhkan adalah 6 orang. Penelitian kualitatif umumnya mengambil sampel yang lebih kecil dan cenderung memilih yang purposif dari pada acak. Penelitian kualitatif lebih mengarah ke penelitian proses dari pada produk dan biasanya membatasi pada satu kasus (Muhadjir, 2000). Pengumpulan data dengan diskusi kelompok terarah, wawancara dan observasi tidak terstruktur. Diskusi kelompok beranggotakan 6 orang untuk mendiskusikan topik-topik penelitian tertentu. Tujuan untuk menggunakan perilaku dinamika sosial dalam diskusi kelompok adalah mendorong peserta diskusi mengungkapkan keyakinan, sikap dan motivasi mengenai seseorang. Wawancara dilakukan pada 4 responden. Pendekatan menggunakan petunjuk umum wawancara. Jenis wawancara ini mengharuskan pewawancara membuat kerangka dan garis besar pokokpokok yang ditanyakan dalam proses wawancara. Petunjuk pewawancara hanyalah berisi petunjuk secara garis besar tentang proses dan isi wawancara untuk menjaga agar pokok-pokok yang direncanakan dapat tercakup semuanya (Maleong, 2000). Observasi tidak terstruktur dilaksanakan pada 4 responden. Observasi memungkinkan peneliti melihat dan mengamati, kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan sebenarnya (Muhadjir, 2000). Analisa data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan suatu hipotesa kerja (Maleong, 2000). Dalam proses analisa data ada empat lengkap proses kognitif dengan pendekatan integral dalam metode kualitatif yaitu : 1. Comprehending 2. Synthesizing 3. Theo rizing 4. Recontextualizing Validasi data dalam penelitian ini menggunakan teknik triagulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data yaitu untuk keperluan pengetahuan atau sebagai pembanding dari data yang diperoleh dari responden.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Hasil Penelitian Topik 1 : pengertian DBD Kata Kunci •
Disebabkan oleh nyamuk Ae. aegypti
• •
Penyebab DB Panas tidak sembuh - sembuh
Kategori Nyamuk Ae. aegypti Demam lebih dari 7 hari
• Nek gejalane niku panas (kalo gejalanya itu panas)
• Ngangge benter ngantos kadang sok kejang •
Bintik - bintik merah di badan
•
Mimisan, muntah darah
• •
Mengeluarkan darah Kondisi tubuh lemah lemah, tidak nafsu
Tanda - tanda perdarahan
Tanda - tanda kelemahan
makan, mual, muntal Dari kata kunci dan kategori topik 1, diperoleh sub - sub tema sebagai berikut : 1.
Pengertian DB adalah penyakit yang disebabkan virus yang dibawa oleh nyamuk Ae. aegypti.
2.
Pengertian DB adalah penyakit yang ditandai dengan gejala demam / panas lebih dari 7 hari.
3.
Pengertian DB adalah penyakit yang ditandai dengan gejala pendarahan
4.
Pengertian DB adalah penyakit yang ditandai dengan kelemahan Berdasarkan sub-sub tema yang muncul dapat ditarik tema pengertian DB menurut ibu-
ibu adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang dibawa oleh nyamuk Ae. aegypti, ditandai dengan demam/ panas lebih dari 7 hari, tanda-tanda perdarahan dan kelemahan. Topik 2 : Karakteristik Nyamuk Ae aegypti Kata Kunci •
Loreng - loreng hitam putih
•
Lorek - lorek hitam putih
• Warnane ireng putih (warnanya hitam putih)
Kategori Berwarna hitam putih
• Genthong, bak, banyu udan sing wonten pager Tempat perindukan di air tergenang bambu utawi cengkir (air hujan yang ada di pagar bambu atau cengkir) • Kaleng - kaleng bekas sing wonten toyane (yang •
Baju cemanthel (tergantung)
Sarang
•
Jendelanipun mboten dibuka (jendelanya tidak
yang lembab
di
tempat
dibuka) •
Pohon bunga atau pot yang Nggrumbul (rimbun)
•
Tempat yang lembab dan kurang sinar
Dari kata kunci dan kategori dalam topik 2 di atas diperoleh sub-sub tema sebagai berikut : 1.
Karakteristik nyamuk Ae. aegypti adalah berwarna hitam putih, lereng-loreng.
2.
Karakteristik nyamuk Ae. aegypti adalah tempat perindukan di air yang tergenang.
3.
Karakteristik nyamuk Ae. aegypti adalah bersarang di tempat yang lembab.
Berdasarkan sub-sub tema di atas di peroleh tema pengetahuan ibu -ibu tentang karakteristik nyamuk yang berwarna hitam putih, lorengloreng, tempat perindukan di air yang tergenang dan bersarang di tempat yang lembab.
Topik 3 : Pencegahana DBD
Kata Kunci •
Menguras, menimbun, menutup
•
Kamar mandi dikuras, tempat minum burung
Kategori 3M
diganti •
Kaleng ditimbun, bak dikuras
• •
Kolam dikasih ulam (ikan) Abate
•
Obat nyamuk
•
Semprotan desa
Ikan pemakan jentik Insektisida pembasmi Jentik
•
Sampah dipendem
Pengelolaan
•
Sekitar rumah disapu
lingkungan
•
Sumur-sumur dibersihkan
•
Pohon bunga digepyoki
•
Lingkungan dibersihkan
•
Jendel a
Dari kategori dan kata kunci pada topik 3 di atas diperoleh sub-sub tema sebagai berikut : 1.
Pencegahan DBD dengan melaksanakan 3M (menguras, menimbun, menutup) Pencegahan DBD dengan ikan pemakan jentik.
2.
Pencegahan DBD dengan insektisida pembasmi jentik
3.
Pencegahan DBD dengan pengelolaan lingkungan
Dari sub-sub tema terseburt, diperoleh tema pencegahan DBD menurut ibu-ibu pertama pencegahan DBD melalui PSN-DBD, yaitu dengan melaksanakan 3M, dengan ikan pemakan jentik, insektisida pembasmi jentik dan kedua dengan pengelolaan lingkungan. Topik 4 : Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan
Kata Kunci
Kategori
•
Tidak menjadi sarang penyakit
•
Tidak menyebabkan munculnya penyakit merugikan p a d a k e s e h a t a n
• •
Kaleng ditimbun, bak dikuras Rumah disapu
•
Rumah yang bersih
•
Jendela dibuka
• •
Ada genting kaca Sampah dibuang pada tempatnya
Tidak
menimbulkan
pengaruh
Perumahan sehat
Ada tempat pembuangan sampah
• Wonten guwangan sampah (ada tempat sampah) ••
Sampah tidakresik, berserakan Sumur ingkang toyane bening
Tersedia air bersih
(Sumur yang bersih, airnya bening) •
Sumur letaknya jauh dari WC
Dari kata kunci dan kategori pada topik 4 di atas diperoleh sub-sub tema sebagai berikut :
1.
Kesehatan lingkungan adalah lingkungan yang tidak menimbulkan pengaruh yang merugikan kesehatan.
2.
Kesehatan lingkungan adalah perumahan yang sehat.
3.
Kesehatan lingkungan adalah tersedianya tempat pembuanagan sampah
4.
Kesehatan lingkungan adalah tersedianya sumber air bersih.
Berdasarkan sub-sub tema di atas diperoleh tema kesehatan lingkungan sebagai berikut : kesehatan lingkungan adalah lingkungan yang tidak menimbulkan pengaruh yang merugikan terhadap kesehatan, meliputi perumahan sehat, tersedianya tempat pembuangan sampah, dan air bersih.
Topik 5 o Pelaksanaan Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan dalam Mencegah DBD
Kata Kunci •
Menguras kamar mandi 2 kali seminggu
•
Cengkir - cengkir saya bakar
•
Genthong saya tutup
•
Menimbun kaleng
•
Potongan bambu ditimbun tanah
• Gotong royong warga •
Kategori 3M
Peran serta masyarakat
Pengajian, Dasa wisma, Posyandu, kangge (untuk) penyuluhan
•
Bapak-bapak membersihkan selokan
•
Membersihkan kamar
Pengelolaan
•
Membersihkan baju yang cemantel
lingkungan
•
Memasang kelambu
•• Kandang Kolam dansapi bakdibersihkan dikasih ulam (ikan) • Obat nyamuk •
Ikan pemakan jentik Insektisida pembasmi jentik
Abate
Dari kata kunci dan kategori pada topik 5, dapat diperoleh sub-sub tema sebagai berikut : 1 Pelaksanaan pemeliharaan kesehatan lingkungan dalam mencegah DBD adalah dengan melaksanakan 3M (menguras, menimbun, menutup). 2.
Pelaksanaan pemeliharaan kesehatan lingkungan dalam mencegah DBD adalah dengan melibatkan peran serta masyarakat.
3.
Pelaksanaan pemeliharaan kesehatan lingkungan dalam mencegah DBD adalah dengan
mengelola lingkungan. 4.
Pelaksanaan pemeliharaan kesehatan lingkungan dalam mencegah DBD adalah dengan ikan pemakan jentik.
Berdasarkan sub-sub tema tersebut, diperoleh tema pelaksanaan pemeliharaan kesehatan lingkungan dalam mencegah DBD di Desa Krakitan adalah dengan melaksanakan 3M, melibatkan peran serta masyarakat, mengelola lingkungan, ikan pemakan jentik dan insektisida pembasmi jentik.
Topik 6 : Sikap terhadap Tindakan tidak Memelihara Kesehatan Lingkungan
Kata Kunci •
Menyebarkan penyakit
Kategori Tidak setuju
• Tidak enak dipandang dan untuk sarang nyamuk •
Kumuh
• Lingkungan menjadi kotor •
Dari kata kunci dan kategori pada topik 6 diperoleh sub tema sebagai berikut : "Sikap terhadap tindakan tidak memelihara kesehatan lingkungan adalah tidak setuju". Berdasarkan sub tema yang ada diperoleh tema sikap ibu terhadap tindakan tidak memelihara kesehatan lingkungan adalah tidak setuju. 3.2. Pembahasan Dari hasil penelitian didapatkan hasil bahwa sebagian besar perilaku warga dalam memelihara kesehatan lingkungan dalam mencegah demam berdarah dengue sudah baik. Pengetahuan warga tentang penyakit demam berdarah dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang dibawa oleh nyamuk Ae. aegypti, dengan tanda dan gejala demam / panas lebih dari 7 hari, muncul tanda-tanda perdarahan seperti bintikbintik merah di kulit, mimisan, muntah dara dan tanda-tanda kelemahan seperti mual, muntal,' lemah, tidak nafsu makan. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan warga tentang pengertian demam berdarah sudah baik, dikarenakan pengalaman warga terhadap tetangga atau anggota keluarga yang terkena penyakit demam berdarah.
Ditambah dengan program penyuluhan dari puskesmas atau melalui media cetak maupun elektronik. Pernyataan warga tersebut sesuai dengan pengertian demam berdarah dengue dalam PSN-DBD (Depkes, 1996). Pengetahuan warga tentang kesehatan lingkungan adalah lingkungan yang tidak menimbulkan pengaruh yang merugikan bagi kesehatan. Pengertian ini sesuai dengan pengertian kesehatan lingkungan menurut WHO, bahwa kesehatan lingkungan adalah pengawasan faktor-faktor dalam lingkungan fisik manusia yang menimbulkan atau memungkinkan menimbulkan pengaruh yang merugikan pada kesehatan dan ketahanan hidup. Sikap warga terhadap tindakan yang tidak memelihara kebersihan lingkungan juga ditunjukkan dengan sikap tidak setuju. Pengetahuan dan sikap warga yang positif terhadap penyakit DBD dan cara pencegahannya akan mendorong warga untuk melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk dalam kehidupan seharihari, sehingga penyakit DBD dapat dicegah. Tindakan yang sudah dilaksanakan warga dalam mencegah penyakit DBD yaitu melakukan 3M, memelihara ikan pemakan jentik, abatisasi, pengelolaan lingkungan dan gotong royong. Tindakan gotong royong ini menunjukkan bahwa warga telah paham bahwa penyakit DBD tidak bisa diberantas hanya oleh salah satu individu warga saja tetapi hams oleh seluruh individu anggota masyarakat, dan ini juga sejalan dengan program PSN-DBD dimana warga bersama pemerintah melaksanakan kegiatan secara kesinambungan untuk mencegah dan menanggulangi penyakit DBD (Depkes, 1996). Menurut Lowrence Green perilaku individu dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu faktor predisposisi yang meliputi pengetahuan, sikap dan praktek dari individu dalam hal ini adalah warga Desa Krakitan. Kedua adalah faktor pemungkin dalam hal ini adalah puskesmas dengan segala programnya dan puskesmas pembantu yang terletak di desa Krakitan. Ditunjang sarana transportasi yang mudah menjangkau tempat pelayanan kesehatan. Ketiga adalah yang memperkuat dalam hal ini adalah adanya keteladanan dari kader-kader kesehatan dan bidan desa yang berdomisili di Desa Krakitan. Ketiga hal tersebut sangat berpengaruh positif bagi warga Desa Krakitan dalam perilaku pemeliharaan kesehatan lingkungan dan mencegah DBD, yang pada akhrnya dapat mengurangia angka kejadian DBD dan membawa Desa Krakitan menjadi desa bebas DBD/tidak endemi.
4. PENUTUP 4.1. Simpulan Dari hasil pembahasan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Perilaku masyarakat di Desa Krakitan dalam memelihara kesehatan lingkungan untuk mencegah penyakit demam berdarah dengue bisa dikategorikan sudah baik. 2. Pengetahuan warga masyarakat Desa Krakitan tentang pemeliharaan kesehatan lingkungan dalam mencegah kejadian DBD cukup baik. 3. Sikap warga masyarakat Desa Krakitan dalam tindakan pemeliharaan kesehatan lingkungan dalam mencegah penyakit DBD dapat dikategorikan sudah sesuai. 4. Praktek warga masyarakat Desa Krakitan dalam memelihara kesehatan lingkungan dalam mencegah penyakit DBD bisa dikategorikan baik.
4.2. Saran 1. Perlu dipertahankan perilaku masyarakat dalam menjaga kesehatan lingkungan dengan tetap bekerjasama antar masyarakat, aparat desa dan aparat puskesmas setempat. 2.
Perlu pembinaan berkelanjutan dari Aparat Desa Krakitan ataupun Puskesmas Bayat agar kegiatan gotong royong warga menjadi agenda rutin warga Desa Krakitan maupun warva desa lainnya di wilayah kerja puskesmas Bayat.
3.
Lebih meningkatkan kewaspadaan terhadap tanda dan gejala penyakit DBD sehingga jika terjadi kasus DBD dapat dideteksi dini dan segera ditindaklanjuti oleh petugas puskesmas.
DAFTAR PUSTAKA Notoatmojo, S, Sarwono, S, 1985. Pengantar Ilmu Perilaku Kesehatan, BPKM UI, Jakarta. Depkes, RI, 1997, Profil Kesehatan Indonesia, Jakarta. Depkes, RI, 1996. Menggerakkan Masyarakat dalam Pemberantasan Nyamuk Demam Berdarah dengue (PSN-DBD), Jakarta. Depkes, RI, 1999. Petunjuk Teknik Pemberantasan Nyamuk Penular Penyakit Demam Berdarah Dengue, Jakarta. WHO, 1993. Kader Kesehatan Masyarakat (diterjemahkan oleh Adi Heru Sutomo), EGC, Jakarta. Green Lawrence & Kenter, Marshall, 1991. Health Promotion Planning Educational and Enviromental Approach, Mayfield Publishing Co, Mountain viev Toronto, Canada. Muhadjir, H. Noeng, 2000. Metode Penelitian Kualitatif, Penerbit Rake Sarasan, Yogyakarta. NIaleong, lexy J, 2000. Metode Penelitian Kualitatif, Penerbit P.T Remaja Rosdakarya, Bandung. Brockopp, Dorothy Young, et al, Terjemah Yasmin Asih (et. al), 1999, Penerbit EGC, Jakarta.