PERILAKU MENCARI BANTUAN ADAPTIF DALAM BELAJAR MATEMATIKA SISWA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
Titi Ayu Wulandari, Teguh Wibowo Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo e-mail:
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap: penyebab dan alasan siswa SMP di Kabupaten Purworejo mencari bantuan adaptif dalam belajar matematika. Subjek penelitian ini berjumlah 8 orang. Tiga orang diperoleh berdasarkan observasi, dan lima orang lainnya diperoleh setelah wawancara dengan tiga subjek awal tersebut. Pengambilan subjek menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen pengumpulan data, yaitu peneliti sendiri dengan menggunakan panduan observasi dan panduan wawancara. Analisis data penelitian ini menggunakan model Miles dan Huberman. Hasil analisis data, diketahui bahwa siswa SMP di Kabupaten Purworejo mengalami kesulitan dalam belajar matematika yang disebabkan kurang memahami soal dan kurang bisa menerapkan algoritma penyelesaian; siswa menyadari kesulitan yang dihadapi; percaya diri; serta siswa diperbolehkan bertanya atau berdiskusi oleh guru yang membimbing belajar matematika di kelas tersebut. Selain itu, alasan siswa mencari bantuan adaptif karena merasa kurang teliti, merasa tidak yakin pada pekerjaan sendiri, agar bisa menyelesaikan masalah yang sama berikutnya, dan agar mampu membantu teman yang juga mengalami kesulitan.
Kata kunci: belajar matematika, kesulitan, mencari bantuan, bantuan adaptif PENDAHULUAN Dalam belajar matematika, seringkali siswa mengalami kesulitan seperti sulit memahami materi, sulit memahami soal, dapat memahami soal namun tidak mengetahui algoritma penyelesaiannya, sulit menerapkan rumus atau penyelesaian yang sesuai, tidak mampu mengkorelasikan materi yang sudah dipelajari dengan materi yang sedang dipelajari, ataupun kesulitan-kesulitan lainnya. Dengan adanya kesulitan belajar ini, sebagian siswa merasa perlu adanya mencari bantuan. Menurut Ryan & Pintrich dalam La Nani (2012), perilaku mencari bantuan merupakan usaha individu menggunakan orang lain sebagai sumber untuk mengatasi ketidakjelasan dan kesulitan dalam proses belajar. Adapun langkah-langkah mencari bantuan menurut
Ekuivalen: Perilaku Mencari bantuan Adaptif dalam Belajar Matematika Siswa Sekolah Menengah Pertama
155
Puustinen dalam La Nani (2012), yaitu: (1) menyadari perlunya bantuan, (2) memutuskan untuk mencari bantuan, (3) mengidentifikasi pembantu potensial, (4) menggunakan strategi untuk memperoleh bantuan, dan (5) evaluasi mencari bantuan periodik. Ada tiga jenis perilaku mencari bantuan, yaitu perilaku mencari bantuan adaptif, perilaku mencari bantuan eksekutif, dan perilaku mencari bantuan tertutup. Pertama, perilaku mencari bantuan adaptif terjadi ketika siswa benar-benar membutuhkan yaitu ketika mereka tidak dapat lagi memecahkan masalah mereka sendirian (Darwati, 2009: 42). Mereka cenderung meminta petunjuk atau klarifikasi strategi daripada meminta jawaban. Tujuan mencari bantuan adaptif adalah menghasilkan
perbaikan
kemampuan
untuk
menyelesaikan
masalah
secara
independen. Kedua, perilaku mencari bantuan eksekutif terjadi ketika siswa sering meminta bantuan, meskipun mereka tidak membutuhkannya dan cenderung meminta jawaban daripada petunjuk (Darwati, 2009: 42). Tujuannya adalah untuk memperoleh manfaat berupa kelengkapan tugas dengan segera. Secara umum, mencari bantuan eksekutif berarti meminta orang lain untuk menyelesaikan masalah daripada mencoba menyelesaikan masalah itu sendiri. Ketiga, perilaku mencari bantuan tertutup. Siswa yang mengadopsi perilaku mencari bantuan ini menghindari perilaku mencari bantuan terbuka, dan cenderung mencari bantuan tertutup, seperti menyalin jawaban teman, atau mencari bantuan dari buku-buku teks dan menyontek (Darwati, 2009: 43). Tujuan mencari bantuan ini adalah untuk menutupi ketidakmampuan. Namun perlu disadari, mungkin tidak semua sekolah yang siswanya mau mencari bantuan dalam belajar matematika ketika mengalami kesulitan sebagaimana yang disampaikan Ryan dkk yang dikutip oleh La Nani (2012). Sebagai bahan pertimbangan, penulis mengambil penelitian yang dilakukan oleh Darwati (2009) yang berjudul Adaptive Help Seeking, menyimpulkan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara orientasi tujuan penguasaan dengan mencari bantuan adaptif dalam belajar matematika. Selain itu, penelitian oleh Jazilah (2011) tentang pengaruh perilaku adaptive help seeking dalam belajar matematika terhadap prestasi belajar matematika peserta didik kelas VI MI Matholi’un Najah Sinanggul
156
Ekuivalen: Perilaku Mencari bantuan Adaptif dalam Belajar Matematika Siswa Sekolah Menengah Pertama
Mlonggo Jepara tahun pelajaran 2010/2011. Penelitian oleh Jazilah ini menarik kesimpulan bahwa perilaku adaptive help seeking dalam belajar matematika berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika peserta didik kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Matholi’un Najah Sinanggul Mlonggo Jepara Tahun Pelajaran 2010/2011. Dengan pertimbangan kedua penelitian di atas, penulis tertarik melakukan penelitian tentang mencari bantuan adaptif dalam belajar matematika. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yaitu untuk mengetahui penyebab dan alasan mencari bantuan adaptif dalam belajar matematika siswa SMP di Kabupaten Purworejo. Penulis ingin mengetahui penyebab dan alasan siswa mencari bantuan adaptif dikarenakan telah diketahui bahwa bantuan adaptif berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika.
METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan model studi kasus. Penelitian dilakukan pada setting tempat di SMPN 6 Purworejo, pada siswa kelas VIII A dan VIII B. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi pada masing-masing kelas untuk mendapatkan siswa pencari bantuan; dan wawancara mendalam kepada pencari bantuan adaptif, pemberi bantuan adaptif, serta guru matematika di kelas tersebut; sehingga penulis menggunakan triangulasi sumber. Untuk menganalisis data, peneliti menggunakan model Miles dan Huberman.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam melakukan analisis data dalam penelitian ini, penulis menggunakan triangulasi sumber di samping menggunakan analisis data Miles dan Huberman, yaitu melakukan wawancara mendalam kepada tiga jenis subjek data, yaitu kepada pencari bantuan adaptif (RAi), pemberi bantuan adaptif (RBi), serta guru (RG). Dari pembahasan hasil wawancara kepada RA1, ia mengaku meminta bantuan kepada yang lain, dikarenakan ia mengalami kesulitan dalam belajar matematika terutama dalam menyelesaikan soal latihan. Kesulitan yang dialaminya tersebut adalah kurangnya
Ekuivalen: Perilaku Mencari bantuan Adaptif dalam Belajar Matematika Siswa Sekolah Menengah Pertama
157
ketelitian dan cara yang terbalik-balik atau dengan kata lain tidak mampu menerapkan algoritma penyelesaian. Wawancara dengan RA2, meskipun ia tidak mengaku soal latihannya susah, namun ia mengaku bahwa ia kurang teliti dalam mencari penyelesaian masalah atau soal tersebut. Ketidaktelitian tersebut yang menyebabkan ia harus bertanya atau mencari bantuan kepada teman ataupun guru di kelas. Selain itu ia juga mengaku, terkadang ia juga tidak bisa memahami soal. Hasil wawancara dengan RA3, ia mengaku mengalami kesulitan dalam belajar matematika karena soalnya yang sulit. Maksud dari sulit di sini tentu dikarenakan ia tidak mampu menerapkan algoritma penyelesaian soal tersebut. Kesulitan-kesulitan ini merupakan beberapa hal yang menyebabkan mereka harus mencari bantuan, yaitu tidak teliti, tidak mampu menerapkan algoritma penyelesaian,dan soal latihan yang sulit menurut mereka. Selain sebab tersebut, ketika penulis melakukan observasi, guru di kelas terkadang menyarankan untuk bertanya kepada teman jika mengalami kesulitan, dan didapati pula bahwa guru tidak melarang siswanya mencari bantuan, baik kepada guru maupun kepada teman. Selain itu, semua responden pencari bantuan adaptif juga mengaku tidak merasa malu untuk bertanya. Ini menandakan adanya kepercayaan diri pada siswa untuk mencari bantuan adaptif. Semua responden RAi mengaku, dengan kesulitan yang ada, mereka memilih mencari bantuan kepada orang lain berupa cara atau langkah-langkah penyelesaian dari pada hanya bertanya jawaban. Mereka mengkomunikasikan kesulitan yang dialami kepada orang lain dan diharapkan mendapatkan respon positif, yaitu cara atau langkah penyelesaian masalah sesuai dengan yang diminta. Baik RA1, RA2, maupun RA3, meskipun dalam menanggapi respon berbeda-beda, yaitu RA2 lebih suka mencatatnya terlebih dahulu, mereka mengaku setelah mendapatkan bantuan berupa cara penyelesaiannya,
mereka
mencoba
mengerjakan
sendiri.
Setelah
mencoba
menyelesaikan masalah yang sudah diketahui cara dan penyelesaiannya tadi sendiri, RA1 dan RA3 akan bertanya kembali kepada teman yang membantunya untuk mengkonfirmasi jawaban yang diperolehnya benar atau tidak atau agar lebih jelas. Responden RA2 juga mengkonfirmasi jawaban kepada yang membantunya, namun jika ia masih ragu. Ketika mencari bantuan seperti di atas, tak jarang mereka terlibat
158
Ekuivalen: Perilaku Mencari bantuan Adaptif dalam Belajar Matematika Siswa Sekolah Menengah Pertama
diskusi ataupun debat dengan teman-teman mereka, dikarenakan jawaban yang diperoleh berbeda. Ketiga responden pencari bantuan mengaku memilih mencari bantuan berupa cara penyelesaiannya, agar dapat menyelesaikan sendiri masalah atau soal yang sama selanjutnya. Terkadang, responden juga pernah meminta bantuan tetapi ternyata yang dimintai bantuan juga mengalami kesulitan pada masalah yang ditanyakan. Jika terjadi demikian, ada yang meminta salah satu untuk maju dan bertanya kepada guru, termasuk RA2 yang dianggap sering bertanya kepada guru. Adapula yang bersama-sama maju, salah satu bertanya, kemudian yang lain ikut melihat penjelasan dari guru tersebut. Tentunya siswa yang maju dan bertanya kepada guru tersebut, selain karena kesadaran atau inisiatif sendiri untuk mencari bantuan guna menyelesaikan masalah yang belum dapat ia hadapi, juga dikarenakan agar nantinya bisa memberikan bantuan kepada teman yang memintanya untuk bertanya kepada guru tersebut.
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan data hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penyebab siswa SMP mencari bantuan adaptif dalam belajar matematika di Kabupaten Purworejo adalah siswa mengalami kesulitan dalam belajar matematika yang disebabkan kurang memahami soal, kurang bisa menerapkan algoritma penyelesaian dan kurang teliti; adanya kesadaran dari diri siswa; serta diperbolehkan bertanya atau berdiskusi oleh guru yang membimbingnya belajar matematika di kelas. Selain beberapa hal tersebut, alasan siswa SMP di Kabupaten Purworejo mencari bantuan adaptif, adalah karena merasa kurang teliti, merasa tidak yakin pada pekerjaan sendiri, agar bisa menyelesaikan masalah yang sama berikutnya, dan agar mampu membantu teman yang belum mampu menyelesaikan masalah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA Darwati, Yuli. 2009. Adaptive Help Seeking, Panduan Bagi Guru Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika. Yogyakarta: Logung Pustaka.
Ekuivalen: Perilaku Mencari bantuan Adaptif dalam Belajar Matematika Siswa Sekolah Menengah Pertama
159
Jazilah, Naylatul. 2011. Pengaruh Perilaku Adaptive Help-Seeking dalam Belajar Matematika Terhadap Prestasi Belajar Matematika Peserta Didik Kelas VI MI Matholi’un Najah Sinanggul Mlonggo Jepara Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi, tidak diterbitkan. Institut Agama Islam Negeri Walisongo, Semarang. La Nani, Karman. 2012. Konstruksi Self-Regulation Skill dan Help Seeking Behavior dalam Pembelajaran Matematika. Makalah dipresentasikan dalam Seminar Nasional Matematika di Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, 10 November 2012.
160
Ekuivalen: Perilaku Mencari bantuan Adaptif dalam Belajar Matematika Siswa Sekolah Menengah Pertama