Edutech, Tahun 12, Vol.1, No.3, Oktober 2013
PERILAKU KOMUNIKASI WANITA SYIAH DALAM PERNIKAHAN MUT’AH Oleh : Nila Nurlimah Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung Jl. Tamansari bandung Email :
[email protected] Abstract. This research was also intended to find out the communication behavior of the actors of mut’ah marriage to either their husbands or their surrounding communities. This research used the qualitative method by using the symbolic interaction approach The dramaturgical attitude in front of Sunni communities and mature attitude in doing the mut’ah marriage were the consequence of the marriage The results of the research show that, communication behavior of Syiah women that could be seen from two aspects, namely: 1) In the Polygamy Mut’ah actors, mut’ah of Sunni husband, and continuous mut’ah with different husband, the verbal communication used tended to be very careful with limited non-verbal communication, and the mediated communication as wished. Meanwhile, in the monogamy mut’ah, mut’ah without intimate course, mut’ah with Syiah husband, and continuous mut’ah with the same husband the verbal communication was very expressive with common non-verbal communication, and unlimited mediated communication.2) In the aspect of interaction to the environment, all mut’ah actors had opened attitude to the Syiah and closed attitude to the Sunni. Key Word: communication behavior, mut’ah marriage, syi’ah women Abstrak. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkap perilaku komunikasi para pelaku nikah mut’ah baik dengan suami maupun dengan lingkungan sekitar.Penelitian dengan menggunaka pendekatan studi interaksi simbolik ini memperlihatkan adanya sikap dramaturgis di hadapan masyarakat Sunni dan sikap dewasa dalam menjalani pernikahan mut’ah, .Hasl penelitian menunjukkan bahwa pada pelaku mut’ah poligami, mut’ah suami Sunni, dan mut’ah berkali-kali dengan suami yang berbeda perilaku komunikasi verbal cenderung hati-hati, komuni kasi non verbal terbatas, dan komunikasi bermedia seperlunya. Sementara pada mut’ah monogami, mut’ah tanpa hubungan intim, mut’ah dengan suami Syi’ah, mut’ah berkali-kali dengan suami yang sama komunikasi verbal lebih ekspresif, komunikasi non verbal wajar, dan komunikasi bermedia leluasa. Pada aspek interaksi dengan lingkungan semua pelaku mut’ah bersikap sama terhadap lingkungan yaitu terbuka terhadap kalangan Syiah dan tertutup terhadap kalangan non Syiah. Kata Kunci : perilaku komunikasi, wanita Syiah, nikah mut’ah
A. PENDAHULUAN
dalam jangka waktu tertentu. Nikah ini
Beragam bentuk perkawinan banyak
disebut juga dengan nikah Muaqqat atau
ditemukan dalam kehidupan masyarakat.
nikah munqathi Disebut nikah mut’ah
Salah satu pernikahan unik yang banyak
(mut’ah secara bahasa berarti bersenang-
dilakukan oleh kalangan Syiah adalah
senang) karena laki-laki hendak bersenang-
praktek nikah mut’ah. Nikah mut’ah
senang buat sementara waktu saja.
adalah pernikahan yang dilakukan oleh
Meski mendapat kecaman keras dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan
kalangan mazhab Sunni, tetapi kalangan
156 Perilaku Komunikasi Wanita Syiah dalam Pernikahan Mut’ah
Edutech, Tahun 12, Vol.1, No.3, Oktober 2013
Syiah
tetap meyakini kebenaran dan
mempraktekkan
perkawinan
dengan segala konsekuensi
masyarakat telah memaksa mereka untuk
mut’ah,
berhati-hati
yang harus
pernikahan
dalam
melaksanakan
mut’ah
mereka.
Mereka
dihadapi. Di kalangan penganut mazhab
dituntut untuk memilih peran yang bisa
Syiah, praktek nikah mut’ah ini sudah
diterima lingkungan.
biasa
dilakukan,
termasuk
di
Kota
Keputusan
mut’ah
menikah
Bandung yang mayoritas masyarakatnya
merupakan
mengecam mut’ah sebagai prostitusi. Bagi
individual. Pemaknaan yang unik pada
mereka tidak ada perbedaan antara nikah
perkawinan mut’ah akan memunculkan
mut’ah yang dibatasi waktu dengan nikah
perilaku komunikasi
da’im yang permanen, keduanya sama-
Bagaimana mereka memaknai pernikahan
sama legal secara Islam.
mut’ah? Bagaimana mereka membangun
Wanita
pelaku
nikah
mut’ah
keputusan
komunikasi
yang
sangat
yang unik pula.
dengan
pasangan
dan
memiliki sudut pandang yang berbeda
lingkungan yang mengecam? Tentu saja
dengan pandangan kaum wanita modern
persoalan-persoalan
pada umumnya. Mereka meyakini tidak
kompleks dan tidak sederhana, diperlukan
ada pacaran dalam Islam, maka mereka
eksplorasi mendalam untuk memahami
memilih nikah mut’ah sebagai nikah yang
semua pertanyaan ini.
tersebut
demikian
legal, dengan segala risiko dan rintangan
Fokus penelitian ini adalah mengkaji
yang harus dihadapi, baik dalam interaksi
secara komprehensif perilaku komunikasi
dan beradaptasi serta komunikasi dengan
pelaku nikah mut’ah di Kota Bandung.
suami dalam waktu dan kondisi
Untuk
sangat
terbatas,
maupun
yang dengan
lingkungan sosial yang mengecam keras praktek
mut’ah
mereka,
yang
harus
lebih
mengurai
fokus
dalam
penelitian maka dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana
pelaksanaan
nikah
dihadapi dengan sabar, hati-hati dan penuh
mut’ah pada perempuan kalangan
kedewasaan.
Syiah ?
Realitas pengalaman yang dihadapi
2. Bagaimana
perilaku komunikasi mut’ah
membangun skema kognitif yang unik.
wanita
Keunikan ini terletak pada kesediaan
dengan suami dan lingkungannya?
mereka menjadi pasangan suami istri untuk sementara menghadapi
waktu.
Mereka
masyarakat
juga
Sunni
Penelitian
pelaku
ini
nikah
bermaksud
untuk
siap
mengungkap dan menemukan bagaimana
yang
pelaksanaan nikah mut’ah mereka, serta
mengecam pernikahan mereka. Kecaman
memahami
perilaku
komunikasi
157 Perilaku Komunikasi Wanita Syiah dalam Pernikahan Mut’ah
yang
Edutech, Tahun 12, Vol.1, No.3, Oktober 2013
dibangun para perempuan pelaku nikah
mereka sebagai manusia yaitu
mut’ah dengan suami maupun dengan
berpikir.
lingkungannya.
Adapun
tujuan
dari
penelitian ini adalah :
orang melanjutkan tindakan dan
1. Mengungkap
dan
menjelaskan
pelaksanaan nikah mut’ah pada perempuan kalangan Syiah. 2. Menggali wanita
perilaku pelaku
komunikasi
nikah
pendekatan
ini
interaksi
interaksi yang khas manusia 5. Orang mampu memodifikasi atau mengubah makna dan simbol yang
mut’ah
dengan suami dan lingkungannya. Penelitian
4. Makna dan simbol memungkinkan
menggunakan simbolik
Teori
mereka gunakan dalam tindakkan dan interaksi berdasarkan intrepertasi mereka atas situasi. 6. Orang mampu melakukan modifikasi dan perubahan ini
interaksi simbolik dari Blumer mengacu
karena kemampuan mereka
pada 3 premis utama yaitu,; pertama,
berinteraksi dengan dirinnya
manusia
sendiri, yang memungkinkan
bertindak
pada
sesuatu
berdasarkan makna-makna yang ada pada
mereka memeriksa tahapan-
sesuatu itu bagi mereka. Kedua, makna
tahapan tindakkan, menilai
tersebut diperoleh suatu interaksi social
keuntungan relativ dan kemudian
yang dilakukan oleh orang lain. Ketiga,
memilih salah satunnya
makna makna tersebut disempurnakan disaat proses interaksi sosial
sedang
berlangsung. George
7. Pola-pola tindakkan dan interaksi yang jalin menjalin ini membentuk kelompok masyarakat.
Ritzer
(Mulyana,2008)
Dalam
pandangan
didalam
interaksi
meringkas teori interaksi simbolik kedalam
simbolik,
masyarakat
selalu
prinsip-prinsip sebagai berikut.
terdapat diri sendiri , tindakan, interaksi
1. Manusia, tidak seperti manusia
sosial, objek, dan tindakkan gabungan.
yang lebih rendah diberkati
Interaksi simbolik merujuk pada karakter
kemampuan untuk berpikir.
interaksi
2. Kemampuan berpikir itu dibentuk oleh interaksi sosial. 3. Dalam interaksi sosial orang
khusus
yang
terjadi
antar
manusia. Kekhususan ini terdapat pada kenyataan
bahwa
manusia
menginterpretasikan dan mendefinisikan
belajar makna dan symbol yang
antara tindakan yang satu dengan yang
memungkinkan mereka
lainnya..
menerapkkan kemampuan khas 158 Perilaku Komunikasi Wanita Syiah dalam Pernikahan Mut’ah
Edutech, Tahun 12, Vol.1, No.3, Oktober 2013
Proses pengumpulan data lapangan
bersifat sekali jadi. Proses itu diulang
analisis
ini
beberapa kali hingga tingkat validitas dan
berlangsung secara simultan dan interaktif
reliabilitasnya memadai (jenuh). Proses itu
(konfrontasi
digambarkan sebagai berikut :
dan
dalam
data
penelitian
bolak-balik)
tidak
Gambar 2 Proses Pengumpulan Data. (Sumber : Hasil Penelitian, 2012)
Pengumpulan data
Penyajian data
Penarikan kesimpulan
Reduksi data
Gambar 3 Langkah Analisis Data Kualitatif, Model Interaktif (Sumber: Miles dan Huberman,1992) Teknik
analisis
data
yang
digunakan mengacu pada teknik yang
Lincoln & Guba yang dikutip dalam Rachmat
(2006).
Tahapan-tahapan
diperkenalkan oleh Glasser & Strauss, 159 Perilaku Komunikasi Wanita Syiah dalam Pernikahan Mut’ah
Edutech, Tahun 12, Vol.1, No.3, Oktober 2013
analisisnya
dapat
dijelaskan
sebagai
berikut :
konsep diri, oleh karena itu untuk mengetahui
1. Menempatkan
kejadian-kejadian
(data) ke dalam kategori-kategori. Kategori-kategori
harus
dapat
diperbandingkan satu dengan yang lainnya. 2. Memperluas kategori sehingga di dapat kategori data yang murni dan
siapa
dirinya,
seseorang harus menjadi anggota komunitas. Merujuk pada pendapat Mead self (diri) adalah proses mengkombinasi I dan me. I adalah kekuatan spontan yang tidak dapat diprediksi. Ini adalah bagian dari
tidak tumpang tindih satu dengan
diri
yang lainnya.
Sementara me adalah gambaran
3. Mencari hubungan antar kategori.
B. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Teori
Interaksionisme
diri
tidak
yang
terorganisir.
tampak
dalam
the
looking-glass dari reaksi orang lain. Me tidak pernah dilahirkan.
Simbolik Mead
yang
menolak
anggapan
Me hanya dapat dibentuk melalui
bahwa seseorang bisa mengetahui
interaksi
siapa dirinya melalui introspeksi.
menerus – mulai dari keluarga,
Ia
teman
menyatakan
bahwa
untuk
simbolik
bermain,
yang
sekolah,
terus
dan
mengetahui siapa diri kita maka
seterusnya. Oleh karena itulah
kita harus melukis potret diri kita
seseorang
melalui sapuan kuas yang datang
komunitas
dari proses taking the role of the
konsep
other ---membayangkan apa yang
membutuhkan
dipikirkan orang lain tentang kita.
other, yaitu berbagai hal (orang,
Para
obyek,
interaksionis
untuk dirinya. the
mendapatkan Seseorang generalized
atau
peristiwa)
yang
gambaran mental ini sebagai the
mengarahkan
bagaimana
kita
looking glass self dan hal itu
berpikir dan berinteraksi dalam
dikonstruksi secara sosial.
komunitas. Me adalah organized
Penganut
menyambut
membutuhkan
interaksionisme
simbolik menyatakan bahwa self adalah fungsi dari bahasa. Tanpa pembicaraan
tidak
aka
nada
community dalam diri seorang individu. Perspektif interaksi simbolik memandang manusia dari sudut
160 Perilaku Komunikasi Wanita Syiah dalam Pernikahan Mut’ah
Edutech, Tahun 12, Vol.1, No.3, Oktober 2013
pandang subjek. Perspektif ini
dan orang lain. Demikian juga
menyarankan
perilaku
simbol-simbol
sebagai
diperoleh dari lingkungan Syiah,
bahwa
manusia
harus
proses
yang
dilihat
memungkinkan
akan
positif
yang
berpengaruh
terhadap
manusia membentuk dan mengatur
keteguhan
perilaku
dengan
legalitas perkawinannya. Dan pada
ekspektasi
gilirannya akan membentuk pola
mereka
mempertimbangkan
terhadap
orang lain yang menjadi mitra bagi
komunikasi
interaksi mereka.
pelaku
Mead
menjelaskan
proses
interaksi simbolik terjadi dalam
yang
keyakinan
unik
mut’ah
nikah
antara dengan
pasangan, lingkunan Syiah, dan lingkungan masyakat Sunni.
tiga unsur utama , yaitu pikiran
2. Teori Dramaturgi
(mind), diri (self) dan masyarakat
Pendekatan
dramaturgis
(society) Ketiga unsur ini terkait
Goffman
satu sama lain . Ketika seseorang
bahwa ketika manusia berinteraksi
berinteraksi, sebenarnya pikiran
dengan
yang
mengelola pesan yang ia harapkan
sedang
memproduksi
bekerja simbol
dengan dan
berintikan
sesamanya,
tumbuh
pada
pandangan
ia
ingin
orang
lain
mengartikan simbol yang diterima
terhadapnya. Untuk itu, setiap
dari orang lain. Proses pertukaran
orang melakukan pertunjukan bagi
dan interaksi ini tidak terlepas dari
orang lain. Kaum dramaturgis
Konteks masyarakatnya tersebut.
memandang
Dalam penelitian ini, ingin menelaah
tentang
bagaimana
pelaku nikah mut’ah memahami simbol-simbol
verbal
dan
aktor-aktor
manusia di
atas
sebagai panggung
metaforis yang sedang memainkan peran-peran mereka. Pengembangan dari Goffman
nonverbal, dan menentukan sikap
tidak
berdasarkan
gagasan Cooley tentang
pemaknaannya
terlepas
dari
pengaruh the
tersebut. Stigma masyarakat Sunni
looking glass self. Gagasan diri ala
yang melekat pada perkawinan
Cooley
mereka akan berpengaruh terhadap
komponan.Pertama,
pandangannya
mengembangkan bagaimana kita
terhadap
dirinya
ini
terdiri
161 Perilaku Komunikasi Wanita Syiah dalam Pernikahan Mut’ah
dari
tiga kita
Edutech, Tahun 12, Vol.1, No.3, Oktober 2013
tampil bagi orang lain; kedua, kta
situasi tertentu. Fokus dramaturgis
membayangkan
bagaimana
bukan konsep-diri yang dibawa
penilaian mreka atas penampilan
sang aktor dari situasi kesituasi
kita; ketiga, kita mengembagkan
lainnya atau keseluruhan jumlah
sejenis
pengalaman individu, melainkan
perasaan
diri,
seperti
kebanggaan atau malu, sebagai
diri
akibat membayangkan penilaian
sosial
orang
mengatur
lain
tersebut.
Lewat
yang
tersituasikan
yang
secara
berkembang
dan
interaksi-interaksi
imajinasi, kita mempersepsi dalam
spesifik. Menurut Goffman diri
pikiran orang lain suatu gambaran
adalah “suatu hasil kerjasama”
tentang penampilan kita, perilaku,
(collaborative manufacture) yang
tujuan, perbuatan, karakter tman-
harus diproduksi baru dalam setiap
teman ita dan sebagainya, dan
peristiwa interaksi social.Goffman
dengan
mengasumsikan
berbagai
cara
kita
terpengaruh olehnya. Konsep
bahwa
ketika
orang-orang berinteraksi,
yang
digunakan
Mereka
ingin
menyajikan
Goffman berasal dari gagasan-
suatu gambaran diri yang akan
gagasan Burke, dengan demikian
diterima orang lain. Ia menyebut
pendekatan dramaturgis sebagai
upaya itu sebagai “pengelolaan
salah satu varian interaksionisme
pesan” (impression management),
simbolik
sering
yaitu
“peran
digunakan aktor untuk memupuk
menganalisis
kesan-kesan tertentu dalam situasi
interaksi sosial, yang dipinjam dari
tertentu untuk mencapai tujuan
khasanah
tertentu.
yang
menggunakan sosial”
dalam
ekspektasi secara
konsep
teater. yang
sosial
seseorang
Peran
didefinisikan
yang
suatu
adalah
dimainkan
situasi
teknik-teknik
yang
Dalam perspektif dramaturgis, kehidupan
ini
ibarat
teater,
untuk
interaksi sosial yang mirip dengan
memberikan citra tertentu kepada
pertunjukan di atas panggung,
khalayak yang hadir. Bagaimana
yang menampilkan peran-peran
sang aktor berperilaku bergantung
yang dimainkan para aktor. Untuk
kepada peran sosialnya dalam
memainkan
peran
162 Perilaku Komunikasi Wanita Syiah dalam Pernikahan Mut’ah
tersebut
Edutech, Tahun 12, Vol.1, No.3, Oktober 2013
biasanya sang aktor menggunakan
depan (front stage) yang ditonton
bahasa verbal dan menampilkan
khalayak
perilaku nonverbal tertentu serta
wilayah belakang ibarat panggung
mengenakan
atribut-atribut
sandiwara bagian belakang (back
kendaraan,
stage) atau kamar rias tempat
tertentu,
misalnya
penonton,
sedang
pakaian dan asesoris lainnya yang
pemain
sesuai dengan perannya dalam
mempersiapkan diri, atau berlatih
situasi
untuk memainkan perannya di
tertentu.
Aktor
harus
memusatkan pikiran agar dia tidak keseleo lidah, menjaga kendali diri,
melakukan
menjaga
gerak-gerik,
sandiwara
bersantai,
panggung depan. Pelaku nikah mut’ah dalam realisasi kehidupan
masyarakat
nada
suara
dan
Indonesia yang mayoritas Sunni,
mengekspresikan
wajah
yang
telah mengalami stigma sosial,
sesuai dengan situasi.
budaya, dan hukum.
Menurut Goffman kehidupan
pernikahan
mereka tidak diakui baik secara
sosial itu dapat dibagi menjadi
hukum
“wilayah depan” (front region) dan
hukum negara, budaya dan sosial.
“wilayah belakang” (back region).
Sebagaimana halnya stigmatisasi
Wilayah depan merujuk kepada
mazhab yang mereka anut, praktek
peristiwa sosial yang menunjukkan
nikah mut’ah yang dilegalkan oleh
bahwa
kalangan Syiah ini juga mengalami
individu
menampilkan
bergaya
peran
Mereka
sedang
perannya
di
atau
formalnya. memainkan
atas
agama
stigma.
(Islam
Praktek
dianggap
Sunni),
mut’ah
nikah
sebagai
tindakan
panggung
perzinahhan dan pelacuran. Pelaku
sandiwara di hadapan khalayak
nikah mut’ah dianggap sebagai
penonton.
pezinah. Kondisi ini menyebabkan
Sebaliknya
wilayah
belakang merujuk kepada tempat
mereka
dan
merepresentasikan diri (front) di
peristiwa
yang
memungkinkannya mempersiapkan
perannya
di
selalu
depan
lingkungan
Sunni
berdasarkan
wilayah depan. Wilayah depan
diinginkannya,
ibarat panggung sandiwara bagian
menyembunyikan
163 Perilaku Komunikasi Wanita Syiah dalam Pernikahan Mut’ah
berusaha
masyarakat citra
yang dengan
pernikahan
Edutech, Tahun 12, Vol.1, No.3, Oktober 2013
mereka. Hal ini dilakukan supaya terhindar
dari
stigma
Dan orang-orang yang
pelacur,
menjaga kemaluannya, Kecuali
pelaku zinah, dan wanita nakal.
terhadap interi-isteri mereka
Melalui
dramaturgi,
atau budak yang mereka miliki
akan dijelaskan bagaimana mereka
[994}; Maka Sesungguhnnya
mengelola
mereka dalam hal ini tidak
perspektif
kesan
untuk
menyembunyikan menampilan berhadapan yang
atau
diri dengan
mengecam
tercela.
ketika
Menurut
Sunni,
dalam
lingkungan
ayat ini disebutkan hanya ada
pernikahan
dua orang, perempuan yang
mereka.
boleh dicampuri yaknik istri
3. Mut’ah
dalam
Pandangan
Sunni vs Syi’ah
dan
budak,
perempuan
sedangkan
yang
dimut’ah
Masalah hukum nikah mut’ah
tidaklah tergolong dari salah
ini selalu melahirkan perbedaan-
satu dari keduanya. Pendapat
perbedaan pendapat yang prinsipil
ini,
dan tajam antara ulama Sunni dan
didasarkan
syi’ah itu sendiri. Para ulama
Aisyah
Sunni memandang nikah mut’ah
Muhammad.
menurut
dan
satu pada
riwayat, pendapat
Qasyim
bin
itu haram hukumnya buat selama-
b. Ali r.a dan Ibnu Mas’ud
lamanya meskipun dahulu pernah
mengatakan ayat 24 surah
dibolehkan
an-Nisa
yang
pembolehan itu telah dinasakh
syi’ah
sebagai
buat
kehalalan nikah mut’ah itu
sepanjang
nabi
karena
masa
ketentuan-ketentuan
yang
dengan telah
ditetapkan. Bagi ulama Sunni, diantara dalil-dalil penasakh (penghilang)
dinasakh
dijadikan dalil
(dirubah
hukumnya) oleh ayat-ayat tentang
thalaq,
iddah,
warisan.
kebolehan nikah mut’ah itu: a. Q.S. 23 Al-Mu’minun: 5-6, yaitu :
Disamping itu ada juga ulamaulama
Sunni
yang
menolak
penafsiran ayat 24 surah an-Nisa 164 Perilaku Komunikasi Wanita Syiah dalam Pernikahan Mut’ah
Edutech, Tahun 12, Vol.1, No.3, Oktober 2013
(istamta’tu)
yang
ditafsirkan
sahabat.
Misalnya
lagi,
az-
golongan syi’ah dengan nikah
Zamakhsyari mengatakan ayat itu
mut’ah. Ibnu Khuwaizi Mandad,
(Qs.4:24) turun mengenai mut’ah
misalnya mengatakan ayat: ayat itu
ketika
Makkah
tidaklah
Mut’ah
diizinkan 2
sesuai
jika
dikaitkan
ditaklukkan. kali
dan
dengan kebolehan nikah mut’ah
dilarang 2 kali, dan menurut
karena
pendapat
Rasul
sendiri
telah
beliau
Ibnu
Abbas
mengeluarkan
fatwa
melarangnya dan lagi pula Allah
pernah
SWT mengatakan Fankihu bi izni
tentang boleh mut’ah akan tetapi
ahlihinna, yang mermakna nikah
beliau sendiri telah mencabut dan
syar’I dengan wali dan 2 orang
bertaubat pada Allah swt tentang
saksi, sedangkan nikah mut’ah
pernyataan beliau mengenai nikah
tidaklah tergolong dalam hal ini.
Mut’ah itu. Ali as-Sais mengutip
Demikian juga halnya dengan para
riwayat Malik dari Ali bahwa nabi
penafsir lainnya seperti Ibnu Jarir
saw
ath-Thabari, al-Qurthubi, Sanqithi,
demikian juga Umar melarangnya.
Sa’id Hawa dan lain-lain tidak
Hadis-hadis yang melarang
sepakat jika ayat itu diartikan
mut’ah juga banyak diantaranya
dengan nikah mut’ah. Ath-Thabari
dalam Shahih Bukhori bab 38
mengartikan kata al-Istimta yang
tentang Maghazi (kusunya pada
ada pada ayat itu dengan arti nikah
perang khaibar) dan bab Nikah,
secara
shahih),
dalam Shahih Muslim bab Nikah
bukan nikah mut’ah. Seperti yang
(ada lebih kurang 11 hadis) Sunan
diartikan oleh syi’ah.
Abi Daud bab 13 hadis no. 2072
umum
(nikah
melarang
nikah
mut’ah,
Pendapat ulama-ulama tafsir
dan 2073 disebut riwayat dari
Sunni yang mengharamkan nikah
Rabi’ bin Saburah dari 2 sanad
mut’ah ini (dalam Rusydi; 2007)
yang
juga
melarang nikah mut’ah pada masa
tampak
dari
berbagai
berbeda
haji
berbagai tafsir yang ada dan
Tirmidzi pada bab 28 no. 1121
sebagian
juga
juga disebut satu hadis yang
para
berasal dari Ali r.a bahwa nabi saw
menyadarkan
pendapat
Dalam
165 Perilaku Komunikasi Wanita Syiah dalam Pernikahan Mut’ah
Sunan
rasul
komentar-komentar mereka dalam
mereka
wada.
bahwa
at-
Edutech, Tahun 12, Vol.1, No.3, Oktober 2013
melarang nikah mut’ah pada masa
mendapatkan
khaibar, demikian juga pada Sunan
membina
an-Nasa’I bab 71 hadis no 3365,
bahagia dalam jangka panjang
3366, 3367 dan 3368 (semuanya
(dunia-akhirat)..
berjumlah
4
tangga
yang
Namun berbeda tajam dengan
pertama berasal dari Ali ra dan
alasan-alasan di atas, para ulama
satu hadis terakhir berasal dari
syi’ah tetap membolehkan nikah
Rabi’
mut’ah
menjelaskan
3
rumah
dan
hadis
bin
hadis).
keturunan
Saburah tentang
yang
haramnya
nikah mut’ah pada hari Khaibar. Demikian
juga
halnya
tanpa
terkecuali
dan
kebolehannya berlaku sepanjang zaman. Dalili-dalil yang mereka gunakan
dalam
menentang
pendapat para Imam mazhab, baik
pendapat Sunni dan membolehkan
Hanafi,
nikah mut’ah juga terdiri dari
Maliki,
Syafi’I
dan
Hanbali serta jumhur sahabat dan
Alqur’an, hadis dan akal.
tabi’in tetap mengharamkan nikah mut’ah.
gunakan yaitu Q.S. 4. An-Nisa’
Adapun yang
Dalil Alqur’an yang mereka
alasan-alasan
digunakan
Sunni
akal untuk
ayat
24.
Ayat
–menurut
ini
mereka- (dalam Rusydi; 2007)
mengharamkan nikah mut’ah ini
nyata-nyata
seperti yang telah disinggung di
nikah mut’ah dan pembolehannya.
atas diantaranya karena pada nikah
Mereka
mut’ah tidak ada warisan, tidak
pandapat/tafsir Ibnu Abbas tentang
sabitnya
ayat ini dengan menambahkan kata
(tetapnya) nasab dan
berkenaan
dengan
beralasan
al-musamma1
dengan
tidak adanya iddah, nikah ini juga
Ilaajal
dianggap mirip dengan pelacuran
waktu tertentu) sehingga bermakna
di mana laki-laki memberikan
nikah
bayaran untuk dapat bercampur
mengambil
(hanya
memenuhi
mut’ah2.
(Sampai
Mereka
riwayat
kebutuhan
sahwat semata) dalam waktu yang ditentukan, merendahkan derajat perempuan, bertentangan dengan tujuan perkawinan yang ingin 166 Perilaku Komunikasi Wanita Syiah dalam Pernikahan Mut’ah
dari
juga Ibnu
Edutech, Tahun 12, Vol.1, No.3, Oktober 2013
Abbas (dalam Rusydi; 2007) yang
nikah mut’ah ketika para sahabat
mengatakan:
dalam
mut’ah
itu
“Tidaklah dihalalkan
nikah kecuali
keadaan
perang.
memberi
Nabi
rukhsoh
sebagai rahmat Allah swt kepada
(membolehkannya) kemudian Ibnu
umat
Mas’ud membacakan ayat: “Ya
Muhammad
saw,
dan
andainya Umar tidak melarangnya,
Ayyuha
maka tidaklah berzinah kecuali
tuharrimu tayyiban ma ahallallahu
seseorang
benar-benar
lakum wala ta’tadu inna Allah la
celaka”. Pendapat Ibnu Abbas ini
yuhibbu al-mu’tadin. (hai orang-
diikuti oleh penduduk Makkah dan
orang yang beriman jaganlah kamu
Yaman.
mengharamkan hal-hal yang baik
yang
Mereka
juga
al-lazinah
amanu
la
menolak
yang dihalalkan Allah pada kamu
pendapat Sunni yang menyatakan
dan janganlah kamu melampaui
ayat itu telah dinasakh dengan
batas karena Allah SWT tidak
alasan
pernah
ayat-ayat
penasakh
itu
adalah lebih dahulu turun dari
mencintai
orang-orang
yang melampaui batas).
ayat-ayat yang dinasakh, seperti
Demikian juga dalam riwayat
surah al-Mu’minun ayat 5-6 itu
Bukhori lainnya yang berasal dari
adalah ayat Makkiyah yang lebih
Umrani
dahulu turun dari pada surah an-
mengatakan: Telah turun ayat
Nisa’ ayat 24 (Madaniyah) yang
tentang
berbicara tentang mut’ah3.
Alqur’an
Di samping itu (dalam Rusydi
bin
nikah
Hushain mut’ah
dalam
kami
telah
dan
melakukannya pada masa Rasullah
: 2007) mereka juga menolak-
dan
hadis-hadis yang digunakan ulama
melarang
Sunni dengan hadis-hadis shahih
mengharamkankannya
lainnya
rasul wafat.
seperti
hadis
riwayat
yang
tak
satupun
ayat
yang dan sampai
Bukhori-Muslim dari Ibnu Mas’ud
Di samping itu syi’ah juga
yang berisi tentang pembolehan
menganggap lemah dan menolak fatwa umar yang mengharamkan nikah mut’ah. Mereka mengatakan hal itu hanya ijtihad dan ya’yunya
167 Perilaku Komunikasi Wanita Syiah dalam Pernikahan Mut’ah
Edutech, Tahun 12, Vol.1, No.3, Oktober 2013
nikah
mewarisi. Bahkan Ja’far Murtadha
mut’ah masih halal dan diamalkan
al-Amili yang merupakan salah
oleh sebagian sahabat sejak zaman
satu pemikir terkemuka dalam
nabi Abu Bakar, dan sebagaian
aliran syi’ah, juga mengatakan
masa Umar.
nikah mut’ah pada hakikatnya
saja.
Menurut
Adapun
alasan
dikemukakan dibantah
mereka
yang
ulama
akal Sunni
syia’ah
dengan
sama saja dengan nikah permanen, sebab
syrat-syratnya
sama,
perbedaannya hanya terdapat pada
mengatakan; nikah mut’ah tidaklah
batas
merendahkan martabat perempuan,
keharusan memberi nafkah, tidak
sebab laki-laki memberikan mahar
saling
padanya, bukan upah atau bayaran
kehamilan
seperti
perjanjian bersama.
yang
pelacuran,
terjadi
mahar
pada
tidak
bisa
disamakan dengan upah, nasab
waktu,
tidak
mewarisi
adanya
dan
ditetapkan
adanya menurut
1. Pelaksanaan Nikah Mut”Ah a. Konflik dalam Nikah Mut’ah
anak tetap digantungkan kepada
Dari
data
penelitian,
ayahnya, anak mempunyai hak
didapatkan
berbagai
potensi
waris dari kedua orang tuanya
konflik para informan sebagai
walaupun suami-istri tidak saling
berikut :
Tabel Potensi Konflik Nikah Mut’ah No
Potensi Konflik
Informan Bula
Bin-
Pelan
Maw
Mela
Mata
Anye
n
tang
gi
ar
ti
-hari
-lir
1
Mut’ah tertutup
-
-
+
+
+
+
+
2
Tidak
-
-
+
+
+
+
+
tinggal
serumah 3
Pergaulan
+
+
+
+
+
+
+
4
Hubungan seksual
-
-
+
+
+
+
+
5
Pelanggaran
-
+
+
+
-
+
-
-
-
+
-
-
+
-
komitmen 6
Keuangan
168 Perilaku Komunikasi Wanita Syiah dalam Pernikahan Mut’ah
Edutech, Tahun 12, Vol.1, No.3, Oktober 2013
7
Perbedaan derajat
-
-
-
+
-
+
-
8
Intensitas
-
-
-
-
+
+
+
komunikasi 9
Intensitas bertemu
-
+
-
-
+
+
-
10
Ketakutan berlebihan
-
-
-
-
+
-
+
11
Tuntutan meningkat
-
+
+
+
+
+
+
b. Penyesuaian dengan Suami dan Kondisi Tabel Upaya Penyesuaian dalam Mut’ah No
Bentuk Upaya Penyesuaian
1
Pertemuan yang
Informan Bula
Bin-
Pelan
Maw
Melat Mata-
Anye
n
tang
gi
ar
i
hari
-lir
-
-
+
+
+
+
+
-
-
-
-
+
+
+
-
-
+
+
+
+
+
-
-
+
-
-
+
-
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
lebih intens 2
Komunikasi yang berkualitas
3
Hubungan intim yang terkontrol
4
Keuangan sesuai kemampuan
5
Kontrol sikap terhadap keluarga
6
Kontrol sikap kepada teman
7
Saling memahami karakter c. Pola Kerjasama
Tabel Pola Pemberian Nafkah Mut’ah No
Pola PemberianNafkah
1
Suami beri nafkah
Informan Bula
Bin-
Pelan
Maw
Melat Mata-
n
tang
gi
ar
i
hari
-lir
-
+
+
-
-
+
-
169 Perilaku Komunikasi Wanita Syiah dalam Pernikahan Mut’ah
Anye
Edutech, Tahun 12, Vol.1, No.3, Oktober 2013
tiap bulan, jumlah nominal sesuai kesepakatan 2
Suami beri nafkah,
-
-
-
+
+
-
-
+
-
-
-
-
-
+
jumlah nominal tidak tentu 3
Suami tidak harus beri nafkah
Tabel Pola Pemberian Dukungan pada Mut’ah No
Pemberian Dukungan
1
Pemberian
Informan Bula
Bin-
Pelan
Maw
Melat Mata-
Anye
n
tang
gi
ar
i
hari
-lir
+
+
-
-
-
-
-
-
+
+
+
+
+
+
+
+
-
-
+
-
+
dukungan dalam perkuliahan 2
Pemberian dukungan dalam karir
3
Berbagi wacana ajaran Syiah
d.
Aktifitas
Dramaturgis
dalam Nikah Mut’ah
mengasumsikan
bahwa
ketika
orang-orang berinteraksi, mereka
Para pelaku mut’ah yang tidak
ingin menyajikan suatu gambaran
mau memperoleh stigma buruk
diri yang akan diterima orang lain.
sebagai akibat dari mut’ah yang
Ia menyebut upaya itu sebagai
dilakukannya, akan menunjukkan
”pengelolaan kesan” , yaitu teknik-
gambaran diri yang dapat diterima
teknik yang digunakan aktor untuk
masyarakat sekitar, yakni kesan
memupuk
tidak menikah mut’ah. Goffman
dalam
(dalam
mencapai tujuan tertentu. Dalam
Mulyana,2004)
kesan-kesan
situasi
tertentu
170 Perilaku Komunikasi Wanita Syiah dalam Pernikahan Mut’ah
tertentu untuk
Edutech, Tahun 12, Vol.1, No.3, Oktober 2013
presentasi dirinya pelaku mut’ah
dengan
akan menampilkan dirinya sesuai
diinginkan.
tampilan
diri
yang
Gambar 11. Pengelolaan Pernyataan Status Perkawinan Mut’ah perkataan, sikap, tindakan, dan
e. Status Tidak Menikah. Merupakan status atau keadaan
pikiran diupayakan mengesankan
yang ditunjukkan pada kalangan
seorang wanita tidak menikah .
Sunni (front stage) . Ini merupakan
Bahkan
upaya pengelolaan kesan untuk
mengesankan seorang penganut
memperoleh
yang
Sunni di hadapan orang Sunni.
diterima
Dengan demikian para pelaku
masyarakat, yaknin status tidak
mut’ah dapat berinteraksi dengan
bermut’ah. Status yang diperankan
lingkungan Sunni.
kesan
diinginkan
yang
para informan ketika berada di
juga
berupaya
Pada informan yang sudah
hadapan masyarakat Sunni adalah
terlanjur
sebagai
Sunni mengenai keberadaan suami
wanita
tanpa
suami
memiliki
masyarakat
mut’ahnya,
(wanita single). Hampir
diketahui
semua kemampuan
mereka
informan
mengungkapkan suaminya sebagai
untuk
teman dekat (kekasih). Bahkan
memerankan peran ini. Segala
pada
informan
Mawar
171 Perilaku Komunikasi Wanita Syiah dalam Pernikahan Mut’ah
yang
Edutech, Tahun 12, Vol.1, No.3, Oktober 2013
mut’ah berkali-kali dengan suami berbeda,
selalu
Mereka
mengesankan
bermain
lebih
peran
memilih
seolah
tidak
suaminya sebagai teman biasa
menikah di depan Sunni, meski
kepada teman Sunninya.
ada perasaan yang mengganjal
Kesan menutupi mut’ah juga
karena
mereka
tidak
dapat
keadaan
yang
tampak pada upaya mengurangi
menunjukkan
berduaan di tempat ramai, hati-hati
sebenarnya di muka umum. Tetapi
dalam berkomunikasi di telpon
biar bagaimanapun ini merupakan
genggam, serta sebisa mungkin
pilihan terbaik. Karena jika teman-
menghindari bertemu teman Sunni
teman mereka mengetahui mereka
ketika sedang bersama suami.
bermut’ah, maka konsekuwensinya
f. Status Menikah Mut’ah
mereka akan dikecam, dihina,
Status ini merupakan status
direndahkan dan dijauhi teman-
yang disembunyikan informan di
teman.
hadapan kalangan Sunni. Sedapat mungkin jangan sampai mut’ah mereka diketahui Sunni. Manfaat mut’ah bagi pelaku Tabel Hal yang Menyenangkan dalam Mut’ah No
Pemberian Dukungan
1
Ketika bertemu
Informan Bula
Bin-
Pelan
Maw
Melat Mata-
Anye
n
tang
gi
ar
i
hari
-lir
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
sangat romantis 2
Ketika berjauhan merupakan kesempatan untuk produktif
3
Tidak terbebani dengan kewajiban melayani suami
172 Perilaku Komunikasi Wanita Syiah dalam Pernikahan Mut’ah
Edutech, Tahun 12, Vol.1, No.3, Oktober 2013
2. Interaksi
Dan
Perilaku
Syiah dan dengan Sunni, serta pada mut’ah berkali-kali dengan suami yang
Komunikasi Nikah Mut’ah Dalam penelitian ini interaksi dan
sama dan suami berbeda.
perilaku komunikasi dibedakan ke dalam 4 kategori, yaitu interaksi dan perilaku komunikasi
pada mut’ah
poligami dan monogami,
tanpa
hubungan intim, pada mut’ah dengan
Secara umum tipologi interaksi para
pelakunikah
lingkungan
Syi’ah
mu’ah maupun
dengan Sunni
dalam berbagai kategori dapat dilihat dalam model sebagai berikut:
Gambar Model Perilaku Komunikasi Pelaku Mut'ah dengan Lingkungan. (Sumber : Hasil Penelitian, 2013)
Model diatas dapat dijelaskan
berbeda cenderung berinteraksi tertutup
sebagai berikut:
dengan
Pertama,
pelaku
lingkungan.
Mereka
mut’ah
berinteraksi terbuka hanya dengan
poligami, mut’ah dengan suami Sunni,
teman Syiah yang benar-benar dekat.
mut’ah
Interaksi tertutup ini karena, pertama,
berkali-kali
dengan
suami
173 Perilaku Komunikasi Wanita Syiah dalam Pernikahan Mut’ah
Edutech, Tahun 12, Vol.1, No.3, Oktober 2013
adanya kelhawatiran status pernikahan
dekat. Tetapi dengan Syiah jauh dan
mut’ah mereka terbongkar oleh teman
Sunni
Sunni
Kedua,
tertutup. Sama halnya dengan mut’ah
adanya amanah untuk berperilaku tidak
poligami, ketertutupan ini penyebabnya
sembarangan di muka umum demi
adalah semata mata khawatir status
menjaga nama baik kaum Syiah. ,
pernikahan mut’ahnya diketahui Sunni.
Adanya
Maka
yang
mengecam.
ketidaksiapan
mental
jika
jauh cenderung berinteraksi
supaya
interaksi
dengan
pernikahan diketahui Sunni nama baik
kalangan Sunni masih terjalin mereka
mereka
akan
,Keempat,
harus
Adanya
keinginan
kebutuhan
mut’ahnya. Upaya menutupi mut’ah ini
untuk tetap bergaul dan diterima
dengan cara menampilkan peran seolah
dengan baik di lingkunan masyarakat
mereka tidak menikah, tetapi hanya
Sunni.
sebatas berteman saja.
Kedua, monogami,
terancam. dan
pelaku mut’ah
dengan
mut’ah
menutupi
Selanjutnya,
status
pernikahan
tipologi
perilaku
suami
komunikasi para pelaku nikah mut’ah
Syiah, Mut’ah tanpa hubungan intim,
dengan suami dalam berbagai kategori,
mut’ah berkali-kali dengan suami yang
dapat dilihat pada model sebagai
sama cenderung berinteraksi relatif
berikut :
terbuka untuk Syiah dekat dan Sunni
174 Perilaku Komunikasi Wanita Syiah dalam Pernikahan Mut’ah
Edutech, Tahun 12, Vol.1, No.3, Oktober 2013
Mut'ah Poligami
P E L A K U
Verbal Perilaku Komunikasi
Mut'ah dengan suami Sunni
Non Verbal Terbatas
Mut'ah berkali-kali dengan suami berbeda
Mut'ah dengan suami Syiah
Bermedia
SMS pada jam kerja Bahasa formal dan seperlunya Hapus SMS selalu Informatif
Verbal
-
Bicara lebih leluasa Ekspresif, membuka diri Diskusi umum, studi syiah Bercanda, curhat
Perilaku Komunikasi Non Verbal
Mut'ah tanpa hubungan intim
- hubungan intim tergesa-gesa - gerakan mengarah pada keintiman -
Mut'ah Monogami
M U T ' A H
- ekspresi cinta dan sayang individu - bicara terbtas, seperlunya - bicara yang penting, fokus pada urusan bersama - bicara hati-hati - pekerjaan - informatif
Ekspresif dgn Batas Bermedia
Mut'ah berkali-kali dengan suami sama
- Tampilan wajar, santai - Gerakan tubuh tidak sensual -
SMS seperti berpacaran, leluasa Hindari identitas suami-istri Hapus SMS Malam tidak SMS / call SMS interaktif jika sudah nyambung
Gambar 6.9. Model Perilaku Komunikasi Pelaku Mut'ah dengan Suami. (Sumber : Hasil Penelitian, 2013) 175 Perilaku Komunikasi Wanita Syiah dalam Pernikahan Mut’ah
Edutech, Tahun 12, Vol.1, No.3, Oktober 2013
Model di atas bisa dijelaskan sebagai
diketahui keluarga dan lingkungan
berikut:
Sunni.
Pertama, Para pelaku mut’ah
Pelaku
Kedua,
poligami, mut’ah dengan suami Sunni,
monogami,
dan mut’ah berkali-kali dengan suami
Syiah, mut’ah tanpa hubungan intim,
berbeda
kecenderungan
dan mut’ah berkali-kali dengan suami
perilaku komunikasi yang terbatas,
yang sama memiliki kecenderungan
baik
perilaku komunikasi yang relatif lebih
memiliki
kualitas
maupun
kwantitas
mut’ah
mut’ah suami
komunikasi. Komunikasi yang terjadi
terbuka
hanya berlangsung siang hari pada saat
keterbatasan. Terbuka dalam arti lebih
jam kerja, yakni dari jam 08.00 sampai
bebas
sore sekitar jam 04.00. Dalam rentang
dalam waktu yang relatif leluasa
waktu jam kerja ini, hanya ketika
ketimbang pelaku mut’ah poligami.
pekerjaan sedang senggang atau pada
Penggunaan
saat istirahat memungkinkan untuk
Mereka lebih sering berkomunikasi
berkomunikasi.
langsung
Komunikasi
meski
dengan
masih
mengekspresikan
media
secara
dalam
komunikasi
agak
verbal
jarang.
maupun
berlangsung dalam durasi yang sangat
nonverbal. Keleluasaan berkomunikasi
singkat
ini karena: pertama, tidak ada rasa
dengan
handphone .
melalui
media
Komunikasi langsung
ketakutan
secara
berlebihan
oleh
tanpa media berlangsung pada saat jam
keluarga, karena status mereka single
pulang kerja. Komunikasi langsung ini
(kecuali pelaku dengan suami Syiah).
tidak berlangsung tiap hari. Jika jam
Kedua, status mereka yang masih
sibuk atau lembur mereka tidak ada
kuliah memungkinkan mereka untuk
waktu untuk bertemu.
bertemu
Pada dasarnya
lebih
intens.
Ketiga,
komunikasi yang sangat terbatas ini
pembicaraan jarang menyerempet hal-
karena: pertama, mereka tidak tinggal
hal romantis, lebih cenderung masalah
serumah. Kedua, kesibukan pada ke
umum.
dua belah pihak tidak memungkinkan
C. SIMPULAN
mereka bisa bertemu. Ketiga, adanya
1. Kesimpulan
aspek kehati-hatian pada keduanya,
Berdasarkan hasil penelitian
mereka khawatir pernikahan mereka
dan pembahasan tentang perilaku komunikasi para wanita Syiah
176 Perilaku Komunikasi Wanita Syiah dalam Pernikahan Mut’ah
Edutech, Tahun 12, Vol.1, No.3, Oktober 2013
pelaku nikah mut’ah di Kota
Sementara
pada
mut’ah
Bandung,
maka
monogami,
mut’ah
tanpa
beberapa
kesimpulan
dapat
ditarik sebagai
hubungan intim, mut’ah dengan suami Syi’ah, mut’ah berkali-
berikut : a. Pelaksanaan mut’ah wanita
kali dengan suami yang sama;
Syiah di Kota Bandung dapat
komunikasi
diuraikan dalam beberapa
ekspresif,
aspek, yaitu:
verbal wajar, dan komunikasi
Fakta
besarnya
potensi
verbal
lebih
komunikasi
non
bermedia leluasa.
konflik dalam mut’ah.
Kedua,
Pada
Penyesuaian dengan suami
interaksi
dan
pelaku mut’ah poligami, mut’ah
lingkungan
yang
lingkungan
dengan suami Sunni, mut’ah
adaptif, Pola
dengan
aspek
kerja
sama
sesuai
kesepakatan
yang
akomodatif , Sikap
berkali-kali dengan suami yang berbeda;
bersikap
kepada Syiah
dramaturgis
yang
aman dari kecurigaan Sunni. b. Perilaku komunikasi wanita
kepada
terbuka
dekat, tertutup
Syiah
Jauh,
sangat
tertutup kepada Sunni dekat, dan
sangat
tertutup
kepada
Syiah pelaku nikah mut’ah di
Sunni jauh. Sementara pada
Kota
pelaku
Bandung
dapat
mut’ah
monogami,
djelaskan dari tiga aspek
mut’ah tanpa hubungan intim,
yaitu :
mut’ah dengan suami Syiah, Pada pelaku
dan mut’ah berkali-kali dengan
mut’ah poligami, mut’ah suami
suami yang sama; bersikap
Sunni, dan mut’ah berkali-kali
sangat terbuka kepada Syiah
dengan suami yang berbeda;
dekat, semi tertutup kepada
perilaku
Syiah jauh, semi terbuka kepada
Pertama,
komunikasi
cenderung
hati-hati,
komunikasi terbatas, bermedia
verbal
non dan
verbal
Sunni
dekat,
dan
tertutup
kepada Sunni jauh.
komunikasi
Ketiga, Sikap dramaturgis di
seperlunya.
hadapan masyarakat Sunni dan
177 Perilaku Komunikasi Wanita Syiah dalam Pernikahan Mut’ah
Edutech, Tahun 12, Vol.1, No.3, Oktober 2013
sikap dewasa dalam menjalani
memahami
pernikahan mut’ah, merupakan
dipahami para pelaku mut’ah.
konsekuensi yang
dari
telah
pernikahan
mereka
pilih
sebagai alternatif pernikahan.
makna
yang
2) Penelitian
dengan
menggunakan
pendekatan
subjektif yang berorientasi pada sudut pandang pelaku mut’ah ini akan memberikan kontribusi
2. Saran Saran-saran dikemukakan
yang
sesuai
dengan
dapat
pemikiran dalam memahami
hasil
keyakinan para pelaku nikah
penelitian yang telah dilakukan untuk
mut’ah secara lebih jernih.
dapat menjadi pertimbangan berbagai
3) Penelitian tentang pernikahan
pihak, baik dalam kaitannya dengan
mut’ah dalam skala yang lebih
pengembangan
maupun
luas, bukan hanya dalam skope
dalam upaya memberikan kontribusi
kecil tetapi merambah sampai
dalam
ke seluruh wilayah Indonesia
keilmuan
menyikapi
kelompok
masyarakat yang memiliki keyakinan
perlu
non-mainstream
sehubungan
adalah
sebagai
berikut: a.
dilakukan,
1) Penelitian perkawinan,
mengenai khususnya
mut’ah
sangat
beragam
dengan
situasi
setempat.
ini
dengan
pelaksanaan Saran Teoritis
hal
yang
disesuaikan dan
kondisi
Tentunya
hasil
mengenai praktek perkawinan
penelitian yang diperoleh akan
mut’ah yang kontroversil ini
semakin
masih sangat jarang dilakukan.,
pengayaan keilmuan baik di
oleh
bidang
Ilmu
Komunikasi
penelitian
maupun
Ilmu
Sosial
tentang perkawinan ini terutama
Budaya.
karena
dikembangkan
dengan
itu
perlu
menggunakan
memberikan
4) Seandainya
dan
memungkinkan,
pendekatan subjektif, sehingga
melakukan penelitian mut’ah
diperoleh temuan-temuan baru
dengan membandingkan mut’ah
yang konstruktif dalam upaya
di Indonesia dengan mut’ah yang dipraktekkan di negara
178 Perilaku Komunikasi Wanita Syiah dalam Pernikahan Mut’ah
Edutech, Tahun 12, Vol.1, No.3, Oktober 2013
yang mayoritas syi’ah yaitu
Sunni
Iran.
cenderung
Hasil
berguna
penelitian
dalam
akan
memperkaya
khasanah ke-Islaman.
apriori
dan
menyerang
kalangan Syiah sebagai kaum yang sesat. Sadarilah bahwa
5) Mengungkapkan
realitas
tindakan
kekerasan meski
dengan mengkaji secara intensif
dengan dalih mempertahankan
fenomena nikah mut’ah dengan
diri tidak selamanya efektif.
pendekatan
subjektif,
3) Bagi masyarakat secara umum
diharapkan
mampu
(kalangan Sunni), hendaknya
menghadirkan kesadaran dan
jangan
semangat
dengan upaya-upaya yang mau
toleransi
pada
masyarakat plural.
mudah
terprovokasi
mengobok-obok antara SunniSyiah.
b.
yang
Tebarkanlah
pluralisme,
Saran Praktis
1) Bagi pemerintah dan pemimpin
toleransi
nafas serta
budaya komunikasi yang saling
masyarakat, khususnya instansi
menghargai
terkait
yang berbeda (Sunni vs Syiah).
dalam
hal
ini
antar
Kementrian Agama serta MUI,
D. DAFTAR PUSTAKA
hendaknya
Buku Ilmiah :
menyikapi
komunitas
Syiah
(pelaku
Beebe A Steve, Susan J Beebe &
mut’ah) ini secara lebih empati
Redmond
dan
Interpersonal
kearifan.
menentukan
Dalam
sikap
dan
pernyataan politik agar lebih
keyakinan
V
Mark.
2006.
Communication
(Relating to Other). London: Allyn & Bacon.
berhati-hati, sehingga bentrokan
Berger, Peter L & Thomas Luckman.
klasik antar warga Syiah dan
1966. The Social Construction of
Sunni tidak terulang lagi.
Reality : A Treatise in the
2) Bagi para pelaku mut’ah ( kalangan
Syiah),
hendaknya
lebih legowo, bersabar, dan menahan
diri
dalam
Sociology of Knowledge. New York: Anchor Books. Bradshaw, John. 1998. The Family: A Revolutionary
Way
menghadapi sikap masyarakat 179 Perilaku Komunikasi Wanita Syiah dalam Pernikahan Mut’ah
of
Self-
Edutech, Tahun 12, Vol.1, No.3, Oktober 2013
Discovery.
Florida
:
Health
Communication, Inc. Bulaeng,
Andi,
Metode
Komunikasi
Kontemporer.
Makassar:
Hasanuddin University Press.
Raja
Grafindo
Persada. Jakarta. Charon,
Joel
M.
Antara
Media Pratama. Kuswarno, Engkus. 2009. Metodologi Penelitian
Komunikasi
Fenomenologi
Cangara, Hafied. 2003. Pengantar Ilmu Komunikasi.
Hukum
Sunni & Syiah. Jakarta: Gaya
2000.
Penelitian
Perbandingan
Konsepsi
Pedoman dan Contoh Penelitian. Bandung: Widya Padjadjaran. Littlejohn, Stephen W. 1996. Theories
1979.
Interactionism.
Symbolic
of Human Communication (Fifth
Prentice-Hall.
Edition). New York: Wardsworth
Inc., Englewood Cliffs N.J.
Publishing Company.
Craib, Ian. 1984. Teori – Teori Sosial
Moleong, Lexy J. 2009. Metodologi
Modern : dari Parsons sampai
Penelitian Kualitatif. Bandung:
Habernas Jakarta : CV Rajawali.
Remaja Rosdakarya.
Creswell, John W. 1994. Research Design
:
Qualitative
Quantitative
and
Approaches.
Westport,
CT:
Praeger
Publishers.
Manusia.
Jakarta:
Professional Books. Fisher,
Walter
Clark.
1994.
Phenomenological
Research
Methods. USA: Sage. Mulyana,
Deddy.
1999.
Nuansa-
Nuansa Komunikasi. Bandung:
Devito, A. Joseph. 1997. Komunikasi Antar
Moustakas,
R.
1987.
Rosdakarya. _____________.
2004.
Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung : Human
Communication as Narration:
Remaja Rosdakarya. _____________.
2007.
Toward a philoshopy of reason,
Komunikasi
value and action. Columbia :
Bandung: Remaja Rosdakarya.
University of California Press. Ghozally,
R.
Fitri.
2011.
Resiko
Menikah. Jakarta: Arya Pustaka. Hamdani, Muhammad Faisal. 2008. Nikah
Mut’ah
_____________. Efektif
Suatu
Ilmu
2008. (Suatu
Lintasbudaya). Rosdakarya.
Analisis
180 Perilaku Komunikasi Wanita Syiah dalam Pernikahan Mut’ah
Pengantar.
Komunikasi Pendekatan Bandung:
Edutech, Tahun 12, Vol.1, No.3, Oktober 2013
_____________.
Metodologi
________________. 2004. Psikologi
Penelitian Kualitatif (Paradigma
Komunikasi. Bandung : CV.
Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu
Remaja Rosdakarya.
Sosial
2008.
Lainnya).
Bandung:
Remaja Rosdakarya. _____________. Lintas
Pengesahan
2010.
Komunikasi
Budaya,
Pemikiran,
Perjalanan
&
Khayalan.
Bandung : Remaja Rosdakarya. _____________
&
Solatun.
2007.
Metode Penelitian Komunikasi : Contoh-Contoh Kualitatif Praktis.
Penelitian
dengan Bandung
Ibnu.
Kawin
Pandangan
Kontrak
Sunni
&
Syi’ah.Yogyajarta: Pilar Media. Santoso, Edi dan Mite Setiasah. 2010. Teori Komunikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu. Saujana, Dadi Nurhaedi. 2003. Nikah di Bawah Tangan Praktik Nikah
Pendekatan
Sirri
:
Yogyakarta: Percetakan Ar-Ruzz
Remaja
Rosdakarya. Mustafa,
Rusydi, Teuku Edy Faisal. 2007.
Mahasiswa
Jogja.
Media. 1999.
Perkawinan
Schutz,
Alferd.
1967.
The
Mut’ah dalam Perspektif Hadis
Phenomenology of the Social
dan Tujuan Masa KIni. Jakarta :
World.
Lentera.
Northwestern University Press.
Nurhadi, Dadi. 2003. Nikah di Bawah Tangan:
Praktik
Nikah
Evaston
________________.
Illinois.
1972.
The
sirri
Phenomenology of The Social
Mahasiswa Jogja. Yogyakarta:
World. USA : North Western
Saujana.
University Press.
Pieloor, Freddy. 2011. Money, Love & Mariage. Jakarta : Gramedia. Rakhmat, Jalaluddin. 2000. Metode
Sendjaya, Sasa Djuarsa, 1993. Teori Komuikasi. Jakarta: UT Shadiq, Adil, 2009. Cinta Tanpa
Penelitian Komunikasi. Remaja
Nikah,
Rosdakarya, Bandung
Surakarta: Ziyad Visi Media.
________________.
2000. Psikologi
Syam,
Nikah
Nina
Tanpa
Winangsih.
Cinta.
2009.
Komunikasi. Bandung: Remaja
Sosiologi Komunikasi. Bandung:
Rosdakarya.
Humaniora.
181 Perilaku Komunikasi Wanita Syiah dalam Pernikahan Mut’ah
Edutech, Tahun 12, Vol.1, No.3, Oktober 2013
West, R., R., & Turner, L. H. 2007. Introducing
Communication
Nurlimah, Nila dan Khotimah, Ema. 2011. Konstruksi Makna Nikah
Theory: Analysis and Aplication.
Mut’ah
Mayfield: Mountain View, CA.
Mahasiswa di Bandung. LPPM,
Wiryanto.
2005.
Pengantar
Ilmu
Komunikasi. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Skripsi, dan Sumber lainnya : Santi
Yuliati,
Nova.
2010.
Pemaknaan,
dan
Komunikasi
dalam Perkawinan pada Dosen Perempuan (Studi Fenomenologi
Indra.
2006.
tentang Perkawinan pada Dosen
A
Brief
Perempuan
Fenomenologi: Introduction.
di
Lingkungan
Unisba). Program Pascasarjana,
Nurbani. 2010. Disertasi. Komunikasi Perempuan
Kalangan
Unisba.
Penyesuaian
Journal, Disertasi, Tesis, Media,
Astuti,
pada
dalam
Universitas Padjadjaran.
Ikatan
Zaitun, Abdullah. 1999. Tesis. Praktek
“Kawin Kontrak”. (Studi tentang
Perkawinan Nikah Mut’ah di
Konstruksi
Indonesia.
Realitas
Hidup
(Studi
Kasus
Pelaku Kawin Kontrak di Puncak
Perkawinan Mut’ah di Jawa
Jawa
Barat).
Barat).
Universitas
Padjadjaran, Bandung.
Universitas
Depok.
182 Perilaku Komunikasi Wanita Syiah dalam Pernikahan Mut’ah
Indonesia,