Fitra Hasri Rosandi, “Perilaku Ekonomi Rasional Pengusaha Kain Tenun Songket Sasak (Studi Kasus UD.Dharma Setya Di Desa Puyung, Kecamatan Jonggat, NTB)” hal. 146-156.
Perilaku Ekonomi Rasional Pengusaha Kain Tenun Songket Sasak (Studi Kasus UD.Dharma Setya Di Desa Puyung, Kecamatan Jonggat, NTB) Fitra Hasri Rosandi
[email protected] (Antropologi FISIP- Universitas Airlangga, Surabaya) Abstract Sasak songket known for its beauty motive and its tenun cloth smoothness. The craftsmen who still actively producing songket woven can be found in the sukarare village and puyung village. This village is woven songket lombok sentra craft. Puyung is already widely known and highly favored by foreign tourists. The weave conducted in this village using only traditional loom very simple and still survives until now. Local society make songket as their livelihood. Researcher interest to conduct research in this viilage for 15 days. on 1 until 15 on march, 2013. The purpose of this research is to explain about a few things here: first, describe enterpreneur strategy of UD. Dharma Setya in build Lombok island tourism in overcoming problems with regard to economic activity for the event of their business especially in the production and distribution; second, what kind of rational economic behaviour that appears on the decisions that takenby UD. Dharma Setya owner to develop their business so it can be Lombok island tourism icon.This research is descriptive study using qualitative approach. The method used for this study observation and interview. Economic theory of rational ( popkin, 1979 ) used to analyze data with this economics moral (James Scott). selection the theory founded upon objects research is a businessman. Engineering analysis of data used in this research is a qualitative analysis. The conclusions from these studies obtained various business strategy from songket woven cloth bussinessman to resolve questions facing, that is the strategy of the production and distribution. Strategies are rational behaviour like promote their welfare and conduct overcome risk. Strategy done by UD. Dharma Setya songket woven cloth businessman to survive and develop business songket woven cloth in competition. Keywords: Rational behavior, songket sasak, lombok, entrepreneurs, the production and distribution
Abstrak Songket Sasak dikenal karena memiliki keindahan motif dan kehalusan kain tenunnya. Para pengrajin yang masih aktif memproduksi tenun songket ini dapat ditemui di kawasan Desa Sukarare dan Desa Puyung. Desa tersebut merupakan sentra kerajinan tenun songket di Lombok Tengah. Para penduduk setempat menjadikan songket ini sebagai mata pencaharian. UD. Dharma Setya merupakan cikal bakal adanya art shop yang ada di Desa Puyung dan saat ini sebagai ikon kain tenun songket Pulau Lombok Artikelini membahas mengenai strategi pengusaha UD. Dharma Setya dalam membangun Pariwisata Pulau Lombok dalam mengatasi masalah-masalah yang berkenaan dengan kegiatan ekonomi demi berlangsungnya usahanya khususnya pada kegiatan produksi dan distribusi. Kemudian juga dibahas tentang peilaku ekonomi rasional yang muncul pada keputusan-keputusan yang diambil pemilik UD. Dharma Setya dalam mengembangkan usahanya sehingga menjadi ikon Pariwisata Pulau Lombok. Setidaknya ada dua strategi pengusaha kain tenun songket untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi. Secara umum strategi pengusaha kain tenun songket dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu strategi produksi dan distribusi. Strategi-strategi tersebut merupakan perilaku rasional seperti menyejahterahkan diri sendiri dan perilaku mengatasi resiko. Strategi yang dilakukan pengusaha kain tenun songket UD. Dharma Setya dilakukan agar dapat bertahan hidup dan mengembangkan usaha kain tenun songket di tengah persaingan. Kata kunci : perilaku rasional, Kain tenun songket, pengusaha songket, produksi, distribusi
BioKultur, Vol.II/No.2/Juli-Desember 2013, hal. 146
Fitra Hasri Rosandi, “Perilaku Ekonomi Rasional Pengusaha Kain Tenun Songket Sasak (Studi Kasus Ud.Dharma Setya Di Desa Puyung, Kecamatan Jonggat, NTB)” hal. 146-156.
I
ndustri menempati posisi sentral di
hingga ke mancanegara.
masyarakat perkotaan maupun di
Songket
Sasak
dikenal
karena
pedesaan dan merupakan dasar bagi
memiliki keindahan motif dan kehalusan
peningkatan
serta
kain tenunnya. Para pengrajin yang masih
merupakan
aktif memproduksi tenun songket ini dapat
kemakmuran
kemajuan. jawaban
Industri bagi
masalah
pengunjung temui di kawasan Desa Puyung
tentang perekonomian. Sektor industri
dan Sukarare. Desa tersebut merupakan
mempunyai peranan dan kedudukan yang
sentra kerajinan tenun songket di Lombok
penting dalam pembangunan ekonomi.
Tengah. Para penduduk setempat menjadikan
Bahwa
mampu
songket ini sebagai mata pencaharian. Hasil
menyediakan lapangan kerja dan salah
tenun Desa Puyung ini sudah banyak dikenal
satu sektor penyumbang devisa negara
dan
(Rahardjo
mancanegara. Pengerjaan menenun yang
industri
1986).
berbagai
akan
Sebagaimana
yang
sangat
disukai
oleh
wisatawan
terjadi di wilayah Pulau Lombok yang
dilakukan di Desa
memiliki hasil budaya dalam bentuk kain
menggunakan alat tenun tradisional yang
songket
ini
sangat sederhana, maka harga kain tenun
budaya.
atau songket ini tergantung pada faktor
Keberadaan masyarakat yang rata-rata
kesulitan penentuan motif dan lamanya
adalah bekerja di bidang pertanian namun
waktu pengerjaan. Hal inilah yang membuat
mereka mempunyai pekerjaan sambilan
harga kain tenun tradisional Desa Puyung
yaitu membuat kerajinan songket dan
sangat mahal. Berdasarkan observasi, UD.
didukung dengan sumber daya manusia
Dharma Setya di desa Puyung mengalami
yang
berbagai
menjadi
telah
membuat
daerah
memiliki
daerah
pariwisata
keahlian
menyongket
secara turun menurun dari nenek moyang dan kegiatan tersebut telah menjadi suatu budaya
yang
melekat
pada
diri
masyarakat lombok. Tak hanya keindahan alamnya saja yang memukau, namun Lombok pun terkenal dengan kerajinan khas hasil karya penduduk sasak yaitu kain tenun songket yang sudah melegenda
bentuk
Pemerintah
Puyung ini hanya
kendala
Daerah
dimaksimalkan
untuk
seperti
(Pemda) mendorong
peran belum hasil
market kain tenun songket khas Lombok. Pembinaan yang diberikan Pemda pun terkesan tidak maksimal, sehingga sebagian besar pengusaha kain tenun tak bisa berbuat banyak
untuk
meningkatkan
nilai
pemasarannya bahkan produk pabrik kain tenun luar daerah bisa masuk ke wilayah
BioKultur, Vol.II/No.2/Juli-Desember 2013, hal. 147
Fitra Hasri Rosandi, “Perilaku Ekonomi Rasional Pengusaha Kain Tenun Songket Sasak (Studi Kasus UD.Dharma Setya Di Desa Puyung, Kecamatan Jonggat, NTB)” hal. 146-156.
pulau Lombok. Selain itu munculnya kain
dirasakan memberikan keuntungan yang
songket buatan luar wilayah lombok yang
lebih cepat dibandingkan dengan sektor per-
membuat kondisi UD. Dharma Setya di Desa
tanian
Puyung tidak menentu dan masalah-masalah
dihadapi.
berserta
kendala-kendala
yang
yang klasik seperti permodalan, pemasaran
Dalam tulisan ini akan dibahas tentang
bahan baku, tenaga kerja maupun pengaruh
“Perilaku Ekonomi Rasional Pengusaha Kain
pasar global. Permasalahan-permasalahan
Tenun
inilah yang menyebabkan UD. Dharma Setya
UD.Dharma
di Desa Puyung tersebut melakukan strategi-
Kecamatan Jonggat, NTB ) yaitu Bagaimana
strategi adaptasi. Strategi adaptasi diartikan
bentuk perilaku rasional yang digunakan
sebagai
sebagai strategi Pengusaha Songket UD.
pola-pola
yang
dibentuk
oleh
Songket
Sasak”
Setya
puyung,
Dharma
sehingga dapat memenuhi syarat minimal
keuntungan
yang
kendala dalam produksi dan distribusi?
untuk
memecahkan
masalah yang mereka hadapi.
dalam
desa
kasus
berbagai usaha yang direncanakan individu
dibutuhkan
Setya
di
(studi
untuk
meningkatkan
mengatasi
kendala-
Pendekatan ekonomi rasional ini
Tambunan (1990 dalam Sumintarsih
menempatkan perhitungan untung dan
2003:142) menunjukkan bahwa kontribusi
rugi di dalam setiap tindakan manusia.
industri rakyat kecil secara langsung pada
Sebagaimana
pembangunan ekonomi dalam negeri selain
(dalam Sairin 2002:34) bahwa petani
menciptakan lapangan kerja dan menambah
adalah manusia yang bertindak tidak
pendapatan ekonomi dalam negeri selain
hanya berdasarkan aspek moral, akan
menciptakan lapangan kerja dan menambah
tetapi petani adalah manusia yang penuh
pendapatan adalah memproduksi barang-
dengan perhitungan untung dan rugi.
barang dasar seperti makanan, pakaian, ba-
Popkin
han bangunan, peralatan rumah tangga dan
2003:76)
mengatakan
lain-lain. Industri kecil di pedesaan ini bisa
aktivitas
ekonomi
diidentifikasi dengan jumlah lapangan peker-
bersifat
jaan. Manning (1987) dalam Raharjana
diambil dengan cara menilai pilihan-
(2003:64) mensinyalir bahwa peluang kerja
pilihan yang ada yang mungkin akan
di sektor pertanian mengalami penurunan.
diambilnya. Dengan memilih tindakan
Mulai tahun 1980-an telah terjadi peralihan
tersebut
pekerjaan ke luar sektor pertanian. Seperti
memaksimalkan
yang
(1979
dikatakan
dalam
rasional.
seseorang
Popkin
Ahimsa-Putra bahwa
dalam
perilaku
manusia
Tindakan
tersebut
cenderung usahanya
untuk guna
mencoba untuk berdagang di pasar dan
BioKultur, Vol.II/No.2/Juli-Desember 2013, hal. 148
Fitra Hasri Rosandi, “Perilaku Ekonomi Rasional Pengusaha Kain Tenun Songket Sasak (Studi Kasus Ud.Dharma Setya Di Desa Puyung, Kecamatan Jonggat, NTB)” hal. 146-156.
mendapatkan keuntungan ekonomi dan
sebelumnya.
Dari
Pemikiran
Popkin
meningkatkan kesejahteraannya.
tentang Perilaku Rasional itu merupakan
Pendekatan ekonomi rasional ini
konsep yang sepertinya harus diambil
menempatkan perhitungan untung dan
dalam mengambil sebuah pengambilan
rugi di dalam setiap tindakan manusia.
keputusan atau yang disebut Decision
Sebagaimana
Popkin
Making Approach di dalam melaksanakan
(dalam Sairin 2002:34) bahwa petani
kegiatan ekonomi didalam ekonomi UD.
adalah manusia yang bertindak tidak
Dharma Setya dalam mengembangkan
hanya berdasarkan aspek moral, akan
Songket sebagai Ikon Pariwisata Pulau
tetapi petani adalah manusia yang penuh
Lombok dimana harus membudayakan
dengan perhitungan untung dan rugi.
warga lokal yang ada di desa dengan tetap
Sejalan dengan pendapat Popkin, Nash
memikirkan adanya umpan balik yaitu
(dalam Cook 1970:777, dalam Sairin
adanya laba dan usaha yang berkembang
2002:98) mengatakan bahwa ekonomi
didalam
yang rasional pada masyarakat bertujuan
ekonominya
dan
untuk
keberadaan
sistem
yang
dikatakan
pemaksimalan
dalam
segala
melaksanakan begitu
kegiatan juga
tetang
produksi
yang
aktifitas ekonomi. Sehingga disimpulkan
meliputi modal, bahan baku dan tenaga
pemikiran
kerja
ekonomi
politik
Popkin
demi
tujuan
distribusi
lokal,
berlandaskan pada pemikiran ekonomi
regional, nasional dan bahkan ekspor.
formalis,
bahwa
Pendekatan formalis digunakan karena
merupakan
pendekatan ini mengasumsikan bahwa
tonggak dari sistem perekonomian dan
tindakan manusia itu bersifat rasional
kondisi ini juga mempengaruhi kaum
dalam
petani. Popkin berkeyakinan bahwa ketika
ekonomi yang merupakan dasar yang
kaum
harus diterima sebagai suatu kebenaran.
ia
rasionalitas
petani
berkeyakinan untung
rugi
melibatkan
diri
dalam
rangka
melakukan
aktivitas
ekonomi pasar, menanamkan tanaman komoditi, atau menjual tenaga ke pasar, hal tersebut terjadi karena mereka etika
Kegiatan Ekonomi UD. Dharma Setya: Produksi Dan Distribusi
subsistensi mereka terancam, melainkan
Kegiatan Produksi merupakan suatu
karena mereka melihat bahwa pasar lebih
proses yang penting dalam menjalankan
memberikan peluang kehidupan yang
suatu usaha. Produksi pada usaha kain
lebih
tenun
baik
dari
kehidupan
mereka
songket
bahan produksi
meliputi;
permodalan,
beserta peralatannya,
BioKultur, Vol.II/No.2/Juli-Desember 2013, hal. 149
Fitra Hasri Rosandi, “Perilaku Ekonomi Rasional Pengusaha Kain Tenun Songket Sasak (Studi Kasus UD.Dharma Setya Di Desa Puyung, Kecamatan Jonggat, NTB)” hal. 146-156.
proses penenunan kain, dan ketenaga-
halus (iv) Lalu benang mentah yang telah
kerjaan. Modal merupakan salah satu
diwarnai diproses menjadi benang halus
faktor penting dalam suatu produksi.
(v) Kemudian benang-benang halus yang
Modal disini berupa uang yang digunakan
sudah
oleh pengusaha kain tenun songket untuk
“kedokan”(vi)
menjalankan kegiatan ekonomi. Dalam
penenunan di mulai.
mencari modal usaha pengusaha kain tenun
songket
“Dharma
Setya”
jadi
disusun
di
Setelah
alat
tenun
itu,
Ketenagakerjaan
pada
proses kegiatan
ekonomi kain tenun songket UD. Dharma
mendapakan modal dari tabungan sendiri,
Setya
pada
dasarnya
meminjam dari kerabat, dan dana bergulir
hubungan-hubungan
sosial.
dari pemerintah.
hukum/resmi
pengusaha
antara
terjadi
atas Secara dan
Bahan-bahan baku didatangkan dari
pengrajin tidak ada keterikatan hubungan
kota-kota besar di pulau Jawa seperti
kerja. Hubungan yang terjadi antara
Surabaya dan Bandung, khususnya benang
pengusaha dan pengrajin semata-mata
mentah karena benang mentah di kedua
didasari oleh aspek moral (dari sudut
kota tersebut memiliki kualitas yang baik.
pandang
Sedangkan
mutualistik.
untuk
pewarna
alami
pengrajin) Pada
yang
bersifat
kegiatan
proses
diperoleh dari akar pohon mahoni, batang
produksi kain tenun songket UD. Dharma
jati, biji asam, batang pisang busuk, kulit
Setya menyerahkan sepenuhnya kepada
manggis dan anggur
para
pengrajinnya.
tersebut
dipergunakan untuk membuat kain tenun
songket
songket adalah terdiri dari beberapa alat
Dharma Setya. UD. Dharma Setya memiliki
seperti dandang ukuran besar untuk
100 tenaga kerja yang menyetor kain
mewarnai, alat penghalus benang, dan alat
tenun
tenun (kedokan). Proses pembuatan kain
tersebut semuanya perempuan. Umur
tenun songket sebagaimana yang telah
tenaga kerja tersebut rata-rata berkisar 30
dipraktekkan oleh para pengrajin songket
tahun sampai 40 tahun. Untuk menjadi
di
sebagai
pengrajin kain tenun songket UD.Dharma
berikut : (i) Siapkan bahan pewarna untuk
Setya, ada dua cara yang digunakan yaitu
benang mentah (ii) Bahan-bahan pewarna
(1) UD. Dharma setya mencari langsung
dipanaskan
pengrajin yang bersedia untuk menjadi
Setya
bersama
adalah
dengan
benang
mentah (iii) Siapkan alat pembuat benang
pegawai
hasil
pengrajin
Adapun alat untuk produksi yang
UD.Dharma
menyetor
Para
yang dibuatnya
songket.
UD.
Semua
Dharma
kain kepada
tenaga
Setya
tenun UD.
kerja
dan
BioKultur, Vol.II/No.2/Juli-Desember 2013, hal. 150
Fitra Hasri Rosandi, “Perilaku Ekonomi Rasional Pengusaha Kain Tenun Songket Sasak (Studi Kasus Ud.Dharma Setya Di Desa Puyung, Kecamatan Jonggat, NTB)” hal. 146-156.
menyetorkan
songket
atau tidak tergantung dari pemasaran
buatannya kepada UD. Dharma Setya atau
yang dilakukan oleh pengusaha kain tenun
dengan istilah “jemput bola”
(2) calon
songket tersebut. Pemasaran yang sukses
dengan
dan lancar akan membawa dampak positif
membawa kain tenun songket buatanya
bagi usahanya, begitu pula sebaliknya
dan di serahkan kepada UD. Dharma Setya.
pemasaran yang kurang berhasil akan
Pemilik UD. Dharma Setya tidak menerima
membawa dampak negatif bagi usahanya.
begitu saja, akan tetapi diperiksa terlebih
Secara umum inti dari suatu perdagangan
dahulu hasil kain tenun songket buatan
adalah bidang pemasarannya, karena
mereka
berhasil dan tidaknya suatu pemasaran
pengrajin
kain
tersebut
(calon
tenun
datang
pengrajin).
Apabila
hasilnya tidak sesuai dengan standar
akan
mempengaruhi
perkembangan
UD.Dharma Setya, yaitu masih terdapat
usaha tersebut. Distribusi yang dilakukan
benang yang kusut atau motif kurang
pengusaha UD.Dharma Setya, meliputi;
bagus, maka calon pengrajin tersebut
distribusi lokal, regional, nasional dan
belum bisa menjadi pegawai UD.Dharma
ekspor.
Setya. Sedangkan mereka yang hasil kain tenun songket buatannya cukup bagus dan sesuai dengan standar UD. Dharma Setya maka calon pengrajin tersebut secara
Kendala dan Strategi Perilaku Ekonomi Rasional Pengusaha Kain Tenun Songket UD. Dharma Setya Dalam menjalankan suatu usaha
langsung dapat menjadi pegawai UD. Dharma hubungan
Setya.
Adapun
pemutusan
perdagangan, strategi merupakan salah
dari
pengrajin
satu unsur yang penting, sehingga orang
kerja
dikarenakan (I) ingin mengurus sawah,
yang
dan (II) pengrajin yang bersangkutan
misalnya industri, tidak bisa lepas dari
menjadi tenaga kerja ke luar negeri.
strategi. Bagaimana suatu pengusaha kain
Apabila
tenun
pengrajin
ingin
berhenti
berusaha
songket
dibidang
tertentu,
mengatasi
masalah
menyetorkan kain tenun songket, maka
permodalan? Bagaimana suatu pengusaha
pengrajin tersebut cukup meminta izin
kain
dan melakukan pemberitahuan pada saat
ketenagakerjaan?, pertanyaan-pertanyaan
menyetorkan kain tenun songket untuk
tersebut
terakhir kalinya.
menciptakan
Suatu usaha dapat dikatakan sukses
tenun
songket
secara suatu
otomatis strategi
masalah akan yang
diterapkan oleh pedagang kain tenun songket
untuk
menyelesaikan
BioKultur, Vol.II/No.2/Juli-Desember 2013, hal. 151
Fitra Hasri Rosandi, “Perilaku Ekonomi Rasional Pengusaha Kain Tenun Songket Sasak (Studi Kasus UD.Dharma Setya Di Desa Puyung, Kecamatan Jonggat, NTB)” hal. 146-156.
masalahnya. Dengan kata lain strategi
permodalan,
merupakan kunci utama untuk meraih
Dharma Setya enggan menggunakan jasa
kesuksesan.
perbankan
Strategi
menurut
Ahimsa
Putra
namun
pengusaha
dikarenakan
UD.
banyak
hal
seperti, (1) adanya beban bunga yang
(1986 dalam Sarmini 2003:265) adalah
harus
pola-pola yang dibentuk oleh berbagai
pengembalian, (2) jaminan yang terlalu
usaha yang direncanakan manusia untuk
besar seperti sertifikat rumah, BPKB
memecahkan masalah yang dihadapi.
kendaraan (3) waktu pengembalian yang
Pola-pola yang dimaksud adalah pola
sudah ditentukan dan tercantum dalam
perilaku dan tindakan yang tercermin
MOU (Memorandum Of Understanding)
dalam perilaku pengusaha kain tenun
atau kesepakatan bersama dari Bank.
songket
merupakan
Sehingga
strategi
dari
perwujudan
pangusaha
untuk
pada
saat
mengatasi
masalah
tenun
permodalan, strategi yang diterapkan oleh
songket. Sehingga disini dapat dikatakan
pengusaha songket UD. Dharma Setya
bahwa strategi pengusaha kain tenun
cukup
songket terwujud dalam perilaku kegiatan
menggunakan uang tabungannya sendiri,
ekonomi dalam rangka menyelesaikan
(2) bantuan
masalah-masalah yang sedang dan akan
kerabat
dihadapi demi keberlangsungan usahanya.
bantuan dari dinas terkait setempat.
Strategi produksi merupakan suatu yang
Apabila modal tabungan sendiri tidak
penting
usaha
memadai, maka alternatif lain adalah
faktor
dengan cara meminjam kepada kerabat
produksi dalam ilmu ekonomi, yaitu
terdekatang dan peralatan produksi yang
capital (modal uang) dan labour (tenaga
digunakan untuk menjalankan usaha kain
kerja). Dengan melakukan strategi yang
tenun songket.
dalam
perdagangan.
kain
dari
ditanggung
menjalankan
Terdapat
dua
tepat akan membuahkan hasil yang baik pada usaha tersebut.
sederhana,
pinjaman
terdekat
Untuk
yaitu
dan
(1)
ia
dari kerabat(3)
meminta
memperbanyak
jumlah
produksi kain tenun songket pengusaha
Para ahli ekonomi mendefinisikan
UD. Dharma Setya melakukan strategi
modal sebagai suatu sumber daya yang
dengan
tidak dihabiskan dalam proses produksi
dadakan sebagai pegawainya. Dengan
barang. Modal dalam hal ini diartikan
strategi tersebut UD. Dharma Setya dapat
sebagai uDalam memulai usaha pemilik
menambah
usaha
songket yang dijual. Saat ini UD. Dharma
memiliki
permasalahan
dalam
menambah
jumlah
jumlah
stok
pengrajin
kain
tenun
BioKultur, Vol.II/No.2/Juli-Desember 2013, hal. 152
Fitra Hasri Rosandi, “Perilaku Ekonomi Rasional Pengusaha Kain Tenun Songket Sasak (Studi Kasus Ud.Dharma Setya Di Desa Puyung, Kecamatan Jonggat, NTB)” hal. 146-156.
Setya
memiliki
yang
oleh orang banyak. Selain itu, Travel agent
menyetor kain tenun songket ke UD.
merupakan bagian industri pariwisata
Dharma Setya. Hal tersebut merupakan
yang
salah
marketing UD. Dharma Setya bekerjasama
satu
100
cara
Pengrajin
untuk
mengatasi
kehabisan stok kain tenun songket. Strategi
Pemasaran
tidak
dapat
dipisahkan.
Pihak
secara aktif dengan travel agen yang ada
mencakup
dan sehingga semua wisatawan bisa
semua kegiatan dasar dan jangka panjang
terorganisir
di bidang pemasaran yang berhubungan
dalam berwisata di daerah Pariwisata.
dengan analisis situasi awal strategis
Apalagi
perusahaan dan perumusan, evaluasi dan
merupakan
pemilihan strategi yang berorientasi pasar
terkenal di Indonesia dengan produk
dan karena itu berkontribusi pada tujuan
Songketnya yang diangkat.
perusahaan
dan
tujuan
pemasaran.
dalam
daerah
penentuan
UD.
daerah
Perilaku
tujuan
Dharma
Setya
pariwisata
yang
ekonomi
rasional
pada
Pemasaran bisnis melalui internet (online)
pengusaha kain tenun songket tampak
merupakan
pada
Dharma
salah Setya
satu untuk
strategi
UD.
strategi-strategi
tertentu
memperluas
diambil
untuk
jangkauan pasar bisnis. Melalui online
dirinya
sendiri.
marketing,
dapat
strategi tersebut pengusaha kain tenun
menjangkau konsumen yang ada jauh dari
songket berusaha untuk memaksimalkan
domisili konsumen Songket, tanpa harus
keuntungan. Perilaku tersebut muncul
terjun langsung ke daerah tersebut untuk
pada masalah produksi dan pemasaran.
mempromosikan produk Songket UD.
Perilaku pengusaha kain tenun songket
Dharma Setya. Dengan fenomena ini, tentu
menunjukkan adanya perilaku mengatasi
konsumen Songket akan tahu bahwa
resiko sebagaimana yang dikatakan oleh
strategi online marketing lebih efektif dan
Schjetmen
efisien karena strategi online marketing
enggan resiko. Perilaku mengatasi resiko
oleh pemilik UD. Dharma Setya yang
pengusaha
membuat usaha seakan-akan buka selama
dilaksanakan
24 jam nonstop dan dapat diakses dari
lamatkan usahanya dari kerugian yang
seluruh dunia. Hanya dengan melakukan
akan
optimasi yang benar dan tepat, usaha anda
ngambilan keputusan yang dibuatnya,
akan lebih mudah ditemukan dan dikenal
tentu hal tersebut atas dasar rasionalitas.
informasi
produk
mencari
yang
Dengan
(1984), kain dalam
menimpanya
keuntungan melakukan
daripada tenun rangka akibat
perilaku songket menyedari
pe-
BioKultur, Vol.II/No.2/Juli-Desember 2013, hal. 153
Fitra Hasri Rosandi, “Perilaku Ekonomi Rasional Pengusaha Kain Tenun Songket Sasak (Studi Kasus UD.Dharma Setya Di Desa Puyung, Kecamatan Jonggat, NTB)” hal. 146-156.
Perilaku mengatasi resiko juga muncul
Dalam tindakannya pengusaha akan lebih
pada proses penenunan songket. Semua
mementingkan
Pengrajin
kain
demi
menyetor
kain
tenun
songket
tenun
songket
yang ke
kesejaahteraan
berlangsungnya
dijalaninya.
Sehingga
dirinya
usaha setiap
yang
tindakan
pengusaha dituntut untuk membuat kain
pengusaha kain tenun songket selalu
tenun
melakukan
songket
dengan
benang yang
perhitungan-perhitungan
diberikan oleh pengusaha. Hal ini menurut
rasional
pengusaha kain tenun songket bertujuan
beberapa
untuk
kain
dari pilihan-pilihan yang ada. Hal ini juga
tenun songket. Untuk Pengrajin yang
sesuai dengan prinsip ekonomi yang
dengan sengaja menggunakan benang lain
melatar
maka kain tenun songket hasilnya akan
ekonomi pengusaha kain tenun songket.
terlihat berbeda, maka pengusaha akan
Perilaku pengusaha kain tenun songket
langsung
menegurnya.
Pengrajin
nampaknya sesuai dengan apa yang
tersebut
mengulanginya
berkali-kali,
dikatakan oleh Popkin, bahwa dengan
menyeragamkan
kualitas
Jika
dengan
mempertimbangkan
kemungkinan-kemungkinan
belakangi
modal
melarang
mendorong manusia untuk bersikap lebih
menyetorkan
hasil
serba
kegiatan
maka pengusaha kain tenun songket akan untuk
yang
aktivitas
tenunannya bahkan sampai pemutusan
rasional
hubungan kerja. Dengan kualitas yang
ekonominya.
baik,
tindakan kegiatan ekonominya, pengusaha
secara
tidak
langsung
akan
mengurangi resiko kerugian.
selalu
Popkin (1979) mengatakan bahwa dalam
aktivitas
manusia
bersifat
dalam
terbatas tersebut
melakukan
Dimana
dalam
melakukan
perhitungan
kegiatan segala
perhitungan-
rasional
dengan
ekonomi
tindakan
mempertimbangkan
keuntungan
rasional.
Tindakan
kemungkinan-kemungkinan
dan
kerugian
tersebut diambil dengan cara menilai
yang bakal mengenai dirinya. Dengan
pilihan-pilihan yang ada yang mungkin
berperilaku yang rasional, setidaknya
akan
dapat mempertahankan usaha kain tenun
diambilnya.
Dengan
memilih
tindakan tersebut seorang cenderung
songket
untuk mementingkan dirinya sendiri, yang
pengusaha kain tenun songket UD.Dharma
diartikan sebagai “tindakan hanya untuk
Setya. Perspektif popkin tentang ekonomi
kesejahteraan
Menurut
rasional terbukti, bahwa kegiatan ekonomi
Popkin tindakan mensejahterakan diri
pada manusia didasarkan atas penilaian
sendiri merupakan hal yang rasional.
secara rasional dengan mensejahterakan
diri
sendiri”.
yang
sedang
dijalani
oleh
BioKultur, Vol.II/No.2/Juli-Desember 2013, hal. 154
Fitra Hasri Rosandi, “Perilaku Ekonomi Rasional Pengusaha Kain Tenun Songket Sasak (Studi Kasus Ud.Dharma Setya Di Desa Puyung, Kecamatan Jonggat, NTB)” hal. 146-156.
diri sendiri. Pengusaha kain tenun songket
menggunakan
mengambil
modal
keputusan
yang
rasional
modal
usaha.
sendiri
sebagai
itu,
perilaku
Selain
karena dengan melakukan tindakan yang
mengatasi resiko juga dilakukan oleh
rasional akan dapat mempertahankan
pengusaha
usahanya dan mengembangkannya.
diwujudkan dalam pemasaran melalui
kain
Setya
tenun
songket
Desa
Puyung,
di
Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah menerapkan berbagai strategi untuk mengatasi segala permasalahan kegiatan
ekonominya.
Strategi
tersebut diterapkan pada kegiatan (1) produksi, seperti; mempunyai pengrajin tetap, modal usaha dari tabungan sendiri, meminjam uang dari kerabat dekat, membuat kemasan yang menarik agar laku, mempertahankan kualtas kain tenun songket,
Setya
yang
melalui sistem pemesanan online tersebut
Pengusaha
dalam
Dharma
pemesanan online. Dengan pemasaran
Kesimpulan UD.Dharma
UD.
(2)
Pemasaran,
seperti;
mendirikan art shop sendiri, penjualan tunai, menerima pesanan secara online, bekerja sama dengan travel, dan (3) usaha
diharapkan
dapat
meningkatkan
penjualan kain tenun songket, sehingga dapat mengurangi resiko kerugian dapat diatasi. Secara ringkas hal yang paling mendasari pola strategi dan perilaku pengusaha Dharma
kain
Setya
tenun terletak
songket pada
UD. faktor
permodalan. Apabila modal yang dimiliki oleh pengusaha kain tenun songket besar, maka pola strategi dan prilaku akan cenderung kepada maksimasi keuntungan dan bersifat mengatasi resiko. Begitu juga sebaliknya, apabila modal pengusaha kain tenun songket kecil, maka akan cenderung untuk menghindari strategi yang dapat menghancurkan usahanya.
melanggengkan pengrajin; dengan cara membina
hubungan
baik.
Perilaku
rasional yang muncul pada pengusaha kain tenun songket UD. Dharma Setya adalah dalam sikap mengamankan diri sendiri,
seperti
misalnya
tidak
memasarkan kain tenun songket dengan sistem konsinyasi dikarenakan ketakukan originalitas produknya bercampur dengan produk
dari
tempat
lain
Daftar Pustaka Ahimsa-Putra,H.S (2000), Paradigma, Epistemologi dan Metode Ilmu Sosial– Budaya. Yogyakarta. Universitas Gajah Mada Ahimsa-Putra,H.S.et al (2003), Ekonomi Moral,Rasional dan Politik Industri Kecil di Jawa. Yogyakarta: Kepel pres.
dan BioKultur, Vol.II/No.2/Juli-Desember 2013, hal. 155
Fitra Hasri Rosandi, “Perilaku Ekonomi Rasional Pengusaha Kain Tenun Songket Sasak (Studi Kasus UD.Dharma Setya Di Desa Puyung, Kecamatan Jonggat, NTB)” hal. 146-156.
Raharjana, Destha T (2003), “Siasat Usaha Kaum Santri Ekonomi Moral dan Rasional Dalam Usaha Konfeksi di Mblagi, Yogyakarta” dalam Heddy Ahimsa-Putra,ed. Ekonomi Moral,Rasional dan Politik Industri Kecil di Jawa. Yogyakarta :Kepel Kepres. Sairin,S. et al (2002), Pengantar Antropologi Ekonomi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Samini (2003), “Kiat Manipulatif Dalam Industri Penyamakan Kulit di Magetan, Jawa Timur” dalam Heddy Ahimsa-Putra,ed. Ekonomi Moral ,Rasional dan Politik Industri Kecil di Jawa. Yogyakarta :Kepel Kepres. Spreadley,James P (1995), Metode Penelitian Etnografi. Yogyakarta : Tiara Wacara.
Sumintarsih (2003), “Siasat Resiprositas Dalam Usaha Kerajinan Agel di Kulon Progo,Yogyakarta” dalam Heddy Ahimsa-Putra Ekonomi Moral, Rasional dan Politik Industri Kecil di Jawa. Yogyakarta :Kepel Kepres. http://mataramnews.com/home/ekonom i-bisnis/1223-kurang-perhatianpemerintah-pengusaha-kain-tenunlombok-bikin-terobosansendiri.html, Surabaya, 1 November 2012 Pukul 17.10 WIB http://nurulaisyah2.wordpress.com/2011 /03/07/manusia-dan-kebudayaan/, Surabaya, 1 November 2012 Pukul 17.17 WIB http://99-pokok-pokok-teori-rasionalchoice.htm, Surabaya, 1 November 2012 Pukul 17.10 WIB
Soekanto, Soerjono (1987), Sosiologi Industri: Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Karya. Soekanto, Soerjono (2003), Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.
BioKultur, Vol.II/No.2/Juli-Desember 2013, hal. 156