PERILAKU DAN KESUKSESAN TINJAUAN DARI BERBAGAI PERSPEKTIF DEASY ARIYANTI RAHAYUNINGSIH Trisakti School of Management, Jl. Kyai Tapa No.20 Grogol, Jakarta 11440,
[email protected]
K
esuksesan adalah keinginan setiap manusia karena kesuksesan adalah milik siapa saja yang menyadari, menginginkan dan memperjuangkan sepenuh hati. Kesuksesan identik dengan berbagai hal, tetapi sukses yang sejati, seperti yang diutarakan Maxwell pada Hok (2008) meliputi delapan bidang kehidupan yakni kebahagiaan, kesehatan, keuangan (kemakmuran), keamanan, kualitas, persahabatan, hubungan keluarga yang baik, pengharapan akan masa depan dan kedamaian pikiran. Meski sukses bukan merupakan tujuan akhir, tetapi sukses adalah sebuah perjalanan, jadi jika manusia telah berhasil meraih sebuah impian maka mereka tetap juga harus meneruskan perjalanan. Perjalanan sukses akan sangat berarti jika manusia melakukan sesuatu yang terbaik atau dengan kata lain sukses adalah perjalanan untuk mengembangkan talenta yang Tuhan percayakan kepada kita dan menjadi berkah bagi hidup sesama (Winarto 2006). Bertolak dari definisi sukses sebagai sebuah perjalanan, sukses juga memiliki makna yaitu optimalisasi potensi yang dimiliki hingga mencapai limit tertinggi atau pencapaian sesuatu yang “Maha Tinggi”. Sembel (2002) memberikan perumpamaan pada sosok Gede Prama yang menempati posisi “Maha Tinggi” tersebut, karena beliau telah menjalani beragam peran mulai dari konsultan beberapa perusahaan besar dan ternama, penulis diberbagai media dan dinobatkan sebagai seorang pembicara termahal hingga menjadi CEO sebuah perusahaan swasta dengan ribuan karyawan. Apakah dengan keanekaragaman kegiatan yang beliau hadapi, sudah pasti dapat dikatakan bahwa beliau merupakan sosok yang sukses? Perspektif dalam Kesuksesan Sembel (2002) mengutarakan beberapa langkah yang perlu diperhatikan dalam menciptakan suatu kesuksesan: a. Rendah hati Rendah hati adalah menyadari dan memahami kekuatan dan kelemahan diri sendiri. Menurut Kasali pada Sembel (2002) menyatakan, bahwa rendah hati akan mendorong kita untuk terus belajar dan belajar guna meningkatkan mutu diri. Melalui sikap rendah hati, kita akan mampu melihat sisi positif orang lain yang dapat dimanfaatkan untuk menutupi kekurangan yang ada pada diri kita. Potensi pribadi yang kita miliki akan mampu kita optimalkan untuk mencapai sukses apabila kita mau berbagi dan mengajak orang lain untuk bekerja sama.
b. Bekerja dan berusaha dengan cerdik Kata lain dari ungkapan diatas adalah work smart. Work smart berbeda dengan work hard, karena work hard akan mengantarkan pada hard life. Sedangkan work smart akan mengantarkan kita pada sukses yang diidamkan, yaitu maha tinggi. Work smart itu sendiri adalah menjalani kehidupan kita dengan memilih kegiatan-kegiatan yang mampu menambah “nilai diri” kita dan sekeliling kita. Penambahan nilai diri dapat dilakukan dengan menciptakan beragam pekerjaan dari pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki dan kemudian diimbangi dengan semangat. Tanpa adanya semangat, niscaya kita tidak akan mampu bangkit kembali apabila suatu saat menemui kesulitan atau 1
Vol I No. I Edisi Maret 2009
kegagalan yang dapat menghambat kesuksesan. c. Berani tampil beda Sikap ini dapat dilatih kemunculannya dengan terus belajar dan belajar banyak hal yang berbeda sehingga basis keilmuan dan kemampuan menjadi kuat. d. Inovatif dan Imajinatif Inovasi dijadikan nafas bagi setiap orang yang ada di dalamnya dan imajinasi merupakan salah satu bentuk cita-cita yang mesti kita gantung setinggi langit, didasarkan pada evaluasi kekuatan-kelemahan yang dimiliki sehingga suatu saat strategi yang tepat akan terwujud. e. Membangun jejaring Langkah ini merupakan bagian terpenting dalam meraih kesuksesan yang sejati. Jejaring memiliki peran penting karena akan membantu kita menuju tempat yang “Maha Tinggi”. Belajar dari negeri sendiri yaitu Indonesia dalam meraih kesuksesan tentunya bukan merupakan hal yang asing bagi kita. Tetapi bercermin dari negara Jepang dalam meraih kesuksesan perlu diacungi jempol. Sejarah menunjukkan bahwa negara Jepang berhasil bangkit dan menjadi salah satu macan Asia dalam bidang tehnologi dan ekonomi bersama China dan Korea setelah Hiroshima dan Nagasaki luluh lantak terkena bom sekutu (Amerika). Berikut ini ada beberapa aspek positif yang dapat diaplikasikan oleh kita, masyarakat Indonesia dalam meraih kesuksesan, yaitu: a. Kerja keras Bangsa Jepang adalah pekerja keras, fakta menunjukkan bahwa rata-rata jam kerja pegawai di Jepang adalah 2450 jam/tahun lebih tinggi dibandingkan dengan jam kerja di Amerika adalah 1957 jam/tahun, jam kerja di Inggris adalah 1911 jam/tahun dan
jam kerja di Jerman adalah 1870 jam/tahun serta perancis adalah 1680 jam/tahun. Secara umum official hour yang berlaku di Jepang adalah jam 9 pagi sampai jam 5 sore. b. Sifat malu Sifat malu adalah budaya leluhur dan turun temurun bangsa Jepang. Harakiri (menusukkan pisau ke perut) menjadi ritual sejak era samurai, yaitu saat mereka kalah dari pertempuran. Di dunia modern saat ini, wacananya adalah “mengundurkan diri“ bagi pejabat yang terlibat masalah korupsi atau merasa gagal dalam menjalankan tugas. Dalam kehidupan sehari-hari, mereka malu terhadap lingkungannya apabila melanggar peraturan atau norma yang sudah menjadi kesepakatan umum, dapat digambarkan bahwa masyarakat Jepang secara langsung (otomatis) membentuk antrian dalam setiap keadaan yang membutuhkannya. c. Hidup Hemat Masyarakat Jepang memiliki semangat hidup hemat dalam keseharian. Sikap anti konsumerisme ini nampak dalam berbagai bidang kehidupan. Misalnya, ibu rumah tangga naik sepeda menuju toko sayur yang letaknya agak jauh dari rumah, hanya karena lebih murah 20 atau 30 yen. Selain itu banyak keluarga Jepang yang tidak memiliki mobil bukan karena tidak mampu, tetapi karena lebih hemat menggunakan bis atau kereta untuk bepergian. Di negara Jepang sendiri, kendaraan sepeda memiliki jalur khusus, sehingga keamanan dan kenyamanan lebih terjamin. d. Loyalitas Loyalitas membuat sistem karir di perusahaan Jepang berjalan dan tertata rapi. Masyarakat Jepang sangat jarang berpindah-pindah pekerjaan. Mereka biasanya bertahan di satu atau dua perusahaan
2 Vol I No. I Edisi Maret 2009
sampai pensiun. Hal ini mungkin merupakan implikasi dari industri di Jepang yang kebanyakan menerima fresh graduate, yang kemudian mereka latih dan didik sesuai dengan bidang garapan (core bussiness) perusahaan. Karakteristik ini berbeda dengan sistem di Amerika dan Eropa. Sistem rekruitmen di Jepang sudah cukup jelas, yang mana kualitas sumber daya manusia dari Jepang dihargai lebih tinggi (memperoleh gaji lebih tinggi) dibandingkan dengan sumber daya manusia dari negara lain meskipun sama-sama memiliki kualifikasi yang sama. e. Inovasi Jepang bukan bangsa penemu, tetapi orang Jepang memiliki kelebihan dalam meracik temuan orang kemudian memasarkannya dalam bentuk yang diminati oleh masyarakat. Seperti contoh kisah Akio Morita yang mengembangkan Sony Walkman. Cassette tape tidak ditemukan oleh Sony, patennya dimiliki oleh perusahaan Philip Eletronics. Tapi yang berhasil mengembangkan model portable tersebut sebagai sebuah produk yang booming selama puluhan tahun adalah Akio Morita, penemu dan CEO Sony pada saat itu. Selain itu teknik perakitan kendaraan roda empat juga bukan diciptakan orang Jepang, patennya dimiliki orang Amerika. Tapi ternyata Jepang dengan inovasinya bisa mengembangkan industri perakitan kendaraan yang lebih cepat dan murah dan mobil yang dihasilkan juga relatif lebih murah, ringan, mudah dikendarai, mudah dirawat dan lebih hemat bahan bakar. f.
Pantang Menyerah Sejarah membuktikan bahwa Jepang termasuk bangsa yang tahan gigih dan pantang menyerah. Puluhan tahun dibawah kekaisaran Tokugawa yang menutup semua akses ke luar negeri, Jepang sangat tertinggal dalam teknologi. Restorasi Meiji
datang dan membawa perubahan sehingga bangsa Jepang cepat beradaptasi dan menjadi fast learner. g. Budaya Baca Jika kita mengunjungi Jepang dan masuk ke densha (kereta listrik), maka sebagian besar penumpangnya baik anak-anak maupun dewasa pasti sedang membaca buku atau koran. Tidak perduli apakah mereka sedang dalam keadaan duduk atau berdiri. Penerbit di Jepang membuat komik bergambar untuk materi-materi kurikulum sekolah agar penyajiannya kelihatan menarik dan minat baca masyakat semakin tinggi. Budaya baca orang Jepang juga didukung oleh kecepatan dalam proses penerjemahan buku-buku asing (bahasa Inggris, Perancis dan Jerman). Biasanya terjemahan buku bahasa Jepang sudah tersedia dalam beberapa minggu sejak buku asingnya diterbitkan. h. Kerjasama Kelompok Budaya di Jepang tidak terlalu mengakomodasi kerja-kerja yang bersifat individualistik. Klaim hasil pekerjaan biasanya ditujukan untuk tim atau kelompok. Fenomena ini tidak hanya di dunia kerja, kondisi kampus dengan laboratorium. Penelitiannya juga menuntut pengerjaan tugas mata kuliah dalam bentuk kelompok. Bagi masyarakat Jepang, kerja dalam kelompok merupakan salah satu kekuatan terbesar bagi individu Jepang. Musyawarah mufakat atau sering disebut dengan “ringi” adalah ritual dalam kelompok dan keputusan strategis harus dibicarakan dalam “ringi”. i.
Jaga Tradisi Perkembangan teknologi dan ekonomi tidak membuat Jepang kehilangan tradisi dan budayanya. Budaya perempuan yang sudah menikah untuk tidak bekerja masih ada dan hidup sampai saat ini. Budaya minta maaf masih menjadi refleksi masya3
Vol I No. I Edisi Maret 2009
rakat Jepang. Seperti contoh, jika suatu hari anda naik sepeda di Jepang dan menabrak pejalan kaki, maka jangan heran kalau orang yang kita tabrak justru yang meminta maaf duluan. Hingga saat ini jangan heran jika orang Jepang relatif menghindari berkata “tidak” apabila mendapat tawaran dari orang lain. Langkah-langkah mencapai kesuksesan di negara Jepang tidak terlepas dari budaya yang melekat pada masyarakatnya, begitupula yang terjadi pada negara Indonesia. Kekayaan sumber daya alam yang ada di Indonesia mendorong sebagian masyarakat Indonesia dihinggapi sikap manja dan malas untuk bangkit. Tetapi hancurnya kota Hiroshima dan Nagasaki di Jepang, justru membangkitkan bangsa Jepang untuk berusaha bangkit memperbaiki negaranya dari keterpurukan yang dialaminya. Selain faktor negara yang mendorong masyarakat untuk berusaha dan bangkit, perilaku individu dapat menjadi pendorong meraih kesuksesan, seperti sosok Bill Gates yang memiliki rahasia kesuksesan dengan menyatakan bahwa: a. Kawan adalah aset berharga, menempatkan kawan sebagai aset berharga merupakan cara kita dalam menghargai komitmen dan kerjasama dengan siapapun. b. Kepercayaan adalah modal jangka panjang, dalam membangun kepercayaan butuh waktu bertahun-tahun, maka berusahalah membina kepercayaan kepada siapapun. c. Menjual dengan harga lebih tinggi dari pembelian bukan harga tertinggi, berbisnis dan berusaha adalah bagaimana dapat memberikan kontribusi dan manfaat bagi orang lain, tanpa mengabaikan kelayakan usaha. Nilai kebahagiaan dan keberhasilan usaha bukan pada berapa besar materi yang didapatkan, tetapi berapa banyak manfaat yang diberikan.
d. Mendengarkan kata hati, ketajaman mata hati adalah modal dalam pengambilan keputusan. e. Bekerja dengan hati, bekerja dengan hati secara otomatis akan selalu bersikap baik kepada siapapun. f. Kekayaan bukan dinilai dari uang yang dimiliki, kekayaan yang utama adalah seberapa besar uang yang kita dapatkan dan dapat kita gunakan untuk menolong orang lain. g. Berorientasi pada manfaat sebesar-besarnya, berbisnis bukan sekedar berorientasi pada profit. Tapi bagaimana memperoleh keuntungan untuk memberikan manfaat bagi orang lain. h. Fokus pada apa yang diperoleh bukan yang hilang, memfokuskan pikiran dari apa yang diperoleh, biarkan kesempatan yang hilang berlalu karena akan ada kesempatan baru. i. Gagal hanyalah sebuah proses, kegagalan adalah sebuah proses untuk sebuah rencana baru. j. Mengakui kesalahan dengan rendah hati, melakukan evaluasi segera untuk kesalahan yang terjadi. Begitupula dengan sosok Warren Buffet, orang terkaya di dunia yang telah menyumbang sebesar US$31 milyar untuk kegiatan sosial. Perilaku yang mendorong beliau sukses dalam hal materi, dilatar-belakangi oleh: a. Memulai kebiasaan berinvestasi sejak dini, b. Mengajarkan anak-anak untuk memulai sebuah bisnis, c. Membeli sesuatu benar-benar anda butuhkan, d. Menjadi diri sendiri, e. Selalu berpikir cukup dengan apa yang kita miliki, dan f. Membuat suatu target dan memfokuskan diri dengan target tersebut. g. Jika telah berhasil dalam hidupmu, berbagilah dan ajarkanlah kepada orang lain.
4 Vol I No. I Edisi Maret 2009
Selain itu Buffet juga memiliki semboyan “orang yang berbahagia bukanlah orang yang hebat dalam segala hal, tapi orang yang bisa menemukan hal sederhana dalam hidupnya.”
Pengetahuan--------> mengetahui vs tidak mengetahui Motivasi
--------> mau vs tidak mau
Dari sudut pandang Islam, dinyatakan bahwa manusia sebagai mahluk yang memiliki keunikan tersendiri (perbedaan) juga memiliki langkah penentuan visi hidup sukses yang diarahkan pada satu arah yang sama, yaitu menitikberatkan pada konsep visi dengan ikrah (pemikiran) yang islami. Ada beberapa hal yang perlu dijadikan sebagai bahan perenungan manusia dalam merancang visi sukses tersebut, yaitu:
Perilaku
--------> mampu vs tidak mampu
a. Memperkuat niat bahwa kita terlahir dan hidup kedunia untuk menjadi hamba Allah yang taat agar meraih ridhaNya, b. Menentukan dan memastikan misi dan visi hidup kita sebagai dasar kesuksesan seseorang, c. Menentukan misi hidup anda sehingga memperkuat motivasi diri, d. Menentukan peran anda di masyarakat, dan e. Membuat visi peran dan rencana kerja anda. Perilaku Mencapai Kesuksesan Perilaku manusia dalam mencapai kesuksesan tidak terlepas dari karakter pribadi dan kompetensi yang ada pada setiap manusia, karena manusia yang berkarakter adalah manusia yang perilakunya selalu digerakkan oleh nilai-nilai (value driven) yang telah terinternalisasi dari dalam, bukan sekedar hasil proses reaksi sebuah aksi. Karakter pribadi adalah individu yang memiliki ketrampilan hidup, belajar dan berfikir. Sedangkan kompetensi merupakan ketrampilan, pengetahuan, peran sosial, citra diri, sifat dan motif. Hal inilah yang membedakan antara orang sukses dengan yang tidak sukses. Hal ini dapat didasarkan atas pemahaman berikut ini:
Berdasarkan atas pemahaman tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: Individu yang diberikan kesuksesan, tidak dikarenakan memiliki kemampuan saja tetapi juga diimbangi dengan kemauan, begitupula sebaliknya. Hal ini dikarenakan sukses tidak selalu berasal dari mampu tetapi juga karena memiliki kemauan. Sukses tidak se-mudah membalikkan telapak tangan tetapi sukses harus diraih dengan semangat juang tanpa batas dan kristalisasi keringat serta jalan yang ditempuh untuk mencapai kesuksesan adalah melalui kerajinan dan ketekunan. Dalam kenyataannya sehari-hari, kita sering melihat bahwa orang-orang disekeliling kita lebih baik dibandingkan dengan yang lain, padahal dilihat dari status pendidikan atau sosialnya adalah kurang mampu. Dalam konteks yang besar, yaitu negara yang tidak memiliki sumber daya alamnya (terbatas) dapat tumbuh menjadi negara maju. Hal yang membuat perbedaan ini adalah karena sikap yang mereka bangun. Sikap untuk tidak menerima apapun yang diberikan oleh nasib. Mereka mampu merespon setiap hal yang tidak baik yang terjadi dalam hidupnya untuk melakukan sesuatu agar menjadi seseorang yang mereka inginkan. Sementara orang yang gagal menerima segala yang terjadi selalu mengatakan “itulah nasib mereka dan mereka pantas untuk menerimanya.” Dapat dikatakan bahwa “sikap menentukan nasib seseorang.” Penelitian yang dilakukan Harvard University menemukan bahwa ketika seseorang mendapatkan pekerjaan, 85% keberhasilan dan kesuksesannya didukung oleh sikap mereka dan sisanya 15% berupa kepan5
Vol I No. I Edisi Maret 2009
daian dan pengetahuan. Hal ini dapat diibaratkan dengan sikap sebagai pondasi bangunan, bahwa semakin tinggi bangunan tersebut, semakin kokoh pondasi yang dibuat. Jadi sikap membuat seseorang menjadi aset terbesar atau bahkan terbesar bagi anda dan orang yang berhasil didunia adalah orang yang mempelajari dan mencari keadaan yang mereka inginkan dan jika tidak menemukannya, mereka akan berusaha untuk menciptakannya. Bagi Maxwell, sikap juga merupakan pelopor diri kita yang sesungguhnya. Akar sikap berada di dalam batin sedangkan buahnya terdapat di luar, maksudnya adalah sikap dapat dikatakan lebih jujur dan konsisten dibandingkan katakata. Setiap individu selalu mengharapkan kesuksesan dalam hidupnya. Oleh karena itu, setiap individu hendaknya selalu memiliki pandangan dan sikap yang positif. Orang-orang dengan sikap positif memiliki ciri kepribadian tertentu yang mudah dikenali. Mereka akan penuh perhatian, percaya diri, sabar dan rendah hati. Mereka memiliki harapan yang tinggi terhadap diri mereka sendiri dan orang lain. Hal ini akan meningkatkan kualitas kehidupan menjadi lebih baik. Seperti kisah yang dituturkan berikut ini tentang seorang kakek yang mengunjungi cucunya. Setiap petang si kakek berbaring untuk tidur siang. Pada suatu siang, cucu sang kakek membuat lelucon dengan mengoleskan “kotoran” pada kumis si kakek. Si kakek segera terbangun dan mengendusendus, “Wah kamar ini bau busuk,’’ serunya sambil bangun dan pergi ke dapur. Tidak berapa lama dia menyimpulkan pula bahwa dapur juga tidak sedap baunya, maka dia pergi keluar rumah untuk menghirup udara segar. Sampai di luar, alangkah heran si kakek, bahwa ternyata udara di luar rumah juga tidak memberikannya kesegaran dan akhirnya dia berseru “seluruh dunia berbau busuk.” Sungguh benar, kalau kita membawa “kotoran” dalam setiap kehidupan, maka seluruh dunia akan berbau busuk.
Selanjutnya kisah lain tentang narapidana yang sudah bertahun-tahun dikurung dalam sel yang gelap. Setelah selesai menjalani hukumannya, ia memperoleh kebebasan dan keluar dari sel, di alam terbuka di bawah sinar matahari. Orang ini memandang sekelilingnya dan setelah beberapa saat ia tidak menyukai kebebasan yang baru diperolehnya. Orang tersebut langsung meminta untuk dimasukkan kembali kedalam selnya yang gelap. Orang tersebut menganggap bahwa sel yang gelap memberikan kenyamanan dan rasa aman dibandingkan kebebasan di alam terbuka. Dari kisah tersebut dapat disimpulkan bahwa jika sikap seorang individu baik terhadap dunia, maka individu tersebut akan menerima hasil yang baik dan begitupula sebaliknya jika pandangan individu tentang dunia buruk maka dunia akan memberikan tanggapan yang buruk pula. Intinya, adalah jika seorang individu merasa yakin dirinya sukses, maka individu tersebut hendaknya selalu berusaha untuk mencapai kesuksesan dengan perilaku-perilaku yang menunjang kesuksesan dan yakin pula suatu saat individu tesebut akan memperoleh hasil dari kesuksesan yang diperolehnya. Kesuksesan juga dapat terjadi karena cara pandang kita dalam mempersepsikan sesuatu melalui proses kedewasaan, berfikir positif dan analisis mendalam. Seperti kisah berikut ini yang menunjukkan bahwa dengan persepsi yang positif dan analisa mendalam maka akan diperoleh kesuksesan. Alkisah ada seorang ayah yang menjelang ajalnya dihadapan sang Istri berpesan DUA hal kepada 2 anak laki-lakinya: Pertama: Jangan pernah menagih hutang kepada orang yang berhutang kepadamu. Kedua: Jika pergi ke toko jangan sampai mukanya terkena sinar matahari.
6 Vol I No. I Edisi Maret 2009
Waktu berjalan terus dan kenyataan terjadi, bahwa beberapa tahun setelah ayahnya meninggal anak yang sulung bertambah kaya sedang yang bungsu menjadi semakin miskin. Pada suatu hari sang Ibu menanyakan hal itu kepada mereka. Jawab anak yang bungsu: "Ini karena saya mengikuti pesan ayah. Ayah berpesan bahwa saya tidak boleh menagih hutang kepada orang yang berhutang kepadaku, akibatnya modalku susut karena orang yang berhutang kepadaku tidak membayar sementara aku tidak boleh menagih." "Juga Ayah berpesan supaya kalau saya pergi atau pulang dari rumah ke toko dan sebaliknya tidak boleh terkena sinar matahari. Akibatnya saya harus naik becak atau andong, padahal sebetulnya saya bisa berjalan kaki saja, tetapi karena pesan ayah itu, akibatnya pengeluaranku bertambah banyak." Kepada anak yang sulung yang bertambah kaya, sang Ibu pun bertanya hal yang sama. Jawab anak sulung: "Ini semua adalah karena saya mentaati pesan ayah. Karena Ayah berpesan supaya saya tidak menagih kepada orang yang berhutang kepada saya, maka saya tidak pernah menghutangkan sehingga dengan demikian modal tidak susut."
Pesan moral yang disampaikan dalam kisah tersebut menunjukkan bagaimana sebuah kalimat ditanggapi dengan presepsi yang berbeda. Jika kita melihat dengan positive attitude maka segala kesulitan sebenarnya adalah sebuah perjalanan membuat kita sukses tetapi kita bisa juga terhanyut dengan adanya kesulitan karena rutinitas kita... pilihan ada di tangan anda. Penutup Setiap individu memiliki peluang untuk meraih kesuksesan, tergantung bagaimana masingmasing individu menjalani setiap peluang yang ada. Perilaku yang menunjang tercapainya kesuksesan perlu dipupuk dan dikembangkan untuk meraih kesuksesan yang sejati yakni kesuksesan yang meliputi delapan bidang kehidupan yakni kebahagiaan, kesehatan, keuangan (kemakmuran), keamanan, kualitas, persahabatan, hubungan keluarga yang baik, pengharapan akan masa depan dan kedamaian pikiran. Kesuksesan dapat diraih dari berbagai perspektif, kesemuanya tergantung dari karakteristik pribadi masing-masing individu dalam meraih dan kompetensi yang dimilikinya. Faktor keberuntungan dianggap juga sebagai salah satu pendorong terjadinya kesuksesan.
"Juga Ayah berpesan agar supaya jika saya berangkat ke toko atau pulang dari toko tidak boleh terkena sinar matahari, maka saya berangkat ke toko sebelum matahari terbit dan pulang sesudah matahari terbenam. Toko saya buka sebelum toko lain buka dan tutup jauh sesudah toko yang lain tutup." "Sehingga karena kebiasaan itu, orang menjadi tahu dan tokoku menjadi laris, karena mempunyai jam kerja lebih lama."
7 Vol I No. I Edisi Maret 2009
Referensi Anonim. Kemauan vs Kemampuan. http://forcefulmentality.blogspot.com/2008/11/kemauan-vskemampuan.html Anonim. Re-definisi Sukses. Bintang’s MY Star In.http/;//starmyrin.multiply.com/journal/item/6/ Re-definisi_sukses Anonim. 2008.Kemakmuran Seorang Warren Buffet. Mailing List HRE Excellency-Club. Nurtama, O. Tips Merancang Visi Hidup Sukses.http://duniapelajar_islam.or.id Sembel, R dan DT Yoshida. Bunga Rampai Sukses. Harian Umum Sore Sinar Harapan. http://www.sinarharapan.co.id/ekonomi/mandiri/2002/084/man01.html Wahono, RS. Sepuluh Resep Sukses Bangsa Jepang. RomiSatriaWahono.Net. http:romistariawahono.net/2007/06/13/10-resep- sukses-bangsa-jepang/ Wijaya, RS. 2008. Perbedaan Persepsi. Mailing List HRE Excellency-Club.
8 Vol I No. I Edisi Maret 2009