Perhimpunan INTI di Mata Seorang Indonesia Tionghoa 09 April 2015 18:26:19 Diperbarui: 17 Juni 2015 08:19:38
“Masa bakti kepengurusan Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) PC Medan akan berakhir tahun ini (periode 2011-2015). Menjelang Musyawarah Cabang Medan, Siapakah kandidat yang cocok memimpin Perhimpunan INTI Medan untuk periode 2015-2019 yang akan datang?” Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) Riwayatmu Kini. Didirikan di Jakarta di hadapan Notaris James Herman Rahardjo pada tanggal 5 Februari 1999 oleh 18 orang Warga Negara Republik Indonesia, yang perduli terhadap penyelesaian “Pemasalahan Tionghoa” di Indonesia; Perhimpunan Indonesia Tionghoa, selanjutnya disebut Perhimpunan INTI didirikan untuk menyelesaikan berbagai “Permasalahan Tionghoa” yang diwariskan sejarah Kolonial Belanda sampai Pemerintahan Orde Lama dan Pemerintahan Orde Baru kepada generasi Reformasi. Dideklarasikan pada tanggal 10 April 1999 sebagai Hari Jadi Perhimpunan INTI; bertujuan bersama-sama dengan elemen-elemen bangsa yang lainnya membangun kembali Indonesia Raya yang terkoyak-koyak akibat Peristiwa Tragedi Mei 1998. Permasalahan Tionghoa di Indonesia pada pokoknya adalah masalah Lintas Etnis dan Kebangsaan. Sentimen-sentimen etnis yang diciptakan dan diwariskan oleh generasi masa lalu telah membuat Warga Negara Indonesia Tionghoa mendapat stigma negatif dalam beberapa aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Akibat hal ini; masalah Kebangsaan Warga Negara Indonesia Tionghoa mengalami kemunduran. Kebangsaan adalah kesadaran diri seseorang bahwa dia menjadi bagian dari sebuah
1
Bangsa dan Negara. Perasaan Kebangsaan individu bukan dibangun dari doktrin-doktrin pendidikan formal maupun non-formal atau strategi tertentu yang diprogramkan oleh pemerintah (misalnya Strategi Program Asimilasi bagi Warga Negara Indonesia Tionghoa yang dilakukan oleh Pemerintahan Orde Baru). Perasaan Kebangsaan individu muncul dari sikap pribadi dan sikap lingkungannya. Warga Negara Indonesia Tionghoa bangkit rasa kebangsaannya, jika pribadinya menerima Bangsa dan Negara ini menjadi bagian dari dirinya, demikian juga sebaliknya, Bangsa dan Negara ini menerima Warga Negara Indonesia Tionghoa menjadi bagian darinya. Inilah Paham Integasi Bangsa yang perlu diperjuangkan terus menerus demi Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika. Perihal ini bukan hanya diungkapkan dalam pembicaraan dan tulisan saja; namun terlebih dari pada itu diwujudkan melalui sikap, ucapan, perilaku dan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari, yang diimplementasikan ke dalam pembangunan bidang Idiologi, Politik, Sosial, Ekonomi, Budaya, Pertahanan dan Keamanan; bersama-sama dengan elemen-elemen Bangsa lainnya; membangun Negara Indonesia yang Adil dan Makmur dalam Damai Sejahtera dan Sukacita bagi segenap warga negara. Tragedi Mei 1998 telah menyadarkan kita semua, bahwa; selama ini (baca jaman Orde Baru) masyarakat kita memang sengaja dipecah belah melalui isu-isu SARA. Puncaknya terjadi Tragedi Mei 1998 yang mengawali Reformasi. Setelah kekuasaan Soeharto digulingkan pada tahun 1998, Indonesia menyambut era demokrasi dan reformasi. Himbauan (dari lembaga-lembaga dan organisasi-organisasi Tionghoa, seperti Perhimpunan INTI) untuk memulihkan status orang Warga Negara Indonesia Tionghoa, semakin tinggi. Pemimpin dan Pemerintah Indonesia juga menyadari bahwa pertentangan antar etnis memberi kerugian bagi Ideologi, Politik, Sosial, Ekonomi, Budaya, Pertahanan dan Keamanan serta figur Indonesia di mata dunia intenasional. Sejak saat itulah (dari masa Kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid “Gusdur” sampai Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono “SBY”) Pemerintah Indonesia mulai mencabut serangkaian kebijakan yang diskriminasi terhadap orang Tionghoa agar dapat meredakan kontradiksi antar etnis. Peran serta Warga Negara Indonesia Tionghoa membangun negri ini dalam bidang Politik, walaupun masih diragukan kredibilitas dan loyalitasnya oleh sebahagian kalangan; namun telah menunjukkan hasil-hasil positif. Amanah memimpin dalam bidang Politik ditunjukkan oleh Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama. Pekerjaan rumah bagi Perhimpunan INTI belum selesai. Kini masih banyak pekerjaan 2
rumah yang harus ditangani. Kaderisasi anggota Perhimpunan INTI untuk menjadi Warga Negara Indonesia yang berkarakter Kebangsaan yang kuat, mensosialisasikan empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara, yaitu : Pancasila, UUD-45 (amandemen), NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika. Sedangkan fokus utama Perhimpunan INTI kini adalah meningkatkan sumbangsih pembangunan dalam bidang pendidikan, sosial, budaya dan ekonomi. Perhimpunan INTI adalah Rumah Besar bagi seluruh Warga Negara Indonesia tanpa membedakan etnis, suku dan agama, yang penting bisa menerima AD / ART Perhimpunan INTI; adalah modal dasar yang kuat untuk menjadi organisasi yang lebih besar dan membawa manfaat positif bagi bangsa dan negara. Tugas dan kewajiban Perhimpunan INTI dan seluruh Warga Negara Indonesia Tionghoa kini semakin berat. Oleh sebab itu Perhimpunan INTI juga memfokuskan diri kepada membangun karakter Kebangsaan khususnya bagi Warga Negara Indonesia Tionghoa. Pemuda adalah generasi bangsa, wanita adalah pendidik awal generasi bangsa; ini sangat disadari oleh organisasi Perhimpunan INTI. Oleh sebab itu Perhimpunan INTI juga mempunyai sayap-sayap organisasi untuk menampung aspirasi kaum muda dan wanita. GEMA INTI (Generasi Muda Indonesia Tionghoa, PINTI (Perempuan Indonesia Tionghoa) dan YEC (Young Enterpreneur Council) didirikan untuk menjawab tugas dan tanggung jawab berat Perhimpunan INTI. Perhimpunan INTI bukanlah ormas Tionghoa semata, lebih dari pada itu, Perhimpunan INTI adalah Organisasi Kader yang berupaya mengkader seluruh putra-putri bangsa, diasah, asih dan asuh yang kemudian diwakafkan untuk membangun negri. Perhimpunan INTI PC Medan. Di bawah komando dan koordinasi Perhimpunan INTI Sumut dan Pusat; Perhimpunan INTI Pengurus Cabang Medan turut ambil bagian pembangunan Bangsa dan Negara dalam bebagai bidang berlandaskan pilar-pilar kebangsaan. Kaderisasi Perhimpunan INTI PC Medan telah melahirkan pengurus-pengurus dan anggota-anggota ranting Kecamatan. Delapan Pengurus Kecamatan (PK) telah dilantik dan dikukuhkan selama periode kepemimpinan seorang Srikandi Indonesia Tionghoa Medan, Ibu Dra. Lily MBA MH (masa bakti 2011-2015). Delapan Pengurus Kecamatan itu secara beturut, yaitu PK Medan Polonia, PK Medan Deli, PK Medan Petisah, PK Medan Denai, PK Medan Timur, PK Medan Johor, PK Medan Barat dan PK Medan Labuhan. Khabarnya akan dibentuk dan dilantik lagi PK Medan Belawan dan PK Medan Area, sebelum Musyawarah Cabang Medan. 3
Masa bakti kepengurusan Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) PC Medan akan berakhir tahun ini (periode November 2011 - November 2015). Menjelang Musyawarah Cabang Medan, Siapakah kandidat yang cocok memimpin Perhimpunan INTI Medan untuk periode 2015-2019 yang akan datang? Seluruh kader Perhimpunan INTI memiliki hak yang sama, berhak dipilih dan memilh Ketua Pengurus Pusat, Pengurus Daerah, Pengurus Kabupaten / Kotamadya maupun Pengurus Kecamatan dalam musyawarah yang ditetapkan syarat-syaratnya dalam AD / ART. Seluruh kader Perhimpunan INTI berpeluang dan berpotensi besar untuk menduduki jabatan Ketua untuk memimpin jalannya organisasi dalam jenjangnya masing-masing. Menjelang Musyawarah Cabang Perhimpunan INTI Medan, beberapa nama calon Ketua layak dipertimbangkan untuk diminta kesediaannya maju mencalonkan diri; diantaranya : Dra. Lily MBA MH (Ketua Perhimpunan INTI Medan periode 2011-2015); Rusmin Lawin (Ketua Bidang Promosi dan Investasi Perhimpunan INTI Sumut 2012-2017); Williem Hasli (Sekjen Perhimpuanan INTI Medan periode 2011-2015); Rudy Rachman MBA (Wakil Ketua Perhimpunan INTI Medan periode 2011-2015); Dr. Ferry Soemardi (Kepala Bidang Kesehatan Perhimpunan INTI PD Sumut periode 2012-2016); Juadi Halim (Wakil Ketua Perhimpunan INTI PC Medan periode 2011-2015) Guandi (Ketua Perhimpunan INTI Kecamatan Medan Timur periode 2014-2018); Joni Harun (Ketua Perhimpunan INTI Kecamatan Medan Johor periode 2014-2018). Ujung tombak segala aktifitas pokok Perhimpunan INTI masa kini terletak pada Pengurus Kecamatan. Pengurus Kecamatan bersentuhan langsung dengan akar umput masyarakat. Kekuatan basis Kecamatan Perhimpunan INTI perlu ekstra perhatian pada masa bakti Ketua Pengurus Cabang Medan (periode 2015-2019) ke depannya. Fokus aktifitas Perhimpunan INTI meningkatkan sumbangsih pembangunan dalam bidang pendidikan, sosial, budaya dan ekonomi. tidak akan berhasil jalan dengan mulus jika kepengurusan Perhimpunann INTI tingkat Kecamatan, lemah. Falsafah Perhimpunan INTI sebagai Rumah Besar, maka Pendiri adalah Pondasi, Pengurus Pusat adalah Konstruksi Bangunan, Pengurus Daerah adalah Konstruksi Kap/Atap, Pengurus Kabupaten/Kota adalah Pintu dan Jendela….. dan Pengurus Kecamatan adalah Interior Rumah Besar…….
4
Penutup. Seperti yang dijelaskan di atas, bahwa Perhimpunan INTI adalah Organisasi Kader. Oleh sebab itu Kaderisasi menjadi salah satu tolok ukur utama atas keberhasilan Organisasi. Pemilihan Ketua Perhimpuan INTI PC Medan nanti menjadi salah satu moment penting sebagai indikator berhasil atau tidaknya kaderisasi organisasi, khususnya di Sumatera Utara dan Medan. Siapapun yang terpilih nanti sebagai Ketua Perhimpunan INTI Pengurus Cabang Medan, harapan besarnya adalah tidak berlabel Partai Politik (sesuai AD/ART) supaya Perhimpunan INTI benar-benar menjadi GUDANG KADER demi kepentingan semua elemen bangsa dan negara yang mampu menggerakkan seluruh jajaran kepengurusan dan mampu menembus batas suku, agama, ras dan antar golongan.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/tjin/perhimpunan-inti-di-mata-seorang-indonesia-tionghoa_5535a3746ea8345411da42f9
5