PERENCANAAN ULANG DRAINASE PERUMAHAN BUMI MINANG 3 KECAMATAN KURANJI Fandy Anggara Isradhana, Suhendrik Hanwar, Khadavi Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta Email:
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstrak Perumahan Bumi Minang 3 salah satu perumahan yang mengalami banjir saat hujan sehingga warga tidak nyaman ketika hujan, ini disebabkan oleh dimensi saluran yang ada tidak dapat lagi menampung curah hujan. Untuk itu dilakukan perencanaan ulang saluran drainase dengan menghitung intensitas air hujan dan debit air kotor yang nantinya akan masuk ke dalam saluran Data yang digunakan dalam merencanakan saluran drainase adalah peta situasi beserta topograpinya untuk menentukan arah aliran. Kemudian data curah hujan diambil dari stasiun Tabing, Gunung Sariak, dan Gunung Nago dalam 10 tahun terakhir. Selanjutnya dihitung curah hujan maksimum dengan metode rata – rata aljabar dan curah hujan rencana dengan metode log person tipe III. Setelah itu hitung intensitas curah hujan dengan rumus Mononobe, debit air saluran dengan rumus rasional, dan mencari dimensi dengan rumus Manning. Dari perhitungan, didapatkan dimensi yang berbentuk persegi yaitu, Untuk saluran tersier b = 0.30 m dan H = 0.35 m, saluran sekunder b = 0.50 m dan H = 0.45 m, saluran primer 1 b = 0.40 m dan H = 0.40 m, dan saluran primer 2 b = 0. 70 m dan H = 0.55 m. Kata kunci : Drainase, Genangan, Bumi Minang 3
Abstract Residential Bumi Minang 3 one of residential affected a flooded when it rains so that people are not comfortable when it rains, this is caused by the existing channel dimensions can no longer accommodate rainfall. To it was do replanning by calculating the intensity of drainage and storm water discharge dirty water which will enter into the channel. The data used in the drainage plan is a map of the topography and situation residential. Then the rainfall data were taken from the station Tabing, gunung sariak, and gunung nago in the last 10 years. Then calculated maximum rainfall average by aljabar menthod and distribution used is type III person distribution. After the count of rainfall intensity with Mononobe menthod, water discharge channel with a rational menthod, and the dimension channel used Manning menthod.Of calculation, obtained rectangular dimensions namely, to the tertiary canal b = 0.30 m and H = 0.35 m, a secondary channel b = 0.50 m and H = 0.45 m, the primary channel 1 b = 0.40 m and H = 0.40 m, and the channel primary 2 b = 0.70 m and H = 0.55 m. Keywords: Drainage, Puddle, Bumi Minang 3
suatu kota dapat dilihat dari kualitas sistem
Pendahuluan Saat
ini
sistem
drainase
sudah
drainase yang ada. Sistem drainase yang baik
menjadi salah satu infrastruktur perkotaan
dapat membebaskan kota dari genangan air.
yang sangat penting.
Genangan
Kualitas manajemen
air
menyebabkan
lingkungan
menjadi kotor dan jorok, menjadi sarang
dibawah permukaan tanah. Secara umum
nyamuk,
lainnya,
sistem
kualitas
serangkaian bangunan air yang berfungsi
dan
sehingga
sumber
dapat
penyakit
menurunkan
lingkunagan, dan kesehatan masyarakat.
drainase
didefinisikan
sebagai
untuk mengurangi atau membuang kelebihan
Dalam pembuatan tempat tinggal dan
air dari suatu kawasan, sehingga kawasan
perumahan, perlu diperhatikan saluran yang
difungsikan secara optimal. Praktisnya kita
akan dibuat. Saluran drainase merupakan
dapat mengatakan bahwa drainase menangani
suatu jaringan untuk menampung limpasan
kelebihan air sebelum masuk kealur-alur
permukaan
tangga.
besar atau sungai.
dimana
Macam-macam Drainase
dan
Perumahan
limbah
Bumi
rumah
minang
3
perumahan ini masih memiliki kekurangan
1.
dalam hal saluran drainase, Masih banyak
drainase dibedakan menjadi saluran alam
terjadi kerusakan pada dinding salurannya dan
(natural) dan saluran buatan (artificial).
dimensi salurannya kurang sesuai dengan
2. Menurut Letak Saluran
perencanaan. Berdasarkan uraian sebelumnya,
1.
Drainase Permukaan
maka akan direncanakan jaringan drainase
a.
Drainase Memanjang
yang sesuai dengan daerah tersebut sehingga
b.
Drainase Melintang
drainase yang direncanakan menjadi suatu
2. Drainase Bawah Permukaan
solusi untuk mengatasi masalah genangan air
Drainase
disekitar
Bumi
fungsi utama yaitu untuk menampung dan
penghuni
membuang air yang masuk ke dalam strukur
pemukiman
Minang
3
sehingga
perumahan aktifitas
pemukiman tidak terganggu.
Menurut Asalnya, menurut asalnya
bawah
permukaan
mempunyai
jalan, sehingga tidak sampai menimbulkan kerusakan pada jalan (Suripin, 2004:272).
Metodologi Penelitian
3. Macam Drainase Menurut Konstruksi
Drainase
Saluran terbuka
Dari segi bahasa, drainase berasal dari
Saluran tertutup
bahasa inggris yaitu drainage yang berarti
4.
Menurut Fungsi Drainase
mengalirkan,
atau
a)
Single Purpose
mengalirkan air. Drainase merupakan sebuah
b)
Multi Purpose
sistem
yang
menguras,
dibuat
membuang
untuk
menangani
persoalan kelebihan air baik kelebihan air di atas permukaan maupun air yang berada
d1, d2, d3…….dn
Data-data yang Dibutuhkan Data-data yang dibutuhkan dalam perencanaan
saluran
drainase
tersebut
= Tinggi curah hujan
pada pos penakar 1, 2, 3……n n
= Banyaknya pos penakar
meliputi:
Pengolahan Data
1.
Curah Hujan Rancangan
Data hidrologi, yaitu data curah hujan
dari stasiun hujan yang terdekat dengan lokasi
Metode
yang
digunakan
dalam
2. Peta topografi
menghitung curah hujan rancangan adalah
3. Peta situasi
Log Pearson tipe III
Analisis Hidrologi
a.
Penyiapan Data Curah Hujan
X = log X
Data curah hujan yang digunakan
b.
Ubah data ke dalam bentuk logaritmis,
Hitung harga rata-rata :
dalam perencanaan drainase adalah data curah
n
Log X =
hujan harian maksimum minimal 10 tahun terakhir dari 3 stasiun hujan terdekat. (Loebis, 1984:8)
logXi i l
……………. (2.c)
n
c.
Hitung harga simpangan baku :
Si= (logXi logX) ……… (2.d) 2
Curah Hujan Daerah
n 1
Curah hujan daerah merupakan curah hujan rata-rata di seluruh daerah yang
d. Cs=
bersangkutan dan bukan curah hujan pada
Hitung koefisien kepencengan. n. (logXi logX) 2 (n 1)(n 2)Si 3
…………… (2.e)
suatu titik tertentu. Tinggi rata-rata curah
e.
hujan didapatkan dengan mengambil harga
dengan periode ualang dengan rumus
rata-rata hitung (arithmetic mean) karena data
f.
yang digunakan adalah curah hujan harian
S…………………… (2.f)
pada penakar hujan dalam areal tersebut. Jadi
g.
:
skew (Cs) dan tingkat probabilitasnya, pada
d
d1 . .d 2 . .d 3 ................ d n d 1 …….. n 1 n n
Hitung logaritma hujan atau banjir
Log
X
=
Log
X
+
G.
Harga G tergantung dari koefisien
tabel yang merupakan nilai – nilai distribusi log pearson III.
(2.b) (Soemarto, 1987 : 31)
h.
Keterangan :
rancangan dengan periode ulang tertentu
d hujan rata-rata areal
= Tinggi curah
Menghitung
harga
dengan antilog X. i.
X = Invers log X
curah
hujan
Intensitas Curah Hujan Intensitas hujan adalah tinggi atau kedalaman air hujan per satuan waktu.
Untuk to dapat dihitung dengan rumus : 2 n menit to .x.3,28.x. L.x. 3 S
(Suripin, 2004 :
Intensitas Curah Hujan dapat dibuat dengan
82)
Rumus Mononobe, rumus ini digunakan
Sedangkan untuk td dapat dihitung dengan
apabila data hujan jangka pendek tidak
rumus :
tersedia, yang ada hanya data hujan harian.
td
Rumus yang digunakan adalah: I
R 24 24 24 t
2 3
……………….(2.h)
(Suripin, 2004 : 67) Keterangan : I
= Intensitas curah hujan (mm/jam).
R24 = Curah hujan maksimum dalam 24 jam (mm). t
= Lamanya curah hujan (jam).
Perhitungan Waktu Konsentrasi Waktu konsentrasi adalah waktu yang diperlukan oleh air hujan untuk mengalir dari titik terjauh pada suatu daerah pengaliran menuju titik tertentu yang ditinjau sehingga akan didapatkan debit yang maksimum. Waktu konsentrasi dapat dihitung dengan
(Suripin, 2004 : 82) Keterangan : tc
= Waktu konsentrasi dalam jam.
to
=Waktu limpasan menuju saluran
(menit). td
yang dibutuhkan oleh air hujan untuk mengalir diatas permukaan tanah ke saluran yang terdekat (to) dan waktu yang diperlukan air hujan mengalir di dalam saluran (td), sehingga : t c .t o . .t d
(Suripin,2004 : 82)
= Waktu aliran pada saluran dari satu
titik ke titik lainnya (menit). n
= Angka kekasaran Manning
S
= Kemiringan lahan.
L
= Panjang lintasan aliran di atas
permukaan lahan (m). Ls=
Panjang
lintasan
lahan
di
dalam
saluran/sungai (m). V
= Kecepatan aliran di dalam saluran
(m/detik). Debit Banjir Rancangan
membedakannya menjadi dua komponen yaitu waktu konsentrasi terdiri dari waktu
Ls menit………………….. (2.j) 60V
Besarnya debit banjir rencana air hujan diatas permukaan tanah (limpasan hujan) ke saluran air hujan air hujan yang ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu : 1.
Luas permukaan daerah aliran.
2.
Jenis permukaan tanah.
3.
Intensitas hujan yang terjadi.
4.
Nilai koefisien kekasaran pengaliran
Perhitungan ini menggunakan rumus sebagai berikut :
ini mempunyai bentuk yang sederhana tetapi memberikan hasil yang memuaskan. Untuk
Q = C x I x A ……………..(2.k)
menghitung saluran dapat dihitung dengan
(Suripin, 2004:79)
menggunakan rumus-rumus sebagai berikut :
Keterangan :
Manning
Q = Debit banjir rencana (m/dt)
V
=
1 23 12 R . S …………………….(2.m) n
R
=
A …………………………….(2.n) P
Q
=V.A ………………………......(2.o)
C = Koefisien pengaliran (tabel) I = Intensitas curah hujan (mm/jam) A = Daerah pengaliran (m2) Jika A dalam Ha maka :
Keterangan :
Q = 0,00278 x C x I x A…………..(2.l)
V
(Suripin, 2004:79)
= Kecepatan rata-rata dalam saluran
(m/detik) Debit Air Kotor Debit air kotor adalah debit yang berasal dari buangan aktivitas penduduk seperti mandi, cuci dan lain-lain baik dari lingkungan
rumah
tangga,
bangunan
(fasilitas) umum atau instansi, bangunan
Q
= Debit banjir rencana (m3/dtk)
n
= Koefisien kekasaran
R
= Radius hidrolik
S
= Kemiringan saluran
A
= Luas saluran (m2)
P
= Keliling basah saluran (m)
komersial, dan sebagainya. Pembahasan
Analisis Hidrolika
Analisis hidrologi
Bentuk-bentuk Saluran Drainase Dalam perencanaan ini, bentuk yang
Penyiapan data hujan Dalam perencanaan hidrolis saluran
digunakan adalah :
drainase pada Kawasan Kelurahan Padang Tangah ini, data curah hujan yang digunakan didapatkan dari Dinas PSDA dan BMKG
1. Segiempat/persegi
padang selama kurun waktu 10 tahun (2003 – 2012), dengan mengambil data curah hujan
Perencanaan Dimensi Saluran Rumus perhitungan
kecepatan
dimensi
rata-rata
penampang
pada saluran
menggunakan rumus Manning, karena rumus
dari Stasiun Tabing, Nago.
Gn Sariak, dan Gn
distribusi yang dipilih untuk mendapatkan
Perhitungan Curah Hujan Daerah Curah hujan daerah adalah curah hujan rata-rata di seluruh daerah yang bersangkutan, bukan curah hujan pada satu titik tertentu. Data yang digunakan dalam perhitungan ini adalah data akhir hasil konsistensi
yang
perencanaan
ini
homogen. metode
hujan dengan periode ulang (return periode) 1 in 3 (xi xr) n i1 Cs n 1n 2 S3 n2
1 10 (5675826,702 mm) (10 1)(10 2) (87,42mm) 3 10 2
Dalam
perhitungannya
digunakan metode rata-rata aljabar karena data yang digunakan merupakan data hujan harian maksimum tiap tahun. Analisa Frekuensi Curah Hujan Untuk menganalisa frekuensi curah
=
1,18
Koefisien Kurtosis(Ck)
1 in (xi xr) n i1 Ck n 1 n 2 n 3 S4
4
n3
Ck
1
103
10 1 10 2 10 3
. 10
(1175385845,7364 mm 4 )
87,42 mm 4
hujan dilakukan dengan cara mengurutkan data curah hujan harian maksimum mulai dari yang
terbesar
sampai
yang
Ck
=
3,99
Kemudian dari data tersebut di atas
terkecil.
Selanjutnya dihitung deskriptor statistiknya,
dapat
yaitu :
menurut syarat perhitungan yaitu :
Rata-rata (xr , yr)
Standar Deviasi (S)
-0.1< Cs < 0.1 & 2.7 < Ck <3.3
Koefisien Variant (Cv)
-0.1<1,18>0.1
Koefisien Skew (Cs)
Koefisien Kurtosis (Ck) Curah
Hujan
ditentukan
distribusi
Distribusi Normal
& 2.7<3,99>3.3
(tidak sesuai)
dihitung
menurut
distribusi frekwensi yang banyak digunakan
Distribusi Gumbel Type I
= Cs 1.13 & Ck 5.4 1,18 1.1396 & 3,99 5.4
dalam bidang hidrologi adalah :
(tidak sesuai)
1)
Distribusi Normal
2)
Distribusi Gumbel
CK
3)
Distribusi Log Pearson III
3,99 1.5 (1,18)2 + 3
Hujan maksimum harian rata-rata
3.99
yang telah diperoleh diurutkan dari besar ke kecil,
kemudian
yang
dianalisis
berdasarkan
Distribusi Log Pearson Type III 1.5Cs5 + 3 5,09
( sesuai)
sesuai
a.
Curah hujan rencana dengan cara
Distribusi Log Person III. Dari hasil perhitungan Analisa frekuensi curah hujan (yi = Log xi ) didapat : yr =
Rata-rata
nilai syarat, yaitu :
= 2.2325 mm
S
Standar Deviasi (yi yr)
= 3,411
Hasil perhitungan di atas dimasukkan dalam
1 yr = . 22.325 mm 10
S
4
Ck
1 in Logxi n i1
1 in (yi yr) n3 n i1 Ck . n 1 n 2 n 3 S4 1 (0.0199mm 4 ) 10 3 10 Ck . 10 1 10 2 10 3 0.1845mm4
Distribusi Log Pearson Type III
= Ck 1.5Cs5 + 3 3,411 1.5 (0,7334)5 + 3 3,32
3,411
2
n 1
0.3066 mm 2
Analisa Periode Ulang Hujan
10 1
Setelah
= 0.1845 mm
dilakukan
uji
kecocokan
dengan uji chi-kuadrat maka nilai distribusi yang dipakai yaitu dengan menggunakan
Cv
Cv
Koefisien Variant (Cv) S
Distribusi Log Pearson Type III, maka untuk menghitung curah hujan rencana dipakai
yr
rumus, sebagai berikut :
0.1845mm
Log Rn = yr + KT . S
2.2325 mm
= 0,0826
Dimana :
Rn =
Koefisien Skew (Cs)
1 in 3 (yi yr) n n i 1 Cs n 1n 2 S3 2
Cs
1 / 10(0.3316mm 3 ) (10 1)(10 2) (0,1845 mm) 3 10
2
x
= 0,7334
Koefisien Kurtosis(Ck)
Besar curah hujan rencana untuk
periode ulang n tahun (mm/hari) Yr = Curah hujan rata-rata untuk data yang ditransformasikan (mm) KT =
Koefisien distribusi berdasarkan
nilai Distribusi Log Pearson Type III S
= Standar deviasi Dalam tinjauan ulang ini periode
ulang hujan dilakukan untuk 10 tahun mendatang
dengan
pertimbangan
aspek
hidrologi, kondisi lingkungan, aspek ekonomi
jatuh di tempat terjauh dari suatu titik untuk
dan sosial.
mencapai titik tersebut.
Curah hujan
untuk periode ulang 10
Rumus empiris untuk lama waktu konsentrasi
tahun
adalah:
Log R10 = yr + KT.S
tc = 0.01915 L
Cs = 0,7
KT = 1.183
Cs = 0,7334
KT = ? Cs = 0.8 KT = 1.166
0.7334 0.7 KT = 1,166 + 1.166 1.183 0.8 0.7
S=
ΔH L
dimana, S = Kemiringan Rata-rata daerah aliran.
Log R10 =2.2325+ (1.1603).(0.1845) Log R10= R10
=
Dalam menganalisa keadaan lapangan, penulis
membagi
2.4466 279,6404mm/hari
Jadi curah hujan untuk periode ulang 10 tahun adalah 279,6404 mm/hari
daerah
studi
jelas
dilakukan
kebenaran
penulis
hipotesa
terhadap
drainase untuk menampung debit air. Perhitungan untuk saluran drainase Primer I Diketahui:
(S)
ΔH
=
L
= 0,20
Intensitas curah hujan dihitung dengan
95
menggunakan Formula Mononobe, dimana
= 0,00211
adanya pengaruh waktu konsentrasi (tc). Ad. I = Intensitas curah hujan adalah besarnya
Maka Tc= 0.01915 L
laju hujan rata-rata yang terjadi dalam kurun waktu tertentu, dimana air hujan tersebut
= 0.01915
0,00211
berkonsentrasi. I=
R 24 24 tc
0.77
S
95
(jam)
0.77
(jam)
= 6,8418jam
0.67
mm/jam
Dari Nilai Tc diatas maka dapat dicari
Ad. Tc = Waktu konsentrasi adalah lamanya
Intensitas curah hujannya :
waktu yang diperlukan oleh air hujan yang
o
yang
perencanaan
Panjang saluran ( L ) = 95 m Analisa Intensitas Curah Hujan
menjadi
beberapa ruas tinjau dari hulu ke hilir, agar terlihat
= 1, 1603
(jam)
S
Interpolasikan maka, Cs = 0,7334 ,
0.77
Untuk periode ulang 10 tahun
R 24 24 tc
I = I = 279,6404 . 24
24 6,848
Q=0.75 x 7.5035 x 10-6 m/dt x13500 m2
0.67
mm/jam
Q= 0,0223m3/dt
0 , 67
Tabel IV.5 : Perhitungan Debit Rencana Air Hujan
I = 27.0127 mm/jam
Jenis Saluran
(A) m2
I (m/dt)
C
Q (m3/dt)
Sal. Tersier 1
1020
0.000097128
0.75
0.00743
Analisa Debit Banjir Rencana
Sal. Tersier 2
1095
0.000091951
0.75
0.00755
Sal. Tersier 3
1275
0.000081706
0.75
0.00781
Analisa Debit Hujan
Sal. Tersier 4
1245
0.000083256
0.75
0.00777
Sal. Tersier 5
1185
0.000086841
0.75
0.00749
Sal. Tersier 6
1155
0.000088253
0.75
0.00765
Sal. Tersier 7
1035
0.000096058
0.75
0.00746
Dalam
Sal. Sekunder A
7030
0.000090996
0.75
0.04796
perencanaan Drainase Kawasan Perumahan
Sal. Sekunder B
5795
0.000010567
0.75
0.04593
Sal. Primer I
13500
0.000075035
0.22
0.0223
Sal primer II
26325
0.000075035
0.75
0.11619
Perhitungan debit rencana berdasarkan intensitas
hujan
menggunakan
rencana
metode
dengan
Rasional.
Bumi Minang 3 ini akan dihitung debit rencana untuk periode 10 Tahun. Karena kawasan studi mempunyai luas < dari 0,80
Analisa debit air kotor (Q ak) Debit rencana akibat air buangan,
Km2, makadigunakan rumus rasional sebagai berikut:
dipengaruhi oleh jumlah penduduk yang
Q = C I A , Dimana :
berbeda dalam daerah rencana. Dari data
Q = Debit air (m3/dt)
jumlah penduduk pada satu tahun lebih
C=
Koefisien
pengaliran
,dipakai
tipe
periode waktu maka dapat diketahui laju
Perumahan Multi Unit Tertutup (menyatu) =
pertumbuhan
penduduknya.
0,60 – 0.75
pertumbuhan penduduk dengan menggunakan
I = Intensitas hujan (m/dt)
cara, laju pertumbuhan penduduk geometri.
A = Luas daerah pengaliran (m2)
Jumlah
penduduk
yang
ada
Untuk
laju
dikawasan
Perumahan Bumi Minang 3 yang meliputi Perhitungan
debit
rencana
drainase
Data Penduduk Sungai Sapiah di Kantor
primer I (Q)
Badan Pusat Statistik tahun 2011 petumbuhan
Intensitas Hujan ( I )=27.0127 mm/jam =
penduduknya mencapai 1,73%.
7.5035 x 10-6 m/dt
Debit air kotor adalah debit yang
Luas daerah pengaliran( A )=12825 m2
berasal dari buangan aktivitas penduduk
Koefisien penyebaran hujan( C )= 0.75
seperti mandi, cuci dan lain-lain baik dari
Maka :
lingkungan
Q= C . I . A
rumah
tangga,
bangunan
(fasilitas) umum atau instansi, bangunan komersial, dan sebagainya.
Perhitungan Rencana Saluran Drainase
Laju Pertumbuhan Geometrik
Dalam menghitung dimensi drainase untuk
Proyeksi jumlah penduduk di kawasan
kawasan
Perumahan
Bumi
penampang
Minang
ini untuk beberapa tahun yang akan datang
direncanakan
sebagai berikut :
berbentuk segi empat untuk saluran sekunder
Pt = Po ( 1 + r )n , Dimana :
dan saluran primer. Dengan pertimbangan
Pt = Jumlah penduduk tahun terakhir
saluran
Po=Jumlah penduduk tahun sebelumnya
mengalirkan
debit
rencana
r = Laju pertumbuhan penduduk
menghemat
lahan
serta
n = Jumlah selisih tahun peninjauan
pemeliharaan saluran.
Pt= Po . ( 1 + r )n
Dalam perencanaan dimensi saluran ini,
P10 = 110.(1+1,73%) 10
digunakan asumsi sebagai berikut:
= 131 jiwa
-
Perhitungan Debit rencana air buangan.
dipakai pada perencanaan 5% s/d 30% tinggi
Analisa Perkiraan Debit Banjir Rencana
air.
ini
mampu
saluran
3
yang
menampung
dan
saluran mudah
dan dalam
Besarnya tinggi jagaan ideal yang
Debit banjir rencana merupakan penjumlahan
-
dari debit air hujan dengan debit air buangan,
saluran diambil data dengan periode ulang 10
dapat diliha pada tabel.
tahun pada drainase sekunder dan primer.
Tabel IV.6 : Perhitungan Debit Rencana
-
Air Buangan
0,025 ( pasangan batu dengan adukan semen Debit
Jenis Drainase
Nilai koefisien Manningnya dipakai
dan diplester ) untuk drainase sekunder dan
Pn
buangan
tiap orang
(jiwa)
3
(m /dt)
Sal. Tersier 1
0,000003472
35
0.000122
Sal. Tersier 2
0,000003472
35
0.000122
Sal. Tersier 3
0,000003472
40
0.000139
Sal. Tersier 4
0,000003472
40
0.000139
Perhitungan Dimensi Saluran Terbuka
Sal. Tersier 5
0,000003472
40
0.000139
Perhitungan
Sal. Tersier 6
0,000003472
35
0.000122
Sekunder pada ruas A
Sal. Tersier 7
0,000003472
35
0.000122
Sal. Sekunder A
0,000003472
131
0.000455
Sal. Sekunder B
0,000003472
178
Sal. Primer I
0,000003472
46
(ruas)
buangan
Q air
Untuk contoh perhitungan dimensi
primer. -
Nilai kemiringan dasar saluran yang
dipakai berdasarkan masing – masing ruas.
dimensi
Qr
= 0.04842 m3/dtk
0.000618
n
= 0,025
0.00016
S
= 0.00270
saluran
drainase
b
= 2 h ( nilai b untuk penampang
= 0.39 m/dt
efisien, B 2 h , sehingga A 2h 2 )
Tinggi jagaan (Freeboard) berdasarkan tabel
Penampang hidrolis saluran segi empat :
IV.8 adalah = 0.2 m
Luas (A)
= bxh
Tinggi saluran (H)
Keliling basah (P)
= b + 2h
=h+F = 0.4 5 m
Jari – jari hidrolis (R) =
A
=
P
bh b 2h
Debit air (Q) =A x V =A . 1/n . R2/3 . S1/2 Sehingga rumus menjadi : (b h) 1 Q (b h) n (b 2h)
2/3 S 1/ 2
Dengan triall and error diperoleh : Tinggi muka air (h) = 0.25 m Lebar dasar saluran (b)= 2 x h = 2 x 0.25 = 0.50 m Maka dari hasil di atas diperoleh :
Luas Penampang A = 0.25 x 0.50 Debit hitung lebih besar dari debit rencana
= 0.125 m
Keliling basah saluran (P)
maka diameter dan kemiringan bisa dipakai.
P = b + 2h Kesimpulan Dan Saran
=(0.50 + 2 x 0.25) =
Kesimpulan
1.0 m
Dari hasil analisa dan hasil perhitungan
Jari-jari hidrolis A 0.125 0.0125 m P 1.0
dimensi saluran pada Kawasan Bumi Minang
Kecepatan aliran (V)
10 tahun, dapat diambil beberapa kesimpulan,
R=
V= =
1/n . R2/3 . S1/2
2 1 . 0.0125 3 . 0,025
3 Kecamatan Kuranji dengan periode ulang
sebagai berikut : 0,00270
1. hujan
Berdasarkan hasil perhitungan curah dengan
menggunakan
metode
Distribusi :
kawasan pemukiman penulis menyarankan agar mempertimbangkan aspek hidrologi dan diharapkan tidak membangun seluruh lahan.
-
Distribusi Normal
Sebaiknya menyisakan lahan untuk daerah
-
Distribusi Gumbel
resapan
-
Distribusi Log Person III
mempertahankan
air
(cathment
Area)
kondisi
dan
saluran
juga alami
, maka dipakai metode Log Person III karena
supaya tetap terjaga agar arah aliran dapat
nilai Standar Deviasi (penyimpangan) lebih
mengalir dengan lancar. emperhatikan lay out
kecil dan syarat sesuai. diperoleh curah hujan
dan kontur agar tidak terjadi kesalahan dalam
rencana untuk periode ulang 10 tahun yaitu R
perencanaan.
= 279,6404 mm/hari. 2.
Dari
hasil
perhitungan
diperoleh
DAFTAR PUSTAKA
Dimensi Saluran :
Anonim (1990), Tata Cara Perencanaan
Untuk saluran tersier b = 0.30 m dan H = 0.35
Umum Drainase Perkotaan SKSNI T-07-
m,
1990, Jakarta: Departemen PU
saluran sekunder b = 0.50 m dan H = 0.45 m,
Chow, Ven Te (1992), Hidrolika Saluran
saluran primer 1 b = 0.40 m dan H = 0.40 m,
Terbuka,
saluran primer 2 b = 0. 70 m dan H = 0.55 m
Erlangga
Terjemahan,
Jakarta:
Penerbit
Harto BR, Sri (2003), Analisis Hidrologi, Jakarta: PT. Gramedia 5.1.
Soemarto, CD (2006), Hidrologi Teknik,
Saran Setelah
melakukan
perencanaan
Malang: PPMTT
drainase ini, penulis menyarankan agar
Sosrodarsono dan Takeda (2006), Hidrologi
nantinya dilakukan lagi perencanaan drainase
Untuk Pengairan, Edisi ke Sepuluh, Jakarta:
pada kawasan lain, yakni pada kawasan
Pradnya Paramita
terdekat dari kawasan perencanaan penulis.
Suripin (2004), Sistem Drainase Perkotaan
Kawasan lain yang disarankan penulis adalah
Yang Berkelanjutan, Yogyakarta: Penerbit
kawasan yang masih mengalami genangan
ANDI.
banjir.
Direktur Jenderal Pengairan. 1986. Standar
Dan
penduduk
juga
yang
karena cukup
pertumbuhan tinggi
maka
tuntutannya adalah memperluas kawasan perumahan. Dalam melakukan pembangunan
Perencanaan Galang Persada
Irigasi(KP-03).
Bandung
:
Dwiloka, Bambang, Ratih Riana. 2005.
K.G. Rangga Raju. 1986. Aliran Melalui
Teknik Menulis Karya Ilmiah. Jakarta :
Saluran Terbuka. Jakarta Erlangga.
Rineke Cipta.
Suggono, Kh. 1995. Buku Teknik Sipil.
Joetata, Hardikardjaja, dkk. 1997. Drainase
Bandung
Perkotaan. Jakarta : Guna Darma
:
Nova