PERENCANAAN SALURAN DRAINASE KAWASAN BALAI BARU KECAMATAN KURANJI KOTA PADANG AlAngri Sowandra, Nazwar Djali, Rahmat Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta, Padang E-mail :
[email protected],
[email protected],
[email protected]
Abstrak
Salah satu wilayah di kota Padang yang sering terjadi banjir adalah komplek Perumahan Bumi Minang III. Oleh karena itu tugas akhir ini bermaksud untuk merencanakan saluran drainase yang bisa menjadi solusi untuk daerah terjadinya banjir pada kawasan tersebut, yang disebabkan daerah tersebut masih drainase alami dan akibat perubahan tata guna lahan pada daerah tersebut. Dalam hal ini saluran drainase primer yang direncanakan menjadi suatu solusi untuk mengatasi masalah genangan yang terjadi dan dapat mengalirkan debit yang ada pada daerah tersebut. dalam perencanaan dilakukan perhitungan seperti analisa hidrologi, perhitungan debit air kotor, perhitungan dimensi saluran dan perhitungan dimensi gorong – gorong. sedangkan data pendukung yang digunakan seperti : peta topografi, data curah hujan selama 10 tahun pengamatan dan jumlah penduduk selama 10 tahun pengamatan dan data jumlah penduduk selama 10 tahun pengamatan.hasil perhitungan yang didapat debit banjir rencana untuk 10 tahun (Q10)= 1,456804 m3/dt, tinggi muka air (h) = 1,40 m, lebar (b) = 1,40m, tinggi saluran (H) = 1,75 m. Kata kunci : Drainase, Peta Topografi, Debit Banjir, Penampang.
PLANNING OF DRAINAGE CHANNELS IN THE BALAIBARU AREA KURANJI DISTRICT PADANG CITY AlAngri Sowandra, Nazwar Djali, Rahmat Departement of Civil Engineering, Faculty of Civil Engineering and Planning, Bung Hatta University,Padang E-mail :
[email protected],
[email protected],
[email protected]
Abstract
One of the frequent flooding areas in the city of Padang is the Bumi Minang III Housing Complex. Therefore this thesis aims to plan drainage on flooding in the region, due to the natural drainage is still there. In this case the primary drainage channel which is planned to be a solution to overcome the problem of inundation occurred. At this planning is done such calculations hydrological analysis, calculation of sewage discharge, computation and calculation of dimensions of the channel dimensions water channel. While the supporting data have been used such as topographic maps, rainfall data for 10 years of observation and the number of residents over 10 years of observation and data population during 10 years of observation. Calculation results obtained are flood discharge plan for 10 years (Q10) = 1.456804 m3/sec, face high water (h) = 1.40 m, width (b) = 1.40 m, channel height(H) = 1.75 m. Keywords: Drainage, Topographic Map, Flood Discharge, Cross Section
PENDAHULUAN Pertumbuhan
kota
menimbulkan
hujan yang besar saluran ini belum dapat
dampak yang cukup besar pada siklus
menampung seluruh debit banjir, yang mana
hidrologi,
sehingga
air yang ada pada saluran akan melimpah dan
terhadap
system
berpengaruh drainase
besar
perkotaan.
terjadi
genangan
air
pada
jalan
dan
Perkembangan beberapa kawasan didalam
pemukiman masyarakat. Oleh karena itu perlu
kota disinyalir sebagai penyebab banjir dan
dibangunnya saluran drainase yang cukup
genangan air dilingkungan sekitarnya. Hal ini
memadai agar genangan air dapat ditampung
biasanya timbul karena tidak cukupnya
dan dialirkan ke badan air terdekat.
kapasitas saluran drainase kota yang ada dan
Daerah-daerah
yang
selama
ini
perilaku masyarakat yang tidak mengerti
berfungsi sebagai daerah resapan air dirubah
pentingnya memelihara drainase. Oleh sebab
menjadi daerah pemukiman, dan daerah padat
itu, setiap perkembangan kota harus di ikuti
kegiatan lainnya tanpa mempertimbangkan
dengan perbaikan system drainasenya..
adanya resiko naiknya debit banjir sehingga
Saat ini sistem drainase sudah menjadi salah satu insfratruktur perkotaan yang sangat
air akan meluap dan menggenangi daerah sekitar aliran drainase.
penting. Kualitas manajemen suatu kota dapat
Maksud dari penulisan ini adalah
dilihat dari kualitas sistem drainase yang ada.
untuk
Pada umumnya penanganan drainase masih
kawasan Balai Baru kecamatan kuranji Kota
bersifat parsial, sehingga tidak menyelesaikan
Padang. Tujuan dari penulisan ini adalah agar
permasalahan
saluran
drainase
secara
tuntas.
saluran drainase primer yang direncanakan
perkotaan
harus
menjadi suatu solusi untuk mengatasi masalah
dilaksanakan secara menyeluruh, dimulai
genangan air disekitar kawasan Balai Baru
dengan tahap perencanaan, kontruksi, operasi
dan juga pemukiman warga sekitar yang
dan pemeliharaan, serta ditunjang dengan
semakin padat, sehingga aktifitas masyarakat
peningkatan kelembagaan, pembiayaaan serta
serta penghuni pemukiman tidak terganggu.
Pengelolaan
genangan
merencanakan
drainase
partisipasi masyarakat.
Dalam penulisan tugas Akhir ini penulis
Salah satu kawasan yang rawan terhadap banjir dan
genanganan
adalah
hanya
membahas
masalah
perencanaan
saluran drainase Kawasan Balai Baru, pada
kawasan Balai baru kecamatan Kuranji Kota
komplek
Padang. Apabila hujan turun durasi lebih lama
kecamatan Kuranji, Kelurahan Sungai Sapih,
maka kawasan ini akan mengalami banjir.
dikarenakan masih seringnya terjadi banjir
Saluran drainase primer yang ada masih
yang disebabkan oleh perubahan tata guna
drainase alam sehingga bila terjadi curah
Peumahan
Bumi
Minang
III
lahan pada daerah tersebut. Perencanaan ini
Dalam perencanaan saluran dranase
didasari oleh beberpa analisa :
pada kawasan Balai Baru Kecamatan
a.
Analisa hidrologi : intensitas dan debit air
Kuranji ini, data curah hujan yang
hujan rencana, debit air buangan dari
digunakan
pemukiman
Pengendalian
b.
penduduk
dan
analisa
didapat
dari
Sumber
Dinas
Daya
Air
periode ulang terjadinya hujan.
Provinsi Sumatera Barat selama kurun
Analisa hidrolika : kapasitas aliran pada
waktu 10 tahun (2002-2011), dengan
saluran drainase dan perencanaan saluran.
mengambil data curah hujan dari stasiun Gunung Sarik, Batu Busuk dan Gunung
METODELOGI Metodologi yang digunakan dalam
Nago
penulisan Tugas Akhir ini adalah studi
garis
menggunakan
rumus
Poligon Thiessen.
literatur dan analisa data. Kegiatan yang akan dilakukan secara
dengan
2) Analisa Frekuensi Curah hujan
besar dibedakan
Untuk menganalisa frekuensi curah
menjadi:
hujan
a.
Mulai
mengurutkan data curah hujan harian
Pengajuan proposal Tugas Akhir pada
maksimum mulai dari yang terbesar
pembimbing.
sampai
Pengumpulan data
dihitung deskriptor statistiknya, yaitu:
b.
Data-data
yang
digunakan
yang
dengan
terkecil,
penulisan Tugas Akhir ini antara lain,
Standar Deviasi (S)
data
Koefisien Variant (Cv)
curah
hujan,
peta
kawasan
kecamatan Balai Baru, peta Kota Padang,
Koefisien Skew (Cs)
peta topografi kota Padang, data lokasi
Koefisien Kurtosis (Ck)
perlu.
Data
Meteorologi
diperoleh dan
cara
selanjutnya
Rata-rata (Xr, Yr)
dalam
dan data-data lainnya yang dianggap
c.
dilakukan
Setiap
data
pengamatan
mempunyai
dari
Badan
distribusi tertentu yang sesuai, berikut ini
Geofisika
stasiun
adalah
salah
satu
cara
untuk
memilih
Ketaping, Dinas Pekerjaan Umum Kota
distribusi yang sesuai yaitu dimana harus
Padang, Dinas Pengelolaan Sumber Daya
memenuhi persyaratan-persyaratan masing-
Air Propinsi Sumatera Barat dan Badan
masing distribusi yaitu:
Pusat Statistik Propinsi Sumatera Barat.
Pengolahan Data. 1) Analisa Curah hujan
Distribusi Normal = -0,1 < Cs < 0,1 dan 2,7 < Ck < 3,3
Distribusi Gumbel
= Cs ≈ 1,13 dan
Perhitungan debit air buangan (sanitary
Ck ≈ 5,4
Waste Water), dalam perhitungan debit air
Distribusi Log Person III = Ck ≈ 1,5 Cs2
buangan kita juga harus memperhatikan
+ 3.
jumlah penduduk untuk tahun mendatang.
Analisa Periode Ulang Hujan, faktor
Untuk itu diperlukan data jumlah penduduk
distribusi yang sesuai yaitu Distribusi Log
tahun sebelumnya guna menentukan laju
Person III maka untuk perhitungan periode
pertumbuhan
ulang
Dalam hal ini digunakan persamaan laju
digunakan
rumus-rumus Distribusi
penduduk
setiap
tahunnya.
pertumbuhan geometrik dan laju pertumbuhan
Log Person III. Analisa Intensitas hujan adalah tinggi
eksponensial.
atau kedalaman air hujan per satuan waktu.
Perhitungan debit banjir rencana dapat
Sifat umum hujan adalah semakin singkat
dihitung dengan menjumlahkan debit air
hujan berlangsung intensitasnya cenderung
hujan rencana dengan debit air kotor atau air
makin tinggi dan makin besar periode
buangan. Perhitungan perkiraan debit banjir
ulangnya makin tinggi pula intensitasnya.
rencana dapat dilihat pada tabel 4.15 sebagai
Intensitas curah hujan dapat dihitung dengan
berikut : Dimana :
rumus Mononobe (Suripin,2003:68). Analisa Debit Banjir Air Hujan, asumsi
Qbr
=
Debit Banjir Rencana
dasar yang ada selama ini bahwa kala ulang
Qah
=
Debit Air Hujan
debit ekivalen dengan kala hujan. Debit
Qak
=
Debit Air Kotor.
rencana untuk daerah perkotaan umumnya
Perhitungan Saluran Drainase, Dalam
dikehendaki
pembuangan
air
yang
menghitung dimensi saluran drainase untuk
secepatnya, agar jangan ada genangan air
kawasan
yang berarti. Untuk memenuhi tujuan ini
direncanakan
saluran-saluran harus dibuat cukup sesuai
berbentuk segi empat pada saluran tersier
dengan debit rancangan (Penataran Dosen
maupun
Perguruan Tinggi Swasta,1997). Debit banjir
pertimbangan saluran ini dapat menghemat
rencana adalah debit yang mengalir dalam
lahan serta mudah dalam pemeliharaannya.
saluran drainase yang akan direncanakan.
Perhitungan perkiraan debit banjir rencana
Debit banjir rencana dapat dihitung dengan
dapat dilihat pada tabel berikut
menggunakan (Suripin,2003:79).
metode
Rasional
perumahan
Bumi
penampang
saluran
saluran
primer.
Rumus : Qbr =
Minang
Qah + Qak
III yang
Dengan
Dalam tugas akhir ini analisa goronggorong penulis lakukan pada gorong-gorong
Tabel 1 Curah Hujan Maksimum Ratarata Penakar Gunung Sarik
dari saluran primer ke sungai dimana saluran ini melewati jalan. Perhitungan goronggorong
dilakukan
dengan
No
menggunakan
formula Henderson.
Tahun Pengamatan
R maksimum (mm)
1
2002
290
Perencanaan bangunan terjun harus
2
2003
229
sederhana, tetapi bangunanya harus kuat. Tipe
3
2004
207
yang biasa dipakai pada saluran dengan debit
4
2005
500
kecil
tegak,
5
2006
500
perencanaan tersebut didasarkan pada rumus
6
2007
325
Etcheverry
panjang
7
2008
89
kolam (L) sebagai funggsi tinggi terjun dan
8
2009
82
fungsi kedalaman kritis (hc).
9
2010
215
ANALISA DAN PEMBAHASAN
10
2011
115
adalah
Perhitungan
bangunan
yang
terjun
mengghasilkan
Curah
Hujan
Harian
Maksimum
Sumber: Dinas PSDA Sumatera Barat Tabel 2 Curah Hujan Harian Maksimum
Digunakan metode Poligen Thiessen dengan
StasiunPenakar Batu Busuk
data curah hujan dari 3 stasiun, dengan rumus n
P
P1 A1 P2 A2 ... Pn An A1 A2 ... An
Tahun
R
Pi Ai
No
A
1
2002
186
2
2003
245
3
2004
261
4
2005
270.2
5
2006
270.2
6
2007
98
7
2008
239
8
2009
196
9
2010
180
10
2011
145
i 1 n
i 1
Pengamatan
maksimum (mm)
i
hasil perhitungan ditabelkan sebagai berikut :
Sumber: Dinas PSDA Sumatera Barat
Tabel 3 Curah Hujan Harian Maksimum
P
Stasiun
P 245,17mm
Penakar Batu Busuk
No
Tahun Pengamatan
R
290 62,5 186 12,5 229 127,5 62,5 12,5 127,5
Analisa Frekuensi Curah Hujan
maksimum
Untuk menganalisa frekuensi curah
(mm)
hujan dilakukan dengan cara mengurutkan
1
2002
229
data curah hujan harian maksimum mulai dari
2
2003
290
yang
3
2004
207
selanjutnya dihitung deskriptor statistiknya,
4
2005
500
yaitu:
5
2006
500
Rata-rata (Xr, Yr)
6
2007
325
Standar Deviasi (S)
7
2008
89
Koefisien Variant (Cv)
8
2009
82
Koefisien Skew (Cs)
9
2010
215
Koefisien Kurtosis (Ck)
10
2011
115
Sumber: Dinas PSDA Sumatera Barat Curah hujan rencana
terbesar
sampai
yang
terkecil,
Setiap data pengamatan mempunyai distribusi tertentu yang sesuai, berikut ini adalah
salah
satu
cara
untuk
memilih
Curah hujan maksimum stasiun Gunung
distribusi yang sesuai yaitu dimana harus
Sarik = 290 mm
memenuhi persyaratan-persyaratan masing-
Curah hujan maksimum stasiun Gunung
masing distribusi yaitu:
Nago = 186 mm
Curah hujan maksimum stasiun Batu Busuk = 229 mm
2,7 < Ck < 3,3
Luas total DAS Kuranji adalah 202,500 km²
= Cs ≈ 1,13 dan
Distribusi Log Person III = Ck ≈ 1,5 Cs2 +3
daerah stasiun Gunung Sarik adalah =
Jadi curah hujan rencana tahun 2002 =
Distribusi Gumbel Ck ≈ 5,4
Koefisian daerah DAS Kuranji untuk
127,500 0,630 202,500
Distribusi Normal = -0,1 < Cs < 0,1 dan
Dari hasil perhitungan analisa frekuensi curah hujan (Xi) didapat:
Rata-rata
= 3,56 ≈ 3,01
1 i n xi n i 1 1 Xr x 2523,00mm 252,3 mm 10 Xr
= (oke) Analisa Periode Ulang Hujan Faktor distribusi yang sesuai yaitu Distribusi Log Person III maka untuk
Standar Deviasi (S)
Xi Xr
perhitungan
184991,5274 143,369 10 1
sebagai berikut :
2
S S
periode
rumus-rumus Distribusi
n 1
Koefisien Variant (Cv) S Xr 143,369 Cv 0,56 252,3
n Xi Xr
3
log Xi
n 1n 2 S
3
Standar deviasi
i 1
log Xi log X
2
S
15016462,33 Cs 10 110 2 143,369 3 Cs 0,071
III
n 23,34 log x 10 log x 2,334mm
Cs
Log Person
Harga logaritma Rata-rata ( X ) log X
Koefisien Skew (Cs)
n
digunakan
log RT log x G.S
Cv
ulang
n 1
0,6223 10 1 S 0,2629 S
Koefisien Kurtosis (Ck) n
Ck
n 2 xi x
4
Koefisien skew (Cs)
i 1
n 1n 2 n 3S 4
Cs
2
10 x757889081 9,63 Ck 10 110 2 10 3143,3694 Ck 3.56
Dari
data
di
atas
dapat
dapat
n . log Xi log X
n 1n 2 s 3
3
10 .( 0,023866) (9).(8).( 0.2629)3 Cs 0,1831 Cs
Dari faktor distribusi yang sesuai, yaitu
ditentukan distribusi yang sesuai yaitu:
dengan menggunakan Distribusi Log Person Distribusi Log Person III = Ck ≈ 1,5 Cs2 + 3 2
= 3,56 ≈ 1,5(0,071) +3
Type III, maka untuk menghitung curah hujan rencana dipakai rumus:
log Rn yr KT .S Analisa Debit Banjir Rencana
Analisa Intensitas Curah Hujan Intensitas curah hujan diitung dengan menggunakan
rumus
Mononobe
dimana
adanya pengaruh waktu konsentrasi (tc). R 24 I 24 tc
mm / jam
intensitas
banjir hujan
air
hujan dengan
Qah = 0,278.C.I.A
0 , 385
menit
Maka : Qah = 0,278 x 0,75 x 450,19097 x 0,012901
ruas P1 – P2 Data: = 0,097 m
Kemiringan saluran (S)
S
H L
0,621 0,097
S = 0,0064 m Maka : Waktu Konsentrasi (tc)
=
0,87 x972 0.385 jam 1000 x 0,0064
= 0,076930047 jam Dari nilai tc diatas maka dapat dicari intensitas curah hujan untuk periode ulang 10 tahun. 2
24 3 0,076930047 I 450,1909716 mm/jam 234,89 I 24
berdasarkan
debit
air hujan yaitu:
Perhitungan untuk saluran drainase Primer
Panjang saluran (L)
Perhitungan
menggunakan metode rasional. Rumus debit
0.67
0,87 xL tc 1000 xs H S L
Analisa Debit Banjir Air Hujan
Qah = 1,21095 m3/dt
Tabel 4 Analisa Debit banjir Air Hujan Daerah Jenis Saluran
Pengaliran
Ruas
L
A
Laju Pertumbuhan Geometrik Berdasarkan data jumlah penduduk
A
yang ada, pada tahun 2002 jumlah penduduk
(m)
(m)
(m2)
(km2)
Kelurahan kuranji adalah 8.262 jiwa dan pada
S.Primer
P1-P2
133
97
12901
0,0129
tahun 2011 yaitu 10.205 jiwa.
S.Tersier
T1-T2
36
58
2088
0,00209
Dalam
S.Tersier
T3-T4
18,9
56
1058,4
0,00106
penduduk digunakan persamaan :
S.Tersier
T5-T6
16,85
38
640,3
0,00064
S.Tersier
T7-T8
16,85
32
539,2
0,00054
Maka didapatkan secara geometrik
S.Primer
P2-P3
105,41
152
16022,32
0,01602
ln 10.205 – ln 8.262 = 10 x ln (1+r)
S.Tersier
T11-T12
19,4
58
1125,2
0,00113
S.Tersier
T13-T14
15,21
132
2007,72
0,00201
S.Primer
P3-P4
52,43
153
8021,79
0,00802
S.Tersier
T18-T19
19,51
56
1092,56
0,00109
S.Tersier
T18-T20
16,52
31
512,12
0,00051
S.Primer
P4-P5
71,28
120
8553,6
0,00855
Maka didapatkan secara geometrik
S.Tersier
T15-T16
21,32
51
1087,32
0,00109
ln 10.205
S.Tersier
T16-T17
23,1
47
1085,7
0,00109
S.Tersier
T9-T10
37,72
110
4149,2
0,00415
S.Primer
P5-P6
87,63
122
10690,86
0,01069
S.Primer
P6-P7
140
180
25200
0,0252
(Sumber : Hasil Perhitungan, 2012) Perhitungan Debit Air Buangan Dalam perhitungan debit air buangan kita
juga
harus
memperhatikan
jumlah
penduduk untuk tahun mendatang. Untuk itu diperlukan data jumlah penduduk tahun sebelumnya
guna
pertumbuhan
penduduk
menentukan setiap
laju
tahunnya.
Dalam hal ini digunakan persamaan laju pertumbuhan geometrik dan laju pertumbuhan eksponensial.
menentukan
laju
pertumbuhan
Pt = Po x (1+r)n
r = 0.021 %Pertahun Laju Pertumbuhan Eksponensial Untuk laju pertumbuhan eksponensial digunakan persamaan : Pt = Po x er.n = ln (8.262 x 2,7182r.n)
r = 0,021 %Pertahun Untuk perhitungan pertambahan penduduk selanjut nya dapat dilihat pada tabel :
Tabel 5 Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Kelurahan Sungai Sapih Jumlah Penduduk
Tabel 6 Analisa Debit banjir Air Hujan Jenis Saluran
Qak Ruas
No Tahun Geometrik Eksponensial
A (layanan)
Qak sal
m³/dt/Km²
Km²
(m³/dt)
0,021
0,021
S.Primer
P1-P2
0,2342
0,012901
0,003021
-
2011
10205
10205
S.Tersier
T1-T2
0,1983
0,002088
0,000414
1
2012
10419
10419
S.Tersier
T3-T4
0,1983
0,0010584
0,000210
2
2013
10638
10638
S.Tersier
T5-T6
0,1983
0,0006403
0,000127
3
2014
10862
10862
S.Tersier
T7-T8
0,1983
0,0005392
0,000107
4
2015
11090
11090
S.Primer
P2-P3
0,2342
0,01602232
0,003752
5
2016
11322
11322
S.Tersier
T11-T12
0,1983
0,0011252
0,000223
6
2017
11560
11560
S.Tersier
T13-T14
0,1983
0,00200772
0,000398
7
2018
11803
11803
S.Primer
P3-P4
0,2342
0,00802179
0,001878
8
2019
12051
12051
S.Tersier
T18-T19
0,1983
0,00109256
0,000217
9
2020
12304
12304
S.Tersier
T18-T20
0,1983
0,00051212
0,000102
10
2021
12562
12562
S.Primer
P4-P5
0,2342
0,0085536
0,002003
(Sumber : Hasil Perhitungan, 2012)
S.Tersier
T15-T16
0,1983
0,00108732
0,000216
Setelah diapat proyeksi pertumbuhan
S.Tersier
T16-T17
0,1983
0,0010857
0,000215
penduduk maka perkiraan jumlah air buangan
S.Tersier
T9-T10
0,1983
0,0041492
0,000823
atau debit air buangan sudah dapat dihitung
S.Primer
P5-P6
0,2342
0,01069086
0,002503
dengan persamaan sebagai berikut :
S.Primer
P6-P7
0,2342
0,0252
0,005901
Qak = Pn x 1,3889 x 10-3 x A Perhitungan debit air buangan pada saluran Primer ruas P1-P2.
(Sumber : Hasil Perhitungan, 2012) Perhitungan Debit Air Buangan Besarnya debit banjir rencana dapat dihitung dengan menjumlahkan debit air
Data : Pn = 12.562 jiwa
hujan rencana dengan debit air kotor atau air
A = 0,012901 km²
buangan.
Sehingga :
Dimana :
Qak = Pn x 1,3889 x 10-3 x A
Qbr =
Debit Banjir Rencana
Qak = 12.562 x 1,3889 x 10-3 x 0,012901
Qah =
Debit Air Hujan
Qak = 0,003021 m3/dt
Qak =
Debit Air Kotor
Perhitungan debit banjir rencana pada saluran
Perhitungan Saluran Drainase
primer ruas P1 – P2
Dalam menghitung dimensi saluran
Data :
drainase untuk kawasan perumahan Bumi Qah = 1,210950012 m3/dt
Minang III direncanakan penampang saluran
Qak = 0,003021 m3/dt
yang berbentuk segi empat pada saluran tersier maupun saluran primer. Dengan
Qbr = Qah + Qak
pertimbangan saluran ini dapat menghemat
Qbr = 1,210950012 + 0,003021
lahan serta mudah dalam pemeliharaannya
= 1,213971 m3/dt
Rumus :
Tabel 7 Perhitungan Debit Banjir Renanca Jenis Saluran
Qbr =
Qah + Qak
Dalam menghitung dimensi saluran
Qah
Qak
Qbr
(m³/dt)
(m³/dt)
(m³/dt)
digunakan asumsi sebagai berikut :
Ruas
S.Primer
P1-P2
1,210950012
0,003021
1,213971
Besarnya jagaan yang dipakai yaitu 30 cm
S.Tersier
T1-T2
0,249907739
0,000414
0,250322
Nilai
S.Tersier
T3-T4
0,128979956
0,000210
0,129190
dipakai 0,020 (susunan batu dengan
S.Tersier
T5-T6
0,09521459
0,000127
0,095342
adukan
S.Tersier
T7-T8
0,087575335
0,000107
0,087682
drainase tersier dan primer.
S.Primer
P2-P3
1,050759981
0,003752
1,054512
S.Tersier
T11-T12
0,134672504
0,000223
0,134896
S.Tersier
T13-T14
0,15754965
0,000398
0,157948
S.Primer
P3-P4
0,559833005
0,001878
0,561711
primer ruas P1-P2
S.Tersier
T18-T19
0,133142801
0,000217
0,133359
Data :
S.Tersier
T18-T20
0,084543778
0,000102
0,084645
Q = 2,4279 m3/dt
S.Primer
P4-P5
0,719745551
0,002003
0,721748
n
= 0,020
S.Tersier
T15-T16
0,139020955
0,000216
0,139237
S
= 0,006402
S.Tersier
T16-T17
0,144757759
0,000215
0,144973
b
= h
S.Tersier
T9-T10
0,357540332
0,000823
0,358363
Penampang saluran segi empat
S.Primer
P5-P6
0,850981723
0,002503
0,853485
Luas (A)
= bxh
P6-P7
1,450903061 0,005901
Luas (A)
= h x h = h2
Keliing basah (P)
= b + 2h
S.Primer
1,456804
(Sumber : Hasil Perhitungan, 2012)
koefisien
semen
Nilai
kekasaran
dan
kemiringan
Manning
diplester)
dasar
untuk
saluran
berdasarkan masing-masing ruas. Perhitungan dimensi saluran drainase
= b + 2h = 3h
Jari-jari hidrolis (R)
=
V
h2 h = h 3
Debit
(Q)
= VxA
(Q)
2 1 = 1 R3 S 2 A
2
1 1 R3 S 2 n 2 1 1 V 0,25 3 0,006402 2 0,02 V 1,60m / dt
A bxh = P b 2h
n
fb = 0.1901 m
Maka : H =0-,95 m
Tinggi muka air (h) = 0,76 m
h = 0,76 m
Lebar dasar saluran (b) = h = 0,76 m Dari hasil diatas diperoleh :
Luas penampang A
= bxh
b = 0,76 m
= 0,76 x 0,76 = 0,58 m2
= b + 2h = 0,76 + (2 x 0,76) = 2,28 m
Jari-jari hidrolis (R) A R P 0,58 R 0,25 m 2,28
Primer
Keliling basah saluran (P) P
Gambar 1 Penampang Saluran Drainase
Perhitungan Gorong-gorong Dalam melewatkan air yang akan dialirkan sesuai dengan pola aliran maka perlu dibuat bangunan pembantu seperti goronggorong. Dalam tugas akhir ini analisa goronggorong penulis lakukan pada gorong-gorong dari saluran primer ke sungai dimana saluran ini melewati jalan. Perhitungan gorong-
Tinggi jagaan (freebord) di ambil 0,25 m
gorong dilakukan dengan menggunakan
F = 25% x h
formula Henderson yaitu sebagai berikut:
= 25% x 0,76
Perhitungan gorong-gorong
= 0,1901 m
Data : Q = 6,977 m3/dt
Tinggi saluran (H)
C = 0,9 (untuk ujung persegi)
H
H = diambil 0,9 B
= h+F = 0,74 m + 0,1901 m
Q
= 0,95 m Kecepatan aliran (V)
Maka:
2 CBH 3
2 gH 3
B 1,95m
Kolam Olak
H muka air = 0,9 B = 0,9 x 1,95 =1,76 m
Z
= 1,30
a
=
H Gorong-gorong = 1,76 + 0,75
hc = hc = 0,585 Z Z
= 2,51 m
KESIMPULAN
Perhitungan Bangunan Terjun Perencanaan bangunan terjun harus
Dari hasil perhitungan yang penulis
sederhana, tetapi bangunanya harus kuat. Tipe
lakukan terhadap saluran drainase di komplek
yang biasa dipakai pada saluran dengan debit
perumahan Bumi Minang III Kecamatan Kota
kecil
Padang didapat beberapa kesimpulan sebagai
adalah
bangunan
terjun
tegak,
perencanaan tersebut didasarkan pada rumus
berikut:
Etcheverry
a. Analisa Hidrologi
yang
mengghasilkan
panjang
kolam (L) sebagai funggsi tinggi terjun dan
1. Besarnya curah hujan rencana maxsimum yang dihitung dengan metode log pearson
fungsi kedalaman kritis (hc).
III untuk kala ulang 10 tahun adalah 234,89 mm. 2. Untuk
kala
ulang
5
tahun
laju
Pertumbuhan penduduk adalah sebesar : -
Secara geometrik
= 0,021
% pertahun Gambar 2 Bangunan Terjun
-
Perhitungan Hydrolis
Sacara exsponensial
= 0,021
% pertahun
2
V 2g
E
=h+
E
= 1,761
B
= 1,916 m
3. Dari hasil perhitungan didapat Q yang terbesar adalah : -
Kedalaman Kritis hc hc
2 = Q 2
g B
= 0,761
Tinggi End Sill
hc 2
d
=
d
= 40 cm
1 3
Q rencana air hujan = 1,4509031 m3/dt
-
Q air buangan
= 0,005901 m3/dt
-
Q rencana 10 tahun = 1,456804 m3/dt
b. Dimensi saluran yang terbesar : h
b
F
H
A
P
R
V
(m)
(m)
(m)
(m)
(m2)
(m)
(m)
(m/det)
1,40 1,40 0,34909 1,75
1,95
4,19 0,47
(Sumber : Hasil Perhitungan, 2012)
1,72
C. Bentuk profil yang di pakai adalah saluran
Dr.ir.Suripin,M.Eng. 2004. Simtem Drainase
segi empat dengan pasangan batu kali.
Perkotaan Yang Berkelanjutan. Yogyakarta : Andi Ir. Imam Subarkah. 1980. Hidrologi Untuk fb = 0.1901 m
H =0-,95 m h = 0,76 m
Bangunan Air. Bandung: Idea Darma Penataran Dosen Perguruan Tinggi Swasta. 1997. Drenase Perkotaan. Jakatra: Guna Dharm Sosrodarsono, Suyono. Takeda, Kensaku. 1983. Hidrologi untuk Pengairan.
b = 0,76 m
Jakarta: Pradnya Paramita. Adapun saran-saran yang ingin penulis sampaikan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut : a.
Menumbuhkan
kesadaran
masyarakat
untuk tidak membuang sampah pada saluran drainase agar aliran air dalam saluran tidak tersumbat, Sehingga saluran drainase
yang ada dapat
dipelihara
dengan baik sesuai dengan perencanaan. b.
Perlu dilakukan pemeliharaan secara berkala oleh Dinas Pekerjaan Umum agar saluran tersebut dapat berfungsi dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA BUKU Departemen Pekerjaan Umum. 2006. Perencanaan Sistem Drainase Jalan. Jakarta Depertemen Pekerjaan Umum. 1999. Petunjuk Teknis Perencanaan Drainase. Jakarta: Edisi Pertama
Triamodjo, Bambang. 2008. Hidrologi Terapan. Yogyakarta: Beta Offset. Van Te Chow. 1997. Hidrolika Saluran Terbuka. Jakarta: Erlangga Wilson.E.M. 1993. Hidrologi Teknik Edisi Keempat. Bandung: ITB. Direktur Jendral Pengairan. 1986. Standar Perencanaan Irigasi(kp-03), (kp-04). Bandung : Galang Persada.