RAPAT KOORDINASI LINTAS SEKTOR PERENCANAAN PROGRAM DAN ANGGARAN BIDANG KETENAGAKERJAAN 1. Wilayah Barat di Bandung 24 Agustus 2015 2. Wilayah Timur di Makassar 27 Agustus 2015
PERENCANAAN TENAGA KERJA DAN PENGEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DALAM RANGKA MENDUKUNG PEMBANGUNAN DAERAH DAN INVESTASI
NARA SUMBER
DR. IR. SUGIARTO SUMAS, MT Kepala Badan Perencanaan dan Pengembangan Ketenagakerjaan Kementerian Ketenagakerjaan 2015
1
AGENDA I
• PENDAHULUAN
II
• SITUASI KETENAGAKERJAAN
III
• TUGAS PEMBANGUNAN KETENAGAKERJAAN
IV
• RENCANA AKSI PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KETENAGAKERJAAN 2015-2019
V
• HASIL YANG AKAN DICAPAI
2
I. PENDAHULUAN
3
STRUKTUR ORGANISASI BARENBANG BADAN PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN (BARENBANG) Dr. Ir. Sugiarto Sumas, MT SEKRETARIAT BARENBANG Wahyu Indrawati, SE, MM
PUSAT PERENCANAAN KETENAGAKERJAAN Drs. Nurahman, M.Si
PUSAT DATA DAN INFORMASI KETENAGAKERJAAN Tri Retno Isnaningsih, SH.M.Si
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KETENAGAKERJAAN Drs. Aris Wahyudi, M.Si
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL *)
*) = Peneliti, Litkayasa, Prakom, Perencana, Arsiparis, Analis Kepegawaian, Pustakawan, dll 4
I. SITUASI KETENAGAKERJAAN
5
A. TEMA PERINGATAN HUT KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA KE 70
6
KEGIATAN
TAHUN 2011
2012
2013
2014
ANGKATAN KERJA
117.370.485
118.053.110
118.192.778
121.872.931
BEKERJA
109.670.399
110.808.154
110.804.041
114.628.026
7.700.086
7.244.956
7.388.737
7.244.905
BUKAN ANGKATAN KERJA
54.385.592
55.873.593
58.469.319
61.119.273
SEKOLAH
13.104.294
14.084.633
14.454.045
16.769.494
MENGURUS RUMAH TANGGA
32.890.423
33.628.814
35.232.908
36.019.249
8.390.875
8.160.146
8.782.366
8.330.530
171.756.077
173.926.703
176.662.097
182.992.204
68,34 6,56 93,44
67,88 6,14 93,86
66,90 6,25 93,75
66,60 5,94 94,06
PENGANGGUR
LAINNYA
PENDUDUK USIA KERJA TPAK (%) TPT (%) TKK (%)
Sumber : BPS Sakernas Agustus Tahun 2010-2014, diolah Pusdatinaker
7
C. GRAFIK TPAK, TPT, TKK TAHUN 2011-2014 100
93.44
93.86
93.75
94.06
68.34
67.88
66.9
66.6
6.56
6.14
6.25
5.94
2011
2012
2013
2014
90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
TPAK (%)
TPT
(%)
TKK (%)
Sumber : BPS Sakernas Agustus Tahun 2010-2014, diolah Pusdatinaker 8
D. PROFIL SUMBER DAYA MANUSIA INDONESIA TAHUN 2015
ANGKATAN KERJA 128,30 jt (69,50%) <SD SMTP SMTA SMK Diploma I/II/III Universitas
: : : : : :
56,65 jt 23,12 jt 21,56 jt 12,97 jt 3,39 jt 10,58 jt
(44,15%) (18,02%) (16,80%) (10,11%) ( 2,64%) ( 8,24%)
PENDUDUK USIA KERJA [ > 15 Th] 184,60 juta
BEKERJA 120,85 jt (94,19%) SEKTOR: Pertanian : 40,12 jt (33,20%) Pertambangan : 1,42 jt( 1,18%) Industri : 16,38 jt(13,56%) Listrik, Gas, dan Air : 0,31jt( 0,26%) Bangunan : 7,71 jt( 6,38%) Perdagangan : 26,65 jt(22,05%) Angkutan : 5,19 jt( 4,30%) Keuangan : 3,64 jt( 3,02%) Jasa Kemasy. : 19,41 jt( 6,06%) PENDIDIKAN < SD SMTP SMTA SMK Diploma I/II/III Universitas
: : : : : :
54,61 jt (45,19%) 21,47 jt (17.77%) 19,80 jt (16,39%) 11,80 jt ( 9,76%) 3,14 jt ( 2,60%) 10,02 jt ( 8,29%)
PENGANGGUR TERBUKA 7,45 jt (5,81%) BUKAN ANGKATAN KERJA 56,30 jt (30,50%) SUMBER : BPS, 2015, Diolah Pusdatinnaker Barenbang Kemnaker (POSISI FEBRUARI 2015)
< SD SMTP SMTA SMK Diploma I/II/III Universitas
: : : : : :
2,05 1,65 1,76 1,17 0,25 0,56
jt (27,52%) jt (22,14%) jt (23,62%) jt (15,70%) jt ( 3,35%) jt ( 7,52%)
BEKERJA PENUH > 34 Jam/mg 85,17 jt [ 70,48%]
PEKERJA TIDAK PENUH < 34 Jam 35,68 jt [ 29,52 %]
SETENGAH PENGANGGUR 10,04 jt (28,15%)
PEKERJA PARUH WAKTU 25,63 jt (71,85%) 9
PENDUDUK YANG BEKERJA MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN 2011 sd. 2014 (NASIONAL)
10
E. KONDISI KETENAGAKERJAAN UMUM DI PROVINSI DKI JAKARTA (FEBRUARI 2015) Juta Orang
Sumber : BPS, Sakernas Februari 2015, Diolah Pusdatinaker
11
PENDUDUK YANG BEKERJA MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN 2011 s.d. 2014 (DKI JAKARTA)
12
F. KONDISI KETENAGAKERJAAN UMUM DI PROVINSI PAPUA (FEBRUARI 2015) Juta Orang
Sumber : BPS, Sakernas Februari 2015, Diolah Pusdatinaker
13
PENDUDUK YANG BEKERJA MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN 2011 sd. 2014 (PAPUA)
14
G. KOMPOSISI PEREKONOMIAN INDONESIA BERDASARKAN SEKTOR Tahun 2012 sd. 2014 (Harga Konstan Tahun 2010) % 25.0 22.5
22.3
22.2
1. Pertanian, kehutanan, perburuan dan perikanan
20.0 17.1
17.1
17.1
2. Pertambangan dan penggalian 3. Industri pengolahan
15.0
10.0
13.7
13.6
13.5
12.7
12.8
13.0
10.9
11.0
11.1
10.2
9.9
9.4
7.9
8.3
8.6
4. Listrik, gas dan air 5. Bangunan 6. Perdagangan besar, eceran, rumah makan, dan hotel 7. Angkutan, pergudangan dan komunikasi
5.0
3.7
3.9
3.8
1.2
1.2
1.2
2012
2013
2014
8. Keuangan, asuransi, usaha persewaan bangunan, tanah, dan jasa perusahaan 9. Jasa kemasyarakatan
15
KOMPOSISI PEREKONOMIAN DKI JAKARTA BERDASARKAN SEKTOR Tahun 2012 sd. 2014 (Harga Berlaku Tahun 2000) %
30.00 27.75
27.45
27.21
21.87
22.01
22.08
25.00
20.00 1. Pertanian 2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 15.06 15.00
4. Listrik, Gas dan Air Bersih
14.58 13.82 13.65
12.61 11.67
12.34 11.79
11.94
10.45
10.48
10.44
10.00
5. Bangunan 6. Perdagangan, Hotel dan Rest 7. Pengangkutan dan komunikasi 8. Keuangan, Persewaan & Jasa Prsh. 9. Jasa-Jasa
5.00
0.63 0.23 0.07
0.62 0.22 0.07
0.60 0.20 0.07
2011
2012
2013
0.00
16
ANGKATAN KERJA (PERSEDIAAN TENAGA KERJA) PENAWARAN TENAGA KERJA
NERACA TENAGA KERJA I. PERSEDIAAN/PENAWARAN
> KEBUTUHAN/PERMINTAAN
PENGANGGURAN (JUMLAH ANGKATAN KERJA DI ATAS JUMLAH KESEMPATAN KERJA) UPAH BURUH RENDAH MIGRASI KELUAR TENAGA KERJA II. PERSEDIAAN/PENAWARAN
= KEBUTUHAN/PERMINTAAN
KESEIMBANGAN PERSEDIAAN/PENAWARAN DAN KEBUTUHAN/PERMINTAAN KERJA PENUH (FULL EMPLOYMENT). KESEMPATAN KERJA (KEBUTUHAN TENAGA KERJA) PERMINTAAN TENAGA KERJA
III. PERSEDIAAN/PENAWARAN
< KEBUTUHAN/PERMINTAAN
KELEBIHAN KEBUTUHAN/ PERMINTAAN JUMLAH ANGKATAN KERJA DI BAWAH JUMLAH KESEMPATAN KERJA PRODUKSI DI BAWAH KAPASITAS TERPASANG UPAH BURUH TINGGI MIGRASI MASUK TENAGA KERJA. 17
III. TUGAS PEMBANGUNAN KETENAGAKERJAAN
18
A. DASAR HUKUM LANDASAN IDIIL PANCASILA
LANDASAN KONSTITUSIONAL UUD 1945 Pasal 27 ayat (2) “Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”
Pasal 28 d ayat (2) “Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja”
LANDASAN OPERASIONAL
Pasal 4, Undang-Undang Nomor : 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan (1) Memberdayakan dan mendayagunakan tenaga kerja secara optimal dan manusiawi (2) Mewujudkan pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan nasional dan daerah (3) Memberikan perlindungan kepada tenaga kerja dalam mewujudkan kesejahteraan; (4) Meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya 19
NAWA KERJA KETENAGA KERJAAN
1. PENGUATAN PERENCANAAN TENAGA KERJA NASIONAL; 2. PERCEPATAN PENINGKATAN KOMPETENSI TENAGA KERJA; 3. PERCEPATAN SERTIFIKASI PROFESI; 4. PERLUASAN KESEMPATAN KERJA FORMAL; 5. PENGUATAN WIRAUSAHA PRODUKTIF; 6. PENCIPTAAN HUBUNGAN INDUSTRIAL YANG SEHAT DAN PRODUKTIF; 7. PENEGAKKAN HUKUM KETENAGAKERJAAN; 8. PENINGKATAN PERLINDUNGAN PEKERJA MIGRAN; 9. PELAYANAN KETENAGAKERJAAN SEDERHANA, TRANSPARAN DAN AKUNTABEL.
20
C. Diagram Alur Peta Bisnis Proses Level 0 (L0) Keterangan:
35
K/L/D
VI
34 PEKERJA ANAK
4
G
33 36
KESEMPATAN KERJA
PEMBERI KERJA/ PENGUSAHA
E
F
6
27
PERENCANAAN KETENAGAKERJAAN
3
14
V
7
15
2
32
37
38
28 21 39
P E N D U D U K
PENCARI KERJA
LATTAS
1
I
10
TENAGA KERJA KOMPETEN
13
PENTA
II
B
A
17
PENDUDUK YANG BEKERJA
C
PHI
20
23
III
PENDUDUK YANG BEKERJA DAN PENGUSAHA YANG TERPENUHI HAKHAKNYA
26
WASNAKER
IV
25
8 18
30
PENDUDUK YANG BEKERJA, PRODUKTIF, BERDAYA SAING, SEJAHTERA DAN BERKEADILAN
H
D
19 16
24
11
PENATAKELOLAAN PEMERINTAHAN YANG BAIK
VI
KEBIJAKAN BERBASIS PENGETAHUAN SERTA DATA DAN INFORMASI
V
9
22 12
31
K/L/D
29
VI
5
Garis Solid (→) : Hubungan Input/Output Garis Putus-putus (−−>): koordinasi (internal dan eksternal Kemenaker) Kotak Berwarna Biru: Kumpulan fungsi bisnis inti Kemenaker Kotak Berwarna Ungu: Kumpulan fungsi bisnis pendukung Kemenaker dalam penelitian serta data dan informasi, dan pelatihan masyarakat) Kotak Berwarna Hijau: Kumpulan fungsi bisnis pendukung Kemenaker dalam penatakelolaan pemerintahan yang baik Kotak Berwarna Merah: Kumpulan fungsi K/L dan Daerah KotakBerwarna Abu-abu: Kumpulan Proses Internal Kemnaker Bulatan Hijau: Obyek Pembangunan sebagai Input Bulatan Biru: Output/Outcome Kemenaker Bulatan Merah: Output/Outcome hasil koordinasi Kemenaker dengan K/L dan Daerah Bulatan Berwarna Kuning: Obyek Pembangunan sebagai Impact
21
N
PENINGKATAN KOMPETENSI NAKER DAN PRODUKTIVITAS
PENEMPATAN DAN PEMBERDAYAAN NAKER
A
W
RENLITBANG KETENAGAKERJAAN (UNTUK PTK) PERLINDUNGAN NAKER & BANGSIS WASNAKER
PENGEMBANGAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DAN PENINGKATAN JSTK
A
K E R J
A 22
E. PETA BISNIS PROSES BARENBANG (L1) K/L/D, PERUSAHAAN DAN MASYARAKAT V
2
9 14 4
LITBANGNAKER VB
8
REKOMENDASI KEBIJAKAN DAN PROGRAM KETENAGAKERJAAN
13
RUMUSAN KEBIJAKAN, PROGRAM DAN SISTEM INFORMATIKA KETENAGAKERJAAN
H Barenbang
11 C
12
16
7
LATTAS I DATA DAN INFORMASI / ISU STRATEGIS
1
PENGELOLAAN DATINAKER VA
3
DATA DAN SISTEM INFORMATIKA
A
PENTA II
B
15 6 PERENCANAAN KETENAGAKERJAAN
VC
PHI III
10
RTK DAN IPK D
WASNAKER IV
5 17 18
PENATAKELOLAAN BARENBANG
VD
PENATAKELOLAAN PEMERINTAHAN YANG BAIK VI
23
IV. RENCANA AKSI PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KETENAGAKERJAAN 2015 2019
24
A.LANDASAN PENYUSUNAN RTK MERUPAKAN AMANAT PERATURAN PERUNDANGUNDANGAN
MERUPAKAN INTI PROSES PEMBANGUNAN PEREKONOMIAN BANGSA
• Pasal 7 (1),(2),(3) UU No.13 / 2003 Tentang Ketenagakerjaan. • Pasal 11 PP Nomor 15 tahun 2007 tentang tatacara memperoleh informasi ketenagakerjaan dan penyusunan serta pelaksanaan perencanaan tenaga kerja • Pasal 3 PP Nomor 33 Tahun 2013 Tentang Perluasan Kesempatan Kerja;
• SDM merupakan kekayaan sesungguhnya dari suatu bangsa. • SDA berlimpah tanpa SDM berkualitas bisa menjadi beban dalam proses pembangunan • RTK adalah upaya optimalkan produktivitas SDM versus penggunaan SDA setempat secara lestari. • SDM berkualitas merupakan asset bangsa dan merupakan penentu serta subjek pembangunan
25
B. LANDASAN LITBANG KETENAGAKERJAAN 1
Lingkungan Strategis (ketenagakerjaan) bersifat dinamis, menimbulkan kesenjangan antara fakta dan harapan.
2
Kesenjangan antara fakta dan harapan dipersempit dengan inovasi baru hasil produksi penelitian dan pengembangan (antisipatif/ex ante atau evaluatif/ex post).
3
Adanya permasalahan/isu-isu ketenagakerjaan seperti pelatihan, penempatan, hubungan industrial dan pengawasan ketenagakerjaan yang semakin kompleks.
4
Inovasi baru akan memandu aktivitas ketenagakerjaan lebih produktif.
5
Program dan kegiatan ketenagakerjaan pusat dan daerah harus berdasarkan pada hasil penelitian dan pengembangan. 26
C. LANDASAN PENGELOLAAN DATIN NAKER MERUPAKAN AMANAT PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
27
MERUPAKAN AMANAT PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
28
MERUPAKAN PREDIKAT INPUT, PROSES, OUTPUT PRODUKSI
Produksi terdiri atas input, proses, dan output. Masingmasing memiliki predikat sebagai data dan informasi
Data dan informasi yang akurat, terpadu, dan tepat waktu serta berkesinambung an (series) akan meningkatkan produktivitas kerja
Data dan informasi mencerdaskan bangsa
29
NAWA CITA
Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional yang dilakukan melalui peningkatan daya saing tenaga kerja.
RPJMN 20152019 Capacity Building Pemerintah Daerah melalui Penguatan Perencanaan Tenaga Kerja Daerah
Peningkatan Iptek Indeks egovernment : 3,4 pada tahun 2019.
1.Pengembangan website yang berinteraksi dengan masyarakat: 100% (2019) 2.Pengembangan dan penerapan egovernment : 100% (2019) 3.Pengembangan sistem pelayanan publik berbasis teknologi informasi (eservices): 100% ( 2019)
NAWA KERJA
1. Penguatan Perencanaan Tenaga Kerja Nasional.
2,3,4,5, 6,7,8
9. Pelayanan Ketenagakerjaan Sederhana, Transparan dan Akuntabel.
Rencana Kinerja Barenbang 2015-2019 Indikator Kinerja Sasaran Program (Outcome) Program
Target
Satuan
2015 2016 2017 2018 2019
Program 7 : Program Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Kementerian Ketenagakerjaan Sasaran Program 7 : peningkatan kualitas pemanfaatan hasil perencanaan tenaga kerja, penelitian dan pengembangan, data dan informasi, serta pengembangan e-government sebagai dasar perumusan kebijakan pembangunan bidang ketenagakerjaan. Indikator Realisasi peningkatan Kinerja : kualitas pembangunan persen 56 57 58 59 60 Program ketenagakerjaan nasional 1 Indikator Persentase pemanfaatan Kinerja data dan informasi oleh : Program pengguna 2
persen
85
86
87
88
90
Indikator Persentase Pemanfaatan Kinerja : Hasil Penelitian/Kajian oleh persen Program pengguna 3
50
52
54
56
58
Indikator Kinerja : Indeks e-government Program 4
2.5
2.6
2.7
2.8
2.9
Skor (0-4)
30
E. INDIKATOR DAN TARGET KEGIATAN PROGRAM PERENCANAAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEMNAKER TAHUN 2016-2017 PENYUSUNAN PERENCANAAN KETENAGAKERJAAN Indeks pembangunan ketenagakerjaan (Skala 0-100) Peningkatan lembaga pemerintah yang menyusun dan menerapkan perencanaan tenaga kerja Peningkatan perusahaan yang menyusun dan menerapkan perencanaan tenaga kerja Layanan Perkantoran PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI KETENAGAKERJAAN Prosentase pemanfaatan data dan informasi oleh pengguna Tercapainya Indeks e-government (Skor 0-4) Layanan Kegiatan dan perkantoran
2016
2017
57
58
153 Lembaga 268 Lembaga 44 68 Perusahaan Perusahaan 12 Bulan 12 Bulan 2016 86% 2,7 12 Bulan
2017 87 % 2,9 12 Bulan
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KETENAGAKERJAAN
2016
2017
Prosentase pemanfaatan hasil penelitian/kajian oleh pengguna
52 %
54 %
12 Bulan
12 Bulan
2016 96 %
2017 96 %
95 %
100 %
88 %
91 %
12 Bulan
12 Bulan
Layanan Kegiatan dan Perkantoran DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TUGAS TEKNIS LAINNYA Persentase realisasi keuangan Persentase sasaran Renstra yang diprogramkan dalam RKA-KL Barenbang Tingkat Kepuasan pelayanan pegawai Barenbang di bidang administrasi kepegawaian dan umum serta peningkatan kapasitas organisasi dan tata laksana administrasi kepegawaian Layanan Perkantoran
31
F. RUANG LINGKUP PERENCANAAN TENAGA KERJA
PTK PTK MAKRO
WILAYAH
SEKTORAL
NASIONAL
SEKTOR/SUB SEKTOR NASIONAL
PROVINSI
SEKTOR/SUBSEKTOR PROVINSI
KAB/KOTA
PTK MIKRO PERUSAHAAN PEMERINTAH
PERUSAHAAN SWASTA
BUMN
PERUSAHAAN SWASTA
BUMD
LEMBAGA SWASTA LAINNYA
SEKTOR/SUB SEKTOR KAB/KOTA
PUSAT PERENCANAAN TENAGA KERJA – SETJEN KEMENAKERTRANS R.I. 32
G. PROSES PENYUSUNAN PTK MAKRO
Perkiraan Persediaan Tenaga Kerja
Dihitung dengan pendekatan Partisipasi Angkatan Kerja dan Lulusan Pendidikan
Perkiraan Kebutuhan Tenaga Kerja
Dihitung dengan pendekatan kegiatan ekonomi di pasar kerja
Perkiraan Neraca Tenaga Kerja
Dihitung dengan pendekatan membandingkan persediaan dan kebutuhan tenaga kerja
Perkiraan Arah, kebijakan, strategi dan program ketenagakerjaan
Disusun dengan pendekatan kondisi persediaan dan kebutuhan tenaga kerja serta neraca tenaga kerja
33
H. ALUR PROSES PENYUSUNAN PERENCANAAN TENAGA KERJA MIKRO DATA KEPEGAWAIAN & DATA BUSINESS PROCESS PERUSAHAAN Identifikasi Karakteristik Setiap Jabatan/Pekerjaan
Persediaan Awal Setiap Jabatan
Tentukan Metoda Penghitungan yang Cocok
IDENTIFIKASI KEMUNGKINAN PERGESERAN PEGAWAI MENURUT JABATAN
PENSIUN
KELUAR
MASUK
PROMOSI
Ket. : alur proses utama
MUTASI
` ` LAPORAN PTK MIKRO DIPERUSAHAAN
34
I. Proses Pengukuran Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan INPUT
1. Data dan Informasi Ketenagakerjaan, Provinsi. 2. Data Ketenagakerjaan BPS. 3. Data dan Informasi Ketenagakerjaan Unit Teknis 4. Data dan Informasi kepertaan Jamsostek/BPJS
PROSES
Pengumpul an dan Pengolahan data Indeks Pembangun an Ketenaga kerjaan
OUTPUT
1. Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Nasional 2. Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan setiap indikator nasional 3. Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi 4. Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan setiap indikator setiap provinsi
35
J. Proses Pengukuran Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan 1. Pembentukan Tim , yang terdiri dari wakil seluruh unit teknis di Kementerian Ketenagakerjaan dan Pusat Ketenagakerjaan, Barenbang; 2. Menyusun Kuesioner; 3. Pengumpulan data : a.
b.
c.
Mengumpulkan dan mengklasifikasi data ketenagakerjaan di seluruh Provinsi, bersama seluruh pejabat unit teknis di daerah, Bappeda dan BPS Provinsi; Bekerjasama dengan BPS Pusat, untuk memperoleh data ketenagakerjaan provinsi seluruh Indonesia; Bekerjasama dengan PT. Jamsostek untuk memperoleh data perusahaan, anggota aktif dan klaim kecelakaan kerja. 36
Proses Pengukuran Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan 4. Evaluasi dan sinkronisasi data daerah dengan data Pusat, BPS dan Jamsostek; 5. Pengolahan data; 6. Analisis data 7. Pembentuan Tim Penilai (terdiri dari seluruh Sekretaris Ditjen, Bappenas, Depdagri, BPS dan Barenbang); 8. Penentuan Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan terbaik, Indikator Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan terbaik; 9. Pemberian penghargaan kepada Gubernur.
37
37
K. RENCANA AKSI PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI KETENAGAKERJAAN CORE SYSTEM
EXECUTIVE DASHBOARD EXECUTIVE INFORMATION SYSTEM
PERFORMANCE REPORT
DECISSION SUPPORT SYSTEM
ACCESS CHANNELS
SIM TKI
Bursa Kerja Online INFORMATION CENTER ( MENGINTEGRASIKAN DATA & SI) LAYANAN INFORMASI KETENAGAKERJAAN
DATA SPASIAL DAN NON SPASIAL
Kiost 3in1
SISTEM INFORMASI KETENAKERJAAN TERPADU
LAYANAN INFORMASI KEBIJAKAN
TEMATIK PORTAL
SISKOTKLN
SIM Pengawasan
PUBLIC PORTAL ( naker.go.id)
SIM Sertifikasi
E-JOURNAL PORTAL
Planning
INTERNAL SERVICES (SEKRETARIAT)
HELPDESK
Financial
HR Management Controlling
COMMON DELIVERY SERVICES
Law
APLIKASI INTERNAL AUDIT
PORTAL KETENAGA KERJAAN COLLABORA NASIONAL
General Affair
E-GOVERNMENT SUPPORTING SYSTEM
OPERATING SYSTEM
NETWORK & SYSTEM MANAGEMENT
SECURITY SYSTEM MANAGEMENT
DOCUMENT & IMAGING MANAGEMENT
GIS DATABASE MANAGEMENT
REPOSITORY SYSTEM MANAGEMENT
38
V. HASIL YANG DICAPAI PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KETENAGAKERJAAN
39
A. OUTPUT BARENBANG KETENAGAKERJAAN OUTPUT ANTARA
PENYUSUNAN PERENCANAAN KETENAGAKERJAAN
• DOKUMEN PERENCANAAN TENAGA KERJA (PTK) MAKRO • INDEKS PEMBANGUNAN KETENAGAKERJAAN (IPK) • DOKUMEN PERENCANAAN TENAGA KERJA (PTK) MIKRO
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KETENAGAKERJAAN
• REKOMENDASI KEBIJAKAN • REKOMENDASI PROGRAM • RUMUSAN ISU AKTUAL • AKTIVITAS TEAM OF POLICY RESEARCH (TPR)
PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI KETENAGAKERJAAN
• DATIN NAKER UMUM • DATIN NAKER KHUSUS • SISTEM INFORMASI KETENAGAKERJAAN TERPADU
RUMUSAN KEBIJAKAN, PROGRAM, DAN SISTEM INFORMATIKA KETENAGAKERJAAN
PROSES KEGIATAN
40
•Perencanaan Tenaga Kerja merupakan pedoman atau acuan Pembangunan Ketenagakerjaan UU Nomor 13 Tahun 2003 Pasal 7 ayat (3)
Masalah ketenagakerjaan • menghambat pembangunan ekonomi, sehingga kesejahteraan masyarakat tidak akan tercapai.
•Gambaran tenaga kerja yang tersedia di masa mendatang •Gambaran tenaga kerja yang dibutuhkan oleh aktivitas ekonomi di masa mendatang •Gambaran tenaga kerja yang tidak termanfaatkan oleh kegiatan ekonomi •Gambaran aktivitas yang dilakukan untuk mengatasi masalah ketenagakerjaan
Rekomendasi • Kebijakan dan Program terkait masalah ketenagakerjaan
Rencana Tenaga Kerja
41
C. TUJUAN PERENCANAAN TENAGA KERJA MAKRO Pasal 2 Permenakertrans R.I No. PER 16/MEN/XI/2010)
Menyediakan tenaga kerja yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa
Mempermudah pelaksanaan pembangunan ketenagakerjaan yang meliputi, perluasan kesempatan kerja, peningkatan pendayagunaan tenaga kerja, peningkatan kualitas tenaga kerja, peningkatan produktivitas tenaga kerja dan peningkatan perlindungan dan kesejahteraan pekerja.
42
D. TERBENTUKNYA SISTEM INFORMASI KETENAGAKERJAAN Data1 TERPADU Data2 Bursa SIPKK TKI dst
Aplikasi Binapenta
Data3 dst
APLIKASI PHI & JAMSOS Data1 Data2 Data3 dstl
APPIKASI 13 NEGARA MOU
KEUANGAN KEPEGAWAIAN PERENC & PELAPORAN HUKUM UMUM APLIKASI SEKRETARIAT
SISTEM INFORMASI KETENAGA KERJAAN
APLIKASI BINALATTAS KIOST 3IN1 Data1 DST
Database Ketenaga kerjaan APLIKASI BINWASNAKER
Data1 Data2 Data3 dstl
APLIKASI BNP2TKI
APLIKASI Lainnya E-KTP
Data1 Data2 data3
43
E. PEMBENTUKAN TEAM POLICY RESEARCH (TPR) DI BADAN RENBANG KETENAGAKERJAAN LATAR BELAKANG Bidang ketenagakerjaan sangat penting karena menyangkut amanat Konstitusi yaitu hak warga negara atas pekerjaan, dan sensitif karena menyangkut manusia atau warga negara. Oleh karena itu, Menteri Ketenagakerjaan harus mendapat dukungan bukan saja dari satuan kerja yang ada, tetapi juga dari elemen lain, termasuk kelompok pemikir. Oleh karena itu perlu dibentuk suatu kelompok pemikir, yang dalam hal ini disebut Team Policy Research (TPR). TUJUAN Memberikan dukungan konseptual berdasarkan riset kepada Menteri Ketenagakerjaan dalam menyusun dan melaksanakan kebijakan ketenagakerjaan. KEGUNAAN Tersusunnya rancangan kebijakan ketenagakerjaan yang berdasarkan riset, sehingga kebijakan ketenagakerjaan lebih rasional, berdaya-guna dan berhasilguna. 44
TUGAS Di dalam pelaksanaan tugas-tugasnya, TPR bertanggung jawab langsung kepada Kepala Barenbang. Diminta atau tidak diminta oleh Kepala Barenbang, TPR melaksanakan tugas sebagai berikut: Mempelajari perkembangan demografi, perekonomian, sektor riil, hubungan industrial, pelaksanaan otonomi daerah, dan kebijakan publik yang berpengaruh terhadap kesempatan kerja dan kesejahteraan rakyat. Menyusun konsep rencana aksi dalam bentuk policy paper yang akan diserahkan kepada Menteri Ketenagakerjaan melalui Kepala Barenbang, sebagai bahan masukan bagi Menteri dalam menentukan kebijakan yang harus dilaksanakan. UNSUR Para pakar dari berbagai Perguruan Tinggi, yang mencerminkan kepakaran di berbagai bidang terkait seperti: Ekonomi, Hukum Perburuhan, Hukum Internasional, Bisnis, Perjanjian Perdagangan Bebas, Demografi, Kebijakan Publik, Pemerintahan, Budaya, dan lain-lain. 45
TERBENTUKNYA TEAM OF POLICY RESEARCH (TPR) Kepala Barenbang
KETUA MERANGKAP ANGGOTA
SEKRETARIS MERANGKAP ANGGOTA
Kapuslitbang Naker
STAF SEKRETARIAT
KETUA KELOMPOK “A” MERANGKAP ANGGOTA
KETUA KELOMPOK “B” MERANGKAP ANGGOTA
KETUA KELOMPOK “C” MERANGKAP ANGGOTA
KETUA KELOMPOK “D” MERANGKAP ANGGOTA
ANGGOTA KELOMPOK “A”
ANGGOTA KELOMPOK “B”
ANGGOTA KELOMPOK “C”
ANGGOTA KELOMPOK “D”
Para Pakar dari Perguruan Tinggi
46
PROSES KEGIATAN
DUKUNGAN ES 1 • MENYUSUN PROGRAM DAN KEGIATAN YANG MENGAKOMODASIKAN PTK MAKRO NASIONAL DAN DAERAH • MENYUSUN PROGRAM DAN KEGIATAN YANG MENGAKOMODASIKAN PTK MIKRO DI INSTANSI PEMERINTAH DAN LEMBAGA SWASTA • MENGUPAYAKAN PENINGKATAN IPK NASIONAL DAN DAERAH
PENYUSUNAN PERENCANAAN KETENAGAKERJAAN
USULAN TOPIK / JUDUL PENELITIAN DAN • MENYAMPAIKAN LITBANG YANG DIPERLUKAN ESELON 1 HINGGA MELAKSANAKAN PENGEMBANGAN • MENANGGAPI REKOMENDASI LITBANG KETENAGAKERJAAN KETENAGAKERJAAN • MENGACU DATIN KETENAGAKERJAAN UMUM
PENGELOLAAN DATA DARI BARENBANG DATIN NAKER KHUSUS YANG DAN INFORMASI • MENYEDIAKAN MERUPAKAN HASIL AKTIVITASNYA SUBSISTEM INFORMASI KETENAGAKERJAAN• MENJADI KETENAGAKERJAAN TERPADU
SES
PROGRAM, KEGIATAN DAN ANGGARAN UNIT ESELON 1 BERBASIS PERENCANAAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
F. OUTPUT UNIT ESELON I TEKNIS
47
PROSES KEGIATAN
OUTPUT ANTARA
PENYUSUNAN PERENCANAAN KETENAGAKERJAAN DAERAH
•RAPERDA TENTANG PTK DAERAH *) •DOKUMEN PTK DAERAH •IPK DAERAH •DOKUMEN PTK MIKRO BUMD / SWASTA DAERAH SETEMPAT
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH
•DUKUNGAN PENYIAPAN REKOMENDASI KEBIJAKAN DAN PROGRAM •DUKUNGAN PENYIAPAN RUMUSAN ISU AKTUAL •KEGIATAN KETENAGAKERJAAN DAERAH BERBASIS LITBANG
PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI KETENAGAKERJAAN DAERAH
•RAPERDA TENTANG DATIN KETENAGAKERJAAN *) •DATIN NAKER UMUM DAERAH •DATIN NAKER KHUSUS DAERAH •SISTEM INFORMASI KETENAGAKERJAAN DAERAH
SKPD
KEGIATAN DAN ANGGARAN SKPD (PEMDA) BERBASIS PERENCANAAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
G. OUTPUT SKPD PROVINSI / KAB / KOTA
*) RAPERDA PROVINSI / KABUPATEN / KOTA TENTANG PERLUASAN KESEMPATAN KERJA 48
H. LEMBAGA PENANGGUNG JAWAB DAN PELAKSANA PERENCANAAN TENAGA KERJA
PENANGGUNG JAWAB
PELAKSANA
PUSAT
Menteri/Sekjen
Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
PROVINSI
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Sekretaris Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
KABUPATEN/KOTA
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Sekretaris Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
WILAYAH
49
I. TERBENTUKNYA TIM PERENCANAAN TENAGA KERJA PROVINSI dan SEKTORAL/SUB SEKTORAL PROVINSI Permenakertrans R.I No. PER 16/MEN/XI/2010 Jo. Kepmenakertrans No 309 Tahun 2013
PROVINSI • PEMBINA
: Gubernur
• KETUA
: Kepala Dinas Provinsi
• SEKRETARIS : Sekretaris Pejabat Eselon III Dinas Provinsi • ANGGOTA : Kepala Bappeda Provinsi, Kepala Dinas yang Membidangi Sektoral Provinsi, Kepala BPS Provinsi, Kepala BKPMD Provinsi, Ketua Apindo, Ketua Kadin, Perguruan Tinggi, Dan Serikat Pekerja/Serikat Buruh
SEKTORAL/SUBSEKTORAL PROVINSI
• PEMBINA : Gubernur • KETUA : Kepala Dinas yang Membidangi Sektoral/Sub Sektoral Provinsi • SEKRETARIS : Sekretaris Pejabat Eselon III Dinas Provinsi yang membidangi Sektoral/Sub Sektoral Provinsi • ANGGOTA : Kepala Bidang dilingkungan dinas yang membidangi sektoral/sub sektoral yang bersangkutan, Sekretaris dinas yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan, Kepala Bidang Statistik Ketenagakerjaan BPS Provinsi, Kepala Bidang Statistik yang membidangi Sektoral/Sub Sektoral yang bersangkutan BPS Provinsi, dan Kepala Bidang yang membidangi Sektoral /Sub Sektoral BKPM Provinsi. 50
J. TERBENTUKNYA TIM PERENCANAAN TENAGA KERJA KAB/KOTA dan SEKTORAL/SUB SEKTORAL KAB/KOTA Permenakertrans R.I No. PER 16/MEN/XI/2010 Jo. Kepmenakertrans No 309 Tahun 2013
KAB/KOTA
SEKTORAL/SUBSEKTORAL KAB/KOTA
• PEMBINA: Bupati/ Walikota
• PEMBINA: Bupati/ Walikota
• KETUA: Kepala Dinas Kab/Kota
• KETUA: Kepala Dinas yang membidangi Sektoral/Sub Sektoral Kab/Kota
• SEKRETARIS : Sekretaris Pejabat Eselon III Dinas Kab/Kota • ANGGOTA : Kepala BAPPEDA Kab/Kota, Kepala Dinas yang membidangi Sektoral Kab/Kota, Kepala BPS Kab/Kota, Kepala BKPMD Kab/Kota, Ketua Apindo, Ketua Kadin, Perguruan Tinggi, dan Serikat Pekerja/Serikat Buruh
• SEKRETARIS : Sekretaris Pejabat Eselon III Dinas Provinsi yang membidangi Sektoral/Sub Sektoral Kab/Kota ANGGOTA : Kepala Bidang dilingkungan Dinas yang membidangi Sektoral/Sub Sektoral yang bersangkutan, Sekretaris Dinas yang Bertanggung Jawab di Bidang Ketenagakerjaan, Kepala Bidang Statistik Ketenagakerjaan BPS Kab/Kota, Kepala Bidang Statistik yang Membidangi Sektoral/Sub Sektoral Yang Bersangkutan BPS Kab/Kota, dan Kepala Bidang yang Membidangi Sektoral /Sub Sektoral BKPM Kab/Kota. 51
TERIMA KASIH KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN BADAN PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KETENAGAKERJAAN Jalan Jenderal Gatot Subroto Kav. 51, Jakarta Selatan Telp. (021) 5273609 Wabsite: www.naker.go.id
52
LAMPIRAN
53
INDEKS PEMBANGUNAN KETENAGAKERJAAN INDONESIA TAHUN 2011-2014 INDEKS INDIKATOR UTAMA/SUB INDIKATOR
NILAI AKTUAL INDIKATOR UTAMA/SUB INDIKATOR 2011
2012
2013
2014
2011 9,25
2012 11,2
2013 10,75
2014 7,81
PTK Provinsi
28,03
66,26
63,81
78,06
1,68
3,98
3,83
7,81
Perencanaan Pendidikan dan Pelatihan
86,36
84,85
82,12
1,3
1,27
1,23
Perencanaan Perluasan Kesempatan Kerja
86,36
83,94
77,88
1,3
1,26
1,17
Perencanaan Produktivitas Tenaga Kerja
81,82
81,21
73,64
1,23
1,22
1,1
Perencanaan Hubungan Industrial
87,88
80,45
81,36
1,32
1,21
1,22
Perencanaan Pengawasan Ketenagakerjaan
87,88
82,58
80,76
1,32
1,24
1,21
Perencanaan Pengupahan dan Jamsos
74,24
68,94
65,61
1,11
1,03
0,98
1. Perencanaan Tenaga Kerja
2. Penduduk dan Tenaga Kerja
5,68
5,48
5,66
5,75
Tingkat Angkatan Kerja Muda
33,54
35,43
33,17
29,8
0,43
0,32
0,46
0,65
Tingkat Pekerja Anak
0,11
3,87
4,07
2,36
2,49
2,26
2,25
2,35
Tingkat Penganggur Terbuka (TPT)
6,55
5,75
5,33
5,43
1,76
1,91
2,01
1,98
Tingkat Setengah Penganggur
33,96
34,39
35,06
38,17
1
0,99
0,95
0,77
3. Kesempatan Kerja
9,92
10,53
10,75
10,77
Tingkat Kesempatan Kerja Sektor Formal
32,91
37,72
39,1
39,71
1,85
2,24
2,35
2,4
Tingkat Kesempatan Kerja Sektor Informal Tidak Termasuk Pekerja Keluarga
47,34
44,21
42,85
43,09
2,46
2,64
2,72
2,7
Tingkat Kesempatan Kerja
93,45
94,25
94,67
94,57
5,61
5,66
5,68
5,67
4. Pelatihan dan Kompetensi Kerja Tingkat Kapasitas Pelatihan
Tingkat Lulusan Pelatihan Tingkat Lulusa Pelatihan Yang Ditempatkan Tingkat Lembaga Latihan yang Terakreditasi
2,8
3,9
4,72
5,09
5,51
12,65
13,01
10,84
0,96
2,71
2,9
2,32
2
5,71
7,33
8,67
0,25
1,19
1,83
1,93
39,61
-
1,58 13,98
0,84
54
INDEKS PEMBANGUNAN KETENAGAKERJAAN INDONESIA TAHUN 2011-2014 NILAI AKTUAL INDIKATOR UTAMA/SUB INDIKATOR
2011
2012
2013
INDEKS INDIKATOR UTAMA/SUB INDIKATOR 2014
5. Produktivitas Tenaga Kerja Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja (Juta Rp)
2011 1,59
20,15
21,41
22,69
24,03
6. Hubungan Industrial
2012 1,73
1,59 1,68
1,73 2,86
2013 1,86
2014 3,64
1,86 3,36
3,64 3,28
Tingkat PP Yang Disahkan
14,12
14,96
18,2
19,55
0,28
0,37
0,46
0,49
Tingkat PKB Yang Didaftarkan
4,08
4,58
4,72
5,18
0,08
0,11
0,12
0,13
Tingkat LKS Bipartit di Perusahaan
4,64
24,86
34,44
32,83
0,09
0,61
0,86
0,82
SP/SB di Perusahaan
7,56
-
Tingkat Perselisihan Hubungan Industrial
2,87
2,94
1,76
1,93
1,84
0,15 2,28
3,52
7. Kondisi Lingkungan Kerja
1,07 5,02
Tingkat Kepatuhan Wajib Lapor Ketenagakerjaan di Perusahaan
3,71
3,73
3,79
11,71
13,15
12,54
-
0,47
0,53
0,5
Tingkat Penerapan SMK3 di Perusahaan
0,63
0,87
0,79
0,82
0,63
0,52
0,47
0,49
Tingkat Kecelakaan Kerja
0,61
0,47
0,45
0,34
4,39
2,72
2,73
2,79
8. Pengupahan dan Kesejahteraan Pekerja Proporsi Besaran Upah Minimum terhadap KHL
8,47 85,02
90,28
98,82
105,62
9. Jaminan Sosial Tenaga Kerja
8,47 5,5
8,93 8,93 5,81
9,33
9,47
9,33 6,14
9,47 5,9
Tingkat Perusahaan Yang Menjadi Anggota Jamsostek
55,23
58,34
66,52
61,45
2,64
2,92
3,19
2,95
Tingkat Pekerja/Buruh Yang Menjadi Anggota Jamsostek Aktif
58,9
61,11
60,93
64,85
2,86
2,89
2,95
2,94
49,92
54,15
56,31
55,50
Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Nasional
55
INDEKS PEMBANGUNAN KETENAGAKERJAAN NASIONAL TAHUN 2011 70.00 60.00 50.00 40.00 30.00 20.00 10.00 -
56
INDEKS PEMBANGUNAN KETENAGAKERJAAN NASIONAL TAHUN 2012 70.00 60.00 50.00 40.00 30.00 20.00
10.00 -
57
INDEKS PEMBANGUNAN KETENAGAKERJAAN NASIONAL TAHUN 2013 70 60 50 40 30 20 10 0
58
INDEKS PEMBANGUNAN KETENAGAKERJAAN NASIONAL TAHUN 2014 80.00 70.00
60.00 50.00 40.00 30.00 20.00 10.00 0.00
59
DAFTAR PROVINSI PENYUSUN PTK NO.
PROVINSI
MASA BERLAKU
KETERANGAN
NO.
PROVINSI
MASA BERLAKU
KETERANGAN
1
ACEH
2015 – 2016
Berlaku
18
NUSA TENGGARA BARAT
2014- 2018
Berlaku
2
SUMATERA UTARA
2013 – 2017
Berlaku
19
NUSA TENGGARA TIMUR
2014 – 2018
Berlaku
3
RIAU
2015 – 2019
Berlaku
20
KALIMANTAN TENGAH
2014 – 2018
Berlaku
4
KEPULAUAN RIAU
2013 – 2015
Berlaku (berjalan)
21
KALIMANTAN BARAT
2013 – 2017
Draft
5
JAMBI
2015 – 2019
Berlaku
22
KALIMANTAN SELATAN
2015 – 2019
Berlaku
6
SUMATERA BARAT
2012 – 2016
Berlaku
23
KALIMANTAN TIMUR
2014 – 2018
Berlaku
7
SUMATERA SELATAN
2015 – 2019
Berlaku
24
KALIMANTAN UTARA
-
-
8
LAMPUNG
2015 – 2019
Berlaku
25
SULAWESI UTARA
2011 – 2015
Berlaku (berjalan)
9
BENGKULU
2011 – 2015
Berlaku (berjalan)
26
GORONTALO
2013 – 2017
Berlaku
10
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
2012 – 2017
Berlaku
27
SULAWESI BARAT
2012 – 2016
Berlaku
11
BANTEN
2013 – 2017
Berlaku
28
SULAWESI SELATAN
2014 – 2018
Berlaku
12
JAWA BARAT
2013 – 2018
Berlaku
29
SULAWESI TENGAH
2012 – 2013
Tidak Berlaku
13
DKI JAKARTA
2014 – 2018
Berlaku
30
SULAWESI TENGGARA
2012 – 2016
Berlaku
14
JAWA TENGAH
2014 – 2018
Berlaku
31
MALUKU
2014 - 2018
Berlaku
15
D.I. YOGYAKARTA
2014 – 2018
Berlaku
32
MALUKU UTARA
2012 -2016
Berlaku
16
JAWA TIMUR
2014 – 2018
Berlaku
33
PAPUA
2012 – 2016
Berlaku
17
BALI
2013 – 2017
Berlaku
34
PAPUA BARAT
2013 – 2017
Berlaku
60
KAB/KOTA YANG TELAH MENYUSUN PTK No
Kabupaten/Kota
Provinsi
Ket
1 2
Kabupaten Banjar Kota Batam
Kalimantan Selatan Kep. Riau
2014 2014
3
Kabupaten Kutai Kartanegara
Kalimantan Timur
2013
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Kota Karawang Kabupaten Garut Kota Yogyakarta Kabupaten Magelang Kabupaten Rokan Hilir Kabupaten Lombok Barat Kota Makassar Kabupaten Bandung Kabupaten Sragen Kota Bekasi Kota Depok Kota Balikpapan Kota Bontang Kota Kendal
Jawa Barat Jawa Barat D.I Yogyakarta Jawa Tengah Riau NTB Sulawesi Selatan Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Barat Jawa Barat Kalimantan Timur Kalimantan Timur Jawa Tengah
2013 2013 2013 2013 2013 2010 2010 2010 2010
61
KAB/KOTA YANG SEDANG MENYUSUN 2015 No
Kabupaten/Kota
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Kota Pekanbaru Kabupaten Sumenep Kabupaten Mojokerto Kabupaten Tuban Kabupaten Lahat Kota Pariaman Kabupaten Purworejo Kabupaten Konawe Kabupaten Kolaka Kabupaten Sijunjung Kabupaten Pati Kabupaten Bantul Kota Bandar Lampung Kota Bogor Kabupaten Kerawang Kabupaten Semarang Kota Minahasa Kota Palangkaraya Kabupaten Pamekasan Kabupaten Lamandau
1 2 3
Kabupaten Labuan Batu Kota Tangerang Kabupaten Bengkalis
Provinsi APBN Riau Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Sumatera Selatan Sumatera Barat Jawa Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sumatera Barat Jawa Tengah D.I Yogyakarta Lampung Jawa Barat Jawa Barat Jawa Tengah Sulawesi Utara Kalimantan Tengah Jawa Timur Kalimantan Tengah APBD Sumatera Utara Banten Riau
Ket 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 62
TAHAPAN PENYUSUNAN RTK DAERAH 1.
2.
3.
4.
Melakukan sosialisasi kepada semua instansi terkait di provinsi/ kabupaten/ kota tentang pentingnya Perencanaan Tenaga Kerja Daerah. Melakukan Bimtek pejabat daerah tentang Penyusunan Rencana Tenaga Kerja Daerah. Melakukan asistensi/ pendampingan dalam penyusunan RTK Daerah baik dalam perhitungan proyeksi, penyusunan kebijakan dan program, serta mendampingi kepala dinas ketenagakerjaan ketika ekpose di depan kepala daerah dan semua SKPD. Dinas yang menangani ketenagakerjaan di daerah melakukan: a. Membentuk tim penyusun RTKD yang anggotanya terdiri dari : Bappeda BPS Daerah Unit eselon III di lingkungan Dinas yang menangani ketenagakerjaan Semua Dinas terkait (SKPD) Seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) di daerah 63
Lanjutan …
b. Mengumpulkan Data dan Informasi Ketenagakerjaan : Data Kependudukan Ketenagakerjaan Umum RPJMD Produk Domestik Bruto Informasi Kebijakan SKPD
Data dan informasi ketenagakerjaan daerah Data dan informasi yang berkaitan dengan ketenagakerjaan lainnya c. Mengolah data dan informasi ketenagakerjaan. d. Membuat proyeksi persediaan, kebutuhan, keseimbangan (sementara) untuk 1 atau 5 tahun ke depan. Hasil proyeksi sementara terdiri tiga pilihan: optimis, medium dan pesimis. e. Menentukan target yang harus dicapai, baik dari sisi persediaan dan kebutuhan tenaga kerja serta pelatihan, penempatan, hubungan industrial dan pengawasan. f. Menganalisis data dan informasi hasil pengolahan maupun proyeksi persediaan, kebutuhan maupun keseimbangan tenaga kerja. g. Merancang kebijakan dan program yang perlu dikembangkan untuk menyelesaikan masalah serta target-target yang harus dicapai. h. Melakukan workshop draft RTK daerah, dan memperbaiki sesuai masukan.
i. Melakukan ekpose di depan Kepala Daerah dan semua SKPD, sosialisasi serta distribusi buku RTK daerah ke semua pihak yang terkait.
64
PENELITIAN PUSAT LITBANG KETENAGAKERJAAN TAHUN 2014 1. Studi Animo Masyarakat menjadi TKI Sektor Domestik di Saudi Arabia (Kajian Pasca Persetujuan Pem KSA – RI mengenai Penempatan dan Perlindungan TKI Sektor Domestik di Saudi Arabia) 2. Studi Kesiapan Stakeholders dalam Pelaksanaan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia 3. Model Pelatihan Kerja di Kawasan Perbatasan 4. Dampak Pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN terhadap Penempatan TKI 5. Pengembangan Model Inkubasi Bisnis dalam rangka Perluasan Kesempatan Kerja 65
PENELITIAN PUSAT LITBANG KETENAGAKERJAAN TAHUN 2014 6. Studi Kesiapan Pelaksanaan BPJS Ketenagakerjaan 7. Perlindungan Tenaga Kerja Perempuan di Sub Sektor Pariwisata 8. Studi Peranan Fungsi Pengawasan Ketenagakerjaan dalam Perlindungan TKI di Luar Negeri 9. Studi Efektivitas Program Penarikan Pekerja Anak dalam rangka mendukung Program Keluarga Harapan (PPA-PKH) ke Dunia Pendidikan
66
PENELITIAN PUSAT LITBANG KETENAGAKERJAAN TAHUN 2015
1. Studi Respons Industri terhadap Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia 2. Studi Kebijakan Perluasan Kesempatan Kerja 3. Pemetaan Daerah Kantong Tenaga Kerja Indonesia 4. Studi Implementasi Konvensi Dasar ILO 5. Perluasan Kepesertaan Program Jamsos Tenaga Kerja bagi Usaha Kecil dan Mikro 6. Studi Perlindungan Tenaga Kerja Bongkar Muat di Pelabuhan Laut 7. Studi Perlindungan Pekerja Rumahan di Sektor Industri
67
KONDISI KETENAGAKERJAAN UMUM DI PROVINSI ACEH (FEBRUARI 2015) Juta Orang
Sumber : BPS, Sakernas Februari 2015, Diolah Pusdatinaker
68
KONDISI KETENAGAKERJAAN UMUM DI PROVINSI SUMATERA UTARA (FEBRUARI 2015) Juta Orang
Sumber : BPS, Sakernas Februari 2015, Diolah Pusdatinaker
69
KONDISI KETENAGAKERJAAN UMUM DI PROVINSI SUMATERA BARAT (FEBRUARI 2015) Juta Orang
Sumber : BPS, Sakernas Februari 2015, Diolah Pusdatinaker
70
KONDISI KETENAGAKERJAAN UMUM DI PROVINSI RIAU (FEBRUARI 2015) Juta Orang
Sumber : BPS, Sakernas Februari 2015, Diolah Pusdatinaker
71
KONDISI KETENAGAKERJAAN UMUM DI PROVINSI JAMBI (FEBRUARI 2015) Juta Orang
Sumber : BPS, Sakernas Februari 2015, Diolah Pusdatinaker
72
KONDISI KETENAGAKERJAAN UMUM DI PROVINSI SUMATERA SELATAN (FEBRUARI 2015) Juta Orang
Sumber : BPS, Sakernas Februari 2015, Diolah Pusdatinaker
73
KONDISI KETENAGAKERJAAN UMUM DI PROVINSI BENGKULU (FEBRUARI 2015) Juta Orang
Sumber : BPS, Sakernas Februari 2015, Diolah Pusdatinaker
74
KONDISI KETENAGAKERJAAN UMUM DI PROVINSI LAMPUNG (FEBRUARI 2015) Juta Orang
Sumber : BPS, Sakernas Februari 2015, Diolah Pusdatinaker
75
KONDISI KETENAGAKERJAAN UMUM DI PROVINSI BANGKA BELITUNG (FEBRUARI 2015) Juta Orang
Sumber : BPS, Sakernas Februari 2015, Diolah Pusdatinaker
76
KONDISI KETENAGAKERJAAN UMUM DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU (FEBRUARI 2015) Juta Orang
Sumber : BPS, Sakernas Februari 2015, Diolah Pusdatinaker
77
KONDISI KETENAGAKERJAAN UMUM DI PROVINSI DKI JAKARTA (FEBRUARI 2015) Juta Orang
Sumber : BPS, Sakernas Februari 2015, Diolah Pusdatinaker
78
KONDISI KETENAGAKERJAAN UMUM DI PROVINSI JAWA BARAT (FEBRUARI 2015) Juta Orang
Sumber : BPS, Sakernas Februari 2015, Diolah Pusdatinaker
79
KONDISI KETENAGAKERJAAN UMUM DI PROVINSI JAWA TENGAH (FEBRUARI 2015) Juta Orang
Sumber : BPS, Sakernas Februari 2015, Diolah Pusdatinaker
80
KONDISI KETENAGAKERJAAN UMUM DI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA (FEBRUARI 2015) Juta Orang
Sumber : BPS, Sakernas Februari 2015, Diolah Pusdatinaker
81
KONDISI KETENAGAKERJAAN UMUM DI PROVINSI JAWA TIMUR (FEBRUARI 2015) Juta Orang
Sumber : BPS, Sakernas Februari 2015, Diolah Pusdatinaker
82
KONDISI KETENAGAKERJAAN UMUM DI PROVINSI BANTEN (FEBRUARI 2015) Juta Orang
Sumber : BPS, Sakernas Februari 2015, Diolah Pusdatinaker
83
KONDISI KETENAGAKERJAAN UMUM DI PROVINSI BALI (FEBRUARI 2015) Juta Orang
Sumber : BPS, Sakernas Februari 2015, Diolah Pusdatinaker
84
KONDISI KETENAGAKERJAAN UMUM DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT (FEBRUARI 2015) Juta Orang
Sumber : BPS, Sakernas Februari 2015, Diolah Pusdatinaker
85
KONDISI KETENAGAKERJAAN UMUM DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR (FEBRUARI 2015) Juta Orang
Sumber : BPS, Sakernas Februari 2015, Diolah Pusdatinaker
86
KONDISI KETENAGAKERJAAN UMUM DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT (FEBRUARI 2015) Juta Orang
Sumber : BPS, Sakernas Februari 2015, Diolah Pusdatinaker
87
KONDISI KETENAGAKERJAAN UMUM DI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH (FEBRUARI 2015) Juta Orang
Sumber : BPS, Sakernas Februari 2015, Diolah Pusdatinaker
88
KONDISI KETENAGAKERJAAN UMUM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN (FEBRUARI 2015) Juta Orang
Sumber : BPS, Sakernas Februari 2015, Diolah Pusdatinaker
89
KONDISI KETENAGAKERJAAN UMUM DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR (FEBRUARI 2015) Juta Orang
Sumber : BPS, Sakernas Februari 2015, Diolah Pusdatinaker
90
KONDISI KETENAGAKERJAAN UMUM DI PROVINSI KALIMANTAN UTARA (FEBRUARI 2015) Juta Orang
Sumber : BPS, Sakernas Februari 2015, Diolah Pusdatinaker
91
KONDISI KETENAGAKERJAAN UMUM DI PROVINSI SULAWESI UTARA (FEBRUARI 2015) Juta Orang
Sumber : BPS, Sakernas Februari 2015, Diolah Pusdatinaker
92
KONDISI KETENAGAKERJAAN UMUM DI PROVINSI SULAWESI TENGAH (FEBRUARI 2015) Juta Orang
Sumber : BPS, Sakernas Februari 2015, Diolah Pusdatinaker
93
KONDISI KETENAGAKERJAAN UMUM DI PROVINSI SULAWESI SELATAN (FEBRUARI 2015) Juta Orang
Sumber : BPS, Sakernas Februari 2015, Diolah Pusdatinaker
94
KONDISI KETENAGAKERJAAN UMUM DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA (FEBRUARI 2015) Juta Orang
Sumber : BPS, Sakernas Februari 2015, Diolah Pusdatinaker
95
KONDISI KETENAGAKERJAAN UMUM DI PROVINSI GORONTALO (FEBRUARI 2015) Juta Orang
Sumber : BPS, Sakernas Februari 2015, Diolah Pusdatinaker
96
KONDISI KETENAGAKERJAAN UMUM DI PROVINSI SULAWESI BARAT (FEBRUARI 2015) Juta Orang
Sumber : BPS, Sakernas Februari 2015, Diolah Pusdatinaker
97
KONDISI KETENAGAKERJAAN UMUM DI PROVINSI MALUKU (FEBRUARI 2015) Juta Orang
Sumber : BPS, Sakernas Februari 2015, Diolah Pusdatinaker
98
KONDISI KETENAGAKERJAAN UMUM DI PROVINSI MALUKU UTARA (FEBRUARI 2015) Juta Orang
Sumber : BPS, Sakernas Februari 2015, Diolah Pusdatinaker
99
KONDISI KETENAGAKERJAAN UMUM DI PROVINSI PAPUA BARAT (FEBRUARI 2015) Juta Orang
Sumber : BPS, Sakernas Februari 2015, Diolah Pusdatinaker
100
KONDISI KETENAGAKERJAAN UMUM DI PROVINSI PAPUA (FEBRUARI 2015) Juta Orang
Sumber : BPS, Sakernas Februari 2015, Diolah Pusdatinaker
101