PERENCANAAN STRUKTUR JETTY DAN PERKERASAN TERMINAL MULTIPURPOSE DI MAROKREMBANGAN, SURABAYA Oleh : Herliska Iskandar Marpaung 3106 100 136 Abstrak Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya memiliki peran penting dalam menunjang kegiatan lalu lintas transportasi angkutan laut dan sebagai penggerak dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian Jawa Timur dan Indonesia Bagian Timur. Setiap tahun pertumbuhan arus barang untuk muatan curah dan petikemas baik domestik maupun Internasional di Pelabuhan Tanjung Perak mengalami peningkatan melebihi kapasitas yang ada. Pada Tahun 2006 tercatat arus petikemas di Pelabuhan Tanjung Perak sebesar 1.843.638 TEU. Sedangkan kapasitas total seluruh pelabuhan Tanjung Perak yang tersedia adalah 1.184.757 TEU. Sehingga perlu adanya pengembangan areal pelabuhan untuk menampung arus overflow yang tidak tertangani di Pelabuhan Tanjung Perak seluruhnya. Oleh karena itu dibangunlah Terminal Multipurpose ini dengan harapan mampu melayani overflow petikemas yang ada. Dermaga ini direncanakan untuk menampung kapal dengan kapasitas maksimum 35.000 DWT. Type struktur dermaga yang direncanakan adalah open pier dan pembangunannya menggunakan metode pracetak. Untuk membangun pelabuhan ini, dibutuhkan biaya total sebesarRp. 308,512,718,000.00. Kata kunci : Pelabuhan, Multipurpose, Jetty, Morokrembangan, Pracetak. BAB I PENDAHULUAN 1.1
LATAR BELAKANG
Di propinsi Jawa Timur, pelabuhan yang berperan strategis menunjang kegiatan arus lalu lintas transportasi angkutan laut dan sebagai penggerak dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian Jawa Timur pada khususnya dan Indonesia Bagian Timur pada umumnya adalah Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Dari tahun ke tahun, pelabuhan ini mengalami peningkatan jumlah muatan yang signifikan khususnya peti kemas.
Gambar 1.1- Grafik prediksi lalulintas petikemas melalui pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.
Kondisi pertumbuhan arus barang khususnya untuk muatan peti kemas yang melalui Tanjung Perak saat ini sudah mendekati kapasitas maksimumnya. Adapun kapasitas maksimum TPK Tanjung Perak sebesar 2.545.400 TEU akan tercapai pada tahun 2011 nanti. Pada tahun 2012 akan terjadi overflow sebesar 68.600 TEU dan jumlah ini diprediksi akan terus meningkat dari tahun ke tahun. Berdasar prediksi pertumbuhan lalu lintas petikemas dari “The Study for development of the greater Surabaya Metropolitan Ports in the Republic of Indonesia, Final Report, 2007, disusun oleh Japan International Cooperation Agency (JICA) dan ALMEC Corporation, Japan Port Consultant”, tahun 2011 dibutuhkan Terminal Petikemas baru (lihat Gambar 1.1).
Lokasi Morokrembangan dipilih karena strategis baik dari arah darat maupun perairan laut, dengan akses terbaik terhadap jaringan jalan dan sistem utilitas lain yang ada sedang dari arah laut dekat dengan alur pelayaran Selat Madura. Terletak pada koordinat 7 11’40’’ LS – 7 12’ LS dan 112 41’ 20” BT– 112 42’ BT (lihat Gambar 1.2).
1
3. Membuat perhitungan precast untuk jetty. 4. Perencanaan perkerasan dengan British Standart. 5. Membuat metode pelaksanaan. 6. Menghitung rencana anggaran biaya. 1.3
BATASAN MASALAH 1. Data-data yang digunakan dalam analisa adalah data-data sekunder. 2. Layout yang digunakan adalah layout yang diusulkan oleh PT.Sarana Mitra Global Nusantara dan evaluasi yang dilakukan hanya pada layout dermaganya saja. 3. Dalam pengerjaan Tugas Akhir ini, trestle dianggap sudah jadi.
1.4
METODOLOGI
Gambar 1.2 - Lokasi Perencanaan (sumber: Google Maps) Keterangan gambar: Rencana pengembangan Lap.Penumpukan Gudang Lapangan penumpukan Dermaga yang direncanakan Dermaga eksisting Kedalaman area reklamasi di Morokrembangan ini juga relatif dangkal dan kekuatan arus relatif rendah sehingga biaya pembangunan fisik bisa lebih murah. Lokasi ini juga kurang menimbulkan gangguan terhadap permasalahan sosial terutama keberadaan nelayan dan lingkungan biologi pantai lain. Hal yang tidak kalah penting adalah dukungan dari pihak TNI-AL selaku pemilik lahan dan perairan untuk dimanfaatkan sebagai Depo dan Terminal Petikemas. Dermaga ini juga diperkirakan memiliki prospek bisnis yang menguntungkan dalam tahun-tahun ke depan. • Perkiraan total investasi : Rp. 2,5 Triliun (jangka Pendek), dan Rp. 6 Triliun (Total sampai dengan Jangka Menengah). • Kinerja keuangan: – Return on investment (ROI) = 18% – Payback Period = 10 tahun. Dengan adanya pembangunan terminal multipurpose ini, maka dibutuhkan suatu desain struktur jetty dan perencanaan tebal perkerasan yang memenuhi standard yang ada dan dapat dilaksanakan di lapangan. 1. 2 LINGKUP TUGAS AKHIR 1. Evaluasi layout daratan. 2. Perencanaan detail strultur jetty (fender dan boulder, pelat, balok, poer, dan tiang pancang).
2
Metodologi untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini dapat dilihat pada Gambar 1.4 Pendahuluan Studi Literatur Pengumpulan Data dan Analisa Kriteria Desain Evaluasi Layout Perencanaan Detail Struktur Jetty Perhitungan Precast Perencanaan Perkerasan Perencanaan Metode Pelaksanaan Perhitungan Rencana Anggaran Biaya Kesimpulan
Gambar 1.4 - Diagram Alir Metodologi Penyusunan Tugas Akhir
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini dijelaskan secara garis besar teori teori yang akan digunakan dalam pengerjaan tugas akhir ini.
BAB III DATA DAN ANALISA 3.1
DATA BATHYMETRI
Peta Bathymetri menunjukkan kontur kedalaman dasar laut yang diukur dari posisi 0,00 LWS. Data Bathymetri dalam Tugas Akhir ini didapatkan dari Hasil Survey Sonding dalam rangka Pemetaan dari Pantai Morok Krembangan sampai dengan Kali Lamong Tanjung Perak Surabaya, lihat Gambar 3.1 Hasil Analisa Data Bathymetri
S LW m S -9 LW S m W S -5 m L LW -1 0 m ±
S LW m +5 S LW m ±0 WS L m
±0
+5 +5
+5
SE LA
+5 10
+5 +5
TM
10 10
+5
10
PISANG
10 10
+1
-1
+5 00
+5
10 +5 +5
10
S LW
S LW
+5 00
+5
+10
90
m
m
00
+5
+10
00
10
+10
0
AD
+5 10 +5
TAMBAK
00
+10
+5
+5 +5 +10 +5
+10
2000 m
UR
A
+5
+10
+5
LI
LA MO NG
+5
+10
+5
+10
KA
50 10
+10
00
+10
90
+5 00
-9
90
+5
00
+10
BAKAU
+5
+10
50
m
+5 +10 00 +10
10
+10
00
+5
+10
+1 m LWS ±0 m LWS ±0 m LWS +1 m LWS
50
10 +5
10 10
+5
00
00
LW S
-5 m
+5
+7
00
+9
Pasang surut di Morokrembangan dan Kenjeran. Pengukuran yang dilakukan ITS (Oktober – November 1995) memperlihatkan elevasi muka air maksimum 2,98 m LWS dan surut terendah sekitar 0,55 m LWS, tidal range sekitar 2,40 m. 3.3
Dari peta tersebut dapat disimpulkan bahwa kondisi dasar laut di lokasi dermaga ini tergolong landai dengan kemiringan sekitar 3 % diukur dari kontur -5,00 m LWS sampai -9,00 mLWS dengan jarak kira-kira 104 m. Selain itu kondisi perairan Teluk Lamong secara keseluruhan juga tergolong dangkal dimana sepanjang 3 km dari bibir pantai, kedalaman perairan baru mencapai -1,00 mLWS. Hal ini disebabkan oleh adanya Kali Lamong yang bermuara di Teluk Lamong sehingga di daerah tersebut banyak terjadi endapan. Lihat Gambar 3.1.
+10
penggambaran peta bathymetri (peta kontur kedalaman laut), dan mengetahui posisi muka air laut absolut terendah, dan pola pasang surutnya. Data arus dan pasang surut yang dipergunakan diambil dari hasil Pencatatan
90 50
LW S
DERM
AGA
DATA ANGIN
Angin adalah gerakan udara dari daerah dengan tekanan udara tinggi ke daerah dengan tekanan udara rendah. Perbedaan tekanan ini pada umumnya disebabkan oleh perbedaan temperatur. Dalam tugas akhir ini data angin hanya dibutuhkan untuk perencanaan beban horizontal saja. Hasil Analisa Data Angin Kondisi angin di daerah Pelabuhan Tanjung Perak dan sekitarnya berdasarkan data yang didapat dari Badan Meteorologi dan Geofisika untuk Perak I Surabaya memperlihatkan bahwa antara bulan Nopember dan April arah angin dominan dari Utara dan Barat, mulai dari Bulan Mei sampai Oktober angin dominan dari arah Timur dan Tenggara. Lihat Gambar 3.2.
UTPK
+10
+5
+10
+10
+10
+5
50
+10
+10
-5 m
10
+5
+10
50
+5
+10 +5
-5 m
+10 +5 +5
+10
+5
+10 +10
+5
10
+5 +10
-1 m
+10 +5 +10
BAKAU
+5 +10
+5 +5
+10 +10
+5
+10 +10
+5 +5
+10
+10 +5
+10 +10
+5 +10 +5 +5 +10
KALI SEMEMI
+10 +10 +5
+10
+5
+10
N N
S LW
+5
m
TELUK LAMONG
+10 +10
±0
LW S
+10
+10 +10
TAMBAK
LW S
LW S
N
+5
+10 +5 +10
+5 +10 +5
+10
+5
TAMBAK
+5
+5
+10
+5
+5
+5 +5
+5
+5
+5 +5
+10
+5
+5
+5
+5
+5 +5
+5
+5
+5
+5
+5 +5
+10
+5
+5
+5
+5
+5
+5
+5
+10
+5
+5
+5
+5
+5
+5
+10 +5
+10
+5
+5
+5
+5
+5
+5 m LWS ±0 m LWS
+10
BAKAU
+10
+10 +10 +10 +10
PANTAI
+10
+10 +10
+10 +10
+10
+10 +10
+10
+10 +10
+10
+10
+10 +10
+10
+10
+10
+10 +10
+10
+10
+10
+10 +10
+10 +10 +10
+10
+10
+10
KEY MAP SKALA 1 : 75000
TG TANJUNGAN
+10
+10
+10 +10
+10
±0 m LWS +1 m LWS +10
GRESIK
+10
KALI BRANJANGAN
+10
+10
+10
+10
+10
KAMAL
TG SEMAMBUNG
+10 +10
+10 +10 +10
GREGES JAYA PERUSAHAAN KAYU
+10
+1 m LWS +1 m LWS
+10
+10
TAMBAK KALI MANUKAN
KARANG KERING
BAKAU
TAMBAK
PISANG
K. LAMONG
+10
PERUSAHAAN KAYU
AREA SURVEY TANJUNG PERAK
MORO KREMBANGAN
0M
750 M
1500 M
2250 M
3000 M
KALI ANAK
W
E
KALI KRAMBANGAN
Gambar 3.1 - Peta Bathymetri di kawasan Teluk Lamong
V= 1-2 S
3.2
S
DATA ARUS DAN PASANG SURUT
Arus yang terjadi sepanjang pantai umumnya berupa arus akibat perbedaan muka air pasang surut antara satu lokasi dengan lokasi yang lain, sehingga perilaku arus dipengaruhi pola pasang surut. Dalam Tugas Akhir ini data arus hanya dipergunakan untuk kebutuhan perencanaan gaya horizontalnya saja. Pasang surut pada prinsipnya terjadi karena pengaruh posisi bumi terhadap bulan dan matahari, sedang pengaruh bintang dan planet lain relatif lebh kecil. Data pasang surut dipergunakan untuk melengkapi kebutuhan
S
V= 3-4 V= 5-6
Gambar 3.2 – Wind Rose untuk kawasan Tanjung Perak dan sekitarnya 3.4
DATA TANAH
Data penyelidikan tanah sangat diperlukan untuk perencanaan struktur tiang pancang. Analisa data tanah dilakukan untuk mendapatkan daya dukung ijin terhadap kedalaman tiang pancang.
3
Hasil Analisa Data Tanah Data tanah yang dipergunakan diperoleh dari pekerjaan soil investigasi yang dilakukan pada Desember 2009 di perairan Morokrembangan. Data tanah yang penulis sajikan hanya pada zona dermaga saja. Data tanah berupa hasil boring dan SPT pada titik BOR 4 di laut sampai kedalaman -100 m dari sea bed (lihat Gambar 3.3). Untuk lebih jelas tentang posisi titik Bor secara keseluruhan dapat dilihat pada gambar 3.3.. Hasil penyelidikan tanah secara lengkap dapat dilihat pada lampiran.
Maka kebutuhan lebar dermaga = 2+16+20+8 = 46 m. Maka lebar rencana dermaga sebesar 50 m sudah memenuhi kebutuhan. 4.3
EVALUASI PERMUKAAN Elevasi dermaga dihitung pada saat air pasang dengan perumusan : El = beda pasang surut + (1m – 1,5 m ) Dimana : Beda pasang surut = 2,60 m (berdasarkan Pencatatan Pasang Surut di Morokrembangan dan Kenjeran), maka Elevasi yang dibutuhkan = 2,60 + 1,5 m = 4,10 m. Sehingga elevasi rencana dermaga sebesar +5,00 m sudah memenuhi kebutuhan. 4.4
Gambar 3.3 – Posisi Titik- titik bor pada daerah Dermaga dan Trestle Dari hasil bor dan SPT yang dilakukan, diketahui bahwa lapisan tanah di lokasi dermaga sampai kedalaman 100 meter didominasi oleh tanah lanau berlempung (Clayey Silt). Hal ini disebabkan karena Teluk Lamong merupakan muara dari beberapa sungai yang diantaranya adalah, Kali Lamong, Kali Semini, Kali Branjangan, Kali Manukan dan Kali Krambangan. Sungai-sungai tersebut membawa angkutan lumpur dan mengendapkannya di Teluk Lamong. Nilai SPT rata-rata lapisan tanah di Teluk Lamong kurang dari 40.
KEBUTUHAN KEDALAMAN Di lokasi Morokrembangan kondisi perairan tergolong tenang karena terlindung oleh Pulau Madura. Dengan draft kapal rencana sebesar 11,1 m maka kebutuhan kedalaman dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : Kedalaman = 1,1 draft kapal = 1,1 x 10,5 = 12 m Kondisi eksisting kedalaman di muka dermaga adalah 5m di sisi Timur dan 9m di sisi Barat (lihat peta Bathymetri pada lampiran). Oleh karena itu diperlukan pengerukan untuk menyesuaikan kebutuhan kedalaman dermaga.
BAB IV KRITERIA DISAIN 5.1. PERATURAN
BAB IV EVALUASI LAYOUT
1
4.1
PANJANG DERMAGA Panjang dermaga dihitung dengan rumus berikut ini: Lp = n.Loa + (n-1) 15 +50 = 2x211 + 15 + 50 = 487 m < 500 m → OK LEBAR DERMAGA Lebar dermaga petikemas berdasarkan : Lebar Tepi dermaga = 2m Lebar kaki crane = 16 m Jari-jari perputaran truk = 20 m Perkir kendaraan official = 8m
2
3
4.2
4
ditentukan 4
Technical Standard Port and Harbour Facilities in Japan (1991) Digunakan untuk merencanakan bollard / boulder dan menghitung energi pada fender. Standard Design Criteria for Ports in Indonesia (1984) Digunakan untuk menentukan kecepatan kapal saat merapat di dermaga. Peraturan Beton Indonesia (1971) Digunakan dalam perencanaan tulangan dengan memakai Perhitungan Lentur Cara “n’ ( Ir. Wiratman W. ) Konstruksi Beton Indonesia (1971) Digunakan dalam perencanaan tulangan yaitu untuk perhitungan momen akibat beban terpusat.
5
6
7
8
PCI (Prestressed and Precast Concrete Institute) Digunakan untuk perencanaan pelat precast yaitu perhitungan momen pada saat pengangkatan.. Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan, Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Binamarga, BMS 1992 Digunakan dalam penentuan mutu beton untuk struktur dermaga. SNI 03 - 1726 – 2002 - Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung (1983) Digunakan dalam perhitungan gaya gempa dengan metode dinamis. The Structural Design of Heavy Duty Pavements for Ports and other Industries, British Ports Association, 1982. Digunakan dalam penentuan besarnya beban terpusat dari petikemas dan truk trailer.
KAPAL RENCANA Dalam perencanaan ini data kapal yang digunakan berasarkan rencana pengembangan Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya oleh PT. Pelindo III. Kapal yang dipakai umtuk perencanaan adalah kapal terbesar yaitu kapal container Jubilee Glory. Berikut ini adalah dimensi dari kapal tersebut : DWT : 33.271 GRT : 32.085 Loa : 211 m Draft : -10,5 m Height : 57,91 m (Kapal Panamax) Width : 32,1 m (Kapal Panamax)
3.
4.
Tiang pancang baja JIS A 5525 Diameter = 1016,0 mm Tebal = 19 mm Luas penampang = 595,1 cm2 Berat = 467 kg / m Momen Inersia = 740 x 103 cm4 Section Modulus = 146 x 102 cm3 Jari-jari girasi = 35,2 cm Luas permukaan luar = 3,19 m2/m
5.2
5.3 KUALITAS MATERIAL 1. Mutu Beton Digunakan beton dengan fc’ = 35 Mpa untuk komponen struktural. Berikut ini data mutu beton berdasarkan PBI 1971: σ’bk = kekuatan beton karakteristik 350 kg/cm2 σ’b = Tegangan tekan beton akibat lentur tanpa dan / atau dengan gaya normal tekan = 0,33σ’bk (Tabel 4.2.1) = 0,33 x 350 = 115,5 kg/cm2 = Modulus tekan beton untuk Eb pembebanan tetap
2.
=
6400 σ bk' (Tabel 11.1.1)
=
6400 350 = 1,2 x 105 kg/cm2
Mutu Baja Baja tulangan yang digunakan dalam perencanaan ini adalah baja tulangan U-32.
Berikut ini data mutu baja berdasarkan PBI 1971: = Tegangan leleh karakteristik = σau 3200 kg/ cm2 Ea = 2,1 x 106 kg/cm2 σa = Tegangan Tarik/tekan baja akibat beban (Tabel 10.4.1) = 1850 kg/cm2 σ*au = Tegangan Tarik/tekan yang diijinkan (Tabel 10.4.3) = 2780 kg/cm2 Diameter Tulangan = 16 mm ( untuk pelat ) = 32 mm (untuk balok ) Selimut Beton Dalam perencanaan ini digunakan tebal selimut beton untuk pelat sebesar 7,5 cm dan untuk balok sebesar 8 cm. Tiang Pondasi
5.4
DESAIN DIMENSI STRUKTUR
Berikut ini adalah disain dimensi struktur dermaga : Panjang dermaga : 500 m (2 blok @ 250 m) Lebar dermaga : 50 m Tebal Pelat : 40 cm Balok Melintang : 80 x 120 cm Balok Memanjang : 80 x 120 cm Balok Crane : 120 x 150 cm Balok Fender : 80 x 120 cm Poer tiang ganda : 300x150x120 cm Poer tiang tunggal :175 x 175 x 120 cm Cover Beton (pelat) : 7,5 cm (balok) : 8 cm Diameter Tiang Pancang Baja : 101,6 cm Tebal : 19 mm 5.5
LAYOUT PEMBALOKAN
Pada Dermaga Morokrembangan ini, dermaga dibagi menjadi 2 blok dengan dilatasi antar blok selebar 10 cm. Masing-masing blok panjangnya 250 m. Untuk lebih jelas tentang pengaturan tata letak blok tersebut dapat dilihat pada Gambar 5.1 sedangkan layout pembalokannya dapat dilihat pada Gambar 5.2 dan lampiran.
5
Gambar 5.1- Pembagian Blok
Gambar 5.2 – Layout Pembalokan Blok A
5.6
PEMBEBANAN
Perhitungan beban dihitung dari beban yang bekerja pada dermaga yaitu : 5.6.1
Beban Vertikal
5.6.1.1 Beban Berat Sendiri Konstruksi (beban merata) Berat jenis (γ) beton bertulang diambil sebesar 2,9 t/m3 (sumber : Technical Standard for Port and Harbour in Japan). 5.6.1.2 Beban Hidup Merata Beban merata akibat muatan (beban pangkalan) =5 t/m2 = 0,05 t/m2 Beban air hujan (5 cm) Total beban hidup merata = 5,05 t/m2 5.6.1.3 Beban Terpusat a. Petikemas Petikemas 20’ bermuatan penuh ditumpuk sebanyak 2 tumpuk terletak dalam blok penumpukan dalam berbagai posisi. Berdasarkan tabel 2.4 dalam ” The Structural Design of Heavy Duty Pavements for Ports and other Industries, 1982 ”beban maksimum petikemas pada kakinya sebesar 54860 kg dengan area kontak 356 mm x 324 mm. b. Truk container Beban truk diambil 15000 kg dengan konfigurasi beban pada roda truk container dapat dilihat pada Gambar 4.3.
6
Gambar 5.3- Konfigurasi Roda dan Beban Roda Truk Container c.
Container Crane
(a)
arus. Gaya yang terbesar akan diambil sebagai gaya horizontal dermaga dan juga digunakan dalam perencanaan boulder. Berikut ini adalah perhitungan gaya tarikan kapal •
Gaya tarik kapal dari tabel
Berdasarkan Tabel 5.1, untuk kapal terbesar yang merapat di dermaga petikemas II Teluk Lamong dengan ukuran 32.085 GRT, besarnya gaya tarik boulder (Pa) = 150 ton.
(b)
5.6.2
(b) Gambar 5.4-(a) Container Crane Konfigurasi Beban pada Setiap Roda Crane Beban Horizontal
a. Beban Tumbukan Kapal Beban tumbukan pada struktur akan berupa energi kinetik yang diabsorbsi oleh fender dan ditransfer menjadi gaya horizontal yang harus mampu ditahan oleh bangunan dermaga. Berikut ini adalah energi kinetik yang terjadi pada saat kapal merapat : 1 Ef = C m .Ce .CC .C S . .W .V 2 / g [ton − m] 2 Dimana : Cm = koefisien massa hidrodinamis = 1,86 Ws = Displacement Tonage ≈ 1,3 DWT = 1,3 x 35.000 = 43.252,3 ton Ce = koefisien eccentricity = 0,45 = Cushion Coeficient =1(type open pier) CC CS = Softness Coefficient (koefisien kehalusan) = 1 g = gravitasi (m/s2) = 9,8 m/s2 V = kecepatan kapal waktu merapat ( m/s) = 0,11 m/s (kondisi perairannya tergolong tenang dan terlindung). 1 Ef = 1,86 x0,45 x1x1 x43252,3 x0,112 / 9,8 2
Ef
Tabel 4.1 – Gaya Tarikan Kapal
[ton − m]
= 22,35 ton-m
Pemilihan Tipe Fender Dengan Ef maks = 22,35 ton-m, maka direncanakan untuk menggunakan sistem fender tunggal dari Fender Karet Super Arch tipe SA800H dengan data-data sebagai berikut : Defleksi = 45 % (R4) Energi = 24 ton-m (> Ef = 22,35 ton-m) Panjang = 3,0 meter Reaksi = 90 Ton (gaya horizontal)
Agar diperoleh gaya-gaya dalam kondisi kritis maka diambil sudut yang terjadi untuk α dan β sebesar 450. = 106,07 t H = Pa sin α = 150 x cos 45 0 •
Gaya tarik akibat arus :
CC × γ C × AC × VC 2g Di mana : γC = berat jenis air laut (=1,025 t/m3) AC = luasan melintang kapal di bawah permukaan air, karena arus cenderung sejajar sumbu kapal. = lebar x draft= 32,1 x 10,5 = 337,05 m2 VC = kecepatan arus dalam arah tegak lurus kapal (m/dt) = 1,3 m/s x sin 370 = 0,782 m/s CC = koefisien arus = 6 (kedalaman perairan – 9 m, mendekati draft kapal -10,5 m) g = gravitasi (m/s2) = 9,8 m/s2 maka besarnya gaya tarik akibat arus = 5,3 t 2
PC =
•
Gaya tarik akibat angin :
P =C W
b. Beban Tarikan Kapal Beban tarikan kapal disebabkan oleh gaya tarik kapal karena bobot kapal atau karena angin dan
W
(A
W
sin φ + B cos φ W
V 2
)1600 W
Dimana : CW = Koefisien tekanan angin Cw = 0,8 (angin dari belakang)
7
AW = Luasan proyeksi arah memanjang, di atas air = panjang kapal x (depth – draft) = 10003,51 m2 BW = Luasan proyeksi arah muka (m2) = draft x lebar kapal = 337,05 m2 φ = Sudut arah datangnya angin terhadap centerline = 370 (angin dari arah timur) VW = Kecepatan angin = diambil 10 knot = 5,144 m/s maka besarnya gaya tarik akibat angin= 83,212t Jumlah gaya tarik akibat arus dan angin = 5,3 t + 83,212 t = 87,38 ton Gaya tarik akibat arus dan angin tersebut diasumsikan dipikul oleh 4 buah boulder, sehingga gaya tarik tiap bouldernya adalah 21,84 t. Setelah dibandingkan dengan gaya tarik berdasarkan bobot kapal, maka untuk perencanaan dipilih gaya tarik kapal 106,07 ton berdasarkan bobot kapal. c. Beban Gempa
KOMBINASI PEMBEBANAN
Berikut dermaga.
ini
SA 800 H x 3,0 m
A
Gambar 5.5- Fender Super Arch tipe SA 800H 5.8.2
Beban gempa yang bekerja pada struktur dermaga dihitung secara dinamis dengan menggunakan respon spektra menurut SNI 031726-2002. 5.7
Defleksi = 45 % (R4) Energi = 24 ton-m (> Ef = 22,35 ton-m) Reaksi = 90 Ton (sebagai gaya horizontal) Panjang = 3,0 meter Berat = 2570 kg Tipe Baut = W 2 ½ in (10 buah) Lihat Gambar 4.4
kombinasi
pembebanan
1. DL + LL 2. DL + LL + Fender 3. DL + LL + Boulder 4. DL + Truck + PK 5. DL + CC + Truck 6. DL + CC + Truck + PK 7. DL + 0,5 LL + Gempa X + 0,3 Gempa Y 8. DL + 0.5 LL + Gempa Y + 0,3 Gempa X Dimana : DL = beban mati/berat sendiri struktur LL = beban hidup merata CC = beban hidup terpusat berupa beban container crane PK = beban hidup terpusat berupa beban tumpukan petikemas CH = beban hidup terpusat berupa beban cover hatch
Perencanaan Boulder
a. Spesifikasi Boulder dan aksesorisnya • Boulder / Bollard (Type BR-150) - Kapasitas tarik (T) - Dimensi : A B C D E F G H Lihat Gambar 5.6
= = = = = = = = =
(a)
5.8
PERENCANAAN BOULDER
FENDER
DAN
5.8.1 Perencanaan Fender Digunakan sistem fender tunggal dari Fender Karet Super Arch tipe SA-800H dengan datadata dari fender tersebut adalah sebagai berikut :
8
150 600 1000 810 750 381 710 306 100
ton mm mm mm mm mm mm mm mm
Gaya tekan = gaya tarik f yp .a.b = ΣT dimana : fyp = tegangan leleh pelat T = gaya tarik pada 1 baut b = B = 1000 mm a = garis netral Lihat Gambar 4.8 • Kontrol Momen Momen rencana yang dapat dipikul sambungan : n 0,9 f yp , a 2 b φ Mn = + T .d i 2 i =1
∑
(b) Gambar 5.6(a) Dimensi Tinggi Bollard Type BR-150 (b) Dimensi lebar bollard Type BR-150 b. Kontrol Kekuatan Sambungan Baut pada Boulder dengan metode ultimate (LRFD) Mu = Pu . e Mu = 6090 ton-cm Lihat Gambar 4.7
Mu
= 15288,38 ton-cm Mu = 6090 ton-cm < φMn = 15288 toncm.........OK ! Sambungan cukup kuat menerima momen akibat tarikan pada boulder! Panjang pengangkuran Kebutuhan panjang pengangkuran pada pondasi: 0,85T 0,85 x150000 L= = = 158,25 cm = 1,6 m nπdτ b 4π (6,35)10,102 Arah gaya
Pu
g.n
Gambar 5.7- Gaya pada Boulder
T1
T2
f yp pelat
•
Kontrol Geser Pu 150 Vu = = = 37,5 ton n 4 V 37,5 = 1,1847 ton / cm 2 = 1184,7 kg / cm 2 f uv = u = Gambar 5.8- Keseimbangan gaya pada boulder Ab 1 π (6,35) 2 4 c. Jarak pemasangan boulder φ 0,5 f ub = 0,75 x(0,5 x 4100) = 1537,5 kg / cm 2 500 Jumlah boulder = + 1 = 29 buah (4 f < φ 0,5 f b .........................OK! uv
u
18
Beban Tarik (interaksi geser + tarik ) Td = φ f f t Ab
tambatan) Jarak antar boulder
ft = − 1,5 f uv ) < = 4100 kg / cm = (1,3 x 4100 – 1,5 x 1184,7) = 3552,93 kg/cm2 < 4100 kg/cm2 ft = 3552,93 kg/cm2 Td = 0,75 x 4100 x ¼ π (6,35)2 = 97333,47 kg Td baut = φ 0,75 Ab f ub = 73000,106 kg T = Td = 73000,106 kg (diambil yang terkecil) Mencari garis netral Garis netral didapat dari keseimbangan gaya yang terjadi. (1,3 f ub
f ub
= 18 meter
2
BAB VI PERENCANAAN STRUKTUR DERMAGA UMUM Bagian-bagian dari struktur dermaga yang direncanakan adalah sebagai berikut : - Pelat (t = 40 cm) - Balok Melintang (80 x 120 cm )
9
6.1
Balok Memanjang ( 80 x 120 cm ) Balok Crane (120 x 150 cm ) Balok Fender ( 80 x 120 cm ) Plank Fender ( 100 x 200 x 350 cm) Poer Ganda (300 x 175 x 120 ) Poer Tunggal (170 x 170 x 120 ) Tiang Pancang Baja (D = 1,016 m) PERENCANAAN PELAT
6.1.1 Perencanaan Pelat Setelah Komposit a. Pembebanan Pelat 1. Berat sendiri (qd)= 1,305 t/m2 2. Beban Hidup Merata ( ql) = 5,0 t/m2 3. Beban Terpusat Roda Truk = 15000 kg dengan jarak antar roda 2 m dan area kontak tiap roda seluas 30 cm x 60 cm. 4. Beban Terpusat Petikemas = 54860 kg Jarak antar kaki terdekat 2,44 m dan Area kontak = 356 x 324 mm2 b. Perhitungan Momen Pelat Akibat beban merata : Momen tumpuan = - 0,001. q . lx2.. X Momen lapangan = 0,001. q . lx2.. X Dimana: q = beban merata Lx = bentang pelat terpendek X = koefisien pada Tabel PBI 1971 Akibat beban terpusat by b a1 . x + a 2 . + a3 Ly Lx M= .W bx b y + + a4 Lx L y Besarnya lebar pembesian untuk beban ini : by bx.b y b .l x s x = 0,4 − c2 + 0,4 x + 0,2 − 0,3 l l l l x y x. y by bx.b y b .l y s y = 0,4 − c1 + 0,2 x + 0,4 − 0,3 l l l l x y x y .
10
b bb b six = 0,6 − c2 + 0,1 x − 0,1 y + 0,1 x . y lx ly l x .l y
.l x b bb b siy = 0,6 − c1 − 0,1 x + 0,1 y + 0,1 x . y .l y lx ly l x .l y
Ml =
M beban
terpusat
S
Dimana : lx = bentang terpendek pelat ly = bentang terpanjang pelat bx = ukuran beban W arah bentang pendek by = ukuran beban W arah bentang panjang W = beban terpusat a1, a2, a3 dan a4 adalah koefisien yang tergantung ly/lx dan derajat jepit masing – masing sisi ( tabel VI Konstruksi Beton Indonesia oleh Ir. Sutami ) sx = lebar jalur dimana pembesian penahan momen My harus dibagi. sy = lebar jalur dimana pembesian penahan momen Mx harus dipasang. six = lebar jalur dimana pembesian penahan momen Miy harus dipasang. siy = lebar jalur dimana pembesian penahan momen Mix harus dipasang. c1 dan c2 adalah koefisien yang tergantung pada keadaan dan derajat jepit dari sisi pelat, jadi: c1 = 0,0 jika kedua sisi sejajar dengan bentang terkecil (lx) ditumpu bebas. c1 = 0,1 jika kedua sisi sejajar dengan bentang terkecil (lx) dijepit. c1 = 0,05 jika satu sisi sejajar dengan bentang terkecil (lx) dijepit, sedang lainnya ditumpu bebas. c2 = 0,0 jika kedua sisi sejajar dengan bentang terbesar (ly) ditumpu bebas. c2 = 0,1 jika kedua sisi sejajar dengan bentang terbesar (ly) dijepit. jika satu sisi sejajar dengan c2 = 0,05 bentang terkecil (ly) dijepit, sedang lainnya ditumpu bebas.
ARAH BERTAMBAT KAPAL
Gambar 6.1- Denah Pelat Dermaga Tabel 5.1- Momen Rencana dari Kombinasi Momen Momen (kgm) Type Pelat
A
B
C
D
E
F
G
H
I
lx
ly
B.Mati
B.Hidup
B.Truk
Momen
Momen Kombinasi B.Petikemas B.C.Hatch
1
2
3
4
5
1+2
1+3
1+4
1+5
Rencana (kgm)
mlx
5.2
7.1
1870.222
7237.256
2039.884
4158.898
4239.135
9107.478
3910.106
6029.119
6109.357
9107.478
mtx
5.2
7.1
-1870.222
-7237.256
-1532.207
-3430.087
-3385.637
-9107.478
-3402.429
-5300.309
-5255.859
-9107.478
mly
5.2
7.1
1340.914
5188.976
1404.688
2974.108
3039.864
6529.890
2745.601
4315.022
4380.778
6529.890
mty
5.2
7.1
-1340.914
-5188.976
-854.826
-1895.633
-1869.491
-6529.890
-2195.740
-3236.546
-3210.405
-6529.890
mlx
5.2
6.1
1623.211
6281.392
1887.383
3961.534
3985.793
7904.603
3510.594
5584.745
5609.005
7904.603
mtx
5.2
6.1
-1623.211
-6281.392
-1431.522
-3189.196
-3151.878
-7904.603
-3054.733
-4812.407
-4775.089
-7904.603
mly
5.2
6.1
1340.914
5188.976
1548.729
3320.205
3343.116
6529.890
2889.643
4661.118
4684.030
6529.890
mty
5.2
6.1
-1340.914
-5188.976
-998.711
-2213.816
-2186.804
-6529.890
-2339.624
-3554.730
-3527.717
-6529.890
mlx
5.2
6.2
1623.211
6281.392
1902.354
3980.573
4009.866
7904.603
3525.566
5603.784
5633.077
7904.603
mtx
5.2
6.2
-1623.211
-6281.392
-1431.917
-3191.122
-3153.989
-7904.603
-3055.129
-4814.334
-4777.200
-7904.603
mly
5.2
6.2
1340.914
5188.976
1534.105
3285.066
3313.484
6529.890
2875.019
4625.980
4654.397
6529.890
mty
5.2
6.2
-1340.914
-5188.976
-984.104
-2180.066
-2153.423
-6529.890
-2325.018
-3520.980
-3494.337
-6529.890
mlx
5.2
7.2
1870.222
7237.256
2054.433
4176.566
4262.412
9107.478
3924.655
6046.788
6132.634
9107.478
mtx
5.2
7.2
-1870.222
-7237.256
-1532.374
-3431.519
-3387.141
-9107.478
-3402.596
-5301.741
-5257.363
-9107.478
mly
5.2
7.2
1340.914
5188.976
1393.947
2947.433
3017.631
6529.890
2734.860
4288.347
4358.544
6529.890
mty
5.2
7.2
-1340.914
-5188.976
-843.139
-1870.346
-1844.654
-6529.890
-2184.053
-3211.259
-3185.568
-6529.890
mlx
1.5
5.2
184.984
715.838
4615.155
8237.627
8185.578
900.821
4800.139
8422.611
8370.561
8422.611
mtx
1.5
5.2
-184.984
-715.838
-3745.362
-9748.131
-9169.270
-900.821
-3930.346
-9933.115
-9354.254
-9933.115
mly
1.5
5.2
38.171
147.713
1783.436
3223.116
3441.172
185.884
1821.607
3261.287
3479.343
3479.343
mty
1.5
5.2
-111.578
-431.775
-749.083
-1888.244
-1775.058
-543.353
-860.661
-1999.821
-1886.635
-1999.821
mlx
1.6
5.2
210.470
814.464
4316.784
7871.343
7805.506
1024.934
4527.254
8081.814
8015.976
8081.814
mtx
1.6
5.2
-210.470
-814.464
-3635.260
-9356.219
-8827.009
-1024.934
-3845.730
-9566.690
-9037.480
-9566.690
mly
1.6
5.2
43.430
168.064
1738.393
3233.390
3418.002
211.494
1781.823
3276.821
3461.432
3461.432
mty
1.6
5.2
-126.950
-491.264
-772.197
-1927.501
-1817.349
-618.214
-899.148
-2054.452
-1944.300
-2054.452
mlx
1.5
1.6
123.323
477.225
2064.782
5113.729
4530.532
600.548
2188.105
5237.052
4653.855
5237.052
mtx
1.5
1.6
-123.323
-477.225
-2688.222
-6573.217
-6187.754
-600.548
-2811.545
-6696.540
-6311.077
-6696.540
mly
1.5
1.6
108.641
420.413
1854.688
4669.468
4134.301
529.054
1963.329
4778.109
4242.943
4778.109
mty
1.5
1.6
-108.641
-420.413
-2244.491
-5480.312
-5158.260
-529.054
-2353.133
-5588.953
-5266.901
-5588.953
mlx
1.6
7.1
210.470
814.464
6195.411
9453.869
10129.773
1024.934
6405.881
9664.340 10340.244
10340.244
mtx
1.6
7.1
-210.470
-814.464
-3599.445
-9399.440
-8849.076
-1024.934
-3809.916
-9609.910
-9059.547
mly
1.6
7.1
43.430
168.064
2176.664
3062.536
3708.850
211.494
2220.095
3105.967
3752.281
3752.281
mty
1.6
7.1
-126.950
-491.264
-558.046
-1418.720
-1334.078
-618.214
-684.996
-1545.671
-1461.028
-1545.671
mlx
1.6
6.1
210.470
814.464
5100.222
8595.200
8815.166
1024.934
5310.692
8805.671
9025.636
9025.636
mtx
1.6
6.1
-210.470
-814.464
-3624.089
-9395.390
-8858.382
-1024.934
-3834.559
-9605.860
-9068.853
-9605.860
mly
1.6
6.1
43.430
168.064
1457.344
2562.615
2768.088
211.494
1500.775
2606.046
2811.519
2811.519
mty
1.6
6.1
-126.950
-491.264
-599.425
-1507.751
-1423.925
-618.214
-726.375
-1634.701
-1550.876
-1634.701
-9609.910
11
c. Perhitungan Penulangan (Pelat Type A) Data Perencanaan Pelat : Mutu Beton σ’bk σ’b Eb
= 350 kg/cm2 (K-350) = 115,5 kg/cm2 = 1,2 x 105 kg/cm2
Mutu Baja = 320 Mpa = 3200 kg(U-32) σau Ea = 2,1 x 106 kg/cm2 σa = σ’a = 1850 kg/cm2 σ*au = 2780 kg/cm2 Diameter Tulangan = 16 mm ( untuk pelat ) Tebal Pelat 40 cm n = Angka ekivalensi antara modulus elastisitas baja dengan modulus tekan beton 2,1 x 10 6 Ea n = = = 17,5 1,2 x 10 5 Eb = Perbandingan antara tegangan φ0 baja tarik dan n kali tegangan tekan beton di serat yang paling tertekan pada keadaan seimbang. σ 'a 1850 = = = 0,915 φ0 (n x σ ' b ) (17,5 x 115,5) ly
lx
700 520
=
800
= =
800 700 cm
=
600
= =
600 520 cm
80 100 - + 2 2 100 80 80 - + 2 2 80
= 1,36 < 2→PelatDua Arah
Tulangan Arah X Momen Negatif = Mtx = -9107.478 Kgm ( tumpuan )
= Ca
=
317 mm h nxM b x σ 'a
=
31,7 17,5 x 9107,478 100 x 1850
= 3,415 Dengan melihat tabel Perhitungan Lentur Cara “n”, untuk Ca = 3,415 dengan δ = 0 (pelat), didapatkan : φ = 1,5825 > φ 0 = 0,915..................OK ! 100nω = 9,699 Luas Tulangan yang diperlukan adalah A = ωxbxh =
9,699 x 100 x 31,7 100 x 17,5
= 17,569 cm2 = 1756,9 mm2 Dipasang D16 – 100 (As = 201062 mm2) Kontrol Retak Berdasarkan PBI 1971 pasal 10.7.1b retak yang diijinkan 0,01 cm. Dengan menggunakan Tabel 10.7.1 PBI 1971 maka didapatkan : Koefisien untuk perhitungan lebar retak A ; C3 = 1,50 ; C4 = 0,16 dan C5 = 30 ωp = Bt A = luas tulangan tarik Bt = luas penampang beton yang tertarik = 100 x 40 cm, 2010,62 maka ωp = = 0,005 1000 x 400 Besarnya lebar retak pada pembebanan tetap akibat beban kerja dihitung dengan rumus berikut ini : C d σ a − 5 10 − 6 w = α C3 . c + C4 . ω p ωp
30 −6 1,6 w = 11,50 . 7,5 + 0,16 . 1850 − 10 0,005 0,005
w = - 0,26 < 0,01 cm ( OK, tidak retak ! )
hx
12
= =
400 – 75 - 0,5 φarah X 400 – 75 - 0,5 x 16
(cm)
Tulangan Arah Y Dengan cara yang sama didapatkan : Luas Tulangan yang diperlukan adalah A = 16,091 cm2 = 1609,1 mm2 Dipasang D16 – 100 (As = 201062 mm2)
(cm)
Tabel 6.2- Hasil Perhitungan Tulangan Pelat Type lx Pel a t
ly
l y/l x
5.2 7.1 A
5.2 7.1 5.2 7.1 5.2 7.1 5.2 6.1
B
5.2 6.1 5.2 6.1 5.2 6.1 5.2 6.2
C
5.2 6.2 5.2 6.2 5.2 6.2 5.2 7.2
D
E
G
H
I
J
K
L
Ca
Φ
Ket
100n A perl u Di pa s a ng As pa s a ng ω cm2 mm2 mm2
Ml x 9107.478 3.415
1.825
OK 9.699 17.569 D 16 - 80
1810.287
1.4 Two Wa y Sl a b
-Mtx 9107.478 3.415
1.825
OK 9.699 17.569 D 16 - 80
1810.287
Ml y 6529.890 3.83
2.105
OK 7.646 13.151 D 16 - 80
1408.001
-Mty 6529.890 3.83
2.105
OK 7.646 13.151 D 16 - 80
1408.001
Ml x 7904.603 3.666
1.994
OK 8.375 15.171 D 16 - 80
1609.144
1.2 Two Wa y Sl a b
-Mtx 7904.603 3.666
1.994
OK 8.375 15.171 D 16 - 80
1609.144
1.2 Two Wa y Sl a b
Ml y 6529.890 3.83
2.534
OK 7.646 13.151 D 16 - 80
1408.001
-Mty 6529.890 3.83
2.534
OK 7.646 13.151 D 16 - 80
1408.001
Ml x 7904.603 3.666
1.994
OK 8.375 15.171 D 16 - 80
1609.144
-Mtx 7904.603 3.666
1.994
OK 8.375 15.171 D 16 - 80
1609.144
Ml y 6529.890 3.83
2.534
OK 7.646 13.151 D 16 - 80
1408.001
-Mty 6529.890 3.83
2.534
OK 7.646 13.151 D 16 - 80
1408.001
Mlx 9107.478 3.415
1.825
OK
9.699
17.569
D 16 - 80
1810.287
-Mtx 9107.478 3.415 1.4 5.2 7.2 Two Way Mly 6529.890 3.83 Slab 5.2 7.2 -Mty 6529.890 3.83
1.825
OK
9.699
17.569
D 16 - 80
1810.287
2.534
OK
7.646
13.151
D 16 - 80
1408.001
2.534
OK
7.646
13.151
D 16 - 80
1408.001
1.5 5.2
Mlx 8422.611 3.551
1.915
OK
8.954
16.220
D 16 - 60
1810.287
1.5 5.2
3.27
1.725
OK
10.64
19.274
D 16 - 50
2011.43
4.076
D 16 - 30
1005.715
5.2 7.2
-Mtx 9933.110 3.5 1.5 5.2 One Way Mly 3479.343 Slab 1.5 5.2 -Mty 1999.820
4.076
D 16 - 50
603.429
Mlx 8081.814 3.626
1.967
OK
8.565
15.515
D 16 - 65
1609.144
-Mtx 9566.690 3.332 3.3 1.6 5.2 One Way Mly 3461.432 Slab 1.6 5.2 -Mty 2054.450
1.755
OK
10.27
18.603
D 16 - 50
2011.43
4.076
D 16 - 50
603.429
4.076
D 16 - 50
603.429
1.5 1.6
Mlx 5237.052 4.504
2.571
OK
5.444
9.861
D 16 - 30
1005.715
-Mtx 6696.540 3.983 1.1 1.5 1.6 Two Way Mly 4778.109 4.477 Slab 1.5 1.6 -Mty 5588.953 4.14
2.215
OK
7.019
12.714
D 16 - 20
1408.001
2.559
OK
5.538
9.525
D 16 - 30
1005.715
2.322
OK
6.481
11.147
D 16 - 20
1206.858
1.6 7.1
Mlx 10340.24 3.205
1.681
OK
11.1
20.107
D 16 - 75
2011.43
-Mtx 9609.910 3.325 4.4 1.6 7.1 One Way Mly 3752.281 Slab 1.6 7.1 -Mty 1545.671
1.762
OK
10.27
18.603
D 16 - 75
2011.43
4.076
D 16 - 60
603.429
4.076
D 16 - 60
603.429
1.6 6.1
Mlx 9025.636 3.431
1.833
OK
9.63
17.444
D 16 - 70
1810.287
-Mtx 9605.860 3.326 3.8 1.6 6.1 One Way Mly 2811.519 Slab 1.6 6.1 -Mty 1634.701
1.762
OK
10.27
18.603
D 16 - 65
2011.43
4.076
D 16 - 60
603.429
4.076
D 16 - 60
603.429
1.6 6.2
Mlx 9146.513 3.408
1.817
OK
9.769
17.696
D 16 - 70
1810.287
-Mtx 9607.832 3.325 3.9 1.6 6.2 One Way Mly 3542.451 Slab 1.6 6.2 -Mty 1751.479
1.762
OK
10.27
18.603
D 16 - 65
2011.43
4.076
D 16 - 60
603.429
4.076
D 16 - 60
603.429
1.6 7.2
Mlx 10486.71 3.183
1.667
OK
11.25
20.379
D 16 - 70
2212.573
-Mtx 9608.673 3.325 4.5 1.6 7.2 One Way Mly 3785.517 Slab 1.6 7.2 -Mty 1525.727
1.762
OK
10.27
18.603
D 16 - 75
2011.43
4.076
D 16 - 60
603.429
4.076
D 16 - 60
603.429
1.6 1.6
Mlx 4944.104 4.635
2.663
OK
5.126
9.285
D 16 - 30
1005.715
-Mtx 5817.046 4.273 1.0 1.6 1.6 Two Way Mly 5561.126 4.15 Slab 1.6 1.6 -Mty 6371.709 3.877
2.413
OK
6.071
10.997
D 16 - 25
1206.858
2.333
OK
6.429
11.058
D 16 - 25
1206.858
2.135
OK
7.471
12.850
D 16 - 20
1408.001
1.6 5.2 F
Momen Pel a t
1.6 5.2
1.5 1.6
1.6 7.1
1.6 6.1
1.6 6.2
1.6 7.2
1.6 1.6
13