Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015
PERENCANAAN PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA DENGAN MEMPERTIMBANGKAN PENYEBAB KECELAKAAN KERJA DAN NILAI EKONOMI Astuteryanti Tri Lustyana1,*) dan Sri Gunani Partiwi2) Program Pascasarjana Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember e-mail: 1)
[email protected] 2) Jurusan Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
1)
ABSTRAK Untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat, maka aktivitas pelayanan teknik di industri tenaga listrik seluruhnya dilimpahkan kepada perusahaan outsourcing melalui Perjanjian Pemborongan Pekerjaan. Agar target kerja tercapai dan keselamatan tenaga yantek tetap terjamin diperlukan suatu perencanaan pencegahan kecelakaan kerja yang mempertimbangkan sumber bahaya kerja, biaya yang dikeluarkan, dan manfaat yang didapatkan. Perencanaan pencegahan kecelakaan kerja dimulai dengan identifikasi sumber bahaya dengan menggunakan analisis fault tree, yang selanjutnya dilakukan pengukuran menggunakan analytical hierarchy process dengan ikut mempertimbangkan atribut ekonomi dan alternatif pencegahannya, sehingga didapatkan bahaya yang mendapatkan prioritas tertinggi untuk dihilangkan yaitu kurangnya pengalaman kerja (0,222) dan atribut ekonomi yang memiliki bobot tertinggi adalah tercapainya target kerja (0,356), sedangkan untuk alternatif yang memberikan pengaruh paling besar dalam mengurangi risiko kecelakaan kerja adalah dilakukannya pendidikan dan pelatihan kerja (63%), selanjutnya untuk pengadaan fasilitas dan peralatan kerja dan pemberian penghargaan dan hukuman masing-masing mendapatkan bobot sebesar 19,4% dan 16,7%. Kata kunci: pencegahan kecelakaan kerja, outsource industri listrik, FTA, AHP
PENDAHULUAN Melakukan subkontraktor pada kegiatan produksi dan pelayanan bukanlah suatu fenomena baru di dunia industri (Johnstone, et al., 2001). Namun meningkatnya penggunaan tenaga outsource tidak sejalan dengan penjaminan keselamatan kerja mereka. Di Amerika Serikat, berdasarkan sensus yang dilakukan pada tahun 1996 memperlihatkan bahwa sebanyak 19% tenaga outsourcing mengalami kecelakaan fatal dari total kecelakaan kerja yang terjadi, dan 9% kecelakaan fatal dialami oleh pegawai tetap, data ini menunjukkan bahwa tenaga outsourcing memiliki peluang dua kali lebih besar mengalami kecelakaan dibandingkan dengan pegawai tetap (Mayhew, et al., 1997). Sistem outsourcing selama ini sudah dimanfaatkan dunia usaha dan dianggap solusi yang tepat untuk efisiensi, karena penggunaan tenaga outsourcing dapat menghemat anggaran dan meningkatkan daya saing perusahaan, tidak terkecuali industri tenaga listrik. Sebagai perusahaan yang bertugas dalam pengadaan tenaga listrik untuk kepentingan umum, maka untuk menjamin kualitas pelayanan kepada masyarakat PT PLN (Persero) menyerahkan aktivitas pelayanan teknik kepada perusahaan outsource melalui Perjanjian Pemborongan Pekerjaan Pelayanan Teknik. Petugas Pelayanan Teknik atau dikenal dengan istilah Yantek ini harus melakukan pekerjaanya sesuai dengan SOP yang telah disepakati, lingkup pekerjaan dari petugas Yantek adalah penanganan gangguan dan lokalisir daerah padam, inspeksi ISBN: 978-602-70604-2-5 A-28-1
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015
jaringan distribusi, pemeliharaan jaringan, dan pencocokan data. Keselamatan dan kesehatan kerja tenaga outsource ini menjadi penting dikarenakan jika terjadi kecelakaan saat mereka bekerja, maka perusahaan outsourcing yang harus menanggung akibat dari kecelakaan tersebut, seperti biaya pengobatan dan kompensasi hingga nama baik perusahaan. Sehingga penelitian dilakukan untuk membuat perencanaan pencegahan kecelakaan kerja yang mempertimbangkan faktor penyebab kecelakaan kerja dan faktor ekonomi. Perencanaan pencegahan dibuat dengan menggunakan metode-metode berikut ini: fault tree analysis (FTA), analytical herarchy process (AHP). Penelitian-penelitian sebelumnya banyak yang telah menggunakan metode-metode ini, sehingga penelitian ini mencoba untuk memadukan metode-metode tersebut, seperti Curcuru, et al. (2012) dan Purba (2014) menggunakan FTA untuk mengidentifikasi failure events, sehingga kejadian yang tidak diinginkan dapat berkurang/dicegah. Salah satu metode multi-criteria analysis techniques, AHP, digunakan untuk pemilihan scaffolding yang aman digunakan dengan mempertimbangkan nilai investasi berdasarkan analisis biaya manfaat (CBA) (Fang, et al., 2003). Mohamadian, et al. (2011) juga mengintegrasikan CBA dan AHP untuk membuat model keputusan proyek keselamatan di jalan raya dan Shi, et al. (2014) mengembangkan model penanganan fire and explosion accidents for steel oil storage tanks (FEASOST) dengan menggabungkan metode FTA dan AHP sehingga akan didapatkan basic event/penyebab terjadinya FEASOST, sehingga manajer dapat menentukan tindakan apa yang harus diambil untuk mencegah terjadinya kebakaran dan ledakan pada tangki penyimpanan minyak. Dari penelitian-penelitian tersebut, maka peneliti memutuskan untuk menggabungkan penggunaan FTA, yang digunakan untuk mengidentifikasi penyebab terjadinya kecelakaan, dan AHP, digunakan untuk menentukan prioritas alternatif pencegahan. METODE Penelitian ini dilakukan melalui dua tahapan yang akan dijelaskan di bawah ini. Tahap Identifikasi Penyebab Kecelakaan Pengembangan model dimulai dengan menentukan penyebab terjadinya kecelakaan kerja yang dialami oleh tenaga outsourcing. Proses identifikasi dilakukan dengan menggunakan fault tree analysis (FTA). 1. Menentukan bahaya apa saja yang ada dalam setiap aktivitas yang dilakukan oleh tenaga outsourcing, sehingga dapat ditentukan top event/bahaya keselamatan tenaga outsourcing. 2. Menentukan penyebab terjadinya kecelakaan kerja. Proses identifikasi penyebab kecelakaan dilakukan berdasarkan bahaya yang bersumber dari keadaan yang tidak aman dan tindakan tenaga kerja outsourcing yang tidak aman. 3. Setelah penyebab kecelakaan teridentifikasi (basic event), maka fault tree dapat dirancang dengan menggunakan simbol-simbol yang telah ditetapkan, seperti yang ada pada 4. . Jika model sudah benar maka dapat dilakukan tahap selanjutnya. Tahap Penetuan Prioritas Alternatif Langkah selanjutnya adalah penentuan upaya pencegahan kecelakaan kerja. 1. Menentukan alternatif pencegahan apa saja yang dapat dijadikan sebagai opsi dalam pengambilan keputusan. 2. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan AHP, dimana penyebab kecelakaan, hasil identifikasi basic event pada FTA dan nilai ekonomi dari pencegahan kecelakaan kerja, dijadikan sebagai kriteria. Kemudian alternatif dan kriteria ini disusun dalam bentuk hirarki, hingga bobot pada setiap alternative didapatkan. Pehitungan dilakukan dengan menggunakan bantuan softtware Expert Choice. ISBN: 978-602-70604-2-5 A-28-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015
Simbol
Keterangan Top event/ intermediate event Berada paling atas dan ditentukan berdasarkan tingkat kritisnya Basic event Cabang dari failure yang tidak perlu dikembangkan lagi Undeveloped event Jika data failure tidak tersedia OR gate Event yang berada di level atas terjadi jika salah satu input event yang berada di level bawah terjadi AND gate Event terjadi jika semua input event yang berada di level bawah terjadi TRANSFER gate Transfer dari/ke bagian lain fault tree
Gambar 1. Simbol Fault Tree
HASIL DAN PEMBAHASAN Tenaga pelayanan teknik memiliki peluang mengalami kecelakaan, seperti tersetrum, terbakar, dan terjatuh. Dari tiga jenis kecelakaan ini, kemudian diidentifikasi penyebab terjadinya kecelakaan dengan menggunakan analisis fault tree, dapat dilihat pada Gambar 2. Setelah penyebab kecelakaan, nilai ekonomi dan alternatif pencegahan berhasil teridentifikasi, dapat dilihat pada Tabel 1, selanjutnya semua kriteria dan alternatf ini disusun dalam bentuk hirarki, seperti pada Gambar 3.
Gambar 2. Fault Tree Kecelakaan Kerja di Industri Ketenagalistrikan ISBN: 978-602-70604-2-5 A-28-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015
Lanjutan Gambar 2. Fault Tree Kecelakaan Kerja di Industri Ketenagalistrikan
Alternatif, kriteria, dan subkriteria yang telah disusun dalam bentuk hirarki seperti pada Gambar 3, selanjutnya diukur dengan menggunakan software Expert Choice. Dari hasil pengolahan data menggunakan Expert Choice, maka didapatkan bobot untuk setiap subkriteria dan alternatif. Pada kriteria bahaya kerja, bahaya yang harus segera dihilangkan/diminimalkan adalah kurangnya pengalaman kerja, karena subkriteria ini mendapatkan bobot tertinggi sebesar 0,264. Untuk kriteria nilai ekonomi, alokasi biaya pengadaan fasilitas dan peralatan kerja mendapatkan bobot tertinggi, sebesar 0,327, dapat diartikan bahwa pengalokasian biaya
ISBN: 978-602-70604-2-5 A-28-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015
fasilitas dan perlatan kerja memiliki pengaruh penting dalam tercapainya tujuan dilakukannya pencegahan kecelakaan kerja. Pencegahan Kecelakaan Kerja Tenaga Outsourcing di Industri Tenaga Listrik
Bahaya kerja
Nilai ekonomi
B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13 B14 B15
A1
A2
E1 E2 E3 E4 E5 E6 E7 E8
A3
Gambar 3. Hirarki Pencegahan Kecelakaan Kerja Tabel 1. Kriteria AHP Bahaya Kerja tidak memastikan aliran listrik sudah mati atau belum
Notasi
Nilai Ekonomi
B1
E1
dipercaya untuk tender yantek selanjutnya
kegagalan grounding
B2
E2
material tidak sesuai standar
B3
E3
biaya pengobatan dan berkurang biaya diklat dan sertifikasi
kabel tidak sengaja terkelupas
B4
E4
biaya pengadaan fasilitas dan peralatan kerja
mengabaikan instruksi pengalaman kerja kurang motivasi kerja kurang tekanan pekerjaan dan stress kelelahan penggunaan alat kurang efektif tidak menjaga jarak aman pengawasan kurang kurang pengetahuan pentingnya APD kurang motivasi menggunakan APD kurangnya alat keamanan yang efektif
B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13 B14 B15
E5 E6 E7 E8
citra/nama baik perusahaan terjaga tercapainya target kerja biaya rekruitasi berkurang waktu investigasi tidak ada Alternatif
A1
memberikan penghargaan dan hukuman
A2
mengadakan pendidikan dan pelatihan kerja dan sertifikasi
A3
menyediakan keamanan
fasilitas
kompensasi
dan
peralaatan
Dari hasil perhitungan Expert Choice didapatkan alternatif terbaik yang dapat dilakukan dalam usaha pencegahan kecelakaan kerja adalah dengan melakukan pendidikan dan pelatihan kerja, karena alternatif ini memiliki bobot tertinggi yaitu sebesar 0,639, dilanjutkan dengan pengadaan fasilitas dan peralatan kerja (0,194) dan pemberian penghargaan dan hukuman (0,167). Untuk nilai inkonsistensi secara keceluruhan didapatkan nilai yang melebihi batas nilai inkonsistensi yang diperbolehkan (0,1), nilai yang tidak konsisten ini tidak berarti hasil yang diperoleh tidak optimal, akan tetapi hasil ini dapat juga diartikan sebaga gambaran keadaan yang ada saat ini. ISBN: 978-602-70604-2-5 A-28-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Sumber bahaya kerja yang harus diatasi terlebih dahulu kurangnya pengalaman kerja, dengan bobot sebesar 26,4%, bahaya selanjutnya yang perlu diatasi adalah mengabaikan instruksi, sebesar 16,6%, dan penggunaan alat yang kurang efektif, sebesar 8,5%. Untuk hasil perhitungan pada evaluasi ekonomi, nilai ekonomi dari proses pencegahan pencegahan kecelakaan kerja adalah alokasi biaya pengadaan fasilitas dan perlatan kerja (32,7%), alokasi biaya pendidikan dan pelatihan kerja dan sertifikasi (25,2%), dan tidak perlu dilakukannya investigasi penyebab kecelakaan (14,5%). 2. Pendidikan dan pelatihan kerja merupakan alternatif terbaik dalam pencegahan kecelakaan karena alternatif ini mendapatkan bobot terbesar yaitu 63,9%, sedangkan untuk pengadaan fasilitas dan peralatan kerja dan pemberian penghargaan dan hukuman masing-masing mendapatkan bobot sebesar 19,4% dan 16,7%. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah: Manfaat sosial yang didapatkan melalui teknik pencegahan kecelakaan kerja dapat diteliti lebih jauh dalam merancang teknik keselamatan kerja. DAFTAR PUSTAKA Albert, A. & Hallowell, M. R., 2013. Safety Risk Management for Electrical Transmission and Distribution Line Construction. Safety Science, Volume 51, pp. 118-126. Aminbakhsh, S., Gunduz, M. & Sonmez, R., 2013. Safety risk assessment using analytic hierarchy process (AHP) during planning and budgeting of construction projects. Safety Research, Volume 46, pp. 99-105. Curcuru, G., Galante, G. M. & La Fata, C. M., 2012. Epistemic Uncertainty in Fault Tree Analysis Apptoached by the Evidence Theory. Loss Prevention in the Process Industries, Volume 25, pp. 667-676. Dawotola, A. W., Vrijling, J. & Van Gelder, P., 2009. Risk Assessment of Potreleum Pipelines using a Combined Analytical Hierarchy Process - Fault Tree Analysis (AHP-FTA). Delft, s.n. Fang, D., Shen, Q. & Liu, G., 2003. A comprehensive framework for assessing and selecting appropriate scaffolding based on analytical hierarchy process. Safety Research, Volume 34, pp. 589-596. Fordyc, et al., 2007. Thermal Burn and Electrical Injuries among Electric Utility Workers, 1995-2004. Burns, Volume 33, pp. 209-220. Johnstone, R., Mayhew, C. & Quinlan, M., 2001. Outsourcing Risk? The Regulation of Occupational Health and Safety where Subcontractors are Employed. Comp. Labor Law & Pol'y Journal, Volume 22, p. 351. Mayhew, C., Quinian, M. & Ferris, R., 1997. The Effect of Subcontracting/Outsourcing on Occupational Safety and Health. Safety Science, Volume 25, pp. 163-178. Mohamadian, M., Noori, S. & Hossein, S. M. S., 2011. An integrated framework for costbenefit analysis in road safety projects using AHP method. Management Science Letters, Volume 1, pp. 551-558. Occupational Safety and Health Administration, 2002. Controlling Electrical Hazards. PT PLN (Persero). 2011. Perjanjian Pemborongan Pekerjaan Pelayanan Teknik. ISBN: 978-602-70604-2-5 A-28-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015
Purba, J. H., 2014. A Fuzzy-based Reliability Approach to Evaluate Basic Event of Fault Tree Analysis for Nuclear Power Plant Probabilistic Safety Assessment. Nuclear Energy, Volume 70, pp. 21-29. Shi, L., Shuai, J. & Xu, K., 2014. Fuzzy fault tree assessment based on improved AHP for fire and explosion accidents for steel oil storage tanks. Hazardous Materials, Volume 278, pp. 529-538. LAMPIRAN Hasil Perhitungan AHP
ISBN: 978-602-70604-2-5 A-28-7