1
JURNAL TEKNIK POMITS Vol.1, No.1 (2014)
IDENTIFIKASI DAN ANALISA RISIKO KECELAKAAN KERJA DENGAN METODE FMEA (FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS) DAN FTA (FAULT TREE ANALYSIS) DI PROYEK JALAN TOL SURABAYA – MOJOKERTO Yessi Yolanda Sinaga, Cahyono Bintang N., dan Trijoko Wahyu Adi Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail :
[email protected];
[email protected] Abstrak – Risiko merupakan kemungkinan (probabilitas) terjadinya peristiwa diluar dari yang diharapkan dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh manusia dan kemungkinan dapat merugikan. Pada proyek pembangunan fly over di Jalan Tol Surabaya-Mojokerto Seksi 1B Sepanjang – Western Ring Road terjadi berbagai ketidakpastian yang akan menimbulkan suatu risiko yang dapat menghambat kelancaran proyek dan dapat mempengaruhi potensi kecelakaan kerja. Faktor ketidakpastian inilah yang dapat menyebabkan timbulnya risiko pada suatu kegiatan yang berdampak pada penurunan produktifitas tenaga kerja, risiko biaya, waktu, dan kerusakan pada desaian atau teknologi. Untuk mengurangi dampak yang merugikan tersebut, diperlukan suatu sistem manajemen risiko , antara lain meliputi identifikasi, analisa, serta monitoring terhadap risiko yang mungkin dapat terjadi. Manajemen risiko melakukan upaya terpadu untuk mengelola risiko dengan menggunakan penggabungan dua tools, yaitu metode FTA dan FMEA. Semua aktivitas proyek konstruksi yang berpotensi risiko diidentifikasikan dan dianalisa tingkat keparahannya dengan metode FMEA, sedangkan hasil prioritas risiko yang ditimbulkan diidentifikasi sumber penyebabnya menggunakan metode FTA dan diuraikan secara terstruktur dengan dalam bentuk pohon kegagalan ke arah bawah menggunakan Mocus. Dari hasil analisis, teridentifikasi 55 variabel risiko yang terbagi dalam 4 jenis pekerjaan dengan 15 sub-item pekerjaan yang sedang berlangsung di proyek. Tingkat kepentingan risiko atau risiko yang paling kritis terjadi pada pekerjaan jembatan girder (up-structure) sebesar 12,65. Adapun sumber penyebab risiko kecelakaan disebabkan oleh empat faktor, yaitu faktor manusia/perilaku kerja, karateristik/lingkungan kerja, peralatan dan bahan material, dan metode kerja. Kata kunci – Analisa Risiko, Identifikasi, Kecelakaan Kerja, Metode FMEA dan FTA, Prioritas Risiko, Mocus.
I. PENDAHULUAN royek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka pendek. Dalam rangkaian kegiatan tersebut, terdapat suatu proses yang mengolah sumber daya proyek menjadi suatu hasil kegiatan berupa sebuah bangunan. Proses yang terjadi dalam rangkaian kegiatan pembangunan fly over di Jalan Tol Surabaya-Mojokerto Seksi 1B tentunya melibatkan pihak-pihak yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung.
P
konflik sangat besar. Faktor ketidakpastian dan kecelakaan kerja yang terjadi serta ketidakdisiplinan merupakan beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya risiko pada suatu kegiatan yang berdampak pada penurunan produktifitas tenaga kerja, risiko biaya, waktu, dan kerusakan pada desaian atau teknologi. Metode analisa yang digunakan adalah dengan menggabugkan dua tools, yaitu metode FMEA dan FTA. Metode FMEA digunakan untuk mengidentifikasi dan mendeteksi sebanyak mungkin mode kegagalan dengan memprioritaskan penyelesaian berdasarkan probability, severity, dan bagaimana kegagalan dapat dengan mudah dideteksi. Sedangkan, metode FTA digunakan untuk mencari sumber permasalahan (basic events) yang muncul dan diuraikan dari setiap indikasi kejadian puncak (top event) menggunakan Mocus. Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat disimpulkan bahwa permasalahan yang dapat ditinjau pada penyususunan penelitian ini adalah : 1. Apa saja potensi risiko yang terjadi pada pelaksanaan pembangunan Jalan Tol Surabaya - Mojokerto? 2. Apa saja potensi risiko yang paling dominan terjadi pada proses pelaksanaan pekerjaan? 3. Apa saja yang menjadi sumber penyebab dari risiko yang terjadi? Sedangkan, batasan masalah dalam penyusunan penelitian ini adalah : 1. Risiko yang diteliti adalah kegiatan-kegiatan yang berpotensi risiko pada pembangunan Fly Over di Jalan Tol Surabaya - Mojokerto 2. Variabel risiko merupakan risiko teknis pada proses pelaksanaan pekerjaan konstruksi. 3. Mengidentifikasi risiko-risiko yang berpotensi berdasarkan persepsi responden kontraktor yang berpengalaman. 4. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode FMEA yaitu failure mode dan effect priority, sedangkan untuk metode FTA menggunakan minimal cut set dengan metode Mocus. II. URAIAN PENELITIAN Langkah-langkah dalam penyusunan penelitian ini adalah : 1. Latar Belakang
2
JURNAL TEKNIK POMITS Vol.1, No.1 (2014)
2.
3.
4. 5.
6.
7.
Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu dijelaskan latar belakang dilakukannya penelitian ini. Perumusan Masalah Menentukan permasalahan yang terjadi berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan. Studi Lapangan dan Studi Literatur Studi lapangan dilakukan untuk mengetahui gambaran kondisi nyata yang ada di lapangan dengan melakukan survei lapangan dan wawancara langsung dengan pihak kontraktor. Studi lapangan dilakukan di Jalan Tol Surabaya-Mojokerto Seksi 1B Sepanjang – Western Ring Road. Sedangkan, studi literatur adalah mengkaji literatur yang berhubungan dengan penelitian yang mana dapat diperoleh melalui buku, internet, laporan pengerjaan tugas akhir, jurnal, ataupun dari sumber lainnya. Mengidentifikasi potensi mode kegagalan dengan membuat daftar variabel risiko. Analisa Dengan Metode FMEA Hasil penyebaran kuesioner variabel risiko yang sudah diidentifikasi dan divalidasi berdasarkan studi literatur, dianalisa tingkat prioritas risikonya (RPN). Analisa Dengan Metode FTA Menentukan kombinasi faktor-faktor sumber penyebab kecelakaan kerja. Kesimpulan dan Saran
berupa survei pendahuluan yang bertujuan untuk menjaring pendapat atau persepsi dan mengukur dari setiap responden mengenai faktor-faktor risiko yang mempengaruhi pelaksanaan proyek. Berdasarkan hasil survei pendahuluan, item pekerjaan yang berpotensi mengalami kecelakaan/kegagalan adalah sebagai berikut : Tabel 1. Daftar Variabel Risiko Kecelakaan
Sumber : Hasil interview/wawancara
Gambar 1. Bagan Alur Penelitian
III. ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Identifikasi Potensi Mode Kegagalan Tahap identifikasi risiko kecelakaan kerja dimulai dengan melakukan survei lapangan dan wawancara langsung untuk mengetahui faktor-faktor potensi risiko kecelakaan kerja di proyek. Penelitian yang dilakukan
B. Menganalisis Variabel Risiko Kecelakaan Dengan Metode FMEA Metode FMEA dilakukan untuk menganalisa potensi kesalahan/kegagalan dalam sistem dan potensi yang teridentifikasi akan diklasifikasikan menurut besarnya potensi kegagalan dan efeknya terhadap proses. Pada tahap ini dilakukan survei penilaian risiko (RPN) bertujuan untuk mengetahui risiko yang potensial atau tingkat risiko yang paling kritis dengan memperhatikan risiko yang memiliki probabilitas kejadian yang tinggi dan memiliki konsekuensi atau dampak negatif yang besar serta kesempatan untuk memperbaiki dengan mendeteksi modus kegagalan sebelum terjadi dampak yang merugikan. Nilai RPN didapatkan berdasarkan tingkat probability, severity, dan detection dari tiap kejadian variabel risiko yang relevan. 1. Menganalisis tingkat kemungkinan terjadinya kegagalan (probability)
3
JURNAL TEKNIK POMITS Vol.1, No.1 (2014) Tabel 2. Skala Probability Rating
Probabilitas
1
Jarang terjadi (rare)
No. Jenis Pekerjaan
Keterangan Hanya dapat terjadi pada keadaan tertentu.
Kecil kemungkinan terjadi (unlikely) 3 Mungkin dapat terjadi Cenderung terjadi 4 (likely) Hampir pasti akan 5 terjadi (almost certain) Sumber : Hasil interview/wawancara 2
Mungkin terjadi sewaktu-waktu. Dapat terjadi sewaktu-waktu. Sangat mungkin terjadi pada semua keadaan. Terjadi hampir pada semua keadaan.
2. Menganalisis tingkat keseriusan terjadinya kegagalan (severity) Tabel 3. Skala Severity Dampak Kerusakan Yang Terjadi Tidak ada persyaratan hukum; Cedera kecil (pengaruh buruk yang dapat diabaikan); Gangguan kecil; Kerugian materi kecil 2 Cedera ringan; Memerlukan perawatan P3K (langsung dapat ditangani di lokasi kejadian); kerugian materi sedang. 3 Cedera sedang; Hilangnya hari kerja; Memerlukan perawatan medis; Kerugian materi cukup besar. 4 Cedera berat; Cacat mengakibatkan cacat atau hilang fungsi tubuh secara total, kerugian material besar. 5 Kematian, kerugian materi yang sangat besar Sumber : Hasil interview/wawancara Rating 1
3. Menganalisis (detection)
tingkat
deteksi
terhadap
kegagalan
Tabel 4. Skala Detection Rating Keterangan 1 Sangat mudah 2 Mudah 3 Sedang 4 Sulit 5 Sangat sulit Sumber : Hasil interview/wawancara
Tabel 5. Penilaian Risiko Kecelakaan
(Failure Mode)
Probability Severity Detection
1. Pekerjaan Persiapan 1. Pengukuran dan a. Terpeleset akibat lokasi proyek yang terjal Pematokan b. Tertabrak kendaraan yang sedang melintas (jalan aktif) 2. Instalasi Listrik Kerja a. Tersengat aliran listrik/arus bocor b. Tersandung kabel saat bekerja c. Kabel rusak karena terlindas alat berat/kendaraan 3. Mobilisasi Peralatan a. Kecelakaan pada saat mobilisasi alat berat c. Kendaraan berat tidak mampu berjalan 4. Mobilisasi besi beton a. Tertimpa seling crane yang putus dengan alat angkat crane b. Tersandung besi beton dan cara manual c. Tertimpa besi beton d. Material terlambat datang
Probability Severity Detection
2. Pekerjaan Pondasi 1. Galian dan Timbunan a. Kecelakaan pada saat mobilisasi alat berat b. Terkena excavator pada saat penggalian c. Tertabrak dump truck d. Terpeleset e. Tertimbun longsoran f. Terhirup debu 2. Pemancangan a. Tertimpa tiang pancang saat pengangkatan b. Tergelincir ke sungai akibat kondisi tanah lempung c. Jatuh terpeleset akibat tanah lempung disekitar d. Pengaruh kebisingan terhadap lingkungan sekitar e. Pengaruh getaran terhadap bangunan sekitar 3. Pembesian (erection a. Tangan lecet akibat kontak langsung dengan besi tulangan) b. Terjepit pada saat mengangkat besi c. Tersandung besi saat pengangkutan d. Terjatuh pada saat pemasangan di ketinggian e. Terpeleset saat pemasangan 4. Pengecoran a. Pergerakan mixer, CP yang membahayakan b. Tertimpa/terpukul boom/pipa CP c. Tertimpa/tersembur material beton d. Terjatuh saat pengecoran di ketinggian a. Tertimpa seling crane yang putus b.Tertimpa balok PC girder c. Material terlambat datang a. Tangan lecet akibat kontak langsung dengan besi b. Terjepit pada saat mengangkat besi c. Tersandung besi saat pengangkutan d. Terjatuh pada saat pemasangan di ketinggian e. Terpeleset saat pemasangan 3. Bekisting / Formwork a. Terpeleset saat pemasangan b. Tertusuk benda tajam saat pemasangan/pembongkaran c. Tertimpa material begisting d. Terjatuh saat pembongkaran di ketinggian 4. Erection Girder a. Tersandung/tertabrak akibat RC Girder dengan steak b. Carane terguling/tergelincir saat melakukan pengangkatan/erection c. Tertimpa saat pemasangan d. Terjepit steak diafragma saat perletakan di atas pier head e. Terkena radiasi saat pengelasan (keracunan logam) f. Terjatuh saat pemasangan di ketinggian 5. Finishing beton a. Terhirup debu dan material semen
3. Pekerjaan Jembatan 1. Mobilisasi Balok PC Girder (UpGirder Structure ) 2. Pembesian (erection tulangan)
RPN
RPN RPN Keterangan TOTAL KRITIS
2,25 1,75 2,5 4,25 3 4,5 1,5 4,25 5 5 5 5 3,25 3,25 3,5 2,75 3 2,75 2,75 3,5
2,25 1,75 3 1 1,5 1 4,25 1 1 1 1 1 1 1 3,75 1 1 2 2 3,75
2,75 2 2 1 2,25 1 2,5 1 1 3 3 1 1 1 2,25 1 2 1,25 1,75 2,25
13,92 6,13 15,00 4,25 10,13 4,50 15,94 4,25 5,00 15,00 10,25 15,00 5,00 3,25 3,25 29,53 2,75 6,00 6,88 9,63 29,53
1,5 1 3,75 5 3,5 3,5 3,5 2,75 3,5 2,5 1,75 3,5 3,5
3,5 3 2,5 1 1 1 3,75 1 1 1 2 3,5 3
2,5 2,75 2,75 1 1 1 2,25 1 1 1 1,25 2,25 1,5
13,13 8,25 25,78 5,00 3,50 3,50 29,53 2,75 3,50 2,50 12,65 4,38 27,56 15,75
2,75
4
2,5
27,50
1,5 3 2,75 3,5 3,75
3,5 3 2,25 3,5 1
2,75 1,75 1 2,25 1
14,44 15,75 6,19 27,56 3,75
1,25 2,75 4,25 1,25 2,75 4,25
1,75 1 1 1,75 1 1
1,5 1 1 1,5 1 1
3,28 2,75 4,25 3,28 2,75 4,25
3,43
KRITIS
8,76
KRITIS
TIDAK KRITIS
Sumber : Hasil perhitungan
Output dari RPN berupa prioritas perbaikan harus dilakukan oleh pihak perusahaan atau kontraktor. Adapun hasil penilaian risiko di proyek pembangunan fly over di Jalan Tol Surabaya-Mojokerto adalah : Risk Assesment
Risk Assesment
(Failure Mode )
a. Tertimpa batu saat langsir b. Jatuh terpeleset c. Terluka karena peralatan kecil 2. Pekerjaan Gorong- a. Tertimpa batu saat langsir b. Jatuh terpeleset gorong c. Terluka karena peralatan kecil
RPN = severity x probability x detection.
Mode Kegagalan
Mode Kegagalan
4. Pekerjaan Drainase 1. Saluran U - Ditch
4. Perhitungan nilai risk priority number (RPN)
No. Jenis Pekerjaan Uraian Pekerjaan
Uraian Pekerjaan
RPN
RPN RPN Keterangan TOTAL KRITIS
3,75 1 1,25 4,69 2,5 3,5 2 17,50 2,75 2 2 11,00 3,5 1 1 3,50 1,75 1,5 1 2,63 TIDAK 2,5 2,75 1,75 12,03 8,74 8,76 KRITIS 3,75 1 2 7,50 1,5 3 2 9,00 3,5 1 1 3,50 2,25 3 2 13,50 2,25 2,5 2 11,25
Berdasarkan nilai risk priority di atas, didapatkan prioritas perbaikan yang harus dilakukan terlebih dahulu dari modus kecelakaan yang terjadi adalah pekerjaan jembatan girder (up-structure). Hal itu disebabkan karena nilai RPN tertinggi (RPN Total) pada tiap jenis pekerjaan diperoleh pada pekerjaan jembatan girder sebesar 12,65. Kemudian dilakukan analisis ulang untuk memudahkan dalam mengidentifikasi sumber penyebab dari masing-masing pekerjaan secara sistematis. Berikut hasil RPN dari pekerjaan jembatan girder (up-structure). Tabel 6. Tingkat Kepentingan Risiko Paling Kritis
Mode Kegagalan Jenis Pekerjaan Uraian Pekerjaan Pek. Jembatan 1. Mobilisasi Balok PC Girder (Up- Girder Structure) 2. Pembesian (erection tulangan)
(Failure Mode) a. Tertimpa seling crane yang putus b.Tertimpa balok PC girder c. Material terlambat datang a. Tangan lecet akibat kontak langsung dengan besi b. Terjepit pada saat mengangkat besi c. Tersandung besi saat pengangkutan d. Terjatuh pada saat pemasangan di ketinggian e. Terpeleset saat pemasangan
Risk Assesment Probability Severity Detection 1,5 3,5 2,5 1 3 2,75 3,75 2,5 2,75 5 1 1 3,5 1 1 3,5 1 1 3,5 3,75 2,25 2,75 1 1
RPN
RPN RPN Keterangan TOTAL KRITIS
13,13 KRITIS 8,25 15,72 25,78 5,00 11,13 3,50 TIDAK KRITIS 3,50 8,86 29,53 2,75
4
JURNAL TEKNIK POMITS Vol.1, No.1 (2014) Risk Assesment
Mode Kegagalan Jenis Pekerjaan Uraian Pekerjaan
(Failure Mode)
Pek. Jembatan 3. Bekisting / Formwork a. Terpeleset saat pemasangan Girder (Upb. Tertusuk benda tajam saat pemasangan/pembongkaran Structure) c. Tertimpa material begisting d. Terjatuh saat pembongkaran di ketinggian 4. Erection Girder a. Tersandung/tertabrak orang atau kendaraan akibat RC Girder dengan steak menonjol b. Carane terguling/tergelincir saat pengangkatan/erection c. Tertimpa saat pemasangan d. Terjepit steak diafragma saat perletakan di atas pier head e. Terkena radiasi saat pengelasan (keracunan logam) f. Terjatuh saat pemasangan di ketinggian 5. Finishing beton a. Terhirup debu dan material semen
Probability Severity Detection 3,5 2,5 1,75 3,5
1 1 2 3,5
RPN
Tersandung/tertabrak akibat PC Girder dengan Steak yang menonjol
RPN RPN Keterangan TOTAL KRITIS
1 3,50 1 2,50 9,48 1,25 4,38 2,25 27,56
3,5
3
1,5
15,75
2,75 1,5 3 2,75 3,5 3,75
4 3,5 3 2,25 3,5 1
2,5 2,75 1,75 1 2,25 1
27,50 14,44 17,86 15,75 6,19 27,56 3,75 3,75
A
Manusia / Perilaku Kerja
TIDAK KRITIS
Karateristik / Lingkungan
B Kurang komunikasi Antar pekerja
11,13
Masalah mental atau fisik
Tidak ada rambu pengaman an
F
D
Kondisi tempat kerja
Kondisi bahan dari pabrik
Tidak sehat
Kurang hati-hati
Kurang semangat kerja
J
6
2
Ruang gerak terbatas
8 Main handphone
TIDAK KRITIS
Berdasarkan nilai risk priority di atas, didapatkan prioritas perbaikan yang harus dilakukan terlebih dahulu dari modus kecelakaan pekerjaan jembatan girder adalah erection girder. Hal itu disebabkan karena nilai RPN tertinggi (RPN Total) pada sub-item pekerjaan diperoleh pada pekerjaan erection girder sebesar 17,86. C. Mengidentifikasi Sumber Penyebab Kecelakaan Dengan Metode FTA Metode analisis potensi kecelakaan yang digunakan adalah tool FTA dengan pendekatan top down yang dimulai dari top level event yang telah dianalisis berdasarkan prioritas risiko, kemudian mencari kejadian penyebab sampai kejadian yang paling dasar, sehingga diperoleh kejadian paling dasar dari penyebab potensi kecelakaan yang terjadi di proyek. Berikut langkah-langkah prosedur dan pendekatan dengan menggunakan FTA sebagai tool untuk menganalisis dan mengevaluasi mode kegagalan sebagai berikut : 1. Identifikasi kejadian-kejadian utama (top events) yang mungkin terjadi yang telah didapatkan berdasarkan Survei Pendahuluan sebagai top event untuk dianalisis dan dicari penyebabnya. 2. Identifikasi kontributor tingkat pertama dengan menambahkan kondisi atau kejadian yang dapat berkontribusi atau menyebabkan terjadinya top event. 3. Tetapkan logic gate (gerbang logika) sesuai dengan gabungan peristiwa yang menunjukkan apakah kedua peristiwa terjadi pada waktu dan tempat yang sama (AND) atau salah satu kejadian yang mungkin terjadi (OR). Pergerakan membentuk cabang pada fault tree menunjukkan efek dari top event. 4. Identifikasi kontributor tingkat kedua dan tentukan simbol-simbol logika untuk menghubungkan kejadian-kejadian yang mungkin menjadi penyebab mode kegagalan kontributor tingkat pertama. 5. Tetapkan logic gate (gerbang logika) kontributor tingkat kedua. 6. Ulang atau lanjutkan. Kembangkan suatu strategi untuk memperbaiki kombinasi kejadian untuk mencegah kejadian dibagian atasnya terulang kembali.
3
Tidak konsentrasi
4
Kurang pengawasan dari K3 proyek
I 13
10
KRITIS
Penempatan PC girder
H
1
Sumber : Hasil perhitungan
E
Penggunaan alat tidak memadai
G
7
Metode Kerja
Peralatan / Material
C
Kurang penanganan
9
Tidak berfungsi maksimal
11
Peralatan sudah tidak tua
12
Terbatasnya anggota K3
14
Waktu pengamanan terbatas
15
Mengabaik an rambu
5
Gambar 2. Diagram FTA Risiko Kecelakaan Tersandung/Tertabrak Akibat PC Girder Dengan Steak Yang Menonjol
D. Kombinasi Basic Event Dengan Minimal Cut Set Setelah dilakukan penggambaran diagram FTA, langkah selanjutnya adalah menentukan cut set dan minimal cut set. Cut set merupakan serangkaian basic event yang bila mengalami kegagalan dapat berakibat pada kegagalan pada sistem. Sedangkan, minimal cut set merupakan set minimal yang dapat menyebabkan kegagalan pada sistem. Untuk mendapatkan cut set dan minimal cut set digunakan Method for Obtaining Cut Sets (MOCUS) untuk mengidentifikasi efek gabungan dari sumber risiko yang menyebabkan terjadinya risiko puncak. Berikut ini merupakan langkah-langkah untuk menentukan MOCUS : 1. Dari gambar FTA, diberikan tanda huruf seperti A, B, C,dst merupakan intermediate event. Basic event diberi simbol angka seperti 1,2,3,dst (lihat gambar 2). 2. Diawali dengan membuka gerbang top event, misalnya mode kegagalan tersandung/tertabrak akibat RC girder dengan steak yang menonjol. Dengan membuka gerbang ‘kecelakaan tersandung/tertabrak akibat RC girder dengan steak yang menonjol’ sebagai gate A (GA), maka dibawahnya akan ditulis GB, GC, dan GD yang mana penulisannya diurutkan kebawah. Pada kecelakaan crane terguling/tergelincir saat melakukan pengangkatan (erection) diberi simbol or gate yang menunjukkan bahwa top event dan intermediate event tidak saling berhubungan dan paling tidak satu input event terjadi. Sebaliknya, jika dihubungkan dengan and gate maka ditulis sejajar karena saling berhubungan dan semua input terjadi secara bersamaan. 3. Gerbang dibuka secara berurutan dari kiri ke kanan sampai ke basic event nya. Setiap gerbang yang belum dibuka akan tetap dituliskan lagi kebawahnya. 4. Setiap angka yang sudah terbuka juga akan tetap dimunculkan pada tiap gerbang yang sudah dibuka. 5. Semua gerbang harus terbuka hingga semua angka keluar dan begitu juga dengan basic event. 6. Hasil MOCUS dimasukkan ke dalam tabel minimal cut set.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol.1, No.1 (2014) MOCUS Tersandung/tertabrak Akibat PC Girder Dengan Steak Yang Menonjol GA (or gate) GB GC GD GE GB (or gate) 1 GF GC GD GE GF (or gate) 1 2 GJ 6 GC GD GE GJ (and gate) 1 2 3,4,5 6 GC GD GE
GC (or gate) 1 2 3,4,5 6 7 GG GD GE GG (and gate) 1 2 3,4,5 6 7 8,9 GD GE GD (or gate) 1 2 3,4,5 6 7 8,9 10 GH GE
GH (and gate) 1 2 3,4,5 6 7 8,9 10 11,12 GE GE (or gate) 1 2 3,4,5 6 7 8,9 10 11,12 13 GI GI (and gate) 1 2 3,4,5 6 7 8,9 10 11,12 13 14,15
Tabel 7. Minimal Cut Set Tersandung/tertabrak Akibat PC Girder Dengan Steak Yang Menonjol Minimal Cut Set 1 Kurang komunikasi antar pekerja 2 Tidak sehat 3,4,5 Main handphone; Tidak konsentrasi; Mengabaikan rambu 6 Kurang semangat kerja 7 Tidak ada rambu pengamanan 8,9 Ruang geraj terbatas; Kurang penanganan 10 Kondisi bahan dari pabrik 11,12 Tidak berfungsi maksimal; Peralatan sudah tua 13 Penempatan PC girder 14,15 Terbatasnya anggotas K3; Waktu pengamanan terbatas Sumber : Hasil perhitungan
Berdasarkan FTA kecelakaan tersandung/tertabrak akibat RC girder dengan steak yang menonjol menghasilkan 15 basic event sedangkan dengan analisa Mocus diperoleh 10 basic event. IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan data, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Dari hasil penelitian, teridentifikasi 55 variabel risiko yang mungkin terjadi pada pembangunan Fly Over di Jalan Tol Surabaya-Mojokerto dimana terbagi dalam 4 jenis pekerjaan dengan 15 sub-item pekerjaan yang sedang berlangsung di proyek, yaitu pekerjaan persiapan, pekerjaan pondasi, pekerjaan jembatan girder (upper-structure), dan pekerjaan drainase.
5 2. Tigkat kepentingan risiko (RPN) atau mode kecelakaan dominan yang terjadi pada pembangunan Fly Over di Jalan Tol Surabaya-Mojokerto adalah pekerjaan persiapan sebesar 8,74; pekerjaan pondasi sebesar 10,25; pekerjaan jembatan girder (up-structure) sebesar 12,65; dan pekerjaan drainase sebesar 3,43. Prioritas risiko dari pekerjaan jembatan girder (up-structure) sebagai item pekerjaan dengan nilai RPN total terbesar yang akan ditindaklanjuti untuk diidentifikasi sumber penyebab kejadian puncak (top event) adalah pekerjaan erection girder sebesar 17,86. 3. Sumber penyebab risiko kecelakaan disebabkan oleh 4 faktor, yaitu faktor manusia/perilaku kerja, faktor karateristik/lingkungan proyek, faktor peralatan dan bahan materialdan faktor metode kerja. B. Saran Beberapa saran yang dapat diberikan untuk pengembangan dan penelitian lebih lanjut adalah sebagai berikut : 1. Analisis yang dilakukan pada penelitian ini hanya pada pekerjaan persiapan dan struktur pada proyek konstruksi jalan tol / fly over, untuk selanjutnya perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai risiko kecelakaan pada saat pekerjaan arsitektur dan mechanical & electrical. 2. Perlu dibuat analisis pengendalian pada mode kecelakaan untuk mencapai sasaran yaitu mencegah dan memperbaiki. DAFTAR PUSTAKA [1] Andi, S.W., 2003. On Representing facrtors Influencing time Performance of shop-House Construction in Surabaya. Dimensi Teknik Sipil. Vol 5, No 2. [2] Anizar, M. 2009. Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Industri. Graha Ilmu. Yogyakarta. [3] Metasari, N. 2008. Failure Mode and Effect Analysis (FMEA).
[4] Nemeth, C. J, Personnaz, B., Personnaz, M., Guncalo, J. A. 2004. “The Liberating Role of Conflict in Group Creativity: A Study in Two Coutries”. European Journal of Social Pstchology. 34. 365-374. [5] Octavia, D. R. 2012. Identifikasi dan Analisa Risiko Konstruksi dengan Metode FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) dan FTA (Fault Tree Analysis) pada Proyek Pembangunan Jalan Lingkar Nagreg V Bandung. Institut Teknologi Sepuluh November. Surabaya. [6] Organisasi Perburuhan Internasional. 1998. Safety and Health in Forestry Work. International Labour Organization Offices. Switzerland. [7] Ramli, S. 2010. Pedoman Praktis Manajemen Risiko Dalam Perspektif K3. Dian Rakyat. Jakarta. [8] Ridley, J. 2008. Ikhtisar Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Edisi Ketiga. Erlangga. Jakarta. [9] Santosa, B. 2009. Manajemen Proyek: Konsep dan Implementasi. Graha Ilmu. Yogyakarta. [10] Simmons, R. J. 2010. System Safety Analysis Techniques for Engineers, Manager ang Occupational Safety and Health Progressionals. System Safety Society. Singapore [11] Soeharto, I. 2001. Manajemen Proyek (Dari Konseptual Sampai Operasional). PT. Gelora Aksara Utama. Jakarta. [12] Surasa, A. H. 2007. Analisis Penyebab Losses Energi Listrik Akibat Gangguan Jaringan Distribusi Menggunakan Metode Fault Tree Analysis dan Failure Mode and Effect Analysis di PT. PLN Unit Pelayanan Jaringan Sumberlawang. Universitas Sebelas Maret. Solo.