PERENCANAAN KAMPUNG VERTIKAL DI KAWASAN RIMBO KALUANG, PADANG Febriyanto Yulis, Sudirman Is, Ika Mutia Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta Jl. Sumatra, Ulak Karang, Padang, 25133, Indonesia E-mail :
[email protected],
[email protected],
[email protected]
Abstrak Perencanaan Kampung Vertikal merupakan pembangunan permukiman warga yang berada di Jalan Samudera, Kota Padang, tepatnya di kelurahan Rimbo Kaluang, rw 4. Kondisi kawasan ini padat penduduk, yang memberikan kesan kumuh dan rentan terhadap tindakan kriminal. Sebagian warga yang menempati kawasan site tidak memiliki sertifikat tanah (ilegal). Maka perencanaan kapung vertikal ini bertujuan untuk pengembangan ke arah yang lebih baik, layak huni, berkeadilan sosial, sejahtera, aman, dan tentram. Pola kehidupan dalam kampung di terapkan dalam konsep perencanaan untuk memenuhi kebutuhan ruang kebersamaan (komunal) warga. Seperti ruang keluarga pada hunian. Ruang kebersaman antar rukun tetangga pada selasar bangunan, dan taman pada penerapan kelompok hunian. Demikian juga ruang terbuka hijau pada tapak di kawasan ini. Pendekatan konsep Arsitektur Bioklomatik diterapkan pada perencanan. Jumlah unit hunian disediakan sebanyak 144 setelah di asumsikan 10 persen untuk 10 tahun kedepannya. Hunian terdiri dari 3 tipe yaitu tipe besar, sedang dan kecil dengan jumlah bangunan 24 unit. Tranformasi bentuk desain menerapkan ciri khas kebudayaan adat minang. Penerapan konsep alam seperti kaluak paku juga di terapkan pada bangunan dan ruang komunal yang sifatnya memusat yang berarti kebersamaan. Pada fasade bangunan memakai material dari alam. Konsep ini dapat menghadirkan kesan keindahan/Estetika, dan menjadi simbol bangunan minang di Kota Padang. Kata Kunci : Kampung Vertikal, arsitektur bioklomatik, arsitektur tradisional
PADANG VERTICAL VILLAGE PLANNING IN RIMBO KALUANG REGION Febriyanto Yulis, Sudirman Is, Ika Mutia Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta Jl. Sumatra, Ulak Karang, Padang, 25133, Indonesia E-mail :
[email protected],
[email protected],
[email protected]
Abstract Vertical Village Planning is an residential area project in Jl. Samudera, Rimbo Kaluang Region, West Padang. Nowadays, the condition is very crowded because of its limited land. The other impacts are slum and criminal problem appears around this area. In the other side, their people did not have a legal certificate for living there and leads it to social inequality. The Purpose of Vertical Village Planning is to build a new residential area in a better way, livable, prosperous, cultured, productive, safe and secure. Not only for their home, but also open space and environment. Village life applied into a concept to complete the communal space needs for the people who lives there. Such a living room, communal space, and park designed in this residential area. Architecture concept approach for this planning is Bioclimatic Architecture to increase the potential area. There are 114 residents where 10% of them planned for 10 years ahead. Three types of residents are large, medium and small. Minangkabau Culture transform into building concept. Besides that, natural concept like Kaluak Paku also applied for building and communal space which means togetherness. Façade of the building designed using Bamboo and wood materials to giving naturally effects. This concept is expected to create an aesthetic touch and as symbol of Minangkabau Building in Padang. Kata Kunci : vertical village, , bioclimatic architecture, traditional architecture 0
PENDAHULUAN Perkembangan penduduk dan pertumbuhan ekonomi yang meningkat adalah salah satu bukti peningkatan pertumbuhan kota yang sedang berlangsung. Pembangunan dan aktivitas di pusat kota, dalam hal ini berpengaruh besar terhadap ketersediaan lahan di pusat kota. Lahan menjadi semakin berkurang dan peningkatan harga jual tanah yang cukup tinggi. Sehingga mendorong masyarakat menengah kebawah tinggal di kawasan padat penduduk, selain itu dapat juga meningkatkan kawasan kumuh di perkotaan. Kampung merupakan kawasan hunian masyarakat berpenghasilan rendah dengan kondisi fisik kurang baik. (Budiharjo, 1992), sedangkan kampung vertikal yaitu kelompok hunian pada wilayah tertentu yang didominasi oleh masyarakat berpenghasilan menengah kebawah, dimana bangunannya didirikan tegak lurus dari bawah ke atas. Berdasarkan data fisik yang telah di peroleh pada kawasan RW IV ini, maka visi yang di angkat yaitu terwujudnya permukiman penduduk yang layak huni, yang produktif dan berkelanjutan melalui penyediaan fasilitas penyehatan lingkungan permukiman dan penataan pola solid dan void serta mewujudkan obyek wisata unggulan berwawasan lingkungan dengan melestarikan pemukiman penduduk, serta memperdayakan potensi masyarakat yang produktif, inovatif dan prestatif. Untuk itu perlunya peranan pemerintah dan dibutuhkan suatu kebijaksaan yang mampu menghadirkan penciptaan pemukiman layak huni bagi kalangan ekonomi menengah kebawah. Selain itu, dibutuhkan upaya meningkatkan intensitas kawasan permukiman perkotaan yang layak huni secara fisik-psikologi dan sosial. Sebagai jawaban dari kebutuhan tersebut perencanaan kampung vertikal di kawasan Rimbo Kaluang, Padang dengan studi kasus “Perencanaan pada RW IV”
keseluruhan permasalah ke arah konsep perencanaan dan perancangan kawasan kampung vertikal dengan cara : a. Studi literatur Mendapatkan data literatur dari berbagai macam media baik media cetak maupun media elektronik, serta sumber data yang terkait. b. Studi Banding Mendapatkan studi banding yang gunanya untuk mencari perbedaan dan persaman agar mendaatkan hasil yang maksimal dalam merancang c. Survei Lokasi Menentukan tata letak lokasi site yang baik sebagai kawasan yang akan di rancang, serta melakukan perbandingan antara alternatif site yang sudah di dapatkan. d. Pengumpulan Data Melakukan pencarian data dari berbagai macam media yang telah ada dan tersedia, untuk memperkuat hasil perancangan, agar perencanaan bisa dipakai dalam kurun waktu 10-15 tahun. Seluruh data untuk kemudian dapat dianalisis. Data yang diambil diperoleh dari survey instansional ke kantor pemerintah kota Padang yaitu Dinas Tata Ruang dan Pemukiman. Analisis Site Menganalisis site sesuai dengan analisa data yang telah dilakukan di atas. Analisis site dilakukan terhadap bentuk tapak dan lokasi site yang ada sekarang. e. Analisa Site Menganalisis site sesuai dengan data yang telah dilakukan di atas. Analisis site dilakukan terhadap bentuk tapak dan lokasi site yang ada sekarang dengan cara arsitektural. f. Pendekatan konsep Merupakan pendekatan yang dilakukan dan diajukan sebagai acuan diperoleh berdasakan teori dan kondisi lingkungan yang ada.
METODE PENELITIAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
Metode penelitian menggunakan metode analisa dan sintesa yaitu pembahasan dari studi literatur, observasi dan wawancara di dalam mengidentifikasi permasalahan berdasarkan kondisi dan potensi yang ada. Menganalisa
Site dan Tapak 1. Lokasi Tapak Lokasi site berada di jalan Samudera, kecamatan Padang Barat.Site terletak di tepi pantai Padang, tepatnya berada di Jalan Samudera, Kec Padang 1
Barat, Kota Padang, Sumatra Barat.berada di dekat pengembangan kawasan wisata terpadu kota Padang, terutama di bagian tepi pantai. Site berada diantara jalan utamanya adalah jalan Samudera dengan jalur 2 arah dan jalan disampingnya adalah jalan sekunder yaitu Jalan Purus IV.
Gambar 1 :Lokasi Site Sumber : Observasi lapangan, 2016
Berdasarkan data diatas dapatdisimpulkan : 1. Luas Site : 40.0467 m² 2. Fungsi bangunan :Kampung Vertikal 3. KLB : 1.8 - 2.4 4. KDB : 45% - 60% 5. Lantai Maksimal : 4 lantai 6. Kawasan : Pusat Kota 7. Jalur Evakuasi : Sektor 5 8. Lebar Jl. Lingkungan : 4 meter 9. Lebar Kali : 7 meter Site berada di kawasan wisata terpadu pantai Padang 1. Batasan Site: Utara : Pemukiman Warga Selatan : Sungai Banjir Kanal Barat : laut& Taman Muaro Lasak Timur : Pertokoan dan Jln. Ir. H. Juanda
Gambar 2 : Kondisi sekitar SiteSumber : Observasi Lapangan, 2016
2. Potensi dan Permasalahan Site Permasalahan Site a. Berdasarkan hasil data program Mitigasi Bencana Kota Padang, site berada pada zona merah tsunami dan rawan gempa. b. Hunian dan kios warga berda pada dalam GSB jalan Samudra. c. Kawasasan site padat perumahan d. Minimnya vegetasi di kawasan site e. Hunian yang ditempatkan oleh warga di bagian utara site tidak memiliki sertifikat (ilegal). f. Minimnya pedestrian pada site yang berdampingan dengan jalan. g. Kawasan site rawan banjir dikarenakan meluapnya sungai kanal. Potensi Site a. Site berada diantara dua jalan anteri kota yaitu jalan Samudera yang merupakan jalan wisata kota padang dan jalan Juada. b. Site berada di kawasan wisata pantai kota padangSite dekat dengan pusat kota c. Keberadaan site memiliki view yang indah yang terdapat laut d. Terdapat di tengah site kali yang dapat di mamfaatkan sebagai sarana penunjang e. Mudahnya akses menuju site f. Infrastruktur yang sudah memada g. Dekat dengan tempat - tempat keramaian lainnya dan dekat dengan pasar raya, dan pusat perbelanjaan. 3. Konsep Desain Keberadaan sebuah kampung vertikal untuk menjadikan permukiman penduduk yang layak huni, yang produktif dan berkelanjutan melalui penyediaan fasilitas penyehatan lingkungan permukiman dan penataan pola solid dan void serta mewujudkan obyek wisata unggulan berwawasan lingkungan dengan melestarikan pemukiman penduduk, serta memperdayakan potensi masyarakat yang produktif, inovatif dan prestatif untuk meningkatkan pembangunan prasarana dan sarana permukiman bagi kawasan kumuh rangka mengembangkan permukiman yang layak huni, berkeadilan sosial, sejahtera, berbudaya, produktif, aman, tentram, dan berkelanjutan untuk memperkuat pengembangan wilayah dan meningkatkan kualitas obyek dan daya tarik wisata. Pada perencanaan kawasan kampung vertikal pendekatan Arsitektur 2
Bioklomatik di usung dalam peningkatan potensi kawasan pada aspek perancangan bisa dilihat dalam bentuk yang lebih mengarah kearah pola kehidupan dalam lingkungan kampong. Pemanfaatan utama pada perancanagan ini yaitu intesitas matahari yang dengan pemamfaatan pencahayaan alami dan diubah menjadi energi dengan menggunakan solar panel juga
pada ruang terbuka hijau dan taman. Selain itu juga ada sirkulasi melayang yaitu jembatan penghubung antara gedung hunian kampung vertikal dengan ruang komersial
Gambar 5 :Sirkulasi dalam site Sumber :Analisa Penulis, 2016
Gambar 3 :Pola Pembentuk Masa Bangunnan Sumber :Analisa penulis, 2016 Orientasi bangunan hunian memakai pola memusat menghadap ke tengah tengah kelompok bangunan. Orientasi ke arah barat lebih diperuntukan pada bangunan komersial dan ruang terbuka bagi ruang terbuka dan entrance ke menuju ke dalam site. Bentuk bangunan komersial dengan pola melengkung dengan 1 buah masa membuat bangunan berorientasi ke sisi barat dan timur site agar lebih flexible dalam memanfaatkan maupun mengatasi permasalahan view, menunjang view di sekitar site. Untuk pencapaian ke dalam pencapaikan ke dalam site terdapat 4 akses yang disediakan dalam perancangan. Perumahan Jl. Ir. H. Juanda warga
Material untuk perkerasan pada jalan setapak memakai material yang dapat menyerap langsung ke tanah untuk mengantispasi genangan air akibat hujan, sedangkan pada sirkulasi pada jalan layang memakai material yang bertekstur agar tidak licin ketika hujan.
Gambar 6: Sirkulasi Penghubung Sumber :Analisa Penulis, 2016 Kali yang terdapat di tengah site dengan menerapkan konsep sebagai wadah tranportasi air, dan area rekreasi. Selain itu juga sebagai tempat sosialisasi bagi warga kampung vertikal dengan konsep membebaskan area bantaran kali dari sampah - sampah warga yang dapat dimamfaatkan sebagai ruang terbuka yang atraktif salah satunya membuat jalur pedestrian dan jogging track, selain itu kali juga dapat dimamfaatkan sebagai sarana untuk jalur kapal sampan (kapal) untuk mengangkut ikan segar ke pasar pagi yang yang bersebelahan dengan site kampung vertikal.
Jembatan
Sungai Pantai Padang Gambar 4 :Orientasi bangunan Sumber : Analisa penulis, 2016 Sirkulasi di dalam site terdapat tiga tipe, yaitu jalan lingkungan, jalan setapak yang terdapat
Gambar 7: Konsep Bantaran kali Sumber : Analisa penulis, 2016 Konsep Tata Ruang Dalam
3
Hubungan organisasi ruang ini menerapkan sistem kampung yang yaitu kebersamaan antar warga, Sedangkan pada konsep perancangan kampung vertikal ini menerapkan konsep layaknya kampung horizontal yang pemiliki sirkulasi bersama pada hunian ini, sirkulasi yang menhubungkan antara hunian pada lanta bawah dan atas menerapkan sirklasi tangga Gambar 8: Filosofi Garis Sumber : Analisa penulis, 2015
Gambar 8: Konsep Tata Ruang Sumber : Analisa penulis, 2016 Kriteria Desain a. Bentuk Massa Bangunan Bentuk masa bangunan terdiri dari banyak masa bangunan yang tersebar pada perencanaan tapak. Posisi site yang berada dekat dengan pantai, hal ini mempunyai potensi yang cukup baik. Dalam penataan bentuk masa bangunan ini menggunakan bentuk yang terdapat dari unsur alam dan unsur dari ciptaan manusia, dengan gabungan dua unsur ini diharapkan akan terciptanya pola landsekape masa bangunan kampung vertikal yang tidak kaku dan memamfaatkan bentuk site juga tidak membosankan.
b. Fasade Bangunan Konsep fasade bangunan mengaplikasikan penggabungan dari 2 bentuk arsitektur tradisional Indonesia dari bentuk rumah gadang yang mengaplikaskan material dari bata dan material alam yang kayu dan ukiran, konsep yang diterapkan pada benntuk jendela dan bentuk teras dan kontruksi panggung pada bangunan ini. Sedangkan unuk penempatan tangga pada bangunan akan di letakkan pada sisi kiri dan kanan bangunan yang disamarkan dengan sirkulasi pada unit bangunan ini
Rumah Adat Pewaris, Sulawesi Utara Adat Minang kabau
.
Rumah
Gambar 10:Konsep Fasade Bangunan Sumber : Analisa Penulis, 2016
Gambar 11:Konsep Bangunan Komersial Sumber : Analisa penulis, 2016 Gambar 9: Penerapan Filosofi Garis Sumber : Analisa penulis, 2015
Penerapan konsep bentuk bangunan ini dari bentuk kaluak paku yang berunsur kelembutan yang dapat meredam sifat keras pemuda dan warga.
4
Gambar 12: Konsep Bangunan Los Ikan Sumber : Analisa penulis, 2016 c. Konsep Tapak Pola kehidupan di dalam kampungdi terapkan dalam konsep perencanaan untuk memenuhi kebutuhan ruang kebersamaan (komunal) warga. Seperti ruang keluarga pada hunian. Ruang kebersaman antar rukun tetangga pada selasar bangunan, dan taman pada penerapan kelompak hunian. Demikian juga ruang terbuka hijau pada tapak di kawasan ini.
Gambar 13: Konsep Tapak Sumber :Analisa Penulis, 2016
5
Gambar 14: Site Plan Sumber : Analisa penulis, 2016
Gambar 16: Tampak Depan Bangunan Hunian Sumber : Analisa penulis, 2016
Gambar 16: Tampak Depan Bangunan Hunian Sumber : Analisa penulis, 2016
6
Gambar 17:Tampak Samping Bangunan Hunian Sumber : Analisa penulis, 2016
Gambar 18:Prespektif Bangunan Hunian Sumber : Analisa penulis, 2016
Gambar 19:Presfektif Bangunan Komersial Sumber : Analisa penulis, 2016
7
Gambar 20:Tampak Depan Bangunan Bale Warga Sumber : Analisa penulis, 2016
Gambar 21:Tampak Samping Bangunan bale Warga Sumber : Analisa penulis, 2016
Gambar 22:Presfektif Bangunan Bale Warga Sumber : Analisa penulis, 2016
8
Gambar 23:Prespektif Bangunan Los Ikan Sumber : Analisa penulis, 2016
Gambar 24:Tampak Depan Bangunan Los Ikan Sumber : Analisa penulis, 2016
Gambar 25:Tampak Samping Bangunan Los Ikan Sumber : Analisa penulis, 2016
9
KESIMPULAN Setelah melakukan sejumlah evaluasi dari konsep hingga hasil desain yang dikaitkan dengan skripsi dan gambar pra rencana, maka dapat disimpulkan bahwa : a. Konsep bentuk bangunan yakni mengambil pola-pola memusat dan ketegasan.bentuk masa bangunan ini menggunakan bentuk yang terdapat dari unsur alam dan unsur dari ciptaan manusia, dengan gabungan dua unsur ini diharapkaakan terciptanya pola lansekap masa bangunan kampung vertikal yang tidak kaku dan memamfaatkan bentuk site juga tidak membosankan b. Orientasi utama bangunan menghadap ke barat, karena memiliki keindahan pantai yang memiliki view yang sangat baik , selain itu pada saat matahari terbenam memiliki keindahan yang sangat menarik juga cahaya matahari yang dapat dimamfaatkan untuk penerangan alami dalam bangunan. Sedangkan pada bangunan yg terletak di posisi timur site, maka orientasi dikuskan pada pusat tengah yang di akan di jadikan taman dan ruang terbuka untuk menjasi orientasi yang di kelilingan oleh bangunan.. c. Untuk pencapaian ke dalam site terdapat maka pencapaikan ke dalam site terdapat 4 akses yang disediakan dalam perancangan d. Sirkulasi yang terdapat di dalam site terdapat tiga tipe, yaitu sirkulasi biasa seperti jalan lingkungan dan sirkulasi seperti jalan setapak yang terdapat pada ruang terbuka hijau atau taman., elain itu juga ada sirkulasi melayang yaitu jembatan penghubung antara gedung hunian kampung vertikal dengan ruang komersial e. Bangunan akan memilik 5 masa dimana diantara masa tersebut akan difungsikan sebagai bangunan komersial, bale warga, tempat pelelannan ikan dam mushola. sisi site pada entrance barat sebagai public space. f. Bentuk fasade bangunan mengaplikasikan penggabungan dari 2 bentuk arsitektur tradisional Indonesia dari bentuk rumah gadang yang mengaplikaskan material dari bata dan material alam yang kayu dan ukiran, konsep yang diterapkan pada benntuk jendela dan bentuk teras dan kontruksi panggung pada bangunan ini. Sedangkan Unuk
penempatan tangga pada bangunan akan di letakkan pada sisi kiri dan kanan bangunan yang disamarkan dengan sirkulasi pada unit bangunan ini. g. Bangunan unit rumah merupakan tempat berkumpulnya keluarga, dalam hal ini adanya canda tawa dan yang di lambangkan dengan unsur kelembutan, dan sifat mendidik yang tegas dilambangkan dengan unsur ketegasan. Bangunan bale merupakan tempat mufakat, dimana hasil dari mufakat jelas dan tegas, makan bale warga menggunakan unsuk ketegasan. Bangunan komersil yang menggunakan unsur kelembutan yang terdapat pada bentuk ukiran kaluak paku dan bentuk pola gelombang ombak REFERENSI http://inogweut-ngank.blogspot.com http://mediabudayasmietlalove.blogspot.com/ kampung-kota-sebagai-bagian-dari-permukiman kota.pdf PeraturanMenteriPekerjaanUmum nomor 05/PRT/M2007 9peraturan Menteri Pekerjaa Umum No.60/PRT/1992 (Yu Sing. 2011) ( sumber:KAMPUNG VERTIKAL.pdf – Adobe Reader) http://www.slideshare.net/inideedee/undang.unda ng-nomor-1-tahun-2011-tentang-perumahan-dan kawasan-permukiman (sumber)http://cobagonzo.blogspot.com/2013/07 inverted-pyramid-vertical-kampung.html www.designboom.com (sumber) properti.kompas.com/Beg ni.Konsep.Kampung.Vertikal.ala.Singapura http://habibipuji.blogspot.com/2012/12/makalahpermukiman-kumuh-tugas-kapita.html id.wikipedia.org/wiki/Kota_Padang http://rumah yusing.blogspot.com/2011/01/keberagamankampung-vertikal.html http://intisari-online.com/read/solusi-perumahanrakyat-ala-belanda-1 kampung-kota-sebagai-bagian-dari-permukimankota.pdf.PeraturanMenteriPekerjaanUmum nomor 05/PRT/M2007 Sumber: http://kisahasalusul. blogspot.com 10
(sumber)http://cobagonzo.blogspot.com/2013/07 inverted-pyramid-vertical-kampung.html
11