PERENCANAAN BANGUNAN KULINER PADA KAWASAN REKREASI PANTAI PASIR JAMBAK, PADANG Asri Mariza Oktavia, Ir. Nasril Sikumbang, Desy Aryanti Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta E- Mail :
[email protected],
[email protected],
[email protected]
Abstrak Pariwisata merupakan salah satu sektor potensial yang memberikan kontribusi bagi Pendapatan Asli Daerah melalui peningkatan pendapatan di sektor usaha perhotelan, rumah makan,kuliner dan hiburan, transportasi serta perdagangan dan jasa lainnya. Pengembangan kawasan rekreasi tepi pantai sebagai salah satu bentuk pariwisata alam yang sangat potensial untuk dikembangkan di Kota Padang. Permasalahan yang terjadi sekarang adalah belum optimalnya pemanfaatan potensi kawasan pesisir Kota Padang terutama kawasan tepi pantai sebagai kawasan rekreasi. Salah satu kawasan yang masuk dalam kawasan pengembangan pariwisata berdasarkan RTRW Kota Padang adalah pasir jambak dengan keindahan laut dan pantainya serta jauh dari rutinitas perkotaan dan sangat sesuai untuk bersantai. Namun, saat ini banyak tenda, PKL,pondok, parkir dan kantor pengelola yang tidak terkontrol, dan tidak optimal untuk melakukan rekreasi. Sehingga perlu penelitian untuk mencoba mengkaji bagaimana mengoptimalkan pemanfaatan ruang kawasan tepi pantai Pasir Jambak sesuai dengan potensi dan permasalahannya. Dengan melakukan analisa kawasan, pertumbuhan kawasan, permasalahan kawasan, strategi pemanfaatan ruang dan aktivitas pengguna kawasan. Kata Kunci: Bangunan Kuliner, Kawasan Rekreasi, Potensi Kawasan
1
PLANNING BUILDING CULINARY DESIGN IN RECREATION AREA PASIR JAMBAK, PADANG Asri Mariza Oktavia, Ir. Nasril Sikumbang, Desy Aryanti Department Of Architecture, Faculty of Civil Engineering and Planning, Bung Hatta University E- Mail :
[email protected],
[email protected],
[email protected]
Abstract Tourism is one of the most potential sectors which contribute to Regional Original Income through earning improvement in hotel, entertainment, restaurant, culinary and transportation fields and other commerce and service business. Coast area development for recreation is one of the potential natural tourism in Padang. However, the problem which arise is the coastal area are not optimally exploited yet, particularly coastal edge as recreation area. Is one of the regulation RTRW Padang development area those Pasir Jambak is one the most potential for tourism with beautiful beach and sea and than it’s calm area to relaxed. However, nowadays recreation area is lost control with have a lot of office management, parked, PKL, pondok, tenda and coastal area are not optimally for activity recreation. Until, the tries to study about how to optimize space of coastal areas in Pasir Jambak appropriately according to its characteristics potential and problems. Therefore some steps of analysis is performed including analysis of existing condition of the area, area growth tendency, waterfront area problems, space exploitation strategy and user in area. Key words : Key word : Building Culinary, Recreation Area, Potential of area
2
I. Pendahuluan
kebanyakan dengan
I.1. Latar Belakang Pantai objek
dikelola
oleh
maksud
kalangan tidak
remaja
melakukan
kunjungan wisata. Sehingga dengan
pasir
sebuah
dari
jambak
wisata
pantai
masyarakat
adalah
aktivitas tersebut memberikan dampak
yang
yang buruk bagi kawasan pantai. Selain
sekitar
itu
permasalahan
sampah
pada
kawasan yang memiliki panorama alam
kawasan
berupa laut, pantai, vegetasi cemara
yang kurang baik terhadap lingkungan
dan kelapa yang masih alami serta letak
dan
kawasan
rutinitas
tidak adanya kantor pengelola yang
perkotaan yang padat. Ombak yang
jelas sehingga kurangnya pengontrolan
tenang dengan kawasan pantai yang
terhadap kawasan dan area parkir yang
landai memiliki daya tarik tersendiri
tidak tertata.
yang
jauh
dari
pada kawasan ini.Pada kawasan pantai terdapat
pemukiman
penduduk
sebagai
pencarian mayoritas
memberikan
mengganggu
dampak
kenyaman.
Serta
I.2 Isu Perencanaan
sehingga membuat kawasan pantai dan laut
juga
Padang merupakan daerah yang
lahan
untuk
mata
terletak disebelah barat Indonesia yang
penduduk
sekitar
yang
berdekatan dengan Samudera Hindia.
sebagai
nelayan.
Secara
pantai
terdapat
pesisir, dimana wilayah pesisir memiliki
perahu nelayan yang tidak memiliki
daerah potensial bagi kegiatan wisata
dermaga. Dan sebahagian penduduk
bahari atau wisata pantai. Sehingga
berdagang di sepanjang pantai dengan
masyarakat pada kawasan tepi pantai
bangunan semi permanen dari kayu.
memanfaatkannya
Dimana
bekerja pada
Pada
tepi
awalnya
pantai
pasir
jambak ini adalah kawasan wisata untuk keluarga dan umum namun berubah fungsi menjadi kawasan wisata pribadi dengan munculnya pondok – pondok yang Dimana
disediakan
oleh
pengunjung
pedagang.
yang
datang
geografis
terletak
diwilayah
untuk
daerah
komersial. Pada pantai – pantai yang ada
di
padang
memanfaatkannya dengan
masyarakat berdagang
(PKL) yang memiliki beberapa
tenda
rendah dan pondok yang disewakan, tetapi tidak difungsikan sebagai sarana rekreasi. Sehingga aktivitas ini membuat 3
ruang
publik
digunakan
yang
untuk
sebelumnya
aktivitas
bersama
dengan mengangkat judul Perencanaan Bangunan
Kuliner
Pada
Kawasan
menjadi ruang pribadi. Ditambah lagi
Rekreasi Pantai Pasir Jambak. Dimana
permasalahan bangunan
Pedagang
diharapkan kawasan pantai sebagai
Kaki Lima (PKL) yang menetap,sampah
tempat rekreasi pantai, ruang publik
dan parkir pada pantai tidak terkontrol
tetap terjaga dan area untuk PKL tetap
dan tidak tertata membuat pantai –
tertata dalam bentuk bangunan terbuka
pantai di pandang menjadi kawasan
berupa Waterfront Plaza.
yang tidak nyaman untuk melakukan rekreasi.
I.3 Kajian Pustaka I.3.1 Pengertian rekreasi
Maka,dengan tersebut
permasalahan
masyarakat,
pemerintah
perlu
swasta
Dilihat dari artikel Elham
dan
meningkatkan
Cahyantoro,2011
rekreasi
kwualitas wisata pantai di kota padang.
berasal dari bahasa latin re-
Salah satu usaha yang direncanakan
creare
oleh
melakukan
ulang kegiatan yang dilakukan
pengembangan pariwisata yang ada di
untuk penyegaran jasmani dan
kota padang dan mengembalikan ruang
rohani. Rekreasi adalah sebuah
publik dengan menyediakan fasilitas
aktivitas
rekreasi dan pengelolaan pantai yang
seseorang disamping
baik sehingga akan menarik wisatawan
Kegiatan yang biasa
yang
untuk
pemerintah
berkunjung
kedepannya
adalah
kepadang.
tidak ada
Dan
lagi muncul
aktivitas pribadi di dalam area publik.
tersebut
serta
kebijakan
didukung
pemerintah
mengembangkan
daerah
dengan untuk pariwisata
yang
dilakukan bekerja. dilakukan
rekreasi
adalah
pariwisata,olahraga,bermain, dan hobi. dapat
Dengan adanya permasalahan
yang berarti membuat
Secara
umum
dibedakan
rekreasi
dalam
dua
golongan besar, yaitu rekreasi pada
tempat
tertutup
(indoor
recreation) dan rekreasi di alam terbuka (outdoor recreation).
maka penulis merencanakan bangunan kuliner
seabgai
fasilitas
penunjang 4
Tujuan
rekreasi
adalah
merupakan salah satu kegiatan yang
dibutuhkan
oleh
I.3.2
diawali
setiap
Berdasarkan
(menurut
,1994),
untuk
pengembangan
waktu
Attraction,
olahraga
suatu
obyek
pengelolaan
dan
perawatan. Adanya sarana dan
yang
prasarana Facilities
kesenangan.
atau seperti
Supporting hotel,
toko
souvenir, infrastruktur yang baik.
Dalam melakukan aktivitas bebrapa
pengguna
yang
terlibat dalam kawasan rekreasi yaitu pengunjung yang dibedakan berdasarkan
yaitu
akomodasi,
menyenangkan dan memperoleh
ada
wisata
diandalkan. Kondisi lingkungan,
bekerja,untuk
memperoleh kesegaran jasmani dengan
daerah
wisata yang menarik dan dapat
imbangan antara pendidikan dan atau
dan
yaitu adanya daya tarik atau
kepenatan,Sebagai
pekerjaan
Budiono
yang harus diperhatikan dalam
luang, pelepas lelah, kebosanan dan
Hani
Soemarn,20 11 ada beberapa hal
Krippendorf
pengisi
artikel
S.Handayawati,
dengan
mengadakan perjalanan ke suatu tempat
Pengembangan
Pariwisata
manusia. Kegiatan tersebut ada yang
Kriteria
aktivitasnya
per-
I.3.3
Pengembangan
Kawasan
Waterfront Plaza Dalam artikel mengatakan
life giving, 2012
bahwa
pengembangan
tama yang melakukan kunjungan
waterfront
wisata, kedua pengunjung yang
pengembangan daerah tepian air baik
tidak
itu tepi pantai, sungai ataupun danau.
melakukan
wisata
adalah
konsep
melainkan ada keperluan lain
Pengertian waterfront dalam
seperti
Indonesia
tamu
pada
kantor
secara
harafiah
Bahasa adalah
pengelola. Pengelola yaitu orang
daerah tepi laut, bagian kota yang
yang bertanggung jawab untuk
berbatasan
dengan
kelancaran
kawasan
rekreasi.
pelabuhan
(Echols,2003). Waterfront
Masyarakat
sekitar
dengan
melakukan aktivitas berdagang.
air,
daerah
development juga dapat diartikan suatu proses dari hasil pembangunan yang 5
memiliki kontak visual dan fisik dengan
souvenir
air
rekreasi.
dan
bagian
dari
upaya
pengembangan wilayah perkotaan yang secara fisik alamnya berada dekat dengan
air
pengembangan
dimana
bentuk
pembangunan
wajah
kota yang terjadi berorientasi ke arah perairan.
kebutuhan
waterfront
tempat
berdasarkan
tipe
proyeknya, waterfront dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu : 1. Konservasi adalah penataan waterfront kuno
atau
lama
yang masih ada sampai saat
Plaza adalah sebuah kata dari bahasa
Jenis
sesuai
spanyol
yang
berhubungan
dengan lapangan yang menggambarkan
ini dan
menjaganya agar
tetap dinikmati masyarakat. 2. Pembangunan
Kembali
tempat terbuka untuk umum atau ruang
(redevelopment) adalah
publik sebagai tempat berkumpul atau
upaya
berinteraksi, seperti misalnya lapangan
kembali
atau alun – alun.
fungsi waterfront lama
semakin
Namun, karena
berkembangnya
masyarakat
plaza
kebutuhan
berubah
fungsi
menghidupkan fungsi-
sampai
saat
ini
yang masih
digunakan untuk kepentingan
menjadi pusat pertokoan besar. Dimana
masyarakat
plaza memiliki toko,area pkl,dan area
mengubah atau membangun
santai berupa tempat duduk yang ditata
kembali
dalam bangunan dengan pengontrolan
yang ada.
yang baik. Maka
dengan
adanya
suatu kawasan rekreasi yang memiliki untuk
santai
dan
berkumpul penggabungan
fasilitas-fasilitas
3. Pengembangan
pengembangan waterfront plaza dibuat
tempat
dengan
rekreasi, memiliki
pusat
seperti pusat
berinteraksi, untuk adanya
makanan
dan
(development) adalah usaha menciptakan waterfront yang memenuhi kebutuhan kota saat ini dan masa depan dengan
cara
mereklamasi
pantai. Berdasarkan fungsinya, waterfront dapat
dibedakan
menjadi
yaitu : 6
1. Mixed-used
waterfront,
1) Berlokasi dan berada di tepi
adalah waterfront yangm
suatu
meru-pakan kombinasi dari
danau, sungai,dan sebagainya).
perumahan,
2) Biasanya
perkantoran,
wilayah
perairan
(laut,
merupakan area
restoran, pasar, rumah sakit,
pelabuhan,
dan tempat-tempat kebuda-
permukiman,
yaan.
3) Memiliki fungsi-fungsi utama
2. Rrecreational adalah
waterfront,
semua
kawa-
san waterfront yang diakan
menye-
sarana-sarana
prasarana
untuk
dan
kegiatan
rekreasi, seperti taman, arena bermain,
tempat
peman-
cingan, dan fasilitas untuk kapal pesiar. 3. Residential
perdagangan, atau
sebagai
pariwisata.
tempat
permukiman,
rekreasi,
industri,
atau
pelabuhan. 4)Dominan dangan
dengan
dan
peman-
orientasi
kearah
perairan. 5) Pembangunannya dilakukan ke arah vertikal horisontal Aspek
waterfront,
yang
menjadi
adalah
perumahan, aparte-
perancangan konsep pengem-
men,
dan
bangan
resort
yang
dibangun di pinggir perairan. 4. Working
waterfront, adalah
waterfront
perancangan kawasan tepian air, ada dua aspek penting yang
tempat-tempat penangkapan
mendasari
ikan komersial, reparasi kapal
keputusan
pesiar,
dihasilkan yaitu :
industri
berat,
dan
Pada
keputusan rancangan
yang
1. Faktor Geografis merupakan
fungsi-fungsi pelabuhan.
faktor
yang
lokasi tersebut waterfront atau
geografis
kawasan
tidak maka ada beberapa kriteria
menentukan
yang digunakan untuk menilai
penggunaannya.
lokasi suatu tempat yaitu :
dalam hal ini adalah Kondisi
Dalam
menentukan
suatu
menyangkut
jenis
dan
akan
serta
pola
Termasuk
di
perairan, yaitu dari segi jenis 7
(laut,
sungai),
serta
kualaitas
airnya. 2.
a. Studi literatur yaitu melalui Studi literatur dan
Konteks
perkotaan
(Urban
Context) merupakan faktor-faktor yang nantinya akan memberikan ciri khas tersendiri bagi kota yang bersangkutan serta menentukan hubungan
antara
kawasan
waterfront yang dikembangkan dengan bagian kota yang terkait.
tinjauan
pustaka
misalnya data yang didapat dari buku dan internet. b. Studi
kasus
dingkan
yaitu
memban-
beberapa
Rekreasi
Pantai yang ada agar rekreasi pantai yang direncakan dapat dicapai sesuai dengan tujuan perencanaan. c. Survey
site
yaitu
melakukan
I.4 Tujuan
survey pada site yang terpilih
Tujuan Perencanaan kawasan Rekreasi
baik survey fisik maupun non
tepi pantai adalah :
fisik.
a. Merencanakan kawasan wisata Rekreasi
Pantai
nyaman,dan
bersih
d. Pengumpulan
data
yaitu
seluruh
data
yang
mengumpulkan
bagi
untuk kemudian dianalisa untuk mendapatkan kebutuhan ruang.
pengguna.
e. Analisa site yaitu menganalisa b. Menghidupkan konomian
kembali
masyarakat
mengoptimalkan
peredengan
potensi
alam
yang ada.
site secara arsitektural. f. Penentuan konsep perencanaan dalam mendesain. III. Hasil Pembahasan
c. Menata kawasan publik yang dimanfaatkan
untuk
aktivitas
bersama.
III.1 Hasil Pembahasan Kawasan Kawasan
terletak
pada
jalan
Pasir Jambak Koto Tangah Tabing Padang.
II. Metodologi
Letak wisata
pantai Pasir
Jambak ini tergolong strategis karena Adapun metodologi yang dilakukan
dalam
perencanaan yaitu :
melakukan
terletak di pusat dengan
jalur
kota
yang dekat
transportasi.
Selain
itu,wisata pantai Pasir Jambak dapat 8
ditempuh dari arah selatan yaitu jalan
ditempuh untuk menuju wisata pantai
utama untuk mencapai wisata pantai
Pasir Jambak karena merupakan ujung
Pasir Jambak dan bisa
melalui jalan
daerah yang berbatasan dengan laut
lingkungan yang tersebar disekitar site
dan dibagian timur juga tidak bisa dilalui
yaitu
karena terdapat rawa. Kontur pada
jalan
lingkungan
pemukiman
penduduk. Dari arah utara tidak bisa
daerah ini relatif datar.
Gambar 3.1 : Peta lokasi kawawsan Sumber : Goggle Earth 9
Berdasarkan Status Lingkungan
Pada
kawasan
kurangnya
Hidup Daerah Kota Padang kawasan
fasilitas umum seperti tidak adanya
pasir jambak memiliki kandungan bahan
toilet umum, kantor pengelola yang
kimia yang tidak membahayakan, tetapi
jelas,
masih banyak sampah dari limbah
tempat makan dan penjualan souvenir,
rumah
disekitar
serta kurang terawatnya pondok yang
kawasan yang tidak terkontrol. Selain
ada disepanjang pantai, area pedagang
itu, air laut pada kawasan ini tidak bisa
PKL yang tidak tertata serta adanya
digunakan langsung karena terdapat
rumah
ubur – ubur yang bisa merusak kulit jika
rekreasi pantai. Fasilita utilitas seperti
terkena sengatan. Tetapi, kondisi ini
listrik, air bersih PDAM, dan telephone
dapat diatasi dengan penggunaan zat
sudah ada dan adanya mushalla yang
kimia berupa kaforit pada air yang akan
terdapat disekitar kawasan.
tangga
yang
ada
digunakan agar biota yang berbahaya pada air laut dapat dinetralisirkan.
pos
keamanan,
penduduk
area
pada
parkir,
kawasan
Adapun kondisi kawasan yaitu :
Fasilitas yang ada
Kualitas jalan dalam objek
Gambar 3.2 : Fasilitas dan Kualitas jalan kawasan Sumber : Hasil survey, 2012 10
III.1 Hasil kuliner
Pembahasan
Bangunan
Untuk konsep desain bangunan kuliner
hadir
sebagai
jawaban
Site memiliki luas 470 m x 170 m
kebutuhan pengunjung kawasan wisata
= 79900 m2 (7,9 Ha) dengan KDB 60 %
pantai dalam bidang makanan dan
47.940 m2 area terbangun 31.960 m2
souvenir. Dan juga sebagai solusi untuk
area hijau. Tetapi area yang terbangun
menata, mengatur area PKL. Sehingga
untuk bangunan kuliner waterfront plaza
pengunjung
adalah 760.32 m2 dengan jumlah
3
Selain itu bangunan ini bisa menjadi
lantai dan ketinggian masing – masing
tempat untuk berkumpul bagi semua
5 m dan untuk kantor pengelola adalah
lapisan
233.28 M2.
pengunjung ataupun PKL tidak ada lagi
Dari data aktifitas, maka keluarlah ruang yang dibutuhkan berdasarkan
merasa
pengunjung
nyaman.
sehingga
baik
yang merasa memiliki area pribadi pada kawasan wisata yang merupakan area publik.
jenis klasifikasi ruang, yaitu:
Pada kawasan ini juga dilalui oleh
a. Publik
jalan
Terdiri
dari
retail,
Ruang
Lobby,Toko terbuka,
yang
direncanakan
oleh
atau
pemerintah kota padang sebagai jalur
Area
transportasi
permainan, Kafe.
darat
sepanjang
pantai
sehingga bangunan kuliner ini tidak hanya bisa dikunjuungi oleh pengunjung
b. Privat
wisata Terdiri dari
Ruang kerja kantor
pengelola (Ruang kepala pengelola, cctv, wifi,karyawan), Ruang rapat, Toilet.
tetapi
bisa
digunakan
oleh
pengendaraan yang ingin melakukan wisata kuliner. yang
ditata
Selain bangunan PKL dalam
bangunan
yang
menjual makanan dan souvenir, juga
c. Servis Terdiri
akan
ada area PKL yang khusus menjual dari
Mushalla,
Kamar
mandi atau toilet,Gudang,Ruang keamanan,Ruang sampah.
jenis makanan yang dibakar. Sehingga pada kawasan ada dua area khusus untuk makanan yang berada dalam bangunan dan area taman berupa area PKL yang menjual makanan bakar. 11
Gambar 3.3 : Site plan kawasan Sumber : Apresiasi Penulis, 2013
Gambar 3.4 : Denah lantai 1 dan lantai 2 Sumber : Apresiasi Penulis, 2013
12
Gambar 3.6 : Perspektif Eksterior Sumber : Apresiasi Penulis, 2013
Gambar 3.7 : Perspektif interior Sumber : Apresiasi Penulis, 2013
13
IV.Penutup IV. Kesimpulan
nyaman bagi masyarakat dan
Setelah dilakukan evaluasi baik itu
konsep
maupun
disain
yang
menarik. e. Dengan luas site ± 7,2 Ha dan
dikaitkan dengan skripsi dan gambar
luas bangunan kuliner
pra
digunakan adalah 760.32 m2,
rencana,
maka
dapat
ditarik
bangunan
kesimpulan yaitu sebagai berikut:
kantor
yang
pengelola
233.28 M2. Site bisa diasumsikan a. Potensi site sangat mendukung
kedepannya untuk area shelter
untuk desain komersil, karena
sebagai antisipasi ketika terjadi
berada dikawasan rekreasi dan
gempadan tsunami. Dan untuk
berada
yang
area
jalan
diasumsikan
dalam
terdapat
kawasan
perencanaan
sepanjang pantai.
sebelah
pemukiman
b. Ruang terbuka menjadi fungsi
utara
site
untuk
area
penduduk
karena
kawasan sebalah utara jauh dari
penunjang bangunan, sehingga
pantai
dapat
terjadi bencana dan tidak ada lagi
memenuhi
fungsi-fungsi
dari bangunan c. Menggunakan sebagai
sehingga
pemukiman konsep
pusat
plaza
perbelanjaan
aman
penduduk
ketika
yang
berada dalam kawsan rekreasi. Ucapan Terimakasih
modern dengan banyak retail
Laporan perencanaan ini tidak lahir
atau
sendirinya
toko
PKL
dalam
bangunan
sangat
penataan
area
satu
mendukung PKL
pada
kawasan rekreasi sehingga tidak ada
lagi
memiliki
PKL area
yang pribadi
merasa pada
kawasn wisata . d. Desain ini nantinya diharapkan dapat menjadi area rekreasi yang
tanpa
bantuan
semua
pihak, dan rasa terimakasih saya sampaikan kepada : 1. Bapak
Prof.
Dr.
Niki
Lukviarman, S.E., Akt., MBA
selaku
rector
Universitas Bung Hatta 2. Bapak
Ir.Hendri
Warman., MSCE, selaku 14
Dekan Sipil
Fakultas dan
Teknik
7. Kedua
Perencanaan,
dan
Ibunda
Mardianis
yang tak henti – hentinya
3. Ibu Ir. Elfida Agus, M.T., Ketua
tua
Ayahanda Asrizal Tanjung
Universitas Bung Hatta.
selaku
orang
Jurusan
selalu mendoakan penulia
Teknik Arsitektur, Fakultas
supaya
Teknik
dalam segala
urusan.
Perencanaan, Universitas
Kedua
Firman
Bung Hatta.
dan Murni.
Sipil
4. Bapak
Dr.
dan
Ir.
Eko
Alvares, Z., MSA selaku
dimudahkan
saudara
Daftar Pustaka -
Ching,Francis K,1996,Arsitektur,
Koordinator Studio Tugas
Bentuk,Ruang
Akhir
nannya,Jakarta : Erlangga.
Jurusan
Teknik
Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil
dan
-
Perencanaan,
Ir.
Sikumbang,
-
IAI
I yang sudah membimbing penulis
dalam
menyelesaikan
tugas
-
dan
T,1985, Konsep,
Prasetya,Bona Yudha,Mendesain Rumah Tropis.
-
Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah, BAPPEDA,
6. Ibu Desy Aryanti, S.T., selaku
Pembimbing
BPS Kota Padang dan RTRW
dosen II
yang
Kota Padang. -
membimbing
penulis
dalam
menyelesaikan
tugas
akhir ini.
Edward
Bandung : Intermedia
akhir ini.
sudah
White,
BukuPedoman
selaku dosen pembimbing
M.A.
Nuefert,Ernst,1990,Data
Amril,Jakarta : Erlangga.
Nasril M.T.,
Susu-
Arsitektur Jilid 1,oleh Syamsul
Universitas Bung Hatta. 5. Bapak
dan
http://mbenxxcaem.blogspot.com/ 2011/09/definisi-tujuan-dan-jenisjenis.html)
-
http://marno.lecture.ub.ac.id/files/ 2011/12/ANALISIS-POTENSIWISATA-ALAM-BAHARI.pdf 15