PERENCANAAN JALUR KERETA API ANTARA STASIUN DUKU DENGAN BANDARA INTERNASIONAL MINANG KABAU Devi Cita Harminda,Hendri Warman, Lusi Utama. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta Padang email:
[email protected],
[email protected],
[email protected] ABSTRAK
Railway constructionisa unitmade of steel, concreteorother construction are located on the surface, below and above ground or dependent who direct the course ofthe devices along the railway. To connect the station with the Minangkabau International Airport Duku needed alternative transportation modes to help reduce the burden of high way rail road transportation modes in order to smooth the flow of goods and services. In this final election alignment, geometric planning, planning tack. The selection was based on the design speed of the alignment rail plan. Planning geometric method Railways Managementand Engineering.In the process,the methodology used is the collection of secondary data and primary data, and analysis of planning data such asvelocity analysis plan, analyzesrails, pads and body baan analysis to be used.The results of this thesis is planning a new railway alignment as alternative modes of transportation along ± 4.100 km from The stationget support BIM. So that a comparison can be used as advice for Government West Sumatra provincein building railways in the future. .
Keywords: TraceRailways,Geometric Planning, PlanningTrack.
PENDAHULUAN
sehingga masayarakat mulai menjadikan
Latar Belakang
kereta api menjadi pilihan yang baik untuk
Di Indonesia kita mengenal banyak
digunakan guna menghindari kemacetan.
transportasi salah satunya adalah kereta api,
Selain itu kereta api juga mempunyai
dimana transportasi yang satu ini adalah
keistimewaan
salah satu transportasi yang banyak diminati
dengan
oleh masyarakat Indonesia khususnya kota
mempuyai jalur tersendiri yang dinamakan
Padang. Semakin padatnya volume lalu
rel, yang tidak dapat dilewati oleh kendaraan
lintas akibat semakin banyaknya kendaraan
lain sehingga perjalanan kereta api tidak
pribadi dan umum sehingga menyebabkan
mempunyai hambatan dan gangguan dalam
terjadinya kemacetan dijalan-jalan utama,
perjalanannya.
tersendiri
transportasi
di
bandingkan
lainnya,
yakni
yang terkait dengan transportasi kereta api.
Maksud dan Tujuan Tujuan utama Perencanaan ini adalah
Data sekunder bidang prasarana meliputi :
melakukan pendalaman dan meningkatkan
1. Data Type Rel, peta ini menjelaskan
pemahaman tentang perencanaan jalan rel
tentang jenis – jenis rel yang akan
sesuai peraturan dan standar di Indonesia
dipakai.
dan untuk menyiapkan detail engineering
2. Data
Jenis
Bantalan,
data
ini
design jalur kereta api dari stasiun Duku
menjelaskan tentang jenis bantalan
sampai Bandara Internasional Minangkabau,
yang akan dipakai.
berikut
rancangan
operasional
fasilitas
3. Data
Jenis
Penambat,
data
ini
tersebut.
menjelaskan tentang jenis penambat
Tujuan pokok penulis dalam melakukan
yang akan dipakai.
perencanaan Jalan Kereta api tersebut adalah untuk
Stasiun, data ini
menjelaskan gambaran emplasen suatu
1. Merencanakan
Pembangunan
Jalur
stasiun, menjelaskan tipe stasiun,
Kereta api antara Duku ke Bandara
5. Peta Topografi skala 1 : 100.000
Internasional Minang Kabau.
6. Grondkart Jalur KA sekitar stasiun
2. Merencanakan Jalur kereta api Kokoh dan Ekonomis
Duku 7. Grafik Perjalanan Kereta Api Divisi Regional II Sumatera Barat
Metodologi Dalam pembuatan laporan umum ini terdapat dua metode pengumpulan data, yaitu
4. Data Lay Out
metode
dengan melihat langsung kondisi yang ada
secara
dilapangan. Sehingga kita tahu, bagaimana
langsung (data primer).Kedua data ini
gambaran kinerja jalan kereta api yang ada.
digunakan
Adapun sampel – sampel yang dapat
(data
untuk
sekunder)
data
Pengumpulan data primer dilakukan
tidak
langsung
pengumpulan
b. Data primer
dan
mendukung
bidang
prasarana KA dalam menganalisa data
diperoleh adalah sebagai berikut :
nantinya.
1. Jenis komponen jalan kereta api
a. Data sekunder
2. Gambar emplasemen stasiun dan
Data ini diperoleh dari pihak lain dalam hal ini adalah PT.KERETA API INDONESIA (Persero) Divisi Regional II Sumatera Barat
jalur kereta api Standarisasi Perencanaan yang akan dicapai:
a. Lebar sepur : 1067 mm lebar sepur standar yang digunakan di Indonesia
Hal diatas akan dijelaskan dalam bentuk flow chart atau diagram alir sehingga akan
b. Ruang bebas kelas II yang diperlebar,
memudahkan pemahaman akan langkah
diperhitungkan adanya muatan peti
kerja (Metodologi) yang akan dilakukan.
kemas.
Dibawah ini akan dijelaskan mengenai
c. Jarak minimum antar as sepur di petak jalan adalah 4,00 m untuk doble track d. Jarak minimum antar as sepur utama di emplasemen adalah 5,20 m e. Jarak minimum dengan sepur belok adalah 4,40 m untuk doble track f. Kecepatan maksimum di petak jalan 100 km/jam g. Kecepatan maksimum di emplasemen 45 km/jam atau disesuaikan dengan kondisi setempat h. Beban Gandar18 ton i.
Jari-jari lengkung horizontal R sedapat mungkin 800 m
j.
Kelandaian jalan KA di petak jalan sedapat mungkin 10 0/00
k. Kelandaian maksimum di emplasemen adalah 1,5 0/00 l.
Jenis rel yang digunakan untuk jalan kelas II adalah R.54
m. Alat penambat rel tipe elastic Yang menjadi bahasan disini yaitu metode yang digunakan serta langkahlangkah yang dilakukan secara bertahap untuk mendapatkan tujuan yang diinginkan.
metodologi/langkah
kerja
perencanaan
Struktur, Geometrik jalan rel. Langkah Perencanaan Penentuan Kelas jalan dan golongan UIC Adapun langkah kerja nya dapat dilihat pada diagram alir dibawah ini:
Langkah Perencanaan Penentuan Material
Langkah Kerja Perencanaan Geometrik trase
Jalan Kereta api
Jalan Kereta api
Adapun langkah kerja nya dapat dilihat pada
Adapun langkah kerjanya dapat dilihat pada
diagram alir dibawah ini:
diagram alir dibawah ini:
Batasan Masalah Dalam kajian perencanaan kontruksi jalan kereta api ini di batasi pada : Lokasi kegiatan ini adalah antara Stasiun Duku
sampai
Minangkabau.
Bandara Yang
Internasional
dibahas
dalam
perencanaan adalah diantaranya : - Lokasi perencanaan jalur kereta api dari Km.0+000 sampai dengan Km.4+100 - Perencanaan kelas jalan - Geometri jalur kereta api - Material yang digunakan untuk jalur kereta api
- Perencanaan konstruksi tubuh baan jalur kereta api
dan terutama kondisi Rel, bantalan, alat penambat yang dipakai, serta kecepatan kereta api, yang akan dilaluli pada ruas jalan
Manfaat Perencanaan
rel yang dianggap mewakili yang akan
Manfaat perencanaan Jalan Kereta Api ini sebagai berikut :
Hasil Pembahasan
1. Bermanfaat
bagi
angkutan
penumpang dan barang setempat yang akan melintasi wilayah tersebut 2. Bermanfaat
untuk
Sumatera Barat Padang
ditinjau.
dan
perekonomian
khususnya
Kabupaten
Kota Padang
Pariaman.
Untuk menentukan kelas jalan dan beban
dan efisien, Hasil perencanaan ini penulis nantinya akan menghitung Jalur Kereta Api bermanfaat
yang nantinya
untuk
bahan
perbandingan bagi pihak-pihak yang
komponen dari jalan kereta api memiliki arti penting dan merupakan konstruksi
yang
dibuat
untuk
menghubungkan satu wilayah dengan wilayah lainya.
penelitian
biasanya
jumlah angkutan, anggapan yang melewati suatu lintasan dalam jangka waktu satu Daya angkut lintas mencerminkan
jenis serta jumlah beban total dan kecepatan kereta api yang lewat di lintasan yang bersangkutan. Daya angkut disebut daya angkut T dengan satuan ton / tahun, dihitung dengan persamaan : = 360 × =
+
× .
+ ₁. ₁
Dimana : T=
daya angkut lintas (ton/tahun)
TE=tonase ekivalen (ton/hari) Tp=
tonase barang dan kereta harian
Tb=
tonase barang dan gerbong harian
T₁=tonase lokomotif harian
Lokasi Perencanaan Tempat
lintas
dimana daya angkut lalu lintas didapat dari
mana nantinya akan merencanakan. Dimana Jalur Kereta Api sebagai
lalu
dinyatakan dengan daya angkut lalu lintas,
tahun.
3. Menciptakan kontruksi yang hemat
volume
ini
dilakukan
terhadap ruas jalan rel kereta api yang akan direncanakan, yaitu antara Stasiun Duku– Bandara Internasional Minangkabau.Survey ini dilakukan terhadap kondisi daerah, jalan
S=koofisien
yang
besarnya
tergantung
kepada kualitas lintas S = 1,1 untuk lintasan dengan kereta penumpang
yang
maksimum 120 km/jam
berkecepatan
S = 1,0 untuk lintasan tanpa kereta penumpang Kb = koofisien yang besarnya tergantung kepada beban gandar Kb = 1,5 untuk beban gandar < 18 ton Kb = 1,3 untuk beban gandar > 18 ton
(Sumber Peraturan Dinas Nomor 10)
K₁=koofisien yang besarnya 1,4
Tabel.Klasifikasi berdasarkan Kelas Jalan
(Sumber Peraturan Dinas Nomor 10) Tabel. Daya angkut menurut kelas Jalan
(Sumber Peraturan Dinas Nomor 10)ET : ElastikPROFIL Tunggal, EG : Elastik Ganda MELINTANG TRACK a
a
Balas 1:2
30 50 30 50 40
d1
1:1,5
d2
b Sub Balas
c k1
b
1:1 1/3 c k1
k2
Sub Grade k2
Profil Melintang Jalan Kereta Api KELAS V MAKS d1 b JALAN (KM/J) (cm) (cm)
Tabel. Klasifikasi Jalan Kereta berdasarkan Passing Tonnage
Api
c (cm)
k1 (cm)
d2 (cm)
e k2 (cm) (cm)
a (cm)
I
120
30 150
235
265-315 15-50
25
375 185-237
II
110
30 150
235
265-315 15-50
25
375 185-237
III
100
30 140
225
240-270 15-50
22
325 170-200
IV
90
25 140
215
240-250 15-35
20
300 170-190
V
80
25 135
210
240-250 15-35
20
300 170-190
Tabel.Kelas Jalan (Sumber Peraturan Dinas Nomor 10)
Perhitungan lengkung
3 75 2 65 2 35 1 50 1 067
Ballas
0 22 0 30 0 15
Sub Ballas
2.00
Tanah timbunan
Perhitungan Alinemen Horisontal
3.00 1.00
Tanah dasar
60
60
60
60
60
60
60
Dalam
60
hal
dibawah
ini
contoh
POTONGAN MEMANJANG POTONGAN MELINTANG
SKALA 1 : 100
SKALA 1 : 100
perhitungan
pengaruh
jari-jari
terhadap
perencanaanalinemen
1 067
0.6 0.6 0.6
0.6 0.6 0.6 0.6 0.6
Horisontal.Perhitungan ini berdasarkan ada
TAMPAK ATAS SKALA 1 : 100
konsep perencanaan konsep perencanaan
Gambar. Tubuh Baan Jalur Tunggal pada jalan lurus
alinemen horizontal seperti yang telah
3 75 2 85
dibahas diatas dan peraturan-peraturan yang
2 59 1 50
h 0 22 0 30 0 15
Sub Ballas
2.00
Tanah timbunan
3.00 1.00
dilakukan. Dalam perencanaan jalan rel
T anah das ar
60
60
60
60
60
60
60
60
Duku- Bim akan terdapat beberapa tikungan,
POTONGAN MEMANJANG POTONGAN MELINTANG
SKALA 1 : 100
SKALA 1 : 100
tetapi dalam perhitungan disini akan dipakai 1 067
contoh : 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6
TAMPAK ATAS SKALA 1 : 100
Gambar Tubuh Baan Jalur Tunggal pada jalan lengkung 3 75 2 65 2 35 1 50
4 00
1 067
1 067
Ballas
Ballas
2 00
Tanah timbunan
Tanah dasar
0 22 0 30 0 15
Sub Ballas
Sub Ballas
3.00
Tanah dasar
60
60
60
60
60
60
60
60
POTONGAN MEMANJANG POTONGAN MELINTANG
SKALA 1 : 100
SKALA 1 : 100
1 067
0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 4 00
1 067
TAMPAK ATAS 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6
SKALA 1 : 100
Gambar. Tubuh Baan Jalur Ganda / doble track pada jalan lurus
Gambar Lengkung R 1000
3 75 2 97 2 59 1 50
4 00
h
h
0 22 0 30 0 15
Sub Ballas
Diketahui
3.00 2 00
Tanah timbunan
60 Tanah dasar
60
60
60
60
60
60
R = 1000
60
Tanah dasar
POTONGAN MEMANJANG POTONGAN MELINTANG
α = 12° 26' 8"
SKALA 1 : 100
SKALA 1 : 100
1 067
β = 167° 73' 20" 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6
0.6 0.6 0.6 4 00
Vmax = 4,3√
1 067
TAMPAK ATAS SKALA 1 : 100
0.6 0.6 0.6 0.6 0.6
0.6 0.6 0.6
Gambar. Tubuh Baan Jalur Ganda / doble track pada jalan lengkung
= 4,3√1000 = 135,97794
~
= 136 Km/Jam
Panjang Lengkung ,
=
2
=
2 . 3,14 . 1000
= 214.20 m Panjang M. T1 = = 1000 tg 6,134 Gambar Grafik Lengkung R 1000 Titik detail dalam lengkung
= 1000 0,107 = 107,47 m P–M =
=
,
Mb =
Y0
,
.
= 0,00 m
M–N =
Y1
=
− √
.
= 1000 tg 6,134 tg 3,067
= 1000 − √1000 . 10
= 1000 x 0,1074694 x 0,0535804
= 0,05 m
= 5,758257 =
.
=
Y2
=
.
− √
.
= 1000 − √1000 . 20 = 0,20 m
= 29,4 mm ~ 30 mm PLA
− √
= 1000 − √1000 . 0
= 1005,7583 m
h–n
=
Y3
= 10.v.h
=
− √
.
= 10 x 70 x 30
= 1000 − √1000 . 30
= 21000 mm ~ 21 m
= 0,45 m
Pelebaran=
− 10 =
− 10
Y4
=
.
= 1000 − √1000 . 40
= 9.996 mm ~ 10 mm
= 0,80 m
= 1067 mm + 10 mm = 1077 mm
− √
Y5
=
− √
.
= 1000 − √1000 . 50 = 1,25 m Y6
=
− √
.
= 1000 − √1000 . 60 = 1,80 m
Y7
Y8
=
=
− √
perencanaan jalan rel Duku - Bim akan
.
= 1000 − √1000 . 70
terdapat beberapa tanjakan dan turunan,
= 2,45 m
tetapi dalam perhitungan disini akan dipakai
− √
contoh :
.
= 1000 − √1000 . 80 = 3,21 m Y9
Y10
=
=
− √
R
= jari – jari lengkung
Δ‰
= jumlah dari dua kelandaian
Panjang lengkung vertical
.
= 0,5.R . Δ‰
Xm
= 1000 − √1000 . 90
Panjang proyeksi lengkung
= 4,06 m
L
− √
= 2 . Xm
Jarak penggeseran vertical
.
Ym = . R .Δ‰2
= 1000 − √1000 . 100 = 5,01 m
Contoh Perhitungan Alinemen Vertikal Dari Datar ke Landai
Tabel Geseran Lengkung Peralihan R 1000 Ym Xm Xm
0,000 ‰
0,500 ‰
R
R
Perhitungan Alinemen Vertikal Dalam perhitungan
hal
dibawah
pengaruh
ini
jari-jari
contoh
perencanaan alinemen Vertikal.Perhitungan ini berdasarkan ada konsep perencanaan konsep
perencanaan
alinemen
Gambar Lengkung Vertikal R 6000
terhadap
Vertikal
seperti yang telah dibahas diatas dan peraturan-peraturan yang dilakukan. Dalam
Contoh : R = 6000 m Δ‰= 0,6000‰ – 0,0000‰ = 0,6000‰ Xm L
= 0,5.R . Δ‰ = 0,5.6000 . 0,6000‰ = 1,800 m = 2 . Xm = 2 . 1800 = 3,600 m
8. Terdapat 3 lokasi perlintasan antara jalur
= . R .Δ‰2
Ym
kereta api dengan jalan raya yang
= . 6000 . 0,6000‰2 = 0,270 mm
direncanakan menggunakan perlintasan tidak sebidang (Under pass) yakni di
Kesimpulan .
Desa Duku antara jalan raya Padang –
Dalam perencanaaan jalur KA.dari Stasiun
Duku–BIM
dapat
disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut : 1. Perencanaan
jalur
Bukit Tinggi dan di lokasi kawasan BIM jalan antara Padang - Pariaman . 9. Untuk lintasan sungai Batang anai
Kereta
Api
Menggunakan 1 unit jembatan beton
menggunakan single track / sepur
girder komposit bentang 26+35+35+26
tunggal merupakan bagian awal dari
meter
perintis rencana jangka pendek dan
10. Pola jadwal perjalanan kereta api
untuk perencanaan jangka panjang akan
menggunakan Grafik Perjalanan Kereta
ditambah
disesuaikan dengan jadwal penerbangan
Double
track/Jalur
ganda
sesuai dengan kubutuhan peningkatan
yang ada di BIM.
pertumbuhan angkutan penumpang dan DAFTAR PUSTAKA
barang 2. Daya Angkut jalan direncanakan Kelas
Desain Pondasi Tahan
II. 3. Panjang jalur track jalan rel 4.100 m’sp. 4. Kecepatan Maksimal 70 Km/jam. 5. Radius
Anugrah Pamungkas & Erni Harianti.2013
untuk
lengkung
Horizontal
R.1000, R.800, R.300 dan lengkung vertical R.6000. 6. Material yang digunakan :
Gempa.Yogyakarta. Darmawan.2001. Teknologi Jalan rel: Bandung. Ir. Sunggono kh. 1995.Teknik Sipil. : Bandung. Keputusan Manteri No.36 Tahun 2011
- Rel.54 dengan panjang 18 meter.
tentang Perpotongan dan atau
- Penambat elastic jenis pandrol.
persinggungan antara jalur jalan
- Bantalan beton dengan berat 180 kg.
rel dengan bangunan lain, Jakarta
- Balas batu pecah mesin Uk2/6 cm. 7. Menggunakan , 6 unit wesel kanan, 5 unit wesel kiri.
Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia No.PM.60 Tahun 2012 tentang Persyaratan Teknis Jalur Kereta Api, Jakarta
Peraturan Dinas (PD) No 10, Tahun 1986 PT. KERETA API INDONESIA (Persero): Bandung. Peraturan Pemerintah No.56 Tahun 2009 tentang
Penyelenggaraan
Perkeretaapian: Jakarta Prof. Ir. Soetomo Wongsotjitro.1961. Buku Polyteknik. Bandung. Undang-Undang No.23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian: Jakarta