PEREKONOMIAN NEGARA DAN KETANAGAKERJAAN Pitoyo
Abstract The basic conception of Indonesia economy is togetherness or gotong royong. Production is done by all people and for the sake of all people prosperity. If not so management will be held by individual and people will be depressed. The suitable form of such an enterprise is cooperatives. In the mean time globalization attack the fundamental principle of the Indonesia economy which lead to maket economy. The big capital play a big role behind the globalization and that is, no doubt capitalism. His aim is Indonesian shall stay as consumer in which imported goods and services are cheaper than domestic product. At the last ten years influence of globalization to Indonesia economy is more intense and its result is proverty and unemployment increase. Beyond that, political affairs worsens the economy, democratic practices including human rights issues bear social conflicts, the credibility of government decreases. It is therefore to cope with such a situation a summit tripartite cooperation is needed very urgently. Close cooperation amongst employers, workers an government who actually producing goods and services should be sat together to decide how much production of goods an services should be done according to the demand ofgoods and services of the people. This is the task of the government to influence with public policy in the economy to elevate poverty and unemployment. Reluctance to those efforts law and order are hardly to implement. On the contrary market mechanism continue to set new equlibrium by increasing prices without taking care of values contained in the state fundamental philosophy pancasila. Keywords: Labour economy
Pendahuluan Dalam pasal 33 ini tercantum dasar demokrasi ekonomi. Produksi dikerjakan oleh semua untuk semua di bawah pimpinan atau kepemilikan anggota-anggota masyarakat. Kemakmuran masyarakatlah yang
Pitoyo – Perekonomia Negara dan Ketanagakerjaan
| 63
diutamakan, bukan kemakmuran orang seorang. Sebab itu perekonomian di susun sebagai usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan. Bangun perusahaan yang sesuai dengan itu adalah koperasi. Perekonomian berdasar atas demokrasi ekonomi, kemakmuran bagi semua orang. Sebab itu cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara yang menguasai hajat hidup orang banyak harus dikuasai oleh Negara. Kalau tidak, tampuk produksi jatuh ketangan orang seorang yang berkuasa dan rakyat banyak ditindasinya. Hanya perusahaan yang tidak menguasai hajat hidup orang banyak, boleh ada ditangan orang seorang. Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung dalam bumi adalah pokok-pokok kemakmuran rakyat. Sebab itu harus dikuasai oleh Negara dan dipergunakan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. SRI EDI SWASONO menambahkan atas penjelasan pasl 33 tersebut sebagai berikut: Dalam ekonomi menuntut partisipasi ekonomi dan emansipasi ekonomi. Di Indonesia masih terjadi hubungan tuan dan hamba, majikan dan kuli. Jadi tidak emansipatory seperti cultuur steselnya Van Den Bosch sesudah perang Diponegoro. Tanam paksa sampai 2/3 tanah untuk gula dan kopi sama dengan partisipatory tanpa emansipasi, malah bersifat exploitasi, penuh kekejaman. Situasi NES ( Nucleus Estates and Small Holders ) yang memajukan petani yaitu membuat pengolahan singkong sama dengan pabrik tapioca, peserta ternak sutra membuat pemintalan benang sutra. Pedagang pasar inti menjadi pemilik pasr tersebut. NES di gantikan dengan PIR sama dengan perkebunan inti rakyat, yang majikan di beri kredit, bukan petaninya. Mestinya petani plasma yang di beri kredit. Yang bagus adalah: Co ownership (kepemilikan bersama) Co determination (ikut menentukan) Co responsibility (ikut bertanggung jawab) Dampak Globalisasi a. Liberation of Trade Globalisisi sekarang ini bertujuan untuk menciptakan perdagangan bebas. (Liberation of Trade), artinya perdagangan antar Negara di dunia tidak memerlukan tarif atau pajak masuk sehingga suatu Negara yang meng export kepada Negara lain maka eksportir tidak perlu membayar bae masuk untuk barang-barang yang dijual ke Negara yang bersangkutan. Ide globalisasi berasal dari Negara-nagara Barat yang
64 | Jurnal Kybernan, Vol. 1, No. 2 September 2010
memiliki system perekonomian kapitalisme. Kalau sebelum Negaranegara terjajah menjadi merdeka, maka Negara-negara terjajah tersebut di kuasai oleh Negara-negara yang menjajahnya. Negara terjajah menjadi bagian dari Negara yang menjajah sehingga penjajah dengan leluasa meng exploitasi sumber-sumber alam di Negara yang di jajahnya. Oleh karena hamper semua Negara terjajah menjadi merdeka maka penjajah tidak bisa lagi dengan seenaknya mengambil kekayaan dari Negara merdeka,yang dulu di jajahnya. Oleh kerana system kapitalisme itu berwatak menghisab (exploitation) maka meskipun Negara jajahannya telah merdeka, mereka tetap menginginkan sumber-sumber daya alam dan kekayaan dari Negara bekas jajahannya itu tetap dapat di ambilnya. Caranya dengan berusaha mengusai pasar Negara merdeka bekas jajahan menjadi pasar bagi barang-barang industrinya. Oleh karena itu biasanya Negara-negara Barat memberikan bantuan kepada Negara –Negara bekas jajahan baik berupa bantuan uang gratis (grant), pinjaman lunak, pinjaman jangka panjang,membantu dengan tenaga-tenaga ahli dst. Akhirnya Negara bekas terjajah memberi kesempatan kepada mereka unutk menanamkan modalnya dinegara bekas terjajah dan memberi peluang untuk menanamkan modalnya ditanah bekas jajahan. Agar supaya kapitalisme lebih kuat mencengkeram penguasaan pasar di Negara-negara berkembang tersebut maka kapitalisme memakai partai politik sebagai wahana untuk menguasai perekonomian Negaranegara yang sedang berkembang. Inilah yang disebut dengan istilah neo kapitalisme. Dalam prakteknya mereka dapat mengeruk keuntungan dari Negara-negara yang sedang berkembang dan makin lama mereka menguasai pasar Negara-negara berkambang tersebut disamping memakai wahana partai politik dengan demokrasi dan hamnya, dengan transparasinya dst. Mereka juga menyusupkan idenya melalui budaya bangsa yang bersangkutan. Makin menjamurnya fast food seperti kfc, pizza, hamberger, melalui kesenian-kesenian rock, dansa dansi, hari-hari besar seperti haloween dst makin mendesak budaya asli nusantara yang justru memiliki nilai-nilai luhur. Di Indonesia sudah terasa perekonomian bangsa cenderung untuk melaksanakan ekonomi pasar dan pemerintah sering angkat tangan apabila ada gejolak-gejolak harga di pasr.
Pitoyo – Perekonomia Negara dan Ketanagakerjaan
| 65
b. Neo Kolonialisme Neo kolonialisme merupakan bentuk baru penjajahan non fisik artinya Negara-nagara Barat tidak lagi menjajah secara fisik tetapi berusaha menguasai pasar Negara-negara berkembang. Kalau biasa Negara berkembang di jadikan ladang konsemen, mereka tidak perlu lagi mempunyai industri-industri bagi barang-barang dan jasa-jasa. Barangbarang dan jasa-jasa import lebih murah dari pada memproduksi sendiri. Kalau ini di teruskan maka Negara berkembang akan tergantung dari Negara maju sehingga pada hakekatnya kemerdekaan mereka tidak mempunyai kedaulatan lagi. Dampak terhadap Bidang Ketenagakerjaan a. Pengangguran dan Kemiskinan Sudah menjadi kenyataan bahwa pengangguran dan kemiskinan meningkat. Orang menjadi miskin karena orang itu tidak bekerja. Orang tidak bekerja tidak mempunyai penghasilan sedangkan untuk menopang kehidupannya sehari-hari orang memerlukan uang. Kalau orang tersebut memganggur maka ia tidak memiliki uang maka ia tidak dapat melangsungkan dan meningkatkan kehidupannya. Orang menjadi tidak bekerja, menjadi pengangguran, dan inilah orang miskin. Makin banyak orang menganggur makin bertambahlah orang miskin dan kemiskinan. Oleh karena itu mustahil memberantas kemiskinan tanpa memberantas pengangguran. Sebaliknya memberantas pengangguran berarti memberantas kemiskinan. Memberantas pengangguran tidak hanya sekedar memberi kesempatan kerja bagi para penganggur tetapi pencegahan pengangguran akan lebih penting. Sumber pengangguran sesungguhnya adalah dari dunia pendidikan yang tidak berorientasi kepada kebutuhan pasar kerja. Kalau dunia pendidikan sekedar melaksanakan pendidikan tanpa memperhitungkan kemana lulusannya akan bekerja maka akan terjadi lulusan, baik tingkat dasar, menengah maupun tinggi tetapi setelah lulus tidak dapat menemukan lowongan kerja baginya. Hal ini disebabkan karena dunia pendidikan tidak berorientasi kepada dunia kerja. Sedangkan dunia kerja itulah atua pasr kerja itulah yang meminta jenis-jenis tenaga kerja tertentu, baik lulusan perguruan tinggi maupun menengah. Pengangguran intelektual akan lebih berbahaya dibanding dengan para penganggur yang bukan lulusan perguruan tinggi. Hari-hari ini fakta menunjukan bahwa pencari kerja yang berpendidikan tinggi makin banyak dan makin banyak pula yang
66 | Jurnal Kybernan, Vol. 1, No. 2 September 2010
tidak dapat mengisi lowongna kerja yang tersedia di dunia kerja. Akibatnya lowongan kerja tetap ada karena tidak dapat di isi oleh para pencari kerja. Sebabnya adalah karena para pencari kerja tidak dapat memenuhi persyaratan kerja yang diminta oleh lowongan kerja yang tersedia. Di samping itu memberantas pengangguran harus dilakukan terlebih dahulu pemberantasan adanya setengah pengangguran, artinya orang itu tidak bekerja secara penuh. Setengah penganggur menyebabkan perekonomian tidak berjalan sebagaimana mestinya. b. Addition Workers Teori addition workers mengatakan bahwa makin miskin suatu masyarakat maka orang yang bekerja makin banyak demikian pula orang yang mencari kerja makin banyak pula. Kalau sebuah rumah tengga menjadi miskin artinya rumah tangga itu tidak dapat menghidupi angggotanya dengan penghasilan tertentu maka rumah tangga tersebut mau tidak mau harus mencari uang yang lebih banyak lagi. Agar dapat mencari uang yang lebih banyak untuk menutup kebutuhan hidupnya maka anggota keluarga yang tidak bekerja atau belum bekerja, guna menambah income keluarga maka mereka harus bekerja, jadi ada tambahan orang yang bekerja namun kemiskinan belum juga bisa teratasi. Addition workers theory pada prinsipnya mengatakan bahwa dengan bertanbahnya orang yang bekerja kemakmuran tidak bertambah baik bahkan kemiskinan menjadi semakin parah. Saran Pemecahan a. Tripartit Kebutuhan masyarakat yang berupa barang-barang dan jasa-jasa hanya dapat di hasilkan kalau orang bekerja. Pada hakekatnya yang bekerja menghasilkan barang dan jasa itu adalah pekerja/ buruh dan pengusaha yang di fasilitas oleh pemerintah jadi ada tiga pihak yaitu : 1. Pemerintah 2. Pengusaha 3. Pekerja / buruh Tiga unsur ini disebut Tripartit. Dengan demikian Tripartit merupakan penyangga utama kemakmuran bangsa. Agar supaya ke tiga unsur Tripartit tersebut meningkat produktifitasnya maka ke tiganya senantiasa perlu di beri pendidikan atau pelatihan secara periodik dan kontinyu dalam pemerintah sekarang ini Tripartit itu hampir tidak di
Pitoyo – Perekonomia Negara dan Ketanagakerjaan
| 67
berdayakan. Pemerintah lebih banyak bekerja sama dengan pengusaha dari pada bekerja sama dengan pekerja / buruh kalau hal ini di teruskan maka justru pekerja / buruh akan menjadi korban system perekonomian Indonesia yang di jalankan sekarang ini. System perekonomian sekarang ini cenderung melakukan mekanisme pasar artinya interaksi pasarlah yang menentukan harga barang atau jasa. Akibatnya harga barang dan atau jasa bisa naik turun sesuai dengan dinamika pasar. Namun naik dan turunnya harga tersebut sesungguhnya diotaki oleh para pengusa, pedagang, dan perantara dll. Itulah sebabnya harga tidak pernah stabil dalam jangka waktu yang relative lama. Kalau terjadi harga harga naik maka agar rumah tangga dapat membeli jumlah barang atau jasa maka ia memerlukan tambahan uang sebesar kenaikan harga barang dan atau jasa yang di perlukan lihatlah pada suatu saat pada harga minyak goreng naik, dilain kesempatan harga gula pasir naik, cabai naik, bawang putih naik secara drastik, beras juga ikut naik dll barang pada suatu saat pasti akan naik, sengaja dinaikkan untuk memperoleh keuntungan yang lebih banyak. Dalam keadaan seperti ini biasanya pemerintah melakukan operasi pasar tetapi operasi ini baru dilakukan 10 hari atau 2 minggu setelah harga naik. Ini artinya dalam waktu 2 minggu tersebut pengusaha telah memperoleh keuntungan tambahan sejumlah kenaikan harga tersebut. Bayangkan berapa besar keuntungan pengusaha dalam jangka waktu 2 minggu saja. Rakyat yang di korbankan. Pemerintah ingin menaikan gaji pegawai, gaji para pejabat Negara sampai dengan presiden agar supaya kelompok ini dapat mengimbangi kenaikan harga yang terjadi di pasar. Pertanyaannya bagaimana pekerja / buruh yang penghasilannya tetap alias naik? Apakah pengusaha mau menaikkan upah mereka. Kalau kebijakan ini di teruskan inilah sesungguhnya system perekonomiaan yang berdasarkan atas mekanisme pasar bebas. Solusinya pemerintah sebagai salah satu unsur Tripartit yang membuat kebijakan di bidang perekonomian harus mampu menjaga stabilitas harga barang dan jasa. Kewajiban pemerintah ini memang sulit, akan tetapi itulah yang mutlak dilaksanakan pemerintah kerana pemerintah harus “ memajukan kesejahtaraan umum seperti disinggung di atas”. Kalau harga barang dan atau jasa stabil dalam jangka waktu yang lama maka menaikkan gaji atau upah buruh dst tidak diperlukan lagi. Sekali lagi pemerintah dapat berargumantasi bahwa menjaga stabilitas harga tidak gampang. Namun sekali lagi bagaimanapun sulitnya pemerintah harus mampu menjaga stabilitas harga, pemerintah yang
68 | Jurnal Kybernan, Vol. 1, No. 2 September 2010
dipilih oleh rakyat diberi kekuasaan untuk mengggunakan segala peralatan, fasilitas, untuk memberantas penyelundupan, menindak barang-barang palsu dst. Inilah sesungguhnya perekonomian bangsa yang di kehendaki oleh pasal 33 dan 34 UUD Dasar 1945. Akhirnya untuk mencapai itu Tripartit harus diberdayakan secara maksimal. Justru presiden sendiri ( pemerintah ), pengusaha dan serikat pekerja / buruh duduk bersama secara periodic menetapkan program-program produksi barang dan jasa dan stabilitas harga.
b. Tinggalkan Sistem Perekonomian Pasar Mekanisme pasar adalah mekanisme dari system perekonomian kapitalis yang berawatak individu. Kalau system ini terus di paksakan untuk perekonomian bangsa Indonesia yang berwatak gotong royong. Maka baca kembali uraian di atas dengan baik. System perekonomian kapalitas akan membuat sebagian bangsa Indonesia terutama rakyat kecil menjadi melarat dan semakin menjadi merarat. Sebabnya adalah karena system ini menghisap orang dan yang terhisap pertama kali adalah penduduk atau orang miskin, yang jumlahnya cukup banyak, orang miskin di Indonesia akan semakin miskin. Oleh karena itu pengentasan kemiskinan harus di lakukan bersama dengan merubah system pendidikan yang berorientasi pada pasar kerja, menghilangkan setengah pengangguran dengan cara memberdayakan lebih baik sesuai dengan profesinya, memberi pelatihan kepada mereka untuk meningkatkan keahlian dan atau keterampilan, melakukan pelatihan secara berjenjang sesuai jabatan yang akan di dudukinya dst. Demikian pula perlu memasyarakatkan system perekonomian Indonesia yang berdasarkan pancasila. c. Pancasila, Koperasi dan Sektor Riil Pancasila mengandung nilai-nilai luhur yang menjadi watak bangsa Indonesia. Nilai-nilai luhur yang sudah terangkum di dalam pancasila ini perlu segera di terapkan dalam mengelola perekonomian bangsa. Bangsa Indonesia yang sebagian besar melarat atau hanya mempunyai modal kecil-kecilan, mereka tidak mungkin dengan mudah yang kecil itu berusaha untuk melakukan produksi secara besar-besaran. Agar supaya kekuatan-kekuatan ekonomi yang kecil-kecil ini menjadi suatu kekuatan yang besar maka modal-modal yang kecil-kecil tersebut di
Pitoyo – Perekonomia Negara dan Ketanagakerjaan
| 69
himpun di jadikan satu melalui badan koperasi. Dari himpunan dana ini koperasi dapat mendirikan super market yang mengajak para bakul-bakul kecil untuk ikut serta di dalamnya. Dengan demikian pedagang kecil tetap hidup melalui koperasi. Oleh karena itu kebutuhan dasar masyarakat adalah sandang, papan, pangan, maka kebutuhan dasar ini harus di penuhi terlebih dahulu. Bersamaan dengan itu fasilitas pendidikan, kesehatan dan lingkungan hidup harus mendapat prioritas utama. Dengan cara demikian maka kehidupan masyarakat akan menjadi baik dan dalam jangka waktu yang relative pendek kemakmuran warga akan meningkat. Jadilah bangsa Indonesia sebagai kekuatan ekonomi yang mampu bersaing dalam pasar dunia. Tahap selanjutnya tentu sector-sector non rill akan mudah berkembang.