Pereaksi-pereaksi yang digunakan adalah kalium hidroksida 0,1 N, hidrogen klorida encer, natrium tiosulfat 0,01 N, dan indikator amilum. Kalium hidroksida 0,1 N dibuat dengan melarutkan 6,8 g kalium hidroksida pellet dalam 1000 ml aquadest (Ditjen POM, 1995). Asam klorida encer dibuat dengan mengencerkan 17 ml asam klorida pekat dengan air suling hingga 100 ml (Ditjen POM, 1979). Natrium tiosulfat 0,01 N dibuat dengan melarutkan 2,482 g , kemudian ditambahkan 200 mg natrium karbonat dan dilarutkan dalam labu takar dengan aqua bebas CO2 hingga 1000 ml. Indikator amilum 1% dibuat dengan menimbang 1 g pati (amilum) dan tambah 100 mL aquades yang sedang mendidih (Ditjen POM, 1979). 3.3 Prosedur Penelitian 3.3.1 Pembakuan Larutan KOH 0,1 N Ditimbang seksama 360 mg kalium biftalat yang telah dikeringkan pada suhu 280C selama 2 jam. Kemudian dilarutkan dalam 25 ml air suling bebas karbon dioksida. Dititrasi dengan KOH menggunakan indikator fenolftalein sampai terbentuk merah jambu yang mantap (Ditjen POM, 1995). 3.3.2 Pembakuan Larutan Na2S2O3 0,01 N Timbang seksama 210 mg K2Cr2O7 yang sebelumnya telah dikeringkan pada suhu 1200C selama 4 jam, dilarutkan dengan aquades sampai 100 ml dalam labu 500 ml, digoyang hingga larut, ditambah 3 g KI, ditambah 2 g NaHCO3 dan 5 ml HCl 2 N, digoyang hingga larut, biarkan ditempat gelap 10 menit, kemudian dititrasi dengan larutan Na2S2O3 menggunakan indikator larutan kanji (Ditjen POM, 1979). 3.3.4 Pembuatan Minyak Kelapa Murni dengan variasi kecepatan sentrifu gasi dan lama sentrifugasi
34
Universitas Sumatera Utara
Parut daging buah kelapa yang sudah tua, dibuat santan, diambil sebanyak 950 ml. Santan dibiarkan selama 2 jam dalam wadah transparan sampai air terpisah dari santan kanil. Santan kanil dipisahkan dari air dan dipindahkan dalam wadah. Kemudian diaduk dengan alat sentrifugasi (7000 rpm;5 menit, 7000 rpm;10
menit, 7000 rpm;15 menit, 8500 rpm;5 menit, 8500 rpm;10 menit, 8500 rpm;15 menit, 10000 rpm;5 menit, 10000 rpm;10menit, 10000 rpm;15 menit). Terbentuk 3 lapisan yaitu protein, air dan blondo. Protein dipisahkan dari air dan blondo, dimasukan dalam wadah dan dibiarkan selama 24 jam sampai terbentuk 2 lapisan minyak dan protein. Minyak dipisahkan dari protein, kemudian minyak kelapa murni disaring dengan kertas saring Whatman 42 (Haryani, 2006) dan bagan alirnya dapat dilihat pada Lampiran 1. Kemudian dihitung rendemen minyak kelapa murni. Perhitungan rendemen menurut Badan Standarisasi Indonesia: Rendemen =
jumlah min yak kelapa murni x100% jumlah san tan kanil
3.4 Uji Kualitas Minyak Kelapa Murni 3.4.1 Organoleptik
Menurut Badan Standarisasi Nasional 2008, bau minyak kelapa murni secara organoleptik dapat dilakukan dengan organ penciuman (hidung) yaitu minyak kelapa murni dikocok dalam wadah, kemudian tutupnya dibuka dan dicium baunya pada jarak kira-kira 5 cm dari hidung, kemudian dikebaskan dari arah hidung untuk mengetahui baunya (Badan Standarisasi Nasional, 2008). Rasa minyak kelapa murni secara organoleptik dapat dilakukan dengan dengan organ perasa (lidah) yaitu dengan menuangkan minyak kelapa murni kedalam sendok
35
Universitas Sumatera Utara
teh dan rasakan dengan lidah. Warna minyak kelapa murni secara organoleptik dapat dilakukan dengan organ penglihatan (mata) yaitu dengan memindahkan minyak kelapa murni kedalam tabung reaksi lalu diamati. 3.4.2 Kadar air Ditimbang sampel 5 gram dengan botol timbang kemudian dipanaskan dengan oven pada suhu 105 0C selama 1 jam. Setelah itu didinginkan dalam desikator selama 30 menit. Kemudian botol ditimbang dan dicatat. Bagan alirannya dapat dilihat pada Lampiran 2. Pemanasan dan penimbangan diulangi sampai diperoleh berat konstan (Badan Standarisasi Nasional, 2008).
Kadar air =
berat awal berat akhir x 100% berat awal
3.4.3 Berat Jenis
Sampel yang telah didinginkan sampai 20-230C dimasukkan kedalam piknometer dan direndam dalam waterbath pada suhu 25 ± 0,20C selama 30 menit. Sisi luar piknometer dilap dengan tissue. Kemudian piknometer dan sampel tersebut ditimbang. Bagan alirnya dapat dilihat pada Lampiran 2 (Haryani, 2006). Berat jenis =
(berat piknomete r min yak ) berat piknometer volume pada piknometer
3.4.4 Angka Asam
Sampel sebanyak 5 g dimasukkan dalam erlenmeyer 250 mL dan ditambahkan 50 mL alkohol netral 96% kemudian dipanaskan dalam penangas air sambil diaduk dengan magnetic stirrer dan ditutup dengan pendingin tegak. Alkohol berfungsi untuk melarutkan asam lemak. Setelah didinginkan kemudian dititrasi dengan KOH 0,1000 N menggunakan indikator PP sampai tepat berwarna
36
Universitas Sumatera Utara
merah jambu bagan alirnya dapat dilihat pada Lampiran 2 (Badan Standarisasi Nasional, 2008).
Angka asam =
ml KOH x N KOH x MR KOH berat sampel (g )
3.4.5 Angka peroksida
Ditimbang 5 g sampel dan dimasukkannya ke dalam erlenmeyer 300 mL dan ditambahkan 30 mL campuran pelarut (terdiri dari 40% kloroform dan 60% asam asetat glasial) untuk melarutkan sampel, lalu dikocok kuat, lalu ditambahkan 0,5 mL KI jenuh, ditutup dan dikocok. Kemudian ditambahkan 30 mL aquades dan dikocok dengan kuat. Kelebihan iod dititrasi dengan Na2S2O3 0,01 N dengan larutan amilum sebagai indikator. Melakukan hal yang sama pada blanko (tanpa menggunakan sampel), bagan alirnya dapat dilihat pada Lampiran 2 (Badan Standarisasi Nasional Indonesia, 2008). Angka peroksida =
ml titrasi(sampel blanko) N Na2 S2O3 x1000 berat g sampel( g )
37
Universitas Sumatera Utara
BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Kecepatan dan Lama Waktu sentrifugasi Terhadap rendemen dan beberapa Parameter Kualitas Minyak Kelapa Murni
Contoh perhitungan dan data dari pengaruh kecepatan dan lama sentrifugasi terhadap rendemen dan beberapa parameter kualitas minyak kelapa murni dapat dilihat pada Lampiran 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, dan 12. Hasil penelitian pengaruh kecepatan dan lama sentrifugasi terhadap rendemen dan beberapa parameter kualitas minyak kelapa murni dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1. Pengaruh kecepatan dan lama sentrifugasi terhadap rendemen dan beberapa parameter kualitas minyak kelapa murni
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Kecepatan dan lama sentrifugasi (rpm;menit ) 7000:5 7000:10 7000:15 8500:5 8500:10 8500:15 10000:5 10000:10 10000:15
Rendeme n (%)
Kadar air (%)
Berat jenis (ml/g)
Angka asam
Angka peroksida (mg ek/kg)
organoleptik
37,25 28,57 38,23 22,54 25,24 21,35 30,55 30,55 21,00
0,1756 0,1651 0,1057 0,0858 0,0664 0,0584 0,0417 0,0290 0,0178
0,9156 0,9158 0,9160 0,9162 0,9164 0,9168 0,9168 0,9171 0,9175
0,1281 0,1317 0,1332 0,1367 0,1418 0,1455 0,1523 0,1544 0,1668
0 0 0 0 0 0 0,3660 0.3680 0.3680
Khas kelapa segar tidak berbau tengik, normal khas minyak kelapa, tidak berwarna hingga kuning
Keterangan: hasil didapat dari data rata-rata tiga kali pengulangan kecuali rendemen satu kali pengulangan Pengujian kualitas minyak kelapa murni yang dilakukan hanya terhadap beberapa parameter saja yaitu kadar air, berat jenis, angka asam, angka peroksida dan organoleptik karena beberapa parameter ini merupakan nilai penting untuk menentukan derajat kerusakan minyak atau lemak.
38
Universitas Sumatera Utara
4.2 Rendemen minyak kelapa murni
Dari penelitian yang dilakukan, maka rendemen minyak kelapa murni yang dihasilkan dari kecepatan dan lama sentrifugasi yang berbeda dapat dilihat pada Tabel 3.1. Kecepatan dan lama sentrifugasi mempengaruhi rendemen minyak kelapa murni. Semakin tinggi kecepatan dan semakin lama sentrifugasi maka minyak yang dihasilkan sedikit. Semakin rendah kecepatan dan semakin singkat waktu sentrifugasi maka minyak yang dihasilkan lebih banyak. Hal ini dikarenakan pada pembuatan minyak kelapa murni dengan kecepatan dan lama sentrifugasi yang tinggi, air yang dikeluarkan lebih banyak dibandingkan dengan hasil pembuatan dengan kecepatan sentrifugasi yang rendah dan waktu sentrifugasi yang singkat. Rendemen minyak kelapa murni dari hasil variasi kecepatan dan lama sentrifugasi rendemen tertiggi diperoleh dari kecepatan sentrifugasi 7000 rpm selama 15 yaitu 38,23%. Rendemen ini lebih tinggi daripada rendemen yang didapat Wardani (2007) yang telah melakukan penelitian mengenai uji kualitas minyak kelapa murni berdasarkan cara pembuatan dari proses pengadukan tanpa pemancingan dan proses pengadukan dengan pemancingan yaitu 20,05%. 4.3 Kualitas Minyak Kelapa Murni 4.3.1 Kadar air
Hasil analisa kadar air minyak kelapa murni yang dibuat dengan variasi kecepatan dan lama sentrifugasi dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan Gambar 4.1. Contoh perhitungan dan data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3 dan Lampiran 4.
39
Universitas Sumatera Utara
Kadar air (%)
0,2 0,18 0,16 0,14 0,12 0,1 0,08 0,06 0,04 0,02 0
Kecpatan dan lama sentrifugasi (rpm;menit)
Gambar 4.1. Kadar air minyak kelapa murni dengan variasi kecepatan dan lama sentrifugasi
Dari Tabel 3.1 dan Gambar 3.1 dapat dilihat variasi kecepatan dan lama sentrifugasi mempengaruhi kadar air minyak kelapa murni. Semakin tinggi kecepatan dan lama sentrifugasi maka kadar air semakin kecil. Semakin lambat kecepatan dan lama sentrifugasi kadar airnya semakin tinggi. Dari sembilan hasil tersebut diperoleh bahwa kadar air minyak kelapa murni dalam penelitian ini memenuhi Standar Nasional Indonesia 2008, yaitu maksimal 2%. Gambar 1 menunjukkan bahwa kadar air semakin kecil dengan bertambahnya kecepatan dan waktu sentrifugasi. Dari hasil penelitian Haryani (2006) mengenai pengaruh waktu pengadukan terhadap virgin coconut oil dan Wardani (2007) mengenai uji kualitas minyak kelapa murni berdasarkan cara pembuatan dari proses pengadukan tanpa pemancingan dan proses pengadukan dengan pemancingan kadar air yang diperoleh memenuhi standart mutu minyak kelapa murni sesuai dengan Standart Nasional 2008. Apabila nilai F hitung lebih besar dari F tabel artinya terdapat perbedaan yang signifikan antar perlakuan. Berdasarkan analisis statistik dari Lampiran 12 dapat dilihat bahwa kecepatan sentrifugasi F hitung (9,301) > F tabelnya (3,55)
40
Universitas Sumatera Utara
pada α = 0,05 berarti terdapat perbedaan yang signifikan terhadap perlakuan. Nilai F hitung lama sentrifugasi adalah (1,389) < F tabelnya (3,55) artinya lama sentrifugasi tidak signifikan. Nilai F hitung untuk pengaruh kecepatan dan lama sentrifugasi adalah (5,345) > F tabelnya (2,93). Hal ini berarti bahwa kecepatan terhadap lama sentrifugasi signifikan terhadap perlakuan. Untuk mengetahui perbedaan yang nyata antara perlakuan dilakukan uji rata-rata Duncan. Hasil uji beda ratarata Duncan pada kecepatan dan lama sentrifugasi terhadap kadar air dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2. Hasil uji beda rata-rata Duncan pada kecepatan dan lama sentrifugasi terhadap kadar air
Perlakuan
N
Kecepatan sentrifugasi: 7000 rpm 8500 rpm 10000 rpm Lama sentrifugasi:
9 9 9 9 9 9
5 menit 10 menit 15 menit
Taraf nyata α = 0,05 1 2 0,04322 0,10898 0,06900 0,07564 0,08567 0,05989
Pada tabel 4.2 tampak bahwa kecepatan sentrifugasi 7000 rpm dan 10000 rpm tidak adanya perbedaan yang nyata tetapi berbeda nyata dengan kecepatan sentrifugasi 8500 rpm, sendangkan pada lama sentrifugasi tidak adanya perbedaan yang nyata. 4.3.2 Berat jenis
Berat jenis minyak adalah perbandingan berat dari volume minyak pada suhu 250C dengan berat air dengan volume yang sama (Ketaren, 1986). Penentuan berat jenis dilakukan dengan menggunakan alat piknometer. Hasil analisis berat jenis minyak kelapa murni yang dibuat dengan variasi kecepatan dan lama sentrif-
41
Universitas Sumatera Utara
ugasi dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan Gambar 4.2. Contoh perhitungan dan data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5 dan Lampiran 6. 0,918
berat jenis (ml/g)
0,9175 0,917 0,9165 0,916 0,9155 0,915 0,9145
kecepatan dan lama sentrifugasi (rpm;menit)
Gambar 4.2. Berat jenis minyak kelapa murni dengan variasi kecepatan dan lama pengadukansentrifugasi
Dari Tabel 4.1 dan Gambar 4.2 dapat dilihat variasi kecepatan dan lama sentrifugasi mempengaruhi berat jenis minyak kelapa murni. Pada Tabel 4.1 dan Gambar 3.2 menunjukkan bahwa harga berat jenis minyak kelapa murni hampir mendekati berat jenis standart yaitu sebesar 0,915-0,920 (Prayugo dan Bambang, 2006). Gambar 4.2 menunjukan bahwa dengan bertambahnya kecepatan dan lama sentrifugasi, maka bertambah pula berat jenisnnya. Dari hasil penelitian Haryani (2006) mengenai pengaruh waktu pengadukan terhadap virgin coconut oil dan Wardani (2007) mengenai uji kualitas minyak kelapa murni berdasarkan cara pembuatan dari proses pengadukan tanpa pemancingan dan proses pengadukan dengan pemancingan berat jenis yang diperoleh juga
memenuhi standar mutu
minyak kelapa murni sesuai dengan Standar Nasional 2008. 42
Universitas Sumatera Utara
Dari Lampiran 12 untuk kecepatan sentrifugasi nilai F hitung (25,800) > nilai F tabelnya (3,55) pada α = 0,05 berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara perlakuan, sedangkan lama sentrifugasi F hitung (2,400) < F tabelnya (3,55 ) berarti tidak ada perbedaan yag signifikan. Untuk pengaruh kecepatan dan lama sentrifugasi nilai F hitungnya (1,200) < F tabelnya (2,93) hal ini berarti tidak ada perbedaan yang signifikan. Untuk mengetahui perbedaan yang nyata antara perlakuan dilakukan uji rata-rata Duncan. Hasil uji beda rata-rata Duncan pada kecepatan dan lama sentrifugasi terhadap berat jenis dapat dilihat pada Tabel 4.3. Tabel 4.3. Hasil uji beda rata-rata Duncan pada kecepatan dan lama sentrifugasi terhadap berat jenis
Perlakuan
N
Kecepatan sentrifugasi: 7000 rpm 8500 rpm 10000 rpm
9 9 9 9 9 9
Lama sentrifugasi:
5 menit 10 menit 15 menit
Taraf nyata α = 0,05 1 2 3 0,915911 0,916000 0,916056 0,915967 0,915989 0,916011
Pada tabel 4.3 tampak bahwa kecepatan sentrifugasi 7000 rpm, 85000 rpm dan 10000 rpm adanya perbedaan yang nyata tetapi berbeda nyata, tetapi pada lama sentrifugasi tidak adanya perbedaan yang nyata. 4.3.3Angka asam
Hasil analisa angka asam minyak kelapa murni yang dibuat dengan variasi pengadukan dan lama sentrifugasi dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan Gambar 4.3. Contoh perhitungan dan data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 7 dan Lampiran 8.
43
Universitas Sumatera Utara
Angka asam
0,18 0,16 0,14 0,12 0,1 0,08 0,06 0,04 0,02 0
Kecepatan dan lama sentrifugasi (rpm;menit)
Gambar 4.3 Angka asam minyak kelapa murni dengan variasi kecepatan dan lama sentrifugasi
Dari Tabel 4.1 dan Gambar 4.3 dapat dilihat variasi kecepatan dan lama sentrifugasi mempengaruhi angka asam minyak kelapa murni. Tabel 3.1 menunjukan bahwa minyak kelapa murni mempunyai angka asam yang rendah, yang sesuai dengan Badan Standarisasi Nasional 2008 yaitu maksimal 0,2. Dari Gambar 4.3, menunjukan bahwa angka asam semakin bertambah, dengan bertambahnya kecepatan dan lama sentrifugasi pembuatan minyak kelapa murni, berarti kandungan asam lemak bebas yang terdapat dalam minyak juga bertambah banyak. Kemungkinan hal ini terjadi proses hidrolisis minyak oleh air dan panas yang berasal dari alat sentrifugasi. Semakin tinggi angka asam maka akan semakin rendah kualitasnya (Handayani, 2007). Selain karena adanya air, asam lemak bebas juga dapat disebabkan kenaikan suhu dan semakin lama kontak dengan oksigen dalam udara menyebabkan oksidasi semakin cepat. Proses oksidasi tersebut menghasilkan asam lemak bebas (Ginting dan Herlina, 2002).. Dari hasil penelitian Haryani (2006) mengenai pengaruh waktu pengadukan terhadap virgin coconut oil dan Wardani (2007) mengenai uji kualitas min44
Universitas Sumatera Utara
yak kelapa murni berdasarkan cara pembuatan dari proses pengadukan tanpa pemancingan dan proses pengadukan dengan pemancingan angka asam yang diperoleh memenuhi standart mutu minyak kelapa murni sesuai dengan Standar Nasional 2008 yaitu maksimal 0,2%. Dari Lampiran 12 untuk kecepatan sentrifugasi F hitung (56,758) > nilai F tabelnya (3,55) pada α = 0,05 berarti adanya perbedaan yang signifikan terhadap perlakuaan. F hitung lama sentrifugasi (11,958) (Lampiran 12) > F tabelnya (3,55) berarti adanya perbedaan yang signifikan terhadap perlakuan. Nilai F hitung untuk kecepatan terhadap lama pengadukan (0,310) < F tabelnya (2,93), hal ini berarti tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap perlakuan. Untuk mengetahui perbedaan yang nyata antara perlakuan dilakukan uji rata-rata Duncan. Hasil uji beda rata-rata Duncan pada kecepatan dan lama sentrifugasi terhadap angka asam dapat dilihat pada Tabel 4.3. Tabel 4.3. Hasil uji beda rata-rata Duncan pada kecepatan dan lama sentrifugasi terhadap angka asam
Perlakuan
N
Kecepatan sentrifugasi: 7000 rpm 8500 rpm 10000 rpm
9 9 9 9 9 9
Lama sentrifugasi:
5 menit 10 menit 15 menit
Taraf nyata α = 0,05 1 2 3 0,133389 0,141344 0,156756 0,139067 0,142644 0,149778
Pada tabel 4.3 tampak bahwa kecepatan sentrifugasi 7000 rpm, 8500 rpm dan 10000 rpm adanya perbedaan yang nyata tetapi. Pada lama sentrifugasi tidak adanya perbedaan yang nyata antara lama waktu 5 menit dan 10 menit, tetapi pada waktu 15 menit menunjukan perbedaan yang nyata.
45
Universitas Sumatera Utara
4.3.4 Angka peroksida
Dalam penelitian ini ditentukan angka peroksida karena angka peroksida merupakan nilai terpenting untuk menentukan derajat kerusakan minyak. Asam lemak jenuh dapat mengikat oksigen pada ikatan rangkapnya sehingga membentuk peroksida. Semakin kecil angka peroksida maka kualitas minyak semakin baik. Hasil analisis angka peroksida minyak kelapa murni yang dibuat dengan variasi kecepatan dan lama sentrifugasi dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan Gambar 4.4. Contoh perhitungan dan data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 9 dan
Angka peroksida (mg/kg)
Lampiran 10. 0,4 0,35 0,3 0,25 0,2 0,15 0,1 0,05 0
Kecepatan dan lama sentrifugasi (rpm;menit)
Gambar 4.4. Angka peroksida minyak kelapa murni dengan variasi kecepatan dan lama sentrifugasi
Dari Tabel 3.1 dan Gambar 3.4 dapat dilihat variasi kecepatan dan lama sentrifugasi mempengaruhi angka peroksida minyak kelapa murni. Pada Tabel 4.1 dan Gambar 4.4 bahwa minyak kelapa murni yang dibuat dengan variasi kecepatan dan lama sentrifugasi (7000 rpm;5 menit, 7000 rpm;10 menit, 7000 rpm;15 menit, 8500 rpm;5 menit, 8500 rpm;10 menit, 8500 rpm;15 menit) mempunyai angka peroksida 0, yang berarti tidak terdapat peroksida dalam minyak tersebut. Sedangkan, minyak kelapa murni yang dibuat dengan variasi ke-
46
Universitas Sumatera Utara
cepatan dan lama sentrifugasi (10000 rpm;5 menit, 10000 rpm;10menit, 10000 rpm;15 menit) yaitu mempunyai angka peroksida 0,3667 mg/kg, 0,3668 mg/kg, 0,3668 mg/kg. angka peroksida ini lebih tinggi di bandingkan dengan penelitian yang dilakukan Haryani (2006) minyak kelapa murni yang dibuat dengan waktu sentrifugasi 25 menit mempunyai angka peroksida 0,2033 mg/kg dan Wardani (2007) minyak kelapa murni yang dibuat dengan waktu sentrifugasi 25 menit mempunyai angka peroksida 0,1433 mg/kg. Kemungkinan hal ini terjadi oleh panas
dari alat sentrifugasi saat pengolahan dan lamanya kontak dengan oksigen dalam udara. Oksidasi dimulai dengan pembentukan peroksida dan hidroperoksida. Tingkat selanjutnya adalah dengan terurainya asam-asam lemak disertai dengan konversi hidroperoksida menjadi aldehid dan keton serta asam –asam lemak bebas (Ketaren, 1986). Dari Lampiran 12 untuk kecepatan sentrifugasi F hitung (2,192) < F tabelnya (3,55) pada α = 0,05 berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antar perlakuan . Nilai F hitung lama sentrifugasi (0,042) < F tabelnya (3,55) berarti tidak ada perbedaan yang signifikan antar perlakuan. Nilai F hitung
untuk
pengaruh kecepatan dan lama sentrifugasinya (0,042) (Lampiran 12) < F tabelnya (2,93) berarti tidak adanya perbedaan yang signifikan antar perlakuan. Untuk mengetahui perbedaan yang nyata antara perlakuan dilakukan uji rata-rata Duncan. Hasil uji beda rata-rata Duncan pada kecepatan dan lama sentrifugasi terhadap angka peroksida dapat dilihat pada Tabel 4.4.
47
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4. Hasil uji beda rata-rata Duncan pada kecepatan dan lama sentrifugasi terhadap angka peroksida
Perlakuan Kecepatan sentrifugasi: 7000 rpm 8500 rpm 10000 rpm Lama sentrifugasi:
9 9 9 9 9
Taraf nyata α = 0,05 1 2 0,000000 0,000000 0,366700 0,122211 0,122267
9
0,122222
N
5 menit 10 menit 15 menit
Pada tabel 4.2 tampak bahwa kecepatan sentrifugasi 7000 rpm dan 8500 rpm tidak adanya perbedaan yang nyata tetapi berbeda nyata dengan kecepatan sentrifugasi 10000 rpm, sendangkan pada lama sentrifugasi tidak adanya perbedaan yang nyata. 4.3.5 Organoleptik
Salah satu parameter mutu yang penting yang ditetapkan oleh Badan Standarisasi Nasional adalah kejernihan, bau dan rasa. Semua minyak kelapa murni yang dibuat dengan cara variasi kecepatan dan lama sentrifugasi diperoleh dalam keadaan khas kelapa segar tidak berbau tengik, normal khas minyak kelapa, tidak berwarna hingga kuning pucat.
48
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan terhadap rendemen dan beberapa parameter kualitas minyak kelapa murni, maka rendemen minyak kelapa murni dari hasil variasi kecepatan dan lama sentrifugasi tertinggi diperoleh dari kecepatan dan lama sentrifugasi 7000 rpm selama 15 menit yaitu 38,23%. Minyak kelapa murni yang dibuat dengan kecepatan dan lama sentrifugasi yang bervariasi mempengaruhi kualitas minyak kelapa murni yang dihasilkan, yaitu dengan bertambahnya kecepatan dan lama sentifugasi maka kadar air semakin besar. Dengan bertambahnya kecepatan dan lama sentrifugasi minyak kelapa murni, maka bertambah pula berat jenisnnya. Dengan bertambahnya kecepatan dan lama sentrifugasipembuatan minyak kelapa murni, berarti kandungan asam lemak bebas yang terdapat dalam minyak juga bertambah banyak. Minyak kelapa murni yang dibuat dengan variasi kecepatan dan lama sentrifugasi (7000 rpm;5 menit, 7000 rpm;10 menit, 7000 rpm;15 menit, 8500 rpm;5 menit, 8500 rpm;10 menit, 8500 rpm;15 menit) mempunyai angka peroksida 0, yang berarti tidak terdapat peroksida dalam minyak tersebut. Sedangkan, minyak kelapa murni yang dibuat dengan variasi kecepatan dan lama sentrifugasi (10000 rpm;5 menit, 10000 rpm;10menit, 10000 rpm;15 menit) yaitu mempunyai angka peroksida 0,3667 mg ek/kg, 0,3668 mg ek/kg, 0,3668 mg ek/kg. Hal ini dikarenakan adanya panas dari alat sentrifugasi saat pengolahan dan Lebih banyak kon-
49
Universitas Sumatera Utara