KALIUM HIDROKSIDA POTASSIUM HYDROXIDE 1. N a m a Golongan Logam alkali Sinonim / Nama Dagang (1,3) Potassium Hydrate, Potassium Hydroxida, Dry Solid, Flake, Caustic potash, Lye, Nomor Identifikasi (1,2,3) : Nomor CAS
: 1310-58-3
Nomor RTECS
: TT2100000
EINECS/ELINCS
: 215-181-3
Nomor OHS
: 19431
Nomor STCC
: 4935225
Nomor UN
: 1813
2. Sifat Fisika Kimia(1,2,3,4) Nama bahan Kalium Hidroksida Deskripsi Bentuk kristal, butir, serpih, padat, batang yang berwarna putih sampai kuning dan tidak berbau. Kalium hidroksida memiliki rumus molekul KOH; pH 13,5 (larutan 0,1 M); Berat molekul 56,11; Titik didih 2408 OF (1320 OC); Titik lebur 680 OF (360 OC); Kerapatan relatif 2,04; Tekanan uap 1 mmHg @ 714OC; Mudah larut dalam air dingin, air panas, tidak larut dalam dietil eter.
Frasa Risiko, Frasa Keamanan dan Tingkat Bahaya Peringkat NFPA (Skala 0-4) (2,3): Kesehatan 3
=
Tingkat keparahan sangat tinggi
Kebakaran 0
=
Tidak dapat terbakar
Reaktivitas 1
=
Sedikit reaktif
R 22
=
Berbahaya jika tertelan
R 35
=
Menyebabkan terbakar hebat
S 26
=
Jika mengenai mata, bilas segera dengan sejumlah besar air dan ceri pertolongan medis
S 36/37/39
=
Pakai/kenakan pakaian pelindung, sarung tangan, dan pelindung mata/wajah
S 45
=
Jika terjadi kecelakaan atau jika anda tidak sehat, jika memungkinkan
segera
bawa
ke
dokter/rumah
sakit/puskesmas (perlihatkan label kemasan). 3. Penggunaan(5) Kalium hidroksida digunakan sebagai fotografi dan litografi, membuat sabun cair, mengabsorpsi karbon dioksida, menghilangkan cat pernis, pewarna kain, dan tinta cetak. 4. Identifikasi Bahaya(2,3,4) Risiko utama dan sasaran organ Bahaya utama terhadap kesehatan: berbahaya jika kontak dengan kulit dan mata (korosif dan iritan), dan jika tertelan dan terhirup. Rute paparan Paparan jangka pendek Terhirup Iritasi pada saluran pernafasan, dengan gejala bersin, batuk, dan rasa terbakar pada saluran nafas. Kontak dengan kulit Inflamasi pada kulit, dengan gejala kulit merah dan gatal, Kontak dengan mata Iritasi mata, dengan gejala mata merah, berair, dan gatal Tertelan
Toksik jika tertelan, dapat menyebabkan kegagalan sistem sirkulasi, iritasi saluran cerna, dengan gejala nyeri abdomen, muntah. Dan bahkan kematian. Dosis letal yang diperkirakan: 5 gram Paparan jangka panjang Terhirup Berbahaya jika terhirup. Iritasi saluran pernafasan dapat menyebabkan pneumonitis dan edema paru. Menyebabkan iritasi saluran pernafasan atas, dengan gejala batuk, rasa terbakar, sulit bernafas, dan kemungkinan koma. Kontak dengan kulit Dapat menyebabkan kulit terbakar, menyebabkan ulserasi yang dalam dan berpenetrasi ke kulit. Dapat menyebabkan dermatitis. Kontak dengan mata Dapat menyebabkan iritasi mata yang parah, luka pada mata yang ireversibel, ulserasi pada konjugtiva dan kornea. Tertelan Berbahaya, dapat menyebabkan kegagalan dalam sistem sirkulasi, perforasi dari saluran cerna. Menyebabkan saluran cerna terbakar dengan gejala nyeri pada abdomen, muntah, dan kematian. 5. Stabilitas dan Reaktivitas(2) Reaktivitas
: Produk ini stabil. Higroskopik (menyerap lembab dari udara). Ketika larut dalam air atau alkohol, atau larutan diberikan asam, akan terbentuk panas.
Kondisi
yang
harus : Kontak
dihindari
dengan
pembentukan
bahan debu,
tak
tercampurkan,
paparan
terhadap
kelembaban udara atau air. Bahan tak tercampurkan
: Asam, material organik, besi, udara lembab
kalium hidroksida dengan Asam, hidrokarbon
halogen, : Sangat reaktif, bereaksi hebat
terhalogenasi,
anhidrida
maleic, anhidrida organik, aldehida, aljohol, glikol, fenol,
kresol,
larutan
caprolactum. Nitrobenzen, nitrometan, : Inkompatibel nitrogen material
triklorida, organik,
asam
anhidrida, asam klorida. magnesium,
peroksidasi
tetrahidrofuran, dioksida,
klorin dicarbida
maleic, gula. Material
organik,
besi, : Reaktif,
dan udara lembab Stabilitas
: Stabil
Korosivitas
: Sangat korosif dengan keberadaan alumunium, kuningan, dan
zink. Sedikit
korosif
dengan
keberadaan tembaga dan stainless steel. Non korosif dengan keberadaan stainless steel. Polimerisasi
: Tidak terjadi polimerisasi
6. Penyimpanan(2,3,4)
Simpan pada wadah yang tertutup rapat.
Simpan di tempat yang sejuk dan berventilasi baik.
Jangan simpan pada suhu di atas 23oC (73,4oC).
Jauhkan dari bahan tak tercampurkan.
Jauhkan dari air karena dapat menyebabkan pendidihan yang hebat dan percikan.
Jauhkan dari besi
Jauhkan dari cairan yang mudah terbakar.
Jauhkan dari halogen organik
Lindungi dari kelembaban.
7. Toksikologi Toksisitas Data pada hewan Data toksisitas (2,3,4): Tes iritasi kulit (Draize test): 50 mg/24 jam, pada kelinci: parah, pada manusia: parah Tes iritasi mata, pada kelinci 1 mg/24 jam, rinse: sedang LD50 oral pada tikus = 273 mg/kg. Data Karsinogenik Data Mutagenik Data Reproduksi Informasi Ekologi (2,3,4) Ekotoksisitas : Toksisitas di air terhadap ikan (LC50): 80 mg/24 jam BOD dan COD: tidak tersedia Produk biodegradasi: Kemungkinan menghasilkan produk degradasi jangka pendek sedikit, tetapi kemungkinan timbul produk degradasi jangka panjang. Toksisitas dari produk biodegradasi: Produk hasil degradasi kurang toksik dibandingkan produknya sendiri. 8. Efek Klinis(2,3,4) Keracunan akut Terhirup Efek dari menghirup debu atau kabut akan menyebabkan iritasi saluran napas atas yang bervariasi, baik ringan maupun berat, tergantung pada keparahan
paparan. Gejala dapat berupa batuk, bersin, dan rasa terbakar. Konsentrasi tinggi paparan dapat menyebabkan kerusakan paru. Kontak dengan kulit Bersifat korosif pada kulit, menyebabkan inflamasi pada kulit, dengan gejala kulit merah dan gatal, Pada paparan yang parah dapat menyebabkan kulit terbakar dan luka parut. Kontak dengan mata Korosif pada mata, menyebabkan iritasi mata, dengan gejala mata merah, berair, dan gatal Tertelan Toksik jika tertelan, dapat menyebabkan kegagalan sistem sirkulasi, iritasi dan rasa terbakar pada saluran cerna, dengan gejala nyeri abdomen, muntah, diare. Keracunan Kronik Terhirup Berbahaya jika terhirup. Iritasi saluran pernafasan dapat menyebabkan pneumonitis dan edema paru. Menyebabkan iritasi saluran pernafasan atas, dengan gejala batuk, rasa terbakar, sulit bernafas, dan kemungkinan koma. Kontak dengan kulit Dapat menyebabkan kulit terbakar, menyebabkan ulserasi yang dalam dan berpenetrasi ke kulit. Paparan jangka panjang dapat menyebabkan dermatitis. Kontak dengan mata Dapat menyebabkan iritasi mata yang parah, luka pada mata yang ireversibel, ulserasi pada konjugtiva dan kornea. Pada paparan yang parah dapat menyebabkan mata terbakar dengan kemungkinan kebutaan Tertelan Berbahaya, dapat menyebabkan kegagalan dalam sistem sirkulasi, perforasi dari saluran cerna. Menyebabkan saluran cerna terbakar dengan gejala nyeri pada abdomen, muntah, dan kematian. Memiliki efek destruktif pada jaringan. Dosis letal yang diperkirakan: 5 gram
9. Pertolongan Pertama(1,2,3,4,) Terhirup Bila aman memasuki area, segera pindahkan korban dari area paparan. Jika diperlukan, gunakan masker berkatup atau alat yang serupa untuk melakukan pernapasan buatan (jaga pernapasan). Istirahatkan tubuh dan jaga tetap hangat. Jika korban tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika korban sulit bernapas, berikan oksigen. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Kontak dengan kulit Segera tanggalkan pakaian, perhiasan dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci dengan sabun atau detergen ringan dan dan cuci dengan air yang banyak sampai tidak ada lagi zat kimia yang tersisa (sekitar 15–20 menit). Untuk luka terbakar, tutupi bagian yang terkena dengan kain steril dan kering, serta gunakan pakaian yang longgar. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat Kontak dengan mata Segera cuci mata dengan air yang banyak dengan sesekali membuka kelopak mata atas dan bawah sampai dipastikan tidak ada lagi bahan kimia yang tertinggal. Lanjutkan pembersihan mata dengan normal salin hingga korban siap dibawa ke rumah sakit. Tutup mata dengan perban steril. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Tertelan Jangan melakukan induksi muntah atau memberi minuman pada korban yang pingsan (tidak sadar). Berikan air putih atau susu. Jika terjadi muntah, jaga agar kepala lebih rendah daripada panggul untuk mencegah aspirasi. Jika pasien tidak sadar, posisikan kepala menoleh ke samping. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. 10. Penatalaksanaan Oleh Petugas Kesehatan(1,6) Stabilisasi
a. Penatalaksanaan jalan nafas, yaitu membebaskan jalan nafas untuk menjamin pertukaran udara. b. Penatalaksanaan fungsi pernafasan untuk memperbaiki fungsi pernafasan dengan tabung oksigen untuk menjamin cukupnya kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida. c. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi darah. d. untuk inhalasi disarankan pemberian oksigen. e. Jika ada kejang: beri diazepam dengan dosis: f. Dewasa 10–20 mg IV dengan kecepatan 2,5 mg/30 detik atau 0,5 ml/30 menit, jika perlu dosis ini dapat diulang setelah 30–60 menit. Mungkin perlu infus kontinyu sampai maksimal 3 mg/kg BB/24 jam. Anak-anak: 200–300 µg/kg BB. Dekontaminasi a. Dekontaminasi mata -
Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya.
-
Lepaskan kontak lensa jika ada. Irigasi mata dengan air atau salin selama kurang lebih 30 menit.
-
Jika mata terkontaminasi oleh partikel padat, kelopak mata harus benarbenar dibuka dan partikel padat harus segera dikeluarkan sementara melanjutkan irigasi.
-
Hindarkan bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya.
-
Anastesi topikal mungkin diperlukan jika pasien tidak dapat membuka kelopak matanya untuk irigasi.
-
Irigasi mata dilanjutkan sampai pH mata ada di antara 7–8. Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali sampai pH berada pada range tersebut selama kurang lebih 2 jam.
-
Jangan biarkan pasien menggosok matanya.
-
Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat dan konsul ke dokter mata.
b. Dekontaminasi kulit (termasuk rambut dan kuku)
-
Bawa segera pasien ke air pancuran terdekat.
-
Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir yang dingin atau hangat serta sabun minimal 15 menit.
-
Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau kertas secara lembut. Jangan digosok.
-
Lepaskan
pakaian,
jam
tangan,
perhiasan,
dan
sepatu
yang
terkontaminasi dan buanglah dalam wadah/plastik tertutup. -
Tetap lakukan irigasi sampai kontaminan tidak ada yang tersisa lagi.
-
Penolong perlu dilindungi dari percikan, misalnya dengan menggunakan sarung tangan, masker hidung, dan apron. Hati-hati untuk tidak menghirupnya.
-
Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut.
c. Dekontaminasi saluran cerna -
Pastikan pasien telah diberikan sejumlah cairan untuk minum (1–2 cangkir untuk dewasa, 1/4–1/2 cangkir untuk anak-anak). Hati-hati dengan pemberian cairan yang banyak karena dapat meningkatkan risiko muntah, dengan risiko paparan ulang dari bahan korosif tersebut.
-
Dekontaminasi tidak direkomendasikan.
-
Karbon aktif tidak diindikasikan karena tidak dapat menyerap zat ini dengan memadai.
-
Aspirasi
nasogastrik,
kumbah
lambung,
dan
irigasi
lambung
dikontraindikasikan. Tidak ada keuntungan yang telah dibuktikan melalui prosedur ini karena ada risiko perforasi selama intubasi lambung. -
Emesis dikontraindikasikan karena risiko paparan ulang dari bahan korosif pada esofagus, dan dapat terjadi peningkatan tekanan intraluminal akibat emesis.
11. Batas Paparan dan Alat Pelindung Diri(1,2,3) Batas paparan kalium hidroksida: OSHA (PEL) [United States]: CEIL 2 (mg/m3)
ACGIH (TLV) [United States]: CEIL 2 (mg/m3), konsultasikan dengan yang petugas berwenang untuk batas paparan yang dapat diterima. 2 mg/m3 NIOSH direkomendasikan ceiling Ventilasi: Sediakan penghisap udara setempat (local exhaust) atau sistem ventilasi proses tertutup. Pastikan dipatuhinya paparan yang dapat diterapkan. Proteksi personal: kacamata pelindung (splash google), apron sintetik, sarung tangan, respirator uap dan debu. Pastikan respirator yang digubakan telah tersertifikasi. Proteksi mata: Gunakan kacamata pengaman dan pelindung muka tahan percikan. Sediakan kran pencuci mata keadaan darurat (emergency eye wash fountain) dan semprotan air deras (quick drench shower) dekat area kerja. Pakaian : Kenakan pakaian tahan bahan kimia yang sesuai. Sarung tangan: Pakailah sarung tangan tahan bahan kimia yang sesuai. Kontrol teknis: Gunakan proses ventilasi tertutup dan penghisap udara setempat, atau kontrol teknis lainnya untuk mejaga tingkat udara di bawah batas paparan yang diizinkan. Jika pengoperasian menghasilkan debu, asap, kabut, gunakan ventikasi untuk menjaga agar kontaminan di bawah batas paparan. Pelindung dari tumpahan zat yang besari: Kacamata pelindung tahan percikan, respirator uap dan debu. Sepatu boot, sarung tangan, dan alat pernapasan mandiri sebaiknya digunakan untuk menghindari bahan ini terhirup. Pakaian pelindung kemungkinan kurang memadai, konsultasikan dengan ahli sebelum menangani bahan ini. 12. Manajemen Pemadam Kebakaran(3,4) Bahaya ledakan dan kebakaran: Kebakaran: tidak mudah terbakar, tetapi kontak dengan air atau lembab dapat menyebabkan panas yang cukup untuk menyalakan api. Ledakan: Dapat bereaksi dengan besi reaktif seperti alumunium, zink, magnesium, tembaga dan lain-lain dan melepaskan gas hydrogen yang dapat membentuk campuran eksplosif dengan udara.
Media pemadam kebakaran: Gunakan
cara apapun yang cocok untuk
memadamkan api di sekitarnya. Pada kebakaran kecil, gunakan zat kimia kering, karbon dioksida, semprotan air atau busa anti-alkohol. Informasi khusus: Proses pengenceran menyebabkan pembentukan kabut korosif. Bahan yang panas atau meleleh dapat bereaksi hebat dengan air. Pada terjadinya kebakaran, gunakan pakaian protektif yang lengkap dan alat pernapasan mandiri yang disetujui NIOSH dengan penutup wajah yang lengkap. 13. Manajemen Tumpahan(2) Informasi umum: Gunakan alat perlindungan diri seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Tumpahan kecil: Gunakan alat yang tepat untuk menempatkan tumpahan padat pada wadah pembuangan yang sesuai. Jika diperlukan: netralisasi residu dengan larutan encer asam asetat. Tumpahan besar: Padatan korosif. Hentikan tumpahan jika tanpa risiko. Jangan memasukkan air ke dalam wadah. Jangan menyentuh bahan yang tumpahan. Gunakan semprotan air untuk mereduksi uap air. Cegah agar tumpahan tidak terbawa ke selokan, ruang bawah tanah, atau area tertentu; Kubur jika diperlukan. Hubungi bantuan untuk pembuangan. Netralisasi residu dengan larutan encer asam asetat. Hati-hati agar produk tidak muncul pada konsentrasi di atas TLV. Periksa TLV pada MSDS dan dengan petugas yang berwenang.
14. Daftar Pustaka 1. OHS, MDL Information System, Inc., Donelson Pike, Nashville, 1997. 2. http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9927230 (diunduh Mei 2012) 3. http://avogadro.chem.iastate.edu/MSDS/KOH.htm (diunduh Mei 2012) 4. http://www.atmos.umd.edu/~russ/MSDS/potassium_hydroxide.htm (diunduh Mei 2012)
5. http://askville.amazon.com/primary-potassiumhydroxide/AnswerViewer.do?requestId=14780183 (diunduh Mei 2012) 6. http://www.toxinz.com/Spec/2122806 (diunduh Juli 2012)
------------------------------------------------------------------------------------------------------------Disusun oleh: Sentra Informasi Keracunan Nasional (SIKerNas) Pusat Informasi Obat dan Makanan, Badan POM RI Tahun 2012 -------------------------------------------------------------------------------------------------------------