IV.
BAHAN DAN METODE PERCOBAAN
4.1.
Waktu dan Tempat Percobaan Percobaan pendahuluan dilakukan pada bulan Januari - Maret 2012 dan
pecobaan utama dilakukan pada bulan April – Mei 2012 dengan tempat percobaan Laboratorium Uji dan Laboratorium Kimia Pangan, Jurusan Teknologi Industri Pangan, Fakultas Teknologi Industri Pertanian, Universitas Padjadjaran.
4.2.
Bahan dan Alat Percobaan
4.2.1. Bahan-bahan Percobaan Bahan baku yang digunakan adalah pati ganyong. Pati ganyong yang digunakan merupakan hasil ekstraksi umbi ganyong sesuai dengan prosedur penelitian Puspawati (2000). Umbi ganyong yang digunakan adalah umbi ganyong dengan umur panen 6 bulan. Hasil ekstraksi umbi ganyong diperoleh pati yang berwana putih kecoklatan dengan tingkat kehalusan 100 mesh dan memiliki kadar air 12,7% serta kadar abu 0,3%. Bahan-bahan yang digunakan adalah akuades, sorbitol dan silica gel.
4.2.2. Alat Percobaan Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah: magnetic bar, spatula, pipet tetes, pipet volume, thermometer, kain saring, gelas ukur, stop watch, cawan petri, parutan, beaker glass, mikrometer sekrup, RH meter, loyang, ayakan 100 mesh, hot -
37
plate stirrer, degasser sonic, desikator, grinder, blender, timbangan analitik dan alat penguji tensile strength (Universal Testing Machine).
4.3.
Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan analisis
deskriptif (Explanatory Research) dan dilanjutkan dengan analisis regresi dan korelasi menggunakan program SPSS versi 19 untuk memprediksi variabel terikat (Y) bila variabel bebas (X) diketahui. Variabel terikat adalah kriteria pengamatan edible film dan variabel bebas adalah konsentrasi sorbitol yang ditambahkan. Penelitian ini terdiri dari 5 perlakuan dengan 2 kali ulangan, yaitu : A : Konsentrasi penambahan sorbitol 5% (v/v) B : Konsentrasi penambahan sorbitol 6% (v/v) C : Konsentrasi penambahan sorbitol 7% (v/v) D : Konsentrasi penambahan sorbitol 8% (v/v) E : Konsentrasi penambahan sorbitol 9% (v/v) Analisis yang digunakan dipilih dari beberapa model regresi yang dianggap dapat mewakili hasil pengamatan, yaitu model regresi yang memiliki nilai R2 (koefisisen determinasi) paling besar (antara 0,80 – 0,99). Perhitungan nilai R2 dilakukan dengan rumus :
39
Keeratan hubungan antara variabel X (penambahan sorbitol) dan variabel Y (kriteria pengamatan) ditentukan dengan koefisien korelasi (r) yang dihitung dengan menggunakan rumus :
Keterangan : Nilai r negatif (-), menyatakan korelasi tak langsung yang artinya jika variabel X (penambahan sorbitol) semakin besar, maka akan menyebabkan variabel Y (kriteria pengamatan) semakin kecil. Nilai r positif (+), menyatakan korelasi langsung yang artinya jika variabel X (penambahan sorbitol) semakin besar, maka akan menyebabkan variabel Y (kriteria pengamatan) semakin besar pula. Kekuatan hubungan korelasi berdasarkan nilai r dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Kekuatan Hubungan Korelasi berdasarkan Nilai r Interval Nilai r Interpretasi 0,001-0,200 Korelasi sangat lemah 0,201-0,400 Korelasi lemah 0,401-0,600 Korelasi cukup kuat 0,601-0,800 Korelasi kuat 0,801-1,000 Korelasi sangat kuat Sumber : Trinton (2006) Persamaan matematik dari model regresi yang digunakan : Linier
:
= a + bXi
Kuadratik
:
= a + bXi + cXi2
Kubik
:
= a + bXi + cXi2 + d Xi3
dimana : = respon yang dicatat atau diamati a = intercept b = angka arah atau koefisien regresi yang menunjukkan angka laju peningkatan atau penurunan variabel terikat yang didasarkan pada variabel bebas. Bila b (+) maka terjadi kenaikan dan bila b (-) maka terjadi penurunan. c = angka arah atau koefisien regresi yang menunjukkan laju perubahan rata-rata
I
jika Xi2 berubah pada keadaan variabel lain tetap. Bila c positif (+) maka untuk setiap perubahan Xi2 sebesar 1 satuan,
I
rata-rata bertambah sebesar c, bila c
negatif (-) maka untuk setiap perubahan Xi2 sebesar 1 satuan,
I
rata-rata
berkurang sebesar c. d = angka arah atau koefisien regresi yang menunjukkan laju perubahan rata-rata
I
jika Xi3 berubah pada keadaan variabel lain tetap. Bila d positif (+) maka untuk setiap perubahan Xi3 sebesar 1 satuan,
I
rata-rata bertambah sebesar d, bila
negatif (-) maka untuk setiap perubahan Xi3 sebesar 1 satuan,
I
rata-rata
berkurang sebesar d. Xi = variabel bebas
4.4.
Pelaksanaan Percobaan Pelaksanaan percobaan dilakukan dalam dua tahap, yaitu percobaan
pendahuluan dan percobaan utama.
41
4.4.1. Percobaan Pendahuluan Percobaan pendahuluan dimaksudkan untuk menentukan perlakuan dasar yang mendukung percobaan utama dan dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu : 1.
Ekstraksi pati ganyong.
2.
Penentuan kisaran konsentrasi sorbitol yang digunakan untuk membuat edible film.
3.
Penentuan suhu dan lama pegeringan edible film.
4.
Penentuan volume larutan edible film yang dituangkan dalam cetakan.
4.4.2. Percobaan Utama Proses Pembuatan Edible Film Berbasis Pati Ganyong a.
Pencampuran Pati ganyong hasil ekstraksi sebanyak 5 gram dicampur dengan 100 ml aquades sehingga dihasilkan larutan pati ganyong 5% (b/v).
b.
Pengadukan Larutan pati diaduk di atas hot plate stirrer sambil ditambahkan plasticizer sorbitol sesuai dengan perlakuan. Pengadukan bertujuan untuk menghasilkan larutan edible film yang homogen.
c.
Pemanasan Campuran larutan kemudian dipanaskan dan terus diaduk di atas hot plate stirrer pada
suhu
pemanasan
90oC
selama
5
menit.
menggelatinisasi pati yang terkandung dalam larutan pati.
Pemanasan
bertujuan
d.
Degassing Larutan edible film di-degassing menggunakan alat Degasser Sonic selama 10 menit supaya semua udara terperangkap dalam larutan edible film dapat dikeluarkan.
e.
Pencetakan Proses pencetakan dilakukan dengan pengambilan larutan edible film sebanyak 15 ml dan dituangkan ke cawan petri dengan diameter 9 cm.
f.
Pengeringan dan pelepasan dari cetakan Pengeringan dengan oven pada suhu 50oC selama 24 jam. Edible film yang telah kering kemudian dilepaskan dari cetakan dan disimpan dalam wadah yang telah diisi dengan silica gel untuk mencegah kelembaban yang berlebihan. Diagram proses pembuatan edible film berbasis pati ganyong dapat dilihat pada Gambar 6.
43
Pati Ganyong 5 g Aquades 100 ml
Pencampuran
Larutan Pati Ganyong 5% (b/v) Sorbitol 5%, 6%, 7%, 8%, 9% (v/v)
Pengadukan
Pengadukan dan Pemanasan (T=90oC, t=5 menit)
Degassing 10 menit
Larutan Edible Film
15 ml Larutan Edible Film
Penuangan ke Cawan Petri Diameter 9 cm
Pengeringan dalam Oven (T=50oC, t=24 jam) Pelepasan Edible Film dari Cetakan
Edible Film Gambar 7. Diagram Proses Pembuatan Edible Film (Modifikasi dari Wahyu, 2011)
4.5. Kriteria Pengamatan Pengamatan utama dilakukan terhadap edible film berbasis pati ganyong antara lain : 1. Ketebalan edible film yang diukur dengan menggunakan mikrometer sekrup 2. Kadar air dengan metode thermogravimetri (AOAC, 1990) 3. Kelarutan edible film dalam air (AOAC, 1984) 4. Laju transmisi terhadap uap air menggunakan metode cawan (ASTM E 96, 1983) 5. Karakteristik mekanik yang terdiri dari : a. Kuat tarik (ASTM D882, 1997) b. Persentase pemanjangan (ASTM D882, 1997) c. Modulus elastisitas (ASTM D882, 1997)