PERBEDAN PENGETAHUAN SEBELUM DAN SESUDAH DIBERI PENYULUHAN GIZI MENGGUNAKAN MEDIA POWER POINT DI SD NEGERI KARANGASEM III SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Disusun Oleh :
MUHAMMAD SIGIT PRASETYO J 300 101 019
PROGRAM STUDI DIPLOMA III GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013
Perbedaan Pengetahuan Sebelum dan Sesudah Diberi Penyuluhan Gizi Menggunakan Media Power Point Di SD Negeri Karangasem III Surakarta Muhammad Sigit Prasetyo Program Studi Diploma III Gizi, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Pendahulaun : Anak usia sekolah adalah investasi bangsa karena anak usia tersebut akan menjadi penerus bangsa. Anak Sekolah Dasar merupakan golongan yang rentan terhadap masalah kesehatan dan gizi misalnya anemia, defisiensi yodium, karies gigi, berat badan berlebih (obesitas), berat badan kurang, dan sebagainya. Hal ini dapat dicegah dan diperbaiki dengan pengetahuan gizi yang baik dan pola makan yang sehat. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui perbedaan pengetahuan siswa sekolah dasar tentang gizi sebelum dan sesudah diberi penyuluhan dengan media power point. Metode penelitian : Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimental design (eksperimen semu), dengan rancangan non equivalent control group design. Pengetatuan siswa diukur dengan menggunakan kuesioner gizi. Uji perbedaan menggunakan uji paired T-test. Hasil : Penelitian ini dilakukan pada 46 responden, hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebelum dilakukan penyuluhan yang pengetahuan baik yaitu 30,43% dan yang mempunyai pengetahuan tidak baik yaitu 69,57%. Setelah dilakukan penyuluhan terjadi peningkatan pengetahuan, yang berpengetahuan baik yaitu 69,57% dan yang pengetahuannya tidak baik yaitu 30,43%. Kesimpulan : Perbedaan pengetahuan gizi diperoleh nilai (p=0,000) menunjukaan ada perbedaan pengetahuan gizi sebelum dan sesudah diberi penyuluhan tentang gizi seimbang dengan menggunakan media power point. Saran : Perlunya dilakukan penelitian ulang tentang masalah yang sama dengan variabel lainnya dan ditempat yang sama. Kata kunci : pengrtahuan gizi, penyuluhan dengan mdia power point PENDAHULUAN Anak usia sekolah adalah investasi bangsa karena anak usia tersebut akan menjadi penerus bangsa. Pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal tergantung pemberian asupan gizi. Apabila asupan gizi tidak terpenuhi dengan sempurna maka akan mengakibatkan gangguan pada sistem tubuh anak. Menurut Adrian dan Wirjatmadji (2012), kebutuhan gizi pada anak sekolah dasar disesuaikan dengan banyaknya aktivitas yang dilakukan, hal ini sangat mempengaruhi kebutuhan akan gizi. Pengetahuan anak mengenai gizi seimbang sangat penting karena dengan pengetahuan yang baik maka ilmu yang mereka miliki akan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pengetahuan anak yang rendah mengakibatkan kebiasaan buruk pada anak itu sendiri, misalnya sarapan pagi. Anak sekolah
cenderung meremehkan hal ini sehingga hal tersebut menyebabkan anak menjadi susah konsentrasi belajar dan kurang bersemangat dalam proses belajar. Orang tua harus memberikan edukasi yang baik mengenai gizi seimbang supaya anak-anak dapat menerapkan informasi yang mereka dapat (Suhardjo. 2003). Pengetahuan dapat ditingkatkan dengan penyuluhan tanpa alat peraga (ceramah) maupun menggunakan alat peraga. Metode ceramah merupakan metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi dan metode ceramah juga dapat diikuti dengan sasaran dalam jumlahnya besar dan mudah dilakukan (Djamarah, 2000). Alat yang digunakan untuk menyampaikan penyuluhan tentang gizi ialah alat peraga. Alat peraga berfungsi untuk membantu dan memperagakan sesuatu dalam peroses pengajaran. Menurut Notoatmodjo (2007), alat peraga akan sangat membantu di dalam melakukan penyuluhan agar pesan-pesan kesehatan dapat disampaikan lebih jelas dan masyarakat sasaran dapat menerima pesan tersebut dengan jelas dan tepat. Power point merupakan salah satu alat peraga yang berfungsi sebagai alat bantu untuk memaparkan atau mempresentasikan sebuah materi tertentu. TINJAUAN PUSTAKA Menurut Adrian dan Wirjatmadi (2012), usia sekolah anak berada pada masa-masa
perkembangan
dimana
dibina
untuk
mandiri,
berperilaku
menyesuaikan dengan lingkungan sekitar, peningkatan beberapa kemampuan dan berbagai perkembangan lain yang membutuhkan fisik yang kuat dan sehat. Oleh karena itu, anak sekolah perlu didukung dengan keadaan gizi yang baik demi mencapai tumbuh kembang yang optimal. Gizi seimbang merupakan pedoman bagi manusia dalam mengkonsumsi suatu makanan dengan tujuan untuk mempertahankan gizi yang optimal, memperoleh kesehatan dan memilih makanan yang aman dan sehat. Gizi seimbang ialah zat gizi yang jumlahnya seimbang dan sesuai dengan kebutuhan tubuh yang diperoleh dari berbagai berbagai jenis makanan ( Wirjatmadi dan Adriani, 2012). Manusia memperoleh zat gizi dalam bentuk makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan hewan. Zat gizi tersebut diantaranya karbohidrat, protein dan lemak yang disebut sebagai zat gizi makro serta vitamin dan mineral yang disebut dengan zat gizi mikro. Selain zat gizi makro dan zat gizi
mikro, diperluan air dan serat untuk memperlancar proses metabolisme di dalam tubuh. Pengetahuan gizi adalah pemahamam seseorang tentang ilmu gizi dan zat gizi. Pengetahuan gizi yang baik dan benar dapat menghindari seseorang dari masalah pangan yang salah atau buruk. Pengetahuan gizi dapat diperoleh melalui jenjang pendidikan formal dan informal, dan juga dapat diperoleh dengan cara melihat, mendengarkan, atau melalui alat komunikasi misalnya, membaca surat kabar, koran maupun majalah, mendengarkan radio dan menyaksikan siaran pada televisi atau melalui penyuluhan gizi (Suhardjo,2003). Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan merupakan domain yang sangat penting demi terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Berdasarkan pengalaman dan penelitian ternyata prilaku yang didasarkan oleh pengetahuan akan lebih baik dari pada prilaku yang tidak didasari oleh pengetahun, dan dalam proses perubahan perilaku diharapkan sasaran dari penyuluhan akan berubah, tidak hanya karena penambahan ilmu pengetahuaan saja, namun diharapkan adanya perubahan perilaku tentang apa yang didapatkan, dan mengaplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimental design (eksperimen semu), dengan rancangan non equivalent control group design. Penelitian ini menggunakan kelompok yang diberi perlakuan penyuluhan dengan metode ceramah dengan menggunakan media power point. Penelitian dilakukan bulan Maret 2013 dan lokasi penelitian adalah SD N Karangasem III Surakarta. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa sekolah dasar kelas IV dan V SD N Karangasem 3. Sampel pada penelitian ini ialah bagian atau cuplikan dari populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi siswa dan siswi kelas IV, V SD N Karangasem III. Variabel bebas : penyuluhan menggunakan metode ceramah dan menggunakan media powerpoint. Variabel terikat : pengetahuan tentang gizi. Pengetatuan siswa diukur dengan menggunakan kuesioner gizi. Analisa data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah paired T-test karena data berdistrubusi normal. Analisis data dilakukan dengan menggunakan proses SPSS versi 16.
HASIL DAN PEMBAHASAN 1.
Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin dan Umur Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner terhadap 46 sampel di SD N Karangasem III Surakarta. Berdasarkan hasil pengumpulan data karakteristik responden menurut jenis kelamin dan umur dapat dilihat pada Tabel 1 berikut: Tabel 1 Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin dan Umur Jenis Kelamin Jumlah (n) Presentase (%) Laki-laki 26 56,52 Perempuan 20 43,47 umur (Th) Jumlah (n) Presentase (%) 10 21 45,7 11 22 47,8 12 3 6,5 Hasil pengumpulan data distribusi responden menurut jenis kelamin seperti tampak pada Tabel 1 diketahui responden yang berjenis kelamin lakilaki yaitu sebanyak 26 anak (56,52%), dan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 20 anak (43,47%). Sedangkan umur responden anak yang berusia 10 tahun sebanyak 21 anak (45,7%), umur 11 tahun sebanyak 22 anak (47,8%), sedangkan umur 12 tahun sebanyak 3 anak (6,5%). Berdasarkan hasil pengumpulan data karakteristik responden dapat diketahui bahwa anak yang dijadikan responden di SD N Karangasem III Surakarta berumur antara 10 - 12 tahun. Anak usia 10 – 12 tahun tersebut berada di kelas IV dan V. Anak kelas IV dan V sudah lancar membaca dan dapat memahami setiap apa yang dibaca. Anak pada usia tersebut sudah dapat berpikir secara rasional seperti orang dewasa (Crain, 2009). Menurut Mubarok (2006) salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang ialah usia. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa usia terendah sampel adalah 10 tahun dan usia
tertinggi
sampel ialah 12
tahun. 2.
Rata-rata nilai pengetahuan sampel Peresentase pengetahuan responden sebelum diberi penyuluhan tentang gizi diperoleh rata-rata 70,978, dengan nilai minimum 50 dan nilai maksimum 85, sedangkan peresentase pengetahuan responden sesudah diberi
penyuluhan tentang gizi diperoleh rata-rata 80,87%, dengan nilai minimum 55 dan nilai maksimum 95. Distribusi rata-rata pengetahuan gizi sebelum dan sesudah diberi penyuluhan dengan menggunakan media power point dapat dilihat pada Table 2 berikut: Tabel 2 Nilai Rata-Rata Pengetahuan Sebelum dan Sesudah diberi Penyuluhan Gizi Variabel Pengetahuan Sebelum diberi penyuluhan Sesudah diberi penyuluhan 3.
Nilai Minimum 50
Nilai Maksimum 85
Ratarata 70,978
SD 9,377
55
95
80,870
9,205
Tingkat Pengetahuan Distribusi frekuensi pengetahuan gizi sebelum
dan sesudah diberi
penyuluhan dengan menggunakan media power point dapat dilihat pada Tabel 3 Tabel 3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Gizi Sebelum dan Sesudah diberi Penyuluhan Dengan Menggunakan Media Power Point pengetahuan
Sebelum
Sesudah
N % N % Baik 14 30,43 32 69,57 Tidak 32 69,57 14 30,43 Jumlah 46 100 46 100 Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebelum dilakukan penyuluhan tentang gizi sampel dikategorikan memiliki pengetahuan baik yaitu 30,43% dan yang mempunyai pengetahuan tidak baik yaitu 69,57%. Setelah dilakukan penyuluhan tentang gizi dengan menggunakan media power point terjadi peningkatan pengetahuan, sampel yang berpengetahuan baik yaitu 69,57% dan yang pengetahuannya tidak baik yaitu 30,43%. Faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan salah satunya adalah dengan penyuluhan menggunakan media power point , hal ini dapat terlihat dengan meningkatnya pengetahuan responden dari sebelum penyuluhan dan sesudah penyuluhan dengan menggunakan media power point.
4.
Perbedaan Pengetahuan Gizi Sebelum dan Sesudah Diberi Penyuluhan dengan Menggunakan Media Power Point Perbedaan Pengetahuan Gizi Sebelum dan Sesudah Diberi Penyuluhan Tentang Gizi dengan Menggunakan Media Power Point tersaji pada Tabel 4 Tabel 4 Hasil Paired Samples Test Variabel Pengetahuan sebelum penyuluhan setelah penyuluhan Paired Samples Test
Mean 70,978 80,870
P
α
keputusan
0,000
0,05
H0 ditolak
Tabel 4 menunjukkan uji statistik dengan menggunakan uji Paired Samples Test untuk pengetahuan gizi sebelum dan sesudah diberi penyuluhan tentang gizi dengan menggunakan media power point. Hasil uji menunjukkan nilai p < 0,05 artinya ada perbedaan pengetahuan gizi sebelum dan sesudah diberi penyuluhan tentang gizi dengan menggunakan media power point. Penyuluhan merupakan salah satu upaya untuk memberikan informasi, semakin banyak informasi yang didapat maka akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas (Sukanto,2002). Menurut Muhroghibi (2001), power point merupakan salah satu alat peraga yang berfungsi sebagai alat bantu untuk memaparkan atau mempresentasikan sebuah materi (gizi). Keunggulan power point antara lain: materi menjadi lebih menarik karena ada permainan warna, huruf dan animasi, baik animasi teks maupun animasi gambar atau foto. Pesan informasi secara visual mudah dipahami peserta
didik, dan
lebih
merangsang anak untuk mengetahui lebih jauh informasi tentang bahan ajar yang tersaji. Penggunaan media pembelajaran (dalam hal ini power point) dapat membuat siswa-siswa lebih aktif dan antusias, hal ini sesuai dengan pendapat Sudjana dan Ahmad Rivai (2001) yang mengungkapkan bahwa manfaat media dalam peroses pengajaran diantaranya ialah pengajaran akan menarik perhatian para siswa sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar siswa, bahan ajar akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih mudah dipahami oleh siswa, dan siswa lebih memahami atau menguasai tujuan dari pembelajaran yang lebih baik. Metode pembelajaran dengan
media akan lebih bervariasi karena tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru sehingga siswa tidah mudah bosan.
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Tingkat pengetahuan gizi sebelum dilakukan penyuluhan tentang gizi seimbang dengan menggunakan media power point yaitu 14 orang (30,43%) mempunyai pengetahuan baik, dan 32 orang (69,57%) mempunya pengetahuan tidak baik. 2. Tingkat pengetahuan gizi setelah dilakukan penyuluhan tentang gizi seimbang
dengan
menggunakan
media
power
point
mengalami
peningkatan pengetahuan, yaitu 32 orang (69,57) mempunyai pengetahuan baik, dan yang berpengetahuan tidak baik hanya 14 orang (30,43%). 3. Perbedaan pengetahuan gizi diperoleh nilai p=0,000 menunjukaan ada Perbedaan pengetahuan gizi sebelum dan sesudah diberi penyuluhan tentang gizi seimbang dengan menggunakan media power point. B. Saran Perlunya dilakukan penelitian ulang tentang masalah yang sama dengan variabel lainnya dan ditempat yang sama.
DAFTAR PUSTAKA Adrian dan Wirjatmadji. 2012. Pengantar Gizi Masyarakat. Jakarta: Kencana. Adrian dan Wirjatmadji. 2012. Peran Gizi Dalam Siklus Kehidupan. Jakarta: Kencana. Crain, W. 2009. Teori Perkembangan Manusia. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Edisi Bahasa Indonesia Pertama. Djamarah, B.S, 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT Rinika Cipta. Notoatmodjo,S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku. Jakarta: Renika Cipta. Sudjana dan Ahmad Rivai (2001). Teori Sikap Manusia & Pengukurannya. Pustaka Pelajar. Yogyakarta Suhardjo. 2003. Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Jakarta: Bumi Aksara.
Sukanto, 2000. Organisasi Perusahaan, Teori Struktur dan Perilaku . Badan Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada. Yogyakarta. Edisi 2