PERBEDAAN PENGETAHUAN SISWA TENTANG BAHAYA ROKOK SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN DI SMA PURAGABAYA BANDUNG Johanes Morisson Djo Fakultas Keperawatan Universitas Advent Indonesia
Abstrac This thesis is motivated by the experience of the author while still sitting in high school where the school where the author studied in high school writers Puragabaya lot of friends who have become active smoker since she was in grade of one to graduate from high school. The author found that 10 students who smoke do not know the impact of the dangers of smoking . The purpose of this study was to obtain a general overview of the high school students' knowledge about the dangers of smoking Puragabaya before and after counseling . The method used in this study are pre- experimental methods . Population of 100 people with a high school student Puragabaya Bandung sample was 75 people . The instrument used is a multiple-choice test consisting of 20 item multiplechoice questions of the theory formulated by Bararah ( 2011) , Rahcmad , S ( 2010) , Lutfi (2006 ) , Husaini (2006 ) , Caldwell . E ( 2009) , Saktiyo (2006 ) , Jong (2005 ) , Dika (2009 ) and Mulyawati (2008 ) . Before the multiple-choice test were distributed to students first conducted content validity . Data were collected on February 14, 2014. The results showed that pre- extension , students have low knowledge . After counseling , the students have a very high knowledge . There were significant differences in knowledge about the dangers of smoking before and after counseling . Suggestions are given for High School Student Affairs Puragabaya mempertahankandanmeningkatkan Bandung in order to motivate and to provide maximum illumination mengenaipengetahuansiswaSMA Puragabaya London about the dangers of smoking . To the field of study of this research suggested could be used as a baseline for developing further research on the relationship between the level of knowledge about the dangers of smoking on smoking behavior . Keyword : knowledge, dangers of smoking, student
Abstrak Penulisan skripsi ini dilatarbelakangi oleh pengalaman saat penulis masih duduk dibangku SMA dimana sekolah tempat penulis menimba ilmu di SMA Puragabaya banyak sekali teman penulis yang sudah menjadi perokok aktif sejak masih berada di bangku kelas satu hingga tamat dari bangku SMA. Penulis mendapati bahwa 10 siswa yang merokok tidak mengetahui dampak dari bahaya merokok. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran secara umum mengenai pengetahuan siswa SMA 1
Puragabaya tentang bahaya rokok sebelum dan sesudah penyuluhan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pra eksperimen. Populasi berjumlah 100 orang siswa SMA Puragabaya Bandung dengan sampel berjumlah 75 orang. Instrumen yang digunakan adalah tes pilihan berganda yang terdiri dari 20 butir pertanyaan pilihan berganda yang diformulasikan dari teori menurut Bararah (2011), Rahcmad, S (2010), Lutfi (2006), Husaini (2006), Caldwell. E (2009), Saktiyo (2006), Jong (2005), Dika (2009) dan Mulyawati (2008). Sebelum tes pilihan berganda dibagikan kepada siswa terlebih dahulu dilakukan content validity. Data dikumpulkan pada tanggal 14 Februari 2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum penyuluhan, siswa memiliki pengetahuan rendah. Sesudah penyuluhan, siswa memiliki pengetahuan sangat tinggi. Ada perbedaan pengetahuan yang signifikan tentang bahaya rokok sebelum dan sesudah penyuluhan. Saran yang diberikan bagi Bidang Kesiswaan SMA Puragabaya Bandung agar dapat mempertahankandanmeningkatkan serta lebih memotivasi dalam memberikan penyuluhan yang maksimal mengenaipengetahuansiswaSMA Puragabaya Bandung tentang bahaya rokok. Kepada bidang penelitian disarankan penelitian ini dapat digunakan sebagai data dasar untuk mengembangkan penelitian selanjutnya mengenai hubungan antara tingkat pengetahuan tentang bahaya rokok terhadap perilaku merokok. Kata kunci : pengetahuan, bahaya rokok, siswa Latar belakang Data Global Youth Tobacco Survey (GYTS) menunjukkan terjadi peningkatan perokok remaja yang cukup mengkhawatirkan. Prevalensi merokokterus meningkat baik pada laki-laki maupun perempuan. Prevalensi merokok padaperempuan meningkat empat kali lipat dari 1,3% pada tahun 2001 menjadi 5,2%pada tahun 2007. Menurut Global Youth Tobacco Survey (GYTS) (2009) 30,4%remaja usia 13-15 tahun pernah merokok (57,8% laki-laki pernah merokok dan6,4% perempuan pernah merokok), dan 20,3% remaja usia 13-15 adalah perokokaktif. Indonesia menduduki peringkat ketiga dengan jumlah perokok terbesar didunia setelah China dan India dan tetap menduduki posisi kelima setelah China, Amerika Serikat, Rusia dan Jepang pada tahun 2007. Lebih dari 40,3 juta anak Indonesia berusia 014 tahun terpapar dengan asap rokok (World Health Organization, 2008). Kebiasaan merokok yang dimulai dari usia remaja, member peluang bagi para perokok untuk meninggal pada usia muda akibat penyakit yang berhubungan dengan merokok. Perokok muda yang berhenti merokok akan menghindari hampir semua resiko ini. Semakin dini remaja mulai merokok, semakin besar kemungkinan mereka akan terus merokok seumur hidup, menjadi perokok berat, dan meninggal akibat penyakit yang berhubungan dengan merokok. Semakin muda mereka mulai merokok, rata-rata semakin muda pula usia mereka ketika menderita serangan jantung atau kanker paru. Tujuan Setiap penelitian yang dilakukan mempunyai tujuan yang dicapai. Dalam penelitian ini penulis membagi tujuan dalam dua bagian yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
Tujuan umum pada penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran secara umum mengenai pengetahuan siswa SMA Puragabaya tentang bahaya rokok sebelum dan sesudah penyuluhan.
1. 2. 3.
Dalam penelitian ini penulis merumuskan tiga tujuan khusus yaitu untuk: Menentukan tingkat pengetahuan siswa tentang bahaya rokok sebelum penyuluhan di SMA Puragabaya. Menentukan tingkat pengetahuan siswa tentang bahaya rokok sesudah penyuluhan di SMA Puragabaya. Menentukan adanya perbedaan yang signifikan antara pengetahuan siswa tentang bahaya rokok sebelum dan sesudah mengikuti penyuluhan di SMA Puragabaya.
Manfaat penelitian
1.
2.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: Bidang kesiswaan, sebagai bahan masukan gambaran pengetahuan siswa SMA Puragabaya tentang bahaya rokok sehingga dapat memotivasi siswa untuk menjaga kesehatan mereka. Bidang penelitian, diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data dasar untuk dikembangkan pada penelitian berikutnya.
Tinjauan Pustaka Rokok adalah benda beracun yang member efek santai dan sugesti merasa lebih jantan, temasuk bahan atau zat adiktif yang sifatnya menimbulkan ketagihan dan kecanduan (Suparyanto, 2008).Menurut Tendra (2008) rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bahan lainnya yang dihasilan dari tanaman nicotiana tabacum, nicotiana musticam dan spesies lainnya atau sitesisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa tambahan. Rokok terbuat dari tembakau yang diperoleh dari tanaman Nicotiana Tabacum L. Tembakau dipergunakan sebagai bahan untuk sigaret, cerutu, tembakau untuk pipa serta pemakaian oral. Di Indonesia, tembakau ditambah cengkih dan bahan-bahan lain dicampur untuk dibuat rokok kretek. Selain kretek, tembakau juga dapat digunakan sebagai rokok linting, rokok putih, cerutu, rokok pipa, dan tembakau tanpa asap (Crofton, 2009). Ada banyak sekali bahan kimia yang terkandung dalam rokok, bahkan bisa mencapai ribuan bahan kimia berbahaya. Saat ini peneliti akan membahas beberapa diantaranya. 1. Tar Tar adalah zat berwarna coklat berisi berbagai jenis hidrokarbon aromatik polisiklik, amin aromatik dan N-nitrosamine. Tar yang dihasilkan asap rokok akan menimbulkan iritasi pada saluran napas, menyebabkan bronchitis, kanker nasofaring dan kanker paru. 2. Nikotin Nikotin adalah bahan alkaloid toksik yang merupakan senyawa
amin tersier, bersifat basa lemah dengan pH 8,0. Pada pH fisiologis, sebanyak 31% nikotin berbentuk bukan ion dan dapat melalui membran sel. Asap rokok pada umumnya bersifat asam (pH 5,5). Pada pH ini nikotin berada dalam bentuk ion dan tidak dapat melewati membran secara cepat sehingga di mukosa pipih hanya terjadi sedikit absorpsi nikotin dari asap rokok. Pada perokok yang menggunakan pipa, cerutu dan berbagai macam sigaret Eropa, asap rokok bersifat basa dengan pH 8,5 dan nikotin pada umumnya tidak dalam bentuk ion dan dapat diabsorpsi dengan baik melalui mulut. 3. Karbon Monoksida Karbon monoksida (CO) adalah gas beracun yang mempunyai afinitas kuat terhadap hemoglobin pada sel darah merah, ikatan CO dengan haemoglobin akan membuat haemoglobin tidak bisa melepaskan ikatan CO dan sebagai akibatnya fungsi haemoglobin sebagai pengangkutoksigen berkurang, sehingga membentuk karboksi hemoglobin mencapai tingkat tertentu akan dapat menyebabkan kematian. 4. Timah Hitam Timah hitam (Pb) yang dihasilkan oleh sebatang rokok sebanyak 0,5 ug. Sebungkus rokok (isi 20 batang) yang habis dihisap dalam satu hari akan menghasilkan 10 ug. Sementara ambang batas bahaya timah hitam yang masuk ke dalam tubuh adalah 20 ug per hari.Bisa dibayangkan, bila seorang perokok berat menghisap rata-rata 2 bungkus rokok per hari, berapa banyak zat berbahaya ini masuk ke dalam tubuh.(Triswanto, 2007). Maulana (2009:194) menjelaskan bahwa pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap objek tertentu.Biasanya pengetahuan diperoleh sebagian besar dari penglihatan dan pendengaran seseorang yang digunakan sebagai pedoman dalam suatu tindakan. Tindakan yang didasari dengan pengetahuan akan jauh lebih baik dibandingkan dengan tindakan yang tidak didasari oleh pengetahuan. Lebih lanjut Mulyo (2008:4) mengatakan bahwa pengetahuan hanyalah sekadar tahu, yaitu hasil tahu dari usaha manusia untuk menjawab pertanyaan “what”. Notoadmodjo (2003:103) menjelaskan bahwa penyuluhan adalah suatu kegiatan atau usaha untuk menyampaikan suatu pesan kepada masyarakat, kelompok, atau individu. Diharapkan bahwa dengan adanya pesan tersebut akan mendapatkan pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik, dan dapat berpengaruh terhadap perubahan perilaku. Menurut Laksman (2003:283) penyuluhan adalah usaha yang direncanakan oleh tim penyuluhan untuk memberikan informasi yang berhubungan dengan suatu materi tertentu untuk meningkatkan pengetahuan. Melalui pemberian informasi tersebut masyarakat sadar, tahu dan mengerti dan bisa melakukan materi yang telah diinformasikan Metodelogi Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pra eksperimen dengan one group pretest-posttest design, yaitu dengan memberikan perlakuan secara sengaja dan sistematis terhadap satu kelompok eksperimen yang berupa perlakuan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kontekstual dan hasilnya diamati
setelah perlakuan tersebut dilakukan (Firman, 2007:28). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa SMA Puragabaya Bandung yang berjumlah 75 orang. Dalam melakukan penelitian maka diterapkan beberapa prinsip etika sebagai berikut: 1. Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu penulis memohon kepada Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan untuk meminta ijin secara tertulis kepada Bidang Kesiswaan SMA Puragabaya Bandung. Dalam surat ijin tersebut dijelaskan mengenai tujuan dan kegunaan penelitian, serta perlindungan terhadap kerahasiaan subyek penelitian. Setelah ijin diberikan, peneliti menghubungi bagian kesiswaan untuk mendapatkan kesepakatan partisipasi, tempat, dan waktu untuk melakukan penelitian. 2. Hasil tes pilihan berganda yang telah diisi oleh responden dijamin kerahasiaannya oleh peneliti. 3. Responden bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian ini tanpa paksaan. Proses pengumpulan data dilakukan pada hari selasa tanggal14 Februari 2014 jam 10.00 Wib di SMA Puragabaya Bandung. Diawali dengan meminta ijin kepada kepala sekolah SMA Purgabaya Bandung untuk meneliti siswanya. Proses pengumpulan data dilakukan pada hari yang telah ditentukan. Tahap kegiatan yang dilakukan dalam pengumpulan data adalah: 1. Pembukaan dilakukan selama 5 menit, peneliti mengucapkan salam dan doa pembuka. Setelah itu peneliti menjelaskan tujuan dan kegunaan penelitian, serta etika pengumpulan data. Peneliti memberikan garis besar kegiatan yang dilaksanakan dan memberikan waktu kepada responden untuk mengajukan pertanyaan. 2. Pre-test dilakukan selama 10 menit. Peneliti membagikan tes sebelum penyuluhan dan menjelaskan cara pengisian tes. Peneliti memberikan waktu kepada responden untuk mengisi tes dan mengajukan pertanyaan. 3. Penyuluhan dilakukan selama 25 menit. Peneliti memberikan penyuluhan tentang bahaya rokok dan memberikan waktu kepada responden untuk mengajukan pertanyaan. 4. Post-test dilakukan selama 10 menit. Peneliti membagikan tes setelah penyuluhan dan memberikan waktu kepada responden untuk mengisi tes. Peneliti memberikan waktu kepada responden untuk mengajukan pertanyaan. 5. Penutupan dilakukan selama 5 menit. Peneliti mengucapkan terimakasih kepada responden atas partisipasinya dan mengucapkan salam penutup. Hasil dan Analisa
Tabel 4.1 Skor Respoden Sebelum Penyuluhan Jumlah jawaban benar (x)
Frekuensi (f)
Skor responden (xf)
Skor tertinggi (y)
Total skor tertinggi (fy)
5 6 7 8 9 10 11 Total
14 19 12 10 8 6 6 75
70 114 84 80 72 60 66 546
20 20 20 20 20 20 20
280 380 240 200 160 120 120 1500
Berdasarkan rumus, maka didapatkan nilai persentase sebagai berikut:
nilai skor responden x100% nilai skor tertinggi 546 Persentase = X 100% 1500 Persentase =
= 36,4 % Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa pengetahuan siswa tentang bahaya rokok sebelum penyuluhan di SMAPuragabaya Bandung memiliki nilai persentase 36,4 %. Menurut skala persentase pengetahuan, nilai tersebut termasuk kategori rendah. Tabel 4.2 Skor Responden Sesudah Penyuluhan Jumlah jawaban benar (x) 14 15 16 17 18 19 20 Total
Frekuensi (f)
Skor responden (xf)
Skor tertinggi (y)
Total skor tertinggi (fy)
4 13 16 11 14 15 2 75
56 195 256 187 252 285 40 1271
20 20 20 20 20 20 20
80 260 320 220 280 300 40 1500
Berdasarkan rumus, maka didapatkan nilai persentase sebagai berikut:
nilai skor responden x100% nilai skor tertinggi 1271 Persentase = X 100% 1500 Persentase =
= 84,73% Berdasarkan tabel 4.2 bahwa pengetahuan siswa tentang bahaya rokok sesudah penyuluhan di SMAPuragabaya Bandung memiliki nilai persentase 84,73%. Menurut skala persentase pengetahuan, nilai tersebut termasuk kategori sangat tinggi. Tabel 4.3 Selisih Pengetahuan Siswa Tentang Bahaya Rokok Sebelum dan Sesudah Penyuluhan (n=75) n 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
X1 6 8 10 7 9 8 7 9 11 6 6 11 8 9 7 9 11 8 7 10 11 7 6 7
X2 19 15 18 16 19 15 17 16 19 18 16 16 19 17 15 18 19 17 19 16 14 19 15 17
D -13 -7 -8 -9 -10 -7 -10 -7 -8 -12 -10 -5 -11 -8 -8 -9 -8 -9 -12 -6 -3 -12 -9 -10
7
D- ̅ -3.4 2.6 1.6 0.6 -0.4 2.6 -0.4 2.6 1.6 -2.4 -0.4 4.6 -1.4 1.6 1.6 0.6 1.6 0.6 -2.4 3.6 6.6 -2.4 0.6 -0.4
̅) ( 11.56 6.76 2.56 0.36 -0.16 6.76 -0.16 6.76 2.56 -5.76 -0.16 21.16 -1.96 2.56 2.56 0.36 2.56 0.36 -5.76 12.96 43.56 -5.76 0.36 -0.16
25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
10 9 9 8 11 6 11 7 10 8 7 5 5 8 7
17 16 19 16 18 17 15 19 18 15 16 16 18 17 15
-7 -7 -10 -8 -7 -11 -4 -12 -8 -7 -9 -11 -13 -9 -8
2.6 2.6 -0.4 1.6 2.6 -1.4 5.6 -2.4 1.6 2.6 0.6 -1.4 -3.4 0.6 1.6
6.76 6.76 -0.16 2.56 6.76 -1.96 31.36 -5.76 2.56 6.76 0.36 -1.96 -11.56 0.36 2.56
n 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63
X1 5 5 6 9 5 10 6 5 5 5 7 5 6 5 6 5 6 8 5 10 6 5 8 6
X2 20 18 15 16 17 16 19 18 15 14 18 17 16 19 15 16 18 14 18 16 19 17 15 19
D -15 -13 -9 -7 -12 -6 -13 -13 -10 -9 -11 -12 -10 -14 -9 -11 -12 -6 -13 -6 -13 -12 -7 -13
D- ̅ -5.4 -3.4 0.6 2.6 -2.4 3.6 -3.4 -3.4 -0.4 0.6 -1.4 -2.4 -0.4 -4.4 0.6 -1.4 -2.4 3.6 -3.4 3.6 -3.4 -2.4 2.6 -3.4
̅) ( -29.16 -11.56 0.36 6.76 -5.76 12.96 -11.56 -11.56 -0.16 0.36 -1.96 -5.76 -0.16 -19.36 0.36 -1.96 -5.76 12.96 -11.56 12.96 -11.56 -5.76 6.76 -11.56
64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 Jumlah
6 5 7 6 6 9 6 8 6 7 6 6
18 19 20 15 16 18 17 14 19 18 16 15
-12 -14 -13 -9 -10 -9 -11 -6 -13 -11 -10 -9 ̅=
=
-2.4 -4.4 -3.4 0.6 -0.4 0.6 -1.4 3.6 -3.4 -1.4 -0.4 0.6 -5
̅
-5.76 -19.36 -11.56 0.36 -0.16 0.36 -1.96 12.96 -11.56 -1.96 -0.16 0.36 19.12
-9.6 Untuk mendapatkan standar deviasi dan selisih nilai pengetahuan siswa tentang bahaya rokok sebelum dan sesudah penyuluhan digunakan rumus sebagai berikut:
Jadi, SD =√
= 0.50
Untuk mendapatkan nilai thitungdigunakan rumus adalah sebagai berikut:
Jadi, thitung =
̅̅̅̅̅̅ [
√
]
-192
Daftar pustaka 1. Firman. 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: GrahaIlmu. 2. Hemowo. 2007. Dampak Kebiasaan Merokok Pada Usia Remaja. Jakarta: EGC 3. Hidayat. A. 2007. MetodePenelitianKeperawatandanTehnikAnalisa Data. Jakarta: SalembaMedika. 4. Bustan. 2005. Faktor-faktorPenyebab Perilaku Merokok pada Remaja. Yogyakarta: UGM. 5. Caldwell. E. 2009. BerhentiMerokok. CetakKedua. Yogyakarta: PustakaPopuler. 6. John Crofton dan David Simpson. 2009. Tembakau: Ancaman Global. Jakarta: ElexMedia Komputindo 7. Mulyo. 2008. Hubungan Antara Pengetahuandan Sikap Tentang Bahaya Merokok Dengan Tindakan Merokok Remajadi Pasar Baserhati Kota Manado. Manado : Universitas Samratulangi.