POWER POINT ANTROPOLOGI OLAHRAGA PERBEDAAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA OLAHRAGA Pada dasarnya tercakup dalam konsep lingkungan social- budaya yang berpengaruh kepada keterampilan motorik. Di Indonesia membutuhkan bukti-bukti yang banyak secara umum sudah ada bukti misalnya, perbedaan cabang olahraga yang disukai oleh suku-suku tertentu misalnya atlet tinju dari Maluku, pelari jarak jauh dari propinsi sebeleh timur. Fakta hubungan antara etnis dengan kemampuan motoriknya dilakukan di Amerika Serikat, keterampilan motorik antara kulit putih dan hitam. DIMENSI BIO-PSIKO-SOSIAL-KULTURAL OLAHRAGA Studi Antropologi, antara lain mengungkapkan kelebihan manusia dan mahluk lainnya dimuka bumi. Manusia memiliki kemampuan untuk mengekplorasi dan mengeksploitasi lingkungan di sekitarnya. Dengan kelebihannya manusia mampu berkomunikasi, mencatat masalah, hasil observasi, pengalaman dan gagasan. Manusia mampu mengembangkan lingkubgannya, mampu mengaktifkan dirinya berdasarkan kesadaran sehingga dapat berbuat dan bertindak dengan penuh pengertian untuk mencapai tujuannya ditengah kehidupan social. Rusli Lutan (1988); Gerak manusia berbeda dengan gerak binatang, perbedaannya terutama apada pengembangan bentuk gerak dasar. Manusia memiliki daya kreatif, hewan tidak memiliki. Gerak menusia berkembang sesuai dengan kreasinya. Gerak manusia terwujud dalam pola atau struktur yang lebih luas. Olahraga merupakan salah satu dari puncak kreasi manusia, dan melalui kegiatan tersbut manusia menyempurnakan pertumbuhan fisik dan psikisnya. Olahraga berkaitan erat dengan aspek social-budaya , hasil studi yang dilakukan Robert (1970), dan Sutton & Smith (1963). Studi tsb memaparkan bentuk-bentuk permainan yang berbeda-beda serta kaitannya dengan proses sosialisasi dilingkungan masyarakat, termasuk pengungkapan peranan pria dan wanita pada usia yang berbeda-beda dalam olahraga. Perkembangn olahraga dipengaruhi oleh budaya hingga taraf tertentu. Perkembangan olahraga memperkaya budaya suatu masyarakat. Olahraga merupakan kancah pembentukan tradisi, norma-norma dan nilai-nilai baru. Kontak budaya sangat mudah melalui olahraga. Peran olahragawan dalam olahraga nasional, merupakan salah satu kekuatan yang berpengaruh untuk membentuk budaya nasional. Olahraga Modern dan pendekatan ilmiah. Rusli Lutan (1988). Karakteristik olahraga secara lansung berkaitan dengan cirri-ciri prilaku manusia, dengan berbagai macam kegiatannya di masyarakat. Kegiatan olahraga tak terpisahkan dari kehidupan nyata. Pengertian secara spesifik: pelaksanaan olahraga pada tingkat individu, kelompok, komunitas, dipengaruhi oleh aspek biologis, psikis, lingkungan,
social, dan budaya. Karakteristik olahraga perlu diungkapkan berdasarkan sudut pandang yang luas. Sport Paedagogis. Bouet dari Perancis, Rijsdorp dari Belanda (1971). Sport Paedagogis, studi dengan memanfaatkan pendekatan ANTROPOLOGIES, bahwa olahraga mengandung nilai-nilai kependidikan. Mereka mengadopsi pola pikIr hasil dari studi pernbandingan perilaku. (Buytendijk dan Porttman). Sport Paedagogi di Indonesia mencakup 2 kajian pokok yaitu: 1. Masalah isi pengajaran; adalah didaktik berisi tentang, kurikulum, letak geografis, social budaya olahraga, konteks olahraga pendidikan dengan tujuan pendidikan nasional. 2. Masalah Metodik: adalah tentang pengajaran, pengajaran di lembaga pendidikan dari mulai sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi. Selanjutnya pengajaran di sekolah luar biasa dsb. Penguasaan salah satu cabang olahraga dipengaruhi oleh beberapa factor seperti: Fungsi fisiologis, biomekanika, psikologi, lingkungan fisikal, dan social budaya. STUDI OLAHRAGA PADA BANGSA PRIMITIF Bangsa Primitif Olahraga telah dilaksanakan oleh bangsa primitive, kehidupan mereka erat hubungannya dengan alam gerakan jasmani adalah untuk keharusan hidupnya/mempertahankan hidupnya. Mereka hidup dari berberu, menangkap ikan pastinya memerlukan ketangkasan / keterampilan jasmani, disitu terdapat kekuatan, daya tahan tubuh, dan kelentukan, hal tsb dibutuhkan untuk menggunakan, lembing, laso, boomerang, batu,dsb. Mereka masih mempercayai kepada mahluk halus juga memuja kepada binatang tertentu sebagai dewa / nenek moyang (Cultur Toten). Untuk pembinaan anak, khususnya anak laki-laki tanggung jawab ayah yang selalu dibawa ketika kegiatan berburu, seangkan anak perempuan tanggung jawab ibunya di rumah dengan kegiatan menjahit, merajut, membuat alat-alat rumah tangga, serta diajarkan tari-tarian. Kesimpulan Olahraga pada Bangsa Primitif adalah: 1. Penjas sudah dilaksanakan walaupun belum disadari nilai gunanya. 2. Penjas belum dipelajari secara ilu pengetahuan. 3. Penjas merupakan pendidikan praktis dengan cara meniru. 4. Penjas adaah pendidikan yang menyeluruh / total meskipun bukan arti sebenernya. KEGIATAN OLAHRAGA PADA BANGSA MESIR
Ahli sejarah Yunani HERODOTUS TH 484-425 SM, pada ekspedisi Perancis oleh NAPOLEON BONAPARTE, mendapatkan catatan bahwa seorang ahli Mesir bernama CHAMPLEON dan MARIETTE. Dapat membaca yang terdapat diperpustakaan Denhag, yaitu peta tentang kegiatan oleh jasmani, gerakan tari-tarian memegang peranan penting, Putra-putra raja dilatih berenang dan latihan lainnya. Kegiatan tersebut adalah : Anggar, Memanah, Berkuda, Kereta bendi, dan Mendayung. KEGIATAN OLAHRAGA PADA BANGSA TIONGKOK Demikian pula halnya dengan Bangsa lainnya, Bangsa Tiongkok melaksanakannya, terdapat kegiatan khusus yang diutamakan adalah HEILGIMNASTIK senam penyembuhan, pengobatan, tusuk jarum dengan ramuan, serta massage sejak th 2500 SM. KEGIATAN OLAHRAGA BANGSA INDIA Untuk bangsa India penguasaan tubuh mutlak diperlukan, pernafasan guna pikiran tenang, untuk mencapai manusia sempurna terkenal dengan berbagai tarian tradisional dan internasional;
OLAHRAGA JAMAN YUNANI BANGSA SPARTA DAN ATHENA Di Yunani terdapat berbagai Bangsa, akan tetapi Bangsa Sparta dan Bangsa Athena yang menonjol.Hasil penyelidikan latihan jasmani dimasukkan kepada Pendidikan Keseluruhan, Bukti bukti hokum yang diberikan oleh “ DURKHEM” bahwa pendidikan didalam kehidupan manusia dipengaruhi oleh individu khususnya, dan masyarakat khususnya. Faktor agama, ketatanegaraan, dan politik, di Sparta dan Athena memberikan pengaruh kepada perkembangan sisitem pendidikan. Di Sparta dan Athena tingkat kebudayaan sangat tinggi, terdapat akhli ilmu pengetahuan mereka adalah : Pithagoras, Socrates, Aristoteles, Plato, dst Th 461 SM. Di sana terdapat suatu tempat yang digunakan untuk berlangsungnya pertandingan olahraga yaitu OLYMPHUS, yang diikuti seluruh bangsa di Yunani. Seseorang bernama Barron Pierre de Coubertien mendapat inspirasi menyelenggarakan kegiatan olahraga yaitu Olympiade Moderen pada Th 1896 bertempat di Athena (ke 1). Perkembangan olahraga menjadi berkembang, mereka mempunyai tujuan untuk menjadikan warga Negara yang harmonis rohani dan jasmani meliputi : Estetika, kecerdasan, ksatria, membentuk laki-laki yang kuat. KEGIATAN OLAHRAGA PADA BANGSA ROMAWI Di Romawi pendidikan bukan tanggung jawab Negara, akan tetapi merupakan tanggung jawab keluarga. Pendidikan dilakukan oleh ibunya yang selanjutnya diteruskan oleh ayahnya. Yaitu diajarkan keterampilan tertentu khusus terhadap anak laki-laki, anak perempuan tidak dilatihkan kegiatan jasmani karena tidak cocok. Bangsa Romawi beraanggapan bahwa manusia jangan dianggap sebagai permainan, mereka harus
bekerja giat dan positif walaupun dikalangan mereka terdapat sebagian kecil kontradiksi ada yang melakukan kegiatan jasmani dan permainan. Bangsa Romawi senang kepada kegitan seperti menonton: Adu tinju, Gladiator, Perang pedang, Sircus,dsb. Seseoang yaitu Nero, mendirikan Gymnasium terbuka yang dipakai untuk pertendingan bela diri.
KEGIATAN OLAHRAGA PADA JAMAN MODERN Yang dimaksud dengan jaman modern disini, bukan jaman atom model sekarang, akan tetapi mengenai adanya perkembangan pendidikan umumnya dan pendidikan jasmani dipandang sebagai suatu alat di dalam “ Pendidikan Moral dan Aestetika”. Pendidikan jasmani pada jaman modern, Pestalozzi th 1746-1827, beliau ingin membentuk manusia menurut hukum alam artinya menurut bahan-bahan serta menurut kesanggupan pada tiap-tiap individu, khususnya mengenai bersenam: 1. Senam harus merupakan gerakan yang wajar, untuk memperbaiki kembali kesatuan antara jasmani dan rokhani. 2. Senam harus merupakan koordinasi dari gerakan serta kemungkinan bergerak. 3. Senam harus merupakan latihan persendian. 4. Senam harus tertuju kepada pembentukan sikap dan gerak yang baik. 5. Senam harus memberikan pandangan yang jernih tentang tenaga jasmani dan daya pikir (intelegensi) dengan baik. 6. Senam harus bertujuan untuk penguasaan jasmani. PESTALOOZI adalah seorang sosialis yang pertama dikalangan Paedagoog. Menurut pendapatnya bahwa latihan jasmani itu adalah tanggung jawab rakyat sendiri.
• • • •
OLAHRAGA DI TINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI OR BUKAN SEMATA-MATA UNTUK INDIVIDU OR SEBAGAI KEGIATAN SOSIAL YANG LESTARI OR BERISI PERTANDINGAN / KOMPETISI YANG MENGANDUNG UNSUR PERSAINGAN,TERLEMBAGA DAN BERMAKNA DALAM KEHIDUPAN SOSIAL. OR MENGANDUNG 3 FUNGSI ADALAH: A. KATARSIS-NALURI B. PEMBELAJARAN C. SIMBOL-LAMBANG TEORI KATARSIS-NALURI OR DIPANDANG SEBAGAI PELAMPIASAN. TERDAPAT SEGALA MACAM DORONGAN, KARENA KONDISI SOSIAL. DINYATAKAN DENGAN KEHIDUPAN SEHARI-HARI KEADAAN TERSEBUT, MUNCUL DALAM OR DAN DAPAT MENGURANGI KETEGANGAN – EMOSI.
NALURI-NALURI PRIMITIVE AKAN MUNCUL UNTUK MERUSAK, MENGHANCURKAN DALAM BENTUK PERANG. DILAMPIASKAN MELALUI PERSAINGAN DALAM PERTUMBUHAN OR. OR SEBAGAI PROSES PEMBELANJARAN SOSIAL MELALUI PENGALAMAN OR DAPAT BERBAUR DENGAN MASYARAKAT OR / UMUM DAPAT MENGETAHUI SIFAT-SIFAT PSIKOLOGI PERILAKU TERTENTU SEBAGAI ATLIT, PENONTON, PELATIH. OR SEBAGAI SIMBOL-LAMBANG KEBERHASILAN MAHASISWA DALAM SATU CABOR DAPAT MENGANGKAT MARTABAT-PRESTASI UNIVERSITAS, PERGURUAN TINGGI ALMAMATER, DSB. DENGAN MANFAAT OR TERDAPAT KEPERCAYAAN YANG DOMINAN: (EDWARD 1973). 1. MENGEMBANGKAN WATAK YANG BAIK. 2. MEMBANGKITKAN KENDALI DIRI DAN KONTROL SOSIAL. 3. MENGEMBANGKAN KETABAHAN. 4. MEMPERSIAPKAN OR – WAN MEMASUKI KEHIDUPAN. 5. MEMBERI KESEMPATAN UNTUK MEMPEROLEH KEUNTUNGAN PRIBADI. 6. MENGHASILKAN KES-JAS/KEB.JAS. 7. MEMBANGKITKAN KEWASPADAAN MENTAL. 8. MEMBANTU PRESTASI PENDIDIKAN. 9. MENGEMBANGKAN KEAGAMAAN. 10. MENGEMBANGKAN PATRIOTISME.