Perbedaan Penyesuaian Diri Pada Santri di Pondok Pesantren ditinjau dari Jenis Kelamin
Rini Suparti 16512413 Dr Aski Marissa, M.Psi, Psikolog
BBAB I: Latar Belakang Didalam kehidupan pondok pesantren para santri dituntut untuk mampu hidup mandiri dan berinteraksi sesama santri lainnya. Santri juga harus mampu menyesuaikan dengan lingkungan pondok atau dengan keadaan suhu dan penyesuaian-penyesuaian diri lainnya.
pesantren
Sekilas terlihat bahwa hal tersebut menjadi tambahan kewajiban dan beban dalam tahap penyesuaian diri terutama bagi santri yang baru saja mengalami transisi dari sekolah dasar menuju sekolah menengah dimana santri tersebut berada pada tahap remaja awal yaitu sekitar usia 10 atau 11 sampai 14 tahun
Adapun penyesuaian diri antara remaja putri maupun remaja putra tentu
berbeda. Menurut Bastable (2002), remaja putra kurang mampu melakukan penyesuaian diri karena perilaku remaja putra yang cenderung lebih agresif,kurang peka dengan sekelilingnya dan cenderung dominan berbeda dengan remaja putri yang dianggap lebih mampu menyesuaikan diri karena remaja putri lebih dapat diterima oleh masyarakat dan mengerti apa yang menjadi tuntutan masyarakat.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan penyesuaian diri pada santri di pondok pesantren ditinjau dari jenis kelamin.
babBAB II: Tinjauan Pustaka Penyesuaian Diri Pengertian
Penyesuaian diri merupakan suatu proses alamiah serta usaha manusia untuk mencapai harmoni diri yang bertujuan mengubah perilaku individu yang berasal dari lingkungannya agar mampu mengatasi berbagai tantangan kehidupan di lingkungannya serta dapat mengatasi segala macam konflik. Karakteristik-Karakteristik
Menurut Haber dan Runyon (1984), terdapat lima karakteristik penyesuaian diri, yaitu: •Persepsi terhadap realitas •Memiliki hubungan interpersonal yang baik •Kemampuan mengatasi stres dan kecemasan •Gambaran diri yang positif •Kemampuan mengekspresikan emosi dengan baik
Jenis Kelamin
Pengertian Jenis kelamin adalah perbedaan antara laki-laki dan perempuan yang ditentukan secara faktor genetik, peranan tingkah laku, konsep diri dan bersifat biologis.
Hipotesis Terdapat perbedaan penyesuaian diri pada santri di pondok pesantren ditinjau dari jenis kelamin
BAB III Dalam penelitian ini beberapa variabel yang diuji adalah: Variabel Bebas (X) : Jenis Kelamin Variabel Terikat (Y) : Penyesuaian Diri Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, skala penyesuaian diri diadaptasi dari skala yang dikembangkan oleh Wulandari (2014) dan disusun berdasarkan karakteristik dari Haber dan Runyon (1984) yang terdiri dari persepsi terhadap realitas, kemampuan mengatasi stres dan kecemasan, gambaran diri yang positif, kemampuan mengekspresikan emosi dengan baik, memiliki hubungan interpersonal yang baik.
BAB IV Validitas Menggunakan validitas tampang melalui expert judgement.
Daya Diskriminasi Aitem Skala penyesuaian diri diperoleh aitem sebanyak 41 aitem dari 52 aitem, skor total pada aitem-aitem yang berkualitas baik bergerak antara 0.308 sampai dengan 0.640 Reliabilitas Diperoleh koefisien reliabilitas penyesuaian diri sebesar 0.928 Teknik Analisis Data
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji T (t-test) yaitu Independent Sample T-test dengan bantuan SPSS for windows versi 23.0
Uji Asumsi 1. Uji Normalitas Variabel Penyesuaian Diri
Jenis kelamin
KolmogorofSmirnov
P
Keterangan
Laki-laki
0.200
>0.05
Normal
Perempuan
0.058
>0.05
Normal
2. Uji Homogenitas Variabel
Levene
df1
df2
Sig
239
0.731
P
Keterangan
>0.05
Homogen
Statistic Penyesuaian Diri
0.118
1
Uji Hipotesis Variabel
F
Sig
P
Keterangan
(2-tailed) Penyesuaian Diri
0.118
0.022
< 0.05
Terdapat perbedaan
Pembahasan 1. Ada perbedaan penyesuaian diri pada santri di pondok pesantren ditinjau dari jenis kelamin. Didukung dengan penelitian sebelumnya: • Hidayat (2012), yang menyatakan bahwa ada perbedaan penyesuaian diri yang sangat signifikan antara santri putra dan putri diperoleh nilai p = 0,001 atau p < 0,01. 2. Santri putri memiliki mean empirik yang lebih tinggi daripada santri putra. Didukung dengan penelitian sebelumnya: • Basu (2012), yang menyatakan bahwa penyesuaian siswa sekolah menengah perempuan secara signifikan lebih baik daripada laki-laki. • Didukung oleh teori dari Bastable (2002), yang menyatakan remaja putri dianggap lebih mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya karena remaja putri lebih dapat diterima oleh masyarakat dan mengerti apa yang menjadi tuntutan masyarakat.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat perbedaan antara penyesuaian diri santri putra dan santri putri di pondok pesantren. Perbedaan penyesuaian diri terlihat pada hasil perhitungan perbandingan mean empirik dan mean hipotetik yang menunjukkan bahwa santri putri lebih mempunyai penyesuaian diri yang baik Dari hasil penelitian juga diketahui bahwa subjek penelitian baik santri pria maupun santri putri, memiliki kemampuan penyesuaian diri yang berada di kategori yang sama, yaitu kategori tinggi