Perbedaan Pengaruh Latihan Plyometrics dan Berat Badan Terhadap Peningkatan Prestasi Lompat Jauh Oleh : Arif Nur Setyawan.
PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLYOMETRICS DAN BERAT BADAN TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI LOMPAT JAUH OLEH : ARIF NUR SETYAWAN. ABSTRAK Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Perbedaan Pengaruh latihan plyometrics double leg bound dan plyometrics alternate leg bound terhadap peningkatan prestasi lompat jauh.(2) Perbedaan peningkatan prestasi lompat jauh antara berat badan ideal normal (+) dan berat badan ideal normal (-). (3) Pengaruh interaksi antara latihan plyometrics dan berat badan badan terhadap peningkatan prestasi lompat jauh. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan faktorial 2x2. Sampel penelitian adalah siswa putra kelas VIII MTsN Plupuh Sragen yang memiliki berat badan ideal normal (+) dan berat badan ideal normal (-). Besarnya sampel yang diambil untuk penelitian adalah 40 yang terdiri dari 2 kelompok latihan. Sampel dibagi atas 20 siswa dengan berat badan ideal normal (+) dan 20 siswa dengan berat badan ideal normal (-). Pengujian hipotesis dilakukan dengan taraf signifikansi 0,05. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara latihan plyometrics double leg bound dan plyometrics alternate leg bound terhadap peningkatan prestasi lompat jauh. Dari analisis data diperoleh Fhitung = 5.778 > Ftabel = 4.11. Pengaruh latihan plyometrics alternate leg bound lebih baik dari pada plyometrics double leg bound, rata-rata peningkatannya masing-masing adalah 0.326 dan 0.404. (2) Ada perbedaan hasil lompat jauh yang signifikan antara siswa yang memiliki berat badan ideal normal (+) dengan berat badan ideal normal (-). Dari analisis data diperoleh Fhitung = 4.254 > Ftabel = 4.11. Peningkatan prestasi lompat jauh pada siswa yang memiliki berat badan ideal normal (+) lebih baik dari pada yang memiliki berat badan ideal normal (-), rata-rata peningkatannya masing-masing adalah 0.332 dan 0.398.(3) Terdapat pengaruh interaksi yang signifikan antara latihan plyometrics dan berat badan terhadap peningkatan prestasi lompat jauh. Dari analisis data diperoleh Fhitung = 8.591 > Ftabel = 4.11. a) Siswa yang memiliki berat badan ideal normal (-) lebih cocok jika diberikan latihan plyometrics alternate leg bound. b) Siswa yang memilki berat badan ideal normal (+) lebih co Kata Kunci : Latihan Plyometrics, Berat Badan, Peningkatan Prestasi Lompat jauh.
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 15 No. 1 Tahun 2015
36
Perbedaan Pengaruh Latihan Plyometrics dan Berat Badan Terhadap Peningkatan Prestasi Lompat Jauh Oleh : Arif Nur Setyawan.
A. PENDAHULUAN
Proses pembinaan olahraga di Indonesia saat ini belum maksimal. Hal ini terbukti dari
pertandingan dan perlombaan yang telah diikuti belum
menunjukkan hasil yang memuaskan. Misalnya di pentas olahraga tingkat Asia, Indonesia masih ketinggalan jauh dari negara Cina meskipun dalam satu atau dua cabang olahraga prestasi Indonesia telah mencapai tingkat dunia. Proses pembinan olahraga ini harusnya di pahami sebagai suatu sistem yang kompleks, sehingga masalah yang terdapat didalamnya perlu ditelaah dari sudut pandang yang luas. Pembinaan
sebagaimana yang dimaksud antara lain dapat dilakukan
pada aspek gerakan. Gerakan-gerakan dalam bidang olahraga diharapkan dilakukan dengan cara efisien,dan teknik yang benar. Gerakan dikatakan efisien apabila gerakan – gerakan yang terkoordinasi dengan baik dikombinasikan untuk menghasilkan gerakan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas tertentu, dan memanfaatkannya dengan perolehan nilai yang tinggi, dengan arah yang baik, dan menggunakan tenaga sekecil mungkin. Seseorang yang mampu melakukan gerakan - gerakan secara efisien, orang tersebut dapat dikatakan terampil. Gerakan yang terampil pada dasarnya merupakan gerakan yang efisien. Keterkaitan antara berbagai faktor akan dapat menimbulkan gerakan yang efisien. Hal ini sesuai pendapat Drowatzky (1975: 34), yaitu: “ Tiga komponen utama yang mendukung gerakan yang efisien, yaitu: kesegaran jasmani dan kemampuan gerak, kemampuan penginderaan atau sensori serta proses – proses perseptual ”. Untuk itu dalam gerakan efisien diperlukan latihan-latihan yang benar, kontinyu dan teratur serta pemecahan masalah prestasi olahraga yang baik pula. Hal ini disebabkan apabila dalam latihan kurang benar, tidak direncanakan terprogram lebih dahulu maka jalannya latihan kurang sempurna dan prestasi olahraga tidak maksimal. Pemecahan masalah prestasi olahraga harus ditinjau dari ilmu pengetahuan agar mencapai sasaran tertentu yaitu pencapaian prestasi maksimal. Menurut M.
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 15 No. 1 Tahun 2015
37
Perbedaan Pengaruh Latihan Plyometrics dan Berat Badan Terhadap Peningkatan Prestasi Lompat Jauh Oleh : Arif Nur Setyawan.
Sajoto (1990:3-5), prestasi olahraga ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah : 1) faktor biologis, 2) faktor psikologis, 3) faktor lingkungan dan 4) faktor penunjang. Faktor biologis atau fisik yaitu yang berkaitan dengan struktur, postur dan kemampuan biomotorik yang ditentukan secara genetik merupakan salah satu faktor penentu prestasi yang terdiri dari beberapa komponen dasar yaitu : kekuatan (strength), kecepatan (speed), kelentukan (flexibility), kelincahan (agility), daya tahan (endurance), daya ledak (explosive power), keseimbangan (balance), koordinasi (coordination). Sedangkan Sudjarwo (1995: 9-10) mengemukakan “Dalam usaha pencapaian prestasi maksimal sebenarnya ada dua faktor yang menentukan, yakni faktor indogen dan faktor exogen. Faktor indogen adalah beberapa aspek yang harus dipenuhi oleh seseorang atlet untuk dapat mencapai prestasi maksimal seperti bentuk dan proporsi tubuh yang sesuai dengan cebang olahraganya, kemampuan fisik, kesehatan. Faktor exogen adalah faktor diluar atlet yang mempengaruhi pencapaian prestasi maksimal seperti interaksi antara pelatih dan atlet, lingkungan hidup yang menunjang.” Peningkatan prestasi olahraga atletik khususnya lompat jauh banyak mengalami kendala, karena kurangnya pengembangan teori dan pemanfaatan metodologi latihan yang didukung dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan serta peningkatan kualitas pelatihan pembinaan olahraga. Pembinaan tersebut dapat dicapai melalui pembibitan secara dini dan peningkatan melalui pendekatan ilmiah terhadap ilmu-ilmu pengetahuan yang terkait. Menurut Josef Nossek (1981:1) “Berbagai ilmu yang berkaitan dengan olahraga antara lain adalah fisiologi latihan, biomekanika olahraga, pedagogi dibidang olahraga, sosiolagi olahraga, psikolagi olahraga dan kesehatan olahraga”. Sebagai seorang guru maupun pelatih seharusnya mengetahui dan memahami pengetahuan-pengetahuan yang telah disebutkan. Hal ini penting karena pengetahuan-pengetahuan tersebut dapat diacu sebagai konsep yang mendasari dalam penetapan suatu program latihan fisik yang efektif dan dapat diterapkan di dunia pendidikan. Pendidikan memiliki sasaran pedagogis, oleh karena itu pendidikan kurang lengkap tanpa adanya pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan karena gerak
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 15 No. 1 Tahun 2015
38
Perbedaan Pengaruh Latihan Plyometrics dan Berat Badan Terhadap Peningkatan Prestasi Lompat Jauh Oleh : Arif Nur Setyawan.
sebagai aktivitas jasmani adalah dasar bagi manusia untuk mengenal dunia dan dirinya sendiri yang secara alami berkembang searah dengan perkembangan zaman. Lompat jauh tidak hanya sekedar diajarkan sebagai salah satu bagian dari mata pelajaran pendidikan jasmani dan olahraga kesehatan disekolah-sekolah. Pendidikan olahraga dimanfaatkan sebagai alat pendidikan, sehingga menjadi materi pendidikan jasmani. Menurut Sugiyanto (1994: 28) “ aktivitas fisik yang dipilih didalam pendidikan olahraga berupa gerakan-gerakan tubuh dalam polapola tertentu yang bisa merangsang fungsi-fungsi organ tubuh,
serta
meningkatkan efisiensi dan efektifitas gerak tubuh”. Dengan latihan-latihan khusus, lompat jauh bisa menjadi olahraga prestasi bagi siswa. Pembinaan prestasi olahraga melalui kegiatan di sekolah dapat digunakan sebagai pembinaan olahraga prestasi. Tujuan dari pembinaan olahraga prestasi ini yaitu untuk menjaring siswa-siswa yang kompeten sejak dini, sehingga dapat dilakukan pembinaan lebih awal dan dapat dilakukan secara berjenjang. Berkaitan dengan metode latihan kesegaran fisik umum dan khusus, dapat dikemukakan beberapa metode latihan fisik seperti latihan berbeban, latihan interval, latihan sirkuit, dan latihan plyometrics. Masing-masing metode latihan tersebut mempunyai fungsi dan tujuan yang berbeda. Dalam penelitian ini menggunakan metode latihan plyometrics karena latihan plyometrics merupakan suatu metode khusus untuk meningkatkan power yang sesuai dengan cabang olahraga atletik khususnya lompat jauh. Latihan plyometrics berusaha menggunakan berat badan itu sendiri atau menggunakan beberapa alat untuk meningkatkan rangsangan latihan. Latihanlatihan plyometrics diperkirakan menstimulasi berbagai perubahan dalam neuromoskuler, memperbesar kelompok-kelompok otot untuk memberikan respon lebih cepat dan lebih kuat terhadap perubahan-perubahan yang ringan dan panjangnya otot. Salah satu ciri penting latihan plyometrics tampaknya adalah pengkondisisan neuromuskuler sehingga memungkinkan adanya perubahan-
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 15 No. 1 Tahun 2015
39
Perbedaan Pengaruh Latihan Plyometrics dan Berat Badan Terhadap Peningkatan Prestasi Lompat Jauh Oleh : Arif Nur Setyawan.
perubahan arah yang lebih cepat dan lebih kuat, misalnya dari gerakan turun naik pada lompat dan gerakan kaki anterior dan kemudian arah posterior pada waktu lari. Dengan mengurangi waktu yang diperlukan untuk perubahan arah ini, maka kekuatan dan kecepatan dapat ditingkatkan (Radcliffe & Farentinos 1985 : 8-9). Dalam
meningkatkan
prestasi
lompat
jauh
diperlukan
berbagai
pertimbangan dan perhitungan serta analisis yang cermat mengenai faktor-faktor yang menentukan dan menunjang prestasi lompat jauh. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah berat badan Seorang atlet yang kelebihan berat badan dianjurkan berlatih dengan program-program latihan khusus untuk menurunkan berat badan. Kelebihan berat badan secara langsung akan mengurangi kelincahan, ini terjadi pada seluruh tubuh maupun bagian-bagiannya dan mengurangi kecepatan kontraksi otot, dengan demikian akan mengurangi kecepatan. Kecepatan merupakan unsur dari power yang dapat menentukan jauhnya lompatan dalam lompat jauh. Oleh karena itu perlunya pengukuran berat badan ideal normal (+) dan berat badan ideal normal(-) untuk mengetahui prestasi lompat jauh yang telah dilatih dengan latihan plyometrics. Lompat jauh memerlukan unsur-unsur dasar yakni unsur fisik dan teknik. Unsur fisik yang berkaitan dengan kecepatan, tenaga lompat serta tujuan yang diarahkan pada ketrampilan sedangkan unsur teknik berkaitan dengan awalan, tumpuan atau tolakan, saat melayang dan waktu mendarat (Gunter Benhart 1993:45). Kecepatan adalah kemampuan untuk mencapai jarak yang pendek dalam waktu yang sesingkat-singkatnya sedangkan kekuatan adalah kemampuan untuk melakukan usaha maksimum dalam periode yang sesingkat mungkin. Kekuatan seringkali disebut sebagai eksplosive strength dan perwujudan dari hasil usaha dibagi waktu (force dibagi time). Kekuatan dan kecepatan merupakan unsur fisik yang paling menentukan dalam lompat jauh. Kombinasi dari kekuatan dan kecepatan ditunjukkan pada aktivitas anak yang membutuhkan melompat yang jauh dan usaha maksimal lainnya. Tergabung di dalamnya, kontraksi dari
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 15 No. 1 Tahun 2015
40
Perbedaan Pengaruh Latihan Plyometrics dan Berat Badan Terhadap Peningkatan Prestasi Lompat Jauh Oleh : Arif Nur Setyawan.
kecepatan otot, selain itu juga kekuatan dan koordinasi dari pemakaian otot-otot ini, menentukan tingginya kekuatan dari masing-masing anak. Pada anak laki – laki kecepatan gerakan dan kekuatan akan terus meningkat selama remaja dibandingkan dengan anak perempuan. Untuk itu lompat jauh dalam penelitian ini diberikan kepada siswa putra. Siswa rata-rata berada pada usia 13-15 tahun yang tergolong usia muda. Menurut Aip Syarifudin dan Yusuf Hadisasmita (1996;62) “Pada anak-anak usia muda, keadaan jaringan-jaringan tubuhnya masih elastis dan umumnya jaringanjaringan tubuhnya mempunyai kadar fleksibilitas yang tinggi. Selain itu kemampuan fisik dan mentalnya pada anak usia muda masih dalam relatif mantap, sehingga lebih mudah dalam melakukan pembinaannya”. Pada anak-anak usia muda, didalam melakukan kegiatan fisiknya, terutama dalam bentuk ketrampilan gerak lebih cepat dalam mengambil suatu keputusan. Jaringan-jaringan tubuh anak usia muda mempunyai fleksibilitas yang tinggi. Sejalan
dengan
meningkatnya
ukuran
tubuh
dan
meningkatnya
kemampuan fisik, maka akan meningkat pula kemampuan gerak dasar anak usia muda. Peningkatan kemampuan gerak dasar dapat diidentifikasikan dalam bentuk gerakan dengan mekanika tubuh yang makin efisien, lancar dan terkontrol, pola gerakan makin bervariasi dan bertenaga. Pengembangan kemampuan gerak dasar banyak tergantung pada dasar fisiologis, peranan belajar, lingkungan kebudayaan dan kemampuan masing – masing individu. Faktor – faktor biologis dan fisiologi memainkan peranan penting dalam menentukan kemampuan gerak dasar seseorang. Flieshman (1965: 10), menyatakan bahwa : “ Kemampuan gerak dasar seseorang terdapat perbedaan, hal ini tergantung pada sensitif tidaknya otot – otot dan kelompok otot, komposisi jaringan otot atau perbedaan susunan sistem saraf pusat”. Itulah sebabnya dalam pengembangan kemampuan gerak dasar, pada usia anak muda harus sudah mulai latihan agar nantinya dapat mencapai puncak prestasi yang tinggi sesuai dengan harapan.
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 15 No. 1 Tahun 2015
41
Perbedaan Pengaruh Latihan Plyometrics dan Berat Badan Terhadap Peningkatan Prestasi Lompat Jauh Oleh : Arif Nur Setyawan.
B. METODE PENELITIAN
1. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Dasar pengunaan metode ini adalah kegiatan percobaan
yang diawali dengan memberikan
perlakuan kepada subyek yang diakhiri dengan suatu bentuk tes guna mengetahui pengaruh perlakuan yang telah diberikan . Dalam eksperimen ini digunakan rancangan faktorial 2 x 2. Perolehan data dalam penelitian ini adalah data berat badan yang diperhitungkan atas dasar pengukuran tinggi dan berat badan dengan rumus modifikasi indeks Brocca yang lain, yakni dihitung diatas dan dibawah 10 % dari berat ideal (Mulyono B,1994: 42). Tinggi badan diukur pada sikap berdiri anatomi, Pengukuran dari vertex sampai alas kaki. Alat yang digunakan adalah ”Stadiometer”. Hasil pengukuran dicatat sampai dengan 0,5 cm. Sedangkan berat badan diukur juga dengan ”Stadiometer”, dicatat sampai dengan 0,5 kg. Selanjutnya setelah ditentukan kelompok latihan diadakan tes plyometrics untuk menentukan beban maksimal yang didasarkan oleh program latihan
Nosseck
(1982:81). Untuk memperoleh data lompat jauh dalam penelitian ini diadakan tes kemampuan lompat jauh gaya jongkok (sportsrules.50g.com/fieldathletics.htm).
2. Teknik Analisis Data a) Mencari Reliabilitas
Sebelum data hasil penelitian dianalisis terlebih dahulu data harus dicari reliabilitasnya, untuk mengetahui keajegan dari tes yang bersangkutan. Uji relibilitas dalam penelitian ini dengan menggunakan anava ( Thomas, Nelson, 2001 : 187).
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 15 No. 1 Tahun 2015
42
Perbedaan Pengaruh Latihan Plyometrics dan Berat Badan Terhadap Peningkatan Prestasi Lompat Jauh Oleh : Arif Nur Setyawan.
b) Uji Prasyarat Analisis Uji prasyarat analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Adapun langkah-langkah uji prasyarat dalam penelitian diuraikan ini sebagai berikut: 1) Uji Normalitas Metode Lilliefors Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah sampel penelitian ini berasal dari populasi yang normal atau tidak.(Sudjana 2005:132) 2) Uji Homogenitas Dalam uji homogenitas menggunakan Uji Bartlett dengan α = 0,05 3) Uji Hipotesis Data hasil tes akhir lompat jauh dianalisis dengan statistika anava dua jalur dan pengujian hipotesis dengan perhitungan uji F pada taraf signifikan 0,05 % yang ada pada tahap sebelumnya dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas sampel (uji Lilliefors dengan α = 0,05 %) dan uji homogenitas varians (uji Bartlett dengan α = 0,05 %) C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengujian hipotesis penelitian dilakukan berdasarkan hasil analisis data dan interprestasi analisis varians. Uji rentang Newman-Keuls ditempuh sebagai langkah-langkah uji rata-rata setelah Anava. Berkenaan dengan hasil analisis varians dan uji rentang Newman-Keuls.
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 15 No. 1 Tahun 2015
43
Perbedaan Pengaruh Latihan Plyometrics dan Berat Badan Terhadap Peningkatan Prestasi Lompat Jauh Oleh : Arif Nur Setyawan.
Variabel A1
Rerata Prestasi
B1
A2
B2
B1
B2
Lompat jauh Hasil tes awal
3.677
3.957
3.702
3.968
Hasil tes akhir
4.017
4.269
4.025
4.452
Peningkatan
0.340
0.312
0.323
0.484
Keterangan : A1
= Latihan plyometrics double leg bound.
A2
= Latihan plyometrics alternate leg bound.
B1
= Kelompok siswa yang memiliki berat badan ideal normal (+)
B2
= Kelompok siswa yang memiliki berat badan ideal normal (-) Faktor
A = Metode latihan plyometrics Taraf
B = Berat badan
A1
A2
Rerata
A1 – A2
B1
0.340
0.323
0.332
0.017
B2
0.312
0.484
0.398
0.172
Rerata
0.326
0.404
B1 – B2
0.028
0.161
0.067 0.078
-
1. Pengujian Hipotesis I Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa latihan plyometrics double leg bound
memberikan dampak peningkatan yang berbeda dibandingkan dengan
latihan plyometrics alternate leg bound. Hal ini dibuktikan dari nilai Fhitung = 5.778 > Ftabel = 4.11. Dengan demikian hipotesa nol (H0) ditolak, ini berarti pernyataan ada perbedaan pengaruh antara latihan plyometrics double leg bound Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 15 No. 1 Tahun 2015
44
Perbedaan Pengaruh Latihan Plyometrics dan Berat Badan Terhadap Peningkatan Prestasi Lompat Jauh Oleh : Arif Nur Setyawan.
dan latihan plyometrics alternate leg bound terhadap prestasi lompat jauh dapat diterima kebenarannya. Latihan plyometrics double leg bound
memberikan
dampak peningkatan yang berbeda dengan latihan plyometrics alternate leg bound. Dari analisis lanjutan dapat dikemukakan bahwa
latihan plyometrics
alternate leg bound memberikan dampak terhadap peningkatan prestasi lompat jauh yang lebih baik dari pada latihan plyometrics double leg bound, dengan ratarata peningkatan masing-masing yaitu 0.326 dan 0.404. 2. Pengujian Hipotesis II Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang memiliki berat badan ideal normal (+) memberikan dampak peningkatan prestasi lompat jauh yang berbeda dibandingkan dengan siswa yang memiliki berat badan ideal normal (-). Hal ini dibuktikan dari nilai Fhitung = 4.254 > Ftabel = 4.11. Dengan demikian hipotesa nol (H0) ditolak. Ini berarti pernyataan ada perbedaan prestasi lompat jauh antara siswa yang memiliki berat badan ideal normal (+) dan berat badan ideal normal (-) dapat diterima kebenarannya. Siswa yang memiliki berat badan ideal normal (+) memberikan dampak peningkatan prestasi lompat jauh yang berbeda dengan siswa yang memiliki berat badan ideal normal (-). Dari analisis lanjutan dapat dikemukakan bahwa siswa yang memiliki berat badan ideal normal (-) memberikan dampak peningkatan prestasi lompat jauh yang lebih baik dari pada siswa yang memiliki berat badan ideal normal (+), dengan rata-rata peningkatan masing-masing yaitu 0.332 dan 0.398. 3. Pengujian Hipotesis III Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara latihan plyometrics dan tingkat berat badan sangat bermakna. Karena Fhitung = 8.591 > Ftabel = 4.11. Dengan demikian hipotesa nol ditolak. Terdapat interaksi yang signifikan antara jenis latihan plyometrics dan tingkat berat badan.
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 15 No. 1 Tahun 2015
45
Perbedaan Pengaruh Latihan Plyometrics dan Berat Badan Terhadap Peningkatan Prestasi Lompat Jauh Oleh : Arif Nur Setyawan.
Pembahasan Hasil Penelitian Pembahasan hasil penelitian ini memberikan penafsiran yang lebih lanjut mengenai hasil-hasil analisis data yang telah dikemukakan. Berdasarkan pengujian hipotesis telah menghasilkan dua kelompok kesimpulan analisis yaitu : (a) Ada perbedaan pengaruh yang bermakna antara faktor-faktor utama penelitian. Faktor utama yang diteliti meliputi: 1) Perbedaan jenis latihan plyometrics 2) Perbedaan tingkat berat badan (b) Ada interaksi yang bermakna antara faktor-faktor utama dalam bentuk interaksi dua faktor. Kelompok kesimpulan analisis dapat dipaparkan lebih lanjut sebagai berikut: 1. Perbandingan Latihan Plyometrics Double Leg Bound Dan Alternate Leg Bound Berdasarkan pengujian hipotesis pertama ternyata ada perbedaan pengaruh yang nyata antara kelompok siswa yang mendapatkan latihan plyometrics double leg bound dan kelompok siswa yang mendapatkan latihan plyometrics alternate leg bound terhadap peningkatan prestasi lompat jauh. Pada kelompok siswa yang mendapat latihan plyometrics alternate leg bound memberikan dampak peningkatan prestasi lompat jauh yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok siswa yang mendapat latihan plyometrics double leg bound. Pola gerakan latihan plyometrics alternate leg bound lebih sesuai dengan karakteristik keterampilan gerak tumpuan lompat jauh. Dari angka-angka yang dihasilkan dalam analisis data menunjukkan bahwa perbandingan rata-rata peningkatan persentase prestasi lompat jauh yang dihasilkan oleh latihan plyometrics alternate leg bound lebih tinggi 0.078 daripada dengan latihan plyometrics double leg bound.
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 15 No. 1 Tahun 2015
46
Perbedaan Pengaruh Latihan Plyometrics dan Berat Badan Terhadap Peningkatan Prestasi Lompat Jauh Oleh : Arif Nur Setyawan.
2. Perbandingan Antara Taraf Berat Badan Ideal Normal (+) dan Berat Badan Ideal Normal (-) Berdasarkan pengujian hipotesis ke dua ternyata ada perbedaan pengaruh yang nyata antara kelompok siswa dengan berat badan ideal normal (+) dan berat badan ideal normal (-) terhadap peningkatan prestasi lompat jauh. Pada kelompok siswa dengan berat badan ideal normal (-) memberikan dampak peningkatan prestasi lompat jauh lebih tinggi dibanding kelompok siswa dengan berat badan ideal normal (+). Pada kelompok siswa berat badan ideal normal (-) memiliki kemampuan untuk melakukan latihan plyometrics dengan kecepatan yang lebih tinggi dari pada siswa yang memiliki berat badan ideal normal (+). Kelebihan berat badan mengurangi kecepatan kontraksi otot dengan demikian akan mengurangi kecepatan gerak sedangkan kecepatan merupakan bagian dari power yang merupakan unsur penting penentu dalam lompat jauh. Siswa yang memiliki berat badan ideal normal (-) memiliki kemampuan untuk melakukan latihan plyometrics dan perlombaan lompat jauh yang lebih baik, dari pada siswa yang memiliki berat badan ideal normal (+). Dari angka-angka yang dihasilkan dalam analisis data menunjukkan bahwa perbandingan rata-rata peningkatan prestasi lompat jauh pada siswa yang memiliki berat badan ideal normal (-) 0.067 yang lebih tinggi dari pada kelompok siswa yang memiliki berat badan ideal normal (+). 3. Interaksi Antara Latihan Plyometrics dengan Tingkat Berat badan Dari tabel ringkasan hasil analisis varian dua faktor, nampak bahwa faktorfaktor utama penelitian dalam bentuk dua faktor menunjukkan interaksi yang nyata.
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 15 No. 1 Tahun 2015
47
Perbedaan Pengaruh Latihan Plyometrics dan Berat Badan Terhadap Peningkatan Prestasi Lompat Jauh Oleh : Arif Nur Setyawan.
Faktor
A = Metode latihan plyometrics Taraf
B = Berat badan
A1
A2
Rerata
A1 – A2
B1
0.340
0.323
0.332
0.017
B2
0.312
0.484
0.398
0.172
Rerata
0.326
0.404
B1 – B2
0.028
0.161
0.067 0.078
-
Berdasarkan hasil penelitian yang dicapai, ternyata siswa yang memiliki berat badan ideal normal (-) dengan latihan plyometrics alternate leg bound, memberikan dampak peningkatan prestasi lompat jauh yang lebih baik dibandingkan siswa dengan berat badan ideal normal (+) dan mendapat perlakuan latihan plyometrics alternate leg bound. Hal ini terbukti dari analisis data diperoleh peningkatan prestasi lompat jauh pada latihan plyometrics alternate leg bound kategori berat badan ideal normal (-) sebesar 0,484 lebih tinggi daripada kelompok perlakuan latihan plyomerics double leg bound kategori berat badan ideal normal (+) dengan nilai peningkatan sebesar 0,323. Dengan demikian latihan alternate leg bound lebih cocok diberikan pada siswa yang memiliki berat badan ideal normal (-). Siswa yang memiliki berat badan ideal normal (+) memberikan dampak peningkatan prestasi lompat jauh yang besar jika dilatih dengan latihan plyometrics double leg bound. Hal ini terbukti dari analisis data diperoleh peningkatan prestasi lompat jauh pada latihan plyometrics double leg bound dengan berat badan ideal normal (+) peningkatannya sebesar 0,340 lebih tinggi daripada kelompok perlakuan latihan plyometrics alternate leg bound sebesar 0,312. Dengan demikian latihan double leg bound lebih cocok diberikan pada siswa yang memiliki berat badan ideal normal (+). Kefektifan penggunaan metode latihan plyometrics dipengaruhi oleh klasifikasi berat badan yang dimiliki siswa.
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 15 No. 1 Tahun 2015
48
Perbedaan Pengaruh Latihan Plyometrics dan Berat Badan Terhadap Peningkatan Prestasi Lompat Jauh Oleh : Arif Nur Setyawan.
D. KESIMPULAN Sesuai dengan deskripsi sajian analisis data dan pembahasannya, maka dapat ditarik simpulan penelitian sebagai berikut: 1. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara latihan plyometrics double leg bound dan alternate leg bound dalam meningkatkan prestasi lompat jauh. Pengaruh latihan plyometrics alternate leg bound lebih baik dari pada plyometrics double leg bound, rata-rata peningkatannya masing-masing adalah 0.326 dan 0.404. 2. Ada perbedaan hasil lompat jauh yang signifikan antara siswa yang memiliki berat badan ideal normal (+) dengan berat badan normal. Peningkatan prestasi lompat jauh pada siswa yang memiliki berat badan ideal normal (+) lebih baik dari pada yang memiliki berat badan ideal normal (-), rata-rata peningkatannya masing-masing adalah 0.332 dan 0.398 3. Terdapat pengaruh interaksi yang signifikan antara latihan plyometrics dan berat badan terhadap prestasi lompat jauh . (a) Siswa yang memiliki berat badan ideal normal (-) lebih cocok jika diberikan latihan plyometrics alternate leg bound. (b) Siswa dengan berat badan ideal normal (+) lebih cocok jika diberikan latihan plyometrics double leg bound.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, A. 2004. Tubuh Ideal Sehat. http: // www.gizi.net/gaya-hidup/ Tubuhideal-sehat. PDF. Diakses Rabu 25 Februari 2009. Bakhtiar, M .1994. Pengukuran dan Evaluasi Olahraga. Surakarta : Sebelas Maret University Press. Bompa, Tudor O. 1990. The Theory and Metodology of Training the Key to Athletic Performance. Dubuque, IOWA: Kendall/Hunt. Chu, Donald A., 1992. Jumping into plyometrics.champaign, Illonis:Leisure Press
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 15 No. 1 Tahun 2015
49
Perbedaan Pengaruh Latihan Plyometrics dan Berat Badan Terhadap Peningkatan Prestasi Lompat Jauh Oleh : Arif Nur Setyawan.
Davis, D. , Kimmet, T., and Auty, M., 1989. Physical Education : Theory and Practice. Suoth Melbourne : The Macmillan Company of Australia, Ply. Ltd Fleishman, Edwin A. 1965. The Structure and Measurement of Physical Fitnes. Washington, DC : Prentice Hall Inc. Fox, EL., Bowers, RW., Foss, ML. 1988. The Psysiological Basis of Physical Education and Athletik. Philadelpia : WB. Sounders Company. Hadisamita, Y dan Syarifuddin, A, 1996. Ilmu Kepelatihan dasar. Jakarta: Departemen pendidikan dan Kebudayaan Direktotat Jenderal Pendidikan Tinggi. Hidayatullah, M.F.1995. Teori umum Latihan : Terjemahan General Theory of Training. Josef Nossek. Surakarta: Sebelas Maret University Press. Hidayat, I. 2003. Biomekanika: Pendekatan Sistem Pembelajaran Gerak. Bandung: Program Pasca sarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Pate, RR., McClenaghan, B., and Rotella, R., 1984. Scientific Foundations of Coaching. Philadelphia : Saunders College Publiser.. Sajoto, M.1995. Peningkatan dan Pembinaan kekuatan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Semarang: Dahara Press Soedarminto,1992. Kinesiologi. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Tenaga Kependidikan. Sugiyanto, 1994. Belajar Gerak. Surakarta : Sebelas Maret University Press.. Siswandari., 2006. Bahan Ajar Statistika Berbantuan Komputer. Surakarta Thomas, J.P., Nelson, J.K. 2001. Research Methods in Physical Aktivity. Secon Edition. Champaign Illionis. Human Kinetic Publiser.
BIODATA PENULIS: Arif Nur Setyawan, S.Pd, M.Or Pendidikan
:
S1 : Program studi pendidikan Kepelatihan Olahraga UNS Surakarta
S2 : Prodi ilmu Olahraga UNS Surakarta
Pekerjaan
: Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga, FKIP, UTP
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 15 No. 1 Tahun 2015
50