PERBEDAAN MOTIVASI BELAJAR EKONOMI SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA POWERPOINT DAN PEMBELAJARAN AKTIF DENGAN SISWA YANG MENGGUNAKAN MEDIA CETAK DAN CERAMAH PADA SISWA KELAS X DI SMAN 1 LENGAYANG
Oleh: ELKA PUTRI DEWI 2008 / 05658
PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI PADANG Wisuda Periode Maret 2013
PERBEDAAN MOTIVASI BELAJAR EKONOMI SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA POWERPOINT DAN PEMBELAJARAN AKTIF DENGAN SISWA YANG MENGGUNAKAN MEDIA CETAK DAN CERAMAH PADA SISWA KELAS X DI SMAN 1 LENGAYANG Differences In Student Learning Motivation Using Economic Media Powerpoint And Active Learning With Students Using The Print Media And Lectures Methods To Students In Class X SMAN 1 Lengayang ELKA PUTRI DEWI Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus Air Tawar Padang Email :
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan motivasi belajar ekonomi siswa antara menggunakan media powerpoint dan pembelajaran aktif dengan media cetak dan ceramah pada siswa kelas X SMAN 1 Lengayang. Jenis penelitian ini adalah eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMAN 1 Lengayang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan purposive sampling dan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah kelas XF (eksperimen) dan kelas XG (kontrol). Jenis data yang digunakan adalah data primer yaitu angket yang diberikan kepada kedua kelas sampel, kemudian data dianalisis dengan menggunakan uji t dengan α= 0,05. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara motivasi belajar siswa yang diajar dengan menggunakan media powerpoint dan pembelajaran aktif dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan media cetak dan ceramah pada mata pelajaran ekonomi kelas X di SMAN 1 Lengayang. Berdasarkan hasil penelitian di atas, disarankan kepada guru di SMAN 1 Lengayang untuk dapat menggunakan media powerpoint dalam proses pembelajaran dan menerapkan metode belajar aktif, khususnya pada mata pelajaran ekonomi. Kata Kunci : Media powerpoint, pembelajaran aktif, Motivasi Belajar ABSTRACT This research aimed to determine whether there are differences between the students' motivation to learn economics using powerpoint media and active learning with print media and lectures in class X SMAN 1 Lengayang. This type of research is experimental. The population in this study were all students of class X SMAN 1 Lengayang. The sampling technique used purposive sampling and the sample in this study is the class XF (experiment) and class XG (control). Types of data used are primary data is questionnaire given to both classes of samples, and the data were analyzed using t-test with α = 0.05. The results of this study indicate that there are significant differences between students' motivation are taught using powerpoint media and active learning than students who are taught by the print media and lectures on economic subjects in class X in SMAN 1 Lengayang. Based on the above results, it is suggested to teachers at SMAN 1 Lengayang to use powerpoint media in learning and applying active learning methods, especially on economic subjects. Keyword: Media powerpoint, active learning, motivation learning
PENDAHULUAN Pendidikan adalah hak azasi manusia yang paling mendasar dan bersifat universal, dalam mencapai tujuan pendidikan nasional maka perlu dilaksanakan peningkatan pendidikan yang dititik beratkan pada peningkatan mutu pendidikan , dan salah satu upaya peningkatan mutu pendidikan dengan cara memperbaiki proses belajar mengajar (PBM). Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan, agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Guru sebagai orang yang sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar maka untuk mencapai hasil belajar yang optimal harus bisa menciptakan pembelajaran yang bisa meningkatkan motivasi siswa dalam proses belajar mengajar. Fakta yang penulis temukan di SMAN 1 Lengayang terlihat bahwa motivasi belajar siswa masih rendah, dimana indikator dari rendahnya motivasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi, dapat dilihat pada Tabel berikut : Tabel 1 : Indikator Rendahnya Motivasi Belajar Ekonomi Siswa Kelas X SMAN 1 Lengayang Indikator Rendahnya Motivasi Belajar Siswa Keluar masuk saat PBM Tidak memperhatik an guru Tidak mencatat Siswa bertanya Siswa menjawab pertanyaan Tidak mengerjakan tugas
Kelas XA (32)
XB (40)
XC (42)
XD (41)
XE (41)
XF (40)
XG (41)
3
6
4
4
5
6
6
9
13
14
11
10
16
18
8
14
11
10
11
15
12
5
3
2
4
1
1
2
4
1
1
3
2
1
3
3
7
4
4
6
8
7
Sumber: Hasil observasi 2012 Selain itu kita juga dapat melihat dari rendahnya nilai rata-rata ujian mid semester 1 kelas X mata pelajaran ekonomi tahun ajaran 2012/2013, seperti yang terlihat pada Tabel berikut ini:
Tabel 2. Nilai Rata-rata Ujian Mid Semester 1 Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X SMA 1 Lengayang No
Kelas
Jumlah siswa
Nilai Rata-Rata
KKM
1 2 3 4 5 6 7
XA XB XC XD XE XF XG
32 40 42 41 41 40 41
77 58,39 49,38 61,32 66,36 54,91 55,17
65 65 65 65 65 65 65
Sumber: guru bidang studi ekonomi SMA N 1 Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan 2012 Dari Tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata siswa pada beberapa kelas masih ada yang dibawah angka ketuntasan minimal (KKM) yakni 65, yaitu kelas XB, XC, XD, XF dan XG, sementara yang telah di atas KKM hanya ada dua kelas yaitu kelas XA dan XE. Rendahnya hasil belajar siswa dalam mata pelajaran ekonomi ini disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya di duga disebabkan oleh rendahnya motivasi belajar siswa. Berdasarkan observasi dan wawancara penulis dengan guru ekonomi di SMA 1 Lengayang, dapat diketahui bahwa rendahnya motivasi belajar ini terjadi karena proses pembelajaran di sekolah masih terpusat pada guru sehingga proses pembelajaran menjadi monoton, setelah itu siswa di suruh mengerjakan latihan yang di berikan guru dalam bentuk LKS, komunikasi juga berlangsung satu arah, yaitu guru mentransfer pengetahuan kepada siswa sedangkan siswa hanya mendengarkan selama proses pembelajaran berlangsung sehingga untuk bertanya mengenai materi pembelajaran hanya satu atau dua orang saja dan biasanya masih di dominasi dari anak yang sama. Proses pembelajaran seperti ini mengakibatkan motivasi belajar pada siswa lain menjadi rendah sehingga kurangnya pemahaman materi pada siswa, hal ini terbukti ketika guru meminta penjelasan ulang atau memberikan pertanyaan mengenai materi yang telah di jelaskan tapi siswa tidak mampu menjelaskannya dengan benar. Melihat keadaan yang seperti ini guru harus mampu memperbaiki proses belajar mengajar menjadi lebih menarik dengan memilih media sebagai alat bantu mengajar dan dipadukan 1
dengan strategi pembelajaran yang tepat dan menyenangkan. Menurut Daryanto (2010:67) media presentasi (powerpoint) adalah media yang dikemas dalam sebuah program komputer dan disajikan melalui perangkat alat saji (proyektor), pesan yang dikemas bisa berupa teks, gambar, animasi dan video yang dikombinasikan dalam satu kesatuan yang utuh. Hal ini sejalan dengan pendapat Wena (2011:203) “pembelajaran dengan menggunakan media komputer adalah pembelajaran dengan meggunakan komputer sebagai alat bantu, bahan ajar disajikan melalui media komputer sehingga kegiatan belajar mengajar menjadi menarik dan menantang bagi siswa”. Sedangkan strategi pembelajaran aktif yang di kemukakan oleh Silberman (2006:254) kiranya dapat mengaktifkan guru dalam mengajar dan siswa dalam belajar terdiri atas 101 tipe, dianataranya adalah tipe memberikan pertanyaan dan mendapatkan jawaban (Giving Question and Getting Answer). Strategi pembelajaran aktif tipe ini membantu siswa untuk memikirkan kembali informasi/pengetahuan dari materi pembelajaran yang baru di pelajari sehingga dapat menimbulkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran hal ini secara tidak langsung akan meningkatkan motivasi belajar pada siswa serta memberikan pengaruh positif terhadap hasil belajar. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Menurut Muri (2009:217) “penelitian eksperimen adalah penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat”. Dalam penelitian ini siswa di bedakan atas dua kelas yaitu, kelas eksperimen dan kelas kontrol. Rancangan penelitian yang digunakan yaitu post test only control group design dimana pada langkah awal peneliti memilih kelompok eksperimen dan kelompok kontrol secara random, selanjutnya kelas eksperimen diberikan perlakuan. Pada kegiatan akhir, kepada kedua kelompok diberikan posttest, akibat dari perlakuan tersebut adalah selisih O1 dan O2. (Muri:2005:241). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMAN 1 Lengayang sebanyak 277 orang. Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah kelas XF (eksperimen) sebanyak 40 orang 2
dan kelas XG (kontrol) sebanyak 41 orang, yang ditarik menggunakan teknik purposive sampling method. Prosedur penelitian terdiri dari tiga tahap yaitu: Tahap Persiapan Pada tahap persiapan ini penulis mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan penelitian seperti: Menetapkan jadwal penelitian, memilih kompetensi dasar yang akan di jadikan eksperimen sesuai dengan kurikulum, menyusun rencana pembelajaran dan silabus, mempersiapkan perangkat pembelajaran dan merancang media power point yang akan di berikan sesuai dengan materi. Tahap Pelaksanaan Dalam pelaksanaan penelitian ini, siswa dibedakan atas dua kelas yaitu kelas eksperimen yang diajar dengan menggunakan media powerpoint dan strategi belajar aktif dan kelas Kontrol yang diajar dengan media cetak dan ceramah. Penelitian dilakukan dalam dua kali pertemuan dengan waktu dua jam pelajaran (2x45). . Tahap Evaluasi / Penyelesaian Memberikan angket pada kedua kelas sampel setelah penelitian pembelajaran berakhir, guna melihat hasil perlakuan yang diberikan, mengolah data dari kedua sampel, baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol, menarik kesimpulan dari hasil yang didapat sesuai dengan teknis analisis data yang digunakan. Instrumen penelitian yang digunakan berupa kuesioner atau angket. Sebelum digunakan sebagai alat pengumpul data penelitian, angket terlebih dahulu diujicobakan kepada siswa kelas XC di SMA N 1 Lengayang untuk mengukur tingkat validitas dan reliabilitas angket tersebut. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument, Arikunto (2006:168). Uji validitas menggunakan Product Moment Correlation. Reliabilitas adalah suatu uji yang menunjukkan pada pengertian bahwa suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data penelitian karena instrumen tersebut sudah baik/valid, Arikunto (2006:178). Uji reliabilitas menggunakan Croanbach Alpha. Berdasarkan hasil uji coba tersebut, dari 20 pernyataan, terdapat 3 pernyataan yang tidak valid, 2 pernyataan
dibuang dan 1 pernyataan direvisi. Dari hasil uji coba juga diperoleh hasil bahwa angket telah reliable untuk digunakan sebagai alat pengumpul data penelitian. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif dan analisis induktif. Analisis deskriptif yang dipakai dalam penelitian ini adalah analisis persentase, rata-rata, dan TCR, serta interpretasi terhadap analisis tersebut. Untuk induktif, digunakan uji t. Sebelum dilakukan uji t terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas, dan uji homogenitas. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.
Hasil Penelitian Dari hasil pengumpulan data motivasi belajar pada kedua kelas sampel diperoleh skor rata-rata kelas eksperimen sebesar 4,47 dengan TCR 89,40 yang dikategorikan baik dan kelas kontrol 3,99 dengan TCR 79,72 yang dikategorikan cukup. Sebelum melakukan uji t, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas sebaran data dan uji homogenitas varians. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Untuk melakukan uji normalitas dilakukan dengan analisis statistik SPSS uji one sample KalmogravSmirnov dengan α 0.05 yang kriterianya sebagai berikut : Jika sig ≥ α berarti data yang diambil berdistrubusi normal Jika sig < α berarti data yang diambil tidak berdistrubusi normal Hasil uji normalitas kelas eksperimen diperoleh sig 0,689 > 0.05 dan kelas kontrol Sig 0,500 > 0,05. Dengan demikian kedua kelas sampel berdistribusi normal. Selanjutnya dilakukan uji homogenitas yang bertujuan untuk melihat apakah kedua kelompok data mempunyai varians yang homogenitas atau tidak. Dalam pengujian homogenitas digunakan rumus oneway. Pengujian tersebut dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 19 . Data dikatakan homogen apabila sig hasil uji lebih besar dari α 0,05 dimana dari hasil uji homogenitas diperoleh sig 0,333> 0,05 yang berarti kedua kelas sampel variansnya homogen. Setelah dilakukan uji prasyarat, maka dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji t,
untuk membuktikan hipotesis yang telah diajukan dalam penelitian ini yaitu: Terdapat perbedaan yang signifikan antara motivasi siswa yang diajar dengan media powerpoint dan strategi aktif dengan pembelajaran yang menggunakan media cetak dan ceramah pada siswa kelas X SMAN 1 Lengayang. Berdasarkan perhitungan uji t diperoleh thit > ttab (3,912 > 2,021) atau sig < α (0,000<0,05) akibatnya Ho ditolak atau Ha diterima. Artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara motivasi siswa yang diajar dengan media powerpoint dan strategi aktif dengan motivasi siswa yang diajar dengan menggunakan media cetak dan ceramah pada siswa kelas X SMAN 1 Lengayang. B.
Pembahasan Dari hasil penelitian membuktikan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara motivasi belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol. Siswa kelas eksperimen mempunyai hasil motivasi belajar lebih tinggi dibanding dengan kelas kontrol. Hal ini terbukti dengan rerata skor siswa kelas eksperimen 4,47 dengan TCR 89,40 yang tergolong pada kategori baik sedangkan rerata kelas kontrol 3,99 dengan TCR 79,72 yang tergolong pada kategori cukup. Sedangkan hasil pengujian hipotesis thit > ttab (3,912 > 2,021) atau sig < α (0,000<0,05) Hal ini berarti bahwa siswa pada kelas eksperimen lebih termotivasi untuk belajar dibandingkan dengan kelas kontrol. Lebih tingginya motivasi siswa pada kelas eksperimen dari siswa kelas kontrol disebabkan karena pada siswa kelas eksperimen yang telah diberikan active learning tipe memberikan pertanyaan dan mendapatkan jawaban yang dibantu dengan media powerpoint. Dengan begitu siswa lebih dapat memahami pelajaran berdasarkan apa yang ia dengar, lihat, tayangkan, atau berdiskusi dengan teman lain. Hal ini sesuai dengan tinjauan teori silberman (2006:23) bahwa: “Apa yang saya dengar, lihat dan tanyakan atau diskusikan dengan beberapa teman lain, saya mulai paham”. “Apa yang saya dengar, lihat, diskusikan dan lakukan, saya memperoleh pengetahuan dan keterampilan”. “Apa yang saya ajarkan pada orang lain, saya kuasai”. Active learning pada dasarnya berusaha untuk menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan, tidak menjadi hal yang 3
membosankan bagi siswa. Siswa tidak pasif hanya mendengar dan mencatat, tetapi siswalah yang aktif dalam pembelajaran. Siswa dapat berdiskusi bersama teman-temannya dalam membangun pengetahuan atau pemahaman mereka. Sesuai dengan skenario pembelajaran, pada kelas eksperimen penerapan Active learning tipe memberikan pertanyaan dan mendapatkan jawaban dilakukan dengan cara membagi siswa kedalam 4 kelompok yang terdiri dari 8 atau 9 orang kemudian peneliti menjelaskan materi secara ringkas dengan bantuan media powerpoint, dengan menggunakan powerpoint materi yang disampaikan benar-benar terjaga kekonsistenan urutannya sehingga lebih mudah menyampaikan konsep dan siswa lebih mudah memahaminya. Selain itu dengan powerpoint, materi dapat disajikan dengan cara yang menarik bagi siswa seperti background warna yang bermacam-macam, animasi, penampilan huruf dan lain sebagainya, sehingga siswa lebih fokus memperhatikan pelajaran. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sutatmi dan Supriyanto (2005:2) bahwa dengan penggunaan media powerpoint, suasana belajar akan lebih hidup, menarik dan efektif dengan adanya efek animasi dan multimedia yang menyertainya. setelah itu untuk melaksanakan active learning tipe memberikan pertanyaan dan mendapatkan jawaban dilakukan dengan cara membagikan 2 buah kartu kepada masing-masing kelompok, dimana kartu 1 diisi tentang materi yang ingin mereka tanyakan sedangkan kartu 2 diisi tentang materi yang sudah mereka pahami dan bisa mereka jelaskan. Setelah itu masingmasing kelompok melaporkan hasil diskusi yang telah mereka isi pada kertas pertanyaan dan kertas jawaban untuk kemudian didiskusikan bersama dengan cara setiap kelompok diperintahkan untuk memilih pertanyaan yang akan dijawab. Dalam penerapan active learning tipe memberikan pertanyaan dan mendapatkan jawaban ini peneliti dapat melihat sebagian besar siswa telah berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran, dimana peneliti sudah mencatat nama-nama siswa yang aktif selama diskusi. Namun kendala yang peneliti temukan adalah penggunaan waktu yang kurang efektif dan efisien. Dimana jam pelajaran berakhir pada saat diskusi masih berjalan.
4
Sedangkan pada kelas kontrol pembelajaran dilakukan seperti biasa (konvensional) dimana peneliti menjelaskan materi pelajaran dengan metode ceramah selanjutnya peneliti memberi kesempatan kepada siswa untuk Tanya jawab jika ada materi yang belum dipahami sementara itu peneliti mencatat nama siswa yang aktif dalam bertanya ataupun menjawab. Namun faktanya siswa terlihat sangat berat mengacungkan tangan baik untuk bertanya maupun menjawab. Setelah tidak ada lagi pertanyaan dari siswa peneliti membagikan LKS sesuai dengan materi yang sedang dipelajari., sedangkan pada saat mengerjakan LKS banyak yang mencontoh apa yang dikerjakan temannya. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yuli (2008) dalam skripsinya dengan judul “penerapan pembelajaran aktif tipe memberikan pertanyaan dan mendapatkan jawaban pada siswa kelas VIII SMPN 13 Padang Tahun Pelajaran 2007/2008”, dimana hasil penelitiannya mengatakan bahwa motivasi dan hasil belajar matematika siswa yang pembelajarannya menggunakan pembelajran aktif tipe memberikan pertanyaan dan mendapatkan jawaban lebih baik dari pada motivasi dan hasil belajar matematika siswa yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran konvensional. Yuli (2008) dalam skripsinya juga mengatakan bahwa pembelajaran aktif (active learning) adalah metode yang sangat menarik perhatian siswa dan memicu siswa untuk lebih memotivasi dirinya lebih kreatif dan kritis dalam belajar. Selanjutnya penelitian Husnawita (2009) dalam skripsinya dengan judul “pengaruh penggunaan powerpoint terhadap motivasi dan hasil belajar siswa pada pokok bahasan larutan larutan elektrolit dan nonelektrolit di kelas X SMAN 5 Padang”, hasil penelitiannya mengatakan bahwa motivasi dan hasil belajar dengan menggunakan powerpoint lebih tinggi dari pada motivasi dan hasil belajar siswa tanpa menggunakan media powerpoint pada poko bahasan larutan elektrolit dan nonelektrolit di SMAN 5 Padang. Berdasarkan hasil analisis di atas dengan demikian dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa yang diajar dengan media powerpoint dan strategi aktif tipe memberikan pertanyaan dan mendapatkan jawaban lebih baik
dari pada motivasi belajar siswa yang diajar dengan media cetak dan metode ceramah pada mata pelajaran ekonomi di SMAN 1 Lengayang. Hasil penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan jalan keluar dari suatu permasalahan rendahnya motivasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan maka dapat diambil kesimpulan: terdapat perbedaan yang signifikan antara motivasi belajar ekonomi kelas eksperimen (XF) yang diajar dengan media Powerpoint dan pembelajaran aktif (active learning) tipe memberikan pertanyaan dan mendapatkan jawaban dengan motivasi belajar ekonomi kelas kontrol (XG) yang diajar dengan media cetak dan ceramah di SMA Negeri 1 Lengayang. Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah penulis uraikan, maka untuk meningkatkan motivasi belajar siswa di SMAN 1 Lengayang menjadi lebih baik untuk masa yang akan datang penulis menyarankan: Kepada guru ekonomi supaya dapat memanfaatkan media powerpoint dan mencoba menerapkan pembelajaran aktif khususnya tipe memberikan pertanyan dan mendapatkan jawaban, karena berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan pemanfaatan media powerpoint dengan penerapan belajar aktif dapat memotivasi dan mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran. Kepada peneliti selanjutnya, diharapkan untuk dapat mempersiapkan diri, terutama dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran, memperhatikan kompetensi dasar dan alokasi waktu, sehingga tujuan penelitian dapat tercapai sesuai dengan yang diinginkan. Penelitian ini masih terbatas, karena hanya melihat motivasi belajar saja, diharapkan kepada peneliti berikutnya untuk meneliti variabel hasil belajar.
belajar siswa pada pokok bahasan larutan elektrolit dan non elektrolit di kelas X SMAN 5 Padang. Skripsi UNP: Padang Melvin L. Silberman. (2006).101 Cara Belajar Aktif. Nusa Media: Bandung Sutatmi & Supriyanto. (2005). Teknologi informasi dan komunikasi 2. Yudishtira: Salatiga Wena,Made.(2011).Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Bumi Aksara: Jakarta Yuli. (2008). Penerapan pembelajaran aktif tipe memberikan pertanyaan dan mendapatkan jawaban pada siswa kelas VIII SMPN 13 Padang tahun pelajaran 2007/2008 . Skripsi UNP: Padang
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta. Husnawita. (2009). Pengaruh penggunaan powerpoint terhadap motivasi dan hasil 5