PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERBEDAAN MANAJEMEN KONFLIK SUAMI DAN ISTRI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Disusun Oleh : Cisilia Asti Kurniasari NIM : 009114161
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI INI KUPERSEMBAHKAN UNTUK: Bunda Maria dan Putera-Nya terkasih Yesus Kristus Bapak Fx. Sudarto dan Ibu E. Parinah Mbok Uwo dan Pak Uwo di atas sana Mas Danarku Dan semua orang yang mengasihiku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta,
Agustus 2007
Penulis,
( Cisilia Asti Kurniasari)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO
“Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa…” (Roma, 12: 12)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan manajemen konflik antara suami dan istri. Dalam penelitian ini ada lima gaya manajemen konflik
yaitu
Menghindar,
Dominasi,
Membantu,
Kompromi
dan
Mempersatukan. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah suami dan istri, sedangkan manajemen konflik berfungsi sebagai variable tergantung. Subjek penelitian ini adalah 45 pasang suami istri yang tinggal di dusun Ngagul-agulan, Ngaranan, Jetis Depok. Subjek penelitian diperoleh dengan teknik purposive random sampling. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala manajemen konflik. Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah “ Uji t Independent Sample t-test.” Hasil penelitian untuk masing-masing gaya manajemen konflik adalah sebagai berikut: Gaya Manajemen Konflik Menghindar, didapat t hasil 6.843 {df: 88; sig 2 tailed < α (0.05)}, maka dapat dikatakan bahwa ada perbedaan gaya manajemen konflik Menghindar antara suami dan istri. Gaya Manajemen Konflik Dominasi diperoleh t hasil 6.590{df: 87.485; sig 2 tailed< α (0.05)}, maka dapat dikatakan bahwa ada perbedaan gaya manajemen konflik Dominasi suami dan istri. Gaya Manajemen Konflik Membantu diperoleh t hasil 3.230 {df: 68.671; sig 2 tailed < α (0.05)}, maka dapat dikatakan bahwa ada perbedaan gaya manajemen konflik Membantu suami dan istri. Gaya Manajemen Konflik Kompromi diperoleh t hasil -0.263{df: 79.283; sig 2 tailed > α (0.05), maka dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan gaya manajemen konflik Kompromi antara suami dan istri. Gaya Manajemen Konflik Mempersatukan diperoleh t hasil sebesar -0.382 {df: 76.596; sig 2 tailed > α (0.05), maka dapat dikatakan tidak ada perbedaan gaya manajemen konflik Mempersatukan antara suami dan istri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
This research aimed to explore the difference of conflict management possessed by husbands and wifes. There were five styles of conflict management found
in
this
research,
namely
avoiding,
dominating,
accomodating,
compromising, and integrating. The independent variable of the research appeared to be the role of father and mother, whereas the conflict management functioned as the dependent variable. The research subjects were the couples who live in Ngagul-agulan, Ngaranan, Jetis Depok. The researcher employed “purposive random sampling” in order to choose the subjects. The data gathering was conducted using the conflict management scale. Furthermore, the researcher made use of the “independent sample t-test” analysis technique to test the hypothesis. The results of data analysis revealed there appeared the differences of conflict management maintained husbands and wifes it was showed by the t-test. The details of each conflict management were as follows: the t result of the avoiding conflict management were 6.843 {df: 88; sig 2 tailed < α (0.05)}. It could be concluded that the conflict management between husbands and wifes was different. The t results of the dominating conflict management were 6.590{df: 87.485; sig 2 tailed< α (0.05). This results showed that the dominating conflict management between husbands and wifes was different. The t results of helping conflict management were 3.230 {df: 68.671; sig 2 tailed < α (0.05)}, showing that the helping conflict management between husbands and wifes was different. The t results of compromising conflict management were -0.263{df: 79.283; sig 2 tailed > α (0.05), revealing that the difference of the compromising conflict management was not obvious. The t results of integrating conflict management were -0.382 {df: 76.596; sig 2 tailed > α (0.05).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan rahmat, kasih dan berkat-Nya kepada penulis. Atas segala kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul PERBEDAAN MANAJEMEN KONFLIK SUAMI DAN ISTRI. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini penulis banyak sekali mendapat masukan, bimbingan, saran serta bantuan dari berbagi pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini. Pertama-tama terimakasih pada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria tercinta. Tanpa rahmat serta penyertaan dari Bunda dan Putra terkasih-Nya saya yakin skripsi ini tidak akan selesai sampai detik ini. Karena Bunda jugalah saya menyadari bahwa kekuatan doa itu benar-benar nyata. Bpk. P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Juga tak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada Bpk. Drs. H. Wahyudi, M.Si. selaku dosen pembimbing sekaligus dosen pembimbing
akademik
yang
telah
memberikan
masukan,
saran,
serta
bimbingannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Mohon maaf jika saya sering membuat bapak jengkel karena kebodohan saya.Terimakasih bapak tidak bosan melihat wajah dan skripsi saya selama hampir dua tahun ini. Ibu A. Tanti Arini, S.Psi., M.Si dan Bapak C. Wijoyo Adinugroho selaku dosen penguji. Terimakasih telah memberi masukan, saran dan kritik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sehingga skripsi ini menjadi lebih baik. Ternyata pendadaran tidaklah sengeri yang saya pikirkan. Bapak Didik, Pak Agung, yang selalu menyediakan waktu bagi penulis berdiskusi masalah statistik. Makasih atas semua ilmu dan pengetahuan yang telah diberikan pada penulis. Seluruh Dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, terimakasih atas segala ilmu dan pengetahuan yang telah diberikan selama penulis menyelesaikan kuliah. Terimakasih kepada segenap Staff fakultas Psikologi, Mbak Nanik, Mas Gandung, yang selalu melayani administrasi dan memberikan informasi secara sabar selama penulis beajar di kampus ini. Mas “Muji Beckham”, makasih selalu membuat suasana laboratorium psikologi selalu ceria jadine gak terlalui degdegan waktu mau ngetes, makasih juga karena sama-sama fans Beckham, pokoke Beckham forever! Pak Gie “Si hati malaikat” makasih pak atas kesabaran, senyum yang tak pernah lepas dari bibirmu, juga kebaikan hatimu, belum pernah saya berjumpa seseorang seperti bapak. Bapak. Fx. Sudarto dan Ibu E. Parinah, orang tuaku tercinta. Terimakasih atas kesabaran, cinta, dan semangat yang tak henti-hentinya bagi penulis dalam mengerjakan skripsi ini. “Maturnuwun donganipun kagem ingkang putro.” Skripsi ini hasil dari doa-doa bapak dan ibu, maaf skripsinya lama banget. Saya bangga bisa menjadi salah satu angota keluarga Sudarto, Masyarakat Dusun Ngaranan, Jetis Depok, dan Ngagul-Agulan terimakasih karena telah bersedia menyisihkan waktu untuk mengisi skala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penelitian yang sangat berguna bagi penulis guna menyelesaikan skripsi ini. Maaf tidak bisa memberikan sesuatu kecuali kata terimakasih ini. Untuk adekku Yohanes Bayu “Kondus” Ade Wijaya, makasih selalu menyemangati mbak dengan segala ejekkannya. Justru karena itulah mbak menjadi semangat lagi mengerjakan skripsi. Tak lupa juga penulis mengucapkan terimakasih kepada “Pak Uwo” dan “Mbok Uwo” yang tidak sempat melihat penulis menyelesaikan skripsi ini, Asti yakin di atas sana selalu ada doa untuk cucumu ini. Saudara-saudaraku tercinta Tiwik “Cempluk” Hayuningtyas, Aan “Onthul”Vendy Purnomo, Ayu “Rintus” Arinta Sari, Rina Bathari, Mayang “ Cape deh”, makasih selalu menyemangati mbak Asti, menghibur ketika mbak sedang sedih dengan canda dan kekonyolan kalian, hanya itu yang kadang bisa membuatku tertawa. Setiap hari kalian telah memberikan nuansa baru dalam hidupku. Bulik Sat dan Om Pri makasih selalu menolong dan membantu keluargaku setiap kali kami mengalami cobaan dan kesusahan. Makasih juga selalu mengingatkanku untuk selalu meneruskan skripsi ini, jangan sampai menyerah. Teman-teman kuliahku Aini, Astri, Ety, Mbak Diyan, Nina, Diana, kebersamaan, keceriaan, kesedihan yang telah kita lewati bersama di kampus tercinta ini moga tidak akan kita lupakan sampai tua. Terimakasih sudah menjadi tempat curhat, tempat bertanya. Satu lagi sahabatku, teman seperjuangan, senasib sepenanggunganku “Debby”, makasih wat semuanya Deb, tetap semangat ya!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Rekan-rekan mudikaku Uci “Menthel”, Swanti “Conggros”, Mbak Tituk, Ningrum, Mbolin, Dayati, mas Iwang “Bladu”, Mardis “Sreet”, dalam Yesus kita berkarya. Makasih ya selalu menemani, memberikan semangat, ngajak kumpul-kumpul pas aku lagi stres mengerjakan sksripsi. Asti dah selesai ngerjain skripsinya jadi besok bisa piknik-piknik lagi. Untuk “Joko” makasih doa, dukungan dan bantuannya. Maaf mbak Asti cuma bisa buat ade repot. Makasih juga atas persaudaraan ini, mungkin hanya segelintir orang yang bisa memahami Juga buat “Codot” makasih untuk jasa pengetikannya. Terakhir untuk “Mas Danar” yang selalu hadir saat tangis dan tawaku, selalu setia menyertaiku, mengantar dan menjemputku kuliah, yang tak hentihentinya menyemangatiku untuk tidak menyerah dalam mengerjakan skripsi ini. Hadirmu membuat hidupku semakin terang dan cerah Terimakasih atas segala cinta dan kasih sayang, perhatian serta dukungannya, dan tetaplah menjadi bintang dalam hidupku. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati, penulis menantikan saran dan kritik dari semua pihak yang bersifat membangun. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.
Yogyakarta, Juli 2007
Cisilia Asti Kurniasari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
1. Blue Print Skala Manajemen Konflik………………………..………44 2. Table Spesifikasi Manajemen Konflik…………………….…...……45 3. Tabel Spesifikasi Skala Manajemen Konflik Uji Coba……..….……51 4. Tabel Spesifikasi Skala Manajemen Konflik Penelitian…….....…….51 5. Tabel Uji Reliabilitas……………………………………………...…52 6. Ringkasan One Sample Kolmogorof Smirnov Test………….......….54 7. Ringkasan Levene Test………………………………………...…….56 8. Ringkasan Uji Hipotesis………………………………………..……58 9. Ringkasan Hasil Penelitian…………………………………….…….60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL…………………………..………………..….………...........i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………………….…..……..…....ii HALAMAN PENGESAHAN…………………………………….…...…….…...iii HALAMAN PERSEMBAHAN...…………….......………………….….…….....iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA..................................................................v HALAMAN MOTTO..............................………………….………………….....vi ABSTRAK.............................................................................................................vii ABSTRACK…………………………………………………….……………....viii KATA PENGANTAR……..……………………………………...……………...ix DAFTAR TABEL………………………………………………..………...…....xiii DAFTAR ISI.........................................................................................................xiv
BAB I
PENDAHULUAN A. Pendahuluan .....…………………………………..................1 B. Rumusan Masalah..……….………………………………....8 C. Tujuan Penelitian..……….………………………………….8 D. Manfaat Penelitian.....……………………………………….8
BAB II
LANDASAN TEORI A. Manajemen Konflik....................................................................................9 1. Konflik..............................................................................9 a. Pengertian konflik.......................................................9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Jenis-jenis Konflik.................................................. 11 c. Konflik suami dan Istri.............................................15 2. Manajemen Konflik........................................................26 a. Pengertian Manajemen Konflik............................... 26 b. Gaya-gaya Manajemen Konflik................................27 B. Perbedaan Manajemen Konflik Suami dan Istri...................33 C. Hipotesa................................................................................39 BAB III
METODOLIOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian.....................................................................40 B. Identifikasi Variabel Penelitian............................................40 C. Definisi Operasional.............................................................41 D. Subjek Penelitian..................................................................42 E. Metode Pengumpulan Data..................................................43 F. Validitas dan Reliabilitas.....................................................45 G. Metode Analisis Data...........................................................47 1. Uji Normalitas................................................................47 2. Uji Homogenitas............................................................48 3. Uji t (Independent Sample t Test)..................................48
BAB IV
PENELITIAN A. Persiapan Penelitian.............................................................49 B. Uji Coba................................................................................50 C. Pelaksanaan Penelitian..........................................................52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D. Hasil Penelitian....................................................................52 1. Uji Reliabilitas...............................................................52 2. Uji Asumsi.....................................................................52 a. Uji Normalitas..........................................................53 b. Uji Homogenitas......................................................55 3. Uji Hipotesis...................................................................57 4. Hasil Penelitian..............................................................58 E. Pembahasan..........................................................................60 BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan..........................................................................72 B. Saran....................................................................................72
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................74 LAMPIRAN.........................................................................................................77 1.
SKALA MANAJEMEN KONFLIK UJI COBA....................................78
2. SKALA MANAJEMEN KONFLIK PENELITIAN................................79 3. RELIABILITAS.......................................................................................80 4. NORMALITAS........................................................................................81 5. HOMOGENITAS DAN UJI-t..................................................................82 6. DATA PENELITIAN...............................................................................83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Pendahuluan Perkawinan merupakan salah satu tahap kehidupan yang dilewati manusia, meskipun tidak semua manusia merasakan tahap ini. Perkawinan mempunyai arti yang sangat penting bagi manusia. Maka dari itu, sebagian orang akan melakukan perkawinan guna melengkapi kehidupan pribadinya. Perkawinan merupakan hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang saling mengikatkan diri menjadi sepasang suami istri, dan diharapkan mampu melahirkan keturunan. Walgito (dalam Widjaja, 1986) menyebutkan bahwa perkawinan merupakan bersatunya seorang pria dan wanita sebagai suami istri yang bertujuan untuk membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Lebih lanjut dinyatakan bahwa dalam perkawinan terkandung dua hal, yaitu ikatan lahir dan ikatan batin. Individu sebagai seorang suami atau istri memasuki kehidupan yang baru setelah menikah, dimana mereka membawa pandangan, pendapat, dan kebiasaan sehari-hari yang berbeda. Pernikahan juga membawa suami dan istri beralih dari hidup yang masih bergantung pada orang tua masing-masing pada hidup yang mandiri, melepaskan diri dari ketergantungan itu dan memanggul tanggung jawab bersama untuk membina rumah tangga sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Suami dan istri mulai mengenal hak-hak dan kewajiban, misalnya mereka harus memikirkan masalah keuangan, mencukupi kehidupan seharihari, merawat dan mendidik anak nantinya, memberikan kasih sayang terhadap pasangannya dan memperhatikan masalah hubungan sosial dengan masyarakat sekitar. Suami dan istri juga harus menyatukan perbedaan-perbedaan yang mereka miliki, dan berusaha memahami pasangan masing-masing. Baik suami maupun istri harus memahami bahwa tidak ada pasangan hidup yang sempurna termasuk dirinya, setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Banyak persoalan yang harus dihadapai suami dan istri, seiring dengan semakin lama usia perkawinan mereka, mulai dari tugas di tempat kerja, kebutuhan rumah tangga, juga masalah-masalah yang timbul dalam rumah tangga mereka. Meskipun telah banyak dilakukan persiapan secara matang dan cukup mendalam pada saat perkenalan dengan masing-masing pribadi, namun kadangkala juga tidak luput dari kesalahpahaman dan pertengkaran, perbedaan-perbedaan kecil yang dapat menimbulkan konflik dan permasalahan antara ayah dan ibu. Suami dan istri menjalankan tugas dan kewajiban mereka bersama dan berinteraksi pada tempat yang sama dalam kehidupan sehari-hari, sehingga terjadi kontak dan interaksi yang intensif. Dengan adanya kontak dan interaksi yang intensif tersebut, maka konflik akan dengan mudah muncul.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Konflik yang terjadi dalam pernikahan lebih besar jika dibanding dengan konflik yang terjadi pada aspek kehidupan yang lain, karena bidangbidang persoalannya yang lebih mendalam meliputi perasaan, kesenangan, kepercayaan, serta ditambah lagi masalah seks dengan segala tuntutan dan liku-likunya. Konflik yang terjadi antara suami dan istri bisa disebabkan oleh banyak hal. Misalnya, seorang istri yang memutuskan untuk bekerja di luar rumah, untuk menambah penghasilan keluarga atau karena berkeinginan menjadi wanita karier. istri merasa bingung dalam membuat pilihan antara menjadi ibu yang baik, yang memenuhi segala kebutuhan anak dan suami, atau memfokuskan diri dengan pekerjaan dengan konsekuensi harus mengesampingkan keluarganya. Hal semacam ini yang sering tidak dapat dimengerti oleh seorang suami. Seorang suami akan merasa tersinggung, karena ia merasa tidak mampu mencukupi kebutuhan keluarga sehingga istrinya harus bekerja. Sebaliknya seorang suami mau tidak mau harus selalu mengikuti perubahan yang terjadi di tempat ia bekerja agar dapat mempertahankan jabatan dalam pekerjaan, sedangkan istri kurang mengalami perubahan yang ada di luar rumah karena dia banyak menghabiskan waktunya di rumah. Istri hanya dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman di sekitar rumah dan dengan anaknya. Dari sini akan terjadi perbedaanperbedaan dalam hal perkembangan hidup. Jika hal ini berlangsung terusmenerus maka perbedaan akan semakin besar dan akhirnya menimbulkan konflik dalam keluarga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dobos, Thomas dan Moore (1997) mengungkapkan beberapa hal yang dapat menimbulkan konflik dalam perkawinan yaitu masalah keuangan, mengurus anak, adanya perbedan gaya hidup, hubungan dengan teman, masalah dengan mertua, masalah keagamaan dan masalah politik serta masalah seks. Konflik yang terjadi antara ayah dan ibu harus segera diselesaikan secepat mungkin. Konflik jika hanya didiamkan saja atau tidak segera dicari jalan keluarnya akan semakin berkembang. Konflik-konflik yang lain akan muncul sebagai akibat dari konflik yang tidak terselesaikan tadi. Konflik akan menjadi semakin kompleks dan semakin sulit untuk diselesaikan. Suami dan istri yang tidak dapat menyelesaikan konflik dalam rumah tangga mereka akan mengalami pertengkaran dan pertentangan yang serius yang dapat mengganggu aktivitas mereka baik dalam rumah tangga maupun di tempat mereka bekerja. Hubungan ayah dan ibu akan merenggang, semakin menjauh dan sulit untuk dipersatukan lagi. Dampak negatif yang paling buruk dari adanya konflik yang tidak terselesaikan antara ayah dan ibu adalah terjadinya perceraian. Jika perceraian terjadi, bukan hanya pasangan suami istri saja yang merasakan dampaknya. Anak merupakan korban yang paling banyak merasakan dampak dari adanya perceraian orang tua mereka (Baron &Byrne, 2005). Selain kekurangan kasih sayang, kurang diperhatikan, anak akan merasa malu dan minder jika bersama teman-teman yang lain yang memiliki keluarga yang utuh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Contoh adanya konflik dalam keluarga diungkapkan oleh Emil H. Tambunan ( 2001). Disini diceritakan ada seorang suami yang telah menikah selama sepuluh tahun, dan telah dikaruniai tiga orang anak. Namun dalam waktu 10 tahun terakhir dia tidak bisa menikmati arti sebenarnya berumahtangga. Dia merasa bahwa istrinya sangat cerewet dan senang mengkritik. Istrinya akan agresif jika tidak dituruti, dan sering mempermalukan suami di depan umum, dan mudah tersinggung. Masalah-masalah kecil tersebut, karena didiamkan oleh sang suami dan selalu mengalah untuk sang istri selama sepuluh tahun ini menjadi masalah yang besar. Dan bapak tersebut memutuskan untuk bercerai karena sudah tidak tahan lagi dengan perilaku istrinya. Contoh kasus tersebut menunjukkan bahwa setiap konflik yang terjadi antara ayah dan ibu harus segera diselesaikan agar jangan sampai terjadi
perceraian.
Untuk
dapat
mengolah,
mengatasi,
ataupun
menyelesaikan konflik dibutuhkan suatu manajemen konflik. Manajemen konflik sendiri dapat diartikan sebagai sebuah tugas mengolah permasalahan yang timbul akibat adanya salah paham atau perselisihan yang dilakukan individu atau kelompok (Tjosvold dan Tjosvold, 1995). Manajemen konflik disamakan dengan resolusi konflik atau cara penanggulangan konflik. Selain itu sering pula disebut cara mengatasi pertentangan dan perselisihan yang timbul baik dalam diri sendiri , antar individu maupun antar kelompok (Robbins, 2000). Apabila konflik dapat diatasi dengan baik maka hubungan akan meningkat dan dapat mencapai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
persetujuan, sedangkan manajemen konflik yang buruk dapat membuat salah paham dan hubungan makin memburuk. Manajemen konflik, dalam penelitian ini, adalah strategi yang dimiliki ayah atau ibu untuk mengelola, mengatur masalah, mencegah, mengatasi, ataupun menyelesaikan konflik yang terjadi diantara mereka, sehingga tidak mengakibatkan gangguan keseimbangan dalam menjalankan rumah tangga mereka. Konflik yang dimaksud adalah konflik interpersonal dalam menjalankan peran ayah dan peran ibu dalam keluarga. Di sini, manajemen konflik digunakan untuk menjaga hubungan baik dengan orang lain. Hal ini berarti seorang individu membutuhkan kemampuan berinteraksi secara efektif dengan orang lain di masa depan. Seberapa penting tujuan pribadi bagi seseorang, dan seberapa penting hubungan baik itu bagi seseorang hal ini akan terlihat dari cara mereka bereaksi dalam melaksanakan strategi manajemen konflik (Johnson, 1981). Belajar menggunakan strategi manajemen konflik biasanya dimulai ketika anak-anak, dan berfungsi secara otomatis. Biasanya seseorang tidak merancang bagaimana kita bereaksi ketika sedang menghadapi konflik, kita melakukan strategi menghadapi konflik sealamiah mungkin (Chandra, 2000). Reaksi
setiap
individu
berbeda
dalam
menghadapi
setiap
permasalahan, karena satu gaya manajemen konflik belum tentu cocok untuk semua situasi, demikian juga
dalam perkawinan. Walaupun seseorang
mempunyai kemampuan untuk mengatasi konflik dengan bervariasi tetapi ia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
akan mempunyai kecenderungan untuk menggunakan satu gaya manajemen konflik tertentu (Steven A. Beebe, 1996). Reaksi individu dalam menghadapi konflik dalam perkawinan juga berbeda. Bodenmann (dalam Baron, 1998) mengatakan bahwa seorang lakilaki cenderung lebih menghindari berbicara mengenai konflik daripada wanita. Ayah sebagai seorang kepala keluarga yang bertanggung jawab dan mempunyai kekuasaan dalam memutuskan sesuatu dalam keluarga membuat ayah lebih sering melakukan tindak kekerasan, baik melalui kata-kata atau tindakan, dibanding seorang ibu. Seorang wanita cenderung lebih memperhatikan dan menjaga hubungan baik ketika sedang ada konflik, sedangkan laki-laki cenderung memperhatikan aturan-aturan yang berlaku hingga tercapainya kesepakatan bersama (David A Decenzo, 2002) Thomas Lavins (1987) meneliti manajemen konflik pada pasangan suami istri, menemukan perbedaan gender dalam hal memahami perilaku pasangannnya. Suami dapat menolak permintaan istri untuk berubah, sedangkan istri harus menuruti permintaan suami untuk berubah. Bermacam-macam konflik antara ayah dan ibu serta pentingnya menggunakan manajemen konflik, membuat penulis ingin mengetahui bagaimana manajemen konflik yang digunakan ayah dan ibu, dimana masalah yang mereka hadapi sangat bervariasi dan lebih mudah muncul karena ayah dan ibu melakukan interaksi yang intensif setiap harinya sehingga konflik dapat muncul dengan mudah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Perumusan Masalah Apakah ada perbedaan manajemen konflik antara suami dan istri?
C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris mengenai ada tidaknya perbedaan gaya manajemen konflik antara suami dan istri.
D. Manfaat Penelitian Ada dua manfaat yang hendak dicapai dari adanya penelitian ini: 1. Manfaat Teoritis Memberikan wacana tambahan bagi bidang psikologi, khususnya psikologi keluarga, sehingga hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan literatur untuk penelitian yang lebih relevan di masa yang akan datang. 2. Manfaat Praktis Sebagai masukan bagi pasangan suami dan istri, agar lebih dapat memahami pasangan mereka, terutama dalam menggunakan manajemen konflik. Agar suami dan istri dapat menggunakan suatu gaya manajemen konflik yang tepat ketika terjadi konflik, sehingga keharmonisan keluarga dapat tercipta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
A. Manajemen Konflik 1. Konflik a. Pengertian konflik Konflik merupakan hal yang melekat dalam kehidupan manusia. Setiap individu dalam kehidupannya selalu berperang dengan konflik. Seiring jaman yang semakin maju, konflik akan sering terjadi seiring dengan meningkatnya irama kehidupan sehari-hari dan kegiatan dunia usaha yang berjalan semakin cepat. Banyak sekali definisi yang dikemukakan para ahli mengenai konflik. Menurut World Book Dictionary konflik adalah perkelahian, perjuangan, pertengkaran.
peperangan, Konflik
ketidaksetujuan,
dapat
berujud
perselisihan,
konflik
kecil
atau seperti
ketidaksetujuan tapi juga dapat berupa konflik besar seperti peperangan. Kata konflik sebenarnya berasal dari bahasa Latin yaitu Conflictus yang berarti ″menyerang bersama-sama dengan kekuatan″. Watkins (dalam Chandra, 1992) berpendapat bahwa konflik dapat terjadi bila terdapat dua hal. Pertama konflik bisa terjadi bila sekurang-kurangnya terdapat dua pihak yang secara potensial dan praktis/ operasional dapat saling menghambat. Secara potensial, artinya mereka mempunyai kemampuan untuk menghambat. Secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
praktis operasional, artinya kemampuan tadi bisa diwujudkan dan berada dalam keadaan yang memungkinkan perwujudan secara mudah. Artinya bila kedua pihak tidak dapat menghambat atau tidak melihat pihak lain sebagai hambatan, maka konflik tidak akan terjadi. Beliau juga mengungkapkan unsur-unsur yang selalu ada dalam setiap konflik: 1) Adanya ketegangan yang diekspresikan. 2) Adanya sasaran atau tujuan atau pemenuhan kebutuhan yang dilihat berbeda, atau yang sesungguhnya bertentangan. 3) Kecilnya
kemungkinan
untuk
pemenuhan
kebutuhan
yang
dirasakan. 4) Adanya
kemungkinan
bahwa
masing-masing
pihak
dapat
menghalangi pihak lain dalam pencapaian tujuannya. 5) Adanya saling ketergantungan. Sementara Daniel Webster (dalam Peg Pickering, 2001) mendefinisikan konflik sebagai persaingan atau pertentangan antara pihak-pihak yang tidak cocok satu sama lain, pertentangan tersebut meliputi pertentangan pendapat, kepentingan, atau pertentangan antarindividu, pertentangan kebutuhan, dorongan, keinginan ataupun tuntutan. Hal senada juga diungkapkan Hardjana (1994) yang mengemukakan bahwa konflik adalah perselisihan, pertentangan, antara dua orang atau kelompok, dimana perbuatan yang satu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berlawanan dengan yang satunya sehingga salah satu atau keduanya merasa terganggu. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa konflik adalah
perselisihan, pertentangan yang terjadi karena
perbedaan persepsi, pertentangan antara dua pendapat, atau lebih yang berkaitan dengan kebutuhan dan hambatan yang dialami baik dalam proses penyesuaian diri dengan perubahan yang terjadi serta adaptasi terhadap tuntutan lingkungan yang tidak selalu dapat dilaksanakan dengan mudah. b. Jenis-Jenis Konflik Konflik bisa terjadi kapanpun, dimanapun dan dengan siapapun, oleh karena itu konflik yang terjadi dalam masyarakat banyak jenisnya.
Banyak ahli dari bidang manajemen, psikologi
maupun sosiologi mengidentifikasikan konflik menurut jenis-jenisnya. Pickering (2000) mengkategorikan konflik menjadi empat jenis konflik yaitu: 1) Konflik Diri Konflik diri adalah gangguan emosi yang terjadi dalam diri seseorang karena ia dituntut menyelesaiakan suatu pekerjaan atau memenuhi suatu harapan sementara pengalaman, minat, tujuan, dan tata nilainya tidak sanggup memenuhi tuntutan, sehingga hal ini menjadi beban baginya. Konflik inipun bisa terjadi apabila pengalaman, minat, tujuan dan tata nilai pribadinya bertentangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
satu sama lain. Konfik diri juga mencerminkan perbedaan antara yang diinginkan seseorang dengan apa yang dilakukan untuk mewujudkan perilaku itu. 2) Konflik antar Individu Konflik antar individu adalah konflik yang terjadi antara dua individu. Setiap orang mempunyai empat kebutuhan dasar psikologis yang mana bisa mencetuskan konflik bila tidak terpenuhi. Keempat kebutuhan dasar psikologis tersebut adalah sebagai berikut keinginan untuk dihargai, diperlakukan sebagai manusia, keinginan memegang kendali, keinginan memiliki harga diri yang tinggi, dan keinginan untuk konsisten. Bila keinginan ini tidak terpenuhi maka orang akan cenderung untuk memberikan reaksi membalas, menguasai, mengucilkan diri, atau mengajak bekerjasama. 3) Konflik dalam Kelompok Konflik dalam kelompok adalah konflik yang terjadi antara individu dalam suatu kelompok ( tim, departemen, perusahaan, dan sebagainya). 4) Konflik antar Kelompok Konflik antar kelompok melibatkan lebih dari satu kelompok (beberapa tim, departemen,organisasi, dsb). William Hendricks (2004) menggolongkan konflik menjadi dua jenis,
yaitu
konflik
intrapersonal
dan
interpersonal.
Konflik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
interpersonal masih dibagi lagi menjadi dua jenis, yaitu konflik intragroup dan intergroup. Berikut ini penjelasan dari masing-masing konflik: 1) Konflik Intrapersonal Konflik intrapersonal melibatkan ketidaksesuaian emosi bagi individu ketika keahlian, kepentingan, tujuan atau nilai-nilai digelar untuk memenuhi tugas-tugas atau pengharapan yang jauh dari menyenangkan. 2) Konflik Interpersonal Konflik interpersonal lebih banyak diasosiasikan dengan konflik yang terjadi antara satu orang dengan orang lain, namun juga bisa terjadi antara dua orang atau lebih. Konflik interpersonal dibagi ke dalam dua group, yaitu: a)
Konflik Intragroup adalah konflik yang berada dalam
batasan kelompok kecil. b)
Konflik Intergroup adalah konflik yang menjadi global dan
mencakup beberapa kelompok. Worchel dan Cooper (1979) juga berpendapat bahwa konflik dapat dibedakan ke dalam dua bagian besar yaitu: konflik intrapersonal dan konflik interpersonal. Konflik intrapersonal timbul akibat ketidaksesuaian antara apa yang diinginkan dengan perkiraan sebelumnya. Sedangkan konflik interpersonal adalah konflik yang terjadi diantara dua atau lebih orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Konflik yang dibicarakan dalam penelitian ini adalah konflik antar individu (interpersonal) yaitu suami dan istri dalam menjalani kehidupan berkeluarga. Konflik antar pribadi biasanya didasari bahwa setiap individu itu mempunyai perbedaan dan keunikan, di mana dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak ada dua orang individu yang sama persis di dalam aspek-aspek jasmaniah maupun rohaniah (Wahyudi, 2005). Demikian pula dengan pasangan ayah dan ibu, kebersamaan mereka memungkinkan mereka bergaul secara dekat dan erat sekali, hal ini memungkinkan terjadinya konflik di antara mereka. Bilamana dua manusia bergaul secara erat dalam relasi pernikahan maka ketergantungan dan perselisihan itu pasti terjadi. Hal ini bisa terjadi karena manusia memiliki perbedaan antara yang satu dengan yang lainnya, antara lain dalam hal keinginan, perasaan, pendapat, sikap, latar belakang, sudut pandang, nilai-nilai serta interaksi kepribadian. Konflik dalam keluarga terjadi jika salah satu anggota keluarga (dalam penelitian ini suami dan istri) tidak setuju dengan kejadiankejadian dan situasi dalam hidup mereka. Salah satu dari mereka mungkin tidak setuju dengan perilaku yang layak dan harus dimunculkan pasangannya ketika menghadapi situasi tertentu, siapa yang harus melakukan tugas keluarga, bagaimana pendapatan dalam keluarga harus dibagi, atau bagaimana sebuah keputusan harus dibuat. Dengan kata lain konflik pada pasangan suami dan istri muncul karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
salah satu atau keduanya merasakan adanya suatu perbedaan diantara mereka. c. Konflik Suami dan Istri Perkawinan merupakan salah satu tahap dalam kehidupan manusia yang sangat dinanti-nantikan. Setiap manusia dewasa dan mempunyai pasangan akan melangsungkan perkawinan. Perkawinan menurut Walgito (1984) adalah bersatunya seorang pria dan wanita sebagai suami istri untuk membentuk sebuah keluarga. Gunarsa (1990) menyatakan bahwa perkawinan merupakan penyatuan antara dua orang menjadi satu kesatuan yang saling merindukan, saling menginginkan kebersamaan, saling membutuhkan, saling melayani, yang kesemuanya diwujudkan dalam kehidupan yang dinikmati bersama. Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa perkawinan adalah bersatunya dua orang menjadi satu kesatuan guna menjadi sebuah keluarga dimana terdapat hak-hak dan kewajiban yang harus dipenuhi guna mencapai kehidupan keluarga yang rukun dan bahagia. Perkawinan berusaha menyatukan perbedaan antara dua individu yang melangsungkan perkawinan. Perbedaan tersebut antara lain dalam hal pandangan, pendapat, dan kebiasaan, sifat, latar belakang kehidupan, tujuan hidup dan masih banyak lagi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Perbedaan-perbedaan yang mereka bawa sebelum menikah biasanya akan berkembang setelah mereka menjadi suami istri. Banyak sekali perbedaan-perbedaan antara suami dan istri dalam menjalankan keluarga mereka. Peplau & Gordon (1985) mengatakan bahwa istri secara konsisten lebih terbuka pada pasangan mereka daripada suami. Perempuan cenderung lebih mengekspresikan kelembutan, ketakutan, dan kesedihan mereka daripada suami yang menganggap bahwa mengendalikan kemarahan merupakan orientasi yang umum. Kepribadian seorang laki-laki dan perempuan juga berbeda (Gunarsa, 2001). Kepribadian perempuan merupakan kesatuan antara aspek emosi, rasio dan suasana hati. Hal ini terlihat dalam hal pengambilan keputusan, wanita mengambil keputusan tanpa didahului pertimbangan dan pemikiran yang masak, namun wanita berhati lembut dan tenang yang mendorongnya rela menderita dan berkorban untuk orang yang dia cintai. Laki-laki sesuai dengan kepribadiannya memiliki kewibawaan, sikap dan dan pribadinya mempunyai batasan yang jelas antara pikiran, rasio, emosi, dan suasana hati. Laki-laki lebih mementingkan sesuatu yang dapat diterima oleh akal daripada maslah yang tidak nyata. Dalam mengerjakan sesuatu laki-laki terlihat lebih agresif, aktif, namun kurang memiliki kesabaran. Pria dalam setiap kegiatannya lebih agresif, aktif dan kurang sabar ( Gunarsa, 2001). Suami cenderung tidak peduli pada kehidupan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
emosional pasangan mereka, serta tidak mengekspresikan perasaan dan pikiran mereka sendiri. Sementara wanita memiliki kelembutan perasaan, ketenagan, serta kerelaan untuk mengorbankan sesuatu bagi orang yang dia cintai. Norman Wright (2004) berpendapat bahwa pada dasarnya emosi pria dan wanita tidak berbeda. Yang membedakan adalah cara pengungkapannya. Pria sangat mengandalkan kemampuan kognitif dan logika, sedangkan wanita sangat mementingkan hubungan dengan orang lain dan berorientasi pada pasangan. Tugas dan tanggung jawab yang dijalankan suami dan istri dalam kehidupan rumah tangga juga berbeda pada umumnya peranan ayah dan peranan ibu sudah diatur sedemikian rupa sehingga ibu lebih banyak berhubungan dengan anak dan mempunyai kesibukan rumah tangga di daam rumah. Ayah sebaliknya, lebih banyak melakukan kegiatan di luar rumah. Ayah di dalam keluarga mempunyai peran sendiri, diantaranya adalah: 1) Pencari nafkah yang bertugas menyediakan kebutuhan keluarga secara finansial. 2) Sebagai pendidik. 3) Sebagai pelindung dalam keluarga. 4) Sebagai sahabat, yaitu pemecah masalah yang dapat bersikap objektif dalam permasalahan yang dihadapi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Peran ayah yang utama sebagai pencari nafkah keluarga sudah terkondisi dari jaman dahulu. Ayah mempunyai tanggung jawab terbesar untuk mencukupi segala kebutuhan keluarga, terlebih kebutuhan secara finansial. Karena itu ayah biasanya bekerja di luar rumah sehingga kurang mempunyai waktu bersama-sama dengan keluarganya. Waktunya banyak dihabiskan di kantor tempat ia bekerja (Gunarsa, 2001). Kaum ibu secara prinsipal bertanggung jawab atas kelangsungan hidup anaknya. Ibu lebih sering berada di rumah daripada ayah dengan perbandingan 9 dengan 3,2 jam per hari (Singgih D Gunarsa, Ny Singgih D Gunarsa, 2001). Sifat seorang ayah yang biasanya tegas, berwibawa dan bertanggung jawab terhadap keluarganya, akan menjadi contoh yang baik bagi anak-anaknya. Ayah juga dapat mengatur dan mengarahkan aktivitas anak. Misalnya menyadarkan anak bagaimana menghadapi lingkungannya dan situasi di luar rumah. Ia memberi dorongan, membiarkan anak mengenal lebih banyak, melangkah lebih jauh, menyediakan perlengkapan permainan yang menarik, mengajar mereka membaca, mengajak anak untuk memperhatikan kejadian-kejadian dan hal-hal menarik yang terjadi di luar rumah. Sebagai kepala keluarga, seorang ayah harus bisa melindungi seluruh anggota keluarganya. Ayah merupakan orang pertama yang harus menghadapi segala ancaman yang mengarah pada keluarga. Ia harus menciptakan suasana aman dan nyaman bagi keluarganya (Linda Brannon, 1996).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ayah juga berperan sebagai sahabat bagi anak-anaknya. Ayah dapat berdiskusi dan berusaha memberikan nasihat-nasihat serta jalan keluar untuk masalah yang sedang dihadapi. Anak biasanya akan menceritakan pengalaman-pengalaman yang ia rasakan sepanjang hari, dan ayah harus menjadi pendengar yang baik ketika anaknya sedang bercerita (Singgih D Gunarsa, 1994). Dalam kehidupan sehari-harinya perempuan sebagai anggota masyarakat mempunyai beberapa peran sebagai berikut: yang pertama perempuan sebagai anggota masyarakat mempunyai peran, pekerjaan, dan karier. Yang kedua perempuan sebagai anggota keluarga yaitu menjadi anggota keluarga, istri, dan menjadi ibu. Perempuan sebagai anggota suatu keluarga mempunyai peran ganda menurut Betty Friedan (dalam Singgih D Gunarsa, 2001) yaitu: 1) Perempuan sebagai anggota keluarga: memberi inspirasi tentang gambaran arti hidup dan peranannya sebagai perempuan dan anggota keluarga. 2) Perempuan sebagai istri: membantu suami dalam menentukan nilainilai yang akan menjadi tujuan hidup yang mewarnai hidup sehari-hari dan keluarga: a) Menjadi kekasih suami, menjadi pengabdi dalam membantu meringankan beban suami.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b) Menjadi pendamping suami, bila perlu membina relasi-relasi dalam pelaksanaan tanggung jawab sosial, menghadapi, mengatasi masalah baik diatasi sendiri maupun bersama-sama. c) Menjadi manajer keuangan
yang dilimpahkan oleh suami.
Suami biasanya akan menyerahkan urusan keuangan pada istri untuk mengatur keuangan dalam keluarga, karena perempuan dianggap lebih teliti dan pandai dalam mengatur keuangan. 3) Perempuan sebagai pencari nafkah. Perempuan untuk kepuasan diri bisa menunjukkan kemampuannya dengan bekerja. Perempuan yang berambisi tinggi, sesudah menikah bisa juga ingin tetap mengejar karier. Dalam kenyataannya, ada perempuan yang perlu bekerja di luar atau di dalam rumah untuk meringankan beban suami dan menambah keuangan dalam keluarga, atau untuk mengamalkan kemampuannya setelah mempelajari sesuatu yang memberi kepuasan tersendiri, sambil menambah penghasilan keluarga. 4) Perempuan sebagai Ibu Rumah Tangga Sebagai ibu rumah tangga perempuan mengatur seluruh kehidupan dan kelancaran rumah tangga, selain itu juga mengatur dan mengusahakan suasana rumah yang nyaman. 5) Perempuan sebagai ibu bagi anak. a) Menjadi model tingkah laku anak yang mudah diamati dan ditiru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b) Menjadi pendidik: memberi pengarahan, dorongan dan pertimbangan bagi perbuatan-perbuatan anak untuk membentuk perilaku. c) Menjadi
konsultan:
memberi
nasihat,
pertimbangan,
pengarahan, dan bimbingan. d) Menjadi
sumber
informasi:
memberikan
pengetahuan,
pengertian dan penerangan. Sebagai
sepasang
mengesampingkan
suami
istri,
perbedaan-perbedaan
keduanya
harus
dapat
tersebut
dan
lebih
memperhatikan kesatuan yang harmonis yang meliputi kesatuan dalam sikap dan pandangan dalam menjalankan rumah tangga mereka. Hornby (dalam Walgito,1984) menyatakan pria dan perempuan disatukan dalam sebuah pernikahan dan mendapatkan status baru sebagai suami dan istri. Pasangan suami dan istri tinggal bersama dan keduanya saling mempengaruhi dan bergantung satu sama lain. Kebersamaan ini memungkinkan mereka begaul secara dekat dan erat sekali, sekurang-kurangnya dua belas sampai lima belas jam sehari. Bilamana dua manusia harus bergaul secara erat seperti dalam relasi pernikahan maka ketergantungan dan perselisihan itu pasti terjadi. Hal ini disebabkan manusia berbeda satu dan lainnya, antara lain hal keinginan, perasaan, pendapat, sikap latar belakang, sudut pandang, nilai-nilai, kebutuhan interaksi, kepribadian. Keharusan untuk bergaul dan berada di tempat yang sama setiap hari menyebabkan mereka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
melakukan interaksi dan kontak yang intensif. Dengan demikian konflik mengenai berbagai masalah dalam kehidupan mereka relatif mudah terjadi. Jika dua orang hidup bersama-sama sebagai pasangan, maka konflik akan meningkat atau ada kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi. Akibatnya pasangan akan kecewa, frustasi dan merasa tidak puas sehingga dapat menyulut pertengkaran. Konflik dalam keluarga terjadi jika salah satu anggota keluarga ( dalam penelitian ini suami dan istri) tidak setuju dengan kejadiankejadian dan situasi dalam hidup mereka. Salah satu dari mereka mungkin tidak setuju dengan perilaku yang layak, yang harus dimunculkan
pasangannya ketika menghadapi
situasi
tertentu.
Misalnya siapa yang harus melakukan tugas keluarga,bagaimana pendapatan dalam keluarga harus diatur, atau bagaimana sebuah keputusan harus dibuat Adapun masalah-masalah yang sering timbul antara suami istri dalam sebuah keluarga biasanya berhubungan dengan masalah pribadi suami istri yang meliputi masa lampau mereka dan masa depan selanjutnya, masalah pribadi suami istri dengan ipar dan mertua, masalah nafkah serta pekerjaan ( Singgih D Gunarsa, 1994). Robby I Chandra (1992) berpendapat bahwa faktor penyebab timbulnya masalah dalam keluarga yang menyebabkan kegoncangan berasal dari suami istri itu sendiri atau pengaruh dari salah satu orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tua dari kedua belah pihak suami atau istri. Adapun timbulnya ketegangan yang bersumber dari suami istri antara lain: 1) Kurangnya saling pengertian antar suami istri karena kurangnya kemauan untuk mempelajari diri sendiri dan orang lain. 2) Kurang terbuka mengenai masalah tersembunyi yang belum terselesaikan. 3) Adanya kecurigaan baik dari pemakaian uang, maupun dari segi hubungan intim dengan orang luar. 4) Ketidakmauan suami untuk memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani keluarga. 5) Ketidakmampuan suami membimbing istri dan anggota keluarga karena sibuk dalam tugasnya sehingga istri berperan dalam rumah tangga, atau suami pendiam dan istri sebaliknya. 6) Ketidakpuasan suami terhadap pelayanan istri, misalnya dalam hal penyediaan makanan, kurang mengetahui selera suami, atau dalam hal pelayanan seks. 7) Ketidakpuasan suami terhadap kemampuan istri. Misalnya pendapatan suami lebih tinggi sehingga dia akan cenderung menguasai atau menggurui, istri bersifat boros dalam pembelanjaan sehingga gaji defisit. 8) Ketidakpuasan istri terhadap pelayanan suami. Suami terlalu berkuasa sehingga istri merasa harus selalu tunduk pada suami.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Apabila dikelompokkan segala macam masalah antara suami dan istri dalam sebuah keluarga tadi dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1) Masalah pribadi suami istri yang menyangkut masa lampau mereka dan masa depan yang akan dijalani mereka. 2) Masalah pribadi suami istri yang memasuki lingkungan keluarga baru yaitu bersama dengan ipar, kakak, adik, dan lain-lain. 3) Masalah yang berhubungan dengan keluarga baru dan rencananya akan dibentuk, meliputi hari depan, pendidikan dan perkembangan anak. Dalam survey internasional Gurin, dkk (dalam Sears dkk, 1992) 45% orang yang sudah menikah mengatakan bahwa dalam kehidupan bersama akan muncul berbagai masalah. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa konflik akan selalu muncul pada hubungan yang dirasa amat istimewa sekalipun. Selanjutnya dikemukakan bahwa 32%
pasangan
yang
menilai
pernikahan
mereka
sangat
membahagiakan melaporkan bahwa mereka juga pernah mengalami pertentangan, oleh karena itu dapat dikatakan konflik merupakan hal yang wajar terjadi dalam kehidupan pernikahan. Bahkan konflik yang terjadi dalam kehidupan pernikahan lebih besar dibanding konflik yang terjadi pada aspek kehidupan lain, karena bidang-bidang persoalannya lebih mendalam meliputi perasaan,kesenangan, kepercayaan, serta ditambah lagi masalah seks dengan segala tuntutan dan liku-liku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa konflik yang terjadi pada pasangan suami istri merupakan hal yang wajar karena mereka berinteraksi sehari-hari dan masing-masing manusia mempunyai latar belakang, sudut pandang, nilai-nilai maupun kebutuhan yang berbeda, yang dapat mengakibatkan perbedaan persepsi, kegagalan dalam berkomunikasi, serta dapat menimbulkan konflik pada pasangan suami istri. Disamping itu juga sifat yang dibawa masing-masing baik suami atau istri yang berbeda, jika tidak cepat beradaptasi juga akan menimbulkan konflik diantara pasangan tersebut. Misalnya saja dalam penelitian yang dilakukan oleh Dr. Carol N Jacklin dan Dr. Eleanor E. Maccoby (dalam Norman Wright, 2004) mengungkapkan adanya pebedaan jenis kelamin ditinjau dari sudut psikologi menyebutkan bahwa perempuan lebih dapat mengekspresikan emosi dan berempati atau berbelaskasihan saat menanggapi perasaan orang lain. Sementara kebanyakan laki-laki tidak memiliki kosa-kata yang cukup untuk mengungkapkan perasaannya. Mereka merasa tidak nyaman bila harus mengutarakan kegagalan, kecemasan, atau kekecewaan mereka. Sebagai pasangan suami istri sebaiknya mereka mulai mempelajari sifat-sifat tersebut sehingga dalam keluarga dapat terjalin komunikasi yang baik, untuk dapat menyelesaikan masalah-maslah keluarga dengan baik. Karena hal-hal atau sifat kecil yang berbeda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dalam hubungan suami istri dapat memicu timbulnya suatu konflik antara suami istri (H. Norman Wright, 2004). 2. Manajemen Konflik a
Pengertian Manajemen Konflik Konflik tidak hanya harus diterima dan dikelola dengan baik,
tetapi juga harus didorong, karena konflik merupakan kekuatan untuk mendapatkan perubahan dalam suatu lembaga atau kelompok (Hardjana, 1994). Edelmen, R.J. dalam (Wahyudi, 2005) menegaskan bahwa, jika konflik dikelola secara sistematis dapat berdampak positif yaitu, memperkuat hubungan kerjasama, meningkatkan kepercayaan diri, mempertinggi kreativitas dan produktivitas serta meningkatkan kepuasan kerja. Oleh karena itu kemampuan manajemen konflik sangat penting untuk diperhatikan Manajemen konflik sendiri dapat diartikan sebagai tugas mengelola suatu permasalahan yang timbul akibat salah paham atau perselisihan yang dilakukan oleh individu atau kelompok. Apabila dapat diatasi
dengan baik maka hubungan akan meningkat dan
mencapai persetujuan. Sedangkan manajemen konflik yang buruk dapat membuat semakin salah paham dan membuat buruknya hubungan interpersonal (Johnson&Johnson, 1994). Sedangkan tujuan dari adanya manajemen konflik tersebut adalah mencapai kinerja yang optimal dengan cara memelihara konflik tetap fungsional dan meminimalkan akibat konflik yang merugikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang selanjutnya dalam mencapai tujuan yang diperjuangkan dan menjaga hubungan pihak-pihak yang terlibat konflik agar tetap baik (Hardjana, 1994). b. Gaya-gaya Manajemen Konflik Orang yang terlibat dalam situasi konflik memiliki gaya manajemen konflik yang berbeda-beda. Masing-masing individu dapat menggunakan beberapa macam gaya, namun seringkali hanya gaya tertentu yang digunakan seseorang (Killman&Thomas, 1992). Setiap orang dapat menggunakan manajemen konfik yang bervariasi tergantung pada situasinya. Suatu gaya manajemen konflik mungkin cocok untuk satu situasi, tetapi belum tentu cocok untuk situasi yang lain. Tetapi biasanya seseorang akan memiliki kecenderungan untuk menggunakan satu gaya manajemen konflik tertentu (David. A. Decenzo, 1997) William
Hendrick
(1992)
menyamakan
istilah
teknik
penyelesaian konflik dengan gaya atau style manajemen konflik yang dapat diterapkan dalam menyelesaikan konflik. Ada lima macam cara dalam menghadapi konflik yang terjadi yaitu: 1) Penyelesaian konflik dengan cara mempersatukan (integrating) Penyelesaian konflik dengan cara integrating yaitu, pihak-pihak yang terlibat konflik melakukan tukar-menukar informasi. Kedua belah pihak mempunyai keinginan untuk mengamati perbedaan dan mencari solusi yang dapat diterima oleh semua pihak yang sedang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berkonflik.
Penyelesaian
konflik
dengan
mempersatukan
mendorong munculnya kreativitas yang bersangkutan. Kelemahan gaya penyelesaian ini adalah membutuhkan waktu yang lama dan dapat
menimbulkan
kekecewaan
karena
penalaran
dan
perimbangan rasional seringkali dikalahkan oleh komitmen emosional untuk suatu posisi. 2) Strategi kerelaaan untuk membantu (obliging) Strategi ini berperan untuk mengurangi perbedaan antar kelompok dan mendorong pihak-pihak yang terlibat konflik untuk mencaricari persamaan. Perhatian pada orang atau kelompok lain, akan menyebabkan seseorang merasa puas karena keinginannya dipenuhi oleh pihak lain, walaupun salah satu pihak harus mengorbankan sesuatu yang penting baginya. Gaya semacam ini dapat digunakan sebagai strategi yang sengaja untuk mengangkat atau membuat pihak lain merasa lebih baik dan senang terhadap suatu isu. 3) Teknik dominasi (dominating) Teknik ini merupakan kebalikan dari gaya obliging, menekankan pada kepentingan diri sendiri. Kewajiban sering diabaikan demi kepentingan pribadi atau kelompok dan cenderung meremehkan kepentingan orang lain. Teknik dominasi sangat efektif apabila suatu keputusan harus diambil secara tepat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4) Teknik menghindar (avoiding) Salah satu strategi dalam pengendalian konflik dengan cara menghindari suatu permasalahan. Pihak yang menghindar dari konflik tidak menempatkan suatu nilai pada diri sendiri atau orang lain. Gaya menghindar berarti menghindar dari tanggung jawab atau mengelak dari suatu isu konflik, menghindar dengan lawan konfliknya, menekan konflik yang terjadi. Aspek negatif dari gaya ini
adalah
melemparkan
masalah
pada
orang
lain,
atau
mengesampingkan masalah. 5) Gaya penyelesaian konflik dengan cara kompromi (compromising) Gaya ini dikategorikan efektif bila isu konflik mempunyai kekuatan yang berimbang. Teknik kompromi dapat menjalin pilihan bila metode lain gagal dan kedua pihak mencari jalan tengah. Pada kompromi masing-masing pihak rela memberikan sebagian kepentingannya (win-win solution).
Kompromi dapat
berarti membagi perbedaan atau bertukar sesuatu, masing-masing bersedia mengorbankan sesuatu agar tercapai penyelesaian. Dalam gaya ini dibutuhkan keahlian untuk bernegosiasi dan tawarmenawar. Jika digambarkan maka, lima gaya manajemen konflik yaitu Menghindar, Dominasi, Membantu, Kompromi, dan Mempersatukan menurut William Hendricks (1992) tersebut adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Diagram 1. Gaya Manajemen Konflik menurut William Hendrick (1992)
Sedangkan startegi manajemen konflik menurut Johnson & Johnson (1994) dibedakan menjadi lima macam strategi yang sealnjutnya akan disebut gaya, yang berdasarkan pada seberapa penting hubungan baik itu bagi seseorang. Adapun kelima gaya tersebut adalah: 1) ″The Turtle″ atau ″Withdrawing″ Orang yang menggunakan gaya manajemen konflik ini selalu berusaha bersembunyi untuk menghindari konflik. Mereka menyerahkan tujuan pribadinya dan hubungan baiknya. Mereka tetap menjauh dari permasalahan yang menjadi konflik dan menjauh dari orang yang berkonflik dengannya. 2) ″The Shark″ atau ″Forcing″ Orang dengan gaya manajemen konflik ini mencoba untuk melawan menggunakan kekuatan penuh dengan cara mengancam sebagai solusi konflik yang mereka hadapi. Tujuan pribadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sangatlah penting baginya dan hubungan baik tidaklah penting baginya.. Mereka berpendapat bahwa konflik hanya dapat dimenangkan oleh salah satu pihak dan pihak yang lain harus kalah. Kemenangan bagi mereka memberikan rasa kebanggaan dan keberhasilan,
sedangkan
kekalahan
akan
memberikan
rasa
kelemahan dan kegagalan serta tidak puas. Mereka selalu mencoba untuk menyerang, menunjukkan kekuasaan, dan mengintimidasi (menekan) orang lain. 3) ″Teddy Bear″ atau ″Smoothing″ Bagi orang yang menggunakan gaya ″Teddy Bear″ hubungan baik adalah kepentingan yang utama, kemudian mengenai tujuan mereka sendiri tidaklah begitu penting baginya. Orang dengan gaya ini ingin diterima dan disukai orang lain. Mereka berpikir bahwa konflik seharusnya dihindari demi anugerah keharmonisan dan percaya bahwa konflik dapat didiskusikan tanpa merusak hubungan baik. Mereka takut bahwa jika konflik berlanjut akan mengakibatkan salah satu terluka dan menyebabkan hancurnya hubungan baik. Mereka menyerahkan tujuan mereka demi menjaga hubungan baik, juga ingin mencoba meluluhkan ketegangan akibat konflk tanpa merusak hubungan orang lain. Mereka menyatakan atau menyerahkan tujuannya dan membiarkan orang lain akan menyukai dirinya. Mereka hanya ingin membuat konflik mereda,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
karena mereka takut kalau-kalau nanti konflik ini akan merugikan hubungan baik. 4) ″The Fox″ atau ″Compromising″ Orang dengan gaya manajemen konflik ini senang memperhatikan tujuannya dan juga hubungan baik mereka dengan orang lain. Mereka selalu mencoba untuk bekerjasama dengan orang lain untuk memecahkan masalah akibat konflik. Mereka menyerahkan sebagian tujuan mereka dan membujuk orang lain menyerahkan sebagian tujuannya juga. Mereka juga mencoba solusi konflik dimana semua pihak mendapatkan sesuatu dan berada di tengahtengah di antara dua posisi ekstrem (kanan-kiri). Mereka berkeinginan untuk mengorbankan sebagian tujuan mereka dan hubungan baik mereka, tapi sisi lain demi menemukan persetujuan bersama yang berakibat baik bagi semua pihak. 5) ″The Owl″ atau ″Confronting″ Kelompok orang dengan gaya manajemen konflik ″The Owl″ lebih menghargai tujuan mereka sendiri dan hubungan baik mereka. Mereka memandang konflik sebagai permasalahan yang harus diselesaikan dan dicarikan solusi yang berguna bagi tujuan mereka sendiri dan orang lain, demi memperbaiki hubungan baik. Mereka mencoba untuk mulai berdiskusi, meneliti tentang konflik yang menjadi permasalahan dengan mencoba solusi yang memuaskan bagi semua pihak demi hubungan baik. Mereka merasa tidak puas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sampai solusi terbaik ditemukan demi mencapai tujuan mereka dan orang lain. Selain itu
mereka
tidak
akan puas
sampai
ketegangan dan perasaan buruk ditenangkan kembali. Penelitian ini akan menggunakan gaya manajemen konflik yang dikemukakan oleh William Hendricks (1992) yang menampilkan lima gaya manajemen konflik yaitu: mempersatukan, membantu, dominasi, kompromi, dan menghindar. Dengan melihat kecenderungan para suami dan istri dalam menggunakan manajemen konflik diharapkan dari hasil penelitian akan mengetahui apakah ada perbedaan manajemen konflik antara suami dan istri. B. Perbedaan Manajemen Konflik Suami-Istri Laki-laki dan perempuan yang memutuskan untuk mengikatkan diri menjadi satu kesatuan guna membentuk suatu keluarga yang baru dan menjadi sepasang suami istri. Masing-masing, baik suami dan istri memiliki perbedaan dalam beberapa hal diantaranya perbedaan sifat, latar belakang kehidupan, tugas dan tanggung jawab, dan masih banyak lagi. Istri lebih ekspresif dan berperasaan daripada suami dalam pernikahan (Blumstein & Schwart, !983). Istri lebih terbuka mengenai segala sesuatu yang sedang dia alami. Perempuan akan cenderung lebih mengekspresikan
kelembutan,
ketakutan,
dan
kesedihan
daripada
pasangan mereka. Selain itu juga terdapat perbedaan gender yang kuat dalam hal pekerjaan rumah. Istri biasanya melakukan pekerjaan rumah tangga lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
banyak daripada suami (Warner, 1986) . sebagian besar istri melakukan pekerjaan rumah tangga dua atau tiga kali lipat dari yang dilakukan oleh suami. Bahkan hanya 10% suami yang melakukan pekerjaan rumah tangga sebanyak istri mereka. Suami lebih banyak menghabiskan waktu mereka di tempat kerja. Dalam kehidupan rumah tangga suami dan istri saling mendorong dan saling mengisi dalam menangani berbagai pekerjaan sehinga suatu pekerjaan itu nampak bukan sebagai beban. Tetapi ketika terjadi perubahan, pertentangan emosional, sosial, semangat dan kemunduran ekonomi maka dapat menimbulkan permasalahan (Save M Dagun, 1990). Untuk membina hubungan akrab antara suami dan istri diperlukan tekad baik dan derajad toleransi yang tinggi untuk dapat mengatasi berbagai masalah. Permasalahan yang timbul biasanya disebabkan karena masingmasing suami dan istri saling bertentangan. Misalnya saja ayah atau suami harus selalu mengikuti dan menyesuaikan diri pada setiap perubahan yang terjadi di tempat ia bekerja untuk mempertahankan kedudukan dan posisinya. Suami mengalami suatu proses hidup psikis yang lebih dinamis, yang akhirnya tidak sesuai lagi dengan hidup psikis istri, karena istri hanya tinggal di rumah dan kurang mengikuti perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan luar rumah.
Perbedaan perkembangan tersebut
membuat jarak makin membesar sehingga membentuk jurang yang tidak memungkinkan kontak psikis lagi. Jika hal ini berlarut akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menimbulkan masalah yang pelik dalam keluarga (Astuti dalam Miniatrix, 2003). Ibu yang memutuskan untuk menjadi perempuan karier dengan alasan untuk menopang keuangan keluarga juga memiliki kebimbangan di mana ia harus menentukan seberapa banyak ia harus meluangkan waktu bersama anak dan keluarga disamping ia juga harus menyisihkan waktu untuk pekerjaannya. Sebagai seorang suami jika istri bekerja sering merasa diremehkan. Ia merasa istrinya tidak puas dengan penghasilan keluarga yang otomatis meremehkan dirinya sebagai pencari nafkah. Selain itu anak- anak juga kekurangan kasih sayang dan rumah kurang terawat (Slameto, 2003). Konflik yang terjadi antara suami dan istri harus segera dicari jalan keluarnya, dan sebisa mungkin jangan menunda penyelesaian konflik. Jika konflik hanya didiamkan saja dan tidak dicari jalan keluarnya maka konflik akan meruncing dan semakin sulit untuk mengatasinya. Untuk mencegah terjadinya permasalahan yang berlarut-larut yang akhirnya menuju pada perceraian, masing-masing individu harus memilki manajemen konflik yang tepat. Berbeda orang menggunakan manajemen konflik dengan cara yang berbeda pula. Setiap orang mempunyai kemampuan untuk menggunakan berbagai macam gaya manajemen konflik, tetapi tetap saja mempunyai kecenderungan untuk menggunakan salah satu gaya manajemen konflik (David. A. Decenzo, 1992). Tidak ada satupun gaya manajemen konflik yang efektif untuk semua situasi (Peg
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pickering, 2000), oleh karena itu penting untuk mengembangkan kemampuan menggunakan setiap gaya manajemen konflik sesuai dengan situasi. Manajemen konflik pada manusia berdasarkan kedua jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan menurut Cancian (1987) menyatakan bahwa perempuan lebih berhasrat untuk menghindari konflik dan memelihara hubungan baik mereka daripada laki-laki. Selain itu perempuan merasa bertanggung jawab untuk memelihara hubungan tersebut. Blomstein&Schwartz (1983), menambahkan
bagaimanapun
perempuan lebih mempermasalahkan, membenci yang mereka hadapi, tetapi tetap berusaha untuk berbuat hal yang benar. Pada saat memberikan penjelasan,
perempuan
memiliki
kecenderungan
menggunakan
perbandingan untuk memenangkan pendapat mereka. Namun demikian perempuan lebih memilih untuk menghindari konflik bila hal tersebut mungkin untuk dilakukan untuk menjaga hubungan mereka. Ketika konflik menghasilkan kekerasan, maka wanita akan cenderung merasa disakiti daripada laki-laki. Hal ini didukung pendapat (Brannon, 1999) yang berpendapat bahwa dalam menghadapi konflik, perempuan menggunakan gaya manajemen konflik dengan pemikiran-pemikiran, supaya hubungan mereka tetap terpelihara. Perempuan memiliki ruang untuk menghindari konflik atau menggunakan pertimbangan emosi untuk menangani konflik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ketika konflik menghasilkan kekerasan, perempuan mungkin lebih terluka daripada laki-laki pada saat terjadi konfrontasi. Sementara Borisoff & Victor (1989) mengemukakan bahwa sesungguhnya ketrampilan berkomunikasi berguna untuk mengemukakan efektivitas manajemen konflik termasuk di dalamnya keterbukaan, keterusterangan, asertif, empati, kredibel, fleksibel, bisa mendengarkan secara aktif. Banyak asumsi tentang bagaimana perempuan dan laki-laki berbeda dalam segala hal. Salah satunya adalah H. Norman Wright (2004) yang menyatakan bahwa pria dan perempuan berbeda dalam cara berpikir, bertindak, menghadapi, dan lain-lain. Perbedaan-perbedaan tersebut dapat saling melengkapi, tetapi kerap kali menimbulkan konflik dalam pernikahan. Perbedaan antara laki-laki dan perempuan yang juga menyangkut bagaimana laki-laki dan perempuan berbeda dalam menghadapi konflik diungkapkan pula oleh David A. Decenzo (1997), yang menyebutkan bahwa perempuan menjalin hubungan untuk mendapatkan kedekatan, sedangkan laki-laki menjalin hubungan untuk mencapai tujuan tertentu. Perempuan selalu menjaga hubungan interpersonal agar dinamis untuk memeperoleh
hubungan
memeperhatikan
yang
hubungan
sehat yang
sedangkan dinamis.
laki-laki
kurang
Perempuan
selalu
memperhatikan kepentingan bersama, sedangkan laki-laki cenderung melindungi kepentingannya sendiri. Ketika terjadi konflik perempuan akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berusaha untuk tetap menjaga hubungan baik, sebaliknya laki-laki akan terpaku pada aturan hingga kesepakatan bersama tercapai. Banyak penelitian telah membuktikan banyak hal seperti di atas, misalnya laki-laki lebih mendengarkan daripada memberikan pendapat. Salah satu diantarnya adalah penelitian yang dilakukan Thomas Levin (1987) yang meneliti tentang manajemen konflik pada pasangan. Penelitian ini menemukan bahwa ada perbedaan gender dalam hal suami istri meminta untuk memahami perilaku masing-masing pasangannya. Dalam hal ini suami-suami dapat menolak permintaan istri-isri mereka untuk berubah karena perilaku laki-laki mencerminkan ciri kepribadian yang tidak berubah. Sedangkan para istri harus bisa berubah sebagai respon terhadap permintaan suami karena perilaku perempuan mudah berubah. Keyakinan suami terhadap manajemen konflik memberikan mereka kekuatan lebih dalam hubungan, mereka dapat meminta haknya berubah tetapi tidak layaknya dapat disuruh berubah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. HIPOTESA Hipotesa penelitian dari penelitian ini adalah ada perbedaan manajemen konflik antara suami dan istri yang meliputi: 1. Ada perbedaan Gaya Manajemen Konflik Menghindar antara suami dan istri. 2. Ada perbedaan Gaya Manajemen Konflik Dominasi antara suami dan istri. 3. Ada perbedaan Gaya Manajemen Konflik Membantu antara suami dan istri. 4. Ada perbedaan Gaya Manajemen Konflik Kompromi antara suami dan istri. 5. Ada perbedaan Gaya Manajemen Konflik Mempersatukan antara suami dan istri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian komparasional, yang berbentuk perbandingan dari dua sampel atau lebih. Penelitian ini termasuk penelitian komparatif karena ingin melihat apakah ada perbedaan manajemen konflik antara suami dan istri. B. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan dua variabel. Variabel-variabel tersebut adalah: 1. Variabel Bebas Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab kemunculan dari variabel terikat (Kerlinger, 1996). Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah suami dan istri. 2. Variabel Tergantung Variabel tergantung sering disebut variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dengan demikian variabel terikat dipandang sebagai konsekuensi variabel bebas (Kerlinger, 1996). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah manajemen konflik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Definisi Operasional Definisi operasional melekatkan arti pada suatu variabel dengan cara menetapkan kegiatan-kegiatan atau tindakan-tindakan yang perlu untuk mengukur variabel itu. Definisi semacam itu memberikan batasan atau arti suatu variabel dengan merinci hal yang harus dikerjakan oleh peneliti untuk mengukur variabel tersebut. Definisi operasional dari variabel-variabel yang dipakai dalam penelitian ini adalah: 1. Suami dan Istri Suami adalah laki-laki dewasa yang telah melangsungkan perkawinan secara resmi menurut hukum dan agama. Istri adalah perempuan dewasa yang telah melangsungkan perkawinan secara resmi menurut hukum dan agama. 2. Manajemen Konflik Manajemen konflik adalah suatu kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing individu, dalam hal ini ayah dan ibu, untuk mengelola, mengatur masalah, mencegah, mengatasi, ataupun menyelesaikan konflik yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari pasangan suami istri tersebut. Masalah-masalah tersebut antara lain masalah pribadi suami dan istri yang meliputi masa lampau dan masa depan mereka, masalah pribadi suami istri dengan mertua dan anggota keluarga lain, masalah nafkah serta pekerjaan, masalah anak. Cara individu untuk mengolah konflik yang terjadi disebut gaya manajemen konflik. Gaya Manajemen konflik yang dipakai di sini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
adalah lima gaya manajemen konflik menurut William Hendricks (1992). Kelima gaya manajemen konflik tersebut adalah: Manajemen Konflik Menghindar,
Manajemen
Konflik
Dominasi,
Manajemen
Konflik
Membantu, Manajemen Konflik Kompromi, dan Manajemen Konflik Mempersatukan. D. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah pasangan suami dan istri yang telah melangsungkan pernikahan secara resmi menurut agama maupun hukum dan yang bertempat tinggal di tiga desa yang telah ditentukan oleh penulis yaitu dusun Ngagul-agulan, Jetis Depok dan Ngaranan. Subjek yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah pasangan suami istri yang memenuhi persyaratanpersyaratan sebagai berikut: 1. Memiliki anak Karena dengan adanya anak dimungkinkan bertambahnya konflik antara suami dan istri. 2. Salah satu pasangan harus memiliki pekerjaan tetap. Karena dengan adanya pekerjaan maka tangung jawab akan bertambah bukan hanya dalam keluarga, tetapi juga di tempat kerja. Bertambahnya tangung jawab memungkinkan timbulnya konflik. 3. Latar belakang pendidikan Karena lokasi pengambilan sampel adalah masyarakat yang tinggal di dusun, dikhawatirkan subjek ada sebagian yang tidak bisa baca dan tulis,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
maka di sini akan dipilih subjek yang memiliki latar belakang pendidikan SMP, SLTA, PT atau yang sederajat. E. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini mencakup dua hal yaitu: identitas diri subjek, serta skala manajemen konflik yang dipakai suami istri dalam menghadapi konflik yang ada tersebut. Identitas diri subjek didapat dari lembar daftar isian yang diberikan kepada subjek bersamaan dengan dibagikannya skala manajemen konflik. Adapun isi dari lembar identitas diri adalah untuk mengetahui nama, jenis kelamin, jumlah anak, latar belakang pendidikan, dan pekerjaan. Skala merupakan salah satu alat ukur psikologis yang lebih banyak dipakai untuk mengukur aspek afektif (Azwar, 2002). Skala berupa pernyataan atau pertanyaan yang tidak langsung mengukur atribut yang hendak diukur, melainkan mengungkap indikator perilaku atribut yang bersangkutan. Sedangkan respon subjek untuk suatu skala tidak diklasifikasiksan sebagai jawaban salah atau benar. Semua jawaban dapat diterima sepanjang diberikan secara
sungguh-sungguh,
hanya
saja
jawaban
yang
berbeda
akan
diinterpretasikan berbeda pula. Dalam penelitian ini alat pengumpul datanya berupa skala manajemen konflik. Skala ini terdiri dari 100 item manajemen konflik. Item-itemnya berupa pernyataan yang di dalamnya terdapat 50 item favorable dan 50 item lagi unfavorable. Tiap-tiap gaya manajemen konflik yaitu Menghindar, Dominasi, Membantu, Kompromi, Mempersatukan, akan diwakili masing-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
masing 20 item (10 favorabel dan 10 unfavorabel). Skala ini menggunakan 4 alternatif jawaban yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Pemberian skor yang digunakan adalah sebagai berikut: untuk item yang favorable, penilaian bergerak dari angka empat sampai dengan angka satu. Jawaban SS= 4, S= 3, TS= 2, STS=1. Sedangkan untuk pernyataan yang unfavorable maka sebaliknya, penilaian bergerak dari angka satu ke angka empat, SS= 1, S=2, TS= 3, STS=4. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 1 Blue Print Skala Manajemen konflik No
Komponen
1
Gaya Manajemen Konfik Menghidar Tidak menempatkan nilai pada diri sendiri dan orang lain. Menghindar dari tanggung jawab, lari dari masalah yang dihadapi.
2
Gaya Manajemen Konflik Dominasi Menekankan pada kepentingan diri sendiri. Memaksa orang lain mengikuti dirinya. Gaya Manajemen Konflik Membantu Menempatkan nilai yang tinggi bagi orang lain. Mengorbankan sesuatu yang penting bagi dirinya. Gaya manajemen Konflik Kompromi Antara menempatkan nilai pada diri sendiri dan orang lain berada pada tingkat yang sejajar. Semua pihak mengorbankan sesuatu, namun juga menerima sesuatu. Gaya Manajemen Konflik Mempersatukan Menempatkan nilai pada diri sendiri dan
3
4
5
Jumlah Item 20
%
20
20
20
20
20
20
20
20
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
orang lain. Mengamati perbedaan dan mencari solusi yang dapat diterima oleh semua. Jumlah
100
100
Tabel. 2 Spesifikasi Skala Manajemen Konflik Manajemen
Nomor Butir
Konflik
Favorable
Jml
%
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
100
100
Unfavorabel
1, 11, 21, 31, 41, 6, 16, 26, 36, 46, Menghindar 51, 61, 71,81, 91
56, 66, 76, 86, 96
2, 12, 22, 32, 42, 7, 17, 27, 37, 47, Dominasi 52, 62, 72, 82, 92
57, 67, 77, 87, 97
3, 13, 23, 33, 43, 8, 18, 28, 38, 48, Membantu 53, 63, 73, 83, 93
58, 68, 78, 88, 98
4, 14, 24, 34, 44, 9, 19, 29, 39, 49, Kompromi 54, 64, 74, 84, 94
59, 69, 79, 89, 99
5, 15, 25, 35, 45, 10, 20, 30, 40, 50, Mempersatukan
55, 65, 75, 85, 95
60, 70, 80, 90, 100
Total
F. Validitas dan Reliabilitas Validitas sangat diperlukan untuk mengukur apakah skala psikologi mampu menghasilkan data yang akurat sesuai dengan tujuan ukurnya. Skala yang disusun berdasarkan kawasan ukur yang teridentifikasi dengan baik dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dibatasi dengan jelas, secara teoritik akan valid (Azwar, 1999). Ada dua unsur dalam prinsip validitas yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain, yaitu: 1. Unsur kejituan, tentang seberapa jauh alat pengukur dapat mengungkap gejala atau bagian gejala yang hendak diukur. 2. Unsur ketelitian, tentang seberapa jauh alat pengukur memberikan kecermatan yang diteliti dengan jelas. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi, yang menunjuk sejauh mana item-item dalam alat ukur mencakup keseluruhan kawasan uji objek yang hendak diukur, yang akan diperoleh melalui analisis rasional dan professional judgement (Azwar, 1999). Analisis ini dilakukan dengan cara analisis rasional dan professional judgement yang dilakukan peneliti bersama dosen pembimbing. Reliabilitas sebenarnya mengacu pada konsistensi atau keterpercayaan hasil ukur, yang mengandung makna kecermatan pengukuran. Pengukuran yang tidak reliabel akan menghasilkan skor yang tidak dapat dipercaya karena perbedaan skor yang terjadi antara individu lebih ditentukan oleh faktor eror (kesalahan) daripada faktor perbedaan yang sesungguhnya. Pengukuran yang tidak reliabel tentu tidak akan konsisten pula dari waktu ke waktu (Azwar, 1999). Kerlinger (1996) menjabarkan reliabilitas adalah cara mengukur himpunan objek yang sama berulang kali, dengan instrument yang sama atau hampir mirip, dan akan mendapatkan hasil yang sama pula. Penelitian ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menggunakan formulasi Alpha untuk mengetahui koefisian reliabilitasnya. Pengukurannya menggunakan program SPSS versi 11.0 for windows. Dalam aplikasinya, reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas (xx') yang angkanya berada dalam rentang dari 0 sampai 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitas. Sebaliknya semakin rendah mendekati angka 0 berarti semakin rendahnya reliabilitas. G. Metode Analisis Data Metode analisis data merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengolah data, menganalisis hasil penelitian untuk menguji kebenarannya. Karena data yang diperoleh dari skala manajemen konflik berupa angka, maka metode yang digunakan untuk analisis data menggunakan statistik. Sebelum melakukan analisis data terlebih dulu dilakukan uji homogenitas dan uji normalitas menggunakan SPSS versi 11,5 for windows. Untuk melihat perbedaan antara peran ayah dan peran ibu dalam hal manajemen konflik maka digunakan uji t (Independent Sample t Test). 1. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran skor pada kedua kelompok sample mengikuti distribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan SPSS for Windows Versi 11,5, sedangkan metode yang digunakan di sini adalah One Sampel Kolmogorov Smiarnov Test. Sedangkan cara untuk mengetahui apakah sebaran skornya berdistribusi
normal
atau
tidak
adalah
dengan
melihat
nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
probabilitasnya. Jika nilai probabilitasnya lebih besar dari 0,05 ( p>0,05) maka sebaran skor dinyatakan normal. Sebaliknya jika nilai probabilitas kurang dari 0,05 (p<0,05) maka sebaran item dinyatakan tidak normal. 2. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah varian dari sample yang akan diuji tersebut sama atau tidak. Caranya adalah dengan melihat nilai probabilitasnya pada Levene Test, dengan menggunakan SPSS for Windows Versi 11,5. jika nilai probabilitas yang didapat lebih besar dari 0,05 (p> 0,05) maka kedua kelompok sample memiliki varian yang sama, sebaliknya jika probabilitasnya kurang dari 0,05 (p< 0,05) maka kedua kelompok memiliki varian yang tidak sama. 3. Independent Sample t-Test Independent Sample T Test digunakan untuk pengujian rata-rata dua sample yang saling tidak berhubungan (bebas satu terhadap lainnya, sample bersifat independent) atau pada prinsipnya yaitu ingin menguji apakah ada perbedaan rata-rata mean) antara dua populasi dengan melihat rata-rata dua samplenya. Test ini biasanya digunakan untuk menguji pengaruh satu variance dependent terhadap satu atau lebih variable dependent. Dengan kata lain pada prinsipnya tujuannya adalah ingin mengetahui apakah ada perbedaan rata-rata (mean) antara dua populasi, dengan melihat rata-rata dua sampelnya (Sutrisno Hadi, 2000).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV PENELITIAN
A. Persiapan Penelitian Persiapan pertama yang dilakukan adalah mempersiapkan alat ukur yang hendak dipakai dan permohonan ijin untuk melaksanakan penelitian. Alat ukur yang dipakai dalam penelitian ini adalah skala manajemen konflik yang telah dibuat oleh peneliti dan dikonsultasikan dengan dosen pembimbing. Sedangkan untuk permohonan ijin peneliti memohon ijin kepada Bapak/ Ibu Kepala Dusun guna melaksanakan penelitian yang akan melibatkan warga masyarakat di wilayah tersebut, dalam penelitian ini adalah warga desa Ngagul-agulan, Ngaranan, dan Jetis Depok. Permohonan ijin tersebut juga disertai dengan surat keterangan untuk melakukan penelitian dari fakultas psikologi. Penyusunan alat dalam penelitian ini adalah penyusunan skala manajemen konflik . Di sini ada lima macam gaya manajemen konflik dari William Hendricks (1999) yaitu: Gaya Manajemen konflik Menghindar, Gaya Manajemen Konflik Dominasi, Gaya Manajemen Konflik Membantu, Gaya Manajemen Konflik Kompromi, Gaya Manajemen Konflik Mempersatukan. Skala manajemen konflik ini pada awalnya terdiri dari 100 item manajemen konflik. Item-item tersebut terdiri dari 50 item favorabel dan 50 item unfavorabel. Masing masing gaya manajemen konflik diwakii oleh 20 item, 10 favorabel dan yang sepuluh lagi unfavorabel. Jadi, gaya manajemen konflik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menghindar diwakili 10 item favorabel dan 10 item unfavorabel, Gaya Manajemen Konflik Dominasi juga diwakili 10 item favorabel dan 10 lagi unfavorabel, Gaya Manajemen Konflik Membantu diwakii 10 item favorabel dan 10 item unfavorabel, Gaya Manajemen Konflik Kompromi diwakili juga oleh 10item favorabel dan 10 unfavorabel, Gaya Manajemen Konflik Mempersatukan juga diwakili oleh 10 item favorabel dan 10 unfavorabel. Jika disajikan dalam bentuk blue-print adalah sebagai berikut: B. Uji Coba Skala manajemen konflik yang terdiri dari 100 item tersebut kemudian diujicobakan pada tanggal 3 sampai 20 Maret 2007 setelah sebelumnya dikonsultasikan kepada dosen pembimbing untuk memperoleh persetujuan. Skala tersebut diujicobakan kepada 40 orang warga dengan prosentase 20 orang suami dan 20 orang istri. Untuk memastikan masing-masing pasangan tidak bekerjasama dalam mengerjakan maka pengisian angket ditunggui oleh peneliti. Setelah semua skala terkumpul kembali, kemudian data yang diperoleh dari skala tersebut dianalis menggunakan SPSS for windows versi 11, 5 untuk mengetahui validitas dan reliabilitasnya. Beberapa item dinyatakan gugur setelah uji coba karena koefisien korelasi aitem totalnya lebih kecil dari 0.275. Item-item yang gugur tersebut adalah item nomor 7, 10, 11, 12, 17, 18, 22, 25, 26, 27, 29, 31, 32, 36, 37, 41, 43, 46, 47, 50, 51, 52, 56, 57, 62, 66, 69, 75, 77, 81, 82, 86, 87, 94, 95, 99, 100. Agar terjadi keseimbangan antar tiap gaya manajemen konflik maka, gaya manajemen konflik menghindar ditambah 5 item dan untuk gaya manajemen konflik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dominasi ditambah 8 item. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam table spesifikasi manajemen konflik sebagai berikut: Tabel 3 Spesifikasi Skala Manajemen Konflik Uji Coba Nomor Butir
Sub Skala
%
20
20
20
20
2. Dominasi 3. Membantu
3, 13, 23, 33, 43, 8, 18, 28, 38, 48, 53, 63, 73, 83, 93 58, 68, 78, 88, 98
20
20
4, 14, 24, 34, 44, 9, 19, 29, 39, 49, 54, 64, 74, 84, 94 59, 69, 79, 89, 99
20
20
20
20
100
100
1. Menghindar
4. Kompromi 5. Mempersatukan
Unfavorabel 6, 16, 26, 36, 46, 56, 66, 76, 86, 96 7, 17, 27, 37, 47, 57, 67, 77, 87, 97
Jml
Favorable 1, 11, 21, 31, 41, 51, 61, 71, 81, 91 2, 12, 22, 32, 42, 52, 62, 72, 82, 92
5, 15, 25, 35, 45, 10, 20, 30, 40, 55, 65, 75, 85, 95 50, 60, 70, 80, 90,100 Total
Tabel 4 Blueprint Setelah Penelitian Sub Skala Menghindar
Nomor Butir Favorable Unfavorabel 1, 11, 21, 31, 41, 6, 16, 26, 36, 46, 56 51, 61
Jml
%
13
17.10
Dominasi)
2, 12, 22, 32, 42, 7, 17, 27, 37, 47, 57 52, 62
13
17.10
Membantu
3, 13, 23, 33, 43, 8, 18, 28, 38, 48, 58, 53, 63, 72 66, 74, 76
17
22.36
4, 14, 24, 34, 44, 9, 19, 29, 39, 49, 59, 54, 64, 68, 69 67,71
17
22.36
5, 15, 25, 35, 45, 10, 20, 30, 40, 50, 55, 65, 73, 75 60, 70
16
21.05
76
100
Kompromi Mempersatukan
Total
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilaksanakan pada tanggal 7 April sampai 27 April 2007. dengan mengambil sample subjek sebanyak 90 orang dengan spesifikasi 45 suami dan 45 istri yang bertempat tinggal di tiga dusun yaitu dusun Ngagulagulan, Jetis Depok, dan Ngaranan. Untuk menghindari adanya kerjasama antar pasangan yang menjadi sample penelitian dalam mengisi skala, maka peneliti menunggui ketika subjek mengisi angket tersebut. Angket yang dibagikan berisi 76 item.
D. Hasil Penelitian 1. Uji Reliabilitas Reliabilitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Semakin mendekati angka 1,0 makan hasil pengukuran akan semakin reliable. Hasil reliabilitas untuk masingmasing gaya manajemen konflik adalah sebagai berikut: No 1 2 3 4 5
Manajemen Konflik Menghindar Dominasi Membantu Kompromi Mempersatukan
Reliability coefficients N of Cases N of items Alpha 90 13 0.7248 90 13 0.7530 90 17 0.6319 90 17 0.7746 90 16 0.7827
2. Uji Asumsi Uji asumsi perlu dilakukan agar kesimpulan yang diperoleh tidak menyimpang dari penelitian. Terdapat dua asumsi yang harus dipenuhi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dalam suatu penelitian mengenai perbedaan yaitu uji normalitas sebaran dan uji homogenitas varian. a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran skor pada kedua kelompok sample mengikuti distribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan SPSS for Windows Versi 11,5. Metode yang digunakan di sini adalah One Sampel Kolmogorov Smiarnov Test. Cara untuk mengetahui apakah sebaran skornya berdistribusi normal atau tidak adalah dengan melihat nilai probabilitasnya. Jika nilai probabilitasnya lebih besar dari 0,05 (p>0,05) maka sebaran skor dinyatakan normal. Sebaliknya jika nilai probabilitas kurang dari 0,05 (p <0,05) maka sebaran skor dinyatakan tidak normal. Hasil uji normalitas pada lima gaya manajemen konflik adalah sebagai berikut: 1) Gaya manajemen Konflik Menghindar Pada gaya ini diperoleh probabiitas (asymp.sig 2-tailed) sebesar 0.701 dengan demikian p lebih besar dari 0,05 (p> 0,05). Maka dapat dinyatakan bahwa sebaran skor untuk skala manajemen konflik menghindar dinyatakan normal. 2) Manajemen Konflik Dominasi Pada gaya ini diperoleh probabilitas (asymp.sig 2-tailed) sebesar 0.335 dengan demikian p lebih besar dari 0,05 (p> 0,05). Maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dapat dinyatakan bahwa sebaran skor untuk skala manajemen konflik dominasi dinyatakan normal. 3) Manajemen Konflik Membantu Pada gaya ini diperoleh probabilitas (asymp.sig 2-tailed) sebesar 0.416 dengan demikian p lebih besar dari 0,05 (p> 0,05). Maka dapat dinyatakan bahwa sebaran skor untuk skala manajemen konflik membantu dinyatakan normal. 4) Manajemen Konflik Kompromi Pada gaya ini diperoleh probabilitas (asymp.sig 2-tailed) sebesar 0.357 dengan demikian p lebih besar dari 0,05 (p> 0,05). Maka dapat dinyatakan bahwa sebaran skor untuk skala manajemen konflik kompromi dinyatakan normal. 5) Manajemen Konflik Mempersatukan Pada gaya ini diperoleh probabilitas (asymp.sig 2-tailed) sebesar 0.718 dengan demikian p lebih besar dari 0,05 (p> 0,05). Maka dapat dinyatakan bahwa sebaran skor untuk skala manajemen konflik integrasi dinyatakan normal. Di bawah ini disertakan table ringkasan One Sample Kolmogorov Smirnov Test:
Tabel 5 Ringkasan One Sampel Kolmogorov Smirnov Test Gaya Manajemen konflik
N
Mean
SD
Menghindar
90
25.22
5.248
Asymp.Sig (2.tailed) 0.701
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dominasi Membantu Kompromi Mempersatukan
90 90 90 90
25.80 48.01 49.71 50.73
5.309 5.113 5.585 5.495
0.335 0.416 0.357 0.718
b. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah varian dari sample yang akan diuji tersebut sama atau tidak. Caranya adalah dengan melihat nilai probabilitasnya pada Levene Test, dengan menggunakan SPSS for Windows Versi 11,5. Jika nilai probabilitas yang didapat lebih besar dari 0,05 (p>0,05), maka Ho diterima atau kedua kelompok sample memiliki varian yang sama (tidak ada beda). Sebaliknya jika probabilitasnya kurang dari 0,05 (p<0,05), kedua kelompok memiliki varian yang berbeda (tidak sama). Dari hasil uji homogenitas menggunakan Levene Test yang dilakukan peneliti, hasil selengkapnya adalah sebagai berikut: 1) Gaya Manajemen Konflik Menghindar Diperoleh probabilitas sebesar 0.647 dengan demikian p lebih besar dari 0,05 (p>0,05). Maka dapat dinyatakan bahwa skor skala manajemen konflik menghindar berasal dari subjek yang mempunyai varian yang sama 2) Gaya Manajemen Konflik Dominasi Diperoleh p sebesar 0.006 dengan demikia p lebih kecil dari 0,05 (p<0,05). Dengan demikian maka dapat dinyatakan bahwa skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
skala Manajemen Konflik Dominasi berasal dari subjek yang mempunyai varian yang tidak sama (beda). 3) Gaya Manajemen Konflik Membantu Diperoleh probabilitas sebesar 0,003 dengan demikian p lebih kecil dari 0,05 (p<0,05). Maka dapat dinyatakan bahwa skor skala Manajemen
Konflik
Membantu
berasal
dari
subjek
yang
mempunyai varian yang tidak sama (beda). 4) Gaya manajemen Konflik Kompromi Diperoleh probabilitas sebesar 0,020 dengan demikian p lebih kecil dari 0,05 (p<0,05). Maka dapat dinyatakan bahwa skor skala manajemen
konflik
Kompromi
berasal
dari
subjek
yang
mampunyai varian yang tidak sama (beda). 5) Gaya Manajemen Konflik Mempersatukan Diperoleh probabiitas sebesar 0,016 dengan demikian p lebih kecil dari 0,05 (p<0,05). Maka dapat dinyatakan bahwa skor skala manajemen konflik mempersatukan berasal dari subjek yang mempunyai varian yang tidak sama (beda). Jika disajikan dalam bentuk table dapat dilihat seperti di bawah ini. Dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran. Tabel 6 Ringkasan Levene Test Gaya Manajemen konflik 1. Manajemen Konflik Menghindar 2. Manajemen Konflik Dominasi 3. Gaya MAnajemen Konflik Membantu
Equal Variance Assummed f Signifikansi 0.213 0.646 7.857 0.006 9.016 0.003
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Gaya Manajemen Konflik Kompromi 5. Gaya Manajemen Konflik Mempersatukan
5.656 6.077
0.020 0.016
3. Uji Hipotesis Setelah dilakukan uji normalitas dan homogenitas, maka selanjutnya dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan Independen Sampel t- Test dengan program SPSS for Windows Versi 11,5. Sedangkan hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah: “Ada perbedaan manajemen konflik peran ayah dan peran ibu”. Hasil uji t untuk masing-masing gaya manajemen konflik adalah sebagai berikut: a) Gaya Manajemen Konflik Menghindar Uji beda dilakukan dengan menggunakan Independent Sample t Test, didapat t hasil 6.590{df: 88; sig 2 tailed < α (0.05)}, maka dapat dikatakan bahwa ada perbedaan gaya manajemen konflik menghindar antara suami dan istri. b) Gaya Manajemen Konflik Dominasi Diperoleh t hasil 6.843{df: 71.92; sig 2 tailed < α (0.05)}, maka dapat dikatakan bahwa ada perbedaan gaya manajemen konflik dominasi antara suami dan istri. c) Gaya Manajemen Konflik Membantu Diperoleh t hasil 3.230 {df: 68.671; sig 2 tailed < α (0.05)}, maka dapat dikatakan bahwa ada perbedaan gaya manajemen konflik membantu antara suami dan istri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
d) Gaya Manajemen Konflik Kompromi Diperoleh t hasil -0.263 {df: 79.283; sig 2 tailed > α (0.05), maka dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan gaya manajemen konflik kompromi antara suami dan istri. e) Gaya Manajemen Konflik Mempersatukan Diperoleh t hasil sebesar -0.382 {df: 76.596; sig 2 tailed > α (0.05), maka dapat dikatakan tidak ada perbedaan gaya manajemen konflik mempersatukan antara suami dan istri. Tabel 7 Rangkain Uji Hipotesis Gaya manajemen Menghindar
Dominasi Membantu Kompromi Mempersatukan
L/P
N
M
SD
Std. Error
P L P L P L P L P L
45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
28.22 22.22 28.91 22.69 49.67 46.36 49.56 49.87 48.69 49.56
4.482 4.150 5.235 3.132 6.015 3.331 6.479 4.591 6.539 4.620
0.668 0.619 0.780 0.467 0.897 0.497 0.966 0.684 0.975 0.689
t
df
Sig.(2 tailed)
kesimpulan
6.590
88
0.000
signifikan
0.000
signifikan
6.843
3.230 .0.263 -0382
71. 926 68. 671 79. 283 76. 596
0.002 0.793 0.704
signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan
4. Hasil Penelitian Dari hasil penelitian pada ke lima gaya manajemen konflik, maka di dapat hasil sebagai berikut: a. Uji t Gaya Manajemen Konflik Menghindar Pada Uji t Gaya Manajemen Konflik Menghindar diperoleh t sebesar 6.590 {df: 88; sig 2 tailed < α (0.05)}, karena sig 2 tailed < α (0.05)} maka Ho ditolak, berarti ada perbedaan gaya manajemen konflik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menghindar antara suami dan istri. Dengan demikian hipotesis dalam penelitian ini terbukti. b. Uji t Gaya Manajemen Konflik Dominasi Pada Uji t Gaya Manajemen Konflik Dominasi diperoleh t sebesar 6.843 {df: 87.485; sig 2 tailed < α (0.05)}, karena sig 2 tailed < α (0.05)} maka Ho ditolak , atau p hasil < α (0.05), yang berarti tidak ada perbedaan manajemen konflik dominasi antara suami dan istri. Dengan demikian hipotesis dalam penelitian ini terbukti. c. Uji t Gaya Manajemen Konflik Membantu Pada Uji t Gaya Manajemen Konflik Membantu diperoleh t sebesar 3.230 {df: 68.671; sig 2 tailed < α (0.05)}, karena sig 2 tailed < α (0.05)} berarti ada perbedaan gaya manajemen konflik membantu antara antara suami dan istri. Dengan demikian hipotesis dalam penelitian ini terbukti. d. Uji t Gaya Manajemen Konflik Kompromi Pada Uji t Gaya Manajemen Konflik Kompromi diperoleh t sebesar – 0.263 {df: 79.283; sig 2 tailed > α (0.05)}, karena sig 2 tailed > α (0.05)},
berarti tidak ada perbedaan gaya manajemen konflik
kompromi antara antara suami dan istri. Dengan demikian hipotesis dalam penelitian ini tidak terbukti. e. Uji t Gaya Manajemen Konflik Mempersatukan Pada Uji t Gaya Manajemen Konflik Integrasi diperoleh t sebesar 0.382 {df: 76.596; sig 2 tailed > α (0.05)}, karena sig 2 tailed > α
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(0.05)}, yang berarti tidak ada perbedaan gaya manajemen konflik integrasi antara antara suami dan istri. Dengan demikian hipotesis dalam penelitian ini tidak terbukti. Hasil penelitian tersebut, jika disajikan dalam bentuk table adalah sebagai berikut: Tabel 8 Hasil Penelitian Gaya manajemen Menghindar
Dominasi Membantu Kompromi mempersatu kan
L/P
N
M
P L P L P L P L P L
45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
28.22 22.22 28.91 22.69 49.67 46.36 49.56 49.87 50.51 50.96
t
df
Sig.(2 tailed)
hasil
6.590
88
P<0.05
Signifikan
P<0.05
Signifikan
6.843
3.230 0.263 0.382
71. 926 68. 671 79. 283 76. 596
P<0.05 P>0.05 p>0.05
Signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan
kesimpulan
Ada perbedaan Ada perbedaan Ada perbedaan Tidak ada perbedaan Tidak ada perbedaan
Keterangan: Taraf signifikansi α (p) yang dipakai 0.05 (signifikansi 2- tailed). Jika p (sig. 2-tailed) hasil>α (0.05) maka Ho deiterima atau tidak ada beda. Jika p(signifikansi 2- tailed) hasil <α (0.05) maka Ho ditolak atau ada beda. E. Pembahasan Pembahasan mengenai hasil penelitian mengenai perbedaan manajemen konflik antara peran ayah dan peran ibu adalah sebagai berikut: 1. Gaya Manajemen Konflik Menghindar Hasil uji-t (Independent Sampel t test) pada gaya manajemen konflik menghindar diperoleh t hitung sebesar6.590 {df: 88; sig 2 tailed < α (0.05)}. Ini menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara peran ayah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dan peran ibu dalam gaya manajemen konflik menghindar. Dari mean antara peran ayah dan peran dapat dilihat adanya perbedaan yang signifikan. Mean skor manajemen konflik menghindar istri sebesar 28.22 sedangkan mean skor manajemen konflik menghindar suami 22.22, dengan demikian manajemen konflik menghindar istri lebih tinggi daripada suami. Pada dasarnya, baik suami maupun istri sama-sama memiliki gaya manajemen konflik menghindar. Ditinjau dari pendapat Maccoby (1987) yang menyatakan bahwa kebanyakan laki-laki tidak memiliki kosa-kata yang cukup untuk mengungkapkan perasaannya,. mereka merasa tidak nyaman ketika harus mengungkapkan kegagalan, kecemasan, dan kekecewaan yang mereka alami. Suami sebagai kepala keluarga membuatnya ingin menjadi sosok yang berwibawa dan sempurna, orang yang tidak mengalami masalah. Oleh sebab itu suami memilih untuk diam, tidak membicarakan konflik yang sedang ia alami. Sementara peran istri menurut Gunarsa (2001) berpendapat bahwa kepribadian perempuan merupakan kesatuan antara aspek emosi, rasio dan suara hati. Hal tersebut membentuk wanita sebagai pribadi yang lembut dan tenang. Ketika terjadi konflik dengan pasangan seorang istri, seorang istri akan memiliki kecenderungan untuk mengolah permasalahan yang ada dengan pertimbangan emosi. Perempuan biasanya akan menggunakan gaya manajemen konflik yang mementingkan pemikiran, dan tetap menjaga hubungan dengan lawan konflik (Brannon, 1999)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tugas-tugas yang harus dijalankan seorang istri menuntut ketelitian, kesabaran, keuletan dan sangat membutuhkan pertimbangan emosi. Oleh karena itu seorang istri lebih banyak memilih manajemen konflik menghindar. Hal ini sesuai dengan pendapat bahwa perempuan memiliki ruang untuk menghindari konflik atau menggunakan pertimbangan emosi untuk menangani konflik. Hal senada juga diungkap Cancian (1987) yang menyatakan bahwa perempuan lebih berhasrat untuk menghindari konflik dan lebih memelihara hubungan baik mereka daripada laki-laki. Peran istri lebih mementingkan hubungan baik dengan pasangan sehingga lebih menggunakan pemikiran dan cenderung memilih menghindari konflik, sedangkan suami lebih memperhatikan kepentingan pribadi dan kurang memikirkan hubungan baik dengan pasangan. Subjek dalam penelitian ini berasal dari dusun, dimana norma-norma dan adat istiadat kehidupan masih dijunjung tinggi. Salah satunya adalah anggapan bahwa seorang ibu harus menghormati dan selalu menuruti perintah suami. Laki-laki adalah yang utama, oleh karena itu peran ibu harus berada di belakang suami. Perwujudan dari itu kebanyakan ibu dalam penelitian ini lebih sering menyelesaikan masalah dengan pemikiran dan berhati-hati jangan sampai cara atau keputusan yang diambil dapat merusak hubungan dengan pasangan. Dan kebanyakan dari mereka memilih untuk menghindar dari konflik yang sedang terjadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Gaya Manajemen Konflik Dominasi Hasil uji-t (Independent Sampel t test) pada gaya manajemen konflik dominasi diperoleh t hitung sebesar 6.843 {df: 87.485; sig 2 tailed < α (0.05)}. Ini menunjukkan ada perbedaan antara suami dan istri dalam gaya manajemen konflik menghindar. Dari mean skor manajemen konflik dominasi suami dan mean skor manajemen konflik dominasi istri juga menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan. Mean peran manajemen konflik dominasi astri sebesar 28.91 sedangkan mean skor dominasi suami 22.69, dengan demikian istri lebih banyak menggunakan gaya manajemen konflik dominasi daripada suami. Adanya perbedaan gaya manajemen konflik dominasi antara suami dan istri ditinjau dari pendapat Gunarsa (2001) yang berpendapat bahwa pria lebih agresif, aktif dan kurang sabar. Seorang pria merasa tersiksa bila harus menunggu, misalnya saja dalam menunggu naik jabatan serta ketika mengalami masalah. Misalnya saja seorang suami yang sedang mengalami konflik dengan pasangannya, ia akan terlihat kurang tekun dan kurang tabah dalam menyelesaikannya. Ia cenderung ingin cepat dalam menemukan solusi. Biasanya suami akan membuat keputusan sendiri dan memaksa istri untuk dapat menerima keputusannya agar permasalahan cepat selesai. Istri juga menggunakan manajemen konflik dominasi. Gunarsa (2001) mengemukakan bahwa wanita dalam segala tindakannya banyak dipengaruhi oleh emosi, perasaan dan suasana hati. Ketika terjadi konflik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dengan pasangan, wanita dalam hal ini istri memiliki kecenderungan memperlihatkan tindakan berdasarkan pada emosinya saat itu. Ini terlihat dalam mengambil suatu keputusan, wanita akan memutuskan dengan cepat tanpa pemikiran dan pertimbangan yang masak. Peran suami yang bekerja di luar rumah, membuatnya memiliki keterbatasan waktu di rumah, perbandingannya mencapai 9 : 3,2 jam per hari dibanding dengan peran ibu yang berada di rumah. Hal ini membuat ayah menyadari bahwa istri lebih banyak berperan dalam mengelola rumah tangga. Oleh karena itu ia harus memperlakukan pasangannya dengan baik. Namun demikian peran istri sebagai ibu rumah tangga memberikan tanggung jawab yang lebih untuk mengatur seluruh kehidupan dan kelancaran rumah tangga, selain itu juga mengatur dan mengusahakan suasana rumah yang nyaman, Betty Friedan (dalam Singgih Gunarsa, 2001). Juga ditambah tugas untuk mengasuh dan mendidik anak, membentuk kepribadian ibu sebagai orang yang perfeksionis dan tidak mau dicela. Kebiasaan ibu untuk mengatur segala sesuatu sendirian membuat dia tidak ingin dikomentari dan dicampuri dalam otonominya mengurus rumah. tersinggung dan merasa tidak dihargai kerja kerasnya. Istri juga lebih banyak menghabiskan waktu di rumah sedangkan suami pada umumnya banyak menghabiskan waktu di kantor, sehingga istri lebih banyak menangani maslah-maslah yang dihadapi keluarga terutama ketika suami tidak berada di rumah. Manajemen konflik dominasi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
diterapkan peran ibu lebih pada menggertak, mengintimidasi, memojokkan pasangan dengan kata-kata agar ia dihargai. Subjek yang tinggal di pedesaan terbiasa dengan kerja keras sehingga menghasilkan kepribadian yang keras dan selalu ingin menang dan berusaha untuk membuat orang
lain mengikuti keinginannya.
Terutama peran seorang istri di dusun selain mengatur kelangsungan hidup keluarga, menata rumah, mengurus anak, banyak diantara mereka yang harus bekerja juga mencari nafkah tambahan karena penghasilan suami kurang. Banyaknya tanggung jawab yang harus dilaksanakan membuat seorang istri menjadi orang yang perfeksionis, egois sehingga mereka mudah sekali menyalahkan orang lain, selalu ingin dihargai, dan ingin semua anggota keluarga menuruti kemauannya. Hal ini secara nyata dapat dilihat bahwa seorang istri biasanya orang yang cerewet, pendapatnya harus selalu dipakai dan ia akan mempertahankan pendapatnya tersebut walaupun harus beradu mulut dengan pasangannya. Hal seperti inilah yang menjadi ciri manajemen konflik dominasi dimana orang yang berkonflik mempunyai tujuan memaksa orang lain untuk mengikuti pola pikirnya. 3. Manajemen Konflik Membantu Hasil uji-t (Independent Sampel t test) pada gaya manajemen konflik dominasi diperoleh t sebesar 3.230 {df: 68.671; sig 2 tailed < α (0.05)}. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan antara suami dan istri dalam gaya manajemen konflik membantu. Dari mean skor manajemen konflik membantu ayah dan men skor manajemen konflik membantu ibu juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan. Mean skor manajemen konflik membantu istri sebesar 47.73, sedangkan mean skor manajemen konflikmembantu suamisebesar 44.24, dengan demikian gaya manajemen konflik membantu istri lebih tinggi daripada suami.. Adanya perbedaan manajemen konflik membantu antara suami dan istri ditinjau dari pendapat Decenzo (1997) yang menyebutkan bahwa perempuan lebih menjaga hubungan interpersonal yang dinamis sehingga hubungan dengan pasangan terjaga. Kelembutan perasaan, ketenangan, membuat wanita memiliki kekuatan untuk rela menderita dan berkorban untuk orang yang dicintai, dan untuk kebahagiaan orang lain Gunarsa (2001). Seorang istri terbiasa untuk sabar dalam segala hal, karena banyak sekali pekerjaan yang harus dia laksanakan di rumah, mulai dari membersihkan rumah, mengelola keuangan, serta mendidik anak. Dalam hal mendidik anak diperlukan kesabaran yang besar, karena terkadang menghadapi sifat anak yang sulit diatur. Sifat istri yang sabar tersebut membuatnya sabar ketika terjadi konflik dengan suami. Istri cenderung menghargai dan menghormati suaminya. Terkadang seorang istri rela mengorbankan sesuatu yang sangat penting untuk dirinya hanya untuk kebahagiaan suami. Seorang istri lebih memiliki kecenderungan untuk menghargai pasangannya, ia rela mengorbankan hal yang sangat penting bagi dirinya agar pasangannya tidak merasa direndahkan, serta konflik yang terjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dengan pasangan tidak berkelanjutan. Perasaan ibu yang lembut, perasa, mudah iba membuat ia tidak ingin menyakiti pasangan, bahkan ingin selalu
melihat
pasangannya
senang,
sering
menyerahkan
semua
penyelesaian konflik pada pasangan agar konflik cepat selesai. Ia ingin membuat pasangannya merasa nyaman dengan semua tindakannya, untuk menghindari pertengkaran. Laki-laki lebih mementingkan kepentingannya sendiri, terkadang ia menjalin hubungan untuk mendapatkan tujuan tertentu (Decenzo, 1997). Dalam hal memahami pasangan, seorang laki-laki selalu meminta pasangannya berubah sesuai dengan kemauannya, namun jarang sekali mau berubah ketika pasangan memintanya untuk berubah (Cancian, 1987). Suami dalam kehidupan berkeluarga, karena terbiasa dengan kehidupan di tempat bekerja yang penuh dengan persaingan, maka jarang sekali mau mengalah dan menghargai pendapat istri. Ia selalu merasa bahwa dirinya yang selalu benar. Dalam hal penyelesaian konflik istri akan lebih memiliki kecenderungan untuk menghargai pasangannya, ia rela mengorbankan hal yang sangat penting bagi dirinya agar pasangannya tidak merasa direndahkan,
serta konflik
yang terjadi
dengan
pasangan
tidak
berkelanjutan. Perasaan istri yang lembut, perasa, mudah iba membuat ia tidak ingin menyakiti pasangan, bahkan ingin selalu melihat pasangannya senang, sering menyerahkan semua penyelesaian konflik pada pasangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
agar konflik cepat selesai. Ia ingin membuat pasangannya merasa nyaman dengan semua tindakannya, untuk menghindari pertengkaran. Masyarakat Dusun Ngaranan, Ngagul-agulan dan Jetis Depok yang semuanya berada di pedesaan apabila dilihat dari budaya Jawa yaitu saling bantu membantu dan menjaga hubungan baik dengan tetangga atau dengan kata lain menjaga kerukunan. Hal ini juga diwujudkan dalam keluarga yaitu bekerjasama baik suami maupun istri agar sebisa mungkin mengalah agar permasalahan cepat selesai sehingga keharmonisan dalam keluarga tetap terjalin. Dalam kehidupan sehari-hari, seorang istri lebih banyak menggunakan gaya manajemen konflik membantu, terlebih di pedesaan dimana seorang istri harus menuruti dan patuh pada suami, maka jarang sekali ada istri yang berani pada suami, biasanya mereka mengalah dan menyerahkan semua keputusan dan pemecahan permasalahan pada suami. Istri hanya bertugas mengurus rumah dan anak. Ini juga dilakukan karena mereka ingin menjaga keharmonisan hubungan dengan suami, jangan sampai hubungan mereka terganggu hanya karena konflik kecil. Hal ini yang disebut manajemen konflik membantu yang memungkinkan terjadinya keharmonisan hubungan antara orang yang berkonflik. 4. Manajemen Konflik Kompromi Pada uji-t (Independent Sampel t-test) gaya manajemen konflik kompromi diperoleh t hitung sebesar -0.263 {df: 79.283; sig 2 tailed > α (0.05)}. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan manajemen konflik kompromi antara suami dan istri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tidak adanya perbedaan gaya manajemen konflik kompromi antara suami dan istri, ditinjau dari pendapat Norman Wright (2000) Banyak orang yang berorientasi pada pasangan. Mereka cepat lelah bila mendengar segala sesuatu yang bersifat faktual, mereka merasa perlu untuk mengutarakan perasaan, terutama pada pasangannya. Mereka merasa antara suami istri tak boleh ada ketegangan, perasaan marah atau dendam. Karena itu tentu saja mereka ingin membicarakan hal-hal yang emosional ini, menyelesaikan konflik dengan pasangannya, menjernihkan suasana, dan membangun suasana harmonis diantara mereka. Oleh karena itu setiap pasangan baik suami maupun istri selalu berusaha untuk berkomunikasi dan membicaraka setiap konflik yang terjadi. Peran istri sebagai pendamping suami menuntut ibu untuk selalu membina hubungan dan menjalin keserasian dengan pasangan terutama dalam melaksanakan tanggung jawab sosial, menghadapi, mengatasi masalah baik diatasi sendiri maupun bersama-sama ( Betty Friedan, 2001). Hal ini mengharuskan ibu untuk selalu mencoba untuk bekerjasama dengan pasangan
untuk memecahkan masalah untuk mencapai solusi
konflik yang menguntungkan bagi kedua belah pihak ( Johnson & Johnson, 1994). Salah satu peran suami adalah sebagai sahabat, yaitu berusaha memecahkan masalah yang bersifat objektif dalam permasalahan yang dihadapi (Gunarsa&Gunarsa, 2000). Dalam menyelesaikan konflik sedapat mungkin peran ayah mengambil jalan tengah dari setiap permasalahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang terjadi. Hal ini mendorong suami untuk selalu mendiskusikan segala sesuatu dengan pasangan agar semua mendapatkan keuntungan, baik untuk dirinya sendiri maupun pasangannya. Dari tradisi masyarakat pedesaan yang masih kental budaya musyuawarah mufakat, juga diterapkan oleh subjek dalam penelitian ini. Sehingga baik suami maupun istri selalu memecahkan konflik yang terjadi dengan cara musyawarah sehingga di dapat jalan tengah bagi mereka berdua, di mana semua pihak mendapatkan keuntungan. Hal ini sesuai dengan prinsip manajemen konflik kompromi yang menganut sistem yang berorientasi pada jalan tengah di mana satu orang memiliki sesuatu untuk diberikan dan sesuatu untuk diterima. 5. Manajemen Konflik Mempersatukan Pada Uji-t gaya Manajemen Konflik Integrasi diperoleh t hasil sebesar -0.382 {df: 76.596; sig 2 tailed > α (0.05)}. Hal ini menunjukkan tidak adanya perbedaan manajemen konflik mempersatukan antara suami dan istri. Hal ini didukung pendapat dari Thomas Lavin (1987) yang berpendapat bahwa pasangan suami istri yang sudah terikat dalam suatu pernikahan diminta untuk saling memahami perilaku masing-masing pasangannya. Suami dan istri dituntut untuk mulai mempelajari sifat-sifat yang berbeda sehingga dalam keluarga terjalin komunikasi yang baik untuk dapat menyelesaikan masalah dalam keluarga dengan baik. Peran ibu yang sabar dan teliti mendorong ibu untuk selalu mengajak pasangan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
membicarakan setiap masalah yang terjadi dan mencari solusi yang menguntungkan bagi mereka berdua. Walaupun peran ayah sibuk dengan kegiatan untuk mencari nafkah yang sering membuat ayah menolak ajakan istri untuk berdiskusi, namun para pria, menggunakan logikanya untuk berpikir bahwa konflik memang harus didiskusikan (H. Norman Wright, 2004).
Maka baik suami dan istri mamiliki kecenderungan untuk
menggunakan manajemen konflik mempersatukan, dimana mereka samasama bertukar informasi mengenai perbedaan masing-masing sehingga memperoleh solusi yang tepat bagi konflik yang sedang mereka alami. Dalam masyarakat pedesaan masih kental tradisi musyawarah untuk mufakat guna menyelesaikan permasalahan yang ada. Hal ini juga diterapkan dalam rumah tangga yaitu dengan membicarakan masalah yang terjadi agar didapat kesepakatan yang menguntungkan bagi kedua belah pihak. Hal tersebut sesuai dengan prinsip manajemen konflik integrasi yaitu mendiskusikan permasalahan sehingga didapat penyelesaian yang menguntungkan bagi masing-masing pihak yang berkonflik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengenai ada tidaknya perbedaan gaya manajemen konflik antara suami dan istri di Dusun Ngagulagulan, Jetis Depok dan Ngaranan.. Dari hasil uji t (Independent Sample t-test maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Ada perbedaan gaya manajemen konflik menghindar antara suami dan istri. 2. Ada perbedaan gaya manajemen konflik dominasi antara suami dan istri. 3.
Ada perbedaan gaya manajemen konflik membantu antara suami dan istri.
4. Tidak ada perbedaan gaya manajemen konflik kompromi antara suami dan istri. 5. Tidak ada perbedaan gaya manajemen konflik integrasi antara suami dan istri. B. Saran Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah ditulis di atas, maka penulis membuat saran-saran yang dapat diajukan sebagai berikut: 1. Bagi pasangan suami dan istri, diharapkan agar mengembangkan kemampuan untuk
memahami
setiap
gaya manajemen
konflik,
sehingga dapat
menggunakannya dengan baik ketika terjadi konflik antara suami dan istri. Dengan demikian keharmonisan keluarga akan tercipta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Bagi pengembangan penelitian khususnya di bidang psikologi keluarga, perlu memperhatikan factor-faktor lain yang mempengaruhi perbedaan manajemen konflik antara peran ayah dan peran ibu seperti lingkungan tempat bekerja, dan latar belakang kehidupannya. Sehingga dalam penelitian selanjutnya perlu disertakan perbedaan manajemen konflik antara peran ayah dan peran ibu berdasar latar belakang kehidupan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Saifuddin. (2002). Penyusunan Skala Psikologi. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Baron, A. Robert & Byrne Donn. (2005). Psikologi Sosial. Erlangga. Jakarta.
Baron, A. Robert & Byrne Donn. (2005). Psikologi Sosial. Erlangga. Jakarta.
Baron, L, D. & Victor, A., D. (1989). Conflict Management: A Communication Skill Approach. Prentice Hall, Inc. New Jersey. Baron, A. R. (1995). Psychology. 3rd Edition. Allyn & Bacon. London.
Baron, A. Robert & Donn Byrne. (1994). Social Psychology Understanding Human Interaction Seventh Edition. Allyn and Bacon. Massachusetts. Beebe, Steven A., Susan. J. Beebe, Mark. V. Redmond. (1996). Interpersonal Communication Relating to Others. Allyn &Bacon, A. Simon & Schuster Company. Needham Heights.
Brannon, L. (1996). Gender ( Psychologycal Perspective). Allyn & Bacon. A Simon & Chuster Company.
Borisoff, D., & Victor, A. D. (1989). Conflict Management: A Communication Skills Approach. Prentice Hall. New Jersey.
Chandra, S. R. (2002). Konflik dalam Hidup Sehari-hari. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Dagun, M. Save. (1990). Psikologi Keluarga ( Peran Ayah dalam Keluarga). Rineka Cipta. Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Decenzo, David. A. & Beth Silhanek. (1997). Human Relations (Personal & Proffesional Deveopment). Prentice Hall. New Jersey.
Dobos, J Thomas and Moore. (1987). Familiy Portrait A Study of Contemporary. Prentice Hall. New Jersey Gunarsa, D. Singgih. (2001). Psikologi Praktis: Anak, Remaja, Keluarga. PT BPK Gunung Mulia. Jakarta. Gunarsa, D. Singgih. (1990). Psikologi Untuk Keluarga. PT BPK Gunung Mulia. Jakarta. Hardjana, M. A. (1994). Konflik di Tempat Kerja. Cet 1. Kanisius. Jogjakarta.
Harris, O. J. (1984) Managing People at Work: Concepts & Cases in Interpersonal Behavior. A Wiley & Hamilton Publication John Wiley & Sons, Inc.
Hadi, Sutrisno. (2004). Statistik Jilid 2. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Hadi, Sutrisno. (2000). Statistik Jilid 3. penerbit Andi. Yogyakarta Heis, J. (1981). The Social Psychology of Interaction. Prentice Hall. New York.
Hendicks William. (1999). Bagaimana Mengelola Konflik (Petunjuk Praktis Untuk Manajemen Konflik yang Efektif). PT Bumi Aksara. Jakarta.
Hurlock, E. 1994. Psikologi Perkembangan: Pada Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta. Erlangga.
Johnson, D. W., & Johnson, F. P. (1994). Joining Together Group Theory and Group Skill fifth edition. Allyn and Bacon. Boston.
Kerlinger, N. F. (1996). Asas-asas Penelitian Behavioral. Gadjah Mada University Pers. Yogyakarta. Lasswell, Marcia and Lasswell, Thomas. (1987). Marriage and The Family Second Edition. California Wadsworth Publising Company. California.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Mappiare, A. 1983. Psikologi Orang Dewasa. Surabaya. Usaha Nasional
Norman, H. Wright. ( 2004). Komunikasi Kunci Pernikahan Harmonis. Gloria Gaffa. Jakarta.
Papalia, D. E. 1976. Human Development. Mc Graw Hill Book Company. United State of America.
Pickering, Peg. (2001). How to Manage Conflict (Kiat Menangani Konflik). Edisi ketiga. Penerbit Erlangga. Jakarta. Ray Kestner. (2002). The Conflict Resolution: Training Program. Jossey-Bass. San Francisco.
Suhardono, Edy. (1994). Teori Peran, Konsep, Derivasi dan Implikasinya. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Sumantri, Yustinus. (2003). 85 Kiat Mengelola Hidup. Yayasan Pustaka Nusatama. Yogyakarta.
Tjosvold, d., & Tjosvold. M. M. (1995). Psychology of Leaders: using Motivation, Conflict and Power to Manage More Effectively. The Portable Mba series. Cambrige University. Cambrige.
Trihendradi, Cornelius. (2005). SPSS 12 Statistik Inferen Teori Dasar dan Aplikasinya. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Wahyudi. (2005). Manajemen Konflik dalam Organisasi. Penerbit Alfabeta. Bandung. Walgito, Bimo. (1984). Bimbingan dan Konseling Perkawinan. Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Winardi. (1992). Manajemen Konflik: Konflik Perubahan dan Pengembangan. Penerbit Mandar Maju. Bandung. Widjaja, A. W. (1986). Manusia, Individu, Keluarga, dan Masyarakat. Akademika Presindo. Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN: 1. Skala Manajemen Konflik Uji Coba 2. Skala Manajemen Konflik Penelitian 3. Reliabilitas 4. Uji Normalitas 5. Uji Homogenitas dan Uji T 6. Data Penelitian
77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Skala Manajemen Konflik Uji Coba
.
.
.
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKALA MANAJEMEN KONFLIK Yth: Bapak/ibu…………… Di tempat.
Sebelumnya saya ucapkan banyak terimakasih kepada Bapak/Ibu yang telah berkenan meluangkan waktunya untuk mengisi skala manajemen konflik ini. Data dari angket yang akan saya peroleh nantinya akan saya pergunakan dalam penyusunan tugas akhir di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Dalam pengisian angket tersebut, pernyataan Bapak/Ibu sangat bermanfaat bagi saya, oleh karena itu saya harap bapak/ Ibu membaca dan memilih salah satu pernyataan yang benarbenar sesuai dengan keadaan Anda, tanpa pengaruh dari orang lain. Perlu diketahui bahwa semua jawaban adalah benar jika sesuai dengan kenyataan Bapak/Ibu yang sebenarnya. Saya akan menjaga kerahasiaan nama dan identitas bapak/Ibu. Atas bantuan dan kerjasama Bapak/Ibu, saya ucapkan banyak terima kasih. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bukan hanya bagi saya tapi juga untuk kita semua.
Hormat saya, C. Asti Kurniasari 00-161/PSI/USD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PETUNJUK PENGISIAN IDENTITAS DIRI 1. Nama
:
2. Jenis kelamin
:
3. Pekerjaan
:
4. Usia perkawinan
:
5. Jumlah anak
:
PETUNJUK PENGERJAAN Di bawah ini terdapat 100 buah pernyataan. Bacalah dan pahami baik-baik setiap pernyataan, kemudian pilihlah salah satu pernyataan yang paling sesuai dengan keadaan Bapak/Ibu, dengan cara memberi tanda silang pada salah satu pernyataan yang sesuai dengan Anda. Perlu diketahui bahwa yang disebut sebagai pasangan dalam skala ini adalah suami atau istri Anda (jika Anda Laki-laki maka yang disebut sebagai
pasangan
adalah
istri
Anda
dan
sebaliknya
perempuan.) Adapun pilihan jawabannya sebagai berikut: SS
: Sangat Setuju
S
: Setuju
TS
: Tidak Setuju
STS
: Sangat Tidak Setuju
------ Selamat mengerjakan ------
jika
Anda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
NO 1. 2. 3.
4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
14. 15.
16. 17. 18. 19. 20.
21.
PERNYATAAN Ketika terjadi konflik saya sering menginap di rumah orang tua. Saya merasa bahagia, jika pasangan menuruti keinginan saya. Saya bersikap manis pada pasangan meskipun sedang ada konflik. Agar salah satu diantara kami tidak ada yang dirugikan, kami selalu merundingkan segala masalah. Saya selalu berusaha mengungkapkan pendapat, keinginan, serta tujuan pada pasangan.. Saya berani bertemu pasangan walaupun sedang terjadi konflik di antara kami. Saya suka mengalah jika sedang mebicarakan sesuatu dengan pasangan. Saya enggan mengalah waktu beradu pendapat dengan pasangan. Harus ada yang kalah, ketika mencari jalan keluar dari konflik yang sedang saya hadapi dengan pasangan. Berunding dengan pasangan hanya akan membuangbuang waktu. Saya menyerahkan semua keputusan pada pasangan saya. Saya ingin pasangan mengikuti pola pikir saya. Konflik dengan pasangan dapat diatasi tanpa merusak keharmonisan kami. Diskusi adalah jalan yang terbaik ketika terjadi konflik dengan pasangan. Keputusan yang saya dan pasangan ambil dalam diskusi merupakan solusi yang terbaik melainkan untuk kami berdua. Saya ikut bertanggung jawab dalam menyelesaikan semua konflik dalam keluarga. Gertakan dan ancaman justru akan membuat pasangan semakin membenci saya. Semua solusi yang dikemukakan pasangan saya selalu tidak masuk akal. Saya belum pernah mengorbankan keinginan saya sewaktu sedang berunding. Menurut saya tidak ada perundingan yang akan memuasakan bagi kami berdua, salah satu diantara kami pasti ada yang kecewa. Saya enggan bertemu pasangan ketika sedang terjadi
SS
S
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22. 23. 24. 25.
26. 27. 28. 29.
30. 31. 32. 33. 34. 35.
36. 37. 38. 39. 40.
41. 42.
konflik. Sedikit gertakan akan mebuat pasangan menuruti semua keinginan saya. Saya tetap bersikap ramah untuk meredakan emosi pasangan. Saya berusaha meyakinkan pasangan bahwa tidak ada yang menang dan kalah dalam penyelesaian konflik. Saya puas jika hasil dari diskusi antara saya dan pasangan dapat menenangkan kembali ketegangan dan prasangka buruk yang ada. Semua konflik selalu saya hadapi dengan tenang. Saya sadar pasangan saya juga memiliki keinginan yang harus diperhatikan. Pasangan saya bukan tipe orang yang dapat dengan cepat menyelesaikan konflik. Berunding dengan pasangan hanya akan memberikan kesempatan bagi pasangan saya untuk membujuk saya agar memenuhi senua keinginannya. Membicarakan masalah dengan pasangan justru akan memberikan kesempatan baginya untuk membela diri. Saya pergi ketika pasangan mengajak mendiskusikan konflik yang terjadi. Semua pendapat yang saya kemukakan harus diterima oleh pasangan. Saya rela mengalah agar konflik yang terjadi antara saya dan pasangan cepat mereda. Saya rela mengoprbankan keinginan saya agar konflik mereda. Dalam diskusi saya dan pasangan mencoba untuk saling tukar informasi guna mencari solusi terbaik yang dapat memperbaiki hubungan kami. Saya akan menghadapi semua permasalahan yang terjadi dengan pasangan. Ada waktunya saya harus mengalah dan menghormati pendapat pasangan. Saya rela dibenci pasangan daripada harus mengalah padanya. Berunding dengan pasangan hanya akan membuat salah satu diantara kami merasa bersalah. Saya berulangkali mencoba untuk berdiskusi dengan pasangan ketika sedang bertengkar, tetapi hasilnya selalu merugikan saya. Saya sering meninggalkan rumah ketika ada konflik dengan pasangan. Saya pernah berlaku kasar pada pasangan ketika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43. 44. 45.
46. 47. 48. 49.
50.
51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59.
60. 61. 62.
sedang bertengkar. Saya tetap menyapa pasangan walaupun sedang ada konflik. Hasil perundingan harus menguntungkan bagi saya dan pasangan. Diskusi sangat penting bagi saya ketika sedang ada konflik dengan pasangan, untuk mengamati perbedaanperbedaan keinginan, pendapat, serta tujuan untuk dapat mencari solusi Saya selalu menyediakan waktu ketika pasangan mengajak saya berdiskusi. Saya tidak pernah memaksa pasangan untuk menuruti semua keinginan saya. Saya tidak peduli hubungan saya dan pasangan akan memburuk, yang penting keinginan saya terwujud. Saya tidak yakin bahwa semua masalah yang terjadi antara saya dan pasangan dapat dikompromikan untuk mencapai suatu penyelesaian. Saya bosan tiap kali saya yang harus mengalah pada pasangan saya, ketika kami sedang berdiskusi untuk memecahkan suatu masalah. Saya jarang berbicara ketika sedang terjadi konflik dengan pasangan. Saya sering memojokkan pasangan ketika sedang berdiskusi dengannya. Pasangan saya sangat pandai dalam menyelesaikan setiap konflik yang terjadi. Saya dan pasangan selalu mencari jalan terbaik dari semua masalah yang kami hadapi. Solusi yang kami dapatkan dari pasangan harus berguna bagi kepentingan saya dan pasangan. Menurut saya masalah timbul untuk dihadapi bukan dihindari. Saya bersedia menerima keputusan yang telah diambil walaupun bukan pendapat saya yang dipakai. Saya menjaga sikap agar pasangan tidak membenci saya. Saya sadar bahwa harus ada pihak yang kalah dan menang ketika saya mendiskusikan masalah denngan pasangan saya. Menurut saya tidak ada keputusan yang benar-benar adil bagi saya dan pasangan ketika sedang berdiskusi. Saya menjaga jarak dengan pasangan ketika terjadi konflik. Saya harus berusaha menekan pasnagan agar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63. 64.
65.
66. 67. 68. 69.
70.
71. 72. 73.
74. 75.
76. 77
menuruti kemauan saya. Saya menghargai pandapat pasangan agar ia merasa nyaman ketika berdiskusi. Saya berharap dengan diskusi saya akan mendapatkan keuntungan walaupun harus kehilangan keinginan yang lain. Diskusi memang harus dilaksanakan agar saya dan pasangan masing-masing merasa puas dan hubungan baik kami tetap terjaga. Menghindar dari konflik yang sedang terjadi hanya akan membuat konflik semakin rumit. Saya tidak pernah menggertak pasangan saya walaupun sedang marah. Kepentingan saya harus dipenuhi dahulu baru kepentingan pasangan saya. Saya takut akan merasa terpojok dan kalah jika pasangan saya mengajak untuk mendiskusikan masalah yang terjadi diantara kami. Saya tidak ingin mengorbankan keinginan, pendapat, serta tujuan saya hanya untuk mempertahankan hubungan saya dengan pasangan. Saya selalu takut menghadapi konflik yang terjadi dengan pasangan. Saya tidak akan menerima setiap kritikan dari pasangan saya. Sebisa mungkin saya akan menjaga hubungan baik dengan pasangan, walaupun kami sedang ada masalah. Saya menyadari bahwa tidak semua keinginan saya dapat dipenuhi. Sulit sekali bagi saya untuk merasakan dan mengerti apa yang dirasakan pasangan saya ketika sedang terjadi konflik diantara kami. Saya tetap bertahan di rumah walaupun saya sedang bertengkar dengan pasangan saya. Menyudutkan pasangan bukan bukanlah cara yang tepat untuk menyelesaiakan masalah.
78
Saya yakin hubungan baik akan tercipta sendiri setelah konflik dapat diselesaikan.
79
Saya merasa lelah bila harus mengajak pasangan untuk berunding mengenai konflik tapi tidak ditanggapi.
80
Berunding dengan pasangan hanya membuang-buang waktu saja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Saya sering menunda untuk membicarakan konflik yang sedang terjadi dengan pasangan.
82
Saya akan mengeluarkan pasangan merasa takut.
83
Saya selalu mendukung setiap keputusan yang telah kami ambil bersama.
84
Keuntungan dan kerugian yang saya dan pasangan peroleh harus seimbang dalam penyelesaian konflik.
85
Saya selalu sabar dan bersedia mendengarkan semua penjelasan dari pasangan.
86
Sebisa mungkin saya menghindar berjumpa dengan pasangan ketika terjadi konflik.
87
Saya yakin gertakan akan melunakkan hati pasangan agar menuruti keinginan kita.
88
Saya selalu bersedia untuk megakui segala kesalahan.
89
Saya merasa tidak dihargai jika harus mengalah terus dengan pasangan saya.
90
Saya menolak untuk berunding walau pasangan membujuk saya.
91
Saya pergi berlibur untuk menenangkan diri waktu ada masalah dengan pasangan
92
Saya tidak segan melontarkan kata-kata kasar ketika bertengkar pada pasangan.
93
Saya tetap bersedia membantu pasangan walau terjadi konflik di antara kami.
94
Sedikit humor dapat membuat ketegangan antara saya dan pasangan berkurang ketika sedang berdiskusi.
95
Saya selalu berbicara terbuka pada pasangan untuk memecahkan permasalahan.
96
Membuka pembicaraan dengan pasangan adalah cara terbaik untuk penyelesaian konflik.
97
Saya akan menerima segala kritikan dan masukan dari pasangan.
kata-kata
kasar
agar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Meminta maaf hanya akan semakin meremehkan saya.
99
Berunding hanya merupakan kesempatan bagi saya dan pasangan untuk beradu mulut.
100
Perundingan bagi saya sangat membosankan.
.
membuat
pasangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Skala Manajemen Konflik Penelitian
79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKALA MANAJEMEN KONFLIK IDENTITAS DIRI Nama
:
Jenis Kelamin
:
Pekerjaan
:
Usia Perkawinan
:
Jumlah anak
:
PETUNJUK PENGERJAAN Di bawah ini terdapat 76 pernyataan. Bacalah dan pahami baik-baik setiap pernyataan, kemudian pilihlah salah satu pernyataan yang sesuai dengan keadaan Bapak/ Ibu, dengan cara memberi tanda silang pada salah satu pernyataan yang sesuai dengan Anda. Yang disebut pasangan dalam pernyataan ini adalah istri atau suami Anda. Jadi jika Anda seorang suami, maka pasangan anda adalah istri Anda. Sedangkan jika anda seorang istri maka yang disebut pasangan adalah suami Anda. Adapun pilihan jawabannya adalah sebagai berikut: SS
: Sangat Setuju
S
: Setuju
TS
: Tidak Setuju
STS
: Sangat Tidak Setuju
Semua jawaban adalah benar, jika sesuai dengan kenyataan Bapak/ Ibu yang sebenarnya. Atas bantuan dan kerjasama dari Bapak/ Ibu, saya ucapkan banyak terimakasih. Hormat saya,
C. Asti Kurniasari 00-161/PSI/USD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
NO 1
PERNYATAAN
S
Saya tinggal di rumah orang tua, ketika sedang ada konflik dengan pasangan
2
Saya
senang
jika
pasangan
selalu
menuruti keinginan saya. 3
Saya tetap bersikap manis walau sedang ada masalah dengan pasangan.
4
Saya
merundingkan semua masalah
dengan pasangan. 5
Saya
mengungkapkan
pendapat,
keinginan,
tujuan
semua kepada
pasangan saya. 6
Saya saya tetap bertegur sapa dengan pasangan, walau ada konflik.
7
Saya rela mengalah dengan pasangan saya.
8
Saya enggan mengorbankan pendapat saya, ketika baredu argument dengan pasangan.
9
Selalu ada pihak yang kalah ketika mencari jalan keluar dari konflik yang ada.
10
Berunding
dengan
pasangan
hanya
membuang-buang waktu. 11
Saya enggan membicarakan masalah yang saya alami dengan pasangan.
12
Saya pernah mengancam pasangan, agar menuruti kemauan saya.
13
Konflik yang terjadi dapat didiskusikan tanpa
mengganggu
keharmonisan
SS
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dengan pasangan. 14
Cara terbaik untuk mengatasi konflik dengan pasangan adalah mencari jalan tengah yang terbaik bagi kami.
15
Solusi yang kami ambil harus samasama menguntungkan bagi saya dan pasangan.
16
Saya berani menemui pasangan walau sedang ada konflik.
17
Saya belum pernah memukul pasangan saya.
18
Saya mendukung setiap keputusan yang diambil pasangan saya.
19
Diskusi hanya memberi kesempatan bagi pasangan untuk memojokkan saya.
20
Kelemahan dan kekurangn pasangan harus kita maklumi.
21
Saya pergi rekreasi untuk menenangkan diri ketika ada konflik dengan pasangan.
22
Sedikit
gertakan
akan
meluluhkan
pasangan saya. 23
Konflik harus cepat diselesaikan agar keharmonisan tetap terjaga.
24
Saya
berusaha
untuk
memahami
perbedaan yang ada dengan pasangan. 25
Saya
bersedia
mendengarkan
penjelasan dari pasangan. 26
Saya
tetap
bertegur
sapa
dengan
pasangan walau sedang terjadi konflik. 27
Saya menerima segala kritikan dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pasangan. 28
Pasangan
saya
bukan
orang
yang
pandai memecahkan masalah. 29
Berunding
akan
kesempatan
bagi
memberikan pasangan
untuk
menekan saya. 30
Membicarakan
masalah
pasangan
akan
dengan memberikan
kesempatan baginya untuk membela diri. 31
Saya
malu
membicarakan
pokok
masalah yang menjadi sumber konflik dengan pasangan. 32
Saya merayu pasangan agar menuruti kehendak saya.
33
Saya
akan
mengalah
agar
konflik
dengan pasangan cepat terselesaikan. 34
Saya bekerja sama dengan pasangan untuk mencari jalan tengah yang terbaik bagi kami.
35
Dengan diskusi saya dan pasangan mencoba
sharing
untuk
bertukar
informasi untuk mencari solusi terbaik. 36
Saya
segera
membicarakan
setiap
konflik dengan pasangan. 37
Saya mencoba memahami keinginan dan kepentingan pasangan saya.
38
Pendapat dari pasangan kebanyakan mengecewakan saya.
39
Saya
merasa
mendiskusikan
tertekan masalah
ketika dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pasangan. 40
Hasil
diskusi
dengan
pasangan
merugikan saya. 41
Saya merahasiakan permasalahan yang saya hadapi dengan pasangan.
42
Saya bersikap tegas agar pasangan menghargai saya.
43
Saya berusaha menghargai pendapat dari pasangan.
44
Saya
akan
mengungkapkan
semua
alasan secara baik-baik agar tidak terjadi pertengkaran dengan pasangan. 45
Diskusi sangat penting bagi saya untuk mengamati perbedaan, keinginan, dan pendapat dengan pasangan.
46
Semua konflik dengan pasangan sebisa mungkin saya selesaikan.
47
Saya berusaha memahami keinginan serta pendapat dari pasangan.
48
Saya malu jika mengalah dari pasangan.
49
Saya ragu dalam mengambil keputusan.
50
Saya bosan jika tiap kali mengalah pada pasangan.
51
Saya menghabiskan waktu di tempat bejerja
ketika
ada
konflik
dengan
pasangan. 52
Saya melontarkan kata-kata kasar pada pasangan ketika sedang bertengkar.
53
Saya takut dibenci pasangan saya ketika terjadi konflik di antara kami.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Dengan diskusi saya dan pasangan akan memperoleh keuntungan.
55
Solusi
yang
kami
dapatkan
harus
berguna bagi kepentingan saya dan pasangan. 56
Jika kita cepat dalam mengani konflik, maka
pemecahannyapun
akan
lebih
setiap
kritikan
dari
tertekan
jika
mudah. 57
Saya
menerima
pasangan. 58
Saya
merasa
harus
menunda membicarakan konflik dengan pasangan. 59
Dalam menyelesaikan konflik ada pihak yang kalah dan ada pihak yang menang,
60
Saya merasa dirugikan dalam setiap pemecahan konflik.
61
Saya takut bertemu pasangan ketika sedang bertengkar.
62
Saya berusaha membujuk pasangan agar selalu menerima pendapat saya.
63
Pendapat dari pasangan lebih baik dari pendapat
saya
dalam
pemecahan
konflik. 64
Sikap terbuka dan saling berbagi dengan pasangan
kunci
dalam
setiap
penyelesaian konflik. 65
Jika pendapat saya berbeda dengan pasangan, mengungkapkannya.
saya
akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Saya mengahadapi setiap permasalahan dengan cepat.
67
Saya mendengarkan dan menghormati pendapat dari pasangan saya.
68
Saya enggan membicarakan keinginan saya pada pasangan.
69
Saya sulit untuk memahami jalan pikiran pasangan saya.
70
Saya memahami betul sifat-sifat dari pasangan saya.
71
Saya kecewa, keputusan yang diambil hanya menguntungkan bagi pasangan saya.
72
Keputusan
yang
diambil
pasangan
sesuai dengan harapan saya. 73
Mengobrol
dengan
pasangan
akan
sangat membantu dalam penyelesaian konflik. 74
Pendapat yang saya kemukakan selalu benar.
75
Saya
dan
memiliki
pasangan kesempatan
mengungkapkan
pendapat
sama-sama untuk masang-
masing. 76
Pendapat
dari
pasangan
belum tentu benar.
semuanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Reliabilitas
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Reliabilitas Manajemen Konflik Menghindar ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****** _
R E L I A B I L I T Y
A N A L Y S I S
-
S C A L E
(A L P H A)
Item-total Statistics
ITEM1 ITEM6 ITEM11 ITEM16 ITEM21 ITEM26 ITEM31 ITEM36 ITEM41 ITEM46 ITEM51 ITEM56 ITEM61 _
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
23.1778 22.8111 23.2333 23.0889 22.8333 23.7889 23.7556 23.4444 23.0889 23.3667 23.0444 23.5111 23.5222
22.0130 21.3909 24.0236 20.9134 21.1517 25.1572 25.6474 24.6767 22.9358 29.4708 26.1778 23.8707 24.2298
R E L I A B I L I T Y
A N A L Y S I S
Corrected ItemTotal Correlation
Alpha if Item Deleted
.4124 .5292 .3583 .6093 .5758 .4281 .2629 .4431 .4309 -.3285 .1180 .4886 .4146
-
S C A L E
.7230 .7043 .7279 .6923 .6974 .7263 .7372 .7229 .7189 .7867 .7513 .7160 .7228
(A L P H A)
Reliability Coefficients N of Cases = Alpha =
.7428
90.0
N of Items = 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Reliabilitas Manajemen Konflik Dominasi ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****
R E L I A B I L I T Y
A N A L Y S I S
-
S C A L E
(A L P H A)
Item-total Statistics
ITEM2 ITEM7 ITEM12 ITEM17 ITEM22 ITEM27 ITEM32 ITEM37 ITEM42 ITEM47 ITEM52 ITEM57 ITEM62 _
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
23.1111 22.8000 24.0111 23.7444 24.2444 23.9222 23.8556 23.7111 23.1889 24.2444 24.2889 24.3556 24.1222
25.2235 25.3978 21.9886 21.3385 25.1755 23.7130 25.5182 22.7920 26.1100 25.6025 24.2302 26.1194 25.4119
R E L I A B I L I T Y
A N A L Y S I S
Corrected ItemTotal Correlation
Alpha if Item Deleted
.2403 .2552 .6218 .5436 .4217 .5116 .1828 .6199 .0887 .3802 .5439 .3362 .4191
-
S C A L E
.7539 .7507 .7063 .7152 .7352 .7233 .7623 .7104 .7785 .7392 .7235 .7433 .7363
(A L P H A)
Reliability Coefficients N of Cases = Alpha =
.7530
90.0
N of Items = 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Reliabilitas Manajemen Konflik Membantu ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****
R E L I A B I L I T Y
A N A L Y S I S
-
S C A L E
(A L P H A)
Item-total Statistics
ITEM3 ITEM8 ITEM13 ITEM18 ITEM23 ITEM28 ITEM33 ITEM38 ITEM43 ITEM48 ITEM53 ITEM58 ITEM63 ITEM66 ITEM72 ITEM74 ITEM76 _
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
45.3778 45.0667 44.6333 45.3667 44.8778 44.7667 44.9667 45.2000 44.4444 44.7889 45.3556 45.6556 44.7333 46.6000 44.6111 45.7333 46.0000
23.1141 23.5236 24.3247 22.9989 23.9961 23.9112 24.1674 22.7685 25.3958 24.0111 23.1306 23.2845 23.7933 25.2764 23.7459 22.8494 22.4944
R E L I A B I L I T Y
A N A L Y S I S
Corrected ItemTotal Correlation
Alpha if Item Deleted
.2263 .3083 .1492 .2455 .2223 .3026 .2888 .3840 .0767 .2587 .2734 .1649 .3018 .1256 .2800 .2763 .2587
-
S C A L E
.6206 .6089 .6301 .6172 .6198 .6113 .6137 .5975 .6348 .6157 .6124 .6340 .6108 .6298 .6127 .6119 .6158
(A L P H A)
Reliability Coefficients N of Cases = Alpha =
.6319
90.0
N of Items = 17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Reliabilitas Manajemen Konflik Kompromi ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****
R E L I A B I L I T Y
A N A L Y S I S
-
S C A L E
(A L P H A)
Item-total Statistics
ITEM4 ITEM9 ITEM14 ITEM19 ITEM24 ITEM29 ITEM34 ITEM39 ITEM44 ITEM49 ITEM54 ITEM59 ITEM64 ITEM67 ITEM68 ITEM69 ITEM71 _
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
46.3333 47.1444 46.4444 46.9333 46.4667 46.8333 46.1889 46.8444 46.5889 46.7111 46.5444 46.8889 46.4000 47.9000 46.9222 46.6000 47.6333
27.7303 28.4171 26.6317 27.1640 26.9258 27.5337 28.1999 27.1665 28.4021 28.6572 27.7789 28.9988 28.0180 29.5517 28.9939 26.8944 29.3360
R E L I A B I L I T Y
A N A L Y S I S
Corrected ItemTotal Correlation
Alpha if Item Deleted
.4065 .2857 .4510 .3767 .5280 .2846 .4272 .5092 .4852 .4560 .4455 .2461 .5129 .1648 .2476 .5306 .0929
-
S C A L E
.7602 .7697 .7558 .7628 .7508 .7730 .7599 .7526 .7584 .7604 .7579 .7719 .7557 .7777 .7718 .7505 .7922
(A L P H A)
Reliability Coefficients N of Cases = Alpha =
.7746
90.0
N of Items = 17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Reliabilitas Manajemen Konflik Mempersatukan ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****
R E L I A B I L I T Y
A N A L Y S I S
-
S C A L E
(A L P H A)
Item-total Statistics
ITEM5 ITEM10 ITEM15 ITEM20 ITEM25 ITEM30 ITEM35 ITEM40 ITEM45 ITEM50 ITEM55 ITEM60 ITEM65 ITEM70 ITEM73 ITEM75 _
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
47.1556 47.5444 47.1000 47.7333 47.3778 47.5889 47.3556 47.7778 47.3111 47.7111 47.3556 47.8778 47.4333 47.6667 47.9667 48.0444
28.1553 26.0935 26.9899 26.5348 27.0692 27.0538 25.7149 26.2422 26.3066 27.0392 27.2429 27.3894 27.7090 27.2135 28.3247 25.7283
R E L I A B I L I T Y
A N A L Y S I S
Corrected ItemTotal Correlation
Alpha if Item Deleted
.3055 .3749 .5087 .3370 .4221 .4059 .5355 .4003 .4855 .4023 .4815 .3972 .3778 .3310 .1640 .3238
-
S C A L E
.7766 .7726 .7643 .7759 .7686 .7696 .7586 .7697 .7632 .7698 .7664 .7706 .7723 .7751 .7886 .7813
(A L P H A)
Reliability Coefficients N of Cases = Alpha =
.7827
90.0
N of Items = 16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Uji Normalitas
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
UJI NORMALITAS (One Sample Kolmogorof Smirnov Test) Manajemen Konflik Menghindar NPar Tests One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test N Normal Parameters a,b Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
JMLSKOR 90 25.22 5.248 .074 .074 -.072 .706 .701
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
UJI NORMALITAS (One Sample Kolmogorof Smirnov Test) Manajemen Konflik Dominasi NPar Tests One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test N Normal Parameters a,b Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
JMLSKOR 90 25.80 5.309 .099 .099 -.050 .944 .335
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
UJI NORMALITAS (One Sample Kolmogorof Smirnov Test) Manajemen Konflik Membantu NPar Tests One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test N Normal Parameters a,b Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
JMLSKOR 90 48.01 5.113 .093 .093 -.066 .883 .416
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
UJI NORMALITAS (One Sample Kolmogorof Smirnov Test) Manajemen Konflik Kompromi NPar Tests One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test N Normal Parameters a,b Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
JMLSKOR 90 49.71 5.585 .098 .098 -.069 .926 .357
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
UJI NORMALITAS (One Sample KOlmogorof Smirnov Test) Manajemen Konflik Mempersatukan NPar Tests One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test N Normal Parameters a,b Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
JMLSKOR 90 50.73 5.495 .073 .073 -.071 .696 .718
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Uji Homogenitas dan Uji t
82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
UJI HOMOGENITAS (Levene Test) dan UJI T (Independentsample t-Test) Manajemen Konflik Menghindar Group Statistics
JMLSKOR
PASUTRI istri suami
N
Mean 28.22 22.22
45 45
Std. Deviation 4.482 4.150
Std. Error Mean .668 .619
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
F JMLSKOR Equal variances .213 assumed Equal variances not assumed
Sig.
t-test for Equality of Means
t
.646
95% Confidence Interval of the Mean Std. Error Difference df Sig. (2-tailed) DifferenceDifference Lower Upper
6.590
88
.000
6.00
.911
4.191
7.809
6.590 87.485
.000
6.00
.911
4.190
7.810
UJI HOMOGENITAS (Levene Test) dan UJI T (Independentsample t-Test) Manajemen Konflik Dominasi Group Statistics
JMLSKOR
PASUTRI istri suami
N
Mean 28.91 22.69
45 45
Std. Deviation 5.235 3.132
Std. Error Mean .780 .467
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
F JMLSKOR Equal variances 7.857 assumed Equal variances not assumed
Sig. .006
t-test for Equality of Means
t 6.843
95% Confidence Interval of the Mean Std. Error Difference df Sig. (2-tailed) DifferenceDifference Lower Upper 88
.000
6.22
.909
4.415
8.029
6.843 71.926
.000
6.22
.909
4.409
8.035
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
UJI HOMOGENITAS (Levene Test) dan UJI T (Independent sample t-Test) Manajemen Konflik Membantu
Group Statistics
JMLSKOR
PASUTRI istri suami
N
Mean 49.67 46.36
45 45
Std. Deviation 6.015 3.331
Std. Error Mean .897 .497
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
F JMLSKOR Equal variances 9.016 assumed Equal variances not assumed
Sig. .003
t-test for Equality of Means
t
95% Confidence Interval of the Mean Std. Error Difference df Sig. (2-tailed) DifferenceDifference Lower Upper
3.230
88
.002
3.31
1.025
1.274
5.348
3.230 68.671
.002
3.31
1.025
1.266
5.356
UJI HOMOGENITAS (Levene Test) dan UJI T (Independentsample t-Test) Manajemen Konflik Kompromi
Group Statistics
JMLSKOR
PASUTRI istri suami
N 45 45
Mean 49.56 49.87
Std. Deviation 6.479 4.591
Std. Error Mean .966 .684
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
F JMLSKOR Equal variances 5.656 assumed Equal variances not assumed
t-test for Equality of Means
Sig.
95% Confidence Interval of the Mean Std. Error Difference df Sig. (2-tailed) DifferenceDifference Lower Upper
t
.020
-.263
88
.793
-.31
1.184 -2.663
2.041
-.263 79.283
.793
-.31
1.184 -2.667
2.045
UJI HOMOGENITAS (Levene Test) dan UJI T (Independentsample t-Test) Manajemen Konflik Mempersatukan Group Statistics
JMLSKOR
PASUTRI istri suami
N 45 45
Mean 50.51 50.96
Std. Deviation 6.500 4.327
Std. Error Mean .969 .645
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
F JMLSKOR Equal variances 6.077 assumed Equal variances not assumed
Sig. .016
t-test for Equality of Means
t -.382
95% Confidence Interval of the Mean Std. Error Difference df Sig. (2-tailed) DifferenceDifference Lower Upper 88
.704
-.44
1.164 -2.758
1.869
-.382 76.596
.704
-.44
1.164 -2.763
1.874
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Data Penelitian
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46
Pasutri 1 4 4 4 4 3 1 1 2 2 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 1 1 2 2 1 1
Item 1 3 1 2 2 3 2 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 2 1 3 1 2 1 1 1 2
Item 6
Item 11 1 3 1 1 2 1 1 1 1 2 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 2 4 2 4 4 1 3 2 3 2 4 4 4 2 3 2 1 2 2 2 1 2
Item 16 3 4 1 2 3 3 3 3 2 2 4 4 4 2 2 4 4 3 2 2 4 2 4 4 2 3 4 4 3 4 4 2 3 2 4 4 3 3 4 4 1 2 2 2 2 1
2 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 2 1 1
Item 21 2 2 2 1 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 1 2 2 2 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 2 2 2 1 1 3 2 2 1 1 2 1 2 1 2 1 2
Item 26
Item 31 1 2 2 2 2 2 1 3 3 2 3 1 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 1 2 2 3 2 1 2 2 1 2 2 2 1 2
Item 36 4 2 3 1 2 2 2 3 2 2 3 4 2 1 3 2 2 2 2 2 4 2 4 2 2 2 2 4 2 2 2 2 4 2 2 2 4 2 2 2 4 4 1 2 1 2
Item 41 1 1 2 1 2 2 1 3 1 2 1 1 2 2 2 2 1 1 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 2 1 1 1 2 2 4 3 2 3 2 2
Item 46 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 1 3 2 2 2 3 2 1 3 1 4 4 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 4 3 2 2 4 2 2 2 2 1
Item 51 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 2 1 2 2 2 3 2 3 3 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 3 2 1 1 2 1 2 1 1
1 2 1 3 2 1 1 1 2 1 3 2 2 1 1 1 1 4 1 1 1 4 4 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 1 2 2 2 1 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90
2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 3 1 2 3 3 3 3 1 2 1 1 3 3 1 1 1 1 2 1 2 3 3 4 3 1 2 2
2 1 1 1 1 2 1 2 2 2 1 1 3 1 1 4 2 2 2 2 4 2 1 3 2 2 3 1 2 2 2 1 1 1 2 1 2 2 2 4 2 3 2 2
2 1 1 1 1 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 3 1 2 2 2 1 2 1 2 1 2 2 1 2 2 2 1 1 1 2 1 2 2 2 3 1 2 2 2
1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 3 1 3 2 1 4 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 3 1 1 2 3 3
1 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 2 2
1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 2 2 1 1 1 2 2 2 1 2 1 1 2 1 2 1 2 1 4 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 2
2 2 2 1 1 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 1 2 2 2
2 1 1 1 1 2 3 4 2 2 1 1 2 3 3 2 1 3 1 2 2 2 1 3 1 2 2 1 2 2 1 1 3 1 2 1 2 2 2 1 1 2 3 4
2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 3 3 3 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 3 4 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2
2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 3 1 1 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 4 2 2 2 1 2 1 3 2 2 2 2 3
1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 2 2 1 2 1 1 2 1 2 1 1 2 2 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 2 2 2
2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 1 2 1 2 1 1 1 2 2 1 2 2 2 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 2 2 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46
Pasutri 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
Item 2 4 3 3 3 3 1 4 1 3 3 4 4 4 3 3 3 3 2 4 3 4 4 4 2 3 3 2 2 3 3 2 2 4 1 4 1 1 1 2 4 1 2 3 3 3 1
Item 7 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 2 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 2 2 3 3
Item 12
Item 17 3 3 2 2 1 1 3 3 2 2 3 3 2 2 1 1 1 1 4 1 4 4 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 1 1 1 1 2 1 1
3 4 3 2 4 2 3 1 1 2 1 4 2 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 3 2 4 4 4 2 3 4 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1
Item 22 4 2 1 2 2 2 1 1 1 2 1 2 2 2 1 1 1 2 2 2 4 2 1 2 2 2 1 1 1 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 1 1 1 2 1 2
Item 27 3 2 3 3 1 2 2 2 2 3 1 3 2 1 1 2 2 3 3 2 3 3 2 4 1 2 2 2 4 3 2 2 1 1 1 4 4 2 2 2 1 2 2 2 1 2
Irem 32 4 2 1 1 2 1 1 2 2 2 4 1 2 1 3 2 2 4 4 2 1 4 1 3 4 1 3 2 1 2 2 2 1 3 2 4 2 1 2 1 1 2 2 2 1 2
Item 37
Item 42 4 1 3 3 3 2 4 3 3 2 3 4 3 2 3 2 2 3 2 2 4 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2
Item 42 4 2 4 3 2 2 1 2 2 2 3 2 2 1 1 1 1 4 4 1 1 4 4 2 1 2 1 1 4 4 1 4 4 1 4 2 4 2 3 4 4 2 2 3 3 4
Item 52 3 2 2 2 2 3 2 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2 1 1 1 2 2 3 2 2 2 3 1 1 2 1 2
Item 57 3 1 2 3 2 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 2 3 2 2 3 2 2 1 1 3 2 2 2 3 1 2 3 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 1
Item 62 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 1 3 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 1
4 2 2 2 2 1 3 1 2 2 3 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 4 2 3 2 4 2 3 3 2 3 2 2 3 1 3 3 3 2 1 3 2 3 2 3 2 3 4 2 3 3 4
1 2 1 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 4 4 4 2 3 3 2 2 3 3 2 2 4 1 4 1 3 3 2 4 3 2 3 3 3 1 3 2 3
1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 3 1 2 1 2 1 1 1 1 2 2 2
3 2 1 1 1 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 3 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 2 2 1
2 1 1 1 2 1 2 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2
2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 1 1 1 2 2 1 2 2 2 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 2 2 2
1 1 2 1 2 2 1 2 2 1 2 4 2 2 2 1 2 1 2 1 1 2 2 1 3 2 1 1 1 4 2 1 2 1 2 4 2 4 2 1 2 2 2 1
2 1 2 1 2 1 1 1 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 4 1 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2
4 3 4 4 4 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 1 3 3 2 2 3 2 4 3 4 4 2 3 2 2 1 3 2 3 4 3 2 2 1 1 3 3 3
1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 2 1 2 2 1 2 2 2
2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 2 2 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1
2 1 1 1 2 2 1 2 1 2 1 2 1 1 2 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 1 2 1 1 1 2 2 2 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pasutri Item Item Item Item Item Item Item Item Item 3 8 13 18 23 28 33 38 43 1 1 3 2 4 1 4 4 4 4 2 1 4 4 4 4 3 4 3 3 3 1 3 4 3 4 4 4 3 4 4 1 2 3 2 3 3 2 3 3 5 1 3 4 3 3 3 3 3 3 6 1 2 3 2 4 3 3 2 3 7 1 4 4 2 4 3 4 3 3 8 1 1 3 2 2 2 1 2 4 9 1 2 4 2 1 3 2 3 1 10 1 3 3 2 1 3 2 3 1 11 1 4 3 4 3 4 3 2 1 12 1 4 3 4 3 3 3 3 4 13 1 4 3 3 3 3 3 3 3 14 1 1 4 3 4 3 3 3 3 15 1 3 2 1 2 2 2 3 2 16 1 1 4 2 1 3 3 3 3 17 1 1 3 3 1 3 4 3 3 18 1 3 3 2 3 3 4 4 3 19 1 4 3 2 4 3 3 3 3 20 1 2 3 3 3 3 3 4 3 21 1 4 4 2 2 4 3 4 3 22 1 2 3 3 3 3 3 3 3 23 1 4 4 2 4 4 4 3 4 24 1 2 3 4 2 3 3 3 3 25 1 3 3 4 3 3 3 3 3 26 1 3 3 3 1 3 3 3 3 27 1 3 3 1 1 2 2 3 3 28 1 2 3 4 3 3 3 4 3 29 1 4 3 4 3 3 3 3 3 30 1 1 4 4 4 3 3 4 4 31 1 2 3 4 3 3 3 3 3 32 1 2 3 4 3 3 3 3 3 33 1 4 4 3 3 4 3 4 4 34 1 1 3 3 4 3 2 3 3 35 1 4 3 4 3 3 3 3 3 36 1 1 3 4 1 3 3 4 3 37 1 1 3 4 4 4 3 3 3 38 1 1 3 4 4 3 3 3 3 39 1 2 4 2 3 3 3 3 3 40 1 4 4 3 3 3 3 3 3 41 1 4 4 4 4 4 4 4 4 42 1 3 3 4 4 3 4 3 4 43 1 3 3 4 3 3 3 3 3 44 1 3 2 3 2 3 3 3 2 45 1 4 2 4 4 1 3 3 2 46 2 3 3 4 1 4 4 3 3 47 2 2 1 4 3 4 4 2 2
Item Item Item Item Item Item 48 53 58 63 66 72 4 3 4 4 4 2 4 3 4 4 3 2 4 3 3 4 3 2 4 2 3 3 2 1 4 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 1 3 3 3 3 3 2 4 1 2 1 1 1 3 3 3 4 3 2 3 2 3 3 3 2 3 4 4 4 4 2 3 4 3 4 4 1 3 4 3 3 4 2 4 3 3 4 4 1 4 2 3 3 2 2 4 3 3 4 3 1 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 4 2 4 3 3 3 2 1 1 4 4 4 2 1 3 3 3 3 4 2 4 4 4 4 4 1 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 1 4 2 2 3 2 2 3 4 4 3 2 1 4 2 3 4 3 2 4 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 4 3 4 4 4 1 4 2 3 3 3 2 4 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 1 3 4 4 3 3 2 3 3 3 4 3 1 4 3 3 4 3 1 3 3 4 3 4 2 4 4 1 1 4 1 4 3 3 2 3 2 4 4 3 2 4 1 3 3 2 2 3 1 4 4 1 2 4 1 4 3 3 2 3 1 3 3 1 1 3 1
Item Item 74 76 4 4 2 3 3 2 4 3 4 3 3 1 4 3 4 2 2 1 2 3 1 2 3 2 2 3 1 1 1 1 3 1 4 3 4 2 2 3 1 3 3 1 1 2 1 4 2 1 3 2 2 4 3 4 3 3 4 3 3 1 4 1 2 3 4 2 3 4 1 3 3 4 3 3 1 3 3 2 3 3 2 4 3 2 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 2 4 4 4 3 2 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 2 3 3 2 3 3 2 4 3 2 4 2 4 4 4 2 3 3 2 4 3 1 4 3 2 4 2 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 4 2 4 2 2 3 3 2 2 4 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 4 3 2 2 3 4 3 3 3 4 2 2 2 2 2 3 1 3 3 2 1 2
2 2 3 2 2 3 3 3 3 4 2 4 3 3 3 3 3 2 3 4 3 2 2 2 1 3 2 2 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2
4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3
2 2 2 2 2 2 3 2 2 4 2 3 2 2 2 2 2 2 3 1 3 4 3 2 3 1 4 2 3 2 1 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2
3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 1 3 4 4 3 1 3 3 4 4 1 2 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 1 4 3 3 3
4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3
4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 4 2 3 3 4 2 3 2 4 2 3 3 3 3 3 4 3 2 4 3 2 4 3 2 4 3 3 3
3 2 3 3 2 1 2 2 3 4 3 3 4 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 4 4 2 3 3 4 3 3 2 4 2 2 2 2
4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3
4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3
2 3 3 2 2 3 3 3 2 1 2 3 2 2 2 4 1 2 3 1 2 1 4 2 1 3 1 2 3 3 1 3 2 3 1 2 3 3 2 4 2 3 2
4 2 2 2 1 1 1 1 2 1 2 1 2 2 1 1 3 1 1 1 1 2 1 4 1 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 2 2 2
4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3
1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 2 1 2 2 1 1 1 1
3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3
3 2 1 1 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 2 1 3 2 2 1 1 2 2 4 1 1 2 1 1 2 2 2
2 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1 3 1 1 1 1 2 4 1 1 1 2 3 2 2 1 1 2 2 1 2 1 1 4 1 1 2 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Item Item Item Item Item Item Item Item Pasutri 4 9 14 19 24 29 34 39
Item Item 44 49
Item Item Item Item 54 59 64 67
Item Item 68 69
Item 71
1
1
4
4
4
2
4
4
4
3
4
4
4
4
4
3
3
4
4
2
1
4
4
4
4
4
3
4
4
3
3
3
3
3
2
3
4
2
3
1
4
3
4
3
4
3
4
3
3
3
4
3
3
2
3
4
3
4
1
2
2
2
3
3
1
4
3
3
2
1
3
4
2
3
2
2
5
1
3
3
4
2
3
1
3
3
3
3
4
3
3
2
3
2
3
6
1
2
4
2
3
4
2
2
3
4
3
1
3
3
1
2
3
1
7
1
4
4
3
3
4
1
2
3
3
3
4
3
4
2
3
4
1
8
1
4
1
2
2
1
4
3
1
2
3
1
3
2
1
3
2
1
9
1
3
3
3
2
1
2
3
1
3
3
3
3
3
1
3
1
1
10
1
3
2
2
2
1
2
3
1
3
2
3
3
3
2
1
2
3
11
1
4
3
2
3
3
2
3
4
4
3
3
3
4
1
1
4
4
12
1
4
3
3
2
4
1
4
3
3
3
3
3
4
2
3
4
4
13
1
3
3
2
3
4
2
4
3
3
3
3
3
3
2
3
4
3
14
1
4
1
4
3
4
2
4
1
3
2
3
4
4
1
3
2
2
15
1
3
2
3
2
4
1
3
1
2
3
3
3
3
1
2
2
4
16
1
4
2
3
3
3
2
3
3
3
3
2
3
3
1
2
2
1
17
1
3
2
3
3
3
2
3
3
3
2
3
3
3
2
2
2
2
18
1
3
3
3
3
4
1
3
2
3
3
3
3
4
2
3
3
3
19
1
4
3
3
4
3
2
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2
2
20
1
1
2
2
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
21
1
4
3
4
4
4
1
4
3
4
4
4
4
4
4
1
2
3
22
1
4
2
3
4
3
2
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
2
23
1
4
4
4
3
4
2
4
3
3
3
4
4
4
2
4
4
2
24
1
4
3
4
3
4
2
4
3
3
3
3
3
3
2
3
4
2
25
1
3
2
3
3
3
2
4
3
3
3
3
3
3
2
3
3
2
26
1
4
2
4
4
4
2
3
3
4
3
3
3
3
2
3
3
2
27
1
3
2
3
1
3
1
2
2
2
3
3
3
3
1
3
2
2
28
1
3
2
4
2
4
4
4
2
3
4
3
3
3
2
3
2
3
29
1
4
3
3
3
3
4
2
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
30
1
3
3
4
4
3
4
4
3
3
3
2
3
3
2
3
3
2
31
1
1
2
3
3
4
4
4
2
2
3
3
3
3
2
3
3
3
32
1
3
2
4
4
3
4
3
3
3
3
3
3
3
2
3
4
2
33
1
4
3
4
4
4
4
4
3
4
3
4
4
4
3
4
4
4
34
1
3
2
3
3
3
1
3
2
2
3
3
3
2
1
2
2
2
35
1
3
2
4
4
3
4
4
2
3
3
3
3
3
2
3
3
3
36
1
3
3
2
4
3
4
4
3
3
3
3
3
3
2
3
4
3
37
1
4
2
4
4
3
4
4
3
3
3
3
3
3
1
3
3
3
38
1
4
2
4
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
2
3
3
4
39
1
4
2
3
3
3
4
3
3
3
3
2
3
3
2
3
3
1
40
1
4
3
4
3
4
4
4
3
3
3
4
3
4
1
3
3
4
41
1
4
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
1
4
4
1
42
1
4
2
4
3
3
3
4
3
3
3
4
3
4
1
3
3
1
43
1
3
2
3
3
3
3
4
3
3
3
3
2
4
2
3
3
1
44
1
2
3
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
3
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
1
4
3
1
1
3
3
4
3
3
3
4
2
3
1
3
3
1
46
2
3
2
2
3
4
3
3
3
3
3
4
2
3
1
2
3
2
47
2
3
3
2
2
2
3
3
2
2
2
3
3
3
1
3
4
2
48
2
3
2
1
1
3
3
4
3
3
3
4
3
3
2
2
4
1
49
2
4
2
1
3
3
3
4
3
3
3
4
2
3
2
3
3
1
50
2
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
2
4
2
2
3
2
51
2
4
4
4
3
3
3
4
3
4
3
3
4
3
2
2
4
1
52
2
4
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
4
2
3
3
1
53
2
3
2
3
2
4
3
4
3
4
4
4
2
3
1
3
3
2
54
2
3
2
3
2
3
3
3
2
3
2
3
3
3
2
3
3
2
55
2
4
3
4
2
3
3
4
3
3
3
3
2
3
2
3
3
2
56
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2
2
3
2
57
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
1
3
4
1
58
2
3
4
4
3
3
3
4
3
3
3
3
4
4
2
2
3
2
59
2
3
2
4
3
3
4
4
3
4
3
3
2
3
1
4
3
2
60
2
3
3
2
3
3
4
3
4
3
2
3
3
4
2
3
3
2
61
2
3
2
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
2
62
2
3
3
4
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
2
63
2
4
3
4
3
4
4
4
4
4
3
3
3
4
1
2
4
1
64
2
3
2
4
1
3
2
3
3
3
3
3
1
2
1
4
3
2
65
2
3
3
4
2
4
3
4
3
3
3
3
2
4
2
2
4
1
66
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2
3
3
2
67
2
4
2
4
4
4
3
4
3
4
4
3
1
4
1
3
4
1
68
2
4
2
4
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2
3
3
2
69
2
4
3
4
1
3
3
4
3
3
3
3
2
3
2
3
3
1
70
2
3
2
2
2
3
3
4
2
3
3
3
4
3
1
3
3
1
71
2
3
2
4
1
3
3
4
3
3
3
3
3
3
2
2
4
1
72
2
3
3
3
2
2
3
3
2
4
2
3
3
3
2
3
4
2
73
2
3
2
3
3
4
3
3
3
3
3
4
2
3
2
2
3
2
74
2
4
2
4
1
3
3
4
3
3
3
4
2
3
2
3
3
1
75
2
2
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
3
2
76
2
3
2
3
3
3
3
4
3
3
3
3
2
4
2
3
3
1
77
2
4
2
4
3
3
3
4
3
3
3
4
3
4
1
3
3
1
78
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
1
4
4
1
79
2
4
3
4
3
3
3
4
2
3
3
3
2
3
1
2
3
3
80
2
4
4
4
3
4
3
4
3
3
3
4
3
4
2
3
3
2
81
2
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2
2
3
2
82
2
4
1
4
3
4
4
4
4
3
4
4
3
4
4
4
3
4
83
2
4
3
4
2
3
3
4
3
3
3
3
2
3
2
3
3
2
84
2
4
3
4
3
4
4
4
3
3
4
4
3
4
2
4
4
1
85
2
3
2
4
3
4
2
3
2
3
2
3
2
4
2
3
3
4
86
2
4
2
3
1
2
4
4
4
4
3
3
2
4
2
3
3
1
87
2
4
2
4
3
4
4
4
4
4
3
4
3
4
1
2
4
4
88
2
2
2
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
2
89
2
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2
2
3
3
90
2
3
2
4
2
3
2
4
3
3
3
3
2
3
2
2
3
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46
Pasutri Item Item 5 10 1 4 4 1 4 4 1 4 4 1 3 1 1 4 4 1 3 3 1 4 4 1 4 2 1 4 3 1 3 3 1 4 4 1 3 4 1 4 4 1 4 2 1 3 1 1 4 3 1 3 3 1 4 4 1 4 4 1 3 3 1 4 4 1 3 3 1 4 1 1 4 3 1 4 3 1 4 3 1 3 3 1 4 3 1 4 3 1 4 3 1 3 3 1 4 3 1 4 3 1 4 3 1 3 3 1 4 4 1 4 3 1 4 3 1 3 3 1 4 4 1 4 3 1 3 3 1 4 1 1 4 2 1 3 4 2 4 3
Item Item Item 15 20 25 4 1 4 4 4 4 4 4 4 3 1 1 4 3 3 4 2 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 2 2 3 4 1 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 1 3 4 3 3 4 3 3 4 2 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 1 3 4 2 4 3 1 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 2 4 3 3 2 4 3 4 4 3 4
Item 30 3 4 4 4 3 3 3 1 3 3 3 4 3 4 2 3 3 3 3 1 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3
Item Item Item 35 40 45 4 1 4 4 3 4 4 2 4 1 2 1 4 3 4 2 3 4 2 4 4 1 1 1 2 1 3 2 1 2 4 1 4 4 3 4 4 4 3 3 1 4 2 1 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 2 4 3 2 2 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 2 4 3 2 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 2 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3
Item Item 50 55 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 4 3 4 3 4 3 3 2 2 3 3 3 3 4 3 4 3 1 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 4 1 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4
Item 60 2 3 4 2 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 2 3 3
item 65 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3
Item Item 70 73 2 4 4 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 4 3 3 3 3 2 4 2 4 2 3 4 3 3 3 4 3 2 3 3 4 4 3 2 3 3 3 2 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 2 4 3 3 2 2 1 3 2
Item 75 3 4 4 1 4 2 4 1 4 4 1 4 4 4 1 3 1 3 3 3 3 3 4 1 4 1 1 4 4 4 2 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 2 3 2 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 2 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 2 3 3
4 1 1 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 1 4 4 1 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3
4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4
4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 2 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 2 3 2
3 3 3 2 3 3 4 2 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4
3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 1 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 1 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3
3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4
3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 1 3 3 3 4 4 3 3 3
3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 2 4 2 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3
2 4 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 2 3 3 2 4 3 4 3 3 2 4 2 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 2 3 3 3 3 2
3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 2 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3
2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 1 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 4 2 3 2 2 3 4 2 3 3 2 2 3
3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 1 3 4 2 4 3 3 3 3
2 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 1 3 3 4 3 2 3 3 2 3 2 3 4 4 4 2 3 4 1 3 4 2 2 1 3 3 3
2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 1 3 3 3 2 3 2 1 4 3 3 1 3 2 2 3 1 3 3 3
1 1 1 2 2 4 1 2 3 3 4 2 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 1 3 3 3 1 3 3 1 2 1 2 2 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI